Sistem Pencernaan Atau Sistem Gastroinstestinal

Embed Size (px)

Citation preview

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cavum Oris Glandula Parotis Palatum Mole Lingula Saliva Oesofagus Gaster Hepar Vesica Biliaris

10. Ductus vesica biliaris 11. Duodenum

12. Pankreas 13. Yeyunum dan ilium 14. Caecum 15. Apendix fi rivormis 16. Colon ascendens 17. Colon Transversa 18. Colon Descendens

19. Rectum 20. Anus

A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Gbr 2 : Anatomi Mulut 1.y y y y y y y y

DENTS Dents dibagi menjadi empat kuadran: superior dextra, superior sinistra, inferior dextra dan inferior sinistra Dents diberi nomor mulai dari depan ke belakang, nomor 1 s/d 8 Dents permanent: gigi sulung, jumlahnya 32 buah Dents deciduas: gigi susu, jumlahnya 20 buah (tidak ada geraham besar-molar) Dents insicivus: gigi seri, nomor 1 dan 2 Dents caninus: gigi taring, nomor 3 Dents premolar: gigi geraham kecil, nomor 4, 5 dan 6 Dents molar: gigi geraham besar, nomor 7 dan 8 GLANDULA SALIVATORIUSy

2.

Glandula salivatorius: kelenjar ludah, terdiri 3 kelenjar

o Glandula parotis: paling besar, terletak di bagian depan bawah telinga, jika infeksi menimbulkan penyakit parotitis (gondongen)

o Glandula sublingualis: terletak di bawah lidah o Glandula submandibularis: terletak di bawah tulang rahang bawah (os mandibula) 3.y

LINGUA Permukaan lidah kasar karena ada tonjolan-tonjolan yang tersebar di permukaan lidah, tonjolan ini merupakan tempat receptor gustatorius, tonjolan ini disebut: papilla lingualis, diberi nama berdasarkan bertuknya: 1. Papilla lingualis sircumvalata: berbentuk bundar seperti sircuit 2. Papilla lingualis fungiformis: berbentuk seperti jamur 3. Papilla lingualis filiformis: mempunyai fili 4. Tonsila lingualis: tonsil duduk

B. Tenggorokan ( Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring C. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i , oeso membawa, dan , phagus memakan). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.

Esofagus dibagi menjadi tiga bagian: bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus) serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus). D. Lambung Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia. Fundus. Antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :y

Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.y

Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.y

Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil) Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan

air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ) Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum) Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Gambar 8 : Usus dua belas jari (duodenum) 2. Usus Kosong (jejenum) Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti lapar dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong.

3. Usus Penyerapan (illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. F. Usus Besar (Kolon) Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :y y y y

Kolon asendens (kanan) Kolon transversum Kolon desendens (kiri) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. G. Usus Buntu (sekum) Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing. H. Umbai Cacing (Appendix) Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi. I. Rektum dan anus Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar BAB), yang merupakan fungsi utama anus. J. Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :y y

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. K. Hati Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. L. Kandung empedu Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: Membantu pencernaan dan penyerapan lemaky Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutamay haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN Pencernaan makanan dibagai atas 2 bagian yaitu pencernaan fisika dan pencernaan kimiawi. Pencernaan fisika adalah pencernaan makanan dari bentuk besar menjadi bentuk kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk dan tidak terjadi perubahan zat proses ini berlangsung secara mekanik. Pencernaan kimiawi adalah pencernaan makanan dengan menggunakan enzim,mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana. MEKANISME PERJALANAN MAKANAN

