Rancangan Kegiatan Praktikum Fisika Sekolah Menengah

  • Upload
    reyna01

  • View
    1.017

  • Download
    17

Embed Size (px)

Citation preview

RANCANGAN KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH MENENGAHOLEH HESRYDA (091204003) NUR RAIHANA (0912040) ULMIATI AMDAR (0912040)

Dinamika Rotasi Standar kompetensi :Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi Dasar : Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar.

Latar belakang Terdapat banyak contoh gerakan rotasi disekitar lingkungan dan begitu sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja pada komedi putar yang berputar, penerjun bebas ketika mereka berjungkir balik dan pemain selancar es ketika mereka berputar-putar di atas kaki mereka. Bumi berputar mengelilingi sumbunya. Kelereng yang menggelinding, dan masih banyak lagi. Pada percobaan yang akan dilakukan akan diamati bahwa rotasi benda tegar dengan percepatan angular konstan digambarkan oleh persamaan yang merupakan analogi rotasional dari persamaan untuk gerakan linear dengan percepatan konstan. Selanjutnya, kita akan mempelajari dinamika gerakan rotasi dan analogi rotasional dari hukum kedua Newton tentang gerakan.

TUJUAN PERCOBAAN Melalui percobaan ini, siswa diharapkan dapat: memperdalam pengetahuan mengenai dinamika rotasi dan penerapannya

Dasar Teori Dalam pelajaran dinamika benda tegar (benda yang ukurannya tidak diabaikan), resultan gayanya dapat menyebabkan gerak translasi dan juga rotasi (berputar terhadap suatu poros tertentu). Rotasi disebabkan oleh adanya torsi, yaitu ukuran kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatu titik poros tertentu. Seperti dinamika partikel, untuk menyelesaikan masalah dinamika rotasi, kita harus dapat menggunakan F = ma untuk benda bergerak translasi dan = Ia untuk benda berotasi. Tampak ada kemiripan antara besaran translasi dan besaran rotasi. Gaya F mirip dengan torsi , massa m mirip dengan momen inersia I, dan percepatan linier (tangensial) mirip dengan percepatan sudut .

ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Tongkat penyangga 2 buah ukuran sama Tongkat yang dipakai untuk diputar sepanjang 40 cm Tutup kaleng dipakai untuk diputar Tali elastic dari ban dalam yang dipotong seperti tali Stopwatch

IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel manipulasi putaran Variabel respon Variabel kontrol : Letak poros : waktu (t) : Jari-jari (r)

PROSEDUR PERCOBAANKegiatan I Rangkailah alat seperti pada gambar

Putar tongkat yang ada ditengah hingga tongkat terlilit dengan baik, Tongkat dilepas bersamaan dengan penekanan tombol stopwatch hingga tongkat berputar Matikan stopwatch setelah tongkat berputar sebanyak 10 putaran. Catat waktu yang tertera pada stopwatch unutk sebagai waktu putaran

Kegiatan II Buat lubang pada tutup kaleng dengan jarak 1 cm dari poros sebanyak 3 lubang secara berurutan Rangkai alat seperti pada gambar berikut

Memutar tutup kaleng yang ditengah searah hingga tali ikut terlilit dengan baik Tutup kaleng dilepas bersamaan (sehingga berputar) dengan penekanan tombol stopwatch Matikan stopwatch setelah piringan berputar sebanyak 10 putaran. Catat waktu yang tertera pada stopwatch unutk sebagai waktu putaran

TABEL PENGAMATANPanjang poros Jumlah Putaran Waktu putaran (t) Kecepatan sudut ( )

Poros+1 cm Poros+2 cm Poros+3 cm

TEKNIK ANALISIS DATA Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang berhubungan dengan dinamika rotasi

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Standar kompetensi :Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi Dasar : Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam

Latar BelakangFisika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat diterapkan secara luas. Seringkali tidak disadari bahwa berbagai benda yang ada disekitar bekerja dengan menggunakan prinsip dari hukum-hukum fisika. Salah satu misalnya penerapan kesetimbangan statik benda tegar yang dapat dijumpai pada jembatan gantung. Gaya-gaya yang diberikan oleh kabel jembatan gantung harus diketahui agar kabel dapat dirancang cukup kuat untuk menunjang jembatan. Selain itu, pada gasing misalnya yang diputar dengan puntiran. Dalam hal ini perlu diperhatikan torsi pada gasing tersebut.

