45
DEPIGMENTATION GINGIVAL WITH ABRASIVE TECHNIQUE PADA KASUS PHYSIOLOGICAL HYPERPIGMENTATION GINGIVAL GENERALIZED (Laporan Kasus Bedah Periodontal) Disusun Oleh : Nyayu Sonya Indah P, S.KG (04094707013) Christy Sisilia Cusand, S.KG (04094707032) Desy Aprina, S.KG (04094707035) Lany Onggoro, S.KG (04094707038) Dosen Pembimbing : Drg. Hema Awalia

Resume Hiper

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hiperpigmentasi gingiva

Citation preview

Page 1: Resume Hiper

DEPIGMENTATION GINGIVAL WITH ABRASIVE TECHNIQUE

PADA KASUS PHYSIOLOGICAL HYPERPIGMENTATION GINGIVAL

GENERALIZED

(Laporan Kasus Bedah Periodontal)

Disusun Oleh :

Nyayu Sonya Indah P, S.KG (04094707013)

Christy Sisilia Cusand, S.KG (04094707032)

Desy Aprina, S.KG (04094707035)

Lany Onggoro, S.KG (04094707038)

Dosen Pembimbing :

Drg. Hema Awalia

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Resume Hiper

LEMBAR PENGESAHAN

DEPIGMENTATION GINGIVAL WITH ABRASIVE TECHNIQUE

PADA KASUS PHYSIOLOGICAL HYPERPIGMENTATION GINGIVAL

GENERALIZED

(Laporan Kasus Bedah Periodontal)

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menyelesaikan

Kepanitraan Klinik dan memperoleh gelar Dokter Gigi

Universitas Sriwijaya

Pembimbing

drg. Hema Awalia

Page 3: Resume Hiper

I. INFORMASI KASUS

Identitas Pasien

Nama : Dwi Oktari

Tempat/Tanggal Lahir : Palembang / 24 Oktober 1993

Suku : Palembang

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Alamat : Jalan Balap Sepeda no 51 Palembang

Telepon : 08994444950

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Siswa

Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan gusi giginya berwarna kecoklatan sejak ± 5 tahun yang

lalu, pasien merasa tidak percaya diri saat tersenyum sehingga pasien ingin gusinya dirawat

sehingga kembali berwarna merah muda.

Riwayat Kesehatan Umum

Di keluarga, kakak pasien juga sama gusinya berwarna kecoklatan.

Riwayat Kesehatan Gigi

Gigi depan kanan patah karena terjatuh, masih ada sisa gigi sehingga dicabut dan minta

dibuatkan gigi. Gigi geraham belakang kanan dan kiri dicabut karena lubang besar.

Page 4: Resume Hiper

Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan radiografik dengan foto Panoramik.

Gambar 1. Foto rontgent

Gigi 18 inerupsi, 28 dan 38 ada benih tapi belum erupsi, 48 gigi erupsi sebagain

Gigi 16 dan 26 ekstruksi gigi.

Gigi 12, 36 dan 46 gigi hilang.

Gigi 21 terdapat karies di distal.

Gigi 45 miring.

Gigi 47 terdapat tumpatan di oklusal

Pemeriksaan Klinis

Pada pemeriksaan kebersihan mulut pada awal kunjungan, kebersihan mulut pasien

baik dimana pada pemeriksaan Interdental Hygiene Index (HYG) dengan disclosing solution

diperoleh hasil 61,5% (sebelum menyikat gigi) dan 84% (sesudah menyikat gigi). Selain itu

pada pemeriksaan Papilla Bleeding Index (PBI) diperoleh hasil 1,3. Pada pemeriksaan OHI-S

Page 5: Resume Hiper

diperoleh hasil 2,5 dengan rincian indeks debris 1.5 dan indeks kalkulus 1. Data ini

menunjukkan bahwa kebersihan mulut pasien baik.

