Upload
dangnga
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENILAIAN PROPER 2013-2014
PT. PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM REWULU
Terminal BBM Rewulu yang beralamat di Jl. Raya Wates, KM 10, Bantul, DI Yogyakarta
merupakan unit operasi PT Pertamina (Persero). Dibawah kontrol dari Marketing Operation Region
IV, kami bertugas mendistribusikan Bahan Bakar Minyak untuk masyarakat di daerah DI
Yogyakarta, Klaten dan ex Karisidenan Kedu. Sejak dibangun tahun 1972 dan mulai beroperasi
tahun 1973, saat ini kami memasok BBM rata-rata 1,4 juta kiloliter BBM per tahun dengan jenis
Premium, Pertamax, Solar/Biosolar, Minyak Tanah.
Selain konsumen eksternal, kami juga menjadi pemasok bahan bakar jenis Avtur untuk DPPU Adi
Sumarmo-Solo dan DPPU Adi Sutjipto-Yogyakarta dan produk Premium, Minyak Tanah dan Solar
ke Terminal BBM Madiun.
Sebuah kehormatan yang besar tahun 2013
TBBM Rewulu berhasil mendapatkan prestasi
yang membanggakan dalam kinerja
pengelolaan lingkungan pada tahun 2013
dengan berhasil mendapatkan predikat Proper
Emas. Tentunya hal tersebut atas upaya dan
kerjasama yang baik dengan stakeholder.
Dengan tekad dan komitmen mulai dari
tingkat pekerja sampai dengan manajemen
perusahaan, kami terus berupaya
mempertahankan pencapaian tersebut demi
lingkungan yang lebih baik.
Untuk menunjang distribusi BBM yang
optimal dan mengedepankan aspek
lingkungan, kami melakukan beberapa
inovasi dengan penerapan teknologi listrik
hybrid di area kantor untuk mengurangi
konsumsi listrik, mengurangi limbah B3
dengan membuat alat insert filter Avtur,
penurunan emisi melalui perubahan warna
tangki timbun dan IFR (Internal Floating
Roof), menjaga keanekaragaman hayati dan
secara konsistem menjalankan bisnis yang
peduli dengan masyarakat sekitar melalui
program Program Pemberdayaan Masyarakat.
Tidak hanya itu, sebagai anggota Center of
Environmental Excellent saat ini TBBM
Rewulu memposisikan diri menjadi salah satu
lokomotif edukasi program lingkungan. Di
kantor, kami berhasil mengurangi timbulan
sampah dengan mengajak para pekerja untuk
merubah budaya membeli makanan
menggunakan plastik ataupun kertas
pembungkus makanan dengan memberikan
tempat makan.
Di luar, kami meneruskan program inisiatif
untuk mengajak masyarakat berbudaya
berkendara ramah lingkungan dan hemat
bahan bakar Eco-Driving yang saat ini
dilengkapi dengan software untuk ponsel
berbasis android, kegiatan ini mampu
memberikan dampak bagi masyarakat di DIY
khususnya siswa SMA. Melalui aplikasi Eco-
Driving, masyarakat Indonesia bahkan dunia
dapat memantau cara berkendara mereka
menjadi lebih hemat. Aplikasi ini merupakan
aplikasi monitoring penggunaan bahan bakar
dan edukasi cara berkendara pertama ramah
lingkungan di Indonesia yang berdampak
pada penghematan bahan bakar terutama bagi
kendaraan roda dua.
Bersama masyarakat Dukuh Watu, Desa
Argomulyo kami bekerja sama melahirkan
inovasi traditional corner SPBU yang
pertama di Indonesa, kami berupaya
menggerakaan kembali semangat penggunaan
bahan tradisional seperti produk herbal jamu
tradisional yang dipasok melalui usaha
koperasi jamu dan padi organik dari
kelompok tani. Kedepannya akan dilengkapi
produk olahan ikan dan olahan susu.
Semoga dengan upaya kami ini dapat
memberikan sumbangsih bagi perbaikan
lingkungan dan perkembangan sosial
masyarakat.
Yardinal
Operation Head Terminal BBM Rewulu
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Terminal BBM Rewulu (TBBM) menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan berbasis ISO 14001 sejak tahun 2004 hingga saat ini, untuk
perbaikan berkelanjutan TBBM Rewulu berupaya memenuhi perubahan
sistem dan kebutuhan pengembangan bisnis sesuai ISO 14001 : 2004.
Sistem Manajemen Lingkungan disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi
Independen DNV ( Det Norske Veritas) dari tahun 2004 sampai 2009, dan
sejak tahun 2009 hingga saat ini disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi
Independen SAI GLOBAL dengan nomor sertifikat CEM21194 yang
berlaku dari 23 November 2012 hingga 8 Desember 2015.
Ruang Lingkup SML
Sesuai dengan sertifikasi ISO 14001 No.
CEM21194 dari SAI Global, seluruh kegiatan
TBBM Rewulu meliputi kegiatan
Penerimaan, Penimbunan, dan Penyaluran
BBM termasuk dalam ruang lingkup
sertifikasi. Area operasi penimbunan Pelumas
dan pengisian tabung gas LPG 3 Kg juga
termasuk dalam lingkup sertifikasi ini
meskipun secara operasional tidak dilakukan
oleh TBBM Rewulu.
Pelaksanaan Sistem Manajemen
Lingkungan
Kebijakan lingkungan TBBM Rewulu
dipelihara kemutakhirannya secara berkala
dan tertulis dalam Pedoman Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004
dengan Pedoman No. A-001/F14432/2013-S9
Rev 0 tanggal 19 Agustus 2013. Hal tersebut
menjadi komitmen masing – masing kepala
fungsi di TBBM Rewulu yang tertuang dalam
ukuran kinerja terpilih kepala fungsi.
Yang menarik, untuk mendorong pengelolaan
lingkungan bukan hanya tanggung jawab satu
pihak, namun tanggung jawab semua pihak
dan PROPER menjadi salah satu ukuran
kinerja terpilih seluruh pekerja TBBM
Rewulu tahun 2014.
Siklus penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan yang dijalankan TBBM Rewulu
sesuai dengan siklus Plan-Do-Check-Action.
TBBM Rewulu menyadari untuk peningkatan
kinerja lingkungan, peran stakeholder sangat
penting. TBBM Rewulu melakukan
komunikasi internal terkait aspek penting
dalam Sistem Manajemen Lingkungan antara
lain melalui rapat internal, Morning Talk,
Jumat Mutu (sosialisasi terkait lingkungan
yang dilaksanakan setelah senam pagi).
Dengan stakeholder eksternal dengan kami
berkoordinasi berkala dengan BLH DIY,
BLH Bantul, serta para pengusaha SPBU
terkait kepedulian pengurangan pencemaran
udara, bahkan kami berkontribusi dalam
perencanaan anggaran daerah terkait
pengelolaan lingkungan DI Yogyakarta. Di
tahun 2014, TBBM Rewulu bersama dengan
Peraih Prestasi Proper Emas lain
berkoordinasi menjadi tempat pembelajaran
bagi perusahaan lain yang ingin belajar untuk
pengelolaan lingkungan yang lebih baik
melalui pembentukan Center Of
Environmental Excellent.
Setiap enam bulan sekali secara berkala
manajemen melakukan peninjauan terhadap
pelaksanaan SML (Management Walk
Through), tidak hanya itu audit internal dan
eksternal juga dilakukan untuk memastikan
penerapan sistem manajemen lingkungan
tetap pada standar ISO 14001 : 2004.
Hasilnya Sistem Manajemen Lingkungan
menjadi pendorong TBBM Rewulu untuk
mendapatlan sertifikasi lain diantaranya :
1. ISO 9001 untuk Sistem Manjemen Mutu,
2004.
2. ISO 50001 untuk Sistem Manajemen
Energi, 2014.
3. OHSAS 18001 untuk Sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, 2012.
4. Proper Emas dari KLH, 2013.
5. POSE (Pertamina Operation Service
Excellent) dengan kategori Platinum, 2014.
6. ISRS (International Sustainability Rating
System), 2013.
7. Juara 1 Goodhousekeeping antar lokasi di
Marketing Operation Region IV, 2012.