Tujuan Percobaan Menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan Menentukan momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan

Dasar Teori Dua syarat perlu agar benda tegar dalam kesetimbangan statik adalah : 1. Gaya total yang bekerja pada benda tersebut harus nolFtot ! 0

2. Torsi terhadap setiap titik harus nolX tot ! 0

Dasar TeoriF1 F1 F2

F2 (a)

(b)

Jarak tegak lurus dari sumbu rotasi terhadap garis gaya aksi disebut lengan gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya dengan lengannya dinamakan torsi .

X ! gaya v lengan.gaya

Dasar TeoriC B

w2 wB

L3

w1

L2

L1

Gambar diatas menunjukkan sebuah batang yang disetimbangkan pada titik B dengan dan adalah berat beban gantung. Berat batang adalah tarikan gravitasi yang bekerja pada pusat gravitasi C. kondisi untuk kesetimbangan rotasi untuk sistem di atas adalah :

w1 L1 ! w2 L2 wB ( L3 )

Alat dan Bahan Dasar statif, 1 buah Kaki statif, 2 buah Batang statif pendek, 1 buah Batang statif panjang, 1 buah Balok pendukung, 1 buah Neraca pegas 1,5 N, 1 buah Beban 50 gram, 3 buah Steker poros, 1 poros Tuas, 1 buah

Identifikasi Variabel Variabel kontrol : Berat beban (w1 dan w2) Variabel manipulasi : Lengan beban (L1 dan L2) Lengan gaya (Lf ) Variabel respon : Gaya Pegas (F)

Prosedur KerjaPersiapan Percobaan Setelah seluruh peralatan dipersiapkan sesuai dengan daftar di atas, rakitlah seperti pada gambar di samping. Pasang steker poros pada balok pendukung kemudian pasang balok pendukung pada ujung atas batang statif Pasang tuas pada steker poros dan aturlah keseimbangannya agar anak panah tepat menunjuk vertikal ke bawah

Prosedur KerjaKegiatan Laboratorium Pasanglah beban m1 pada posisi 4 (6 cm dari pusat tuas) dan beban m2 pada posisi 10 (15 cm dari pusat tuas) masing-masing di sebelah kanan titik pusat tuas seperti pada gambar di bawah. Catat masing-masing panjang lengan beban sebagai L1 dan L2. Pasang neraca pegas pada posisi 10 (15 cm dari pusat tuas) di sebelah kiri titik pusat tuas. Catat sebagai panjang lengan gaya Lf.

Prosedur KerjaL2

Lf

L1

FPegas

0

w1

w2

Tarik neraca pegas hingga terjadi keseimbangan dan bacalah besarnya gaya (F) pada neraca pegas tersebut. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 dengan posisi m1, m2, dan neraca pegas yang berbeda hingga 5 kali

Teknik Analisis Data Tabel pengamatan m1 = 50 gramNo. Urut Kegiatan Lengan Beban 1 (L1), cm Lengan Beban 2 (L2), cm Lengan Gaya (Lf), cm Gaya Pegas (F), N 1 2

m2 = 100 gram3 4 5

Berdasarkan hasil pengukuran, hitunglah momen gaya (torka) masing-masing oleh beban m1, m2 dan gaya pegas F. Hitung pula momen gaya masing-masing . Buktikan hukum kesetimbangan gaya berdasarkan hasil perhitungan anda.

Judul Perobaan Titik Berat Benda Tegar Standar Kompetensi

Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi Dasar

Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar.

