Sentra Pengembangan Agribisnis Lebah Madu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

about developing an apiary in ponorogo, not writen by me.

Citation preview

RANCANGAN

1

RANCANG BANGUN DAN REKAYASA

SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS LEBAH MADU DI KABUPATEN PONOROGO

I. PENDAHULUAN Wilayah Kabupaten Ponorogo memiliki lahan pertanian (lahan kering) yang luas dan subur dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian (pangan), perkebunan dan kehutanan yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumberdaya lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" yang belum dapat dikembangkan dan diolah secara lebih intensif untuk menghasilkan komoditas yang ekonomis. Salah satu kendala serius yang saat ini dihadapi oleh pemilik lahan adalah keterbatasan modal usaha dan tingginya harga harga sarana produksi pertanian. Wilayah pedesaan ini memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional.

Potensi petani lahan kering di wilayah ini sangat besar, tidak kurang dari 50 Kelompok tani tersebar di hampir seluruh wilayah. POKTANI ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para anggotanya , POKTANI ini mempunyai peran yang sangat besar sebagai agent pembaharu dalam lingkungan masyarakat pedesaan. Memperhatikan potensi potensi yang ada di wilayah tersebut seperti yang disajikan di atas, maka perlu dijalin kerjasama kemitraan di antara para pemangku kepentingan dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi komoditas unggulan yang sangat diperlukan oleh penduduk. Model kemitraan seperti ini dapat dituangkan dalam kegiatan "SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS LEBAH MADU ". II. TUJUAN Tujuan utama dari kegiatan ini ialah mengembangkan SPAKU Lebah Madu yang berintikan KELOMPOK TANI. Secara lebih spesifik tujuan ini dapat dirinci sbb:1.Mendapatkan model peningkatan produksi komoditas rakyat, yang meliputi pangan (jagung, kedelai dan ubi-ubian), komoditas ternak (lebah madu), komoditas hutan rakyat (sengon, mahoni, akasia, kaliandra, gleriside) melalui penggarapan lahan lahan pertanian yang belum digarap secara intensif di wilayah pedesaan2. Mendapatkan model peningkatan pendapatan petani kecil/buruh tani dan masyarakat pedesaan melalui SPAKU Lebah Madu.3. Menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang dapat diakses oleh angkatan kerja pedesaan yang kehilangan pekerjaan akibat dampak krisis ekonomi.4. Meningkatkan peran serta semua pemangku-kepentingan dalam ikut serta mengembangkan ekonomi masyarakat 5. Meningkatkan kualifikasi kelompok masyarakat pedesaaan yang ada untuk mampu mengelola unit-unit usaha Lebah Madu.