Pemeriksaan Ekstra Oral

Muka : tidak ada kelainan

Pipi : tidak ada kelainan

Bibir : tidak ada kelainan

Pinggiran Rahang : tidak ada kelainan

Kelenjar Submandibular : kanan tidak ada kelainan ; kiri tidak ada kelainan

Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa pipi : kanan tidak ada kelainan ; kiri tidak ada kelainan

Palatum : tidak ada kelainan

Dasar mulut : tidak ada kelainan

Lidah : tidak ada kelainan

Oropharyngeal : tidak ada kelainan

Saliva : tidak ada kelainan

Kelenjar Limfe : tidak ada kelainan

Frenulum : normal

Gingiva RA : hiperpigmentasi regio a b c

Gingiva RB : hiperpigmentasi regio d e f

Poket : tidak ada kelainan

Karang gigi : kalkulus supragingiva, regio a,c,d,e,f

Pemeriksaan Poket

Elemen Gigi Bukal/

Labial

Lingual/

Palatal

Mesial Distal Keterangan

17 2 2 3 3 Merah

16 2 2 3 3 Merah

15 1 1 2 3 Merah

Page 6: Resume Hiper

14 1 2 2 2 Merah

13 1 2 2 2 Merah

12 - - - - Edema

11 1 1 2 2 Edema

21 1 1 2 2 Edema

22 1 1 2 1 Edema

23 1 2 2 3 Edema

24 2 1 3 3 Edema

25 2 1 3 3 Merah,Ed

26 3 2 3 2 Merah,Ed

27 3 2 3 2 Merah,Ed

37 2 2 2 2 Merah

36 - - - - Merah

35 2 3 2 2 Merah

34 1 2 3 2 Merah

33 2 2 2 3 Edema

32 2 2 3 3 Edema

31 2 2 3 3 Edema

41 2 2 3 3 Edema

42 2 2 3 3 Edema

43 2 1 3 3 Edema

44 1 2 2 2 Merah

45 1 1 2 2 Merah

46 - - - - Merah

47 2 2 2 2 Merah

Pemeriksaan Gigi

Elemen

Gigi

Bukal/

Labial

Lingual/

Palatal

Mesial Distal Oklusal Keterangan

18 Ineruption

Page 7: Resume Hiper

17 Karies D3 Iritatio pulpa

16 Karies D3 Iritatio pulpa

15 Karies D3 Iritatio pulpa

14 Karies

D3

Karies

D3

Karies D4 Iritatio pulpa

12 Gangren Radiks

11 Karies D3 Karies D4 Iritatio pulpa

21 Karies D4 Iritatio pulpa

22 Karies D3 Karies D3 Iritatio pupla

24 Karies D4 Iritatio pulpa

26 Karies

D3

Iritatio pulpa

37 Karies D4 Amalgam klas 1

36 Karies D6 Onlay

47 Karies D3 Iritatio pulpa

Pemeriksaan Hiperpigmentasi Gingiva

Terdapat hiperpigmentasi gingiva pada region a, b, c, d, e dan f di permukaan labial

dan bukal. Gambaran hiperpigmentasi diffuse tersebar merata di selurus permukaan gingiva

dengan batas yang kurang jelas, simetris, dan membentuk gambaran seperti pita di sepanjang

attachment gingiva. Batas hiperpigmentasi meluas didaerah margin gingiva. DOPI assasment

RA 0,875 (mild) dan RB 1,3 (moderate)

Page 8: Resume Hiper

Gambar 2. Foto klinis hiperpigmentasi

Etiologi

Deposisi melanin yang berlebihan pada stratum basalis dan suprabasal epithelium

akibat aktifitas melanosit yang berlebihan.

Diagnosis

Informasi yang didapat dari anamnesa menyebutkan bahwa pasien datang dengan

keluhan gusi giginya berwarna kecoklatan sejak ± 5 tahun yang lalu, pasien merasa tidak

percaya diri saat tersenyum sehingga pasien ingin gusinya dirawat sehingga kembali berwarna

merah muda. Kakak pasien tersebut juga mengalami hal yang sama. Pemeriksaan klinis

menunjukkan terdapat hiperpigmentasi gingiva pada region a, b, c, d, e dan f di permukaan

labial dan bukal. Gambaran hiperpigmentasi diffuse tersebar merata di selurus permukaan

gingiva dengan batas yang kurang jelas, simetris, dan membentuk gambaran seperti pita di

sepanjang attachment gingiva.

