108
PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA Seminar K3L Program Studi Farmasi Universitas Gunadarma Erma Triawati Ch 22 Maret 2018

Seminar K3L Program Studi Farmasi Universitas Gunadarmaseminar.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/OK_MATERI-ERMA... · Bahan kimia berbahaya ... sabun & air panas & dikeringkan

Embed Size (px)

Citation preview

PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA

Seminar K3L

Program Studi Farmasi

Universitas Gunadarma

Erma Triawati Ch22 Maret 2018

Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja

Pengawasan Lingkungan Kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas objek pengawasan Lingkungan Kerja.  

Lingkungan kerja adalah istilah generik yang mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-faktor lingkungan yang memberikan dampak pada kesehatan tenaga kerja (ILO)   

FAKTOR-FAKTOR ANCAMANRESIKO KECELAKAAN KERJAFAKTOR-FAKTOR ANCAMAN

RESIKO KECELAKAAN KERJA

BAHAN ALAT

TENAGA KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN

LINGKUNGAN

PROSES

PAKPAK Kec. KerjaKec. Kerja

POLUSIPOLUSI

NABNAB

Objek pengawasan Lingkungan Kerja meliputi :

Faktor-faktor bahaya Lingkungan Kerja

Hygiene Perusahaan

Pengendalian bahaya besar

Pestisida

Bahan kimia berbahaya

Sanitasi lingkungan

Alat pelindung diri (APD)

Limbah industri

tt

Ruang Lingkup Pengawasan Lingkungan Kerja1. Penanganan Bahan Kimia

Berbahaya.

2. Pemeriksaan Lingkungan Kerja

3. Pemeriksaan Penggunaan Pestisida

4. Pemeriksaan Limbah Industri di tempat kerja

5. Pemeriksaan Hygiene Industri

6. Pemeriksaan Alat Pelindung Diri

ts@utps-k3ts@utps-k3

Dasar Hukum PengawasanLingkungan Kerja.

1. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, i, j, k, l, m pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.

2. UU No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-kantor pasal 7

3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

4. Permenaker No. 3/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian asbes.

tt

Reward Discipline

5. Permenaker No. 03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola Pestisida

6. Permenaker No. 13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja

7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

Reward Discipline

1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Syarat-syarat keselamatan kerja berisi lebih 50% berkaitan dengan syarat-syarat kesehatan kerja

Melindungi pekerja, orang lain dan bahan serta alat produksi

Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK

Menciptakan lingkungan kerja aman Pemantauan dan evaluasi lingkungan

kerja

Undang-undang No. 1 tahun 1970Undang-undang No. 1 tahun 1970

Mencegah & mengurangi kecelakaan Mencegah & mengurangi bahaya peledakan Memberikan alat2 perlindungan diri pada para pekerja Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar

luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan

Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan

Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan,

cara & proses kerjanya

Syarat-syarat Keselamatan Kerja dikaitkan dengan Pengawasan Lingkungan Kerja (Psl. 3 ayat 1) :

2. UU No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor-kantor

Ventilasi Penerangan Suhu Susunan tempat duduk Penyediaan air Sanitair Tempat duduk yang cukup dan sesuai Confine space APD dan sarana perlindungan Pengendalian lingkungan kerja (bising, getaran) Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K

Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969

Dipelihara baik & dijaga kebersihannya Memp. ventilasi yg cukup & sesuai (alami atau

buatan atau ke-dua2nya) Memp. penerangan yg cukup & sesuai Mempertahankan suhu yg nyaman Semua tempat kerja disusun serta semua tempat

duduk hrs diatur sedemikian shg tdk ada pengaruh yg berbahaya bagi kesehatan kerja

Memp. persediaan air minum yg cukup & sehat Memp. perlengkapan utk mencuci & saniter Memp. tempat duduk yg cukup & sesuai

Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja & perlengkapannya harus :

Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969

Tersedia fasilitas yg sesuai utk mengganti, menyimpan dan mengeringkan pakaian yg tdk dipakai pd waktu bekerja

Memenuhi standar hygiene yg baik terutama bagi bangunan dibawah tanah atau tdk berjendela

Dikurangi sebanyak mungkin pengaruh2 yg berbahaya akibat kegaduhan dan getaran2 yg mungkin terjadi

Tersedia apotik atau pos PPPK sendiri Tersedia lemari, kotak atau perlengkapan PPPK

Semua bangunan yg digunakan oleh pekerja & perlengkapannya harus :

ts@utps-k3ts@utps-k3

Pencegahan kebakaran Pencegahan keracunan, penularan penyakit dan PAK Housekeeping Penerangan Suhu Kadar udara Bangunan Sampah Ruang udara dan ruang kerja Kakus Dapur Air, Penyelenggaraan makanan bagi TK Ergonomi dll

3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KesehatanSyarat Kesehatan

Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan

Menghindarkan kemungkinan bahaya keracunan, penularan peny. atau timbulnya peny. jabatan

Memajukan kebersihan & ketertiban Mendpt penerangan yg cukup & memenuhi

syarat utk melakukan pekerjaan Mendpt suhu yg layak & peredaran udara yg

cukup Menghindarkan gangguan debu, gas, uap dan

bauan yg tdk menyenangkan

Setiap bangunan perusahaan memenuhi syarat untuk : (psl 2)

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KebersihanSyarat Kebersihan

Halaman hrs bersih, teratur & tdk becek Jalan di halaman tdk blh berdebu Hrs cukup saluran yg kuat & bersih utk keperluan aliran air

(riolering) Saluran air yg melintasi halaman hrs tertutup Sampah2 & buangan lainnya hrs terkumpul pd suatu

tempat yg rapi & tertutup Sampah hrs dibuang pd waktunya atau dibakar Tempat pengumpulan sampah tdk blh menjadi sarang lalat

atau binatang/serangga yg lain Lantai, dinding, loteng & atap hrs selalu berada dlm

keadaan terpelihara & bersih serta tdk basah & lembab Tersedia tempat mandi, tempat cuci muka & tangan, tempat

ludah, tempat pakaian menurut kepentingan masing2 bagi tempat kerja yg dianggap perlu