III. RUANG LINGKUP

1. Agribisnis Lebah MaduSistem agribisnis merupakan kegiatan yang kompleks yang dimulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk produk yang dihasilkan oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam agribisnis terdapat subsistem yang terdiri dari : a) sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian, b) subsistem produksi pertanian atau usahatani, c) subsistem pengolahan hasil hasil pertanian atau agroindustri dan d) subsistem pemasaran hasil hasil pertanian.Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani dan memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknik teknik bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk dan pestisida. Disamping itu dalam kegiatan pra usahatani dalam agribisnis yaitu pemilikan tenaga kerja, pemilikan sarana produksi yang tepat dan efisien. Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khususnya yang menunjang terlaksananya usahatani yang baik dan menjamin pemasaran hasil pertanian serta pengolahan hasil pertanian diperlukan jasa dari pemerintah dan kelembagaan seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa penyuluhan. Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas subsistem yang terkait dalam agribisnis.Pengembangan agribisnis haruslah diawali dengan perencanaan yang terdiri dari perencanaan lokasi, komoditas, teknologi, pola usahatani beserta skala usahanya untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Dalam pada itu dalam tingkat pengolahan hasil, diperluas dan diperbaiki dari pengolahan sederhana sampai dengan pengolahan lanjut yang laku di pasaran yang lebih luas. Dalam subsistem pemasaranpun harus berubah yaitu dari pemasaran tradisional lokal, diperluas sampai ke regional dan ekspor. Untuk maksud tersebut diperlukan ketrampilan manajemen pemasaran, informasi pasar dan promosi.Dalam kegiatan agribisnis haruslah banyak banyak menerima informasi pasar untuk input maupun output. Agribisnis merubah dan meningkatkan usahatani yang bersifat lokal, mikro menjadi usahatani yang lebih besar dan luas berskala usaha yang lebih besar; dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga membutuhkan modal yang besar dan ini akan bersaing dengan usaha lain. Agribisnis yang masih dalam tahap awal dan perkembangan membutuhkan dukungan dan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan serta kemitraan usaha.Pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis bertujuan : 1) menarik dan mendorong sektor pertanian, 2) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel; 3) menciptakan nilai tambah; 4) meningkatkan penerimaan devisa; 5) menciptakan lapangan kerja dan 6) memperbaiki pembagian pendapatan. Sedangkan wawasan agribisnis itu sendiri memperhatikan : a) aspek lingkungan; b) permintaan; c) sumberdaya dan d) teknologi.Lingkungan yang mendukung berupa iklim bisnis akan mendorong dan mengambangkan agribisnis. Iklim bisnis berupa tersedianya kebutuhan kebutuhan yang saling terkait satu sama lain, dan saling membutuhkan. Sehingga komponen komponen didalamnya aktif bekerja secara fungsional. Disamping itu iklim bisnis akan terjadi dengan adanya pengaruh dari luar yang secara langsung menyentuh aktivitas produksi maupun pemasaran.Permintaan pasar amat berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis. Mekanisme pasar dan perubahan permintaan didalamnya akan mempengaruhi volume kegiatan agribisnis. Adanya permintaan secara lokal maka agribisnis itu relatif kecil dan apabila permintaan sudah meluas sampai regional, nasional dan ekspor maka volume kegiatan agribisnis itu makin besar. Dengan demikian ada korelasi antara besarnya kegiatan agribisnis dengan luasnya dan mekanisme permintaan.Tersedianya sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan manusia, sebagai modal dasar dalam mengembangkan agribisnis. Kecukupan akan sumberdaya, maka pengembangan agribisnis tergantung pada kemampuan manusia untuk memanfaatkannya. Kemampuan itu diwujudkan dalam bentuk teknologi yang diciptakannya.2. Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) .Secara garis besar tujuan KUBA dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) tujuan intern KUBA dan 2) tujuan ekstern KUBA. Tujuan intern KUBA yaitu : a) memenuhi kebutuhan para anggotanya; b) menyediakan kesempatan kerja; c) meningkatkan pendapatan para anggotanya ; d) menghemat biaya pemasaran; e) media pendidikan untuk para anggotanya; f) mengurangi kerugian para anggota (efisien); g) mengembangkan cita cita para anggotanya; h) sebagai media pendidikan bagi para anggotanya dibidang usaha; i) KUBA dapat menyebar luaskan hasil hasil pembangunan dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tujuan ekstern yaitu KUBA dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya, dan dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat kecil menjadi tingkat perekonomian lebih atas. Dari tujuan tersebut maka kegiatan KUBA hendaklah sejalan dengan pola pembangunan pertanian pada umumnya. Dalam Tri Matra Pembangunan Pertanian mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah terpadu yaitu keterpaduan antar sektoral, subsektoral pusat dan daerah; dan antar badan usaha, petani KUBA dengan Badan Usaha Swasta, petani KUBA dengan Badan Usaha Negara; (2) Komoditas terpadu, yang didasarkan pada skala prioritas komoditas di sustau wilayah dengan mempertimbangkan keterpaduan dengan penyediaan sarana produksi proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan agroindustri pemasaran; (3) Usaha terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan pada usahatani dalam satu kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi skala ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam rangka mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha yang layak.

PETANI plasma plasma

(KOPERASI) PETANI (INTI) PETANI plasma plasma

PETANI (MAJELIS TALIM)

Contoh kotak-kotak koloni lebah madu PENGUSAHA ASOSIASI

SARJANA PERG.TINGGI BARU LULUSUNIBRAW

BURUHTANI PEMERINTAH DAERAH (BALITBANGDA DINAS TEKNIS TERKAIT PKT, PERHUTANI KANDEP PERINDAG DIPERTA, DAN LAINNYA)

(KOPERASI)

KUBA KUBA KUBA KELOMPOK USAHA

PENDAMPING

PETANI/KELOMPOK TANI MAJELIS TALIM

Perguruan Tinggi mengadakan pembinaan kepada KUBA yang dalam hal ini para pengurus dan anggotanya menurut bidang usaha masing masing. Petani maju/kontak tani sebagai kader pembangunan (pertanian) berfungsi sebagai penyuluh dan pembina petani dan masyarakat sekitarnya.Petani anggkota KUBA sebagai plasma yang menerima teknologi dari KUBA. Perguruan Tinggi juga dapat mengadakan monitoring dan mengadakan evaluasi keberhasilan Program dengan menggunakan ukuran ukuran tertentu.

3. Faktor yang mempengaruhi pembinaan KUBA

Membina KUBA berarti memberikan teknologi (IPTEK) baru yang diharapkan dapat diterima dan diterapkan oleh para anggota dan pengurus KUBA . Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses penerimaan innovasi adalah : 1) sifat innovasi, 2) saluran komunikasi yang digunakan, 3) keadaan masyarakat (KUBA) yang akan menerima innovasi, 4) peran penyuluh, 5) jenis pengambilan keputusan. Teknologi innovasi yang akan di innovasikan kepada KUBA hendaklah mempertimbangkan persyaratan yaitu dari segi teknis, sosial dan ekonomi. Segi teknis bahwa teknologi mudah dilaksanakan oleh penerima; segi sosial, tidak bertentangan dengan kaidah kaidah atau norma masyarakat yang ada dan segi ekonomi, memberi keuntungan.Saluran komunikasi mempengaruhi cepat lambatnya teknologi itu sampai pada obyek dengan metoda komunikasi yang tepat maka pesan itu dengan mudah diterima. Metoda komunikasi yang tepat di daerah pedesaan adala face to face atau kunjungan langsung ke obyeknya. Kondisi masyarakat di lingkungan KSP mempunyai karakteristik tersendiri sehingga diperlukan metoda tertentu agar pesan (teknologi) itu mudah diterima. Dalam pada itu peranan penyuluh mutlak. Dengan penyuluh yang berkualitas maka akan lebih mudah meyakinkan pesan yang diberikan kepada obyeknya.

Penyuluh sebagai pembina hendaklah memenuhi persyaratan : 1) menguasai ilmu pengetahuan (IPTEK), 2) pandai bergaul menghormati norma norma yang ada, 3) mempunyai tekad dan idealisme yang tinggi untuk mensukseskan programnya. Penyuluh hendaknya dapat dengan cepat mampu menganalisis situasi dan dapat membaca problema yang dihadapi oleh obyek dan segera mengambil langkah langkah untuk mengatasinya.

Pengambilan keputusan untuk menerima teknologi baru dilakukan oleh klien (petani) dengan cara individual atau berkelompok atau berdasarkan instruksi dari pejabat yang berwenang; bahkan oleh pemimpin non formal. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan saluran mana yang lebih efektif agar teknologi itu dapat segera diterima oleh klien (petani).

4. INSTANSI TERKAIT

1. Pemkab Ponorogo a. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait di daerah.b. Pengadaan lahan (dapat lahan tidur atau lahan milik petani gurem calon anggota KUBA, atau lahan milik publik)c. Pengadaan sarana dan prasarana antara lain : Jalan menuju lokasi Transportasi Saluran air Dan lain lain

2. Dinas teknis terkait Pengadaan informasi mengenai Agribisnis lebah madu Pengadaan tenaga fasilitator/petugas lapangan keperkebunanan Membantu Pemilihan lokasi yang cocok dengan jenis tanaman Budidaya /pengelolaan LEBAH MADU Pembinaan teknis

3. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil & Menengah Mengkoordinasikan perijinan pembentukan Koperasi Membina Manajerial Koperasi Pembinaan Manajerial perkreditan

4. LITBANG Penelitiana. Bantuan tenaga sarjana baru sebagai pendamping/mitra usaha bagi KUBAb. Bantuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan usahac. Memfasilitasi forum komunikasi antar pihak (FORKA : Forum Komunikasi Agribisnis) dalam pelaksanaan programd. Membantu pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.

5. Pengusaha Suasta a. Menampung hasil produksi petani/pengusaha kecil/menengahb. Pengolahan hasil panenc. Membantu alih teknologi/manajemend. Membina para petani/pengusahae. Bantuan pengadaan bibitf. Melakukan ekspor atau pemasaran dalam negeri.

PASAR PASAR LOKAL EKSPOR LEMBAGA FORKA PEMERINTAH BALITBANGDA (SUMBER INVESTASI) DINAS TEKNIS BALAI Modal kerja

Bantuan teknis Bantuan bibit Alih teknologi/ manajemen Pemasaran

Pembentukan KUBA Modal KOPERASI LEBAH MADU Pembinaan Saprodi/Alsin Modal Pengemas Rekruitmen petani

PETANI PETANI SAPRODI/ BIBIT PRODUKSI ALSINTAN

PEMDA DINAS TEKNIS PERGURUAN TINGGI TERKAIT Lembaga RisTek LEMBAGA KUBA LAIN lebah madu SUASTA PASAR LOKAL EKSPOR PETANI PETANI BIBIT PRODUKSI

3.5. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Pokok-pokok kegiatan meliputi :

1. Tahap persiapan.a. Inventarisasi, identifikasi dan registrasi sumberdaya di lokasi terpilihb. Pembentukan forum komunikasic. Persiapan administrasi

2. Tahap Perencanaan:a. Pemilihan Lokasi: Desa-desa lokasi; Rumah Tangga Petani (RTP), risalah lapangan dengan pemetaan sederhanab.Penyusunan rencana Kegiatan (Konsep KSP AGROFORESTRY LEBAH MADU) c.Penyusunan Pedoman/JUKNIS/JUKLAK bagi pelaksanaan operasional di lapangan (Konsep mengenai Unit Usaha Otonom KSP LEBAH MADU, KUBA dan Pendampingan)d.Penyiapan prakondisi: Penyuluhan dan penerangan masyarakat.

3. Tahap pelaksanaan

a. Sosialisasi (Konsep PONPES sebagai media Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pedesaan)b.Sosialisasi (Konsep KOPERASI sebagai Lembaga Keuangan Bagi Kelompok Usaha Bersama KSP LEBAH MADU )c. DIKLAT (Konsep Pelatihan manajemen KSP LEBAH MADU)d.Penyiapan lapangan: Lahan, SDM, dan kelembagaan penunjange.Penyiapan material dan peralatan; bibit tanaman/ternak LEBAHf.Penanaman tanaman (sesuai dengan rancangan)g.Pemeliharaan komoditi (tanaman dan /atau ternak)h Pengelolaan hasil panen: Sistem bagi hasil dan alih kelola.

