55
REFERAT ESOTROPIA OLEH: Ahmad Barrun Nidhom 102010101045 PEMBIMBING: dr. Bagas Kumoro, Sp.M dr. Iwan Dewanto, Sp.M 1 SMF ILMU KESEHATAN MATA RSD DR. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

referat Barrun esotropia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Page 1: referat Barrun esotropia

1

REFERATESOTROPIA

OLEH:

Ahmad Barrun Nidhom

102010101045

PEMBIMBING:

dr. Bagas Kumoro, Sp.M

dr. Iwan Dewanto, Sp.M

SMF ILMU KESEHATAN MATARSD DR. SOEBANDI JEMBER

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: referat Barrun esotropia

2

anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, humor aqueus, serta humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang

berwarna putih dan relatif kuat. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak

mata dan bagian luar sklera. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah,

merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.

Anatomi Mata

Page 3: referat Barrun esotropia

3

Page 4: referat Barrun esotropia

4

Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

Page 5: referat Barrun esotropia

5

Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.

Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Page 6: referat Barrun esotropia

6

1.1 Latar BelakangPenglihatan

normal

Menggunnakan dua mata (binokular)

Bayangan tepat jatuh pada

masing2 fovea (fiksasi fovea) yang difusikan oleh otak dan

kortek penglihatan

Menjadi satu bayangan

• Berkembang sejak lahir dan berakhir pada usia 8-10 tahun

• Posisi ideal mata yang sejajar pada penglihatan binokular disebut orthoforia.

• tidak normalnya penglihatan binokuler atau anomali kontrol neuromuskuler gerakan okuler

STRABISMUS

Page 7: referat Barrun esotropia

7

Deviasi dimana kornea menyimpang kearah temporal (divergen) fovea menyimpang kearah nasal disebut eksodeviasi (strabismus

divergen), deviasi sebaliknya disebut esodeviasi (strabismus konvergen).

Page 8: referat Barrun esotropia

8

Anatomi Bola Mata dan Otot Penggerak Bola Mata

• Otot-otot penggerak bola mata terdiri atas 6 otot, yaitu :A. 4 otot rektus – Rektus medial.

Rektus medial mempunyai origo pada anulus Zinn dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling tebal dengan tendon terpendek. Otot ini menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).

– Rektus lateralRektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen optic dan insersinya 7 mm dari limbus pada sklera. Rektus lateral dipersarafi oleh N.VI dengan fungsi menggerakkan mata terutama abduksi.

Page 9: referat Barrun esotropia

9

– Rektus inferiorRektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus bagian bawah, pada persilangan dengan oblik inferior diikat oleh ligamen Lockwood. Rektus inferior dipersarafi oleh N.III. Fungsi menggerakkan mata depresi (gerak primer).

– Rektus superior Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior Otot ini berinsersi 7 mm di belakang limbus sebelah atas dan dipersarafi cabang superior N.III. Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral, aduksi terutama bila tidak melihat ke lateral, dan insiklotorsi.

B. 2 obliqus– Obliquus superior

Merupakan otot mata terpanjang dan tertipis. Otot ini berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.

– Obliquus inferiorObliquus inferior berfungsi untuk menggerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi.

Page 10: referat Barrun esotropia

10

Tabel 1. Fungsi otot mata 

Tabel 2. Otot-otot pasangan searah dalam posisi menatap

Page 11: referat Barrun esotropia

11Gambar 1. Otot

Ekstraokular

Page 12: referat Barrun esotropia

12

Fisiologi otot penggerak bola mata

• Otot penggerak bola mata mempertahankan agar mata selalu bergerak secara teratur, untuk mendapatkan keseimbangan gerak dari otot yang lainnya sehingga bayangan benda yang menjadi perhatian selalu jatuh tepat dikedua fovea sentralis.

• Mata normal mempunyai penglihatan binokuler yaitu membentuk bayangan tunggal dari kedua bayangan yang diterima oleh kedua mata melalui fusi dipusat penglihatan.

• Syarat terjadi penglihatan binokuler normal : Tajam penglihatan pada kedua mata sudah dikoreksi anomalinya tidak terlalu

berbeda dan tidak terdapat anisokoria. Otot-otot penggerak kedua mata seluruhnya dapat bekerjasama dengan baik,

yakni dapat menggulirkan kedua bola mata sehingga kedua sumbu penglihatan menuju pada benda yang menjadi pusat perhatian.

