1 

 

 

Rangkuman Diskusi: Minahasa Raya Network Community

Topik: Pemekaran Provinsi SULUT

Wednesday, 17 June 2009 8:31:47 Posted diskusi oleh: Richard Singal

Dear Mr. Supit, Mr. Tanos & Friends..... My reply to Mr. Tanos.... Assuming the Head Section has been created and appointed, my suggestion (perhaps you've done it already?) is that you may want to segmenting the Topic and the Contributor towards the final draft. Of course this is after the Head Section reviewed... and further process by the committee. Yes, we seem to be all over the place with all kinds of articles and understood.. .. but the moderator should alert the Head Section of redundancy and/or other irrelevant issues Just want to encourage everyone... No great nations have been born without passionate debate among its people and leaders. We must debate the issues and we shall exchange our ideas and virtues. With true compassion and sincere humility we, as Minahasan, shall become great making us the leader and no longer have we followed the world but the world understood us. Our Faith Will Guide Us.... Richard Singal These are among the Greatest people of SULUT.. let us passionate debate our future. Ini torang pe pande2 samua kang? Their achievement should make us proud....tapi harus berdebat dengan baik kalo tidak torang bukang bangsa. 1. MayJen TNI Pur. C.J.Rantung 2. Letjen TNI Pur. E.E. Mangindaan 3. Brigjen Pol. Purn. Wenny Warouw 4. Roy E. Mamengko, Th.M, Ph.D 5. Dr. Ir. Veronica Kumurur, MS 6. Arnold Laoh, SH, LLM, Ph.D 7. Dr. Welly Pesoth, MS 8. Dr. Max Raindungan, M.Pd 9. Dr. Rudy Pakasi, M.Pd 10. Dr. Max Imbang, M. 11. Dr. Ir. Charles Kepel, DAE 12. Ir. Lucky Korah, Msi 13. Drs. J. F. Mailangkay 14. Drs. Max Lumintang 15. Drs. Jack Parera, MA 16. Ir. N.H. Eman 17. Drs. Wempie Frederik 18. Drs. P. P. Keppel 19. Prof. Dr. Lucky Sondakh.M.Ec 20. Prof. Drs. J.J. Lombok, SH, M.Si 21. Prof. Ir. O. Rondonuwu, M.Sc. 22. Prof. Dr. J.P. Mandagi, M.Sc 23. Prof. Dr. A.E. Sinolungan,SH

2 

 

24. Prof. Drs. E.A. Worang 25. Prof. Dr. Jan Turang 26. Prof. Dr. Max Wulur 27. Prof.Dr. Joutje Warouw, M.Sc 28. Prof.Dr. Wisye Lalamentik 29. Prof. Ir. Bonny Sompie, MS 30. Prof. Drs. N.E. Wagey 31. Prof. Ir. J.L. Palenewen, MSc 32. Prof. Drs. A.B.G. Ratu 33. Prof. Drs. Justus Ingkiriwang 34. Prof. Dr. Patar Rumapea, MS 35. Teddy Kumaat, SE 36. Jophie Watung, SH, MHA 37. Hengky Wijaya, MBA 38. Tontje Thenoch, SE 39. Andre Angouw, SE 40. Pdt. Dr. Nico Gara, MA 41. Pdt. Dr. Richard A. Siwu, Ph.D 42. Pdt. Jan R. Sumakul, S.Th 43. Pdt. Boy Maith, SH, M.Th, M.Si 44. Pdt. Renata Tikonuwu, S.Th 45. Pdt. S.F. Pakasi, M.Th 46. Pdt. P. Tampamawa,STh 47. Pdt. S.F. Pakasi, M.Th. 48. Pdt. Refly Pesak, MA, D.Th 49. Pdt. Haezar Sumual, MA, M.Th 50. Pnt. Drs. Tenny Assa 51. Denny Pinontoan, S.Th 52. Pnt. Billy Lombok 53. dr. Lexy Lantang 54. dr. F.A Tandayu, SKM 55. dr. Daniel Masengi, M.Si 56. Drs. Lona Lengkong 57. Drs. Hengki Lengkong 58. Drs. E.E. Rumayar, SH 59. Kol.TNI Pur. Cornelis Supit 60. Letkol. TNI Purn. Rul Kuron 61. Drs. Christy Manarisip 62. Johny Rempas, MBA, M.Th 63. Frangky Wongkar, SH 64. Lois Nangoy, SH 65. Wilson Buyung, BA 66. Max Wilar 67. Veldy Umbas 68. Greety Tielman Iskandar 69. Ben Wowor 70. Willy Rawung 71. Lenndy Wangke 72. Fanny Legoh 73. Piet Luntungan

3 

 

74. Drs. Ferry R. Mawikere, M.Hum 75. Drs. Karel Angkouw, Msi 76. Drs. A.W.S. Kusen, MA 77. Drs. Ventje F. Tamowangkay, M.Si 78. Drs. Tuerah A.M.R.Gosal 79. Drs. Boy Rondonuwu, MBA 80. Sandra Rondonuwu, S.Th, SH 81. Michael Umbas, S.IP 82. Vonny Suoth, SS 83. Drs. Roy Sumampouw 84. Drs. Robert Mangundap 85. Decky Maengkom 86. Ir. Marhaeni Pua 87. Ir. Drs. Max Besouw 88. Ir. Vecky Lumentut, M.Si 89. Ir. A.O.D. Pangaila 90. Ir. Jost Tambayong 91. Ir. Freike Nayoan 92. Ir. Marlita Korua 93. Ir Audi Palit 94. Drs. Dicky M.S. lantu, MBA 95. Drs. Welly Mirah 96. Drs. Nico Pesik 97. Drs. Jantje Sambuaga 98. Drs. Danny Watie 99. Prof. Dr. Boetje Moningka 100. Pastor Fred Tawalujan 101. Drs Fendy Parengkuan 102. Eric Mingkid SH Undangan dari Lembaga Adat & Budaya Bolaang Mongondow 1. Aditya Anugrah Moha S.Ked. 2. Drs. Djainuddin Damopolii 3. Karel Bangko SH 4. Sunardi Sumantha SIP 5. Syamsuddin Kudji Moha BBA 6. Drs. Tilung Mokoginta 7. Drs. Suparto Mokoagow 8. Hi. Djambat Damopolii 9. Drs. Jamin Kay 10. Patra Babo SH 11. Drs. Syamsudin Paputungan 12. Drs. Iqbal Datunsolang 13. Abo Doti Pontoh 14. Drs. J.A. Pasambuna 15. A.W. Mohune 16. Z.A. Lantong 17. Drs. M. Mokoginta 18. Hamdi Paputungan SH MM. 19. Nayodo Kurniawan SH 20. Ir. Jaya Mokoginta MT

4 

 

21. Drs. Reiner Emyot Ointoe 22. Dra. Yasti Soepredjo Mokoagow 23. Drs. Hi. Abdullah Mokoginta 24. Prof. Dr. Hi. H.T. Usup 25. Dhullo Affandi Baksh SE. Ak. 26. Drs. Syamsul Mokoginta 27. Raski Mokodompit 28. Effendi Abdul Kadir 29. Drs. Idrus Mokodompit 30. Widi Mokoginta S.Sos 31. Christofel Buhang S.Sos 32. Drs. Hamdi Gugule Msi 33. Ir. Rachmat S. Mokodongan 34. Sultan Zulkarnain 35. Tuti Gobel 36. Arman Mokoginta SE 37. Chandra Paputungan SH 38. Yusran Mokolanut Msi 39. Sehan Ambaru 40. Amir Agoan 41. Drs. Syamsudin Akub 42. Drs Adarto Utiah Msi 43. Taufik Adam 44. Michael Junus 45. Salim Landjar Undangan dari Lembaga Budaya Masyarakat Sangihe, Talaud dan Sitaro 1. Aryanthi Baramuli Putri SH. MH 2. Prof. Dr. Ir. S. Berhimpon 3. Prof. Dr. Ir. Frans G. Ijong 4. Prof. Dr. Ir. John Kekenusa 5. Prof. Dr. S. Pasandaran 6. Kol. Al (Purn) Andries Lutia 7. Drs. H.R. Makagansa 8. Edwin Silangen SE 9. Dr. Max Maanema 10. Dr. Cirus Lalompoh 11. Drs. Agus Tahendung 12. Abid Takalamingan S.Sos. 13. Drs. Anwar Panawar 14. Zeth Walo S.Sos. 15. Erasmus Salindeho SH 16. Pdt. Arnold Abas MTh. 17. Sudirno Kagho S.Sos 18. Drs. Trius Abas 19. Jackried Maluenseng S.Sos 20. Drs. Paul Nebath 21. Thonce Thenoch 22. Drs. Nelson Sasauw, SH 23. Olden Waloni 24. Hendrik Manossoh SE. Ak. MA

5 

 

25. Drs. Welly Areros 26. Drs. Enoch Saul 27. Drs. Johanis Saul 28. Drs. Meiva Salindeho-Lintang STh. MTh 29. Dr. Wisye Makagansa-Rompis 30. Dr. Ivon Bentellu 31. Elly Lihiang SE 32. Oldy Kansil 33. Rimata Narande 34. Deky Maskikit 35. James Awae 36. Meiky Taliwuna SE 37. Ir. Alex Binilang 38. Dra. Yul Takaliuang 39. Drs J. Makasangkil 40. Armerts Katiandagho 41. Ferdon Bawotong SH. MH 42. Nico Somboadile SS 43. Adrianus Ponto 44. Maxi Sidayang SH 45. Tomy Kansil 46. Phillpius Bawone 47. Benyamin Kanarang SH 48. Cony Tamawilang STh. 49. Dr. Helfrit Lombo 50. Jhon Gandaria Yang mengundang; Majelis Adat Minahasa Dr. Bert Adrian Supit The Satas Connection Pitres Sambowadile Lembaga Adat Bolaang Mongondow H. Masri Damapolii, SE Tanggapan 1: Ronny Aruben - 17/06/2009

"PROVINSI MINAHASA = PILOT PROJECT UNTUK INTEGRASI NASIONAL"

Malam Bae Oom Bert dan MRNs, Usul Bung Richard Singal memang bagus. Itu cara yang sistematik dan terfokus untuk menggarap suatu topik dengan hasil yang teruji secara kolektif dalam waktu relatif singkat. Tapi mohon diingat juga, tidak semua topik bisa didiskusikan secara tuntas dalam waktu singkat. Topik tentang Provinsi Minahasa (PM), misalnya, memakan waktu bertahun-tahun. Topik yang urgen skarang ini adalah tentang posisi PM dalam Republik Indonesia. Topik ini so dibuka oleh Bung Roy Mamengko kemarin. Mengikuti alur pemikiran masa kini, seperti yang juga dianut Michael Jacobsen, Bung Roy setuju bahwa globalisasi dapat melemahkan negara dan sebaliknya merangsang penguatan etnisitas/lokalitas .

6 

 

Qta pe pandangan, bahwa Provinsi Minahasa sebaiknya diposisikan sebagai pilot project, untuk memberi contoh bagi daerah lain dalam mengelola masyarakat plural dalam kehidupan sosial-budaya di berbagai bidang (politik, ekonomi, pendidikan, dsb). Sebagai bekas daerah zending dan tempat persemaian pendidikan dasar yang signifikan sejak abad 19, diharapkan PM bisa mengembangkan suatu sistem pemerintahan bersih, yang mengutamakan moralitas dalam segala kebijakan dan program kerjanya. Tanpa moralitas, maka PM hanya akan mengalami endemi KKN yang akan menggerogoti kekayaan negara/daerah sekaligus memiskinkan rakyat, sebagaimana yang sudah terjadi di berbagai daerah dan di tingkat nasional. Dengan strategi budaya seperti ini maka provinsi Minahasa dapat memperkuat "kebudayaan nasional" dimana Pancasila menjadi core-nya. Jadi, dalam qta pe pandangan, Provinsi Minahasa bukan sekedar proses politisasi etnisitas, identitas, dan budaya lokal untuk mencapai suatu masyarakat yang berhak menentukan kehidupannya sendiri. For qta, Provinsi Minahasa adalah suatu "Roeping" yang sarat moral, bukan sekedar bertujuan untuk mencapai kemakmuran dan keadilan karena "sesuai" dengan tuntutan globalisasi, dengan mengorbankan integrasi nasional. Bung Roy mengomentari qta pe pendirian tentang sumbangan PM bagi integrasi nasional dengan ungkapan sederhana tapi punya makna mendalam: "jauh panggang dari api". Karna itu qta tanya pa Bung Roy, apakah dia punya sasaran jangka panjang berupa "Minahasa Merdeka", bukan sekedar PM? Kalu memang betul, boleh didiskusikan stou depe argumen2 dasar? Salam Bae Tanggapan 2: Best Supit - 18/06/2009 Para Moderator dan Webmaster MRNC ...... Malam Bae! Kita sedang asyik dan sangat terkesan mengikuti dialog antara Bung2 Roy, Ronny, Audy dan Denny tentang pilihan pilihan Minahasa dalam memberikan isi terhadap 'idealisme' Minahasa 'Baru' (post election) dan Indonesia 'Baru' (post election) dalam arus Globalisasi melalui rangsangan saya dengan Landasan Etis Moral Pemekaran Propinsi Sulut (Propinsi Minahasa yad).......; tiba-tiba saya termenung bahwa torang yang berdialog indah ini sebenarnya semua berada diluar struktur formal negara kita. Padahal apa yang torang dialogkan ini sangat penting mendapat resonansi kepada dan dari orang2 yang sebentar harus bergumul dan berjuang di arena kekuasaan politik negara dan propinsi secara realistis dan praktis. Nah...tiba2 saya teringat kepada dua orang teman yang baru saja terpilih dalam pemilu legislatif yang lalu yang saya usul harus torang undang turut dalam milis ini. Mereka itu adalah Bung Ferry Tinggogoy yang terpilih untuk DPD RI dan Bung Tonny Kaunang (teman lama saya di LSM) yang terpilih untuk DPRD Propinsi Sulut. Kalau mereka berdua bersedia gabung...... kiranya moderator atau webmaster dapat undang mereka secara resmi. Sebab itu kita so beri cc posting ini kepada mereka berdua. Bagaimana pendapat Bung Roy Mamengko yang baru saja bertemu dengan bung FT? Selain mereka...ada juga seorang wartawan muda dari Manado Post, Bung Tenny Assa yang torang boleh undang jadi anggota milis ini. Tolong undang juga Bung Tenny. Supaya siapa tau...sekali- sekali dia bisa analisa torang pe dialog untuk sosialisasikan melalui mass media di Manado.

7 

 

Demikian juga ada seorang penulis, wartawan senior, aktivis LSM, Ketua The SaTaS Connection, teman seperjuangan saya...Pitres Sombowadile yang harus torang undang jadi anggota milis ini. Dia juga banyak bahan mengenai apa saja yang dapat dia share...terutama tentang perkembangan Kepulauan Nusa Utara yang harus menjadi salah satu prioritas bersama dengan Minahasa dalam rangka Pemekaran Propinsi Sulut. Kita sebenarnya juga rindu menunggu respons dari Marhanny Pua yang so jadi anggota milis ini dan so 5 tahun duduk di DPD...dan sekarang terpilih kembali. Apa Bung Hanny ada iko2 jo torang pe dialog? Torang sangat berharap bahwa perlu ada kommunikasi interaktif antara tokoh2 formal Sulut / Minahasa dan torang2 yang non-formal, tetapi sangat prihatin dengan daerah dan negara kita. Boleh bagitu dulu? Mohon tanggapan kalian...dan juga dari teman2 yang kita ada kase cc postingan ini. Regards, BAS Tanggapan 3: Lia Lengkong - 19/06/2009 Met malam samua... Tadi sore ada seminar pemekaran propinsi... senang boleh baku kenal langsung deng oom bert boleh lei ba 'ober' sadikiiiii deng senior christy.... cuma lantaran ba 'ober' sadikiiiii banya, qta jadinya kurang nyimak kesimpulan akhir dari seminar itu...yang qta dapa tangkap tu hasil bahwa samua SIAP untuk memekarkan diri, MAKIN CEPAT MAKIN BAIK, SIAP LANJUTKAN... (apa koteen tu satu?...) berarti so musti siap follow up torang...jangan cuma SIAP, maar nda ada action...action pun perlu alat2 pendukung... umpamanya torang siap perang, maar nda bawa sanjata... landasan filosofi so cukup, landasan teory lei so banya, what next ?... Li@... Tanggapan 4: Ronny Arun - 19/06/2009 Lia, poin ke tiga: Mega Pro stou? hehehe...... .just kidding makase atas laporannya.. ...... Tanggapan 5: Tanos Frank - 20/06/2009 Hello om Bert apa torang bisa dapat infomasi langsung dari om Bert tentang hasil diskusi kamaren tentang rencana provinsi Minahasa. Christy so kase sadiki tu gambaran, mar perlu torang dengar langsung dari om Bert permasalahan yang terjadi apakah segi positipnya sudah nampak?... mohon info om Bert. salam, Tanggapan 6: Bert Supit - 20/06/2009 Teman2 MRNC......Malam bae!!! Dibawah ini kita kirim ulang dua Berita Harian Manado Post (kemarin dan Hari ini) bersama beberapa foto Pertemuan Tiga Komunitas Adat BOSAMI untuk diketahui semua teman MRNC. Thanks to the Allmighty for the smooth and wonderful encounter of the Three Ethnic Community. It was a Total succes for the time being!!!

8 

 

Torang so bentuk Sekretariat bersama dengan alamat Rumah dari Mantan Bupati BolMong Drs. Jambat Damopolii di Winangun Manado. Selamat membaca! Pakatuan...! !! BAS Lampira 1. HARIAN MANADO POST Sulut Layak 3 Propinsi Jun 19, 2009 at 10:46 AM Diikuti 3 Lembaga Adat, Hari Ini Seminar Pemekaran MANADO – Aspirasi pemekaran provinsi makin mengkristal di kalangan masyarakat. Malahan, saat ini mulai berkembang pemikiran pemekaran 3 provinsi di Sulut. ini didasarkan pada potensi wilayah yang ada. "Sulut layak dimekarkan menjadi provinsi Totabuan (Bolmong Bersatu), Nusa Utara (Sangihe, Talaud dan Sitaro) dan Minahasa (Minahasa Raya),’’ ujar Ketua Presidium Majelis Adat Minahasa (MAM) dr Bert A Supit, dan cendekiawan muda Minahasa, Roy E Mamengko PhD, kemarin. Mamengko menambahkan, aspirasi ini diharapkan bisa berkembang dalam seminar sehari yang menghadirkan 3 lembaga adat dari masing-masing daerah, sebagai representasi warga masyarakat. ’’Pokok-pokok pikiran yang berkembang dalam seminar ini akan menjadi masukan bagi masing-masing daerah dalam merumuskan mengapa harus ada pemekaran,’’ jelasnya. Seminar tentang otonomi daerah dan pemekaran provinsi itu akan digelar di hotel Gran Puri Manado, mulai pukul 14.00 Wita, hari ini Dr Bert Supit kemudian mengutip pernyataan Dr GSSJ Ratulangi. “Saya bercita-cita adanya suatu struktur pemerintahan yang demokratis dan adil bagi Indonesia Merdeka yang ikut saya perjuangkan, agar satuan-satuan daerah yang membentuk Republik Indonesia secara politis, psikologis, dan ekonomis memiliki suatu daya hidup yang kokoh (levenskrachtig) .” Menurutnya, idealisme wacana Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat memicu perubahan dan pembaharuan berpikir masyarakat, maupun elit birokrat dan elit politik Sulawesi Utara, tentang perlunya suatu gerakan perobahan pembaharuan di Sulawesi Utara. Sejalan dengan pemikiran Sam Ratulangi. ’’Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara bukan saja untuk kepentingan elit politik dan pemerintah Indonesia, tetapi demi empowerment (pemberdayaan) generasi baru Sulawesi Utara seluruhnya, yakni rakyat Minahasa, Bolaang Mongondow dan Kepulauan Nusa Utara, untuk mengisi suatu Indonesia Raya yang baru,’’ tegasnya.(tas)

9 

 

Lampiran 2 (Foto) 

Para Peserta Pertemuan Tiga Komunitas Masyarakat Adat BOSAMI menyani Lagu Kebangsaan 'Indonesia Raya' sebelum memulai Dialog

Pertemuan Dr. BA Supit Ketua Presidium Majelis Adat Minahasa dilatar belakangi Moderator dan Para Penalis, menyampaikan Introduksi tentang Landasan Etis Moral dan Demi Keadilan dan Kesejahtraan Rakyat Pemekaran Propinsi Sulawesi Utara perlu diadakan

10 

 

Pitres Sombowadile, Ketua The Sangihe Talaud & Sitaro Connection menyampaikan Argumentasi apa sebab Propinsi Khusus Nusa Utara perlu dibentuk

Para Peserta Pertemuan sedang mendengar penyampaian satu demi satu Para Penalis

11 

 

Peserta dari Nusa Utara sedang mendengar penyampaian Para

Penalis Wakil Masyarakat Totabuan, Samsul Mokoginta menyampaikan argumentas, Apa sebab Propinsi Totabuan adalah cita2 'Harga Mati' bagi Masyarakat Totabuan

12 

 

DR. Max Maanema, atas nama Masyarakat Adat Nusa Utara menyampaikan bahwa demi Keadilan dan Kesejahtraan Rakyat Nusa Utara...Propinsi Khusus Nusa Utara harus dibentuk. Lampiran 3 

Berita Utama Manado Post Provinsi Totabuan, Nusa Utara, Minahasa Dikebut 2010 Jun 20, 2009 at 10:07 AM MANADO– Bila Provinsi Totabuan (Bolmong Bersatu), Provinsi Nusa Utara (Sangihe, Talaud, Sitaro) dan Provinsi Minahasa terwujud dipastikan akan membawa dan memicu perubahan dan pembaruan. Karena dengan pemekaran akan terjadi struktur pemerintahan yang demokratis dan adil, terjadi pemerataan ekonomi serta memiliki daya hidup kokoh, sehingga rakyat makin sejahtera. Demikian kesimpulan dalam seminar tentang Otonomi Daerah dan Pemekaran Provinsi Sulawesi Utara yang disupport Manado Post di hotel Gran Puri, Manado, kemarin. Diskusi ini menghadirkan para tokoh masyarakat, tokoh adat, cendekiawan serta tokoh

13 

 

agama di ketiga daerah itu. ‘’Kami melihat bahwa yang hadir saat ini sepakat untuk membentuk Provinsi Totabuan, Nusa Utara dan Provinsi Minahasa. Sebaiknya ini ditindaklanjuti dengan pembuatan komunike bersama. Perjuangan ini harus ditindaklanjuti dengan membentuk sekretariat bersama,’’ kata Samsul Mokoginta. Dialog berlangsung menarik dan kritis. Moderator Roy E Mamengko MA, PhD yang adalah Ketua Harian Persatuan Minahasa (PM) mengawali dengan memberi kesempatan kepada Ketua Presidium Majelis Adat Minahasa (MAM) dr Bert A Supit berbicara. Setelah itu, mantan Gubernur Sulut CJ Rantung yang adalah Ketua Persatuan Minahasa (PM), Lembaga Adat Bolaang Mongondow H Zainuddin Damopolii SE dan The Satas (Sangihe, Talaud, Sitaro) Conection Pitres Sombowadile. Dr Supit dengan tegas mengatakan, pemekaran ini tujuannya adalah memperkokoh Negara Republik Indonesia. Karena pemekaran ini dilandasi Pancasila dan Bineka Tunggal Ika. Dia juga menolak, jika pemekaran ini lebih mengedepankan etnis walaupun dia mengakui itu sebagai pemicu. ‘’Memang 3 provinsi ini akan berlatar belakang etnis (Totabuan, Nusa Utara dan Minahasa) tapi ini jangan dilihat sebagai pengkerdilan (primordialisme) Etnis. Tapi Etnis di sini dilihat sebagai bangsa yang memperkokoh bangsa yang besar yakni Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945,’’ tegas dr Bert sambil mencontohkan provinsi Aceh, Papua, Bali, Banten, Riau dan Gorontalo yang mengedepankan Etnis. Dia juga memberi catatan bagi ketiga provinsi ini jika terbentuk nanti menghindari sikap memarginalkan Rakyat. ‘’Idealisme pembentukan provinsi nanti harus ke luar dari paradigma lama yang memarginalkan rakyat dengan rupa-rupa praktik yang tidak terpuji, ke arah paradigma yang menghargai martabat rakyat sebagai manusia ciptaan Tuhan dan tetap setia kepada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika,’’ tegasnya. CJ Rantung sendiri mengakui, ide pemekarn 3 provinsi ini sudah dibahas Persatuan Minahasa sejak 2001. Karena itu dia sangat mendukung pemekaran Totabuan dan Nusa Utara. Sebab, menurut Rantung, dengan pemekaran ini akan mempercepat pembangunan.Di sisi lain, Drs. Zainuddin Damopolii menegaskan, Provinsi Totabuan adalah harga mati. Bahkan dia berharap akan ada perjuangan bersama dengan Nusa Utara dan Minahasa. ‘’Kami berharap pada 2010 nanti ketiga provinsi ini sudah dimekarkan,’’ tegasnya. Dia kemudian memberi alasan mengenai pemekaran. Menurutnya, waktu Bolmong masih satu daerah kabupaten, dana dari pusat yang masuk hanya Rp300 miliar. Tapi setelah menjadi 5 daerah kota/kabupaten, dana yang masuk sudah mencapai Rp1 triliun lebih. ‘’Akan lebih besar lagi jika sudah menjadi provinsi. Ini berarti pembangunan akan semakin cepat,’’ tukasnya. Hal senada dikatakan Pitres Sombowadile. Menurutnya Nusa Utara sangat berpeluang dimekarkan. Apalagi letak geografisnya yang merupakan daerah perbatasan, sehingga bisa menjadi daerah khusus. ‘’Sampai sekarang kami di Nusa Utara sudah siap,’’ tegas Pitres diiyakan Drs Jackried Maluenseng. Hal menarik dikatakan Ferry Tinggogoy. Jenderal –sapaan akrabnya— ini mengingatkan tentang hakikat dari pemekaran. Menurutnya, kalau pemekaran hanya pada pembagian kekuasaan, pengadaan mobil baru, gedung baru dan sebagainya itu sifatnya hanya memiskinkan masyarakat. Tapi kalau untuk meningkatkan kesejahteraan dan keadilan, dia menyatakan dukungan.

