7
Nama : Fathul Fitriyah R. DIV Kesehatan Lingkungan Tingkat I Sistem saraf otonom Sistem saraf ini bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Karena sistem saraf otonom ini berkaitan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tak sadar kadang disebut susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya sistem saraf ototnom terbagi menjadi : 1. Sistem simpatis Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sum sum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem saraf simpatis tersiri dari serangkaian urat kemabar yang bermuatan gangion-ganglion yang bergerak dari dasar tengkorak(depan kolumna vertebra) dan berakhir dalam pelvis di depan koksigis. Ganglion tersebar di : - Daerah leher : 3 pasang ganglion servikal - Daerah dada : 11 pasang ganglion torakal - Daerah pinggang : 4 pasang ganglion lumbal - Daerah pelvis : 4 pasang ganglion sakral - Didepan koksigis : ganglion koksigens

Sistem Saraf (Otonom Dan Refleks)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Anatomi Fisiologi

Citation preview

Nama : Fathul Fitriyah R.DIV Kesehatan Lingkungan Tingkat ISistem saraf otonomSistem saraf ini bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara keduanya dihubungkan urat-urat saraf aferen dan eferen. Saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Karena sistem saraf otonom ini berkaitan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tak sadar kadang disebut susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya sistem saraf ototnom terbagi menjadi :1. Sistem simpatis Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sum sum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. Sistem saraf simpatis tersiri dari serangkaian urat kemabar yang bermuatan gangion-ganglion yang bergerak dari dasar tengkorak(depan kolumna vertebra) dan berakhir dalam pelvis di depan koksigis. Ganglion tersebar di : Daerah leher: 3 pasang ganglion servikal Daerah dada: 11 pasang ganglion torakal Daerah pinggang: 4 pasang ganglion lumbal Daerah pelvis: 4 pasang ganglion sakral Didepan koksigis: ganglion koksigensGanglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sum sum tulang belakang, dengan menggunakan cabang penghubung yang bergerak keluar dari sum sum tulang belakang menuju ganglion dan dari ganglion masuk ke tulang belakang kembali.serabut ganglion yang berhubungan membentuk pleksus-pleksus simpatis :1. Pleksus kardiak, terletak dekat jantung, mengarahkan cabang-cabangnya menuju jantung dan paru paru2. Pleksus seliaka, terletak disebelah belakang lambung, melayani organ dalam abdomen3. Pleksus mesentrikus(hipogatilus), terletak depan sacrum, melayani oragan dalam pelvisFungsi : mengkoordinasi otot jantung, seluruh otot tak sadar dalam pembuluh darah, serat semua organ dalam, melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat, serabut motorik pada otot tak sadar, mempertahankan tonus semua otot termasuk tonus otot sadar.2. Sistem parasimpatisTerdiri dari : Saraf kranial ke-3, yaitu saraf okulo-motorik. Serabut yang mencapai serabut otot sirkular pada iris merangsang gerakan yang menentukan ukuran pupil. Saraf vagus atau saraf kranial ke-10, serabut saraf otonom terbesar. Tersebar kesejumlah besar kelenjar dan organ, sejalan dengan serabut simpatis. Saraf parasimpatik sakral, keluar dari sum sum tulang belakang melalui daerah sakral. Membentuk urat-urat saraf pada alat pelvis, dan bersama saraf simpatis membentuk pleksus yang melayani kolon, rectum, dan kandung kencing. Serabut-serabut otot motorik sekretorik mencapai kelenjar ludah melalui saraf ke-7, fasial, serta ke-9, glosofaringeus.Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.Gerak RefleksSistem saraf manusia adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.dalam pengaplikasian sistem saraf terdapat : gerak sadar yang dikendalikan oleh otak dan gerak tak sadar atau refleks yang dikendalikan oleh sum-sum tulang belakang.

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, : dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat daripada gerak sadar, misalnya menutup mata saat ada debu, mengangkat kaki ketika menginjak paku, menarik kembali tangan ketika menyentuh benda panas tanapa sengaja. Tetapi gerak ini juga dapat dihambat ketika sadar, contohnya menyentuh permukaan panas dengan sengaja.Refleks baru akan terjadi bila didukung oleh lengkung refleks. Lengkung refleks pada umumnya terdiri dari reseptor, neuron sensorik pusat saraf, neuron motorik dan efektor.

Lengkung saraf yang sederhana hanya melibatkan dua rangkaian sederhana dari neuron yaitu antara reseptor dan efektor atau hanya dari neuron yaitu antara reseptor dan efektor atau hanya mempunyai sebuah sinapsis antara neuron sensorik dengan neuron motorik dan disebut lengkung refleks monosinaptik misalnya pada lutut. Jika lengkung saraf melibatkan satu atau lebih neuron penghubung (interneuron) antara sensorik dan neuron motorik disebut lengkung refleks polisinaptik. Hal yang perlu diketahui adalah bahwa sensorik yang berjalan ke arah sum-sum tulang belakang selalu masuk melalui akar dorsal, sedangkan neuron motorik yang berjalan menuju efektor selalu keluar melalui akar ventral dari saraf spinal.

Semua Lengkung (Jalur) Refleks terdiri dari Komponen yang Sama1. Reseptor adalah ujung distal dendrit yang menerima stimulus (rangsangan)1. Jalur aferen melintas di sepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis1. Bagian pusat adalah sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP. Impuls dapat ditransmisi, di ulang rutenya, atau dihambat pada bagian ini.1. Jalur eferen melintas di sepanjang akson neuron motorik sampai ke efektor yang akan merespons impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas1. Efektor dapat berupa otot rangka, otot jantung atau otot polos atau kelenjar yang merespon.Refleks monosinaptikRefleks yang Paling Simpel adalah Lengkung Refleks Ipsilateral Monosinaptik atau Dua Neuron, disebut juga Refleks Peregangan1. Monosinaptik berarti hanya ada satu sinaps yang terjadi antara neuronsensorik dan neuron motorik.1. Istilah Ipesilateral berarti bahwa kedua neuron berterminasi di sisi yang sama pada tubuh.1. refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan jawabannya adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.1. Refleks Pateral atau knee-jerk merupakan salah satu contoh refleks peregangan yang dipakai dalam pemeriksaan neurologisJalur monsinaptik :Reseptor >>> jalu aferen (neuron sensorik) >>> sum-sum tulang belakang >>> jalur eferen (neuron motorik) >>> Efektor >>> gerak.Refleks polisinaptikLengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron aferen dan eferen dinamakan polisinaptik, dan jumlah sinapsnya antara dua sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks, terutama pada lengkung refleks polisinaptik, kegiatan refleknya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang ( subliminal fringe ), dan oleh berbagai efek lain. Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh diregangkan, akan timbul kontraksi. Respons ini disebut refleks regang. Rangsangannya adalah regangan pada otot dan responnya berupa kontraksi otot yang diregangkan. Reseptornya adalah kumparan otot. Refleks-Refleks regang merupakan contoh refleks monosinaptik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti. Ketukan pada tendo pattela akan membangkitkan refleks lutut, yang merupakan refleks regang otot kuadriseps femoris, karena ketukan pada tendo akan meregangkan otot. Ketukan pada tendo triseps brakhii, misalnya akan menimbulkan respons berupa ekstensi di sendi siku akibat kontraksi otot triseps, ketukan pada tendo Achilles akan membangkitkan refleks sentakan pada pergelangan kaki, yang disebabkan oleh kontraksi otot gastroknemius, dan ketukan pada sisi wajah menimbulkan reflek maseter. Contoh lengkung polisinaptik adalah refleks mengejap karena rangsangan berbahaya ( Ganong, 2002 ).Refleks menarik diri merupakan refleks polisinaptik yang khas, yang terjadi sebagai jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya rangsangan nyeri kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respons yang timbul adalah kontraksi otot fleksor dan penghambatan otot ekstensor sehingga bagian yang terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan yang kuat pada ekstremitas, respons yang timbul bukan hanya berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi pada ekstremitas kontralateral. Respons ekstensor silang merupakan ekstensi yang terjadi pada anggota tubuh yang lain dapat mendorong seluruh tubuh menjauhi objek yang menyebabkan stimulus nyeri pada anggota tubuh yang menarik diri ( Ganong, 2002 ).

Sumber :http://addiansyah.wordpress.com/2010/03/17/sistem-saraf-motorik/ http://dokter-agus.blogspot.com/2011/10/mengenali-berbagai-gerak-refleks-pada.htmlhttp://niannifarm.blogspot.com/2012/01/refleks-pada-manusia.htmlSloane, ethen, Anatomi dan fisiologi untuk pemula, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta, 2004. Pearce, Evelyn C. , Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta, 2009