Page 9: Resume Hiper

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, diagnosa kasus tersebut adalah

Physiological Hyperpigmentation Gingival Generalized. Diagnosa bandingnya Addison

disease dan hiperpigmentasi karena logam.

Prognosis

1. Overall prognosis

a. Umur pasien

Pasien berumur 17 tahun mempunyai prognosis yang baik karena pada usia

tersebut diperkirakan proses penyembuhan dan reepitelisasi pasca perawatan

akan berlangsung lebih cepat.

b. Kondisi Sistemik

Baik

c. Kooperatif Pasien

Pasien sangat kooperatif dalam mengikuti perawatan.

d. Lokasi Penyakit

Pada semua regio a, b, c, d, e, f.

e. Kerusakan Tulang

Tidak terdapat kerusakan tulang.

f. Kondisi Peradangan

Terdapat peradangan di regio b, c, e.

g. Maloklusi

Tidak terdapat maloklusi.

2. Prognosis individu

a. Mobilitas Gigi

Tidak ada gigi yang mobile pada semua kuadran.

b. Malposisi

Terdapat malposisi pada gigi 45 dan 35.

c. Poket

Tidak terdapat poket yang dalam pada gigi-gigi di semua kuadran.

Page 10: Resume Hiper

d. Resesi, abrasif, atrisi, dan erosi

Terdapat atrisi 23 dan 33.

e. Morfologi gigi

Tidak terdapat morfologi gigi.

f. Kondisi Mukogingiva

Terdapat hiperpigmentasi gingiva pada semua kuadran.

g. Keterlibatan furkasi

Tidak terdapat kerusakan tulang pada semua kuadran.

Kesimpulan yang didapat dari overall prognosis dan prognosis individu adalah baik.

Page 11: Resume Hiper

II. RENCANA PERAWATAN

(tidak berhasil) (berhasil)

FASE I (Etiotropik)

Kontrol plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)

Scalling dan root planning

EVALUASI

Kontrol plak

RETREATMENT FASE I

Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)

Scalling dan root planning

FASE II (BEDAH)

Depigmentasi gingiva gigi dari 11-14, 21-24, 31-34 dan 41-44

Re-Evaluasi

Kontrol plak

Re-Evaluasi

Re-Evaluasi I ( 1 minggu post bedah)Pelepasan periodontal packPemeriksaan subjektif dan objektif

Re-Evaluasi II (2 minggu post bedah)Pemeriksaan subjektif dan objektif

Re-Evaluasi III (1 bulan post bedah)Pemeriksaan subjektif dan objektif

Ekstraksi gigi 12,36,46

FASE III (RESTORASI)

Pro Konservasi : Restorasi Amalgam 24, 47Pro Prosthodonsi : mengganti 12, 46, 36

Fase IV (Kontrol Berkala)

Recall at time

Maintenance

Kontrol Plak dan Scalling

Pemeriksaan klinis ulang, radiologi dan casting

Page 12: Resume Hiper

III. PROSEDUR DEPIGMENTASI GINGIVA DENGAN

TEKNIK ABRASIF

Pelaksanaan bedah periodontal berupa depigmentasi gingiva dengan teknik bur abrasi

dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2011 untuk kuadran I dan IV dan tanggal 28 Juli 2011

untuk kuadran II dan III.

1. Persiapan alat dan bahana. Alat

- Alat diagnosa ( sonde, kaca mulut, pinset, dan ekskavator)

- Bengkok

- Spuit injeksi 3 cc

- Poket marker

- Periodontal probe

- Round bur diamond no. 8 highspeed dengan diameter 2-2,5 mm

- Handpiece highspeed

- Kirkland

- Mouth retractor

- Kain steril

- Spatula semen

- Glass plate

- Saliva ejector

- Tensimeter

- Stetoskop

Page 13: Resume Hiper

Gambar 3. Alat dan Bahan Depigmentasi Teknik Abrasif

b. Bahan

- Lidocain+Adrenalin (ExtracaineTM)

- Periodontal pack (Coe-PakTM)

- Klorheksidin gargle 0,12% (GarglinTM)

- Povidone Iodine 10% (BetadineTM)

- Alkohol 70%

- NaCl 0,9%

- Adrenalin

- Disclosing solution

- Kasa steril

- Tampon steril

- Catton pellet steril

2. Persiapan Pasien, Operator, dan Asistena. Pasien

- Instrusi kepada pasien untuk menjaga kondisi tubuh, mengatur diet

yang seimbang, dan istirahat yang cukup menjelang hari operasi.

