singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    1/20

     

    BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1. Kerangka Konsep

    Pada penelitian ini kerangka konsep tentang hubungan hipertensi sebagai

    faktor resiko kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK).

    Variable Independen Variable Dependen

    3.2. Hipotesis

    Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab

    terjadinya penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Pusat Haji Adam

    Malik (RSUPHAM) Medan.

    3.3. Definisi Operasional 

    - Tekanan darah

    HIPERTENSI

    sistole

    -Tekanan darah

    diastole

    Penyakit

    Jantung

    Koroner

    (PJK)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    2/20

    Hipertensi didefinisikan dengan tekanan sistoliknya 140 mmHg atau

    lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang  memakai

    obat anti hipertensi (American Heart Association. 2007). Cara

    mendapatkan tekanan darah pasien adalah dengan melihat pada rekam

    medis jika pasien tersebut mempunyai riwayat hipertensi, yang dimana

    akan tercatat pada di rekam medis, dan berdasarkan rekam medis akan

    ditentukan jika pasien termasuk dalam kelompok hipertensi atau tidak,

     berdasarkan kriteria The seventh report of the joint National on Prevention,

    detection, evaluation, and treatment of high blood pressure.

    Penyakit jantung koroner (coronary heart disease/ CHD) sering

    disebut dengan penyakit arteri koroner. Arteri koroner adalah pembuluh

    darah yang membawa darah ke otot jantung. Arteri adalah seperti pipa-pipa

    sempit. Unsur lemak yang disebut plak dapat terbentuk di dalam arteri,

    menutup dan membuat aliran darah dan oksigen yang dibawanya menjadi

    kurang untuk disuplai ke otot jantung.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    3/20

     

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian Analitik yang akan melihat hubungan

    Hipertensi sebagai faktor resiko kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK)

    di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan.

    Desain yang akan digunakan adalah secara cross sectional study. Ini

    dilakukan dengan mengambil rekam medis penderita rawat jalan ke

     poliklinik di department Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

    Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

    4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

    (RSUPHAM) Medan. Penelitian ini dijangka dilakukan pada bulan Juli

    sehingga Augustus 2010.

    4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 

    a.  Populasi target : Seluruh penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) tahun

    2010.

     b.  Populasi terjangkau : Seluruh penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) di

    Medan tahun 2010.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    4/20

    c.  Subjek yang diteliti : Seluruh penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) di

    Medan yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

    (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

    d.  Cara memilih responden : Responden dipilih secara sistematik random 

    sampling, yaitu responden dipilih secara random berdasarkan nomor urut.

    e.  Besar sampel : Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk

    estimasi proporsi suatu populasi dihitung dengan rumus :

     N =

    d 2 

    ( Zα)2 pq

    keterangan rumus :

     N = Jumlah/ besar sampel

    a = Tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang

    digunakan ialah a = 0,05, sehingga Za yaitu kesalahan tipe I penelitian ini

    sebesar 1,96.

    P = Proporsi keadaan yang akan dicari 0,5 .

    q = 1-p = 0,5 .

    d = Tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini,

    ditetapkan d = 0,15 .

    Angka-angka di atas dimasukkan kembali ke rumus besar sampel :

     N =

    (0,15)2 

    ( 1,96)2(0,5)(0,5)

    = 50 orang

    4.4. Metode Pengumpulan Data 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    5/20

    Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional yang bersifat retrospektif

    di mana data diambil dari rekam medis pasien rawat jalan di poliklinik

    Kardiologi, yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

    Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

    4.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

    Kriteria inklusi

    I.  Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang datang ke Rumah

    Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun

    2010.

    kriteria ekslusi

    I.  Responden yang menderita penyakit jantung bawaan seperti defek

    septum atrial, defek septum ventrikel, tetralogy of fallot , penyakit

    kongenital lain, dan selain penderita penyakit jantung koroner.

    4.6. Metode dan Analisa Data 

    Data yang diperoleh melalui penelitian ini akan dideskripsikan dan

    dianalisis pengambilan data secara retrospektif dianalisa pada tabel distribusi

    frekuensi. Studi deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melakukan

    deksripsi mengenai fenomena yang ditemukan baik yang berupa faktor risiko

    maupun efek atau hasil. Data hasil penelitian menganalisis mengapa

    fenomena itu dapat terjadi, karena pada studi ini terdapat hipotesis.

