Upload
bimaldy-purwa-karunia
View
11
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FUS
Citation preview
SINOPSIS TUTORIAL
Blok : 18 “Hewan Kesayangan I” UP : 4 “Kucingku Sulit Kencing”
Nama : Ariesta Indriani P. No. Mhs. : 6027
Learning Objectives:
1. Mengetahui tentang FUS (Feline Urologic Syndrome).
a. Etiologi
b. Patogenesis
c. Gejala Klinis
d. Diagnosis
e. Terapi dan Pencegahan
Ringkasan Belajar:
Mengetahui tentang FUS (Feline Urologic Syndrome)
Feline Urologic Syndrome (FUS) atau Feline Lower Urinary Tract Disease, or FLUTD adalah suatu
kondisi dimana terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti vesica
urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan urinasi. Kondisi ini sering
terjadi pada kucing muda, bisa jantan ataupun betina, namun lebih sering terjadi pada kucing jantan
(Anonim1, 2006).
A. ETIOLOGI
Beberapa factor berkontribusi untuk penyakit ini termasuk infeksi bacterial dan viral, trauma, adanya kristal
di urine, batu di vesica urine, tumor pada saluran urinaria, dan abnormiltas congenital. Factor yang
berkontribusi terhadap perkembangan FUS antara lain:
a. FULTD dapat disebabkan uretra yang tersumbat oleh semacam pasta, komposisi material batu atau pasir
dan kristal struvite (magnesium ammonium fosfat), yang berhubungan dengan jumlah garam. Meskipun
Kristal struvit merupakan penyebab utama sumbatan, namun jenis Kristal lain dapat ditemui. Beberapa
sumbatan menyebabkan terbentuknya mucus, darah, dan sel darah putih.
b. FLUTD dapat dihubungkan dengan kristal-uroith atau batu yang ditemukan di saluran urinaria. Tipe
urolith ervariasi, tergantung dari diet dan factor pH urine. Dua tipe yang sangat sering ditemukan adalah
struvite (magnesium fosfat) dan kalsium oksalat. Factor yang mempengaruhi pembentukan urolit pada
kucing termasuk infeksi bakteri yang bersamaan; jarang uric,nasi akibat litter box yang kotor; kurangnya
aktifitas fisik; dan kurang minum atau kualitas minum yang buruk atau tidak tersedianya air, dan bias
juga karena selalu diberi pakan kering (dryfood).
c. Urine kucing normalnya sedikit asam. Factor yang menyebabkan urin alkalis yaitu jenis pakan, adanya
bakteri di saluran urinaria. Urin yang bersifat asam memiliki property antibacterial. Namun ada beberpa
kasus dumana FUS memiliki urine yang asam. Kucing tersebut mungkin menderita akibat yrolith
kalsium oksalat. Jika urolith terjadi di urethra, maka obstruksi dapat mengancam kehidupan karena
sangat sulit disembuhkan.
d. Cystitis bacterial dan urethritis (radang pada urethra) juga dapat menjadi penyebab dasar FUS. Cystitis
bacterial mungkin dapat menjadi penyebab yang penting dari serangan yang berulang. Infeksi bakteri
tersebut memiliki potensi untuk peningkatan infeksi dengan sumbatan. Infeksi berulang dapat
menyebabkan resistensi antibiotik.
e. Intake diet dan air minum. Kucing yang memakan pakan kering akan mendapat sedikit air dari pakan
ereka, selain itu didukung pula dengan kurangnya minum. Pakan kering akan menyebabkan urin lebih
terkonsentrasi dan jumlah sedimen yang lebih besar.
(Carlson, 2008)
Faktor predisposisi pembentuk urolit traktus urinarius
1. pH urin
pH urin berperan sangat penting dalam pembentukan kalkuli, beberapa garam (oksalat), dan asam
urat lebih mudah mengendap pada pH asam. Struvit dan karbonat lebih mudah mengendap pada pH alkalin.
