1

Senin, 15 Agustus 2016MARKET Bisnis Indonesia, 15 Agustus 2016bigcms.bisnis.com/file-data/1/1834/2de6ec39_Jun16-BankFama... · lain PT Prima Terminal Petikemas, PT Prima Multi Terminal,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Senin, 15 Agustus 2016MARKET Bisnis Indonesia, 15 Agustus 2016bigcms.bisnis.com/file-data/1/1834/2de6ec39_Jun16-BankFama... · lain PT Prima Terminal Petikemas, PT Prima Multi Terminal,

M A R K E T Senin, 15 Agustus 201614PerdaganganKeuanganProperti InfrastrukturPertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri ManufakturInd. Konsumsi

12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/2016 12/8/20161.830,60 1.200,43 492,90 1.340,15 2.420,52 587,92 1.169,14 791,32 886,28 1.376,00 1,09% 0,15% 0,87% 1,84% 1,06% 0,96% 0,80% 0,13% 0,98% 1,18%

KONTRIBUSI EKSPOR

KAEF Incar Porsi 5%

JAKARTA — PT Kimia Farma (Persero) Tbk. optimistis dapat menga-trol kontribusi ekspor mencapai 5% terhadap pendapatan konsolida-sian perseroan pada tahun ini, seiring dengan akuisisi jaringan ritel farmasi asal Arab Saudi, Dwaa LTD Co.

Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma, mengatakan target kon-tribusi ekspor mencapai 5% sebenarnya merupak-an jumlah yang dibidik pada 2015. Namun, me -nu rut nya, hal tersebut be -lum dapat direalisasikan.

“Tahun ini kami ber-harap ekspor akan ber -kon tribusi 5% terhadap pen dapatan konsolidasi-an. itu sebenarnya target tahun lalu tapi realisasi-nya hanya sekitar 2%,” katanya belum lama ini.

Sementara itu, pada se -mester I/2016 pendapat -an ekspor perseroan su -dah mencapai Rp96,6 mi -liar atau sekitar 3,9% dari total revenue konsolida-sian perseroan yang men-capai Rp2,48 triliun. Dari total ekspor tersebut, pro- duk garam kina ber kon -tribusi paling besar yaitu mencapai Rp92,13 miliar.

Menurut Farida, saat ini memang kontribusi eks por terbesar datang

dari anak perusahaan Sinkona Indonesia Lestari (SIL) yang merupakan ma nu faktur dan pemasar- an kina dan derivatif. Pro- duk yang dihasilkan SIL mencapai 97% dipasar-kan ke luar negeri.

Dia pun menyebut un -tuk menambah kontribusi ekspor terhadap kinerja keuangan perseroan, pi -hak nya gencar mencari pe luang untuk memper-luas pasar di negara-ne-gara yang saat ini me -mang sudah menjadi tu ju- an ekspor emiten far ma si pelat merah tersebut.

Mengutip data persero-an bersandi saham KAEF tersebut, ada 17 negara yang sudah menjadi tuju- an ekspor. Negara-negara tersebut adalah, Afgha -nis tan, Belanda, Kanada, Chi na, Timor Leste, Hong Kong, India, Kamboja, Ko rea, Myanmar, Nigeria, Pe ru, Sudan, Vietnam, Ya man, Filipina, dan Malay sia.

Dia mengatakan pihak- nya berfokus pada pasar yang sudah digarap kare-na proses membuka pa -sar di negara anyar bu -kan lah perkara mudah dan cepat. Selain kese -suai an pasar, waktu pe -ngurusan izin pun akan menjadi pertimbangan. (Lingga Sukatma W.)

PUB OBLIGASI

SSIA Emisi Rp2 Triliun

JAKARTA — Emiten ka -wasan industri, PT Sur ya Semesta Internusa Tbk. be ren cana menerbitkan ob li gasi berkelanjut an se -besar Rp2 triliun de ngan penerbitan tahap per tama maksimum Rp1 triliun.

