Upload
ranggavfx
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 REVIEW JURNAL CAPTURE “ TEKNIK EDITING PADA FILM RECTORVERSO DALAM MEWUJUDKAN CERITA”
1/3
REVIEW JURNAL CAPTURE
“ TEKNIK EDITING PADA FILM RECTORVERSO DALAM
MEWUJUDKAN CERITA”
Disusun untuk memenuhi Tugas Harian V
Penyuntingan Digital III (MKB09303)
Program Studi Televisi dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Oleh :
RANGGA WIJAYA NIM. 14148117
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2016
8/18/2019 REVIEW JURNAL CAPTURE “ TEKNIK EDITING PADA FILM RECTORVERSO DALAM MEWUJUDKAN CERITA”
2/3
Nama Penulis : Ranang Agung Sugihartono
Moh. Mahrush Ali
Judul Jurnal : Teknik Editing Pada Film Rectoverso dalam Mewujudkan Cerita
Tahun : 2015
Jurnal Capture berisi tentang teknik editing pada film Rectoverso agar menjadi sutu
cerita yang berkesinambungan. Pada Pendahuluan jurnal membahas tentang pentingya unsur
naratif dan unsur sinematik yang sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah film. Film
Rectovesro merupakan adaptasi dari novel Dee Lestari yang memiliki tema cukup populer dan
banyak diminati. Menurut saya hal yang menarik dari film Rectoverso adalah teknik
pengabungan beberapa film menjadi satu bagian yang utuh atau sering disebut sebagai film
Omnibus. Tema dari film ini adalah “Cinta yang tak terungkap” dan disutradarai oleh lima
sutradara sekaligus. Dalam jurnal ini tidak membahas cerita yang terdapat dalam film
Rectoverso, melainkan cara penyuntingan gambar yang mencampurkan 4 film sekaligus dalam
satu cerita dan berkesinambungan.
Ranang Agung Sugihartono dan Moh. Mahrush Ali mengutip dari buku Anton Mabruri
berdasarkan KBBI (2013:8) bahwa penyuntingan adalah proses menyusun, memotong, dan
memadukan kembali rekaman menjadi sebuah cerita yang utuh dan lengkap. Editor Film
Rectoverso mampu menerapkan aspek-aspek editing dalam menyunting gambar sehingga film
menjadi layak ditonton oleh masyarakat dan sempat mendapt penghargaan dari dalam negeri
maupun luar negeri.
Menurut peneliti ada tiga tahapan dalam menyunting gambar yaitu permulaan,
pertengahan, dan penutupan. Seperti yang dijelaskan oleh Himawan (2008:44) bahwa pola
tersebut secara umum dibagi menjadi tiga tahapan yaitu, permulaan, pertengan dan penutupan.
Pada tahap permulaan berisi adegan pembuka seperti memperkenalkan setting (ruang dan
waktu), tokoh, dan masalah utamanya. Dari kelima cerita film Rectoverso diperlihatkan
adegan pembukanya. Hal ini berguna untuk membantu penonton mengarahkan dari umum
menuju ke khusus. Pengambilan gambar ini biasanya dari establish ke medium shot dan close
up. Pada tahap pertengahan berisi tentang konflik yang disusun dengan rapi dan membentuk
tangga dramatik. Dalam mewujudkan dramatik film, editor menggunakan teknik penyuntingan
cross cutting . Himawan (2008:140) menjelaskan bahwa cross cutting adalah serangkaian shot
yang memperlihatkan dua peristiwa atau lebih pada lokasi yang berbeda secara bergantian.
8/18/2019 REVIEW JURNAL CAPTURE “ TEKNIK EDITING PADA FILM RECTORVERSO DALAM MEWUJUDKAN CERITA”
3/3