Rhinitis Akut.doc

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    1/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    RINITIS AKUT

    PENDAHULUAN 3,4,5

    Rinitis merupakan penyakit radang hidung yang dapat dibagi dalam dua kategoriumum, yaitu purulen dan non purulen. Rinitis purulen dapat berupa rinitis akut, rinosinusitis

    purulen kronis, polip hidung yang terinfeksi, rinitis alergi musiman, rinitis alergi perineal dan

    rinitis non alergi atau rinitis vasomotor.

    Penyakit ini sering ditemukan dan merupakan manifestasi dari rinitis simpleks,

    influenza, beberapa penyakit eksentema (seperti morbili, variola, varisela, pertusis) dan

    beberapa penyakit infeksi yang spesifik.

    Juga penyakit ini dapat timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau trauma.

    DEFENISI 4,5

    Rinitis akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi

    virus atau bakteri.

    ANATOMI HIDUNG 3,9,15

    Hidung merupakan organ penting yang seharusnya mendapat perhatian lebih dari

    biasanya karena merupakan salah satu organ pelindung tubuh yang terpenting terhadap

    lingkungan yang tidak menguntungkan.

    Pada era dimana semakin banyak penelitian dan publikasi ilmiah didedikasikan

    terhadap bahaya kerja dan polutan udara maka suatu pemahaman mendasar mengenai anatomi

    dan fisiologi hidung adalah penting.

    Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dengan perdarahan serta

    persyarafannya. Hidung bagian luar berbentuk piramid dengan bagianbagiannya dari atas

    keba!ah "

    #. Pangkal Hidung

    $. %orsum &asi

    #

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    2/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    '. Punak Hidung

    . *la &asi

    +. olumela

    -. ubang Hidung ( &ares *nterior )

    Hidung luar dibentuk pada kerangka tulang dan tulang ra!an yang dilapisi kulit,

    jaringan ikat dan beberapa otot keil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan

    hidung.

    erangka tulang terdiri dari "

    #. /ulang Hidung ( 0s. &asalis )

    $. Prosesus 1rontaris ( 0s. 2aksila )

    '. Prosesus &asalis ( 0s. 1rontalis )

    3edangkan kerangka tulang ra!an terdiri dari beberapa pasang tulang ra!an yangterletak dibagian hidung "

    #. 3epasang kartilago nasalis lateralis superior

    $. 3epsang kartilago nasalis lateralis inferior

    '. artilago ala minor

    . 3epasang kartilago lateralis inferior

    +. artilago ala minor

    -. /epi anterior kartilago septum

    Pada hidung atau kavum nasi berbentuk tero!ongan dari depan ke belakang.

    %ipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu

    atau lubang masuk kavum nasi dibagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang

    disebut nares posterior (khoana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.

    3eptum nasi di bentuk oleh tulang dan tulang ra!an. 3eptum dilapisi oleh

    perikondrium pada bagian tulang ra!an. 4agian luar dilapisi mukosa hidung. 4agian depan

    dinding hidung liin yang disebut alat nasi dan dibelakangnya terdapat konkakonka yang

    mengisi sebagian besar dinding lateral hidung. Pada dinding lateral terdapat konka, dari

    yang terbesar sampai yang terkeil yaitu konka inferior, konka media, konka superior dan

    konka supreme. %iantara konkakonka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit

    disebut meatus yang terdiri dari meatus inferior, meatus media dan meatus superior. Pada

    meatus inferior terdapat muara (astum) duktus nasolakrimalis, pada meatus medua terdapat

    $

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    3/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    muara sinus frontalis, sinus maksilaris dan sinus etmoid anterior. 3edangkan pada meotus

    superior bermuara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. %inding inferior merupakan dasar

    hidung yang dibentuk oleh os. 2aksila dan os. Palatum, dinding superior atau atap hidung

    dibentuk lamina kribriformis.

    PERDARAHAN HIDUNG

    4agian ba!ah rongga hidung mendapat perdarahan dari abang a. maksila interna

    diantaranya adalah ujung a. palatina mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen

    sfenopalatina bersama n. sfenopalatina memasuki rongga hidung dibelakang ujung posterior

    konka media.

    4agian depan hidung mendapat perdarahan dari abangabang arteri fasialis.Pada

    bagian depan septum terdapat anastomosis dari abang a. sfenopalatina, a. etmoidalisanterior, a. labialis superior dan a. palatina mayor yang disebut pleksus iessel bah (little

    area).

    5enavena di hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan

    dengaan arterinya. 5ena di vestibulum daan struktur luar hidung bermuara ke v. oftalmikus

    yang berhubungan dengan sinus kavernosus. 5ena di hidung tidak memiliki katub sehingga

    merupakan faktor predisposisi untuk muahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.

