47
 SISTEM PERNCERNAAN

Sistem Pencernaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FAAL

Citation preview

  • SISTEM PERNCERNAAN

  • Proses memasukkan, menyimpan makanan

    sementara, mencerna scr fisik &

    kimiawi, absorbsi, menyimpan sementara &

    defekasi

  • 1. Penelanan (Ingesti)

    2. Pencernaan (digesti)

    3. Penyerapan (absorpsi)

    4. Pembuangan (eliminasi

  • Berfungsi mengambil dan memasukkan makanan,

    terdiri dari : bibir, mulut, gigi, lidah

    - Bibir

    - Mulut:

    Cavitas Buccalis

    Cavitas Oris

    - Gigi :

    Fungsi: memanipulasi makanan (memarut,

    memotong), menyerang, memegang mangsa,

    membantu lokomosi. Jml & jenis bervariasi.

  • Fungsi : membantu menelan, bicara

    Bagian belakang : jar limfoid tonsila lingualis

    Bagian depan: kasar, ditutupi papillae

    (filiformis, fungiformis,foliate dan sirkum

    vallata)

  • Menghasilkan air liur/air ludah/salivayang bersifat pekat dan licin. Saliva ini banyak mengandung lendir

    atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin

    memiliki pH sekitar 6,8 7,0 dengan suhu 37o C.

    Fungsi air liur/saliva :

    Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan.

    Melindungi selaput mulut.

    Mencerna makanan secara kimiawi.

  • Terdiri dari 3 macam kelenjar ludah

    berdasarkan letaknya :

    Glandula parotis yaitu kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga. Menghasilkan ludah berbentuk cair yang

    disebut serosa. Merupakan kelenjar ludah terbesar.

    Glandula submandibularis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah rahang bawah. Menghasilkan air dan lendir yang

    disebut seromucus.

    Glandula sublingualis yaitu kelenjar ludah yang terletak di bawah lidah. Menghasilkan getah yang sama dengan glandula

    submandibularis

  • Percabangan antara esofagus dan trachea terdapat epiglottis

    Dinding pharynx tersusun atas tiga lapisan yaitu :

    Lapisan mukosa, Terletak paling dalam dan bersambung dengan hidung (sal. Pernapasan), mulut

    dan sal. Eustakhius.

    Lapisan fibrosa,

    Lapisan berotot. otot utama pada pharinx ialah otot konstriktor (epiglottis)

  • Reflek menelan menggerakan makanan dari pharynx ke dalam kerongkongan/esophagus

    Pada saat hal ini terjadi makanan juga dijaga supaya tidak masuk ke dalam tenggorokan

  • Sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik mencampur makanan dgn enzim

  • Lapisan peritoneal (lapisan serosa).

    Lapisan berotot terdiri:

    Cardia : langsung berhubungan dengan esofagus. terdapat sfincter cardinae, sel kolumner mucus

    Fundus : tebal, terdapat kelenjar gastrik, sel kolumner enzim, HCl, mucus

    Pylorus : berhubungan dgn duodenum, terdapat sfingter phylorica

    Lapisan submukosa (pembuluh darah dan limfe)

    Lapisan mukosa

  • Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan banyak saluran limfe. Permukaan mukosa dilintasi

    saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung

    berupa :

    1. Kelenjar kardia, berbentuk tubuler, baik sederhana

    maupun bercabang dengan mengeluarkan sekret

    mukus alkali

    2. Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja yang berisi

    berbagai jenis sel yaitu sel asam (asam pada getah

    lambung) dan musin.

    3. Kelenjar pilorik berbentuk tubuler yang menghasilkan

    mukus alkali

  • Getah lambung Menghentikan kerja amilase, Menghancurkan matrix extrasel,makanan, Membunuh

    mikroba. Beberapa enzim pencernaan yang terdapat

    dalam getah lambung :

    1. pepsin dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan

    asam hidrokhlorida dan bekerja atas protein diubah

    menjadi pepton (mudah larut)

    2. Rennin membentuk susu dan kasien dari karsinogen

    yang mudah larut (pembekuan susu menjadi keju).

    3. Lipase (enzim pemecah lemak) sebagai awal

    pencernaan lemak dalam lambung

  • Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :

    1. Duodenum/usus duabelas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25 cm/0,25 m.

    2. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan makanan. Panjangnya sekitar 7 m.