14 

 

Diskusi berdurasi 2 jam ini sangat dinamis. Peserta yang hadir seperti PP Kepel, mantan Rektor Unima Prof Dr JLL Lombok MSi, Samsul Mokoginta, Drs Reyner Ointoe, Dr Max Maanema, Dolvie Maringka dan lain-lain menyatakan dukungan. ‘’Saya lihat semua sudah setuju. Saya usulkan saat ini dibuat pernyataan bersama yang ditandatangani seluruh peserta yang hadir,’’ usul Jambat Damopolii yang menginterupsi pembicaraan. Di akhir seminar, semua sepakat perjuangan ini akan dilakukan bersama. Karena itu ditetapkan untuk membuat Sekretariat bersama (Sekber) di rumah Jambat Damopolii. ‘’Pernyataan ini juga diharapkan bisa disampaikan kepada ketiga calon presiden dan wakil presiden. Supaya siapa yang menyatakan dukungan terhadap pemekaran ini, maka dialah yang akan kita pilih,’’ tambah Masri Damopolii yang langsung disetujui peserta. Dr Bert Supit dan Roy E Mamengko mengaku tak menyangka kalau seminar ini direspons 3 lembaga adat ini. Tidak itu saja, banyak mantan pejabat yang hadir. Seperti mantan Wali Kota Manado Wempi Frederik, mantan Wakil Bupati Minahasa Rull Kuron dan lain-lain.(tas) Catatan: Dari hampir 100 orang yang hadir, nampak juga a.l. KH Arifin Assegaf, Prof. Isack Pulukadang, Drs. Eddy E Rumajar SH, Pengusaha Manado Hengky Wijaya, Tontje Thenoch, Prof O. Rondonuwu, Sandra Rondonuwu. Veldy Umbas, Tonny Kaunang STh, Drs. Hengky Lengkong, Drs. Lona Lengkong, Lia Lengkong dll. Tanggapan 7: Tanos Frank - 20/06/2009 Mana tu Lia Lengkong pe foto yang mewakili wanita Minahasa?... ini nda fare... kendati 2 orang moderator MRNC hadir pada pertemuan itu.... Christy denk Lia.... Tanggapan 8: Dr. Roy Mamengko - 20/06/2009

Lia Lengkong pe Foto ada di kita pe kamera. nanti kita kirim di Milis ini dengan FB. Jangan kuatir..! REM Tanggapan 9: Christy Manarisp - 20/06/2009 Tabea Kita mo kase sadiki komentar suasana Seminar otonomi Daerah dalam rangka pemekaran provinsi Sulut, Jumat 19 Juni di Hotel Gran Puri Manado. Komentar ini dalam bentuk reportase sambil babaca bung Theo Toemion pe buku Uang dan Malapetaka Dunia, Hancurnya Neo Kapitalisme dan Neoliberalisme kong sambung bacirita deng Lia Lengkong, disey pa depe papa Bung Lona Lengkong, kong di blakang pa torang bung Wempie Fredrik (mantan Walikota Manado). Om Bert Supit buka deng alasan-alasan kiapa musti ada pemekaran. Ta singgung soal kata-kata Sam Ratulangi, sampe kekecewaan terhadap eksponen 66, tasambung deng orde reformasi yang ternyata omong kosong ley kote. Samua itu om Bert yang ada kase paparkan lewat slide power point. Jainuddin Damopolii, mewakili etnis Bolmong sekaligus staf ahli Bupati Bolmong waktu kase kesempatan bicara, dia angka soal dana yang pusat kase. Waktu baru 1 kabupaten yaitu kab. Bolmong dorang cuma kelolah dana 300 milyar, skarang serta so jadi 5 kabupaten, pusat kase

15 

 

dana untuk kelolah lebe dari 1 triliun. Deng bagitu, so lebe banya pembangunan yang bole dorang beking. Bagitu ley waktu pak Cor Rantung bicara soal pemekaran Sulut voor mo jadi 3 provinsi baru. Pak Cor yang mantan gubernur Sulut pokoknya support pemakaran. Mar, menurut kita yang penting skali, pak Cor ada bilang bahwa itu pemekaran bukan karna torang mo beking gerakan MINAHASA MERDEKA. Paitua riki bilang, saya tetap seorang Saptamargais (sumpah prajurit TNI). Bagitu ley itu perwakilan dari etnis Sanger, Talaud deng Sitaro. Dorang dukung pemekaran karna dorang rasa takablakang itu pembangunan karna cara pandang pembangunan salalu land orientasi. Sampe dorang nyanda jaga itong itu luas wilayah laut deng pante. Dorang so pada tahapan proposal untuk provinsi Nusa Utara. Amper samua itu pembicara, support pemekaran provinsi Sulut voor mo tatambah 3 provinsi baru yakni provinsi Bolmong Raya, Nusa Utara deng Minahasa Raya. Itu tre dari Sanger dorang kurang bilang, kalu itu dua kakak (maksudnya Bolmong deng Minahasa so maju deng provinsi baru), pasti Nusa Utara langsung baku iko realisasi.  Maaar, ada depe maar,… Pak Ferry Tinggogoy kase komentar sadiki laeng. Paitua mulai deng Quo vadis pemekaran…. Hahahaha itu audience rupa langsung takage deng ini depe kata‐kata pembukaan.  Paitua langsung stot deng fakta‐fakta yang nembole ato susah torang mo bantah. Pak Ferry hasil dari pemekaran blum tantu mengsejahtrakan rakyat.  Karna pemekaran menghasilkan biaya tinggi. Musti bangun gedung baru, pejabat baru, fasilitas baru, oto baru, rumah baru. Bahkan somo ada ley raja‐raja baru. Yang lebe gila, somo ada ley dewan baru, koruptor baru, KKN baru.  Pernyataan pak Ferry yang memang kras kong ada faktu katu. Aparat penyelenggara pemerintahan memang terbukti banyak yang korup, banyak doi yang dorang ambe, piara bini baru, deng samua itu tindakan yang tercelah. Pak Ferry bilang, kita akan terima usulan pemekaran asalkan pemekaran itu berorientasi itu kesejahtraan masyarakat. Artinya kalu torang berangkat dari pemikiran pemekaran untuk membuat sejahtera rakyat pak Ferry setuju. Sampe skarang, pak Ferry pe pengamatan management pemerintahan termasuk pengelolaan keuangan (APBN, APBD) nyanda transparan, akuntabilitas publik diabaikan, karna memang sarat deng KKN.  Sampe abis itu acara, pak Ferry nyanda bageser dari pendirian tersebut.  Dalam kita pe pendapat, usulan pak Ferry merupakan satu tantangan tersendiri bagi torang samua untuk masa kini dan masa mendatang agar supaya itu provinsi baru hasil pemekaran butul‐butul untuk mengsejahtrakan masyarakat dan jauh dari aroma KKN.  Dari sisi representasi kehadiran, yang hadir diacara luar biasa. Dorang so mewakili banyak element di masyarakat. Ada bekas Walikota, Bupati, wakil bupati Minahasa, Asisten, Sekda, mantan ketua dewan Minahasa, Rektor, Guru Besar, Birokrat, Cendekiawan, masyarakat adat, generasi muda, pengusaha ada Hengky Wijaya (manado town square), Tonche Tenokh (Coca Cola) . Pokoknya samua lengkap. Komunike akhir dicapai, bahwa gerakan ini akan terus bergulir tantu katu action kong so tetapkan itu pak Jambat Damopolii (mantan Bupati Bolmong) pe rumah di Winangun akan jadi sekretariat untuk kegiatan pemekaran provinsi. Kalu lia reaksi spontan pak Jambat, paitua langsung bataria,….siap !!! waktu om Bert Supit batanya soal itu tampa voor sekretariat panitia pemekaran….. karna om Jambat Damopolii ada pake topi, kong so ta tutu itu muka sampe om Bert Supit so nyanda dapa kanal,.. apaley om Jambat ada dudu di bagian blakang,….Om Bert Supit riki bilang,… kita so nyanda dapa kanal pa ngana,….soalnya so laeng itu penampilan,…apaley pake topi….om Jambat kurang ada tatawa tore‐tore.   

16 

 

 Maar, catatan yang kita perhatikan bahwa torang pe orang‐orang tua bagitu baku dapa, langsung baku plo, baku kase tangan, tanya ada sehat‐sehat ada tre langsung pake bahasa kampung, memang dapa lia dorang rukun, baku sayang, skalipun mungkin pernah beda pendapat, beda partai, aliran politik, ato pernah baku sontong,…maar tetap dorang jaga itu kerukunan.  Skali lagi, torang sebagai yang lebe muda, senang dorang ada kase tinggal contoh, kase tunjung itu nilai‐nilai orang Minahaasa. Itu masawang‐sawangan, ma tombol‐tombolan, ma linga‐lingaan, ma leo‐leosan. Butul‐butul waktu pulang ka rumah kita rasa ada pulang bawa bekal baru voor torang pe masa depan tou Minahasa.  Maar, makase banya voor om Bert Supit deng depe gagasan, Roy Mamengko yang nyanda mengenal lalah apaley mo brenti, mo mundur, Sandra Rondonuwu deng depe laki Veldy Umbas yang tetap torang baku dapa trus.  Kong mo bilang ma kase banya ley voor Lia Lengkong (yang datang deng depe papa bung Lona Lengkong) so baku dapa,….kong dia ley so kase pinjang baca itu bung Theo Toemion pe buku,…..Kita pe komentar ini buku sangat informatif, bahasanya mudah dicerna voor torang klas pemula, membuka tabir gelap dunia keuangan international, menuntun torang ke‐iman sebagai seorang Kristen.  Disaat yang bersamaan (dalam suasana samantara badengar seminar, kita ada baca ley (orang kase pinjang ditampa) Buku Inga‐inga Permesta pe Perjuangan, Benny Tengker (Benteng) pe tulisan, editor Derek Manangka). Theo Toemion dengan orientasi waktu di muka, Benteng deng orientasi torang tou Minahasa pe sejarah. Kedua‐duanya orang hebat, aset Minahasa. Kita merasa beruntung bole dapat babaca dorang pe tulisan.  Maar, maaar trus kita ley sanang karna dapa informasi terbaru dari Lia Lengkong soal depe kegiatan mengajar yang luar biasa. Apalagi dorang kote di Universitas Bung Karno (UBK) banya kita pe tamang‐tamang antara lain Danniel Panda, tamang di SMA, Fisip. Voor dorang kita mo bilang maju trusssss tamang,… ngoni di jalur yang tepat,… maar ley kita mo kase pujian voor tape 2 tamang, yang ada baku dapa di tampa yang sama; DR Veronika Kumurur, DR Wiske Rotinsulu, ini dua wewene tou Minahasa torang pe bintang masa depan. Skarang ini, dorang 2 sibuk deng urusan pelestarian lingkungan hidup, deng konservasi,…maju trussss.  Voor bung Theo Toemion; kalu ada lebe buku,…bole dapa 1….biar nanti pe ambe di Tomohon. Hahaha,..Cuma batanya..  Akhirnya voor samua tamang‐tamang di MRCN yang so ambe waktu babaca ini postingan makase banya,… kalu mo minta depe lengkap bole tanya pa Roy Mamengko. Kita ba dengar, sambil babaca buku,…jadi pasti ada yang ta lewat.  Makase banya Pakatuan wo pakalowiren cita imbaya Dari sey dodoku Sario – Manado Tanggapan 10: Tanos Frank - 20/06/2009 Bung Christy dan rekan2.... Kita nda tau persis background pak Ferry Tingogoy itu, yang om Bert pernah info beliau adalah seorang pensiunan militer dengan pangkat jenderal. Inilah sulitnya kalau seorang politikus berbicara. Tujuan seorang politis sulit ditebak apa maunya dan apa tujuannya. Sementara tujuan dari pada pemekaran wilayah adalah untuk memberikan kesejahteraan sebesar-sebesarnya pada masyarakat, dalam artian yang seluas-luasnya. Harap diingatkan dalam proposal pengajuan pemekaran suatu wilayah tidak akan diloloskan apabila hanya bertujuan politis. Karena itu proposal pemekaran wilayah sebaiknya banyak dimasukan hal2 yang berhubungan dengan pembangunan teknologi daerah serta pendidikan non-formal seperti

17 

 

mendirikan PLK-PLK yang hasilnya dapat dijual sebagai tenaga siap pakai. Om Bert dan rekan2….Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menolak keinginan pemekaran wilayah apabila dengan tujuan politis, dan bukan kepentingan ekonomi daerah karena hanya akan membebankan pemerintah pusat. Proposal pemekaran wilayah atau membentuk otonomi daerah harus diperhitungkan dengan seksama dan bukan akan meminta-minta lagi pada pemerintah pusat kalau seandainya misi otonomi daerah gagal dalam artian tidak mampuh mengangkat kesejahteraan masyarakat. Salam Tanggapan 11: Tanos Frank - 20/06/2009 Salam MRNC... Jangan mundur maju terus rencana Provinsi Minahasa... proposal harus betul2 ilmiah dan tidak emosi.... ketiga wilayah sama2 akan berdiri sendiri, Talaud, Bolmong dan Minahasa.... Kalau Minahasa berhasil menjadi provinsi sendiri tentu akan memiliki kebanggaan tersendiri bagi mereka2 yang telah berjuang selama ini. Setelah menjadi provinsi Minahasa dan lalu dalam 10 tahun tidak berhasil dalam memberikan kesejahteraan pada masyarakat Minahasa, bersediakah wilayah Minahasa digabung dibawah Bolmong?.... Lampiran 1 25/01/2008 - 20:43 Pemekaran Wilayah Distop Sementara

INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Daerah sepakat untuk melakukan jeda atau penghentian sementara pemekaran wilayah, guna melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap keputusan pemekaran wilayah yang telah berjalan selama ini. Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konferensi pers bersama dengan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita seusai rapat konsultasi pemerintah-DPD di Istana Negara, Jumat (25/1) petang. "Semangat kita jelas, kita tidak ingin pemekaran ini keluar dari tujuan dan menyimpang," kata Presiden Yudhoyono. Menurut Presiden, tujuan pemekaran wilayah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan taraf hidup, pertumbuhan dan peningkatan perekonomian daerah. "Sudah saatnya, setelah 10 tahun kita melakukan reformasi, kita lakukan evaluasi yang utuh dan menyeluruh tentang proses dan kegiatan pemekaran ini. Dengan evaluasi dan telaah yang obyektif itu, akan bisa disimpulkan hal-hal mana yang benar telah dilaksanakan pemekaran, dan hal-hal mana yang justru tidak membawa kebaikan bagi pemekaran itu," tambahnya. Saat ditanya soal langkah yang akan dilakukan pemerintah apabila suatu daerah terbukti justru lebih buruk setelah dimekarkan, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa UU di Indonesia selain mengatur pemekaran wilayah juga mengatur penggabungan wilayah. "Dimungkinkan (penggabungan wilayah), tetapi kita tidak boleh terlalu cepat (memutuskan), bahwa setelah dinilai negatif langsung digabungkan. Kita lihat terlebih dahulu alasannya," katanya.

18 

 

Oleh karena itu, lanjut dia, pertimbangan untuk memekarkan atau menggabungkan wilayah itu harus utuh, tidak boleh asal menambah sepuluh atau 30 daerah baru, karena biaya yang dibutuhkan untuk memekarkan wilayah tidak murah. "Uang pembangunan yang seharusnya bisa langsung untuk rakyat jadi digunakan untuk pembangunan infrastruktur, ...jika terlalu besar biayanya dan keuntungannya kecil, maka tidak wajar pemekaran dilakukan. Namun di lain pihak bisa jadi dibutuhkan banyak biaya untuk pemekaran, tapi dikemudian hari daerah itu berkembang pesat," ujarnya. Sementara itu soal jeda waktu yang dibutuhkan pemerintah dan instansi-instansi terkait guna melakukan evaluasi pemekaran wilayah, Kepala Negara yang petang itu mengenakan kemeja batik lengan panjang warna biru mengatakan bahwa seluruh pihak akan menghitung secara seksama kerangka waktu yang dibutuhkan untuk evaluasi. "Kita hitung persis nanti apa yang kita lakukan secara seksama karena evaluasi, penelaahan, dan penyusunan rencana utama dan gambaran menyeluruh itu harus sesuasi dengan kerangka waktu," katanya. Menurut Kepala Negara, tidak mungkin ketika daerah-daerah pemilihan umum yang telah dimatangkan selama satu hingga dua tahun dan dituangkan dalam UU (UU Pemilu yang akan datang) kemudian diubah lagi dan dikacaukan dengan pemekaran dan daerah-daerah otonomi baru. Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah, DPD, dan DPR, akan segera menyerasikan langkah untuk mengatasi hal itu. "Pada pekan-pekan mendatang akan kita jelaskan pada publik, jika kita sudah mencapai cara pandang yang sama," katanya. Sementara itu, Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita mengungkapkan tentang merebaknya pemekaran wilayah daerah yang belakangan ini begitu cepat, yang sejak 1999 hingga 2007 terdapat 173 daerah otonom baru. Pada kesempatan itu turut hadir sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu, antara lain Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Seskab Sudi Silalahi, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ali Alatas, dan Jubir Kepresidenan Andi Mallarangeng. [Ant/P1] Tanggapan 12: Nofeline (Ine) - 20/06/2009 slamat sore frank, betul skali ngana bilang...... so musti jadi perhatian penuh dan nda bisa di tawar......tujuan sepenuhnya.. .untuk kesejahtraan rakyat! salam bae....ine Tanggapan 13: Dr. Roy Mamengko - 20/06/2009 BUNG FRANK..  Berita dibawah adalah contoh, bagaimana otoritariansime mau di jalankan lagi oleh pemerintahan sekarang. Bagaimana di stop, pemekaran daerah itu kemauan rakyat yang dituangkan dalam UU No.32 Tahun 2004 BAB II, Pasal 4 sampai 9.  Kebiasaan rezim Orde Baru "kata presiden" dapat mengalahkan perintah UU, dihidupkan lagi.  Tunggu presiden baru kalau begini Frak!  Tabea..!  Tanggapan 14: Bert Supit - 21/06/2009

19 

 

Iyo Bung Roy...kase jo kaluar samua anda pe camera pe foto2!! Karena yang pa kita sangat terbatas! Thanks a lot! Tunggu jo Lia ne! Supaya teman2 bisa kenal itu muka yang ada dudu bersama Lia pe Papie! Bas Tanggapan 15: Lia Lengkong - 20/06/2009 dear MRCN.... slamat malam minggu... qta da baca2 ulang itu undangan seminar pemekaran kemaren (qta p papa pe undangan katuun) ...dan tiba2 terlintas pikiran, KIAPA KETERWAKILAN PEREMPUAN MINAHASA rupa kurang skali...hanya ada berapa persen dari keselurahan nama2 yang di undangan...yang qta lia kemaren pun cuma enci vero (hallo enci, qta cuma ja dengar enci p nama, kemaren mo tegor maar masih tako salah....) padahal menurut qta ada banyak perempuan2 minahasa yang pasti punya masukan-kritik yang bisa membantu apa yang torang cita-citakan kemaren..seperti Prof.Manoppo- Watupongoh, Prof Rompas-Awuy, Prof.Kapojos- Mongula - itu yang senior...masih banya lei perempuan minahasa laeng... oom bert, berikut2 boleh dong dilibatkan lebeh banya perempuan dalam diskusi-seminar pemekaran minahasa berikut... to christy, memang susah mo ta lapas dai bayang2 nama besar nih..hiks... dapa gandeng trus tu sebe p nama... Li@ Tanggapan 16: Ronny Aruben - 20/06/2009 Betul skali Lia.....Oom sendiri so nyanda priksa betul waktu terima itu daftar yang dibuat oleh Bung Roy dan Pitres Sombowadile. Padahal kalau perempuan ada lebih banyak diundang pasti itu target kehadiran yang torang ada perkirakan 150 orang akan tercapai biarpun yang hadir hampir mencapai 100 orang sudah lumajan juga...karena semua kelompok yang diundang so terwakili. Jadi Lia...kali berikut faktor perempuan harus diperhatikan! !! Bung Roy!...Ingat itu neh...!!! Anyhow Trima kase banyak Lia so beri perhatian... !!! bas Tanggapan 17: Ronny Aruben - 20/06/2009 Lia, Itu depe arti dunia ini masih "milik" laki2....... . Padahal sejak dulu wanita Minahasa sudah sangat maju dibandingkan rekan2nya dari daerah laeng.

20 

 

Usul ini musti diperhatikan, krn jangan2 posisi tinggi kaum wanita Minahasa, kini tinggal "mitos" ? RA Tanggapan 18: Froly - 20/06/2009 Ron...kita rasa posisi Minahasa tetap sama, krn 'worldview' Tou M tetap sama kok (klo belum tererosi oleh budaya 'nasional' miring ke jawa lho) froly Tanggapan 19: Nofeline (Ine) - 20/06/2009 froly sayang,oleh mo tanya sadiki bagimana dang tu tou minahasa yg so tererosi oleh budaya nasional miring kejawa yang na pe maksud...... boleh mo tau sadiki ini? salam bae...ine Tanggapan 20: Christy Manarisip - 21/06/2009 Tabea,..... Pagi bae samua,... Menurut kita,... mungkin karna so talalu sibuk sampe Panitia yang memang sadiki orang nyanda dapa inga mo kase bajalang undangan pa wewene Minahasa yang rupa Lia ada tulis sebelumnya. Kasiang,.... torang di Manado mulai deng semangat,... ngoni bayangkan jo kalu 1 gerakan basar kong cuma mulai deng smangat..... Cuma mo kase tau,.... kita karna mulai deng smangat mo iko itu seminar,... kita bajalang kaki dari rumah di sey dodoku Sario,... bapotong iko jalan Siswa,,, mamosok pa orang pe rumah,.. lengkali permisi pa orang pe dapur,... baku tasua deng anjing baru branak,... kase so kalur di sey greja Bethesda di jalan Bethesda,... . bapotong jalang,...Iko Ranotana,... sampe tumbus jalan di sey hotel Gran Puri di Ranotana.... Karna semangat,... start dari rumah fruk-fruk,.. . . supaya sampe tepat waktu di acara,... kong bole bajalang nyanda talalu capat,,, apaley beking jam 2 siang.....tasuar- suar sampe di acara,...untung jo pake ac....samua mulai deng smangat. Voor Lia,....susah mo hindari... ngana pe papa memang kita kanal,,..kong duduk ley di deretan orang yang kita kanal..rupa Bung Wempie Frederik...jadi otomatis ta cuma model bagitu ngana pe nama....hehehehehee hhehehe Maar tetap atas nama semangat,... maju terus..... Napa tamang-tamang di luar daerah deng luar negeri si japri kamari,... dorang bilang full speed maju terus kong bung Jeffry Rawis sokase komentar,... maju terus..... Des,...torang tetap semangat.... Ulang-ulang mo bilang makase.... Voor Frank.... kalu kita deng Lia nyanda dapa lia di foto,.... karna itu foto pe banyak,..kong torang ada di frame ato stou camera yang laeng..Apalagi karna pe banya tumo ba foto kita kurang dapa posisi duduk di lante...heheheheheh e Makase banya Pakatuan wo pakalowiren cita imbaya dari sey dodoku Sario Manado Tanggapan 21: Tanos Frank - 21/06/2009 mat pagi bung Christy,

21 

 

kita so mo manangis lihat ngana pe perjuangan menuju tu pertemuan di hotel Grand Puri... adoh!...ngana pe perjuangan sampai liwat tampa anjing baru branak... bukan main ngana ini kuntua... kita salut sekali... ini namanya perjuangan tanpa pamri... jangan lupa tamang2 pa Christy pe perjuangan.. . tapi betul ini ngana ada duduk dilantai??.. . kalo betul ini kita so mo protes pa Dr. Roy dan Dr. Bert... masa jauh2 datang denk basuar kong duduk lei di lantai... ya Tuhan... Tanggapan 22: Ronny Aruben - 21/06/2009 Tabea Bung Christy, Dapa tako dang tu perjuangan: ba jalang kaki, baku dapa dengan anjing baranak, dudu di lante, kong nyanda dapat sorotan camera le....... Maar nyanda apa2 kang? Yang penting itu smangat musti dikobarkan.. ........GBU RA Tanggapan 23: Harry Kawilarang - 21/06/2009 Selamat hari minggu, Ododo pa Christy, ngana pe carita pe mooie do eh. Carita sketsa hidop yang bagini dari Manado yang torang diluar sangat rindukan. Itu ngana pe talenta Christy, dan kembangkan terus. Deng bagitu torang di perantauan merasa salalu dekat deng torang pe leluhur. Cerita-cerita yang bersifat antagonistik rupa bagini memang sadap mo babaca. Bukang bagitu Froly, Ine, Frank, Olo? Boleh manangis ngoni yang ada di Amerik, Australia, Japang, Korea, Balanda, Jerman, Canada dll. Maar sekaligus menghibur setelah bakarja keras. Dus, Christy, qta lia ngana so ada merk deng ngana pe tulisan, plat Manado. Qta pinjang kata, "Lanjutkan." En tambah lei deng istilah-istilah plat Manado baru yang torang bulung tau. Karena ini salah satu torang pe asset. Salamat maso dapur orang, en menikmati anjing abis baranak dusu pa angko. Harry Kawilarang Tanggapan 24: Christy Manarisip - 21/06/2009 Tabea,...... Samua ada bae-bae deng sehat-sehat Frank,..... kita cuma mo cirita.... kita so tasuar-suar maar bagitu sampe di hotel,...om dokter Bert so lebe dulu ley sampe. Padahal om Bert tinggal di Tomohon skitar 30 km dari Manado ato kalu nae oto skitar 30 menit balucur dari Tomohon ka Manado. Bahkan kalu mo hemat bensin,...kase frei jo itu porsneleng oto,...kong balucur tinggal jaga di rem. Kalu itu bung Roy Mamengko,... waktu ada pigi bawa undangan di salah satu pembicara di Tondano, skitar 45 km dari Manado.... justru dapa hongi,...bung Roy justru ba pikir,...so jao-jao kirim undangan bukang dapa welcome,...maar paitua spoit....rupa nyanda setuju ini ide seminar. Bung Roy bapikir,... pemaar so jao-jao datang kong dia ley nemau hadir,... ah bukang maeng, lala parcuma dang kita ada datang. Jadi tetap bertahan... musti hadir di acara. Secara umum. suasana waktu seminar itu audience so aklamasih kua dukung, support itu pemekaran. Dorang so nyanda talalu pusing deng itu segala teori, pendekatan ilmiah. karna itu semangat sobulat mo suka kembangkan potensi daerah masing-masing.

22 

 

Ada itu bekas bupati bilang bagini. Torang kata,..so teraniaya... (gaya baku sedu) soalnya salalu itu jadi gubernur Sulut, tou Minahasa...blung pernah ada orang torang yang jadi bupati ato wakil gubernur. Begitu ley orang Satal.... hele mo jadi Sekretaris Provinsi blung pernah dapa bagean... Jadi dorang katu mo suka bangun itu dorang pe provinsi dengan pendekatan dorang pe budaya. Ada ley yang bilang bagini. Bayangkan jo dengan luas wilayah 8000 km persegi,... kong cuma bangun deng dana 300 milyar,.... skarang serta so 5 bupati/kota so dapa dana skitar 1 T voor mo bangun daerah. Jadi katu dapa rasa itu pembiayaan pembangun so lebe banyak.... Soal duduk di lantai karna itu dibelakang,. ..samua senior deng torang pe orang tua,..jadi kita pikir torang yang musti mengalah ambe posisi di lante, supaya nyanda tapele torang pe orang tua-tua. Samua dilakukan dengan hati yang tulus, tanpa ada perasaan tersinggung ato direndahkan. Torang samua punya hak bicara yang sama, kesempatan yang sama, dihargai bersama. Ada itu mantan Rektor Unima (universitas negeri Manado) karna so grell dengar ada pembicara yang sadiki pandang enteng kemampuan provinsi pemekaran,.. dia riki ambe contoh negara bagian di AS yang bole maju cuma dengan hasil pertanian. Torang pe tamang, Dolvie Maringka,... karna dia pastiu itu salah satu pembicara rupa look down kong talalu lama bicara,.... dia trus bataria zonder Mic interupsi!!! ! ini bukang kase kuliah,... kong masi banya orang yang mo bicara jadi hemat kua itu waktu, artinya dia mo bilang capat brenti jo bicara...... hahahahahahaha Dia so nyanda lia,... itu yang bicara 2 bintang,.... dia sapu tre-tre,...nyanda pake tako. Kita so pernah rasa ini tamang pe nekad,....waktu deklarasi gerakan Minahasa Merdeka di Minahasa Law Center (OC Kaligis pe gedung di jalan Samrat). yang ada cover itu acara termasuk radio asing,.... pe klar dia baca itu deklarasi Minhasa Merdeka,...itu Kasi Intel Korem langsung kase tangan,... kase kanal depe nama,... langsung pigi bacirita deng Danrem, Kapolda, BIN....Maar kua itu perwira (letkol) kita pe ada klas waktu di SMA. Jadi kita cuma tatawa,..ada dengar dia bicara kong Dolfie jaga trangkan pa dia soal perjuangan tou Minahasa di tahun 45. memang itu pengalaman, underground beking torang matang. Selama torang seminar di hotel,....ada 2 intel yang ada iko badengar, bacatat di blakang. Maar torang bage rupa stau jo.... CJ Rantung langsung maso torang nyanda pernah akan menyatakan merdeka... Soal bajalang kaki, memang kita lagi suka bajalang karna itu route sama deng waktu kita jaga pigi skolah waktu SD deng SMA. Kalu bakudapa deng anjing branak,.... paling cuma bataria takage,...kong langsung pangge anjing pe nama umum,...bleki, ..brino,. ..anjing so tau,...apalagi kalu dia kanal torang jaga makang RW....itu anjing langsung ba sepi (menghindar) ... Bagitu dulu tu cirita dari sey dodoku Sario - Manado Tanggapan 25: Tanos Frank - 21/06/2009 kita cuma kage kiapa kuntua milis yang terhormat cuma dapa tanpa dudu di ubin... itu pertanyaan. Bagaimana torang mo bicara pemerataan.... ngana bayangkan om Bert rumah di Tomohon pake mobil ka Manado dengan jalan yang berliku‐liku 30 menit so sampe... mar ngana rumah di Sario bajalan kaki ka Grand Puri denk penuh basuar so sama 30 menit... untung   

23 

 

 lei ngana ada bawa tu deodoran AXE jadi nyanda terlalu kantara tu aroma basuar.... kita so mo japri pa om Bert soal ketidak adilan pa torang pe kuntua milis.... Tanggapan 26: Dr. Veronica Kumurur - 21/06/2009 Mengapa demikian? Sebab, cara menyampaikan ide2 pemekaran yg hanya dilakukan laki-laki, hanya dilakukan pada tataran ide2 makro saja, sementara detailnya or skala mikronya, dilakukan oleh perempuan. Ketika ide pemekaran dimunculkan, semestinya juga perempuan harus diturutsertakan. Karena, manakala hanya diikutsertakan pada saat pelaksanaan2 "penggelegaran ide" sebagai penerima tamu, pemanis panggung (moderator), maka tak ada gunanya. Ngapain? emangnya pajangan?? Hehehe Memang beberapa kendala yg akan ditemui, seperti: perempuan pemalu, takut mengemukakan pendapatnya dll. Atau banyak kerjaan di rumah yg belum selesai. Tapi, jika para laki-laki memberikan akses utk masuk dan berpendapat dalam ajang rapat2 or pertemuan2, maka malu & takutnya perlahan akan hilang. Coba deh.. Para laki-laki Minahasa (mohon maaf) masih sering melakukan hal "yang tidak memberikan akses pada perempuan Minahasa". Syukur2 ada wewene yg popo, maso kong minta haknya sebagai orang Minahasa utk bicara, sama deng kita wona pe popo...hehehehe. ...baguslah, ngoni so nyanda susah2, mo ajar or mo mempersilahkan. No, tu wewene laeng yg nyanda popo kong panako lei...ya noo....langsung tadiang dan membiarkan dirinya jd notulen & jadi penunggu buku tamu....hehehhe. ...kong bagian konsumsi lagi. Ado'e..kong dorang wewene bilang "memang kata so takdir"...ehhh. .kasiang eeeh. Ya so butul tudia. Dan itulah awal kegagalan dalam mempersatukan masyarakat Minahasa. Awalnya saja so bagitu, gimana mo jadi toh?? Nyanda sadap skali kua ada lia tuh foto2 kemaren "acara pemekaran Minahasa" yang badiri dan kayakya bangga bener, para tuama sasaja. Di mana wewene nya??? hehehe.... Jadi, mungkin bagi para penggagas pemekaran ini, bagikan pemikiran kalian buat wewene. Jangan pake bahasa susah2 kong talalu filosofis skali (cuma tuama tu mangarti). Mari sini...kase tau dan tranfer pemikirannya dan satukan dengan cara wewene ba pikir. Caranya, undang katu wewene kong so musti duduk sama2 no katu, kong berusaha mengakomodasikan parampuan pe pikiran. Banyak detil2 nya lho, yang mungkin ngoni tuama tak sempat pikirkan dan kami wewene terpikirkan. Mari juga trg maju sama2 laki-laki & perempuan dalam memajukan Minahasa. Tanggapan 27: Gerdy Worang - 21/06/2009 Tabea all, terima kasih kita bisa gabung di milis ini. terus terang kita nda setuju dengan pemekaran prop sulut dan mengusung prop Minahasa. wakupun so baca cukup dari uraian dr Bert Supit link di facebook, kita tetap tidak melihat ada alasan dan sebab untuk membuat prop Minahasa. dr. Bert mengutip ucapan dari Dr. Sam Ratulangi sbg salah satu alasan mengusung prop Minahasa, begitu juga dgn alasan 30tahun di perintah pusat, yg menurut kita tdk ada hub nya dgn membuat prop Minahasa.

24 

 

dengan menayampaikan alasan diatas Novline Rewah ajak pa kita gabung di milis ini untuk diskusi.. sedikit kita ungkapkan alasan penolakan (seperti yg di fb). pemekaran propinis sulut dan mendirikan prop minahasa tidak menjawab apa yg diurakan oleh dr Bert Supit cs. kita liat permasalahannya ada di diri orang minahasa bukan struktur politik pemerintahan. torang (kebanyakan pimpinan di pemprov) tako nyanda mo "makan" ; yg akhirnya cuma "menggembirakan" orang2 di pusat. masih inga pendirian BPPC ? mana saat itu torang pe pimpinan mau ngomong. yg kita ingat om Jack Parera ba protes (tapi akhirnya disalah satu seminar bilang case bppc is closed)...torang pe pimpinan malah menghimbau untuk memotong pohon cengkeh. masih banya lagi kasus2 yg so jadi tradisi misalnya untuk mengamankan jabatan didaerah dan pusat dorang cuma io2 ke pusat. io io sebenarnya ok...cuma musti tetap ada pendirian... .inga orang lain , ini sebenarnya yg juga dimaksudkan oleh DR Sam Ratulangi, manusia hidup memanusaikan orang lain. hal lain adl orang minahasa yg suka membodohi dan menganggap bodoh orang minahasa (dan org sulut) dengan komentar2 di media. contoh: masih inga dua tokoh pdip satu james karinda dan satu lagi dari golkar (sarjana hukum juga) dua duanya adl anggota dewan yg mengeluarkan statement (prjudice) atas proses hukum kasus MBH gate karena yg terkait adl masing2 dorang pe ketua partai. bukannya kalo anggita dewan berarti dia musti berada dipihak rakyat bukan lagi partai? ini kan membodohi rakyat sulut. juga Victor Mailangkay yg mau ikut RUPS (akhirnya Ketua dewan bilang nimbole) pernah ngomong di koran kalo itu direktur bank sulut so diketahui siapa yg mau jadi, padahal RUPS belum diadakan. ini membodohi dan melecehkan kewibawaan RUPS. maar for kita, biar kwa so tau sapa tu mo jadi direktur ...nda usah kaseh dengar di media. kasian torang pe rakyat yg kayanya so nda bisa bikin apa2 karena nda berdaya. belum lagi deng itu gelar2 yg tidak jelas mba atau phd oleh torang pe pimpinan di dewan dan eksekutif... bukannya hal2 ini membodohi org minahasa? apa so bagitu bodoh orang minahasa ? ini yg Dr Sam Ratulangi tentang dalam ungkapannya sitou timou tu mou tou. kalo dari kasus Toar Tangkau, kita bisa lia bahwa selain orang minahasa yg belum mengerti pelajaran dasar (mendasar) soal ekonomi , banya orang minahasa yg mo cepat kaya (nimau kerja keras???). rasionalnya dimana? bagaimana ada fund manager rupa Toar yg masih bisa aktif di politik, gereja, tokoh masyrakat di Kab MItra ? bagaimana itu bunga deposito dpa dia pe usaha, bisa jauh melebihi bunga di pasaran? untuk hal ini kita pe mahasiswa semeseter 1 bisa jawab. belum lagi Theo Sambuaga waktu dia jadi menteri (perumahan?? ?) menurut media berkomentar kalo dia pe urusan sekarang soal nasional, bukan daerah (lagi). kalo nda salah dia jadi anggota dewan lewat sulut. yg torang musti cari dapatkan lagi adl itu kultur minahasa yg dulu...sbg pekerja keras, saling memanusiakan saling menghidupkan. bukan pemekaran propinsi. biar so pemekaran atau lain2 kalo manusia didalamyna kulturnya masih tako nda mo "makang", no jadi apa lei ni manusia minahasa. kalo torang orang minahasa yg notabene pimpinan di sulut, bisa jadi contoh yg baik maka dorang dari etnis lain lei pasti lei suka dipimpin oleh minahasa coba perhatikan salah satu komentar dari nusa utara yg bilang "keadilan" cuma bisa lewat prop nusa utara yg baru; bukannya ini secara implicit bilang org minahasa nda adil???).

25 

 

lebeh bae torang belajar dari kesalahan2.. .dan bangun ini manusia ; tanpa mengecilkan wilayah atau meng exclusivkan diri...Sam Ratulangi nyanda bilang toh memanusiakan orang Minahasa? dia bilang memanusiakan orang lain. bagitu dari kita so panjang sekali... sbg perkenalan kita campuran 1/4 airmadidi , tontalete, kakas, pontak.; kaweng deng maytua asal tonsea lama n poigar. salam bae, Tanggapan 28: Tanos Frank - 21/06/2009 malam bae bung Gerdy, Apakabar ini?... salam bakudapa ulang. Kita so lama kaluar dari SBN’s dan bergabung di MRNC. Disini lebe banyak kebebasan en nyanda sadiki2 dapa blokir rupa SBN’s…hehehe. Kita sangat mendukung adanya provinsi Minahasa. Apa yang disampaikan oleh Recky Sendow ada benarnya juga. Menurut Recky, sekalipun wilayah Minahasa tidak mengambil sikap untuk menjadikan provinsi, cepat atau lamban kedua daerah “Totabuan dan Nusa Utara” akan meninggalkan Minahasa. Ini memang proses phenomena alam yang harus terjadi di Sulawesi Utara maupun didaerah2 lain di Indonesia. Bung Gerdy harus dipahami bahwa suatu pendidikan yang tinggi bisa membawa seseorang itu akan merobah pola pemikirannya. Ini bukan karena kultur masyarakat tako jangan sampai nyanda makan kasiang. Contoh bung Gerdy,… kalo torang ambil 45 tahun yang lalu… masyarakat Gorontalo yang masih satu dalam provinsi Sulut tidak pernah memikirkan untuk memisahkan diri untuk mendirikan provinsi sendiri, sekalipun kultur, budaya dan agama mereka beda dengan masyarakat Minahasa. Jadi faktor pendidikan tinggi itulah yang membuat pola pemikiran seseorang itu berobah. Didalam kehidupan manusia, pemikiran seseorang yang berbasis pada pendidikan teknologi sangat berbeda dengan orang berbasis pendidikan politik, hukum maupun ekonomi dan keuangan. Jadi menurut kita, bukan karena kultur jangan sampe nyanda makan, tapi dunia sekarang sudah menuntut sedemikian phenomenanya. Yang penting sekarang bagaimana torang harus menggangkat potensi produk daerah dan SDM daerah menjadi suatu produk yang handal dan bernilai tinggi dan menjadi sourcing supplier bagi daerah2 lain, sehingga kesejahteraan dan income masyarakat bisa terangkat. Bagitu jo dulu bung Gerdy. Tanggapan 29: Pitres Sombowadile - 22/06/2009 Benar jumlah perempuan yang sepadan akan memberi jiwa pertemuan yang berbeda. Setuju ke depan ini salah satu kriteria penentuan mereka yang diundang. Untuk Sangihe cukup banyak perempuan yang diundang (saya tidak ingat berapa, tapi yang pasti lebih dari 10), tapi jumlah yang jujurnya belum sepadan ini makin senjang saja di forum kala tidak satu pun dari mereka yang diundang itu tidak datang. Saya setuju perempuan diperbanyak, tentu termasuk keinginan untuk hadir dijamin. Yang dari Bolmong jelas timpang, karena usulan dari Kotamobagu yang memang timpang-perempuan. Anyhow, Sorry untuk ketidakpekaan ini. Tanggapan 30: Dr. Veronica Kumurur - 22/06/2009 Ya, bener itu Lia. Saya liat juga demikian. Saya pikir, saya salah baca para undangan (sorry banget). Tapi ternyata di ruang tempat berlangsungnya acara tsb, memang hanya 4-5 orang saja

26 

 

perempuan, dari sekian puluh laki-laki hebat2 dari Sulut. Hmmm...ada sedih disana...ada tanda tanya di sana. Kenapa para TUAMA or LAKI2 tidak peka ya???? Apa yang mereka pikirkan ttg WEWENE ketika melakukan rencana pemekaran. Mari dipikirkan kembali para pencetus ide ini. Bukan persoalan sebatas keterwakilan perempuan saja, tapi memang perempuan didudukan di tempat yg penting juga di dalam perencanaan pemekaran. Saat ini harus demikian, jika kita akan memajukan bangsa ini. Jika tidak, hmmm....jangan berharap kita bakal maju. Tanggapan 31: Gerdy Worang - 23/06/2009 tabea, kita lanjut lagi soal pembentukan prop MR. dari beberapa org punya comment kalo kita terjemhakan sepintas adl prop MR nantinya dibangun menurut budaya minahasa.kita pe pertanyaan jujur saja apa ini ada konotasi diskriminasi? Budaya yg bagaimana? budaya/kebiasaan kerja keras ?atau budaya yg menurut kita...segelintir orang Minahasa yg pemalas? tantu nda mungkin kang kalo mau dibangun dgn budaya malas. kalo budaya kerja keras...orang cina, india, australia dll banya yg pekerja keras.artinya, tidak beralasan kalo pembentukan prop MR , karena tuntutan budaya/kebiasaan.budaya/kebiasaan tidak bisa djadikan dasar tuntutan pembentukan suatu administrasi, karena dalam penyelenggaraannya budaya/kebiasaan harus dipisahkan memang dalam penyelenggaraan adminstrasi sehari hari budaya akan berpengaruh. kalo yg dimaksudkan budaya minahasa utk mempertahankan bahwa pimpinan harus dijabat oleh orang Minahasa (seperti tuntutan/alasan representasi dari etnis satal pembentukan prop nusa utara), ini yg kita nda setuju.kita lebeh liat siapa yg mampu membawa daerah untuk maju....lagian , kita merasakan hidup di dua negara amerika dan australia /daerah lain dan berharap kita pe anak2 dan sodara2 dari Minahasa suatu saat bisa jadi pemimpin di negara lain, dan kita nda akan pernah menerima perlakuan diskriminasi dari negara yg kita tinggal. perlakuan perbedaan hukum dan sosial karena status kewarganegaraan bisa diterima. juga kalo torang bicara lebih terbuka...kiapa bolmong mo bapisah? tentu bukan karena cuma alasan etnis/budaya, tapi AGAMA. atau orang dari satal yg bilang enter sekda nda pernah orang satal. adohh menurut kita ini suatu keterbelakangan. kita rasa orang2 model bagini. so ilang dia pe link atau dorang bilang mislink antara kenyataan (harus) hidup dan intelektual. orang bagini dorang pikir mo bagimana lei ni hidop kalo orang laeng so prentah2...mau jadi pemerintah maar nda ada intelektual. jadi alasan agama deng alasan tuan dirumah sendiri yg di kedepankan. ini biking malo...torang orang Minahasa yg notabene sekarang ini pimpinan di propinsi torang sekarang the leader, kalo leader posisi strategis, banya pilihan mo alokasikan anggaran. bertindak adil pa dorang, rangkul pa dorang. jangan malah mo bapisah dari dorang. kalo torang bisa bikin dorang maju mana mau dorang bapisah....sama deng kita kalo Minahasa yg pimpin kong nda mampu lebeh bae bageser jo...jang nanti kita pe anak2 deng sodara2 yg susah. yg torang perlu sekarang kan bangun itu sdm supaya jadi pintar...punya wawasan luas...bukan cuma berorientasi di lokal/propinsi.coba lia itu menteri lingkungan australia... cewe orang turunan china....cek itu dokter2 ahli banya dari india, china, singapore... .ini samua ada dia pe proses (musti sekplah tantu)bukan minta2.jadi menurut kita nda ada alasan kalo budaya/praktik2 kebiasaan Minahasa dijadikan alasan utk membangun Prop Minahasa.kalo ada pandangan lain atau tambahan dari sisi budaya dalam topik ini...kita suka response atau tambahkan.

