Upload
august-rush
View
60
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENGELOLAAN KELAS (Setting Up The Space for The Effective Classroom Management)
oleh:
Tila Gustia Yeni
16215/ 2010
Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 2
Setting Up The Space for The Effective Classroom Management
Ruang kelas adalah tempat yang sibuk dan kompleks. Kelas yang baik seyogyanya mampu
mengakomodasi banyak siswa dan kegiatan setiap harinya. Pengelolaan fisik kelas memiliki implikasi
yang signifikan terhadap disiplin dan pengelolaan kelas.
Dalam dua puluh tahun terakhir, banyak penelitian yang mengahasilkan beberapa prinsip yang
bisa membantu guru untuk membuat keputusan yang tepat mengenai pengelolaan kelas. Perilaku salah
tidak terjadi dalam ruang hampa. Keadaan atau peristiwa yang tidak berkaitan dengan instruksi
pembelajaran bisa membantu pembentukan perilaku siswa. Guru harus mengerti jenis kondisi yang
mempengaruhi proses instruksional jika mereka ingin mencegah timbulnya perilaku yang tidak tepat.
Pengorganisasian fisik kelas memberikan pengaruh kuat terhadap proses pembelajaran.
Pemakaian ruang fisik yang tepat dan benar bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap guru dan
sikap siswa. Sebuah kelas yang baik hendaknya menyajikan pengaturan (setting) menyenangkan,
memotivasi, tepat tujuan untuk proses pembelajaran yang efektif. Setting tersebut menentukan
keefektivitasan mengajar dan seharusnya mendukung peserta didik untuk bergerak di dalam kelas,
menyajikan dan mendistribusikan materi pembelajaran dan desk setting untuk praktek pembelajaran yang
efektif.
Karena guru biasanya tidak tahu siswa pada awal tahun, sulit untuk menetapkan kursi sebelum
beberapa minggu pertama sekolah, namun, penting untuk menempatkan furnitur dalam konfigurasi yang
tepat sesuai dengan gaya mengajar guru dan ruang yang tersedia dan mengakomodasi jenis instruksi dan
kegiatan yang paling sering dilakukan. (Joyce McLeod, 2003). Berikut ini beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan guru dalam mengatur ruangan kelas, yaitu:
Bersikaplah fleksibel sehingga siswa dapat dengan mudah dan cepat mengatur ulang perabotan
untuk menyesuaikannya dengan kegiatan khusus
Berikan ruang gerak yang cukup untuk siswa, penyimpanan, dan setup peralatan
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 3
Setting ruangan kelas hendaknya dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
Menyediakan ruang pribadi yang cukup untuk setiap siswa
Menurut Weinsten dalam The Key Elements of Classroom Management, guru sangat menyadari
bahwa banyak masalah yang akan timbul ketika terlalu banyak siswa ditempatkan di ruang yang terlalu
kecil. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun yang lalu pada kepadatan kelas jelas menunjukkan bahwa
keramaian kelas mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dengan meningkatnya ketidakpuasan, agresi dan
penurunan perhatian.
Namun, penekanan penelitian dalam beberapa tahun terakhir telah bergeser ke pengaruh ukuran
kelas terhadap prestasi belajar siswa, daripada pengaruh kepadatan kelas pada prestasi dan perilaku.
Penelitian ini telah menghasilkan temuan yang beragam, dengan tidak adanya jawaban definitif untuk efek
ukuran kelas yang kecil terhadap prestasi belajar dan perilaku siswa. Perhatian penelitian mungkin lebih
harus difokuskan pada isu kelas tentang kepadatan ruang untuk mengetahui pengaruh ruang yang tersedia
pada prestasi dan perilaku masing-masing siswa. Dalam pengaturan tradisional siswa dalam deretan meja
dan kursi, siswa di depan dan tengah lebih mungkin untuk berpartisipasi dan dipanggil oleh guru. Oleh
karena itu, pengaturan tempat duduk yang terencana dan penempatan siswa “who are in need of help”
dengan menempatkan mereka pada baris di depan dan pusat pengaturan tempat duduk ini mendorong
siswa untuk memperhatikan dan berpartisipasi (Edwards, 1993).
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar
yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas dan isinya,
selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell yaitu:
1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan
siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang
berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
2. Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang
dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui
oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang
bekerja.
3. Fleksibilitas (keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan
metode diskusi, dan kerja kelompok.
