28

Semeru Chapter 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perjalanan menuju ke puncak Gunung Semeru. setelah 10 tahun absen kegiatan naek gunung, ahkirnya kembali menapaki pegunungan, mencari kedamaian

Citation preview

Page 1: Semeru Chapter 1
Page 2: Semeru Chapter 1

halaman 2

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

SEMERU keMbali kuteMukan jejak MU di MahaMERU

Page 3: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 3

Page 4: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 4

Khyber Pass Trip to Semeru

thread yang muncul tgl 7 Mei 2010, ajakan di salah satu forum

komunitas terbesar di indonesia, kaSkuS, [http://www.kaskus.

us/showthread.php?t=4052162] sepertinya merupakan tawaran

menarik yang langsung akut meracuni pikiran saya.

teringat perjalanan pertama ke Semeru sekitar tahun 1993 lalu

dengan Rahmat, Samodro, dani – ndoet, Wendra - badak. kenangan

indah berbagi canda dan tawa selama perjalanan menuju salah satu

puncak tertinggi di Pulau jawa ini berputar seakan mengundang saya

untuk sekali lagi kembali menjemput kedamaian di pegunungan.

Page 5: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 5

tapi masalahnya, sudah hampir 10 tahun saya berhenti dari kegiatan yang namanya mendaki

gunung ini. terahkir tahun 2000 ketika menjadi guide mengantar beberapa orang siswa

pertukaran pelajar dari australia menjejakan kaki di Puncak Hargo dumilah, Gunung lawu.

Setelah itu bisa dibilang saya menanggalkan semua perlengkapan kegiatan pendakian. Walau

terkadang masih beberapa kali melakukan perjalanan ke alam bebas, tapi bukan lagi mendaki

gunung.

ada saja alasan yang membuat saya enggan untuk menapaki kembali jalan tanah yang

menanjak di gunung. entah karena kondisi tubuh yang jauh lebih “subur” dibanding ketika dulu

masih SMa yang hampir 1 bulan sekali mendaki gunung di seputaran jawa. tidak tahan dingin,

takut capek, sudah tidak kuat lagi, tidak ada waktu dan banyak alasan cengeng lainnya yang

membuat puncak gunung menjadi salah satu mimpi yang sepertinya akan sulit digapai kembali.

tapi entah, ketika membaca thread ajakan ke Gunung Semeru tersebut, semua kambing hitam

yang menjadi penghalang seakan kalah dengan kerinduan untuk kembali merasakan dinginnya

udara pegunungan. kerinduan untuk menemukan kembali perasaan damai ketika berdekatan

dengan alam.

Saya harus kembali ke Semeru, ujar saya dalam hati seakan mencoba mengalahkan berbagai

penyanggahan dalam hati yang mencoba menggoyahkan keinginan tersebut.

Setelah kontak dengan Yudi, koordinator dari khyber Pass, maka kepastian untuk berangkat

ke Semeru sudah di tangan. Saatnya untuk melakukan beberapa latihan fisik supaya tidak

terlalu drop nanti ketika come back. 10 tahun merupakan waktu yang cukup lama dan postur

tubuh saya jauh dari ideal untuk bisa berjalan sembari membawa ransel di pundak. Saya harus

berusaha semaksimal mungkin supaya momentum tersebut tidak sia sia.

alasan lainnya sebenarnya adalah semenjak saya bermain dengan kamera digital, belum pernah

lagi saya kembali mengabadikan keindahannya. Padahal di gunung, seingat saya banyak obyek

menarik untuk diabadikan, terutama untuk para pengemar foto keindahan alam. dulu waktu

masih sering naik gunung, masih menggunakan kamera analog, dengan budget ala kadarnya

yang hanya mampu membeli 1 – 2 rol film kualitas ekonomi. Itupun kadang kalau tiap selesai

pendakian hanya dicetak dalam bentuk thumbnail kecil kecil baru nanti kalau ada yang cukup

bagus dicetak 3R. dan itupun sebagian besar diisi foto pose di atas puncak, atau pas matahari

terbit.. hahaha..

