4
4.2 Pembahasan 4.2.1 Elang totol (Accipiter trinotatus ) Tubuhnya berukuran kecil, tubuh bagian atas bewarna hitam kebiruan. Ekor bagian atas dengan 2-3 totol putih yang menonjol. Tubuh bagian bawah putih bersemu merah pada dada dan perut bagian atas. Bersayap pendek dengan paruh yang tebal. Kakinya panjang dengan cakar yang pendek efektif untuk menaangkap kadal untuk makanan utamanya, iriss cokelat kemerahan, sera jingga, kaki kuning mengkilat. Sering mengeluarkan suara “hee” yang diulang 4-6 kali, sehingga mengeliarkan suara seperti kucing. Merupakan hewan endemik sulawesi. Kebiasaannya bergerak dari satu tenggeran ke tenggeran lain yang tersembunyi, menyerang mangsa dengan tiba tiba dari tempat bertengger. Dapat ditemui dipuncak tajuk pohon sampai ditanah. Makanannya terutama kadal kecil dan ular, juga memakan siput, serangga, katak, kelelawar dan juga burung kecil (Saaroni,2000). 4.2.2 Rangkong (Antrhacocerus albirotris) Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Di Indonesia, ukuran tubuh Rangkong sekitar 40 150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3.6 Kilogram. Umumnya warna bulu Rangkong didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan putih pada bagian ekor. Sedangkan warna bagian leher dan kepala cukup bervariasi. Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari kepakan sayap dan suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros vigil) dengan “calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga radius 3 Km. Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan hujan tropis. Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan perbukitan (0 1000 m dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan sesekali binatang2 kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.Keanekaragaman burung Rangkong atau Enggang di Indonesia ini merupakan sebuah kebanggaan. Sayangnya makin hari populasi Rangkong di Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan (habitat) sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan perburuan Rangkong (MacKinnon, 1998) 4.2.3 Merak hijau (Pavo multicus) Pavo multicus adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti jenis burung-burung lain yang ditemukan di suku Phasianidae, burung merak hijau pun mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Populasi Merak Hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Cina, Indocina, dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya burung merak hijau ditemukan juga di India, Bangladesh, dan Malaysia, namun diketiga negara tersebut populasinya sudah punah. Walaupun berukuran sangat besar, burung merak hijau adalah burung yang pandai terbang. Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Pada bagian atas kepala merak hijau jantan terdapat jambul tegak. Burung merak hijau betina berukuran lebih kecil dari burung yang berkelamin jantan. Bulu-bulu burung merak hijau betina kurang mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan, dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

sistematika hewan. Aves

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistematika hewan aves

Citation preview

Page 1: sistematika hewan. Aves

4.2 Pembahasan

4.2.1 Elang totol (Accipiter trinotatus )

Tubuhnya berukuran kecil, tubuh bagian atas bewarna hitam kebiruan.

Ekor bagian atas dengan 2-3 totol putih yang menonjol. Tubuh bagian bawah putih

bersemu merah pada dada dan perut bagian atas. Bersayap pendek dengan paruh

yang tebal. Kakinya panjang dengan cakar yang pendek efektif untuk menaangkap

kadal untuk makanan utamanya, iriss cokelat kemerahan, sera jingga, kaki kuning

mengkilat. Sering mengeluarkan suara “hee” yang diulang 4-6 kali, sehingga

mengeliarkan suara seperti kucing. Merupakan hewan endemik sulawesi.

Kebiasaannya bergerak dari satu tenggeran ke tenggeran lain yang tersembunyi,

menyerang mangsa dengan tiba tiba dari tempat bertengger. Dapat ditemui

dipuncak tajuk pohon sampai ditanah. Makanannya terutama kadal kecil dan ular,

juga memakan siput, serangga, katak, kelelawar dan juga burung kecil

(Saaroni,2000).

