10
PENGELOLAAN KELAS (Setting Up The Space for The Effective Classroom Management) oleh: Tila Gustia Yeni 16215/ 2010 Pendidikan Ekonomi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

PENGELOLAAN KELAS (Setting Up The Space for The Effective Classroom Management)

oleh:

Tila Gustia Yeni

16215/ 2010

Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 2

Setting Up The Space for The Effective Classroom Management

Ruang kelas adalah tempat yang sibuk dan kompleks. Kelas yang baik seyogyanya mampu

mengakomodasi banyak siswa dan kegiatan setiap harinya. Pengelolaan fisik kelas memiliki implikasi

yang signifikan terhadap disiplin dan pengelolaan kelas.

Dalam dua puluh tahun terakhir, banyak penelitian yang mengahasilkan beberapa prinsip yang

bisa membantu guru untuk membuat keputusan yang tepat mengenai pengelolaan kelas. Perilaku salah

tidak terjadi dalam ruang hampa. Keadaan atau peristiwa yang tidak berkaitan dengan instruksi

pembelajaran bisa membantu pembentukan perilaku siswa. Guru harus mengerti jenis kondisi yang

mempengaruhi proses instruksional jika mereka ingin mencegah timbulnya perilaku yang tidak tepat.

Pengorganisasian fisik kelas memberikan pengaruh kuat terhadap proses pembelajaran.

Pemakaian ruang fisik yang tepat dan benar bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap guru dan

sikap siswa. Sebuah kelas yang baik hendaknya menyajikan pengaturan (setting) menyenangkan,

memotivasi, tepat tujuan untuk proses pembelajaran yang efektif. Setting tersebut menentukan

keefektivitasan mengajar dan seharusnya mendukung peserta didik untuk bergerak di dalam kelas,

menyajikan dan mendistribusikan materi pembelajaran dan desk setting untuk praktek pembelajaran yang

efektif.

Karena guru biasanya tidak tahu siswa pada awal tahun, sulit untuk menetapkan kursi sebelum

beberapa minggu pertama sekolah, namun, penting untuk menempatkan furnitur dalam konfigurasi yang

tepat sesuai dengan gaya mengajar guru dan ruang yang tersedia dan mengakomodasi jenis instruksi dan

kegiatan yang paling sering dilakukan. (Joyce McLeod, 2003). Berikut ini beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan guru dalam mengatur ruangan kelas, yaitu:

Bersikaplah fleksibel sehingga siswa dapat dengan mudah dan cepat mengatur ulang perabotan

untuk menyesuaikannya dengan kegiatan khusus

Berikan ruang gerak yang cukup untuk siswa, penyimpanan, dan setup peralatan

Page 3: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 3

Setting ruangan kelas hendaknya dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran

Menyediakan ruang pribadi yang cukup untuk setiap siswa

Menurut Weinsten dalam The Key Elements of Classroom Management, guru sangat menyadari

bahwa banyak masalah yang akan timbul ketika terlalu banyak siswa ditempatkan di ruang yang terlalu

kecil. Penelitian yang dilakukan beberapa tahun yang lalu pada kepadatan kelas jelas menunjukkan bahwa

keramaian kelas mempengaruhi sikap dan perilaku siswa dengan meningkatnya ketidakpuasan, agresi dan

penurunan perhatian.

Namun, penekanan penelitian dalam beberapa tahun terakhir telah bergeser ke pengaruh ukuran

kelas terhadap prestasi belajar siswa, daripada pengaruh kepadatan kelas pada prestasi dan perilaku.

Penelitian ini telah menghasilkan temuan yang beragam, dengan tidak adanya jawaban definitif untuk efek

ukuran kelas yang kecil terhadap prestasi belajar dan perilaku siswa. Perhatian penelitian mungkin lebih

harus difokuskan pada isu kelas tentang kepadatan ruang untuk mengetahui pengaruh ruang yang tersedia

pada prestasi dan perilaku masing-masing siswa. Dalam pengaturan tradisional siswa dalam deretan meja

dan kursi, siswa di depan dan tengah lebih mungkin untuk berpartisipasi dan dipanggil oleh guru. Oleh

karena itu, pengaturan tempat duduk yang terencana dan penempatan siswa “who are in need of help”

dengan menempatkan mereka pada baris di depan dan pusat pengaturan tempat duduk ini mendorong

siswa untuk memperhatikan dan berpartisipasi (Edwards, 1993).

Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar

yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas dan isinya,

selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell yaitu:

1. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)

Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan

siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang

berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

2. Accesibility (mudah dicapai)

Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang

dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui

oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang

bekerja.

3. Fleksibilitas (keluwesan)

Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan

pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan

metode diskusi, dan kerja kelompok.

