18
Oleh : RANO VERA 03 306 035

Seminar Tambang 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Tambang 2

Oleh :RANO VERA03 306 035

Page 2: Seminar Tambang 2

Latar Belakang

Masalah yang sering terjadi pada saat pemboran adalah runtuhnya dinding formasi sehingga mengakibatkan pipa terjepit (Stuck Pipe).

Karena sering terjadi problem pipa terjepit pada pemboran minyak dan gas bumi, maka penulis ingin didalam masalah tersebut nantinya dapat mengurangi hambatan yang sering terjadi pada saat pemboran, sehingga penulis memilih judul evaluasi terjepitnya rangkaian pipa pemboran minyak dan gas bumi.

Page 3: Seminar Tambang 2

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan seminar tambang ini adalah untuk mengetahui optimasi hidrolika pemboran agar tercapainya laju penembusan yang baik terhadap formasi, dan juga untuk mengetahui masalah terjepitnya rangkaian pipa pemboran minyak dan gas bumi.

Sedangkan tujuannya adalah mengevaluasi apakah hidrolika pemboran yang secara aktual sesuai dengan hidrolika pemboran yang diprogramkan, yang mengakibatkan pipa terjepit tersebut, dan diharapkan akan dapat mengatasi masalah terjepitnya pipa pemboran

Page 4: Seminar Tambang 2

Permasalahan

Operasi Pemboran yang dilakukan tidak selalu berjalan dengan lancar, adakalanya timbul masalah yang dapat menghambat jalannya operasi pemboran. Hambatan operasi pemboran pada sumur “X”, menyebabkan waktu operasi menjadi lebih lama dari yang direncanakan, serta meningkatnya biaya pemboran dari biaya yang dianggarkan.

Page 5: Seminar Tambang 2

Batasan Masalah

Permasalahan yang dihadapi dalam operasi pemboran merupakan permasalahan yang menyebabkan turunnya laju penembusan secara signifikan atau bahkan terhenti. Ada beberapa problem yang menghambat operasi pemboran yang diklasifikasikan dalam empat bagian dasar, yaitu : (1) Problem Shale, (2) Hilang Lumpur, (3) Pipa Terjepit dan (4) Well Kick.

Page 6: Seminar Tambang 2

Problematik pada operasi pemboran

Ada beberapa problem yang menghambat operasi pemboran yang diklasifikasikan dalam empat bagian dasar, yaitu : (1) Problem Shale, (2) Hilang Lumpur, (3) Pipa Terjepit dan (4) Well Kick.

Page 7: Seminar Tambang 2

1. Problem Shale

Page 8: Seminar Tambang 2

2. Hilang Lumpur (Lost Circulation)

Page 9: Seminar Tambang 2

3. Pipa Terjepit (Stuck Pipe)

Page 10: Seminar Tambang 2

4. Well Kick Dan Blow Out

Page 11: Seminar Tambang 2

Indikasi rangkaian Pipa terjepit pada trayek 12 1/4” dan 8 1/2” pada Sumur “X”.

Page 12: Seminar Tambang 2

Evaluasi Terjepitnya Rangkaian Pipa Pada trayek 12 ¼”

Program Hidrolika pada saat terjadi hambatan Pemboran ( Hole Problem )Pada Sumur ”X”

Program Lumpur Aktual

Page 13: Seminar Tambang 2

Hasil Evaluasi Terjepitnya Rangkaian Pipa Pada trayek 12 ¼”

Mud Weight (MW) : 12.49 ppgLaju Alir (Q) : 400 gpmAnnular Velocity : 201.52 ft/minCarrying Capacity Index (CCI) :0.80Plastic Viscosity (PV) : 23 cpsYield Point (YP) : 19 lb/100ft²

Page 14: Seminar Tambang 2

Evaluasi Terjepitnya Rangkaian Pipa Pada trayek 8 1/2”

Program Hidrolika pada saat terjadi hambatan Pemboran ( Hole Problem )Pada Sumur ”X”

Program Lumpur Aktual

Page 15: Seminar Tambang 2

Hasil Evaluasi Terjepitnya Rangkaian Pipa Pada trayek 8 ½”

Mud Weight (MW) : 12.16 ppgLaju Alir (Q) : 250 gpmAnnular Velocity : 239.16 ft/min

Carrying Capacity Index (CCI) :0.80

Plastic Viscosity (PV) : 23 cps

Yield Point (YP) : 18 lb/100ft²

Page 16: Seminar Tambang 2

Kesimpulan

Pada interval 12-1/4” dan 8-1/2” mengalami permasalahan pemboran yang sama yaitu terjepitnya pipa pemboran (Stuck Pipe) yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding formasi (Sloughing), maka disebut hole pack – off.

Akibat dari besarnya laju alir dari pompa maka pola aliran lumpur pemboran didalam sumur ”X” menjadi pola aliran turbulen. Sedangkan pola aliran turbulen bersifat acak dan mengaduk, sehingga dinding formasi lubang sumur lama – kelamaan terkikis dan dinding lubang sumur menjadi besar (Hole Pack – Off).

Page 17: Seminar Tambang 2

SARAN

Debit pompa (GPM) pada pemboran horizontal sangat berpengaruh terhadap aliran yang akan melewati anulus dan juga formasi yang akan di bor. Sebab apabila pressure drop terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran dinding lubang sumur ( Hole Pack – Off).

Pemilihan bit harus disesuaikan dengan keadaan formasi batuan yang akan dibor, sebab ukuran nozzle pada pemboran horizontal sangat menentukan dalam pengendalian lintasan lubang bor.

Agar tidak terjadi hambatan-hambatan dalam operasi pemboran, maka salah satu yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat lumpur bor. Karena lumpur bor harus dikontrol dengan baik diantaranya berat lumpur, yield point, dan viscositas plastik.

Page 18: Seminar Tambang 2

TERIMAKASIH DAN WASSALAM