Lantai hrs dibersihkan pd waktu2 tertentu, sehingga selalu dlm keadaan bersih

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KebersihanSyarat Kebersihan

Lantai tempat kerja hrs terbuat dr bhn yg keras, tahan air & bhn kimia yg merusak, datar & tdk licin

Alat & bhn hrs selalu disusun atau disimpan secara rapi & tertib Susunan tsb hrs sedemikian rupa shg tdk menimbulkan bahaya

tertimpa atau mungkin menyebabkan buruh terjatuh Buruh/tenaga kerja dlm perusahaan2 tertentu dpt diwajibkan

memakai pakaian kerja menurut syarat2 yg ditetapkan & disediakan oleh majikan

Dapur, kmr makan & alat keperluan makan hrs selalu bersih & rapi

Dapur & kmr makan serta kakus tdk blh berhubungan langsung dgn tempat kerja & letaknya hrs dinyatakan jelas

Alat2 makan atau masak sesudah dipakai hrs dibersihkan dgn sabun & air panas & dikeringkan. Alat2 tsb hrs dibuat dr bahan2 yg mudah dibersihkan

Kakus-kakus hrs selalu bersih terutama lantai & dinding serta dibersihkan oleh pegawai tertentu

tt

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KhususSyarat Khusus

Gedung hrs kuat buatannya & tdk blh ada bagian yg mungkin rubuh

Tangga hrs kuat buatannya, aman & tdk blh licin & hrs cukup kuat

Setiap tempat kerja hrs dibuat & diatur sedemikian rupa, sehingga tiap org yg bekerja dlm ruangan mendpt ruang udara (cubic space) yg sedikit-dikitnya 10m – 15m

Tinggi tempat kerja paling sedikit 3 m Luas tempat kerja hrs sedemikian rupa shg tiap pekerja

paling sedikit mendpt 2m utk bergerak secara bebas Atap tempat kerja hrs dibuat sedemikian rupa shg dpt

memberikan perlindungan yg baik kepada pekerja dr panas & hujan. Atap tdk blh bocor dan berlobang

Dinding tidak boleh basah atau lembab

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KhususSyarat Khusus

Makanan yg disediakan utk buruh hrs menurut menu yg memenuhi syarat2 kesehatan

Air yg digunakan utk makan dan minum hrs memenuhi syarat2 sbb :

Air tdk blh berbau & hrs segar Air tdk blh berwarna & berasa Air tdk blh mengandung binatang atau bakteri yg berbahaya

Semua pegawai yg mengerjakan & melayani makanan & minuman hrs bebas dr salah satu penyakit menular & selalu hrs menjaga kebersihan badannya

Kakus-kakus hrs disediakan utk buruh & terbuat dr bhn yg kuat

Kakus-kakus hrs terpisah utk laki-laki & perempuan sehingga tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesusilaan

Dinding kakus setinggi 1,5 meter dr lantai hrs terbuat dr bhn yg mudah dibersihkan

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KhususSyarat Khusus

Jumlah kakus adalah sebagai berikut : Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus Untuk 16 – 30 orang buruh = 2 kakus Untuk 31 – 45 orang buruh = 3 kakus Untuk 46 – 60 orang buruh = 4 kakus Untuk 61 – 80 orang buruh = 5 kakus Untuk 81 – 100 orang buruh = 5 kakusDan selanjutnya untuk tiap 100 orang = 6 kakus

Jumlah kakus disesuaikan juga dengan jumlah buruh laki2 atau perempuan

Kakus yg bersih ialah yg memenuhi syarat sbb : Tidak blh berbau & ada kotoran yg terlhat Tidak blh ada lalat, nyamuk atau serangga yg lain Hrs selalu tersedia air bersih yg cukup Hrs dpt dibersihkan dgn mudah dan paling sedikit 2 – 3x sehari

Syarat Khusus Penetapan WC Sesuai OSHA Syarat Khusus Penetapan WC Sesuai OSHA – 29 CFR – 29 CFR Sanitasi – 1910.141(c)(1)(i)Sanitasi – 1910.141(c)(1)(i)

Jumlah kakus / WC adalah sebagai berikut : Untuk 1 – 15 orang buruh = 1 kakus Untuk 16 – 35 orang buruh = 2 kakus Untuk 36 – 55 orang buruh = 3 kakus Untuk 56 – 80 orang buruh = 4 kakus Untuk 81 – 110 orang buruh = 5 kakus Untuk 111 – 150 orang buruh = 6 kakus

Dan selanjutnya jika buruh lebih dari 150 orang maka pada setiap kelipatan 40 orang ditambah 1 kakus

PMP 7 tahun 1964 : PMP 7 tahun 1964 : Syarat KhususSyarat Khusus

Hrs disediakan tempat duduk bagi buruh yg bekerja sambil duduk

Bagi buruh yg bekerja sambil berdiri, berjalan merangkak, jongkok, atau berbaring hrs disediakan tempat duduk pd waktu ia membutuhkan

Tempat duduk tsb hrs memenuhi syarat2 sbb : Hrs memenuhi ukuran yg sesuai dgn tubuh orang

Indonesia umumnya dan cocok utk buruh yg memakainya Hrs memberi kesenangan duduk & menghindari

ketegangan otot2 Hrs memudahkan gerak-gerik utk bekerja Hrs ada sandaran utk punggung

Jika mempergunakan banyak tenaga kerja wanita hrs diadakan beberapa tempat istirahat & berhias yg cukup luas, memenuhi syarat2 kebersihan, penerangan& peredaran udara utk dipergunakan pd waktu2 yg diperlukan

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Setiap tempat kerja hrs mendapat penerangan yg cukup utk melakukan pekerjaan

Jarak antara gedung2 atau bangunan2 lainnya hrs sedemikian rupa shg tdk mengganggu masuknya cahaya siang ketempat kerja

Jendela2, lobang2 atau dinding gelas yg dimaksudkan utk memasukkan cahaya hrs selalu bersih & luas seluruhnya hrs 1/6 dr pd luas lantai kerja & minimum 1/10 luas lantai kerja serta dibuat sedemikian rupa shg memberikan penyebaran cahaya yg merata