jadi saya pengen banget bisa mengabadikan keindahan alam di Semeru nanti. apalagi melihat

skedule perjalanan 5d4n di Semeru yang “toleran” terhadap ngesoter seperti saya ini :d

“kapan lagi bisa ngesot sambil moto2 nyante di gunung sama banyak orang kan” ujar ku

meyakinkan diri sendiri :p

foto Ranu kumbolo, tahun 1993, kamera analog

Page 6: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 6

bekal yang dibawa untuk rencana perjalanan 5d4n di Semeru.

karena untuk keperluan pribadi jadi saya bawa ala kadarnya..

yang gak begitu sulit untuk diproses, dan cukup kalorinya.

Selain itu karena perlengkapan masak saya yang cuma mini

trangia jadi pengennya yang ringkes cepat jadi

Perbekalan yang dibawa mulai dari biskuit kering, coklat, susu

coklat, indomie, roti tawar, coco crunch, quacker, kornet, abon,

mentega. Selain itu minuman penghangat tubuh, seperti kopi

dan jahe instant.

Cukup gak ya bekalnya ? ... lama gak naek gunung euyyyy jadi

bingung mo bawa apa saja :d

Page 7: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 7

Senin, 26 Juli 2010karena saya masih di Solo, jadi nanti ketemu dengan rombongan utama di dalam kereta Senja

bengawan di Stasiun jebres sekitar pukul 23.00. dari Solo juga ada teman, 2 orang, aldee

(Vespa kuning)dan temannya. dari rumah saya diantar dengan menggunakan mobil perang

nya Wawis. “Harusnya pake mobil ini buat ke bromo pak” ujarku karena setelah dari Semeru

memang rencana nya kami akan bertemu di bromo untuk hunting bareng. tidak berapa lama

kemudian di lampu merah jebres, mobil nya dengan sukses mogok.. ngokkkk.. seakan protes

mendengar mau diajak ke bromo.

Setelah dicoba berkali kali tidak ada hasil, maka Wawis kemudian menelpon ayahnya untuk

membantu kembali menghidupkan mobilnya.. hahaha.. baru dibilangin mau dibawa ke bromo

aja sudah semaput mobilnya.

Selasa, 27 Juli 2010. 02.00 pagi kereta Senja bengawan yang akan membawa kami ke Malang pun tiba.. Rombongan

dari jakarta sudah tampak kucel tapi masih tetap ceria setelah menempuh perjalanan selama

hampir 12 jam. Setelah berkenalan sebentar kemudian kami pun ikutan terlelap sampai

ahkirnya kereta tiba di Stasiun kota baru, Malang, sekitar pukul 9 pagi. di sini rombongan

kami bertambah dengan beberapa teman rombongan dari bandung yang sudah datang duluan

dengan kereta Malabar.

dengan mencarter colt berwarna biru tua, kami pun segera menuju ke tumpang. kami

beristirahat sembari mengatur kembali perbekalan di rumah Cak nun. Rumah sekaligus bengkel

dan juga tempat mangkal jeep off road yang biasa mengantar tamu ke Ranu Pane maupun ke

bromo. Mandi supaya lebih segar, makan, dan sekedar mengistirahatkan badan sebelum jam

12 siang nanti kami akan memulai perjalanan menuju Ranu Pane.