27 

 

Tanggapan 32: Tanos Frank - 23/06/2009 Bung Gerdy dan rekan2... Menurut pandangan kita rencana pembentukan Provinsi Minahasa atau otonomi daerah yang berdasarkan budaya daerah sudah tepat dan sangat manusiawi. Budaya dan bahasa daerah Minahasa telah menjadi bagian yang penting dalam era otonomi daerah. Hal ini sebagai konsekuensi logis atas pengakuan hak-hak daerah termasuk pengakuan budaya dan penghormatan terhadap bahasa daerah. Kota Manado dan wilayah Minahasa menurut kita masyarakatnya bukan heterogen, karena itu bahasa daerah dan kebudayaannya harus dipertahankan, apakah itu budaya keras atau malas menurut istilah bung Gerdy. Istilah budaya keras dan malas tergantung difinisinya. Rencana pembentukan Provinsi Minahasa yang telah digarap oleh om Bert dan rekan2 senior lainnya yang berbasis pada budaya daerah, justru menjadi jaminan atas kekwatiran akan punahnya bahasa daerah yang semakin menguat. Menurut kita kondisi ini harus segera diantispasi dengan memoderisasi kebijakan di bidang pelestarian budaya yang ada di seluruh tanah Minahasa, dengan pemberdayaan seluruh masyarakat Minahasa, serta penyadaran jati diri, dan menaikan pengajaran di bidang pendidikan. Rencana pembentukan Provinsi Minahasa berdasarkan budaya daerah sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang membawa dampak yang luas bagi keberlangsungan budaya dan bahasa-bahasa nusantara. Bung Gerdy mengatakan ada konotasi diskriminasi kalau pembentukan Provinsi Minahasa berdasarkan budaya daerah. Kenapa harus ada diskriminasi?... diskriminasi adalah sebuah bentuk penindasan yang tidak adil. Justru disini orang Minahasa harus menjadi Raja dan Ratu didaerahnya sendiri. Jangan pernah memberikan kepala daerah (Gubernur) kepada suku lain yang bukan orang Minahasa. Begitu pula Bupati, Camat maupun Walikota harus semua orang Minahasa. Masyarakat Minahasa bukanlah masyarakat heterogen seperti Kota Jakarta, Balikpapan maupun Batam Island yang sangat heterogen. Karena itu budaya dan bahasa daerah Minahasa harus dipertahankan. Pejabat seperti Kapolda, Kajari dan lain2nya yang ditunjuk dari pusat tentu tidak berlaku harus orang Minahasa karena mereka adalah representative dari pusat. Mudah2an ada rekan2 lain stou yang bole iko kase komentar... Salam,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1999

TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah; b. bahwa dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah, dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokra-si, peran-serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman Daerah;

28 

 

c. bahwa dalam menghadapi perkembangan keadaan, baik di dalam maupun di luar negeri, serta tantangan persaingan global, dipandang perlu menyelenggarakan Otonomi Daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran-serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman Daerah, yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; Tanggapan 33: Gerdy Worang - 24/06/2009 tabea, brur Frank thanks for your response. kita mau tanggapi: ft:Menurut pandangan kita rencana pembentukan Provinsi Minahasa atau otonomi daerah yang berdasarkan budaya daerah sudah tepat dan sangat manusiawi. Budaya dan bahasa daerah Minahasa telah menjadi bagian yang penting dalam era otonomi daerah. Hal ini sebagai konsekuensi logis atas pengakuan hak-hak daerah termasuk pengakuan budaya dan penghormatan terhadap bahasa daerah. Kota Manado dan wilayah Minahasa menurut kita masyarakatnya bukan heterogen, karena itu bahasa daerah dan kebudayaannya harus dipertahankan, apakah itu budaya keras atau malas menurut istilah bung Gerdy. Istilah budaya keras dan malas tergantung difinisinya. fgw: Kita nda mangarti budaya daerah (Minahasa) dijadikan alasan pembentukan prop MR. Bagian yg baik dari otonomi daerah pengalihan pengelolaan keuangan daerah, tapi soal pemekaran daerah sangat merusak sendi2 yg menyatukan NKRI. Bahasa daerah perlu masuk kurikulum di minahasa, nda perlu musti ada prop minahasa. ft: Rencana pembentukan Provinsi Minahasa yang telah digarap oleh om Bert dan rekan2 senior lainnya yang berbasis pada budaya daerah, justru menjadi jaminan atas kekwatiran akan punahnya bahasa daerah yang semakin menguat. Menurut kita kondisi ini harus segera diantispasi dengan memoderisasi kebijakan di bidang pelestarian budaya yang ada di seluruh tanah Minahasa, dengan pemberdayaan seluruh masyarakat Minahasa, serta penyadaran jati diri, dan menaikan pengajaran di bidang pendidikan. fgw: Untuk hal ini nda perlu ada Prov. Minahasa. Pelestarian budaya dan pembentukan prop baru ….tidak ada hubungannya. Justru dgn wilayah yg lebih besar budaya minahasa lebih dikenal bukan Cuma orang Minahasa. ft: Rencana pembentukan Provinsi Minahasa berdasarkan budaya daerah sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang membawa dampak yang luas bagi keberlangsungan budaya dan bahasa-bahasa nusantara. fgw: Memang tidak melawan uu, tapi utk melestarikan budaya tidak perlu membentuk prop baru. ft: Bung Gerdy mengatakan ada konotasi diskriminasi kalau pembentukan Provinsi Minahasa berdasarkan budaya daerah. Kenapa harus ada diskriminasi? ... diskriminasi adalah sebuah bentuk penindasan yang tidak adil. Justru disini orang Minahasa harus menjadi Raja dan Ratu didaerahnya sendiri. Jangan pernah memberikan kepala daerah (Gubernur) kepada suku lain yang bukan orang Minahasa. Begitu pula Bupati, Camat maupun Walikota harus semua orang Minahasa. Masyarakat Minahasa bukanlah masyarakat heterogen seperti Kota Jakarta, Balikpapan maupun Batam Island yang sangat heterogen. Karena itu budaya dan bahasa daerah Minahasa harus dipertahankan. Pejabat seperti Kapolda, Kajari dan lain2nya yang ditunjuk dari pusat tentu tidak berlaku harus orang Minahasa karena mereka adalah representative dari pusat.

29 

 

fgw: brur Frank ternyata kita pe dugaan benar. pernyataan brur Frank (mungkin juga mereka yg mempunyai inisiatif yg sama prop MR) bahwa org Minahasa harus menjadi raja/ratu (kepala/gubernur) ini so diskriminasi. Torang musti yakin bahwa orang Minahasa mampu/ professional utk jadi pimpinan terutama di daerah sendiri….seperti saat ini tidak pernah ada gubernur di sulut dari etnis lain (kecuali baramuli dan erman hari rustaman pjs). Bagaimana nanti kita pe anak, WNI yg mungkin kaweng deng bule atau orang cina, nda bisa dang dia jadi gubernur? Atau kita pe cucu fam Worang mar kuli and rambu bule (bukan buceri; bule cet sandiri) nimbole jadi gubernur. Pemikiran2 yg diskriminasi sperti ini juga yg membatasi orang Minahasa tidak bisa jadi pemimpin di daerah dan negara lain. Bagaimana kalo tokoh2 pembentukan prop minahasa pe anak2 atau cucu2 mo jadi gubernur di jakarta atau governor of california, kong dorang bilang nimbole karena ngoni bukan putra/putri daerah, apa mau terima? Mudah2an ada rekan2 lain stou yang bole iko kase komentar... Torang tunggu dari yg lain… Tks, Tanggapan 34: Tanos Frank - 24/06/2009 Hello om Bert dan Dr. Roy M. Boleh kasih tanggapan pa torang pe saudara Gerdy ini yang sementara menimbah ilmu di Australia. Karena gagasan PM ini sedang dipertanyakan oleh beliau. Semoga mendapat jawabn dari bapak2 yang bersangkutan. salam, Tanggapan 35: Ronny Aruben - 24/06/2009 Bung Frank, Rencana pembentukan PM sedang dikonkritkan. Jadi so tidak pada tempatnya lagi mendebat perlu-tidaknya PM. Kalu ada yg pengen tau, silakan telusuri rangkaian diskusinya di milis ini, maupun di tempat lain, misalnya di FB. Ato silakan minta "berkas'-nya di Oom Bert. GBU Salam, Tanggapan 36: Tanos Frank - 24/06/2009 Kepada Gerdy Worang, Sesuai informasi dari rekan2 seperti terlampir dibawa, untuk diskusi PM tidak dapat dilanjutkan lagi. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan Gerdy mengehubungi Dr Bert Supit atau rekan2 lain ke jalur pribadi. salam, Tanggapan 37: Recky Sendow- 24/06/2009 Dear All, Boleh mo ba tanya Broer Frank?? Kiapa ini milis ini so lebe banya aturan dibanding dgn SBn? Kata Broer disini nyanda banya aturan sama dgn disebelah? Kiapa disini so lebe banya aturan? Dulu yg disini yg protes2 krn disebelah banyak aturan. Kiapa skarang so larang2?

30 

 

Kalu kita usul, biar kwa supaya seimbang tu informasi supaya jelas tu keinginan itu, keinginan warga minahasa atau cuma sebagian org. salam, Tanggapan 38: Tanos Frank- 24/06/2009 Hello bung Recky, Aturan di milis MRNC sangat berbeda dengan disebelah. Disini sangat bebas. Tolong dibaca tu aturan tantu berbeda bung Recky. Disini bebas dan boleh memposting diskusi keagamaan selama rekan2 anggota bisa menerima dan tidak ada larangan untuk itu. Mau pake bahasa, inggris, belanda dan jerman atau bahasa suku minahasa tidak ada masalah selama pengertiannya dapat dipertanggung jawabkan. Tantu bahasa indonesia diprioritaskan. Boleh posting dengan gambar setiap hari yang penting ukuran fotonya tidak melebihi ukuran screen computer. Tidak ada pembatasan harus pake2 MBite atau Kbite seperti rekan2 disabalah. Yang penting jangan mendiskriditkan seseorang atau golongan tertentu itu saja yang harus ada aturannya. Disini sangat modern bung Recky . Tidak akan ada istilah dapa hukuman atau di blocking nyanda boleh posting. Bung Recky, kita kaluar dari rekan sabalah, karena kita memposting gambar bendera hasil kreatifitas seseorang, dan kita dianggap provokator untuk mendirikan negara Minahasa Merdeka. Masalah diskusi disini bebas. Bung Recky supaya tau saja... disini ada 5 moderator tersebar. ada di manado, bandung, jakarta dan semarang. mereka memiliki fasilitas yang full feature sama denk maternya. Jadi tidak tergantng satu orang atau 2 orang seperti milis rekan disabalah. heheheh... tolong info pa torang kalau ada yang kurang agar boleh koreksi torang pe kekurangan dan bukan malah dapa blocking nda boleh ba posting hehehe.. Tanggapan 39: Recky Sendow- 24/06/2009 Dear Broer Frank, Kalu bagitu nyanda usah larang broer Gerdy pe postingan ttg PM. Itukan salah satu upaya pencerahan Broer, supaya ada pembanding. jadi torang tetap bisa kaji apa betul tu pemekaran itu OK atau tidak. Kalu nyanda berkenan ya nyanda usah di response, tapi jangan dihalangi. Proses PM kan sedang berlangsung, jd wajar kl itu terus mendapat asahan, dan pemikiran sanggahan dan kritik dr berbagai pihak supaya hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. cuma bagitu kita pe saran, kl kurang berkenan, mohon maaf. salam bae, GBU all! Tanggapan 40: Froly- 24/06/2009 Tabea waya, Saya pikir ada tiga pokok di milis ini yang perlu ditegasi. Dua pokok pertama harus memiliki garis batas yang jelas. Pokok yang ke 3 harus 'tegas'. Pokok2 tsb adalah: 1. Pokok PROPOSAL PROPINSI MINAHASA - itu sedang terbentuk dalam level 'kenyataan di darat'. Bentuk proposal yang sudah hampir selesai oleh para 'movers' (Dr. Bert, Roy Mamengko etc etc) itu 'so sudah'...dan akan terus berjalan 'regardless of what is being debated or talked about in this milis'. 2. Pokok Perbincangan yang ada pada level 'concept' akan terus menerus mengalir. Dengan datangnya anggota baru, pasti ada saja sesuatu yang mereka bawakan yang forum ini yang sudah pernah

31 

 

diskusikan, bahkan barangkali konklusikan sebelumnya. Ada beberapa jalan yang saya pikir bisa disodorkan dlm situasi seperti ini yaitu: - mengirim berkas2 hasil diskusi pada yang bersangkutan bila debat yang baru sama persis dgn yang sudah2. - bila debat yang baru diangkat mengandung unsur2 yg belum tersentuh, yah....silahkan ba debat trus jo.... Apapun yang didebatkan bisa menambah atau memoderasi Proposal PM, atau sama sekali tidak mempengaruhi Proposal/Move ke arah konsep Propinsi Minahasa (tergantung pada kebijakan para 'movers' tsb.) Kita rasa perbincangan yg diangkat Gerdi ada pada poin ke 2. Jadi, it doesn't matter if it continues on, until someone (moderator , and perhaps with the person who started the topic) finalizes and concludes it. 3. Kalu moderator beserta pencetus topik so konklusikan suatu topik debat/perbincangan, torang yg lain juga harus patuh jangan malawang trus. Karena musti ada 'atoran sadiki toch' (jadi ingat kita pe oma selalu bilang begitu)....hehehe. .kalu nyanda apa yang bagus jadi berkeping lagi... Sekedar memberi perspektif saja. Jadi sebenarnya apa yang 'semua' so bilang itu betul (Ronny A, Recky, Frank etc). Tapi semua itu perlu ditaruh pada 'kategori' dan 'prioritas' yg tepat sehingga berfungsi, dan ndak ambrul adul. Sekali lagi this is only my perspective. Shalom, Tanggapan 41: Ronny Aruben - 24/06/2009 Froly, Tulisan yang ini qta berusaha baca karena cuma sadiki deng depe muatan nyanda berat....hehehe (1) Propo PM so berproses dan "relakan" dia dalam keadaan itu. Kalu kemudian para "movers" merasa perlu ada tambahan dari diskusi yang berkembang kemudian, itu terserah pa beliau2 ini no. (2) Bung Gerdy bisa saja membuka diskusi dengan mengemukakan "outline" dari topiknya. Jadi pake "modal" sadiki dang, hehe........ . Cuma qta trus terang nyanda dalam posisi mo tanggapi. Tapi pasti ada banya yang akan mo tanggapi itu. (3) Kalu tanggapan itu "so cukup" (ini tantu subjektif kang?), Bung Gerdy bisa simpulkan sendiri untuk kemudian di-recheck lagi oleh sidang pembaca di milis ini. Kalu kemudian "so klop" (lagi2 subjektif), moderator akan memutuskan untuk menutup diskusi. Tapi, seandainya ada novum, diskusi bisa dibuka lagi. Tapi ini cuma qta pe usul, boleh ditrima boleh juga dilego di tampa rumpu jo........hehehe Salam bae, Tanggapan 42: Gerdy Worang - 25/06/2009 tabea tabea... dear Ronny, coba perhatikan dibawah: Froly dan Recky tertulis bilang ttg pemekaran prop sulut dilanjutkan. ditambah dgn posting dari Richard punya pemikiran dan terakhir statement dari Jimmy.jadi topik pemekaran prop sulut atau prop MR bukan cuma dari kita dari kita sendiri , kalo tidak diresponse tidak apa2. justru kita kaget juga karena MRNC pe culture/kebiasaan yg terbentuk adl issue yg ada dibahas dan ada kesimpulan.. .WOW, beda dgn mailing group lain..mana2 jo.apalagi kalo Recky so ilang mood nda usah di response lah....cuma kita pikir proses pembentukan prop minahasa masih panjang, karena prop minahasa belum terbentuk. bahasan2 masih akan panjang. keculai kalo torang take it for granted. bagitu jo dulu...

32 

 

Tanggapan 43: Tanos Frank - 25/06/2009 Bung Ronny dan brur Harry, Menurut Gerdy pembentukan PM akan merusak sendi yang menyatukan NKRI... apa betul demikian?.. lalu dari mana formula seperti ini?... lalu daerah2 lain diluar Minhasa yang sudah mekar seperti Banten koq tidak bermasalah ya?... secara psikologi kenapa Gerdy kawatir dengan pemekaran wilayah Minahasa?... apa alasan kongkritnya budaya daerah tidak bisa dijadikan patokan alasan mendirikan Provinsi Minahasa... mohon jawaban... tidak ada ruginya merespon pertanyaan Gerdy dan sementara proses PM tetap berjalan.... salam, Tanggapan 44: Ronny Aruben - 25/06/2009 Bung Frank, Kalu Bung Gerdy bilang bahwa PM akan merusak sendi NKRI, berarti dia blum baca itu posting2 yg ada di milis ini. Sebaiknya dia baca2 dulu supaya torang tidak perlu buang2 energi untuk mengulangi apa yang so dibahas. Kalo mo lanjutkan pembahasannya, silakan aja, tapi jangan mengulangi dari awal lagi. Waktu di SBN dulu qta pe posting tentang NKRI ada banya. Tapi nda ada satu orangpun yang dukung pa qta di milis itu, kecuali Bung Frank dan Oom Bert. Salah satu yang menentang keras pa qta adalah Bung Recky. Sementara Bung Gerdy nyanda bersuara apa2. Gagasan tentang relevansi dan urgensi PM so digeluti Oom Bert dan tamang2 dari Tomohon sejak bertahun-tahun yang lalu. Dorang so "baba darah" memperjuang- kannya, bukang cuma taken for granted, seperti komentar Bung Gerdy. Salam Bae, Tanggapan 45: Recky Sendow - 25/06/2009 Dear Broer Ronny dan All, Ini indonesia ibarat keluarga besar dalam satu rumah. Punya pendapatan tertentu setiap bulan, untuk menghidupi orang2 yg tinggal dirumah tersebut, perbaiki rumah kase makang anggota keluarga yg ada, kase doi for pasiar, dll. Misalnya torang assumsi tu pendapatan tetap. Kalu torang mo tingkatkan tu anggota keluarga pe kesejahteraan, satu2nya cara dengan mengurangi pengeluaran2 yang tidak perlu. Misalnya pelesir, ato kase kase doi jajan pa anak untuk keperluan yg nyanda pokok, apalagi kalu talalu banyak. Nah dengan adanya propinsi atau daerah pemekaran baru, maka dgn tu pendapatan tetap torang musti buang doi beking rumah baru (bangun gedung2 perkantoran) , kong musti kase doi for pelesir (Gaji dgn tunjangan eksekutif dan legislative/ anggota Dewan Propinsi, Tkt II dst, dst perangkat pendukung). Dengan bagitu, tu kemampuan mo meningkatkan tu rakyat biasa pe kesejahteraan pasti menurun, krn tu doi pergi ke tempat yg tidak seharusnya. Jadi secara logika, pemekaran sangat berpotensi memiskinkan rakyat biasa dan sebaliknya memperkaya yg punya jabatan. Padahal kalu di media, samua tokoh bacitira pemekaran for kemakmuran/kesejaht eraan rakyat. Pertanyaannya rakyat yg Mana?

33 

 

Kalu torang bisa gabung ulang dgn gorontalo, coba bayangkan berapa banyak dana yg bisa dihemat? (bayar gaji gubernur misalnya 40 jt/bln, sekarang jd 80 Jt, krn 2 gubernurnya. Anggota DPR Propinsi yg dulu 25 orang misalnya sekarang jd 50 orang). Kong berapa tu sisa for rakyat? 100 Rb per bulan BLT hasil utang luar negeri? Abis torang/Indonesia pe sumber daya for bayar2 tu utang. Sapa yg ba darah2 for pemekaran? ya ampun, cuma batulis dikoran ato beking seminar sampe ba darah2? Tu rakyat ujang panas dipinggir jalan banyak yg nyanda makang aja nyanda sampe ba darah2. Kalu torang peduli butul tu rakyat Sulut, lebe bae torang turun tangan urus pa dorang, daripada sibuk urus2 tu nyanda2. salam, Tanggapan 46: Ronny Aruben - 25/06/2009 Bung Recky, Kiapa skarang so bicara soal rakyat? Rakyat yang mana? Waktu qta bicara soal Pancasila di SBN, Bung salah satu penentangnya yang paling sengit. Qta mo tanya pa Bung, dalam konteks pembicaraan waktu itu, Pancasila itu for sapa so? For hantu2 di utang2? Pancasila itu for samua warga negara, dimana rakyat adalah satu bagian darinya, termasuk para SBN netters. Kiapa skarang so mangaku diri sebagai pembela rakyat? Qta kira pembahasan waktu itu blum selesai stou. Torang kase klar jo di sini. Jangan dulu buka topik baru. Ini khusus tong dua jo. Salam bae, Tanggapan 47: Recky Sendow - 25/06/2009 Dear Broer Ronny dan all, kita tersanjung ada moderator yg menantang langsung. Cuma disini kita sementara diskusi tentang Pemekaran propinsi. Paling tidak dengan broer gerdy dan Broer Singal. Dengan sangat hormat, kita so baca tu proposal, termasuk tulisan yg baru dimuat di Manado Post. Dari saya tidak melihat satu hal yg substansial untuk pendirian Prop. Minahasa. Tidak pemikiran terobosan yg bisa menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat Minahasa. Malah kalu menurut kita, akan menurunkan daya saing Sulut dan Minahasa itu sendiri. Mohon maaf kalu kita salah. Sebagai orang minahasa kita cuma suka itu minahasa betul2 maju, jangan cuma dimanfaatkan dan dipermainkan utk kemajuan elite2 tertentu. Sayang sekali torang pe Minahasa kalu cuma dipakai utk hal2 yg pragmatis seperti itu. Kalu broer Ronny mo diskusi ttg Pancasila, marijo torang lanjutkan di SBn. Karena torang ada mulai dari situ, jgn beking rusak disini yg tidak mempermasalahkan hal2 tersebut. Nanti somo bingo tu sudara2 laeng yg nintau depe cerita. Supaya juga jangan sampe topik itu menjadi sekedar menjadi pengalih perhatian spy berhenti mendiskusikan Pemekaran. Yang ingin saya tekankan disini, Saya tidak anti Propinsi Minahasa Minahasa. Semua punya hak untuk berjuang sesuai keinginan masing2. Bagi yg mau berjuang silahkan lanjutkan. Saya cuma mengingatkan, MR jangan dijadikan ajang pembuka jalan utk kepentingan segelintir orang yg haus kekuasaan. Mungkin ini kalimat kelihatan keras sekali, tapi ini cuma merupakan manifestasi dari seorang yg belum bisa memberikan apa2 bagi Minahasa. Kalau saya belum bisa memberikan sesuatu yg positif, paling tidak jangan menjadi penyebab kehancuran Minahasa. salam paling bae,GBU all!