Bila ada penyinaran matahari langsung menimpa para pekerja hrs diadakan tindakan2 utk menghalangi

Apabila jendela sbg jalan cahaya matahari, mk jarak antara jendela & lantai tdk blh melebihi 1,2 meter

Jendela2 hrs ditempatkan sedemikian rupa shg dimungkinkan cahaya siang mencapai dinding tempat kerja yg terletak diseberang

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Jika cahaya matahari tdk mencukupi atau tdk dpt dipergunakan mk hrs diadakan penerangan dgn jln lain sbg pengganti cahaya matahari

Jika pekerjaan dilakukan pd malam hari, mk hrs diadakan buatan yg aman & cukup intensitasnya, tdk menyebabkan panas yg berlebihan atau merusak susunan udara serta tdk melebihi 320 C

Sumber cahaya yg dipergunakan hrs menghasilkan kadar penerangan yg tetap & menyebar serata mungkin, tdk blh berkedap-kedip, tdk menyilaukan atau menimbulkan bayangan contrast yg mengganggu buruh

Dapur & kmr makan serta kakus-kakus hrs mendpt penerangan yg baik dan peredaran udara yg cukup

Tiap tempat kerja yg dipakai pd malam hari hrs menyediakan alat2 penerangan darurat yg mempunai sumber tenaga yg bebas dr instalasi umum, ditempatkan pd tempat2 yg tdk mungkin menimbulkan bahaya

Jalan2 keluar spt pintu, gang2 dll hrs mempunyai alat penerangan darurat & diberi tanda pengenal dgn cat luminous, bahan2 reflectie atau bahan2 fluorescence

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Kadar penerangan diukur dgn alat2 pengukur cahaya yg baik setinggi tempat kerja atau setinggi perut utk penerangan umum (+ 1 meter)

Kekuatan penerangan ditentukan untuk : Darurat min. 5 lux (0,5 foot candles) Halaman2 & jalan2 dlm lingkungan perusahaan min. 20 lux

(2 foot candles) Pekerjaan2 yg hanya membedakan barang kasar min. 50

lux (5 foot candles) Pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil sepintas lalu

min. 100 lux (10 foot candles) Pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil agak teliti min.

200 lux (20 foot candles) Pekerjaan2 pembedaan yg teliti drpd barang2 kecil min.

300 lux (30 foot candles) Pekerjaan membeda2kan barang2 halus dgn contras yg

sedang & dlm waktu yg lama min. 500 sampai 1000 lux (50 sampai 100 foot candles)

Pekerjaan membeda2kan barang yg sangat halus dgn contrast yg sangat kurang utk waktu yg lama min. 1000 lux (100 foot cadles)

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Jenis pekerjaan2 yg hanya membedakan barang kasar spt :

Mengerjakan bahan2 yg kasar Mengerjakan arang atau abu Menyisihkan barang2 yg besar Mengerjakan bahan tanah atau batu Gang2, tangga didlm gedung yg selalu dipakai Gudang2 utk menyimpan barang2 besar & kasar

Jenis pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil sepintas lalu spt :

Mengerjakan barang2 besi & baja yg ½ selesai Pemasangan yg kasar Penggilingan padi Pengupasan/pengambilan & penyisihan bahan kapas Mengerjakan bahan2 pertanian lain Kamar mesin & uap Alat pengangkut orang & barang Ruang2 penerimaan & pengiriman dgn kapal Tempat menyimpan barang2 sedang & kecil Kakus, tempat mandi dan tempat kencing

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Jenis pekerjaan2 yg membedakan barang2 kecil agak teliti spt :

Pemasangan alat2 yg sedang (tdk besar) Pekerjaan mesin & bubut yg kasar Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang2 Menjahit tekstil atau kulit yg berwarna muda Pemasukan & pengawetan bahan2 makanan dlm kaleng Pembungkusan daging Mengerjakan kayu Melapis perabot

Jenis pekerjaan2 pembedaan yg teliti drpd barang2 kecil spt :

Pekerjaan mesin yg teliti Pemeriksaan yg teliti Percobaan2 yg teliti & halus Pembuatan tepung Penyelesaian kulit & penenunan bahan2 katun atau wol

berwarna muda Pekerjaan kantor yg berganti2, menulis & membaca,

pekerjaan arsip & seleksi surat2

PMP 7 tahun 1964PMP 7 tahun 1964: : Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerja

Jenis pekerjaan2 membeda2kan barang2 halus dgn contras yg sedang & dlm waktu yg lama spt :

Pemasangan yg halus Pekerjaan2 mesin yg halus Pemeriksaan yg halus Penyemiran yg halus & pemotongan gelas kaca Pekerjaan kayu yg halus (ukir-ukiran) Menjahit bahan2 wol yg berwarna tua Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau

pekerjaan kantor yg lama & teliti Jenis pekerjaan2 membeda2kan barang yg sangat halus

dgn contrast yg sangat kurang utk waktu yg lama spt : Pemasangan yg ekstra halus (arloji dll) Pemeriksaan yg ekstra halus (ampul obat) Percobaan alat2 yg ekstra halus Tukang mas & intan Penilaian & penyisihan hasil2 tembakan Penyusunan huruf & pemeriksaan copy dlm percetakan Pemeriksaan & penjahitan bahan pakaian berwarna tua

tt

Syarat Penerangan dlm tempat kerjaSyarat Penerangan dlm tempat kerjaSesuai OSHA – 29 CFRSesuai OSHA – 29 CFR

* Illumination. - 1926.56* Illumination. - 1926.56 Untuk pekerjaan2 konstruksi maka ditentukan tersendiri kekuatan

penerangan yaitu : General construction area lighting min. 50 lux (5 foot candles) General construction areas, concrete placement, excavation and

waste areas, access ways, active storage areas, loading platforms, refueling, and field maintenance areas. min. 30 lux (3 foot candles)

Indoors: warehouses, corridors, hallways, and exitways min. 50 lux (5 foot candles)

