51
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Daerah Penelitian 1. Letak dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Kalijati Terletak Di Kabupaten Subang. Kecamatan Kalijati terletak pada 107 o 34 12 ’’ sampai 107 o 43 12 ’’ BT dan 6 o 25 16 ’’ sampai 6 o 34 46’’LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa yaitu Ciruluk, Kalijati Timur, Marengmang, Banggala Mulya, Jalupang, Tanggulun Barat, Kaliangsana, Kalijati Barat, Tanggulun Timur, Caracas. Adapun wilayah Kecamatan Kalijati sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Kecamatan Purwadadi b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sagalaherang c. Sebelah Barat : Kecamatan Cipendeuy d. Sebelah Timur : Kecamatan Dawuan Aksesibilitas menuju wilayah Kecamatan kalijati relatif mudah, Karena mudah dijangkau dengan berbagai jenis kendaraaan. Namun demikian Aksesibilitas ke Desa-Desa di Kecamatan Kalijati memiliki Aksesibilitas yang berbeda, desa yang lokasi dekat dengan jalan provinsi memiliki Aksesibilitas baik sedangkan yang jauh kurang baik, prasarana transportasi antara desa tidak beraspal atau tidak berbatu ditunjang dengan jumlah kendaraan umum yang terbatas sehingga jenis kendaraan umum yang ada hanya ojeg atau masyarakat yang memiliki kendaraan sendiri sehingga mereka biasa pergi ke

S GEO 0608414 Chapter4x - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0608414_chapter4x.pdf · anaknya melanjutkan ke sekolah menengah atas yang lokasi sekolahnya berada

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Daerah Penelitian

1. Letak dan Luas Daerah Penelitian

Kecamatan Kalijati Terletak Di Kabupaten Subang. Kecamatan Kalijati

terletak pada 107o34’12’’ sampai 107o43’12’’ BT dan 6o25’16’’ sampai 6o34’

46’’LS. Kecamatan Kalijati memiliki luas 6.718,00 Ha. terdiri dari 10 desa

yaitu Ciruluk, Kalijati Timur, Marengmang, Banggala Mulya, Jalupang,

Tanggulun Barat, Kaliangsana, Kalijati Barat, Tanggulun Timur, Caracas.

Adapun wilayah Kecamatan Kalijati sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Purwadadi

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sagalaherang

c. Sebelah Barat : Kecamatan Cipendeuy

d. Sebelah Timur : Kecamatan Dawuan

Aksesibilitas menuju wilayah Kecamatan kalijati relatif mudah, Karena

mudah dijangkau dengan berbagai jenis kendaraaan. Namun demikian

Aksesibilitas ke Desa-Desa di Kecamatan Kalijati memiliki Aksesibilitas

yang berbeda, desa yang lokasi dekat dengan jalan provinsi memiliki

Aksesibilitas baik sedangkan yang jauh kurang baik, prasarana transportasi

antara desa tidak beraspal atau tidak berbatu ditunjang dengan jumlah

kendaraan umum yang terbatas sehingga jenis kendaraan umum yang ada

hanya ojeg atau masyarakat yang memiliki kendaraan sendiri sehingga

mereka biasa pergi ke

54

55

kota atau ke pasar sesuai kebutuhan masing-masing, begitupun dengan

letak sekolah-sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang

berada di pelosok dan jalannya kurang bagus sehingga menyulitkan anak-

anak untuk pergi ke sekolah.

2. Kondisi Demografis

Kondisi demografis merupakan gambaran penduduk yang melibatkan

variabel demografi seperti jumlah penduduk, komposisi, persebaran,

kelahiran, kematian, dan migrasi. Variabel-variabel tersebut dapat

memberikan gambaran keadaan penduduk termasuk keadaan sosial

ekonominya. Tingkat kemajuan suatu masyarakat khususnya masyarakat

yang berada di Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah

menengah atas juga akan terlihat dari kondisi demografisnya. Dalam

penelitian ini hanya akan dibahas beberapa variabel demografi yaitu jumlah

dan kepadatan penduduk, kondisi pendidikan berdasarkan jenis kelamin usia

sekolah menengah atas.

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Menurut data monografi semester 1 tahun 2009, Kecamatan Kalijati

memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676

jiwa dan perempuan 28.963 jiwa dan jumlah kepala keluarga 12.470 jiwa,

mayoritas penduduk yang ada di Kecamatan Kalijati beragama islam dan

penduduk asli.

56

Tabel 4.1

Kepadatan Penduduk Kasar Tiap Desa Di Kecamatan Kalijati Tahun 2009

No

Desa

Jumlah(Jiwa)

Luas(Km2)

Kepadatan (Jiwa/Km2)

1 Ciruluk 4134 5,083 813

2 Kalijati Timur 7741 2,933 2.639

3 Marengmang 5558 14,640 380

4 Banggala Mulya 3491 14,676 238

5 Jalupang 4385 1,666 2.632

6 Tanggulun Barat 6679 8,027 832

7 Kaliangsana 3736 5,631 663

8 Kalijati Barat 10206 1,861 5.484

9 Tanggulun Timur 6325 6,887 918

10 Caracas 3384 5,776 585

Jumlah 55.639 67,180 Jumlah

Rata-rata 5.563 6,718 Rata-rata

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Menurut Bintarto (1977:26), mengemukakan kepadatan desa

berdasarkan kepadatan penduduknya sebagai berikut:

a) Desa terkecil jika kepadatan penduduknya 100 jiwa/Km2

b) Desa kecil jika kepadatan penduduknya 100-500 jiwa/Km2

c) Desa sedang jika kepadatan penduduknya 500-1000 jiwa/Km2

d) Desa besar jika kepadatan penduduknya 1000-3000 jiwa/Km2

e) Desa terbesar jika kepadatan penduduknya >3000jiwa/Km2

Berdasarkan klasifikasi di atas, desa Kalijati Barat merupakan desa

terbesar kepadatan penduduknya, desa Jalupang dan desa Kalijati Timur

merupakan desa besar kepadatan penduduknya, Desa Ciruluk, Desa

Tanggulun Barat, Desa Tanggulun Timur, Desa Kaliangsana merupakan Desa

57

Gambar: 4.2

58

Sedang kepadatan penduduknya dan Desa Marengmang, Desa

Banggala merupakan Desa kecil kepadatan penduduk.