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 4
4. Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5. Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif
bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok
dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam
belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk.
yaitu:
Ukuran bentuk kelas
Bentuk serta ukuran bangku dan meja
Jumlah siswa dalam kelas
Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Jumlah kelompok dalam kelas
Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan
wanita).
Taking Inventory
Hal pertama yang penting untuk dilakukan guru dalam mengatur ruang kelas adalah
menyediakan sarana pembelajaran yang dibutuhkan selama pembelajaran berlangsung seperti jumlah meja
dan kursi yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah siswa dan alat-alat peraga yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang diajarkan. Guru perlu mencatat jumlah peralatan yang tersedia dan kemudian
mencocokannya dengan kebutuhan pembelajaran. Sehingga nantinya tidak ada masalah yang timbul akibat
kekurangan furniture ataupun equipment pembelajaran.
The Seating Arrangement
Fred Jones, seorang ahli pengelolaan kelas, dalam Best Practices in Classroom Management
menyatakan bahwa; “A good classroom seating arrangement is the cheapest form of classroom
management. It’s discipline for free”. Banyak guru berpengalaman memandang pemberian ruang gerak
yang cukup untuk memfasilitasi disiplin dan instruksional siswa itu sangatlah penting. Mereka
berpendapat bahwa apabila siswa dibirakan untuk mengatur tempat duduknya sendiri, hal ini tidak akan
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 5
mengakomodasi semua kepentingan siswa yang pada hakikatnya memliki daya tangkap berbeda. Berikut
ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan guru ketika mengatur tempat duduk siswa:
Siswa harus duduk di mana perhatian mereka diarahkan guru.
Daerah “traffic pattern” harus bebas dari kemacetan.
Siswa harus dapat dengan jelas melihat papan tulis, layar, dan guru.
Siswa harus duduk menghadap ke depan ruangan dan jauh dari jendela.
Pengaturan kelas harus fleksibel untuk mengakomodasi berbagai kegiatan mengajar.
Pertimbangan utama dalam mengatur tempat duduk siswa adalah area ruang pribadi masing-
masing siswa. Dimensi ruang, jumlah siswa, dan pekerjaan yang diperlukan dan area penyimpanan serta
waktu yang dihabiskan siswa duduk di kursi mereka dengan waktu yang mereka habiskan di berbagai
daerah kelas lainnya bisa menjadi pertimbangan yang dapat membantu guru untuk secara bijak mengatur
ruangan kelas agar mendukung pembelajaran yang efektif.
Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu
kelas yang kan disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan. Hal yang tidak boleh kita lupakan
bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode
pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu
siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena
guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi para
siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono melihat siswa sebagai individu dengan segala
perbedaan dan persamaannya yang pada intinya mencakup ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan
dimaksud adalah :
Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).
Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
Persamaan dan perbedaan dalam bakat
Persamaan dan perbedaan dalam sikap
Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan
Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
Persamaan dan perbedaan dalam minat
Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 6
Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, sangat berguna dalam membantu
usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan
siswa dan penataan tempat duduk dengan metode belajar kelompok guna menciptakan lingkungan belajar
aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat terlaksana.
Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangkan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa,
dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan
siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka
melamun, dan lain-lain. Berikut ini beberapa formasi tempat duduk yang bisa menjadi pilihan guru:
Formasi tradisional (konvensional), yaitu formasi yang biasa kita temui dalam kelas-kelas
tradisional yang memungkinkan para siswa duduk berpasangan dalam satu meja dengan dua
kursi.
Formasi auditorium. Formasi ini merupakan tawaran alternative dalam menyusun ruang kelas.
Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif,
namun hal ini dapat dicoba untuk mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan
ruang secara konvensional (tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan mudah
dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajran ala auditorium untuk
membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat guru.
Formasi cevron. Bentuk cevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha mengurangi jarak di
antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pandangan
yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas.
Formasi ini memberikan sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani
proses belajar¬-mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.
Formasi U. Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa,
sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran. Dalam hal ini guru adalah
orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara
langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.
Formasi meja pertemuan. Formasi meja pertemuan biasanya diseenggarakan di tempat-tempat
pertemuan dan seminar, baik di hotel maupun gedung pertemuan. Formasi ini dapat digunakan
dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok tersebut
mempunyai meja pertemuannya sendiri-sendiri.