Page 14: Resume Hiper

- Penjelasan prosedur bedah kepada pasien.

- Pasien membuat Informed Concent sebagai persetujuan dilakukannya

tindakan bedah.

- Mengukur vital sign pasien (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85, dan

repirasi 18).

- Mengukur PBI dan HYG sebagai persiapan operasi.

- Pasien berkumur dengan klorheksidin gargle 0,12% (GarglinTM) sebagai

antiseptik mulut preoperasi.

- Mengisolasi daerah kerja dengan kain steril.

Gambar 4. Pemeriksaan vital sign sebelum pelaksanaan bedah

b. Operator

- Menguasai teori dan tata laksana depigmentasi gingiva dengan metode

abrasif.

- Melaporkan hasil berbagai pemeriksaan yang dilakukan pada pasien

sebelum pembedahan dan melakukan pembedahan setelah izin bekerja

dari dosen diperoleh.

Page 15: Resume Hiper

- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku

dengan sabun.

- Memakai penutup kepala, kaca mata kerja, dan masker dan handschoen.

Gambar 5. Persiapan Operator dan pasien

c. Asisten I bertanggung jawab pada penyiapan alat, pendistribusian alat, dan

pengadukan periodontal pack

- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.

- Memakai penutup kepala dan masker

- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku

dengan sabun.

- Memakai sarung tangan.

- Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam tindakan

depigmentasi gingiva.

d. Asisten II bertanggung jawab pada pengopersian saliva ejector, pengirigasian

larutan NaCl 0,9% dan mengontrol perdarahan

- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.

- Memakai penutup kepala dan masker

Page 16: Resume Hiper

- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku

dengan sabun.

- Memakai sarung tangan.

e. Asisten III bertanggung jawab pada pendokumentasian setiap langkah kerja.

- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.

- Mempersiapkan alat dokumentasi.

Kuadran I

Operator : Lany Onggoro, S.KG

As. 1 : Nyayu Sonya Indah P, S.KG

As. 2 : Desy Aprina, S.KG

As. 3 : Helty Eka Nova, S.KG

Kuadran II

Operator : Nyayu Sonya Indah P, S.KG

As. 1 : Lany Onggoro, S.KG

As. 2 : Rahmah Fitriana, S.KG

As. 3 : Desy Aprina, S.KG

Kuadran III

Operator : Desy Aprina, S. KG

As. 1 : Rahmah Fitriana, S.KG

As. 2 : Helty Eka Nova, S.KG

As. 3 : Nyayu Sonya Indah P, S.KG

Kuadran IV

Operator : , Christy Sisilia Cusand, S.KG

As. 1 : Desy Aprina, S.KG

As. 2 : Nyayu Sonya Indah, S.KG

Page 17: Resume Hiper

As. 3 : Lany Onggoro, S.KG

3. Penatalaksanaana. Mengoleskan Povidone Iodine 10% pada lipatan mukogingiva.

Gambar 6. Pengolesan Povidone Iodine 10%

b. Menginfiltrasikan ExtracaineTM pada mukogingiva bagian labial pada apeks

gigi premolar satu dan ujung apeks gigi kaninus masing-masing 1cc untuk

menganestesi mukosa gingival bagian labial dari midline hingga gigi premolar

satu.

Page 18: Resume Hiper

Gambar 7. Anestesi infiltrasi pada lipatan mukogingiva

c. Memeriksa jalannya anestesi dengan menggunakan sonde.

d. Memasang mouth retractor untuk membantu dalam membuka daerah kerja.

e. Menentukan proyesi kerja dari tindakan depigmentasi gingiva dengan

menggunakan pocket marker.

