Upload
uchii02
View
119
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
used well
Citation preview
Nama : Dian Suciaty Annisa
NPM : 1102012064
DEHIDRASI
LI 1. Cairan tubuh & Larutan
LO 1.1 Defenisi
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi
fisiologis tertentu. Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut).
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas dua komponen (zat) atau lebih.
LO 1.2 Klasifikasi
Cairan tubuh
1) Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hamper 60%
dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat
badannya.
USIA KILOGRAM BERAT BADAN (%)
Bayu prematur 80
3 bulan 70
6 bulan 60
1-2 tahun 59
11-16 tahun 58
Dewasa 58-60
Dewasa gemuk 40-50
Dewasa kurus 70-75
2) Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut):
elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit : substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdiasosiasi menjadi ion positif dan
negative dan diukur kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
(mEq/L) atau dengan berat molekul dalam gram (mol/L).
Kation : Ion-Ion yang membentuk muatan positif dalam larutan.
Kation Ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama dalam intraselular utama dalah kalium (K+). Sistem
pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar
dan ke dalam.
Anion : Ion-ion yang membentuk muatan negative dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah klorida (Cl-), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat (PO43-).
b. Non Elektrolit : substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (milligram per 100 ,l-mg/dl). Non
elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.
Cairan tubuh didistribusi antara dua kompartemen cairan utama : kompartemen intraselular dan
kompartemen ekstraselular.
1) Cairan Intraselular
Cairan intraselular (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam sel
tubuh. Volume lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air
intrasel lebih banyak disbanding ekstrasel. Presentase volume cairan intra sel pada anak
lebih kecil dibandingkan orang dewasa karena jumlah sel lebih sedikit dan ukuran sel
lebih kecil. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan
penggunaan energy serta perbaikan sel. Selain itu, cairan intrasel juga berperan dalam
proses replikasi dan berbagai fungsi khusus antara lain sebagai cadangan air untuk
mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel.
Kandungan Elektrolit Intrasel
Dalam cairan intrasel, kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah
fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+ dan PO42+ merupakan solute yang dominan untuk
menimbulkan efek osmotic pada cairan intrasel. Ion K+ juga penting dalam proses
niolistrik. Konsentrasi ion kalsium intrasel sangat rendah.
2) Cairan Ekstraselular
Cairan ekstraselular adalah cairan diluar sel. Ukuran relative dari CES menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh
terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun, volume relative dari CES menurun
sampai kira-kira sepertiga volume total. CES dibagi menjadi :
a. Cairan Interstial (CIT) : Cairan di sekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volum interstisial. Relatif
terhadap ukuran tubuh, volume CIT kira-kira sebesar dua kali lebih besar pada
bayi baru lahir disbanding orang dewasa.
b. Cairan intravaskuler (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relative CIV sama orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata
volume darah orang dewasa 5-6 L, 3L dari jumlah tersebut adalah plasma.
Sisanya 2-3 L terdiri dari sel darah merah (SDM atau eritrosit) yang
mentranspor oksigen dan bekerja sebagai buffer tubuh yang penting.
c. Cairan transelular (CTS) : Cairan yang terkandung di dalam rongga khusus
dari tubuh. Contoh CTS meliputi cairan serebrospinal, perikardinal, pleura,
synovial,dan cairan intraocular, dam sekresi lambung.
Kandungan Elektrolit Ekstraselular
Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma
dan cairan interstisium) ternyata berbeda. Hal ini tersebut disebabkan oleh pengaruh
keseimbangan Gibbs-Donan (pada kondisi keseimbangan, konsentrasi pasangan kation
dan anion yang dapat berdifusi yang dihasilkan pada salah satu sisi membrane akan sana
dengan produksi kation dan anion pada sisi lainnya), kadarnya lebih tinggi pada cairan
interstisium, kecuali untuk ion Ca2+ dan Mg2+ karena ion ini banyak yang terikat pada
protein plasma.
