1
YANG harus dipahami oleh hakim ialah kejahatan yang menimbulkan kerugian negara. Makanya, paling penting ialah memberi hukuman terlebih dahulu. Jika tidak memunculkan efek jera, opsi pemberian pidana be- rat memang sudah harus dite- rapkan. Prinsip pemidanaan berdasarkan sanksi minimum dan pemidanaan koruptor ditempatkan di pulau terluar merupakan salah satunya. Harus diingat, hakim adalah penggali hukum dalam kasus ko- rupsi, hakim harus bersikap aktif. Putusan bebas yang baru-baru ini terjadi merupakan pukulan bagi pemberantasan korupsi. Makanya harus didalami lagi putusan bebas oleh hakim pe- ngadilan tindak pidana korupsi (tipikor) itu, lalu dikaji di mana kelemahannya, baik secara sistem, peraturan perundangan, ataupun manusianya. Setelah itu, lalu dilakukan perubahan. (Yoi/P-1) HUKUM harus menegaskan keampuhan dalam menang- gapi musuh bersama. Dulu, pada 1950-an, hukum bersikap tegas terhadap tindakan makar dan separatisme. Siapa saja yang melakukan dua tindak- an itu pasti diganjar dengan hukuman berat. Untuk kondisi saat ini, ko- rupsi yang menjadi musuh bersama, jadi hukum harus bersikap garang terhadapnya. Pemidanaan minimum dan pema- haman hakim harus ditegaskan. Beri hakim pembekalan untuk mengganjar seberat-beratnya, tetapi yang tidak boleh dilupakan ialah pembekalan hakim. Para hakim itu harus memahami benar pidana yang bakal dijatuhkan. Jika hukumnya memang kuat, tanpa pemahaman hakim, hanya sekadar menjadi sebuah pukulan kosong. Hakim harus memahami dan menyepakati bahwa korupsi ialah bahaya laten. (Yoi/P-1) H UKUMAN keras dianggap menjadi jawaban untuk mengefektifkan pemberantasan korupsi. Sudah saatnya untuk menerapkan pi- dana minimum dan peniadaan remisi bagi koruptor. “Itu soal mengubah Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Itu tentang upaya memaksimalkan hukum- an materiil,” ujar Guru Besar Hukum Tata Negara Univer- sitas Andalas Saldi Isra saat dihubungi di Jakarta, kemarin. Dengan memaksimalkan hu- kuman materiil, setiap hakim akan menjatuhkan vonis de- ngan batasan hukuman mini- mum sehingga vonis tidak bisa diberikan di bawah standar yang ada. Selain itu, dakwaan dari jaksa juga tidak bisa lebih rendah dari aturan. Pengadilan Tipikor di Ja- karta juga telah berulang kali memvonis rendah sejumlah terpidana, seperti mantan Gu- bernur Sumatra Selatan Syah- rial Oesman divonis 1 tahun penjara dan denda Rp200 juta, sedangkan tuntutannya empat tahun penjara. Putusan dibatalkan Mahka- mah Agung (MA) menjadi 3 tahun penjara. Syahrial men- jadi terpidana dalam kasus proyek alih fungsi hutan Pantai Air Telang menjadi Pelabuhan Tanjung Api-Api. Mantan anggota DPR Endin AJ Soefihara yang dipidana da- lam kasus suap Rp100 juta saat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004, divonis 15 bulan penjara dan denda Rp100 juta. Di ting- kat banding vonis menjadi tiga tahun penjara. Vonis rendah itu seakan men- jadi sebuah ironi bila melihat perlakuan hukum terhadap kalangan orang awam. Seperti yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah, pada November 2009, seorang nenek yang mencuri tiga butir kakao divonis satu bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan tiga bulan. Lalu, pada 4 November 2011, Pengadilan Negeri Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, menjatuhkan vonis 1 ta- hun penjara terhadap Nih Bit, 26, dan saudara kandungnya, Kamarudin, 28, dalam kasus pencurian buah durian senilai Rp250 ribu. Saldi juga menyayangkan maraknya vonis bebas yang dijatuhkan oleh pengadilan tipikor di berbagai daerah. “Penguatan UU Tipikor harus berujung pada efek jera. Vonis rendah, pembebasan koruptor, atau remisi bagi koruptor harus segera ditangani,” jelasnya. Saldi menambahkan penguat- an ini merupakan baru secara undang-undang. Menurutnya, peningkatan kapasitas penegak hukum dan hakim harus turut dilakukan. Ia meyakini penerapan vonis minimum dan penghapusan remisi bagi koruptor dapat memberi efek jera bagi orang yang mencoba-coba melakukan korupsi. Dukungan politik Wakil Ketua Komisi III DPR dari F-PAN Tjatur Sapto Edy menambahkan, secara politik DPR mendukung gagasan itu. Hanya saja, lanjutnya, penguat- an harus berada dalam koridor hukum yang tepat. “Pengadilan tetap menjadi sarana utama untuk proses keadilan. Jadi masih memberi kesempatan pembelaan.” Saat ini DPR sendiri masih menunggu draf Revisi UU Tipikor dari pemerintah. Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menjanjikan akan menerima masukan da- lam penyusunan draf yang kini sedang dilakukan. Dia meng- akui, masukan masyarakat cu- kup besar untuk memperberat ancaman melalui pembatasan remisi dan hukuman minimum 10 tahun. (*/P-1) bhawono @mediaindonesia.com 5 P OLKAM SENIN, 5 DESEMBER 2011 Sanksi bagi koruptor semestinya bukan prinsip maksimal, melainkan minimal 10 tahun penjara. Vonis bagi Koruptor Harus Menjerakan ARYO BHAWONO ANTARA/FANNY OCTAVIANUS HUKUMAN KORUPTOR: Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) mengenakan model seragam tahanan bagi koruptor yang dilengkapi borgol di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Hukuman berat dianggap bisa memberi efek jera. Hukum Mesti Garang Hadapi Musuh Bersama MI/M IRFAN Benjamin Mangkoedilaga Mantan Hakim Agung MI/JHONI KRISTIAN Yenti Ganarsih Pakar Hukum Universitas Trisakti GALERI PENDAPAT VONIS hakim menentukan siapa yang lolos atau harus masuk ke dalam sel. Sayangnya, saat ini marak vonis ringan ataupun bebas bagi terdakwa kasus korupsi sehingga sudah saatnya memberlakukan prinsip hukuman minimum dan sanksi lain bagi koruptor. Terdepan dalam Inovasi dan Persaingan Global P T Bio Farma (Perse- ro) kembali meraih penghargaan ber- gengsi di penghu- jung tahun ini dari Kemente- rian BUMN Republik Indone- sia. Dari tiga nominasi yang diikutinya, Bio Farma meraih tiga kemenangan sekaligus, yakni peringkat pertama (ter- baik) untuk kategori Inovasi Teknologi BUMN, Inovasi Strategi Bisnis Global BUMN, dan peringkat kedua Inovasi Produk Manufaktur. Penghargaan itu diberi- kan dalam Malam Anugerah BUMN Award 2011 yang ber- tajuk ‘Inovasi untuk Kinerja Unggul’ pada 1 Desember 2011 di Ballroom Hotel Four Season, Jakarta. Penghargaan itu dihadiri Menteri Negara BUMN RepubIik Indonesia Dahlan Iskan. Anugerah BUMN Award tahun ini diikuti 69 BUMN dari berbagai sektor yang mem- perebutkan 12 kategori paling inovatif di berbagai bidang. Di antaranya, inovasi manaje- men BUMN terbaik, inovasi GCG BUMN terbuka terbaik, inovasi produk manufaktur BUMN terbaik, inovasi produk agrikultur BUMN terbaik, inovasi produk jasa BUMN ter- baik, inovasi teknologi BUMN terbaik, inovasi pemasaran BUMN terbaik, inovasi SDM BUMN terbaik, inovasi PKBL BUMN terbaik, inovasi pe- layanan publik BUMN terbaik, inovasi strategi bisnis global BUMN terbaik, CEO BUMN inovatif terbaik. Perusahaan yang meraih penghargaan terbanyak berhak menyandang gelar BUMN Inovatif Terbaik (Best of the Best). Bagi Bio Farma, prestasi yang dicapai ini sangat mem- banggakan. Apalagi dengan proses seleksi dan verifikasi yang ketat oleh tim panel juri. Itu membuktikan Bio Farma berhasil melakukan inova- si teknologi dalam rangka mengembangkan pasar di kancah global. Bio Farma terbukti berhasil mengembangkan teknologi se- cara inovatif selama lima tahun terakhir. “Alhamdulillah, kami sudah melakukan percepatan sekaligus pertumbuhan perusa- haan yang berkesinambungan melalui inovasi serta teknologi untuk meningkatkan kualitas produk melaui sumber daya manusia, perbaikan proses bis- nis yang terarah dan sistematis sehingga esien sekaligus efek- tif,” ujar Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) M Rahman Rustan. Kepala Divisi Teknik & Pe- meliharaan Hikmat Alitamsar menambahkan bahwa ke- berhasilan Bio Farma dalam meraih Anugerah BUMN 2011 kali ini merupakan hasil kerja sama yang baik dari berba- gai lini di perusahaan. “Apa yang diraih Bio Farma saat ini menjadi motivasi untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang,” tandasnya. Selama lima tahun terakhir ini, Bio Farma memang telah meningkatkan penjualannya khususnya untuk sektor ekspor dengan tetap memperhatikan kepentingan pasar lokal. Pada 2010, sektor penjualan ekspor memberikan kontribusi terbe- sar kepada pendapatan bersih perusahaan sebesar 63% dan mengalami peningkatan yang cukup signikan. Selain