10
Resume Operation Theater Suite 1 RS. Universitas Hasanuddin PROSEDUR DAN INSTRUMENTASI TEKNIK BIOPSI INSISI TUMOR COLLI Oleh: ANDI NURCAHAYA C12109008 CI. INSTITUSI CI. LAHAN (........................................) (........................................) PROGRAM PROFESI NERS

Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tu. Colli

Citation preview

Page 1: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

ResumeOperation Theater Suite 1RS. Universitas Hasanuddin

PROSEDUR DAN INSTRUMENTASI TEKNIK BIOPSI INSISI

TUMOR COLLI

Oleh:

ANDI NURCAHAYA

C12109008

CI. INSTITUSI CI. LAHAN

(........................................) (........................................)

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

LAPORAN PROSEDUR DAN INSTRUMENTASI

TEKNIK BIOPSI INSISI TUMOR COLLI

A. Informasi Umum

Nama klien : Tn. S

Umur : 75 Tahun

Ruang perawatan : Kelas II RSU

No. RM. : 010224

Diagnosa medis : Tumor Colli Sinistra

Masuk COT : Tanggal 18 April 2013

Rencana tindakan operasi: Biopsi Insisi

B. Alasan Masuk Rumah Sakit

Benjolan di leher kiri dirasakan sejak 5 bulan yang lalu, awalnya sebesar kelerang dan

membesar dengan cepat. Mata kiri susah dibuka dan pendengaran berkurang. Nafsu makan

berkurang sehingga terjadi penurunan BB secara drastis.

C. Instrumentasi Teknik

1. Pengertian

Instrumentasi teknik pada biopsi insisi adalah suatu teknik/tindakan menyiapkan alat-

alat instrumen dalam keadaan steril untuk suatu tindakan biopsi insisi.

2. Tujuan

a. Memperlancar jalannya operasi.

b. Dapat menyiapkan dan mengatur instrumen secara sistematis di meja mayo.

c. Dapat menjaga dan mempertahankan alat instrumen tetap steril selama

operasi.

D. Prosedur

1. Preoperatif

a. Persiapan klien

Pada pukul 11.30 WITA, Klien tiba di COT, kemudian terjadi serah terima

petugas ruangan. Informed consent telah ditandatangani, gelang identitas

terpasang ditangan kiri, klien dipuasakan dan belum makan padat dan air putih

dari pukul 03.00 WITA dan terpasang infus pada tangan kanan dengan cairan Nacl

0.9%. Pasien telah disuntikkan antibiotik ceftriaxone 1 gram pada pukul 11.35

WITA. Baju klien diganti dengan baju operasi dan lepaskan semua benda yang

dipakai oleh Klien, seperti perhiasan, kosmetik, gigi palsu, dll. Tanda vital pasien

sebelum operasi yaitu TD 150/80, N : 98 x/mnit, P : 20 x/mnit dan suhu 37.4 C.

Page 3: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

b. Persiapan ruang operasi

1) Meja mayo/meja instrumen : 2 unit

2) Meja operasi : 1 unit

3) Meja tangan : 1 unit

4) Trolli : 1 unit

5) Surgical Light : 2 unit

6) Standar Infus : 1 unit

7) Patient monitor : 1 unit

8) Mesin couter : 1 unit

9) Tempat sampah medis : 1 unit

10) Tempat sampah benda tajam : 1 unit

11) Perlak : 1 lembar

12) Linen untuk meja operasi : 1 lembar

13) Peralatan anastesi dan obat-obatan.

c. Persiapan instrumen

1) Instrumen dasar

a) Kom : 2 buah

b) Nierbekken : 1 buah

c) Pinset anatomis : 3 buah

d) Pinset Sirurgi : 1 buah

e) Klem Bengkok : 4 buah

f) Hook Tumpul Kecil : 3 buah

g) Disinfeksi klem (sponge holding forcep) : 1 buah

h) Gunting jaringan : 1 buah

i) Gunting benang : 1 buah

j) Scalpel handle no. 7 : 1 buah

k) Needle holder : 1 buah

l) Doek klem (towel clamp) : 5 buah

m) Allis : 1 buah

n) Monopolar : 1 buah

o) Canus Suction : 1 buah

2) Bahan penunjang operasi yang sekali pakai

a) Steril

Kasa

Benang no. 3/0 untuk menjahit dalam

Benang no. 4/0 untuk menjahit jaringan subkutikuler

Page 4: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

Pisau bedah (blade) no.10

Gloves steril no. 7,5 dan 6,5

Spoit 10 cc

Aquades 25 mL.

