S1-2015-319617-conclusion

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    1/12

    56

    BAB IV

    KONSEP PERANCANGAN

    A.  Konsep Makro

    Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro

    yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang.

    Konsep makro hotel bandara di Kulon Progo ini adalah hotel bandara sebagai

    fasilitas transit penumpang penerbangan dan fasilitas meeting . Penjelasan dari

    konsep makro tersebut adalah sebagai berikut:

    1. 

    Hotel Bandara sebagai Fasilitas Transit Penumpang Penerbangan

    Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang terletak di

    Kabupaten Kulon Progo akan menjadi bandara utama Provinsi DIY sehingga akan

    memiliki lalu lintas penerbangan yang padat. Penumpang penerbangan terutama

    yang datang dan pergi dari kota/kabupaten lainnya di Provinsi DIY akan

    membutuhkan fasilitas akomodasi untuk transit sebelum/setelah melakukan

    aktivitas bepergian dengan pesawat terbang. Para pekerja di bidang penerbangan

    seperti pilot dan pramugara/i juga membutuhkan fasilitas transit sebelum

    melakukan aktivitas penerbangan berikutnya.

    2.  Hotel Bandara sebagai Fasilitas Meeting

    Pertemuan/meeting  yang melibatkan delegasi dari berbagai daerah akan lebih

    mudah dilaksanakan di daerah yang memiliki akses langsung terhadap jalur

    transportasi udara sehingga jumlah meeting   berskala nasional dan internasional

    yang diadakan di Kabupaten Kulon Progo akan meningkat seiring berfungsinya

    Bandara NYIA sebagai bandara utama provinsi. Oleh karena itu, dibutuhkanfasilitas meeting  yang berada dekat dengan bandara untuk menghemat waktu yang

    digunakan untuk melakukan perjalanan ke lokasi meeting .

    3.  Hotel Bandara sebagai Fasilitas Komersial Umum

    Lokasi site yang berhadapan dengan area komersial di sisi selatan memberikan

    keuntungan lokasi bagi sektor komersial di bangunan hotel karena telah terdapat

     pasar yang jelas dan mudah dijangkau. Oleh karena itu sisi bangunan di bagian

    selatan dapat dimaksimalkan untuk dijadikan fasilitas komersial yang terbuka untuk

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    2/12

    57

    umum. Selain itu, terdapatnya fasilitas komersial yang lengkap dan mudah

    dijangkau dari hotel menjadikan tamu hotel tidak kesulitan dan menghemat waktu

    dalam mencari barang-barang yang ingin dibeli sebelum melanjutkan perjalanan

     penerbangan ke tempat berikutnya.

    B.  Konsep Tata Ruang Luar

    Konsep tata ruang luar adalah konsep dasar yang berhubungan dengan aspek

    lingkungan bangunan, seperti pencapaian menuju bangunan, orientasi dan tata

    massa bangunan, zonasi fungsional kawasan, serta bentuk dan citra bangunan.

    Konsep-konsep ini akan mempengaruhi tata ruang serta sistem di dalam bangunan.

    Penjelasan dari konsep tata ruang luar tersebut adalah sebagai berikut:

    1.  Pencapaian menuju Bangunan

    Gambar 4.1 Konsep Pencapaian menuju Bangunan

    Sumber: Analisa Penulis

    Konsep pencapaian menuju bangunan yang digunakan adalah pencapaian dari

    dua arah yaitu dari jalan utama bandara dan dari area komersial. Konsep ini dapat

    memaksimalkan potensi komersial  site  yang berhadapan dengan area komersial

    serta mudah dicapai oleh tamu yang datang melalui jalan utama bandara. Pada

    konsep ini, sirkulasi kendaraan perlu diatur agar tidak bertabrakan dan

    menggunakan luasan lahan secara efektif dengan dua pintu masuk.

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    3/12

    58

    2. 

    Orientasi dan Tata Massa Bangunan

    Gambar 4.2 Konsep Orientasi Bangunan

    Sumber: Analisa Penulis

    Konsep orientasi bangunan yang digunakan ialah sejajar dengan orientasi site.

    Dengan model orientasi bangunan seperti ini, luasan  site  dapat dimanfaatkan

    dengan lebih maksimal dan mengurangi ruang-ruang sisa. Bentuk bangunan

    memanjang dari arah Barat-Timur sehingga bukaan terbanyak adalah di sisi Utaradan Selatan menjadikan cahaya yang masuk ke dalam bangunan tidak menyilaukan

    dan tidak terlalu panas.

    Gambar 4.3 Konsep Tata Massa Bangunan

    Sumber: Analisa Penulis

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    4/12

    59

    Konsep tata massa bangunan yang digunakan adalah bangunan dengan massa

    tunggal. Massa tunggal menjadikan penentuan sistem bangunan dan penataan

    sirkulasi lebih mudah dilakukan karena masih berada dalam satu massa bangunan

    yang sama. Massa tunggal juga menjadikan lebih mudah untuk memberi suasana

    terpisah dari lingkungan sekitar agar para tamu dapat beristirahat dengan lebih

    optimal dan menjauh dari keramaian bandara.

    3.  Zonasi Fungsional Bangunan

    Gambar 4.4 Konsep Zonasi Fungsional BangunanSumber: Analisa Penulis

    Konsep zonasi fungsional bangunan adalah menggunakan sisi timur dan selatan

     site sebagai zona publik serta sisi utara sebagai zona non-publik. Pada sisi timur

     site  terdapat pintu masuk ke dalam bangunan bagi tamu yang datang dari jalan

    utama bandara. Zona publik pada sisi ini dapat dikembangkan menjadi pusat

    kegiatan hotel seperti lobby dan area sirkulasi utama yang menerus ke lantai-lantai

     berikutnya. Sedangkan pada sisi selatan terdapat pintu masuk ke dalam bangunan

     bagi tamu yang datang dari area komersial sehingga sisi bangunan ini juga dapat

    dikembangkan untuk fungsi publik dan komersial. Sisi utara  site  difungsikan

    sebagai zona non-publik karena tidak terdapat potensi besar untuk area publik dari

     batas site di sebelah utara.

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    5/12

    60

    4. 

    Bentuk dan Citra Bangunan

    Gambar 4.5 Konsep Bentuk Bangunan

    Sumber: Analisa Penulis

    Bentuk bangunan hotel yang digunakan adalah bentuk yang teratur. Hal ini

    dikarenakan bentuk yang teratur memudahkan kegiatan operasional hotel dan

     penataan ruang kamar tamu hotel serta memberikan kesan formal sebagai hotel

    yang juga dikunjungi untuk tujuan meeting . Bentuk balok diolah dengan penonjolan

     bagian-bagian penting seberti lobby  dan pintu masuk dan pengurangan volume

     bangunan yang tidak digunakan di tengah massa bangunan sehingga membentuk

    letter-U . Bentuk bangunan yang teratur juga sejalan dengan konsep Decorated Shed

    yang menekankan pada eksplorasi kulit bangunan sementara interior bangunan

    dipertahankan pada standar-standar dan tipologi yang ada

    C. 

    Konsep Tata Ruang Dalam

    Konsep tata ruang dalam adalah konsep dasar yang mempengaruhi aspek-aspek

    mikro seperti yaitu penataan ruang dengan lebih detail berdasarkan fungsi-fungsi

    spesifik. Konsep tata ruang dalam antara lain terbagi atas zonasi ruang, hubungan

    antar ruang, dan sirkulasi di dalam bangunan. Berikut ini adalah penjelasan konsep

    tata ruang dalam tersebut:

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    6/12

    61

    1. 

    Zonasi Ruang

    Gambar 4.6  Zonasi Ruang Hotel Bandara pada Lantai 1 dan Lantai Tipikal

    Sumber: Analisa Penulis

    Zona publik pada lantai pertama hotel terdiri atas area komersial dan lobby 

    hotel. Peletakan area komersial di sisi selatan bangunan hotel dikarenakan sisi

    selatan site berhadapan dengan area komersial sehingga bangunan pada sisi tersebut

    dapat digunakan untuk fungsi serupa sementara peletakan lobby  di sisi timur

     bangunan dikarenakan sisi timur site berhadapan dengan jalan utama bandara yang

    merupakan akses masuk utama bagi tamu hotel yang datang dari bandara.

    Sedangkan zona non-publik pada lantai pertama hotel berada pada sisi utara dan

    dimanfaatkan untuk kegiatan departemen back-of-the-house serta ballroom karena

    sisi tersebut merupakan lingkungan yang lebih privat dan jauh dari keramaian area

    komersial di sisi selatan bangunan maupun jalan utama bandara di sisi timur. Pada

    lantai tipikal zona publik yang menerus dari lantai pertama dimanfaatkan untuk

    fungsi sirkulasi, meeting , serta dining. Hal ini dilakukan untuk membatasi

     pergerakan tamu hotel yang tidak memiliki kepentingan agar tidak memasuki zona

    non-publik yang merupakan kamar para tamu hotel.

    Utara

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    7/12

    62

    2. 

    Hubungan Antar Ruang

    Gambar 4.7  Hubungan Ruang Hotel Bandara pada Lantai 1 dan Lantai Tipikal

    Sumber: Analisa Penulis

    Ruang-ruang yang telah dibagi berdasarkan zona publik dan non-publik ditata

     berdasarkan kuatnya hubungan antar ruang. Pada lantai pertama zona-zona publik

    utama seperti area komersial dan lobby  dapat dicapai dengan mudah dari luar

     bangunan tanpa harus melewati zona-zona lainnya. Sedangkan seluruh zona non-

     publik seperti area back-of-the-house dan area ballroom  tidak dapat dicapai dari

    luar bangunan oleh setiap orang tanpa melewati zona publik terlebih dahulu. Zona

    non-publik dapat terhubung dengan zona publik pada area lobby  dan core yang

     berada pada tengah bangunan dan menjadi titik pertemuan kedua zona sehingga

    kedua zona dapat dengan mudah diakses dari area tersebut. Pada lantai-lantai

    tipikal, untuk memasuki zona non-publik juga harus melewati zona publik terlebih

    dahulu. Area-area pada zona publik ditata saling berdekatan sehingga zona non-

     publik tidak dimasuki oleh orang yang tidak memiliki keperluan di zona tersebut.

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    8/12

    63

    3. 

    Sirkulasi dalam Bangunan

    Gambar 4.8  Pola Sirkulasi Ruang Hotel Bandara pada Lantai 1 dan Lantai Tipikal

    Sumber: Analisa Penulis

    Ruang-ruang pada zona publik dan non-publik terhubung melalui jalur sirkulasi

    yang terbagi atas sirkulasi langsung dan sirkulasi tidak langsung. Sirkulasi langsung

    merujuk pada sirkulasi antar dua ruang/area yang tidak terhalang keberadaan

    ruang/area lainnya. Sementara sirkulasi tidak langsung merujuk pada sirkulasi antardua area/ruang yang terhalang keberadaan ruang/area lainnya sehingga ruang/zona

    tujuan tidak dapat dicapai tanpa melewati ruang/area lainnya.

    Pada lantai pertama area umum yang terdiri dari lobby, core dan resepsionis

    merupakan area yang terhubung dengan area-area utama lainnya melalui sirkulasi

    langsung. Hal ini menjadikan area umum sebagai pusat sirkulasi bangunan.

    Sedangkan antara area komersial dan back-of-the-house  serta ruang ballroom 

    dihubungkan dengan sirkulasi tidak langsung karena hubungan fungsional antar

    ruang tidak begitu kuat. Sedangkan pada lantai tipikal di mana setiap area saling

     berdekatan dan dihubungkan melalui sirkulasi langsung kecuali antara area umum

    dengan area kamar tamu yang melewati ruang-ruang pada zona publik seperti ruang

    meeting  dan ruang dining .

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    9/12

    64

    D.  Sistem Bangunan

    1.  Konsep Pendekatan pada Aspek Lingkungan Fisik Perilaku Konsumen

    Konsep pendekatan pada aspek lingkungan fisik perilaku konsumen adalah

    konsep dasar untuk perancangan keseluruhan ruang dalam bangunan yang merujuk

     pada ruang-ruang yang didesain berdasarkan kegiatan umum konsumen hotel.

    Konsep ini terdiri atas konsep luasan ruang, tatanan ruang, pencahayaan, dan

     penghawaan. Ketiga konsep saling berkaitan satu sama lain dalam menciptakan

    ruang yang sesuai dengan kebutuhan tamu hotel. Konsep tersebut dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. 

    Luasan Ruang

    Luas ruangan yang ada di dalam bangunan hotel didesain sesuai dengan

    kebutuhan lingkungan fisik berdasarkan pola aktivitas dan perilaku konsumen

    hotel seperti area komersial yang luas dan lengkap, meeting   room yang

    memiliki ukuran bervariasi tergantung besarnya meeting  yang diadakan, satu

    ruang serbaguna/ballroom yang dapat digunakan untuk perhelatan besar, ruang

    kamar yang kompak, serta kolam renang yang tidak begitu besar karena

    sebagian besar tamu hotel datang untuk beristirahat di dalam kamar ataupun

    mengikuti meeting .

     b. 

    Tatanan Ruang

    Area-area di dalam bangunan hotel ditata agar dapat memenuhi kebutuhan

     para tamu yang hanya menginap untuk waktu singkat dengan mendesain

    fasilitas-fasilitas utama seperti fasilitas komersial yang memenuhi kebutuhan

     belanja dan makan/minum tamu, lobby, serta fasilitas hiburan yang saling

     berdekatan sehingga dapat menghemat waktu dan tamu tidak perlu mencari

    fasilitas-fasilitas tersebut di luar bangunan hotel.

    c.  Pencahayaan

    Konsep pencahayaan pada bangunan terutama adalah meredam cahaya

    matahari yang masuk ke dalam kamar tamu untuk menciptakan suasana istirahat

    yang nyaman dengan mengarahkan bukaan pada sisi utara-selatan yang tidak

     begitu silau dan penempatan  shading   di tempat-tempat tertentu. Pada lobby 

    yang menghadap ke sisi timur cahaya matahari dimasukkan secara optimal pada

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    10/12

    65

     pagi dan siang hari melalui fasad kaca dan diberikan shading  untuk meredam

    silau. Pada area komersial yang menghadap ke selatan, pencahayaan alami juga

    dimasukkan melalui fasad kaca.

    Karena lokasi  site  berdekatan dengan area pantai yang panas, cahaya

    matahari diredam dimasukkan seperlunya agar tidak membuat bangunan

    menjadi panas serta mengurangi kenyamanan tamu dan diatur dengan

    menempatkan shading  pada bangunan. Sedangkan pada area back-of-the-house,

     pencahayaan alami dimasukkan lebih banyak pada bukaan-bukaan yang ada

    karena sebagian besar ruangan memakai dinding yang masif dan tertutup

    sehingga kondisi dalam ruangan cenderung gelap. Pada bagian-bagian

     bangunan yang memerlukan pencahayaan lebih digunakan pencahayaan buatan

    yang disesuaikan dengan suasana pencahayaan ideal untuk tiap kegiatan.

    d. 

    Penghawaan

    Penghawaan alami digunakan pada area publik yang cenderung terbuka

    seperti lobby komersial dan area back-of-the-house. Sedangkan untuk area-area

    yang tertutup, konsep penghawaan di dalam bangunan cenderung menggunakan

     penghawaan buatan untuk menciptakan kenyamanan tamu yang optimal serta

    karena iklim mikro di sekitar  site cenderung panas. Penghawaan buatan yang

    dipakai terutama pada kamar tamu menggunakan sistem  pre-cooling  sehingga

    energi yang dikeluarkan untuk menciptakan suhu ideal dapat ditekan dan

    menghemat biaya operasional bangunan serta meringankan beban kerja

     pendingin ruangan. Sistem pre-cooling  juga menjadikan ruangan tetap berada

     pada suhu nyaman dari saat mulai digunakan sehingga tamu hotel dapat segera

     beristirahat.

    2. 

    Sistem Struktur

    Konsep sistem struktur pada bangunan adalah sistem struktur dengan kolom dan

     balok yang umum digunakan pada bangunan dengan fungsi serupa. Sistem struktur

    ini digunakan karena dapat menata ruang dengan modul-modul tertentu dengan

    lebih efektif dan memudahkan operasional bangunan serta mudah untuk dikerjakan

    sehingga dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam proses

     pembangunan.

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    11/12

    66

    3. 

    Utilitas

    Konsep sistem utilitas adalah konsep dasar untuk perancangan sistem utilitas

     bangunan yang sesuai dengan kebutuhan bangunan dan kondisi  site. Konsep ini

    terdiri dari atas konsep sistem yaitu sanitasi, jaringan listrik, dan pencegahan

    kebakaran. Keseluruhan konsep sistem tersebut dijelaskan sebagai berikut.

    a.  Sanitasi

    Sistem jaringan air bersih bangunan menggunakan sistem downfeed  dengan

    sumber air berasal dari air PDAM yang dipompa menuju bak penampungan

    (upper tank ) di atap bangunan dan kemudian disalurkan ke seluruh bangunan.

    Sumber air yang memakai air PDAM dikarenakan lokasi  site yang berdekatan

    dengan laut sehingga air tanah yang dihasilkan cenderung asin. Air panas yang

    digunakan pada kamar mandi hotel bersumber dari air pada upper tank   yang

    dipanaskan dengan menggunakan boiler yang panasnya terutama bersumber

    dari kondensor AC dan kemudian dialirkan ke seluruh bangunan.

    Sistem pengolahan limbah pada bangunan dilakukan bertahap dan tiap jenis

    limbah diberi perlakuan berbeda. Untuk limbah tinja dipisahkan antara limbah

     padat dan cairnya. Limbah padat diolah melalui septic tank  sedangkan limbah

    cairnya diolah bersama limbah cair yang berasal dari air lemak yang telah diolah

    melaui bak penangkapan lemak. Limbah cair tersebut kemudian diolah

    menggunakan mesin raktor yang menggunakan bakteri pengurai untuk

    menghasilkan cairan yang dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman

    atau membilas toilet dan telah aman untuk dibuang ke riool kota.

     b.  Jaringan Listrik

    Sumber listrik utama berasal dari PLN dan sumber listrik cadangan

    disiapkan apabila terjadi mati listrik dengan mengadakan generator set di ruang

    servis. Aliran listrik dikontrol dengan menggunakan  Main Distribution Panel  

    (MDP) yang diletakkan di ruang tersendiri berdekatan dengan ruang genset

    kemudian dialirkan menuju Sub Distribution Panel  (SDP) pada tiap lantai yang

    diletakkan di dalam ruangan staf dalam core servis hingga aliran listrik tersebut

    dialirkan ke seluruh fasilitas di dalam bangunan dan dikontrol dalam skala kecil

    melalui saklar dan stop kontak.

  • 8/19/2019 S1-2015-319617-conclusion

    12/12

    67

    c. 

    Pencegahan dan Penanganan Kebakaran serta Mitigasi Bencana

    Sistem pencegahan kebakaran yang digunakan pada hotel ini adalah dengan

    menempatkan detektor asap dan detektor panas pada tiap ruangan kamar dan

    area-area yang rawan kebakaran seperti ruang mesin dan sebagainya sehingga

    tanda-tanda bahaya kebakaran dapat diketahui sesegera mungkin. Detektor-

    detektor tersebut terhubung dengan fire alarm dan fire sprinkler  di plafon yang

    ditempatkan pada tiap jarak tertentu. Pada titik-titik tertentu di tiap lantai pada

     bangunan disediakan  fire extinguisher  dan hydrant box agar kebakaran dapat

    segera diatasi. Sementara pada luar bangunan ditempatkan hydrant pillar  

    sebagai sumber air utama untuk pemadaman kebakaran.

    Proses evakuasi kebakaran hotel serta tsunami dibantu dengan tangga

    darurat yang terdapat setiap jarak 30 m dan terletak di ujung-ujung bangunan

    tiap lantai. Pada area rooftop terdapat green roof  yang berfungsi sebagai titik

    kumpul apabila terjadi bencana tsunami.