Upload
others
View
24
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
REDESAIN PASAR TRADISIONAL WIRADESA PEKALONGAN
(dengan Konsep Modern dan Sustainable)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh:
MOH. FAHMI AJI PANGESTU
D 300 140 033
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
REDESAIN PASAR TRADISIONAL WIRADESA PEKALONGAN
(dengan Konsep Modern dan Sustainable)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Abstrak
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual
beli. Pasar Wiradesa berada di JL. A Yani Wiradesa, dibangun di atas areal tanah 18.244 m2,
dengan luas bangunan 13.071 m2. Menurut catatan Disperindag Koperasi dan UKM
Kabupaten Pekalongan tahun 2012, Pasar Wiradesa memiliki 46 ruko, 265 kios, 1.059 los dan
18 orang pengelola pasar, pedagang sebanyak 1.703 orang: pedagang aktif sebanyak 1.085
orang dan pedagang pasif sebanyak 618 orang, sedangkan pedagang eceran mencapai 334
(tidak mempunyai lapak tetap). Pedagang eceran ini tidak mempunyai lapak tetap sehingga menggunakan area yang tidak seharusnya dijadikan tempat untuk berdagang, Hal ini menjadikan lingkungan sekitar pasar menjadi kumuh dan tidak layak untuk berjualan, tidak adanya tempat parkir yang memadai serta kurangnya penghijauan di sekitar pasar. Ketersediaan akses untuk difabel hampir tidak ada. Permasalahan lain adalah aktifitas bongkar muat barang dilakukan ditepi jalan raya yang menganggu arus lalu lintas. Tujuan dari redesain Pasar Tradisional Wiradesa adalah mengubah citra pasar yang kumuh, kotor untuk menarik generasi muda dengan adanya fasilitas yang modern dengan fasad yang juga arsitektur modern, sustainable arsitektur diterapkan pada penghawaan, pencahayaan serta energi yang dibutuhkan oleh bangunan pasar semua berasal dari alam sehingga menciptakan rasa nyaman untuk pengunjung. Kata Kunci : Redesain, Pasar, Modern, Sustainable
Abstract
The market is a gathering place for sellers and buyers to make buying and selling
transactions. Wiradesa Market is located at JL. A Yani Wiradesa built on a land area of
18,244 m2, with a building area of 13,071 m2. According to records from the Disperindag
of Cooperatives and SMEs in Pekalongan Regency in 2012, Wiradesa Market has 46
shop houses, 265 kiosks, 1,059 stalls and 18 market managers, 1,703 traders: 1,085 active
traders and 618 passive traders, while retail traders reach 334 (not having a permanent
stall). This retail trader does not have a permanent stall so it uses an area that is not supposed to be a place to trade. This makes the market around the market rundown and unfit to sell, lack of adequate parking and lack of greening around the market. The availability of access to dffables is almost non-existent. Another problem is the activity of loading and unloading goods carried out on the side of a highway that disrupts traffic flow. The aim of redesigning the Wiradesa Traditional Market is to change the image of a slum, dirty market to attract the younger generation with modern facilities with facades that are also modern architecture, sustainable architecture applied to air conditioning, lighting and the energy needed by building markets all come from nature thus creating a sense of comfort for visitors.
Keywords: Redesign, Market, Modern, Sustainable
2
1. PENDAHULUAN
Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli. Dengan demikian banyak daerah kabupaten maupun kota yang
mengembangkan daerahnya dengan membuat ruang publik seperti pasar tradisional, atau
pasar modern. Hal ini untuk membangun perekonomian daerah yang kuat serta mengurangi
jumlah pengangguran, serta pemasukan pajak untuk daerah itu sendiri. Pasar Wiradesa berada
di JL. A Yani Wiradesa, dibangun di atas areal tanah 18.244 m2, dengan luas bangunan
13.071 m2. Menurut catatan Disperindag Koperasi dan UKM Kabupaten Pekalongan tahun
2012, Pasar Wiradesa memiliki 46 ruko, 265 kios, 1.059 los dan 18 orang pengelola pasar,
pedagang sebanyak 1.703 orang: pedagang aktif sebanyak 1.085 orang dan pedagang pasif
sebanyak 618 orang, sedangkan pedagang eceran mencapai 334 (tidak mempunyai lapak
tetap).