Page 8: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 8

Page 9: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 9

Salah satu persyaratan untuk pendakian ke Gunung Semeru adalah surat sehat. Ya iyalah,

masak surat sakit :p.. naek gunung gitu lhoh. karena sebagian dari kami belum mengantongi

surat sehat maka kami mampir ke puskesmas Tumpang. Dan hasilnya semua sehat walafiat,

karena hanya di tensi tekanan darah sama ditimbang :d. Saya jadi teringat waktu masih SMa

dulu aktif di pencinta alam PlaSMa 4 SOlO. tiap kali ada pendakian masal beberapa teman

melipir ke rumah. ayah dokter.. hehe.. jadi pada minta surat keterangan sehat.

jangan lupa juga untuk mengurus surat ijin di kantor balai taman nasional bromo tengger

Semeru (tn btS), gak mahal kok, cuma 1.500 / hari. di sana juga sempat tertarik dengan kaos

dengan gambar sablon gunung Semeru, lumayan buat kenang – kenangan.

jeep yang kami tumpangi berupa jeep tOYOta yang sudah mengalami proses kanibalisasi

sehingga bagian belakang menjadi bak cukup luas dengan pagar besi untuk pegangan di sisi

sisinya. di sini nanti para penumpang berjubelan sembari berpegangan di jalan yang tidak rata

selama beberapa jam menuju ke Ranu Pane.

Saya teringat perjalanan ke Semeru dulu juga berangkat dari Malang ini. Tapi karena kami hanya

ber lima sehingga kami harus menunggu minimal 12 orang penumpang jeep untuk bisa naik ke

atas. Kalau tidak ya dihitung carter. Jadi kami harus menghabiskan waktu sambil tidur-tiduran,

bermain kartu, hingga ahkirnya bermalam di Tumpang. Baru keesokan harinya berangkat ke Ranu

Pane. Itupun beberapa kali dalam perjalanan jeep batuk batuk ketika menaiki tanjakan. “Turun

turun !! bantu dorong !!” teriak beberapa penumpang.. jadilah kami penumpang yang berdesak

desakan dalam bak belakang jeep bak ikan sarden, bergegas turun dan mendorong mobil melewati

tanjakan.. “Sudah bayar tapi masih harus kerja rodi” canda salah seorang penumpang.

kondisi sekarang lebih bagus daripada perjalanan dulu. karena kami menyewa 2 mobil jeep

sehingga penumpang di bak belakang tidak terlalu berjejal. Masih cukup lapang tidak harus

berdempetan. Selain itu kami juga tidak perlu harus bergegas turun ketika jalan menanjak,

karena kondisi jeepnya cukup bagus sehingga bisa melumat tanjakan demi tanjakan dengan

pelan dan pasti.

mengurus surat sehat di puskesmas

Page 10: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 10

Page 11: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 11

Selepas pertigaan jemplang, ke arah bantengan, pemandangan punggungan tengger terlihat

sedikit tertutup mendung. bentangan alam dengan savana kecoklatan di dasarnya dan semakin

ke atas berubah kehijauan. kami berhenti sebentar untuk berfoto narsis dengan latar belakang

punggungan sembari melemaskan badan yang barusan terombang ambing di bak belakang.

podho ngopo tho bocah bocah iki petangkringan ning kono ?

(pada ngapain sih kok orang orang ini pada berdiri di situ ?)

Page 12: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 12

Segarnya udara pegunungan dan pemandangan indah di depan mata..

ini lah salah satu alasan kenapa perjalanan ke alam bebas buat saya sangat menyenangkan.

Page 13: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 13

Setelah beristirahat sejenak kami pun bersiap melanjutkan perjalanan. tapi apa daya mobil jeep

putih yang mengangkut kami agak rewel. jadinya supir harus membuka kap mesin dan mulai

bereksperimen supaya jeep segera berangkat lagi. 10 menit kemudian kami sudah berteriak

teriak di bak belakang jeep yang menyusuri jalan tanah menuju Ranu Pane… Yihaaaaa !!!

Page 14: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 14

Page 15: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 15

28 Juli 2011Pagi itu, langit cerah sekali. biru pekat bergradasi dari muda ke biru tua. awan putih berarak

bergerak lambat, menyempurnakan pagi itu, kabut pagi melayang rendah di bawah bukit .

Saya terbangun dengan badan agak capek tapi hati riang menikmati indahnya pagi di Ranu

Pane. Menghirup udara segar penuh kebebasan..Meresapi energi pagi

beberapa rekan tampak menyiapkan perlengkapan perjalanan sembari menunggu sarapan

pagi pengisi energi di jalan.