34 

 

Tanggapan 48: Tanos Frank - 26/06/2009 malam bae bung Recky... Bung Ronny A dalam 4 hari ini ada pigi ka Malang...bale minggu depan bagitu bung Recky... Tanggapan 49: Ronny Aruben - 26/06/2009 Bung Frank, Skarang ini qta OL dari Malang. Nyanda tahang nyanda bahoba di milis, hehehe..... Tanggapan 50: David Tulaar - 26/06/2009

Pengamat Pemekaran Provinsi Sulut Belum Perlu Jumat, 26 Jumi 2009 13:57 Manado (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi, Drs. Mahyudin Damis, M.Hum, mengemukakan, pemekaran Provinsi Sulawesi Utara menjadi tiga provinsi belum perlu, karena akan menjadi beban pemerintah pusat. "Sebaiknya memperkuat saja daerah-daerah kabupaten/kota yang baru dibentuk. Itu lebih realistis," ujar alumnus S2 UGM tersebut di Manado, Jumat, ketika dimintai tanggapan soal gagasan pemekaran Provinsi Sulut. Sejumlah tokoh belum lama ini melakukan pertemuan untuk membentuk tiga provinsi baru di Sulawesi Utara. Provinsi tersebut adalah Provinsi Minahasa, Provinsi Nusa Utara dan Provinsi Totabuan. Provinsi Minahasa terdiri dari Kabupaten Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan Minahasa Raya. Provinsi Nusa Utara terdiri dari Kabupaten Talaud, Kabupaten Sangihe dan Sitaro. Sedangkan Provinsi Totabuan terdiri dari Bolmong Utara, Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Bolmong dan Kotamubagu. Mahyudin mengatakan, para pemrakarsa semestinya harus sadar betul, apakah luas wilayah dan jumlah penduduk serta kekuatan PAD di daerah-daerah yang hendak dimekarkan sudah memungkinkan untuk menjadi provinsi sendiri. "Luas wilayah dan sumber daya alam yang tersedia harus benar-benar memberi jaminan, agar rakyat bisa sejahtera dengan provinsi baru. Jangan sebaliknya, rakyat terbebani dengan pajak-pajak, " katanya menegaskan. Berbeda dengan pendirian Provinsi Gorontalo, menurut Mahyudin, luas wilayah Gorontalo hampir sama denga luas wilayah Sulut saat ini. "Makanya argumen memperpendek rentang kendali pelayanan masyarakat menyangkut birokrasi sangat masuk akal bagi pemerintah pusat," katanya. Dia menegaskan, pembentukan tiga provinsi baru hanya menjadi beban pemerintah pusat saja. Mahyudin menyarankan, agar kabupaten/kota yang hendak mendirikan provinsi baru lebih dominan posisi tawarnya ke pemerintah pusat dalam memperjuangkan anggaran, sedangkan provinsi hanya mengkoordinasi. Tanggapan 51: David Tulaar – 27/06/2009 PEMEKARAN WILAYAH SULUT: HARUSKAH KE AKAR-ETNIS?

35 

 

Amatan atas Pengalaman Sulawesi Utara. (A.J. Ulaen) 1. Pengantar Usulan pemekaran wilayah-administrat if – baik itu pada tingkat propinsi dan kabupaten maupun kecamatan dan desa atau kelurahan – semenjak lima tahun terakhir ini menggejala umum di tanah air. Pulau Sulawesi, ketika Indonesia baru merdeka, merupakan satu wilayah administrasi berstatus propinsi. Kini sudah terbagi atas lima propinsi . Itu pun terasa belum cukup. Masih terdengar tuntutan pemekaran wilayah propinsi baru . Belum lagi pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan. Kesemua usulan itu memanfaatkan peluang desentralisasi sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah Apabila usulan pemekaran seperti itu semata-mata dijiwai oleh alasan-alasan politis-administrat if serta efektivitas penyelenggaraan layanan masyarakat (warga), maka gejala seperti itu dapat ditafsirkan sebagai adanya kesadaran warga berperan-serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadaannya menjadi berbalik dan cukup mengkawatirkan ketika satuan-satuan wilayah yang diusulkan untuk dimekarkan berkorelasi dengan aspek sosio-kultural dan historis, yakni alasan dan pertimbangan kesuku-bangsaan dalam suasana penguatan kekuatan politik di tingkat daerah atau lokal. Mengkhawatirkan, seperti yang dipertanyakan oleh Elizabeth Morrell dalam artikelnya berjudul Desentralisasi atau Separasi? membahas gejala serupa yang sedang terjadi di daerah Sulawesi Selatan. Sayangnya, kajian Morrell ini tidak mengungkapkan keterkaitan antara pemekaran wilayah dengan kecenderungan penguatan semangat keetnisan, melainkan lebih melihat pada alasan pengembangan wilayah. Tulisan ini, sebatas kasus Sulawesi Utara, akan memaparkan keterkaitan antara pertimbangan etnis sebagai salah satu alasan yang melandasi tuntutan pemekaran wilayah. 2. Dari Propinsi Sulawesi ke Propinsi Sulawesi Utara Pembagian wilayah administratif di Indonesia – dengan beberapa pengecualian – sebagian besar didasarkan pada prinsip pewilayahan warisan Pemerintah Kolonial Belanda. Pemerintah kolonial Hindia Belanda juga menata wilayahnya berdasarkan prinsip teritori-tradisiona l. Maksudnya, didasarkan pada “pewilayahan hukum adat”. Sulawesi – pada awalnya berstatus satu propinsi dalam sistem pewilayahan administratif Republik Indonesia – pada tahun 1960 dimekarkan menjadi dua wilayah adminsitratif setingkat propinsi, yakni Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Utara-Tengah, disingkat Sulutteng. Wilayah yang disebut terakhir ini didasarkan pada latar dan pertimbangan historis, yakni bekas wilayah “Keresidenan Manado”. Pada tingkatan wilayah kabupaten atau daerah tingkat dua, juga mengikuti satuan-satuan wilayah yang sudah terbentuk semasa pemerintahan kolonial, entah itu bekas wilayah swapraja, kerajaan dan sebagian besar adalah wilayah etnis. Pemekaran wilayah adminsitratif setingkat propinsi di Sulawesi masih berlanjut setelah adanya Propinsi Sulawesi Tenggara dan propinsi Sulawesi Tengah. Sekilas, usulan pemekaran wilayah seperti ini mengesankan adanya pertimbangan- pertimbangan rasional untuk pengembangan wilayah, efisiensi layanan publik dan sebagainya. Itu yang terbaca dalam dokumen-dokumen resmi usulan pemekaran baik dari pihak eksekutif maupun pihak legislatif di propinsi-induk. Namun, dapat dijumpai alasan-alasan lainnya – yang tidak tercatat dalam dokumen resmi, tapi terekam dalam pemberitaan media cetak setempat – yang mengindikasikan adanya alasan-alasan emosional-primordia l; sebagai reaksi atas “kebijakan-kebijakan baik pada tingkat penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat maupun di tingkat propinsi. Pengalaman kesejarahan menunjukkan bahwa tuntutan “status otonomi” dalam artian adanya perimbangan kekuasaan dan pembangunan antara penyelenggara pemerintahan di “pusat” dengan

36 

 

penyelenggara pemerintahan di “daerah” sudah disuarakan oleh tokoh-tokoh daerah Sulawesi yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Permesta” pada tahun 1957 (Harvey, 1984; Leiriza, 1991). Pemekaran propinsi Sulawesi menjadi dua propinsi tampaknya tidak dapat dipandang lepas kaitannya dengan peristiwa di atas. Di satu sisi, tuntutan atas “status otonomi” diobati dengan pemekaran wilayah. Disisi lain hal ini dapat dipahami sebagai upaya mereduksi dan memperkecil kekuatan di daerah agar mudah dikontrol. Di Era desentralisasi atau setelah diberlakukannya UU No. 22/1999, wilayah propinsi yang semula dikenal dengan sebutan Propinsi Sulawesi Utara, dimekarkan menjadi dua propinsi. Propinsi Sulawesi Utara dengan wilayahnya meliputi kabupaten Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangihe dan Talaud, serta dua kota yakni Manado dan Bitung. Propinsi Gorontalo meliputi wilayah Kabupaten Gorontalo yang juga sudah dimekarkan menjadi kabupaten Gorontalo dan kabupaten Bualemo; dan kota Gorontalo. Pada tingkatan kabupaten di wilayah propinsi Sulawesi Utara, wilayah kabupaten Sangihe dan Talaud telah dimekarkan menjadi kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud; Kabupaten Minahasa dimekarkan menjadi dua kabupaten yakni kabupaten induk (Minahasa) dan kabupaten baru (Minahasa Selatan) ditambah satu kota (Tomohon). Tampaknya, ini belum merupakan hasil akhir. Warga Minahasa yang berada dan berasal dari wilayah bagian Utara menuntut adanya kabupaten Minahasa Utara. Begitu juga dengan warga pulau-pulau Siau-Tagulandang- Biaro, menuntut kehadiran kabupaten SiTaro. 3. Komunitas Etnis di Sulawesi Utara Antropolog dan etnolog yang menaruh perhatian atas wilayah ini mendeskripsikan keberadaan komunitas-komunitas etnis yang ada di wilayah administrasi propinsi Sulawesi Utara, yakni “orang Gorontalo” sebagai kelompok etnis terbanyak. Sensus penduduk tahun 2000 mencatat sebanyak 897.235 jiwa yang menetap di wilayah Propinsi Sulawesi Utara. Peringkat kedua dalam hal jumlahnya adalah “orang Minahasa” dan terdiri atas sub-etnis Tontemboan, Toulour, Tombulu, Tonsea, Tonsawang, sebanyak 824.600 jiwa. Orang Sangir berada pada urutan ketiga dengan jumlah, 396.510 jiwa. Orang Bolaang dan Mongondow, 224.749 jiwa. Orang Talaud, 79.838 jiwa . Selain itu masih ada komunitas etnis dalam jumlah yang kecil seperti Orang Bantik, Orang Bajau, Orang Jaton dan komunitas etnis dari Nusantara yang sudah lama menetap di Sulawesi Utara. Pengalaman kesejarahan telah menempatkan Orang Minahasa sebagai komunitas etnis yang berperan-besar dalam berbagai aspek kehidupan di daerah Sulawesi Utara. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari ketersediaan pranata pendidikan modern yang sudah diperkenalkan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda dan terpusat di daerah Minahasa, ditunjang oleh ciri budaya dan tradisi-sumekolahny a . 4. “Bohusami”, Etnisitas dalam Slogan Politik Pada tahun 1980-an, dalam ranah-politik di daerah Sulawesi Utara muncul semangat kesetaraan dari warga komunitas non-etnis Minahasa terutama keinginan dan keterlibatannya dalam penyelenggaraan pemerintahan. Gejala ini oleh elit politik dan eksekutif di tingkat propinsi ditanggapi dengan kebijakan-politik yang tercermin dalam slogan bohusami, sebuah akronim dari bo = Bolaang-Mongondow, hu = Hulontalo (Gorontalo), sa = Sangihe dan Talaud, mi = Minahasa. Kebijakan ini mengakomodir keterwakilan komunitas etnis baik pada tataran elit politik terutama eksekutif. Jika gubernurnya orang Minahasa, maka diusahakan agar pejabat pada aras Pimpinan Daerah seperti Sekretaris daerah, Ketua DPR, Kepala Kejaksaan Tinggi dan bahkan Kapolda serta Komandan Korem sebaiknya diisi oleh warga komunitas etnis lainnya. Lambat laun kebijakan seperti ini menjadi kesepakatan yang tidak tertulis dan diterapkan hingga unit kerja yang lebih kecil, pada organisasi sosial dan politik. Pada awalnya kebijakan seperti ini mampu meredam riak-dinamika

37 

 

politik di daerah . Namun, sepanjang tahun 1990-an, ketika orang Gorontalo merasa sudah saatnya mereka diberi kesempatan menduduki jabatan Gubernur dan hal itu tidak terpenuhi, pemekaran wilayah menjadi solusi utama. Kasus ini menjadi pelajaran bagi elite politik di daerah. Slogan-politik bohusami seakan terlupakan bersamaan dengan pemekaran wilayah propinsi Sulawesi Utara menjadi Propinsi Sulawesi Utara dan Propinsi Gorontalo. Sebagai gantinya, dipopulerkan slogan “torang samua basudara” (Kita semua bersaudara). Tuntutan pemekaran wilayah di sisi lain menjadi semacam “cara untuk menggertak” pemerintah propinsi, apabila ada wilayah yang kurang mendapat perhatian atau permintaannya tidak dipenuhi . Reaksi seperti itu seringkali disuarakan baik oleh para wakil rakyat maupun politisi. Lebih tragis lagi ialah pernyataan yang disuarakan oleh salah seorang wakil-rakyat dengan nada sumbang dan dapat ditafsirkan sebagai manifestasi cara berpikir disintegratif . 5. Catatan Akhir Lepas dari pertimbangan dan alasan-alasan rasional-obyektif, menguatnya kesadaran-etnis menjadi salah satu faktor pendorong dan pertimbangan mengajukan tuntutan pemekaran wilayah-administrat if di Sulawesi Utara. Menariknya ialah proses pemekaran dan penunjukan pejabat yang akan bertugas di “daerah baru” hasil pemekaran disambut dengan wacana “putra-daerah” sebagai syarat utama; keinginan untuk membangun wilayahnya tanpa campur tangan luar, dan sebagainya. Disadari atau tidak, kenyataan seperti ini kalau tidak disimak, disiasati, dan dikelola secara cermat dan bijak, akan menjadi lahan-subur bagi tumbuhnya benih-benih disintegrasi. Sumber: http://jaton. forummotion. com/manado- sulut-f10/ pemekaran- wilayah-sulut- haruskah- ke-akar-etnis- t28.htm Tanggapan 52: Tanos Frank - 27/06/2009 bung Recky selamat sore waktu Bandung... bisa ditanggapi ini bung David T pe postingan... . beliau berada di Jerman saat ini... Tanggapan 53: Recky Sendow - 27/06/2009 Dear Broer Frank, Terima kasih atas broer pe kepercayaan for kita utk ba kase komentar. Kita kira dua artikel yg Broer Tulaar ada kirim, isinya sama dengan kita pe ide. Pemekaran itu cuma utk kepentingan pragmatis sekelompok orang yang sangat mungkin akan mengorbankan rakyat. Kalu torang bacirita kekuatan utk bargaining, kan logikanya lebe banyak lebe bagus, lebe kuat. ini malah mo ba pisah. Kemudian torang pe kemampuan ekonomi daerah nyanda sebanding dengan pengeluaran. sama dgn kita pe tulisan sebelumnya. Kalu satu keluarga pendapatannya kecil, malah tekor dibanding pengeluran, tapi pengeluaran mo bertambah krn musti bayar tu hal2 yg sebenarnya nyanda perlu (Gaji Gub, DPRD, dll) kong berapa tu mo kase for rakyat? Berapa tu mo bangun infrastruktur dgn maintanancenya? Dgn logika sederhanya aja torang bisa ambil kesimpulan akhirnya rakyat kecil yg akan jd korban. Mana mau tu pembesar2 mo sekurang gaji/tunjangan? yg ada malah baku lawang kase nae. Bagitu Broer Frank, kita pe pendapat. Terima kasih artikelnya Pak Tulaar dan rekan2 yg mendukung saya lewat japri. Satu hal, ini bukan masalah like or dislike, tapi ini ratapan rakyat kecil yg belum bisa memberikan sesuatu buat Minahasa. Kalu belum bisa kase sesuatu, paling tidak jangan ba ambe supaya tu Minahasa nyanda makin susah.

38 

 

Banyak yg jaga pake Sam Ratulangi pe Nama dan mengaku Sam Ratulangi pe Ide, sebagai dasar untuk melakukan pemekaran Minahasa. Orang yg paling dekat dengan beliau sendiri mencibir ide pemekaran dengan mengatakan terlalu banyak yg pengen jd gubernur. Mohon maaf yg sebesar2nya Tante Lani, kita ada kutip sadiki Tante pe pendapat, tanpa minta ijin terlebih dahulu. Bangga sebagai orang Minahasa Bangga sebagai bangsa Indonesia, Tanggapan 54: David Tulaar - 27/06/2009 Two thumbs up, bung Recky Sendow. BTW, kalu kita pe pandangan menolak Provinsi Minahasa so lama kita kemukakan dan perdebatkan di sini. Bisa dilihat pada posting2 awal milis ini. Slamat bermalam minggu! Salam Tanggapan 55: Tanos Frank - 27/06/2009 Hello bung Recky, terima kasih, apa bung sampaikan itu sangat realitas dan masuk akal, tetapi bung Recky harus bisa memahami masalah phenomena alam yang terjadi disekeliling kehidupan torang ini. Secara logika dan perasaan mungkin ada benarnya juga, tetapi torang juga harus bisa menerima kemajuan jaman. Mungkin bung Recky masih ingat yang namanya Uni Soviet yang terdiri dan gabungan negara2 eropa timur komunis. Dan begitu juga dengan Jerman Barat dan Jerman Timur. Mereka ini negara2 persatuan super power yang dapat menandinggi negara2 barat dan amerika serikat. Tetapi sapa sangka semua itu akan berakhir dengan sendirinya. Jerman telah menjadi satu negara dan bukan lagi dua negara yang terpisah. Apa yang akan terjadi dengan rencana Provinsi Minahasa kalo ini terjadi dan pemerintah pusat juga mendukung... . apa torang harus katakan?... torang harus bisa melihat phenomena yang terjadi dan realitas yang terjadi dilapangan memang harus begitu... bung Recky... kita so baca dari beberapa media elektronik dari Manado... didaerah Tondano saja ada begitu banyak masyarakat miskin dan rumah hunian yang belum layak. Belum lagi daerah2 lainnya. Apakah pemerintah daerah sekarang ini sudah dianggap bagus voor masyarakat Minahasa?... bung Recky, dunia ini sudah berobah.... yang perlu diperkuat bila nanti rencana Provinsi Minahasa disetujui adalah bagaimana teknologi bisa diperkuat di Minahasa... teknologi dalam artian yang luas. Teknologi bukan berarti harus mambangun infrastruktur industri seperti di jawa,... tetapi yang perlu dikembangakan adalah teknologi yang sesuai dengan produk diwilayah Minahasa itu sendiri. Anak2 yang putus sekolah juga bisa dikembangkan dengan nilai tambah yang tinggi, bangun PLK2 khusus yang dapat menghasilkan SDM yang siap pakai. Jangan membangun PLK yang malah menambah pengganguran karena tidak sesuai dengan income yang merek dapat. Ada banyak teknologi tepat guna dan berguna yang bisa dikembangkan disana. bung Recky... memang sudah saatnya Minahasa harus mengejar ketinggalan dari daerah2 lain. Demikian bung Recky...

39 

 

Tanggapan 56: Recky Sendow - 27/06/2009 Dear Broer David, Kalu bagitu kita minta maaf, kita anggota baru, nyanda sempat ba baca samua tu postingan sebelumnya. Soalnya ada postingan terbaru yg menyebutkan Broer Gerdy adalah orang kedua yg anti pemekaran. Setahu kita selain broer Gerdy, cuma kita tu ja tulis yg ba malawang aros. Makanya kita kage waktu baca broer pe postingan. Ternyata ada yg sejalan dgn kita dgn Broer Gerdy pe pikiran. Ditambah beberapa rekan anggota milis ini yg ba japri minta kita tetap menyuarakan ini ide anti pemekaran. Dorang cuma nimau ba konfrontasi scr terbuka. Terima kasih Broer, boleh dibilang kita disini jadi pendukung broer pe ide. Sekali lagi bukan soal anti atau tidak, suka atau tidak suka. Cuma mo suka torang samua bisa sama-sama pikirkan, apa akibat2 yg mungkin terjadi buat Minahasa pasca pemekaran. salam hormat for samua, GBU all!. Selamat malam minggu Broer David. Tanggapan 57: Tanos Frank - 27/06/2009 Hello David, Apa alasan mendasar bung tidak setuju dengan rencana provinsi Minahasa?... dari sudut pandangan mana yang bung tidak setuju. Kata tidak setuju memiliki reason yang banyak?... lalu menurut bung David kenapa ada begitu banyak anak2 muda Minahasa merantau kedaerah2 lain di Indonesia bahkan sampai keluar negeri termasuk bung David sendiri berdiam di Jerman?... ada banyak media cetak di Indonesia yang sudah mengexpose begitu banyaknya PSK asal Minahasa. Lalu apakah pemerintah daerah sekarang ini sudah sukses mengangkat kemiskianan yang terjadi di Minahasa?... sejak lepas Permesta sampai sekarang.. ada banyak masyarakat Minahasa yang merantau kemana-mana karena ingin mencari ekonomi yang lebe baik termasuk bung David sendiri kalo tidak salah.... termasuk kita pe orang tua juga marantau. Lalu kenapa tidak mencoba untuk bisa mandiri sebagai provinsi Minahasa?... tidak setuju dengan berdirinya provinsi Minahasa jangan berdasarkan perasaan... maaf kita bicara ini karena kita duduk dalam profesi sebagai teknologi... kalo provinsi Minahasa berdiri kita yakin dengan pembaharuan yang ada saat ini, putra/putri Minahasa yang berbasis teknologi akan banyak yang mendukung. salam, Tanggapan 58: David Tulaar - 27/06/2009 Hello Frank, pertama, mengenai kita pe alasan menolak Prov. Minahasa, baca jo ulang kita pe posting2 dulu, terutama kita pe diskusi dengan Ronny Aruben. Kita nyanda mo ulang di sini. Ada ikuti tu diskusi toch? Kedua, kita ndak lia ada korelasi alasan orang merantau atau ke luar "wilayah" tanah adat Minahasa dengan rencana pembentukan Prov. Minahasa. Sorry, tapi bolehkah kase penjelasan lebih lanjut ttg hal ini. Kita ndak mangarti! Ketiga, mengenai pertanyaan apakah pemerintah daerah (maksudnya pemda prov. Sulut tantu kang) sudah berhasil menangani soal PSK dan menanggulangi kemiskinan, tentu harus dibuat evaluasi, gagal di mana dan berhasil di mana. Kalu bilang "gagal total", ya itu berarti ada pake PERASAAN banilai. Dan kacamata yang sama harus digunakan untuk menilai rencana pembentukan prov. Minahasa. Apakah ada JAMINAN bahwa kalau ada provinsi baru nanti problematika ini DENGAN SENDIRINYA akan terpecahkan?

40 

 

Kalau mau realistis bicaralah soal angka2. Berapa banyak rakyat miskin sekarang? Berapa banyak rakyat miskin nanti kalau prov Minahasa sudah berdiri? Apa langkah2 dan kiat2 yang akan dilakukan? Apa parameter kebehasilan (dan kegagalannya) ? Kenapa langkah? dan kiat" itu tidak disampaikan saja sekarang kepada pemerintah yang sedang berjalan? Bukankah sekarang pun rakyat sudah sangat membutuhkannya? Kiapa nanti? Kemudian soal pemerintahan: belum ada yang tahu siapa nanti yang akan jadi pemerintah Prov. Minahasa. Partai politik mana yang akan menang pemilihan gubernur dan bupati/walikota. (Kita sebut ini karena di DPRD Sulut dan Kabupaten/Kota ini belum jadi issue resmi salah satu parpol pun; juga waktu kampanye Pemilu 2009 tidak ada parpol yang menyinggung rencana ini). Kalau nanti sama juga konstelasinya dengan yang ada sekarang, apa bedanya? Kenapa tidak memulaikan perubahan sekarang saja, dalam konstelasi politik yang ada? Maaf saja, tetapi rakyat perlu jawaban nyata dalam bentuk pemecahan persoalan dan bukan PENGANDAIAN2, seakan-akan nanti kalau Prov. Minahasa sudah terbentuk barulah semua persoalan ini terlesaikan. Itu namanya politik SURGA TALINGA! Voor kita sampe sekarang gagasan prov. Minahasa ini lebe banya memunculkan pertanyaan daripada memberi jawaban. Coba tu energi yang begitu potensial so pake dari sekarang untuk membantu "memperbaiki" yang ada, pasti so lebe banya perbaikan yang terjadi. Depe APA kwa tu penting, bukang depe SAPA! Di bawah ini kita coba sekedar rekeng2 perbandingan luas wilayah dan jumlah penduduk antara Provinsi Sulut yang ada sekarang dengan ketiga provinsi yang direncanakan: Provinsi Sulut setelah Prov. Gorontalo berpisah (menurut data BPS Sulut 2005) memiliki luas wilayah sebenar 15.377 Km2 dan penduduk sebanyak 2.182.978 jiwa. (Sebagai bandingan, luas wilayah Provinsi Gorontalo adalah 12.215 Km2 dan penduduk 887.000 jiwa (data 2004). Kalau jadi nanti, maka luas wilayah dan jumlah penduduk tiga provinsi baru itu masing2 adalah (berdasarkan data BPS Sulut 2005): Prov. Minahasa: luas wilayah: 4.832 Km2 penduduk: 1.438.527 jiwa Prov. Totabuan/Bolmong: luas wilayah: 8.358 Km2 penduduk: 470.540 jiwa Prov. Sitaro luas wilayah: 2.187 Km2 Tanggapan 59: Tanos Frank - 27/06/2009 Hello Frank, pertama, mengenai kita pe alasan menolak Prov. Minahasa, baca jo ulang kita pe posting2 dulu, terutama kita pe diskusi dengan Ronny Aruben. Kita nyanda mo ulang di sini. Ada ikuti tu diskusi toch? Kedua, kita ndak lia ada korelasi alasan orang merantau atau ke luar "wilayah" tanah adat Minahasa dengan rencana pembentukan Prov. Minahasa. Sorry, tapi bolehkah kase penjelasan lebih lanjut ttg hal ini. Kita ndak mangarti! Frank

41 

 

Manusia berduyun-duyun merantau kesuatu daerah mencari kehidupan yang lebe baik, tantu ada korelasi dengan daerahnya yang tidak memadahi untuk kehidup mereka. Sementara tanah Minahasa yang sangat subur dan kaya akan hasil buminya, tetapi kemiskinan tetap saja tinggi. Kedua apakah David tidak kawatir dengan tingginya masyarakat Minahasa berpindah ketempat lain atau pergi keluar negeri karena ingin mencari kehidupan yang lebih baik dari pada daerahnya, sementara masyarakat daerah lain diluar Minahasa berbondong-bondong datang ke wilayah Minahasa untuk mengembangkan bisnis mereka. Apa yang bisa diperbuat oleh pemda sekarang maupun masa lalu?... sementara kemiskinan berkembang terus… solusi satu-satunya harus dicoba pengembangan provinsi Minahasa. Supaya konsentrasi jauh lebih baik ketimbang harus terbagi pada daerah lain. David Fenomena migrasi tidak ada hubungan dengan pemekaran provinsi. Itu dulu! Mighrasi adalah kecenderungan dasar manusia untuk memperbaiki keadaan hidupnya atau untuk menolong orang lain. Tidak ada hubungan apakah ia orang Minahasa atau bukan. Gejala migrasi tidak perlu dirisaukan. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa Prov. Minahasa bisa menghindari gejala migrasi ini. Itu utopis. Sejak masa kolonial orang Minahasa sudah merantau: sebagai KNIL, sebagai ambtenaar, sebagai guru (untuk memajukan pendidikan suku-bangsa lain), sebagai TNI, sebagai PNS, sebagai pengusaha, sebagai utusan gerejawi (seperti saya), sebagai diplomat, sebagai TKI/TKW, dst. Kalu ndak tidak ada KKK di Jakarta. Gejala migrasi ini perlu dilihat secara positif, dan sekali lagi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan gagasan prov. Minahasa. Jangan mengada-ada! Solusi terhadap masalah kemiskinan tidak bisa dicari pada fenomena migrasi. Setiap manusia cenderung untuk memperbaiki "nasib" hidupnya. Dorongan ini tidak ada landasan etnisnya. Tahun 2002 saya bertemu dengan warga kawanua di USA/California - ketika diundang memberi input tentang "Bangsa Minahasa" pada acara HUT Kawanua USA ke-3 (waktu itu panel bersama Gubernur A.J. Sondakh, Benny Tengker; juga hadir Pdt. W.A. Roeroe, dan mantan gubernur E.E. Mangindaan; ada Richard Singal, Lisa Tungka, Nora Worang, dll). Kita waktu itu menentang usul "sumbangan" USD 100,00 per orang Minahasa untuk Sulut yang diusulkan. Karena menurut kita penanggulangan kemiskinan harus sustainable dan berakar pada struktur ekonomi lokal. Kita usulkan supaya remittance dari para migran Minahasa di luar negeri disalurkan lewat pembelian saham BPD. Kemudian BPD akan menyalurkannya lewat kredit kepada masyarakat. Akibatnya, baik para pembeli saham maupun kreditor bisa mengeruk keuntungan. Mental sumbangan adalah mental kolonial. Di era tranparensi dan anti korupsi sekarang ini penyaluran dana dan penggunaannya harus bisa dipertanggungjawabk an. Bayangkan setiap tahun sekitar dua trilyun rupiah remittance beredar di Sulut, semuanya mendarat pada pembangunan rumah, pembelian kebun dan bidang2 usaha yang kalkulasi bisnisnya rugi, seperti Wartel (sementara hampir semua orang sudah punya HP), atau restoran yang menjamur di mana2. BPD Sulut sebenarnya bisa diandalkan. Hanya saja harus semakin diprofesionalkan untuk mengelola remittance. Saya ingin mengatakan sikap saya sekali lagi (supaya tidak dianggap argumen saya tidak mantap) bahwa PROVINSI MINAHASA bukan jawaban terhadap persoalan kemiskinan di Sulawesi Utara! Reformasi ekonomi regional harus terjadi sekarang, bukan menunggu nanti kalau ada provinsi baru.

42 

 

Selanjutnya, sebagai bagian dari Indonesia, migrasi dari daerah lain ke daerah Sulut tidak bisa dihindari. Kita juga tidak bisa menghindari migrasi orang Minahasa ke daerah lain di Indonesia. Itulah konsekuensi ber-Indonesia. Provinsi Minahasa pun tidak akan bisa menghindari migrasi ini. Karena tidak mungkin kita menggunakan batasan etnis dan agama untuk melarang orang datang ke wilayah yang adalah bagian negara Indonesia. Lihat saja persentase pendudukan asal Sangir dan Talaud di Kota Bitung dan di wilayah pesisir Minahasa (sebagai konsekuensi politik ekonomi kolonial Hindia-Belanda yang dulu mengambil tenaga pemetik kelapa dari utara karena orang Minahasa dulu lebih suka jadi mandor daripada jadi tukang; atau pekerja dari Gorontalo untuk perkebunan kopi di dekat Langowan). Ketiga, mengenai pertanyaan apakah pemerintah daerah (maksudnya pemda prov. Sulut tantu kang) sudah berhasil menangani soal PSK dan menanggulangi kemiskinan, tentu harus dibuat evaluasi, gagal di mana dan berhasil di mana. Kalu bilang "gagal total", ya itu berarti ada pake PERASAAN banilai. Dan kacamata yang sama harus digunakan untuk menilai rencana pembentukan prov. Minahasa. Apakah ada JAMINAN bahwa kalau ada provinsi baru nanti problematika ini DENGAN SENDIRINYA akan terpecahkan? Kalau mau realistis bicaralah soal angka2. Berapa banyak rakyat miskin sekarang? Berapa banyak rakyat miskin nanti kalau prov Minahasa sudah berdiri? Apa langkah2 dan kiat2 yang akan dilakukan? Apa parameter kebehasilan (dan kegagalannya) ? Kenapa langkah? dan kiat" itu tidak disampaikan saja sekarang kepada pemerintah yang sedang berjalan? Bukankah sekarang pun rakyat sudah sangat membutuhkannya? Kiapa nanti? Kemudian soal pemerintahan: belum ada yang tahu siapa nanti yang akan jadi pemerintah Prov. Minahasa. Partai politik mana yang akan menang pemilihan gubernur dan bupati/walikota. (Kita sebut ini karena di DPRD Sulut dan Kabupaten/Kota ini belum jadi issue resmi salah satu parpol pun; juga waktu kampanye Pemilu 2009 tidak ada parpol yang menyinggung rencana ini). Kalau nanti sama juga konstelasinya dengan yang ada sekarang, apa bedanya? Kenapa tidak memulaikan perubahan sekarang saja, dalam konstelasi politik yang ada? Maaf saja, tetapi rakyat perlu jawaban nyata dalam bentuk pemecahan persoalan dan bukan PENGANDAIAN2, seakan-akan nanti kalau Prov. Minahasa sudah terbentuk barulah semua persoalan ini terlesaikan. Itu namanya politik SURGA TALINGA! Frank Kita nda perlu jawab ini, tapi media cetak di daerah maupun di Jawa sudah banyak yang research daerah2 mana termiskin di tanah Minahasa, termasuk tingginya PSK yang terdapat di kota Manado. Ini sudah pernah ditulis oleh beberapa media nasional saat WOC. Segala sesuatu harus dicoba dulu. Biarkanlah mereka2 yang sedang dalam rangka kerja untuk pencapaian rencana provinsi Minahasa, David anda itu seorang yang belajar dalam teologi keagamaan dan pernah bekerja disalah satu LSM di Jerman. Selama pemikiran anda yang kontras dengan mereka2 yang sedang berjuang dalam rencana pembentukan provinsi Minahasa, pasti tidak akan pernah match atau synchron. David Prinsipnya Frank rupanya adalah biar jo coba dulu sapa tau berhasil. Kita mo bilang, untuk menangani soal PSK dan kemiskinan nyanda bisa torang eksperimen, karena ini berkaitan dengan kehidupan manusia. Justeru karena kita teolog maka kita tau betapa mendesaknya menolong manusia yang terpuruk dan tertindas oleh sistem. Di sini torang baku ambe soal mimpi, dan sementara torang bermimpi orang menderita. Kita pe tugas sebagai teolog adalah

43 

 

kase bangun orang yang bermimpi supaya bertindak. Makanya kita tetap beranggapan bahwa ide prov. Minahasa adalah mimpi panjang dalam kenyenyakan elitis. Frank Kami ini orang2 teknologi yang suka dengan invotif dan memiliki kreativitas. Tantu dengan pemahaman serta pemikiran David pasti tidak akan pernah selesai dan saya akan meladeni anda. David Inovasi dan kreativitas yang cuma dikembangkan dalam laboratorium tidak menyentuh realitas. Apa gunanya? Ini yang kita selalu bilang: a cow in a picture does not eat grass! Tanggapan 60: Robert Nayoan - 27/06/2009 Malam bae samua..., Terlepas dari pro kontra pembentukan PM, .... sebagai salah satu bentuk kita pe kepedulian sebagai Tou Minahasa terhadap masa depan dan kesinambungan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan "rakyat minahasa", berikut kita mo sumbang beberapa masukan for tu proposal yg skrng dong Om Bert deng Om REM deng tim da susung, Bukang kita bilang kita nda stuju deng ni rencana ini. Terlepas dari banyaknya efek negatif dari pengalaman pembentukan\pemekaran yang terjadi dan berlangsung selama ini, tetapi kalo torang mo blajar dari tu fenomena2 kegagalan2 itu kemudian torang coba mengformulasikan strategi2 baru yg dapa minimize tu kegagalan2 itu, kemudian nantinya torang komit implement tu strategi2 itu .... Kita pikir nda ada salahnya torang dukung ini pembentukan PM. Apalagi saat ini torang banya referensi for mo blajar pengalaman2 daerah2 laeng hasil pemekaran\pembentukan provinsi \daerah otonom baru, blajar apa depe fail apa depe sukses ..... Selain itu, (kalo kita nda salah) pionir rencana pemisahan ini diawali oleh totabuan (walaupun memang ni rencana PM ini so sejak di awal thn 2OOO sudah dibicarakan (bukan begitu Om Bert?) Sehingga sebenarnya dorang yg bapisah dari torang (induk) sehingga mau nda mau, suka ato nda suka, totabuan akan ba pisah dari torang. Bagitu le deng Sitaro (Nusa Utara) kal dia le mo ba pisah Boleh dikatakan dibandingkan deng bolaang deng sitaro, Minahasa di Prov Sulut selama ini selalu sebagai leader dan leading. Sehingga dalam konteks pemekaran ini pun kalo torang nda ganti baju tetap depe nama prov Sulut. Sehingga rencana pemakaran ini for torang Minahasa boleh dikatakan sebenarnya adalah daerah induk. Selanjutnya sebagai daerah induk yang baganti nama jadi PM torang boleh rekeng kira2 seberapa besar potensi penurunan pendapatan dengan terpisahnya bolaang dan sitaro ato seberapa besar torang pe PAD akan turun sebagai dampak tidak ada lagi kontribusi bolaang dan sitaro ..... Memang nda bisa torang pungkiri kalo torang pe komposisi PAD Sulut selama ini selama ini didukung oleh kontribusi DAU, dll dan bukan dari pendapatan asli daerah yg cuma banyak dari pendapatan pajak. Untuk itu kita pe masukan for adalah kalo boleh tu strategi optimalisasi pendapatan for PM nanti bukan dititik beratkan dari optimalisasi pendapatan dari pajak tapi lebih dari pendapat non pajak seperti: pendapatan dari BUMD, optimalisasi pendayagunaan aset, public private partnership, dll. Selain itu peningkatan kesejahteraan masyarkat Minahasa melalui strategi optimalisasi PDRB, PDRB per kapita, dapat dilakukan dengan berfokus sektor2 yg seharusnya adalah merupakan torang pe kekuatan tetapi kenyataannya saat ini adalah torang pe kelemahan.

44 

 

Dari hasil analisa data yg kita lakukan, dengan menggunakan analisis statistik sederhana LQ (Location Quatient), selama ini dibandingkan dengan Sulampua (Sulawesi, maluku, papua) Sulut secara sektoral memiliki LQ yg rendah atau dpt dikatakan sangat lemah di sektor pertanian dan industri pengolahan. Ironisnya, Gorontalo saja yang adalah daerah yang da ba pisah dari pa torang, de pe LQ sektor pertanian so jao lebih tinggi dari torang (sulut). Bukang maeng dorang pe strategi di sektor pertanian pe maju. Secara regional (sulampua) memang sulut unggul di sektor bangunan, angkutan, deng jasa, ... Tapi kita boleh pastikan ni keterlibatan org minahasa di sektor ini nda dominan, apalagi ni sektor2 ini kental deng konsumsi. Memang dorang bilang bagus kata kalo sejatinya perekonomian suatu daerah itu tidak bergantung pada sektor pertanian, karena sesuai dengan sifat sektor pertanian yg nyanda stabil, sangat tergantung pada harga jual, panen, dll, tetapi dengan melihat torang pe potensi silvikultur yang memang sangat prospektif for mo tingkatkan kinerja sektor pertanian. Selain itu dengan meningkatnya torang pe kinerja sektor pertanian setidaknya torang terlepas dari ketergantungan dari daerah\provinsi laeng. Data bongkar muat di pelabuhan bitung memperlihatkan bahwa aktivitas bongkar adalah lebih tinggi dibandingkan aktivitas muat. Masa beras, bawang, rica musti di supply dari makasar deng surabaya?? Apa memang torang so nda dapa penuhi torang pe kebutuhan daerah sandiri? Kalo torang nyak antisipasi torang pe keunggulan ini (yg skrng malahan jadi torang pe kelemahan), ... Jang herang kalo nanti bisa totabuan ato nusa utara setelah pemekaran nanti boleh mo dapa rebe torang pe kinerja ... Sedang deng dorang torang kalah apalagi deng regional??? Apalagi salah satu indikator keberhasilan pemekaran adalah dgn melihat kinerja LQ daerah pemekaran dibandingkan LQ induk ato regional. Oh iyo selain itu dengan optimalnya sektor pertanian selanjutnya dapat menunjang dan menopang pengoptimalan sektor industri olahan melalui penggalakan aktivitas investasi dan kegiatan pengolahan produk2 derivatif sektor pertanian yg dpt meningkatkan value added produk. Mungkin itu dulu stow kita pe masukan sederhana for tu proposal PM khususnya percepatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat minahasa, yang kal kita nda salah ni materi ini di proposal terkait deng Bab I, sub bab C, point f, deng di Bab III point C. Mudah2an ini boleh menjadi masukan berharga untuk Om REM dan tim. Salam bae, Tanggapan 61: Tanos Frank - 27/06/2009 Hello bung Ronny, Napa om Tumengkol so jadi pria romantis... so banyak yang dusu pa dia.. heheheh... dalam dunia reformasi so biasa pasti ada yang pro dan yang anti...so itu dia namanya demokrasi... . bung Recky, Gerdy dan bung David harus bisa memberikan alasan yang mendasar kenapa tidak tertarik dengan rencana provinsi Minahasa?... secara teknis argument mereka kurang mantap, sementara kemiskinan yang terjadi di banyak daerah di Minahasa sangat menonjol. Sejak jaman almarhum gubernur Worang sampai gubernur sekarang ini tidak ada kemajuan secara segnifiken yang dapat mengangkat

45 

 

ekonomi daerah dalam kesejahteraan yang menonjol... kecuali kemajuan dalam pendidikan yang banyak menghasilkan putra/putri Minahasa pada level S3 Tanggapan 62: David Tulaar - 27/06/2009 Hello Frank, tolong jelaskan akang do e apa yang dimaksudkan dengan kalimat ini: "dalam dunia reformasi so biasa pasti ada yang pro dan yang anti...so itu dia namanya demokrasi... . bung Recky, Gerdy dan bung David harus bisa memberikan alasan yang mendasar kenapa tidak tertarik dengan rencana provinsi Minahasa?... secara teknis argument mereka kurang mantap, “ Kalu pro dan anti itu biasa dalam reformasi/demokrasi , noh apa dang yang beking kita (David) pe ARGUMENTASI SECARA TEKNIS KURANG MANTAP?? Kita komang sangat mengharapkan ada JAWABAN YANG MANTAP voor kita pe pertanyaan ini. Trims. (Gerdy, nanti ngana tanya sandiri jo lei neh. Kita ini kali cuma mo tanya atas nama diri sendiri. Mudah2an ngana juga dapa jawaban pribadi. Begitu juga untuk Recky Sendouw.) Tanggapan 63: Tanos Frank - 27/06/2009 Panggil jo ngana David supaya lebe akrap. Ngana hannya memberikan alasan tidak setuju dengan rencana pembentukan Provinsi Minahasa tetapi, tetapi tidak memberikan solusi bagaimana memberantas kemiskinan dan pengganguran yang terjadi selama ini. Ini sama dengan statement David dalam ketidak sukaan pada anak2 muda Minahasa minuman cap tikus, tapi apa solusinya yang bisa David berikan pada mereka?... pemerintah daerah?... mana? bagitu jo dulu... Tanggapan 64: David Tulaar - 28/06/2009 Hallo Frank, sorry neh tapi bukang kita pe tugas di sini untuk memberi solusi penanggulangan kemiskinan, karena kita masih punya rasa percaya terhadap pemerintah Sulut di bawah SHS. Dan kalau ada pun kita pe usul untuk itu kita ndak akan kemukakan di milis ini, tetapi secara bersahabat akan kita sampaikan kepada SHS secara langsung. Karena dengan begitu kita tau bahwa kita pe usul berpotensi untuk menjadi kenyataan. Ngana kan ndak kenal kita, ngana juga ndak tau bagemana kita menyalurkan kita pe ide untuk kemajuan Sulut dan dengan siapa saja kita berdiskusi untuk itu. Jangan beranggapan bahwa milis ini adalah satu2nya ruang untuk membicarakan kemajuan Sulut. I'm sorry to say that. Kalau mo diskusi, ya diskusi saja. Tetapi jangan pernah menilai apa yang dilakukan orang lain dari satu diskusi saja. Sebagai moderator milis ngana juga harus bisa menerima perbedaan pandangan yang ada. Mungkin ngoni sebagai moderator milis ini so bisa beking semacam balance mengenai perbedaan2 pendapat yang ada sekitar pembentukan prov. Minahasa, supaya jelas di mana letak kontroversi pendapat-pemdapat yang ada. Daftarkan pendapat2 yang pro dan yang kontra kemudian dikaji positif dan negatifnya. Moderator harus bisa memperlakukan pendapat PRO dan ANTI pada satu aras yang sama. Jangan yang pro itu selalu positif dan kontra itu negatif. Karena kita pe kesan, kalu ada yang berpendapat lain di sini, dituntut musti menjawab sedetail mungkin. Sementara yang pro biar asal ngomong okey-okey saja. Ini so melanggar etika diskusi masyarakat ilmiah.