    3. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya sekitar 1 m.

  • Fungsi usus halus

    1. Menerima zat-zat makanan yang sudah

    dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler

    darah dan saluran-saluran limfe.

    2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

    3. Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi,

    lemak.

  • Proses penyerapan (dalam jejunum dan ileum)

    nutrisi (asam amino+gula) epitelium usus halus epitelium uniseluler kapiler (laktea) distribusi kilomikron (lemak+kolesterol dilapisi protein) limfa vena + jantung ~ aktea, kapiler, dan vena vili menyatu menyatu pembuluh portal hati berhubungan

    dengan hati molekul-molekul organik yang lain glukosa 0,1% jantung dan seluruh tubuh.

  • Kelenjar dalam usus halus

    1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.

    2. Eripsin, menyempurnakan pencernaan protein

    menjadi asam amino.

    3. Laktase mengubah laktase menjadi

    monosakarida.

    4. Maltosa mengubah maitosa menjadi

    monosakarida.

    5. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi

    monosakarida.

  • Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan limpa. Dengan apanjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula dalam darah.

    Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung enzim. Enzim tersebut yaitu :

    1. Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltose.

    2. Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam lemak dan gliserol.

    3. Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin. Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.

    4. Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.

    5. Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.

  • Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam

    tubuh dengan berat sekitar 2 kg dan berwarna

    kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah

    kanan, di bawak sekat rongga dada. Menghasilkan

    cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung

    empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea

    menghasilkan 0,5 liter cairan empedu

  • 1. Menghasilkan cairan empedu.

    2. Menawarkan racun.

    3. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).

    4. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.

    5. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.

    6. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk

    dikeluarkan dari tubuh

  • Panjangnya . l m,lebarnya 5 - 6cm.

    Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar;

    1. Selaput lendir.

    2. Lapisan otot melingkar.

    3. Laplsan otot memanjang.

    4. Jaringan ikat.

    Fungsi usus besar, terdiri dari:

    1. Menyerap air dan makanan.

    2. Tempat tinggal baktert koli.

    3. Tempat feses.

  • Di bawah seikum terdapat appendiks

    Vermiformis yang berbentuk seperti cacing

    sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya

    6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah

    bergerak walaupun tidak mempunyai

    mesentenium dan dapat diraba melalui dinding

    abdomen pada orang yang masih hidup

  • Panjangnya 13 cm, terletak di bawah

    abdomen sebelah kanan membujur ke atas

    dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati

    membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut

    fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon

    tranaversum.

  • Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu

    keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh

    beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke

    dalam rongga pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai

    suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat

    dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga

    abdomen.

  • Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon

    asendens sampai ke kolon desendens berada di

    bawah abdomen, sebelah kanan terdapat

    fleksura Hepatika dan sebelah kin terdapat

    Fleksura Lienalis

  • Panjangnya . 25 cm, terletakdi bawah

    abdomen bagian kiri membujur dari atas ke

    bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan

    ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

  • Merupakan lanjutan dari kolon desendens

    terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri

    bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya

    berhubungan dengan rektum.

  • Terletak dibawah kolon

    sigmoid yang

    menghubungkan

    intestinum mayor

    dengan anus, terletak

    dalam rongga pelvis di

    depan os sakrum dan

    os koksigis.

  • Adalah bagian dan saluran pencernaan

    yang menghubungkan rektum dengan

    dunia luar (udara luar). Terletak di dasar

    pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3

    spinter:

    1. Spinter Ani internus, bekerja tidak

    menurut kehendak.

    2. Spinter Levator Ani. bekerja juga tidak

    menurut kehendak.

    3. Spinter Ani Eksternus. bekerja menurut

    kehendak.

  • Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran pencernaan menuju

    ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar

    (disebut ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja

    sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi

    oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan

    untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh. Jika tindakan

    pembuangan terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat

    kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja

    kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat.

  • Jika buang air besar tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan tinja terus mengeras, konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di ususmaka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare.

  • Ketika rektum telah penuh, tekanan di dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air

    besar. Tinja akan didorong menuju ke saluran anus. Otot

    sphinkter pada anus akan membuka lubang anus untuk

    mengeluarkan tinja.

    Selama buang air besar, otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran

    cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-

    paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi

    tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa

    menuju jantung meninggi.

  • SEKIAN

    DAN

    TERIMA KASIH