19
Referat Kecil DORSAL COLUMN-MEDIAL LEMNISCUS (DC-ML) Disusun oleh: Elsi Rahmadhani Hardi 0908120328 Pembimbing: dr. Agus Tri Joko, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

Referat DCML

Embed Size (px)

Citation preview

Referat Kecil DORSAL COLUMN-MEDIAL LEMNISCUS (DC-ML)

Disusun oleh:

Elsi Rahmadhani Hardi0908120328Pembimbing:

dr. Agus Tri Joko, Sp.SKEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

2014DORSAL COLUMN-MEDIAL LEMNISCUS (DC-ML)I. DefinisiDorsal Column-Medial Lemniscus (DC-ML) adalah traktus sensoris yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan sensasi getar, diskriminasi raba, kesadaran propioseptif dari badan ke dalam korteks serebri. Melalui traktus ini, kita dapat mengapresiasikan kesan raba dengan perbedaan intesitas yang halus, lokalisasi yang tepat, dan diskriminasi dua titik. Sensasi getar dan posisi berbagai bagian tubuh dapat disadari dengan tepat.1II. Fungsi

Jalur DC-ML memediasi sentuhan ringan (termasuk diskriminasi taktil) dan getaran dari tubuh. Selain itu, jalur DC-ML juga memediasi kesadaran propioseptif, dimana kita dapat merasakan posisi anggota badan kita dan rasa tingkat ketegangan ototnya. Kita dapat merasakan berat tubuh bertumpu pada telapak kaki kita (seperti, kita "merasakantanah di bawah kaki kita"). Kita juga dapat merasakan gerakan pada sendi. Jadi, beberapa impuls proprioseptif harus mencapai kesadaran. Impuls tersebut berasal dari reseptor yang terdapat pada otot, tendon, fasia, kapsul sendi, dan jaringan ikat (reseptor Vater Pacini dan korpuskel Meissner), serta reseptor yang tersebar di kulit.2,3III. Anatomi dan Fisiologi

a. Reseptor

Reseptor merupakan organ sensoris khusus yang mengenal perubahan fisik dan kimia dari lingkungan eksternal dan internal pada organisme dan mengkonversikan perubahan tersebut menjadi impuls yang akan diproses oleh sistem saraf. Reseptor dapat ditemukan pada ujung serabut saraf aferen. Beberapa reseptor memberikan informasi tentang perubahan pada lingkungan luar yang dekat (eksteroseptor) atau lingkungan luar yang jauh (teleseptor, seperti mata dan telinga). Propioseptor, seperti labirin di telinga dalam, menyampaikan informasi tentang posisi dan pergerakan kepala, tekanan pada otot dan tendon, posisi sendi, tenaga yang dibutuhkan untuk pergerakan khusus, dan lain-lain. Yang terakhir, proses di dalam tubuh dilaporkan oleh enteroseptor, yang disebut juga viseroseptor (termasuk osmoseptor, kemoseptor, dan baroseptor). Masing-masing reseptor bertanggungjawab terhadap stimulus yang sesuai, jenis yang spesifik, dengan syarat intensitas dari stimulus tersebut di atas ambang batas.3Reseptor pada kulit (Gambar 1) yang meneruskan rangsangan ke traktus DC-ML adalah korpuskulum Meissner dan Vater-Pacini. Korpuskulum Meissner terletak di papilla dermis kulit yang tidak berambut, seperti telapak tangan dan telapak kaki. Korpuskulum Meissner juga banyak ditemukan pada kulit papilla mammae, bibir, ujung lidah, dan genitalia eksterna. Reseptor ini sangat peka terhadap rasa raba dan tekanan ringan. Reseptor ini merupakan mekanoreseptor yang beradaptasi cepat. Reseptor ini memungkinkan seseorang membedakan dua struktur berujung tajam yang diletakkan berdekatan pada kulit (diskriminasi taktil dua titik).1,3Korpuskulum Vater-Pacini tersebar luas di seluruh tubuh dan banyak ditemukan di daerah dermis, jaringan subkutan, ligamen, kapsul sendi, pleura, peritoneum, papila mammae, dan genitalia eksterna. Korpuskulum Vater-Pacini merupakan mekanoreseptor yang peka terhadap getaran dan sensasi tekanan.1,3