2. Infeksi bakteri
Koloni bakteri, pengelupasan epitel, atau leukosit dapat berperan penting sebagai nidus untuk
pengendapan unsur mineral urolit. Urolit yang unsur penyusunnya terdiri dari magnesium ammonium fosfat
terbentuk karena adanya infeksi bakteri penghasil urease atau pemecah urea (proteus dan beberapa
staphilococci) yang mengkonversi urea menjadi amoniak .infeksi dalam traktus urinarius merupakan faktor
terbesar penyebab terbentuknya urolit struvit. Jenis urolit lain kadang-kadang juga dapat ditemui pada
traktus yang terinfeksi, namun terbentuknya urolit non struvit tersebut tidak disebabkan oleh adanya infeksi
tetapi justru infeksi disebabkan adanya urolit dalam traktus urinarius.
3. Diet
Diet yang mengandung protein tinggi membantu pembentukan urolit struvit karena konsumsi
protein tinggi dapat meningkatkan konsentrasi urea dan NH4 dalam urin. Diet yang mengandung oksalat,
defisiensi vitamin A (karena menyebabkan perubahan metaplastik epitel transisional), dan dehidrasi (akibat
pemasukan air yang terbatas sehingga memberi kesempatan unsur mineral tetap berada dalam urin yang
konsentrasinya sangat jenuh) adalah faktor yang dapat menyebabkan urolitiasis. Konsentrasi urin yang
sangat jenuh tersebut umumnya disebabkan bekurangnya jumlah air yang diminum (kurang minum).
Memperbanyak minum air (meskipun air yang diminum mengandung fosfat, karbonat, silicate, kalsium, dan
magnesium dalam jumlah tinggi) umunya hanya sedikit berpengaruh atau bahkan tidak berpengaruh
terhadap urolitiasis.Hal ini disebakan karena kandungan mineral dalam air minum lebih sedikit dibanding
dengan jumlah mineral yang berasal dari pakan.Di samping itu dengan memperbanyak minum juga dapat
menurunkan konsentrasi urin dan meningkatkan volume urin.Hal yang demikian tidak terjadi jika mineral
yang menjadi unsur pembentuk urolit dikonsumsi dalam bentuk makanan.Mineral dalam pakan dapat
menjadi faktor penyebab urolitiasis pada domba yang diberi paka fosfat tinggi, atau mengandung okasalat.
4. Herediter
Urolit kebanyakan ditemukan pada Kucing Persian.
5. Urin stasis
Merupakan faktor predisposisi pembentukan urolit tanpa memperhatikan macam mineral. Turunnya
frekuensi urinasi dan meningkatnya kadar unsur pembentuk urolit dalam urin dapat menyebabkan
konsentrasi urin menjadi sangat jenuh. Urin yang sangat jenuh dapat menjadi predisposisi presipitasi unsur
mineral pada hewan.
6. Breed predileksi
7. Sex predileksi
Lebih sering terjadi pada hewan jantan karena diameter uretra nya lebih sempit dan lebih panjang.
8. Umur predileksi
9. Tempat predileksi
(Nelson et.al., 2003)
B. PATOGENESIS
Sel hidup (Living cells) memproduksi produk yang harus dibuang seperti nitrogen dan kreatinin,
yang dibuang ke aliran darah lalu dibawa ke ginjal kemudian difiltrasi seperti halnya garam dan mineral.
Materi yang telah difilter kemudian dibawa ke vesica urinaria.
Pakan kering, dengan air minum yang kurang, dapat menyebabkan pH urine lebih tinggi atau lebih rendah
daripada biasanya. Pada kondisi tersebut, kristal dapat terbentuk, yang kemudian dapat menyumbat urethra,
dan menghambat urinasi. Karena ginjal memompa zat tersebut ke vesica urinaria, maka vesica urinaria akan
terisi. Normalnya, kucing urinasi beberapa hari sekali. Vesica urinaria yang bersifat elastic dapat
menampung urine dengan volume yang lebih. Setelah 24-36 jam, vesica urinaria akan terisi dengan
sempurna. Pada saat itulah, toksin mulai menggangu filtrasi ginjal. Pada saat ginjal berhenti memfilter
darah, toksin akan memenuhi aliran darah (Anonim2, 2007).
Patogenesis Pembentukan Urolith dan Pertumbuhannya
4 faktor utama dalam pembentukan urolit adalah kejenuhan/supersaturasi, kristalisasi/nukleasi,
berkurangnya factor penghambat, kelainan anatomi organ uropoetica.
Pembentukan urolit meliputi fase awal pembentukan dan fase pertumbuhan. Fase awal pembentukan urolit
dimulai dari terbentuknya nidus kristal (embrio kristal). Pembentukan nidus kristal tersebut tergantung pada
pusat nukleasi atau matriks (meskipun substansi matriks protein nonkristal juga berperan sebagai nukleasi)
dan supersaturasi urin oleh kristal kalkulogenik. Sedangkan derajat supersaturasi urin dipengaruhi oleh
banyaknya kristal yang diekskresikan ginjal dan volume urin. Fase pertumbuhan nidus kristal tergantung
pada :
1. Kemampuan untuk tetap bertahan dalam lumen traktus ekskretorius sistem urinarius.
2. Derajat dan durasi superstaurasi urin yang mengandung kristal baik yang identik atau berbeda
dengan kristal yang ada di dalam nidus.
3. Sifat fisik nidus kristal. Ika suatu kristal mempunyai sifat yang cocok dengan kristal lain, maka
beberapa kristal dapat saling menggabungkan diri dan tumbuh pada permukaan nidus atau kristal lain.
(Nelson et.al., 2003).
a. Struvite crystals terbentuk dari magnesium, ammonium, dan phospat. Kristal ini terbentuk dalam
suasana urin yang alkalis. Beberapa factor yang mempengaruhi timbulnya Kristal struvit adalah pH
urin, dan konsumsi air yang rendah. Diet rendah magnesium dapat membantu penurunan pH urin,
sehingga pH menjadi asam. Hal ini dapat membantu dalam treatment dan pencegahan karena dapat
menurunkan resiko terbentuknya kristal pada urin. Namun pemberian diet yang berlebihan dapat
memicu timbulnya kristal calcium oxalate (Nash, 2008).
Gambar : Kristal dan batu struvit
b. Kalsium oksalat
c. Terbentuknya kristal oksalat terjadi pada urin yang bersifat asam dan jika kucing memiliki
kandungan kalsium yang tinggi di dalam darah. Penyebabnya bias karena pakan yang tinggi kalsium,
protesodium, atau vitamin D. beberapa penyakit metabolic seperti hiperparathiroidism, kanker, dapat
menyebabkan kristal oksalat lebih mudah berkembang. Kristal oksalat juga sering terjadi pada
kucing dengan kadar kalsium darah normal (Nash, 2008).
Gambar : Kristal dan batu kalsium oksalat
Hubungan pH dengan terbentuknya kristal struvit
Kucing memiliki kemampuan untuk mengonsentrasikan urin dengan tujuan menyimpan air,
berkaitan dengan evolusinya yaitu kehidupan kucing yang tinggal di padang pasir. Produk yang tidak
terpakai (waste product) di urine sangat pekat dan mengandung Mg, ammonium, dan ion phosphate yang
dapat berkristalisasi pada urine yang netral dan alkalis untuk membentuk struvite. Pada pH urine di bawah
6,6 struvite dapat larut, sedangkan pada pH di atas 7,1 akan terkristalisasi secara spontan. Oksidasi dari
asam amino sulfur selama proses katabolisme asam amino dari protein ke urea, CO2, sulfat, dan air,
memiliki bentuk yang asam, mempengaruhi keseimbangan asam-basa dalam tubuh dan urin. Proses ini tidak
terjadi jika lemak dan karbohidrat terkatabolisme. Kucing merupakan karnivora, yang memakan daging
dalam jumah banyak, diet protein tinggi akan memproduksi urin dengan pH rendah (asam). Saat ini, kucing
peliharaan banyak yang diberi pakan pabrik dengan dasar sayuran. Komposisi sayuran tersebut akan
memproduksi urin yang netral ataupun basa, yang dapat menjadi predisposisi kristalisasi mineral di urin
(Anonim3, 2009).
C. GEJALA KLINIS
a. Depresi
b. lemah
c. Muntah
d. Nafsu makan menurun
e. Biasanya disertai cystitis, infeksi saluran urinaria bagian bawah, adanya sumbatan (debris dan Kristal
membentuk sumbatan di urethra), uremia (akumulasi produk toksik seperti nitrogen dan kreatinin
dalam aliran darah)
f. Hematuria (adanya darah dalam urine)
g. Polliuria (peningkatan frekuensi urinasi)
h. Dysuria
i. Urinasi tidak pada tempatnya (tidak di litter box)
j. Sering menjilati daerah genital.
k. Mengeong ketika urinasi, karena terasa sakit.
(Nelson et.al., 2003)
D. DIAGNOSIS
a. Anamnesa (perubahan lingkunagn, pakan, stress)
b. Gejala klinis, pemeriksaan fisik (palpasi abdomen: FUS → jika dipalpasi terasa sakit)
c. Analisis urin
1. Pemeriksaan visual
a. Pemeriksaan turbiditas (cloudnes / kekeruhan)
b. warna urin
normal : kuning , bersih
abnormal : keruh, tercampur darah
bila berbusa ada masalah di hati
pink, biru karena pengaruh obat
2. Specific Gravity (SG)
Untuk mengukur seberapa baik ginjal mampu mengkonsentrat urin dan jumlah zat yang terlarut
dalam urin. Tes ini digunakan untuk mengukur berat urin disbanding dengan jumlah airnya.
Bila SG urin naik, menunjukkan bahwa terdapat banyak materi padat yang terlarut dalam urin.
3. Dipstik analisis
Tes kimia berupa strip yang digunakan untuk mengukur /melihat darah, glukosa, protein, bilirubin,
dan keton dalam urin.
4. White Blood Cell (pyuria)
Dalam keadaan normal tidak ditemukan WBC, namun bila ditemukan adanya WBC dalam urin dapat
diindikasikan terjadinya infeksi pada saluran urinasi, sakit ginjal, atau kanker.
5. Red Blood Cell (hematuria)
Sama halnya dengan WBC, dalam keadan normal RBC tidak ditemukan dalam urin. Bila ditemukan
RBC dalam urin, kemungkinan terjadi radang, penyakit atau luka pada ureter, vesica urinaria, atau
uretra.
6. Protein (proteinuria)
Pada keadaan normal tidak ada. Protein pada diute urin lebih signifikan daripada concentraled urin.
Hasil ini akan berhubungan dengan SG.
Hal ini mengindikasikan terjadinya radang, hemoraghi atau penyakit ginjal
7. Glukosa (glukosuria)
Glukosa merupakan type gula yang ditemukan dalam darah, bila terdapat glukosa dalam urin
mengindikasikan adanya penyakit diabetes
8. Bilirubin (bilirubinuria)
Bilirubin merupakan Orange-bile-pigmen yang dibentuk dihati, yang kemudian dieksresikan melalui
urin. Bila terlalu banyak terdapat bilirubin mengindikasikan adanya hepatitis/hemolisis (destruksi
RBC), penyakit ginjal, FIP, Feline hepatic lipidosis
9. Keton
Keton normalnya tidak terdapat dalam urin. Seperti halnnya glukosa, keton diproduksi dari
pemecahan lemak untuk kemudian diubah menjadi energy.