Page 4: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 4

4. Kenyamanan

Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.

5. Keindahan

Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif

bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap

dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok

dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam

belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk.

yaitu:

Ukuran bentuk kelas

Bentuk serta ukuran bangku dan meja

Jumlah siswa dalam kelas

Jumlah siswa dalam setiap kelompok

Jumlah kelompok dalam kelas

Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan

wanita).

Taking Inventory

Hal pertama yang penting untuk dilakukan guru dalam mengatur ruang kelas adalah

menyediakan sarana pembelajaran yang dibutuhkan selama pembelajaran berlangsung seperti jumlah meja

dan kursi yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah siswa dan alat-alat peraga yang berkaitan dengan mata

pelajaran yang diajarkan. Guru perlu mencatat jumlah peralatan yang tersedia dan kemudian

mencocokannya dengan kebutuhan pembelajaran. Sehingga nantinya tidak ada masalah yang timbul akibat

kekurangan furniture ataupun equipment pembelajaran.

The Seating Arrangement

Fred Jones, seorang ahli pengelolaan kelas, dalam Best Practices in Classroom Management

menyatakan bahwa; “A good classroom seating arrangement is the cheapest form of classroom

management. It’s discipline for free”. Banyak guru berpengalaman memandang pemberian ruang gerak

yang cukup untuk memfasilitasi disiplin dan instruksional siswa itu sangatlah penting. Mereka

berpendapat bahwa apabila siswa dibirakan untuk mengatur tempat duduknya sendiri, hal ini tidak akan

Page 5: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 5

mengakomodasi semua kepentingan siswa yang pada hakikatnya memliki daya tangkap berbeda. Berikut

ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan guru ketika mengatur tempat duduk siswa:

Siswa harus duduk di mana perhatian mereka diarahkan guru.

Daerah “traffic pattern” harus bebas dari kemacetan.

Siswa harus dapat dengan jelas melihat papan tulis, layar, dan guru.

Siswa harus duduk menghadap ke depan ruangan dan jauh dari jendela.

Pengaturan kelas harus fleksibel untuk mengakomodasi berbagai kegiatan mengajar.

Pertimbangan utama dalam mengatur tempat duduk siswa adalah area ruang pribadi masing-

masing siswa. Dimensi ruang, jumlah siswa, dan pekerjaan yang diperlukan dan area penyimpanan serta

waktu yang dihabiskan siswa duduk di kursi mereka dengan waktu yang mereka habiskan di berbagai

daerah kelas lainnya bisa menjadi pertimbangan yang dapat membantu guru untuk secara bijak mengatur

ruangan kelas agar mendukung pembelajaran yang efektif.

Dalam memilih desain penataan tempat duduk perlu memperhatikan jumlah siswa dalam satu

kelas yang kan disesuaikan pula dengan metode yang akan digunakan. Hal yang tidak boleh kita lupakan

bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode

pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu

siswa, baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena

guru perlu menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi para

siswa.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono melihat siswa sebagai individu dengan segala

perbedaan dan persamaannya yang pada intinya mencakup ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan

dimaksud adalah :

Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).

Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan

Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar

Persamaan dan perbedaan dalam bakat

Persamaan dan perbedaan dalam sikap

Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan

Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman

Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah

Persamaan dan perbedaan dalam minat

Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita

Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan

Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian

Page 6: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 6

Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan

Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.

Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, sangat berguna dalam membantu

usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan

siswa dan penataan tempat duduk dengan metode belajar kelompok guna menciptakan lingkungan belajar

aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat terlaksana.

Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangkan pula pada aspek biologis seperti, postur tubuh siswa,

dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau rendah. Dan bagaimana menempatkan

siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka

melamun, dan lain-lain. Berikut ini beberapa formasi tempat duduk yang bisa menjadi pilihan guru:

Formasi tradisional (konvensional), yaitu formasi yang biasa kita temui dalam kelas-kelas

tradisional yang memungkinkan para siswa duduk berpasangan dalam satu meja dengan dua

kursi.

Formasi auditorium. Formasi ini merupakan tawaran alternative dalam menyusun ruang kelas.

Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif,

namun hal ini dapat dicoba untuk mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan

ruang secara konvensional (tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan mudah

dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajran ala auditorium untuk

membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat guru.

Formasi cevron. Bentuk cevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha mengurangi jarak di

antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pandangan

yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas.

Formasi ini memberikan sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani

proses belajar¬-mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.

Formasi U. Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa,

sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran. Dalam hal ini guru adalah

orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara

langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.