Dalam prospektus yang diterbitkan perseroan, Se -nin (15/8), Surya Inter -nusa akan menerbitkan ob ligasi dalam dua tenor, yakni tenor tiga tahun dan lima tahun. Adapun, masa penawaran awal dimulai pada 16 Agustus 2016 hingga 30 Agustus 2016.

Obligasi berkelanjutan yang akan diterbitkan Sur -ya Internusa telah men -dapat peringkat idA dari PT Pemeringkat Efek Indo- nesia (Pefindo). Da lam pe -nerbitan obligasi ini, Surya Internusa telah me nunjuk PT Indo Pre mier Securities dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksa-na emisi.

Sebanyak 90% dana pe -nerbitan obligasi akan di -gunakan untuk pinjaman ke anak usaha PT Surya Cipta Swadaya, pe ru saha -an pengembang ka wasan industri. Pin jam an akan di gunakan untuk mem -per cepat proses akuisisi tanah di Subang.

Perusahaan berkode saham SSIA itu memiliki izin konsesi kawasan in -

dus tri seluas 2.000 hektare di Subang. Per Juni 2016, SSIA sudah meng akuisisi lahan 448 hektare, bertam-bah dari posisi Maret 2016 seluas 399 hektare.

Johannes Suriadjaja, Pre siden Direktur SSIA, me ngatakan perseroan akan merilis kawasan in -dustri di Subang pada 2019. "Kami akan kon sen -trasi ke situ [Subang] kare-na prospect-nya ba gus," ujarnya kepada Bisnis.

Dia menyebut prospek Su bang sebagai kawasan in dustri baru cukup men -jan jikan karena pemerin-tah sudah memutuskan un tuk membangun pela -buh an baru di Patimban yang berjarak 40 km-50 km dari lokasi lahan perseroan.

Pelabuhan Patimban te -lah ditetapkan sebagai salah satu proyek strate-gis nasional pada Mei 2016. Investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp43,22 triliun dengan sebagian besar pendana-an berasal dari Jepang.

Jika berjalan mulus, Pe -labuhan Patimban akan beroperasi pada 2019 de -ngan kapasitas awal 250.000 TEUs per ta hun. Da lam kapasitas pe nuh, Pe la buhan Patim ban di -ran cang bisa menampung hingga 7,5 juta TEUs pada 2037. (Rivki Maulana)

INSTRUMEN INVESTASI

2 BUMN Jajaki RDPT Rp7,3 TriliunJAKARTA — Dua BUMN tengah menjajaki peman-faatan instrumen investasi Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dengan target dana sekitar Rp7,3

triliun pada akhir 2016 dan awal 2017 untuk investasi di sektor riil.

Yodie [email protected]

Salah satu BUMN sektor infrastruk-tur, PT Pelabuhan Indonesia I (Per -sero) melalui 3 anak usahanya men-jajaki pemanfaatan RDPT senilai total Rp4,6 triliun. Anak usaha itu antara lain PT Prima Terminal Petikemas, PT Prima Multi Terminal, dan PT Prima Pengembangan Kawasan.

Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan penerbitan RDPT itu kemungkinan dilakukan

pada akhir 2016 atau awal 2017. “Arranger-nya Mansek [Mandiri Sekuritas] dan Danareksa Sekuritas,” katanya, akhir pekan lalu.

Menurutnya, dana hasil penerbitan RDPT itu akan digunakan untuk proyek investasi yang dikerjakan oleh tiga anak usaha itu. Dari total nilai RPDT Rp4,6 triliun itu, Prima

Terminal Petikemas membutuhkan dana Rp1 triliun, Prima Multi Ter -minal Rp600 miliar dan Prima Pe -ngembangan Kawasan Rp3 triliun.

“Prima Terminal Petikemas itu yang melakukan pengembangan di Be lawan, kami juga punya Prima Multi Terminal yang mengembang-kan Kuala Tanjung dan Prima Pe -ngem bang Kawasan yang mengem-bangkan kawasan industri di Kuala Tanjung,” paparnya.

Proyek yang digarap oleh Prima Terminal Petikemas dan Prima Multi Terminal diharapkan dapat selesai ma sing-masing pada 2017 dan 2018. Proyek pengembangan kawasan in -dus tri sendiri, ujar Bambang, seka-rang dalam tahap pembebasan lahan.

Dalam rencana RDPT ini, Bambang mengatakan Pelindo I tengah mem-bahasnya dengan BUMN pembiayaan infrastruktur, PT Sarana Multi Infra -struktur (Persero).

Bambang mengharapkan peman-

faatan dana RDPT ini sekaligus dapat untuk menampung dana repatriasi yang diperkirakan masuk ke Indo -nesia dari luar negeri sebagai bagian dari kebijakan pengampunan pajak yang dicanangkan oleh pemerintah.

DANA REPATRIASIPelindo I tidak menerbitkan obliga-

si untuk menampung dana repatriasi ini sesuai dengan arahan pemerintah mengingat perusahaan pengelola pelabuhan di pulau Sumatra ini telah menerbitkan surat utang senilai Rp1 triliun beberapa waktu lalu.

“Dana repatriasi itu bisa masuk untuk membeli RDPT yang kita ter-bitkan [melalui anak usaha] kalau di induknya sendiri [Pelindio I], kami kan sudah menerbitkan obligasi Rp1 triliun. Kami bisa menerbitkan PUB [penawaran umum berkelanjutan] setelah 1 tahun,” papar Bambang.

BUMN lain yang me lirik peman-faatan RDPT adalah Pe rum Perumnas.

Perusahaan pembangun perumahan milik negara itu melirik pemanfaatan RDPT senilai total Rp2,7 triliun.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, produk yang bakal bernama RDPT Perumahan Rakyat itu ditarget-kan dapat diterbitkan pada Desember 2016. Efek perusahaan sasaran atau dana investasi milik investor akan di tem patkan di perusahaan kerja sama usaha atau kerja sama operasi.

Sebagai gambaran sederhana, struk -tur pemanfaatan RDPT antara lain dana investor yang diinvestasikan di RDPT itu akan diinvestasikan di saham pe rusahaan dengan tujuan khu sus (special purpose company/SPC).

SPC itu akan menyediakan dana kas dan di sisi lain yang terkait, Pe rum nas akan menyediakan modal ker ja dan ta nah. Dana kas, modal ker ja, dan ta -nah itu akan digunakan oleh pihak yang menyelenggarakan kerja sama usaha dan kerja sama operasi yang akan menggarap proyek pemukiman.

Lebih perinci, proyek itu antara lain terdiri dari 13 proyek pemukim-an menjulang (vertical housing) sejumlah 41.188 unit, proyek rumah tapak di 7 kawasan Perumnas seba-nyak 14.976 rumah, rumah susun se derhana milik di Cengkareng seba -nyak 18 menara dengan 5.043 unit serta Grand Sentraland Karawang se -ba nyak 2 menara dengan 1.542 unit.

“[Indikasi imbal hasil] internal rate of return [IRR] SUN Rate +5% yang diperoleh dari dividen dan capital appreciation,” papar data Kementerian BUMN tersebut.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pe -nga was Pasar Modal OJK Nurhaida me ma parkan regulator menyiapkan ke bijakan terkait dana repatriasi khu -sus nya dalam pemanfaatan dana ter -sebut di pasar modal. Salah satu ke bi-jak annya adalah relaksasi regulasi be -rupa dihapuskannya kewajiban adanya perubahan sasaran pada saat pen-catatan RDPT.

Penerbitan RDPT diha -rap kan dapat menampung dana repatriasi dari ke -bijakan amnesti pajak.

MARKET

djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 15 Agustus 2016