Tunnels, shafts, and general underground work areas: (Exception: minimum of 10 foot-candles is required at tunnel and shaft heading during drilling, mucking, and scaling. Bureau of Mines approved cap lights shall be acceptable for use in the tunnel heading) min. 50 lux (5 foot candles)

General construction plant and shops (e.g., batch plants, screening plants, mechanical and electrical equipment rooms, carpenter shops, rigging lofts and active store rooms, mess halls, and indoor toilets and workrooms.) min. 100 lux (10 foot candles)

First aid stations, infirmaries, and offices min. 300 lux (30 foot candles)

tt

4.Permenaker No. 3/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian asbes. ASBES ADALAH SERAT YANG BELUM TERIKAT

OLEH SEMEN ATAU BAHAN LAIN

NILAI AMBANG BATAS ASBES ADALAH ANGKA YANG MENUNJUKKAN KONSENTRASI SERAT ASBES DI UDARA TEMPAT KERJA, DIMANA DENGAN KONSENTRASI DIBAWAH ANGKA INI ORANG YANG TERPAPAR DALAM WAKTU 8 JAM SEHARI DAN 40 JAM SEMINGGU TIDAK AKAN MENGALAMI GANGGUAN KESEHATAN DAN KENYAMANAN KERJA

PENGGUNAAN ASBESPENGGUNAAN ASBES

ASBES ATAU BAHAN YANG MENGANDUNG ASBES TIDAK BOLEH DIGUNAKAN DENGAN CARA MENYEMPROT

DILARANG MENGGUNAKAN ATAU MEMAKAI ASBES BIRU ( CROSIDOLIT) PADA SETIAP PROSES ATAU PEKERJAAN

KANTONG FILTER ALAT VENTILASI DITARUH DI TEMPAT TERTUTUP

FILTER HARUS DIBERSIHKAN DAN DIGANTI

TEMPAT KERJA DAN PERALATAN HARUS SELALU BERSIH DAN TERBEBAS DARI DEBU ASBES

PEMBERSIHAN DEBU ASBES HARUS DENGAN CARA BASAH ATAU DIHISAP

PETUGAS PEMBERSIHAN HARUS MEMAKAI APD DAN RESPIRATOR

PEMBUNGKUS/KANTONG ASBES HARUS TIDAK DAPAT DITEMBUS DEBU ASBES

SAMPAH ASBES YANG TELAH TERIKAT TIDAK BOLEH DISIMPAN, DIKIRIM, ATAU DIDISTRIBUSIKAN TANPA WADAH TERTUTUP SEMPURNA

SEMUA WADAH YANG MENGANDUNG ASBES HARUS DIBERI TULISAN :

“ BAHAN ASBES TIDAK BOLEH DIHIRUP ” PEMBUNGKUS /KANTONG HARUS DIBUANG

SEHINGGA TDK DIPAKAI LAGI SAMPAH ASBES DIBUANG DENGAN

MENYEBARKAN RATA DITANAH DAN DITIMBUN SETEBAL ± 25 CM

KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA ASBES

SETIAP RUANG KERJA WAJIB DIPASANG ALAT VENTILASI

ALAT VENTILASI WAJIB DIHIDUPKAN PADA WAKTU PROSES PRODUKSI

ALAT VENTILASI HARUS DIPERIKSA MINIMAL 3 BULAN SEKALI DAN DICATAT

DILAKUKAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN

5. Permenaker No. 03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja yang mengelola Pestisida

PESTISIDA : SEMUA ZAT KIMIA DAN BAHAN LAIN SERTA JASAD RENIK DAN VIRUS YANG DIGUNAKAN UNTUK :

MEMBERANTAS/MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT YANG MERUSAK TANAMAN DAN HASIL PERTANIAN

MEMBERANTAS RERUMPUTAN MEMATIKAN/MENCEGAH PERTUMBUHAN YANG

TDK DIINGINKAN

MENGATUR / MERANGSANG PERTUMBUHAN TANAMAN

MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA PADA HEWAN DAN TERNAK

MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA AIR MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG DAN

JASAD RENIK MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG YANG

DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT PADA MANUSIA DAN HEWAN

KETENTUAN² TENAGA KERJA YANG MENGELOLA PESTISIDA

PEMAPARAN TIDAK BOLEH LEBIH DARI 5 JAM SEHARI DAN 30 JAM SEMINGGU

MEMAKAI APD YANG SESUAI MENJAGA KEBERSIHAN BADAN, APD,

PERALATAN, TEMPAT KERJA DILARANG MEMAKAI PESTISIDA DALAM

BENTUK DEBU TIDAK BOLEH DLM KEADAAN MABUK TIDAK BOLEH BILA MEMILIKI LUKA ATAU

PENYAKIT KULIT TIDAK BOLEH BILA TK HAMIL / MENYUSUI

PEMASANGAN TANDA² PERINGATAN BAHAYA PADA TEMPAT TERTENTU

TANDA YANG DIPASANG HARUS DIMENGERTI DAN MUDAH DIBACA

PEMASANGAN GAMBAR APD PADA TEMPAT KERJA YANG SESUAI

TEMPAT KERJA HARUS BERSIH DAN BEBAS DARI TUMPAHAN ATAU CECERAN PESTISIDA

KADAR PESTISIDA DI TEMPAT KERJA TIDAK BOLEH MELEBIHI NAB YANG DITENTUKAN

6. PERMENAKER No. PER-13/Men/X/20116. PERMENAKER No. PER-13/Men/X/2011* NAB Faktor Fisika & Kimia di Tempat Kerja* NAB Faktor Fisika & Kimia di Tempat Kerja

NAB adl std faktor tempat kerja yg dpt diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dlm pekerjaan utk waktu tdk melebihi 8 jam sehari & 40 jam seminggu

Faktor fisika adl faktor didlm tempat kerja yg bersifat fisika terdiri dari iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro & sinar ultra ungu

Iklim kerja adl hsl perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara & panas radiasi dgn tkt pengeluaran panas dr tubuh tenaga kerja sbg akibat pekerjaannya