Gambar 1. Mekanoreseptor pada kulit1Kelompok reseptor kedua yang terletak lebih dalam di kulit, otot, tendon, fasia, dan sendi yang juga meneruskan rangsangan ke DCML adalah gelendong otot (muscle spindle) dan organ tendon golgi. Pada otot, contohnya, gelendong otot (Gambar 2), yang peka terhadap peregangan otot. Gelendong otot terdapat pada otot rangka dan paling banyak ditempat perlekatan tendon otot. Gelendong otot memberikan informasi sensorik kepada susunan saraf pusat untuk mengontrol aktivitas otot. Masing-masing gelendong otot biasanya terdiri dari 310 serat otot lurik halus, yang disebut serat otot intrafusal. Kedua ujung dari gelendong otot yang terdiri dari jaringan ikat, terikat pada jaringan ikat antara fasikula otot, jadi mereka bergerak dalam hubungannya dengan otot. Terdapat sebuah serat saraf aferent yang disebut ujung annulospiral disekitar bagian tengah dari gelendong otot. Serat aferent ini mempunyai selubung mielin yang sangat tebal dan merupakan kelompok serat saraf dengan konduksi paling cepat pada tubuh, dan disebut serat Ia.3

Gambar 2. Muscle spindle1Organ golgi tendon (Gambar 3) terdiri dari ujung saraf halus, berasal dari cabang dari serat saraf mielin yang tebal, yang mengelilingi sebuah kelompok serat tendon kolagen. Organ golgi tendon ini tertutup dalam kapsul jaringan ikat, terletak pada hubungan antara tendon dan otot, serta berhubungan secara seri terhadap serat otot yang berdekatan. Seperti gelendong otot, mereka bertanggungjawab terhadap peregangan tapi pada ambang batas yang lebih tinggi.3

Gambar 3. Organ golgi tendon3Informasi umum dari ujung ujung saraf sensorik perifer dihantarkan melalui sistem saraf oleh serangkaian neuron. Dalam bentuk paling sederhana, jaras asendens untuk kesadaran terdiri dari tiga neuron, yaitu:1,3 Neuron pertama: badan sel dari neuron pertama terletak di ganglion radiks dorsalis (atau ganglion aferen somatis dari saraf kranial). Menghantarkan informasi sensoris dari perifer ke medulla spinalis (untuk refleks) dan nukleus kolum dorsalis (nucleus gracilis dan nucleus cuneatus) Neuron kedua: memiliki akson yang menyilang garis tengah ( menyilang ke sisi kontralateral) dan naik ke tingkat susunan saraf yang lebih tinggi, yaitu dimana akson tersebut bersinaps dengan neuron tingkat ketiga.

Neuron ketiga: sel neuron ketiga terletak di talamus dan memproyeksikan rangsangan ke korteks somatosensorik. Lalu otak akan memproses informasi yang dihantarkan oleh neuron ini, menginterpretasikan lokasi, kualitas dan intensitas lalu memberikan respon yang sesuai.