Mekanisme perjalanan makanan dalam sistem digestivus berawa dari mulut, tempat makanan awalnya dikunyah (mastikasi) dan dicampur dengan sekresi saliva. Mastikasi adalah proses pemecahan makanan secara mekanik yang sistematik di mulut. Mastikasi dibantu oleh kelenjar liur, yaitu kelanjar submandibularis, kelenjar parotis dan kelenjar sublinguaris. Setelah dimastikasi di mulut makanan yang menuju esophagus melalui proses menelan yaitu suatu aksi fisiogis kompleks ketika makanan berjalan dari mulut ke lambung. Begitu melewati sfingter esophagus bawah, bolus makanan akan langsung memasuki lambung. Di lambung, protein dalam makanan di pecah menjadi polipeptida oleh enzim pepsin. proses ini berlanjut dalam intestenum tenue, yaitu pada bagian duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pancreas yang menghidrolisi karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Fungsi kedua dari usus halus yaitu absorbsi. Proses ini memindahkan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan protein melaluli dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selanjutnya makanan akan masuk ke dalam usus besar yang terdiri atas colon, secum, apendiks dan rectum. Pada usus besar makanan yang hanya berupa ampas akan disimpan sementara dan akan terjadi pengeringan. selanjutnya pada tahap akhir pada bagian distal colon, kontraksi lebih pelan dan akhirnya feses akan terkumpul di kolon descenden. Propulsi feses kedalam rectum menyebabkan terjadinya distensi dinding rectum dan merangsang refleks defekasi sehingga terjadilah defekasi.

1. MASTIKASI Mastikasi adalah proses mengunyah makanan, yang dilakukan oleh gigi menjadi bagian-bagian yang halus, dan dibantu oleh saliva menjadi bulatan yang disebut bolus. Gigi yang berperan untuk menghaluskan makanan adalah gigi incisivus (seri) dan molar (geraham). Gigi incisivus berfungsi memotong sedang gigi molar berfungsi menggiling makanan. Selain incisivus dan molar, gigi juga memiliki tipe kaninus (taring), namun peran kaninus hanya berperan mengoyak makanan dan dianggap tidak sepenting gigi yang lainnya. Mulut juga memiliki lidah yang berperan sebagai reseptor rasa dan pengaturan perubahan posisi makanan dari satu gigi ke gigi lainnya. Lidah juga berperan mendorong makanan yang sudah halus ke faring posterior untuk ditelan. Proses pencernaan di mulut juga dibantu saliva yang berfungsi membasahi mulut, memunuh kuman, dan mencerna makanan secara kimiawi. Factor factor yang merangsang sekresi saliva ialah rangsangan rasa asam pada lidah, rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus, langsung terutama makanan yang disukai, fantasi makanan yang disukai. 2. DIGLUSI/ MENELAN

Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada hampir setiap saat melakukan fungsi lain disamping menelan dan hanya dubah dalam beberapa detik kedalam traktus digestivus untuk mendorong makanan. Yang amat penting adalah bahwa respirasi tidak tergangu akibat menelan. Menelan merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoodinasi mulai dari pergerakan volunteer lidah dilanjutkan serangkaian reflex dalam faring dan esophagus. Bagian aferen lengkung reflex ini merupakam serabut-serabt yang terdapat dalam saraf V, IX, dan X. pusat menelan terlerak di medulla oblongata. Dibawah koordinasi pusat ini, impuls-impuls berjalan keluar dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui saraf cranial V, X, dan XII menuju ke otot-oto lidah, faring, laring, dan esophagus.

Pada umumnya menelan dapat dibagi menjadi : 1. Tahap volunter

Tahap ini merupakan tahap awal proses menelan. Secara sadar, makanan didorong ke faring oleh lidah. Secara ototmatis terjadi refleks menelan yang tidak bisa dihentikan.

2.

Tahap faringeal

Tahap ini bersifat involunteer dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam esophagus. Sentuhan makanan ke faring akan membangkitkan reseptor menelan. Reseptor mengirim impuls (pons) dan timbul rangkaian kontraksi otot faring berupa : 1) Palatum molle keatas menutuo nares posterior untuk mencegah makanan masuk ke cavum nasi 2) Lipatan palatefaringeal bergerak ke medial untuk menseleksi makanan yang sudah halus dapat masuk ke esophagus dan makanan yang belum halus tetap bertahan dimulut. 3) Pita suara laring mendekat, epiglottis ke bawah menutup trakea

4) Gerakan laring ke depan dan keatas melemaskan sfingter faringoesofageal sehingga makanan masuk ke esophagus 5) Kontraksi muskulus kontriktor faring sebagai awal gerak peristaltic esophagus.

3. Tahap esofangeal

Fase faringeal merupakan fase involunter lain yang mempermudah jalannya makanan dari faring ke lambung. Seluruh tahap faringeal dari penelanan terjadi dalam waktu kurang dari 2 detik, dengan demikian mengganggu respirasi hanya sekejap saja dalam siklus respirasi yang bisaa. Pusat menelan secara khusus menghambat pusat respirasi medulla selama waktu ini, menghentikan pernafasan pada titik tertentu dalam siklusnya untuk memungkinkan berlangsungnya penelanan. Proses berbicara tidak hanya melibatkan sistem pernafasan saja tetapi juga pusat pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks serebri. Inhibisi pernafasan dan penutupan glottis merupakan bagian refleks menelan. Menelan sulit atau tidak dapat dilakukan apabila mulut terbuka. Seorang dewasa normal sering menelan selama makan juga diantara makan. Jumlah total menelan perhari sekitar 600 kali sama dengan 200 kali sewaktu makan dan minum, 350 kali sewaktu terjaga tanpa makan dan 50 kali sewaktu tidur. Apabila inhibisi pernafasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk melindungi selama pernafasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui saluran pencarnaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.

DEFEKASI Defekasi merupakan proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang berupa feses. Defekasi ditimbulkan oleh adanya refleks defekasi. Satu dari refleks-refleks ini adalah refleks intrinsic yang diperantarai oleh sistem saraf enteric setempat didalam dinding rectum. Bila feses memasuki rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal saraf aferen yang menyebar melalui pleksus mientrikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam colon descenden , sigmoid, dan rectum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mientrikus; jika sfingter ani eksternus juga dalam keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunteer pada waktu yang bersamaan, terjadilah defekasi. Refleks efekasi mientrik intrinsic yang berfungsi dengan sendirinya secara normal bersifat relative lemah. Agar menjadi lebih efektif dalam menimbulkan defekasi, refleks bisaanya harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, suatu refleks defekasi parasmpatis yang melebatkan segmen sacral medulla spinalis. Bila ujung-ujung saraf dalam rectum dirangsang sinyal-sinyal pertama dihantarkan pertama kedalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks kembali ke kolon descenden, sigmoid, rectum dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis dalam nervus pelvikus. Sinyal-sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis menimbulkan efek-efek lain, seperti mengambil nafas dalam, penutupan glottis, dan kontraksi otot-otot dinding abdomen untuk mendorong feses dari kolon turun ke bawah dan pada saat yang bersamaan menyebabkan dasar pelvis mengalami relaksasi ke bawah dan menarik keluar cincin anus untuk mengeluarkan feses.

Bila keadaan memungkinkan untuk defekasi, refleks defekasi secara sadar dapat diaktifkan dengan mengambil nafas dalam untuk menggerakkan diafragma turun kebawah dan kemudian mengontraksikan otot-otot abdomen untuk meningkatkan tekanan dalam abdomen, jadi mendorong isi feses kedalam rectum untuk menimbulkan refleks-reflelks yang baru. Refleksrefleks yang ditimbulkan dengan cara ini hamper tidak seefektif seperti refleks yang timbul secara alamiah, karena alasan ini lah orang yang terlalu sering menghambat refleks alamiahnya cenderung mengalami konstipasi berat. Pada bayi baru lahir dan pada beberapa orang dengan medulla spinalis terpotong, refleks defekasi otomatis menyebabkan pengosongan usus bagian bawah pada saat yang tidak tepat sepanjang hari karena hilangnya latihan control kesadaran melalui kontraksi atau relaksasi volunteer singter ani eksternus. LAPAR dan KENYANG Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditetukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di hypothalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti makan. Bagi kebanyakan orang lapar merupakan sekumpulan rasa yang sering terpusat pada perut. Hal itu kemungkinan dihubungkan dengan kontraksi yang terjadi pada perut atau usus. Dan digambarkan sebagai kekosongan. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang mekanisme lapar ini. Yang pertama adalah teori gula darah yang dikemukakan oleh Bas, dimana ia menyatakan bahwa letika gula darah rendah menyebabkan rasa lapar. Ada pula teori asam lemak yang menyebutkan bahwa tubuh punya reseptor yang mencium adanya kenaikan tingakat asam lemak. Kegiatan reseptor karena adanya perubahan asam lema inilah yang memicu rasa lapar. Mekanisme lapar dan kenyang tidak sepenuhnya sama. Terdapat dua mekanisme rasa kenyang. Yang pertama di tingkat otak, sedangkan yang kedua di tingkat saluran lambung (gastrointestinal). Di dalam otak terdapat dua tempat di hypothalamus yang mengatur lapar dan makan. Nucleus-nukleus ventromedial memberi tanda kapan berhenti makan, sedangkan hypothalamus lateral member tanda kapan mulai makan. Di tingkat otak, kita merasa kenyang karena fungsi-fungsi nucleus-nukleus ventromedial. Sebaliknya, pada tingkat salura pencernaan rasa kenyang berasal dari perut, yang mengatur aktifitas makan dalam jangka pendek.