4. Tahap pengawasan dan pengendaliana. Forum komunikasib. Pendampingan dalam kerangka upaya pemberdayaan (Konsep Tenaga Pendamping KSP LEBAH MADU)c. Pelaporan.d.Perguliran.

3.6. LOKASI

Lokasi kegiatan pengembangan SPAKU LEBAH MADU ini adalah di wilayah sekitar kawasan hutan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

3.7. KOMODITAS

Komoditas unggulan yang akan dikembangkan adalah:(1).Komoditas tanaman pangan yaitu Jagung (Cv. BISI-2), dan Kedelai (Cv. Wilis-1 dan Garut). Produktivitas jagung BISI-2 berkisar 6-7 ton/ha, sedangkan produktivitas kedelai unggul sekitar 2-2.5 ton/ha.(2).Komoditas tanaman perkebunan: tebu, kopi, coklat, cengkeh, tembakau, randu, kenanga, melinjo, mangga, dan pohon buah buahan lainnya.(3).Komoditas perhutanan rakyat: sengon, mahoni, akasia, kaliandra. gleriside, tanaman pakan lebah, tanaman pakan ternak dan lainnya.(4). Komoditas ternak: Lebah madu

3.8. Rancang-bangun SPAKU LEBAH MADU

Unit KSP LEBAH MADU seluas 100 ha yang pengelolaannya dikoordinasikan oleh KOPERASI dirancang dengan satu jenis komoditas unggulan (misalnya kopi, mangga, atau lainnya); didukung oleh tanaman sela jagung atau kedelai (saat tanaman pokok masih kecil) dan garut (saat naungan telah cukup berat), tanaman pakan lebah, dan komoditas ternak LEBAH MADU. Pemilihan komoditi ini semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan, aspirasi masyarakat dan prospek pasarnya.

IV. METODE IMPLEMENTASI, POLA USAHA DAN PEMBINAAN

4.1. STRATEGI IMPLEMENTASI

Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan dua macam pola, yaitu Pola Kemitraan pada Lahan Tidur dan Pola Kemitraan pada lahan petani gurem. Abstraksi kedua pola ini adalah sbb:

Budidaya lebah maduPENGEMBANGAN HUTAN RAKYAT POLA INTI KOPERASI POLA KEMITRAAN LAHAN POLA KEMITRAAN PETANI GUREM

Wilayah Kecamatan Wilayah Kecamatan ( Satu Pewakil) (Satu Pewakil) DINAS PKT Pola Kemitraan KUBA: Pola Kemitraan KUBA : 0. Luas Lahan: 5 HA 0. Luas lahan: 5 ha 1. Ketua: SANTRI PONPES 1. Ketua: 2. Pendamping teknis: Mahasiswa 2. Pendamping teknis: Mahasiswa 3. Koordinator Lapangan: 3. Koordinator lapangan: Santri yang dipilih Petani maju/kontak tani 4. Buruh tani/buruh buruh lain 4. Anggota KUBA: petani gurem dengan upah harian UMR (lahan 0.25 -0.5 ha) sebanyak dibantu personil santri 10-20 orang 5. Pedagang palawija sbg MITRA 5. Tngakerja tambahan: buruh tani KERJA buruh lain dengan UMR dibantu 6. Konsultan: Pamong desa, tokoh personil masyarakat, Instansi teknis 6. Pedagang palawija/koperasi sbg mitra pemasaran 7. Pamong desa,tokoh masyarakat dan instansi teknis sbg konsultan SATGAS Pengendali dan Pemantauan Pusat Informasi dan Penyuluhan Pola Kemitraan KOPPONTREN Pertanian, Jawa Timur

Tahapan kegiatan: Program kegiatan ini dilakukan dengan serangkaiatan kegiatan yang dilakukan selama tiga tahun dan dikelompokkan menjadi 3 langkah, yakni:Langkah I:(a).Survei identifikasi tentang kendala dan pemetaan sumberdaya lahan di lokasi .(b).Melakukan analisis kebutuhan informasi, material dan instrumental penunjang kegiatan agribisnis KOMODITAS PANGAN.Langkah II:Perekayasaan kelembagaan dan manajerial KUBA ; 2) Orientasi KUBA Langkah III:(1). Implementasi penanaman dan perawatan tanaman . (2). Pengendalian, pemantauan dan evaluasi

TAHAPAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN KSP LEBAH MADU

PERSIAPAN DATABASE: 1. Pemetaan Calon lokasi 2. Identifikasi WILSAR dan POKSAR 3.. Audiensi dengan pamong dan masyarakat 1 minggu 4. Pendaftaran /sensus 5. Pembentukan calon organisasi/kelembaga an KUBA 6. DIKLAT singkat PENGURUS LANGKAH I

PERSIAPAN OPERASIONAL: 1. ORIENTASI manajerial: KUBA 2. Persiapan Manajemen: Administrasi dan Keuangan 1 minggu 3. Persiapan lapangan/LAHAN USAHA: Rencana alokasi pertanaman 4. Pemantauan/peninjauan lapangan

PENYUSUNAN RENCANA KERJA USAHA 1 minggu AGRIBISNIS KOMODITAS PANGAN INTI dan PLASMA KUBA LEBAH

LANGKAH II

Operasional I : 1. ORIENTASI teknis budidaya 2. Pengadaan material/instrumental 3. Persiapan lahan 1 MINGGU 4. Penanaman bibit tanaman 5. Pengawasan melekat oleh KUBA

LANGKAH III Operasional II: 1. Perawatan dan pemeliharaan tanaman 2. Pengendalian dan pemantauan 3. Pelaporan

4.2. Pola Usaha

Agar pelaksanaan program kemitraan sesuai dengan kebutuhan maka dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

Tahap I : (satu periode musim tanam)

Tiap lima hektar lahan dikelola oleh satu KUBA (Kelompok Usaha bersama Agribisnis) dipimpin oleh seorang PETANI senior sebagai penanggung jawab, didampingi oleh 5 orang mahasiswa sebagai pendamping teknis, kegiatan lapangan dikoordinir oleh seorang petani maju/kontak tani dan didukung oleh tenagakerja sekitar 1750 2000 HOK (hari orang kerja). Dilakukan bimbingan dan penyuluhan serta praktek oleh tenaga mahasiswa pertanian bekerjasama dengan PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah.Setiap minggu dilakukan diskusi kelompok membahas pelaksanaan kerja mingguanDilakukan evaluasi 2 kali (pertengahan dan terakhir musim)Selanjutnya masuk tahap II.

Tahap II (musim tanam ke dua).Identik dengan Tahap I. Diskusi kelompok untuk membahas hasil hasil pelaksanaan kerja mingguanEvaluasi 2 kali (pertengahan dan akhir musim tanam)Diskusi antar kelompokSelanjutnya masuk tahap ke III.

Tahap III (satu periode musim tanam)Identik dengna Tahap I Bimbingan dan penyuluhan serta praktek tenaga ahli dari mahasiswa dan PPL .Tiap minggu diskusi kelompok, Diskusi antar kelompokSelanjutnya peserta dilepas dan dianggap sudah dapat melaksnakan dengan baik, sebagai pengusaha, penyuluh, petani dan tenaga pengolah.Monitoring dan konsultasi secara berkala akan dilakukan oleh tenaga dari PETANI dan perguruan tinggi, tenaga penyuluh dari DEPHUTBUN, Departemen Koperasi dan PKM, Deperindag.

POLA PEMBINAAN USAHA PADA LAHAN MILIK MASYARAKAT(satu musim tanam 120 hari, satu tahun dua kali musim tanam) TAHUN III HASILNYA 5 ha TAHUN II KUBA 5 ha PETANI PENGUSAHA TAHUN I KUBA 5 ha Karangtaruna 5 ha PETANI KUBA TENAGA KERJAKUBA:*) terampil 1 petani 5 Karangtaruna 1 Santri 5 ha 1500 2000 HOK ( BURUH) 5 ha KUBA KUBA 5 ha KUBA

Keterangan:*) Organisasi KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis):1. Satu orang Santri Senior sebagai penanggungjawab keseluruhan kegiatan usaha agribisnis pada lahan 5 ha2. Lima orang karangtaruna sebagai pendamping teknis budidaya tanaman (mereka adalah mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapang (PKL) atau sedang penelitian skripsi)3. Seorang petani (kontak tani) sebagai koordinator operasional kerja lapangan sehari hari4. Tenaga kerja (1500 2000 HOK) selama satu musim tanam, terdiri atas personil santri, buruh tani dan buruh buruh lainnya di pedesaan.5. Pada tahun ke dua KUBA berkewajiban membina dua unit KUBA baru, dan seterusnya.

POLA PEMBINAAN USAHA PADA LAHAN PETANI GUREM (satu musim tanam 120 hari, satu tahun dua kali musim tanam)

TAHUN III HASILNYA 5 ha TAHUN II KUBA 5 ha PETANI PENGUSAHA

TAHUN I KUBA 5 ha karangtarunaPETANI 5 ha PETANI KUBA TENAGA KERJAKUBA:*) terampil 1 Petani 5 karangtaruna 1 PENDAMPING 5 ha 1500 2000 HOK (BURUH tani) 5 ha KUBA KUBA 5 ha KUBA Keterangan:*) Organisasi KUBA (Kelompok Usaha Bersama Agribisnis):1. Satu orang petani SENIOR sebagai penanggungjawab keseluruhan kegiatan usaha agribisnis pada lahan 5 ha2. Lima orang karangtaruna sebagai pendamping teknis budidaya tanaman (mereka adalah mahasiswa yang sedang Praktek Kerja Lapang (PKL) atau sedang penelitian skripsi)3. Seorang petani (kontak tani) sebagai koordinator operasional kerja lapangan sehari hari yang mengkoordinir petani petani gurem pemilik lahan (10 20 orang petani)4. Tenaga kerja (1500 2000 HOK) selama satu musim tanam, terdiri atas personil santri, buruh tani dan buruh buruh lainnya di pedesaan.5. Pada tahun ke dua KUBA berkewajiban membina dua unit KUBA baru, dan seterusnya.

