Upload
andy-auric
View
128
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
SEMINAR DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH DENGAN TREND ISU TELENURSING
DI RSUD DR SAIFUL ANWAR MALANG
OLEH :
ACHMAD ISMAIL
YAYUK TOTALIA
MOHAMMAD BAHRI
RIRIN OKINIFA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWIM A L A N G
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era global merupakan awal dari segala perkembangan dunia secara menyeluruh
termasuk didalamnya adalah teknologi informasi. Teknologi informasi telah menjadi
kebutuhan yang terus berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi
sebagai akibat semakin majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh
informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, telah banyak dimanfaatkan oleh
berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi yang dibutuhkan, termasuk
bidang kesehatan. Kebutuhan pelayanan informasi di bidang kesehatan khususnya
keperawatan merupakan bagian yang terus membangun diri untuk dapat memberikan
informasi keperawatan secara cepat, tepat, efektif dan efisien.Perawat, sebagai pemberi
layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan
mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Masyarakat modern
semakin familier dengan pemanfaatan media internet untuk mendapatkan informasi
keperawatan misalnya melalui telenursing, teleconference, videoconference, call centre,
dimana media ini memudahkan masyarakat mendapatkan layanan keperawatan tanpa harus
meninggalkan rumah.
Dengan semakin berkembangnya istilah telenursing dalam model pelayanan keperawatan
yang berbasis informatika kesehatan, maka dalam kesempatan ini akan dipaparkan lebih
jauh mengenai telenursing/tele keperawatan (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)
dalam upaya meningkatkan profesionalisme perawat Indonesia.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi trend dalam keperawatan kususnya di medikal bedah,
Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat di
Indonesia melalui cara perawatan jarak jauh
1.3 Manfaat
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu
keperawatan medikal bedah Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan
trend dan isu yang berkembang dalam bidang kesehatan Sebagai landasan dalam
melakukan penelitian baik klinik dan preklinik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. ISU ASPEK LEGAL
Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan teknologi
telekomunikasi (National Council of State Boards of Nursing, 2011).Teknologi informasi
dibidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintegrasikan ilmu
keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek
keperawatan.Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, dan
pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam pengambilan
keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan.(Terhuyung & Bagley-Thompson,
2002 dalam Salim, 2010).
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh
antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing).Telenursing
menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan
perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical)
untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai
komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan atau
computer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm)
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan
meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga. Dalam
memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari
pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan kebijakan untuk
mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan
sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1.Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang
mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan
prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi dalam
penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing.Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing.Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill
antara pasien dan perawat.Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan
tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing. Tanpa
ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan oleh
karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta
kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.Untuk mensiasati
keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti
pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan.Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat
darurat dan home care.
Hal tersebut dikatakan telenursing jikaperawat melakukan tindakan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian triase dan pemberian informasi
menggunakan teknologi informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners
yang melakukan praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN).Perawat yang
melakukan praktek telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan
ketrampilan keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk praktek
telenursing mereka.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan
difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada
informasi, dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif
dari konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan
mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan
termotivasi untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien
adalah teknik pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan
tenaga professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani secara ekstensif
selama dekade terakhir.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow up,
pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada
keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam
praktek telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan
evaluasi terhadap hasil perawatan, dan perawat juga menggunakan teknologi seperti
internet, computer, telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring
system audio-vidio, satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan
teknologi informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih
efektif.Dalam rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien
terhubungkan secara langsung menggunakan system transmisi elektronik.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak
flow pernapasan pasien melalui internet.Dengan melakukan video conference, pasien dapat
berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas.
B. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat,
rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian yang sering
sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi.
5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses
untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis
informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.Pada akhirnya
telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam
manajemen pribadi penyakit kronik.Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan
dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang
tidak terbatas.
a. Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang
berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan,
namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga
menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan
privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita
HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa
terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .
b. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini,
yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang
kesehatan dalam merawat pasien adalah :
· Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
· Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau
telepon) dan keuntungannya
· Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
· Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
c. Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi
kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari
telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi)
dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan
perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal
dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia, menjelang
Indonesia Sehat.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing
Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing. Empat faktor
tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
1. Aspek sistematika
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan regulasi.
Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan pengaturan
dan supervisi pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati bahwa
praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya
standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau
pendidikan keperawatan.
2. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat penggunaan
telenursing dan Government recognition for cost effectiveness merupakan prioritas utama.
Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk mengaktifkan
telenursing di daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis.Aplikasi system
telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial tentang telenursing
dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi pelayanan kesehatan
seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal penting dalan implementasi
telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan membangun
pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik. Adanya pengakuan public
terhadap keperawatan itu sendiri merupakan factor kunci dalam pelaksanan telenursing.
4. Aspek teknikal
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan pengembangan
sistem pelayanan.Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi informasi mendukung
pengembangan dan pengoperasian telenursing.Pengembangan teknologi informasi untuk
menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan
penelitian untuk pengembangan system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi
informasi medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang
mungkin diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi
dalam strategi pelaksanaan telenursing.
D. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk
menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.Secara khusus
sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan
khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.Telenursing membantu pasien dan keluarga
untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit
kronis.Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan
memberikan dukungan secara online.Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan
dengan individu pasien dan keluarganya.
B basediew
Gambar 1.4. Jenis dan pembagian Telehealth
(Sumber: Greenberg M. Elisabeth, 2000)
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis.Hal ini juga mendorong perawat
menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.Kontinuitas
perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi
pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
Media telenursing antara lain:
1. Telepon ( telepon seluler )
2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic
Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :
1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto
rontgen, dsb.
2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah, nadi
pernafasan, suhu dan sebagainya.
4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan mereka.
5. Membantu operasi klien dari jarak jauh.
6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu konseling.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga,
terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik.Dapat memberikan pelayanan akurat,
cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan
pasien yang tidak terbatas.
E. Kelebihan dan kekurangan Telenursing
Kelebihan Telenursing
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan
keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model
pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu,
2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan,
3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan,
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi,
5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah
dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses
penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American
Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas
dan merata,
8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning)
dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan
kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan serta
meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan diterapkannya
telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dan meningkatkan
kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen untuk memanggil
perawat agar mendapatkan saran kesehatan.seorang perawat dengan pelatihan khusus
dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini bermanfaat karena klien
membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak langsung.
· Kekurangan dan hambatan dalam telenursing
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing, meliputi:
perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat akan
mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing
akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi.
Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa merasakan
manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue
kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang telenursing.Secara
teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung perkembangan
telenursing. Tanpa EHRtelehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system penyimpanan
data pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya.
Sumber lain menyebutkan, antara lain :
o Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas
pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa kontak langsung
dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
o Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan
teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat
gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang
berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann
dokumen klien.
F. Riset mengenai Telenursing
1. Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi
telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan
inovasi pengembangan inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien.
Klien merasa puas dengan penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan
perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada
pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk
melihat kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain
itu perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat.Penelitian ini
menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif
untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada
perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah.
2. Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and patients’ Recovery
from Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya
sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan.
3. Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah
yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat. Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat
kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka
langsung adalah yang terbaik.
4. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional
Versus Telenursing Outpatient Management of Patients With Cancer With New Ostomi.
Hasil :Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa telenursing
membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face,
tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.
(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh tanggal 02 Mei 2012).
5. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of
Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and
Nursing Indicators.
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan
kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar selama
60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas :(a) video-based home telecare; (b)
telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80%
dengan telenursing dibandingan dengan perawatan biasa. Dari penelitian ini juga
menurunkan kunjungan emergensi pada CHF.Pada perawatan diri kedua group tidak ada
perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status kesehatan dan
kepuasan.Telenursing dapat menurunkan hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan
frekuensi komunikasi dengan pasien.
(http://www.haworthpress.com/store/toc/J027v22n01_TOC.pdf?
sid=F92MP1MXXT1X8JN4VFE1BXJ22VPX12U5&, )
Faktor-Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi
Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing yaitu
praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni
Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai
koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar negara
bagian.
Malpraktek dan akontabilitas yang berkaitan dengan telenursing masih dalam
perdebatan dan mencari solusi untuk pemecahannya.
Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth
yaitu :
1. Pembiayaan.
Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun
dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih kurang dalam
mengembangkan telehealth.
2. Aspek legal
Aspek hukum menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari praktek
petugas kesehatan yang tidak baik
3. Standar keamanan
Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah
keamaan/keselamatan pasien.Sistem pelayanan telehealth harus bisa menjamin keselamatan
bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA (American Nursing Association)
menerbitkan 3 pedoman telehealth yaitu : Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998,
kompetensi telehealth tahun 1999 dan mengembangkan protokol telehealth pada tahun
2001
4. Keamanan data
Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record), yang
rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data.Sehingga penyelenggaraan telehealth
harus bisa menjamin keamanan data.
5. Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari telehealth yang mempunyai
biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat untuk hubungan antarmuka
(interface) akan sulit menyelenggarakan telehealth jika tidak ada saling hubungan
(interkoneksi) antar alat.
Penggunaan telenursing pada negara yang baru memulai pemanfaatannya tentu
mengalami kendala, diantaranya:
1. Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemampuan lebih yaitu mampu
memahami dan memanfaatkan teknologi yang pada umumnya tidak mudah pengadaannya,
membutuhkan pendidikan kekhusussan spesialis informasi yang menurut penulis saat ini
mungkin masih kurang peminatnya.
2. Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer untuk semua pihak yang terkait
dengan layanan keperawatan akan membutuhkan banyak biaya. Sedangkan untuk
pengadaan sarana teknologi tersebut yang dirasakan cukup banyak membutuhkan biaya,
dimana hal ini sulit diwujudkan oleh suatu masyarakat yang berada disusuatu negara
berkembang seperti di Indonesia.
Cara Mengatasi Hambatan aplikasi Telenursing
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan
dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis
internet.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan
oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta
kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah.Untuk mensiasati
keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti
pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan.Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di unit gawat
darurat dan home care.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan
kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang
secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan
dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga.
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau
telepon) dan keuntungannya.
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email.
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Di Amerika Serikat khususnya telah ada 29 negara bagian yang membuat UU tentang
ketentuan, etik dan peraturan telehealth termasuk telenursing yang terlingkup dalam
telehealth legislation 1997 yang berdasar The Telecommunications Reform Act of 1996
charged, dan ada 53 UU yang sedang dibahas di Amerika ditahun tersebut.
Cara kerja Telenursing, dimana perawat menggunakan pengetahuan, ketrampilan,
pertimbangan dan pemikiran kritis yang yang tidak bisa dipisahkan di (dalam) ilmu
Pendidikan perawatan.Aktivitas tersebut sudah dapat diberikan Lisensi melakukan asuhan
keperawatan.
Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi :
1. Penggunaan ilmu perawatan pendidikan,
2. Pemikiran kritis, dan
3. Pengambilan keputusan.
Jadi jelaslah bahwa Telenursing merupakan peluang kerja profesi keperawatan yang
legal.Tentunya dukungan organisai profesi dalam perizinan sangat dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia.
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia,
diantaranya adalah: telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka,
Pencegahan HIV-AIDS pada Remaja, Program sertifikasi perawat keahlian khusus,
Hospice Home Care, One Day Care, Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya
organisasi profesi keperawatan kekhususan, Pengembangan Evidence Based Nursing
Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah.
Disadari bahwa semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan dalam pelayanan
keperawatan di seluruh Indonesia.
b. Isu dalam Keperawatan Medikal Bedah dan Dampaknya di Indonesia
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal Bedah di Indonesia, antara
lain: Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka, Belum ada
dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan
versi atau modelnya sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter,
Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan, Pengaturan sistem tenaga
kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di Rumah sakit pemerintah
dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan
jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara DIII, S1 dan Spesialis belum jelas
terlihat
3.2 Saran.
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam tatanan
layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan
riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan
Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Daftar Pustaka
Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2008). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia .http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses Senin, 1 oktober 2012
Dian Roslan Hidayat S.Kep M.KesDirektur Utama Intan Nursing Center Garut.
Trend an isu mutakhir praktek peawat diakses Senin, 1 oktober 2012, WIB
Dr. Erik Tapan MHA,Telenursing ,diakses Senin, 1 oktober 2012
Britton, Keehner, Still & Walden 1999
The Telecommunications Reform Act of 1996 charged