Saat ini Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Koperasi UKM masih melakukan perbaikan pasar agar masyarakat merasa
nyaman dan aman dalam aktifitas jual beli, serta untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten saat ini sudah merenovasi 3 pasar di tiap kecamatan yaitu Pasar
Bojong, Pasar Kedungwuni, dan Pasar Kajen. Selanjutnya yang sedang dalam kajian adalah
Pasar Wiradesa yang akan direnovasi menggunakan anggaran APBN (Disperindag Koperasi
UKM). Pasar Wiradesa menjadi bagian penting yang harus dirubah karena menjadi ikon dari
Kabupaten Pekalongan yang memiliki motto SANTRI (Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi,
Indah). Berbeda dengan Pasar Tradisional, Pasar Modern adalah tempat berbelanja dengan
desain bangunan yang mengedepankan kenyamanan pelanggan, serta menyediakan sarana
prasarana yang lengkap. Konsumen menjadi prioritas dengan pelayanan sebaik mungkin
untuk menarik konsumen sebanyak mungkin (Desi, 2015). Selain hal tersebut, Pasar Modern
juga memiliki jangkauan transportasi umum sehingga mudah untuk diakses. Pasar modern
mempunyai konsep penataan ruang yang teratur, rapi dan terjaga kebersihan nya. Selain itu
pasar modern mempunyai fasilitas modern seperti tempat ibadah, hidran antisipasi kebakaran,
sistem IPAL, air bersih, sampai ATM Center dan Foodcourt.
Dari pemaparan di awal rumusan masalah adalah bagaimana meredesain kawasan
pasar tradisional dengan konsep modern dan sustainable namun tetap nyaman dalam segi
aksesibiltas dan sirkulasi di dalam bangunan. Tujuan dari Redesain Pasar Tradisional
Wiradesa Pekalongan adalah :
3
1) Meredesain Pasar Tradisional Wiradesa yang aman, nyaman, bersih dan tertata
dengan rapi, agar generasi muda tertarik untuk berkunjung.
2) Kegiatan Pasar Wiradesa yang ditunjang sirkulasi, aksesibilitas yang nyaman.
3) Meredesain Pasar Wiradesa dengan konsep Modern dan Sustainable.
2. METODE
2.1 Metode Deskriptif
Metode yang dilakukan dengan cara observasi, studi literatur, dokumentasi, serta
wawancara. Observasi dilakukan dengan cara meninjau lapangan dan
pengumpulan data dengan mengamati Pasar Wiradesa di Jalan A. Yani
Pekalongan serta aktivitas yang terjadi di lokasi secara langsung. Pengamatan
dilakukan untuk memperoleh data tentang jumlah penjual, banyak-nya kios, los
maupun ruko, serta masalah apa saja yang ada di pasar. Data-data diperoleh
dengan cara mendokumentasikan gambar kegiatan dan bangunan pasar serta
melakukan wawancara kepada konsumen, pedagang dan pengelola pasar.
2.2 Metode Analisa
Analisa konsep berdasarkan yang ada yaitu mencakup analisa konsep pasar
wiradesa yang modern dan sustainable, analisa penataan kos dan los, serta
menggunakan ketentuan SNI pasar rakyat yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hasil dan pembahasan akan dipaparkan mengenai site lokasi dan beberapa
konsep perancangan.
3.1 Site Lokasi
Gambar 1 Batas-batas site
Sumber: Google maps, 2018
4
Batas Site :
Utara : Hotel Marlin
Selatan : Kampus 2 AAK dan Pemukiman warga
Barat : Pemukiman warga dan Jl Raya Gumawang
Timur : Jl Wiroto dan Internatinal Batik Center
Pasar Wiradesa terletak di Jl A.Yani, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan,
Jawa Tengah. Letak site ini berada di pusat perekonomian Kabupaten Pekalongan,
dengan status PKL yang telah disebutkan pada PERDA no 2 tahun 2011 dimana salah
satunya diperuntukkan untuk pusat perdagangan dan jasa. Kondisi eksisting site ini
antara lain :
Site dekat dengan International Batik Center yang menjadi komplek perbelanjaan
batik skala internasional.
Luas lahan 18.244 m2
atau 1,8 ha dengan status tanah milik pemerintah.
Dilalui oleh transportasi umum dengan skala kota dan provinsi.
Lebar jalan masing masing 6 meter dengan 2 lajur.
Tersedia jaringan listrik, telepon, dan saluran air bersih dan kotor yang memadai.
Akses yang mudah dilalui pendistribusian barang karena jalan arteri.
3.2 Analisa dan Konsep Makro
Matahari Pagi
Matahari Terik
Matahari Sore
INOUT
Gambar 2. Analisa Makro
Sumber: Analisis Penulis , 2018
5
Melalui beberapa pertimbangan yakni analisa dan konsep pencapaian site, sirkulasi,
respon terhadap matahari, analisa dan konsep orientasi bangunan dan view site,
analisa konsep pengahawaan maka diperoleh hasil analisa keseluruhan seperti gambar
diatas.