dari Kementerian BUMN, pada 2011 ini Bio Far- ma juga kembali meraih peng- hargaan Primaniyarta Award dari Kementerian Perdagang- an Republik Indonesia yang diserahkan Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono pada 19 Oktober 2011 kepada Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar didampingi Export Sales Senior Manager Fuad. Primaniyarrta meru- pakan penghargaan bagi per- usahaan eksportir berkinerja terbaik selama dua tahun ber- turut-turut. Bio Farma merupa- kan satu-satunya BUMN yang mendapatkan award ini. Penghargaan Primaniyarta yang diterima oleh produsen satu-satunya di Indonesia ini, tidak terlepas dari prestasi perusahaan ini. Bio Farma selama 14 tahun berturut-turut mampu mempertahankan kinerja ekspornya ke berbagai negara di dunia dengan nilai dan volume ekspor yang se- lalu meningkat dari tahun ke tahun. “Hal yang sangat membang- gakan bahwa produk-produk yang kami ekspor ini meng- gunakan bahan baku berkuali- tas yang berasal dari dalam negeri,” ungkap M Rahman Rustan. Sejak 1997, Bio Farma mampu mengekspor beberapa produk vaksin yang diproduksinya ke dunia internasional setelah memperoleh prakualifikasi dari Badan Kesehatan Du- nia (WHO). Selain itu, dalam kurun waktu 2009-2010, Bio Farma juga telah mengekspor produk vaksin ke 59 negara di dunia. Kinerja ekspor Bio Farma pada 2010 mampu men- capai 62,59% dari pendapatan 2010 yang mencapai Rp1,2 triliun. Kemampuan ekspor Bio Farma ini didukung oleh sinergi ABG (Academic, Busi- ness, dan Government). Meskipun 63% pendapatan Bio Farma berasal dari ekspor, perusahaan yang pabriknya berada di Bandung ini tetap memprioritaskan kebutuhan vaksin dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dengan kesiapan Bio Farma dalam menyediakan produk vaksin campak dan polio. Penyediaan vaksin itu dalam rangka mendukung pro- gram pemerintah ‘Imunisasi Tambahan Campak dan Polio’ yang dilaksanakan Kemen- terian Kesehatan Republika Indonesia mulai 18 Oktober-18 November 2011 di 17 provinsi seluruh Indonesia . “Sekitar 70% bahan baku produksi Bio Farma berasal dari dalam negeri dan sisanya diperoleh dari bahan baku yang diimpor. Hal ini merupa- kan langkah nyata dari Bio Far- ma untuk mendukung industri lokal dan juga menunjukkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Meskipun ba- han baku berasal dari dalam negeri, tapi produk Bio Farma memiliki kualitas internasional yang telah diakui oleh dunia,” ujar Kepala Bagian Public Rela- tions PT Bio Farma (Persero) N Nurlaela . Ekspor Bio Farma Pada 1997 tercatat bahwa dari 200 produsen vaksin di seluruh dunia, Bio Farma merupakan salah satu dari 30 produsen vaksin yang telah mendapatkan prakualifikasi WHO. Dan sejak saat itu, Bio Farma mulai melakukan ekspansi dengan mengirim- kan produk-produknya ke pasar internasional yang sudah tersebar di sekitar 117 negara di berbagai belahan dunia. Bio Farma merupakan salah satu perusahaan milik peme- rintah (BUMN) yang bertugas untuk memproduksi vaksin dan anti sera bagi kepenting- an kesehatan di Indonesia. Bio Farma telah memperoleh prakualikasi dari WHO yang menjadikan Indonesia satu dari hanya 23 negara di dunia yang mampu mengekspor vaksin ke luar negeri. Total keseluruhan produsen vaksin di dunia yang telah memiliki prakualikasi WHO ada 32 produsen. Selain itu, Bio Farma menjadi kiblat industri vaksin bagi 57 negara Islam yang tergabung dalam Self Re- liance Vaccine Producer - Islamic Development Bank (SRVP - IDB) dengan program vaksin aman dan berkualitas. Mereka telah menghasilkan 1,7 miliar dosis vaksin sampai 2010. Vaksin polio merupakan salah satu produk unggulan Bio Farma yang paling sering diekspor ke seluruh dunia. Produk vaksin polio Bio Farma telah mampu memenuhi ke- butuhan yang telah mencapai 1,4 miliar dosis per tahun ke dunia. Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke beberapa negara Islam, seperti Iran, Nigeria, Pakistan, Mali, dan Burkino Faso (khusus un- tuk tahun 2011). (S-25) Bio Farma Bio Farma mendapatkan Inovasi Strategi Bisnis Global. Bio Farma Mendapatkan Primaniyarta Award 2011. Bio Farma menerima BUMN Award Inovasi Teknologi. FOTO-FOTO: BIO FARMA