Kebisingan adl semua suara yg tdk dikehendaki yg bersumber dr alat2 proses produksi atau alat2 kerja yg pd tkt tertentu dpt menimbulkan gangguan pendengaran

Getaran adl gerakan yg teratur dr benda atau media dgn arah bolak-balik dr kedudukan keseimbangannya

NAB iklim kerja menggunakan parameter ISSB

ISBB (Indeks Suhu Basah & Bola) adl parameter utk menilai tkt iklim kerja yg merupakan hsl perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami & suhu bola

Radiasi frekuensi radio & gelombang mikro (mikrowave) adl radiasi elektromagnetik dgn frek. 30 khz – 300 Ghz

Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adl radiasi elektromagnetik dgn panjang gelombang 180 – 400 nm

Suhu kering (dry bulb temp) adl suhu yg ditunjukkan oleh termometer kering

Suhu basah alami (natural wet bulb temp) adl suhu yg ditunjukkan oleh termometer bola basah alami

Suhu bola (globe temp) adl suhu yg ditunjukkan oleh termometer bola

NAB kebisingan = 85 dBA NAB getaran alat kerja yg kontak langsung

maupun tdk langsung pd lengan & tangan tk = 4 m/det2

NAB radiasi frekuensi radio & gel mikro (lht lamp IV)

NAB radiasi sinar ultra ungu = 0,1 mikro watt per centimeter persegi (uw/cm2)

Pengukuran & penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai Hyperkes atau pihak2 lain yg ditunjuk

Hasil pengukuran & penilaian disampaikan kepada pengusaha atau pengurus dan Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, NAB IKLIM KERJA

Pengaturan Waktu Kerja

Setiap Jam

ISBB (0 C)

Beban Kerja

Ringan Sedang Berat

75 % - 100 % 31,0 28,0 -

50 % - 75 % 31,0 29,0 27,5

25 % - 50 % 32,0 30,0 29,0

0 % - 25 % 32,2 31,0 30,5

NILAI AMBANG BATAS ( NAB )

NAB. UNTUK KEBISINGAN DI INDUSTRI MENURUT PERMENAKERTRANS NO. 13 /MEN/X/2011 ADALAH 85 dB(A) SELAMA 8 JAM PER-HARI Dan 40 JAM PER MINGGU.

Waktu Pemaparan Per hari Intensitas Kebisingan dalam (dBA)

8 Jam 85

4 88

2 91

1 94

30 Menit 97

15 100

7,5 103

3,75 106

1,88 109

0,94 112

28,12 Derik 115

14,06 118

7,03 121

3,52 124

1,76 127

0,88 130

0,44 133

0,22 136

0,11 139

Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011, NAB Getaran Lengan TanganJumlah Waktu Pemaparan Per

hari kerjaNilai Percepatan pada Frekuensi

Dominan

Meter per detik kuadrat (m/det2)

Gravitasi

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

Kurang dari 1 jam 12 1,22

Catatan : 1 Gravitasi = 9,81 m/det2

NAB Getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung ditetapkan = 0,5 m/det2)

Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu :

1. Faktor fisika

2. Faktor kimia

3. Faktor biologi

4. Faktor fisiologi (ergonomi)

5. Faktor psikologi

Lanjutan…Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja1. Faktor fisika

Kebisingan, iklim kerja/temperatur, pencahayaan, radiasi, getaran, dan tekanan

2. Faktor kimia Padat, cair, gas, fume, mist dll

3. Faktor biologi Serangga, bakteri, virus, parasit dll.

4. Faktor fisiologi (ergonomi) Cara kerja, alat

5. Faktor psikologi Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang

terpencil dll

tt

Sumber bahaya lingkungan kerja di

Industri Temperatur : tanur, cold storage, perkantoran. Tekanan udara : keg. penyelaman, konstruksi. Penerangan : perkantoran, pekerjaan yang teliti. Kebisingan : konstruksi, mesin press, bubut dll. Radiasi : pengelasan, rumah sakit, telekomunikasi ,

kantor. Faktor kimia : industri kimia, tekstil, baterai, sepatu,

migas. Faktor biologi : makanan, kehutanan, pertanian. Faktor ergonomi : perkantoran, konstruksi. Faktor psikologi : mercusuar, pengawas gunung api,

tambang.

1. Faktor Fisika- Faktor Kebisingan

Kebisingan adl bunyi yg didengar sbg suatu rangsangan pd telinga & manakala bunyi2 tsb tdk dikehendaki

Kualitas bunyi dtentukan oleh frekuensi dan intensitasnya Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg dipindahkan oleh bunyi

satuan desibel (dB) Frekuensi adl jlh getaran per detik (hertz) yaitu jlh gel yg diterima

oleh telinga setiap detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d 20.000 hz dan frekuensi manusia berkomunikasi adl 250 s/d 3000 hz

Kebisingan berdasarkan sifat bunyi : Kebisingan continue Kebisingan impulsif Kebisingan terputus-putus Kebisingan impaktif

Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja &

lingkungan : Pengaruh terhadap alat pendengaran yaitu Tuli

konduktif & Tuli perseptif Efek kebisingan kepada daya kerja

Alat pengukur intensitas kebisingan adl “Sound Level Meter”

Pengendalian kebisingan utk mengurangi tingkat intensitas kebisingan atau lamanya pemaparan selama kerja dgn cara :

Menurunkan pada sumbernya dgn menempatkan alat peredam pd sumber getaran

Menempatkan penghalang pd jln transmissi dgn mengisolasi mesin atau tenaga kerja

Menggunakan APD yi sumbat telinga (ear plug) atau tutup telinga (ear muff)

Mengatur waktu kerja

- Iklim Kerja Kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,

kecepatan gerakan udara & suhu radiasi pd suatu tempat kerja

Suhu udara sekitar 24 – 26 oC dengan selisih suhu diluar & didalam tdk lebih dari 5 oC

Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran panas antara tubuh dgn sekitarnya :

Konduksi antara tubuh dgn benda atau lingkungan sekitarnya melalui kontak langsung

Konveksi gerakan molekul2 gas/cairan dgn suhu yg rendah

Radiasi energi gelombang dr kedua benda akan saling berpengaruh

Evaporasi/penguapan keringat yg dihasilkan pd permukaan kulit melalui pelepasan uap air

Faktor yg mempengaruhi toleransi tubuh terhadap panas

Aklimatimasi Ukuran badan Umur Jenis kelamin Kesegaran jasmani Suku bangsa

Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l. heat cramps, heat exchaustion, heat stroke dan miliana

Pencegahan panas dpt dilakukan dgn cara : Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi

yg lbh sempurna Mereduksi tek. panas dilingkungan kerja yg

ada sumber panasnya Menerapkan teknologi pengendalian & teknis

perlindungan Memelihara kesegaran jasmani Menyediakan air minum yg cukup Menyesuaikan berat ringan pekerjaan

- Pencahayaan Pencahayaan/penerangan merupakan salah satu

komponen yg dpt mempengaruhi lingkungan kerja

Faktor yg mempengaruhi intensitas penerangan : Sumber cahaya lampu pijar, lampu neon atau

lampu penerangan darurat (flourscent tube) Daya pantul (reflektivitas)

Permukaan kasar & hitam mk semua cahaya diserap

Permukaan halus & mengkilap mk cahaya akan dipantulkan sejajar

Permukaan tdk rata mk cahaya akan dipantulkan diffus

Ketajaman penglihatan dpengaruhi beberapa faktor yi :

Ukuran obyek/benda Cahaya pantul benda (brightness) Kontras – waktu pengamatan

Pencahayaan/penerangan ruangan yg baik memungkinkan pekerja melihat pekerjaan dgn teliti, cepat, jelas serta membantu menciptakan lingkungan kerja yg nikmat & menyenangkan

Sifat-sifat penerangan ditentukan oleh: Pembagian lumenisasi dlm lapangan penglihatan Pencegahan kesilauan Arah sinar Warna & panas

Pedoman yg perlu diperhatikan : Permukaan dr semua bidang & obyek memp kecerahan

yg merata Kontras & kecerahan permukaan dr bgn pusat & tengah

bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 3 Kontras bgn pusat & pelatarannya atau didlm bgn luar dr

bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 10 Permukaan yg cerah hrs berada di pusat bid visual &

menggelap kearah pinggiran Kontras akan lbh mengganggu jika melampaui bgn

bawah atau samping bid visual dan lbh baik pd bgn atas

Hrs dihindari jendela yg terang sekali, papan

hitam yg menempel pd dinding putih atau benda-benda yg memantulkan/mengkilap

Pengukuran intensitas penerangan dgn menggunakan lux meter

Pencegahan kesilauan dilakukan dgn : Pemilihan lampu yg tepat Penempatan sumber2 cahaya terhdp meja atau mesin

serta memperhitungkan letak jendela Penggunaan alat pelapis yg mengkilat atau tidak Penyaringan sinar matahari langsung

Pengaruh pencahayaan terhdp kesehatan : Kelelahan mata berkurang daya & efisiensi kerja Kelelahan mental Keluhan pegal didaerah mata & sakit kepala disekitar

mata Kerusakan indera mata Meningkatnya kecelakaan kerja

- Tekanan Udara Tinggi & Rendah- Getaran Mekanis

Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration)

Getaran terhadap lengan (Tool hand vibration)

Getaran terhadap kesehatan Kelainan peredaran darah & syaraf Kerusakan pd persendian & tulang

Pencegahan dgn : Isolasi sumber getaran Isolasi pekerja atau operator Mengurangi pemaparan Melengkapi peralatan mekanis Pemeriksaan kesehatan

2. Faktor Kimia- Bahan kimia berbahaya yg dipakai dlm industri :

1. Bhn kimia yg mdh terbakar benzene, aseton, eter & hexan

2. Bhn kimia yg mdh meledak ammonium nitrat, nitrogliserin

3. Bhn kimia beracun asam klorida4. Bhn kimia korosif asam klorida5. Bhn kimia yg bersifat oksidator peroksida organik6. Bhn kimia yg peka/reaktif terhdp air natrium hibrida,

karbit7. Bhn kimia yg bersifat asam kuat8. Bhn kimia yg disimpan dlm tek tinggi spt gas nitrogen

diokside, hydrogen klorida didlm sylinder penyimpan9. Bhn kimia yg bersifat radioaktif

- Bentuk fisik bahan kimia Padat spt debu atau partikel Cair spt liquid Gas spt O2, N2, CO2, H2S Uap spt pelarut cat, pelarut perekat, pelarut pencuci

dipercetakan dll

- Sifat fisik bahan kimia :1. Bhn bersifat partikel (awan, asap, kawat

& fume) spt : Perangsang (kapas, sabun) Toksik (partikel Pb, As,Mn) Penyebab fibrosisi (deu asbes, quarst) Penyebab demam (fume) Inert (Al, kapur dll)

2. Bhn non partikel (gas & uap) spt : Aspisian (N2, CO2) Perangsang (HCl, H2S) Racun organik & anorganik (Nikel, carbonyl) Bhn kimia yg mdh menguap Merusak alat2 tubuh Berefek anaestesia Merusak susunan darah (benzene) Merusak syaraf Iritan & bahan2 korosif terhdp jaringan

7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.