    Konsekuensinya dalam penelitian ini perlukan uji statistika seperti uji x2

    atau

    uji t maupun perhitungan risiko relatif, rasio odds dan sejenisnya.Pada proses

     pemasukan data dan pengolahan data menggunakan SPSS for windows 17.0

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    6/20

    BAB 5

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 HASIL PENELITIAN

    5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

    Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan merupakan

    rumah sakit kelas A pada tahun 1990 sesuai dengan Menkes No.

    335/Menkes/SK/VII/1990. Pada tahun 1991 pula ia dijadikan sebagai rumah

    sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, dan

    RSUP H Adam Malik Medan juga sebagai Pusat Rujukan Wilayah Pembangunan

    A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

    Barat, dan Riau. RSUP H Adam Malik mulai beroperasi sejak tanggal 17 Juni

    1991 dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru

    dimulai tanggal 2 Mei 1992.

    Sesuai dengan komitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang

    moderen, lengkap, dan bermutu, sebagai rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan

    RSUPH Adam Malik memiliki berbagai pelayanan kesehatan dengan tujuan untuk

    memberika diagnose, perawatan, dan konsultasi atas berbagai jenis masalah medis.

    Dalam kaitannya untuk memberikan pelayanan dalam hal pencegahan dan

     penyuluhan pada masyarakat, rumah sakit juga memberikan konsultasi atas berbagai

     jenis penyakit dan informasi untuk tujuan pendidikan masyarakat dan

     pengembangannya

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    7/20

    5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

    Seramai 50 orang responden telah diambil datanya dengan membuka rekam

    medis mereka yaitu terdiri daripada 29 orang penderita Penyakit Jantung Koroner dan

    selebih seramai 21 orang adalah penyakit jantung lainnya.

    5.1.2.1 Jenis Kelamin

    Carta Pai 5.1: Jenis Kelamin Responden

    laki, 70%

    perempuan,30%

     

    Berdasarkan hasil penelitian , jenis kelamin responden yang terlihat pada

    carta pai 5.1 menunjukkan bahawa laki-laki seramai 35 orang yaitu 70% daripada

    keseluruhan responden. Sementara perempuan seramai 15 orang yaitu 30%

    daripada keseluruhan responden.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    8/20

    Carta Bar 5.2: Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Penyakit.

    22%

    13%

    7%   8%

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    PJK Non PJK

     

    Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada carta bar 5.2, jenis

    kelamin responden laki-laki adalah seramai 35 orang (70%) yang terdiri daripada

    22 orang pasien PJK dan 13 orang Non PJK. Sementara jenis kelamin responden

     perempuan adalah seramai 15 orang (30%) yang terdiri daripada 7 pasien PJK

    dan 8 pasien Non PJK.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    9/20

    5.1.2.2 Umur

    Carta Bar 5.3: kelompok umur responden

    34%32%

    22%

    10%

    2%

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

    kel umur

     

    Berdasarkan hasil penelitian pada table 5.3 kelompok umur responden

    yang tertinggi adalah 41-50 tahun sebanyak 17 oraang (34%). Selain itu,

    kelompok umur yang paling rendah adalah 81-90 tahun sebanyak 1 orang (2%).

    Manakala kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 16 orang yaitu 32%, kelompok

    umur 61-70 tahun sebanyak 11 orang yaitu 22%, dan kelompok umur 71-80

    tahun sebanyak 5 orang yaitu 10%.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    10/20

    Carta Bar 5.4: kelompok umur responden berdasarkan penyakit

    31

    38.1

    34.5

    28.6

    24.1

    19

    10.39.5

    0

    4.8

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

    PJK

    Non PJK

     

    Berdasarkan hasil penelitian pada table 5.4. kelompok umur yang

    menderita PJK yang tertinggi adalah pada umur 51-60 tahun sebanyak 10 orang

    (62.5 %), manakala pada kelompok umur 41-50 tahun adalah sebanyak 9 orang

    (52,9 %), dan kelompok umur 61-70 tahun adalah 7 orang (63,6%). Daripada

    data tersebut tidak dijumpai pasien PJK pada kelompok umur 81-90 tahun.

