5
1. Upaya kesehatan promotif (peningkatan) yaitu upaya untuk meningkatkan status kesehatan pada remaja, sasarannya adalah remaja dan masyarakat. Upaya yang dapat di lakukan adalah mengadakan sosialisasi tentang bahaya rokok, mencegah masyarakat mengonsumsi rokok, dengan menyadarkan mereka tentang berbagai aspek negatif dari penggunaan rokok itu sendiri. Aspek tersebut dapat berupa berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok, pengaruh rokok terhadap perokok pasif, serta berbagai dampak negatif lainnya. 2. Preventif (pencegahan) adalah upaya untuk melakukan pencegahan dari dampak negatif bahaya rokok atau menjaga orang/remaja yang sehat agar tetap sehat, sasarannya adalah remaja yang bukan perokok dengan cara menyadarkan remaja tentang bahya merokok, melakukan kampanye “anti rokok”. 3. Kuratif (pengobatan) adalah upaya atau terapi yang dilakukan untuk mengobati, digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Sasaran kegiatan ini adalah remaja yang sudah mengalami dampak dari bahaya merokok. Cara yang dapat dilakukan adalah pengobatan di pelayanan kesehatan dan membantu remaja berhenti merokok. 4. rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Sasarannya adalah remaja perokok, cara yang dapat dilakukan adalah dengan memotivasi remaja untuk berhenti merokok secara bertahap, mengganti rokok dengan permen, juga dengan terapi Psikoterapi, Hipnotis, Terapi Psikoanalisa, Dimensi Pendidikan,dll.

RANGKUMAN 2.doc

  • Upload
    sons

  • View
    218

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANGKUMAN 2.doc

1. Upaya kesehatan promotif (peningkatan) yaitu upaya untuk meningkatkan status kesehatan pada remaja, sasarannya adalah remaja dan masyarakat. Upaya yang dapat di lakukan adalah mengadakan sosialisasi tentang bahaya rokok, mencegah masyarakat mengonsumsi rokok, dengan menyadarkan mereka tentang berbagai aspek negatif dari penggunaan rokok itu sendiri. Aspek tersebut dapat berupa berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok, pengaruh rokok terhadap perokok pasif, serta berbagai dampak negatif lainnya.

2. Preventif (pencegahan) adalah upaya untuk melakukan pencegahan dari dampak negatif bahaya rokok atau menjaga orang/remaja yang sehat agar tetap sehat, sasarannya adalah remaja yang bukan perokok dengan cara menyadarkan remaja

tentang bahya merokok, melakukan kampanye “anti rokok”.

3. Kuratif (pengobatan) adalah upaya atau terapi yang dilakukan untuk mengobati, digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Sasaran kegiatan ini adalah remaja yang sudah mengalami dampak dari bahaya merokok. Cara yang dapat dilakukan adalah pengobatan di pelayanan kesehatan dan membantu remaja berhenti merokok.

4. rehabilitatif (pemulihan) adalah proses menjaga agar seorang yang sudah sembuh (belum 100% sembuh) kembali bugar seperti semula. Sasarannya adalah remaja perokok, cara yang dapat dilakukan adalah dengan memotivasi remaja untuk berhenti merokok secara bertahap, mengganti rokok dengan permen, juga dengan terapi Psikoterapi, Hipnotis, Terapi Psikoanalisa, Dimensi Pendidikan,dll.

mengadakan sosialisasi tentang bahaya rokok dapat membantu perokok untuk berhenti serta mencegah masyarakat mengonsumsi rokok dengan menyadarkan mereka tentang berbagai aspek negatif dari penggunaan rokok itu sendiri. Aspek tersebut dapat berupa berbagai penyakit yang disebabkan oleh rokok, pengaruh rokok terhadap perokok pasif, serta berbagai dampak negatif lainnya. Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok yaitu kanker paru-paru, kanker kandung kemih, impotensi, penyakit jantung, dan lain-lain. Selain itu, rokok juga berpengaruh buruk terhadap perokok pasif, karena asap dari rokok dapat menyebabkan penyakit asma, penyumbatan saluran pernafasan, dan lainnya bagi orang-orang yang ada disekitar si perokok. Selain pengadaan sosialisasi tentang bahaya rokok dan kenaikan harga jual rokok, pembuatan atau penciptaan aturan mengenai larangan penggunaan rokok juga diperlukan serta berperan penting dalam upaya

Page 2: RANGKUMAN 2.doc

memberantas para perokok serta mencegah masyarakat dari mengonsumsi rokok. Peraturan tentang larangan rokok perlu dibuat sesegera mungkin oleh pemerintah Indonesia. Contohnya dapat berupa larangan merokok di tempat umum, pembuatan area khusus merokok, dan lainnya. Dengan adanya peraturan tersebut, penggunakan rokok akan dapat terorganisir dengan baik serta mendapat konsekuensi yang jelas dan tegas. Berikut ini beberapa bukti manfaat dari penciptaan aturan mengenai larangan penggunaan rokok:

Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok akan membuat mereka tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa, atau kebiasaan keluarga atau orang tua.

Dilakukannya kampanye “anti rokok” dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan dalam merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan

Page 3: RANGKUMAN 2.doc

menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.3.      Dukungan sosial baik dari keluarga atau masyarakat untuk berhenti merokok4.      Program iklan layanan masyarakat di TV tentang ajuran tidak merokok5.      Menampilkan tokoh idola atau model yang tidak merokokbeberapa terapi yang bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan

merokok, antara lain :

1. Psikoterapi

Salah satu pengobatan terbaik yang dilakukan untuk menghentikan

kebiasaan merokok adalah dengan pengobatan secara berkelompok (group

therapy), yang di dalamnya individu-individu yang masih merokok dipertemukan

dengan individu lain yang telah berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya.

Kemudian dilakukan diskusi antara kedua kelompok tersebut. Setiap individu

yang telah berhasil berhenti merokok, menceritakan pengalamannya kepada

individu lain yang belum berhasil untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.

Diskusi dan dialog yang dilakukan dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam

diri perokok untuk bisa melepaskan diri dari kebiasaan merokok.

2. Hipnotis

Cara ini dilakukan berdasarkan titik kesadaran dalam diri pasien. Psikolog

menggunakan cara hipnotis untuk memberi keasadara dalam diri pasien akan

bahaya yang menghantuinya apabila ia tetap merokok. Selain itu, psikolog

Page 4: RANGKUMAN 2.doc

memberi penjelasan tentag keuntungan yang didapatkan bila pecandu rokok

tersebut berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya.

3. Terapi Psikoanalisa

Terapi psikoanalisa dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang

ada dalam teori psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud. Dimana seorang

individu yang merokok dipengaruhi oleh alam bawah sadar (id). Terapi ini

memberikan batasan kepada individu tersebut tentang id yang dimilikinya

dengan menghubungkan dengan ego dan superego.

Cara ini dilakukan bila perokok sudah memasuki tahap akhir sebagai pencandu

rokok berat, dimana motivasi yang ada di dalam diri perokok berkaitan erat

dengan masalah psikologis yang melekat pada pikirannya.

4. Dimensi Pendidikan

Cara ini dilakukan dengan mengadakan dialog atau diskusi bahaya merokok

serta menjelaskan keuntungan bila seseorang tidak merokok. Ini dilakukan baik

melalui dialog langsung dengan atau tanpa adanya bedah buku yang berkaitan

dengan masalah tersebut, dengan tujuan untuk memberikan pencerahan

atauinsight dan menyadarkan diri perokok dari bahaya-bahaya yang

mengancamnya.