Susunan saraf pusat baik, yakni sanggup menfusi dua bayangan yang dating dari kedua retina menjadi satu bayangan tunggal.

Page 13: referat Barrun esotropia

13

• Bayi yang baru lahir, faal penglihatannya belum normal, visus hanya dapat mebedakan yang terang dan yang gelap saja.

• Pada usia 5-6 tahun, visus mencapai maksimal. • Bersamaan dengan berkembangnya visus, berkembang pula penglihatan

binokularnya. Bila perkembangan visus berjalan dengan baik, dan fungsi ke 6 pasang otot penggerak bola mata juga baik, serta susunan saraf pusatnya sanggup memfusi dua gambar yang diterima oleh retina mata kanan dan kiri maka ada kesempatan untuk membangun penglihatan binokular tunggal stereoskopik.

• Gangguan gerakan bola mata terjadi akibat terdapat satu atau lebih otot mata yang tidak dapat mengimbangi gerakan otot mata lainnya maka terjadi gangguan keseimbangan gerakan mata sumbu penglihatan akan menyilang menjadi mata strabismus.

Page 14: referat Barrun esotropia

14

Mekanisme Fusi

• Fusi adalah penyatuan eksitasi visual dari bayangan retina yang berkorespondensi menjadi suatu persepsi visual tunggal.

• Fusi terjadi bagi bayangan di dalam area Panum dan merupakan suatu refleks sensorimotor otomatis

• Persepsi bayangan di luar area Panum menyebabkan diplopia fisiologik, yang dapat secara sadar diabaikan (supresi fisiologik).

• Fusi mempunyai 2 komponen yaitu: – Fusi sensoris, proses penyatuan bayangan dari tiap mata ke dalam gambaran

stereopsis binokular tunggal. Fusi ini terjadi ketika serabut saraf optik dari retina nasal menyilang di khiasma untuk menyatu dengan serabut saraf retina temporal yang tak menyilang dari mata lainnya. Bersama dengan neuron-neuron diarea asosiasi visual pada otak, menghasilkan penglihatan binokular tunggal dengan penglihatan stereopsis.

– Fusi motoris, suatu mekanisme yang memungkinkan pengaturan halus dari posisi mata untuk mempertahankan kesejajaran bola mata sehinga fusi sensoris dapat dipertahankan.

Page 15: referat Barrun esotropia

15

Klasifikasi

Pseudotropia Acquired esotropia

Infantil ( kongenital ) esotropia

Classic congenital ( essential infantile) esotropia

Manifest laten nistagmus Nistagmus blockage

deprivation

Page 16: referat Barrun esotropia

16

Nonaccomodative acquiredBasic

Acut Cyclic Divergence insuficiency and

divergence paralysis syndrome Sensory deprivation

Page 17: referat Barrun esotropia

17

Accomodative esotropia Refractive ( Normal AC/A )) Nonrefractive ( high AC/A ) Partially accomodative

Incomitant esotropia Sixth nerve ( abducens) paresis

Medial rectus restrictionThyroid opthalmopathyMedial orbital wall fracture

Duane syndrome and Mobius synd.

Page 18: referat Barrun esotropia

18

Penilaian ketajaman penglihatan :

• Mengukur visus jauh

( snellen, HOTV, allen picture, E game ) • visus dekat jarak 14 inci / 35 cm.• segmen anterior → slit lamp

( Kornea, BMD, lensa ).• Fundus direk dan indirek

(gambaran makula & nervus optik)

Page 19: referat Barrun esotropia

19

Penilaian gerakan mata

• 9 posisi pandangan, batas gerakan, penyimpangan asimetris

• 1. Ocular alignment test : – Cover tests

• Cover-uncover test• the alternate cover test• the simultaneous prism-cover test.

– Corneal light reflex test • Hischberg test• metode krimsky’s• Bruckner test• The major amblyoscope metode.

Page 20: referat Barrun esotropia

20

– Dissimilar image tes :• maddox rod test• double maddox rod test• red filter test.