Perjalanan serabut saraf aferen yang menghantarkan modalitas sensorik di dalam medula spinalis terdiri atas traktus spinoserebellaris posterior dan anterior, kolumna posterior, traktus spinotalamikus anterior dan lateral, serta traktus aferen lainnya yaitu spinoretikular, spinotektal, spino-olivari dan traktus spinovestibular.3b. Medula SpinalisDari batang otak berjalan suatu silinder jaringan saraf panjang dan ramping, yaitu medulla spinalis, dengan ukuran panjang 45 cm (18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran kelingking). Medulla spinalis, yang keluar dari sebuah lubang besar di dasar tengkorak, dilindungi oleh kolumna vertebralis sewaktu turun melalui kanalis vertebralis. Dari medulla spinalis spinalis keluar saraf-saraf spinalis berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk oleh lengkung-lengkung tulang mirip sayap vertebra yang berdekatan.4Saraf spinal berjumlah 31 pasang dapat diperinci sebagai berikut : 8 pasang saraf servikal (C), 12 pasang saraf thorakal (T), 5 pasang saraf lumbal (L), 5 pasang saraf sakral (S), dan 1 pasang saraf koksigeal (Co).3 Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang daripada medulla spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan tersebut, segmen-segmen medulla spinalis yang merupakan pangkal dari saraf-saraf spinal tidak bersatu dengan ruang-ruang antar vertebra yang sesuai. Sebagian besar akar saraf spinalis harus turun bersama medulla spinalis sebelum keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Medulla spinalis itu sendiri hanya berjalan sampai setinggi vertebra lumbal pertama atau kedua (setinggi sekitar pinggang), sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang untuk dapat keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Berkas tebal akar-akar saraf yang memanjang di dalam kanalis vertebralis yang lebih bawah itu dikenal sebagai kauda ekuina (ekor kuda) karena penampakannya.4Walaupun terdapat variasi regional ringan, anatomi potongan melintang dari medulla spinalis umumnya sama di seluruh panjangnya. Substansia grisea di medulla spinalis membentuk daerah seperti kupu-kupu di bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba di sebelah luar. Seperti di otak, substansia grisea medulla spinalis terutama terdiri dari badan-badan sel saraf serta dendritnya antarneuron pendek, dan sel-sel glia. Substansia alba tersusun menjadi traktus (jaras), yaitu berkas serat-serat saraf (akson-akson dari antarneuron yang panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas itu dikelompokkan menjadi kolumna yang berjalan di sepanjang medulla spinalis. Setiap traktus ini berawal atau berakhir di dalam daerah tertentu di otak, dan masing - masing memiliki kekhususan dalam mengenai informasi yang disampaikannya.4Perlu diketahui bahwa di dalam medulla spinalis berbagai jenis sinyal dipisahkan, dengan demikian kerusakan daerah tertentu di medulla spinalis dapat mengganggu sebagian fungsi tetapi fungsi lain tetap utuh. Substansia grisea yang terletak di bagian tengah secara fungsional juga mengalami organisasi. Kanalis sentralis, yang terisi oleh cairan serebrospinal, terletak di tengah substansia grisea. Tiap-tiap belahan substansia grisea dibagi menjadi kornu dorsalis (posterior), kornu ventralis (anterior), dan kornu lateralis. Kornu dorsalis mengandung badan-badan sel antarneuron tempat berakhirnya neuron aferen. Kornu ventralis mengandung badan sel neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka. Serat-serat otonom yang mempersarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar eksokrin berasal dari badan-badan sel yang terletak ditanduk lateralis.4Saraf-saraf spinalis berkaitan dengan tiap-tiap sisi medulla spinalis melalui akar spinalis dan akar ventral. Serat-serat aferen membawa sinyal datang masuk ke medulla spinalis melalui akar dorsal; serat-serat eferen membawa sinyal keluar meninggalkan medulla melalui akar ventral. Badan-badan sel untuk neuron-neuron aferen pada setiap tingkat berkelompok bersama di dalam ganglion akar dorsal. Badan-badan sel untuk neuron-neuron eferen berpangkal di substansia grisea dan mengirim akson ke luar melalui akar ventral.2 Akar ventral dan dorsal di setiap tingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis. Sebuah saraf spinalis mengandung serat-serat aferen dan eferen yang berjalan diantara bagian tubuh tertentu dan medulla spinalis spinalis. Sebuah saraf adalah berkas akson neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang dibungkus oleh suatu selaput jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Sebagaian saraf tidak mengandung sel saraf secara utuh, hanya bagian-bagian akson dari banyak neuron. Tiap-tiap serat di dalam sebuah saraf umumnya tidak memiliki pengaruh satu sama lain. Mereka berjalan bersama untuk kemudahan, seperti banyak sambungan telepon yang berjalan dalam satu kabel, namun tiap-tiap sambungan telepon dapat bersifat pribadi dan tidak mengganggu atau mempengaruhi sambungan yang lain dalam kabel yang sama.4Dalam medulla spinalis lewat dua traktus dengan fungsi tertentu, yaitu traktus desenden dan asenden. Traktus desenden berfungsi membawa sensasi yang bersifat perintah yang akan berlanjut ke perifer. Sedangkan traktus asenden secara umum berfungsi untuk mengantarkan informasi aferen yang dapat atau tidak dapat mencapai kesadaran. Informasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu (1) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti rasa nyeri, suhu, dan raba, dan (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya otot dan sendi.4 c. ThalamusJauh di dalam otak dekat dengan nukleus basal terdapat diensefalon, suatu struktur garis tengah (midline) yang membentuk dinding-dinding rongga ventrikel ketiga, salah satu ruang tempat lewatnya cairan serebrospinalis. Diensefalon terdiri dari dua bagian utama, talamus dan hipotalamus.4Talamus (Gambar 4) berfungsi sebagai stasiun penyambung dan pusat integrasi sinaps untuk pengolahan pendahuluan semua masukan sensorik dalam perjalanannya ke korteks. Bagian ini menyaring sinyal-sinyal yang tidak bermakna dan mengarahkan impuls-impuls sensorik penting ke daerah somatosensorik yang sesuai, serta ke daerah-daerah lain. Talamus, bersama dengan batang otak dan daerah asosiasi korteks, penting untuk kemampuan kita mengarahkan perhatian ke rangsangan yang menarik. Sebagai contoh, orang tua dapat tidur nyenyak walaupun diluar rumah bising karena lalu lintas ramai, tetapi cepat terbangun mendengar rengekan kecil bayi mereka. Talamus juga mampu menentukan kesadaran kasar berbagai jenis sensasi tetapi tidak dapatmembedakan lokasi atau intensitasnya. Kesadaran dengan derajat tertentu juga terdapat di sini. Selain itu, talamus juga berfungsi penting dalam kontrol motorik dengan secara positif memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh korteks.3

Gambar 4. Talamus3IV. Perjalanan Traktus DC-ML

Perjalanan modalitas sensorik pada traktus DC-ML adalah sebagai berikut, rangsangan yang muncul pada reseptor di permukaan kulit dan dalam otot, sendi, dan fasia dihantarkan melalui serabut saraf aferen ke sel ganglion radiks dorsalis, dan kemudian melalui radiks posterior ke dalam medula spinalis. Didalam funikulus posterior medula spinalis, serat saraf aferent yang berasal dari anggota tubuh bagian bawah menempati posisi paling medial. Serat aferent dari anggota tubuh bagian atas masuk ke medula pada level cervikal dan membentang lebih ke lateral, jadi funikulus posterior terdiri dari dua kolom (Gambar 5) : bagian medial, fasciculus gracilis dan lateral adalah fasciculus cuneatus. Fasciculus gracilis terdapat disepanjang medulla spinalis dan berisi serabut panjang asendens dari nervi spinales sakralis, lumbalis, dan enam torakal bagian bawah. Fasciculus cuneatus berisi serabut panjang asendens dari enam nervi spinales torakal bagian atas dan nervi spinales servikalis.1,2

Gambar 5. Fasciculus gracilis dan fasciculus cuneatus3Serat ini akan berjalan ke atas medula spinalis hingga mencapai medulla oblongata paling bawah (kaudal) kemudian bersinaps di nucleus gracilis dan nucleus cuneatus. Nukleus kolumnal posterior ini merupakan neuron kedua, yang akan memproyeksikan aksonnya ke talamus. Kemudian seluruh serat itu menyilang pada garis tengah, dan membentuk medial lemniscus, yang akan berjalan lagi ke atas menuju medulla, pons, dan midbrain dan berakhir dan bersinaps pada nukleus ventral posterolateral dari talamus (VPL). Serat tersebut lalu memasuki kapsula interna (sebelah posterior traktus piramidal) dan melalui korona radiata berjalan ke korteks somatosensori primer pada gyrus postsentralis.1,3

Gambar 3. Trakus Dorsal Column Medial Lemniscus3V. Pemeriksaan sistem sensorik diskriminatif dan propioseptik

Pemeriksaan sistem sensorik diskriminatif dapat berupa pemeriksaan two point tactile discrimination, stereognosis, graphesthesia, dan barognosis.5a. Pemeriksaan two point tactile discriminationCara : dilakukan perangsangan dengan 2 rangsangan tumpul (jangka/jari tangan) secara bersamaan. Pasien diminta untuk membedakan 2 rangsangan tersebut. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi bagian tubuh. Pada orang normal dapat membedakan 2 titik rangsangan yang berbeda lokasinya.

b. Pemeriksaan graphesthesia

Cara : pasien diperiksa dengan mata tertutup. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menulis beberapa angka pada kulit bagian tubuh yang berbeda beda. Pasien diminta untuk menyebutkan angka yang digoreskan tersebut. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi yang sama bagian tubuh pasien.

c. Pemeriksaan stereognosis

Cara : pasien diperiksa dengan mata tertutup. Pasien diberikan benda benda (koin) dan pasien diminta mengenal benda tersebut dan menyebutkannya.

d. Pemeriksaan barognosisUntuk mengenal berat suatu bendaPemeriksaan sensori propioseptik berupa pemeriksaan getar, tes romberg, tes rasa gerak atau posisi sendi, dan nyeri tekan dalam.5a. Pemeriksaan getar

Cara : pemeriksaan digunakan garpu tala 128 Hz. Garpu tala digetarkan kemudian diletakkan pada daerah dengan tulang yang menonjol seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, ruas ruas jari tangan dan kaki, lutut, tibia, dan lain lain. Kemudian bandingkan antara kanan dan kiri pada area yang sama.

b. Pemeriksaan nyeri tekan dalam

Cara : pemeriksaan dengan cara menekan tendo achiles dan testis

c. Tes rasa gerak atau posisi

Cara : mata pasien dalam keadaan tertutup. Pegang ibu jari kaki pasien pada kedua sisinya dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk pemeriksa, kemudian gerakkan ke atas dan ke bawah. Minta pasien untuk menyebutkan arah jari pasien digerakkan.

d. Tes romberg

Cara : pasien diminta berdiri dengan kedua kaki dirapatkan dimulai dengan mata terbuka lalu mata tertutup.

VI. Lesi pada traktus DC-ML

DC-ML terutama mentransmisikan impuls yang datang dari propioseptor dan reseptor kutaneus. Jika traktus ini mengalami disfungsi, seseorang tidak dapat lagi merasakan posisi badannya, juga tidak bisa mengenali objek yang berada di tangan melalui sentuhan atau mengidentifikasi angka atau huruf yang digambarkan jari pemeriksa pada telapak tangan. Kemampuan untuk membedakan dua rangsangan yang dihantarkan secara simultan pada tubuh tidak dapat lagi dilakukan. Rasa tekan juga terganggu, lantai tidak lagi terasa terinjak pada kaki, sehingga baik sikap dan gait jadi terganggu (gait ataxia), khususnya dalam gelap atau dengan mata tertutup. Tanda-tanda dari kelainan kolumnal posterior biasanya terjadi jika ada lesi pada kolumnal posterior tersebut, tapi bisa juga lesi pada nukleus kolumnal posterior, medial lemniskus, talamus, dan girus postsentralis. Lesi pada dorsal column di medula spinalis akan menyebabkan gangguan pada sisi yang sama dengan lesi; setelah penyilangan di bagian bawah medulla oblongata, setiap lesi pada medial lemniscus akan menimbulkan defisit pada bagian tubuh yang berlawanan.2,3Tanda-tanda klinis lesi pada DC-ML : 21. Hilangnya rasa tentang posisi dan pergerakan (sensai kinestetik) : pasien tidak dapat menentukan posisi tubuhnya tanpa melihat.

2. Astereognosis : pasien tidak dapat mengenali dan menamai objek dari bentuk dan beratnya dengan menggunakan sensasi sentuhan saja.

3. Agraphesthesia : pasien tidak dapat mengenali dengan sentuhan sebuah angka atau huruf yang digambarkan di telapak tangannya oleh pemeriksa.

4. Kehilangan diskriminasi dua titik.

5. Kehilangan sensasi getaran : pasien tidak dapat merasakan getaran garpu tala yang ditempatkan di tulang.

6. Tanda Romberg positif : pasien tidak dapat berdiri untuk beberapa saat dengan kaki rapat dan mata tertutup tanpa bergoyang-goyang atau terjatuh.DAFTAR PUSTAKA1. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi kelima. Jakarta: EGC ; 2006. Hal : 150-210.2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2001.3. Frotscher M, Baehr M. Duus. Topical diagnosis in neurology. 4th completely revised edition. Stuttgart: Thieme ; 2005. p.18-53.

4. Ropper AH, Brown RH. Adam and Victors principles of neurology. 8th edition. USA : McGraw-Hill. p.617-618.5. Bickley LS. Bates buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Edisi kedelapan. Jakarta : EGC ; 2009. Hal : 545-604. EMBED PBrush