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Usia SMA/

Sederajat

Tabel 4.2

Usia Sekolah Menengah Atas/Sederajat

No

Nama Desa

Jumlah usia sekolah

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Ciruluk 133 121 254

2 Kalijati Timur 203 205 408

3 Marengmang 116 120 236

4 Banggala Mulya 88 90 178

5 Jalupang 132 90 222

6 Tanggulun Barat 143 147 290

7 Kaliangsana 100 83 183

8 Kalijati Barat 273 321 594

9 Tanggulun Timur 106 106 212

10 Caracas 89 55 144

Total 1383 1338 2721

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

59

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian Kecamatan Kalijati

dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah(jiwa) Persentase(%)

1 Petani 4055 24,92

2 Pedagang/Wirasuasta 3091 18,99

3 ABRI/POLRI 355 2,18

4 PNS 1120 6,88

5 Buruh 5518 33,91

6 Lain-Lain 2130 13,09

Jumlah 16269 100

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat di kecamatan

kalijati mata pencahariannya sebagai buruh mencapai 33,91% , petani

24,92%, pedagang/wiraswasta 18,99%, lain-lain terdiri dari pengusaha,

pengrajin kecil, peternak hewan mencapai 13,09% sedangkan PNS hanya ada

6,88% dan propesi sebagai ABRI/POLRI 2,18 paling sedikit dibandingkan

dengan mata pencaharian yang lain.

d. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Sumber daya manusia di suatu wilayah berdasarkan latar belakang

tingkat pendidikan, akan mencerminkan kualitas sumber daya manusia di

wilayah tersebut. Pendidikan merupakan jembatan yang menghubungkan

manusia dengan kemajuan, kesejahteraan, tanpa pendidikan sumberdaya

manusia tidak mungkin berkembang, dan mungkin saja penduduk tanpa

60

pendidikan akan terpuruk karena tanpa ilmu pengetahuan penduduk akan

mudah di bohongi maka pendidikan sangat penting bagi keberlanjutan Negara

ini. Di bawah ini tabel komposisi penduduk menurut pendidikan yang berada

di Kecamatan Kalijati sebagai berikut:

Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah(jiwa) Persentase(%)

1 Belum sekolah 6788 23,89

2 Tidak Tamat sekolah 0 0

3 Tamat SD/sederajat 15925 56,05

4 Tamat SLTP/Sederajat 24 0,08

5 Tamat SMA/SEDERAJAT/Sederajat

5210 18,33

6 Tamat Akademik/Sederajat 211 0,74

7 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 253 0,89

Jumlah 28411 100

Sumber: Propil Desa Kecamatan Kalijati Semester 2 (2009)

Berdasarkan tabel di atas Kecamatan Kalijati dalam tingkat pendidikan

sudah cukup dapat dilihat yang tidak tamat sekolah tidak ada dan kebanyakan

penduduk sudah tamat SD mencapai 56,05%, belum sekolah 23,89%, tamat

SMA/SEDERAJAT/Sederajat 18,33, Tamat perguruan tinggi mencapai

0,89%, tamatan akademik 0,74% dan tamatan SLTP/Sederajat hanya

mencapai 0,08%, paling rendah dibandingkan dengan yang lain.

61

2. Sebaran Bangunan SMA/Sederajat

Persebaran sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini sejauh mana

masyarakat memanfaatkan sekolah yang dekat dengan tepat tinggalnya

dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di luar Kecamatan.

Persebaran lokasi sekolah menengah atas sangat penting adanya karena

dengan persebaran sekolah tersebut tidak berada dalam satu tempat sehingga

apabila tersebar setidaknya masyarakat bisa memilih sekolah tersebut bisa

berdasarkan waktu, jarak maupun biaya yang dikeluarkan persebaran sekolah

juga akan mempengaruhi terhadap jumlah masuknya siswa. Selain itu juga

dengan adanya persebaran sekolah yang telah di bangun akan banyak

memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memilih sekolah tersebut dan

betapa pentingnya pendidikan.

Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati tersebar ke

dalam tiga desa yaitu sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk

sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati

dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-

Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada

di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun

Barat.

Posisi sekolah atau letak posisi sekolah ditinjau dari situation secara

tidak langsung ataupun tidak langsung letak sekolah biasanya mempengaruhi

orang tua dalam memilih sekolah sebagai anaknya untuk menuntut ilmu dan

mengembangkan dirinya pada sekolah tersebut. Lokasi sekolah yang berada

62

dekat dengan jalan raya atau dalam pemukiman biasanya menjadi

pertimbangan juga pada orang tua untuk menyekolahkan anakya.

Sekolah menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati yang dekat

dengan dengan jalan utama hanya ada 3 sekolah yaitu sekolah SMK Angkasa

2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun Kalijati berada di

Desa Kalijati Timur, Sma Pgri Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, dan

yang berada di pelosok yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMAN 1 Kalijati,

berada di Desa Tanggulun Barat. Dapat di lihat pada gambar 4.3 sebagai

berikut:

63

Gambar 4.3

64

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Faktor Fisik

a. Lokasi

Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat

mengungkapakan berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari.

Menurut Sumaatmadja (1981:118), menjelaskan bahwa : lokasi suatu benda

dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda

atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Pada studi

geografi, lokasi merupakan variabel penting yang dapat mengungkapkan

berbagai hal tentang gejala atau fenomena yang dipelajari. Lokasi sangat erat

kaitanya dengan jarak di permukaan bumi.

Tabel 4.5

Lokasi Sekolah Yang Berada Di Pusat Kota

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 11 15

2 Ia 64 85

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati memilih sekolah untuk

anaknya melanjutkan ke sekolah menengah atas yang lokasi sekolahnya

berada di pusat kota, dari tabel ditas di jelaskan masyarakat yang

menyekolahkan anakanya di pusat kota hampir sebagian besar dan

masyarakat yang tidak menyekolahkan anaknya tidak di pusat kota hampir

setengahnya.

65

Tabel 4.6

Lokasi Sekolah Yang Berada Dekat Dengan Jalan Raya

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 14 19

2 Ia 61 81

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memilih sekolahnya

berada dekat dengan jalan raya hampir sebagian besar masyarakat menjawab

lokasi anaknya sekolah dekat dengan jalan raya dan hampir setengahnya

masyarakat tidak menyekolahkan anaknya ke sekolah yang lokasinya dekat

dengan jalan raya.

Tabel 4.7

Lokasi Sekolah

No Lokasi sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Stategis 53 71

2 Pelosok 22 29

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Lokasi sekolah biasanya sangat berpengaruh terhadap daya tarik atau

daya serap masyarakat untuk menyekolahkan anaknya kesekolah yang

lokasinya mudah di jangkau dan ongkosnya tidak terlalu besar dapat di lihat

dari tabel di atas masyarakat banyak menyekolahkan anaknya sebagian besar

ke sekolah yang letaknya strategis dengan presentase 71% yang termasuk dan

menyekolahkan anaknya ke sekolah yang berada di pelosok hampir

66

setengahnya dilihat dari presentase diatas. Kebanyakan masyarakat yang

menyekolahkan di pelosok karena anak tersebut mempunyai kendaraan

sendiri dengan menggunakan motor jadi ongkos lebih irit.

Tabel 4.8

Transportasi Menuju Sekolah

No Transportasi menuju sekolah

Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Sulit 13 17

2 Mudah 46 61

3 Cukup 16 21

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Transportasi merupakan hal yang terpenting bagi kelancaran untuk

bepergian baik keluar kota ataupun di daerah sendiri, dari tabel di atas

masyarakat memilih sekolah menengah atas sebagian besar anaknya memilih

transportasi yang mudah, dan hampir setengahnya masyarakat memilih

cukup. Adapun masyarakat yang memilih transportasinya sulit hanya

sebagian kecil mungkin dikarenakan sekolah tersebut memiliki daya tarik

tersendiri bisa sekolah favorit ataupun yang lainnya tapi dalam hal ini

transportasi merupakan hal terpenting bagi kelancaran pergi ke sekolah, agar

anak tidak telat masuk sekolah karena harus menunggu kendaraan atau

angkutan umum.

67

b. Jarak

Jarak sekolah biasanya mempengaruhi dalam memilih sekolah karena

apabila dalam pandangan jarak yang jauh biasanya sulit untuk sampai atau

lama di bawah ini jarak dari tempat tinggal menuju sekolah menengah atas

yang berada di Kecamatan Kalijati dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Jarak Ke SMA/Sederajat

No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3km 13 17

2 3-5km 59 78

3 5-7km 3 4

4 >7km 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Berdasarkan tabel di atas bahwa sekolah menengah atas yang berada di

Kecamatan Kalijati dari rumah masyarakat berjarak 3-5 km hampir

seluruhnya, sisanya sebagian kecil sedangkan >7 km tidak ada. Dapat

disimpulkan bahwa jarak ke sekolah menengah atas tidak terlalu jauh dari

pemukiman masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati.

68

Tabel 4.10

Jarak Ke Sekolah

No Jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3km 31 41

2 3-5km 13 17

3 5-7km 4 5

4 >7km 27 36

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas jarak masih mempengaruhi terhadap pemelihan

sekolah menengah atas setengahnya masih memilih sekolah yang dekat

dengan tempat tinggalnya dan ada juga masyarakat yang memilih sekolah

yang lebih jauh dari rumahnya hampir setengahnya dan sisanya sebagian

kecil memilih jarak yang lebih jauh.

Tabel 4.11

Pengaruh Jarak Bagi Kelancaran Sekolah

No Pengaruh jarak Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Berpengaruh 16 21

2 Tidak berpengaruh 58 77

3 Tidak ada jawaban 1 1

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas dapat di lihat sejauh mana jarak berpengaruh bagi

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir

selurunya masyarakat menjawab bahwa jarak tidak berpengaruh di lihat dari

keterjangkauan anaknya pergi ke sekolah karena walaupun sekolah dekat

69

dengan rumah akan tetapi ongkos yang di keluarkan lebih besar ketimbang

ongkos yang di keluarkan ke sekolah yang dituju walaupun lebih jauh akan

tetapi ongkosnya lebih murah karena sekolahnya berada dekat dengan jalan

raya.

Tabel 4.12

Waktu Tempuh Yang Dibutuhkan Untuk Sampai Ke Sekolah

No Waktu tempuh Frekuensi(f) Presentase(%)

1 10-15 menit 5 7

2 15-20 menit 31 41

3 20-30 menit 21 28

4 >30 menit 18 24

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan

Kalijati waktu tempuh untuk sampai kesekolah menengah atas atau dimana

anak tersebut sekolah hampir setengahnya 10-15 menit, 15-20 menit , 20-30

menit , >30 menit untuk sampai kesekolah masing-masing

c. Keterjangkauan

Keterjangkauan suatu sekolah atau pada umumnya, tergantung pada

kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula,

keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan

berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu

Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

70

Tabel 4.13

Keadaan Jalan Menuju Sekolah

No Kondisi jalan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Baik 31 41

2 jelek 21 28

3 Cukup 21 28

4 Rusak 2 3

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Keadaan jalan di Kecamatan Kalijati sendiri masih kurang bagus

terutama ke pelosok-pelosok masih kurang diperhatikan oleh pemerintah

setempat. Jalan yang kelihatan bagus haya jalan yang dekat dengan jalan

provinsi atau dekat dengan jalan raya. Dari penjelasan tabel di atas keadaan

jalan menuju sekolah menengah atas hampir setengahnya menjawab sudah

baik dan sisanya menjawab sebagian kecil masih rusak dan jelek . Jadi

kondisi jalan sangat mempengaruhi dalam pemilihan sekolah juaga agar anak

mereka pergi kesekolah tidak merasa kesulitan.

Tabel 4.14

Jenis Kendaraan Yang Digunakan Ke Sekolah

No Jenis kendaraan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Mobil 7 9

2 Motor 57 76

3 Ojeg 4 5

4 Jalan kaki 7 9

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

71

Pada tabel di atas jenis kendaraan yang di gunakan ke sekolah

menengah atas yang berada di Kecamatan Kalijati kebanyakan masyarakat

memberikan kendaraan sendiri yaitu dengan menggunakan motor dengan

jumlah Presentase(%) yang mengunakan motor hampir seluruhnya dengan

presentase 76%, sisanya sebagian kecil menggunakan mobil, ojeg dan jalan

kaki. Jadi dapat disimpulkan masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih

memberikan kendaraan sendiri untuk pergi kesekolah untuk menghindari

kesiangan sekolah dan pengiritan ongkos apabila menggunkan motor.

Tabel 4.15

Keterjangkauan Sekolah

No Keterjangkauan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 18 24

2 Ia 57 76

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dalam penelitian ini keterjangkauan sekolah yang ada di pelosok lebih

dekat namun ongkos yang di keluarkan lebih besar akan tetapi masyarakat

lebih memilih sekolah yang jauh karena letak sekolah dekat dengan jalan

raya dan ongkos yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding sekolah yang dekat

dengan rumah tapi di pelosok. Selain kondisi jalan, kelancaran transportasi

dan jenis transportasi juga merupakan alasan kenapa masyarakat memilih

sekolah di luar kecamatan akan tetapi mudah dijangkau. Pada tabel di atas

dapat dijelaskan bahwa masyarakat memilih sekolah menengah atas yang

sekolahnya mudah di jangkau hampir seluruhnya menjawab sekolahnya

72

mudah di jangkau baik menggunakan kendaraan apapun dan sebagian kecil

masyarakat yang menjawab sulit dijangkau.

2. Faktor Sosial

a. Pendapatan

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari

jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Jumlah kepala

keluarga Kecamatan Kalijati ialah 12.470 KK. Berdasarkan data monografi

Kecamatan Kalijati tahun 2009 semester 1. Dan jumlah kepadatan penduduk

Kecamatan Kalijati mencapai 828 jiwa/km2. Pendapatan atau penghasilan

pokok masyarakat sangat berpengaruh bagi keberlanjutan kehidupan

masyarakat tersebut karena dengan adanya penghasilan setidaknya

masyarakat bisa mencukupi setiap kebutuhannya berdasarkan keperluan yang

di butukkan bukan hanya kebutuhan pokok saja akan tetapi kebutuhan yang

lainnya juga di bawah ini tabel masyarakat Kecamatan Kalijati berdasarkan

penghasilan pokok yang dilakukan dengan cara penelitian.

Tabel 4.16

Penghasilan Pokok Masyarakat Berdasarkan Pekerjaannya

No Penghasilan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 6 8

2 Rp500.000-Rp1.000.000 45 60

3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 14 19

4 >Rp1.500.000 10 13

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

73

Penghasilan pokok masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke

sekolah menengah atas yang berada di kecamatan kalijati berdasarkan

pekerjaannya dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebagian besar

pendapatannya mencapai Rp500.000-Rp1.000.000, sebagian kecil

pendapatannya mencapai Rp1.000-000-Rp1.500-0000, mencapai

>Rp1.500.000 dan <Rp 500.000. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan

yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan.

Tabel 4.17

Penghasilan Masyarakat Berdasarkan Kebutuhanya

No Mencukupi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tidak 59 79

2 Ia 16 21

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Penghasilan masyarakat berdasarkan tabel di atas dan tabel 4.17 bahwa

masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir seluruhnya menjawab tidak

mencukupi tiap bulannya baik pengeluarannya digunakan pendidikan,

kesehatan, kontrakan rumah ataupun kebutuhan yang lainnya sedangkan

sebagian kecil menjawab mencukupi tiap bulannya.

74

Tabel 4.18

Jumlah Tanggungan

No Tanggungan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 1-3 65 87

2 3-5 10 13

3 5-7 0 0

4 >7 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dilihat dari tabel di atas bahwa masyarakat yang menyekolahkan

anaknya ke sekolah menengah atas yang memiliki tanggungan 1-3 hampir

seluruhnya, yang memiliki tanggungan 3-5 hanya sebagian kecil sedangkan

tanggungan 5-7 dan >7 tidak ada artinya bahwa masyarakat tidak memiliki

tanggungan sebanyak itu.

Jadi masyarakat di sana hanya sedikit jumlah tanggungannya karena

kebanyakan anaknya sudah menikah jadi yang menjadi tanggungan yang

masih sekolah saja baik anak yang belum sekolah, SD, SMA/Sederajat,

SMA/Sederajat ataupun PT. Jadi apabila dilihat dari jumlah tanggungannya

masyarakat di Kecamatan Kalijati masih sanggup untuk menyekolahkan

anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

75

Tabel 4.19

Pendidikin Formal

No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Cukup penting 14 19

2 Sangat penting 42 56

3 Penting 15 20

4 Tidak begitu penting 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah

dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola

pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat

berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara

mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk

mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang di lakukan bahwa masyarakat masih memandang pendidikan

sangat penting berdasarkan tabel diatas dan sisanya menjawab sebagian kecil

masyarakat menjawab cukup penting, penting dan tidak terlalu penting.

76

Tabel 4.20

Biaya Yang Dikeluarkan Tiap Bulannya

No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 5 7

2 Rp500.000-Rp1.000.000 18 24

3 Rp1.000-000-Rp1.500-000 46 61

4 >Rp1.500.000 7 9

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Biaya merupakan bentuk pengeluaran yang dikeluarkan untuk

kebutuhan setiap hari, minggu, bulan atau pertahun. Masyarakat yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas tiap bulannya

pengelurannya hampir sebagian besar mengeluarkan biaya Rp500.000-

Rp1.000.000, hampir setengahnya mengeluarkan Rp1.000-000-Rp1.500-000,

, >Rp1.500.000 dan tidak ada masyarakat yang pengeluaranya <Rp 500.000.

Tabel 4.21

Biaya Transportasi Ke Sekolah

No Jumlah Biaya transportasi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 2000 4 5

2 Rp2000-5000 46 61

3 Rp5000-8000 21 28

4 >Rp8000 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran

menuju sekolah menengah atas karena biasanya transportasi yang mudah di

dapat dan murah akan lebih memilih sekolah yang transportasinya mudah

77

karena apabila transportasi lancar maka mempengaruhi bagi kelancaran

sekolah contohnya anak tidak akan kesiangan. Pada tabel di atas dapat dilihat

masyarakat yang mengeluarkan ongkosnya sebagian besar Rp2000-5000,

hampir setengahnya mengeluarkan Rp5000-8000, dan sisanya mengeluarkan

>Rp8000 , <Rp 2000 hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan

masyarakat tiap harinya bisa mengeluarkan uang jajan anaknya bisa mencapai

Rp10000 ataupun lebih karena disesuaikan dengan ongkos dan kebutuhan

yang lainnya.

Tabel 4.22

Pengeluaran Yang Dipakai Tiap Bulannya Selain Buat Makan

No Jumlah Biaya yang dikeluarkan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Pendidikan 73 97

2 Trasfortasi 0 0

3 Kesehatan 1 1

4 Kontrakan rumah 1 1

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel di atas dapat dilihat masyarakat tiap bulanya pengeluaran

yang dipakai selain buat makan hampir seluruhnya masyarakat memanfaatkan

buat pendidikan betapa pentingnya pendidikan bagi kelangsungan bangsa dan

keberlanjutan kehidupannya kelak apabila anak bisa sekolah ke jenjang yang

lebih tinggi lagi selainnya masayarakat mengeluarkan buat kesehatan dan

kontrakan rumah hanya sebagian kecil saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa

masyarakat masih mengangap penting pendidikan bagi kehidupan selanjutnya

78

dan bekal bagi anak kelak kerena apabila pendidikan semakin tinggi mungkin

moral bangsa ini tidak akan rusak.

b. Mata Pencaharian

Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak

pernah terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas.

Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka manusia mencari sumber mata

pencaharian agar tetap bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Mata pencaharian responden di Kecamatan Kalijati dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.23

Jenis Pekerjaan Pokok

No Jenis pekerjaan pokok Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Petani 27 36

2 Pedagang/Wiraswasta 20 27

3 ABRI/POLRI 4 5

4 PNS 10 13

5 Lainnya 14 19

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap

kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka dapat

terpenuhi atau tidak, dari tabel di atas di jelaskan bahwa masyarakat

Kecamatan Kalijati yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas

79

hampir setengahnya sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil

anak PNS, ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg

ataupun pengrajin sebagai mata pencaharian. Sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnnya bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar

sebagai petani.

Tabel 4.24

Masyarakat Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan

No Masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan

Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 28 37

2 Tidak 47 63

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas

yang memiliki pekerjaan sampingan hampir setengahnya memiliki pekerjaan

sampingan sisanya sebagian besar masyarakat tidak memiliki pekerjaan

sampingan karena sebagian besar masyarakat Kalijati sebagi petani.

Karena dengan masyarakat mempunyai pekerjaan sampingan dapat

menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar

mencukupi karena pendapatan yang di peroleh tidak sepenuhnya dipakai

untuk makan akan tetapi digunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan

ataupun untuk membayar kontrakan rumah agar bisa kebutuhan tiap bulannya

bisa mencukupi.

80

Tabel 4.25

Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Petani 3 4

2 Pedagang/wiraswasta 8 11

3 Tukang/buruh 3 4

4 lainya 14 19

Jumlah 28 48

Sumber: hasil penelitian 2010

Pekerjaan merupakan hal yang penting bagi keberlanjutan kehidupan

kerena dengan adanya pekerjaan maka kebutuhan sehari-hari akan bisa

tercukupi selain pekerjaan pokok ada juga pekerjaan sampingan yang dengan

pekerjaan sampingan tersebut akan membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang tidak tercukupi oleh pekerjaan pokok.

Berdasarkan penelitian dari 75 responden yang menyekolahkan anaknya

kesekolah menengah atas dari 75 responden yang memiliki pekerjaan

sampingan hanya 28 orang, dapat dilihat dari dari tabel diatas hanya sebagian

kecil pekerjaan sampingannya sebagai petani dan buruh,

pedagang/wiraswasta dan sebagai tukang ojeg.

81

Tabel 4.26

Penghasilan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sampingan

No Pendapatan pekerjaan sampingan Frekuensi(f) Presentase(%)

1 <Rp 500.000 14 19

2 Rp500.000-Rp1.000.000 11 15

3 Rp1.000-000-Rp1.500-0000 1 1

4 >Rp1.500.000 2 3

Jumlah 75 38

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas pendapatan masyarakat yang memiliki pekerjaan

sampingan sebagian kecil pendapatannya <Rp 500.000, Rp500.000-

Rp1.000.000, 1% Rp1.000-000-Rp1.500-0000, >Rp1.500.000 hanya 2%. Itu

artinya dari 75 responden masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan

hanya 28orang.

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat

Bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan merupakan hal yang

sangat penting karena pendidikan merupakan dasar untuk kita lebih maju lagi

agar kedepannya lebih bermanfaat bagi kehidupan kita ataupun orang lain.

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat sejauh mana masyarakat ikut

berpartisipasi terhadap pendidikan dan betapa pentingnya pendidikan itu bagi

kehidupan anaknya di masa yang akan datang.

82

Tabel 4.27

Bentuk Parisipasi Masyarakat Dalam Menghadiri Undangan Dari Sekolah

No Undangan sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 71 95

2 Tidak 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas Masyarakat yang berada di Kecamatan Kalijati yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas apabila ada undangan dari

sekolah masyarakat suka menghadirinya ini dapat di lihat hampir seluruhnya

masyarakat hadir, dan hanya sebagian kecil masyarakat yang tidak datang.

Hal ini masyarakat sudah ikut berpartisipasi dalam pendidikan dengan

cara masyarakat tersebut sudah menyempatkan datang ke sekolah tersebut.

Adapun yang tidak datang ke sekolah karena orang tuanya sibuk bekerja dan

anak tersebut tinggal bersama neneknya sehingga tidak bisa datang karena

alasan sudah tua.

Tabel 4.28

Partsisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Sekolah

No Partisipasi masyarakat Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Ia 72 96

2 Tidak 3 4

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas dijelakan berdasarkan hasil penelitian, masyarakat

yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dapat dilihat hampir

83

seluruhnya masyarakat ikut berpartisipasi dan sebagian kecil masyarakat

tidak ikut berpartisipasi dari jumlah presentase dapat disimpulkan bentuk

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggi dibandingkan yang

tidak berpartisipasi. Artinya dalam kemajuan suatu sekolah peranserta orang

tua sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan sekolah untuk

ke depannya agar lebih baik lagi.

Tabel 4.29

Bentuk Partisipasi Masyarakat Yang Diberikan Ke Sekolah

No Bentuk partisipasi Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Tenaga 9 12

2 Uang 64 85

3 Pikiran 2 3

4 Harta benda 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Patisipasi masyarakat menurut Mubyarto (1984:35), adalah “kesediaan

untuk membantu berhasilnya setiap program pembangunan sesuai dengan

kemampuan setiap orang atau anggota masyarakat tanpa disertai pengorbanan

kepentingannya sendiri maupun masyarakatnya”.

Partisipasi masyarakat merupakan inti dari sebuah program bersama,

dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan wujud pertanggung

jawaban masyarakat terhadap suatu program. Masyarakat diberi wewenang

untuk berpartisipasi dalam mengelola berbagai macam program terutama

yang berkaitan dengan pendidikan.

84

Berdasarkan hasil penelitian dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat

pada tabel di atas bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan kepada

sekolah dilihat dari tabel diatas hampir seluruhnya masyarakat memberikan

uang karena alasanya uang lebih bermanfaat, praktis dan lain sebagainya,

tetapi ada juga yang memberikan tenaga hanya sebagian kecil dengan alasan

tidak memiliki uang jadi tenaga dan pikiran yang bisa diberikan.

Tabel 4.30

Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat

No Daerah sekolah SMA/Sederajat Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Luar kecamatan 45 60

2 Dalam kecamatan 30 40

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Sekolah merupakan tempat dimana anak didik, mengembangkan diri

mereka mau kearah yang mana sekolah juga merupakan tempat kedua selain

di rumah, pada tabel diatas dapat dilihat masyarakat cenderung ke mana

dalam memilih sekolah hampir sebagian besar masyarakat menyekolahkan

anaknya ke luar Kecamatan dan setengahnya masyarakat menyekolahkan

anaknya di dalam Kecamatan. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke

luar kecamatan yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya alasannya

walaupun di desa tersebut ada sekolah akan tetapi masyarakat lebih memilih

ke luar karena ongkos yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan kendaraan

menuju ke sekolah mudah.

85

Tabel 4.31

Nama Sekolah

No Nama Sekolah Frekuensi(f) Presentase(%)

1 SMK Angkasa 1 Kalijati 5 6

2 SMK Angkasa 2 Kalijati 5 6

3 SMAN 1 Kalijati 10 13

4 SMA Pgri Kalijati 8 10

5 SMA At-Tawazun 2 3

6 SMK 2 Subang 11 15

7 SMAN 2 Subang 15 20

8 SMAN 1 Subang 9 12

9 SMKN 1 Subang 8 11

10 SMAN 1 Purwakarta 2 3

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel 4.32 Nama-nama sekolah yang dipilih oleh masyarakat di

Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah

atas. Pada tabel diatas lima sekolah yang berada di dalam Kecamatan yaitu

SMK Angkasa 1 Kalijati, SMK Angkasa 2 Kalijati, SMAN 1 Kalijati, SMA

Pgri Kalijati, SMA At-Tawazun dan sisanya SMA/Sederajat yang berada di

luar kecamatan, yang paling banyak di pilih SMA yang berada di luar

kecamatan yaitu SMA 2 Subang hampir 20% karena letaknya strategis dan

dekat dengan raya, mudah di jangkau merupakan sekolah favorit.

86

Tabel 4.32

Alasan Masyarakat Menyekolahkan Anaknya Ke SMA/ Sederajat Yang Berada Di Luar/Dalam Kecamatan

No Alasan masyarakat menyekolahkan ke sekolah tersebut

Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Mudah dijangkau 39 52

2 Sekolah favorit 32 43

3 Pasilitas memadai 4 5

4 Sarana dan prasarana 0 0

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat menyekolahkan

anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar sekolahnya mudah

dijangkau, hampir setengahnya sekolah favorit dan sebagian kecil pasilitasnya

memadai dan untuk saran dan prasarana tidak ada yang memilih ke sekolah,

karena alasan masuk sekolah karena sarana dan prasarana yang ada di sekolah

tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut mudah di jangakau

karena sejauh apapun pasti masyarakat tersebut tidak bermasalah dengan

jarak dan lokasi. Hal ini sesuai yang di kemukakan oleh, Pasya Kamil

Gurniwan (2006:111) ialah hubungan interaksi antar tempat dapat dicapai,

Baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.

87

C. Analisis Data Uji Hipotesis

Berdasarkan analisis perhitungan korelasi produk moment dan uji t

maka dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.33 Perhitungan Hipotesis

No Variabel Nilai r Uji t

1 Lokasi 0,037 0,319

2 Pendapatan 0,689 11,190

Sumber: hasil penelitian 2010

1. Pengaruh Lokasi Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk Kecamatan Kalijati

memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 26.676

jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan

usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir berjumlah 2721 jiwa. Tingkat

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi terbukti

masyarakatnya hampir 50% sudah menyelesaikan wajib belajar 9 tahun.

Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk sekolah lanjut

tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati dan SMK

Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-Tawazun

Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada di Desa

Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun Barat.

88

Persebaran sekolah tersebut sudah strategis apabila di lihat dalam peta

namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menyekolahkan

anaknya di sekolah di luar kecamatan. Hal ini terkait dengan transportasi,

keterjangkauan, sarana dan prasarana di sekolah tersebut dari hasil

perhitungan lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak

yang memilih sekolah yang berada di luar kecamatan dari pada memilih

yang dekat dengan tempat tinggal. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi

product moment di dapat 0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”.

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan

mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya

sebagai berikut:

t= �√���

(���� )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan

hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,803 >t1= 1,667) dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak.

Dapat disimpulkan lokasi tidak memiliki hubungan dengan partisipasi

masyarakat terhadap pendidikan, artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi

terhadap daya serap siswa, karena lokasi yang berada di pelosok akan

memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan

ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat. Hal ini

terkait dengan Jarak sekolah dari tempat tinggal dapat menjadi

pertimbangan untuk memilih sekolah. Karena apabila lokasi sekolah dekat

89

dengan tempat tinggal biasanya menjadi prioritas dalam pemilihan tempat

belajar, dan sebaliknya apabila lokasi sekolah jauh dari tempat tinggal

biasanya menjadi pertimbangan kedua untuk memilih sekolah.

Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak

mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan

pokok kehidupan manusia. Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu

objek untuk dapat dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua yaitu jarak

absolut yang ditentukan oleh satuan meter atau kilometer dan jarak relatif

yang ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. Jarak waktu dalam penelitian

ini adalah jarak antara sekolah tujuan dan sekolah terdekat dengan tempat

tinggal siswa yang ditentukan oleh satuan kilometer.

Tabel 4.34

Perbandingan Jarak Terdekat Dengan Sekolah Tujuan

No Jarak sekolah (f) (%) No Jarak sekolah

Terdekat

(f) (%)

1 1-3km 13 17 1 1-3km 31 41

2 3-5km 59 78 2 3-5km 13 17

3 5-7km 3 4 3 5-7km 4 5

4 >7km 0 0 4 >7km 27 36

Jumlah 75 100 Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Mengacu pada standar jarak dalam kota menurut Chapin dalam

Jayadinata, idealnya lokasi sekolah menengah atas dari tempat tinggal

adalah 20 menit atau 30 menit, hampir 24% lokasi sekolah yang dipilih oleh

90

masyarakat untuk menyekolahkan anaknya tidak ideal jika dilihat dari segi

jarak absolut yaitu lebih dari 3 km.

Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya

sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak

absolut . Jadi masyarakat di kecamatan kalijati lebih memilih sekolah yang

jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.

Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan

buminya suatu daerah tersebut selain itu keterjangkauan tersebut akan

berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu,

seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan

Transportasi.

Berdasarkan pedoman wawancara masyarakat Kecamatan Kalijati

memilih menyekolahkan anaknya yang mudah di jangkau, walaupun

sekolah dekat dengan tempat tinggal tetapi masyarakat lebih memilih

menyekolahkan anaknya ke luar kecamatan karena sekolah yang berada di

luar kecamatan lebih mudah di jangkau, dari pada sekolah yang berada di

dalam kecamatan di lihat dari berbagai macam kendala tidak adanya

transportasi, jalan jelek, biaya yang di keluarkan lebih mahal dari pada

sekolah yang di luar kecamatan karena lokasi sekolah tidak berpengaruhi

terhadap pemilihan sekolah menengah atas, dan berbagai macam alasan juga

kenapa masyarakat lebih memilih sekolah di luar kecamatan selain mudah

dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos yang

91

dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tapi kendaraan

atau alat transportasi lancar.

Namun pada kenyataannya dalam perhitungan korelasi product

moment dengan hasil 0,037 artinya “sangat rendah (tak berkorelasi)”

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan

mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan rumus t rumusnya

sebagai berikut:

t= �√���

(���� )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan

hasil t lebih kecil dari t tabel distribusi (t=0,093<t1= 1,667) dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak.

Berdasarkan uji t diatas keterjangkuan tidak memiliki hubungan dengan

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Artinya keterjangkuan tidak

mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena

walaupun sekolah jauh masyarakat tetap memilih sekolah yang mudah di

jangkau dibandingkan sekolah yang berada di dalam Kecamatan.

2. Latar Belakang Sosial Ekonomi Penduduk

Latar belakang sosial ekonomi dapat mempengaruhi pola pikir

seseorang dalam menghadapi sesuatu. Tinggi tingkat kesadaran masyarakat

akan pentingnya pendidikan bagi anak, menyebabkan seseorang memiliki

kecenderungan atau alasan tertentu yang melatar belakangi dalam pemilihan

92

sekolah. Alasan tersebut muncul karena masyarakat menginginkan agar

anaknya lebih dapat mengembangkan kemampuannya sendiri. Latar

belakang sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebarapa penting masyarakat memandang nilai pendidikan.

a. Pentinggnya Pendidikin Formal Bagi Masyarakat

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, dengan

adanya pendidikan manusia dapat mengembangkan segala potensi yang ada

dalam dirinya, selain itu dengan adanya pendidikan manusia dapat

meningkatkan pengetahuannya maupun keterampilannya (skill). Untuk

mengetahui apakah masyarakat di Kecamatan Kalijati memandang

pentingnya pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.35

Pendidikan Formal

No Pentingnya Pendidikan formal Frekuensi(f) Presentase(%)

1 Cukup penting 14 19

2 Sangat penting 42 56

3 Penting 15 20

4 Tidak begitu penting 4 5

Jumlah 75 100

Sumber: hasil penelitian 2010

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat memandang

pendidikan formal sebagian besar menjawab sangat penting dan sisanya

menjawab sebagian kecil masyarakat menjawab cukup penting, penting dan

tidak terlalu penting. Hal ini bahwa masyarakat sudah menyadari betapa

pentingnya pendidikan bagi kehidupan sekarang atau kehidupan yang akan

93

datang karena dengan pendidikan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa

akan lebih baik lagi dan sumber daya manusia akan berkwalitas lagi.

b. Pengaruh Pendapatan Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak

pernah terbatas, sedangkan pemenuhan kebutuhannya sangat terbatas.

Kebutuhan tersebut didapat dengan menggunakan biaya dan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara

setiap responden memiliki tingkatan pendapatan yang berbeda. Semakin

tinggi pendapatan yang mereka miliki, maka semakin baik taraf kehidupan

yang mereka dapatkan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan

sekolah menengah atas.

Hal ini dapat di buktikan dengan hasil perhitungan rumus perhitungan

korelasi product moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” bedasarkan dari

pedoman koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Karena apabila

pendapatan tinggi maka masyarakat dapat menyekolahkan anaknya ke

jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya masyarakat yang tidak memiliki

penghasilan yang lebih menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup

yang penting anaknya sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah

menengah atas.

94

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil

perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan menggunakan

rumus t rumusnya sebagai berikut:

t= �√���

(���� )

Dengan menggunkan rumus tersebut maka didapat hasil uji t dengan

hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667) dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0 diterima.

Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan partisipasi

masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang.

Dimana pendapatan sangat mempengaruhi terhadap pendidikan untuk

menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Mata pencaharian merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan sehari-hari ataupun

kebutuhan yang lain setiap mata pencaharian dapat mempengaruhi terhadap

pendapatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia mencari sumber

mata pencaharian agar tetap dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Mata pencaharian merupakan faktor utama bagi masyarakat terhadap

kebutuhannya karena dari mata pencaharian tersebut kebutuhan mereka

dapat terpenuhi atau tidak, Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnnya

95

bahwa masyarakat di Kecamatan Kalijati hampir sebagian besar sebagai

petani.

D. Pembahasan

Suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat

atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat

diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang

keterbelakangan, perkembangan dan kemajuan wilayah yang bersangkutan

dibandingkan dengan wilayah lainnya. lokasi relatif dapat ditinjau dari site

dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter internal dari

suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau

wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal suatu

region. (Sumaatmadja, 1981:118)

Lokasi sekolah yang tersebar seharusnya memiliki angka masukan

siswa yang merata dan lebih banyak lagi, masyarakat menyekolahkan

anaknya ke sekolah yang lebih dekat, meskipun pada kenyataanya lokasi

sekolah strategis minat siswa untuk sekolah belum maksimal apalagi

masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan jalan raya masyarakat

lebih memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan ongkos

yang di keluarkan lebih sedikit dibandingkan sekolah yang berada di dalam

Kecamatan berdasarkan analisis hipotesis dapat di peroleh hasil

perhitungan, lokasi tidak berpengaruh terhadap pemilihan sekolah banyak

96

yang memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan daripada memilih

yang dekat dengan tempat tinggal.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment di dapat

0,011 artinya pengaruhnya “sangat rendah”. Kemudian untuk menyakinkan

bahwa koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai arti (bermakna).

Maka di uji dengan uji t didapat hasil uji t dengan hasil t lebih kecil dari t

tabel distribusi (t=0,803>t1= 1,667) dengan demikian dapat dijelaskan

bahwa ho=p=0 diterima dan ha=p≠0 ditolak. Dapat disimpulkan lokasi tidak

memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan,

artinya lokasi sekolah tidak mempengaruhi terhadap daya serap siswa, hal

ini terbukti masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang

jauh dari rumah karena sekolah tersebut merupakan sekolah pavorit, mudah

di jangkau, jenis transfortasi lancar, frekuensi kendaraan 24 jam dan ongkos

yang di keluarkan lebih murah dibandingkan sekolah yang berada di dalam

kecamatan, walaupun dekat dengan rumah tetapi ongkos yang di keluarkan

lebih besar daripada sekolah di Luar kecamatan dan di tunjang dengan

kualitas sekolah tersebut, karena lokasi yang berada di pelosok akan

memperhambat bagi kelancaran sekolah begitupun dengan transportasi dan

ongkos yang dikeluarkan akan lebih besar walaupun jaraknya dekat.

Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah. Jarak

mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan

pokok kehidupan manusia. Jarak dari tempat tinggal dapat menjadi

pertimbangan untuk memilih lokasi sekolah.

97

Lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal biasanya menjadi

prioritas dalam pemilihan tempat belajar, sebaliknya lokasi sekolah yang

jauh dari tempat tinggal biasanya menjadi pertimbangan kedua dalam

memilih sekolah.

Faktor jarak menunjukan jauh dekatnya suatu objek untuk dapat

dijangkau. Jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut yang

ditentukan oleh satuan meter maupun kilometer dan jarak relatif yang

ditentukan oleh faktor lain seperti waktu. (Sumaatmadja,1981:118)

Jarak absolut dalam penelitian ini adalah jarak antara sekolah tujuan

dan sekolah terdekat dengan tempat tinggal siswa yang di tentukan dengan

satuan kilometer. Mengacu pada standar jarak relatif dalam kota. Idealnya

waktu tempuh sampai ke sekolah menengah atas ialah 20 menit atau 30

menit, (Chapin dalam Jayadinata:1999:161)

Pemilihan lokasi sekolah yang jauh bukan karena tidak adanya

sekolah akan tetapi cenderung disebabkan oleh faktor lain diluar faktor jarak

absolut . sehingga masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah

yang jaraknya lebih jauh dari tempat tinggal.

Meskipun lokasi sekolah memiliki jarak yang lebih jauh masyarakat

tetap menyekolahkan anaknya kerena pendidikan merupakan yang

terpenting bagi perkembangan anak. selain itu masyarakat memilih sekolah

di luar kecamatan karena sekolah tersebut merupakan sekolah favorit dan

mudah di jangkau oleh siswa.

98

Kecamatan Kalijati memiliki jumlah penduduk 55.639 jiwa, terdiri

dari jumlah laki-laki 26.676 jiwa dan perempuan 28.963 jiwa. Sedangkan

jumlah penduduk berdasarkan usia masuk sekolah lanjut tingkat akhir

berjumlah 2721 jiwa. Sarana sekolah yang ada di Kecamatan Kalijati untuk

sekolah lanjut tingkat akhir ada lima sekolah, yaitu SMK Angkasa 1 Kalijati

dan SMK Angkasa 2 Kalijati berada di Desa Kalijati Barat, SMA At-

Tawazun Kalijati berada di Desa Kalijati Timur, SMA PGRI Kalijati berada

di Desa Kalijati Timur, dan SMAN 1 Kalijati, berada di Desa Tanggulun

Barat.

Keterjangkauan pada umumnya. Tergantung pada kondisi permukaan

bumi suatu daerah tersebut dan pada umumnya pula, keterjangkauan

tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya

perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi,

Teknologi (IPTEK), dan Transportasi. Hubungan atau interaksi antar tempat

dapat di capai, baik menggunakan sarana transportasi umum, tradisional,

atau jalan kaki, (Kamil Pasya Gurniwan,2006:111).

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan pedoman

wawancara pada masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah

menengah atas bahwa keterjangkuan suatu tempat tidak berpengaruh

terhadap pemilihan sekolah hal ini masih terkait atau ada hubungannya

dengan faktor jarak, lokasi sekolah bahwa walaupun sekolahnya jauh tetapi

masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih memilih sekolah yang berada di luar

Kecamatan terkait dengan kondisi jalan, transportasi karena walaupun

99

sekolah menengah atas lebih dekat dengan tempat tinggal, tetapi waktu

tempuh terkadang membutuhkan waktu yang sangat lama karena sulitnya

transportasi dan ongkos yang di keluarkan lebih besar daripada sekolah

yang berada di luar Kecamatan karena aksesibilitas jalan bagus selain

mudah dijangkau sekolahan tersebut merupakan sekolah favorit, ongkos

yang dikeluarkan tidak terlalu mahal walaupun jaraknya lebih jauh tetapi

kendaraan atau alat transportasi lancar.

Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil penelitian yang di lakukan

keterjangkuan suatu tempat atau lokasi sekolah tidak mempengaruhi

terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan karena walaupun jarak,

waktu tempuh tidak masalah karena masyarakat lebih memilih sekolah yang

mudah di jangkau walaupun sekolahnya lebih jauh dari pada sekolah yang

berada di dalam Kecamatan. Masyarakat di Kecamatan Kalijati lebih

memilih sekolah yang berada di luar Kecamatan dengan alasan sekolah

tersebut mudah di jangkau, sekolah favorit dan anaknya menginginkan

masuk sekolah ke sekolah tersebut dan ongkos yang di keluarkan lebih irit.

Latar belakang pendidikan biasanya dapat mempengaruhi terhadap

pemilihan lokasi sekolah, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan

pedoman wawancara. Masyarakat yang menyekolahkan anaknya ke sekolah

menengah atas mayoritas memiliki penghasilan diatas upah minimum

berkisar sebagian besar pendapatannya mencapai Rp500.000 sampai Rp

1.500.000 Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang menyekolahkan

anaknya ke sekolah menengah atas memiliki penghasilan mencukupi untuk

100

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan. Masyarakat yang

memiliki mata pencaharian sampingan hanya 28orang.

Transportasi merupakan hal yang paling penting bagi kelancaran

menuju sekolah menengah atas, berdasarkan hasil penelitian mayoritas

masyarakat mengeluarkan biaya transportasi untuk pendidikan berkisar

antar Rp 2000 sampai Rp 8000. Berdasarkan analisis pendapatan

masyarakat, Semakin besar peluang menyekolahkan anak karena biaya

transportasi bisa tercukupi hal ini menunjukan bahwa taraf kehidupan

mereka semakin baik pula. (Payaman, 1997:34)

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari berdasarkan hasil penelitian

yang di lakukan kepada masyarakat di Kecamatan Kalijati yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir sebagian besar

menjawab tidak mencukupi.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus perhitungan korelasi product

moment dengan hasil 0,689 artinya “kuat” berdasarkan dari pedoman

koefisien korelasi pada tabel koefisien korelasi. Bahwa pendapatan

mempengaruhi terhadap partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di

Kecamatan Kalijati karena apabila pendapatan tinggi maka masyarakat

dapat menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, sebaliknya

masyarakat yang tidak memiliki penghasilan yang lebih, masyarakat

menyekolahkan anaknya semampunya sudah cukup yang penting anaknya

sudah mengecam pendidikan hingga sampai sekolah menengah atas,

(Payaman, 1997:34).

101

Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri,

Sikaf orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak Peranserta

keluarga sangat mempengaruhi juga terhadap pendidikan anak, (Hasbullah,

1999:8).

Kemudian untuk menyakinkan bahwa koefisien korelasi hasil

perhitungan mempunyai arti (bermakna). Di uji dengan uji t maka didapat

dengan hasil t lebih besar dari t tabel distribusi (t= 11,190>t1= 1,667)

dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ho=p=0 ditolak dan ha=p≠0

diterima. Berarti terdapat hubungan yang kuat pendapatan dengan

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di Kecamatan Kalijati

Kabupaten Subang.

Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap pemilihan sekolah

menengah atas. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh (Payaman,

1997:21). Karena semakin besar pendapatan yang di peroleh maka semakin

besar pula kesempatan masyarakat tersebut dapat menyekolahkan anaknya

ke jenjang yang lebih tinggi lagi agar anak tersebut dapat berhasil.

Dan berdasarkan penelitian masyarakat di Kecamatan Kalijati bentuk

partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi hal ini dapat di lihat

dalam partisipasi masyarakat turut serta mengambil bagian dalam suatu

kegiatan dan turut memanfaatkan serta menikmati hasil yang di capai,

(Margono, 1995:80), hal ini sesuai dengan masyarakat ikut berpartisipasi

dalam kegiatan sekolah dan datang menghadiri undangan dari sekolah dan

102

memberikan sumbangan. Berdasarkan penelitian yang di lakukan

masyarakat dalam bentuk partisipasi masyarakat untuk sekolah hampir

sebagian besar memberikan uang karena uang lebih dibutuhkan dan praktis

dari pada bentuk partisipasi yang lain misalnya tenaga, pikiran, harta benda

walaupun ada yang memberikan sumbangan tersebut namun hanya beberapa

orang, (Pasaribu dan Simanjuntak, 1986:265).

Tingkat pendidikan tercermin pada setiap mata pencaharian yang

dimiliki masyarakat yang ada di Kecamatan Kalijati untuk menyekolahkan

anaknya ke sekolah menengah atas berdasarkan hasil penelitian kepada

masyarakat dijelaskan bahwa masyarakat Kecamatan Kalijati yang

menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah atas hampir setengahnya

sebagai anak petani, dagang/wiraswasta, sebagian kecil anak PNS,

ABRI/POLRI dan pekerjaan lainnya meliputi sebagai ojeg ataupun

pengrajin sebagai mata pencaharian.

Masyarakat di Kecamatan Kalijati dalam bentuk partisipasi terhadap

pandidikan tinggi dilihat dari bentuk partisipasi masyarakat yang di berikan

dan hampir sebagian besar masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan

sekolah untuk menunjang keberhasilan sekolah tersebut.

Mata pencaharian dengan pendapatan sangat berhubungan karena

pendapatan dapat dilihat dari mata pencaharian, hal ini terkait dengan

hubungan pendidikan dan produktivitas tercermin dalam tingkat penghasilan

kerena pendidikan lebih tinggi mengakibatkan produktivitas kerja yang

103

tinggi juga, pendapatan seorang serjana adalah 52,8% lebih tinggi dari

pendapatan rata-rata seorang serjana muda 139,6%, 187,7%, dan 300%

lebih tinggi daripada masing-masing pendapatan rata-rata lulusan SMA,

SLTP dan tamatan SD hal ini yang di kemukakan oleh, (Payaman, 1997:21).