Namun bila terdapat keton dalam urin, mengindikasikan adanya penyakit diabetes,
ketoacidosis/insuficien food intake/malnutrisi.
10. pH urin
normal pH urin adalah 6-7. Namun semua tergantung dari diet, obat-obatan serta penyakit.
Kucing cenderung sedikit acidic pH.
11. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan pengambilan sample urin yang disentrifuge (sedimentasi
urin) kemudian dilihat sedimennya dengan menggunakan mikroskop untuk melihat adanya Crystal,
RBC, WBC, bakteri, jamur, cast.
a. Cast (cylinduria)
Bentukan siindris dari mukoprotein yang beku dalam tubulus renalis.
Dibentuk karena bedatipe material termasuk RBC, WBC, lemak, renal tubulus epithelial cell cast /
protein Bisa digunakan untuk membantu diagnose penyakitnya
b. Crystal (crystaluria)
Dalam pemeriksaan urin dapat ditemukan beberapa tipe crystal yang berbeda, namun yang paling
umum adalah crystal stuvit, dan calcium oxalate.
c. Bakteri
Bila dalam pengambilan sample urin yang dilakukan secara steril terdapat bakteri dalam jumlah
banyak, mengindikasikan aadanya infeksi pada vesica urinaria.
Cara pengambilan sample urin
1. Cateterisasi
2. Cystocentesis untuk mengkultur urin,
Dengan menggunakan spuit melalui dindding abdominal untuk mendapatkan sample steril
langsung dari bladder.
d. Free catched
Pengambilan sample langsung saat kucing urinasi, namun kemungkinan kontaminasi tinggi.
12. Komponen urin kucing normal
a. Ammonia 0,05 %, sulfat 0,18 %, fosfat 12 %, Cl 0,6 %, Sodium 0,1 %, Creatinin 0,1 %, Uric acid
0,003 %, Urea 2 %, dan Air 95 %.
b. Selama 24 jam produksi urin mencapai 20 – 44 ml/kg.
c. Produksi urin meningkat → feline polyuria, disebabkan karena pengaruh fisiologis seperti efek
samping dari obat-obatan
d. Produksi urin turun bias diebabkan karena dehidrasi, gagal ginjal, blockade urinaria
e. Bau urin
Ammonia kuat → infeksi bakteri.
Ammonia lemah→ normal.
Acetonnemia → obesitas / DM.
13. Pemeriksaan darah: complete blood cell count (CBC) dan serum chemistries
14. Abdominal radiography
Pembuatan foto Rontgen atau pemeriksaan dengan USG bagian abdomen dengan posisi rebah samping
(lateral).
Gambar: Hasil radiology FUS
15. Abdominal ultra sounds
16. Pemeriksaan Cystoscopy atau endoscopic pada urethra dan bladder
17. Bladder biopsi
E. TERAPI DAN PENCEGAHAN
a. Fluid theraphy (subkutan atau intraena) dapat membantu jika terjadi dehidrasi. Selain itu fuid therapy
juga dapat menyebabkan produksi urine lebih cair, membantu eliminasi dari debris radang dan kristal.
Cairan infus yang perlu diberikan ialah larutan Ringer Laktat 5% dengan dosis 20 – 40 cc/kgBB/hari.
Bilamana anjing banyak muntah (karena sudah terjadi uremia/gagal ginjal), maka cairan yang diberikan
ialah Ringer Dextrose 5% (Merck, 2005).
b. Antibiotic, biasanya jika disertai dengan infeksi bakteri (Merck, 2005).
c. Additional medications , seperti tranquilizers, anti-inflammatory agents dan analgesics (pain killers)
(Merck, 2005).
d. Kateterisasi. Sebelum dipasang kateter, dapat dianastesi terlebih dahulu, kemudian masukan kateter
kecil yang dimasukkan ke urethra untuk menghilangkan sumbatan, kemudian lalu ke vesica urinaria untuk
mengeluarkannya (Merck, 2005).