PENGUSAHA ATAU PENGURUS :

WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA UNTUK --> MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA

- ””Inherent”Inherent” Beracun Korosif Mudah

terbakar Eksplosif

- Interaksi antara bahan ● Oksidator dan reduktor● Logam dan asam

- Interaksi dengan lingkungan :● Uap air : hidrolisa eksoterm● Oksigen : kebakaran

(piroforik) ● Panas : terbakar● Tumbukan : gesekan

mekanik

BAHAYA TERHADAP :BAHAYA TERHADAP :Pabrik, Pekerja, Masyarakat dan LingkunganPabrik, Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan

● SIFAT BAHAYASIFAT BAHAYA

1. Bahan Kimia Beracun (Toxic Agents)2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive Chemicals)3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable Substances)4. Bahan Mudah Meledak (Explosives)5. Bahan Oksidator (Oxidation Agents)6. Bahan Reaktif terhadap Air (Water Sensitive

Substances)7. Bahan Reaktif terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)9. Bahan Radioaktif ( Radio Actives)

Umum:

Catatan :Bahan Kimia berbahaya : mempunyai 1 (satu) atau lebih sifat di atas

KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label

Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia

Lembar Data Keselamatan Bahanberisikan keterangan :

Identitas Bahan dan Perusahaan Komposisi Bahan Identifikasi Bahaya Tindakan P3K Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Mengatasi Kebocoran & Tumpahan Penyimpanan & Penanganan Bahan Pengendalian Pemajanan & APD

Sifat Fisika dan Kimia Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Informasi Toksikologi Informasi Ekologi Pembuangan Limbah Pengangkutan Bahan Informasi Perat.Peruu yang berlaku Informasi Lain yang Diperlukan.

LABEL berisikan tentang :

Nama produk Identifikasi Bahaya Tanda Bahaya dan Artinya Uraian Risiko dan Penanggulangannya Tindakan Pencegahan Instruksi apabila Terkena atau Terpapar

Instruksi Kebakaran Instruksi Tumpahan atau Bocoran Instruksi Pengisian dan Penyimpanan Referensi Nama, Alamat dan No. Telp. Pabrik

Pembuat atau Distributor

PENEMPATAN :Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) Label

Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh : Tenaga Kerja Pegawai Pengawas

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI (I)

Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan : Daftar Nama Sifat Kuantitas

Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar,

sifat dan kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut

Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi bahaya perusahaan/industri ybs.

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI (II)

POTENSI BAHAYA terdiri dari : Bahaya Besar Bahaya Menengah

KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan : Nama Kriteria Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bahan beracun Bahan sangat beracun Cairan mudah terbakar Cairan sangat mudah terbakar Gas mudah terbakar Bahan mudah meledak Bahan reaktif Bahan oksidator

KRITERIABAHAN BERACUN

Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia, fisika dan toksik sbb. : Mulut : LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan Kulit : LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan Pernafasan : LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l

KRITERIA SANGAT BERACUN

Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia, fisika dan toksik sbb. : Mulut :

LD 50 < 25 mg/kg berat badan Kulit :

LD 50 < 25 mg/kg berat badan Pernafasan :

LC 50 < 0.5 mg/l

KRITERIACairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah Terbakar dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika : Titik nyala: >210 C dan < 550 CPada tek. 1 atm

Cairan Sangat Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika :Titik nyala :< 210 C Titik didih : > 200C Pada tek. 1atm

Gas Mudah Terbakar :

Berdasarkan sifat kimia dan fisika : Titik didih : < 20 0 C Pada tek. 1 atm

KRITERIA MUDAH MELEDAK

Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb menghasilkan : Gas dalam jumlah yang besar Tekanan yang besar Suhu yang tinggi

Menimbulkan kerusakan disekelilingnya

KRITERIA REAKTIF

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :

Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar

Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosif

KRITERIA OKSIDATOR

Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan : Oksigen yang dapat menyebabkan

kebakaran

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

Kriteria Beracun Kriteria Sangat Beracun Kriteria Mudah Meledak Kriteria Reaktif

Ditetapkan dalam Lampiran III Kep.Mennaker No. Kep.187/MEN/1999

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :Beracun (I)

No. Nama Bahan Kimia NAK1.2.3.4.5. 6.7.8.9.10.11.

Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1)Acrolein (2-propenal)AcrylonitrileAllyl alcohol (2-propen-1-1)AllyamineAmmoniaBromineCarbon disulphideChlorineDiphenil methane di-isocyanate (MDT)dst

200 ton200 ton 20 ton200 ton200 ton100 ton 10 ton200 ton 10 ton200 ton

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Sangat Beracun (II)No. Nama Bahan Kimia NAK1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

Aldicarb4-AminodiphenilAmitonAnabasineArsenic pentoxideArsenic trioxideArsine ( Arsenic hydride)Azinphos – ethylBenzidineBeryllium (powder compounds)Dst.

100 kg 1 kg 1 kg100 kg500 kg100 kg 10 kg100 kg 1 kg 10 kg

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Sangat Reaktif (III)

No. Nama Bahan Kimia NAK1.2.3. 4.5.6.7.8.9.10.

AcethyleneAmmonium nitrateEthylene oxideEthylene nitrateHydrogenOxygenParacetic Acid (Concent. >60%)Propylene OxideSodium ChlorateDst.

50 ton500 ton 50 ton 50 ton 10 ton500 ton 50 ton 50 ton 20 ton

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)Mudah Meledak (IV)

No. Nama Bahan Kimia NAK1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

Barium AzideChlorotrinitrobenzeneCellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen)Cyclotetramethylene-trinitramineDiazodinitrophenolDiethylene glycol dinitrateHydrazine nitrateLead AzideMercury FluminateDst

50 ton 50 ton 50 ton 50 ton 10 ton 10 ton 50 ton 50 ton 50 ton

NAK DAPAT PULA DITETAPKAN

SBB :No. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya NAK

1.2.3.4.5.6.7.8.

BeracunSangat BeracunReaktifMudah MeledakOksidatorCairan Mudah TerbakarCairan Sangat Mudah TerbakarGas Mudah Terbakar

10 ton 5 ton 50 ton 10 ton 10 ton200 ton100 ton 50 ton

POTENSI BAHAYA BESAR

Apabila :

Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang digunakan MELEBIHI atau LEBIH BESAR

dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

POTENSI BAHAYA MENENGAH

Apabila :

Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang Digunakan SAMA atau LEBIH KECIL dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA BESARBerisikan :

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko

Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi

Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja Rencana dan Prosedur

Penanggulangan Keadaan Darurat Prosedur Kerja Aman

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA MENENGAHBerisikan :

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian RisikoKegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan InstalasiKegiatan Pembinaan Tenaga KerjaProsedur Kerja Aman

HYGIENE PERUSAHAAN    1. Hygiene perusahaan adalah ilmu

pengenalan, penilaian dan pengendalian faktor-faktor bahaya, sehingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek sampingan kemajuan teknologi.

2. Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan kegiatan, yaitu :

Pengenalan lingkungan Penilaian lingkungan Pengendalian lingkungan       

Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja

Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja yang timbul sebagai akibat penggunaan terhadap teknologi proses produksi akan meliputi pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya dan pengaruh atau akibat yang dapat ditimbulkan kepada kesehatan tenaga kerja.

Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.

Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi dan proses.

Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau bahan buangan.

Jurnal – jurnal teknik Keluhan dari tenaga kerja

Untuk Pengenalan Lingkungan perlu mempelajari

DALAM PENGENALAN LINGKUNGAN PERLU DIPERHATIKAN :

1. Alat – alat teknis penanggulangan apa yang sudah tersedia / dipergunakan

2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan bagaimana digunakan

3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja disetiap tahapan proses

Penilaian Lingkungan

Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan Metoda pengukuran, pengambilan sample serta analisa dilaboratorium, kemudian dibandingkan dengan Standar baku.

Manfaat dari penilaian lingkungan adalah :

Dasar utk menyatakan kondisi lingkungan kerja

Penerapan teknik pengendalian dan penanggulangan merupakan dasar utama.

Perencanaan alat – alat penanggulangan

Dokumen untuk inspeksi

Pengendalian Lingkungan

Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang Batas (NAB).

Nilai Ambang Batas Bahan Kimia adalah kadar rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan kerja agar tenaga kerja yang bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan atau gangguan kenyamanan kerja.

PERMENAKER No. 13/men/x/2011PERMENAKER No. 13/men/x/2011* NAB Faktor Fisika &Kimia di Udara Lingk Kerja* NAB Faktor Fisika &Kimia di Udara Lingk Kerja

Kategori : NAB rata2 selama jam kerja 8 jam/hari

atau 40 jam/minggu dpt terpajan bhn kimia berulang-ulang tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan maupun PAK

NAB batas pemaparan singkat (PSD= pemajanan singkat yg diperkenankan) 15 menit & tdk lbh dr 4 kali pemejanan per hari kerja tanpa menderita gangguan iritasi, kerusakan/perubahan jaringan yg kronis serta efek narkosis

NAB tertinggi (KTD= kadar tertinggi yg diperkenankan)

Kegunaan NAB Sbg kadar standar utk perbandingan Sbg pedoman utk perencanaan produksi &

perencanaan teknologi pengendalian bahaya Menentukan substitusi bahan proses produksi

terhdp bhn yg lbh beracun dgn bhn yg kurang beracun

Membantu menentukan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit2 & hambatan2 efisiensi kerja akibat faktor kimiawi dgn bantuan pemeriksaan biologik

METODE –METODE TEKNIS PENGENDALIAN LINGKUNGAN

PENGENDALIAN TEKNIS

PENGENDALIAN ADMINISTRASI

ALAT PELINDUNG DIRI

Pengendalian Lingkungan

Metode pengendalian lingkungan Substitusi Ventilasi Perubahan proses Pengeluaran setempat (lokal

exhauster) Pemencilan proses/proteksi

perorangan

Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD)Alat Pelindung Diri (APD)

Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja

Dasar Hukum :Dasar Hukum :• UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja• Permenakertrans No. Per. 08/Men/2010

Kelemahan Penggunaan APD :Kelemahan Penggunaan APD :

• Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna

• Sering APD tidak dipakai karena kuirang nyaman

Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Jenis APD :Jenis APD :

• Alat Pelindung Kepala

• Alat Pelindung Muka dan Mata

• Alat Pelindung Telinga

• Alat Pelindung Pernapasan

• Pakaian Kerja

• Sarung Tangan

• Alat Pelindung Kaki

Syarat-syarat APD :Syarat-syarat APD :

• Enak dipakai

• Tidak mengganggu kerja

• Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya di tempat kerja

Alat Pelindung DiriAlat Pelindung Diri

Manajemen APD :Manajemen APD :

(Pemilihan, Penggunaan, Pemeliharaan dan Penyimpanan)

Dipilih sesuai tujuan perlindungan

Dipilih yang memenuhi standar / telah diuji

Dipilih yang sesuai pekerja Indonesia

Digunakan yang benar agar dapat melindungi pekerja

Memeriksa secara rutin

Dirawat secara rutin agar dapat memberikan perlindungan

Melaporkan kerusakan

Membuat catatan pemeliharaan dan kerusakan

Memperbaiki atau mengganti yang rusak

Disimpan pada tempat yang sesuai

102

Alat Pelindung Diri

Sanitasi LingkunganSanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan

pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan

memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan 2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan

pengaturan sumber-sumber lingkungan

tt

Sanitasi Lingkungan

Ruang lingkup :1. Penyediaan air bersih dpt diminum &

cukup2. Menjamin kebersihan penyediaan makanan3. Pencegahan & pembasmian serangga &

binatang mengerat4. Ketatarumahtanggaan yg baik di industri5. Limbah industri6. Sarana sanitasi/kakus dan lain2

LimbahLimbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena

tidak mempunyai nilai ekonomis

Klasifikasi : • Nilai Ekonomi : dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah

• Nilai Non Ekonomi : diolah dengan proses bentuk apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali mempermudah sistem pembuangan

LimbahLimbah

Jenis LimbahJenis Limbah : :

• Limbah Gas : Limbah Gas : limbah yang aliran keluarnya berupa bahan gas

• Limbah Cair : Limbah Cair : limbah yang aliran keluarnya berupa bahan cair

• Limbah Padat : Limbah Padat : limbah yang aliran keluarnya berupa bahan padat

LimbahLimbah

Pengelolaan Limbah :Pengelolaan Limbah :

• Secara fisikSecara fisik : Clarification / sedimentasi, Flotation, Oil Water Sparation.

• Secara kimiawiSecara kimiawi : Coagulation, Precipitation, Neutralization.

• Secara Biologi Secara Biologi : Aerobic Suspended Process, Aerobic Attached Growth Process, Aerobic Lagoons, Anerobic Lagoons

108

TERIMA KASIH