    PERSYARAFAN HIDUNG

    4agian depan dan atas rongga hidung mendapat persyarafan sensoris dari n.

    ethmoidalis anterior yang merupakan perabangan dari n. oftalmikus rongga hidung lainnya,

    sebaaagiaan besaar mandapat persyarafan sensoris dari n. maksila melalui gaanglion

    sfenopalatinum. *nglion sfenopalatinum juga memberi persyaarafan vaomotor daaaan

    aautonom untuk mukosa hidung. &ervus olfaktorius turun melalui laminaaa kribrosa dan

    berakir pada selsel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga hidung.

    FISIOLOGI HIDUNG 3,9,15

    Hidung adalah organ yaang dipakai untuk menghangatkan, mengatur kelembaban

    udara pernafasan, untuk peniuman, marasakan makanan yang akan dimakan, jugaa

    '

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    4/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    menambah resonansi suara, turut membantu proes biara dan ferleks nasal. Jika fungsi hidung

    terganggu oleh suatu penyakit dapat berakibat gangguan lokal maupun umum.

    3ebagai jalan nafas baik untuk respirasi dan ekspirasi digunakan naras anterior,

    nasofaring, khoana sebagaisaluran nafas yang dilalui. 3ebagai pengatur kelembaban udara

    dilakukan oleh selaput lendir, pengatur suhu dimungkinkan karena banyaknya pembuluh

    darah di ba!ah epirel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas sehingga radiasi

    dapat berlangsung seara optimal

    3ebagai penyaring dilakukan oleh "

    Rambut (vibrissae) dan vestibulunb nasi

    3ilia

    Palut lendir

    6nzim penghanur bakteri (lysozime)

    3ebagai indra penghidu dengan adanya mukosa olfaktorius. Resonansi suara penting

    untuk kualitas suara ketika berbiara da menyanyi. Pada proses biara, kata dibentuk oleh

    lidah, bibir dan palatum mole pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng ) rogga mulut

    tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara. Refleksi nasal, mukosa

    hidung merupakan reseptor reflek yang berhubungan dengan saluran erna, kardiovaskuler

    dan pernafasan.

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    5/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    ETIOLOGI8,9

    Penyebabnya ialah beberapa jenis virus daan yang paling penting ialah Rhinovirus.

    5irus 7 virus lainnya adalah my8ovirus, virus o8sakie dan virus 69H0, oronavirus,

    adenovirus, enterovirus, respiratori synytial virus ( R35).

    +

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    6/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    Penyakit ini sangat menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidak adanya

    kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh (kediginan, kelelahan, dan adanya penyaakit

    menahun).

    GAMBARAN KLINIS 4

    :mumnya mayarakat menganggap ;flu< dia!ali dengan sumbatan hidung, sekret yan

    berlebihan, bersinbersin, sedikit batuk dan kelemahan umum dengan atau tanpa nyeri kepala.

    3uhu tubuh mungkin normal atau sedikit meningkat. 3tadium pertama biasanya terbatas tiga

    hingga lima hari. 3ekret hidung mulamula ener daan banyak, kemudian menjadi mukoid,

    lebih kental dan lengket. Penyakit dapat berakhir pada titik ini. &amun pada kebanyakkan

    pasien, penyakitnya berlanjut ke stadium invasi bakteri sekunder diirikan oleh suatu rinore

    purulen, demam dan sering kali sakit tenggorokan. 2ukosa yang merah, bengkak dan ditutupi

    sekret mudah diamati intranasal. 3ensasi keap dan bau berkurang. 3tadium ini dapat

    berlangsung hingga dua minggu, sesudahnya pasien akan sembuh tanpa menemui dokter.

    PENGENDALIAN 4

    Penyebaran flu yang disebabkan oleh berbagai virus terutama melalui infeksi droplet

    dan bukan karena tertelan. Jadi infeksi pernafasan dapat dikendalikan dengan isolasi. &amun

    masyarakat umum tidak terkesan dengan ;flu< sehingga tidak mungkin melarang penderita flu

    pergi ke sekolah, ketempat kerja atau berkumpul dengan banyak orang. erentanan terhadap

    flu sangat bervariasi antar individu. eadaan seperti paparan udara lembab atau dingin, dan

    kelemahan yang sering kali disebutsebut mempermudah perkembangan gejala flu, belum

    terbukti pada penelitian laboratorium yang terkontrol baik. Paparan terhadap unsurunsur luar

    rumah saja dapat meningkatkan kemungkinan serangan alergi. /elah dipostulasi bah!a

    perubahan vasomotorik yang disebabkan pengaruh hormonal juga meningkatkan insiden flu.

    &amun kesimpulan bah!a flu dapat digagalkan dengan pemberian vasodilator masih belum

    dapat dibenarkan.

    TERAPI 4,8

    -

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    7/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    arena jumlah virus yang berbeda terlibat amat jelas, maka sejauh ini belum mungkin

    untuk mengembangkan suatu vaksin yang dapat menakup infeksiinfeksi yang paling

    mungkin sekalipun. *ntibiotik hanya bermanfaat dalam mengobati infeksi bakteri sekunder.

    %enkongestan mengurangi sekreta hidung yang banyak, membuat pasien lebih nyaman,

    namun tidak menyembuhkan. *spirin sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan

    sindrom Reye preparat analgetik atau antipretik dapat meringankan gejala, dimana antipiretik

    adalah asetaminofen.

    /erapi terbaik pada flu virus tanpa komplikasi mungkin berupa istirahat baring dan

    isolasi sekitar dua hari.

    endatipun segala kemajuan dalam viriologi serta usahausaha keras yang dilakukan

    klinisi dimanapun dalam menegah, mengendalikan dan mengobatiflu hanya sedikit yang

    telah diapai dan masih banyak yang perlu diselesaikan di masa datang.

    KOMPLIKASI 8

    omplikasi yang sering terjadi dari rinitis akut ini adalah "

    3inusitis bakteri

    0titis 2edia *kut

    4ronkhitis bakteri

    Pneumonitis

    Pneumonia bakteri

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat *llah 3=/ yang telah memberi rahmat dan hidayah&ya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini dengan judul 0/>/>3 26%>*

    3:P:R*/>1 R0&> ? R>&>/>3 *:/.

    *dapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menjalani

    epaniteraan linik 3enior di bagian 321 /H/ R3: %r. Pirngadi 2edan.

    Pada kesempatan ini penulis menguapkan terima kasih terutama kepada pembimbing

    %r. Hj. /. @ohanita, 3p. /H/ atas bantuan dan bimbingannya, juga terima kasih kepada "

    #. epala bagian 321 /H/ R3: %r. Pirngadi 2edan %r. zulkifli, 3p. /H/

    A

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    8/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    $. 3ekretaris 321 /H/ R3: %r. Pirngadi 2edan %r. &etty Harnita, 3p. /H/

    '. %r. 4aresman 3ianipar, 3p. /H/

    . %r. *li 3yahbana, 3p. /H/

    +. %r. Rehulina 3urbakti, 3p. /H/

    -. %r. inda 3amosir, 3p. /H/

    A. %r. 2agdalena Hutagalung, 3p. /H/

    B. %r. >ta ohberthani, 3p. /H/

    C. %r. Dalfina 9ora, 3p. /H/

    #E. %r. 2. /aufik, 3p. /Ht

    Penulis menyadari sepenuhnya bah!a laporan kasus ini masih jauh dari sempurna

    maka kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini. 3emoga

    laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Hormat saya,

    Penulis

    B

    i

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    9/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    DAFTAR ISI

    */* P6&F*&/*R............................................................................................... i

    %*1/*R >3>.............................................................................................................. ii

    0/>/>3 26%>* 3:P:R*/>1 R0&>.................................................................. #

    P6&%*H::*&................................................................................................ #

    *&*/02> /6>&F*......................................................................................... #

    1>3>00F> P6&%6&F*R*&........................................................................... $

    %61>&>3> ............................................................................................................ '

    *3>1>*3>..................................................................................................... '

    6/>00F>...........................................................................................................

    P*/0F6&63>3................................................................................................... +

    F6J** >&>3................................................................................................. -

    P626R>3**& >&>3................................................................................... -

    %>*F&03>3........................................................................................................ A

    P6&*/**3*&**&..................................................................................... A

    02P>*3>..................................................................................................... C

    63>2P:*&.................................................................................................... #E

    R>&/>3 *:/........................................................................................................... ##

    P6&%*H::*& ............................................................................................... ##

    %61>&>3>............................................................................................................. ##

    *&*/02> H>%:&F.......................................................................................... ##

    P6R%*R*H*& H>%:&F.................................................................................. #'

    P6R3*R*1*& H>%:&F................................................................................... #'

    1>3>00F> H>%:&F......................................................................................... #

    6/>00F>........................................................................................................... #+

    F*24*R*& >&>3........................................................................................ #+

    P6&F6&%*>*&............................................................................................... #+

    /6R*P> ............................................................................................................... #-

    C

    ii

  • 5/26/2018 Rhinitis Akut.doc

    10/10

    Case: Otitis Media Supuratif Kronis

    02P>*3>..................................................................................................... #-

    3/*/:3 0R*&F 3*>/

    %*1/*R P:3/**

    #E

    iii