    Sementara pasien Non PJK yang tertinggi pada kelompok umur 41-50 sebanyak

    8 orang (47,1%), manakala pada kelompok umur 51-60 tahun sebanyak 6 orang

    (37,5%), kelompok umur 61-70 tahun sebanyak 4 orang (36,4%), dan yang

    terendah adalah pada kelompok umur 81-90 tahun sebanyak 1 orang (100%).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    11/20

    5.1.2.3 Tekanan Darah

    Carta Pai 5.5: kelompok tekanan darah responden

    PreHtn

    10%

    HTN II

    18%

    HTN I

    48%

    normal

    24%

     

    Berdasarkan hasil penelitian, kelompok tekanan darah responden yang

    terlihat pada catra pai 5.5 menunjukkan bahawa kelompok tekanan darah yang

    tinggi adalah Hipertensi tingkat I 26 orang yaitu 52%, manakala yang terendah

    adalah tekanan darah yang Normal 5 orang yaitu 10%. Bagi kelompok tekanan

    darah Prehipertensi sebanyak 9 orang terdiri dari 18 %, dan Hipertensi tingkat II

    sebanyak 10 orang yaitu 20%.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    12/20

    Carta Bar 5.6: Status Tekanan darah berdasarkan Jenis kelamin responden.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

     Normal PreHtn Htn I Htn II

    laki-laki wanita

     

    Berdasarkan hasil penelitian status tekanan darah berdasarkan jenis

    kelamin responden yang terlihat pada carta bar 5.6 menunjukkan bahawa laki-

    laki mempunyai Hipertensi tingkat I sebanyak 17 orang yaitu 48.6%, manakala

     bagi kelompok perempuan paling tinggi pada tingkat Hipertensi I sebanyak 7

    orang yaitu 46.7%. Jumlah laki-laki yang mempunyai tekanan darah yang normal

    adalah 6 orang (17.1%), dan perempuan adalah sebanyak 6 orang (40%).Manakala yang terendah bagi kelompok laki-laki adalah tingkat Prehipertensi

    sebanyak 4 orang yaitu 11.4% dan perempuan masing-masing pada tingkat

    Prehipertensi dan Hipertensi II yaitu sebanyak 1 orang yaitu 6.7%.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    13/20

    Carta Bar 5.7: Kelompok Tekanan Darah diastolik berdasarkan Penyakit PJK

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

     Normal PreHTN HTN I HTN II

    PJK 

     Non PJK 

     

    Berdasarkan carta 5.7, kelompok tekanan darah diastolik responden

     berdasarkan status penyakit PJK didapati bahwa responden PJK mempunyai tekanan

    darah diastolik yang normal adalah sebanyak 48%, manakala respnden Non PJK

    yang mempunyai tekanan diastolik yang tertinggi adalah pada batas normal sebanyak

    76.2%. Pada responden PJK, sebanyak 10,3% sahaja yang merupakan

    Perhipertensi,dan masing hipertensi derajat I dan derajat II merupakan 20.7%. Pada

    responden Non PJK kelompok Prehipertensi adalah sebanyak 4,8%, kelompok

    hipertensi derajat I sebanyak 19%, dan Hipertensi derajat II tidak dijumpai.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    14/20

    Table 5.8: kelompok tekanan darah responden berdasarkan penyakit

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

     Normal PreHTN HTN I HTN II

    PJK 

     Non PJK 

     

    Hasil penelitian yang terlihat pada carta 5.6 menunjukkan bahawa status

    tekanan darah yang tertinggi adalah pada kelompok Hipertensi tingkat I sebanyak

    24 orang (48%) yang terdiri 17 pasien PJK dan 7 orang pasien Non PJK.

    Manakala kelompok yang terendah adalah pada kelompok Prehipertensi yaitu 5

    orang (10%) yang terdiri daripada 3 pasien PJK dan 2 pasien Non PJK . Bagi

    kelompok tekanan darah Normal terdapat 12 orang (24%) yang terdiri daripada 1

     pasien PJK dan 11 pasien Non PJK, manakala kelompok Hipertensi tingkat II

    terdiri dari 9 orang(18%) yaitu 8 pasien PJK dan 1 Non PJK

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    15/20

    5.1.2.4 Penyakit dan Hipertensi

    Carta Bar 5.9: Status tekanan darah Diastolik responden berdasarkan Penyakit

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    HTN Non HTN

    PJK 

     Non PJK 

     Berdasarkan carta bar 5.9 status tekanan darah diastolik responden

     berdasarkan status penyakit. Dijumpai bahawa responden yang mempunyai PJK

    yang mempunyai hipertensi diastolik adalah sebanyak 15 responden yaitu 51,7%.