46 

 

Tapi, to be frankly, kita tetap belum dapa jawaban, apa yang ndak MANTAP dari kita pe argumentasi menolak Prov. Minahasa. Apalagi banyak kita pe pertanyaan di posting sebelumnya yang ngana abaikan. Soal kalimat "Ini sama dengan statement David dalam ketidak sukaan pada anak2 muda Minahasa minuman cap tikus, tapi apa solusinya yang bisa David berikan pada mereka?". Kita ndak pernah bilang hal ini. Ada tatukar subyek stow kang. Cek dulu stow kang sapa yang ada bilang bagitu! Yang pasti bukang kita! Tanggapan 65: Tanos Frank - 28/06/2009 Adoh! kita minta maaf yang sebesar2nya David untuk tidak membela dari sisi mana saja... kita diskusi bukan sebagai moderator tapi dari sisi Frank pribadi. Disini David bisa bedakan dari milis2 lain. Disini sangat demokrasi. jangan pernah berpikir bahwa moderator kalah argumen lalu bertindak seenaknya... milis MRNC tidak seperti itu... David ngana juga belum kenal siapa kita... tapi seperti kita bilang tadi bahwa sebagian ngana pe file statement dari 2003 terhadap masyarakat Minahasa ada di kita pe server... torang ini semua bersaudara dan kita pribadi suka dengan ngana pe diskusi ini... Tanggapan 66: David Tulaar - 28/06/2009 Hello Frank, soal argumentasi pro-kontra Prov. Minahasa jelas torang beda. Kita hargai ngana pe posisi dan optimisme terhadap rencana ini. Tapi kita juga punya pendapat dan posisi yang sah untuk menolak gagasan ini. Dus, so nyanda perlu lanjut lagi. Cuma perlu kita kemukakan di sini: Kita memang so spuluh taon tugas di Jerman sekarang, sejak 1999. Sebelum itu so pernah lima taon tugas di Jerman di awal 1990-an, dua taon di Belanda tambah skolah, dan satu stengah taon pulang Tomohon ba dosen. Kalu kase baku tambah so 17 taon di Eropa. Tapi dalam 10 taon terakhir ini kita tiap taon paling kurang dua kali singgah di Manado/Minahasa kalu lagi tugas ke Indonesia (karna kita pe kerja sebagai Regional Executive Secretary untuk Indonesia di lembaga di mana kita tugas) dan selalu kalu sampe di Manado ada diskusi deng para wartawan nasional/lokal serta para pakar di sana. Jadi kalu ngana bilang kita talalu lama di Jerman kong nintau tu Minahasa, musti check dulu bae2. Ok? Ada juga kita pe pengalaman istimewa dengan Minahasa. Taon 2000, Freddy Roeroe, Hanny Pua deng kita beking KONGRES MINAHASA RAYA, 5 Agustus 2000 di Bukit Inspirasi Tomohon. Cuma tiga hari torang rencanakan dan persiapkan ini kongres. Kita yang jadi moderator utama kongres tersebut. Kita yang rumuskan depe draft deklarasi sampe rumusan akhir. Dan kita juga yang baca depe deklarasi. Tentang hal ini boleh tanya juga pa mantan Gubernur Rantung, Prof. Sinolungan, Prof. Roeroe dan lain-lain yang mewakili walak2 yang dudu di panggung di belakang meja moderator waktu itu. Oom Bert Supit juga waktu itu hadir dan dudu di antara seribuan peserta kongres. Di sini ada juga Christy Manarisip yang boleh cirita tentang kongres ini. Taon 2001 Freddy dan Hanny pangge lagi khusus pa kita untuk datang ke Tomohon dari Jerman untuk beking Kongres Minahasa Raya II dan jadi moderator. Pembukaan kongres dihadiri oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Dan untuk diketahui torang tiga juga yang akhirnya terpaksa (setelah perdebatan lama di tim perumus setelah kongres) harus "gagalkan" KMR II ini karena so ada dari peserta yang mo tunggangi

47 

 

untuk kepentingan pribadi dan memaksakan isyu Minahasa Merdeka. (Waktu KMR II ini sedang berlangsung katanya ada beredar selebaran tentang Provinsi Minahasa, nintau sapa yang edarkan). Sejak KMR pertama tahun 2000 nama MINAHASA RAYA mulai dipakai orang di mana-mana sampe sekarang, termasuk nama milis ini. Jadi, skali lagi, ndak bisa dijadikan alasan kita pe domisili di Jerman sebagai "kebutaan" soal-soal di Minahasa. Kalu kita berpendapat, kita tau juga apa yang sedang kita bilang. Nyanda karang2 atau cuma tangka raba. Begitu juga kalau kita ndak sependapat dengan rencana Provinsi Minahasa, kita punya alasan sebagai orang yang cinta Minahasa dan mau berjuang untuk bangsa Minahasa. Cuma jalan perjuangan yang kita pilih berbeda; nyanda lewat pembentukan provinsi baru, yang sampe skaran kita blum lia sebagai opsi solusi terhadap berbagai persoalan sosial-ekonomi- politik-kultural -etik yang masih ada. Itu saja! Begitu jo dulu neh. Jadi kalu ngana punya banyak file tentang kita dari 2003, mustinya ngana tau juga dang apa yang kita ada beking di Minahasa di masa itu ... he he he.. Skali2 kalu ada waktu Google ta pe nama David Tulaar atau Minahasalogi neh supaya lebe banya lei tu file... he he he (nanti kita mo lia tu koleksi neh kalu torang bakudapa). Anyway, senang juga bisa berdiskusi. Nanti komang kalu kita lewat Jakarta torang pigi manyanyi karaoke rame2. Oktober kita akan tugas lagi ke Indonesia (Sumatra dan Papua, dan tantu katu Manado noh), nanti rameji singgah Jakarta. Sapa tau torang bole bakudapa. Salam bae dan slamat hari minggu N.B.: Soal kita da posting A.J. Ulaen pe tulisan di milis ini kan normal. Tu laeng dang (rupa Bram dan Harry) ba posting orang pe tulisan di sini boleh. Kiapa kalu kita yang posting baru jadi masalah. Apakah karena tu tulisan yang kita posting miring terhadap PM makanya dipersoalkan? ?? Itu kan namanya kita share pendapat orang supaya torang di sini tau ada juga pendapat laeng. Baca saja seperti juga torang baca artikel-artikel orang laeng yang diposting di sini. Kalau kita juga ndak sependapat dengan, misalnya, artikel David Henley yang diposting orang laeng di sini, kita juga ndak akan bilang: "kiapa bukang David Henley yang posting langsung supaya kesalahpahaman bisa diselesaikan? " Tanggapan 67: TonnyDaud Kaunang - 28/06/2009 Slamat Hari Minggu 'to all of you'. Aku adalah anggota baru atas rekomendasi dr.Bert Adrian Supit. Semula aku kurang berninat. Tapi setelah mengikuti dan mencermati diskusi dalam forum ini ternyata cukup menarik dan dpt memperluas pergaulan/pertemana n. Mengenai PM aku lihat ada dua main-stream yaitu pro dan kontra berdasarkan pertimbangan masing-masing pihak. Aku ingin memberi pertimbangan dua hal yaitu tentang sikap etis diskusi dan tentang substansi PM. Bung moderator, Apa boleh aku melanjutkan ? Yang penting pro-rakyat kang ! Atau langsung saja supaya lebih cepat lebih baik ? Salam, tonny daud kaunang (toka) Powered by Telkomsel BlackBerry® Tanggapan 68: Tanos Frank - 28/06/2009 Hello David, Jutru rencana pembentukan Provinsi Minahasa salah satunya untuk mengangkat kesejahteraan daerah dalam arti yang lebe jauh adalah mengurangi kemiskinan dan pengguran serta memberi pertumbuhan yang jauh lebe baik dari sebelumnya. Pembentukan PM bukan lalu harus jorjoran dalam membangunan infrastruktur baru seperti gedung pemerintahan baru, tetapi misi utamanya

48 

 

adalah memberatas kemiskinan dan pengganguran serta memberikan kesejahteraan pada masyarakat tersebut dengan memberikan input2 yang positif. Sebaiknya torang coba dululah. Penolakan David terhadap rencana PM bisa kami maklumi, tapi alangkah bijaknya kalo kita bisa mencoba dulu. Rencana PM pasti sudah dikaji oleh pakar2 yang lebe senior dan lebe paham dan sudah diteliti dari semua sudut negatifnya maupun positif. Dan ada banyak pakar dan ilmuan Minahasa yang sudah melakukan study. David berapa tahun ngana di Jerman?... so berapa itu gubernur yang duduk di Kota Manado?... lihat jo Gorontalo yang so lepas dari provinsi Sulut... dorang ibarat terbang denk pesawat super sonic, sementara provinsi Sulut masih terbang dengan pesawat baling2. Ini yang ngana bilang "Reformasi ekonomi regional harus terjadi sekarang, bukan menunggu nanti kalau ada provinsi baru". Justru pemerintah daerah sekarang ini lagi sakit gigi dorang... perlu diplomber or dicabut tu gigi.... sorry, kita nda kenal dengan tu gubernur yang sekarang ini, mar kalo mo dibandingankan dengan provinsi Gorontalo yang dipinpim oleh seorang teknologi seperti Fadel M, memang berbeda katu. Rencana provinsi Minahasa harus tetap berjalan dan pasti akan membawa angin pembaharuan. I am very optimist... David lebe baik ngana pi di Jakarta kong torang bakukenal kong torang manyanyi di karoeke tu lagu 'Opa Maniso" heheheh... David lebe baik ngana berdoa jo voor Provinsi Minahasa agar membawa pembaharuan voor tu anak2 muda yang suka cap tikus rupa ngana pe statement itu... perlu ngana ketetahui.. ngana pe tulisan denk Denny (Ronny) Pinontoan ada segudang di kita pe server komputer... kita ini manusia hobby pambaca dan pengkoleksi berita heheheh... bakusedu David.... Nice meeting to you David. Hoping one day we shall meet each others. Many thanks. Kita harap om Bert dan rekan2 yang boleh tanggapi ini torang pe David... hi David napa om Bert ada tanya tu ngana pe postingan dari tulisan orang laeng... Tanggapan 69: Tanos Frank - 28/06/2009 Hello David, Sebenarnya kita nda biasa panggil orang yang kita belum kenal dengan menyebut nama, justru kita lebe menghormati dengan lebe dulu dengan kalimat Brur atau Bung atau Ibu... ini karena kebiasaan orang tua kita mendidik harus dengan cara begitu (maklum manado card dorang bilang... hehehe), sekalipun kita pernah sekolah di amerika serta lama berada di negara2 timur tengah, mar tu kabiasaan yang susah mo kase hilang sampe sekarang hehehe... David kita so umur 59 tahun. Mar sekali lagi kita minta maaf atas tulisan kita yang mungkin tidak berkenan voor David. Terima kasih untuk info ngana pe perjalanan di eropa. Kita sebenarnya banyak data2 tulisan David sejak dari tahun 2003 termasuk foto David sendiri ada di kita pe server. Yang menarik dari salah satu tulisan David itu tentang minuman cap tikus “Minahasa kini diancam malapetaka atau bencana sosial, bencana kependudukan dan lingkungan hidup”. Ini bagian yang kita kutip. Kita suka dengan tulisan ini. Mar, kita protes kalo ngana bilang bahwa kita ada bilang ngana so “talalu lama di Jerman kong nyanda tau tu Minahasa” nda ada tu kalimat pada kita pe tulisan… so stress ngana ini…. masih muda jangan stress kwa… hehehe... mar kiapa ngana nda mo melanjutkan tu diskusi rencana PM?... apa tu alasan nyanda mo melanjutkan diskusi PM… kalo alasan cuma kita pro PM dan ngana sebagai penentang PM…(oposisi istilah politk)… wah!.. ngana ini bukan seperti kawanua masalalu yang berani berjuangan berdarah-darah untuk merebut kemerdekaan RI.

49 

 

David ngana ini so rupa orang Sunda, jawa barat saja. Orang Sunda itu banyak yang pintar2 dan pambarani… mar dorang hanya pambarani dalam ditulisan dan tidak mau menonjolkan diri dalam forum nasional, justru itu kenapa dorang banyak kalah bersaing denk orang jawa... Sadikit cerita orang Sunda. Orang Sunda paling tidak suka kalau torang bilang ngoni orang Jawa. Mar dorang sadar nda sadar tinggal di tanah jawa..hehehe… begitu fanatiknya tu orang Sunda terhadap orang Jawa, sehingga diluruh tanah orang Sunda, mulai dari daerah Depok, Tanggerang, Cianjur, Sukabuni, Subang, Purwakerta dan sampai kedaerah Priangan tidak ada tu nama jalan Hayam Wuruk atau jalan Gajah Mada. Bagi dorang ini haraaamm…. tanya jo pa Lia L yang so lama di jawa barat… kumaha Lia?... bener te?...hehehe… Sebenarnya kita pribadi tidak memiliki kepentingan apapun dengan rencana provinsi Minahasa. Rencana PM sendiri baru kita tau sejak kita masuk di milis SBN’s akhir tahun 2008. Kita cukup modern dalam pemikiran, apalagi melihat suatu kelompok yang memiliki kreativitas. Termasuk juga menerima pandangan orang lain, apa lagi kalau itu terkait dengan suatu reformasi. Pandangan David dan rekan2 lain yang tidak setuju dengan pemekaran atau rencana PM itu kita hargai… karena itu dalam diskusi kemaren, kita tidak membela personnya, tetapi reformasinya itu sendiri yang perlu diperjuangankan. Siapa saja yang memiliki pandangan reformasi pasti kita dukung. Karena tercetusnya suatu gagasan itu, akibat ketidak puasan atau kepuasan dari suatu kelompok. Kenapa ada PERMESTA, PRRI, DI/TI, GAM dan OPM Papua?...ini semua karena ketidak puasan dari suatu kelompok masyarakat. Soal ada yang tidak suka atau yang pro dengan rencana PM, itu lumrah. Tadi ngana so kasih info tentang ngana pe resume…hehehe… sekarang kita pe giliran no… Kita hidup ini banyak berkecimpung dalam dunia teknologi. Kadang kita banyak berdiskusi denk rekan-rekan di LIPI maupun di BPPT untuk suatu teknologi2 khusus. Kadang juga membantu beberapa LSM luar sebagai advicer untuk Energy Listrik MicroHydro Power pedesaan. Biasa kita keliling seluruh Indonesia, mar baru tahun ini lebe banyak di Jakarta. Bagitu jo dulu David… jangan pernah bosan berdiskusi di mrnc… kalo bosan denk kita… masih boleh berdiskusi dengan rekan2 laeng no… Selamat Hari Minggu.. GBU. Tanggapan 70: David Tulaar - 28/06/2009 Hello Bung Frank, selamat hari minggu! Kita lei mo minta maaf yang sebesar-besarnya kalau kita so sapa bung dengan "ngana". Kita kwa cuma da iko bung pe ajakan waktu bung tulis: "Panggil jo ngana David supaya lebe akrap", ... he he he! Sekali lagi bung, maaf sekali. Mengenai kelanjutan diskusi PM "di milis ini" kita mo usul supaya para moderator milis ini membuat semacam balance mengenai argumentasi2 yang mendukung dan menentang. Supaya ada semacam overview tentang dasar masing2 argumen. Setiap pendatang baru dalam milis ini lalu bisa melihat perbedaan2 itu dan proses diskusi bisa berkembang. Karena pada prinsipnya, baik para pendukung maupun penentang PM punya keinginan yang sama untuk membangun bangsa Minahasa dengan cara masing2. Bagemana bung pe pendapat?

50 

 

28/06/2009 Bung Frank, rupanya kita pe mail di bawah ini ndak tembus ke "inbox" kang? Padahal di "messages" di group minahasa-raya so keluar. Heran. Makanya kita kirim ulang jo. Tanggapan 71: Robert Nayoan - 28/06/2009 Malam bae samua..., Terlepas dari pro kontra pembentukan PM, .... sebagai salah satu bentuk kita pe kepedulian sebagai Tou Minahasa terhadap masa depan dan kesinambungan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan "rakyat minahasa", berikut kita mo sumbang beberapa masukan for tu proposal yg skrng dong Om Bert deng Om REM deng tim da susung, Bukang kita bilang kita nda stuju deng ni rencana ini. Terlepas dari banyaknya efek negatif dari pengalaman pembentukan\ pemekaran yang terjadi dan berlangsung selama ini, tetapi kalo torang mo blajar dari tu fenomena2 kegagalan2 itu kemudian torang coba mengformulasikan strategi2 baru yg dapa minimize tu kegagalan2 itu, kemudian nantinya torang komit implement tu strategi2 itu .... Kita pikir nda ada salahnya torang dukung ini pembentukan PM. Apalagi saat ini torang banya referensi for mo blajar pengalaman2 daerah2 laeng hasil pemekaran\pembentuk an provinsi \daerah otonom baru, blajar apa depe fail apa depe sukses . Selain itu, (kalo kita nda salah) pionir rencana pemisahan ini diawali oleh totabuan (walaupun memang ni rencana PM ini so sejak di awal thn 2OOO sudah dibicarakan (bukan begitu Om Bert?) Sehingga sebenarnya dorang yg bapisah dari torang (induk) sehingga mau nda mau, suka ato nda suka, totabuan akan ba pisah dari torang. Bagitu le deng Sitaro (Nusa Utara) kal dia le mo ba pisah .... Boleh dikatakan dibandingkan deng bolaang deng sitaro, Minahasa di Prov Sulut selama ini selalu sebagai leader dan leading. Sehingga dalam konteks pemekaran ini pun kalo torang nda ganti baju tetap depe nama prov Sulut. Sehingga rencana pemakaran ini for torang Minahasa boleh dikatakan sebenarnya adalah daerah induk. Selanjutnya sebagai daerah induk yang baganti nama jadi PM torang boleh rekeng kira2 seberapa besar potensi penurunan pendapatan dengan terpisahnya bolaang dan sitaro ato seberapa besar torang pe PAD akan turun sebagai dampak tidak ada lagi kontribusi bolaang dan sitaro ..... Memang nda bisa torang pungkiri kalo torang pe komposisi PAD Sulut selama ini selama ini didukung oleh kontribusi DAU, dll dan bukan dari pendapatan asli daerah yg cuma banyak dari pendapatan pajak. Untuk itu kita pe masukan for adalah kalo boleh tu strategi optimalisasi pendapatan for PM nanti bukan dititik beratkan dari optimalisasi pendapatan dari pajak tapi lebih dari pendapat non pajak seperti: pendapatan dari BUMD, optimalisasi pendayagunaan aset, public private partnership, dll. Selain itu peningkatan kesejahteraan masyarkat Minahasa melalui strategi optimalisasi PDRB, PDRB per kapita, dapat dilakukan dengan berfokus sektor2 yg seharusnya adalah merupakan torang pe kekuatan tetapi kenyataannya saat ini adalah torang pe kelemahan. Dari hasil analisa data yg kita lakukan, dengan menggunakan analisis statistik sederhana LQ (Location Quatient), selama ini dibandingkan dengan Sulampua (Sulawesi, maluku, papua) Sulut secara sektoral memiliki LQ yg rendah atau dpt dikatakan sangat lemah di sektor pertanian dan industri pengolahan. Ironisnya, Gorontalo saja yang adalah daerah yang da ba pisah dari pa torang, de pe LQ sektor pertanian so jao lebih tinggi dari torang (sulut). Bukang maeng dorang pe strategi di sektor pertanian pe maju. Secara regional (sulampua) memang sulut unggul di sektor bangunan, angkutan, deng jasa, ... Tapi kita boleh pastikan ni keterlibatan org minahasa di sektor ini nda dominan, apalagi ni sektor2 ini kental deng konsumsi.

51 

 

Memang dorang bilang bagus kata kalo sejatinya perekonomian suatu daerah itu tidak bergantung pada sektor pertanian, karena sesuai dengan sifat sektor pertanian yg nyanda stabil, sangat tergantung pada harga jual, panen, dll, tetapi dengan melihat torang pe potensi silvikultur yang memang sangat prospektif for mo tingkatkan kinerja sektor pertanian. Selain itu dengan meningkatnya torang pe kinerja sektor pertanian setidaknya torang terlepas dari ketergantungan dari daerah\provinsi laeng. Data bongkar muat di pelabuhan bitung memperlihatkan bahwa aktivitas bongkar adalah lebih tinggi dibandingkan aktivitas muat. Masa beras, bawang, rica musti di supply dari makasar deng surabaya?? Apa memang torang so nda dapa penuhi torang pe kebutuhan daerah sandiri? Kalo torang nyak antisipasi torang pe keunggulan ini (yg skrng malahan jadi torang pe kelemahan), ... Jang herang kalo nanti bisa totabuan ato nusa utara setelah pemekaran nanti boleh mo dapa rebe torang pe kinerja ... Sedang deng dorang torang kalah apalagi deng regional??? Apalagi salah satu indikator keberhasilan pemekaran adalah dgn melihat kinerja LQ daerah pemekaran dibandingkan LQ induk ato regional. Oh iyo selain itu dengan optimalnya sektor pertanian selanjutnya dapat menunjang dan menopang pengoptimalan sektor industri olahan melalui penggalakan aktivitas investasi dan kegiatan pengolahan produk2 derivatif sektor pertanian yg dpt meningkatkan value added produk. Mungkin itu dulu stow kita pe masukan sederhana for tu proposal PM khususnya percepatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat minahasa, yang kal kita nda salah ni materi ini di proposal terkait deng Bab I, sub bab C, point f, deng di Bab III point C. Mudah2an ini boleh menjadi masukan berharga untuk Om REM dan tim. Salam bae, Tanggapan 72: Dr.Roy E.Mamengko - 28/06/2009 Hallo Bung Frank, Bung Ronny dan bung Robert Nayoan. Tabea..! Bung Robert, terima kasih ini masukan. Torang so copy untuk dijadikan sebagai bagian dari proposal yang akan di ajukan kepada pemerintah RI. Proposal PM sekarang dalam proses rampung. Setiap penggalan atau bagian (bab) proposal ditangani oleh pakarnya. Diserahkan pada para akademikus muda yang bergelar doktor pada bidangnya. Ada yang baru menyelesaikan pendidikan dari Jepang, Amerika, Prancis dan dari Universitas Indonesia. Beberapa di antara mereka belum mencapai 40 tahun, baru dikukuhkan menduduki jabatan akademik tertinggi (profesor) di universitas. Saya dan kawan-kawan itu, juga baru menghasilkan dua penelitian akademik dengan pendekatan "holistik". Hasil penelitian ini akan kami formulasikan lagi menjadi NASKAH AKADEMIK; Hubungan Pemerintah Pusat-Daerah kedepan yang akan kami teruskan kepada pemerintah RI. Untuk sementara, kesimpulan positif. Sulut dapat dimekarkan menjadi tiga Provinsi. Provinsi MINAHASA, Provinsi TOTABUAN dan Provinsi Khusus NUSA-UTARA. Hasil penelitian akan kami publikasikan melalui Jurnal Internasional. Juga akan kami jadikan acuan untuk memberikan pokok-pokok pikiran kepada pemerintah RI

52 

 

berkaitan dengan konsentrasi dan dekonsentrasi pengelolaan pembangunan dan hubungan kekuasaan PUSAT-DAERAH dalam Negara Proklamasi 1945. Untuk diketahui, pertemuan tanggal 19 Juli 2009 di Hotel Grand Puri, tidak semata-mata membahas Provinsi Minahasa. Tetapi, menjadi ajang pertemuan tiga komunitas adat di Sulut. Komunitas Adat TOTABUAN, NUSA UTARA dan MINAHASA. Dalam pertemuan itu, komunitas Adat Totabuan (Bolaang Mongondow) sudah sangat siap untuk mekar. Begitu juga, dengan Komunitas Adat Nusa Utara (Sangihe-Talaud- Sitaro). Komunitas Adat Nusa-Utara mengarah ke pembentukan Provinsi Khusus. Tokoh-Tokoh Adat dari yang hadir kala itu, foto-foto mereka sudah pernah dilaporkan oleh Dr. Bert Adrian Supit dalam Milis ini. Jadi, pemekaran Sulut karena tuntutan aspirasi dari bagian besar masyarakat dari tiga komunitas ini. Tiga Komunitas Adat ini, sekarang ini berkantor satu atap di "SEKRETARIAT BERSAMA". Demikian Untuk sementara! Tanggapan 73: Robert Nayoan - 29/06/2009 Malam bae,  Terima kasih Om REM, Bung RR untuk responsed nya. Semoga pembentukan PM ini bukan akan membuka peluang terjadinya "beraucratic and political rent seeking", tetapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan rakyat Minahasa secara nyata. Semoga sukses. Tanggapan 74: Ronny Aruben - 29/06/2009

"KETIKA MANUSIA MINAHASA DIREDUKSI MENJADI ANGKA" (Ronny Aruben)

Tabea Bung David, Bung Recky, deng samua, Kalu depe pertimbangan pendirian provinsi cuma "statistika" , sementara aspek "kemanusiaan" nya diletakkan pada nomor ke sekian, memang nyanda perlu musti ada PM. Tapi cuma beginikah argumen dasar Anda2 sekalian? Torang mulai dari data Bung David tentang Minahasa di tahun jumlah penduduk: 1.438.527 jiwa luas wilayah : 4.832,00 km2 Bagimana deng data Bali di tahun 2003: jumlah penduduk: 3.139.022 jiwa luas wilayah : 5.634,40 km2. Apa yang berbeda dari dua statistik ini? Kiapa yang satu aman tenteram dalam provinsi, kong yang lainnya "nimbole" bekeng provinsi? Berdosa so mo bekeng provinsi? Lagi2 aspek pembiayaan (soal angka) yang dinomorsatukan, seperti argumen Bung Recky. Kasarannya, torang cuma mo biayai elite ketimbang memakmurkan rakyat. Dari argumen "materialistik" macam ini segera terungkap asumsi2nya tentang manusia Minahasa: Kalu PM badiri, Minahasa hanya akan menjadi beban Pusat seumur hidup. Deng kata laeng, manusia Minahasa nyanda akan menghasilkan apapun sampai kapanpun dalam administrasi PM.