Senin, 5 deSember 2011 Vonis bagi Koruptor GALERI … fileupaya memaksimalkan hukum ... Senior Bank Indonesia pada 2004, divonis 15 bulan penjara ... kesempatan pembelaan

  • Upload
    lynga

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

YANG harus dipahami oleh hakim ialah kejahatan yang menimbulkan kerugian negara. Makanya, paling penting ialah memberi hukuman terlebih dahulu.

Jika tidak memunculkan efek jera, opsi pemberian pidana be­rat memang sudah harus dite­rapkan. Prinsip pemidanaan berdasarkan sanksi minimum dan pemidanaan koruptor ditempatkan di pulau terluar merupakan salah satunya.

Harus diingat, hakim adalah penggali hukum dalam kasus ko­rupsi, hakim harus bersikap aktif. Putusan bebas yang baru­baru ini terjadi merupakan pukulan bagi pemberantasan korupsi.

Makanya harus didalami lagi putusan bebas oleh hakim pe­ngadilan tindak pidana korupsi (tipikor) itu, lalu dikaji di mana kelemahannya, baik secara sistem, peraturan perundangan, ataupun manusianya. Setelah itu, lalu dilakukan perubahan. (Yoi/P­1)

HukuM harus menegaskan keampuhan dalam menang­gapi musuh bersama. Dulu, pada 1950­an, hukum bersikap tegas terhadap tindakan makar dan separatisme. Siapa saja yang melakukan dua tindak­an itu pasti diganjar dengan hukum an berat.

untuk kondisi saat ini, ko­rupsi yang menjadi musuh bersama, jadi hukum harus bersikap garang terhadapnya. Pemidanaan minimum dan pema­haman hakim harus ditegaskan. Beri hakim pembekalan untuk mengganjar seberat­beratnya, tetapi yang tidak boleh dilupakan ialah pembekalan hakim. Para hakim itu harus memahami benar pidana yang bakal dijatuhkan. Jika hukumnya memang kuat, tanpa pemahaman hakim, hanya sekadar menjadi sebuah pukulan kosong. Hakim harus memahami dan menyepakati bahwa korupsi ialah bahaya laten. (Yoi/P­1)

HukuMAN keras dianggap menjadi j awaban untuk mengefekti fkan

pemberantasan korupsi. Sudah saatnya untuk menerapkan pi­dana minimum dan peniadaan remisi bagi koruptor.

