Upload
intan-fajrin
View
24
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tutorial
Citation preview
LAPORAN TUTORIALSKENARIO A BLOK 23
MUTIA ARNISA PUTRI 04121401004
FADILLAH AMRINA 04121401005
DESIYANTI 04121401006
DWI ANDARI 04121401014
TIA OKIDITA 04121401015
INTAN FAJRIN KARIMAH 04121401046
ACHMAD RANDI RAHARJO 04121401051
M. REZI RAHMANDA 04121401054
YESI EKA MOLITA 04121401055
IMA DESLIANA 04121401091
MINATI MAHARANI AMIN 04121401096
SHOBANA AN AUGUSTIN 04111401101
KELOMPOK 2
TUTOR : dr. Firmansyah, SpOG (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016
1
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR…………………………………………………………3KEGIATAN TUTORIAL …………………………………………………… 4SKENARIO……………………………………………………………………... 5KLARIFIKASI ISTILAH…………………………………………………….6IDENTIFIKASI MASALAH……………………………………………….. 6ANALISIS MASALAH………………………………………………………. 8RESTRUKTURISASI / KERANGKA KONSEP……………………… 41SINTESIS……………………………………………………………………….. 42KESIMPULAN………………………………………………………………… 71DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 72
2
3
KATA PENGANTARPuji syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario A Blok 123” sebagai tugas kompetensi kelompok.
Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai
akhir zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur,
hormat, dan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,
2. dr. Firmansyah, SpOG selaku tutor kelompok 2,
3. teman-teman sejawat FK Unsri,
4. semua pihak yang telah membantu kami.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita
selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, 22 Januari 2015
Kelompok 2
4
KEGIATAN TUTORIAL
Tutor : dr. Firmansyah, SpOG (K)
Moderator : Muhammad Rezi Rahmanda
Sekretaris Meja 1 : Mutia Arnisa Putri
Sekretaris Meja 2 : Intan Fajrin Karimah
Pelaksanaan : 19 Januari dan 21 Januari 2015
10.00-12.00 WIB
Peraturan selama tutorial :
1. Sebelum nyampaikan pendapat harus mengacungkan tangan
2. Alat komunikasi dan gadget hanya boleh digunakan untuk keperluan diskusi,
namun dalam mode silent dan tidak mengganggu berlangsungnya diskusi
3. Minum diperbolehkan, namun tidak untuk makan
4. Bila ingin izin keluar, diharapkan melalui moderator
5
I.SKENARIO A BLOK 23 TAHUN 2015
A woman attends a routine antenatal appointment at 31 week’s gestation. She is 26 years old and
this is her fifth pregnancy. She has four children, all spontaneous vaginal deliveries at term. Her
fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by postpartum haemorrhage(pph)
requiring a 4 unit blood transfusion. She is reffered by midwife to doctor (public health centre)
with possibility of breech presentation. The mother complains of malaise and dizzy. Due to her
economic condition, she admits that during her pregnancy she only eats some food that she can
afford to buy. She feels general tired and attributes this to caring for her four young children. She
reports good fetal movements (more than 10 per day).
In the examination findings:
Height : 150cm; weight : 45 kg; blood pressure : 12673 mmHg; pulse : 92x/menit; RR:
22x/minute
Palpebral conjunctival looked pale
Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen
Haemoglobin 7,8 g/dl
Mean cell volume 68 fL
Mean orpuscular hemoglobin concentration 28 g/dl
Serum iron leve 32mg/dl
Total iron binding capacity 510 mg/dl
White cell count 11.200/L
Platelets 237.000/L
Urinalysis : negative
Blood group : A negative
No atypical antibodies detected
6
II. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Antenatal :pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
2. Gestation : kehamilan
3. Spontaneous vaginal deliveries : kelahiran spontan melalui vaginal
4. Postpartum haemorrhage (PPH) : pendarahan per vagina 500ml atau lebih sesudah anak
lahir
5. Breech presentation : letak memanjang dengan bagian terbawah bokong
6. Malaise : perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, dan lesu
7. Dizzy : perasaan terhadap ruang yang terganggu, sensasi
terombang-abing dan perasaan adanya pergerakan di
dalam kepala
8. Good fetal movements : gerakan jann yang dalam kondisi normal
9. Transfution : pemasukan darah lengkap atau komponen darah secara
langsung ke dalam aliran darah
III.IDENTIFIKASI MASALAH
1. A woman attends a routine antenatal appointment at 31 week’s gestation. She is 26 years
old and this is her fifth pregnancy.
2. Her fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by postpartum
haemorrhage(pph) requiring a 4 unit blood transfusion.
3. She is reffered by midwife to doctor (public health centre) with possibility of breech
presentation.
4. The mother complains of malaise and dizzy.
5. Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eats some
food that she can afford to buy. She feels general tired and attributes this to caring for her
four young children.
6. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
7
7. In the examination findings:
Height : 150cm; weight : 45 kg; blood pressure : 12673 mmHg; pulse : 92x/menit; RR:
22x/minute
Palpebral conjunctival looked pale
Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen
8. Haemoglobin 7,8 g/dl
Mean cell volume 68 fL
Mean orpuscular hemoglobin concentration 28 g/dl
Serum iron level 32mg/dl
Total iron binding capacity 510 mg/dl
White cell count 11.200/L
Platelets 237.000/L
Urinalysis : negative
Blood group : A negative
No atypical antibodies detected
8
IV.ANALISIS MASALAH
1. A woman attends a routine antenatal appointment at 31 week’s gestation. She is 26 years
old and this is her fifth pregnancy.
a. Berapa kali minimal pemeriksaan antenatal ?
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan kesejahteraan ibu dan anak minimal
empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
- Sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan,
- Kehamilan trimester ke dua ( 14- 28 minggu) satu kali kunjungan
- Kehamilan trimester ke tiga ( 28-36 minggu dan akhir minggu ke 36) dua kali
kunjungan.
b. Apa hbungan umur ibu terhadap kehamilan kelima?
- Di usia nya yang ke 26 tahun sedangkan ia telah memiliki riwayat kehamilan
sebanyak 4 kali menandakan bahwa terlalu pendeknya jarak kelahiran tiap-tiap
anak. Hal ini dapat menjadi faktor resiko untuk mengalami perdarahan post
partum seperti halnya yang ia alami ketika ia melahirkan anaknya yang keempat.
Sedangkan riwayat kehamilan grande multipara juga dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya perdarahan post partum walaupun bukan sebagai faktor
resiko independen. Selain itu, perdarahan post partum bisa juga disebabkan oleh
hal-hal lain seperti atonia uteri.
Atonia uteri adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). Atonia uteri bisa disebabkan karena
umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan jarak kelahiran
pendek, malnutrisi, dan lain-lain.
Perdarahan post-partum yang ibu ini alami bisa menyebabkan terjadinya anemia.
Apalagi dengan adanya kehamilan berulang dengan interval yang pendek bisa
menyebabkan anemia, terutama anemia defisiensi besi yang berat. Karena
kebutuhan besi pada ibu hamil akan meningkat, sedangkan asupan makanan tidak
mencukupi maka dapat memperberat timbulnya anemia pada ibu ini dan
bermanifestasi timbulnya gejala seperti lemah, lesu dan pusing. Grande multipara
9
juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya presentasi sungsang pada bayi
yang akan dilahirkan.
c. Apa hubungan kehamilan kelima terhadap kesehatan ibu dan komplikasi yang bisa
terjadi?
Pada Grande Multipara yaitu ibu dengan kehamilan / melahirkan 4 kali atau
lebih merupakan risiko persalinan patologis. Keadaan kesehatan yang sering
ditemukan pada ibu grande multipara adalah ;
1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi.
2) Kekendoran pada dinding perut.
3) tampak ibu dengan perut menggantung.
4) Kekendoran dinding rahim. (Rochjati 2003)
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih yakni
antara lain:
1. Kelainan letak, persalinan letak lintang atau sungsang
2. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
3. Persalinan lama
4. Perdarahan pasca persalinan (Rochjati, 2003).
d. Apa faktor resiko kehamilan kelima?
- Pada kasus ini seorang ibu sedang hamil anak kelima berarti termasuk dalam
golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4.(Wiknjosastro, 2005). Paritas
berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada grande multipara yaitu ibu dengan
kehamilan/melahirkan 4 kali atau lebih merupakan risiko persalinan patologis.
Keadaan kesehatan yang sering ditemukan pada ibu grande multipara adalah
kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi, kekendoran pada dinding
perut, tampak ibu dengan perut menggantung, kekendoran dinding rahim.
(Rochjati, 2003).
Bahaya ya ng dapat terjadi pada kelompok ini adalah kelainan letakdan persalinan
letak lintang, robekan rahim pada kelainan letak lintang, persalinan lama, perdarahan
pasca persalinan.(Rochjati, 2003).
10
e. Bagaimana perubahan fisiologis pada ibu hamil?
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus. Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik
menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada
kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir
di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis
muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal berbahaya jika lemah, dapat ruptur,
mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan
akibat progesterone warna menjadi livide / kebiruan (Hegar’s sign). Sekresi lendir
serviks meningkat pada memberikan gejala keputihan.
Decidua
Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan.
Progesteron dan estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang
menyebabkan decidua menjadi lebih tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di fundus.
Saat placenta telah terbentuk, maka plasenta dapat menghasilkan hormon sendiri dan
corpus luteum tidak lagi dipertahankan oleh hCG yang dihasilkan sel
sinsitiotrofoblas. Corpus luteum mengecil dan akan berubah menjadi corpus albicans.
Miometrium
Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus. Pada usia
kehamilan 8 minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari kontraksi yang
dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya kontraksi ini tanpa rasa
sakit walaupun beberapa wanita mengeluhkan nyeri dengan intensitas rendah.
Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung
11
lebih banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Dibawah pengaruh hormon
progesteron, sel epitel kelenjar yang terdapat di sepanjang canalis cervisis uteri
menghasilkan secret sehingga membentuk suatu penyumbatan serviks yang disebut
operculum atau mucous plug sehingga melindungi cavum uteri dari infeksi.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna tampak
lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsio
pun tampak lebih livide. Pembuluh darah genitalia interna akan membesar karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat – alat genitalia tersebut meningkat.
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran (ductus dan ductulus), sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus (alveolus) pada mammae. Somatomammotropin
mempengaruhi pertumbuhan sel – sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam
sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Di bawah
pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak di sekitar kelompok
– kelompok alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan
membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae
karena hiperpigmentasi.
12
Perubahan pada Sistem Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan
alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu
dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak kira – kira 25% dengan
puncak kehamilan32 minggu diikuti dengan cardiac output yang meningkat sekitar
30%. Eritopoesis juga meningkat untuk memenuhi keperluan transpor zat asamyang
dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar,
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Jumlah leukosit
dan produksi trombosit meningkat, laju endap darah umumnya meningkat sampai
empat kali.
Perubahan pada Sistem Respirasi
Usaha pernafasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen
meningkat sebesar 16-20%. Sistem respirasi juga dipengaruhi oleh volume uterus
yang terus membesar. Diafragma melakukan sebagian kerja respirasi, pernafasan
lebih bersifat torakhalis dari pada abdominalis. Seiring dengan peningkatan kadar
progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas terhadap pCO2
menyebabkan volume tidal dan volume ventilasi per menit meningkat. Karena itu,
hiperventilasi merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat,
namun tekanan oksigen arteri tidak mengalami perubahan.
Tekanan parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 menjadi 101-106
mmHg) dan kadar karbondioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34
mmHg). Penurunan kadar karbondioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis
respiratorik ringan. Terjadi kompensasi metabolik berupa peningkatan kadar ekskresi
ion bikarbonat oleh ginjal. Selain itu, progesteron juga memiliki efek local yaitu
merelaksasi otot polos jalan nafas (bronkus dan bronkiolus) dan pembuluh darah
paru. Banyak wanita hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman
13
dan kecemasan, sering pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan tekanan
intraabdominal. Hal ini berkaitan dengan pCO2 dan mungkin disebabkan
hiperventilasi.
Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih
sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak
sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Progesteron merelaksasi otot polos sehingga mempengaruhi seluruh saluran
gastrointestinal selama kehamilan. Pengosongan lambung menjadi lambat, begitu
juga pergerakan zat-zat yang dicerna di sepanjang saluran gastrointestinal.
Pengosongan kandung empedu menjadi lebih lama dan cairan empedu cenderung
untuk mengendap di dalam saluran empedu dan duktus koledukus.
Efek progesteron pada tonus sfingter esophagus bawah menyebabkan kompetensi
sfingter terganggu sehingga meningkatkan kemungkinan regurgitasi asam lambung ke
esophagus.
Perubahan pada Sistem Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar
kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor,
magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk
pembentukan hemoglobin tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar
glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat, produksi glukosa dari hati menurun
- Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun, aktifitas ekskresi
ginjal meningkat
14
- Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon-hormon ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Perubahan pada Traktus Urinarius
- Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen
dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-
150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan
hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
- Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini
dianggap normal.
- Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan
berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (->
linea grisea), striae lividae pada perut.
Perubahan pada Kulit
- Sejumlah perubahan dapat ditemukan pada penampilan seorang wanita hamil.
Peningkatan hormon melanotrofik (melanotrophic hormone-MH) atau dikenal
juga dengan MSH yang bersirkulasi menyebabkan terjadinya peningkatan
pigmentasi kulit. Pada awal kehamilan, putting susu dan areola mamae bertambah
hitam/gelap. Terbentuk satu garis gelap dari pusar sampai pubis yang disebut
linea nigra yang memperlihatkan garis pelipatan dan fusi abdomen pada masa
embrio. Kloasma gravidarum, pigmentasi berbercak yang biasanya berbentuk
kupu-kupu (mask of pregnancy) di sekitar mata dan dahi. Freckles (lentigo) dan
jaringan parut yang baru terbentuk mungkin bertambah gelap.
f. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan antenatal?
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan
umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya
pada trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir
kehamilan pertambahan berat total adalah 9 – 12 kg. Bila ada kenaikan berat
15
badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak,
kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15
mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia
kalau tidak ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.
20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.
24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat
4. Pemberian imunisasi TT
Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan
sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika
sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada
masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian
imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat pemberian
imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II
sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.
b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan
ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama
16
5. Pemberian tablet zat besi
Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet
sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang.
Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,
minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh
karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi
diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga
bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat
ini, hal tersebut adalah normal).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual
seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit –
penyakit menular seksual harus segera ditangani.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan
keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002).
Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.
2. Her fourth child is 18 months old and the delivery was complicated by postpartum
haemorrhage(pph) requiring a 4 unit blood transfusion.
a. Apa etiologi postpartum haemorrhage?
Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
- Hipotoni sampai atonia uteri
Akibat anestesi
Distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramnion)
Partus lama, partus kasep
17
Partus presipitatus/partus terlalu cepat
Persalinan karena induksi oksitosin
Multiparitas
Korioamnionitis
Pernah atonia sebelumnya
- Sisa plasenta
Kotiledon atau selaput ketuban tersisa
Plasenta susenturiata
Plasenta akreta, inkreta, perkreta
Perdarahan karena robekan
- Episiotomi yang melebar
- Robekan pada perineum, vagina, dan serviks
- Ruptura uteri
Gangguan koagulasi
- Jarang terjadi tetapi bisa memperburuk keadaan di atas
b. Apa komplikasi bagi ibu hamil yang sudah hamil kelima?
1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi.
2) Kekendoran pada dinding perut.
3) tampak ibu dengan perut menggantung.
4) Kekendoran dinding rahim. (Rochjati 2003)
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih yakni
antara lain:
1. Kelainan letak, persalinan letak lintang
2. Robekan rahim pada kelainan letak lintang
3. Persalinan lama
4. Perdarahan pasca persalinan (Rochjati, 2003).
c. Apa faktor predisposisi pada postpartum haemorrhage?
-Polihidramnion
-Kehamilan kembar
18
-Makrosomia
-Persalinan lama
-Persalinan terlalu cepat
-Persalinan dengan induksi
-Infeksi intrapartum
-Paritas tinggi atau Grande Multipara
d. Bagaimana dampak dari jarak kehamilan yang berdekatan (18 bulan)?
- Jarak kehamilan yang ideal adalah antara 2 – 5 tahun. Seorang wanita yang
melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (<2 tahun) akan meningkatkan
resikonya untuk mengalami perdarahan trimester III, plasenta previa, anemia,
ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas, dan kematian saat melahirkan.
Melahirkan dan hamil lagi dalam jarak dekat berpengaruh buruk bagi kesehatan
ibu. Dalam waktu 2 tahun diharapkan ibu dapat melakukan persiapan kehamilan
berikutnya setelah pemulihan persalinan sebelumnya secara lebih baik.
- Penelitian sekarang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh ibu sedang menyusui
dengan gangguan atau kontraksi pada saat kehamilan.
e. Berapa jarak waktu ideal antar kehamilan?
- Jarak kehamilan yang ideal adalah antara 2-5 tahun. Perhitungan pertama adalah
dari segi medis. Waktu (minimal) dua tahun memungkinkan si ibu untuk
melakukan persiapan kehamilan setelah pemulihan persalinan sebelumnya secara
lebih baik. Ibu perlu mendapatkan kembali kesehatannya yang mungkin sempat
menurun ketika hamil dan melahirkan serta merawat jabang bayi yang baru
dilahirkan. Pun melahirkan dalam jangka waktu dekat akan mempengaruhi
kesehatan ibu secara negatif.
f. Bagaimana cara agar kehamilan berjarak ideal?
Menjaga jarak kehamilan tak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan,
namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologis keluarga. Salah satu
perencanaan kehamilan antara lain dengan mengikuti program Keluarga Berencana
19
(KB). KB memberi pilihan kepada pasangan tentang kapan sebaiknya mempunyai
anak, berapa jumlahnya, jarak antar anak yang satu dengan yang lain, dan kapan
sebaiknya berhenti mempunyai anak (Yolan, 2007).
Fase-fase dalam mengatur kehamilan
Dalam mengatur jarak kehamilan kita dapat menggunakan kontrasepsi sesuai dengan
fase-fase berikut ini yaitu (Manuaba, 1998):
- Fase menunda kehamilan
Pada fase ini, pasangan dapat memilih metode kontrasepsi antara lain :
1) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom, pantang berkala,
pemakaian spermisid, dan senggama terputus
2) Pil KB yaitu pil progestin atau pil kombinasi
3) Suntikan KB yaitu suntikan progestin atau suntikan kombinasi
- Fase menjarangkan kehamilan
1) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom, pantang berkala,
pemakaian spermisid, dan senggama terputus
2) Metode mekanis yaitu Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
3) Metode MKE kecuali kontap
- Fase mengakhiri kehamilan
1) Metode MKE termasuk kontap
2) Metode sederhana
3. She is reffered by midwife to doctor (public health centre) with possibility of breech
presentation.
a. Apa etiologi dari presentasi bokong?
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa
faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus, polihidramnion,
oligohidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan mulipel,
anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya.
20
Presentasi bokong yang menetap berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya
morbiditas perinatal akibat kelahiran yang sulit, prolaps tali pusat, anomali uterus
(septum, fibroid), plasenta previa, anomali fetus atau neonatus.
b. Bagaimana patofisiologi presentation bokong?
- Penjelasan dari patofisiologi tersebut diatas adalah letak janin dalam uterus
bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada
kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang
atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat
dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang
yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil
di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada
kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan
pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi
kepala. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada
dalam posisi sungsang.
c. Apa faktor resiko kehamilan dengan presentasi bokong?
- Prematuritas
- Abnormalitas struktural uterus
- Polihidramnion
- Plasenta previa
- Multiparitas
- Mioma uteri
- Kehamilan multiple
- Anomali janin (anensefali, hidrosefalus)
- Riwayat presentasi bokong sebelumnya
21
d. Apa komplikasi kehamilan dengan presentasi bokong terhadap ibu dan bayi?
- Bagi Ibu
1. Trauma jalan lahir (trauma vagina, ruptur perineum, perlukaan serviks)
2. Atonia uteri, perdarahan postpartum
3. Mudah terkena infeksi karena ketuban lebih cepat pecah sedangkan partus lama
- Bagi janin
1. Hipoksia karena terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu
kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat
menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir.
2. Sufokasi / aspirasi terjadi apabila janin bernapas sebelum hidung dan mulut lahir
sehingga mukus yang terhisap dapat menyumbat jalan napas
3. Fraktur tulang humerus, femur, tulang-tulang kepala, klavikula, dislokasi bahu,
dislokasi pinggul.
4. Kepala harus melewati panggul dalam waktu yang lebih singkat daripada
persalinan presentasi kepala, sehimgga tidak ada waktu bagi kepal untuk
menyesuaikan diri dengan besar dan bentuk panggul. Kompresi dan dekompresi
kepala terjadi dengan cepat sehingga mudah menimbulkan luka pada kepala dan
perdarahan dalam tengkorak.
5. Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat
tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi dan
juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.
e. Apa hubungan kehamilan 31 minggu dengan keadaan presentasi bokong?
- pada kasus ini pasien sedang mengandung anak ke-5, maka uterus relaksasi
sehingga janin di dalam kandungan bisa bergerak-gerak, seperti dalam kasus ini
yaitu sungsang. Tetapi, janin bisa berputar-putar lagi di dalam kandungan. Kalau
sungsang di bawah kehamilan 32 masih normal. Apabila sungsang dengan
kehamilan dekat aterm baru disebut dengan patologis.
22
f. Bagaimana tatalaksana yang tepat terhadap bayi 31 minggu dengan presentasi
bokong?
Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah malpresentasi pada waktu
persalinan. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, sebagian besar akan berubah
menjadi presentasi kepala setelah umur 34 minggu. Penemuan adanya presentasi
bokong mulai umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat untuk melakukan
tindakan versi luar. Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan
tekanan dan maneuver tertenru pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin
menjadi presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
bradikardi janin yang bersifat sementara, solusio plasenta, komplikasi tali pusat,
perdarahan feto maternal dengan kemungkinan sensitifikasi, dan ketuban pecah dini.
Tingkat keberhasilan 50 – 70% (semakin meningkat dengan multiparitas, presentasu
selain bokong murni, volume air ketuban normal, letak lintang atau oblik). Oleh
karena efektivitasnya dan keamananya, dianjurkan agar semua perempuan dengan
presentasi selain kepala yang memenuhi persyaratan pada umur kehamilan
mendekati atau saat cukup bulan diberi tawaran untuk dilakukan versi luar. Keadaan
yang harus diketahui sebelum menawarkan versi luar adalah perkiraan berat janin,
bolume air ketuban, letak plasenta, dan morfologi janin normal.
Kontraindikasi dilakukan versi luar adalah semua keadaan kontraindikasi persalinan
veginal. Terdapat pula yang bersifat relative, yaitu ketuban pecah dini,
oligohidramion, perdarahan uterus yang tidak diketahui sebabnya, atau dalam kala I
fase aktif.
Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas. Pada
sadarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat keberhasilannya.
Pada imumnya versi luar efektif dilakukan pada umur 34 – 36 minggu. Versi luar
juga bisa dilakukan sebelum umur 34 minggu, tetapi kemungkinan untuk kembali
menjadi lagi menjadi presentasi bokong cukup besar, dan apabila terjadi komplikasi
yang yang mengharuskan dilahirkannya dengan segera, maka morbiditas karena
prematuritasnya masih tinggi. Versi luar bisa dapat dipertimbangkan untuk diulang
23
bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil, tetapi kembali menjadi presentasi bokong.
Proses versi luar dapat dipermudah dan rasa tidak nyaman bagi pasien dapat
dikurangi dengan penggunaan tokolitik (terbutalin 0,125 – 0,250 mg subkutan)
4. The mother complains of malaise and dizzy.
a. Apa etiologi dari malaise dan dizzy pada kasus ini?
- Rasa malaise dan dizzy pada kasus ini disebabkan oleh anemia. Pada kehamilan
terjadi anemia fisiologis, karena adanya peningkatan proses eritropoeitin,
sehingga terjadi penambahan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih
besar dibandingkan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
Hb akibat hemodilusi. Volume plasma yang terekspansi menurunkan Ht, Hb ,
eritrosit.
b. Bagaimana patofisiologi dari malaise dan dizzy?
- Keadaan mudah lelah dan pusing dapat disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen
atau nutrisi pada jaringan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya pemasukan
ataupun gangguan pada sistem transportasinya. Dari pemeriksaanlaboratoris
diketahui bahwa ibu ini mengalami anemia hipokromik monocytic. Anemia
hipokromik mikrositik yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia
defisiensi besi.
Pada ibu hamil, kemungkinan terjadinya anemia defisiensi besi cukup besar. Hal ini
karena kebutuhan nutrisi yang meningkat pada ibu hamil untuk pertumbuhan
jaringan-jaringan janin yang baru, terutama pada trimester kedua dan ketiga. Pada
trimester kedua, pembentukan janin dapat berlangsung dengan cepat, karena banyak
dibentuknya jaringan-jaringan baru, diperlukan banyak bahan makanan sumber
protein, vitamin, dan mineral. Apabila pada trimester kedua dan ketiga asupan makan
ibu kurang memadai baik kualitas maupun kuantitas, maka bahan-bahan untuk
pertumbuhan janin akan diambil dari cadangan dan jaringan tubuh ibunya. Pada kasus
didapatkan informasi bahwa ibu ini kemungkinan tidak mendapat asupan nutrisi yang
cukup akibat status ekonominya. Kurangnya asupan berbagai macam nutrisi
(termasuk besi) ini akan mengakibatkan cadangan besi di dalam tubuh akan lebih
24
cepat habis. Saat cadangan besi sudah habis, produksi sel darah merah akan
terganggu, maka dapat terjadi anemia.
c. Bagaimana tatalaksana bagi ibu hamil yang mengalami malaise dan dizzy?
- Pemberian suplement Fe untuk anemia berat dosisnya adalah 4-6mg/Kg
BB/hari dalam 3 dosis terbagi.
Untuk anemia ringan-sedang : 3 mg/kg BB/hari dalam 3 dosis terbagi
Makan- makanan yang bergizi dan mengandung zat besi yang baik seperti
- Telur
Telur kaya akan semua mineral, termasuk besi, dan vitamin B. Telur ideal
dikonsumsi saat sarapan karena mengandung jumlah energi memadai.
- Ikan
Salah satu makanan laut ini dipercaya kaya akan omega-3 dan 6. Ikan baronang
diketahui mengandung zat besi sebanyak 3,8 mg per 100 gram. Selian itu ikan
sarden juga mengandung 2,5 mg zat besi per 100 gram. Ikan salmon merupakan
sumber utama protein dan asam lemak omega 3.
- Tahu tempe
B. Sumber Zat Besi dari Sayuran
Sayuran hijau seperti bayam, caisin, dan pokcoy merupakan salah satu jenis
sayuran hijau yang mudah didapat. Daun pada sayuran hijau kaya akan zat besi.
Dalam 100 gram bayam hijau mengandung 3,5 mg zat besi, 16 kkal energi.
Sedangkan 100 gram caisin mengandung 1,9 mg zat besi dan 20 kkal energi.
1. Kentang
Kulit Kentang, mungkin sebagian besar kita tidak memakan kulit dari kentang dan
mengupasnya untuk dibuang. Ternyata studi menemukan bahwa kulit kentang
memiliki zat besi lima kali lebih besar dibanding daging kentangnya sendiri. Jadi
sekarang coba yah makan kentang dengan kulitnya.
25
2. Bayam
Bayam, adalah sayuran yang sangat membantu kita untuk mengikat zat besi.
Dengan bayam kita dapat mengikat banyak sekali zat besi, dan memang bayam
sudah dikenal dapat mengurangi gejala anemia. Jadi jangan ragu untuk menyantap
bayam setiap minggunya. Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A.
3. Jagung
Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga menjadi sumber yang baik
untuk vitamin A dan C. Lihat juga artikel mengenai manfaat jagung.
4. Kangkung
Kangkung adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin A dan vitamin B serta
C. Kangkung mengandung jumlah tinggi zat besi, kalsium, dan kalium.
Sumber Zat Besi dari Kacang-kacangan
1. Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai
Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai merupakan jenis kacang yang
mudah diolah. 100 gram kacang kedelai mengandung 381 kkal energi, dan 10 mg
zat besi. Sedangkan kacang hijau mengandung 323 kkal energi dan 7,5 zat besi
per 100 gram.
5. Due to her economic condition, she admits that during her pregnancy she only eats some
food that she can afford to buy. She feels general tired and attributes this to caring for her
four young children.
a. Bagaimana asupan gizi yang baik untuk ibu hamil yang sehat dan dengan kondisi ini?
Protein, Lemak, dan Karbohidrat
Ibu hamil memerlukan 2.500 kalori setiap hari. Dalam keadaan normal, perempuan
dewasa hanya butuh 2.200 kalori. Pasokan kalori yang utama didapatkan dari lemak,
yang juga digunakan untuk pertumbuhan plasenta. Sumber lemak yang utama adalah
26
daging, susu, telur, mentega, dan minyak nabati. Protein : Jumlah protein yang
dibutuhkan setiap hari adalah 85 g. sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-
tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, susu, telur). Defisiensi
protein dapat menyebabkan premature, anemia, dan edema
Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gr perhari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium
yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi
kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu
Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan
yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin di
dalam sel darah merah. Untuk menjaga konsentrasi Hb yang normal, diperlukan
asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari, terutama setelah trimester
kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi per minggu cukup adekuat. Zat
besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous fumarate, atau ferrous
sulfat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan ADB.
Vitamin
Kebutuhan tambahan akan vitamin umumnya sudah terpenuhi apabila konsumsi
kalori dan protein sudah adekuat. Yang menjadi pengecualian adalah asam folat, yang
mana seringkali dibutuhkan suplementasi tersendiri terutama pada wanita hamil
dengan muntah-muntah berkepanjangan, anemia hemolisis, atau janin lebih dari satu.
Namun, jika ada keraguan akan intake nutrisi ibu hamil, terutama pada lingkungan
yang kurang sejahtera, dapat dilakukan pemberian multivitamin yang dapat
mengurangi kejadian bayi berat lahir rendah dan pertumbuhan janin yang terganggu.
27
Asam folat
Selain zat besi, sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel.
Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil adalah 400 mikogram perhari. Bahan
makanan yang kaya akan asam folat adalah sereal, roti gandum, sayuran hijau, toge,
dan kacang-kacangan.Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil.
Vitamin A
Intake tambahan akan vitamin A tidak direkomendasikan karena biasanya sudah
tercukupi pada konsumsi keseharian. Ditambah lagi, jika konsumsi vitamin A
berlebih, justru dikhawatirkan terjadi beberapa defek pada kelahiran. Konsumsi yang
dianggap berlebih adalah sekitar 10.000-50.000 IU perhari. Namun, jika sampai
terjadi defisiensi vitamin A, dapat terjadi kondisi seperti ibu hamil dengan rabun
senja sedangkan pada janin dapat terjadi peningkata resiko anemia dan kelahiran
prematur spontan
Vitamin B12
Kadar vitamin B12 pada wanita hamil berkurang karena terjadi penurunan protein
pembawa dalam plasma yaitu transkobalamin. Vitamin B12 bisa didapatkan dari
makanan hewani. Kadar vitamin B12 juga dapat berkurang pada mereka yang
mengkonsumsi vitamin C berlebihan. Meskipun masih diperdebatkan, vitamin B12
juga dapat mencegah terjadinya defek tabung saraf sebagaimana asam folat.
Vitamin B6
Suplementasi vitamin B6 umumnya tidak terlalu diperlukan pada wanita hamil
kecuali mereka yang beresiko mengalami defisiensi seperti pada pelaku
penyalahgunaan obat, remaja dan janin lebih dari satu. Suplementasi yang dapat
diberikan adalah sebesar 2 mg perhari.
28
Vitamin C
Rekomendasi konsumsi vitamin C perhari adalah sebesar 80-85 mg/hari. Angka
tersebut lebih tinggi 20% daripada wanita tidak hamil.
Yodium
Yodium penting bagi perkembangan otak dan sistem saraf lainnya dari janin.
Kebutuhan Yodium meningkat sekitar 47% saat hamil dan 80% selama menyusui.
Makanan sehari-hari, seperti seafood dan daging dapat menjadi sumber yang cukup
untuk yodium. Akan tetapi suplementasi yodium dapat diberikan untuk memastikan
kebutuhannya untuk pertumbuhan janin tetap tercukupi. Pada janin, kekurangan akan
yodium dapat berdampak pada kondisi seperti kretinisme, yang ditandai dengan
berbagai defek neurologis berat.
Potassium
Kadar potassium pada wanita hamil berkurang sekitar 0,5 mEq/L pada pertengahan
kehamilan. Dampak kekurangan potassium pada wanita hamil kurang lebih sama
seperti wanita tidak hamil
b. Apa dampak yang terjadi pada janin jika asupan gizi ibu tidak baik?
Secara umum kebiasaan makan yang buruk tersebut dapat berdampak :
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
dan terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
29
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Pola makan dan nutrisi untuk ibu hamil :
a. Makanan yang diperlukan adalah makanan yang cukup kalori, protein, asam lemak
esensial, mineral dan vitamin.
b. Makanan hendaknya bermacam-macam dan berganti-ganti supaya kekurangan
makanan pada suatu hari dapat diimbangi dengan makanan berikutnya.
c. Cara pengolahan makanan harus diperhatikan agar tidak mengurangi nilai makanan.
d. Keperluan kalori saat kehamilan perlu ditambah
Anjuran jumlah porsi makanan memenuhi gizi seimbang ibu hamil:
Bahan Makanan Ibu Hamil (2000 +
285 kkal)
Nasi 5 p + 1 p
Sayuran 3 p
Buah 4 p
Tempe 3 p
Daging 3 p
Susu +1 p
Minyak 5 p
Gula 2 p
P = porsi
1 p nasi = 100gr (3/4 gelas)
1 p sayuran = 100gr (1 gelas)
1 p buah = 50gr (1 buah)
1 p tempe = 50gr (2 potong sedang)
1 p daging = 50gr (1 potong sedang)
Jumlah unsur-unsur gizi yang dianjurkan selama hamil: kalori 2500 kal, protein 80
g, garan kapur 7,8 g, ferum 18 mg, vitamin A 4000 Kl, vitamin B12 1,2 mg,
vitamin C 25 mg (Moehi Sjahmien, 1988). Makanan ibu selama hamil dan keadaan
30
gizi ibu pada waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
6. She reports good fetal movements (more than 10 per day).
a. Berapa pergerakan janin normalnya perhari?
Gerakkan janin yang normal menurut penelitian akan bergerak lebih dari 10x dalam
12 jam.
Gerakan selama pengembangan
o trimester Pertama
o Bahkan sebelum tahap janin dimulai, minggu-tua manusia enam embrio
dapat melengkungkan punggung dan leher. Usia kehamilan tujuh minggu,
gerakan pada lengan dan kaki dapat dideteksi dengan USG
o Tahap fetus
o Bagian otak yang mengendalikan gerakan janin tidak akan terbentuk
sampai akhir sepenuhnya pada trimester kedua, dan bagian pertama dari
trimester ketiga. Menurut gambaran yang dihasilkan oleh Royal College of
Physicians of Edinburgh , gerakan purposive dimulai di sekitar 18 minggu,
secara bertahap menggantikan gerakan refleks, dan gerakan sukarela
tujuan kemudian mengembangkan lebih lanjut setelah lahir.
o Pada awal gerakan ini, anggota badan bergerak bersama-sama, mereka
mulai bergerak secara independen pada minggu kesembilan sebagai
pengendali neuron di tulang belakang mengembangkan. Pada minggu ke
11, janin dapat membuka mulutnya dan mengisap jari-jarinya; pada
minggu ke 12 , itu mulai menelan cairan ketuban .
o Selain gerakan ke samping kepala, dan gerakan kompleks umum terjadi di
awal tahap janin, dengan gerakan yang melibatkan dan mengejutkan
seluruh tubuh. Gerakan tangan, pinggul, dan lutut dapat diamati di umur
31
kehamilan sembilan minggu, peregangan dan menguap terjadi pada
kehamilan sepuluh minggu,
o Trimester dua
o Sekitar minggu kedua belas, janin mampu menendang dan menggerakan
jari kaki, dan dapat menangkap kaki atau menggaruk dengan kuku-nya
sendiri. Hal ini juga bisa bergerak sebagai respon terhadap sentuhan pada
kulitnyaJuga mulai sekitar seminggu 12, diafragma toraks bergerak naik
dan turun seolah-olah janin itu bernapas, tetapi gerakan ini menghilang
sekitar seminggu ke 16 dan tidak melanjutkan sampai trimester ketiga.
o Gerakan seperti menendang terus, ibu biasanya merasa gerakan untuk
pertama kalinya, sebuah peristiwa yang disebut quickeningt , selama bulan
kelima. Pada bulan ini, gerakan anggota badan menjadi lebih kompleks,.
Kegiatan ini membantu pengembangan bersama dengan benar.
o sekitar minggu ke 21, janin mulai bergerak secara rutin. refleks
mengagetkan ada di sekitar pertengahan minggu ke-24 dan minggu ke 28.
Gerakan dibatasi sekitar waktu ini karena janin telah tumbuh begitu besar
memiliki sedikit ruang untuk menendang atau mengubah posisi tubuh.
o trimester ketiga
o Diakhir kehamilan, ruang gerak janin makin sempit, cairan amnion
(ketuban) pun berkurang sehingga tak banyak membantu pergerakkan
janin. Akibat dari kondisi ini adalah janin seperti ‘pendiam’ dan
pergerakkan bayi akan semakin berkurang pada minggu-minggu terakhir
kehamilan, saat kepala janin mulai masuk ke rongga pinggul.
Berkurangnya gerak janin ini sangat alami, Kebanyakan janin memiliki
masa aktif tengah malam.
o Pemantauan aktifitas / gerakan janin
32
o Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau
dengan USG).Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.
Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per
hari (pada usia di atas 32 minggu).
o Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya
dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).Jika janin tidak
bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau
hipoksia.
7. In the examination findings:
Height : 150cm; weight : 45 kg; blood pressure : 12673 mmHg; pulse : 92x/menit; RR:
22x/minute
Palpebral conjunctival looked pale
Outer examination: hard parts are palpabled in the right side of mother’s abdomen
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal ? 4 5 6
Jawab :
Hasil Pemeriksaan Normal Interpretasi
Height: 150cm
Weight: 45 kg
IMT = 18 - 25 Normal (untuk yang tidak hamil)
Pada kehamilan, BB ideal
sebelum hamil + (usia kehamilan
× 0,35)
Blood Pressure:
126/73 mmHg
120/80 mmHg Normal
Pulse: 92x/menit 60-100x/menit Normal
RR: 22x/menit 18-24x/menit Normal
Konjungtiva
palpebra terlihat
pucat
(+) pucat Anemia
Periksa luar : Bagian
keras teraba di sisi
bagian keras teraba pada sisi kanan
ibu berarti bahwa punggung janin
33
kanan abdomen ibu berada di sebelah kanan uterus.
(Leopold II)
Mekanisme :
Konjungtiva palpebra pucat
Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin
untuk eritopoiesis, kehilangan darah pada saat persalinan, dan laktasi yang jumlah
keseluruhannya dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena
sebagian besar perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah,
maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi. Anemia
defisiensi besi ini akan bermanifestasi sebagai konjungtiva pucat yang diakibatkan
oleh menurunnya perfusi ke jaringan perifer karena tubuh akan mengutamakan
perfusi ke organ-organ internal.
8. Haemoglobin 7,8 g/dl
Mean cell volume 68 fL
Mean orpuscular hemoglobin concentration 28 g/dl
Serum iron leve 32mg/dl
Total iron binding capacity 510 mg/dl
White cell count 11.200/L
Platelets 237.000/L
Urinalysis : negative
Blood group : A negative
No atypical antibodies detected
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal?
Hemoglobin 7,8 gr/dl TM 3 11 gr/dl Anemia
MCV 68 fL 80-94 fL Mikrositik
MCHC 28 fL 32-37 fL Hipokrom
34
Serum Iron 32 μg/dL 35-150 μg/dL ↓
TIBC 510 μg/dL 260-445 μg/dL ↑
Trombosit normal 150.000 – 450.000/L
WBC normal 5.000 – 10.000/L : Leukositosis
Leukosit meningkat pada trimester pertama kehamilan dan menetap sampai 30 minggu
masa kehamilan akibat proses eritropoiesis selektif di sumsum tulang. Hal ini juga
menyebabkan peningkatan granulosit imatur dan left shift. Umumnya leukositosis pada
kehamilan berkisar antara 10-12 ribu dan jarang melebihi 15 ribu sel/uL.
TIBC normal 240 – 450 mcg/dl
Meningkatnya TIBC disebabkan oleh adanya anemia yang diderita oleh ibu ini.
Template
1. How to Diagnose
a. - Anamnesis
- Berapa usia ibu
- Berapa usia kehamilan
- Berapa jumlah anak
- Anak yang dikandung saat ini anak yang keberapa
- Riwayat kehamilan sebelumnya
- Apakah pernah mengalami pendarahan postpartum
- Riwayat transfusi drah sebelumnya
- Keluhan yang dirasakan selama mengandung
- Riwayat ekonomi keluarga
- Riwayat makan sehari-hari (makannya teratur atau tidak dan asupan
gizinya cukup atau tidak)
b. Pemeriksaan fisik
- Tinggi, berat badan, tekanan darah, RR
- Inspeksi terhadap palpebranya apakah pucat
c. Pemeriksaan laboratorium
35
2. Differential Diagnose
Anemia defisiensi
besi
Anemia akibat
penyakit kronik
Anemia
megaloblastik
Malaise + + +
Dizzy + + +
3. Working Diagnose
- Seorang wanita hamil 31 minggu dengan presentasi bokong mengalami anemia et causa
defisiensi besi, defisiensi nutrisi, riwayat pendarahan post partum, dan grande multipara.
4. Epidemiologi
- Angka kejadiaan persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20 minggu, 6-
8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan
sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan,
sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang)
hanya terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal.Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256
bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990
sampai tahun 1999 di Parkland hospital memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak
sungsang adalah dua sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan
25% adalah incomplete breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS Hasan Sadikin
Bandung 4,6%.
5. Etiologi
- Anemia Defisiensi Besi :
Peningkatan produksi sel darah merah ini terjadi sesuai dengan proses perkembangan dan
pertumbuhan masa janin yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan
penyempurnaan susunan organ tubuh (Sadler, 1988). Pada trimester pertama kehamilan, zat besi
yang dibutuhkan sedikit karena peningkatan produksi eritropoetin sedikit, oleh karena tidak
terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua
pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air
36
ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan (Wiknjosastro, 2009).
Akibatnya kebutuhan zat besi semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi
eritrosit dan rentan untuk terjadinya anemia, terutama anemia defisiensi besi.
Perdarahan Post Partum :
Penyebab perdarahan Postpartum antara lain :
1. Atonia uteri 50% - 60%
2. Retensio plasenta 16% - 17%
Universitas Sumatera Utara3. Sisa plasenta 23% - 24%
4. Laserasi jalan lahir 4% - 5%
5. Kelainan darah 0,5% - 0,8% (Mochtar, 1995).
6. Patofisiologi
- Anemia Defisiensi Besi
- Keadaan mudah lelah dan pusing dapat disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen atau
nutrisi pada jaringan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya pemasukan ataupun
gangguan pada sistem transportasinya. Dari pemeriksaanlaboratoris diketahui bahwa ibu
ini mengalami anemia hipokromik monocytic. Anemia hipokromik mikrositik yang
paling sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi.
Pada ibu hamil, kemungkinan terjadinya anemia defisiensi besi cukup besar. Hal ini
karena kebutuhan nutrisi yang meningkat pada ibu hamil untuk pertumbuhan jaringan-
jaringan janin yang baru, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
- Post Partum Hemmorage
37
Riwayat kehamilan sebanyak 4 kali menandakan bahwa terlalu pendeknya jarak
kelahiran tiap-tiap anak. Hal ini dapat menjadi faktor resiko untuk mengalami
perdarahan post partum seperti halnya yang ia alami ketika ia melahirkan anaknya yang
keempat. Sedangkan riwayat kehamilan grande multipara juga dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya perdarahan post partum walaupun bukan sebagai faktor resiko
independen.
7. Manifestasi Klinis
- 1. mudah lelah
2. sakit kepala
3. kulit kering
4. perubahan bentuk kuku (kuku sendok
5. atropi papil
6. kulit pucat
8. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap
Peripheral blood smear (kasus: hypochromic monocytic anemia)
Iron studies: (Besi serum, Ferritin, TIBC)
Reticulocyte count
Stool for ova and parasites
Urinalysis ( glukosadan protein)
USG
9. Tatalaksana
a. - Metode pelahiran per vagina
38
1) Pelahiran bokong spontan. Janin dikeluarkan seluruhnya secara spontan tanpa
traksi atau manipulasi selain dorongan bayi.
2) Ekstraksi bokong parsial. Janin dilahirkan spontan hingga umbilikus, tetapi
bagian tubuh selanjutnya diekstraksi atau dilahirkan dengan traksi operator dan
dibantu oleh manuver-manuver, dengan atau tanpa usaha ekspulsif dari ibu.
3) Ektraksi bokong total. Seluruh janin diektraksi oleh dokter.
b. Ekstraksi bokong parsial
Seiring dengan janin yang terus turun, tungkai dilahirkan dengan memisahkan
bagian medial setiap femur dengan jari-jari operator yang berposisi paralel pada
setiap femur, dan dengan tekanan ke lateral mengeluarkan masing-masing tungkai
dari garis tengah.
Setelah pelahiran tungkai, tulang pelvis janin dipegang dengan kedua tangan,
menggunakan handuk yang dilembabkan dengan air hangat. Jari harus terletak pada krista
iliaka anterior superior dan ibu jari pada sakrum, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya cedera jaringan lunak abdomen janin. Tenaga meneran ibu digunakan bersama
traksi rotasional operator yang kontinu ke arah bawah untuk melangsungakan pelahiran.
Traksi ke bawah secara perlahan dikombinasi dengan rotasi 90 derajat pada pelvis janin
melalui satu lengkung dan kemudian rotaso 180 derajat ke sisi lain, untuk melahirkan
skapula dan lengan.
10. Pencegahan dan edukasi
Makan- makanan yang bergizi dan mengandung zat besi yang baik seperti
1. Telur
Telur kaya akan semua mineral, termasuk besi, dan vitamin B. Telur ideal
dikonsumsi saat sarapan karena mengandung jumlah energi memadai.
2. Ikan
Salah satu makanan laut ini dipercaya kaya akan omega-3 dan 6. Ikan baronang
diketahui mengandung zat besi sebanyak 3,8 mg per 100 gram. Selian itu ikan
sarden juga mengandung 2,5 mg zat besi per 100 gram. Ikan salmon merupakan
sumber utama protein dan asam lemak omega 3.
39
3. Tahu tempe
B. Sumber Zat Besi dari Sayuran
Sayuran hijau seperti bayam, caisin, dan pokcoy merupakan salah satu jenis
sayuran hijau yang mudah didapat. Daun pada sayuran hijau kaya akan zat besi.
Dalam 100 gram bayam hijau mengandung 3,5 mg zat besi, 16 kkal energi.
Sedangkan 100 gram caisin mengandung 1,9 mg zat besi dan 20 kkal energi.
1. Kentang
Kulit Kentang, mungkin sebagian besar kita tidak memakan kulit dari kentang dan
mengupasnya untuk dibuang. Ternyata studi menemukan bahwa kulit kentang
memiliki zat besi lima kali lebih besar dibanding daging kentangnya sendiri. Jadi
sekarang coba yah makan kentang dengan kulitnya.
2. Bayam
Bayam, adalah sayuran yang sangat membantu kita untuk mengikat zat besi.
Dengan bayam kita dapat mengikat banyak sekali zat besi, dan memang bayam
sudah dikenal dapat mengurangi gejala anemia. Jadi jangan ragu untuk menyantap
bayam setiap minggunya. Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A.
3. Jagung
Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga menjadi sumber yang baik
untuk vitamin A dan C.
4. Kangkung
Kangkung adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin A dan vitamin B serta
C. Kangkung mengandung jumlah tinggi zat besi, kalsium, dan kalium.
Sumber Zat Besi dari Kacang-kacangan
40
1. Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai
Kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai merupakan jenis kacang yang
mudah diolah. 100 gram kacang kedelai mengandung 381 kkal energi, dan 10 mg
zat besi. Sedangkan kacang hijau mengandung 323 kkal energi dan 7,5 zat besi
per 100 gram.
11. Komplikasi
- Jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya bisa menimbulkan banyak
risiko baik pada ibu ataupun janin. Kondisi rahim yang belum benar-benar pulih setelah
persalinan sebelumnya belum bisa maksimal dalam membentuk cadangan makanan bagi janin
dan ibu. Akibatnya, bayi bisa lahir dengan berat badan rendah atau kekurangan zat gizi sehingga
bayi menjadi tidak sehat. Bayi juga berisiko mengalami kelainan plasenta.
Pada penelitian terakhir menunjukkan bahwa bayi yang jarak kehamilannya terlalu dekat
berisiko terkena autisme. Kondisi akan mengurangi kualitas dari bayi dan ibu pun berisiko
terkena anemia akut. Jika terkena anemia akut maka ibu rentan mengalami komplikasi
kehamilan, perdarahan, bayi lahir prematur, perdarahan saat persalinan, bahkan keguguran
11. Prognosis
- Dubia et Bonam
12. KDU
- Anemia defisiensi besi KDU 4A
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan
tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-
ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas
- Breech Presentation
KDU 2
41
VI.KERANGKA KONSEP
42
Sosioekonomi Rendah
Grande Multipara Jarak Hamil Dekat
Nutrisi Kurang Malaise dan dizzy
Masih ada Pergerakan, Rotasi Janin
Ibu , Usia 26 TahunPost Partum Hemmorage
Hamil 31 MingguAir Ketuban Masih Banyak
Breech Presentation
Anemia
VII.LEARNING ISSUES
1. FISIOLOGI KEHAMILAN
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam kandungan
yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik
dan hormon yang sangat berubah drastis. Organ reproduksi interna wanita adalah alat
pembuahan atau kandungan bagian dalam yang meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina.
Organ reproduksi eksterna wanita adalah alat pembuahan atau kandungan bagian luar yang
meliputi mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, introitus vagina, introitus uretra,
kelenjar bartholini dan anus. Payudara/mamae/susu adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit
dan di atas otot dada.
Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel
telur oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat
berubah drastis.
Proses Kehamilan
Proses kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai
aterm :
43
1. Ovulasi : Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal
yang kompleks.
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium
berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua,
menjadi spermatid, akhirnya menjadi spermatozoa. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta spermatozoa tiap milliliter. Bentuk
spermatozoa seperti cabang yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng mengandung
inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10x kepala,
mengandung energy sehingga dapat bergerak). Sebagian kematian dan hanya beberapa ratus
yang mencapai tuba falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam genetalia wanita dapat hidup
selama 3 hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
3. Fertilisasi/ konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah pertemuan antara spermatozoa dengan ovum untuk
membentuk zigot. Proses konsepsi / fertilisasi berlansung sebagi berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persediaan nutrisi
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang dibentuk
vitelus
3) Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang dalam zona pelucida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellucid
4) Konsepsi terjadi pada pars ampuylaris tuba, tempat yang paling luas dan dindingnya
penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum yang mempunyai waktu terlama
di dalam ampula tuba
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 24 jam
6) Spermatozoa dilimpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan sebagian dari lipoprotein
sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
Spermatozoa hidup selama 3 hari di dalam genetalia interna. Spermatozoa mengelilingi
ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radioata dan zona pelucida dengan
proses enzimatik (hialurodinase). Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum. Setelah
44
kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya terlepas dan tertinggal di luar. Kedua
inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk zigot.
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya dan tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Bagian-
bagian nidasi meliputi :
1) Pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa membentuk zigot
2) Dalam beberapa jam zigot membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
3) Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan ke uterus
4) Hasil pembelahan sel memenuhio seluruh ruangan dalam ovum yang besarnya 100 MU
atau 0,1 mm dan disebut stadium morula
5) Selama pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di bagian luar morula
yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas
6) Sel trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum gravidarum
7) Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan
yang disebut blastula
8) Perkembangan dan pertumbuhan terus berjalan, blastula dengan vili korialis yang
dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi
9) Sementara itu, fase sekresi endometrium telah makin gembur dan makin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua
10) Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korialis” melakukan destruksi enzimatik dan
proteotik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium
11) Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
12) Proses nidasi tersebut terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi
13) Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut tanda Hartman.
TANDA-TANDA KEHAMILAN
45
Ada beberapa tanda atau gejala yang terdapat pada wanita hamil. Tanda-tanda tersebut ada yang
merupakan tanda tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan dan ada juga yang disebut tanda pasti
kehamilan.
Tanda tidak Pasti/Tanda Mungkin Hamil
Disebut tanda tidak pasti atau tanda mungkin hamil karena tanda-tanda ini memang sering di
jumpai pada wanita hamil, namun tanda-tanda ini belum dapat memastikan apakah wanita
tersebut memang hamil atu tidak. Selain pada wanita hamil, tanda-tanda ini juga sering di jumpai
pada wanita yang tidak hamil tapi mengalami masalah dengan kesehatannya. Tanda-tanda tidak
pasti atau tanda mungkin kehamilandiantaranya adalah :
1. Amenore (Terlambat datang bulan)
Wanita hamil memang mengalami amenore atau terlambat datang bulan. Ini terjadi karena
terjadi hormone estrogen dan progesterone yang meningkat selama kehamilan. Hormone
tersebut mencegah terjadinya peluruhan dinding rahim sehingga tidak menjadi menstruasi.
Selain pada wanita hamil, amenorejuga bisa terjadi pada wanita dengan anemia berat,
gangguan hormone, stress dan menopause.
2. Mual ( Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah
terutama pagi hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan. keadan ini biasanya disebut denganmorning sickness. Dalam
batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
3. Ngidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan- bulan pertama
akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4. Sinkope atau pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang menyebabkna iskemia
susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope atau pingsan. Sinkope sering terjadi pada
awal kehamilan dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. biasanya akan
hilang setelah kehamilan 16 minggu.
46
5. Sering miksi
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar. Pada trimester kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala bisa timbul karena
janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
6. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh peristaltik usus yang
menyebabkan kesulitan buang air besar.
7. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan dahi
kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagaikloasma
gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen
yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di garis tengah
abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh
dari hormone kortikosteroid plasenta yang merangsangmelanofor dan kulit.
8. Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu.
9. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan terjadinya
penampakan pembuluh darah vena. Varises sering terjadi pada trimester terakhir dan
kadang-kadang merupakan gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat pada
daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis. Penampakan pembuluh darah ini
dapat menghilang setelah persalinan.
10. Mamae
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen
dan progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di mamae untuk persiapan ASI.
Glandula montgomeri tampak lebih jelas.
11. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Anoreksia (tidak ada nafsu makan), pada bulan- bulan pertama karena akibat ketidak
seimbangan hormone dalam tubuh tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya
47
dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan.
Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan adalah tanda yang memang terdapat pada semua ibu hamil. Tanda
ini dapat memastikan seorang wanita memang benar hamil atau tidak.
Tanda pasti kehamilan :
1. Teraba bagian-bagian janin
Akan teraba pada kehamilan 20 minggu ( bokong, kepal, kaki, lengan).
2. Denyut Jantung Janin
Dengan leanec DJJ akan terdengar pada kehamilan 18-20 minggu, sedangkan dengan
doppler pada kehamilan 12 minggu dapat terdengar.
3. Adanya gerakan janin
Untuk primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu, sedangkan untuk
multigravida dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu.
4. Terlihat kerangka janin
Bila dilakukan pemeriksaan rontgen akan jelas terlihat kerangka janin.
5. Terlihat kantong janin
Pada pemeriksaan USG dapat diketahui ukuran kantong janin, panjang janin, diameter
biparietalis hingga dapat diperkirakan usia kehamilan. Bila terdapat kecurigaan seperti
kehamilan mola, kehamilan ganda, selain dengan USG dapat juga dilakukan fetoskopi.
PERKEMBANGAN JANIN
Minggu ke-1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi, sebab
tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir anda. Proses
pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada
calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi
unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi
(melalui ibu) dan oksigen. Sel- sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran
sinar yg mengelilingi matahariSel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses
pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel
48
telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak,
tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel
sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang
tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.
Minggu ke-2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam
setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi
kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan
membantu blastocyst terpaut pada endometrium ( Sri Maulani, 2008 ).
Minggu ke-3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur
yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Minggu ke-4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin
– HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai
membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta
jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang
paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk
otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang
akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan
Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
49
Minggu ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf
sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai
berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil
yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
Minggu ke-7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji
kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang
terdapat di dalam paru-paru.
Minggu ke-8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa
melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran
yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin
membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan
bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta
kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
Minggu ke-9
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan
tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler,
Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya
sekitar 4 gram.
Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat
dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti
manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
50
Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai
tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan,
termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan
ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung,
atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri.
Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil
terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume
darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14
gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
Minggu ke-13
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan
pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang
berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar
dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.
Minggu ke-14
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin
panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit
mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun
dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum
tebal karena belum ada lapisan lemak.
Minggu ke-15
51
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda
perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak
matanya masih tertutup.
Minggu ke-16
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah
mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini
system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak.
Tetapi tak perlu kuatir jika anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan
dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm dan
beratnya 80 gram.
Minggu ke-17
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat
mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah saat dilahirkan, berat
lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai
tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
Minggu ke-18
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut
bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika
Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140
gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen
dan Progesteron semakin meningkat.
Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka.
Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar
seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
52
Minggu ke-20
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm.
Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous.
kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen
kulit mulai terlihat.
Minggu ke-21
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari
cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin
pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
Minggu ke-22
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya
semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
Minggu ke-23
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak
keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan
“berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.
Minggu ke-24
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk
persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga
kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal. dan mengeluarkan air ketuban. Jika
air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan
bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru
Minggu ke-25
53
Bayi cegukan, ibu merasakannya ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup bayi
sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi
menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di
minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-
670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu ke-26
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas
otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda
dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih
disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi
sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu ke-27
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa
mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu ke-28
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan
meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam
badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang
semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui
dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna,
namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu ke-29
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini
akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu
yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa
54
mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin
sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39
cm.
Minggu ke-30
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram
dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi
sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka
dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan
menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter
tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil
pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40
cm.
Minggu ke-31
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam
air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan
bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai
memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan
sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan
bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
Minggu ke-32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di
kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian
masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm,
kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada
55
minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil
sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah
mulai bisa bermimpi.
Minggu ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat
berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah
menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin
mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas
dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi
sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi
badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk
dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan
antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai
menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
Minggu ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai
memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan
kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim
bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi
2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai
mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan
56
livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan
sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi
badan 47-48 cm.
Minggu ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah
jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna.
Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk
mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-
2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
Minggu ke-38-40
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap
dilahirkan.
PERIODE KEHAMILAN MENURUT USIA
Trimester pertama (0 – 12 minggu)
Gejala pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah, payudara membesar, sering
buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak stabil, lebih sering cepat marah, penurunan libido
seksual.
Trimester kedua (13 -28 minggu)
Pada trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat signifikan karena nafsu makan
yang meningkat tajam, payudara yang semakin besar diikuti dengan perut bagian bawah yang
terlihat semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa bergerak, denyut jantung meningkat,
kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal pada permukaan kulit di bagian perut. Kadang
disertai dengan sakit pinggang dan gangguan pada pembuangan air besar/sembelit. Emosi
menjadi lebih stabil dan seluruh perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
Trimester ketiga (29-40 minggu)
57
Pada trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara semakin besar dan kencang,
puting susu semakin hitam dan membesar, kadang – kadang terjadi kontraksi ringan dan suhu
tubuh dapat meningkat. Cairan vagina meningkat dan kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan
gembira disertai cemas menunggu kelahiran sang bayi.
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL
Uterus
Intinya uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus akan membesar
pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Endometrium menebal menjadi desidua. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan
dan progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus sehingga menyebabkan
relaksasi.
Taksiran kasar pembesaran uterus pada palpasi tinggi fundus uteri (TFU) adalah sebagai berikut :
Tidak hamil/normal sebesar telur ayam
Kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu 3 jari diatas sympisis
Kehamilan 16 minggu pertengahan sympisis-pusat
Kehamilan 20 minggu 3 jari dibawah pusat
Kehamilan 24 minggu Setinggi pusat
Kehamilan 28 minggu 3 jari diatas pusat
Kehamilan 32 minggu pertengahan pusat-processus xyphoideus
Kehamilan 36 minggu Setinggi processus xyphoideus
Kehamilan 40 minggu 1-2 jari dibawah processus xyphoideus
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron sehingga menimbulkan tanda Hegar (Hegar’s sign), warna menjadi livid kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Decidua
Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan. Progesteron dan
estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang menyebabkan decidua menjadi lebih
58
tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di fundus. Saat placenta telah terbentuk, maka plasenta
dapat menghasilkan hormon sendiri dan corpus luteum tidak lagi dipertahankan oleh hCG yang
dihasilkan sel sinsitiotrofoblas. Corpus luteum mengecil dan akan berubah menjadi corpus
albicans.
Miometrium
Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus. Pada usia kehamilan 8
minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari kontraksi yang dikenal sebagai
kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya kontraksi ini tanpa rasa sakit walaupun beberapa
wanita mengeluhkan nyeri dengan intensitas rendah.
Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus
uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih banyak jaringan
ikat, hanya 10% jaringan otot. Dibawah pengaruh hormon progesteron, sel epitel kelenjar yang
terdapat di sepanjang canalis cervisis uteri menghasilkan secret sehingga membentuk suatu
penyumbatan serviks yang disebut operculum atau mucous plug sehingga melindungi cavum
uteri dari infeksi.
Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan epitel vagina, lapisan otot-otot
sekitar vagina juga hipertrofi, sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi lebih
elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang vagina aktif mengeluarkan sekret
sehingga memberi gambaran seperti keputihan (leucorrhoea). Sel lapisan epithelium juga
mengalami peningkatan glikogen. Sel itu berinteraksi dengan baksil Doderlein’s (Lactobacillus
sp), suatu bakteri yang hidup normal bersama organisme lain pada vagina, dan menghasilkan
suatu lingkungan yang lebih asam sebagai proteksi ekstra terhadap beberapa organisme seperti
Candida albicans. Selain itu vagina juga lebih vaskuler, sehingga muncul warna merah kebiruan
(livid) terutama pada bulbus vestibule yang menimbulkan tanda chadwick’s sign). Warna porsio
pun tampak livid (Jacquimier’s sign). Peningkatan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat
dirasakan melalui forniks lateralis (Oslander’s sign).
59
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuk plasenta
pada kira-kira 16 minggu kehamilan.
Mammae
Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi hormon somatomammotropin, estrogen,
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi
sistem saluran (ductus dan ductulus), sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus (alveolus)
pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi perubahan kasein, laktalbumin,
dan laktoglobulin. Papilla mammae (putting susu) akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih
hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi dibawah stimulasi MSH.
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULER PADA KEHAMILAN
Volume Darah
Volume darah total meningkat sebesar 30-50%, dan bisa lebih pada kehamilan multipel.
Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah
yang bersirkulasi. Absorpsi besi (Fe) meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan
hemoglobin selama terjadi penambahan volume darah (hemodilusi). Perubahan estrogen dan
progesteron menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler yang diikuti oleh peningkatan retensi
natrium dan air serta ekspansi volume darah (plasma) atau hemodilusi.
Curah jantung (Cardiac Output)
Volume darah dan curah jantung meningkat sejajar. Curah jantung meningkat sekitar 30-50%,
suatu peningkatan rerata 1,5 liter per menit dari 4,5 liter/mnt menjadi 6 liter/mnt. Curah jantung
meningkat cepat pada trimester I dan dipertahankan selama kehamilan. Peningkatan curah
jantung lebih besar lagi pada kehamilan multipel. Curah jantung dipengaruhi oleh postur, saat
wanita hamil berbaring terlentang, uterusnya dapat menekan vena cava inferior yang
menyebabkan penurunan curah jantung. Saat persalinan, curah jantung meningkat sebesar 2 liter
per mnt.
60
Pada kehamilan frekuensi denyut jantung (FDJ) maupun volume sekuncup jantung meningkat.
FDJ meningkat segera setelah implantasi rata-rata 20% (15 denyutan per menit) yakni dari 70
kali per mnt menjadi 80 kali per mnt. Sementara volume sekuncup jantung biasanya meningkat
sekitar 10% dari 64 ml menjadi 71 ml. Estrogen dapat merangsang peningkatan penimbunan
komponen sel miokardium dan meningkatkan kontraktilitas miokardium.
Tekanan Darah
Kehamilan normal tidak banyak berpengaruh pada tekanan darah. Sekalipun dalam kehamilan
terjadi peningkatan curah jantung dan resistensi vascular, tekanan sistolik ternyata tidak banyak
berubah. Namun, tekanan diastolic cenderung lebih rendah pada dua trimester pertama dan
kembali ke tingkat sebelum hamil pada trimester ketiga.
Pada akhir kehamilan, sebagian besar wanita mengalami pembengkakan (oedema) di tungkai
bawah akibat kombinasi efek progesteron yang melemaskan tonus vascular perifer, terhambatnya
aliran balik vena oleh uterus (vena cava syndrome), dan gaya gravitasi.
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM HEMATOLOGIS PADA KEHAMILAN
Wanita hamil mengalami anemia ringan. Produksi hemoglobin dan massa total eritrosit pada ibu
meningkat selama kehamilan akibat meningkatnya produksi eritropoetin. Volume vaskuler
maternal meningkat sangat banyak. Hal ini menyebabkan anemia delusional ringan yang
melindungi ibu dari kehilangan hemoglobin yang berlebihan saat persalinan.
Wanita hamil juga dapat mengalami leukositosis (peningkatan jumlah leukosit) ringan yang
dapat menjadi jelas selama persalinan dan pasca persalinan. Wanita hamil juga dapat mengalami
hiperkoagulabilitas. Peningkatan koagulabilitas terjadi karena adanya peningkatan sintesis
prokoagulan di hepar. Sampai 8% wanita akan mengalami trombositopenia ringan (< 150.000
platelet/ml).
Berikut ini ringkasan perubahan hematologis pada kehamilan :
Perubahan Kehamilan Catatan
Volume Plasma Meningkat sampai sekitar
50% dari 2600 ml menjadi
3900 ml
Lebih besar pada
kehamilan kedua dan
berikutnya, berkolerasi
dengan berat lahir
61
Massa eritrosit Meningkat (sekitar 18%) Meningkat lebih besar
apabila ibu mendapat
suplemen zat besi (bisa
sampai 30%)
Leukosit Baik jumlah sel maupun
aktivitas metabolik
meningkat
Peningkatan inisial
terjadi awal kehamilan
dan serupa dengan
respons terhadap stress
lain
Protein plasma Menurun Penurunan tekanan
osmotic koloid plasma
merupakan
predisposisi terjadinya
edema
Faktor
pembekuan
Meningkat Faktor fibrinolitik
justru berkurang
Trombosit Menurun Koagulabilitas darah
meningkat
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM RESPIRASI PADA KEHAMILAN
Usaha pernafasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen meningkat sebesar
16-20%. Sistem respirasi juga dipengaruhi oleh volume uterus yang terus membesar. Diafragma
melakukan sebagian kerja respirasi, pernafasan lebih bersifat torakhalis dari pada abdominalis.
Seiring dengan peningkatan kadar progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas
terhadap pCO2 menyebabkan volume tidal dan volume ventilasi per menit meningkat. Karena
itu, hiperventilasi merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, namun
tekanan oksigen arteri tidak mengalami perubahan.
Tekanan parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 menjadi 101-106 mmHg) dan
kadar karbondioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg). Penurunan kadar
karbondioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis respiratorik ringan. Terjadi kompensasi
62
metabolik berupa peningkatan kadar ekskresi ion bikarbonat oleh ginjal. Selain itu, progesteron
juga memiliki efek local yaitu merelaksasi otot polos jalan nafas (bronkus dan bronkiolus) dan
pembuluh darah paru. Banyak wanita hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak
nyaman dan kecemasan, sering pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan tekanan
intraabdominal. Hal ini berkaitan dengan pCO2 dan mungkin disebabkan hiperventilasi.
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM EKSKRESI PADA KEHAMILAN
Selama kehamilan, ginjal meningkatkan ekskresi produk sisa sebagai respons terhadap
peningkatan metabolisme ibu dan janin, sementara retensi cairan dan elektrolit berubah sebagai
respons terhadap perubahan kardiovaskuler. Peningkatan volume darah sirkulasi dan hemodilusi
pada kehamilan dicapai melalui peningkatan reabsorpsi natrium di tubulus ginjal.
Pada kehamilan, anatomi makroskopik sistem ginjal mengalami perubahan. Ginjal membesar
akibat peningkatan aliran darah ginjal dan volume vaskuler. Peningkatan aliran darah ginjal
menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate-GFR) sejak awal
kehamilan. Peningkatan GFR menyebabkan peningkatan kadar natrium, glukosa, dan asam
amino di dalam filtrate, namun reabsorpsi tubulus ginjal juga meningkat sehingga sebagian besar
beban natrium yang meningkat tersebut direabsorpsi. Retensi natrium menyebabkan retensi
cairan (penimbunan air).
Selama kehamilan, fungsi vesica urinaria juga terpengaruh. Frekuensi berkemih meningkat pada
awal kehamilan karena uterus yang sedang tumbuh di dalam cavum pelvis menimbulkan tekanan
pada vesica urinaria di bawahnya. Dinding vesica urinaria menjadi lebih edema dan hiperemis,
yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan trauma.
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN PADA KEHAMILAN
Progesteron merelaksasi otot polos sehingga mempengaruhi seluruh saluran gastrointestinal
selama kehamilan. Pengosongan lambung menjadi lambat, begitu juga pergerakan zat-zat yang
dicerna di sepanjang saluran gastrointestinal. Pengosongan kandung empedu menjadi lebih lama
dan cairan empedu cenderung untuk mengendap di dalam saluran empedu dan duktus koledukus.
Gangguan ringan pada saluran gastrointestinal sangat sering dijumpai dalam kehamilan.
Gangguan ini meliputi mual, muntah, konstipasi dan nyeri dada.
63
Gusi menjadi lebih hiperemis, edema dan spongy karena efek estrogen pada aliran darah dan
konsistensi jaringan lunak. Gusi menjadi mudah berdarah dan lebih peka terhadap makanan yang
kasar dan tindakan menggosok gigi yang kuat. Kadang timbul nyeri pada ulu hati (heartburn),
suatu rasa/sensasi panas atau terbakar di midsternum, sering terjadi pada 30-70% wanita hamil.
Efek progesteron pada tonus sfingter esophagus bawah menyebabkan kompetensi sfingter
terganggu sehingga meningkatkan kemungkinan regurgitasi asam lambung ke esophagus.
Sekresi HCl lambung cenderung menurun, sehingga kadang terjadi remisi/perbaikan gejala ulkus
peptikum selama kehamilan. Sekresi pepsin juga menurun, begitupun tonus dan motilitas
lambung juga menurun pada kehamilan.
ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM INTEGUMENTUM PADA KEHAMILAN
Sejumlah perubahan dapat ditemukan pada penampilan seorang wanita hamil. Peningkatan
hormon melanotrofik (melanotrophic hormone-MH) atau dikenal juga dengan MSH yang
bersirkulasi menyebabkan terjadinya peningkatan pigmentasi kulit. Pada awal kehamilan, putting
susu dan areola mamae bertambah hitam/gelap. Terbentuk satu garis gelap dari pusar sampai
pubis yang disebut linea nigra yang memperlihatkan garis pelipatan dan fusi abdomen pada masa
embrio. Kloasma gravidarum, pigmentasi berbercak yang biasanya berbentuk kupu-kupu (mask
of pregnancy) di sekitar mata dan dahi. Freckles (lentigo) dan jaringan parut yang baru terbentuk
mungkin bertambah gelap.
2. POSTPARTUM HAEMORRHAGE (PPH)
2.1 DEFINISI
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan melebihi
500 cc setelah anak lahir.Perdarahan dapat terjadi sebelum atau sesedah lahirnya plasenta.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
a) Perdarahan post partum primer adalah perdarahan yang terjadi dalam waktu 24 jam pertama
setelah persalinan.
b) Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama
setelah persalinan.
64
2.2 Penyebab Perdarahan Post Partum
2.2.1 Atonia Uteri
A. Defenisi
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak dapat menghentikan perdarahan yang terjadi dari tempat implantasi plasenta setelah
bayi dan plasenta lahir.
B. Faktor predisposisinya:
a. Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli, polihidramnion, atau bayi
terlalu besar.
b. Kehamilan grande multipara
c. Kelelahan persalinan lama
d. Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
e. Infeksi intra uterin
f. Mioma uteri
g. Ada riwayat atonia uteri
C. Diagnosis
Setelah bayi dan plasenta lahir, ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal
dan pada saat dipalpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi
yang lembek. Perlu diperhatikan bahwa pada saat atonia uteri terdiagnosis, maka pada saat itu
juga masih ada darah sebanyak 500-1000 cc yang sudah keluar dari pembuluh darah, tetapi
masih terperangkap dalam uterus dan harus diperhitungkan dalam kalkulasi pemberian darah
pengganti.
D. Penatalaksanaaan
a) Pemijatan uterus
b) Oksitosin dapat diberikan
c) Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan transfusi sesuai kebutuhan, jika perdarahan terus
berlangsung, memastikan plasenta lahir lengkap, jika terdapat tanda-tanda sisa plasenta, sisa
plasenta tersebut dikeluarkan, uji pembekuan darah sederhana.
65
d) Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang
dapat pecah dengan mudah menunjukan adanya koagulopati. Jika perdarahan terus berlangsung
kompresi bimanual internal atau kompresi aorta abdominalis.
e) Jika perdarahan masih berlangsung setelah dilakukan kompresi, ligasi arteri uterina dan
ovarika, histerektomi jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa.
2.2.2 Inversio uteri
A. Defenisi
Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan dalam uterus (endometrium)
turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.
B. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang memungkinkan dapat terjadi adalah adanya atonia uteri, serviks yang
masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus ke bawah (misalnya disebabkan
karena plasenta akreta, inkreta, dan perkreta, yang tali pusatnya ditarik keras dari bawah atau
karena adanya tekanan pada fundus uteri dari atas (manuever Crede) atau tekanan intraabdominal
yang keras dan tiba-tiba (misalnya batuk keras dan bersin).
Inversio uteri dapat dibagi :
a. Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum keluar dari ruang tersebut.
b. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.
c. Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian besar terletak diluar vagina.
C. Diagnosis
a. Dijumpai pada kala III atau postpartum dengan gejala nyeri yang hebat, perdarahan
banyak bisa juga terjadi syok, apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang
telepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
b. Pada pemeriksaan dalam Bila masih dalam inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus
teraba fundus uteri cekung ke dalam, bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan
dalam vagina teraba tumor lunak, kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
66
D. Penatalaksanaan
a. Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah pengganti dan
pemberian obat.
b. Beberapa senter memberikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus yang terbalik
sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke atas masuk ke dalam
vagina dan terus melewati serviks sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya.
Hal itu dapat dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau tidak.
c. Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil dikeluarkan dari
rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus atau I.M tangan tetap dipertahankan agar
konfigurasi uterus kembali normal dan tanagan operator baru dilepaskan.
d. Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan.
e. Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan servika yang keras menyebabkan manuver
di atas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan laparotomi untuk mereposisi, dan apabila terpaksa
dilakukan histerektomi jika uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis.
2.2.3 Retensio plasenta
Bila plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir disebut sebagai
retensio plasenta. Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga bisa
disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Disebut sebagai plasenta akreta bila
implantasi menembus desidua basalis dan Nitabuch layer, disebut sebagai plasenta inkreta bila
plasenta sampai menembus miometrium dan disebut plasenta perkreta bila vili korialis sampai
menembus perimetrium.
Terjadinya plasenta akreta adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea, pernah kuret
berulang, dan multiparitas. Bila sebagian kecil dari plasenta masih tertinggal di uterus
disebut rest placenta dan dapat menimbulkan perdarahan post partum primer dan (lebih sering)
sekunder. Proses kala III didahului dengan tahap pelepasan/separasi plasenta akan ditandai oleh
perdarahan pervaginam (cara pelepasan Duncan) atau plasenta sudah sebagian lepas tetapi tidak
keluar pervaginam (cara pelepasan Schultze), sampai akhirnya tahap ekspulsi, plasenta lahir.
Pada retensio plasenta selama plasenta belum terlepas, maka tidak akan menimbulkan
perdarahan. Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup
67
banyak (perdarahan kala III) dan harus diantisipasi dengan segeran melakukan placenta manual,
meskipun kala uri belum lewat setengah jam.
Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar, atau setelah melakukan
plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan
pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat ontraksi
rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi ke
dalam rahim dengan cara manual/digital atau kuret dan pemberian uterotonika. Anaemia yang
ditimbulkan setelah perdarahan dapat diberi transfusi darah sesuai dengan keperluannya.
2.3 Perdarahan akibat trauma jalan lahir
2.3.1 Ruptura uteri
Gejala klinik seperti ada terputus diikuti syok perdarahan intra abdominal, janin atau
plasenta terlempar ke kavum abdominalis, terjadi asfiksi, segera diikuti dengan kematian.
Terapinya adalah mempersiapkan infus transfusi darah, antibiotika adekuat dan anti peritika,
laparotomi setelah keadaan umum optimal, tujuannya histerektomi dan meneluarkan janin dan
plasenta, histerorafi untuk luka bersih atau baru dan masih ingin punya anak.
2.3.2 Ruptura serviks
Gejala klinik kontraksi uterus baik, tetapi perdarahan terus – menerus, darah segar dan
merah, perlukaan dapat diraba dengan 2 jari untuk menetukan letak rupturnya. Terapinya adalah
ruptura serviks ditarik keluar sehingga tampak jelas, ruptura serviks dijahit kembali tanpa
melibatkan endoserviks, untuk memastikan kesembuhan dan menghentikan perdarahan dapat
dipasang tampon vaginal selama 24 jam.
2.3.3 Hematoma
Terjadi hematoma pada retroperitoneal, menuju parametrium, menuju ligamentum latum,
sekitar vesika urinaria, vagina, vulva, dan perineum. Diagnosisnya adalah nyeri yang semakin
meningkat sekitar segmen perut bagian bawah, keadaan umum makin memburuk atau menurun,
anemis, nadi meningkat, tensi turun, tetapi perdarahan pervaginam tidak terlalu banyak.
Terapinya adalah pada hematoma kearah bagian dalam sekitar parametrium, retroperineal, perlu
dilakukan laparotomi, untuk mencari dan menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar
68
vagina, vulva, dan perineum perlu dilakukan evaluasi untuk mencari sumber dan menghentika
perdarahannya, hematoma kecil pada vulva mungkin dapat diabsorbsi.
2.3.4 Perlukaan vagina, vulva dan perineum
Evaluasi sumber perdarahannya dilakukan dengan pemeriksaan fisik dean inspekulo,
dengan spekulum jelas tampak sumber luka dan perdarahannya. Terapinya adalah sumber
perlukaan dijahit kembali sehingga dapat menghentika perdarahan, menghindari infeksi,
mengembalikan fungsinya sebagai alat reproduksi.
2.3.5 Episiotomi
Perlukaan perineum yang sengaja dilakukan untuk memperluas jalan lahir lunak, dapat
terjadi perluasan luka yang lebih dalam, menjadi sumber perdarahan dan infeksi. Terapinya
adalah luka episiotomi harus dijahit kembali untuk mengembalikan fungsi alat reproduksi dan
menghilangkan sumber perdarahannya, mengurangi sebanyak mungkin infeksi.
2.3.6 Trauma lain
Ruptura vesika urinaria, diagnosanya nyeri diatas simfisis, urine berdarah, simfisiolisis
diagnosanya nyeri pada persendian simfisis pubis. Terapinya simfisolisis konservatif dengan
jalan mengikat bokong sekuatnya sehingga simfisis mendekat dan akan sembuh sendiri.
Profilaksis untuk kehamilan selanjutnya harus operasi.
2.3.7 Perdarahan karena gangguan pembekuan darah
Hal ini dicurigai apabila penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi disertai ada
riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan sebelumnya.Akan ada tendensi mudah
terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbul
hematoma pada bekas jahitan, suntikan, perdarahan dari gusi, rongga hidung, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis yang
abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibrinogenemia, dan terdeteksi adanya FDP (fibrin degradation product) serta perpanjangan
tes protrombin dan PPT (partial tromboplastin time). Predisposisi untuk terjadinya hal ini adalah
solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan, eklampsia, emboli cairan ketuban, dan sepsis.
69
Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma beku segar,
trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian EACA (epsilon amino caproic acid).
2.4 Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Mudah terjadi komplikasi infeksi terutama akibat perdarahan yang berasal dari trauma
jalan lahir.
c. Sindroma Sheehan:
1) Terjadi atropi dan nekrosis dari master of gland, kelenjar hipofisis dengan berbagai
tingkatannya.
2) Gambaran gejala penuh digambarkan pertama kali oleh Sheehan dan Murdoch
1938, yaitu amenorea, gagal memberikan laktasi karena payudara atropi, hilangnya bulu sebagai
tanda seksual sekunder pada pubis, ketiak, gangguan kelenjar lainnya seperti hipotiroidisme,
insufisiensi kelenjar adrenal.
3) Patogenesisnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi terjadi gangguan dalam sekresi
hormon tropik pada kelenjar sehingga mengalami gangguan.
4) Gangguan klinik sesuai dengan fungsi hormonalnya.
Sindroma Sheehan dapat terjadi pada perdarahan antepartum dan postpartum, Whitehead
(1963) menemukan terjadi atropi dan nekrosis sel tertentu pada master of gland
Hipophise sehingga pengeluaran hormon tropik terganggu. Anemia berkepanjangan terjadi
gangguan untuk dapat pulih kembali, memerluka waktu yang panjang.
2.4.1 Pencegahan
a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien tersebut
ada dalam keadaan optimal.
b. Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti multiparitas, anak besar,
hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat perdarahan post partum sebelumnya dan
kehamilan predisposisi tinggi lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan.
c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam.
d. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.
70
e. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun.
f. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan post partum
dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.
2.5 Faktor Predisposisi Perdarahan Postpartum
Faktor yang mempengaruhi perdarahan post partum adalah :
1. Usia
Wanita yang melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun merupakan faktor
predisposisi terjadinya perdarahan post partum yang dapat mengakibatkan kematian maternal.
Hal ini dikarenakan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah
mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal.
2. Paritas
Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah multiparitas.Paritas menunjukan
jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan.Primipara
adalah seorang yang telah pernah melahirkan satu kali satu janin atau lebih yang telah mencapai
batas viabilitas, oleh karena itu berakhirnya setiap kehamilan melewati tahap abortus
memberikan paritas pada ibu.Seorang multipara adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan
dua atau lebih kehamilan hingga viabilitas. Hal yang menentukan paritas adalah jumlah
kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas tidak lebih
besar jika wanita yang bersangkutan melahirkan satu janin, janin kembar, atau janin kembar
lima, juga tidak lebih rendah jika janinnya lahir mati.Uterus yang telah melahirkan banyak anak,
cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan.
3. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilaihemoglobin di bawah
nilai normal, dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 11g/dL. Kekurangan
hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan komplikasi lebih serius bagi ibu baik dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas. Oksigen yang kurang pada uterus akan menyebabkan otot-otot
uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga dapat timbul atonia uteri yang mengakibatkan
perdarahan post partum.
71
4. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan di masa lampau sangat berhubungan dengan hasil kehamilan dan
persalinan berikutnya. Bila riwayat persalinan yang lalu buruk petugas harus waspada terhadap
terjadinya komplikasi dalam persalinan yang akan berlangsung. Riwayat persalinan buruk ini
dapat berupa abortus, kematian janin, eklampsi dan preeklampsi, sectio caesarea, persalinan sulit
atau lama, janin besar, infeksi dan pernah mengalami perdarahan ante partum dan post partum.
5. Bayi makrosomia
Bayi besar adalah bayi lahir yang beratnya lebih dari 4000 gram. Menurut kepustakaan
bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya melebihi 4500 gram. Kesukaran
yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena
regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat menimbulkan inertia dan
kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
6. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda dapat menyebabkan uterus terlalu meregang, dengan overdistensi tersebut
dapat menyebabkan uterus atonik atau perdarahan yang berasal dari letak plasenta akibat
ketidakmampuan uterus berkontraksi dengan baik.
VIII. KESIMPULAN
Seorang wanita hamil 31 minggu dengan presentasi bokong mengalami anemia et causa
defisiensi besi, defisiensi nutrisi, riwayat pendarahan post partum, dan grande multipara
72
DAFTAR PUSTAKA
Liewellyn-Jones D. Kelainan presentasi janin. Dalam: Hadyanto, editor edisi bahasa Indonesia. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Hipokrates, Jakarta. 2002: 160-162
Lubis,I.K.2011.Perdarahan Post Partum. Medan ; http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26440/4/Chapter%20II.pdf USU
Manuaba IBG, 2003, Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi,
Jakarta : EGC
Prawihardjo, S., 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Cetakan 2. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Rochjati, P., 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Pusat Safe Mother
Hood-Lab/SMF Obgyn RSU Dr. Sutomo/Fakultas Kedokteran UNAIR
Surabaya.
Simanjuntak,D.H.2010. Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui. Medan ;
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18881/1/ikm-okt2005-
9%20(13).pdf USU
73
Fisiologi Kehamilan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21570/4/Chapter%20II.pdf
74