53 

 

Bukang main dang ini "tuduhan" yang tersembunyi. Kasar skali do’e ! Sejak awal qta so kemukakan qta pe argumen tentang perlunya pendirian PM (karena itu qta sarankan bagi pendatang baru untuk menelusurinya sendiri dalam dokumentasi milis ini) . Qta sandiri so susah mo telusuri depe file karena bukang cuma satu. Tapi yang pasti ada di "Landasan Moral-Etik" stow. Intinya, torang pe kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat so sarat KKN. Ini jelas menggerogoti cita2 keadilan dan janji kemakmuran. Negara akan ambruk bukan karena bentuk negara yang dipilihnya tapi karena ketiadaan moral "para penguasa" dan "para yang dikuasainya" juga. Bukang cuma elit yang bobrok, juga masyarakat pada umumnya. Contoh elite KKN so ta lalu banya. Contoh warga biasa KKN sebetulnya juga banya, tapi torang rupa tutu mata, so nyanda sadar stow karena so jadi "kebiasaan". Misalnya, sapa yang brani deng bersedia menolak uang suap caleg? Bole rekeng deng jari kang? Sapa yang nyanda pernah mengandalkan sudara yang berpangkat untuk memperoleh fasilitas dalam kadar sekecil apapun? Sekarang ini undang2 memperbolehkan pemekaran daerah, kiapa torang nyanda ambe kesempatan ini? 32 Tahun di bawah ORBA torang pe daerah bukan tambah maju tapi tambah miskin. Tommy (Soeharto) sempat menjadi Hongi (pelayaran untuk membabat kelebihan pohon cengkih di Maluku di jaman kolonial). Bukannya kemajuan yang dirancang tetapi perampokan. Kong kiapa dang torang mo bertahan di provinsi lama ini? Bung David pe pertanyaan, kiapa musti bekeng propinsi baru, kan bisa dengan yang lama? Masalahnya, yang lama itu so minta badiri sandiri2, kong ta tinggal Minahasa tapi dengan nama Provinsi Sulut? Vor apa? Mo bernostalgia ato mo apa? Torang perlu wadah baru, nama “baru”, dan semangat baru untuk merevitalisasi Minahasa dari berbagai aspek: administrasi, politik, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan! Ini perintah sejarah sebagaimana yang dapat kita telusuri dan interpretasi kembali. Dan PM ini ditafsirkan dalam kerangka RI. Tapi skali lagi Bung David berargumen, bukang “Politik Angin Surga” yang diperlukan, tapi perbuatan konkrit. Bukang depe “sapa” yang penting, tapi depe “apa”. Nyanda ta bolale, Bung? Yang benar bukannya “man behind the gun?” (“depe sapa, bukang depe apa”). Lagi pula, apakah mencita-citakan PM hanyalah ”mimpi di hari siang”, seperti dendang The Mercys di tahun 70-an? Bung David, itu yang namanya Martin Luther King juga ngomong “I have a dream”, tapi itu bukang sekedar mimpi, melainkan perbuatan konkrit, meskipun hasil “konkritnya” beberapa dekade kemudian, ketika Obama menjadi presidennya “orang kulit putih yang selama ini dominan”, White Anglo-Saxon Protestant. Menyambung soal pembiayaan yang tidak rasional, seperti yang dimaksudkan Bung Recky, qta kira bagini depe penjelasan. Suka tidak suka, fakta sejarahnya bahwa Minahasa turut dibentuk oleh kolonialisme dan kegiatan zending. Kalu torang pake perpektif “positif” maka torang bisa melihat “Minahasa yang civilized”, tanpa harus meninggalkan sama sekali nilai2 tradisi yang baik. Di tengah kebobrokan KKN dan budaya materialistik- hedonistik yang menguasai Nusantara, yang dapat menyebabkan kehancuran negara dan bangsa Indonesia, PM seyogyanya dikonsepsikan sebagai “Pilot Project of Morality”. Dalam perspektif yang begini, maka siapapun pemimpinnya (terutama legislatif dan eksekutifnya) , seharusnya berkomitmen untuk membagi sebagian penghasilannya untuk pos “pemberdayaan masyarakat miskin dan pembangunan infra struktur”. Katakanlah pembagiannya fifty-fifty. Cukup fair kan? Ini tulisan stow so kepanjangan kang? So fugado stow mo baca. Tapi kritikan Bung David, Bung Recky, dst, itu harus dibaca sebagai masukan positif. Jadi, siapkan langkah2 yang harus

54 

 

dijalankan terkait dengan kritikan torang pe rekan2 ini. Yang paling urgen stow bagaimana mensosialisasikan “PM sebagai Pilot Project of Morality”………… Tanggapan 75: David Tulaar - 29/06/2009 Hallo Bung Ronny, sekedar tanggapan umum terhadap perbedaan pendekatan kita soal rencana, sekali lagi rencana, pembetukan provinsi baru Minahasa (bukan pemekaran, karena kalau pemekaran akan meninggalkan provinsi induk seperti yang diatur oleh UU RI No. 32/2004 ttg Pemerintahan Daerah; sementara dalam hal pembentukan Provinsi Minahasa, Prov. Totabuan dan Prov Nusa Utara, maka Prov. Sulut harus dibubarkan dan kemudian tiga provinsi baru dibentuk; prosedurnya pun tidak ada dalam undang2); artinya provinsi baru ini belum ada dan belum tahu kapan terealisasi dan bagaimana, karena belum dibahas sebagai agenda politik DPRD kota/kabupaten di provinsi Sulut serta DPRD Sulut sendiri (sebagai prasyarat pengusulan menurut UU). Artinya, rencana ini masih sebatas "wacana", seperti juga ada wacana Minahasa Merdeka. Siapa saja tentu bisa mengusulkan sesuatu. Siapa saja bisa membuat proposal. Itu bagian dari kebebasan berpendapat di negeri ini. Itu wajar. Tetapi selama usulan itu belum menjadi agenda politik DPRD se-Sulut, ia bisa didiskusikan dan diperdebatkan, seperti diskursus2 lainnya. Dalam diskusi ini kita tidak berbicara ttg SIAPA tetapi tentang APA. Makanya, soal argumentasi apakah mendukung atau tidak mestinya kedua2nya dianggap sah2 saja, karena ini diskusi "wacana". Itu kalau kita masih mau mendiskusikannya di milis ini. Kalau tidak juga, ya tidak apa2. Di tempat lain juga berlangsung diskusi menolak wacana ini. Tetapi sebagaimana para pejuang "wacana" ini tidak bisa dihentikan, dan tidak ada maksud untuk itu, begitu juga pendapat2 yang tidak setuju dengan wacana ini tidak bisa dihentikan. Ini kan persoalan saling meyakinkan. Setiap argumen yang dikemukan adalah untuk "meyakinkan" . Persoalan saya dengan dengan rencana pembentukan PM adalah saya BELUM YAKIN kalau prov. baru itu akan membawa perubahan HAKIKI/ESSENTIAL terhadap konstelasi politik, pertumbuhan ekonomi maupun pertumbuhan kultural serta moral masyarakat yang sudah ada sekarang. Selanjutnya, Anda menyebutkan argumentasi saya hanya data statistik semata, hanya karena saya menghitung perbandingan luas wilayah dan jumlah penduduk Prov. Minahasa yang masih direncanakan itu dengan dengan dua provinsi baru lainnya (Totabuan dan Nusa Utara) yang juga masih rencana. Anda lalu membandingkan data saya ttg Minahasa (dengan mengabaikan rencana dua provinsi lainnya) dengan Prov. Bali, yang sudah berdiri sejak 14 Agustus 1959, artinya 50 tahun lalu; malah sudah lebih tua dari Prov. Sulut. Angka luas wilayah dan penduduk ini masih sangat umum. Kita belum menghitung berapa banyak sumber daya alam dan produksi pertanian (terutama beras, yang merupakan salah satu andalan Sulut sekarang) yang akan BERKURANG kalau Prov. Minahasa terbentuk. Begitu juga rencana pembentukan Prov. Minahasa sepertinya tidak mau tahu dengan Nusa Utara yang akan menjadi provinsi terkecil di Indonesia nanti kalau terbentuk dengan hanya sekitar 270an ribu penduduk (hanya hampir setengah dari penduduk kota Manado), dan luas wilayah 2.187 Km2 (Catatan: rupanya belum diuji berapa batas minimum penduduk satu provinsi dan luas wilayahnya yang diijinkan UU?). Pernahkah dibahas, dalam hal apa saja prov. Nusa Utara akan sangat tergantung pada Prov. Minahasa? Pertanyaan-pertanya an ini harus bisa dijawab sekarang. Maaf saja, tapi saya belum pernah mendengar ada yang mengangkat topik2 ini. Ini semakin mengurangi keyakinan saya! Yang saya ingin katakan, angka-angka juga penting untuk menguji cita2. Selalu dikatakan bahwa tujuan utama pembentukan tiga prov. baru adalah kesejahteraan rakyat. Asumsinya, sekali lagi

55 

 

asumsinya, KALAU ADA PROVINSI BARU, maka rakyat akan lebih sejahtera. Ini kan baru asumsi. Mana proyeksi perbaikannya? Ramalan ekonomi saja harus berdasarkan angka2. Angka2 itulah yang belum saya lihat. Itulah yang saya katakan: masih mimpi! masih rencana! masih asumsi! Semua bisa saja bermimpi. Itu sah2 saja, bukan? Tetapi sementara yang lain bermimpi, relaitas tetap berjalan dan diurus oleh orang lain yang tidak bermimpi. Itulah yang saya katakan, kalau memang tujuan tujuan para penganjur PM adalah kesejahteraan rakyat, mengapa koreksi (kalau memang ada yang harus dikoreksi) terhadap kenyataan itu tidak mulai dilakukan dari sekarang? (Di bawah saya mengajukan beberapa pertanyaan yang mungkin bisa dijawab oleh para penganjur PM di sini) Mimpi ini tentu tidak bisa disamakan dengan mimpinya Martin Luther King Jr., karena kita tidak sedang berbicara tentang politik rasial dan apartheid, seperti yang diamali masyarakat kulit hitam di AS di masa itu. Kalau itu yang terjadi, percayalah, saya akan berada di barisan depan untuk memperjuangkan kesetaraan manusia, karena saya adalah orang Minahasa yang dibesarkan dengan prinsip egaliter dan demokratis selain saya juga adalah orang Kristen yang mengakui bahwa setiap manusia sama di hadapan Tuhan! Jangan lupa, kita di sini hanya mendiskusikan CARA untuk mensejahterakan rakyat. Anda yakin dengan "cara" lewat pembentukan PM, sementara saya tidak yakin kalau "cara" berbeda secara hakiki dengan yang ada sekarang, kecuali wilayah dan penduduknya lebih kecil. Itu saja. Memang diskusi ini kadang2 menjadi tidak imbang, karena sebagai pihak yang hendak menggolkan satu ide, para penganjur PM harus berada pada posisi yang "aktif" untuk menebar konsepnya, sementara mereka yang tidak setuju bisa "pasif" saja. Kita tahu dari pengalaman bagaimana kalau kita hendak menggolkan satu ide, kita harus benar2 siap dengan argumentasi yang "meyakinkan" . Kita tidak bisa datang dengan mengatakan: "Torang coba dulu kwa. Jang pesimis dulu kwa! Nanti lia kwa kalu so jadi!" Maaf beribu maaf, di sini kita sedang berbicara tentang KESEJAHTERAAN MANUSIA dan dalam hal kesejahteraan manusia kita harus berbicara tentang semua orang, apa dan siapa pun orang itu! Kita tidak berada di laboratorium atas perpustakaan untuk melakukan eksperimen! Makanya semua aspek, semua faktor, semua unsur kalau bisa dicakup dalam debat "wacana", karena sekali "wacana" ini menjadi kenyataan, we have to pass a point of no return. Once we reach that point there is no return anymore! Bung Ronny, Anda tidak mau menomorsatukan soal pembiayaan. OK-lah, katakan ini nomor dua atau tiga, tetapi soal biaya tidak bisa diabaikan. Tidak bisa kita pungkiri bahwa tingkat kesejahteraan punya hitungan ekonomis (memang bukan yang terutama, tapi sangat penting). Parameter ini yang saya belum pernah dengar dikemukan dalam argumentasi PM. Contoh konkrit dari apa yang saya makasudkan, untuk memperdalam diskusi kita, saya kutipkan dari

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI PADA RESES MASA PERSIDANGAN I SIDANG 2008-2009

KE PROVINSI SULAWESI UTARA TANGGAL 3 SAMPAI DENGAN 6 NOVEMBER 2008

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2005 mencapai sebesar 4,9%, maningkat menjadi 6,3% pada tahun 2007, serta pada semester II tahun 2008 telah mencapai 7%. DI sisi lain, Pertumbuhan sektor industri mengalami pertumbuhan yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai ekspor, dimana pada tahun 2006 mencapai sebesar 442,46 juta US$, pada tahun 2007 meningkat mencapai 505,38 juta US$. Kinerja ekonomi makro tersebut memberikan kontribusi pada penurunan angka pengangguran dari 14,40% pada tahun 2005, pada tahun 2008 menurun menjadi 12,35%.

56 

 

Angka kemiskinan mengalami penurunan dari 10,74% pada tahun 2006 menjadi 10,10% pada tahun 2008. Angka tersebut berada di bawah angka kemiskinan nasional sebesar 17%, dan masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di bagian Indonesia Timur. Saya tidak tahu apakah angka2 ini "berbicara" sesuatu kepada Anda atau tidak. Tetapi angka2 ini menunjukkan adanya "perbaikan" ekonomi di Sulut. Adakah dari penganjur PM yang bisa membantu saya "mengoreksi" angka2 ini berdasarkan ASUMSI seandainya PM sudah terbentuk? Apa yang akan lebih baik menurut hitungan2 ini? Tentu saja harus diperhatikan bahwa wilayah PM nanti tinggal sekitar 30% dari Sulut sekarang, dan penduduknya tinggal sekitar 65%. Artinya, hitungan 100%-nya harus berubah, begitu juga hitungan indeks pertumbuhannya jika berbagai sektor ekonomi (pertanian, jasa, pertambangan, industri, dll.) turut diperhatikan. Tidak ada maksud saya untuk memutlakkan angka2. Sama sekali tidak! Tetapi, sekali lagi, angka2 bisa membantu kita membuat proyeksi. Bukankah asumsi dasar yang digunakan untuk mengusulkan PM juga bersumber dari angka2 (seperti yang coba ditunjukkan oleh Veldy Umbas)? Atau murni kultural-ideologis- moral? Bung Ronny, yang saya kemukakan di sini hanya satu dua aspek saja dari banyak argumentasi lain. Argumentasi kultural, misalnya, sudah pernah kita diskusikan. Kita berbeda tentang hal itu! OK-lah! Tetapi untuk saya, seluruh proses argumentasi ini adalah untuk "meyakinkan" . Dan urusan angka2 adalah juga bagian dari argumentasi yang hendak meyakinkan itu, tanpa mengurangi landasan argumentasi lainnya. Mungkin sekarang ini kita batasi diskusi kita pada angka2 nyata. Siapa tahu kalau angka2 ini dikemukakan, maka para penentang pun akan mengerti bahwa cita2 mulia untuk mensejahterakan rakyat Minahasa (dan juga rakyat Nusa Dua dan Totabuan) di balik ide PM "ternyata" sangat realistis dan tidak utopis. Begitu jo dulu. Salam Tanggapan 76: Ronny Aruben - 30/06/2009 Bung David,  (1) Mohon bersabar kalu itu angka2 yang dimaksud blum ada. Qta kira Bung tau kan qta pe posisi? Qta ini cuma pendatang baru, yang bersimpati dengan PM. Ada pionir2 yang so jauh mendalami PM. Kalu so depe waktu yang tepat, pasti Bung akan dapat mengaksesnya. "Semua itu indah pada waktunya", bukang bagitu Bung?  (2) Bung, qta pe reply berawal dari kata2 Bung sendiri:  "Maaf beribu maaf, di sini kita sedang berbicara tentang KESEJAHTERAAN MANUSIA dan dalam hal kesejahteraan manusia kita harus berbicara tentang semua orang, apa dan siapa pun orang itu! Kita tidak berada di laboratorium atas perpustakaan untuk melakukan eksperimen!" Tulisan merah itu dengan jelas memperlihatkan Bung yang menuduh PM adalah "EKSPERIMEN". Memang Bung tidak tulis kata "PM", tapi logikanya begitu.  (3) Kalu PM = eksperimen, logikanya PM = bukan untuk rakyat = bagi2 jabatan. Memang Bung nyanda tulis bagitu, tapi logikanya mengarah kesana, kan?   

57 

 

  (4) Kalu datanya blum ada, nyanda usah kwa bekeng pernyataan yang "merendahkan". Bung ini senang "memprovokasi". Coba lihat lagi Bung pe pernyataan:   "supaya torang badiskusi BERAS bukang KONGA" Apa selama ini torang cuma bicara KONGA, Bung david? Kalu qta balas deng "provokasi" juga, nanti Bung "bataria2" protes lagi........ .Jang bagitu kwa, Bung......  (5) Ketika qta, dalam posisi sebagai pendatang baru, minta Bung bersabar menunggu data dan penjelasan yang dimaksud, lagi2 Bung "memprovokasi" dengan kata2 seperti ini:  What kind of game is this?   Memangnya torang di milis ini sedang "main2", Bung David?  Bagitu jo dulu, Bung David. Kalu mo jawab, jawab jo tu kalimat2 yang qta beri warna biru. Tanggapan 77: David Tulaar - 30/06/2009 Bung Ronny, bisa aja Anda tu pindahkan "subyek". Anda yang menuduh saya menjadikan orang Minahasa angka statistik! Makanya saya bilang soal kesejahteraan manusia tidak bisa dibicarakan dalam laboratorium. Kalau Anda - sebagai lawan diskusi saya dalam hal ini - tidak punya angka, ya sudah, tidak bisa kita masuk sampe ke BERAS. Tidak apa2! Saya hanya anjurkan baik juga kalau ada yang lain yang bisa memberi jawab, supaya tiba sampe ke depe BERAS. Kalau ndak juga, ya ndak apa2! Saya hanya heran bagaimana menarik kesimpulan logis antara "eksperimen" dan "bagi2 jabatan"? Jangankan soal ekonomi, kita pe pertanyaan tentang prosedur saja blum dijawab (soal sikap penganjur PM terhadap UU RI No. 32/2004 dan agenda DPRD se-Sulut untuk PM) bagemana somo bicara bage2 jabatan. Belum tahu juga parpol mana yang akan menabuh genderang mengusulkan PM, dst. Tetapi Kenapa bukannya point2 ini ditanggapi, malah diskusinya lari ke soal "tuduhan" dan "provokasi". KONGA lagi! Tapi Ok-lah. Kita pahami sekali posisi Anda. Anda bukan pionir atau pun jubir PM. Anda hanya "simpatisan" PM. Tapi selain sebagai pribadi Ronny Aruben, Anda juga moderator di milis ini. Kalau bisa Anda juga me-refer dan mengupayakan jawaban atas pertanyaan2 terbuka yang muncul di sini dari anggota milis lainnya yang mungkin bisa menjawab, seperti yang biasa Anda lakukan untuk topik2 lainnya. Salam bae Tanggapan 78: Audy Wuisang - 30/06/2009 Tabea .....  Bung DT dan RA, mudah2an nyanda tersinggung kalo kita iko nimbrung.  Sejak awal rasanya stand point anda berdua memang sudah berbeda,  jadi wajar kalau terus berbeda, meski kepedulian buat kemajuan Minahasa tetap sama.  Cuma jalan dan caranya stou yang berbeda. Ada beberapa hal yang rasanya memang perlu dihadirkan,  meskipun tidak harus mengundurkan langkah.  Pertama, Dalam konteks wacana PM, yang bahkan mulai memasuki ranah politik,  yakni menjadi gerakan bersama (3 Provinsi), tidak harus kritik 

58 

 

 dan beda pendapat DT kemudian menarik langkah untuk mundur.  Tetapi, seperi beberapa warning yang saya kemukakan, menjadi semacam tanda awas,  jangan sampai agenda ini terlampau "heavy politics". Sebab, meski pendekatannya bisa multi disiplin, tetapi lebih sering pada titik tertentu, disambar para pengelana politik untuk ditelikung. Dan dalam hal ini, PM juga berpotensi jadi begitu.  Memang, PM sekarang masih di tangan Gerakan Moral, MAM dan beberapa Gerakan Masyarakat lainnya. Tapi, begitu memasuki ranah Politik (Gubernur, DPRD, DPR RI, Parpol), maka proses take over itu akan terjadi. Dan maaf, saya menjadi saksi banyak proses seperti itu. Jika begitu, maka ide kesehateraan cuma bakal jadi sorga talinga memang. Dalam hal ini, DT memang benar.  Kedua, proses pemekaran atau pembentukan baru sesuai dengan UU 32/2004 memang akan menjadi masalah bagi PM. Tetapi, preseden sebetulnya ada. Dalam hal UU Otonomi Khusus yang mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua, bisa ditempuh. Caranya, proses pemekaran dilakukan terlebih dahulu, yakni memekarkan Provinsi Totabuan dan Provinsi SITARO. Baru mengusulkan perubahan nama Provinsi Minahasa. Proses ini adalah proses politik di Legislatif dan membutuhkan jalan panjang.  Ketiga, setahu saya ada banyak sudah kajian kawan‐kawan di PM. Tetapi saya tidak memiliki  koleksinya. Jika bisa, kajian‐kajian ekonomi seperti itu ditampilkan kembali. Termasuk kajian dan penelitian yg diposting bung Roy Mamengko beberapa waktu lalu. Atau juga membandingkan start SULUT yang dari segi Human Development Index sejak tahun 1980‐an yang selalu di peringkat‐peringkat atas, tetapi tidak meningkatkan tingkat kesejahteraan rakyat. Atau, angka literacy yang tinggi, tetapi kualitas lulusan dan PTN yang sulit bersaing. Tapi kajian lebih, rasanya harus diajukan untuk menghasilkan proyeksi apa yang dikejar lewat PM. Kalo nyanda, seperti DT, saya pernah mengatakan, PM hanya akan menjadi pentas berleha‐leha segelintir "kelana politik" Minahasa.  Akhirnya, kita mengundang kajian‐kajian yang telah coba dirumuskan Bung RM agar hadir disini. Bukan untuk menarik mundur wacana itu, tetapi jika bisa lebih sempurna, lebih baik lagi. Tanggapan 79: Ronny Aruden - 30/06/2009 Bung David, Ba sabar sadiki, nda usah kasusu, rupa so mo kiamat stow besok? Ada yang akan jawab.Take it easy, man......... ... Note: Apabila terdapat data-data diskusi yang tidak tercantum dalam rangkuman ini, mohon di informasikan kepada kami dengan dilampirkan data diskusi. ADMIN MILIS/10/7/2009