Refrat Rad

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit paru merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan naiknya angka kematian. Sebagian besar pasien paru sudah dalam kondisi kronis karena keterlambatan dalam pendeteksiannya.1 Penyebab penyakit paru-paru ada bermacam-macam antara lain infeksi, tumbuhnya sel tumor yang akan menjadi sel kanker jika ia tumbuh dengan tidak terkendali, masuknya benda-benda asing dalam paru (sering terjadi pada anak-anak) dan sebab yang lainnya.

Terdapat banyak jenis penyakit paru, antara lain pneumonia, bronkopneumonia, asbes tumor, bronkiektasis, emfisema, bronkitis kronik, tuberkulosis, pneumotorak traumatik, sarkoidosis dan beberapa lainnya yang merupakan detil dari jenis yang ada.2 Diagnosa penyakit paru di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan foto sinar-X sederhana atau yang dikenal dengan foto rontgen, MRI dan CT-Scan. Pengenalan dengan sinar-X sederhana merupakan teknik yang paling sering digunakan. Foto dari sinar-X akan memberikan hasil yang berbeda antara paru-paru yang sehat dan yang tidak sehat sekaligus jenis penyakitnya.1 Di Indonesia penyakit paru-paru yang sering didapat adalah penyakit paru pneumonia, tumor dan tuberculosis, efusi pleura. Keempat penyakit ini memiliki perbedaan tampilan pada foto sinar-X sederhana. Perbedaan hasil tampilan foto rontgen thorax paru, dapat dijadikan parameter untuk mendiagnosa dan keberhasilan terapi yang diberikan jenis penyakit tersebut.3BAB II

ISIA.RADIOLOGI TORAKS NORMAL

Suatu penilaian yang tepat dan teliti terhadap foto toraks memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai anatomi normal toraks. Dalam keadaan normal pun anatomi seseorang dapat berbeda satu sama lainnya, sedangkan batas-batas antara yang sehat dan yang sakit terkadang sangat samar-samar. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui apa yang sakit, maka terlebih dahulu perlu dimiliki pengetahuan dasar tentang apa yang masih termasuk dalam batas-batas yang normal.4

Pada pembuatan foto toraks sudut pandang standar yang digunakan adalah proyeksi posteroanterior (PA), dengan bagian depan dada pasien berlawanan dengan film dan pancaran sinar-X diarahkan pada punggung dan proyeksi lateral bila perlu.5 Proyeksi lateral berguna untuk mengetahui lokasi kelainan yang terlihat pada posisi PA, melihat gambaran retrosternal space dan retrocardial space, massa di anterior mediatinum (sternum, subcutis, cutis), cairan pleura, atau konsolidasi posterior basal paru.1 Selain posisi PA dan lateral terdapat posisi lainnya yang biasa digunakan, yaitu:5a. Anteroposterior (AP)

Biasa digunakan untuk pasien yang sakit; karena adanya pembesaran. Pada proyeksi ini cukup sulit untuk menilai ukuran jantung.

b. Supine

Berguna pada bayi dan pasien yang sakit. Pada posisi ini juga tidak mungkin menilai ukuran jantung.c. Tegak

Berguna untuk mendeteksi gas dibawah diafragma pada kecurigaan perforasi viskus abdominalis.Pada pemeriksaan foto toraks terdapat foto dengan posisikhusus, antara lain:1,5a. Top Lordotik arah sinar AP bersudut 50-60 dari arah bawah, berguna untuk mengamati TB dengan minimal lesion yang menghasilkan gambaran seperti sarang-sarang di apeks (puncak) paru yang pada foto PA bagian apeks paru akan tersembunyi di bawah klavikula dan costae I.b. Foto posisi berbaring untuk melihat letak dan sifat cairan dalam kavitas, rongga pleura atau sela pleura interlobaris.c. Foto posisi oblique berguna untuk melihat kelainan pleura, dinding dada, iga, selain itu dapat menunjukkan area retrocardial dan sudut posterior ruang costophrenica.d. Foto lateral dekubitus dapat menunjukkan adanya cairan dalam pleura. Efusi pleura yang sedikit atau efusi subpulmonal dapat diketahui dengan mudah jika miring ke sisi yang terkena dan dapat membedakannya dengan gambaran diafragma yang terlalu tinggi.e. Foto ekspirasi maksimal dapat digunakan untuk menunjukkan air atau fluid trapping pada kasus emfisema obstruktif yang mengenai seluruh paru, lobus atau segmen, serta untuk melihat pergerakan diafragma pada kelainan diafragma, misalnya paralisis phrenicus, dll.

