Upload
youngky-putra
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Resensi(Raksasa Dari Jogja)
1/3
Raksasa Dari Jogja
Penulis : Dwitasari
Penerbit : Plot Point Publishing (PT Bentang Pustaka)
Tanggal terbit : Nopember 2012
(cetakan kedua)
Jumlah halaman : 270 halaman
Kategori : Novel Remaja
ISBN : 978-602-9481-23-5
Harga : Rp 47.000
Raksasa Dari Jogja (RDJ) merupakan novel pertama Dwitasari, salah satu mahasiswi
Sastra Indonesia FIB UI (Depok, Jawa Barat) yang mulai menyenangi dunia tulis-menulis
sejak ia masih mengenakan seragam putih-merah. Seperti yang tertulis dalam novel RDJ,
bagi Dwitasari menulis adalah salah satu bentuk tindakan nyata, ketika tak lagi ada orang
yang menyediakan sepasang telinga untuk mendengar.
7/22/2019 Resensi(Raksasa Dari Jogja)
2/3
Bianca Dominique. Hobi membaca buku. Sangat sabar namun tak percaya cinta.
Setiap manusia butuh cinta ? Butuh jatuh cinta ? Lalu, apa salahnya jika tak jatuh cinta ?
Bukankah jatuh itu sakit ? Manusia akan mati ? Menjadi perawan atau perjaka tua ? Tak
berkeluarga ? (hlm.4)
Bianca memang tak percaya cinta, namun secara diam-diam ia mencari-cari jawaban atas
pertanyaan itu. Memandangi hidup yang diisi oleh kekerasan papanya kepada mamanya
memang sudah biasa. Papanya temperamen, mamanya sangat lemah. Seimbang. Sering
melihat mamanya mendapat perlakuan yang berbanding terbalik dari makna cinta itu yang
membuatnya enggan dan takut percaya cinta.
Letisha Ananda, sahabat yang memiliki kesamaan nasib dengannya dan tempat
dimana berbagi beragam rasa kini membuat ia semakin enggan percaya cinta. Letisha
merebut Joshua Prasetia Hutomo, cinta pertamanya.
Bianca memutuskan untuk meninggalkan Jakarta. Melupakan Letisha dan
pengkhianatannya, melupakan kekerasan Papanya. Ia ingin bahagia. Bianca meneruskan
kuliah di universitas swasta terbaik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tinggal dirumah Bude
Sumiyati dan tentunya bertemu Kevin, sepupunya. Kevin hampir sempurna, sangat
menyayangi Bianca layaknya adik sendiri.
Jogja mempertemukan Bianca dengan seorang malaikat pembawa kabar baik. Gabriel
namanya. Pertemuan yang selalu terjadi secara tidak sengaja, secara perlahan dan harus
melewati banyak konflik itu akhirnya membuat Gabriel mempercayakan Bianca sebagai
tulang rusuk yang sengaja diciptakan Tuhan untuknya. Bianca menemukan Gabriel, begitu
pun Gabriel menemukan Bianca.
Dua manusia bersatu untuk menyimpan cinta. Seorang aku dan seorang kamu telah
menjadi kita. Meredam egoisme, menyatukan idealisme. Melupakan perbedaan, mengakhiri
beban. (hlm.268)
7/22/2019 Resensi(Raksasa Dari Jogja)
3/3
Kelebihan dalam novel ini ialah cerita RDJ dikemas dengan bahasa yang mudah
dimengerti, ratusan bahkan ribuan kata-katanya dirangkai oleh Dwitasari menjadi paragraf
yang enak dibaca. Tidak terlalu baku, tidak pula membosankan. Novel ini cocok untuk orang-
orang yang mengelu-elukan Jogja, karena lumayan banyak tempat yang penulis bahas.
Gambar pada sampul sesuai dengan judul dan isi novelnya. Diilustrasikan seorang
wanita (Bianca) yang bertemu dengan laki-laki berpostur tubuh setinggi rak buku Bianca.
Itulah orang yang disebut monster oleh Kevin dan Mas Jangkung oleh Vanessa dalam
novel ini, laki-laki itulah yang disebut Raksasa Dari Jogja, Gabriel. Ilustari Tugu Jogja
mempertegas latar tempat novel ini dan kumpulan warnanya juga mendukung gambaran
remang-remang Jogja di malam hari.
Kekurangan dalam novel ini ada sebagian tulisan dalam novel ini yang
diselipkan bahasa Jawa. Sayangnya tidak semua diberitahu artinya dibawah halaman. Tidak
menjadi masalah bagi segelintir orang yang mengerti bahasa tersebut, namun mungkin akanmenjadi pertanyaan bahwa ini artinya apa. Bagi segelintir orang juga.Dilihat secara
keseluruhan, novel ini bagus dan mengandung banyak pesan. Lancarnya alur cerita dapat
menutupi kekurangan-kekurangan yang ada.