8. Penghargaan CSR Gubernur DIY dan
Bupati Kulon Progo, 2012-2013.
9. Patra Adhikriya Bumi Utama
(penghargaan dalam bidang HSE
Pertamina), 2007-2013
KONSERVASI SUMBER DAYA
TBBM Rewulu menerapkan standar ISO 50001 dalam pengelolaan energi dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja kegiatan efisiensi energi. Penerapan ini mendorong timbulnya semanga
inovasi, seperti penyimpanan data softcopy dalam server internal, sehingga semua pekerja dapat
mengakses dokumen tersebut meskipun sedang menjalankan dinas luar kota.
Di tahun 2013 PLN memasok energi listrik untuk TBBM Rewulu sebesar 766.942 kWh. Angka
tersebut diupayakan untuk ditekan dengan penggunaan teknologi hybrid di area kantor, pemasangan
mikrohidro untuk penerangan masyarakat, pemasangan sensor cahaya penerangan di rumah dinas.
Selain listrik, penggunaan BBM juga ditekan dengan implementasi tera untuk mengurangi jumlah
BBM mobil tangki, serta Corporate Product Responsibility untuk meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam hemat BBM.
Total Pemakaian Energi
Total pemakaian energi di TBBM Rewulu
periode bulan Januari sampai dengan
Desember 2013 adalah sebesar 766.942 kWh
yang disuplai dari PLN.
Pemakaian Energi untuk Proses Utama
atau proses produksi
TBBM Rewulu menggunakan energi listrik
sebesar 222413,2 kWh (29%) di tahun 2013
yang digunakan untuk kegiatan utama
meliputi Pemindahan minyak menggunakan
pompa listrik, menggerakkan Motor valve,
dan Panel di area Control Room.
Pemakaian Energi untuk fasilitas pendukung
TBBM Rewulu menggunakan energi listrik sebesar 544528,8 kWh (71%) di tahun 2013 yang
digunakan untuk kegiatan pendukung meliputi area kantor, Aula, Rumah Dinas.
Rasio Efisiensi Energi Vs Total Pemakaian Energi
Dari program efisiensi energi yang telah dilakukan oleh TBBM Rewulu didapat hasil efisiensi
energi listrik sebesar 113855,8 kWh/tahun pada tahun 2013, sehingga rasio efisiensi listrik sebesar
30 %, sedangkan pada tahun 2014 pengurangan penggunaan energi listrik sebesar 145841,6
kWh/tahun pada tahun 2014 sehingga rasio efisiensi energi listrik sebesar 28,21%. Data energi telah
diverifikasi oleh Pusat Studi dan Energi UGM.
Additionalitas & Inovasi Efisiensi Energi ( 2013-2014)
TBBM Rewulu telah menginvestasikan dana untuk melakukan kegiatan yang mendukung program
efisiensi energi diantaranya adalah :
1. Pengurangan Energi Listrik dengan Implementasi Teknologi Hybrid untuk Penerangan
Area Kantor
73% dari total penggunaan energi listrik di
TBBM Rewulu tahun 2014 dikonsumsi
peralatan penunjang. Hal ini membuat Tim
Konservasi Energi TBBM Rewulu berinovasi
untuk meningkatkan produksi energi listrik
sumber terbarukan tenaga matahari untuk
penerangan di area kantor. Inovasi yang
dilakukan dengan menambah panel surya ini
meningkatkan kapasitas produksi listrik untuk
penerangan kantor.
Selain itu, inovasi
berupa controller
yang mampu
memindah sumber
energi listrik
secara otomatis
sangat bermanfaat
bagi pengguna,
Teknologi hybrid memberikan nilai tambah
dimana listrik kantor dapat di-recovery, pada
siang hari saat matahari cerah energi listrik
dipasok dari tenaga matahari, sedangkan jika
intensitas panas matahari kecil seperti saat
musim penghujan energi listrik yang dipasok
dari jaringan listrik PLN.
Hasil inovasi ini memberikan konstribusi
yang cukup signifikan dalam pengurangan
sumber energi listrik di TBBM Rewulu yaitu
1984,8 kWh/tahun.
Selain itu ada nilai tambah yang didapat
dengan Inovasi Hybrid di area Kantor yaitu
mengurangi Emisi sebesar 1,44 Ton
CO2/tahun ke udara karena menggunakan
energi terbarukan.
2. Pengurangan Energi Listrik dengan Implementasi Mikro Hydro pada jalur Sirkulasi
Pompa PMK
Selain menggunakan tenaga matahari, TBBM Rewulu berusaha
mengoptimalkan potensi aliran air di kolam air proteksi kebakaran dengan
teknologi Mikro Hidro untuk dikonversi menjadi listrik. Inovasi dengan
memanfaatkan aliran sirukulasi air dari pompa ini memberikan warga
sumber penerangan, selain itu terdapat prosedur pengoperasian pompa bagi
operator pompa.
Dari Hasil inovasi yang telah dilakukan, TBBM Rewulu mampu
mengurangi rugi daya di jalur sirkulasi pompa sebesar 158,4 kWh/tahun.
Tidak hanya itu, terdapat nilai tambah lain dengan berkonstribusi dalam
menyelesaikan masalah Penerangan Jalan Warga Dusun Watu yang
lokasinya berdampingan dengan lokasi TBBM Rewulu.
3. Kampanye Hemat Energi Melalui Mobil Tangki
Mungkin sedikit aneh bila melihat mobil
tangki yang berada di daerah Jogja dan
sekitarnya, terutama yang mempunyau kode
RWL pada bagian belakang. Menyadari
konservasi sumberdaya tidak hanya
dilakukan oleh pelaku bisnis, namun juga
bisa dilakukan oleh masyarakat. Mobil
Tangki yang bergerak setiap hari dari TBBM
Rewulu, melakukan kampanye konservasi
sumberdaya dengan adanya stiker ajakan
kepada masyarakat untuk melakukan
konservasi sumberdaya di belakang mobil
tangki. Melalui inovasi ini TBBM Rewulu
berharap bisa mengedukasi masyarakat
melalui kampanye konservasi sumber daya.
Inovasi ini memberikan
keuntungan kompetitif
lain bagi masyarakat
karena masyarakat di
suguhkan bentuk
penerapan konservasi
sumberdaya yang ada
Bentuk kampanye berisi
masalah sehari-hari
terkait sumberdaya dan
sekaligus dampaknya
terhadap iklim.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam Peraturan
Praktek Umum Hambatan Pelaksanaan
Investasi
1. Pengurangan Energi Listrik dengan
Implementasi
Teknologi Hybrid
untuk Penerangan
Area Kantor
Kegiatan ini dilakukan semata-
mata untuk
menambah jumlah
energi terbarukan di
TBBM Rewulu, tidak
didasari oleh
Peraturan /
Kewajiban
Pemerintah.
Inovasi ini bukan Praktek
Umum di
Industri
Distribusi
Migas di
Indonesia
Diperlukan upaya
berkelanjutan
untuk
maintenance di
Controller
Hybrid karena
keterbatasan
pengetahuan
mekanik.
Dilihat dari nilai Investasi yang telah
dikeluarkan, TBBM
Rewulu merugi
namun tetap
dilaksanakan sebagai
wujud komitmen
menggunakan energi
terbarukan.
2. Pengurangan Energi
Listrik dengan
Implementasi Mikro
Hydro pada jalur sirkulasi Pompa PMK
Kegiatan ini
dilakukan semata-
mata untuk
mengurangi daya terbuang pompa
PMK dan mengatasi
keluhan masyarakat
dan tidak didasari
oleh Peraturan /
kewajiban
Pemerintah.
Hampir semua
Industri
Distribusi
Migas yang memiliki
Pompa PMK
tidak
memanfaatkan
jalur sirkulasi
pompa PMK.
Diperlukan
Lampu khusus
untuk
penerangan jalan karena
sistem listrik
yang digunakan
merupakan
listrik DC.
Dilihat dari nilai
Investasi yang telah
dikeluarkan, TBBM
Rewulu merugi namun tetap
dilaksanakan karena
untuk mengatasi
masalah penerangan
warga.
3. Kampanye Sumber
Daya
Tidak ada peraturan /
kewajiban
pemerintah yang
mengatur gerakan
kampanye sumber
daya melalui mobil tangki..
Bukan Praktek
Umum karena
TBBM Rewulu
pertama
memulai
gerakan inovasi ini..
Poster
kampanye
sumberdaya
mudah kotor
karena debu.
-
Hasil Absolut Efisiensi Energi No Kegiatan Efisiensi
Energi
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Retrofit Musicool 31200 3840 - - 0 kWh
2 Penggantian Lampu Hemat Energi Area
Terbatas
54432 - - 63504 kWh
3 Pemasangan Solar Cell
di Lapangan Parkir
12246 4467 kWh
4 Penggunaan Hybrid di
area Kantor
1323 kWh
5 Pemasangan Mikro Hydro
105,6 kWh
6 Pemasangan Balon untuk Parkir
kWh
7 Pemasangan Lampu LED di Jalan Masuk
6675 - kWh
8 Penggantian Lampu
LED di Rumah Dinas
3585 - kWh
9 Penggunaan System
Hybrid di Musholla
102 - kWh
10 Penggantian TV LED 432 - kWh
11 Penggantial Lampu LED
(Area Terbatas)
- 9241,8 kWh
12 Pemasangan saluran
Bypass tandon Air
PDAM
352,08 kWh
13 Pemasangan Sensor
Cahaya lampu taman
rumah dinas
69,12 kWh
14 Sensor Gerak - 0,0089 10,28 kWh
15 Perubahan Sistem
Distribusi BBM dengan
Klusterisasi
- 100147 80117,6 kWh
Total Kegiatan Efisiensi
Energi
31200 58272 23040 113855,809 145481,68 kWh
Konsumsi Energi (kwh) 781149,2 774849,3 805975,4 370855,7 515709 kWh
Rasio Penghematan 0,0399 0,0752 0,0286 0,3070 0,2821
Intensitas Pemakaian Energi
Intensitas energi per Thuput (Penyaluran BBM) dihitung dengan perbandingan antara total
pemakaian energi untuk kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM
Di tahun 2013 terhadap Thruput (Penyaluran BBM) yaitu sebesar 0,5409 kWh/KiloLiter.
Posisi Intensitas Pemakaian Energi
dibandingkan dengan Industri Sejenis
Berdasarkan data benchmark yang
dilakukan oleh PKTK3 FKM UI posisi
TBBM Rewulu tahun 2013 berada di rata-
rata diantara 47 Terminal BBM. Hal ini
menunjukkan TBBM Rewulu harus terus
berupaya melakukan kegiatan efisiensi
energi.
Dengan niat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan BBM, program
Corporate Product Responsibility (CPR) dilakukan oleh Terminal BBM Rewulu.
Inovasi saat ini telah tersedia software Eco Driving berbasis Android yang dapat diunduh di
Google Play untuk memantau penggunaan BBM dan emisi hasil berkendara. Yang merupakan
software eco driving pertama buatan Indonesia
PENURUNAN EMISI Status Emisi
TBBM Rewulu dalam menjalankan operasi dan produk yang dijual selalu menghasilkan emisi ke
udara, baik itu Emisi Langsung maupun Emisi Tidak Langsung. Untuk emisi GRK yang merupakan
emisi untuk kegiatan penunjang, tahun 2013 TBBM Rewulu menghasilkan :
Selama tahun 2013, emisi fugitif yang merupakan emisi dari kegiatan produksi atau operasional
distribusi BBM mencapai 0,55205 ton VOC, setara 1,47811 ton CO2. Data Emisi telah dilakukan
verifikasi oleh Pusat Studi dan Energi UGM.
Rasio Penurunan Emisi Vs Total Emisi
Dari program penurunan emisi yang telah dilakukan oleh TBBM Rewulu didapat hasil penurunan
Emisi sebesar 794,95328 tonCO2/tahun pada tahun 2013, sehingga rasio penurunan emisi sebesar
8,9 %, sedangkan pada tahun 2014 penurunan emisi sebesar 230,812473 CO2/tahun pada tahun
2014 sehingga rasio penurunan emisi sebesar 5,18 %.
Additionalitas & Inovasi Penurunan Emisi ( 2013-2014)
Dalam menjalankan bisnisnya TBBM Rewulu telah menginvestasikan dana untuk melakukan
kegiatan yang mendukung program penurunan emisi baik itu sifatnya internal TBBM Rewulu
maupun masyarakat diantaranya adalah :
1. Pengurangan Emisi di Masyarakat melalui program Corporate Product Responsibility
Sejak tahun 2013, Terminal BBM Rewulu melakukan kegiatan Corporate Product
Responsibility (CPR) sebagai bentuk komitmen serta tanggung jawab perusahaan atas produk
BBM yang disalurkan dan dikonsumsi masyarakat.
Suasana Edukasi Ecodriving Software Ecodriving berbasis Android
Saat ini telah terdapat 47 orang Siswa setingkat SMA yang menjadi Duta Eco Driving dan
terbukti eco driving mampu menghemat 48 Liter BBM atau setara 203,5 KgCO2/tahun.
Melihat tingginya konsumsi BBM saat ini, TBBM Rewulu merasa perlu untuk mengedukasi
masyarakat agar lebih.
a. Program Friday Is Greenday, adalah kegiatan edukasi Perusahaan kepada pekerja dengan
metode seperti Car Free Day di jalan masuk TBBM Rewulu dengan jarak ± 0,7 km.
Program ini mampu mengurangi 5,8 Ton CO2/tahun.
b. Program pelatihan awak mobil tangki tentang cara berkendara yang ramah lingkungan.
Program ini mampu mengedukasi 218 orang Awak Mobil Tangki .
c. Program Eco Driving yaitu Program Edukasi Masyarakat tentang cara berkendara yang
ramah lingkungan dan hemat BBM. Pada tahun 2014, TBBM Rewulu mampu membuat
sebuah aplikasi Eco Driving yang bisa memantau cara bekendara yang ramah lingkungan.
Saat ini pengguna aplikasi Eco Driving sudah mencapai 47 orang dan akan terus
berkembang.
d. TBBM Rewulu melalui program CPR mampu memberikan konstribusi ke masyarakat
untuk mengurangi dampak emisi terhadap lingkungan secara masif, tidak terbatas hanya di
pekerja TBBM Rewulu namun meliputi Awak Mobil Tangki, Tamu, Kontraktor, dan
Masyarakat. Kondisi ini merupakan sebuah perubahan sistem (Re-design) di Internal dan
Eksternal TBBM Rewulu. Selain masyarakat diajak untuk melakukan pengurangan emisi,
masyarakat akan mendapatkan manfaat lain yaitu Hemat BBM, Hemat Biaya bahan bakar,
dan pekerja TBBM Rewulu juga lebih sehat karena harus berjalan kaki saat masuk ke area
TBBM Rewulu. Dengan adanya program ini TBBM Rewulu menciptakan komunitas
gerakan ramah lingkungan melaui Eco Driving Club.
2. Pengurangan Emisi Kendaraan melalui Balon Parkir
Program ini merupakan kegiatan penambahan komponen berupa balon udara dengan ukuran
0,5 m3
pada area parkir. Balon diikat menggunakan tali setinggi 3 meter. Saat pengguna parkir
akan memarkir kendaraannya maka tidak perlu menghabiskan banyak waktu dalam mencari
tempat parkir. Inovasi ini berhasil di implementasikan di area parkir Kantor Cabang PT.
Pertamina (Persero) Area Yogyakarta.
Semenjak pemasangan, rata-rata
kendaraan mampu menghemat waktu
parkir sekitar 76 detik. Hal ini
memberikan keuntungan kompetitif bagi
pengguna karena selain waktu parkir
yang singkat, juga menghemat BBM dan
mengurangi emisi. Inovasi ini merupakan
kegiatan Re-Design dari kegiatan parkir
mobil yaitu melakukan penambahan
balon udara dimana sebelumnya belum
ada sebagai alat bantu pencari tempat
parkir mobil. Kegiatan pemasangan
Balon Parkir menyebabkan perubahan
praktek bagi
pengguna
parkir di area
kantor cabang
Pertamina
Yogyakarta
yaitu
pengguna
parkir lebih
efisien dalam
melakukan
parkir
kendaraan.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek
Umum
Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Corporate Product
Responsibility
Kegiatan ini
dilakukan sebagai
wujud kepedulian TBBM Rewulu
terhadap
masyarakat, tidak
didasari oleh Peraturan /
Kewajiban
Pemerintah.
Inovasi
berasal dari
TBBM Rewulu,
bahkan
inovasi
pertama industri
sejenis di
Indonesia.
Adanya
masyarakat
yang belum percaya
mengenai
teknik
Ecodriving, namun TBBM
rewulu
membuktikan dengan adanya
penelitian
bekerjasama
dengan UGM.
Penelitian dan
usaha untuk
mengedukasi masyarakat jika
ditinjau secara
ekonomis maka
TBBM Rewulu Rugi.
2. Pengurangan Emisi
dengan Pemasangan
Balon Parkir
Kegiatan ini
dilakukan semata-
mata untuk membantu
masyarakat atau
tamu dalam
pengurangan emisi, tidak didasari oleh
Peraturan /
Kewajiban Pemerintah.
- Balon udara
mudah kempes
dan tergoyang angin, namun
TBBM
Rewulu
menambahkan pengait agar
lebih stabil.
Secara ekonomis
program ini tidak
memberikan keuntungan.
Namun tetap
dijalankan sebagai
wujud komitmen untuk mengurangi
emisi.
Hasil Absolut Penurunan Emisi No Kegiatan Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Penggunaan Bottom
Loader Kerosine
0,04 0,04 Ton
CO2
2 Reengineering Pipa 0,05 0,06988 Ton
CO2
3 Pemasangan IFR,
Setting PV Valve
232,62 Ton
CO2
4 Pencopotan jalur pipa
own use
0,00093258 Ton
CO2
5 Pengecatan Tangki
timbun
454,834 160,49 Ton
CO2
6 Relokasi T 03
pertamax ke solar
36,14 Ton
CO2
7 Retrofit Musicool 22,62 2,78 - - - Ton
CO2
8 Penggantian Lampu
Hemat Energi 85 Watt
39,46 - - 0,027 Ton
CO2
9 Pemasangan Solar Cell
di Lapangan Parkir
8,88 3,238575 Ton
CO2
10 Pemasangan Hybrid
area Kantor
0,127 Ton
CO2
11 Pemasangan Lampu
LED di Jalan Masuk
4,84 - Ton
CO2
12 Penggantian Lampu LED di Rumah Dinas
2,6 - Ton CO2
13 Penggunaan System
Hybrid di Musholla
0,07 - Ton
CO2
14 Penggantian TV LED 0,31 - Ton
CO2
15 Penggantial Lampu
LED (Area Terbatas)
6,700305 Ton
CO2
16 Sensor Gerak 6,4525E-06 0,111 Ton
CO2
17 Perubahan Sistem
Distribusi BBM
dengan Klusterisasi
72,606575 Ton
CO2
18 Pemasangan Sensor
Cahaya
0,0751 Ton
CO2
19 Aplikasi Komposting 12,5195 18,6395 25,371 19,198 Ton
CO2
20 Penghijauan 148,31512 148,3152 3,3384 25,69344 Ton
CO2
21 Pencopotan jalur pipa
own use
Ton
CO2
22 Implemtasi Rumah
Tera
2,308 2,308 Ton
CO2
23 Corporate Product
Responsibility
5,8 Ton
CO2
Total Penurunan Emisi 35,1395 209,19462 190,4362 794,953741 230,812473 Ton CO2
Total Emisi yang dihasilkan
10518,0774 8865,97258 8960,10404 8925,84962 4454,21272 Ton CO2
Rasio Penurunan Emisi
0,0033 0,0236 0,0213 0,0891 0,0518
Intensitas Emisi
Intensitas Emisi yang dihasilkan per Thuput
(Penyaluran BBM) dapat dihitung dengan
perbandingan antara total Emisi yang
dihasilkan untuk kegiatan penerimaan,
penimbunan, dan penyaluran BBM di tahun
2013 terhadap Thruput (Penyaluran BBM)
yaitu sebesar 0,0002797 TonCO2/KiloLiter.
Posisi Intensitas Emisi dibandingkan
dengan Industri lain sejenis
Berdasarkan data Benchmarking yang
dilakukan oleh PKTK3 FKM UI posisi
TBBM Rewulu berada memiliki intensitas
pemakaian Emisi sebesar 1,36 x 10-5
Ton
eq CO2/KL
3R Limbah B3 TBBM Rewulu dalam menjalankan operasional sehari-hari tidak menghasilkan limbah B3 dalam
jumlah signifikan kecuali terdapat kegiatan Perbaikan atau kondisi Abnormal. Total limbah B3
yang dihasilkan oleh TBBM Rewulu tahun 2013 sebesar 7,368 Ton.
Pada tahun 2014, Rasio 3R limbah B3 dibandingkan dengan total limbah B3 yang dihasilkan dari
semua program sebesar 15,52%. Data pengelolaan limbah B3 telah diverifikasi oleh CETS UII
Yogyakarta.
Additionalitas & Inovasi 3R Limbah B3
TBBM Rewulu melakukan Inovasi dalam pengurangan limbah B3 di proses operasional TBBM
Rewulu berupa Pengurangan Limbah B3 Dominan.
Pengurangan Limbah B3 Non Dominan dengan Pembuatan Insert Filter Avtur dan
Penggantian Bahan Packing Avtur
Proses penerimaan Avtur (Bongkar Avtur) dari Kereta Minyak (RTW) dalam
jangka panjang menghasilkan limbah B3 berupa filter avtur bekas, seiring
dengan meningkatnya kebutuhan avtur sebagai penyangga transpotasi udara di
DIY, TBBM Rewulu melakukan inovasi untuk menekan timbulan limbah
tersebut dengan membuat alat Insert Filter Avtur yang merupakan Alat
tambahan dan dipasang pada saluran pipa inlet penerimaan avtur melalui
RTW.
Sejatinya alat ini menahan kotoran yang mempunyai ukuran tertentu sehingga
mampu membuat umur Filter Avtur menjadi lebih lama karena tidak mudah
terkena material berukuran besar sehingga akan mengurangi jumlah limbah B3
dan menghemat biaya kerusakan filter avtur akibat kehandalan filter avtur
meningkat.
Walaupun referensi pembuatan alat ini minim, TBBM Rewulu berhasil
medesain alat tersebut dan ternyata belum pernah diterapkan di industri sejenis.
Jika ditinjau dari pengguna, tim receiving & storage mendapatkan keuntungan
berupa proses operasional yang lebih bersih. Bagi konsumen sebagai pengguna
langsung produk avtur juga merasakan nilai tambah yang kompetitif berupa
kualitas produk avtur yang lebih terjamin mutu dan kualitasnya. Bagi
lingkungan, pemasangan Insert Filter Avtur mampu mengurangi jumlah limbah
B3 Filter avtur bekas sebesar 36 Kg/tahun.
Packing Avtur
Packing avtur digunakan sebagai pembatas antara selang
penerimaan avtur dengan valve pipa Kereta Minyak
(RTW). Tingginya timbulan packing menjadi dasar TBBM
Rewulu berinovasi dengan mengganti bahan packing avtur
dari kertas karton menjadi sponse. Packing sponse
memiliki umur lebih panjang sehingga bisa dipakai lebih
dari satu kali. Inovasi ini berasal dari TBBM Rewulu.
Dengan adanya inovasi ini mampu memberikan
konstribusi untuk mengurangi limbah B3 dan petugas
penerimaan produk avtur menjadi lebih efektif dalam bekerja. Bagi lingkungan, inovasi ini berhasil
mengurangi jumlah limbah B3 material terkontaminasi sebesar 996,6 Kg/tahun atau 13,52% dari
total limbah yang dihasilkan pada tahun 2013.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek
Umum
Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Pengurangan limbah
B3 Non dominan
Kegiatan ini
dilaksanakan semata-mata untuk
menurunkan jumlah
limbah B3, tidak didasari oleh
Peraturan /
Kewajiban Pemerintah.
Inovasi
berasal dari TBBM
Rewulu,
bahkan inovasi
pertama
industri sejenis di
Indonesia.
Adanya
pekerja yang belum
mengetahui
cara penggunaanya,
sehingga butuh
training.
-
Hasil Absolut Pengurangan Limbah B3
Jenis Limbah Hasil 3R
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Penggunaan AVM 0,0294 Ton
Insert Filter Avtur 0,036 Ton
Packing Avtur 0,996 Ton
Optimasi Pencetakan 0 0,08 0,0032 0,0032 Ton
Recovery Slduge 0,8 0 2,6 Ton
Total 0,8 0,08 2,6294 0,0032 1,0352 Ton
Intensitas Limbah B3
Intensitas limbah B3 yang dihasilkan per Thuput (Penyaluran BBM) dapat dihitung dengan
perbandingan antara total limbah B3 yang dihasilkan untuk kegiatan penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran BBM di tahun 2013 terhadap Thruput (Penyaluran BBM) yaitu sebesar 0,0000052
TonCO2/KiloLiter.
Posisi Intensitas Limbah B3 dibandingkan dengan
Industri lain sejenis
Berdasarkan data Benchmarking yang dilakukan oleh
PKTK3 FKM UI pada tahun 2013 posisi TBBM Rewulu
memiliki intensitas Total limbah B3 dominan yang
dihasilkan sebesar 1,45 x 10-6
Ton filter/KL-
Thruput/tahun.
Inovasi dari internal TBBM Rewulu ternyata dapat
merubah perilaku pekerja dan mitra kerja yang ada
di TBBM Rewulu. Bagi lingkungan, inovasi
penggunaan kotak makan ini mengurangi kertas dan
plastik bungkus makanan sebanyak 120 kg per tahun
3R Limbah Padat Non B3 Total limbah padat non B3 yang dihasilkan oleh TBBM Rewulu pada tahun 2014 sebesar 37.946
Kg sampah organik 708 Kg sampah anorganik. Limbah padat non B3 organik berasal dari
sampah rerumputan dan ranting pepohonan, sementara limbah padat non B3 Anorganik berasal dari
sampah plastik, logam, kertas, dan kaca.
TBBM Rewulu berhasil melakukan program 3R limbat padat non B3 sebesar 37.940 Kg, sehingga
rasio hasil program 3R limbah padat non B3 TBBM Rewulu dibandingkan dengan total limbah
padat non B3 yang dihasilkan sebesar 98,12%. Data ini limbah Padat Non B3 telah diverifikasi oleh
CETS UII Yogyakarta.
Additionalitas & Inovasi 3R Limbah Padat Non B3 (Sampah)
Sebagai upaya untuk mengurangi limbah padat Non B3, TBBM Rewulu berinovasi menggganti
bungkus makanan di area terbatas TBBM Rewulu dengan Kotak makan. Inovasi ini dilakukan
utnuk mengurangi bungkus sisa makanan, dan total sampah yang tidak bisa diolah oleh TBBM
Rewulu sebesar 718 Kg.
Pengurangan sampah sisa bungkus makanan dengan kotak makan
Sampah TBBM Rewulu yang tidak bisa
diolah adalah sampah bekas bungkus
makanan yang bisa menimbulkan bau busuk.
TBBM Rewulu mengajak pekerjanya untuk
membawa kotak makan ke dalam area
terbatas TBBM Rewulu, dan membangun
sistem berupa penggantian bungkus makanan
dengan kotak makan.. Re-design prilaku ini
dilakukan untuk menciptakan lingkungan
yang bersih dan bermanfaat bagi stakeholder.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek Umum Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Pengurangan sampah bungkus
makanan
Kegiatan ini dilaksanakan
semata-mata untuk
menurunkan
timbulan sampah, tidak didasari oleh
Peraturan /
Kewajiban Pemerintah.
Inovasi berasal dari TBBM
Rewulu, bahkan
inovasi pertama
industri sejenis di Indonesia.
Adanya pekerja yang
lupa membawa
bungkus
makanan
Jika ditinjau dari sisi keenokomian,
TBBM Rewulu
rugi karena jumlah
pekerja yang banyak
dibandingkan
dengan tarif sampah.
Hasil Absolut 3R Limbah Padat Non B3
No Kegiatan Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Implementasi AVM 13,7 Kg
2 Optimasi Pencetakan Dokumen 69,85 972,97 99,79 581,28 Kg
3 Reduce Bungkus Makanan - 50 Kg
4 Komposting 25039 37279 50742 41675 18974 Kg
5 Penyerahan ke Pengepul 295 300 230 338 718 Kg
6 Pakan Ternak 43306 59505 52307 42389 16960 Kg
Total 70650 97153,85 104265,7 84501,79 37283,28 Kg
Intensitas Limbah Padat Non B3
Intensitas limbah Padat Non B3 yang dihasilkan per Thuput (Penyaluran BBM) dapat dihitung
dengan perbandingan antara total limbah padat Non B3 yang dihasilkan untuk kegiatan penerimaan,
penimbunan, dan penyaluran BBM di tahun 2014 terhadap Thruput (Penyaluran BBM) yaitu
sebesar 0,0000460 Ton/KiloLiter.
Posisi Intensitas Limbah Padat Non B3 dibandingkan dengan Industri
lain sejenis
Berdasarkan data Benchmarking yang dilakukan oleh PKTK3 FKM UI pada
tahun 2013 posisi TBBM Rewulu memiliki intensitas Total limbah Padat
Non B3 dominan yang dihasilkan sebesar 4,71 ton/Ha. Dan TBBM
Rewulu berhasil melakukan pemanfaatan limbah padat non B3 sebesar
98,14 %.
Efisiensi Air dan Penurunan Beban Pencemaran Air
Efisiensi Air TBBM Rewulu dalam menjalankan proses operasional selama tahun 2014 menggunakan air sebesar
13304 m3. Dan untuk kegiatan proses produksi sama sekali tidak membutuhkan air karena kegiatan
hanya meliputi proses penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM. Total air yang digunakan
untuk fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses produksi dan jasa yang dihasilkan
sebesar 13304 m3. Rasio hasil program 3R konservasi air dibandingkan dengan total air yang
digunakan sebesar 52,1%. Data Konservasi air TBBM Rewulu telah diverifikasi oleh Pusat Studi
dan Energi UGM.
Additionalitas & Inovasi 3R Konservasi Air
TBBM Rewulu berupaya berinovasi untuk melakukan konservasi air agar mengurangi penggunaan
air tanah. Salah satu program di tahun 2014 adalah Recycle Air Cuci Mobil Tangki.
Recycle Air Cuci Mobil Tangki
Untuk menjaga kebersihan mobil tangki maka
secara berkala mobil tangki dicuci di area
TBBM Rewulu. Namun proses pencucian
mobil tangki tersebut membutuhkan air dalam
jumlah besar, oleh karena itu TBBM Rewulu
berinovasi untuk mengurangi jumlah
penggunaan air tanah dalam proses pencucian
mobil tangki. Inovasi yang dilakukan berupa
pembuatan sarana Filter air cuci mobil tangki
sehingga air hasil filter masih bisa digunakan
kembali untuk proses cuci mobil tangki.
Hal ini memberikan keuntungan kompetitif
terhadap masyarakat karena air tanah yang
digunakan bisa dialihkan untuk pengairan
persawahan. Pada tahun 2014, TBBM
Rewulu berhasil mengkonservasi air dari
proses cuci mobil tangki sebesar 18
m3/bulan.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek Umum Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Pengurangan
Penggunaan Air melalui Recycle Air
Cuci Mobil Tangki
Kegiatan ini
dilaksanakan semata-mata untuk
menurunkan jumlah
penggunaan air tanah, tidak
didasari oleh
Peraturan / Kewajiban
Pemerintah.
Inovasi berasal
dari TBBM Rewulu, bahkan
inovasi pertama
industri sejenis di Indonesia.
Petugas cuci
mobil tangki susah dalam
pengoperasian
karena ada pola baru,
namun sudah
di lakukan sosialisasi.
Jika ditinjau dari
sisi keenokomian, TBBM Rewulu
rugi.
Hasil Absolut 3R Konservasi Air
Kegiatan Hasil 3R
Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
Sirkulasi Air Tera 1568 1632 1712 2416 2896 M3
Pemasangan Sensor Otomatis 0,936 0,936 0,936 M3
Reuse Air Wudhu 64,8 - - M3
Pemanfaatan Air AC 1,02 58,78 M3
Recycle Air Cuci Mobil Tangki
54 M3
Reuse Air Hujan 209 1053 M3
Peningkatan Resapan Air 53221,3 2827,2 M3
Biopori 57,6 57,6 41,56 M3
Total 1568 1632 1835,336 55905,85 6931,476 M3
Intensitas Air
Intensitas Penggunaan Air per Thuput (Penyaluran BBM) dapat dihitung
dengan perbandingan antara total air yang digunakan di tahun 2014
terhadap Thruput (Penyaluran BBM) yaitu sebesar 0,0161218
m3/KiloLiter.
Posisi Intensitas Air dibandingkan dengan Industri lain sejenis
Berdasarkan data Benchmarking yang dilakukan oleh PKTK3 FKM UI
pada tahun 2013 posisi TBBM Rewulu memiliki intensitas air yang
digunakan sebesar 16,28 m3/pekerja/tahun.
Penurunan Beban Pencemaran Air Efek samping dari kegiatan operasional adalah timbulnya air limbah. Total air limbah yang
dihasilkan TBBM Rewulu pada tahun 2014 sebesar 696 m3. TBBM Rewulu tidak menggunakan air
dalam proses produksi sehingga tidak ada air limbah dari kegiatan proses produksi. Total air limbah
yang dihasilkan dari fasilitas pendukung sebesar 696 m3 yang diigunakan untuk kegiatan
maintenance, spray tangki, siram filling shed,dll.
Rasio Total penurunan beban pencemaran air dibandingkan dengan total air limbah yang
dihasilkan pada tahun 2014 adalah 0,08 %. Data telah diverifikasi oleh Pusat Studi dan
Energi UGM.
Additionalitas & Inovasi Penurunan Beban Pencemaran Air
Upgrading Oil Catcher
TBBM Rewulu berupaya berinovasi untuk
melakukan penurunan beban pencemaran air
yang dihasilkan dari outlet IPAL (Oil
Catcher). Salah satu program yang dilakukan
adalah upgrading sistem Oil Catcher dengan
Corrugated Plate Interceptor (CPI). CPI
merupakan sistem IPAL yang lebih kompleks
dalam pengelolaan air limbah khususnya
parameter minyak dan lemak.
TBBM Rewulu melakukan Redesign Oil
Catcher sehingga kadar beban pencemaran air
ke badan air penerima lebih rendah. Selain
itu, sistem upgrading ini meberikan
konstribusi perbaikan kinerja HSE dalam
melakukan pengelolaan air limbah. Semenjak
upgrading dilaksanakan petugas pengelolaan
air limbah mempunyai intensitas pembersihan
oil catcher menjadi lebih sedikit karena
tingkat bebean pencemaran yang menurun.
Dengan adanya inovasi ini mampu
memberikan nilai tambah bagi pengguna
badan air lain misalnya pertanian dan
perikanan karena kualitas badan air menjadi
lebih baik.
Pada tahun 2014, total penurunan beban
pencemaran yang dihasilkan dari program ini
sebesar 0,568 kg atau 0,08%.
Hasil Absolut Penurunan Beban Pencemaran Air
No Kegiatan Penurunan
Beban Pencemaran Air Parameter
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Upgrading Oil Catcher
melaui CPI
Minyak dan
Lemak 0,036 0,827 0,568 kg
Total Penurunan Beban 0 0 0,036 0,827 0,568 kg
Intensitas Air Limbah
Intensitas Air Limbah per Thuput (Penyaluran BBM) dapat dihitung dengan perbandingan antara
total air limbah yang dihasilkan di tahun 2014 terhadap Thruput (Penyaluran BBM) yaitu sebesar
0,0008434 Kg/KiloLiter. Sementara rasio total penurunan beban pencemaran air dibandingkan
dengan total air limbah yang dihasilkan sebesar 0,08%.
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek Umum Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Upgrading Oil
Catcher dengan
system CPI
Kegiatan ini
dilaksanakan
semata-mata untuk menurunkan beban
pencemaran air,
tidak didasari oleh
Peraturan / Kewajiban
Pemerintah.
- Kapasitas air
limbah
semakin besar sehingga saat
pembersihan
membutuhkan
tenaga yang besar.
Jika ditinjau dari
sisi keenokomian,
TBBM Rewulu rugi.
Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Additionalitas & Inovasi Keanekaragaman Hayati
Nursery Plant ( Rumah Flora)
Saat musim kemarau di daerah Yogyakarta, TBBM Rewulu
sering kali kekurangan air karena kondisi tanah yang kering.
Hal ini menyebabkan beberapa tanaman yang tumbuh di 1/3
luas lahan TBBM Rewulu membutuhkan air dalam jumlah
banyak untuk menunjang kehidupannya akan mudah mati.
Oleh karena itu, TBBM Rewulu membuat sarana pembibitan
di dalam area TBBM Rewulu atau Rumah Flora (Nursery
Plant).
Rumah flora merupakan tempat pembibitan atau rehabilitasi
tanaman yang sedang krisis atau terancam pertumbuhannya di
TBBM Rewulu. Hal ini memberikan konstribusi terhadap keberlangsungan hidup tanaman tersebut
sehingga biodirsitas tanaman di TBBM Rewulu tetap terjaga. Pada tahun 2014, Rumah Flora
TBBM Rewulu berhasil membibitkan 44 jenis tanaman yang nantinya akan di tanam di area
konservasi TBBM Rewulu. Inovasi ini menyebabkan perubahan prilaku tenaga perawat tanaman
dalam proses pembibitan di TBBM Rewulu.
Konservasi bersama masyarakat (Sermo & Mangrove)
TBBM Rewulu selain melakukan konsrvasi Exsitu, juga melakukan konservasi Insitu berupa
Rehabilitasi Mangrove di Pesisir Selatan Pantai pasir mendhit dan Konservasi tanaman penyerap air
di area konservasi Waduk Sremo. TBBM Rewulu terdorong karena warga masyarakat di pesisir
pasir mendhit mulai tergerus oleh tambak udang sehingga Mangrove jenis Avicena Marina dan
Rhizopora Mucronata terancam punah. Dan TBBM Rewulu terdorong bekerja sama dengan warga
di arae konservasi waduk Sremo karena jumlah sumber air di waduk Sremo kian tahun semakin
menurun.
TBBM Rewulu telah melakukan rehabilitasi tanaman Mangrove di
pesisir pantai Pasir Mendhit sebanyak 1000 tanaman dan melakukan
pemulihan area konservasi waduk Sremo melalui penanaman 8000
jenis tanaman penyerap air serta memiliki nilai ekonomis bagi
warga. Dampak yang ditimbulkan ke masyarakat adalah tanaman
Mangrove lebih terjaga dan sumber air di area waduk Sremo tetap
bisa memberikan kebutuhan air bagi warga di sekitar waduk Sremo.
Selain menjadi kawasan konservasi juga dijadikan sebagai tempat penelitian oleh mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta dalam mengenal lebih mendalam terkait tanaman mangrove.
TBBM Rewulu juga berhasil melakukan
penangkaran Rusa Jawa dari jumlah awal 3 Ekor
menjadi 6 Ekor. Hal ini membuktikan bahwa
lokasi TBBM Rewulu juga ramah bagi satwa
dalam berkembang biak. Dari hasil pendataan
flora dan fauna yang dilakukan oleh Yayasan
Kanopi Indonesia di TBBM Rewulu dan kawasan
koservasi Insitu, Biodiversitas flora dan fauna
telah mengalami peningkatan menjadi 1,46.
Hasil Absolut Keanekaragaman Hayati
No Kegiatan
Tahun Satuan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Program Penghijauan di Lereng Selatan
Gunung Merapi 8000 10000 tanaman
2 Program Rehabilitasi Pesisir Selatan Pasir Mendhit
5000 5000 tanaman
3 Program Penghijauan di Turgo 10000 tanaman
4 Program Penghijauan di area konservasi
Waduk Sermo 8000 tanaman
5 Penghijauan di Hutan Lindung Mini 114 tanaman
6 Penagkaran Rusa Jawa 3 2 1 Ekor
7 Rumah Flora 44 Tanaman
No. Nama Aspek Adisionalitas
Kewajiban dalam
Peraturan
Praktek Umum Hambatan
Pelaksanaan
Investasi
1. Pembibitan melalui Rumah Flora
Kegiatan ini dilaksanakan
semata-mata untuk
menjaga keanekaragaman
hayati, tidak
didasari oleh Peraturan /
Kewajiban
Pemerintah.
- Pengetahuan tenaga rawat
tanaman di
TBBM Rewulu masih
kurang, namun
diadakan pelatihan
untuk
tingkatkan
pengetahuan.
Jika ditinjau dari sisi keenokomian,
TBBM Rewulu
tidak mendapatkan manfaat namun
tetap dijalankan
sebagai wujud komitmen dalam
menjaga
keanekaragaman
hayati.
Kelompok Tani Ngudi Makmur
Dusun Plawonan mampu
menghasilkan pendapatan
sebanyak 4,4 Juta Rupiah hanya
dalam waktu 2 bulan.
Pemberdayaan Masyarakat
Operasional TBBM Rewulu tidak bisa lepas dari warga sekitar, untuk itu TBBM Rewulu
menerapkan bisnis yang peduli terhadap masyarakat khususnya yang berada di sekitar area operasi
TBBM Rewulu. Komitmen ini tertulis melalui kebijakan Coorporate Social Responsibility (CSR)
TBBM Rewulu. Bagi TBBM Rewulu prgram CSR tidak semata-mata urusan bisnis, bila dilihat dari
disisi ekonomis, program CSR yang dijalankan merupakan investasi jangka panjang dalam menjaga
hubungan interpersonal dengan warga. Tim CSR TBBM Rewulu tidak hanya melihat dari sisi
pandang kebutuhan pokok, namun justru mencoba untuk mengembangkan paradigma kehidupan
yang bersinergi, sehingga masyarakat mampu melebihi kebutuhan sehari-hari. Hal ini telah
dituangkan dalam sebuah rencana strategis jangka panjang untuk mencapai masyarakat yang
berkualitas lahir dan bathin.
Salah satu pengembangan paradigma ini berupa
paradigma pemasasaran hasil potensi yang ada, pola
kehidupan dalam perawatan ternak, penggunaan
teknologi alamai dalam mengusir hama di Pertanian,
pengembangan cara bercocok tanam yang baru di lahan
krisis air serta menciptakan lingkungan bersih dengan
mengembangkan potensi kreatifitas diri.
Program yang berjalan dimasyarakat didampingi oleh tenaga yang
kompeten dari Tim CSR TBBM Rewulu. Dalam menjalankan
programnya masyarakat didampingi mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi hasil program, serta
menetukan tindak lanjut kedepannya utnuk pengembangan
program.
Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pertanian
Implementasi Diversifikasi Pertanian
Masyarakat Dusun Plawonan, Desa Argomulyo sebelumnya mengalami masalah pertanian
diakibatkan kekurangan sumber air. Pada tahun 2013, TBBM Rewulu memberikan bantuan berupa
sarana irigasi untuk membantu warga mencukupi kebutuhan air pertanian. Seiring waktu berjalan,
hasil panen padi kurang bagus dikarenakakan tingkat kesuburan tanah yang kurang. Dari sini,
TBBM Rewulu mendampingi warga dalam penerapan Diversifikasi Pertanian di Dusun Plawonan.
Diversifikasi Pertanian merupakan suatu sistem pola tanam dalam satu sawah namun memiliki jenis
tanaman yang berbeda dan tidak tumpang tindih antar tanaman satu dengan tanaman yang lain.
Sebagai tindaklanjut bantaun pengairan yang diberikan oleh TBBM Rewulu warga sepakat untuk
menjalankan diversifikasi dalam meningkatkan nilai penghasilan ekonomi para petani, yaitu
penanaman bawang merah dan cabe. Kegiatan ini belum pernah dilaksanakan di Dusun Plawonan,
sehingga metode ini menjadikan hal yang pertama sekaligus uji coba pertama kalinya bagi para
petani.
Petani yang tergabung dalam kelompok tani Ngudi telah banyak merasakan manfaat salah satunya
ilmu baru dalam metode penanaman bawang merah dan cabe. kegiatan penanaman bawang merah
dan cabe ini membutuhkan perhatian yang lebih ekstra. Namun hasil jerih payah tersebut
terbayarkan setelah kelompok petani Ngudi Makmur berhasil menambahkan penghasilan sekitar Rp
4.400.000,00 dalam waktu 2 bulan atau satu kali panen dibandingkan penghasilan padi yang
membutuhkan masa panen lebih lama, yaitu sekitar 4 bulan.
Petani telah berhasil
mendapatkan sekitar 400-500
ekor tikus pada pemasangan
salah satu laham anggota Subur
Makmur
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi program, masyarakat sangat tertarik dan ingin
mengembangkan ilmu yang didapatkan untuk diterapkan pada lahan anggota kelompok yang lain.
Selain itu dampak yang dirasakan oleh anggota kelompok tani adalah adanya perkembangan pola
pikir anggota kelompok bahwa masih ada alternatif yang bisa dilakukan selain menanam padi untuk
meningkatkan ekonomi mereka.
Implementasi Trap Barrier System (TBS)
Selain di Dusun Plawonan, PT Pertamina Terminal BBM Rewulu juga mendampingi kelompok tani
lain di Dusun Watu, yaitu Kelompok Tani Subur Makmur. Kegiatan di Kelompok Tani Subur
Makmur ini berbeda dengan Kelompok Tani Ngudi Makmur. Hal ini dikarenakan perbedaan latar
belakang permasalahan. Kegiatan yang dilakukan dikelompok tani Subur Makmur adalah
penarapan teknologi alat perangkap tikus alami yang disebut Trap Barrier System (TBS).
Munculnya kegiatan ini merupakan inovasi dari pihak Terminal BBM Rewulu bekerja sama dengan
Joglo Tani, kareana pada tahun 2013 sebagian Kelompok Tani Subur Makmur mengalami serangan
hama tikus sebanyak 70% dari total lahan sawah. Kendati pada awal perencanaannya mendapat
pertentangan dari masyarakat, PT.Pertamina Terminal BBM Rewulu mencoba untuk menerapkan
TBS ini sebagai upaya memberantas hama tikus. Demi memaksimalkan kegiatan ini pula,
menerapkan TBS pertama kali dilahan salah satu anggota kelompok yaitu Pak Masri. Setelah
inovasi ini di Implementasikan pada lahan milik anggota kelompok Tani Watu diwilayah Bogem,
dengan luas lahan 500 meter dan alat TBS sebanyak 10 bubu (perangkap) dengan 150 meter terpal.
Dengan adanya alat TBS menjadikan motivasi tersendiri
bagi anggota kelompok tani khususnya di kelompok tani
Subur Makmur diwilayah dusun Watu. Munculnya
penerapan alat TBS sebagai alat pembasmi hama tikus
anggota kelompok tani Subur Makmur menjadikan
kelompok
tani tidak
terlalu
khawatir
ketika musim
panen padi.
Inovasi ini memberikan keuntungan kompetitif lain
yaitu mengurangi racun kimia dalam membasmi hama
tikus. Secara keseluruhan, Inovasi yang diterapkan oleh
TBBM Rewulu terhadap masyarakat mampu menngubah pola pertanian di masyarakat baik terkait
cara bercocok tanam maupun mengusir hama pertanian.
Praktek Umum Inovasi yang dilakukan oleh Tim CSR TBBM Rewulu merupakan
praktek yang jarang dilakukan oleh kelompok tani lain khususnya
dalam mengusir hama tikus.
Kewajiban Dan Peraturan Program dan Inovasi yang dijalankan CSR TBBM Rewulu semata-
mata untuk membantu permasalahan warga, tidak ada
peraturan/kewajiban pemerintah yang mengatur hal tersebut.
Investasi Inovasi tersebut merupakan investasi sosial untuk perbaikan
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan.
Hambatan Pelaksanaan Pada awalnya terdapat penolakan dari anggota terkait akan
diterapkannya TBS untuk membasmi hama tikus. Namun dengan
kuatnya komitmen dari perusahaan PT Pertamina (Persero) Terminal
BBM Rewulu pada akhirnya berhasil meyakinkan anggota kelompok
tani untuk mencoba dan menerapkan TBS pada lahan sawah milik
mereka.
Terbentuk Koperasi Wanita Jati
Husada Mulya mempunyai Legalitas
No. 07/BH/HV.I/VII/2014
Program Pengembangan Industri Rumah Tangga Jamu Tradisional Berbasis
Masyarakat
Varian Produk Secang Celup
Program pengembangan industri rumah tangga jamu tradisional berbasis masyarakat dilingkup
wilayah Ring 1 PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Rewulu mengalami perkembangan yang
cukup baik dari tahun ke tahunnya. Pada tahun 2014, kelompok jamu tradisional Jati Husada
Mulya (JHM) mulai menambah variant jamu yang sebelumnya hanya jamu instan serbuk,
kini ditambah dengan jenis variant jamu
kantung celup (Secang Celup).
Munculnya variant secang celup ini
merupakan hasil kreasi kelompok JHM yang
didukung penuh oleh PT Pertamina (Persero)
Terminal BBM Rewulu dengan melalui
beberapa kali tahapan
percobaan uji rasa.
Dalam melakukan
percobaan ini tidak
terlepas dari beberapa
kendala yaitu bahan –
bahan yang digunakan
untuk memproduksi
secang celup
teksturnya terlalu
halus sehingga ketika
diseduh dengan air
panas, bahan akan
mudah larut tanpa ada sisa dikantung secang
celupnya. Hambatan yang lain yang ditemui
yaitu terkait dengan mesin pencacah bahan
baku secang celup yang kurang memadai jika
digunakan untuk mencacah bahan baku dalam
jumlah yang banyak. Dari hambatan –
hambatan yang ada tersebut tidak
menyurutkan niat dalam memunculkan
inovasi variant baru produk kelompok JHM.
Demi mengatasi hambatan terkait dengan
larutnya semua bahan secang tersebut,
kelompok melakukan cara mengubah tekstur
secang celup menjadi lebih kasar agar saat
secang celup di seduh dengan air panas masih
ada bahan yang tersisa didalam kantong
secang tersebut.
Grafik. Omzet Penjualan Jamu
Produk secang celup ini juga mempunyai keunggulan yaitu praktis dibawa kemana saja dan mudah
larut dalam air. Sehingga mudah dinikmati oleh siapa saja.
Munculnya Koperasi Berbadan Hukum di Kelompok Jamu
Kegiatan yang ada dikelompok jamu
tradisional Jati Husada Mulya bukan hanya
terpaku dalam kegiatan produksi jamu saja.
Kelompok mulai mengembangkan kegiatan
usahanya melalui koperasi. Keberadaan
koperasi ini dilakukan untuk mendekatkan
dan mempermudah anggota dalam
memperoleh bahan baku pembuatan jamu.
Selain itu juga membantu dalam hal keuangan
karena didalam koperasi ini diadakan kegiatan
simpan pinjam. Melihat adanya potensi
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
Jan-1
4
Feb
ruar
i
Mar
et
Apri
l
Mei
Juni
Juli
Agust
us
Wiji Temulawak
Jati Husada Mulya
kelembagaan koperasi yang ada dikelompok,
PT Pertamina (Persero) Terminal BBM
Rewulu mendorong kelompok Jati Husada
Mulya untuk melegalkan koperasi menjadi
koperasi berbadan hukum. Dukungan yang
diberikan oleh PT Pertamina (Persero)
Terminal BBM rewulu disambut baik oleh
kelompok.
Tradisional Corner di SPBU
Paradigma masyarakat terkait SPBU hanya
digunakan untuk tempat isi BBM atau
istirahat. Kini masyarakat bisa merelaksasi
tubuhnya dengan mampir sejenak di
Tradisional Corner SPBU. Sebagai awal
penciptaan tradisonal corner telah dapat
dijumpai di SPBU Candi Mas Yogyakarta.
Tradisional corner menyajikan sajian
beberapa olahan tradisional yang alami dari
kelompok jamu binaan CSR TBBM Rewulu.
Kelompok Jamu Jati Husada Mulya dan
Kelompok Jamu Wiji Temulawak diberikan
tempat oleh PT Pertamina (Persero) Terminal
BBM Rewulu untuk memasarkan produk
kelompok mereka masing – masing.
Tujuannya dengan adanya tradisonal corner
ini dapat memperluas jaringan pemasaran dan
meningkatkan hasil penjualan produk
kelompok jamu.
Praktek Umum Inovasi untuk membuat Tradisional Corner berasal dari
CSR TBBM Rewulu dan merupakan TBBM Pertama
yang menerapkan inovasi tersebut.
Kewajiban dan Peraturan Tidak ada peraturan/kewajiban pemerintah yang
mengatur pembuatan pengembangan inovasi produk
Secang Celup mapupun Tradisional Corner, hal ini
semata-mata ditujukan untuk mengembangkan cara
pemasaran baru bagi kelompok jamu.
Investasi Investasi yang dikeluarkan oleh TBBM Rewulu
merupakan Investasi sosial jangka panjang untuk
rpogram yang berkelanjutan.
Hambatan Pelaksanaan Tantangan dalam mewujudkan Traditional Corner
adalah meyakinkan pihak SPBU dan pusat oleh – oleh
untuk dapat diajak bekerja sama. Beberapa SPBU sulit
untuk memberikan tempat Traditional Corner
dikarenakan dari pihak SPBU merasakan kekhawatiran
akan persaingan bisnis. Selain itu juga dikarenakan
produk yang dijual oleh kelompok hampir sama dengan
produk yang dijual dicorner – corner SPBU tersebut.
Program Pengelolaan Sampah Mandiri
Pelatihan kerajinan dari sampah merupakan
kegiatan lanjutan dari kegiatan Bank Sampah
pada tahun 2013. Tujuan dari adanya kegiatan
ini adalah termanfaatkannya sampah yang ada
sehingga dapat meningkatkan nilai gunanya
sehingga mampu menambah penghasilan
anggota kelompok. Dari 11 Bank Sampah
binaan CSR PT Pertamina (Persero) Terminal
BBM Rewulu, terdapat 3 Bank Sampah yang
sudah memulai memanfaatkan sampah
dengan dibuat kerajinan, yaitu Bank Sampah
“Kurnia” yang berlokasi di Dusun Plawonan,
Bank Sampah “Punk Sik” yang berada di
Dusun Samben serta Bank Sampah “Sekar
Berseri” di Dusun Sengon Karang. Selain
program kerajinan dari sampah, TBBM
Rewulu juga mendampingi masyarakat dalam
mengelola warung hidup. Warung Hidup
merupakan perkebunan sayuran milik warga
yang berasal dari program pengembangan
pupuk kompos hasil sampah organik.
Program Perberdayaan Masyarakat Melalui Peternakan Kambing PE
Program peternakan yang dilakukan oleh
kelompok binaan CSR TBBM Rewulu di
Dusun Gamol, Kec. Gamping ini sedikit
unik. Mereka mempunyai program “Posyandu
Ternak”. Pada umumnya ibu-ibu
mengantarkan anaknya menuju posyandu
untuk diperiksa oleh dokter. Namun berbeda
di kelompok Peternakan di Dusun Gamol.
Binaan CSR TBBM Rewulu membawa ternak
mereka yaitu Jenis Kambing PE ke Posyandu.
Tentu saja dokter yang memeriksa adalah
dokter hewan. Anggota kelompok juga
dibantu memantau kondisi kesehatan
ternaknya melalui buku Saku Posyandu
Ternak. Dari situ Beternak kambing bukanlah
suatu hal yang identik dengan bau karena
kelompok Peternakan Kambing PE di Dusun
Gamol telah membuktikan beternak bisa
dilakukan dengan cara yang sehat bahkan
bertetangga dengan pemilik rumah.