4.2.2 Rangkong (Antrhacocerus albirotris)

Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas

berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Di Indonesia, ukuran tubuh

Rangkong sekitar 40 – 150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3.6 Kilogram.

Umumnya warna bulu Rangkong didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan

putih pada bagian ekor. Sedangkan warna bagian leher dan kepala cukup bervariasi.

Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari kepakan sayap dan suara

“calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros vigil) dengan “calling”

seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga radius 3 Km.

Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India,

Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di

hutan hujan tropis. Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan

perbukitan (0 – 1000 m dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan

sesekali binatang2 kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis

serangga.Keanekaragaman burung Rangkong atau Enggang di Indonesia ini

merupakan sebuah kebanggaan. Sayangnya makin hari populasi Rangkong di

Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan (habitat)

sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan

perburuan Rangkong (MacKinnon, 1998)

4.2.3 Merak hijau (Pavo multicus)

Pavo multicus adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti

jenis burung-burung lain yang ditemukan di suku Phasianidae, burung merak hijau

pun mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Populasi

Merak Hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat

Cina, Indocina, dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya burung merak hijau ditemukan

juga di India, Bangladesh, dan Malaysia, namun diketiga negara tersebut

populasinya sudah punah. Walaupun berukuran sangat besar, burung merak hijau

adalah burung yang pandai terbang. Pada musim berbiak, burung jantan

memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka

membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga

sampai enam telur.

Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai

300 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Pada bagian atas kepala merak

hijau jantan terdapat jambul tegak. Burung merak hijau betina berukuran lebih kecil

dari burung yang berkelamin jantan. Bulu-bulu burung merak hijau betina kurang

mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan, dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

Page 2: sistematika hewan. Aves

Pakan burung merak hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput, dan

dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba,

cacing, dan kadal kecil. Sering juga burung merak disebut dengan si cantik yang

doyan cacing.

4.2.4 Burung Bayan (Eclectus roratus)

Burung Bayan (Eclectus roratus) yang dikenal juga dengan nama Nuri

Bayan, merupakan burung yang berukuran sedang dengan panjang sekitar 43 cm,

dari salah satu genus burung paruh bengkok Eclectus. Tidak seperti kebanyakan

jenis burung yang sulit untuk dibedakan antara yang berjenis kelamin jantan dengan

yang berjenis kelamin betina, burung bayan dapat dengan mudah diketahui

perbedaan jenis kelaminnya, yaitu dari perbedaan warna bulunya yang mencolok.

Pada awalnya, ahli burung di Eropa mengira burung nuri bayan jantan dan nuri

bayan betina adalah dua spesies yang berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan

warna bulu yang mencolok antara jantan dan betina.

Burung Nuri Bayan jantan memiliki bulu berwarna hijau, pada bagian

bawah sayap dan sisi bagian dada berwarna merah dan biru, serta pada bagian kaki

berwarna abu-abu kehitaman. Paruh atas burung nuri bayan jantan berwarna jingga

kemerahan dengan ujung kuning, sedangkan paruh bagian bawah berwarna hitam.

Burung bayan jantan berukuran lebeh besar dari betina. Burung bayan betina

memiliki bulu berwarna merah, pada bagian dada dan punggung berwarna biru

keunguan.Paruh nuri bayan betina berwarna hitam.Pada umumnya, burung bayan

betina berukuran lebih kecil dari yang jantan.

Daerah sebaran Nuri Bayan adalah di hutan dataran rendah, savana, hutan

bakau dan perkebunan kelapa di Maluku, kepulauan Sunda Kecil, Papua, Australia,

Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Ada sekitar sembilan subspesies Nuri

Bayan di alam liar yang tersebar di pulau-pulau tersebut. Makanan burung nuri

bayan, seperti burung paruh bengkok lainnya, terdiri dari aneka buah-buahan,

kacang, dan biji-bijian. Burung nuri bayan bersarang di dalam lubang pohon.