“Itu soal mengubah undang­undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas uu Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi (Tipikor). Itu tentang upaya memaksimalkan hukum­an materiil,” ujar Guru Besar Hukum Tata Negara univer­sitas Andalas Saldi Isra saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Dengan memaksimalkan hu­kuman materiil, setiap hakim akan menjatuhkan vonis de­ngan batasan hukuman mini­mum sehingga vonis tidak bisa diberikan di bawah standar yang ada. Selain itu, dakwaan dari jaksa juga tidak bisa lebih rendah dari aturan.

Pengadilan Tipikor di Ja­karta juga telah berulang kali memvonis rendah sejumlah terpidana, seperti mantan Gu­bernur Sumatra Selatan Syah­rial Oesman divonis 1 tahun penjara dan denda Rp200 juta, sedangkan tuntutannya empat tahun penjara.

Putusan dibatalkan Mahka­mah Agung (MA) menjadi 3

tahun penjara. Syahrial men­jadi terpidana dalam kasus proyek alih fungsi hutan Pantai Air Telang menjadi Pelabuhan Tanjung Api­Api.

Mantan anggota DPR Endin AJ Soefihara yang dipidana da­lam kasus suap Rp100 juta saat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004, divonis 15 bulan penjara dan denda Rp100 juta. Di ting­kat banding vonis menjadi tiga tahun penjara.

Vonis rendah itu seakan men­jadi sebuah ironi bila melihat perlakuan hukum terhadap kalangan orang awam. Seperti

yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah, pada November 2009, seorang nenek yang mencuri tiga butir kakao divonis satu bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan tiga bulan.

Lalu, pada 4 November 2011, Pengadilan Negeri Meulaboh, kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, menjatuhkan vonis 1 ta­hun penjara terhadap Nih Bit, 26, dan saudara kan dungnya, kamarudin, 28, dalam kasus pencurian buah durian senilai Rp250 ribu.

Saldi juga menyayangkan maraknya vonis bebas yang dijatuhkan oleh pengadilan

tipikor di berbagai daerah. “Penguatan uu Tipikor ha rus berujung pada efek jera. Vonis rendah, pembebasan koruptor, atau remisi bagi koruptor harus segera ditangani,” jelasnya.

Saldi menambahkan penguat­an ini merupakan baru secara undang­undang. Menurutnya, peningkatan kapasitas penegak hukum dan hakim harus turut dilakukan.

Ia meyakini penerapan vonis minimum dan penghapusan remisi bagi koruptor dapat memberi efek jera bagi orang yang mencoba­coba melakukan korupsi.

Dukungan politikWakil ketua komisi III DPR

dari F­PAN Tjatur Sapto Edy menambahkan, secara politik DPR mendukung gagasan itu. Hanya saja, lanjutnya, penguat­an harus berada dalam koridor hukum yang tepat.

“Pengadilan tetap menjadi sarana utama untuk proses keadilan. Jadi masih memberi kesempatan pembelaan.”

Saat ini DPR sendiri masih menunggu draf Revisi uu Tipikor dari pemerintah.

Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin menjanjikan akan menerima masukan da­lam penyusunan draf yang kini sedang dilakukan. Dia meng­akui, masukan masyarakat cu­kup besar untuk memperberat ancaman melalui pembatasan remisi dan hukuman minimum 10 tahun. (*/P­1)

[email protected]

5PolkamSenin, 5 deSember 2011

Sanksi bagi koruptor semestinya bukan prinsip maksimal, melainkan minimal 10 tahun penjara.

Vonis bagi KoruptorHarus Menjerakan

Aryo BhAwono

ANTARA/FANNy OcTAviANus

HUKUMAN KORUPTOR: Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) mengenakan model seragam tahanan bagi koruptor yang dilengkapi borgol di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, beberapa waktu lalu. Hukuman berat dianggap bisa memberi efek jera.

Hukum Mesti GarangHadapi Musuh Bersama

mi/m irfan

Benjamin MangkoedilagaMantan Hakim Agung

mi/JHOni KriSTian

Yenti GanarsihPakar Hukum Universitas Trisakti

GALERI PENDAPAT

VONIS hakim menentukan siapa yang lolos atau harus masuk ke dalam sel. Sayangnya, saat ini marak vonis ringan ataupun bebas bagi terdakwa kasus korupsi sehingga sudah saatnya memberlakukan prinsip hukuman minimum dan sanksi lain bagi koruptor.