SALIVA Fungsi dari saliva direfleksikan oleh masing-masing zat yang dikeluarkan. Mukus berfungsi untuk melumasi makanan agar lebih mudah untuk menelannya dan untuk menjaga kelembaban mulut untuk proses penghancuran dan mengaduk makanan. Saliva juga berfungsi untuk

membunuh kuman karena mengandung antiseptic. Sekresi saliva dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1. 2. 3. 4. Rangsangan rasa asam pada lidah Rangsangan taktil pada lidah terutama objek yang halus Rangsangan bau terutama makanan yang disukai Fantasi makanan yang disukai.

LAMBUNG Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencapur makanan dengan enzim-enzim. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat seperti air, garam organik, unsur-unsur yang tersusun atas zat lender, HCL dan enzim-enzim yaitu : 1. 2. 3. Pepsinogen diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton Prorenin diaktifkan oleh HCL menjadi rennin.

Asam Klorida yang dihasilkan menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh bakteri. SEKRESI PANKREAS Pankreas adalah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan jaringan dendokrin. Bagian eksokrin yang preominan teridiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk kantung-kantung, asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirya bermuara ke duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhans (islet of langherhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormone terpenting yang disekresikan oleh selsel pulau Lnagerhans adalah insulin dan glucagon. Pankreas eksokrin dan endokrin tidak memiliki kesamaan kecuali berada di lokasi yang sama. (Sherwood: 2001) Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen sekresi enzimatik poten dan sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3). Enzim-enzim pankreas secara aktif disekresikan secara akif oleh sel asinus. Komponen NaHCO3 encer disekresikan secara aktif oleh sel ductus yang melapisi bagian awal duktus pankreatikus, dan kemudian mengalami modifikasi sewaktu melewati duktus. (Sherwood: 2001)

Enzim pankreas disintesis oleh reticulum endoplasma dan Kompleks Golgi sel Asinus, dan kemudian disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan. Sel-sel asinus mengeluarkan tigas jenis enzim pankreas yang mampu mencerna ketiga kategori makanan. Enzim-enzim pankreas tersebut penting karena mereka mampu mencerna hamper semua makanan secara sempurna tanpa bantuan sekresei pencernaan lain. Ketiga jenis enzim pankreas tersebut adalah 1. Enzim-enzim proteolitik, berperan dalam pencernaan protein.

a. Tripsinogen : diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsi. Senyawa protein iubah oleh tripsi menjadi dipeptida. b. Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin yang berfungsi membantu proses pengaktifan tripsinogen selanjutnya. c. Peptidase berperan mengubah senyawa peptide menjadi asam amino.