4.3. Budidaya Lebah Madu

Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem stup. Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng.Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera. Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:1. Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina maupun Jepang.2. Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.3. Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.4. Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng.

Ada pelbagai jenis lebah madu boleh digunapakai. Di antaranya lebah dari spesis Apis dorsata, Apis cerana, dan Apis mellifera. Spesis Apis mellifera paling banyak digunakan dalam industri lebah madu. Jenis ini lebih produktif dan juga lebih jinak dibandingkan spesis Apis cerana . Racun pada sengatnya sangat sesuai untuk mengubati pelbagai jenis penyakit.

Ciri-ciri lebah madu yang baik: Ratu lebah berupaya hidup hingga 3 tahun Ratu lebah menghasilkan jumlah telur yang banyak Koloni lebah banyak hasilkan madu, bee pollen, royal jelly dan propolis Larva lebah yang dihasilkan lebih segar Lebah biasanya lebih agresif Memperbanyakan koloni lebah madu

Pada permulaan ternak lebah madu tidak banyak yang perlu disediakan. Peternak hanya perlu membeli koloni lebah madu dari penternak lebah madu. Biasanya pembelian koloni ini dibuat pada waktu malam dan dilengkapi dengan kotak, kasa dan penutupnya. Untuk sementara waktu, tidak perlu membeli koloni lebah madu dalam jumlah terlalu banyak, dan tidak juga terlalu sedikit. Dalam penyediaan kotak koloni lebah madu, biasanya perlu dibuat tiang (kayu/besi) agar kotak tidak menyentuh tanah.Untuk menghasilkan keuntungan yang optimum dari penternakan lebah madu ini, penternak lebah madu harus mempunyai sekurang-kurangnya 100 kotak koloni lebah madu.

4.3.1. PERSYARATAN LOKASI

Suhu udara yang cocok untuk kehidupan lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masih beraktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang dan Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya. Lokasi ternakan: Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka. Juga tiada masalah sekiranya di bawah pokok atau di kawasan panas terik, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga. Dengan jumlah kawasan pemakanan yang mencukupi ini, ratu lebah dapat menghasilkan lebih banyak telur dan lebah pekerja juga lebih giat membuat sarang baru. Suhu yang ideal: sesuai dalam sekitar 26-30C. Di lereng pergunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25C). Penyediaan Ratu lebah madu yang baru: untuk ditempatkan dalam koloni lebah madu yang baru. Mengasingkan atau memisahkan koloni lebah madu: koloni lebah madu yang sudah padat, akan dipisahkan dan diletakkan ke dalam kotak koloni lebah madu yang baru dan menempatkan ratu lebah baru atau ratu lebah yang sedia ada ke kotak koloni tersebut.

4.3.2. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Dalam pembudidayaan lebah madu yang perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian kerja dan peralatan Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu akan saling bunuh untuk memimpin koloni.

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1. Perkandangan

a. SuhuPerubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.

b. Ketahanan terhadap iklimBahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.

c. KonstruksiKonstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.

2. PeralatanPeralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.

Peralatan penternakan lebah madu : Kotak lebah, tempat koloni lebah madu terbuat dari kayu Suren atau Mahoni Alat pengasapan untuk menghalau lebah madu yang agresif jaring pelindung muka Sisiran - yang terbuat dari rangka kayu dan ditengahnya diberi kawat sebagai penahan landasan sarang lebah madu. Pengungkit sisiran Pisau Sikat sisiran lebah madu Pollen Trap untuk pungut hasil Bee Pollen Frame Royal jelly untuk pungut hasil Royal Jelly dan tempat untuk menghasilkan Ratu Lebah yang baru. mesin pemerah madu untuk mengeluarkan madu bekas/ baldi kutip madu Pengutip madu.

2. Pembibitan

1. Pemilihan Bibit dan Calon IndukBibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana mampu bertelur 500-900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga paket pembelian bibit lebah:a. paket lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.b. paket lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.c. paket keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap dengan 3 sisiran sarang.

2. Perawatan Bibit dan Calon IndukLebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan pemeliharaan rutin.

3. Sistem Pemulia-biakanPemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Pemuliabiakan lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.

4. Reproduksi dan PerkawinanDalam setiap koloni terdapat tiga jenis lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan berfungsi untuk reproduksi.Proses Perkawinan lebah terjadi pada awal musim bunga. Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.

5. Proses PenetasanSetelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran adalah: a. Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.b. Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.c. Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.

Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan kehidupan yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap tingkatan punya perbedaan waktu yang bervariasi.