Formasi konferensi. Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat
membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian membiarkan para
siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka. Denagn begitu akan didapatkan
sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa dibahas lagi
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 7
pada pertemuan berikutnya. Untuk bisa membentuk formasi konverensi, meja yang harus
digunakan adalah meja panjang yang didekatkan satu per satu dalam bentuk memanjang, persegi
panajang.
Formasi pengelompokan terpisah (breakout groupings). Jika ruangan kelas memungkinkan atau
cukup besar, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat
melakukan aktifitas belajar yang dipecah menjadi beberapa tim. Guru dapat menempatkan
susunan pecahan, pecahan kelompok tersebut berjauhan, sehingga tidak saling mengganggu.
Tetapi, hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil yang terlalu jauh
dari ruang kelas supaya mudah diawasi.
Formasi tempat kerja. Formasi tempat kerja tepat jika dilakukan dalam lingkungan tipe
laboratorium, di mana setiap siswa duduk pada satu tempat untuk mengerjakan tugas, tepat
setelah didemonstrasikan.
Formulasi kelompok. Formasi kelompok untuk kelompok adalah formasi di mana terdapat
beberapa kelompok yang duduk dalam satu meja persegi berukuran besar (bisa juga dengan
membuat beberapa meja dijadikan satu menjadi meja besar), sehingga setiap kelompok duduk
saling berhadapan. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun
permainan peran, berdebat atau observasi pada aktivitas kelompok.
Formulasi lingkaran. Formasi lingkaran adalah formasi yang disusun melingkar tanpa
menggunakan meja dan kursi. Formasi ini digunakan untuk melakukan pembelajaran dalam satu
kelompok, dimana guru memiliki peran untuk membimbing dan mengarahkan jalannya
pembelajaran tersebut.
Formulasi peripheral. Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis, hendaknya
digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang siswa. Guru dapat menyuruh
siswa memutar kursi-kursinya secara melingkar ketika guru mengingkan diskusi kelompok.
Placing Teacher’s Desk
Hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan ketika menentukan letak meja guru yakni sebagai
berikut:
Menempatkan meja guru di belakang kelas tepat untuk student-centered environment dan
menyediakan ruang kerja untuk guru dan tetap memungkinkan guru untuk mengawasi siswa.
Siswa dapat berbicara dengan Anda tanpa diamati oleh siswa yang lain.
Menempatkan meja guru di depan kelas paling cocok untuk teacher-directed environment yang
memungkinkan guru untuk mampu melihat sebagian besar wilayah-ruang kelas dan memantau
siswa di tempat duduk meraka. Ini juga memungkinkan komunikasi yang efektif dengan
masing-masing siswa.
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 8
Menempatkan meja guru di tengah pengaturan tempat duduk siswa mendorong teacher-
facilitated environment yang efektif. Siswa memiliki akses mudah ke meja guru, tapi tidak
memungkinkan siswa untuk secara pribadi berdiskusi dengan guru.
Menempatkan meja guru ke sisi kelas menyiratkan bahwa meja guru adalah ruang kerja
pribadinya. Hal ini memungkinkan terjadinya diskusi personal antara guru dengan siswa.
Penempatan meja guru juga tergantung pada mata pelajaran yang diajarkan, usia siswa, dan
ruang yang tersedia. Dalam ruang kelas sekolah menengah dan tinggi, guru dapat menempatkan meja
mereka di samping di bagian depan ruangan. Meja ini dapat dikelompokkan dengan lemari arsip dan
lemari penyimpanan untuk menyediakan akses mudah ke alat-alat pembelajaran dari daerah mengajar di
area depan kelas dan kemampuan untuk memantau siswa bekerja secara independen.
Dalam kelas dasar, guru memutuskan tentang penempatan meja mereka didasarkan pada filosofi
pribadi pengajaran mereka dan pengaturan tempat duduk kelas. Guru umumnya menempatkan meja
mereka di tempat yang out-of-the-way sehingga mereka memiliki ruang maksimum bagi siswa untuk
duduk di lantai dalam lingkaran besar. Setelah guru mengatur tempat duduk siswa dan menentukan
mejanya, duduk di meja masing-masing untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki jalur baik dari
pandangan ke papan tulis, bagian depan ruangan, atau area penting lainnya. Selain penempatan meja guru,
ada hal lain yang lebih penting, yakni bagaimana meja guru rapi terlihat- bukan hanya pada hari pertama
sekolah, tetapi setiap hari.