3.3 Program Ruang
Tabel 1. Program Ruang
No Jenis Ruang Kapasitas/Orang Standar Sumber Jumlah Luas(m2) LXJ Flow 30% Total
1 Kios Kecil 2 9 Perda 50 12 600 30% 1170
2 Kios sedang 2 12 Perda 50 16 800 30% 1560
3 Los 1 2 Perda 428 2 856 30% 1112,8
3842,8
1 Kios Kecil 2 9 Perda 50 12 600 30% 1170
2 Kios sedang 2 12 Perda 50 16 800 30% 1560
3 Los 1 2 Perda 426 2 852 30% 1107,6
3837,6
1 Kios Kecil 2 9 Perda 39 12 468 30% 912,6
2 Kios sedang 2 12 Perda 50 16 800 30% 1560
3 Los 1 2 Perda 448 2 896 30% 1164,8
4 Foodcourt 30 8 Asumsi 1 200 200 30% 312
3949,4
1 Pos Keamanan 2 4 Data arsitek 2 4 8 30% 20,8
2 ATM Center 5 1,6 Data arsitek 4 2 8 30% 41,6
3 Bank 10 12 Data arsitek 1 14 14 30% 156
5Parkir Sepeda
mtr taman30 2 Data arsitek 30 1,5 30 30% 21
6 Parkir Sepeda 1 2 Data arsitek 15 2 30 50% 45
7 Parkir Angkutan 1 6 Data arsitek 13 4 52 50% 117
8 Bongkar Muat Asumsi 50% 128
9 TPS 25 Perda 2 25 50 30% 65
10 Gudang 9 Perda 1 9 9 30% 11,7
11 Ruang Kebersihan 3 3 Asumsi 2 4 8 30% 10,4
616,5
1 Ruang Kebersihan 3 3 Asumsi 2 4 8 30% 23,4
2 Rest Area 20 3 Data arsitek 20 3 60 30% 1560
3 Gudang 9 Asumsi 1 9 9 30% 11,7
4 Taman Indoor 1 50 50 30% 65
5 R.ibu menyusui 5 6 Asumsi 1 6 6 30% 39
6 Tempat penitipan anak 8 12 Asumsi 1 12 12 124,8
1823,9
1 Ruang Kebersihan 3 3 Asumsi 1 3 3 30% 11,7
2 Gudang 9 Asumsi 1 9 9 30% 0
3 R.Pengelola Pasar 3 4 Data arsitek 1 6 6 30% 15,6
4 R.Administrasi distrib 5 4 1 6 6 30% 26
5 Rest Area 20 9 1 9 9 30% 234
6 Area merokok 5 6 1 6 6 30% 39
326,3
1 Musholla 25 0,8 Data arsitek 2 20 40 30% 52
2 Lift
3 Lift Barang
4 Ramp difabel
5 Toilet 1 2,4 Data arsitek 6 38,4 12
6 Toilet difabel 1 2,5 Data arsitek 2 8 16
7 Tangga
8 Tangga darurat
1 R.Genset 40 Data arsitek 1 40 40 20% 48
2 R.kontrol/Cctv 36 Data arsitek 1 36 36 20% 43,2
3 R.Pompa 25 Data arsitek 1 25 25 20% 30
121,2
1 Parkir Motor 1 2 Data arsitek 300 2 600 50% 900
2 Parkir Mobil 1 6 Data arsitek 60 4 240 50% 540
1440
Kelompok Kegiatan Servis Lantai Basement
Total
Kelompok Kegiatan Lantai Basement
Total
Kelompok Kegiatan Utama Lantai 1
Total
Kelompok Kegiatan Utama Lantai 2
Total
Kelompok Kegiatan Utama Lantai 3
Total
Kelompok Kegiatan Pendukung Lantai 1
Total
Kelompok Kegiatan Pendukung Lantai 2
Total
Total
Kelompok Kegiatan Pendukung Lantai 3
Total
Kelompok Kegiatan Servis Semua Lantai
6
3.4 Analisa Konsep Massa
1) Tujuan:
Menentukan tata massa bangunan dengan mempertimbangkan kondisi site
dan sirkulasi site yang telah direncanakan sehingga pola tata bangunan
sesuai dengan desain perancangan yang diharapkan.