Page 16: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 16

Page 17: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 17

Pukul 08:00 kamipun bergerak beriringan meninggalkan pos Ranu Pane.

Perjalanan sampai ke pintu gerbang masuk ke jalur pendakian awalnya berupa jalan beraspal,

setelah itu berbelok masuk jalan setapak melewati ladang penduduk. dari situ nanti akan ada

papan penunjuk jalur pendakian ke Semeru yang berupa jalan ber paving. Mulai dari sini jalan

menanjak yang cukup membuat dengkul nyut nyutan dan napas nyap nyapan.

Seleksi alami pun terjadi dan saya tergabung dalam rombongan paling belakang karena

menyadari stamina yang ala kadarnya ini. dari awal sudah ditanamkan keyakinan dalam

hati, “Alon alon waton klakon” (biar lambat asal sampai tujuan). beberapa rekan menyebut

perjalanan ke gunung dengan tempo berjalan yang lambat seperti kami ini dengan sebutan

ngesot (merayap). Maka saya, Yudhi, dan aldee tergabung dalam trio kwek kwek yang berjalan

lambat dan sering berhenti buat sekedar (pura puranya) kalau saya memotret pemandangan

indah dan mereka berdua menemani hahaha..

Page 18: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 18

kami berkumpul kembali di POS 1,sekitar pukul 09.15, dimana kami datang dan rombongan

yang sudah menunggu cukup lama langsung bersiap untuk berangkat :d.. tak apalah.. yang

penting kita menikmati perjalanan dan tahu dengan kemampuan diri sendiri.

apalagi bisa dibilang beban yang di bawa cukup membuat bahu jadi pegal2 semua :p tas

kamera di depan, berisi 450d + 10-22 ditambah 70-200 F/4 l nOn iS. di belakang tas deuter

45+10 l berisi perlengkapan perjalanan dan bekal makanan serta air minum yang cukup untuk

perjalanan hingga ke Ranu kumbolo. lumayan buat newbie yang come back setelah 10 tahun

menghilang dari peredaran ini :p

jalan dari POS 1 ke POS 2 masih berupa setapak tapi sudah berganti menjadi jalan tanah bukan

paving lagi. kondisi jalan cukup landai dengan beberapa spot yang agak menanjak lumayan

memanaskan paha. Sering sering minum air walau belum terlalu haus untuk mencegah

dehidrasi. Salah satu saran kalau tidak dari om don Hasman terngiang di pikiran. Walau saat itu

memang kondisi cukup mendung tapi keringat juga masih bercucuran membasahi wajah dan

tubuh. jadi tiap berisitirahat sembari melemaskan otot saya gunakan untuk meneguk air walau

cuma sedikit.

Sekitar pukul 10 lebih kami bertiga, trio kwek kwek ini sampai di POS 2. istirahat sebentar

sembari menikmati segarnya udara pegunungan, kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi.

Page 19: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 19

O iya.. untuk ukuran waktu perjalanan kami bertiga ini jangan di jadikan pedoman ya..

melenceng jauh.. soalnya kami team ngesot + + (plus leyeh leyeh plus napas kembang kempis

:p). dan mohon maaf kalau yang bisa saya ceritakan cuma jalur jalan yang sepi karena memang

saya berjalan di bagian paling ahkir rombongan hahaha.

dari POS 2 ke POS 3 di salah satu lokasi terdapat longsoran yang mungkin baru beberapa hari

terjadi. kami harus berjalan cukup berhati hati supaya tidak ikutan tergelencir dan menglundung

ke bawah. tapi lumayan juga bisa jadi ajang foto foto an :d

berjalan bak robot dengan satu tangan memengang tongkat jalan dan satunya lagi terayun

ayun bebas menyusuri jalur setapak. Sesekali tangan menyeka keringat yang bercucuran di

kepala. lain kali menggeser tali tas, mengecek supaya ransel tetap nyaman dipanggul.

Saya teringat dulu waktu melewati POS 2 – POS 3 ada kejadian dimana Samodro dengan wajah

agak ketakutan berbisik, “Bek, tampaknya ada yang menarik narik tasku”. Karena sama sama

agak ketakutan jadi cuma kubilang, “ah perasaan aja kali Sam”. Tapi lama kelamaan, tarikan di

tas Samodro tambah sering, seperti ada yang sengaja memegang ranselnya, sehingga ahkirnya

Samodro minta untuk aku cek apa ada sesuatu.. sedikit was was aku liat tas Samodro, dan

ahkirnya tertawa ngakak..

Sebelum berangkat, kami memang dapat kabar kalau di Ranu Kumbolo ada banyak ikan yang besar

besar.. “bisa buat lauk makan siang” seloroh seorang rekan waktu itu. Karena itu Samodro ahkirnya

menyempatkan membawa tongkat pancing dengan tali senar yang sudah terikat dan dimasukan

ke dalam Ransel. Nah entah bagaimana kail pancing nya bisa keluar dari tas dan tersangkut ke

salah satu dahan selama perjalanan. Mungkin waktu merunduk runduk atau bersentuhan dengan

ranting pohon. Dicoba ditelusuri sampai cukup jauh masih saja tali senar nya belum ketemu ujung

nya dimana.. ahkirnya dengan masih tetap tertawa tali senarnya dipotong saja.

Dipikirnya parno tenyata cuma karena senar.. itulah kalau jalan dengan rombongan penakut :p

Page 20: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 20

untung jalan setapak dari Ranu Pane menuju Ranu kumbolo ini cukup jelas dan tidak banyak

percabangan. tak lama kemudian kami bertemu dengan beberapa rekan yang masih bertahan

di POS 3. kabut cukup tebal lumayan mengurangi jarak pandang sehingga kami putuskan

istirahat dulu sembari menuggu kabut menyingkir.

di samping POS 3 ini jalan menanjak sudah menunggu kami.. eng ing eng.. tahu gitu tadi

tidak banyak istirahat di POS 3.. mendingan nanjak dulu baru setelah itu beristirahat.. tapi ya

sudah terlanjur mau apa lagi :p dengan semangat membara, menapaki jalan tanah cukup licin,

mencoba mencari dahan yang cukup kuat untuk menjadi pegangan yang bisa sekalian untuk

menopang badan bergerak ke atas…

tapi semangat membara dan

badan yang tegar berjalan

hanya bisa bertahan beberapa

saat, setelah itu kembali nafas

memburu, keringat bercendol

cendol, dan kaki tegang yang

mengiringi setiap perjalanan

hingga sampai ke jalan yang

kembali datar.. puff…

Page 21: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 21

tak lama berselang kami bertemu rombongan yang turun.. ealah ternyata juga dari satu

komunitas kaSkuS juga.. jadi lah saling lempar cendol.. wkwkwkw.. Sampai ketemu lagi Gan !

kabut tampak semakin tebal, dan ahkirnya di tengah jalan hujan deras pun menyambut

perjalanan kami. Segera kukeluarkan jas hujan dan bergegas berjalan mengikuti rekan lainnya.

POS 4 sudah tidak begitu jauh lagi, sesaat ketika kulirik jalur trekking Gunung Semeru yang

saya dapatkan dari website navigasi.net.

Hujan tampaknya juga membuat rekan rekan lain berhenti di POS 4. Waktu sudah menunjukan

sekitar pukul 14 siang. kami pun mengeluarkan bekal dan memanfaatkan waktu untuk membuat

makan siang sembari menunggu hujan reda.

Page 22: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 22

Seharusnya kalau cuaca cerah, kita bisa menikmati Ranu kumbolo dari POS 4 ini. tapi karena

kabut tebal sehingga hanya hamparan putih yang mengantung di depan kami.

Sesekali ketika kabut beranjak naik kami bisa melihat permukaan danau yang tenang di bawah.

Setelah cuaca cukup bagus, kami pun kembali melanjutkan perjalanan. POS Ranu kumbolo

sudah tidak terlalu jauh lagi.. tinggal mengikuti jalur turun kemudian naik bukit sedikit dan

sampailah kita ke sana.

Perjalanan pertama ke Semeru dulu, kami sangat bersemangat ketika melihat Ranu Kumbolo

dari POS IV ini. Bahkan dalam perjalanan turun kami berceloteh sampai ke danau akan langsung

mandi di sana. Benar juga, setelah melepaskan lelah dan mengisi perut, ber lima, dengan hanya

menggunakan celana dalam, kami berlarian ke arah danau. Menceburkan diri ke air, menikmati

kesegaran alam. Tapi sensasinya hanya bertahan sebentar, karena setelah itu rasa dingin langsung

merasuk ke dalam seluruh jaringan tubuh.. membuat tubuh menggigil.. hahaha.. tapi kami masih

sempat berpose bersama, saya ingat dengan membawa papan kayu bekas pos serasa di pantai,

penjaga pantai ala baywatch.. Kalau di film TV itu dikelilingi cewek berbikini, sedang kami di sini

cowok ber celana dalam sembari bibir gemeletuk kedinginan..

entah sekarang siapa yang masih menyimpan foto foto kenangan perjalanan ke Semeru dulu..

Page 23: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 23

Pemandangan indah yang terpapar di depan mata ketika kami sudah dekat dengan

permukaan danau membuat saya ingin lebih berlama lama memotret mengabadikan

kabut tipis yang melayang di atas danau ini. tapi karena takut keburu sore maka

saya hanya mengambil beberapa jepretan dan segera kembali berjalan menyusuri

jalan setapak.

Page 24: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 24

Sekitar pukul 14.30 kami sudah berkumpul di dalam Ranu kumbolo. Rencana awal

sebenarnya kami akan bermalam di kali mati. tapi karena kondisi cuaca yang yang

kurang bagus dan ada kemungkinan hujan maka diputuskan untuk bermalam di Ranu

kumbolo saja dan baru besok pagi nya mengejar kali Mati.

Wah.. leganya… Ransel sudah

tergeletak di atas matras. badan

sudah cukup pulih setelah

beristirahat. kopi panas disiapkan

untuk mengembalikan energi dan

menghangatkan badan yang sempat

kedinginan terkena hujan.

Seingat saya dulu hanya ada

satu rumah kayu di Ranu

kumbolo ini. tapi sekarang ini

ada bangunan baru terbuat

dari semen sedangkan rumah

kayu nya sudah cukup rusak,

lubang di mana mana.

karena saat itu tidak terlalu

ramai pendaki sehingga kami

bisa membuat tenda di dalam

bangunan supaya lebih hangat.

Saya sendiri karena belum

punya tenda jadi ikut numpang

di tenda pendaki lain :d

Page 25: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 25

Sekitar pukul 5 sore cuaca mulai cukup cerah,

walau mendung masih tampak enggan untuk

pergi, tak apalah, saat nya hunting landscape

sebentar !!!

Page 26: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 26

Malam itu setelah makan malam,

gerimis masih sesekali menyelimuti malam di Ranu kumbolo,

dan saya pun tidur nyenyak sekali di dalam hangatnya sleeping bag

z z zzzzzz

(harap sabar menanti chapter berikutnya ya.....)

Page 27: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 27

Silakan hujat kami melalui :

email : [email protected]

twit : @widhibek atau @lndscpindonesia

facebook : http://www.facebook.com/pages/landscape-indonesia/114876005232224

www.LandscapeIndonesia.com

info update ebook perjalanan terbaru silakan di pantengin di sini :

www.landscapeindonesia.com/review/book/292-koleksi-ebook-keindahan-indonesia

Page 28: Semeru Chapter 1

SEMERU : kembali kutemukan jejak Mu di Mahameru

halaman 28