– Dissimilar target tes: • lancaster red-green test• hess-screen tes• major amblyoscope test.

Page 21: referat Barrun esotropia

21

• 2. Penilaian komplikasi dengan kesejajaran mata

• 3. Menilai posisi pandangan :– fase kardinal – fase diagnostik posisi pandangan.

• 4.Tes konvergensi.• 5. Menilai AC/A ratio. • 6. Fusional vergence.

Page 22: referat Barrun esotropia

22

• 7. Menilai kerjasama sensoris binocular : – Worth four –dot testing– stereo acuity testing.

• 8. Spesial motor test: – Forced duction– active force generation– saccadic velocity.

• 9. Three step test. • 10. Cycloplegic refraction. • 11. Prism adaptation test.

Page 23: referat Barrun esotropia

23

• Pemeriksaan tambahan :– neuroimaging– CT scan orbital # axial & coronal– CT scan leher/ thorax & abdomen – X ray foto thorax– USG B scan– MRI

Page 24: referat Barrun esotropia

24

Tehnik pemeriksaan visus

Page 25: referat Barrun esotropia

25

• Cover tes

- menilai kapabilitas grk mata, formasi bayangan, persepsi, fiksasi fovea.- Mata ditutup bergantian, bila mata fiksasi ditutup maka maka mata deviasi mengambil alih fiksasi.

Page 26: referat Barrun esotropia

26

Cover uncover tes

- deteksi deviasi- mata ditutup dgn cepat dan bergantian.

Page 27: referat Barrun esotropia

27

Metode Hirsberg.

- sentral : Normal- 1 mm dari sentral pupil: 7° / 15∆- 2 mm dari setral pupil:

15 ° /30∆- 4 mm dari sentral pupil

: 30 ° /60 ∆ - Dilimbus: 45 ° /90∆

Page 28: referat Barrun esotropia

28

Metode Krimsky

Pemeriksa duduk tepat depan mata deviasi, prisma base out diletakkan depan mata yang fiksasi sampai refleks cahaya senter terlihat disentral pada mata yang esotropia

Page 29: referat Barrun esotropia

29

Tes Diagnostik lap pandang

Page 30: referat Barrun esotropia

30

Maddox rod tes

Batang maddox diletakkan horisontal depan mata, efek silindris btg maddox

terlihat vertikal

Page 31: referat Barrun esotropia

31

Kesejajaran mata

Page 32: referat Barrun esotropia

32

Metode major amblioskop

Memakai refleks cahaya yg dapat bergerak disentral kornea. Deviasi terbaca langsung pada skala

amblioskop

Page 33: referat Barrun esotropia

33

Menilai AC/C RATIO

Esotropia ringan konvergensinya kecil AC/C kecil

Page 34: referat Barrun esotropia

34

Worth four-dot test

- 4 chy : fusi normal- 2 merah vertikal : supresi

OS.- 3 hijau : supresi OD- 5 chy, 2 merah 3 hijau : diplopia.

Page 35: referat Barrun esotropia

35

THREE STEP TES

Page 36: referat Barrun esotropia

36

Special motor tes

Page 37: referat Barrun esotropia

37

Infantile esotropia

• 6 bln pertama kehidupan• Herediter, autosomal resesif• Cerebral palsy, hidrosefalus, mental retardasi,

mednigomielocele, intraventrikular hemorhagik, abducens palsy

• Ambliopia, > 30 ∆, stabil, nistagmus horisontal, astigmat, miopia, def abduksi, kepala miring.

• R/: koreksi ambliopia/ggg refraksi, resesi rektus medial.

Page 38: referat Barrun esotropia

38

Classic congenital esotropia

• Umur 6 bln, fiksasi silang, #ggg CNS,kepala miring, herediter.

• R/: resesi & reseksi + myektomi oblik inf

Page 39: referat Barrun esotropia

39

Manifes laten nistagmus

• Abduksi meningkat• Kepala miring• Nigtasmus saat ke 2 mata

terbuka• Hanya satu mata dipazkai

melihat

Page 40: referat Barrun esotropia

40

Nistagmus blockage syndr• Insiden ↓ , ~ down sindr, oclar

albiisme, cerebral palsy, hidrocefalus, esotropia 80-90∆.