Terdepan dalam Inovasi dan Persaingan Global

PT Bio Farma (Perse-ro) kembali meraih penghargaan ber-gengsi di penghu-

jung tahun ini dari Kemente-rian BUMN Republik Indone-sia. Dari tiga nominasi yang di ikutinya, Bio Farma meraih tiga kemenangan sekaligus, yakni peringkat pertama (ter-baik) untuk kategori Inovasi Teknologi BUMN, Inovasi Strategi Bisnis Global BUMN, dan peringkat kedua Inovasi Produk Manufaktur.

Penghargaan itu diberi-kan dalam Malam Anugerah BUMN Award 2011 yang ber-tajuk ‘Inovasi untuk Kinerja Unggul’ pada 1 Desember 2011 di Ballroom Hotel Four Season, Jakarta. Penghargaan itu dihadiri Menteri Negara BUMN RepubIik Indonesia Dahlan Iskan.

Anugerah BUMN Award tahun ini diikuti 69 BUMN dari berbagai sektor yang mem-perebutkan 12 kategori paling inovatif di berbagai bidang. Di antaranya, inovasi manaje-men BUMN terbaik, inovasi

GCG BUMN terbuka terbaik, inovasi produk manufaktur BUMN terbaik, inovasi produk agrikultur BUMN terbaik, inovasi produk jasa BUMN ter-baik, inovasi teknologi BUMN terbaik, inovasi pemasaran BUMN terbaik, inovasi SDM BUMN terbaik, inovasi PKBL BUMN terbaik, inovasi pe-layanan publik BUMN terbaik, inovasi strategi bisnis global BUMN terbaik, CEO BUMN inovatif terbaik. Perusahaan yang meraih penghargaan terbanyak berhak menyandang gelar BUMN Inovatif Terbaik (Best of the Best).

Bagi Bio Farma, prestasi yang dicapai ini sangat mem-banggakan. Apalagi dengan proses seleksi dan verifikasi yang ketat oleh tim panel juri. Itu membuktikan Bio Farma berhasil melakukan inova-si teknologi dalam rangka mengembangkan pasar di kancah global.

Bio Farma terbukti berhasil mengembangkan teknologi se-cara inovatif selama lima tahun terakhir. “Alhamdulillah, kami

sudah melakukan percepatan sekaligus pertumbuhan perusa-haan yang berkesinambungan melalui inovasi serta teknologi untuk meningkatkan kualitas produk melaui sumber daya manusia, perbaikan proses bis-nis yang terarah dan sistematis sehingga e sien sekaligus efek-tif,” ujar Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) M Rahman Rustan.

Kepala Divisi Teknik & Pe-meliharaan Hikmat Alitamsar menambahkan bahwa ke-berhasilan Bio Farma dalam meraih Anugerah BUMN 2011 kali ini merupakan hasil kerja sama yang baik dari berba-gai lini di perusahaan. “Apa yang diraih Bio Farma saat ini menjadi motivasi untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang,” tandasnya.

Selama lima tahun terakhir ini, Bio Farma memang telah meningkatkan penjualannya khususnya untuk sektor ekspor dengan tetap memperhatikan kepentingan pasar lokal. Pada 2010, sektor penjualan ekspor memberikan kontribusi terbe-

sar kepada pendapatan bersih perusahaan sebesar 63% dan mengalami peningkatan yang cukup signi kan.

Selain dari Kementerian BUMN, pada 2011 ini Bio Far-ma juga kembali meraih peng-hargaan Primaniyarta Award dari Kementerian Perdagang-an Republik Indonesia yang dise rahkan Wakil Presiden Repu blik Indonesia Boediono pada 19 Oktober 2011 kepada Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Iskandar didampingi Export Sales Senior Manager Fuad. Primaniyarrta meru-pakan penghargaan bagi per-usahaan eksportir berkinerja terbaik selama dua tahun ber-turut-turut. Bio Farma merupa-

kan satu-satunya BUMN yang mendapatkan award ini.