2) Dasar pertimbangan:
a. Kondisi tapak site
b. Sirkulasi dan zonifikasi kegiatan dalam site
c. Konsep sustainable architecture
3) Analisa dan konsep
Pola tata massa bangunan yang akan diterapkan pada perencanaan Pasar
Tradisional Wiradesa dengan Konsep Modern dan Sustainable adalah pola
linier. Penggunaan pola ini digunakan untuk menciptakan sirkulasi yang
mudah diakses secara cepat untuk menuju keseluruh bangunan.
BANGUNAN
UTAMA PASAR
OPEN SPACE
Gambar 3 Analisa dan Konsep Zona Massa
Sumber: Analisa Penulis, 2018
Zona Servis (bongkar muat)
Berada di jalan Wiroto yang tidak menggangguaktifitas jalan raya yang akan membuat kemacetan,
lift barang tersedia tak jauh dari bongkar muat untuk
memudahkan distribusi.
1. ZONIFIKASI HORIZONTAL
Zona Basah Bau (ikan&daging)
Zona Basah tidak bau
2. ZONIFIKASI VERTIKAL
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1 ZONA PEDAGANG PANGAN
ZONA PEDAGANG PANGAN
ZONA PEDAGANG NON PANGAN
7
ZONA PEDAGANG NON PANGANMenjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga seperti pakaian, batik, peralatan rumahtangga, perhiasan, servis elektronik. dan food court disediakan di lantai 3.
ZONA PEDAGANG MAKANAN SIAP SAJI&HASIL BUMIPerletakkan zona ini diletakkan pada lantai 2 diantara zona makanan kering, basah dan nonpangan agar mudah dijangkau dari semua area. Zona ini aman untuk makanan karena jauhdari polusi atau gangguan lain sehingga terjaga kehigenisan nya.
ZONA PEDAGANG MAKANAN BASAHTujuan dari diletakkan zona basah dibawah karena memudahkan pembuangan air limbahkarena berdekatan dengan bak filter dari luar bangunan. Perletakkan nya jauh dari mainentrance sehingga jauh dari polusi kendaraan.
3.5 Tampilan Arsitektur
1) Eksterior
Fasad bangunan menggunakan rangka aluminium yang tertaut dengan kaca
tempered yang tidak memantulkan cahaya, sehingga bangunan menggunakan cahaya
alami sepenuhnya untuk memaksimalkan pencahayaan alami di dalam bangunan.
Namun cahaya matahari tidak semua masuk untuk menghindari terik matahari dengan
diterapkan double skin facade yang menggunakan material kayu yang berfungsi
meminimalisir panas. Untuk struktur atap menggunakan space frame dan dibalut oleh
ACP (aluminium composite panel) sebagai penutup atap. Kombinasi struktur atap
dengan aluminium sirip berfungsi untuk memaksimalkan penghawaan, angin bisa
masuk dari segala arah dan keluar melalui fasad, sirkulasi ini sangat penting bagi
kenyamanan pengunjung. Vertical garden dan green roof diterapkan pada dinding
luar bangunan serta dak atap, hal ini untuk memenuhi konsep sustainable yang identik
dengan mengharuskan bangunan bersanding dengan tumbuhan, fungsi dari keduanya
juga memberi suhu yang netral dan menahan panas agar tidak masuk ke bangunan.
Gambar 4. Tampak depan bangunan
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
8
2) Interior
Interior foodcourt menerapkan konsep modern minimalis. Penggunaan kayu pada
setiap stand sebagai estetika serta menyeleraskan interior dan eksterior bangunan.
Furniture seperti meja makan dan kursi menggunakan meterial plastik agar mudah
dalam perawatan. Untuk meja penjual menggunakan fiber agar terkesan selalu bersih.
Foodcourt menjual makanan khas pekalongan, serta menjadi pusat kuliner agar
masyarakat juga tidak melupakan makanan lokal yang ada.
Los buah dibuat menerus antara satu pedagang dengan pedagang lain, dimana setiap
pedagang mendapat los dengan ukuran 2x1 dan tingginya 80 cm. Los tersebut terbuat
dari material kayu, menyelaraskan interior yang lain dan eksterior.
Gambar 5. Foodcourt
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
Gambar 6. Los buah
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
9
Gambar 7 Taman indoor
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
Taman indoor diperlukan untuk menghirup udara oleh pengunjung jika lelah berdiri
ingin melihat luar bangunan dan duduk sementara. Taman indoor juga berfungsi
sebagai ruang merokok karena langsung berhadapan dengan pohon, asap bisa diserap
langsung oleh pohon. Taman indoor juga menciptakan rasa sejuk di dalam bangunan,
dan menyerap suhu panas.