Rata-rata waktu perkembangan lebah:

1. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.2. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari. 3.Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari. Selama dalam periode larva, larva-larva dalam tabung akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut masa aktif, kemudian larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah tidak makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel menjadi lebah muda sesuai asal selnya.

Membuat Ratu Lebah yang baru (requeening)1. Ambil larva lebah madu yang baru menetas usia 1 hari 2. Masukan sepotong frame Royal jelly 3. Frame Royal jelly yang sudah berisi larva lebah madu di tempatkan pada kotak koloni ( kotak lebah madu yang berisi koloni lebah madu minimum 2 tingkat) 4. Sekat/pisahkan kotak koloni lebah madu tersebut dengan ratu lebah berada di kotak bawah dan frame royal jelly untuk ratu lebah madu yang baru di tempatkan pada kotak atasnya. Sehingga ratu lebah madu tidak boleh mendekati calon ratu lebah madu. 5. Dibiarkan selama 11 hari sampai ratu lebah yang baru menjadi kepompong. 6. Setelah11 hari ratu lebah yang baru tersebut di pindahkan ke kotak lebah yang berisi koloni lebah tanpa ada ratunya. 7. 13 hari ratu lebah yang baru keluar dari kepompong dan seterusnya menjadi ratu lebah oleh koloni lebah tersebut 8. Biasanya setelah seminggu, ratu lebah yang baru bersedia untuk mengawan dan akan mengembangkan koloni lebah yang baru (ditempatkan di kotak koloni yang baru).

3. Pemeliharaan

1. Sanitasi, Tindakan Preventif dan PerawatanPada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran. Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang pengganggu.

2. Pengontrolan PenyakitPengontrolan ini meliputi menyingkirkan lebah dan sisiran sarang abnormal serta menjaga kebersihan stup.

3. Pakan Lebah

Tanaman makanan yang sesuai untuk ternakan lebah madu pokok rambutan=nektar pokok petai belalang= nektar pokok mangga = nektar pokok durian = nektar pokok kopi = nektar + pollen pokok kenaf = nektar pokok jagung = pollen pokok jati= nektar pokok gajus = nektar pokok longan= nektar pokok getah = nektar pokok petai = nektar pokok nenas = nektar (tidak digunakan secara meluas) pokok kekabu = nektar + pollen pokok gelam = nektar + pollen

Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang perlu diperhatikan adalah :a. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah tidak aktif.b. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).c. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.d. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu musim bunga.

Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis. Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.

Beberapa tanaman pakan lebah yang sangat penting :

Nama TanamanMasa Produksi Sumber PakanKaliandraSepanjang tahun (masa puncak bln Maret-November)Nektar

Randu Jateng 15 mei -15 Juni, kadang ada yg Sampai 15 juli.Nektar + Tepung SariRandu Jatim5 Juni 5 Juli, kadang adaNektar + Tepung Sari yg sampai 20 juli. Randu Bwangi20 Juni 20 JuliNektar + Tepung SariMangga20 Juli 20 AgustusNektarMete5 Juli 5 SeptemberNektarJuwet5 Agustus 5 SeptemberNektarKaret 5 Agustus 5 SeptemberNektarSengon5 September 5 OktoberNektarRambutan5 September 5 OktoberNektarDuren5 September 5 OktoberNektarKlengkeng5 September 5 OktoberNektarSonokeling5 Oktober 5 NovemberNektarKopi1 minggu sejak mekarNektar + Tepung sariKenafSatu bulan sejak tanam Daun mau habisNektarJagung Satu minggu sejak mekar tpDalam satu areal bisa bergantianTepung sari

7. HAMA DAN PENYAKIT

1. PenyakitDi daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:

1. Foul Brood ; ada dua macam penyakit ini yaitu American Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab:Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.

2. Chalk BroodPenyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati.

3. Stone BroodPenyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan Aspergillus fumigatus Fress.Tempayak yang diserang berubah menjadi seperti batu yang keras.

4. Addled BroodPenyebab: telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan pada ratu.

5. AcarinePenyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.

6. Nosema dan AmoebaPenyebab: Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus.

2. HamaHama yang sering mengganggu lebah antara lain:1. Burung, sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu makanannya.2. Kadal dan Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung.3. Semut, membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.4. Kupu-kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak sisiran.5. Tikus, merampas madu dan merusak sisiran.

3. Pencegahan Serangan Penyakit dan HamaUpaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu adalah:1. Pembersihan stup setiap hari.2. Memperhatikan abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.3. Kaki-kaki stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.4. Pintu masuk dibuat seukuran lebah.

8. PANEN

1. Hasil UtamaMadu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya dan bernilai ekonomi tinggi.

2. Hasil TambahanHasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).

3. Pengambilan maduPanen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga. Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran diekstraksi untuk diambil madunya.