Penghargaan Primaniyarta yang diterima oleh produsen satu-satunya di Indonesia ini, tidak terlepas dari prestasi perusahaan ini. Bio Farma selama 14 tahun berturut-turut mampu mempertahankan kinerja ekspornya ke berbagai negara di dunia dengan nilai dan volume ekspor yang se-lalu meningkat dari tahun ke tahun.

“Hal yang sangat membang-gakan bahwa produk-produk

yang kami ekspor ini meng-gunakan bahan baku berkuali-tas yang berasal dari dalam negeri,” ungkap M Rahman Rustan.

Sejak 1997, Bio Farma mampu mengekspor beberapa produk vaksin yang diproduksinya ke dunia internasional setelah memperoleh prakualifikasi dari Badan Kesehatan Du-nia (WHO). Selain itu, dalam kurun waktu 2009-2010, Bio Farma juga telah mengekspor produk vaksin ke 59 negara di dunia. Kinerja ekspor Bio Farma pada 2010 mampu men-capai 62,59% dari pendapatan 2010 yang mencapai Rp1,2 triliun. Kemampuan ekspor Bio Farma ini didukung oleh

sinergi ABG (Academic, Busi-ness, dan Government).

Meskipun 63% pendapatan Bio Farma berasal dari ekspor, perusahaan yang pabriknya berada di Bandung ini tetap memprioritaskan kebutuhan vaksin dalam negeri. Hal ini dapat dilihat dengan kesiapan Bio Farma dalam menyediakan produk vaksin campak dan polio. Penyediaan vaksin itu dalam rangka mendukung pro-gram pemerintah ‘Imunisasi Tambahan Campak dan Polio’ yang dilaksanakan Kemen-

terian Kesehatan Republika Indonesia mulai 18 Oktober-18 November 2011 di 17 provinsi seluruh Indonesia .

“Sekitar 70% bahan baku produksi Bio Farma berasal dari dalam negeri dan sisanya diperoleh dari bahan baku yang diimpor. Hal ini merupa-kan langkah nyata dari Bio Far-ma untuk mendukung industri lokal dan juga menunjukkan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Meskipun ba-han baku berasal dari dalam negeri, tapi produk Bio Farma memiliki kualitas internasional yang telah diakui oleh dunia,” ujar Kepala Bagian Public Rela-tions PT Bio Farma (Persero) N Nurlaela .

Ekspor Bio FarmaPada 1997 tercatat bahwa

dari 200 produsen vaksin di seluruh dunia, Bio Farma merupakan salah satu dari 30 produsen vaksin yang telah mendapatkan prakualifikasi WHO. Dan sejak saat itu, Bio Farma mulai melakukan ekspansi dengan mengirim-kan produk-produknya ke pasar internasional yang sudah tersebar di sekitar 117 negara di berbagai belahan dunia.

Bio Farma merupakan salah satu perusahaan milik peme-

rintah (BUMN) yang bertugas untuk memproduksi vaksin dan anti sera bagi kepenting-an kesehatan di Indonesia. Bio Farma telah memperoleh prakuali kasi dari WHO yang menjadikan Indonesia satu dari hanya 23 negara di dunia yang mampu mengekspor vaksin ke luar negeri.

Total keseluruhan produsen vaksin di dunia yang telah memiliki prakuali kasi WHO ada 32 produsen. Selain itu, Bio Farma menjadi kiblat industri vaksin bagi 57 negara Islam yang tergabung dalam Self Re-liance Vaccine Producer - Islamic Development Bank (SRVP - IDB) dengan program vaksin aman dan berkualitas. Mereka telah

menghasilkan 1,7 miliar dosis vaksin sampai 2010.

Vaksin polio merupakan salah satu produk unggulan Bio Farma yang paling sering diekspor ke seluruh dunia. Produk vaksin polio Bio Farma telah mampu memenuhi ke-butuhan yang telah mencapai 1,4 miliar dosis per tahun ke dunia. Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke beberapa negara Islam, seperti Iran, Nigeria, Pakistan, Mali, dan Burkino Faso (khusus un-tuk tahun 2011). (S-25)

Bio Farma

Bio Farma mendapatkan Inovasi Strategi Bisnis Global.

Bio Farma Mendapatkan Primaniyarta Award 2011.Bio Farma menerima BUMN Award Inovasi Teknologi.

FOTO-FOTO: BIO FARMA