3.6 Konsep Open Space
Konsep open space menserasikan Pasar Wiradesa dengan taman yang juga
menjadikan edukasi bagi generasi millenial yang tidak mengetahui budaya lokal di
daerah nya. Hal ini sesuai dengan konsep sustainable yaitu Sustainable Culture, yang
berarti berkelanjutan dalam bidang budaya. Pekalongan sebagai kota pengrajin batik
mempunyai ciri khas motif batik tersendiri, hal inilah yang akan diterapkan pada open
space tersebut.
Gambar 8 Open Space
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
10
Gambar 9 Open Space
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018
Landmark atau Sculpture diharapkan
menjadi ikon ataupun point of interest
dari pasar wiradesa untuk menarik
perhatian bagi generasi muda mau ke
pasar. Landmark diambil darisalah satu
motif batik khas pekalongan yaitu
Jlamprang.
Vegetasi yang berada di open space
ikut membantu dalam menciptakan
oksigen serta suhu yang sejuk dan
akan mempengaruhi suhu pasar
yang ada di sampingnya.
Adanya sungai sangat mempengaruhi
untuk membuat open space, jika harus
membuat bangunan lain tidak sesuai
dengan konsep sustainable yang harus
diimbangi dengan adanya alam di sekitar
kita.
11
3.7 Konsep Sustainable
1) Fasad kaca yang dibawahnya tertaut solar panel yang mengelilingi
bangunan dapat mengefisiensi penggunaan listrik dari PLN.
Gambar 10. Fasad Kaca Sumber:
Dokumentasi Penulis, 2018
2) Penggunaan green roof
Gambar 11. Green Roof
Sumber: Google.com, 2018
3) Vertical garden, penggunaan nya di luar dinding
Gambar 12. Vertical Garden
Sumber: Google.com, 2018
4) Penggunaan lubang biopori, Lubang biopori diletakkan di sekitar site
untuk mencegah genangan yang tidak diinginkan. Hal ini di antisipasi
mengingat curah hujan tiap tahun semakin tinggi.
Gambar 13. Lubang Biopori
Sumber: Google.com, 2018
12
5) Pengolahan limbah dengan metode 3R (reuse,reduce,recycle)
6) Penggunaan Ecoplast saat berbelanja (mudah terurai dengan tanah)
Gambar 15. Ecoplast
Sumber: Google.com, 2018
4. PENUTUP
Lokasi perancangan berada di Jalan A.Yani Wiradesa, desain fokus pada pasar dan
open space sebagai pengimbang antara bangunan dan alam. Total atau luas lantai terbangun
sesuai dengan kebutuhan ruang seluas 15.214 m2 dengan 3 lantai dan 1 basement.
Pengelompokkan ruang berdasarkan jenis barang jualan. Tata Massa bangunan memiliki 1
inti yang merupakan pasar itu sendiri, dengan bentuk yang menyesuaikan lahan. Tampilan
arsitektur dengan konsep modern penuh dengan kaca, agar jarak pandang pengunjung luas
dan dapat melihat isi seluruh bangunan pasar. Didukung ramp yang ada di dalam bangunan
dapat dimanfaatkan oleh difabel dengan baik. Konsep sustainable menciptakan keindahan,
serta menjaga suhu bangunan yang tetap teduh meskipun matahari terik. Open space bisa
dimanfaatkan sebagai tempat olahraga, berkumpul komunitas atau interaksi sosial lain yang
memberikan hal positif bagi masyarkat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, Desi, 2015, Redesain Pasar Nusukan dengan Pendekatan Pasar Modern dan
Aksesibilitas, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Gambar 14. Skema Pengolahan Sampah
Sumber: Google.com, 2018
13
Mulyani, Erni, 2014, Redesain Pasar Modern Sukapura, Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
Malano, Herman, 2011, Selamatkan Pasar Tradisional, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomer 1 Tahun 2014
Peraturan Menteri Perdagangan No 37/M-DAG/PER/5/2007 Tentang Pedoman
Pembangunan dan Pengelolaan Usaha Perdagangan
Rajak, Sagir, 2012, Konsep dalam Arsitektur, Academia.edu
Satuhu, Yogi Maulana, 2014, Redesain Pasar Bareng Kota Malang, Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
SNI 8152 Tahun 2015 Tentang Pasar Rakyat
Tamasowa, Rima, 2012, Redesain Wisma Fajar Senayan untuk Fungsi Wisma Atlet yang
Mendukung Pemulihan Kelelahan, Universitas Bina Nusantara
Wikipedia [Pasar] [modern] diakses 24 Februari 2018