Burung bayan betina biasanya menetaskan dua butir telur berwarna putih.

4.2.5 Burung merpati (Columba domestica)

Burung merpati (Columba domestica) tubuhnya tertutup oleh bulu yang

merupakan modifikasi dari sisik dan dibedakan atas caput, cervix, truncus dan

cauda. Cervixnya panjang dan mudah digerakkan ke berbagai jurusan. Cauda

berfungsi sebagai pengemudi dan sebagai suatu permukaan untuk menyokong pada

saat terbang. Dua buah sayap merupakan anggota atas dan anggota bawahnya

berupa tungkai. Merpati berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar.

Kerangka tubuh Aves berasal dari tulang sejati, kuat dan ringan (Radiopoetro,

1977).

Burung merpati (Columba domestica) mempunyai paruh pendek dan

ramping. Kulitnya lunak, temboloknya besar, dan telurnya berwarna putih. Kulit

penutup tubuhnya dilengkapi dengan bulu-bulu yang berfungsi sebagai pelindung

tubuh dari suhu luar dan suhu lingkungan (Hadjijah,1985). Burung merpati

(Columba domestica) memiliki bulu berwarna cokelat atau abu-abu yang sangat

khas dengan bercak-bercak kontras dengan warna yang lebih cerah. Bulunya lembut

dan sering sekali tidak terpancang kokoh tapi kuat. Paruh bagian atas burung

merpati terdapat tonjolan daging yang disebut cerome (Djuhanda,1982).

4.2.6 Kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea)Bulu berwarna putih dengan pipi kuning kejingga-jinggaan. Jambuldepan yang berbentuk melengkung, ketika dinaikkan berwarna jingga. Bulu

Page 3: sistematika hewan. Aves

dibawah sayap dan ekor berwarna kuning. Cincin mata berupa kulit yangberwarna kebiru- biruan. Warna iris juga dapat dijadikan pem- beda kelaminjantan dan betina. Pada betina warna iris keabu-abuan pada usia 5 – 6bulan dan akan berubah kecoklatan pada usia 7 bulan. Berat rata-rata sekitar350 gram, panjang tubuh 330 mm, panjang rentang sayap 211 – 245 mm,panjang ekor 98 – 115 mm, panjang tungkai 21 –25 mm (O’brien, 2007).Cacatua sulphurea merupakan anak jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning yang endemik di Pulau Sumba. Pakan Kakatua Sumba sebagian besarberbentuk buah, bagian yang dimakan berupa daging buah dan juga padabeberapa jenis dimakan pula bijinya. Dengan paruhnya yang kuat, kakatuamampu menghancurkan kulit biji yang keras, seperti kulit biji kaduru.

4.2.7 Cangak merah (Ardea purpurea)

Berukuran besar (80 cm), berwarna abu-abu, coklat berangan dan hitam.

Topi hitam dengan jambul menjuntai dengan setrip hitam menu- run sepanjang leher.

Punggung dan penutup sayap abu-abu, bulu terbang hitam dan bulu lainnya coklat

kemerahan. Iris kuning, paruh coklat, kaki coklat kemerahan. Suara: “Uak” yang

keras. Habitat: Hutan mangrove, sawah, danau, dan aliran air.Kebiasaan:

Mengendap-endap sendirian di sepanjang perairan dangkal yang penuh gulma,

dengan kepala merendah ke bawah dan ke samping untuk menangkap ikan dan

makanan lain. Terbang dengan leher ditekuk dan bersarang dalam koloni

besar.Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Penyebaran lokal di

Sumatera: Simalungun dan Bungo (Howes J, 2003)

4.2.8 Elang jawa ( Haliastur indus )

Berukuran ± 45 cm, berwarna putih dan coklat pirang. Kepala, leher, dan

dada putih, sayap, punggung, ekor dan perut coklat terang, ter- lihat kontras dengan

bulu primer yang hitam (pada burung dewasa). Pada burung remaja, seluruh tubuh

kecoklatan dengan coretan pada dada. Iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan,

tungkai dan kaki kuning suram. Suara: “syii-ii-ii” atau “kwiiaa”.Habitat: Pesisir,

sungai, rawa-rawa, dan danau sampai ketinggian 3.000 m. Kebiasaan: Berputar-

putar sendirian atau berkelompok di atas perairan.Distribusi: Sumatera,

Kalimantan, Jawa dan Bali. Penyebaran lokal di Sumatera: Simalungun (Ayat

A.2010).