Kaedah memungut hasil lebah madu1. Asapkan kawasan kotak koloni agar dapat menghalau lebah madu ketika mengutip hasil. pastikan memakai pakai yang sesuai serta memakai jaring pelindung muka 2. Dengan menggunakan pengungkit sisiran, angkat sisiran dari kotak koloni lebah, goncangkan hingga lebah yang tinggal terjatuh.3. Gunakan sikat sekiranya masih ada lebah yang masih tinggal/ melekat pada sisiran 4. Setelah sisiran bebas dari lebah, masukkan sisiran ke dalam baldi dan terus dibawa ke mesin pemerah madu 5. Asingkan landasan sarang lebah ke dalam mesin pemerah madu. Gunakan pisau sekiranya landasan melekat kuat pada sisiran. 6. setelah pemilihan landasan sarang telah dibuat, masukkan dalam mesin pemerah madu dan mula memerah. 7. pastikan putaran mesin tidak terlalu perlahan kerana dikhuatiri tidak kesemua madu akan keluar. jika terlalu kuat pula akan menyebabkan kematian larva lebah.8. setelah bersih, sisiran dikeluarkan dari mesin ekstrak dan dibawa ke kotak koloni semula.

9. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

9.1. Analisis Usaha BudidayaPerkiraan analisis budidaya lebah madu dengan jumlah 100 koloni lebah dalam satu tahun adalah sebagai berikut:

No Perincian Jumlah(Rupiah)1) Biaya Produksia.Penyusutan kamar madu 16 m2 (0,05xRp.1.600.000,-) 80.000b Penyusutan rumah lebah 100 m2 (0,1xRp.2.500.000,-) 250.000c Paket lebah 100 buah @ Rp. 100.000,- 10.000.000d Penyusutan ekstraktor 1 buah (0,1xRp. 225.000,-) 22.500e Penyusutan pengasap 2 buah (0,5xRp. 50.000,-) 25.000f Penyusutan stup 100 buah (0,2xRp.2.500.000,-) 500.000g Perawatan bangunan (2%xRp.4.100.000,-) 82.000h Gaji 2 orang @ Rp. 200.000,-x12 4.800.000i Pakaian, sarung tangan, dll 250.000j Makanan 100.000k Botol dan lain-lain 400.000Jumlah biaya produksi 16.509.5002) PendapatanMadu 1200 kg @ Rp. 13.000,- 15.600.000Paket lebah 30 buah @ Rp. 150.000,- 4.500.000Jumlah pendapatan Rp. 20.100.0003)Keuntungandalam satu tahun 3.590.5004)Parameter kelayakan usahaa.B/C ratio 1,22

9.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Beternak lebah madu memiliki prospek sangat cerah, karena kebutuhan madu dalam negeri sampai saat ini masih belum mencukupi. Harga dari produk lebah yang tinggi, biaya produksi yang relatif murah, tatalaksana pemeliharaan yang mudah dan kondisi lingkungan yang mendukung merupakan peluang emas yang perlu mendapat perhatian.

4.4 Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan yang telah dilakukan selama pembinaan, maka dilakukan 1) monitoring dan 2) evaluasi.Monitoring adalah mengamati perkembangan dan kemajuan dari jauh melalui laporan aktivitas secara frekuentif dengan mencatat setiap kegiatan dan hasil hasil yang telah dicapai serta permasalahan yang terjadi.Untuk mengetahui hasil dan monitoring dilakukan pencatatan harian (recording) harian dengan mengisi tabel berikut :

Tabel monitoring kegiatan Tahun .....

No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan: Hasil & Masalah

1. ....... ................ ..............................

2. ....... ................ ..............................

3. ....... ................ .............................

4. ....... ................ .............................

dst.

Recording ini diisi oleh koordinator KUBA setiap hari/mingguan yang kemudian secara frekuentif dilaporkan ke koordinator yang kemudian diteruskan ke Penanggung jawab KUBA.Dari hasil pengumpulan data, informasi dari monitoring kemudian dianalisis selanjutnya dievaluasi, kemudian diadakan peninjauan lapangan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Tinjauan lapangan dilaksanakan secara periodik sesuai dengan kebutuhan, diupayakan lebih sering ke lapangan.

Koordinator Anggota inform inform K P kunjungan lapangan PETANI Penanggungjawab

VII. Pelatihan Budidaya Lebah Madu

Budidaya perlebahan merupakan kompetensi yang harus dipelajari dengan seksama dan penuh kesabaran. Dengan pelatihan yang terprogram diharapkan petani lebah dapat mengetahui tentang masalah perlebahan mulai dari pengadaan bibit lebah, penyediaan stup lebah, budidaya lebah sampai dengan pemanenan hasil budidaya berupa madu yang dihasilkan.

Pelatihan budidaya lebah madu

Mengemas hasil madu

VIII. PENUTUP

Kegiatan pengembangan SPAKU lebah madu ini mempunyai prospek yang sangat bagus dalam menyediakan kesempatan kerja bagi warga pedesaan, menjadi sumber pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar, menumbuhkan pengusaha pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan produksi pangan.

Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan pada tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil panen tahap pertama, dan seterusnya.