Lidocain dan Ephineprin

Larutan NaCl 0,9%

Betadine

b) Non steril, berupa plester Hipafix.

3) Linen steril

a) Gaun/Jas operasi : 5 lembar

b) Doek kecil : 4 lembar

c) Doek besar tanpa lubang (layar) : 2 lembar

d) Doek besar berlubang : 1 lembar

e) Waslap : 4 lembar

2. Intraoperatif

a. Pada pukul 12.30 WITA, klien diambulasi ke ruang OK 1.

b. Klien dipindahkan ke meja operasi.

c. Perawat dan dokter menandai lokasi yaitu pada bagian wajah dan leher sebelah

kiri untuk dilakukannya prosedur biopsi insisi.

d. Persiapan untuk general anestesi

e. Klien dipasangi monitor TTV.

f. Klien dipasangi plat negatif mesin couter pada kaki kanan.

g. Mengatur posisi klien dengan posisi supine dengan kepala miring kekanan.

h. Pada pukul 13.30 WITA, operasi dimulai.

i. Perawat instrumen dan operator mencuci tangan dengan menggunakan larutan

sabun kemudian dikeringkan dengan waslap steril dan memakai jas operasi

serta glove steril. Perawat sirkuler membantu mengikat jas operasi.

j. Perawat instrumen menyiapkan alat-alat di meja mayo dan meja instrumen

secara sistematis sesuai kebutuhan.

k. Perawat instrument/operator melakukan disinfeksi area operasi (pada wajah

dan leher sebelah kiri klien) dengan menggunakan klem disinfeksi (sponge

holding forcep) untuk memegang kasa steril yang telah di basahi dengan larutan

betadine yang disiapkan pada com steril.

l. Prosedur drapping dengan 4 doek kecil dengan 1 doek besar lubang untuk

mempersempit lapangan operasi.

Page 5: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

m. Perawat instrumen mendekatkan alat-alat instrumen ke meja operasi, dan

menginformasikan kepada operator bahwa operasi siap dimulai.

n. Melakukan anastesi lokal dengan menggunakan Lidocain dan ephineprin pada

daerah wajah dan leher kiri.

o. Dengan bantuan perawat, operator menginsisi daerah diatas tumor sepanjang

10 cm.

p. Perdalam insisi secara tajam dan tumpul sehingga mencapai jaringan tumor.

q. Buat flat kanan kiri hingga tumor terlihat kemudian melakukan biopsi insisi

pada tumor dan kalenjer di dekat parotis.

r. Mengevaluasi dan mengontrol perdarahan, mengirigasi dengan NaCl 0,9% dan

mengabsorbsi dengan kasa steril.

s. Pasang drain pada daerah operasi.

t. Menjait luka (subkutikuler).

u. Menutup luka operasi dengan kasa kering dan plester Hipafix.

v. Operasi selesai.

3. Postoperatif

a. Pada pukul 14.30 WITA, operasi selesai. Pasien dipindahkan ke recovery room.

b. Merapikan kembali alat di dalam ruangan yang telah terpakai dan

membersihkan instrumen yang telah terpakai.

c. Memasang monitor TTV klien.

d. Kesadaran baik (CM),GCS 15, TD 120/72 mmHg, N: 79x/i, P: 12x/i, Suhu Afebris.

e. Pada pukul 15.00 WITA, klien dipindahkan ke ruang perawatan atas instruksi

dari dokter anastesi.