    Manakala responden PJK yang mempunyai tekanan diastolik normal sebanyak

    14 responden yaitu 48,3%. Bagi responden non PJK yang mempunya hipertensi

    diastolic adalah sebanyak 23,8% dan tekanan diastolik normal sebanyak 76,2%.

    Berdasarkan analisa Chi Kuadrat didapati bahawa nilai p adalah 0,047, maka

    dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi diastolik antara

     penderita PJK dan Non PJK atau terdapat hubungan yang signifikan antara

    hipertensi diastolik dan kejadian PJK. Kemudian dari hasil analisa diperoleh

    Resiko Relatif 3,43, dimana artinya penderita hipertensi diastolik mempunyai

    resiko 3,4 kali terkena PJK dibanding dengan penderita Non PJK.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    16/20

    Tabel 6.0: Penyakit Responden berdasarkan kelompok Hipertensi.

    96.6

    46.7

    3.4

    52.4

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Hipertensi Non HTN

    PJK 

     Non PJK 

     Berdasarkan hasil penelitian pada carta bar 5.8, hasil analisis hubungan

    hipertensi dan kejadian PJK diperoleh bahawa ada sebanyak 28 (96.6%)

     penderita PJK mengalami hipertensi, sedangkan diantara penderita Non PJK ada

    10 (47.6%) yang hipertensi. Hasil uji statistic Chi kuadrat didapati nilai p=

    0.0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi

    antara penderita PJK dan Non PJK atau terdapat hubungan yang signifikan antara

    hipertensi dan kejadian PJK. Kemudian dari hasil analisa diperoleh Resiko

    Relatif = 30.8, dimana artinya penderita hipertensi mempunyai resiko 30.8 kali

    terkena PJK dibanding dengan penderita Non PJK.

    5.2 Pembahasan

    Di dalam pembahasan ini akan difokuskan hal-hal yang berkaitan dengan

    tujuan penelitian yaitu untuk melihat hubungan hipertensi dan kejadian penyakit

     jantung koroner (PJK) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    17/20

    Berdasarkan hasil penelitian, dilihat terdapat hubungan antara hipertensi dan

     penyakit jantung koroner yaitu hipertensi sebagai salah satu faktor resiko kejadian

    Penyakit Jantung Koroner.

    Penelitian Howard. B.V.  dkk (2009) merumuskan dari penelitianya bahawa

    kejadian PJK pada laki-laki (12,6%) lebih tinggi daripada wanita (5,3%), yaitu

     prevalensi ratio 2.4, (CI 1.3-4.4), dimana ini tidak sejalan dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Arsad.H dan Ali.R (2006) menunjukan perempuan (34,5%) lebih

     banyak menderita penyakit jantung koroner dari pada laki –laki (30,1), meskipun

     persentase penyakit janutung koroner pada kedua jenis kelamin tersebut hampir

    sama. Sedangkan hasil yang diperolehi dari penelitian ini, didapati bahawa terdapat

    29 orang yang menderita PJK yaitu 75,9% daripadanya adalah laki-laki dan 24,1%

    adalah perempuan.

    Menurut Sven O.E. Ebbesson dkk (2004) dalam penelitiannya, kejadian PJK

    meningkat mengikut peningkatan usia, dimana ditemukan bahawa responden dengan

    umur ≥ 55 tahun resiko PJK menigkat, dan penelitian yang dilakukan oleh Arsad.H

    dan Ali.R (2006) menunjukan bahawa prevalensi penyakit jantung koroner semakin

    meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Manakala dalam penelitian

    ini jumlah penderita PJK yang tertinggi berada dalam kelompok umur 51-60 tahun

    yaitu 34,5%, dan jumlah responden yang umur ≥ 55 tahun adalah 69%.

    Menurut Arsad.H dan Ali.R (2006) dari hasil penelitiannya, mendapati

    terdapat hubungan antara hipertensi dan kejadian PJK yaitu melalui data yang

    mencakup analisis univariat, bivariat dengan uji Chi kuadrat (p < 0.05). Penelitian

    yang djalankan oleh Fazidah A. Siregar et al, (2005) melalui analisis regresi logistic

     bivariat juga didapatkan ada hubungan antara penderita hipertensi dengan kejadian

    PJK dengan tingkat kemaknaan p = 0,0005. Sedangkan pada hasil penelitian ini

    didapatkan uji Chi Kuadrat pada baris pearson Chi kuadrat menunjukkan nilai p

    adalah 0.0000 (0.0001) yang menyatakan terdapat hubungan apabila p

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    18/20

    Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75

    tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya PJK,

    Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami PJK

    mortalitasnya 3 kali lebih besar daripada penderita yang normotensi dengan PJK.

    Seterusnya menurut Fazidah A. Siregar et al, (2005) risiko terkena PJK pada

    yang menderita hipertensi 10,3 kali dibanding dengan yang tidak menderita

    hipertensi. Selain itu Erawan dan Yohanes (1997) mendapatkan risiko terkena PJK

     pada yang menderita hipertensi sebesar 2,98 kali dalam penelitiannya. Pada hasil

     penelitian ini odds ratio didapati adalah sebesar 30,8 dengan 95% CI: 3.514-269.949.

    Ini berarti penderita PJK mempunyai 30,8 kali resiko untuk mempunyai hipertensi

     berbanding dengan penderita tidak hipertensi.

    Hasil penelitian Framingham juga mendapatkan hubungan antara PJK dan

    tekanan darah diastolik. Kejadian PJK 2 kali 1ebih besar pada kelompok tekanan

    darah diastolik 90-100 mmHg dibandingkan tekanan darah diastolik 85 mmHg,

    sedangkan pada tekanan darah diastolic 105 mmHg 4 kali lebih besar dan Penelitian

    Stewart 1979 & 1982 juga memperkuat hubungan antara kenaikan tekanan darah

    diastolik dengan risiko mendapat PJK. Pada hasil penelitian ini didapati terdapat

    hubngan antara hipertesi diastolik dan kejadian penyakit jantung koroner, resiko

    untuk terjadi PJK adalah 3,4 kali jika mempunyai hipertensi sistolik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    19/20

    BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil yang diperolehi dapat disimpulkan bahawa terdapat

    hubungan hipertensi dan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum

    Pusat haji Adam Malik Medan. Ini dapat dilihat menerusi analisa Chi Kuadrat yang

    menunjukkan nilai p = 0.0001. ini menunjukkan bahawa terdapat hubungan antara

    kedua variable yang diteliti. Daripada data yang diperolehi didapati :

    6.2 Saran

    1.  Pasien dengan hipertensi yang khususnya disertai dengan diabetes mellitus,

    obesitas, dan dislipidemia sebaiknya dianjurkan untuk segara melakukan

    upaya pencegahan dengan menurunkan tekanan darahnya ke kadar yang

    optimum atas ke batas yang selamat dengan melakukan upaya pengkontrolan

    diet dan melakukan aktifitas fisik teratur supaya mengurangi resiko penyakit

     jantung koroner.

    2.  Penderita hipertensi perlunya pemeriksaan tekanan darah, pengobatan secara

    rutin, dan menjalani pola hidup yang sehat, seperti menghindari pola asupan

    garam yang tinggi, menghentikan kebiasaan merokok, serta menghindari

    stress untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

    3.  Pada golongan yang resiko tinggi harus melakukan pemeriksaan darah rutin,

     pemeriksaan panel lipid ( kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL), dan

    kadar glukosa darah secara rutin agar dapat mengetahui faktor yang mana

    yang berada di luar kontrol, dan upaya pengkontrolan dapat dilakukan segera.

    4.  Para pemberi layanan kesehatan haruslah dapat memberikan penyuluhan

    secara optimal kepada penderita Penyakit jantung koroner maupun kepada

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/17/2019 singh _hubungan hipertensi dan pjk.pdf

    20/20

    orang yang tidak menderita Penyakit Jantung koroner agar dapat menurunkan

    angka kesakitan.

    5.  Selain itu, masyarakat harus sadar mengenai bahayanya Penyakit Jantung

    Koroner dan mengenal faktor resikonya supaya upaya pencegahan dapat

    dilakukan di tahap awal.