Upload
silviana-sari
View
293
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
SKENARIO III BLOK IV
Saat menjadi probandus praktikum dermatome, AMI dapat merasakan adanya
stimulus rasa nyeri, rasa suhu, rasa raba pada seluruh tubuhnya. Berdasarkan hasil
praktikum tersebut, ia berasumsi bahwa seluruh sensibilitasnya tidak ada gangguan.
Benarkah asumsi AMI tersebut ?
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Probandus : Orang yang melakukan percobaan
2. Praktikum : bagian dari pengajaran agar siswa mendapat kesempatan untuk
menguji dalam keadaan nyata apa yang sudah di dapat dalam teori
3. Dermatome : suatu area kulit yang difersyarafi oleh sebuah saraf spinal dan
merupakan satu segmen medulla spinalis
4. Stimulus : setiap agen, tindakan/ pengaruh yang menghasilkan reaksi
fungsional / tropic pada reseptor atau jaringan yang peka
5. Asumsi : anggapan / dugaan dari suatu pikiran
6. Nyeri : sensasi yang memperingatkann adanya potensi cedera dan
kesiapan untuk menghindari / mengatasinya
7. Sensibilitas : kelemahan dalam merasakan
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Saat menjadi probandus praktikum dermatome, Ami dapat merasakan adanya
stimulus :
rasa nyeri,
rasa suhu,
rasa raba, pada seluruh tubuhnya
2. Berdasarkan hasil praktikum tersebut, ia berasumsi bahwa seluruh sensibilitasnya
tidak ada gangguan.
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH
OBSERVED EXPECTED CONCERNED
1.Saat menjadi probandus
praktikum dermatome, AMI
dapat merasakan adanya
stimulus :
1. rasa nyeri,
2. rasa suhu,
3. rasa raba, pada
seluruh tubuhnya
SESUAI -
2. Berdasarkan hasil
praktikum tersebut, ia
berasumsi bahwa
seluruh sensibilitasnya
tidak ada gangguan.
SESUAI -
ANALISIS MASALAH
I. Bagaimana anatomi kulit ?
STRUKTUR
EPIDERMIS
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum
2. Stratum Lusidum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Spinosum
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)
DERMIS
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler;
Lapisan retikuler;
SUBKUTIS
PEMBULUH DARAH
a. arteri : A. intramuscularis, A. subfascialis, A. intraseptalis.
b. Vena : V. intramuscularis, V. subfascialis, V.intraseptalis.
bagian-bagian dermatome
`
Gambaran Penting yang Ditemukan pada Sindrom Radix Cervicalis dan Lumbosacralis
Cedera
Radix
Nyeri Dermatome Otot yang dipersarafi Kelemahan Gerakan Refleks yang
terganggu
C5 Sisi lateral bagian atas
lengan
Deltoideus dan biceps
brachii
Abduksi bahu, fleksi siku Biseps
C6 Sisi lateral bagian
bawah lengan
Extensor carpi radialis
longus dan brevis
Ekstensor pergelangan
tangan
Brachioradialis
C7 Jari tengah Triceps brachii dan
flexor carpi radialis
Ekstensi siku dan fleksi
pergelangan tangan
Trisep
C8 Sisi medial lengan
bawah
Flexor digitorum
superficialis dan
profundus
Fleksi jari tangan Tidak ada
L1 Lipat paha Iliopsoas Fleksi panggul Kremaster
L2 Bagian anterior
tungkai atas
Iliopsoas, sartorius,
adductor coxae
Fleksi panggul, aduksi
panggul
Kremaster
L3 Sisi medial lutut Iliopsoas, sartorius,
quadriceps femoris,
adductor coxae
Fleksi panggul, ekstensi
lutut, aduksi panggul
Patella
L4 Sisi medial betis Tibialis anterior,
quadriceps femoris
Inversi kaki, ekstensi lutut Patella
L5 Sisi lateral tungkai
bawah dan dorsum
pedis
Extensor hallucis longus,
extensor digitorum
longus
Ekstensi jari-jari kaki,
dorsofleksi pergelangan
kaki
Tidak ada
S1 Pinggir lateral kaki Gastrocnemius, soleus Plantarfleksi pergelangan
kaki
Tendon
Achilles
( Ankle jerk )