Formasi meja pertemuan. Formasi meja pertemuan biasanya diseenggarakan di tempat-tempat

pertemuan dan seminar, baik di hotel maupun gedung pertemuan. Formasi ini dapat digunakan

dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok tersebut

mempunyai meja pertemuannya sendiri-sendiri.

Formasi konferensi. Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat

membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian membiarkan para

siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka. Denagn begitu akan didapatkan

sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa dibahas lagi

Page 7: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 7

pada pertemuan berikutnya. Untuk bisa membentuk formasi konverensi, meja yang harus

digunakan adalah meja panjang yang didekatkan satu per satu dalam bentuk memanjang, persegi

panajang.

Formasi pengelompokan terpisah (breakout groupings). Jika ruangan kelas memungkinkan atau

cukup besar, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat

melakukan aktifitas belajar yang dipecah menjadi beberapa tim. Guru dapat menempatkan

susunan pecahan, pecahan kelompok tersebut berjauhan, sehingga tidak saling mengganggu.

Tetapi, hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil yang terlalu jauh

dari ruang kelas supaya mudah diawasi.

Formasi tempat kerja. Formasi tempat kerja tepat jika dilakukan dalam lingkungan tipe

laboratorium, di mana setiap siswa duduk pada satu tempat untuk mengerjakan tugas, tepat

setelah didemonstrasikan.

Formulasi kelompok. Formasi kelompok untuk kelompok adalah formasi di mana terdapat

beberapa kelompok yang duduk dalam satu meja persegi berukuran besar (bisa juga dengan

membuat beberapa meja dijadikan satu menjadi meja besar), sehingga setiap kelompok duduk

saling berhadapan. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun

permainan peran, berdebat atau observasi pada aktivitas kelompok.

Formulasi lingkaran. Formasi lingkaran adalah formasi yang disusun melingkar tanpa

menggunakan meja dan kursi. Formasi ini digunakan untuk melakukan pembelajaran dalam satu

kelompok, dimana guru memiliki peran untuk membimbing dan mengarahkan jalannya

pembelajaran tersebut.

Formulasi peripheral. Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis, hendaknya

digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang siswa. Guru dapat menyuruh

siswa memutar kursi-kursinya secara melingkar ketika guru mengingkan diskusi kelompok.

Placing Teacher’s Desk

Hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan ketika menentukan letak meja guru yakni sebagai

berikut:

Menempatkan meja guru di belakang kelas tepat untuk student-centered environment dan

menyediakan ruang kerja untuk guru dan tetap memungkinkan guru untuk mengawasi siswa.

Siswa dapat berbicara dengan Anda tanpa diamati oleh siswa yang lain.

Menempatkan meja guru di depan kelas paling cocok untuk teacher-directed environment yang

memungkinkan guru untuk mampu melihat sebagian besar wilayah-ruang kelas dan memantau

siswa di tempat duduk meraka. Ini juga memungkinkan komunikasi yang efektif dengan

masing-masing siswa.

Page 8: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 8

Menempatkan meja guru di tengah pengaturan tempat duduk siswa mendorong teacher-

facilitated environment yang efektif. Siswa memiliki akses mudah ke meja guru, tapi tidak

memungkinkan siswa untuk secara pribadi berdiskusi dengan guru.

Menempatkan meja guru ke sisi kelas menyiratkan bahwa meja guru adalah ruang kerja

pribadinya. Hal ini memungkinkan terjadinya diskusi personal antara guru dengan siswa.

Penempatan meja guru juga tergantung pada mata pelajaran yang diajarkan, usia siswa, dan

ruang yang tersedia. Dalam ruang kelas sekolah menengah dan tinggi, guru dapat menempatkan meja

mereka di samping di bagian depan ruangan. Meja ini dapat dikelompokkan dengan lemari arsip dan

lemari penyimpanan untuk menyediakan akses mudah ke alat-alat pembelajaran dari daerah mengajar di

area depan kelas dan kemampuan untuk memantau siswa bekerja secara independen.

Dalam kelas dasar, guru memutuskan tentang penempatan meja mereka didasarkan pada filosofi

pribadi pengajaran mereka dan pengaturan tempat duduk kelas. Guru umumnya menempatkan meja

mereka di tempat yang out-of-the-way sehingga mereka memiliki ruang maksimum bagi siswa untuk

duduk di lantai dalam lingkaran besar. Setelah guru mengatur tempat duduk siswa dan menentukan

mejanya, duduk di meja masing-masing untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki jalur baik dari

pandangan ke papan tulis, bagian depan ruangan, atau area penting lainnya. Selain penempatan meja guru,

ada hal lain yang lebih penting, yakni bagaimana meja guru rapi terlihat- bukan hanya pada hari pertama

sekolah, tetapi setiap hari.

Sebuah meja tersusun rapi dengan obyek menarik, seperti tanaman, tempat pensil, atau foto

keluarga, mengirimkan pesan yang jelas kepada siswa bahwa guru menghargai kerapian dan ketertiban

dan bahwa guru bersedia untuk berbagi beberapa aspek pribadi kehidupannya. Sebuah meja yang

berantakan dengan buku-buku, kertas, dan lain "hal" yang menumpuk tinggi mengirim pesan yang jelas

bahwa guru tidak mampu mengorganisir sesuatu dengan baik dan tentunya tidak dapat dipercayai untuk

menilai kerapian siswa.

Small Group Meeting Area

Dalam ruang kelas sekolah menengah dan tinggi, siswa bekerja secara independen dalam

pengaturan kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek-proyek dan presentasi. Kunci untuk kerja

kelompok yang sukses adalah untuk memberikan:

Fokus instruksi tentang cara bekerja dengan sebuah kelompok kecil.

Arah yang jelas untuk tugas atau proyek.

Matri belajar yang “accessable”.

Tenggang waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.

Informasi tentang format penilaian tugas atau proyek

Page 9: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 9

Dalam kelas sekolah dasar, guru bertemu dengan kelompok-kelompok kecil untuk instruksi

langsung, khususnya dalam membaca. Guru dapat menggunakan kombinasi dari pertemuan kelompok

kecil untuk dipandu membaca dan berdiskusi dengan pekerjaan independen atau pusat kerja terjadi secara

bersamaan, sehingga daerah kelompok harus terletak jauh dari pusat-pusat pembelajaran dan bunga dan

area tempat duduk. Namun, guru harus berhadapan langsung ke seluruh area ruangan dari kelompok kecil

ruang pertemuan.

Guru SD bergerak perlahan menuju kelompok kecil independen berdasarkan karakteristik

perkembangan siswa. Siswa tetap berada di area tempat duduk, dan guru mengarahkan kegiatan dari depan

ruangan. Dalam tahun kemudian, kerja kelompok kecil bergerak ke arah yang memberikan tanggung

jawab lebih kepada siswa untuk bekerja dengan teman sekelas tanpa intervensi langsung dari guru. Hal ini

membutuhkan keterampilan mengajar yang sesuai untuk bekerja dalam kelompok serta bagaimana untuk

mengatur ulang kelas dengan memutar meja bersama-sama atau pengelompokan meja dan kursi.

Summary

Penataan kelas yang baik memberikan dampak positif terhadap lingkungan belajar. Pengaturan

tempat duduk yang tepat sehendaknya mampu mengakomodasi semua kepentingan siswa baik siswa

dengan karakteristik, sikap, kepribadian dan latar belakang yang berbeda. Sebelum memilih pengaturan

ruang kelas yang tepat untuk proses pembeljaran, hal-hal berikut penting untuk dipertimbangkan oleh

guru, yakni: 1) sesuaikan dengan kurikulum sekolah, 2) tentukan formasi ruangan belajar yang tepat, 3)

tentukan jenis visual displays yang paling baik mendukung program pembelajaran, 4) utamakan

kenyamanan siswa dalam memilih setting kelas, dan 5) tentukan wilayah (area) pribadi guru dan wilayah

kelas yang bisa digunakan siswa untuk berdiskusi dengan guru.

Page 10: Setting Up the Space for the Effective Classroom Management

Tila Gustia Yeni | Setting Up The Space for The Effective Classroom Management 10

References

Fisher, Jan & Joyce McLeod. 2003. The Key Elements of Classroom Management: Managing Time and

Space, Student Behaviour and Instructional Strategies. Alexandria: Association for

Supervision and Curriculum Development.

Gaddy, Barbara & Maria C. Foseid. 2005. A Handbook for Classroom Management That Works.

Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Dunbar, Christopher. 2004. Best Practices in Classroom Management. Michigan: Michigan

State University Press.

Smith, Colin & Robert Laslett. 2002. Effective Classroom Management: A Teacher’s Guide. London:

Taylor & Francis e-Library

Denton, Paul. Seating Arrangements for Better Classroom Management. Journal of Adventist Education,

p. 29.

Montello, Daniel R. 1988. Classroom Seating Location and Its Effect on Course Achievement,

Paticipation and Attitudes. Journal of Environmental Psychology, p. 149-157.

Tagliacollo, Victor Alberto et al. 2010. Association of Student Position in Classroom and School

Performance. International Research Journal, p. 198-201.

McCorskey, James C & Rod W. McVetta. 1978. Classroom Seating Arrangements: Instructional

Communication Theory Versus Student Preference. Journal of Communication Education, vol.

27.