E. Asuhan Keperawatan

1. Askep Perioperatif

Analisis data:

DS:  Pasien mengatakan takut karena belum pernah dilakukan operasi sebelumnya

DO: Pasien tampak gelisah dan cemas di ruangan pre operasi

Diagnosa keperawatan:

Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan

Intervensi keperawatan:

Tujuan intervensi: Setelah dilakukan tindakan selama di ruang pre operatif

diharapkan pasien dapat lebih tenang dan siap untuk menjalani operasi

Gali penyebab kecemasan

Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya

Berikan informasi tentang prosedur operasi

Page 6: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

Berikan semangat dan motivasi pada pasien

2. Askep Intraoperatif

Diagnosa keperawatan

Risiko infeksi dengan faktor risiko trauma jaringan.

Intervensi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan aseptik, infeksi tidak terjadi.

Intervensi :

Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur/kebijakan aseptik.

R : Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi.

Uji kesterilan semua peralatan.

R : Benda-benda yang dipaket mungkin tampak steril. Meskipun demikian, setiap

benda harus secara teliti diperiksa kesterilannya, adanya kerusakan pada pemaketan,

efek lingkungan pada paket dan teknik pengiriman. Sterilisasi paket, tanggal

kadaluarsa, nomor seri harus didokumentasikan jika perlu.

Identifikasi gangguan pada teknik aseptik dan atasi dengan segera pada waktu

terjadi.

R : Kontaminasi dengan lingkungan/kontak personal akan menyebabkan daerah yang

steril menjadi tidak steril sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi.

Sediakan pembalut yang steril.

R : Mencegah kontaminasi lingkungan pada luka yang baru.

Lakukan irigasi luka yang banyak, misalnya salin, air, antibiotik atau antiseptik.

R : Dapat digunakan dalam intra operasi untuk mengurangi jumlah bakteri pada

lokasi dan pembersihan luka debris.

3. Askep Postoperatif

Analisis data:

DO: Pasien tampak meringis kesakitan

DS: Pasien mengatakan nyeri dan sakit pada daerah leher

Diagnosa keperawatan:

Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan

Intervensi keperawatan:

Tujuan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang, dengan kriteria :

-         Klien tampak tenang

-         Skala nyeri 0 ( 0-5)

INTERVENSI RASIONAL

Page 7: Resume 4 Biopsi Insisi Tu.colli

1. Pantau : Tekanan darah, nadi dan

pernapasan setiap 4 jam.

2. Kaji intensitas nyeri

Informasikan ke dokter jika nyeri

diberikan sampai pemberian obat

respon terhadap analgetik yang

bertambah buruk atau tidak ada

selanjutnya.

3.Bantu pasien untuk mengambil

posisi yang nyaman. Tinggikan

ekstremitas yang terasa sakit. Tekuk

lutut dengan menggunakan bantal

atau penyokong lutut ditempat tidur

untuk menurunkan ketegangan otot-

otot perut setelahtindakan bedah

atau bila ada nyeri dipunggung.

4.Ajarkan pasien  teknis napas dalam

berirama untuk nyeri yang ringan

sampai sedang dalam hubungannya

deengan nyeri yang lain

meringankan intervensi : Instrusikan

pasien untuk memelihara kontak

mata pada suatu objek sambil

menarik napas perlahan melalui

mulut dan mengeluarkan napas

melalui bibir yang dikerutkan.

5.Berikan istirahat sampai nyeri

hilang. Kurangi kebisingan dan sinar

yang terang. Jaga kehangatan pasien

dengan selimut ekstra.

1. Untuk mengenal indikasi kemajuan atau

penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

2. Ini merupakan indikasi bahwa perlu

analgetik yang lebih keras atau mulai ada

komplikasi.

3. Tempatkan tubuh pada posisi yang nyaman

untuk mengurangi penekanan dan

mencegah otot-otot tegang membantu

menurunkan rasa tidak nyaman.

4. Distraksi mengganggu stimulus nyeri

dengan mengurangi rasa nyeri. Distraksi

tidak mengubah intensitas nyeri. Paling

baik digunakan untuk periode pendek pada

nyeri ringan sampai sedang.

5. Istirahat menurunkan pengeluaran energi.

Vasokontriksi perifer terjadi pada nyeri

hebat dan menyebabkan pasien merasa

dingin. Biasanya rangsangan lingkungan

yang kuat, memperhebat  persepsi nyeri.