Hal-hal yang diamati dari kelainan, tanda atau bayangan yang didapatkan untuk menentukan diagnosis foto paru adalah:1a. Kedudukan, lokasi, ukuran, dan batas (tegas kabur, regular ireguler,

berkapsul, licin)b. Densitas (opaque luscent)c. Jenis (garis, bercak, awan, cair, massa padat, berlobus)

d. Homogenitas (tersebar difus homogen atau lainnya)e. Suram, terselubung atau padat

f. Kavitasi dan kalsifikasi

Suatu rontgen torak dewasa akan memperlihatkan gambaran tulang rusuk, diafragma, jantung, paru, klavikula, scapula, dan jaringan lunak dinding toraks.4

Toraks dibagi dua oleh mediastinum, di bagian tengah. Pada bagian kiri dan kanan mediastinum terletak paru-paru yang berisi udara sehingga relatif radioluscent (hitam) dibandingkan dengan mediastinum, dinding toraks dan bagian atas abdomen (putih).41. Tulang Toraks

a. Tulang memiliki densitas tinggi sehingga bersifat radioopaque

b. Bentuk toraks mempunyai variasi yang sangat luas pada keadaan normal dan bergantung pada umur dan habitus seseorang

c. Iga anterior lebih tinggi di lateral daripada medial, sehingga membentuk huruf Vd. Iga posterior lebih tinggi di medial sehingga membentuk huruf A

e. Variasi normal dari bentuk iga : fork rib (ujung-ujung bifida), fusi (penyatuan dua iga yang berdekatan), salah satu aplasi dan jembatan iga.

f. Skapula sering menyebabkan superposisi atas dinding toraks sehingga margo vertebralis dan margo inferiornya menutup bagian lateral paru atas. Skapula harus dibuat endorotasi maksimal untuk menghindari superposisi ini.g. Vertebra torakal sebagian tak terlihat karena tertutup mediastinum, kecuali ada skoliosis.

2. Jaringan Lunaka. Pada wanita, mammae tampak sebagai bayangan suram, tergantung ukuran

b. Pada laki-laki, musculus pectoralis mayor mengakibatkan bayangan suram di tengah toraks

c. Bayangan musculus sternocleidomastoideus mungkin akan terlihat jelas membujur dari leher di luar toraks sampai ke manubrium sternid. Benjolan kulit dan rambut3. Bangunan intratorakal

a. Bagian bawah dibatasi diafragma

b. Di tengah terdapat bayangan padat dari mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, bronkus, dan trakea.

c. Sebelah kiri dan kanan terdapat paru yang berisi udara, terdapat pula bayangan dari vaskular, limfatik, bronchial, endothelial yang dikelilingi udara. d. Hilus paru kiri lebih tinggi dari kanan, bayangan hilus terutama dibentuk oleh arteri pulmonalis, tetapi secara anatomis terdiri atas vena pulmonalis, bronki besar, dan kelenjar limfe hilus atau peribronkial. Dari hilus memancar ke segala arah di perifer sebagai bayangan linear yang lumennya makin sempit bila makin jauh dari hilus.

Untuk menilai suatu film dada perlu dilakukan inspeksi film, yang bertujuan untuk menilai kekuatan pencahayaan (tulang belakang torakal bawah terlihat), film diambil saat inspirasi (diafragma setinggi iga ke 5atau ke 6 di bagian anterior), dan rotasi (prosessus spinosus dari vertebra torakal bagian atas berada di tengah ujung medial dari klavikula).5a. Trakea

Berada pada garis tengah dengan bifurkasio setinggi T6. Trakea mengalami deviasi sedikit ke kanan setinggi tonjolan aorta.

b. Paru

Pemindaian pada kedua paru dilakukan mulai dari bagian apeks dan terus ke bawah. Bandingkan penampakan setiap zona (atas, tengah, dan bawah) dengan sisi lainnya.

c. Bayangan hilus

Merupakan tempat yang paling sering untuk limfadenopati dan karsinoma bronkus. Jika tampak kelainan pada hilus akan terlihat peningkatan densitas dan ketidakteraturan seperti pembesaran bayangan hilus.d. Bayangan jantung

Pada bayangan jantung perlu diperhatikan ukuran dan bentuk jantunge. MediastinumNilai adanya lesi massa dan pergeseran mediastinum oleh trakea dan bayangan jantungf. Diafragma

Diafragma kanan biasanya lebih tinggi dari diafragma kiri. Sudut costophrenicus harus terlihat jelas, lancip dan dalam. Sudut tumpul mungkin mengindikasikan adanya efusi pleura atau penebalan pleural lama. Permukaan bagian atas harus tegas, ketegasan yang buruk sering menunjukkan adanya kelainan paru basal. Pendataran diafragma menunjukkan adanya hiperinflasi dan penyakit jalan napas obstruksi kronis.

g. Tulang dan jaringan lunak

Perlu diperhatikan adanya fraktur atau deposit sekunder, penampakan bayangan payudara, dll.Beberapa jenis gambaran paru antara lain:

a. Penampakan normal5

Paru tampak translusen dengan hanya memperlihatkan cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis. Tidak terdapat bayangan lain.

Gambar 1. Gambaran radiologis toraks normal posisi PASumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel.

Gambar 2. Gambaran radiologis toraks normal posisi lateralSumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel

b. Gambaran reticular/interstisial5

Gambaran ini dihasilkan oleh penebalan jaringan di sekeliling alveolus, interstisial paru, divisualisasi sebagai pola percabangan linear yang halus atau kasar. Berbagai kondisi yang biasa menyebabkan bayangan seperti ini adalah fibrosis paru dan pneumoconiosis.

Gambar 3. Gambaran reticular pada lapangan paruSumber: www.meddean.luc.educ. Gambaran nodular5

Dibentuk oleh lesi opak sferis diskret kecil berdiameter 1-5 mm. Penyebabnya termasuk tuberculosis millier, pneumoconiosis, sarkoidosis, neoplasma, dan sebagainya. Gambar 4. Gambaran nodul asinusSumber: www.meddean.luc.eduPada gambar tampak bayangan nodul asinus milier dengan ukuran bervariasi, berbatas ireguler pada lapangan paru bilateral.

d. Konsolidasi5

Dibentuk oleh adanya cairan yang menggantikan udara pada alveolus atau kadang oleh jaringan, menghasilkan suatu area dengan bayangan homogen yang konfluen. Bronkus dan beberapa jalan napas kecil yang paten seringkali masih dapat terlihat sebagai lusensi linear, ketika dikelilingi oleh alveolus yang terisi cairan, tanda ini dikenal sebagai bronkogram udara (air bronchogram). Air bronchogram tampak jelas pada hyaline membrane disease, sarkoidosis, edema pulmoner, dan konsolidasi pneumonia. Biasanya tidak muncul pada kelainan tumor, kecuali pada karsinoma sel alveoli dan limfoma.

Gambar 5. Gambaran konsolidasi pada lobus atas paru kanan dengan air bronchogramSumber: www.meddean.luc.edue. Lesi Kavitasi dan Kista1

Kavitasi adalah gambaran lusen dengan dinding opak setebal sekitar 3 mm atau lebih. Kavitasi dengan dinding lebih tipis adalah suatu kista atau bullae. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari kavitasi adalah letak, batas, ketebalan dinding, isi, fluid level (jika ada), lesi satelit, dan penampakan jaringan paru disekitarnya. Kavitasi paling sering disebabkan oleh tuberculosis, infeksi Staphylococcus, dan karsinoma. Kavitasi tuberculosis biasanya berada di apeks paru. Abses paru yang berhubungan dengan aspirasi biasanya berada di sisi kanan. Abses yang disebabkan oleh amoebiasis hampir selalu berada di kanan bawah.f. The Sillhouette Sign1

Dideskripsikan oleh Felson, Silhoutte Sign, bertujuan untuk memudahkan penentuan lokasi lesi dengan mengamati garis batas jaringan paru dengan diafragma serta mediastinum. Pada keadaan normal garis-garis batas ini akan terlihat karena alveoli berisi udara yang terdapat disekitarnya akan memberikan gambaran radioluscent. Jika garis batas tidak terlihat jelas kemungkinan terdapat lesi di alveoli sekitar garis batas tersebut. Sedangkan jika batas tetap ada dan jelas, sementara bagian kabur tampak bertumpuk (superimposed) dengan batas yang jelas tersebut, maka kemungkinan lesi berlokasi di anterior atau posterior.

Hilangnya garis batas ini tidak hanya dapat terjadi karena kelainan paru, tapi juga dapat disebabkan karena lesi pleural atau lesi mediastinal, seperti akibat adanya cairan atau infiltrate di daerah tersebut. Jika cairan yang mengisi cavum pleura tidak terlalu penuh, maka pada foto PA akan terlihat adanya meniscus sign di bagian atas paru yaitu garis cekung permukaan cairan yang mengisi cavum pleura yang tampak berbatasan dengan jaringan paru normal.

Gambar 6. Gambaran The Sillhouette SignSumber: www.meddean.luc.edug. Kerley Lines1

Sistem limfa pada paru-paru terdapat di septum interlobular jaringan paru. Normalnya tidak akan terlihat, namun jika ada penebalan sistem limfa dan jaringan disekitarnya, pada radiografi akan muncul gambaran garis-garis opak yang dinamakn Kerley Lines. Garis Kerley dapat bersifat transient (sementara) atau persisten (menetap).Terdapat 4 macam garis Kerley, yaitu:

Kerley A lines : garis tipis tak bercabang yang tampak memancar dari hilus, panjangnya 2-6 cm dan disebabkan oleh menebalnya septum interlobular profunda.

Kerley B lines : garis tipis, lurus, transversal, terdapt di dasar paru dan tegak lurus terhadap pleura, dengan panjang 1-3 cm dan disebabkan oleh menebalnya septum interlobular. Garis ini dapat dijadikan tanda dini dari decompensatio cordis. Kerley C lines : merupakan penampakan seperti sarang/ jala laba-laba. Disebabkan oleh bendungan saluran limfe disekitar alveoli

Kerley D lines : merupakan garis-garis mendatar pada mediastinum yang tampak pada foto lateral, di antara sternum dan jantung bagian atas.

Gambar 7. Gambaran Kerley lines A. Tanda panah menunjukkan garis tipis yang memancar dari hilus di apeks dan medial paru.Sumber: www.meddean.luc.eduB.GAMBARAN RADIOLOGIS INFEKSI PARU

Infeksi paru terdiri dari infeksi paru spesifik dan non spesifik. Infeksi paru non spesifik terbagi atas infeksi bronkus (bronkitis) dan infeksi jaringan paru (pneumonia). Sedangkan infeksi paru spesifik antara lain abses paru dan tuberkulosis paru.1 1. Bronkitis

Berdasarkan lamanya peradangan, maka bronkitis dibedakan menjadi bronkitis akut dan kronis6a. Bronkitis Akut

Bronkitis akut adalah peradangan pada selaput lendir bronkus yang disebabkan oleh infeksi saluran napas atas yang berlangsung hingga 3 minggu.6 Penyebabtersering bronkitis akut adalah virus, yaknivirus influenza, Rhinovirus, Adenivirus, dan lain-lain. Sebagian kecil disebabkan oleh bakteri (kuman), terutamaMycoplasma pnemoniae, Clamydia pnemoniae, dan lain-lain.7 Penyakit ini biasanya tidak hebat dan tidak ditemukan komplikasi. Juga tidak terdapat gambaran rontgen yang positif pada keadaan ini. Tetapi foto rontgen berguna jika ada komplikasi pneumonitis pada penderita dengan infeksi saluran napas akut. Gejala biasanya hebat.4b. Bronkitis Kronis

Bronkitis kronis merupakan peradangan pada bronkus yang ditandai dengan batuk berdahak sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut yang mengakibatkan terjadi penebalan (hipertrofi) otot-otot polos dan kelenjar serta berbagai perubahan pada saluran pernapasan.8

Faktor-fakor penyebab tersering pada bronkitis kronis adalah: asap rokok (tembakau), debu dan asap industri, polusi udara. Disebutkan pula bahwa bronkitis kronis dapat dipicu oleh paparan berbagai macam polusi industri dan tambang, diantaranya: batubara, fiber, gas, asap las, semen, dan lain-lain.9

Penyakit bronkitis kronik tidak selalu memperlihatkan gambaran khas pada foto toraks. Pada foto rontgen hanya tampak corakan yang ramai di bagian basal paru. Menurut Meschan, bronkitis kronik sebagian besar disebabkan karena infeksi spesifik dan non spesifik. Infeksi tersebut menyebabkan spasme pada bronkus yang bisa menyebabkan gambaran foto seperti emfisema. Pada sisi lain emfisema kronik dan bronkitis asma kronik sama-sama dapat menyebabkan cor pulmonal kronik.4

Bronkitis kronik secara radiologik dibagi dalam 3 golongan, yaitu: ringan, sedang, dan berat.4 Golongan ringan ditemukan corakan paru yang ramai di bagian basal paru.

Gambar 8. Gambaran radiologis toraks dengan bronkitis kronik ringanSumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel Golongan sedang, selain corakan paru yang ramai juga terdapat emfisema dan kadang-kadang disertai bronkiektasis di parakardial kanan dan kiri. Pada foto toraks akan terlihat gambaran peningkatan corakan paru di bagian basal. Gambaran parenkim paru yang hiperlusensi, terjadi karena adanya emfisema dimana terjadi penumpukan udara pada alveolus karena gangguan ekspirasi. Penambahan volume tersebut juga mengakibatkan diafragma turun ke bawah atau terlihat adanya pelebaran sela iga. Bronkiektasis yang menyertai menyebabkan honey comb appearance. Hal ini dikarenakan adanya pelebaran bronkus. Pada pelebaran bronkus yang disertai cairan akan terlihat gambaran inverted bronkiektasis.

Gambar 9. Gambaran radiologis toraks dengan bronkitis kronis sedangSumber: Lecture Notes Radiologi. Pradip R Patel

Gambar 10. Corakan paru ramai dan emfisemaSumber: www.meddean.luc.eduPada gambar terlihat hiperlusensi paru bilateral, peningkatan corakan bronkovaskular pada basal paru kanan, diafragma letak rendah dan cenderung mendatar, serta tampak pelebaran sela iga.

Gambar 11. Gambaran honey comb appearance pada lapangan paru kanan. Merupakan tanda bronkiektasis dengan infeksi sekunder.Sumber: www.meddean.luc.edu Sedangkan golongan yang berat ditemukan hal-hal tersebut di atas dan disertai cor pulmonal sebagai komplikasi bronchitis kronik. 2. Pneumonia

Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.10 Penyakit ini merupakan penyakit yang serius yang dapat mengenai semua umur terutama pada bayi/anak, usia lebih dari 65 tahun, dan orang dengan penyakit pemberat lain. Penyakit ini lebih sering muncul pada musim dingin, perokok dan pria dibanding wanita. Di Amerika Serikat, lebih dari 3000 orang menderita Pneumonia setiap tahunnya, dan lebih kurang 1000 diantaranya harus mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit. Pneumonia merupakan penyakit peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat.11Berdasarkan anatomis, pneumonia dibagi atas:10a. Pneumonia lobarisb. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)c. Pneumonia interstitialis (bronkiolitis)

Pada foto toraks, semua pneumonia memperlihatkan tanda-tanda radiologis yang positif. 4

Pada pneumonia lobaris akan terlihat gambaran konsolidasi yang cepat dari segmen pulmonal. Kelainan ini dapat meliputi seluruh lobus atau hanya melibatkan satu atau beberapa segmen saja. Umumnya pneumonia lobaris disebabkan oleh infeksi pneumokokus. Gambaran radiologis yang paling umum ditemukan pada pneumonia gram negatif ialah konsolidasi di lobus atau segmen pulmonal. Contohnya adalah infeksi oleh bakteri Klebsiella pneumonia, abses dan kavitas dapat terjadi dalam 2-3 hari. Komplikasi yang sering terjadi pada peradangan ini adalah empiema dan kerusakan jaringan paru.4

Gambaran pneumonia pada foto toraks sama seperti gambaran konsolidasi radang. Jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat radang, maka bagian paru tersebut akan tampak putih pada foto rontgen. Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh lobus atau berupa bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar (bronkopneumonia). Gambaran radiologisnya memperlihatkan bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas .4

Gambaran radiologis pneumonia primer dan sekunder selalu sama, yaitu berupa ukuran besar dan jumlah corakan paru yang bertambah atau konsolidasi, atau berupa campuran dan keduanya.4

Gambar 12. Gambaran radiologis torak dengan pneumonia lobaris. Tampak bayangan radioopak yang homogen dengan batas tegas di lobus kanan bawahSumber: www.medcyclopaedia.com

Pada gambar tampak bayangan radioopak homogen pada lapangan atas paru kanan dan basal paru kiri dengan batas tegas.

Gambar 13. Gambaran radiologis toraks dengan pneumonia posisi PA dan lateral

Sumber: Diagnostik Rontgen. G Simon

Tampak gambaran konsolidasi pada basal paru kanan dengan batas yang tegas.

Gambar 14. Gambaran bronkopneumonia. Tampak bayangan radioopak homogen berbentuk bercak, berbatas kurang tegas, pada lobus kanan bawahSumber: www.medcyclopaedia.com3. Abses Paru

Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-paru pada satu lobus atau lebih sehingga terjadi pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi bakteri yang bersifat supuratif disertai nekrotisasi jaringan didalamnya.12 Pada 89% kasus, penyebabnya adalah bakteri anaerob. Penyebab non-bakteri juga bisa menyebabkan abses paru, diantaranya: Parasit (Paragonimus, Entamoeba), Jamur (Aspergillus, Cryptococcus, Histoplasma, Blastomyces, Coccidioides, Mycobacteria).13

Dari foto PA dan lateral abses paru biasanya ditemukan satu kavitas, tetapi dapat juga multi-kavitas berdinding tebal, dapat pula ditemukan garis yang memisahkan daerah yang berisi udara dan cairan di dalamnya (air-fluid level).4

Pada hari-hari pertama foto dada hanya menunjukan gambaran opak satu atau lebih segmen atau berupa gambaran densitas homogen berupa bulat. Kemudian ditemukan gambaran radiolusen dalam bayangan infiltrat yang padat. Selanjutnya bila abses tersebut mengalami ruptur sehingga terjadi drainase abses yang tidak sempurna ke dalam bronkus, maka akan tampak kavitas irregular dengan batas cairan dan permukaan udara(air fluid level). pneumonia nekrotikan (kavitas kecil yang multiple masing- masing berdiameter 2cm). khas pada abses paru anaerob atau primer kavitas single, sedangkan pada abses paru sekunder(aerob, nosokomial, atau hematogen) lesinya multiple.12

Gambaran khas CT Scan abses paru ialah berupa lesi dens bundar dengan kavitas berdinding tebal, tidak teratur, dan terletak di daerah jaringan paru yang rusak. Tampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir secara mendadak pada dinding abses, tidak tertekan atau berpindah letak.4

Sisa-sisa pembuluh darah paru dan bronkus yang berada dalam abses dapat dilihat dengan CT Scan. Juga sisa-sisa jaringan paru dapat ditemukan di dalam rongga abses. Lokasi abses paru umumnya berada di lobus bawah paru kanan bawah.4

Gambar 15. Gambaran radiologis toraks dengan abses paru. Tampak lesi kavitasi berdinding tebal pada lobus atas paru kiri bagian anterior disertai batas air fluid levelSumber: www.meddean.luc.edu4. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.14 TB menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi nasional terakhir TB parudiperkirakan 0,24%.12

Pemeriksaan radiologis sangat penting untuk penegakkan diagnosis tuberkulosis paru.4TB paru dibagi menjadi : a. TB paru anak (infeksi primer)TB primer terjadi karena infeksi melalui inhalasi oleh mycobacterium TB, biasanya pada anak-anak, gambaran rontgen akibat penyakit dapat berlokasi dimana-mana tetapi sarang dalam parenkim paru sering disertai limfadenopati regional (kompleks primer) dan gambaran infiltrate terletak pada perihilier. Komplikasi yang mungkin berupa pleuritis dan atelektasis.

Gambar 16. Gambaran TB primer. Tampak kalsifikasi parahiler kanan (Ghon kompleks) disertai pembesaran kelenjar hillus kanan. Biasa disebut dengan kompleks primerSumber: www.medcyclopaedia.com

Gambar 17. Gambaran TB primer dengan pembesaran hilus kiri

Sumber: www.radiographics.rsna.orgb. TB paru dewasa (infeksi sekunder/re-infeksi)

Bersifat kronis, biasa terjadi pada orang dewasa. Saat ini pendapat umum menyatakan bahwa TB sekunder terjadi karena timbulnya re-infeksi seseorang yang pernah menderita TB primer tetapi tidak diketahui dan sembuh sendiri. Sarang-sarang biasanya di lapangan atas dan segmen apical lobus bawah , biasa disertai pleuritis, jarang disertai limfadenopati. Dapat merupakan lesi primer, perluasan lesi primer, perluasan lesi sekunder, atau eksaserbasi dari lesi.Klasifikasi Menurut American TB Association :

1. TB minimal

Luas sarang-sarang tidak melebihi daerah yang dibatasi garis median, apeks dan iga 2 depan. Sarang-sarang soliter dapat berada dimana saja. Tidak terdapat kavitas.2. TB lanjut sedang (moderately advanced TB)

Sarang-sarang yang bersifat bercak-bercak tidak melebihi luas satu paru, bila ada kavitas kurang dari 4 cm. Jika sifat bayangan sarang-sarang tersebut berupa awan-awan yang menjelma menjadi daerah konsolidasi yang homogen, luasnya tidak boleh lebih dari satu lobus.3. TB sangat lanjut (far advanced TB)Luas daerah yang dihinggapi sarang-sarang lebih dari klasifikasi kedua diatas. Diameter keseluruhan semua lubang melebihi 4 cm. Gambaran rontgen dapat berupa: Sarang eksudatif (tingkat minimal ATA): awan atau bercak, densitas rendah, dan batas tak tegas

Gambar 18. Gambaran sarang eksudatif pada TB paru

Sumber: www.meddean.luc.edu Sarang produktif : butir-butir bulat kecil, batas tegas dan densitas sedang. Sarang induratif atau fibrotik : garis atau pita tebal, berbatas tegas, dan densitas tinggi

Gambar 19. Gambaran fibrotik pada TB paru. Tampak gambaran fibrotik dan infiltrat minimal di lobus kanan atas pada penyakit TB paru. Sumber: www.medcyclopaedia.com Kavitas (lubang) : awan-awan dan lubang-lubang besar (diameter total 4 cm), tingkat sangat lanjut ATA

Gambar 20. Gambaran kavitas pada TB paru. Tampak gambaran kavitas di lobus atas paru kiri dan infiltrat di lobus kanan atas Sumber: www.meddean.luc.edu Sarang kapur (kalsifikasi) :

Gambar 21. Gambaran kalsifikasi pada TB paru. Tampak bercak kalsifikasi dengan fibrotik infiltrat dan penebalan pleura pada paru kanan yang menandakan TB yang sudah tidak aktif

Sumber: www.medcyclopaedia.comSarang awan atau bercak serta kavitas biasnya menunjukkan proses aktif sedangkan fibrosis dan kalsifikasi biasanya menunjukkan bahwa proses lama dan telah tenang.BAB III

KESIMPULAN

Infeksi paru terdiri dari infeksi paru spesifik dan non spesifik. Radang paru non spesifik terbagi atas radang bronkus dan radang jaringan paru. Pada gambaran radiologis radang bronkus akan tampak corakan yang ramai di basal paru, terkadang juga disertai gambaran emfisema berupa hiperlusensi dari parenkim paru dan bronkiektasis yang khas dengan honeycomb appearance. Sedangkan pada radang paru akan terlihat gambaran konsolidasi yang memperlihatkan bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru atau pada sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas. Abses paru yang merupakan peradangan dan menimbulkan pengumpulan nanah di jaringan paru, pada foto toraks akan ditemukan satu kavitas atau multi-kavitas berdinding tebal, selain itu akan terlihat garis yang memisahkan daerah yang berisi udara dan cairan di dalamnya (air-fluid level). Pada tuberkulosis paru (TB paru), pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan yang sangat penting dalam menentukan diagnosis maupun jenis TB paru. Gambaran radiologis yang biasa didapatkan pada TB paru berupa sarang eksudatif (awan atau bercak), sarang produktif, sarang induratif atau fibrotik, kavitas (lubang), dan sarang kapur (kalsifikasi). Sarang awan atau bercak serta kavitas biasnya menunjukkan proses aktif sedangkan fibrosis dan kalsifikasi biasanya menunjukkan bahwa proses lama dan telah tenang.

1