S2 Bagian posterior paha Flexor digitorum longus,
flexor hallucis
Plantarfleksi pergelangan
kaki, fleksi jari kaki
Tidak ada
Cabang-Cabang Pleksus Brachialis dan Distribusinya
Cabang-Cabang Distribusi
Radix
N. dorsalis scapulae ( C5 ) M. rhomboideus minor, m. rhombodeus major, m.
levator scapulae
N. thoracalis longus ( C5, C6, C7 ) M. seratus anterior
Truncus superior
N. suprascapularis ( C5, C6 ) M. supraspinatus dan m. infraspinatus
Saraf ke m. subclavius ( C5, C6 ) M. subclavia
Fasciculus Lateralis
N. Pectoralis lateralis ( C5, C6, C7 ) M. Pectoralis major
N. Musculocutaneus ( C5, C6, C7 ) M. Coracobracialis, M. Biceps Brachii, M.
Brachialis; mempersarafi kulit sepanjang tepi
lateral lengan bawah ketika menjadi N. Cutaneus
Antebrachii Lateralis
Fasciculus dorsalis
N. Subscapularis superior ( C5, C6 ) M. Subscapularis
N. Thoracodorsalis ( C6, C7, C8 ) M. Latissimus dorsi
N. Subscapularis inferior ( C5, C6 ) M. Subscapularis dan M. Teres major
N. Axillaris ( C5, C5 ) M. Deltoideus dan M. Teres minor ; N. Cutaneus
brachii lateralis superior mempersarafi setengah
kulit bagian bawah M. Deltoideus
N. Radialis ( C5, C6, C7, C8, T1 ) M. Triseps brachii, M. Anconeus, sebagian M.
Brachialis, M. Brachioradialis, M. Extensor carpi
radialis; melalui ramus profundus N. radialis
mampersarafi otot-otot extensor lengan bawah : M.
Supinator, M. Extensor carpi radialis brevis, M.
Extensor carpi ulnaris, M. Extensor digitorum, M.
Extensor digiti minimi, M. Extensor indicis, M.
Abductor pollicis longos, M. Extensor pollicis
longus, M. Extensor pollicis brevis; kulit, N,
Cutaneus brachii lateralis inferior, N. Cutaneus
brachii dorsalis, dan N. Cutaneus antebrachii
dorsalis; kulit di atas sisi lateral dorsum manus dan
permukaan dorsal 3,5 jari lateral; cabang-cabang
articular untuk sendi siku, pergelangan tangan dan
tangan.
Fasciculus medialis
N. Pectoralis medialis ( C8, T1 ) m. Pectoralis major dan minor
N. Cutaneus brachii madialis bergabung dengan N. Kulit sisi medial lengan atas
Intercosto-brachialis dari N. Intercostalis II
( C8, T1, T2 )
N. Cutaneus antebrachii medialis ( C8, T1 ) Kulit sisi medial lengan bawah
N. Ulnaris M. Flexor carpi ulnaris dan setengah sisi medial M.
Flexor digitorum profundus, M. Flexor digiti
minimi, M, Opponens digiti minimi, M. Abductor
digiti minimi, M. Adductor pollicis, M.
Lumbricalis ketiga dan keempat, Mm. Interossei,
M. Palmaris brevis, kulit pada setengah sisi medial
dorsum manus dan telapak tangan, kulit permukaan
volar dan dorsal jari-jari 1,5 jari medial
Radix medialis n. medianus ( dengan radix lateralis )
membentuk n. medianus ( C5, C6, C7, C8, T1 )
M. Pronator teres, M. Flexor carpi radialis, M.
Palmarislongus, M. Flexor digitorum superficialis,
M. Abdukstor Policis Brevis, M. Flexor Policis
Brevis, M. Oponens pollicis, M. Lumbricalis
pertama dan kedua ( melalui ramus interosseus
anterior ), M. Flexor pollicis longus, M. Flexor
Digitorum Profundus (setengah bagian lateral), M.
Pronator quadratus ; ramus cutaneus palmaris
menuju setengah lateral telapak tangan dan ramus
digitales menuju permukaan lateral 3,5 jari-jari
cabang-cabang articular ke sendi siku, pergelangan
tangan dan carpal.
Cabang-Cabang Pleksus Lumbalis dan Sacralis serta Distribusinya
Cabang-Cabang Distribusi
N. femoralis ( L2, L3, L4 ) M. illiacus, m. pectineus, m. sartorius, m. quadriceps
femoris, kulit, n. cutaneus femoris medialis dan
intermedius, n. saphenus menuju sisi medial tungkai,
sisi medial kaki sampai ke ibu jari kaki, ramus
articulares untuk sendi coxae dan sendi lutut.
N. obturatorius ( L2, L3, L4 ) M. pectineus, M. adductor longus, M. adductor
brevis, M. adductor magnus ( bagian adductor ), M.
gracilis, kulit, sisi medial paha, ramus articulares
untuk sendi coxae dan sendi lutut.
N. ischiadicus ( L4, L5, S1, S2, S3 )
N. peroneus communis M. biceps femoris ( caput brevis ), kulit, n. cutaneus
surae lateralis, ramus communicans surae lateralis,
sisi lateral kaki, dan jari kelingking
N. peroneus superficialis M. peroneus longus dan brevis, kulit, betis, dan
dorsum pedis.
N. peroneus profundus M. tibialis anterior, M. extensor hallucis longus, M.
extensor digitorum longus, M. peroneus tertius, M.
extensor digitorum brevis, kulit, celah antara jari
pertama dan kedua, ramus articulares untuk sendi
tibio fibularis, tumut, kaki.
N. tibialis M. semitendinosus, M. biceps femoris ( caput longus
), M. membranosus, M. adductor magnus ( bagian
hamstring ), M. gastrocnemius, M. soleus, M.
plantaris, M. popliteus, M. tibialis posterior, M.
fleksor digitorum longus, M. flexor hallucis longus,
kulit, sisi medial tumit, ramus articulares untuk
articulatio coxae, sendi lutut, sendi tumit.
N. plantaris medialis M. abductor hallucis, M. digitorum brevis, M. flexor
hallucis brevis, mm. lumbricales, kulit, sisi medial
telapak kaki, cabang articular sendi-sendi kaki.
N. plantaris lateralis M. flexor acesoriuss, M. abductor digiti minimi, M.
flexor digiti minimi brevis, M. lumbricalis ( II, III,
IV )m. adductor hallucias, semua mm. interossei;
kulit dan sisi lateral telapak kaki.
II. Bagaimana histology pada kulit?
HISTOLOGI KULIT
EPIDERMIS
- epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk terdiri atas 5 lapisan
1. stratum basale / stratum germinatium
2. stratum spinosum
3. stratum granulosum
4. stratum lusidum
5. stratum korneum
6. stratum disjungtum
- sel epidermis :
keratinosit
melanosit
sel langerhans
sel merker
DERMIS (KORIUM)
- Lapisan tebal jar.ikat atas(epidermis) & jar.ikat bawah(hipodermis)
- Lapisan tebal bervariasi
Struktur dermis terdiri dari 2:
1. stratum papilaris
- tipis dan longgar
- seluler
- mengandung lengkung kapilar
2. stratum retikular
- padat dari pada lapisan papiler
-terdiri dari serat-serat kolagen
III. Bagaimana fisiologi kulit?
Fisiologi kulit berdasarkan fungsinya:
Fungsi sebagai proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,misalnya
tekanan,gesekan,tarikan;gangguan kimiawi misalnya zat-zat kimia yang bersifat
iritan ex: lisol,karbol,asam dan alkali kuat lainnya.
Fungsi sebgai absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,larutan dan benda padat,tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap .begitupun larutan lemak.
Fungsi eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa Nacl,urea,asam urat,dan ammonia
Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan(otot berkontraksi) pembuluh darah kulit
Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasl dari
rigi saraf
Fungsi pembentukan vit,D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari.
IV. Bagaimana rangsangan reseptor pada?
Reseptor Nyeri dan Rangsangannya
Reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas. Reseptor ini tersebar luas pada
permukaaan superfisial kulit dan juga dijaringan dalam tertentu, misalnya
periosteum,dinding arteri, permukaan sendi, dan falk serta tentoriumtempurung kepala.
Sebagian besar jaringan dalam lainnya hanya sedikit sekali dipersyarafi oleh ujung
syaraf rasa nyeri; namun, setiap kerusakan jaringan yang luas dapat bergabung sehingga
pada kebanyakan daerah tersebut akan timbul tipe rasa nyeri pegal yang lambat dan
kronik.
Tiga jenis stimulus yang merangsang reseptor rasa nyeri-mekanis,suhu,kimiawi.
Rasa nyeri dapat dirasakan melalui berbagai jenis ransangan. Semua ini di kelompokan
sebagai ransang nyeri mekanis, suhu dan kimiawi. Pada umunnya, nyeri cepat diperoleh
melalui ransangan jenis mekanis atau suhu, sedangkan nyeri lambat dapat diperoleh
melalui ketiga jenis tersebut. Beberapa zat kimia yang meransang jenis nyeri kimiawi
adalah bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium,asam, asetikolin dan enzim
proteolitik.
Sifat nonadaptasi reseptor rasa nyeri. Berbeda dengan kebanyakan reseptor
sensorik tubuh lainnya, reseptor rasa nyeri sedikit sekali beradaptasi dan kadang tidak
beradaptasi sama sekali. Ternyata, pada beberapa kondisi, eksitasi serabut rasa nyeri
menjadi semakin bertambah secara progresif, terutama pada rasa nyeri berlangsung
terus menerus. Keadaan ini akan meningkatkan sensitivitas reseptor rasa nyeri dan
disebut hiperalgesia.
Kecepatan kerusakan jaringan seagaistimulus rasa nyeri
Pada umumnya nyeri akan terasa bilaseseorang menerima panas dengan suhu di
atas 45°C. jaringan akan seluruhnya rusak jika suhu menetap di atas nilaiini. Oleh
karena itu, jelaslahsekarang bahwa rasa nyeri yang disebabkan oleh panas sangat erat
hubungannya dengan kecepatan kerusakan dari jaringan yang terjadi dan tidak
berhubungan dengan kerusakan total yang telah terjadi.
Intensitas rasa nyeri juga berhubungan erat dengan kecepatan kerusakan jaringan
yang disebabkan oleh pengaruh lain selain panas,seperti infeksi bakteri, iskemia
jaringan, kontusio jaringan dan sebaginya.
Makna khusus dari stimulus kimiawi penyebab nyeri selama kerusakan jaringan.
Satu zat kimia yang terlihat mengakibatkan rasa nyeri lebih hebat daripada yang lain
adalah bradikinin. Banyak peneliti menduga bahwa, bradikinin mungkin merupakan zat
yang bertanggunggung jawab terhadap penyebab rasa nyeri yang diikuti kerusakan
jaringan. Juga, intensitas nyeri dirasakan berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi
ion kalium setempat atau peningkatan enzim proteolitik yang dapat secara langsung
menyerang ujung-ujung saraf dan menimbulkan rasa nyeri dengan cara meembuat
membrane saraf tersebut lebih permeable terhadap ion-ion.
Iskemia jaringan sebagai penyebab rasa nyeri. Bila aliran darh yang menuju
jaringan terhambat, dalamwaktu beberapa menit saja jaringan sering menjadi terasa
nyeri sekali. Bila metabolisme makin cepat, rasa nyeri yang timbul akan semakin cepat
pula. Salah satu penyebab rasa nyeri pada keadaan iskemia adalah terkumpulnya
sejumlah besar asam laktat dalam jaringan( metabolism tanpa oksigen ). Mungkin juga
ada bahan-bahan kimia lainnya seperti bradikinin dan enzim proteolitik yang terbentuk
dalam jaringan akibat kerusakan sel dan bila bahan-bahan ini selain asam laktat akan
merangsang ujung serabut saraf nyeri.
Spasme otot sebagai penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri ini mungkin sebagian
disebabkan secara langsung oleh spasme otot karena terangsangnya reseptor nyeri yang
bersifat mekanosensitif, namun mungkin juga rasa nyeri ini secara tidak langsung
disebabkan oleh pengaruh spasme otot yang menekan pembuluh darah dan
menyebabkan iskemia. Spasme otot ini juga meningkatkan kecepatan metabolism dalam
jaringan otot sehingga relative memperberat keadaan iskemia,keadaan ini merupakan
kondisi yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi pemicu timbulnya rasa nyeri.
Reseptor suhu dan perangsangannya
Reseptor dingin dan reseptor dingin terletak tepet di bawah kulit,yakni pada titik-
titik yang berbeda dan terpisah-pisah. Pada sebagian daerah tubuh jumlah titikdingin
kira-kira 3 sampai 10 kali titik hangat dan pada berbagai daerah tubuh jumlah reseptor
bervariasi, 15 sampai 25 titik dingin per sentimeter persegi pada bibir, 3 sampai5 titik
dingin pada jari-jari, dan kurang dari satu titik dingin per sentimeter persegi pada daerah
permukaan badan yang luas.
Ujung saraf tipe Aδ yang bermielin,khusus dan kecil bercabang beberapa kali,
ujungnya menembus kepermukaan dasar sel-sel epidermis basal. Sinyal dari reseptor-
reseptor ini akan di jalarkan melalui serabut saraf tipe Aδ yang berkecapatan lebih dari
20 meter per detik. Sebagian sensasi dingin juga di jalarkan melalui serabut sara tipe C,
yang diduga merupakan ujung serabut saraf bebas yang munginjuga berfungsi sebagai
reseptor dingin.
Mekanisme perangsangan reseptor suhu
Ada anggapan bahwa reseptor hangat dan dingin di rangsang oleh perubahan
kecepatan metabolismenya dan dari kenyataan terlihat bahwa untuk setiap perubahan
suhu 10°C akan memengaruhi kecepatan reaksi kimia intrasel seanyak dua kali lipat.
Dengan kata lain,deteksi suhu mungkin bukan hasil dari fisik panas atau dingin pada
ujung-ujung saraf secara langsung tetapi dari perangsangan kimia pada ujung serabut
saraf yang telah dimodifikasi oleh suhu.
V. Bagaimana mekanisme sehingga bisa merasakan adanya
stimulus?
jaras nyeri dan suhu
impuls nyeri di transmisikan ke arah medulla spinalis( serabut-serabut penghantar
cepat delta A dan serabut lambat tipe C ). Akson-akson yang masuk ke dalam medulla
spinalis dari ganglion radix posterior langsung menuju columna grisea posterior dan
terbagi menjadi cabang ascendns dan desecndens. Cabang tersebut berjalan ke medulla
spinalis dan membentuk tractus posterolaterallissauer. Selanjutnya akson-akson neuron
tingkat kedua menyilang secara oblik menuju sisi kontra lateral di substansia grisea
anterior dan commissural alba dalam satu segmen medulla spinalis, naik di dalam
columna alba kontralateral sebagai teractus spinothalamicus lateralis.
Tractus spinothalamicus lateralis terletak di medial tractus spinocerebellaris
anterior. Ketika tractus spinotalamicus lateralis naik melalui medulla spinalis, terjadi
penambahan serabut-serabut baru di aspek anteromedial tractus ini sehingga di dalam
segmen cervicalis atas medulla spinalis serabut-serabut sacralis terletak di lateral dan
segmen cervicalis di medial. Serabut-serabut yang membawa sensasi nyeri terletak
sedikit anterior dari serabut-serabut yang membawa sensasi suhu.
Ketika tractus spinothalamicus lateralis naik melalui medulla oblongata. Tractus
ini terletak dekat permukaan lateral dan diantara nucleus olivarius inferior dan nucleus
tractus spinalis nervus trigeminus. Tractus spinothalamicus lateralis, tractus
spinothalamicus anterior, tractus spinotetialis, membentuk lemnicus spinalis. Lemnicus
spinalis terus berjalan ke atas melalui bagian posterior pons. Di dalam mesencephalon,
lemnicus terletak dalam tegmentun di lateral lemnicus medialis. Banyak serabut tractus
spinothalamicus lateralis berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di dalam
nucleus ventroposterolateralis thalami. Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam
nucleus ventroposterolateral thalami berjalan melalui crus posterius capsula interna dan
corona radiate untuk mencapai area somesthesia di gyrus paracentralis posteriorortex
cerebri.
• Reseptor – kortek sensorik à 3 tingkatan neuron
Memiliki pola dasar :
1. Sistem sensorik menyilang
2. Neuron tk pertama berada di ganglion akar dorsal
3. Badan sel neuron tk 2 di kornu posterior M.S / inti homolog M.O
4. Neuron tk 3 di talamus merelay impuls ke korteks
jaras raba dan tekanan ringan( kasar )
akson-akson memasuki medulla spinalis melalui ganglion radix posterior dan
menuju ujung columna grisea posterior, kemudian terbagi dua menjadi cabang asendens
dan descendns. Cabang-cabang ini berjalan sejauh satu atau dua segmen medulla
spinalis dan memberikan kontribusi pada tractus posterolateral lissauer. Serabut neuron
tingkat pertama ini di duga berakhir dengan bersinaps pada sel-sel di dalam kelompok
substantia gelatinosa columna grisea posterior.
Akson-akson neuron tingkat kedua menyilang sangat oblik ke sisi kontralateral di
substantia grisea anterior dan comisura alba dalam beberapa segmen medulla spinalis,
dan naik di dalam columna alba anterolatral sisi kontralateral sebagai tractus
spinothalamicus anterior. Saat tractus spinothalamius anterior naik melalui medulla
spinalis terjadi penambahan serabut-serabut baru pada sisi aspek medial tractus ini
sehingga pada segmen cervicalis atas medulla spinalis serabut sacralis terletak paling
lateral dan segmen cervical paling medilal. Ketika tractus spinothalamicus anterior naik
melalui medulla oblongata tractus ini di ikuti oleh tractus spinothalamicus lateralis dan
tractus spinotectialis yang secara bersama-sama membentuk lemniscus spinalis.
Lemnisus spinalis terus naik ke bagian posterior pons,serta tegmentum medulla
spinalis dan serabut-serabut tratus spinothalamicus anterior berakhir dan membentuk
sinaps dengan neuron ttingkat ketiga di nucleus ventroposterolateral thalami. Rasa raba
dan tekan diyakini dapat di apresiasikan di sini. Selanjutnya, akson-akson neuron
tingkat ketiga pada nucleus ventroposterolateral thalami berjalan melalui crus posterior
capsula interna dan corona radiate untuk menapai area somestesia di gyrus postcentralis
Medula Spinalis Sistem sensorik menyilang
cortex cerebri. Setengah bagian kontralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu
dengan tangan dan mulut terletak pada bagian inferior, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya. Kesadaran mengenai apresiasi sensasi raba dan tekan bergantung pada
aktivitas ortex cerebri. Sensasi hanya dapat ditentukan lokasinya secara kasar dan
intensitasnya hanya dapat sedikit dibedakan.
VI. Apa saja jenis-jenis sensibilitas ?
Jenis-jenis sensibilitas
1. Superfisial ( eksteroseptif )
Rasa raba
Rasa nyeri
Rasa suhu
2. Dalam ( propioseptif )
Rasa gerak
Rasa sikap
Rasa getar
Rasa tekan dalam
Rasa nyeri dalam otot
3. Viseral ( introseptif )
Gangguan sensibilitas
Siringomielia
Keadaan ini disebabkan oleh gangguan pekembangan dalam pembentukan canalis
centralis, paling sering mengenai batang otak dan daerah cervikal medulla spinalis.gejala
dan tanda seabagai berikut :
1. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada dermatom kedua sisi tubuh yang
berhubungan dengan segmen medulla spinalis yang terkena. Pasien sering
mengeluhkan cidera terbbakar pada jari yang tidak sengaja.
2. Deskriminasi traktil, sensasi getar dan sensasi propioseptif normal.
Jenis-jenis stimulus
1. Mekanoreseptor
Tipe ini memberikan respon impuls saraf terhadap perubahan mekanik
Seperti raba, tekanan ( termasuk tekanan darah ), getaran dan regangan.
2. Thermoreseptor
Tipe ini memberikan respon terhadap perubahan suhu ; beberapa reseptor
memberikan respon terhadap dingin dan sebagian terhadap panas
3. Nosiseptor
Tipe ini memberikan respon terhadap stimulus yang menyebabkan kerusakan
pada jaringan
Seperti terbakar, dinginnya ektrem, tekanan yang berlebihan ataupun inflamasi.
4. Kemoreseptor
Tipe ini memberikan respon terhadap perubahan kimiawi yang berhubungan
dengan rasa kecap dan penghidu serta kosentrasi oksigen dan karbon dioksida di
dalam darah
5. Photoreseptor
seperti retina mata yang merespon terhadap energi cahaya.
VII. Dimana pusat sensibilitas?
Saraf ini umumnya diketahui bahwa impuls nyeri cepat langsung naik menuju
nucleus ventrolateralis thalami kemudian di teruskan ke kortex cerebri. Sebagian besar
serabut nyeri-lambat di tractus spinothalamicus lateralis berakhir pada formation
reticularis yang akan mengaktifkan seluruh system saraf. Daerah ini merupakan area
otak yang lebih rendah yang menimbulkan kesadaran pada individu mengenai nyeri
tipe kronis, nausea dan nyeri yang sangat hebat. Hasil penelitian membuktikan bahwa
gyrus postcentralis, gyrus cinguli dan gyrus insula di yakini merupakan tempat yang
berfungsi untuk menerima dan menginterpretasikan informasi nosiseptor.Gyrus
postentralis berfungsi menginterpretasikan nyeri yang berhubungn dengan pengalaman
masa lalu, gyrus cinguli berperan menginterpretasikan aspek emosional nyeri,
sadangkan gyrus insula berfungsi menginterpretasikan rangsangan nyeri dari organ-
organ dalam tubuh dan menimbulkan respon otonom. Penerimaan informasi nyeri oleh
susunan saraf pusat pertama kali diatur oleh susunan saraf pusat di atur oleh cornu
grisea posterior medulla spinalis dan di tempat lain ditingkat yang lebih tinggi.
VIII. Bagaimana cara memeriksa sensibilitas ?
Sistem sensibilitas
o Eksteroseptif : terdiri atas rasa nyeri, rasa suhu dan rasa raba.
Rasa nyeri bisa dibangkitkan dengan berbagai cara, misalnya dengan menusuk
menggunakan jarum, memukul dengan benda tumpul, merangsang dengan api atau hawa
yang sangat dingin dan juga dengan berbagai larutan kimia.
Rasa suhu diperiksa dengan menggunakan tabung reaksi yang diisi dengan air es
untuk rasa dingin, dan untuk rasa panas dengan air panas. Penderita disuruh mengatakan
dingin atau panas bila dirangsang dengan tabung reaksi yang berisi air dingin atau air
panas. Untuk memeriksa rasa dingin dapat digunakan air yang bersuhu sekitar 10-20 °C,
dan untuk yang panas bersuhu 40-50 °C. Suhu yang kurang dari 5 °C dan yang lebih
tinggi dari 50 °C dapat menimbulkan rasa-nyeri.
Rasa raba dapat dirangsang dengan menggunakan sepotong kapas, kertas atau
kain dan ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Hindarkan adanya tekanan atau
pembangkitan rasa nyeri. Periksa seluruh tubuh dan bandingkan bagian-bagian yang
simetris.
o Proprioseptif : rasa raba dalam (rasa gerak, rasa posisi/sikap, rasa getar
dan rasa tekanan)
Rasa gerak : pegang ujung jari jempol kaki pasien dengan jari telunjuk dan jempol
jari tangan pemeriksa dan gerakkan keatas kebawah maupun kesamping kanan dan kiri,
kemudian pasien diminta untuk menjawab posisi ibu jari jempol nya berada diatas atau
dibawah atau disamping kanan/kiri.
Rasa sikap : Tempatkan salah satu lengan/tungkai pasien pada suatu posisi
tertentu, kemudian suruh pasien untuk menghalangi pada lengan dan tungkai. Perintahkan
untuk menyentuh dengan ujung ujung telunjuk kanan, ujung jari kelingking kiri dsb.
Rasa getar : Garpu tala digetarkan dulu/diketuk pada meja atau benda keras lalu
letakkan diatas ujung ibu jari kaki pasien dan mintalah pasien menjawab untuk
merasakan ada getaran atau tidak dari garputala tersebut.
o Diskriminatif : daya untuk mengenal bentuk/ukuran; daya untuk mengenal
/mengetahui berat sesuatu benda dsb.
Rasa gramestesia : untuk mengenal angka, aksara, bentuk yang digoreskan diatas kulit
pasien, misalnya ditelapak tangan pasien.
Rasa barognosia : untuk mengenal berat suatu benda.
Rasa topognosia : untuk mengenal tempat pada tubuhnya yang disentuh pasien.
KERANGKA KONSEP
histologi
fisiologi
Sensibilitas
AnatomiMerasakan
stimulus(kulit)
Jenis-jenis
( AMI menjadi Probandus praktikum Dermatome)
Cara pemeriksaaan
Learning Issues
What I know What I don’t knowWhat I have to
prove
How will I
learn
Dermatom kulit
Anatomi kulit
Histology kulit
Jenis-jenis
sensibilitas
Jenis-jenis
stimulus
Cara
pemeriksaan
stimulus
Gangguan sensibilitas Mekanisme
sehingga
merasakan
adanya
stimulus
Text book
Kuliah
Pakar
Internet
Website
pusat Jenis
Superfisial (eksteroseptif)
Dalam (profioseptif)
Visceral (introseptif)
Rasa raba
Rasa nyeri
Rasa suhu
Rasa gerak Rasa sikap Rasa getar Rasa tekanan
dalam Rasa nyeri
dalam otot
Mekanisme rasa
nyeri,raba, dan
suhu
HIPOTESIS
Asumsi Ami belum benar, karena ami belum melakukan keseluruhan pemeriksaan
sensibilitas.
SINTESIS
ANATOMI KULIT
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,
pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak
kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang
berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau
korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan
dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi
regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum GranulosumDitandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya
ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan
granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel
Langerhans).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar
3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan
elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia
lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang
menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak
keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas
kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
shearing forces dan respon inflamasi
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak.
Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan
keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori,
kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
PEMBULUH DARAH
c. arteri : A. intramuscularis, A. subfascialis, A. intraseptalis.
d. Vena : V. intramuscularis, V. subfascialis, V.intraseptalis.
HISTOLOGI KULIT
Epidermis
Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk terdiri 5 lapisan :
1. Stratum basale
Terdiri atas satu lapis sel di atas lamina basalis dan melekat pada dermis di
bawahnya. sel-selnya kuboid atau kolumnar rendah. Intinya besar. Pada mikrofag
elektron, terdapat kompleks golgi kecil, sedikit mitokondria dan profil retikulum
endoplasma dalam matriks sitoplasma yang kaya ribosom.
2. Stratum spinosum
Terdiri dari sel poligonal teratur
Punya jembatan antar sel seperti duri ( spina )
3. Stratum granulosum
Terdiri dari 3-5 lapis sel gepeng
Sitoplasmanya banyak granula ( granula keratohialin )
4. Stratum lusidum
Terdapat lapisan tipis yaitu zona eosinofilik antara stratum granuloum dan stratum
korneum. Terdiri dari 4-6 lapis sel gepeng, padat tidak berinti. Mempunyai zat
eleidin.