Latar BelakangPusat massa tubuh dapat berbeda untuk berbagai posisi tubuh. Pengetahuan tentang pusat massa tubuh pada berbagai posisi tubuh sangat membantu dalam mempelajari mekanika tubuh. Salah satu contoh penerapannya, yakni ketika peloncat tinggi dapat mencapai suatu posisi, dimana pusat massa peloncat ada di luar tubuhnya, yaitu ada bawah palang, tetapi tubuh peloncat lewat di atas palang. Ini berarti untuk suatu laju loncatan tertentu, peloncat dapat melewati palang yang lebih tinggi walaupun pusat massanya lebih rendah daripada palang. Teknik mengatur pusat massa tubuh dengan mengatur posisi tubuh agar dapat melewati palang yang lebih tinggi. Itulah sebenarnya yang dilakukan oleh seorang peloncat tinggi. Contoh lainnya yakni kita dapat melihat pada permainan Yudo dan permainan Akrobat.

Tujuan Percobaan Menentukan titik berat benda dan membandingkan hasil yang diperoleh antara teori dengan praktek.

Dasar Teori Pengertian Titik BeratSetiap partikel dalam suatu benda tegar memiliki berat. Berat keseluruhan benda adalah resultan dari semua gaya gravitasi berarah vertical ke bawah dari semua partikel ini, dan resultan ini bekerja melalui suatu titik tunggal yang disebut titik berat (atau pusat gravitasi). Kita juga dapat menyatakan titik berat sebagai suatu titik dimana resultan gaya gravitasi partikel-partikel terkonsentrasi pada titik ini. Karena itu, resultan torsi dari gaya gravitasi partikel-partikel pada titik beratnya haruslah nol. Buktinya sangat mudah, tumpulah benda tegar pada titik beratnya, maka benda berada dalam kondisi keseimbangan statis dan tidak akan jauh.

Gambar 1.1 Konsep titik berat

Menentukan Letak Titik BeratMenentukan letak titik berat benda homogen yang memiliki sumbu simetri seperti mistar kayu sangatlah mudah. Sumbu simetri dari mistar kayu tepat melalui titik tengah mistar. Ini berarti titik berat mistar kayu ada di titik tengah mistar. Karena itulah mistar seimbang ketika ditumpu oleh jari telunjuk kita tepat di titik tengah mistar.

Alat dan BahanKarton putih Statif Beban penyeimbang Lem, paku, benang Gunting Mistar, pensil

Identifikasi VariabelVariabel kontrol : Variabel Manipulasi : bentuk bangun Variabel Respon : titik berat, Z

Prosedur Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Mengambil karton tebal ukuran folio, kemudian gunting sehingga menghasilkan bangun dengan bentuk seperti di bawah ini.

3. Membuat lubang-lubang pada bagian sudut gambar. 4. Menjepitkan paku pada penjepit yang dipasang pada sebuah statif.

5. Menggantungkan bangun I tersebut pada paku melalui lubang A. 6. Menghitung massa beban penyeimbang yang akan digunakan. 7. Memasang beban penyeimbang (pemberat) yang telah dihubungkan dengan benang pada paku tersebut (ket: beban jangan sampai tersenggol, usahakan dalam keadaan tenang). 8. Menarik garis lurus yang dibuat oleh benang tadi (ket: boleh ditarik garis lurus apabila benang sudah dalam keadaan tenang).

9. Melakukan hal yang sama pada lubang yang lain sehingga terdapat titik perpotongan dari garis garis yang dibuat oleh benang. 10. Mengukur jarak titik itu terhadap tepi bidang dalam arah X dan arah Y. 11. Mengulangi langkah 5 - 9 di atas pada bangun yang lainnya. 12. Data dari percobaan diatas dimasukkan kedalam tabel (yang dihitung hanya benda beraturan). 13. Mencatat hasil pengamatan pada tabel.

Teknik Analisis DataI II II

JenisNo

Benda

x1

y1

x2

y2

x3

y3

x0

y0

Ket

1.

2.

3.

Menentukan titik berat (Z) dengan menggunakan persamaan :

Dimana

Referensi Tim Mata Kuliah Fisika Dasar. 2009. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Makassar : Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM. Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga