Upload
mastotokidola
View
1.508
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Dr. H. Mutahal Sp.F
VISUM ET REPERTUM
Visum et Repertum adalah :
Surat keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk kepentingan pengadilan
( yustisi ) mengenai apa yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang
pengetahuan yang sebaik-baiknya dengan mengingat sumpah yang diucapkan
pada waktu menerima jabatan.
Tujuan Visum et Repertum :
Sebagai pengganti barang bukti untuk pengadilan, karena luka atau jejas pada
tubuh korban hidup atau mati selalu berubah → pada korban hidup menjadi
sembuh atau bertambah parah dan pada korban mati dapat berubah jadi
membusuk.
Macam-macam Visum et Repertum :
1. VeR Jenazah
2. VeR Hidup :
a. VeR Tetap : Setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa bekerja
lagi. Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari.
b. VeR Sementara : Setelah pemeriksaan korban perlu perawatan lebih
lanjut dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh.Tidak memuat
kualifikasi luka. Guna : menahan tersangka.
c. VeR Lanjutan : Setelah dirawat, ternyata korban
- sembuh : kualifikasi luka → ada halangan sementara untuk melaku kan
pekerjaan sehari-hari/luka berat.
- meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.
- pindah RS / pulang paksa / kabur.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Misal : orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian meninggal maka
dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.
3. VeR pengenalan umur.
4. VeR penggalian jenazah.
5. VeR psikiatri.
6. VeR TKP ( Tempat Kejadian Perkara ).
7. VeR barang bukti lain.
Susunan Visum et Repertum :
1. Pro Justisia
Guna : sebagai pengganti materai untuk menghemat biaya.
2. Pendahuluan
Guna : agar tidak terjadi kekeliruan identitas di pengadilan.
Isi : - Identitas korban yang diperiksa
- Identitas orang yang meminta visum (polisi/penyidik)
- Identitas dokter yang membuat visum
- Identitas orang yang mengantarkan korban
- Dugaan sebab kematian
3. Pemberitaan
Isi : apa yang dilihat dan ditemukan pada korban dari hasil pemeriksaan.
Syarat menulis pemberitaan yang benar :
- Tidak boleh ada singkatan atau simbol
- Angka harus ditulis dengan huruf
- Diberi garis --------- bila ada sisa agar tidak diisi orang lain
- Memakai bahasa yang bisa dimengerti orang banyak/umum
- Tidak boleh menulis diagnosa
- Boleh ditulis dengan tangan
4. Kesimpulan
Isi : dugaan sebab dan akibat.
Guna : untuk mempermudah hakim mangambil keputusan.
5. Penutup
Guna : kejujuran sumpah jabatan dalam membuat Visum et Repertum
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Isi : “ Demikian visum et repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah
saat menerima jabatan “ kemudian di TTD ( kalau PNS ).“ Demikian
visum et repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah saat lulus
pendidikan dokter “ kemudian di TTD ( kalau bukan PNS ).
Ketentuan membuat Visum et Repertum :
1. Jenazah harus mati tidak wajar.
2. Ada surat permintaan visum dari kepolisian.
3. Yang boleh meminta visum :
- Penyidik/polisi/provos ( sebagai barang bukti )
- Hakim (untuk terdakwa : apakah terdakwa mampu mempertanggung
jawabkan perbuatannya, bila sakit jiwa berarti tidak mampu mem
pertanggungjawabkan perbutannya)
4. VeR dibuat selambat-lambatnya 20 hari sesuai dengan batas penahanan
tersangka.
5. Surat kematian dibuat dengan disertai penyebab kematian atau dugaan
penyebab kematian.
6. Kalau sudah sembuh, korban tidak boleh minta visum waktu sakit karena
rahasia jabatan.
7. Polisi tidak boleh meminta visum yang dibuat 1 bulan yang lalu melainkan
korban harus diperiksa lagi dan dibuat visum yang baru, kalau belum puas
dibuat rekam medis.
Dokter menolak membuat VeR jika :
1. Berhubungan dengan keluarganya
2. Memenuhi rahasia jabatan
Dokter boleh membocorkan V et R jika :
1. Permintaan dari keluarga korban
2. Mencegah penularan wabah
3. Menjalankan undang-undang
4. Mengurus surat kematian
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
5. Sepanjang daya paksa
MEMBUAT KESIMPULAN PADA VeR
VeR hidup → pada pemeriksaan ditemukan sperma di vagina dan luka lecet.
Kesimpulan : Ditemukan tanda-tanda kekerasan/paksaan akibat benda tumpul,
ditemukan cairan sperma di vagina. (prinsip : tidak boleh
mengarah ke pemerkosaan)
VeR sementara → korban tertusuk perutnya, usus jebol.
Kesimpulan : Didapatkan luka tusuk pada perut akibat benda tajam dimana
korban perlu perawatan lebih lanjut.
VeR lanjutan → pasien dirawat dan sembuh setelah 2 minggu.
Kesimpulan : Didapatkan luka tusuk pada perut setelah dirawat 2 minggu
korban dapat melakukan pekerjaannya, kualifikasi luka berat
karena tidak ada harapan sembuh.
VeR sementara → kepala terbentur dan masih perlu dirawat.
Kesimpulan : Didapatkan perdarahan pada kepala dan diperlukan perawatan
lebih lanjut.
VeR lanjutan → Setelah dirawat pasien sembuh lalu mengalami gangguan jiwa
selama 2 bulan.
Kesimpulan : Korban mengalami perdarahan di kepala akibat benda tumpul,
korban mengalami luka berat dan gangguan jiwa selama 2 bulan.
Exhumation, tinggal tulang kepala
Kesimpulan : Ditemukan patah tulang kepala karena benda tumpul, sebab
kematian tidak dapat ditemukan tapi kelainan tersebut dapat
menyebabkan kematian.
Pneumonia dan perdarahan otak akibat dipukuli.
Kesimpulan : korban meninggal secara wajar karena radang paru yang diperberat
dengan kerusakan otak karena benda tumpul.
Luka tembak pada jantung dan tes getah paru (+)
Kesimpulan : ditemukan luka tembak pada jantung dan test getah paru (+)
yang menunjukkan korban pernah bernapas dalam air, masing-
masing dari kedua hal tersebut bisa menyebabkan kematian.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Hematome tidak diotopsi
Kesimpulan : ditemukan luka memar dan perdarahan di bawah kulit, sebab ke
matian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (otopsi).
Kepala penyet, tidak dilakukan otopsi
Kesimpulan : sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (otopsi) tapi kelainan tersebut biasanya
dapat menyebabkan kematian.
Korban KLL, terjadi benturan, nyeri paha, pasien pulang
Kesimpulan : ditemukan luka memar di paha akibat benda tumpul, korban
tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Patah tulang tengkorak, otak laceratio akibat benda tajam
Kesimpulan : Korban meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan
pada otak akibat benturan dengan benda tajam.
Kepala pecah/patah karena benda tajam
Kesimpulan : Didapatkan patah tulang tengkorak karena benda tajam, sebab
kematian tidak dapat ditentukan tapi kelainan tersebut dapat
menyebabkan kematian.
Korban dipukul, keluar darah pada hidung, mulut, telinga, mata bengkak biru,
tidak diotopsi.
Kesimpulan : Ditemukan perdarahan yang keluar dari lubang hidung, telinga
dan mulut akibat persentuhan dengan benda tumpul di kepala.
Sebab kematian tidak dapat ditentukan tapi kelainan ini bisa
menyebabkan kematian.
RAHASIA JABATAN
Rahasia Jabatan :
Adalah segala sesuatu yang dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan
dilihat sepanjang menjalankan lapangan pekerjaannya sebagai dokter.
Tujuan rahasia kedokteran :
1. Pertanggungjawaban moral
2. Melaksanakan sumpah
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
3. Menjalankan undang-undang
4. Menjalankan peraturan pemerintah
Yang wajib menjaga rahasia kedokteran :
1. Dokter dan mahasiswanya
2. Perawat dan mahasiswanya
3. Petugas laborat
4. Farmasi
5. Semua orang yang bekerja di RS
Yang dirahasiakan :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Status (rekam medis)
Dokter boleh membocorkan rahasia kedokteran jika :
1. Daya paksa
2. Membahayakan masyarakat (mis: sopir angkut punya riwayat epilepsi)
3. Pasien membahayakan diri sendiri (mis:mencoba bunuh diri)
4. Menjalankan undang-undang
Sanksi jika seorang dokter membocorkan rahasia jabatan :
1. Pidana : Berupa hukuman kurungan (tidak akan dihukum bila tidak ada
pengaduan)
2. Perdata : Berupa denda sejumlah uang
3. Administrasi : Pencabutan SIP, mutasi jabatan atau dikeluarkan
4. Masyarakat : Dikucilkan dari lingkungan, keluarga pasien yang dendam
bisa ditembak
Hak Undur Diri :
Adalah hak seorang dokter untuk mengundurkan diri sebagai saksi, ahli atau saksi
ahli dari pengadilan karena rahasia jabatan.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Terutama pada kasus abortus provokatus kriminalis :
Dokter, korban, pelaku dan orang-orang yang mengetahui proses aborsi adalah
tersangka → dalam hal ini dokter jika tidak memberi kesaksian akan dihukum
tetapi jika memberi kesaksian akan dituntut oleh keluarga korban karena telah
membocorkan rahasia kedokteran maka sebaiknya jika dokter akan memberi
kesaksian di pengadilan hendaknya minta jaminan pertanggung jawaban dari
hakim atas tuntutan keluarga korban. Setelah memberi kesaksian dokter tersebut
boleh mengajukan banding pada persidangan berikutnya dan dapat dibebaskan.
LUKA
Kualifikasi luka :
1. Luka yang menimbulkan halangan untuk sementara waktu dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.
2. Luka yang tidak menimbulkan halangan dalam melakukan pekerjaan sehari-
hari/luka ringan.
3. Luka berat, ada 7 :
a. Luka yang tidak ada harapan sembuh / menimbulkan bahaya maut
(misal : luka tusuk di perut )
b. Luka yang membuat tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-hari
seumur hidup (mis : pemain piano yang kehilangan jari2nya, dokter
bedah tulang yg kehilangan fungsi tangan)
c. Luka yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera
d. Cacat berat : misalnya kaki/tangan putus → amputasi
e. Mengalami kelumpuhan
f. Wanita hamil yang mengalami keguguran
g. Terganggunya daya pikir lebih dari 4 minggu
Luka karena benda tajam :
1. Luka iris : panjang luka lebih lebar dari pada dalamnya
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
2. Luka tusuk : dalam luka lebih dari panjang luka
3. Luka bacok
Luka karena benda tumpul :
1. Luka lecet
2. Luka memar
3. Luka robek
Luka tusuk :
sisi kanan lebih tajam karena arah mencabut tidak sama
dengan arah tusukan
Luka tusuk dengan kedalaman 5 cm artinya panjang pisau > 5cm
Luka tusuk dengan lebar 3 cm artinya lebar pisau <3 cm
Cara membedakan jenazah mati setelah dan sebelum ditusuk :
Luka tusuk pada korban yang masih hidup → dapat diketahui dari adanya
darah segar yang menyembur dan berceceran di sekitar korban (percikan
darah di baju dan lantai) → ada tanda-tanda intravital
Pada korban yang sudah mati → tidak didapatkan semburan darah segar
Luka retak pada kulit :
Luka robek akibat trauma terkena benda tumpul yang menyerupai luka
robek karena benda tajam, terjadi di daerah-daerah tubuh yang ada tulang
dibawahnya (misal: kepala, tulang kering).
Beda luka retak dengan luka karena benda tajam :
Pembeda Luka iris Luka retak
Tepi luka Rata Tidak rata
Sudut luka Tajam/lancip Tidak tajam/tumpul
Permukaan luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Rambut Terpotong Tercabut
Memar/lecet sekitar luka Tidak ada Ada
Luka lecet :
Ante mortem (sebelum mati) : ada tanda sel-sel radang dan ada memar
(kemerahan) di sekitar luka.
Kepala terbentur dapat terjadi :
1. Abratio kulit
2. Hematome
3. Luka retak
4. Patah tulang tengkorak
5. Epidural bleeding
6. Subdural bleeding
7. Sub arachnoid bleeding
8. Otak : contusio, commutio (gegar otak/tidak ada kelainan), laceratio
- Epidural bleeding terjadi pada dewasa muda karena duramater &
tabula interna tidak menempel terlalu kuat.
- Subdural bleeding terjadi pada anak2 & orang tua.
Anak2 tulang masih elastis.
Orang tua tabula interna & duramater melekat sangat erat.
Laceratio :
Terjadi karena adanya osilasi otak → adanya akselerasi dan deselerasi
Ada 2 macam :
1. Coup : Lokasi perdarahan otak di tempat benturan (biasanya
hematoma kulit) → terjadi karena kepala terhantam benda tumpul.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
2. Counter Coup : Lokasi perdarahan otak terjadi berlawanan dengan tempat
benturan → orang bergerak dengan kecepatan tinggi kemudian
berhenti secara tiba-tiba (terjadi osilasi otak).
Syarat terjadinya conter coup: kepala dalam keadaan bergerak/ diam tetapi
bebas untuk bergerak pada saat terjadi benturan.
Coup dan Counter Coup tidak bisa dibedakan keadaan otaknya kecuali jika otak
masih belum dikeluarkan dari tulang tengkorak → jika memar pada otak
berlawanan dengan lacerasi disebut contra coup
Besar mana coup atau contra coup ???
Keduanya sama dalam tingkat keparahan dan beratnya.
Tergantung karena kadang-kadang : Ada coup, tidak ada contra coup
Ada contra coup, tidak ada coup
Ada coup dan ada contra coup
Memakai helm dengan kecepatan rendah berguna, tapi bila dengan kecepatan
tinggi sia-sia karena dapat terjadi contra coup.
Luka tembak :
1. Luka tembak masuk
2. Luka tembak keluar
Beda luka tembak masuk dengan luka tembak keluar :
1. Luka tembak masuk :
- Umumnya berbentuk bulat, apabila peluru mengenai kulit posisinya
tegak lurus
- Terdapat contusio ring yang rata pada tembakan tegak lurus dan
bulat/oval pada tembakan miring
- Ada benang dari pakaian yang masuk ke dalam luka/jaringan di bawah
kulit yang ikut masuk
2. Luka tembak keluar :
- Bentuk bervariasi dapat bulat, stellate, elips kadang hanya lacerasi
linier seperti luka iris
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
- Tidak ada contusio ring, kecuali bila ada benda keras yang
menempel /menekan kulit tempat peluru keluar
- Jaringan dari kulit keluar tubuh
Luka tembak masuk ada 3 macam :
1. Luka tembak kontak/tempel
- Hard contact dan soft contact
- Ada luka robek yang berbentuk seperti bintang (terjadi karena udara
akibat tembakan keluar kembali melalui luka tembak tersebut) serta
terdapat cetakan dari ujung laras → biasanya merupakan bunuh diri
2. Luka tembak jarak dekat
- Ada sisa mesiu(efek dari asap), sisa-sisa jelaga (tattooage), ada contusio
ring → merupakan pembunuhan
- terjadi pada jarak tembakan mulai dari jarak kontak longgar hingga
jarak < 60 cm
3. Luka tembak jarak jauh
- Hanya ada contusio ring → merupakan kecelakaan
- Hampir sama dengan luka pada orang yang menabrak mur dari sepeda
motor.
Luka tembak “RICHOCET”/ Billiard Ball Richocet Effect adalah :
- Luka tembak dimana anak peluru mengenai suatu benda kemudian
memantul dan mengenai orang tersebut → tembakan yang tidak disengaja
- Dibedakan dengan luka tembak biasa (tidak ditemukan contusio ring)
supaya bisa langsung dihukum.
*Satu-satunya luka tembak masuk yang tidak terdapat contusio ring
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Contusio Ring :
Terjadi karena peluru yang berputar lalu mengenai elastisitas kulit, kulit
terpuntir membentuk luka
Kaliber Senjata :
Diameter anak peluru yang pangkal (dalam inci)/ jumlah anak peluru yang
dibuat dari 1 pound timbel (mis : kaliber 5 → 5 peluru dari 1 pound timbel
Kaliber Laras :
Jarak diameter laras antar group (line yamg menonjol)/garis anak peluru
sehingga terbentuk alur
Diameter anak peluru > diameter laras terjadi :
1. Meledak
2. Macet dan menyebabkan tandem
3. Goresan alur besar dan jelas
Anak peluru dum-dum :
Anak peluru yang ujungnya dibelah empat sehingga akan mengembang akibat
gerak gyroskopik dengan tujuan menimbulkan kerusakan / luka yang lebih besar.
Anak peluru tandem :
Anak peluru yang tersangkut dalam laras, kemudian terdorong anak peluru
berikutnya dan terbang bersama-sama → 1 tembakan 2 anak peluru yang
keluar.
FIRING TES : untuk menentukan jarak tembak
Caranya :
Buat form → luka tembak dijiplak dengan parafin panas cair kemudian
ditutup kassa kemudian diberi parafin panas cair lagi dan ditutup kassa.
Setelah cetakan jadi, dilakukan tembakan percobaan ke sebuah parafin
kering pada jarak yang berbeda-beda, dicari yang cocok dengan hasil cetakan
(form). Jarak tembak masuk dekat biasanya <60 cm.
Cara menentukan senjata yang digunakan :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
- Tentukan kalibernya, sesuai atau tidak
- Tentukan arah alurnya, sesuai atau tidak
- Tentukan jumlah alurnya, sesuai atau tidak
- Bila belum ada yang sama, lakukan tembakan percobaan dari kedua
senjata ke dalam air/kotak kapas untuk memudahkan mengambil sample
peluru, kemudian peluru dilihat dengan mikroskop pembanding, senjata
yang sama minimal ada 13 alur (sesuai data statistik) yang memiliki arah
yang sama pada pelurunya
KEMATIAN
Orang dikatakan meninggal bila terjadi :
1. Tubuh tidak bergerak
2. Tidak bernapas
3. Nadi tidak teraba
4. Jantung tidak berdenyut
5. Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal
6. Kaku mayat >3 jam
7. Penurunan suhu tubuh
8. Pembusukan > 24 jam
9. Menjadi tanah
Jika tidak membusuk terjadi :
- Mumifikasi :
mayat yang dikuburkan di gurun pasir (karena penguapan) bisa
untuk identifikasi.
- Saponifikasi :
Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama,
karena mayat dikuburkan di dalam tanah yang basah dan memiliki
suasana yang basa sedangkan mayat itu sendiri bersifat asam bisa
untuk identifikasi.
Saponification (Adipocere) :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
- Terjadi karena adanya proses hidrogenisasi dari asam lemak tak jenuh
menjadi asam lemak jenuh , dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan
alkali membentuk sabun yang tidak larut.
- Syarat untuk terjadinya adipocere adalah :
a. Tempat harus basah, artinya harus mengandung air.
b. Tempat harus mengandung alkali.
- Proses adipocere terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa
tahun. Lebih cepat terjadi pada bayi dan anak–anak daripada orang
dewasa. Sedang fetus berumur 7 bulan intrauterine tidak pernah akan
mengalami adipocere, oleh karena komposisi lemaknya berbeda.
- Gejala – gejala yang tampak adalah :
a. Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
b. Bila diraba terasa seperti sabun
c. Pada pemanasan akan meleleh
d. Berbau tengik
- Kepentingan adipocere untuk Kedokteran Forensik adalah :
a. Untuk kepentingan identifikasi
b. Adanya tanda–tanda kekerasan masih dapat ditemukan.
Mummifikasi :
- Proses pengeringan dan pengisutan alat–alat tubuh akibat penguapan.
- Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi adalah :
a. Suhu udara harus tinggi
b. Udara harus kering
c. Harus ada aliran udara yang terus menerus
- Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 – 3 bulan, dan jenasah yang
mengalami mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.
- Gejala – gejala yang tampak ialah:
a. Tubuh menjadi kurus, kering, dan mengkerut
b. Warna coklat muda sampai coklat kehitaman
c. Kulit melekat erat pada jaringan di bawahnya
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
d. Susunan anatomi alat–alat tubuh masih baik
- Kepentingan mummifikasi dari segi Kedokteran Forensik adalah:
a. Untuk identifikasi korban, sebab bentuk wajahnya hamper tidak
berubah
b. Tanda–tanda kekerasan masih tetap ada.
Identifikasi
Mengenal kembali ini siapa
Exhumation :
- Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur
- Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata
tidak wajar (2) Atas permintaan keluarga (3) dan bila diatas kuburan akan
dibangun sarana umum (seperti jalan tol, bandara, dll)
Lebam mayat (Livor Mortis / Post-Mortem Lividity)
Adalah bintik – bintik berwarna merah kebiruan
Terjadi 15-30 menit setelah meninggal
Mengapa bisa terjadi lebam mayat?
- Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya
berhenti dan timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka
darah mengendap di tempat yang paling rendah (kecuali bagian tubuh
yang tertekan dasar atau tertekan pakaian).
- Lebam mayat terjadi di semua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama
biasanya ditemukan di daerah punggung
- Bila lebam mayat ditemukan didaerah dada artinya korban setelah mati
pernah dibalik.
- Empat jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis pigmen
darah keluar dan masuk ke jaringan sekitarnya lebam mayat tidak
akan hilang bila posisi jenasah diubah.
Lebam mayat tidak terjadi jika :
- Korban meninggal kehabisan darah/perdarahan hebat
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
- Korban berkulit hitam/negro sehingga lebam mayat tidak terlihat
Lokasi lebam mayat :
- Posisi terlentang kuduk, punggung, pantat, dan flexor tungkai
- Pada bagian depan samping leher disebabkan pengosongan yang
kurang sempurna daripada vena – vena superficial (vena jugularis
externa dan vena colli superfisialis).
- Posisi telungkup dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai.
- Korban menggantung ujung extremitas dan genitalia externa.
- Alat tubuh: belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang
lambung dibedakan dengan pneumonia / keracunan.
Lebam mayat :
- Keracunan gas CO2 darah berwarna hitam.
- Keracunan HCN darah berwarna Cherry Red.
- Keracunan CO darah berwarna Cherry Red.
- Asphiksia berwarna kebiruan.
- Normal merah bintik ke-biru2an.
Lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar
Perbedaan lebam mayat dengan luka memar :
Lebam mayat Luka memar
Lokasi Bagian tubuh yang terendah,
kecuali yang tertekan
Di sembarang tempat
terutama tempat terjadinya
benturan
Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang
Pembengkakan Negatif Positif
Insisi/diiris Bintik darah intravaskuler
yang hilang bila dihapus, tidak
hilang bila lebih dari 4 jam
karena lebam mayat menjadi
permanen akibat terjadinya
Bintik darah ekstravaskuler
yang tidak hilang bila
dihapus
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
hemolisis (meresap ke
jaringan)
Tanda intravital Negatif Positif
Kaku mayat (Rigor Mortis)
Terjadi 3 jam setelah meninggal, mulai dari otot-otot sekitar mata (otot yang
paling pendek dan lemah), otot-otot leher, thorax, abdomen dan sampai pada
otot-otot ekstremitas, yang paling lama menjadi kaku adalah otot rahang
(otot yang paling kuat)
Ada lebam mayat, tidak didapatkan kaku mayat : >30 menit atau <3 jam
Ada lebam mayat, kaku mayat tidak sempurna : >3 jam atau <6 jam
Ada lebam mayat, kaku mayat sempurna : >6 jam atau <18 jam
Kaku mayat tidak sempurna dan terjadi pembusukan : >18 jam atau <24 jam
Kaku mayat ≥18 jam akan menghilang
Kapan hilangnya kaku mayat ?
Kaku mayat mulai menghilang urut – urutan hilangnya kaku mayat
sama seperti pada waktu timbulnya. Terkecuali otot rahang bawah
yang paling akhir menjadi lemas. Fase ini berlangsung selama 6 jam.
Cara kematian ada 2 macam :
1. Wajar : mati karena sakit, usia tua
2. Tidak wajar : mati karena ruda paksa ( mis : kecelakaan, bunuh diri,
pembunuhan)
Tujuan Pemeriksaan TKP :
Untuk mencari cara kematian. TKP bisa menentukan apakah terjadi pem-
bunuhan, kecelakaan, atau bunuh diri.
Menentukan sebab kematian :
Harus dengan otopsi periksa organ yang mengalami kelainan (rusak)
- Kurang dari 3 hari otopsi harus cepat dilakukan karena organ belum
membusuk.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
- Lebih dari 3 hari boleh ditunda karena organ sudah membusuk / hampir
tidak berubah.
- Tidak bisa dilakukan jika sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika ada
fraktur pada tulang kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan
kematian.
Tanda-tanda mati dibunuh :
1. Barang-barang di TKP berantakan
2. Ada senjata tajam (misal pisau) di dekat korban
3. Pakaian sobek
4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban
5. Tidak ada cadaveric spasme
6. Ada luka tangkisan
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tembak :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan (tulisan tangan orang bermacam-
macam untuk identitas sehingga tidak diketik)
4. Luka tembak bisa dijangkau oleh korban (mis: kepala, mulut, dada,
jantung)
5. Luka tembak kontak/tempel
6. Jika mengenai mulut, gigi tetap utuh
7. Kalau mengenai dada/perut pakaian disingkap, baju tidak robek
8. Ditemukan senjata dan cadaveric spasme
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka iris :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Pakaiannya rapi, tidak robek
5. Luka iris bisa dijangkau oleh tangan korban
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
6. Ada luka percobaan : Luka menggerombol, searah, makin lama makin
dalam
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tusuk :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Ada senjata yang dipakai
5. Pakaian disingkapkan ditempat luka tusuk
6. Luka tusuk bisa dijangkau oleh korban
7. Ada luka percobaan : Luka menggerombol, searah, ada yang dangkal dan
ada yang dalam
8. Ditemukan cadaveric spasme
9. Tidak terdapat luka tangkisan (perlawanan)
Cadaveric Spasme
Sebelum meninggal korban telah menggenggam sesuatu (mis : pisau, pasir,
senjata, dll)
Tanda-tanda bunuh diri dengan gantung diri :
1. Ada kursi untuk pijakan
2. Tali serong mengarah ke atas mengikuti garis leher
3. Bisa simpul hidup dan simpul mati (longgar)
4. TKP tidak berantakan
5. Ada surat wasiat
6. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
7. Ditemukan cadaveric spasme
Warna muka korban gantung diri :
- Seluruhnya pucat : karena arteri dan vena leher terjepit
- Seluruhnya gelap : karena vena terjepit, darah arteri tetap mengalir
Penyebab korban mati gantung diri :
1. Asfiksia
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
2. Patah tulang leher dan vertebrae cervicalis
3. Pembuluh darah terjepit sehingga darah tidak bisa ke otak
Tanda-tanda mati terkena petir :
1. Terjadi benturan udara (udara meregang)
2. Terlempar akibat tekanan udara
3. Tegangan listrik tinggi
4. Panas
Aborescent Marker :
Tanda petaka yang dapat ditemukan pada korban yang terkena petir,
didapatkan gambaran pohon gundul yang disebabkan karena terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah vena perifer. Sifatnya tidak permanen/cepat
hilang
Faktor yang mempengaruhi seseorang mati terkena listrik :
1. Voltage
2. Arus
3. Tahanan (pengaruhi luka listrik)
4. Lama kontak
5. AC/DC
6. Kebiasaan
7. Kesiapan (kaget → ventrikel fibrilasi → mati)
Cara kematian karena listrik yang paling banyak kecelakaan, pada luka
listrik kecil lebih berbahaya dari luka listrik besar, karena tahanan lebih besar
langsung masuk ke dalam jaringan tubuh (jantung)
Sebab kematian orang kesetrum listrik :
1. Ventrikel fibrilasi
2. Spasme otot pernapasan
3. Paralisis pusat pernapasan
4. Edem paru
5. Hematom
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
6. Bintik-bintik perdarahan pada otak
Current Mark :
Merupakan tanda luka bakar : luka bakar → kemerahan → bula → gosong
Tidak bisa dibedakan luka bakar karena listrik/api
Penyebab orang mati tenggelam :
1. Vagal refleks karena perbedaan suhu
2. Spasme laring
3. Asfiksia
4. Kram
Perbedaan paru-paru korban yang tenggelam di air tawar dan air laut :
Tenggelam di air tawar Tenggelam di air laut
Paru-paru oedem kering Paru-paru oedem basah
Paru-paru besar tapi ringan Paru-paru besar dan berat
Batas anterior menutupi jantung Batas anterior menutupi
mediastinum
Warna merah pucat dan emfisematous Warna ungu/kebiruan, permukaan
mengkilat
Paru-paru bila dikeluarkan dari
rongga thorax tidak kempis, ditekan
keluar buih tidak keluar air
Paru-paru bila dikeluarkan dari
rongga thorax melebar dan bila
ditekan cekung, keluar banyak air
Bila diiris terdengar krepitasi Bila diiris terdengar krepitasi
menurun
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Kesimpulan :
Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edem kering,
bila dilakukan pemotongan paru-paru terlihat kering dan tidak keluar cairan
Pada korban yang tenggelam di air laut, bila paru-paru diletakkan diatas meja
akan melebar dan basah, bila dilakukan pemotongan paru-paru akan keluar
banyak cairan
Alasannya :
Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga
cairan pada seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk ke dalam paru-
Paru. Osmolaritas air tawar dalam paru lebih kecil sehingga cairan pada
seluruh jaringan tubuh akan diserap tubuh.
Tes untuk mengetahui korban tenggelam :
“TES GETAH PARU”
Caranya : Paru-paru diletakkan di atas meja, permukaan paru-paru
dibersihkan satu kali dengan pisau posisi tegak lurus, kemudian
diiris sampai pada alveoli yang paling dekat dengan pleura (sub
pleura) dan ditutup, kemudian obyek glass ditempelkan pada alveoli
dan ditutup dengan gelas penutup, dilihat dibawah mikroskop, akan
didapatkan lumpur, pasir, telur cacing, diatome, alga, dll.
Tes getah paru (+) : Korban sempat/pernah bernapas dalam air
Tes getah paru (-) : Korban meninggal terlebih dahulu baru masuk ke dalam
air/tidak sempat bernapas dalam air
Airnya jernih sama dengan air minum
Spasme laring
Vagal refleks
Cadaveric spasme pada korban tenggelam :
Sebelum meninggal korban telah menggegam lumpur artinya korban sempat
hidup di dalam air
Tes Apung Paru :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
adalah tes untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas
atau tidak.
Caranya :
Ambil organ paru2, jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air. Pada
paru2, percobaan dimulai dari paru2 yang utuh, dipotong perlobus, dipotong
menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga ukuran
terkecil dan di apungkan.
Jika mengapung bayi pernah hidup, bernafas.
Jika tenggelam bayi belum pernah bernafas.
TEKNIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :
1. Ambil beberapa botol bersih dan kosong berkapasitas 1 liter (ex : botol bir).
Ikat leher dan bagian alas botol masing – masing dengan tali yang cukup
panjang.
2. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan ke dalam sumur yang
mengandung gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol di bawah dan leher botol
di atas). Jaga air dalam botol jangan sampai tumpah.
3. Setelah sampai pada tempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal
(kedalamannya), botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah.
Yaitu dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali
yang mengikat leher botol.
4. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan
vaccum sehingga gas CO2 masuk ke dalam botol.
5. Setelah botol terisi gas CO2 maka botol diangkat ke atas dengan cara botol
dibalik lagi, seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus dalam botol
(gas CO2 lebih berat daripada udara).
6. Setelah sampai di atas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Tes CO2 ada dua, yaitu:
- Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat
atau larutan Ba(OH)2 pada botol yang berisi udara yang diambil dari
tempat sample. Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau
BaCO3 maka berarti gas CO2 positif.
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
Ba(OH)2. + CO2 BaCO3 + H2O
- Kuantitatif :
1. Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yang terjadi)
2. Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa Ca(OH)2
/Ba(OH)2 dengan konsentrasi tertentu.
3. Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif)
Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam
Keracunan gas CO dan HCN (kluwek, pete, gaplek) : Cherry Red
Alkali Dilution Test :
- Test untuk korban mati keracunan gas CO
Contoh : gas lampu, kebakaran
(sifat gas CO : tidak berbau, tidak berwarna, lebih ringan dari udara)
- Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum
terbakar atau memang meninggal karena terbakar
- Cara kerja :
Ambil 2 tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan 3
tetes darah orang normal (sebagai kontrol) dan pada tabung reaksi II
dimasukkan 3 tetes darah korban. Kemudian kedua-duanya diencerkan
dengan aquadest sampai volume 15 ml (hingga berwarna pink jernih).
Setelah tercampur secara homogen, kedua tabung reaksi diberi 3 tetes
larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan yang
terjadi. Darah normal (Tabung reaksi I) segera berubah warna dari
merah muda menjadi coklat kehijauan dalam waktu < 30 detik, karena
terbentuknya alkali hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi
II) perubahan warna seperti di atas membutuhkan waktu > 30 detik,
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
karena sudah terjadi ikatan CO–Hb. Hb lebih mudah mengikat CO
daripada CO2
(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati
(dibunuh) menghirup asap, perokok berat
(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring, vagal reflex.
Emboli Lemak :
- Contoh kasus : Seorang anak yang dipukul terus menerus sesak mati?
Patah tulang paha mau dioperasi → meninggal karena sesak
- Hal ini terjadi karena emboli lemak (dilakukan pemeriksaan pada paru –
paru) ec. Fraktur tulang panjang.
- Lemak terpecah dan lepas karena kena pukulan pada kulit seluruh
punggung dan patahnya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk
kedalam pembuluh darah vena yang robek → masuk ke vena cava superior
atrium kanan ventrikel kanan A. pulmonale dan membuntu di
paru – paru (alveoli).
- Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.
- Tes Emboli Lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru
“Jaringan paru–paru diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam
arang cair (Frozzen Section) dan kemudian dengan mikrotom dipotong 20
mikron dan dicat dengan warna Sudan III” kemudian dikirim ke PA.
- Pengiriman PA/pengawetan : paru-paru dikasih gas CO kemudian difiksasi
menggunakan dry ices supaya tidak membusuk.
(Jangan mengirim PA dengan alcohol / formalin karena lemak akan
larut).
Emboli Udara Vena :
- Terjadi karena vena teriris (biasanya V. Jugularis di leher) sehingga udara
masuk ke dalam pembuluh darah vena kemudian menuju ke jantung kanan
→ cab A. Pulmonale → ke paru-paru → menyebabkan sesak.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi
asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100 –
150 cc)
- Otopsi :
Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada Proc. Xyphoideus
setinggi ICS II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Subclavia tidak
terpotong ambil dan gunting pericard dengan posisi Y terbalik
dengan pinset tarik ujung-ujung potongan pericard seperti Y terbalik itu
isi dengan air sampai menggenang tusuk atrium kanan, ventrikel kanan,
A. pulmonalis ada gelembung udara (+)
- Penyebab emboli udara vena :
1. Luka pada pembuluh balik leher (terutama V. Jugularis)
2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan
Emboli Udara Arteri :
- Otopsi sama dengan emboli udara vena. Hanya yang ditusuk atrium kiri,
ventrikel kiri, dan aorta
- Terjadi bila ada luka tembus pada paru-paru → emboli V. Pulmonalis
Atrium kiri Ventrikel kiri Aorta
- Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal, dan jantung
sehingga terjadi asphyxia.
- Penyebab :
1. Luka tusuk/tembus di paru–paru
2. Artificial pneumothorax
3. Pneumonectomy
Tes Pneumothorax :
- Adanya udara dalam rongga thorax
- Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf “I” atau “Y”,
setelah terlihat costa, tarik potongan kulit hingga membentuk kantong
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
kemudian isi air sampai menggenangi kemudian tusuk paru-paru diantara
ICS II, test (+) bila ada gelembung udara.
- Selain pneumothorax, pada keadaan apa bisa ditemukan gelembung udara?
Gas pembusukan gelembung udara sedikit.
Tes toksikologi & patologi anatomi (PA) :
- di siapkan 3 buah toples, masukkan organ tubuh kedalam tiga buah
toples, kemudian di segel (supaya tidak bisa ditukar oleh orang lain).
Toples I : Diisi paru2, jantung, otak, lien, hepar.
Toples II : Diisi organ2 GIT
Toples III : Diisi organ urogenital
- Untuk pemeriksaan toksikologi setiap toples di fiksasi dengan alkohol
96% hingga batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin
bersifat racun).
- Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan di masukkkan
toples di fiksasi dengan Formalin 10% hingga batas organ bagian atas.
Jika dikirim : ditutup dengan tutup toples di beri parafin di ikat
diberi label dilakban / disegel, dimasukkan dalam kardus. Kemudian
disertakan surat permohonan tes PA dan surat berita acara isinya
mengenai isi toples yang telah diberi formalin 10%, disertakan pula contoh
formalin 10% sebanyak 10 cc dalam botol kecil.
Tes DNA
- menggunakan darah, sperma, air mani, cakaran di kulit, rambut, daki /
keringat yang menempel di baju / jaket, dll.
SURAT KEMATIAN
Jenis-jenis surat kematian
1. Formulir A
2. Formulir B
3. Formulir Catatan Sipil
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
4. Formulir International
5. Formulir Menular
6. Ijin pemakaman
Formulir A
1. Diserahkan kepada catatan sipil untuk memperoleh ijin pemakaman,
khusus WNA
2. Menerangkan orang tersebut telah meninggal dunia.
3. Sebagai ijin pemakaman (khusus WNI).
4. Digunakan untuk mengurus asuransi dan pensiunan.
Kesimpulan : Surat kematian yang menerangkan bahwa orang tersebut telah
meninggal dunia untuk memperoleh ijin pemakaman.
Formulir B
1. Diserahkan kepada dinas kesehatan kota.
2. Sebagai data statistik penyakit untuk mengetahui ada wabah/tidak.
3. Sebab-sebab kematian
Kesimpulan : Surat kematian yang menerangkan telah meninggal dunia
disertai dugaan sebab-sebab kematian gunanya untuk data statistik penyakit
dan diserahkan ke dinas kesehatan kota.
Formulir C
1. Untuk diserahkan kepada catatan sipil
2. Berisi : - Identitas, alamat dan pekerjaan jenasah/keluarga
- Nama dan TTD dokter dan direktur RS
Formulir I (internasional)
1. Untuk ijin membawa jenazah keluar negeri.
2. Diserahkan ke dinas kesehatan.
3. Tidak boleh ditulis nama jenazah karena rahasia RS hanya ditulis kota.
Formulir M (menular)
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
1. Menerangkan orang tersebut meninggal karena penyakit menular atau
tidak, terutama jika jenazah mau dikubur ke luar kota/luar negeri.
Ijin pemakaman
1. Untuk mengurus ijin pemakaman.
Gunanya surat kematian :
1. Digunakan sebagai ijin pemakaman.
2. Sebagai bukti bahwa orang tersebut telah meninggal dunia.
3. Sebagai data statistik untuk sensus penduduk.
4. Digunakan untuk mengurus asuransi dan pensiunan.
5. Sebagai data kependudukan.
6. Sebagai pengiriman jenasah ke luar negeri.
Yang berhak mengeluarkan surat ijin pemakaman :
1. Dokter RS pemerintah
2. Kantor catatan sipil
Warga negara eropa dan cina yang meninggal di rumah diberi surat
kematian apa saja?? Bagaimana dengan ijin pemakamannya ??
1. Formulir A
2. Formulir B.
3. Formulir menular atau tidak menular
Kemudian pihak keluarga membawa formulir A melaporkan ke catatan sipil
untuk memperoleh ijin pemakaman.
Warga negara eropa dan cina yang meninggal di RS negeri diberi surat
kematian apa saja?? Apa bedanya dengan RS swasta?? Bagaimana dengan
ijin pemakamannya??
- RS negeri : 1. Formulir A (diberikan pada pihak keluarga)
2. Formulir B (dikirim ke Dinas Kesehatan Kota setempat)
3. Formulir Internasional (dikirim ke kanwil Depkes)
4. Formulir menular atau tidak menular
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
5. Formulir untuk kantor catatan sipil
6. Formulir ijin pemakaman untuk mengurus pemakaman
- RS swasta: 1. Formulir A
2. Formulir B
3. Formulir Internasional
4. Formulir menular atau tidak menular
Kemudian pihak keluarga membawa formulir A melaporkan ke catatan sipil
untuk memperoleh ijin pemakaman.
Prosedur pengiriman jenazah ke luar kota :
1. Dipastikan tidak ada penyakit menular.
2. Dimasukkan ke dalam peti yang kuat, kemudian didempul, agar tidak
menetes ketika membusuk.
3. Sampai di tempat langsung dikebumikan.
Prosedur pengiriman jenazah ke luar negeri :
1. Dipastikan tidak ada penyakit menular (lewat form M)
2. Di embalming (formalin 5-10 L) → arteri femoralis
3. Dimasukkan peti logam, dipatri agar tidak bocor
4. Diberi absorbent (semisal kapur atau serbuk gergaji)
5. Dimasukkan peti jenazah dengan label serta segel, ditutup rapat dan
disolder
6. Dipeti kemas, dijauhkan dari makanan & lalu-lalang penumpang
7. Dibuatkan berita acara
8. Perlu ada pihak yang berwajib, dengan ijin pemerintah daerah.
Embalming (pengawetan jenazah) :
Caranya suntik formalin 10% pada vena femoralis, atau vena bekas infus bila
masih baru, kira2 sebanyak 5-10 L. Sebelum disuntik formalin, dibuat surat
persetujuan dilakukan suntik formalin oleh keluarga. Dan setelahnya dibuat
juga surat bahwa jenazah benar2 telah di suntik formalin.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Pembunuhan anak :
adalah seorang ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri setelah
dilahirkan atau beberapa saat setelah dilahirkan dengan motif karena malu
diketahui oleh orang lain telah melahirkan anak. Malu adalah motif pembunuhan
anak yang paling ringan hukumannya, bila seorang ibu memukuli / menganiaya
anaknya dengan sengaja hingga mati, maka hukumannya lebih berat.
Pemerkosaan :
- adalah seorang laki-laki menyetubuhi seorang wanita yang bukan istrinya
dengan menggunakan paksaan atau ancaman.
- Laki2 yang dipaksa oleh perempuan untuk bersetubuh bukan merupakan
pemerkosaan.
- Pemerkosaan :
Ada atau tidak ada aduan langsung dihukum jika ketahuan.
Laki2 dan perempuan > 17 th bersetubuh suka sama suka tidak bisa
dituntut (perempuan yang diperkosa biasanya meninggal akibat
perlawanan).
Laki2 dan perempuan 12 - 17 th bersetubuh yang menuntut orang
tuanya.
Laki2 dan perempuan < 12 th bersetubuh tidak perlu dituntut, karena
masuk perbuatan kriminal.
Diperkosa 3-4 x dengan orang yang sama biasanya bukan pemerkosaan,
jangan terlalu percaya (perempuan yang diperkosa biasanya meninggal
akibat perlawanan).
Orang yang memperkosa biasanya orang yang sudah dikenal korban.
Perempuan yang dibius lalu disetubuhi bukan termasuk pemerkosaan,
tetapi termasuk tindakan kriminal (ada undang-undangnya tersendiri).
Orang gila diperkosa oleh orang gila pemerkosa diperiksa oleh dokter
SpJ, korban diperiksa oleh polisi dan SpOG, yang membuat VeR RS Jiwa.
Suami mencium istrinya sendiri didepan umum bisa dihukum, terkena
undang2 pencabulan.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Suami atau istri berselingkuh, bisa dituntut oleh suami atau istrinya, tetapi
mereka harus bercerai terlebih dahulu.
Suami memaksa istri untuk bersetubuh kekerasan dalam rumah tangga.
Pelacur tidak bisa dituntut kriminal karena pekerjaannya.
Pencabulan adalah seorang laki2 yang memperkosa anak umur < 12 tahun.
dr. H. Harry Milyantono
Syarat pembuatan visum :
o Harus ada surat permintaan visum dari penyidik. Penyidik bisa dari : polisi,
POM, POM AL, ABRI. Permintaan visum ditolak jika yang meminta keluarga /
pengacara / asuransi, walaupun hanya berupa salinan.
o Visum diberikan kepada yang pertama meminta.
o Pemeriksaan luar dan dalam boleh langsung dilakukan, tetapi lebih baik
menunggu keluarga korban. Bila keluarga korban tidak menghendaki otopsi
dilakukan, maka harus membuat surat penolakan otopsi dengan tulisan tangan
dan materai, kemudian di tunjukkan ke kepolisian.
o Untuk jenazah yang tidak ada keluarga, wajib tunggu 2 x 24 jam. Jika tidak ada
keluarga yang datang milik negara (boleh lansung d otopsi, di kirim ke bank
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
jaringan, atau untuk pendidikan FK). Jika diberikan untuk bank jaringan, harus
tidak terinfeksi / berpenyakit menular, misalnya AIDS, hepatitis, dll.
Jika ada yang mati tidak wajar :
o Keluarga minta surat VeR ke penyidik
o Polisi akan mengirim surat permintaan VeR pada dokter untuk pembongkaran
jenazah
o Polisi akan mengamankan TKP, menyediakan perlengkapan pemeriksaan
(meja otopsi, tenda, air, alat2 gali, dll), tenaga kerja kasardan ahli, serta
menentukan hari dan jam pemeriksaan. Dokter menyiapkan handscoen,
kantong plastik, spidol, dan alat2 otopsi.
o Tenaga kasar memongkar makam sampai terlihat peti.
o Tenaga ahli dan dokter beserta pembantu turun untuk mengambil jenazah,
kemudian dibawa ke atas. Jangan lupa ambil contoh tanah atas, bawah, kanan,
kiri sepanjang radius 5 m, terutama di mulut dan sekitar kemaluan.
o Contoh tanah dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian diberi
keterangan (untuk tes toksikologi).
o Pemeriksaan luar : jenazah tertutup kain kafan tampak ------------------------------
o > 3 bulan : daging sudah habis, daging dibersihkan dengan air, lihat tulang, jika
terdapat trauma, cocokkan dengan keterangan pihak keluarga. Tulang
diperiksa dan di cuci, biasanya pada daging jika ada memar, tanda2nya sudah
hilang. Organ2 diperiksa untuk tes toksikologi, tidak ada pemeriksaan PA
karena sudah busuk.
o Ada tulang pecah dipukul, ada racun diracun, ada tulang leher patah
dicekik, periksa juga tulang costa, amil tulang rusuk 2 biji untuk pemeriksaan
DNA.
Jika ada korban Mr. X / Mrs. X :
o Jenazah datang, dikirim oleh polisi
o Ditunggu 2 x 24 jam, menugaskan reserse untuk menyiarkan lewat media
(radio, koran, televisi, dll).
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
o Jika tidak ada keluarga yang datang, minta polisi untuk membuatkan surat
permintaan VeR untuk otopsi.
o Foto sebagai dokumen cadangan, bukti, dan identitas bagi keluarga korban.
o Setelah diotopsi, dijahit, dikafani, dan dikuburkan.
Bank Jaringan
o Dites apakah ada infeksi / penyakit menular.
o Bila (–) diambil organ yang diperlukan. Misal tulang yang diambil
disinari sinar gamma.
Kasus perkosaan CITO, tidak boleh di tunda karena menghilangkan barang
bukti.
Apakah CT-Scan / USG / foto Rontgen dapat menjadi bukti dalam VeR??
Tidak dapat digunakan, karena VeR harus ditulis berdasarkan pengelihatan saat
pemeriksaan luar dan dalam, bukan dengan alat. Apalagi bila keluarga pasien
tidak mengijinkan diadakn otopsi maka kesimpulan akan ditulis penyebab
kematian tidak ditemukan.
Untuk kasus kematian mendadak :
o Pemeriksaan anatomi (trauma, memar, dll).
o Pemeriksaan PA (jantung, paru, hati, ginjal bila ada penyakit kronis).
o Pemeriksaan toksikologi (ginjal, lambung, usus).
o Pemeriksaan otak mungin karena CVA bleeding / tanda2 perdarahan di
otak.
Untuk jenazah penyakit menular :
o Buat surat kematian penyakitmenular.
o Lapor keluarga tidak boleh dibawa pulang.
o Dimandikan, dan dikafani di RS lalu ditutup dengan plastik.
o Untuk AIDS, korban dimandikan dengan kaporit / bayclin, kolera dengan lysol,
anti septic atau kreolin.
o Segera dimakamkan.
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Tes DNA menggunakan darah, sperma, air mani, permukan kulit, rambut, daki /
keringat yang menempel di baju / jaket, dll.
Instalasi Jenazah RSU Ibnu Sina memberikan pelayanan : 1. Pemeriksaan Jenasah.
2. Pembuatan Surat Kematian.
3. Pembuatan Visum et Repertum.
4. Pengawetan Jenasah ( Embalming ).
5. Penggalian Jenasah ( Exhumation ).
6. Pemeriksaan T.K.P.
Pemeriksaan jenazah :1. Jenazah mati wajar (karena sakit atau usia tua)
2. Jenazah mati tidak wajar (mati belum saatnya)
Jenis – jenis surat kematian :1. Formulir A
2. Formulir B
3. Formulir C
4. Formulir I
5. Formulir M
Definisi Visum et Repertum :Kata Visum et Repertum dapat kita jumpai didalam Staatsblad tahun 1937 No
350.
Definisi Visum Et Repertum adalah laporan tertulis untuk Justisi yang dibuat oleh
Dokter atas sumpah tentang segala sesuatu yang diamati ( terutama yang dilihat
dan ditemukan ) pada benda yang diperiksa.
Fungsi Visum et Repertum:
Pembuatan Visum et Repertum tersebut dimaksudkan sebagai ganti barang bukti
, dimana barang bukti yang diperiksa tersebut tidak mungkin bisa dihadapkan di
sidang pengadilan dalam keadaan sebagaimana adanya. Hal ini dimungkinkan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
oleh karena barang bukti tersebut yang ada hubungannya tubuh manusia
( misalnya : luka, mayat atau bagian tubuh lainnya ) segera akan berubah menjadi
sembuh atau membusuk.
Alur proses pembuatan Visum et Repertum :1. Petugas administrasi :
Menerima pendaftaran korban mati tidak wajar atau hidup yang disertai surat
permintaan visum dari penyidik dan surat persetujuan tindakan keluarga.
2. Penerimaan jenazah :
Petugas menerima jenazah dan di masukkan brancard kemudian ke kamar
terima jenazah.
3. Ruang kamar terima jenazah :
Dokter jaga menerima jenasah, meneliti dan melengkapi Surat DIJ (dokumen
internal jenazah) dan DEJ (dokumen eksternal jenazah), melakukan
identifikasi jenasah, melakukan pemeriksaan jenasah meninggal wajar / tidak
wajar dan mencatat semua kegiatan ke Buku Visum et Repertum Sementara.
4. Ruang otopsi
a. Menolak otopsi :
Melakukan tindakan pemeriksaan jenasah sesuai dengan permintaan,
melakukan tindakan pemeriksaan luar jenasah dengan pelimpahan tugas
dan wewenang dokter. memandikan , mengkafani dan memasukkan jenasah
dalam peti mati.
b. Setuju otopsi :
Melakukan tindakan otopsi. merekomendasikan perlu tidaknya dilakukan
pemeriksaan penunjang, memandikan , mengkafani dan memasukkan
didalam peti mati. Mencatat hasil kegiatan ke Buku Catatan Visum
Sementara
5. Ruang tunggu jenazah :
Jenasah diletakkan ditempat jenasah, menerima jenasah dari petugas.
Keluarga diberitahu untuk menunggu jenasah, disiapkan mobil jenasah untuk
pengiriman kerumah / makam.
6. Ruang administrasi :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Membuat perincian pembayaran untuk kasir RS, menerima bukti pembayaran
dari kasir RS, menyerahkan Surat Kematian pada keluarga jenasah maksimum
20 hari sesuai dengan masa penahanan tersangka. Pengetikan surat Visum et
Repertum dari buku Visum et Repertum sementara, diteliti dan ditanda
tangani V et R oleh dokter yg menangani kemudian diserahkan V et R pada
penyidik.
Prosedur tetap penebitan surat kematian RSU IBNU SINA :
Jenazah dari instalasi rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, bedah sentral dan
ICU dengan disertai RM 17 dikirim ke instalasi forensic, bila meniggal wajar
langsung dibuatkan surat kematian format A / M sedangkan bila meniggal tidak
wajar petugas RS lapor ke polisi agar polisi membuatkan surat permintaan visum.
Bantuan Dokter Terhadap Yustisi
Tindak pidana Visum et Repertum
Penyelidik Polri SpVR Dokter : * Pmx Jenazah
Penyidik * Pmx TKP
Penyidik pembantu Jaksa * Exhumation
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Saksi ahli * Pmx psikiatri
Persidangan * Pmx korban luka
Hak undur diri dan keracunan
Hakim
Siapakah penyelidik itu ?
Pejabat POLRI dari pangkat BHARADA sampai jendral
Wewenang penyelidik :
Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakan
pidana, mencari keterangan dan barang bukti, menyuruh seseorang yang
dicurigai berhenti dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa :
Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
Pemeriksaan dan penyitaan surat, mengambil sidik jari dan memfoto seseorang,
membawa dan menghadpkan orang pada penyidik. Akan tetapi penyelidik tidak
mempunyai hubungan kerja dengan ahli / mendatangkan ahli.
Penyidik itu siapa saja ?
Pejabat polri serendah – rendahnya PELDA / Komandan Sektor Kepolisian yang
ditunjuk KAPOLRI
Wewenang penyidik :
Memeriksa laporan dan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindakan
pidana, melakukan tindakan pertama saat ditempat kejadian, menyuruh
seseorang yang dicurigai berhenti dan memeriksa tanda pengenal diri,
melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan, melakukan
pemeriksaan dan penyitaan surat, mengambil sidik jari dan memfoto seseorang,
memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi, bisa
mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
pemeriksaan perkara, menghentikan penyidikan dan mengadakan tindakan lain
menurut hukum yang bertanggung jawab.
Yang termasuk pembantu penyidik :
Yaitu pejabat polri serendah – rendahnya SERDA yang diangkat KAPOLRI
Wewenang pembantu penyidik :
Sama seperti penyidik tetapi tidak mempunyai wewengang menahan tersangka
dan mendatangkan ahli.
Jaksa
Wewenang : penuntutan dan pelaksanaan penetapan hukuman
Tidak melakukan penyelidikan
Menerima berkas penyidikan dari penyidik dan penyidik pembantu
Saksi ahli
Definisi : saksi yang didengar sebagai ahli dengan member keterangan
mengenai fakta dan pendapatnya dengan hati yang jujur dan keyakinan murni,
tidak dipengaruhi oleh siapapun
Dengan pertimbangan : untuk kepentingan umum, orang yang tidak bersalah
dan untuk melindungi pasien / diri sendiri
Melepaskan rahasia jabatan berdasarkan : daya paksa, menjalankan UU /
peraturan dan menjalankan perintah pembesar yang berhak
Jika kesaksiannya berkaitan dengan rahasia jabatan, berhak untuk undur diri
Hak undur diri
Apabila harkat serta martabat, pekerjaanya atau jabatannya mewajibkan untuk
menyimpan rahasia, maka saksi / ahli dapat menolak memberi keterangan yang
diminta.
Visum et Repertum
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Definisi : laporan tertulis yang dibuat atas sumpah untuk justisi tentang apa
yang dilihat dan ditemukan pada benda yang diperiksa oleh dokter sepanjang
pengetahuannya yang sebaik – baiknya
Maksud : sebagai ganti barang bukti pada sidang pengadilan
Tujuan : agar hakim dapat menjatuhkan vonis seadil – adilnya berdasarkan
data yang diajukan atau bukti yang telah ditulis pada VetR, hakim dapat
mendatangkan ahli / dokter lain untuk menilai VetR
Dasar hukum : KUHAP Pasal 184 ayat 1 dan KUHAP Pasal 187 butir C
Pencabutan : KUHAP Pasal 7 ayat 1 butir 1 dan instruksi KAPOLRI
Penyerahan : V e R diserahkan secepatnya (maksimal 21 hari)
Macam – macam :
V e R korban hidup :
o V e R : setelah pemeriksaan dan pengobatan korban boleh pulang dan
melakukan pekerjaanya
o V e R sementara : setelah pemeriksaan dan pengobatan korban perlu
perawatan lebih lanjut sehingga terhalang untuk melakukan pekerjaanya,
belum ada kwalifikasi luka
o V e R lanjutan : setelah dirawat korban sembuh, pulang paksa, pindah
rumah sakit lain dan meninggal dunia
V e R korban mati
V e R penggalian mayat
V e R TKP
V e R psikiatri
V e R barang bukti lain
Malpraktek
Definisi : kurangnya penanganan yang tepat pada seorang dokter atau
kelalaian yang disengaja dalam perawatan pasien
Macam :
Criminal malpraktek : bila memenuhi delik pidana, positif act atau negative
act yang merupakan perbuatan tercela dan dilakukan atas sikap batin yang
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
salah ( kesengajaan, kecerobohan dan kealpaan ) dan tanggung jawabnya
bersifat individual dan personal.
@ contoh kesengajaan :
- Melakukan aborsi tanpa indikasi medic
- Melakukan euthanasia
- Membocorkan rahasia kedokteran
- Tidak menolong seseorang yang dalam keadaan emergency meski tahu
tidak ada dokter yang menolong
- Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak benar
- Memberikan keterangan yang tidak benar dalam kapasitasnya sebagai
ahli di pengadilan
- Ahli bedah yang sengaja merubah wajah atau menghilangkan sidik jari
penjahat untuk mempersulit identifikasi
- Memalsukan surat kelahiran atau surat kematin seseorang untuk tujuan
tertentu
- Sengaja menghasut seseorang untuk menyembunyikan sesuatu yang
bersifat kasus kejahatan
@ contoh kecerobohan :
- Melakukan tindakan medis yang tidak lega artis
- Melakukan tindakan medis tanpa inform concent
- Dokter yang lupa melapor kepada pihak berwajib bahwa ia telah
merawat penjahat yang dicari oleh pihak berwajib
- Menyebabkan luka atau kematian pada pasien akibat metode
perawatan yang sama sekali tidak benar dan berbahaya
- Seorang dokter yang menyebabkan luka atau kematian pada pasiennya
karena waktu melakukan perawatan dokter mabuk
-
@ contoh kealpaan :
- Alpa atau kurang hati – hati sehingga meninggalkan gunting dalam
perut pasien
- Alpa atau kurang hati – hati sehingga pasien meniggal dunia atau cacat
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Civil malpraktek : tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah
disepakati.
@ contoh :
- Seorang dokter kandungan sepakat menolong sendiri persalinan
pasiennya tapi karena masih belum tiba masa persalinan dokter pergi
untuk suatu keperluan dan ketika kembali pasiennya telah melahirkan
dengan dibantu oleh dokter lain. Dokter bisa dituntut karena
menimbulkan perasaan cemas pada pasien selama menunggu dokter
untuk persalinannya. Tanggung jawab bisa individu atau koporasi, selain
itu dapat pula dialihkan kepada pihak lain berdasarkan principle of
vicarious lability. Dengan demikian maka rumah sakit dapat bertanggung
gugat atas kesalahan yang dilakukan oleh dokter – dokternya, asalkan
dapat dibuktikan bahwa tindakan dokternya dalam rangka
melaksanakan kewajiban rumah sakit.
- Tidak melakukan ( negative act ) apa yang menurut kesepakatan yang
wajib dilakukan
- Melakukan ( positive act ) apa yang wajib dilakukan tapi terlambat
- Melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan tapi tidak
sempurna
- Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan
-
Administrative malpraktek : jika dokter malanggar tata usaha Negara.
@ contoh :
- Menjalankan praktek kedokteran tanpa lisensi atau izin
- Tindakan medik yang tidak sesuai lisensi atau izin
- Melakukan praktek kedokteran dengan menggunakan lisensi atau izin
yang sudah kadaluarsa
- Tidak membuat rekam medik
Pembuktian malpraktek :
- Criminal malpraktek hukum pidana
- Civil malpraktek ada 2 cara :
# Langsung : 4 D :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
~ Duty ( kewajiban ) : bertanggung jawaba melakukan tindakan medic
~ Delerection of duty ( menelantarkan kewajiban ) :
tindakan medic kualitasnya dibawah standar
~ Damage ( rusak kesehatannya ): pasien cacat, meninggal, lumpuh, luka
sedang dan berat
~ Direct causation ( mentelantarkan kewajiban dan rusaknya kesehatan )
# Tidak langsung :
Mencari fakta berdasarkan doktrin res ipsa loquitor
Misal : tang tertinggal dalam perut pasien
Upaya dokter untuk mencegah terjadinya malpraktek :
Hati – hati menangani kasus yang berpotensi meimbulkan medicolegal trouble
Melakukan segala sesuatu seauai prosedur
Tidak melakukan pengobatan yang sudah ketinggalan zaman atau obat –
obatan yang kadaluarsa
Dokter tidak segan untuk berkonsultasi pada dokter seniornya bila mengalami
kasus yang sulit
Pemerikasaan laboratorium harus dilakuakan untuk memastikan diagnose
Penyusunan proposal pelayanan kesehatan
Meningkatkan kemampuan profesi
Pengetatan pengamatan perilaku etis
Seorang dokter ahli atau dokter umum sebaiknya jangan menolak panggilan
mendadak untuk pasien yang gawat darurat
Menjaga hubungan baik antara dokter dan pasien
Peraturan hukum di Indonesia
Istilah dan definisi malpraktek tidak ada dalam KUHP maupun Undang –
Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Yang tercantum pada kedua
undang – undang tersebut adalah kata kelalaian.
Kelalaian adalah suatu kejadian akibat dokter tidak menjalankan tugas
profesinya sebagaimana mestinya. Dikemukankan adanya “three element of
liability” yaitu :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
# adanya kelalaina yang dapat dipermasalahkan
# adanya kerugian
# adanya hubungan causal
Sanksi Hukum :
# Pidana : pasal 359, pasal 360, pasal 361
Standard Profesi Medik :
# Bekerja dengan teliti, hati – hati dan seksama
# Sesuai dengan ukuran medis
# Sesuai dengan kemampuan rata – rata, sebanding dengan dokter
dengan kategori keahlian medik yang sama
# Dalam keadaan yang sebanding
# Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan
konkrit tindak medik tersebut
ASPHYXIA
Definisi :
@ Asphyxia : keadaan kekurangan oksigen yang disebabkan oleh
terganggunya saluran pernafasan.
@ Anoxia : kegagalan oksigen mencapi sel – sel tubuh.
Macam – macam :
@ Anoxic anoxia : keadaan dimana oksigen tidak dapat masuk aliran darah
atau tidak cukup mencapai aliran darah. Misalnya dalam tambang.
@ Stagnant circulation anoxia : karena gangguan sirkulasi darah (emboli).
@ Anemic anoxia : darah tidak dapat menganggkut oksigen yang cukup.
Misalnya CO intoksikasi
@ Histotoksic tissue anoxia : sel – sel tidak dapat menggangkut oksigen
dengan baik. Misalnya keracunan HCN, barbiturat dan obat hipnotik
Stadium Anoxia :
@ Stadium dyspnoe : berkurangnya oksigen dalam eritrosit dan
tertimbunnya oksigen dalam darah sehingga merangsan pusat pernafasan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
di medulla, sehingga pernafasan menjadi cepat, nadi cepat, tekanan darah
meningkat dan mulai terjadi cyanosis.
@ Stadium konvulsi : mula – mula clonic kemudian tonic, akhirnya
opistotonik spasme disertai dilatasi pupil, nadi melambat mungkin akibat
paralyse pusat di otak akibat urang oksigen.
@ Stadium apnoe : mulai depresi pusat pernafasan, nafas melemah, dapat
terjadi pengeluaran sperma, urine dan feses.
@ Stadium final : paralyse lengkap. Jantung mungkin masih berdenyut saat
setelah pernafasan berhenti. Gangguan kesadaran 2 – 3 menit, jika 4 – 5
menit dapat terjadi kematian.
Gejala asphyxia :
@ lebih pucat dari biasanya
@ cyanosis
@ kandung kencing dan usus bagian bawah mungkin kosong
@ muntah
@ ptekie pada kulit terutama conjunctiva mata
@ vagal reflex
@ jantung membesar
@ paru – paru berat
@ adanya materi – materi dalam bronchus
Kelainan pada pemeriksaan luar :
@ wajah merah kebiruan
@ bintik – bintik perdarahan pada palpebra, conjunctiva dan kulit kepala
@ injeksi konjunctiva
Pemeriksaan dalam :
@ congesti dan cyanosis organ – organ tubuh
@ darah lebih encer dan gelap ( terutama di jantung )
@ mungkin perdarahan di thymus, pericard, laring, paru – paru, pleura, galea
scalp dan sebagainya
@ jantung kanan membesar dan banyak terisi darah
@ jantung kiri contracted dan kosong
@ pembendungan dan pelebaran pembuluh darah balik dan paru- paru
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
@ lambung, hati dan ginjal hyperemia
@ limpa contracted ( Wrinkled capsule )
Efek yang mungkin terjadi akibat tekanan pada leher :
@ reflex sinus carotid cardiac arrest
@ kompresi vena jugularis cyanosis dan ptekie
@ kompresi arteri carotid pingsan
@ obstruksi jalan nafas hypoxia
Traumatic asphyxia
Definisi : keadaan dimana lubang – lubang eksternal dari jalan nafas tertutup
secara mekanis oleh benda padat atau partikel kecil (pasir, lumpur dan
lainnya)
Cara kematian : terbanyak karenan kecelakaan, jarang karena pembunuhan
atau bunuh diri
Penyebab :
@ Penutupan lubang saluran nafas bagian atas : pembekapan (smothering),
penyumbatan (gagging dan chocking)
@ Penekanan dinding saluran nafas : penjeratan (strangulation), pencekikan
(manual strangulation, throttling) dan gantung (hanging)
@ Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatic)
@ Saluran pernafasan berisi air (tenggelam, drowing)
Suffocation
Definisi : obstruksi jalan nafas sehingga menghalangi masuknya udara ke
dalam paru – paru
Macam – macam :
@ Smothering : terhalangnya udara masuk dan keluar dan paru–paru akibat
gerak nafas yang terhenti karena ada tekanan dari luar pada dada. Cara
kematian : kecelakaan dan pembunuhan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
@ Choking : keadaan dimana suatu benda padat masuk kedalam lumen jalan
nafas dan menyumbatnya sehingga udara tidak mencapai paru–paru. Cara
kematian tersering karena kecelakaan dan jarang kerena bunuh diri atau
pembunuhan. Kelainan pada otopsi : sianosis, hiperaction dan oedem paru
@ Burking : korban dalam keadaan tidak berdaya (akibat minuman keras)
dijatuhkan ke tanah, dada ditekan oleh berat badan penyerang. Tangan
penyerang menutup mulut dan hidung, sedangkan tangan satunya menekan
rahang atas
Pemeriksaan korban :
@ Yang paling penting adalah pemeriksaan di tempat kejadian dan secepatnya
@ Pada otopsi didapatkan : tanda asphyxia, bahan penyumbat, bekas scarffing
disekitar hidung dan mulut, bila terjadi cepat didapatkan darah gelap,
encer, wajah cyanosis, echymose kecil pada scalp, perdarahan konjunctiva.
Kelainan pada otopsi :
@ Kelainan akibat asphyxia
@ Akibat kekerasan pada leher
@ Kelainan pada alat leher bagian dalam (otot, thyroid, kel. ludah,
perdarahan mukosa larynx, tulang lidah)
Strangulation
Macam – macam :
@ Throttling : strangulasi dimana tekanan pada leher dilakukan dengan
tangan atau lengan bawah sehingga saluran nafas tertutup. Cara kematian
tersering karena pembunuhan, kecelakaan dan bunuh diri. Sebab kematian
vagal reflex, shock, asphyxia
@ Strangulation by ligature : suatu strangulasi diman tekanan pada leher
yang disebabkan oleh jerat yang menjadi erat oleh kekuatan lain (bukan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
BB korban). Cara kematian karena pembunuhan, infanticide, kecelakaan
dan bunuh diri. Alat yang dipakai sapu tangan, tali, kabel, handuk dan lain–
lain. Pemeriksaan setempat perhatikan jeratannya (jangan dilepas dulu),
potret. Otopsi tanda asphyxia umum, bintik perdarahan conjunctiva dan
palpebra, muka cyanotic dan lidah terjulur.
@ Hanging :
# Definisi : suatu strangulasi dimana tekanan pada leher disebabakan oleh
jerat yang menjadi erat oleh berat badan korban sendiri sehingga saluran
udara tertutup.
# Mekanisme kematian melalui saluran udara tertutup karena pangkal lidah
terdorong keatas belakang.
# Penyebab kematiannya karena asphyxia, cerebral anoxia, vagal refleks,
kematian batang otak/sutul
# Cara kematian : bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan.
# Pemeriksaan setempat : korban hidup atau mati, kumpulkan bukti–bukti,
perhatikan jerat (simpul hidup atau mati), ukur tiang gantungan, panjang
tali gantungan, jarak lantai dan telapak kaki dan ikat pada dua tempat
sebelum memotong tali.
# Macam simpul : simpul hidup dan mati
# Kelainan pada leher bagian luar : alur jerat pada kulit bagian leher,
achymosis pada kulit leher, arah alur jerat berjalan miring ke atas
menuju letak simpul
# Kelainan pada otopsi : tanda kekerasan pada leher (tidak selalu ada),
tanda asphyxia pada alat – alat tubuh dan hypostatic congestion,
pembusukan organ abdomen bawah lebih cepat, warna wajah cyanotic
bila vena tertutup dan pucat bila arteri tertutup, bintik – bintik
perdarahan pada scalp dan selaput lender laring, lebam mayat pada
tungkai, tangan dan penis, lidah terjulur dan tergigit, keluar sperma, urin
dan feses (tidak selalu)
Drawning ( tenggelam )
Definisi : kematian akibat aspirasi cairan ke dalam saluran pernafasan
Ada 3 macam istilah :
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
@ Immersion : seluruh tubuh masuk ke dalam air
@ Submersion : kepala masuk ke dalam air
@ Drawning : masuknya cairan yang cukup banyak ke dalam saluran
pernafasan atau paru
Hal – hal yang perlu diketahui :
@ apakah korban meninggal sebelum masuk ke dalam air
@ apakah meninggal di air tawar atau air asin
@ adakah tanda – tanda kekerasan
@ apakah ada sebaba kematian wajar, keracunan
@ bagaimana cara kematiannya
Perbedaan tenggelam di air tawar denangan air asin :
@ air tawar : edema kering, bila di letakkan diatas meja ukuran dan bentuk
tetap dan bila ditekan tidak keluar air
@ air asin : edema basah, bila diletakkan diatas meja ukuran melebar dan bila
ditekan akan keluar air
Kelainan – kelainan tidak ditemukan pada tenggelam bila kematian karena
pembunuhan, meninggal karena vagal reflex, meninggal karena spasme laring
Pemeriksaan khusus : test getah paru, pemeriksaan kadar Cl, Na, K, Ng darah,
berat jenis plasma
Pemeriksaan luar : lebam mayat, cutis annerine, telapak kaki, tangan lunak
dan pucat, tubuh dingin, basah dan pucat, cairan kental berbuih dari mulut dan
hidung dalam jumlah banyak (tenacious), cadaveric spasme, alur jerat pada
leher, perdarahan pada otot leher, patah tulang rawan dan robekan pembuluh
darah leher
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI KEDOTERAN FORENSIK
KEPALA INSTALASI
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
Dr.H.Hary Milyantono
LABORATORIUM KEPALA RUANGAN ADMINISTRASI
PA & toxicology Rochim.AMK Budi
TOXICOLOGI
Tekhnisi Otopsi Tekhnisi Otopsi Tekhnisi Otopsi Tekhnisi Otopsi Rochim.AMK Sukadi Oka Mahendra Ibad
LAPORAN KEGIATAN
DOKTER MUDA KELOMPOK B GRESIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
Tanggal Pemeriksaan
PL Otopsi Visum Hidup
VisumJenazah
Keterangan
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
28 November 2011 s/d 08 Januari 2012
26 November 2011 Korban KLL
28 November 2011 Korban KLL
28 November 2011 Korban KLL
30 November 2011 Abortus Provocatus
1 Desember 2011 Korban Jatuh dari Atap
1 Desember 2011 Perselingkuhan
2 Desember 2011 Tercebur ke dalam sumur
2 Desember 2011 Korban KLL
4 Desember 2011 Korban KLL
6 Desember 2011 Korban KLL
7 Desember 2011 Korban KLL
10 Desember 2011 Korban KLL
10 Desember 2011 Korban KLL
12 Desember 2011 Korban KLL
13 Desember 2011 Korban KLL
15 Desember 2011 Korban KLL
18 Desember 2011 Korban KLL
21 Desember 2011 Tidak dapat diketahui penyebab
meninggalnya
4 Januari 2012 Korban KLL
D o k t e r M u d a G r e s i k K e l o m p o k B P e r i o d e 2 0 1 1 / 2 0 1 2 Page 2Page 2