Kuadran Papilla Gingival

Margin

Gingival

Attachment

Alveolar

I 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm

II 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm

III 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm

IV 3 mm 1 mm 1 mm 1 mm

Gambar 8. Penentuan proyesi kerja dari tindakan depigmentasi gingiva

dengan menggunakan pocket marker

f. Mengabrasifkan permukaan mukosa yang mengalami hiperpigmentasi dengan

gerakan menyapu hingga permukaan yang mengalami hiperpigmentasi hilang

dan tampak permukaan mukosa yang berwarna kemerahan. Apabila terjadi

perdarahan dihentikan dengan menggunakan adrenalin. Menghindari

permukaan yang terlalu dekat dengan periosteum untuk menghindari perforasi

Page 19: Resume Hiper

epitel yang akan mengakibatkan kerusakan tulang alveolar dan perlambatan

penyembuhan luka pascaoperasi. Menghindari depigmentasi pada free gingiva

dan interdental untuk menghindari kehilangan perlekatan antara gingiva

dengan gigi.

Gambar 9. Tindakan Depigmentasi Dengan Teknik Abrasif

g. Mengirigasi permukaan yang diabrasif dengan larutan NaCl 0,9% untuk

melicinkan mukosa, membuang sisa-sisa epitel yang diabrasif, mencegah

kekeringan jaringan, dan membasuh luka yang terjadi pada saat prosedur

abrasif dilakukan.

Page 20: Resume Hiper

h. Melanjutkan depigmentasi hingga seluruh mukosa yang mengalami

hiperpigmentasi dari midline hingga gigi premolar satu.

i. Membesihkan daerah kerja dari saliva, darah, dan sisa-sisa epitel dengan

Povidone Iodine encer.

j. Menekan daerah luka dengan kasa steril yang dibasahi larutan NaCl 0,9%

selama 2-3 menit untuk menghentikan perdarahan.

Gambar 10. Mengontrol Perdarahan Sebelum Pemasangan Pack

k. Memasang pack periodontal dengan membasahi terlebih dahulu tangan dengan

alkohol untuk mencegah pack melekat di tangan. Pack kemudian dibentuk

membentuk silinder sepanjang dari daerah operasi yang akan ditutup.

l. Menempatkan pack di daerah operasi kemudian dengan bantuan dari bibir

pasien memijat bibir untuk membentuk permukaan pack yang sesuai dengan

kontur gigi.

m. Memasukkan ujung dari pack ke dalam interdental untuk menstabilkan pack

periodontal.

n. Memotong kelebihan dari pack periodontal

o. Membentuk ujung-ujung pack periodontal.

p. Memeriksa kembali peletakan dan perlekatan pack periodontal.

Page 21: Resume Hiper

Gambar 11. Pemasangan Pack Periodontal

Page 22: Resume Hiper

IV. MEDIKAMEN PASCA BEDAH

1. Amoxicillin 500mg 3x1 selama 5 hari

Merupakan antibiotik spectrum luas untuk membunuh bakteri dan pasien tidak

memiliki riwayat alergi terhadap antibiotic ini.

2. Asam Mefenamat 500mg 3x1 selama 5 hari bila sakit

Diberikan sebagai analgesik. Pasien tidak memiliki riwayat kelainan pencernaan.

3. Klorheksidin gargle (GarglinTM)

mencegah penimbunan debris dan plak di sekitar daerah operasi

4. Instruksi

a. Jangan menggangu pack atau membuka pack.

b. Jangan berkumur terlalu keras.

c. Menghindari makanan yang merangsang seperti makanan yang asam, pedas,

dan keras.

d. Menghindari makanan atau minuman panas untuk mencegah perdarahan lanjut

2x24 jam pasca operasi.

e. Pasien tetap menggosok gigi kecuali daerah yang ditutup pack periodontal.

f. Gunakan larutan kumur klorheksidin gargle di pagi dan malam hari sebelum

tidur untuk mencegah penimbunan debris dan plak di sekitar daerah operasi.

g. Pasien kontrol 3 hari kemudian.

Page 23: Resume Hiper

V. KONTROL

1. Kontrol 3x24 jam setelah penatalaksanan

a. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.

b. Pemeriksaan objektif :

- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan

- Intra Oral : tidak ada pembengkakan

- Pack periodontal masih terpasang dengan baik

c. Tidak ada peresepan lanjutan.

d. Instruksi pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut.