4.2.9 Burung beluk ketupa (ketupa ketupu)

Deskripsi: Berukuran ± 45 cm, berwarna coklat kekuningan dengan dae-

rah telinga mencolok. Tubuh bagian atas coklat, bercoretan hitam, ping- giran

kuning tua. Tubuh bagian bawah kuning-merah bata dengan coretan hitam tebal. Iris

kuning terang, paruh abu abu, kaki kuning.Suara: “Kutukukutuk”, berdering “pof

pof pof” (mirip mesin kapal) dan “hi i i ik kik” yang lengking.Habitat: Hutan,

perkebunan, pekarangan, sawah atau pinggiran sungai. Kebiasaan: Aktif malam

hari, tetapi sebagian aktif pada siang hari di tem- pat teduh.Distribusi: Sumatera,

Kalimantan, Jawa dan Bali. Penyebaran lokal di Sumatera: Simalungun dan Bungo

(Jihad, 2009)

4.2.10 Ayam kalkun ( Meleagris sp.)

Warna asli ayam kalkun adalah dominasi abu-abu gelap dengan bintik

putih merata di sekujur tubuhnya. Tubuhnya dapat dibedakan atas cephal(kepala),

cerviks (leher), truncus (badan), dan bagian caudal (ekor). Pada bagian anterior

Page 4: sistematika hewan. Aves

terdapat mata sebagai alat penglihatan yang memiliki palpebra superior (kelopak

mata bagian atas) dan palpebra interior (kelopak mata bawah) yang berfungsi

melindungi mata, juga terdapat telinga walaupun hanya seperti lobang (celah) kecil

karena tidak memiliki membran timpani.

Terdapat satu pasang nares di atas rostrum (paruh) yang runcing dan

pendek yang digunakan untuk mengambil makanan dan adanya cavum oris(rongga

mulut). Pada bagian atas kepala terdapat tanduk kecil yang berwarna coklat dan

agak melengkung ke arah belakang, dan pada bagian dekat paruh terdapat bagian

yang berwarna merah seperti pial dan kepala ayam ini sebagian besar berwarna

putih. Fertilisasinya bersifat ovipar (bertelur). Di alam liar hidupnya berkelompok

karena sesungguhnya hewan ini tidak suka sendiri. Pada habitat asalnya banyak

memakan serangga dan tumbuh-tumbuhan. Karena ia akan mengeluarkan suara

yang keras dan berisik apabila ada hewan/orang asing memasuki kawasannya.

Ayam ini memiliki ragam warna yang sangat bervariasi, karena dalam

perkembanganya telah terjadi cross breding antara ayam mutiara asli dengan ayam

lain.

4.2.11 Kasuari (Casuarius casuarius)

Kasuari Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius

adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar,

dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras

dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna

merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna

kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran

lebih besar dan lebih dominan.

Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah

jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena

diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti umumnya spesies burung-

burung yang berukuran besar, burung Kasuari Gelambir-ganda tidak dapat terbang.

Populasi Kasuari Gelambir-ganda tersebar di hutan dataran rendah di Australia,

pulau Irian dan pulau Seram di provinsi Maluku. Spesies ini merupakan satu-

satunya burung di marga Casuarius yang terdapat di benua Australia. Pakan burung

Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar

hutan. Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu

musim berbiak. Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan.