19
Ganguan Pendengaran Sensori Neural Pada Geriatri Tria Puspa Ningrum Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

sken 14 blok 23

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

Page 1: sken 14 blok 23

Ganguan Pendengaran Sensori Neural Pada Geriatri

Tria Puspa NingrumMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Page 2: sken 14 blok 23

Skenario Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke dokter dengan

keluhan tidakdapat mendengar suara cucunya, tapi kalau cucunya agak mengeraskan suaranya maka telinganya sakit

Rumusan masalah : tidakdapat mendengar suara kecil, sakit dengan suara keras

Page 3: sken 14 blok 23

Gangguan pendengaran

anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding

Diagnosis kerja

etiologi

EpidemiologiPatofisiologi

Gejala klinik

Faktor resiko

Tatalaksana

Pencegahan

kesimpulan

Page 4: sken 14 blok 23

Anamnesis Identitas pasien Keluhan utama Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit keluarga Riwayat kebiasaan Riwayat social dan ekonomi

Page 5: sken 14 blok 23

Pemeriksaan fisik

Page 6: sken 14 blok 23

Pemeriksaan penunjang Uaudiometri murni Tes Penala Tes stenger Audiometri Khusus

Ambang dengar (AD) = AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz___________________________________

3

Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis Telinga

yang Diperiksa

Positif Tidak ada

lateralisasi

Sama dengan

pemeriksa

Normal

Negatif Lateralisasi ke

telinga yang sakit

Memanjang Tuli Konduktif

Positif Lateralisasi ke

telinga yang sehat

Memendek Tuli Sensorineural

Page 7: sken 14 blok 23

Diagnosis Banding Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif Gangguan Pendengaran Jenis Campuran

Page 8: sken 14 blok 23

Gangguan pendengaran konduktiftransmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam secara efektif

Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan

perubahan posisi kepala. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung). Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut (soft

voice) khususnya pada penderita otosklerosis. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai., pada

pemeriksaan fisik atau otoskopi, dijumpai ada sekret dalam kanal telinga luar, perforasi gendang telinga, ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah

Page 9: sken 14 blok 23

Gangguan pendengaran campuran merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis konduktif dan gangguan

pendengaran jenis sensorineural.

Di mulai dengan gangguan pendengaran jenis ini adalah jenis hantaran dan berkembang lebih lanjut menjadi gangguan sensorineural. )Dapat pula sebaliknya)

Kedua gangguan tersebut dapat terjadi bersama-sama. (Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga dalam)

Pada tes bisik dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara

Page 10: sken 14 blok 23

Diagnosis Kerja adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia

60 tahun ke atas, simetris pada telinga kiri dan kanan.

Page 11: sken 14 blok 23

etiologi merupakan akibat dari proses degenerasi factor-faktor herediter, pola makanan, metabolisme, arteriosklerosis,

infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifactor

Page 12: sken 14 blok 23

epidemiologi Umur awal terjadinya presbiakusis bervariasi tiap orang. Penelitian Kronholm menujukkan presbiakusis terjadi pada umur dibawah 65 tahun

sekitar 5-20% sedangkan diatas umur 65 tahun terjadi sekitar 60%. Presbiakusis lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Di US diperkirakan sekitar 25-30% dengan usia 65-74 tahun didiagnosa menderita

gangguan dengar. Berdasarkan survei kesehatan tahun 1994 sampai 1997 di Indonesia (Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara dan Selatan) dengan 19.375 subjek, ditemukan presbikusis sebanyak 6,7%.4

Page 13: sken 14 blok 23

patofisiologi

Page 14: sken 14 blok 23

klasifikasiNo Jenis Patologi

1 Sensorik Lesi terbatas pada koklea, atrofi organ korti, jumlah sel–sel rambut dan

sel-sel penunjang berkurang

2 Neural Sel–sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang

3 Metabolik Atrofi stria vaskularis, potensial mikrofonik menurun, fungsi sel dan

keseimbangan biokimia / bioelektrik koklea berkurang

4 Mekanik Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis. Atrofi ligamentum

spiralis. Membran basilaris lebih kaku

Page 15: sken 14 blok 23

Gejala Klinis berkurangnya pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif.

simetris pada kedua telinga.

berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya,

terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party deafness).

Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga.

Page 16: sken 14 blok 23

Faktor Resiko Usia dan Jenis Kelamin Hipertensi Diabetes melitus Hiperkolesterol Merokok Riwayat Bising

Page 17: sken 14 blok 23

Tatalaksana dan edukasi Presbiakusis tidak dapat disembuhkan. perbaiki kemampuan pendengarannya dengan mengunakan alat bantu (diperlukan

bila penurunan pendengaran lebih dari 40dB) assistive listening devices, merupakan amplifikasi sederhana yang mengirimkan

signal pada ruangan dengan menggunakkan headset. tidak semua penderita presbiakusis dapat diatasi dengan baik menggunakkan alat

bantu dengar terutama pada presbiakusis tipe neural. (penderita merasa adanya penolakan)

latihan mendengar atau lip reading physiologic counseling menjelaskan pada keluarganya bagaimana memperlakukan atau menghadapi

penderita presbiskusis. Rehabilitasi perlu sesegera mungkin untuk memperbaiki komunikasi.

Page 18: sken 14 blok 23

PencegahanPencegahan pada presbikusis adalah dengan menghindari factor resiko seperti : Jangan merokok Kontrol kadar gula darah Kontrol tekanan darah Kontrol kadar kolestrol

Page 19: sken 14 blok 23

kesimpulan Presbikusis adalah kurangnya pendengaran sensorineural yang

biasa terjadi pada usia lanjut akibat proses degenerasi, terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris pada kedua sisi telinga. selain faktor usia juga banyak yang mempengaruhi terjadinya presbikusis, maka dari itu penting untuk menghindari atau meminimalisasikan terjadinya presbikusis dengan mengurangi faktor resiko. selain itu pasien presbikusis perlu dorongan mental agar tidak terjadi depresi atau paranoid.