Gambar A : Kateter betina B : Kateter Jantan
e. Tindakan operatif (Koesharyono, 2008)
1. Cystotomy (Pembukaan kandung kencing)
Operasi Cystotomy dilakukan dengan membuka abdomen dibagian ventral kemudian membuka vesica
urinaria (kandung kencing).Batu/kristal diambil dari dalam kandung kencing kemudian kandung kencingnya
dijahit kembali.
Setelah operasi, kateter masih perlu dipasang selama 4-5 hari untuk mencegah kemungkinan penyumbatan
oleh bekuan darah.Pemberian antibiotik secara parenteral atau peroral perlu diberikan selama ±6 hari.Untuk
mencegah agar kateter tidak dicabut oleh anjing, maka perlu dilakukan pemasangan Elizabeth
collar.Tindakan penanganan yang saya lakukan ini mempunyai successful rate kurang lebih 90%, apabila
fungsi kedua ginjal masih baik.Untuk mengeluarkan batu/kristal yang ada di urethra maka perlu membuka
urethra (urethrotomy) dimana batu berada.Andaikata terpaksa harus melakukan cystotomy dan urethrotomy,
maka urethrotomy didahulukan.Setelah kateter bisa masuk ke dalam vesika urinaria, baru dilakukan
cystotomy.
2. Urethrotomy
Urethrotomy dilakukan apabila batu atau kristal tidak berhasil dimasukkan ke dalam vesika urinaria
menggunakan kateter. Biasanya urethrotomy saya lakukan pada anjing jantan dengan menguakkan
preputium ke arah kaudal terlebih dahulu sebelum melakukan sayatan pada penis bagian ventral tepat
dimana batu atau kristal berada. Keberadaan batu atau kristal tadi dapat dideteksi dengan menggunakan
kateter atau sonde yang panjang. Setelah batu atau kristal diketahui posisinya, maka dilakukan sayatan pada
uretra kemudian batu atau kristal tersebut dikeluarkan. Selanjutnya, kateter dimasukkan sampai ke dalam
vesika urinaria, lalu sayatan dijahit.
Pencegahan
a. Diet rendah Mg.
b. Hindari obesitas.
c. Litter box yang bersih dan mudah dijangkau, agar kucing mau urinasi.
d. Beri minum ad libitum (Anonim1, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2006. Feline Urologic Syndrome (FUS).
http://www.randolphanimal.com/articles_search.php?category=57&id=239, diakses hari Senin, 20
Juni 2011, Yogyakarta.
Anonim2. 2007. Feline Urologic Syndrome. http://www.uvhberkeley.com/index.php?Page=fus, diakses hari
Senin, 20 Juni 2011, Yogyakarta.
Anonim3. 2009. Magnesium in the Feline Diet, and its association with FUS. http://www.felinefuture.com/?
p=574, diakses hari Senin, 20 Juni 2011, Yogyakarta.
Carlson, D. 2008. Feline Lower Urinary Tract Disease.
http://www.medicinenet.com/pets/cat-health/feline_lower_urinary_tract_disease.htm, diakses hari
Senin, 20 Juni 2011, Yogyakarta.
Koesharyono, C. 2008. Penanganan Kasus Urolithiasis Pada Anjing. http://www.anjingkita.com/, diakses
hari Selasa, 21 Juni 2011, Yogyakarta.
Merck, 2005. The Merck Veterinary Manual, Ninth Edition, National Publishing, Inc. Philadelphia.
Nash, H. 2008. Urine Crystals and Bladder Stones in Cats: Formation, Diet and other Treatment .
http://www.peteducation.com/article.cfm?c=1+2243+2244&aid=2660, diakses hari Selasa, 21 Juni
2011, Yogyakarta.
Nelson, R.W. and Couto, C.G. 2003. Small Animal Internal Medicine 3rd Edition, Mosby Inc. Missoury,
London.