5. Stratum korneum
Terdiri dari lapisan sel gepeng, selnya tidak berinti, elektin berubah menjadi
keratin, massanya sangat eosinopilik dari lamel berombak, sel-sel tidak jelas
6. Stratum disjunctum
Paling superfisial, pelepasan sel tanduk disebut disjunctum
Dermis ( korium )
Lapisan tebal jaringan ikat.
Atas : epidermis
Bawah : hipodermis
Lapisan tebal bervariasi, misalnya kelopak mata 0.5 mm, perut 1-2 mm
Terdiri dari folikel rambut, glandula sudorifera, glandula sebacea, otot polos, otot
lurik ( wajah )
Struktur dermis terdiri dari :
1. Stratum papilaris
Lebih tipis, longgar dan lebih seluler, mengandung lebih banyak lengkung
kapiler
2. Stratum retikularis
Lebih padat dari pada lapisan papiler, terdiri serat-serat kolagen yang disebut
garis langer. Otot polos pada dermis ( M. Arektor pili )
Jaras nyeri
Stimulus nyeri Resptor (kulit) Ujung saraf bebas Impuls nyeri Medula
Spinalis Serabut penghantar-cepat δtipe A Ganglion radix posterior Ujung
columna Gricea Posterior Tractus posterolateral Lissauer Menyilang secara
Oblik menuju sisikontralateral substantia gricea anterior dan Comissura Alba(dalam
satu segmen med.Spinalis) (Tractus Spinotalamicus lateralis) naik di dalam columna
alba kontralateral Terletak di medial Tractus Spinocerebellaris anterior naik
melalui medulla oblongata tractus spinothalamicus lateralis,tractus spinothalamicus
anterior dan spinotetalis membentuk lemniscus spinalis melalui bagian posterior
pons serabut spinothalamicus lateralis brakhir dan bersinaps dengan nuron tingkat
ketiga di dalam nucleus ventroposterolateralis thalami( terjadi apresiasi sensasi nyeri
dan suhu ) crus posterior capsula interna dan corona radiate untuk mncapai area
somesthesia di gyrus paracentralis posterior cortexcerebri.
Jaras Suhu
Stimulus nyeri Resptor (kulit) Ujung saraf bebas Impuls nyeri Medula
Spinalis Serabut penghantar-cepat δtipe A Ganglion radix posterior Ujung
olumna GriceaPosterior Tactus posterolateral Lissauer Menyilang secara Oblik
menuju sisikontralatral substantia gricea anterior dan Comissura Alba(dalam satu
segmen med.Spinalis) (Tractus Spinotalamicus lateralis) naik di dalam columna alba
kontralateral Terletak di medial Tractus Spinocerebellaris anterior naik melalui
medulla oblongata tractus spinothalamicus lateralis,tractus spinothalamicus anterior
dan spinotetalis membentuk lemniscus spinalis melalui bagian posterior pons
serabut spinothalamicus lateralis brakhir dan bersinaps dengan nuron tingkat ketiga di
dalam nucleus ventroposterolateralis thalami( terjadi apresiasi sensasi nyeri dan suhu )
crus posterior capsula interna dan corona radiate untuk mncapai area somesthesia di
gyrus paracentralis posterior cortexcerebri
JARAS RABA
Stimulus nyeri Resptor (kulit) Ujung saraf bebas Impuls nyeri Medula
Spinalis Seraut penghantar-cepat δtipe A Ganglion radix posterior Ujung
Columna Gricea Posterior Tactus posterolateral Lissauer Menyilang sangat Oblik
menuju sisi kontralateral Substantia gricea anterior dan comissura alba
Tractus spinothalamicus anterior naik dalam columna alba anterolateral sisi
kontralateral Medulla Oblongata diikuti Tractus Spinothalamicus Lateralis dan
Tractus Spinotectalis membentuk Lemniscus Spinalis naik ke bagian posterior pons
serabut Spinothalmicus anterior Nucleus ventroposterolateral Thalami crus
Posteriorapsula Interna dan Corona Radiata Gyrus Postcentralis cortex
cerebri( apresiasi raba dan tekan)
Tulang belakang
DAFTAR PUSTAKA
Snell,Richard S.2006.Neuroanatomi Klinis untuk Mahasiswa
Kedokteran.Jakarta:EGC
Guyton,Arthur.C2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Bloom W,Fowchet.2002.Buku Ajar Histologi.Jakarta:EGC