Page 24: Resume Hiper

Gambar 12. Kontrol 3 Hari Setelah Penatalaksanaan

2. Kontrol 1 minggu setelah penatalaksanaan

a. Pembukaan pack periodontal

b. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer

c. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang

dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan

d. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.

e. Pemeriksaan Objektif :

- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan

- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi

merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,

kontur gingiva baik

f. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut dan tidak terlalu keras

menggosok daerah operasi yang baru dibuka.

Page 25: Resume Hiper

Gambar 13. Kontrol 1 Minggu Setelah Penatalaksanaan

3. Kontrol 2 minggu setelah penatalaksanaan

a. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer

b. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang

dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan

c. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.

d. Pemeriksaan Objektif :

- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan

- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi

merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,

kontur gingiva baik

e. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut.

Page 26: Resume Hiper

Gambar 14. Kontrol 2 Minggu Setelah Penatalaksanaan

4. Kontrol 1bulan setelah penatalaksanaan

a. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer

b. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang

dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan

c. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.

d. Pemeriksaan Objektif :

- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan

- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi

merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,

kontur gingiva baik

e. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut.

Page 27: Resume Hiper

Gambar 15. Kontrol 1 Bulan Setelah Penatalaksanaan

Pemeriksaan HYG dan PBI setelah dilakukan pembedahan

No. Kunjungan

PBI

HYG

KeteranganSebelum Menyikat Gigi

Setelah Menyikat Gigi

1. Pertama 0,73 38,5 % 80,7 %

2. Kedua 0,77 38,5 % 84,6 % Depigmentasi kuadran I dan IV

3. Ketiga % % Kontrol 3 hari kuadran I dan IV

4. Keempat 0,5 42,3% 76,9% Kontrol 1 minggu kuadran I dan IV

5. Kelima 0,46 15,38 % 73 % Kontrol 2 minggu kuadran I dan IV

6. Keenam 0,46 15,38 % 73 % Depigmentasi kuadran II dan III

7. Ketujuh % % Kontrol 3 hari kuadran II dan III

8. Kedelapan 0,3 50 % 76,9 % Kontrol 1 minggu kuadran II dan III, kontrol 1 bulan kuadran I dan IV

9. Kesembilan 0,19 88,46 % 96,1 % Kontrol 2 minggu kuadran II dan III

10. Kesepuluh % % Kontrol 1 bulan kuadran II dan III

Page 28: Resume Hiper

VI. PEMBAHASAN

Pigmentasi adalah perubahan warna mukosa rongga mulut karena berbagai macam lesi

dan kondisi tertentu2. Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi

melanosit yang berlebihan dan terletak di lapisan basal dan suprabasal dari epithelium1,3

Pigmentasi umumnya disebabkan oleh 5 pigmen utama yaitu: melanin, melanoid,

oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain itu pigmen lainnya bilirubin dan besi..

Melanin adalah pigmen warna coklat pada kulit, gingiva dan membran mukosa mulut2,4.

Pigmentasi dan diskolorisasi pada gingiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor lokal

dan sistemik yaitu :

1. Localized Pigmentations: Amalgam tatoo, graphite or other tattoos, nevus, melanotic

macules, melanoacanthoma, malignant melanoma, Kaposi’s sarcoma, epithelioid

oligomatosis, verruciform xanthoma

2. Multiple or Generalized Pigmentations

Genetik: Idiopathic melanin pigmentation (racial atau physiologic pigmentation),

Peutz-Jegher’s syndrome, Laugier-Hunziker syndrome, complex of myxozomas, spotty

pigmentation, endocrine overactivity, Carney syndrome, Leopard syndrome, dan

lentiginosis profuse

Obat-obatan: Merokok, betel, anti-malarials, antimicrobials, minocycline,

amiodarone, clorpromazine, ACTH, zidovudine, ketoconazole, methyldopa, busulphan,

menthol, pil kontrasepsi, dan heavy metals exposure (emas, bismuth, merkuri, perak,

tembaga)

Endokrin: Addison’s disease, Albright’s syndrome, Acanthosis nigricans, kehamilan,

hyperthyroidism

Page 29: Resume Hiper

Post Inflamatori: Penyakit periodontal, postsurgical gingiva repigmentation

Lain-lain: Haemochromatosis, generalized neurofibromatosis, incontinenti pigmenti,

Whipple’s disease, Wilson’s disease, Gaucher’s disease, HIV disease, thalassemia,

pigmented gingival cyst, dan defisiensi nutrisi.

Menurut Prasad dkk (2010) Lesi pigmentasi dibagi menjadi sebagai berikut5 :

Penilaian pigmentasi melanin berdasarkan Dummett-Gupta Oral Pigmentation Index

(DOPI)7 :

Page 30: Resume Hiper

Gingiva maxilla dan gingiva mandibulla dibagi menjadi 32 unit, yaitu 16 unit di

permukaan lingual dan 16 unit di permukaan bukan dan labial

Skala dasar penilaian pigmentasi gingiva yang diikuti adalah :

0 : tidak ada pigmentasi klinis (gingiva berwarna merah muda)

1 : Mild (gingiva berwarna coklat muda)

2 : Moderate (gingiva berwarne coklat atau gabungan merah muda dan coklat)

3 : Heavy (gingiva berwarna coklat tua atau biru kehitaman)

Maxilla/ Mandibulla Nilai komponen

=

Gingiva 32 unit

Penilaian DOPI sesuai skala pigmentasi gingiva :

0 : Tidak ada pigmentasi gingiva secara klinis

0,031 – 0,97 : Mild

1,0 – 1,9 : Moderate

2,0 – 3,0 : Heavy

Secara klinis pigmentasi melanin pada gusi tidak menggangu masalah kesehatan, tetapi

keluhan gusi berwarna hitam atau coklat mengganggu penampilan terutama jika pewarnaan

gusi ini terlihat ketika berbicara atau tersenyum. Perawatan hiperpigmentasi gusi terdiri dari

berbagai macam cara dan metode yaitu : gingivektomi, gingivektomi dengan free gingival

autografting, electrosurgery, cryosurgery, bahan kimia seperti fenol 90%, tehnik abrasi

dengan bor diamond, Nd: Yag Laser dan CO2 laser2,3,6.

Prinsip dasar dari perawatan hiperpigmentasi adalah pengambilan penimbunan pigmen

melanin yang terdapat pada stratum basal maupun stratum spinosum. Menghilangkan

pigmentasi melanin pada gingiva harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai merusak

gigi geligi, menyebabkan resesi gingiva, kerusakan periosteum dan tulang alveolar,

penyembuhan luka yang terganggu.

Page 31: Resume Hiper

Pada pasien ini terjadi edema pada regio e setelah dilakukan perawatan. Pembedahan

menyebakan terputusnya kontinuitas sel-sel jaringan tubuh. Penyembuhan adalah fase respon

inflamasi yang menyebabkan terbentuknya hubungan anatomis dan fisiologis yang baru di

antara elemen-elemen tubuh yang rusak. Secara umum, penyembuhan meliputi pembentukan

bekuan darah, pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi,

maturasi. Setelah dilakukan eksisi pada sebagia gingiva, maka akan terbentuk bekuan darah di

atas jaringan ikat yang terbuka. Dalam beberapa jam, jaringan ikat mulai membentuk jaringan

granulasi. Permukaan luka yang sedang menyembuh terdiri atas lapisan dasar jaringan ikat

terinflamasi yang dilapisi berturut-turut oleh jaringan granulasi, selapis zona neutrofil dan

bekuan darah. Epitel berproliferasi dari tepi luka dan bermigrasi sel demi sel (sekitar 0,5 mm

per hari) di bawah bekuan darah, melewati zona neutrofil dan di atas jaringan granulasi.

Selapis tipis epitel terus berproliferasi hingga ke permukaan gigi. Selama proses ini terjadi,

fibroblast yang terdapat pada jaringan granulasi mulai memproduksi kolagen terpolimerisasi

yang belum sempurna dan imatur. Pada saat ini, bekuan darah terkelupas, setelah selam ini

berfungsi sebagai semacam pembalut. Baik kolagen dan epitel terus berproliferasi dan

menjadi matur hingga beberapa lapis epitel menutupi kolagen matur. Apabila penyembuhan

tidak terganggu oleh adanya agen bakteri yang merusak, lapisan ini akan tersusun dari epitel

gepeng yang berlapis utuh. Pada region e sekitar apeks gigi 32, terdapat kontur gingival yang

kemerahan. Hal ini diakibatkan pada saat proses penyembuhan dalam kurun waktu kontrol 3

hari, periodontal pack yang dipakai pada regio tersebut lepas dan pada daerah sekitar apeks

gigi 32 tidak belangsung bekuan darah yang sempurna sehingga pada saat pemasangan pack

kembali hingga kontrol hari ke 7, hal ini menyebabkan respon imun terhadap gangguan agen

bakteri yang mengakibatkan terjadinya proses diapedesis (pergerakan melintasi dinding

pembuluh darah), migrasi dan kemotaksis PMN. Proses diapedesis ini terus bertambah dan

diikuti migrasi PMN diikuti makrofag akibat periodontal pack yang terlepas tadi. Kedua sel

ini teraktifkan dan ditingkankan oleh sitokin. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya

kemerahan pada kontur labial gingival daerah sekitar apeks gigi 32. Kemudian terjadi

gangguan oleh agen bakteri yang merusak proses pembentukan epitel, jaringan kolagen yang

baru dan epitel yang berproliferasi menutupi kolagen baru yang terbentuk tidak terlihat sama

dengan permukaan gingival cekat daerah lainnya. 8

Page 32: Resume Hiper

Literatur perawatan depigmentasi memang belum banyak meskipun demikian perawatan

umumnya dilakukan karena alasan estetik dan untuk memperbaiki penampilan.

Menghilangkan pewarnaan melanin dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan prosedur

bedah dan non bedah. Beberapa prosedur menghilangkan pigmentasi memerlukan peralatan

yang rumit dan tidak umum tersedia di tempat praktek. Pada laporan kasus ini, depigmentasi

yang dilakukan dengan menggunakan metode bur abrasi. Pemilihan metode ini dengan alasan

yaitu mudah dikerjakan, sederhana, pengerjaannya relatif singkat.

Page 33: Resume Hiper

VII. KESIMPULAN

Pigmentasi adalah perubahan warna mukosa rongga mulut karena berbagai macam lesi

dan kondisi tertentu. Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi

melanosit yang berlebihan dan terletak di lapisan basal dan suprabasal dari epithelium. Pada

kasus depigmentasi pada pasien Dwi digunakan teknik abrasif karena petimbangan mudah,

aman dan peralatannya sederhana. Hasil perawatan cukup memuaskan ditandai dengan

perubahan warna gingiva menjadi merah muda. Kendala dalam pelaksanaan perawatan

tersebut adalah kurang lengkapnya peralatan dan ada kemungkinan keadaan hiperpigmentasi

tersebut rekuren karena merupakan hiperpigmentasi fisiologis dan keluarga pasien mengalami

keadaan yang sama.

Page 34: Resume Hiper

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunch, Jean dan Treister, Nathaniel. Clinical Oral Medicine and Pathology. New

York : Springer 2009; 2: 17

2. Novaes AB, Pontes CC, Souza SLS, Grisi MFM, Taba M. The use of acellular dermal

Susanto, Agus. Tehnik Gingivo Abrasi pada Penanganan Pasien Hiperpigmentasi

Gusi. Universitas Padjajaran.

3. Mokeem, Sameer A. Management of Gingival Hyperpigmentation By Sugical

Abrasion – Report of Three Cases. Saudi Dental Journal 2006; 18(3)

4. Cicek, Yasin dan Umit, Ertas. The Normal and Pathological Pigmentation of Oral

Mucous Membrane : a Review. The Journal of Contemporary Dental Practice 2003;

4(3)

5. Kauzman A, dkk. Pigmented Lesion of Oral Cavity: Review, Different Diagnosis, and

Case Presentation. J Can Dent Assoc 2004; 70(10):682-3

6. Humagain M, Nayak DG, Uppoor AS. Gingival Depigmentation: a Case Report with

Review of Literature. Kathmandu University Teaching Hospital

7. Dummett, Clifton dan Gupta. Estimating the Epidemiology of Oral Pigmentation.

Journal of the National Medical Association 1964; 419-420

8.