2. Amilase pankreas Seperti amylase liur, amylase pankreas juga berperan pentinga dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi disakarida. Amylase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amylase tidak embahayakan sel-sel sekretorik. (Sherwood : 2001) 3. Lipase Pankreas lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yag disekresikan di seluruh sistem pencernaa yang dapat menuntaskan pencernaan lemak. Lipase pankreas yang menghidrolisis gliserida makanan menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Seperti amylase. Lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernan-sendiri pankreas oleh lipase. (Sherwood : 2001) SEKRESI ALKALI ENCER PANKREAS Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal dalam lingkungan yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang masuk ke duodenum di sekitar tempat enzim-enzim pankreas masuk ke duodenum bersifat sangat asam. Penting sekali bahwa kimus yang sangat asam ini harus seger dinetralkan di lumen duodenum, bukan saja agar enzim-enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk mecegah kerusakan mukosa duodenum oleh asam. Oleh karena itu, cairan alkalis (yang kaya NaHCO3) yang disekresikan oleh pankreas kedalam lumen duodenum melakukan funsi penting yaitu menetralkan kimus asam yang akan dikosongkan ke duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO3 encer tersebut hingga saat ini merupakan komponen sekresi pankreas terbesar. Volume sekresi pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter per hari, bergantung pada jenis dan derajat stimulasi. (Sherwood:2001) SISTEM EMPEDU

Selain getah pankreas, produk sekrertori lain yang mengalir ke lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu dan duktus-duktus terkait. Hati adalah organ metabolic terbesar dna terpenting dan terpenting di tubuh. Organ ini penting bagi sistem pencernaan unuk sekresi garam empedu, tetapi juga melakukan berbagai fungsi lain, mencakup hal-hal berikut : 1. pengolahan metabolik kategori nutiren utama (karbohidrat, lemak, protein) setelah penyerapn mereka dari saluran pencernaan. 2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormone serta obat dan senyawa asing lainnya

3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting untuk pembekuan darah serta untuk mengangkut hormon tyroid, steroid, dan kolesterol darah. 4. 5. 6. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin. Pengaktifan vitamin D, yang dilaksanakan oleh hati bersama dengan ginjal. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang, berkat adanya makrofag residen.

7. Eksresi kolesterol dan bilirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasal dari dekstrusi sel darah merah. (Sherwood; 2001) Getah empedu disekresikan oleh hati dan dibelokkan ke kandung empedu diantara waktu makan. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam kandung empedu. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat kombinasi edek pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 ml sampai 1 liter, bergantung pada derajat rangasangan. (Sherwood:2001) Getah empedu mengandung garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak (sebagai deterjen) yang bertujuan agar lemak dapat bercampur dengan air (enzim), sehingga lemak dapat dicerna oleh enzim). Absorbsi vitamin ADEK juga memerlukan bantuan garam empedu, jika tidak terdapat garam empedu akan menyebabkan defisiensi vitamin ADEK. BILIRUBIN Bilirubin, konstituen utama empedu, sama sekali tidak berperan dalam pencernaan, tetapi merupakan salah satu dari produk sisa yang diekskresikan dalam empedu. Bilirubun adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel darah merah yang usang. Bilirubin merupakan produk akhir yang dihasilkan oleh oenguraian bagian hem (mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung di dalam sel-sel darah merah tersebut. Bilirubin ini diekskresikan dari darah oleh hepatosit dan secaraaktif dieksresikan ke dalam empedu.

Di dalam saluran pencernaan, bilirubun mengalami modifikasi oleh enzim-enzim bakteri yang kemudian menyebabkan tinja berwarna coklat khas. Jika tidak terjadi sekskresi bilirubin, feses akan berwarna putih keabu-abuan. Dalam keadaan normal, sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi kebali ke dalam darah yang kemudian dikeluarkan melalui urine. Bilirubin ini memberi warna kuning pada cairan kemih.

Sekresi empedu dapat ditingkat melalui mekanisme kimiawi, hormonal, dan saraf.y

y

y

Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Diantara waktu makan, empedu disimpan dalam kandung empedu , tetapi selama makan empedu dikosongkan dari kandung empedu untuk dialirkan ke duodenum sewaktu kandung empedu berkontraksi. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak, garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan oleh sirkulasi entherohepatik ke hati, tempat mereka berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Dengan demikian, selama makan, sewaktu garam empedu dibutuhkan dan sedang dipakai, sekresi empedu oleh hati dipacu. Mekanisme hormonal (sekretin). Selain menigkatkan sekresi NaHCO3 encer oleh pankreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati tanpa disertai peningkatan garam empedu. Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya sedikit berperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan. Mekanisme saraf meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung atau khusus. (Sherwood; 2010)