• Nistagmus mata lurus kedepan• Resesi 7 mm ke 2 rektus medial,

reseksi 10 mm rektus lateral

Page 41: referat Barrun esotropia

41

Accomodative esotropia• Deviasi konvergen ~ refleks

akomodasi• Onset 6 bln – 7 thn, umur rata

rata 2,5 thn, asimptomik, herediter, ambliopia

Page 42: referat Barrun esotropia

42

REFRAKTIF AKOMODATIF ESOTROPIA

• Hiperopia 4 – 7 D• Terapi ambliopia, koreksi hiperopia

dgn siklopentolat/atropin, operasi.

Page 43: referat Barrun esotropia

43

NON REFRAKTIF ACCOMODATIVE ESOTROPIA

• Esotropia > melihat dekat• > hipermetrop• Kacamata bifokal, long acting

cholenesterase inhibitor, resesi rektus medial

Page 44: referat Barrun esotropia

44

Partially accomodative esotropia

• Hipermetrop, Ratio AC/C tinggi→ esotropia jarak jauh da dekat.

• Kacamata, Operasi bila hiperopik > + 4.00 D

Page 45: referat Barrun esotropia

45

Non accomodative Acquired esotropia

• Onset bervariasi, umur 1-8 thn, 10,4 % dari seluruh esotropia.

• Penyakit, trauma, emosi, tiba tiba, intermitten• Deviasi melihat jauh & dekat

Basic Acquired esotropia• 6 bl – akhir masa kanak kanak, deviasi dekat =

jauh.• Terapi ambliopia, operasi.

Page 46: referat Barrun esotropia

46

• Acute esotropia – Akut, diplopia tiba tiba, fisik, stres, emosi,

idiopatik, hipermetrop,– 30-60 ∆, terapi kacamata prisma dan operasi.

• Cyclic esotropia– Sangat jarang, umur prasekolah, kpongenital,

intermitten, siklus 48 jam, ambliopia.– Tangani ambliopia, operasi, phenobalbital &

amphetamin.

Page 47: referat Barrun esotropia

47

• Sensory deprivation esodeviation– Anisometrop, ambliopia, lesi organik satu

mata– Terapi : hilangkan penghalang, fokus

bayangan retina, resesi rektus medial + reseksi rektus layeral, myektomi oblik inf.

• Divergence insuficiency– Esodeviasi >jauh, terapi : prisma base out,

resesi rektus lateral.• Divergence paralysis

– Tumor dipontin, trauma kepala, kel neurologik.

Page 48: referat Barrun esotropia

48

• Spasme of near synkinetik refleks– Intermitten, pseudomiopia

• Surgical esodeviation

– Esodeviasi spontan post op eksodeviasi, diplopia tba tiba, paresus unilateral/bilateral N abducens, Esotropia > jauh .

– Terapi: prisma base out, miotikum, operasi.

Page 49: referat Barrun esotropia

49

• Incomitant esotropia Sixth N palsy Paresis rek lat, kepala miring, diplopia,

lesi intrakranial, inf,imun.MRI : tanda neurologik.

Operasi setelah follow up 6 bln.Mekemahkan m rek lat, resesi/resksi mata parese. Botox.

Page 50: referat Barrun esotropia

50

• Med rektus restriction Thyroid oftalmopathy, frak ddg orbita,

overreseksi rek med.• Thyroid oftalmopahtyElevasi,

abduksi/adduksi.eksoftalmos,retraksi palpebra

Page 51: referat Barrun esotropia

51

• Operasi

- Meningkatkan Fx mata, kosmetik, hilangkan diplopia, koreksi posisi kepala- Melemahkan otot :resesi, marginal miotomi, poor fixation suture.- Menguatkan otot : reseksi, melipat otot, majukan ltk otot- ubah arah gerakan otot :vert transposisi rek horisontal,

hummelsheims, jensen.

Page 52: referat Barrun esotropia

52

Reseksi m rek horisontal

Resesi m rek horisontal

Page 53: referat Barrun esotropia

53

Advancement ant half tendon obl sup

Marginal miotomi

Page 54: referat Barrun esotropia

54

Resesi m Obl Inferior Khemodenervasi botox

Page 55: referat Barrun esotropia

55

TERIMA KASIH