Sebuah meja tersusun rapi dengan obyek menarik, seperti tanaman, tempat pensil, atau foto
keluarga, mengirimkan pesan yang jelas kepada siswa bahwa guru menghargai kerapian dan ketertiban
dan bahwa guru bersedia untuk berbagi beberapa aspek pribadi kehidupannya. Sebuah meja yang
berantakan dengan buku-buku, kertas, dan lain "hal" yang menumpuk tinggi mengirim pesan yang jelas
bahwa guru tidak mampu mengorganisir sesuatu dengan baik dan tentunya tidak dapat dipercayai untuk
menilai kerapian siswa.
Small Group Meeting Area
Dalam ruang kelas sekolah menengah dan tinggi, siswa bekerja secara independen dalam
pengaturan kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek-proyek dan presentasi. Kunci untuk kerja
kelompok yang sukses adalah untuk memberikan:
Fokus instruksi tentang cara bekerja dengan sebuah kelompok kecil.
Arah yang jelas untuk tugas atau proyek.
Matri belajar yang “accessable”.
Tenggang waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Informasi tentang format penilaian tugas atau proyek
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 9
Dalam kelas sekolah dasar, guru bertemu dengan kelompok-kelompok kecil untuk instruksi
langsung, khususnya dalam membaca. Guru dapat menggunakan kombinasi dari pertemuan kelompok
kecil untuk dipandu membaca dan berdiskusi dengan pekerjaan independen atau pusat kerja terjadi secara
bersamaan, sehingga daerah kelompok harus terletak jauh dari pusat-pusat pembelajaran dan bunga dan
area tempat duduk. Namun, guru harus berhadapan langsung ke seluruh area ruangan dari kelompok kecil
ruang pertemuan.
Guru SD bergerak perlahan menuju kelompok kecil independen berdasarkan karakteristik
perkembangan siswa. Siswa tetap berada di area tempat duduk, dan guru mengarahkan kegiatan dari depan
ruangan. Dalam tahun kemudian, kerja kelompok kecil bergerak ke arah yang memberikan tanggung
jawab lebih kepada siswa untuk bekerja dengan teman sekelas tanpa intervensi langsung dari guru. Hal ini
membutuhkan keterampilan mengajar yang sesuai untuk bekerja dalam kelompok serta bagaimana untuk
mengatur ulang kelas dengan memutar meja bersama-sama atau pengelompokan meja dan kursi.
Summary
Penataan kelas yang baik memberikan dampak positif terhadap lingkungan belajar. Pengaturan
tempat duduk yang tepat sehendaknya mampu mengakomodasi semua kepentingan siswa baik siswa
dengan karakteristik, sikap, kepribadian dan latar belakang yang berbeda. Sebelum memilih pengaturan
ruang kelas yang tepat untuk proses pembeljaran, hal-hal berikut penting untuk dipertimbangkan oleh
guru, yakni: 1) sesuaikan dengan kurikulum sekolah, 2) tentukan formasi ruangan belajar yang tepat, 3)
tentukan jenis visual displays yang paling baik mendukung program pembelajaran, 4) utamakan
kenyamanan siswa dalam memilih setting kelas, dan 5) tentukan wilayah (area) pribadi guru dan wilayah
kelas yang bisa digunakan siswa untuk berdiskusi dengan guru.
Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 10
References
Fisher, Jan & Joyce McLeod. 2003. The Key Elements of Classroom Management: Managing Time and
Space, Student Behaviour and Instructional Strategies. Alexandria: Association for
Supervision and Curriculum Development.
Gaddy, Barbara & Maria C. Foseid. 2005. A Handbook for Classroom Management That Works.
Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.
Dunbar, Christopher. 2004. Best Practices in Classroom Management. Michigan: Michigan
State University Press.
Smith, Colin & Robert Laslett. 2002. Effective Classroom Management: A Teacher’s Guide. London:
Taylor & Francis e-Library
Denton, Paul. Seating Arrangements for Better Classroom Management. Journal of Adventist Education,
p. 29.
Montello, Daniel R. 1988. Classroom Seating Location and Its Effect on Course Achievement,
Paticipation and Attitudes. Journal of Environmental Psychology, p. 149-157.
Tagliacollo, Victor Alberto et al. 2010. Association of Student Position in Classroom and School
Performance. International Research Journal, p. 198-201.
McCorskey, James C & Rod W. McVetta. 1978. Classroom Seating Arrangements: Instructional
Communication Theory Versus Student Preference. Journal of Communication Education, vol.
27.