Perbedaan Elektrolit Ekstraselular dan Intraselular
Plasma Cairan interstisium
(mEq/L)
Cairan intrasel
(mEq/L)
Na+ 140 1448 13
K+ 4,5 5,0 140
Ca+ 5,0 4,0 1x10-7
Mg+ 1,7 1,5 7,0
Cl- 104 115 3,0
HCO3- 24 27 10
SO42- 1,0 1,2 -
PO42+ 2,0 2,3 107
Protein 15 8 40
Anion organic 5,0 5,0 -
Larutan
Macam-macam larutan dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Berdasarkan fasanya (wujud zat)
2) Berdasarkan kejenuhannya
Larutan Secara Kualitatif Secara Kuantitatif
Belum jenuh Solute masih bisa larut dalam solvent Qc < Ksp
Jenuh
Keadaannya berada dalam
kesetimbangan
Qc = Ksp
Sudah Jenuh Mengendap semua (sudah terdapat
endapan)
Qc > Ksp
3) Berdasarkan daya hantar listriknya
Kekuatannya bergantung pada nilai α (koefisien ionisasi). Nilai α berkisar antara 0-1.
Larutan Nilai α
Elektrolit - Elektrolit kuat = 1; karena larutan terionisasi dengan
sempurna
- Elektrolit lemah 0 ≤ α ≤ 1
Non elektrolit α = 0; karena tidak ada yang terionisasi
4) Berdasarkan kepekatan
a) Larutan encer: larutan yang mengandung relative sedikit solute dalam larutan
b) Larutan pekat: larutan yang mengandung banyak solute dalam larutan
LO 1.3 Perbedaan cairan & larutan
LO 1.4 Sifat
LI 2. Keseimbangan Cairan Tubuh
Solute larut solute tak larut
Keseimbangan Cairan Tubuh
Secara rerata, cairan tubuh membentuk 60% dari berat total. Angka ini bervariasi diantara
orang, bergantung pada berapa banyak lemak (jaringan yang kandungan H2O-nya rendah) yang
dimiliki seseorang. Dua pertiga dari H2O tubuh terdapat di cairan intrasel (CIS). Sisa
sepertiganya terdapat di cairan ekstrasel (CES) yang terdistribusi antara plasma dan cairan
intersisium.
Komponen esensial keseimbangan cairan adalah control volume CES dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan control osmolaritas CES dengan mempertahankan
keseimbangan air. Kation utama CES (Na+) memiliki kekeuatan osmotic yang besar maka
perubahan kandungan Na+ total tubuh menyebabkan perubahan setara dalam volume CES,
termasuk volume plasma yang pada gilirannya mengubah tekanan darah arteri dalam arah yang
sama.
Perubahan osmolaritas CES terutama dideteksi dan dikoreksi oleh system-sistem yang
mempertahankan keseimbangan H2O. Osmolaritas CES harus diatur secara ketat untuk
mencegah perpindahan osmotic H2O antara CES dan CIS karena pembengkakan atau penciutan
sel membahayakan, terutama bagi neuron otak.
Untuk mencegah perpindahan yang merugikan ini, keseimbangan H2O bebas diatur
terutama oleh vasopressin dan dengan tingkat yang lebih rendah oleh rasa haus.
LO 2.1 M&M Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
Natrium
Natrium memainkan peranan penting dalam mempertahankan konsentrasi dan volume
cairan ekstraselular (CES). Kadar Natrium serum normal 137-147 mEq/L. Rata-rata masukan
natrium setiap hari jauh melebihi kebutuhan normal tubuh setiap hari. Ginjal bertanggung jawab
untuk mengeksresikan kelebihan dan dapat menyimpan natrium selam periode pembatasan
natrium ekstrem.
1) Hiponatremia
Hiponatremia adalah kelebihan cairan relative yang terjadi bila (1) jumlah asupan
cairan melebihi kemampuan eksresi dan (2) ketidakmampuan menekan sekresi ADH
misalnya kehilangan cairan melalui saluran cerna, gagal jantung dan sirosis hati atau pada
SIADH (Syndrome of Inapprpriate ADH-secrection). Berdasarkan prinsip diatan maka
etiologi hipatremia dibagi atas:
Hiponatremia dengan ADH meningkat
Hiponatremia dengan ADH tertekan fisiologik
Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi.
Hiponatremia terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremi yang berlangsung cepat kurang dari
48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat penurunan kesadaran dan
kejang. Hal ini terjadi akibat edema sel otak, karena air dan ekstrasel masuk ke
intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut ke intrasel yang
osmolalitasnya lebih tinggi. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia
simptomatik atau hiponatremia berat.
b. Hiponatremia kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu
lebih dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan
kesadaran atau kejang (ada proses adaptasi), gejala yang timbul hanya ringan seperti
lemas atau mengantuk. Pada keadaan ini tidak ada urgensi melakukan koreksi
natrium, tetapi dilakukan dalam beberapa hari dengan memberikan larutan garam
isotonic. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik.
Terapi SIADH yang dianjurkan adalah menghilangkapn penyebabnya apabila
memungkinkan. Pembatasan cairan, yang jumlahnya terus dikurangi dengan kadar
natrium yang juga turut dikurangi, dengan penggantian natrium biasanya cukup efektif
dan dapat ditolerir.
2) Hipernatremia
Hipenatremia adalah suatu keadaaan dengan deficit cairan relative. Hipernatremia
jarang terjadi, umumnya disebabkan resusitasi cairan menggunakan larutan NaCl 0.9%
(kadar natrium 154 mEq/L) dalam jumlah besar. Hypernatremia juga dijumpai pada kasus
dehidrasi dengan gangguan haus. Hipernatremia terjadi bila :
Adanya defisit cairan tubuh akibat eksresi air melebihi eksresi natrium
atau asupan air yang kurang. Misalnya pada pengeluaran air tanpa
elektrolit melalui insensible water loss atau keringat; osmotic diare akibat
pemberian laktulosa atau sorbitol; diabetes insipidus sentral maupun
nefrogenik; diuresis osmotic akibat glukosa atau monitol; gangguan pusat
rasa haus di hipotalamus akibat tumor atau gangguan vascular.
Penambahan natrium yang melebihi jumlah dalam cairan dalam tubuh,
misalnya koreksi bikarbonat berlebihan pada asidosis metabolic.
Masuknya air tanpa elekrolit kedalam sel. Misalnya pada latihan (olahraga
berat), asam laktat dalam sel meningkat sehingga osmolalitas sel juga
meningkat dan air dari ekstrasel akan masuk ke intrasel. Biasanya kadar
natrium akan kembali normal dalam waktu 5-15 menit setelah istirahat.
Kalium
Kalium adalah kation intraselular utama, dan memainkan penanan penting pada
metabolism sel. Kadar normal kalium plasma berkisar antara 3.5-5 mEq/L. Bila kalium kurang
dari 3.5 mEq/L disebut hypokalemia dan bila lebih dari 5 mEq/L maka disebut sebagai
hyperkalemia. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yang disebut
aritmia. Kelebihan ion kalium darah akan menyebabkan gangguan berupa penurunan potensial
trans-membran sel.
1) Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh atau gerakan kalium
kedalam sel- sel dan jarang karena ketidakadekuatan masukan saja. Hipokalemia
merupakan kejadian yang sering dijumpai di klinik. Penyebab hypokalemia dapat dibagi
sebagai berikut :
Asupan kalium kurang
Pengeluaran kalium berlebihan
Kalium masuk ke dalam sel
Terapi yang digunakan yaitu :
a. Pengobatan penyebab dasar
b. Penggantian kalium : baik melalui mulut dan melalui jalur perifer.
c. Diuretik pengikat kalium : dapat diberikan pada suplemen kalium oral.
d. Pengganti garam kalium klorida : dapat digunakan untuk masukan tambahan
kalium.
2) Hiperkalemia
Istilah hyperkalemia digunakan bila kadar kalium dalam plasma lebih dari 5
mEq/L. Terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan eksresi urine terhadap
kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel-sel.
Terapi bertujuan untuk mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kalium
serum ke normal.
Subakut
a. Kation yang mengubah resin (mis: kayzalate): Diberikan baik secara oral, nasogastric,
atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium di usus.
b. Penurunan masukan kalium : diet menghindari makanan yang mengandung kalium
tinggi. Intravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien dengan gagal
ginjal.
Akut
a. IV kalsium glukonat : untuk meniadakan efek neuromuscular dan jantung terhadap
hyperkalemia.
b. IV glukosa dan insulin : memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium
serum ini sementara (kira-kira 6 jam).
c. Bikarbonat natrium : memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum
sementara (1-2 jam).
d. Dialysis : membuang kalium dari tubuh. Dialysis paling efektif diantara yang lain.
Klorida
Sumber : garam dapur
Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
Fungsi : Anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena fungsinya pada pergeseran
klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah lambung.
Kelebihan : hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : Tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan
kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung
oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.
Gangguan pada hipokloremia dan hiperkloremia mengikuti gangguan pada keseimbangan
natrium karena natrium dan klorida merupakan kation dan anion primer pada cairan ekstrasel.
LI 3. Dehidrasi
Menurut Dorland Edisi 29, Dehidrasi adalah (1) membuang air dari substansi; (2)
keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh yang berlebihan.
Menurut Ensiklopedia Kesehatan, Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan
cairan atau air pada tubuh yang mana tubuh kehiangan cairan elektrolit (garam) yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bias menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Buku Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa, Dehidrasi
adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium)
atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel.
Menurut Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V, Dehidrasi adalah berkurangnya
cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik),
atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (dehidrasi isotonic), atau hilangnya
natrium lebh banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
LO 3.2 M&M Gejala
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor, mata cekung
sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat
badan akut lebih dari 3%. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi
kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. Saliva menjadi kental, anak menjadi apatis, kejang-
kejang dan kadang gelisah. Akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan nadi dan jantung yang
berdenyut cepat dan lemah, tekanan darah menurun, kesadaran menurun, dan pernapasan
kussmaul.
LO 3.3 M&M penyebab
Infeksi kronik atau akut
Kehilangan urin berlebihan
Guna salah duretika
Glikosuria
Hiperkalsuria
Manitol
Zat kontras radiografi
Peningkatan nitrogen urea darah
Diabetes Insipidus
Hipoaldosteronism
Supresi Vasopressin
Diurisis pasca obstruksi
Kehilangan gastrointestinal
Traktrus gastrointestinal atas
Muntah
Kerusakan nasogaster
Diet internal dengan cairan hipertonik
Traktus gastrointestinal bawah
Guna salah laksatif/persiapan usus
Diare insfeksius/ sekretori
Pintas bedah/ fisula
Iskemia usus
Kolektomi
Kehilangan darah berlebihan
Lingkungan
Gelombang panas
Hipotermia
Pergeseran cairan ke interstial
Hipoalbuminemia
Pankrearitis
Asites
Anafilaksis
Luka bakar
Dialisat peritoneal hipertonik
LO 3.4 M&M klasifikasi
1) Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat dibagi menjadi dehidrasi
ringan, sedang dan berat seperti tabel dibawah ini
Gejala Ringan (3-5%) Sedang (6-9%) Berat (>10%)
Tingkat kesadaran Sadar Letargi Tidak sadar
Pengisian kembali
kapiler
2 detik 2-4 detik > 4 detik
Membrane mukosa Normal Kering Sangat kering
Denyut Jantung Sedikit meningkat meningkat Sangat meningkat
Laju pernapasan normal meningkat Meningkat dan
hiperapnea
Tekanan darah normal Normal;ortostatik Menurun
Denyut nadi normal Cepat dan lemah Sangat lemah
sampai tidak teraba
Turgor kulit Kembali normal Kembali lambat Tidak segera
kembali
Fontanella normal Agak cekung Cekung
Mata normal Cekung Sangat cekung
Keluaran urin menurun oliguria Anuria
2) Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dibagi menjadi :
a. Dehidrasi hiponatremik atau hipotonik
Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relative besar daripada
air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L.
b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik
Dehidrasi isonatremi terjadi ketika hilangnya cairan sama dengan konsentrasi natrium
dalam darah. Kadar natrium pada darah 130-150 mEq/L. Tidak ada perubahan
elektrolit darah pada isonatremik.
c. Dehidrasi Hipernatremik atau hipertonik
Dehidrasi Hipernatremik terjadi ketika cairan yang hilang mengandung lebih sedikit
natrium daripada darah. Kadar natrium yaitu > 150 mEq/L. Kehilangan natrium
serum lebih sedikit daripada air karena natrium serum tinggi, cairan ekstravaskular
pindak ke intravascular untuk meminimalisir penurunan volume intravascular.
LO 3.5 M&M pengobatan
Pada beberapa penderita dehidrasi, terutama yang dengan dehidrasi berat, kolaps sirkulasi
dan syok, cairan intervena harus diberikan secara gawat darurat bahkan sebelum dilakukan
evaluasi lengkap terhadap penderita. Terapi yang digunakan untuk dehidrasi berat adalah terapi
parental, cairan dapat diberikan secara intraperitoneal atau intrasesseus pada keadaan keadaan
tertentu.
Terapi inisial digunakan untuk dehidrasi hypernatremia, hiponatremia, maupun isotonic.
Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan volume cairan ekstraseluler, terutama volume
plasma, untuk mencegah atau mengobati syok.
Rehidrasi oral dapat berhasil digunakan pada penderita dengan dehidrasi ringan atau
sedang. Terapi tersebut memerlukan perhatian khusus dan konsisten pemberi perawatan yang
berkompeten, memerlukan pengetahuan mengenai formula rehidrasi yang sesuai dan ketaatan
penderita.
Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500
ml/24 jam (30ml/kg berat badan/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian
deficit cairan dan kehilangan cairan yang masih berlangsung. Cairan yang diberikan secara oral
tergantung jenis dehidrasi.
Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan
sodium yang rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.
Dehidrasi isotonic : cairan yang dianjurkan adalah air dan suplemen yang mengandung sodium
(jus tomat), juga dapat diberikan larutan isotonic yang ada di pasaran.
Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan seperti diatas tetapi kadar sodium yang lebih tinggi.
LI 4. Etika minum dalam Islam
Allah SWT telah menjadikan manusia butuh makanan dan minuman. Keduanya itulah
yang melanggengkan kehidupan manusia. Apabila seorang manusia tidak mendapatkan makanan
dan minuman niscaya ia akan mati. Oleh karena itulah, ia pasti membutuhkan minum. Akan
tetapi, hendaknya ia beradab dengan adab-adab tertentu berkaitan dengan minum.
Di antara adab-adab minum adalah:
1. Niat yang baik
Hendaknya seseorang minum dengan niat untuk menguatkan badannya guna
mentaati Allah serta menjaga kesehatan. Dengan demikian, ia akan mendapatkan pahala
dan minumnya itu menjadi ibadah yang berpahala. Dalam hadits disebutkan:
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya.”
2. Membaca Tasmiyah
Membaca tasmiyah maksudnya membaca bismillah, sebagaimana ketika
seseorang hendak makan. Sebab, hal itu dapat mengusir syaitan dan mendatangkan
berkah, sebagaimana telah dijelaskan pada adab makan.
3. Minum dengan Tangan Kanan
Sabda Rasulullah SAW:
“Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaknya ia makan dengan tangan
kanannya dan apabila ia minum, hendaknya dengan tangan kanannya. Sesungguhnya
syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.”
4. Minum dengan Duduk Semampu Mungkin
Nabi SAW melarang minum dengan berdiri.
Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian minum dengan berdiri. Apabila ia lupa,
hendaknya ia memuntahkannya.” (HR Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Seandainya orang yang minum dengan berdiri itu mengetahui apa yang ada di
perutnya, niscaya ia akan memuntahkannya.” (HR Ahmad)
Demikian juga beliau melarang (dalam lafazh lain jazara) minum dengan berdiri.
Maka pada prinsipnya minum dengan duduk lebih utama daripada minum dengan
berdiri.
5. Minum Tiga Kali
Hendaknya seseorang minum sebanyak tiga kali. Demikianlah yang biasa
dilakukan oleh Nabi SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa beliau SAW minum
dengan tiga nafas, menyebut nama Allah pada awalnya, dan memuji Allah pada
akhirnya. (HR Ibnus Sunni)
Inilah sunnah, yakni seseorang membaca bismillah lalu minum sesuatu, kemudian
membaca Alhamdulillah dan menjauhkan bejana (gelas) dari mulutnya. Setelah itu,
membaca bismillah untuk kedua kalinya lalu minum, kemudian membaca Alhamdulillah
dan menjauhkan gelas dari mulutnya untuk bernafas. Sesudah itu, membaca bismillah
lalu minum untuk ketiga kalinya, kemudian menjauhkan gelas dari mulutnya dan
mengucapkan Alhamdulillah.
Hadist ini menunjukkan bahwa seseorang yang minum hendaknya membaca
bismillah setiap kali meneguk minuman dan membaca alhamddulillah setelah
meminumnya. Dalam hadist lain disebutkan: “Beliau minum dalam tiga kali nafas.
Apabila mendekatkan gelas ke mulutnya, beliau menyebut nama Allah, sedangkan
apabila menjauhkannya, beliau memuji Allah Ta’ala. Beliau melakukan seperti itu tiga
kali.”
Sunnah ini memiliki faedah kesehatan yang sangat banyak. Sebagian dokter
menyebutkan bahwasanya bagian rongga dalam manusia biasanya suhunya lebih panas
daripada suhu air minum. Oleh karena itu, hendaknya seorang minum sedikit, lalu
ditambah, baru kemudian minum hingga kenyang sehingga rongga dalam tubuhnya bisa
menyesuaikan dengan suhu air yang masuk. Minum yang pertama lebih sedikit dari yang
kedua, baru kemudian ia boleh minum sepuasnya pada kali yang ketiga. Rasulullah SAW
melakukan hal itu semata-mata untuk mengajarkan kepada manusia perkara yang
bermanfaat bagi mereka.
6. Minum dengan Cara Menghirup
Hendaknya seseorang minum dengan cara yang lebih dekat kepada menghirup.
Janganlah ia meneguk minuman seperti unta, tetapi hendaknya ia membuka kedua
bibirnya sedikit. Perbuatan itu akan mendatangkan beberapa faedah:
1) Sedikitnya udara yang masuk bersama minuman, yang bisa menyebabkan kembung
atau masuk angina.
2) Orang minum dengan dapat merasakan lezatnya minuman dengan cepat. Dia juga
dapat dengan cepat membedakan apakah minuman itu masih bagus dan layak
diminum atau sudah basi dan tidak enak lagi rasanya. Adapun orang yang meneguk
langsung minumannya tidak akan dapat membedakan rasa minuman itu kecuali
setelah ia meminumnya dalam jumlah banyak.
3) Apabila pada minuman itu terdapat serangga atau sesuatu yang jatuh, maka ia akan
merasakannya ketika membuka kedua bibirnya. Berbeda dengan orang yang
menenggak minumannya, ia tidak akan merasakannya kecuali setelah minuman itu
masuk ke dalam kerongkongannya.
7. Bernafas Ketika Minum
Apabila Nabi SAW minum, beliau bernafas tiga kali. Beliau bersabda: “Yang
demikian lebih segar, lebih nikmat, dan lebih mengenyangkan.” (HR Al-Bukhari)
Janganlah seseorang minum sepuasnya dalam sekali nafas, namun hendaknya ia bernafas
di sela-sela tegukannya sebagaimana telah dijelaskan.
8. Tidak Bernafas dalam Gelas
“Apabila salah seorang dari kalian minum, maka janganlah ia bernafas di dalam
gelas.” (HR Al-Bukhari)
9. Tidak Menghembus dalam Gelas
Berdasarkan hadits yang telah lalu diketahui bahwa air minum dapat menyerap
bau nafas. Sesungguhnya hembusan lebih parah daripada nafas dalam menyebarkan bau.
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata dalam Fat-hul Baari: “Menghembus dalam keadaan
seperti ini lebih parah daripada bernafas.”
10. Menjauhkan Gelas dari Mulut Ketika Bernafas
“Jauhkanlah gelas dari mulutmu, kemudian bernafaslah.” (HR Malik)
11. Tidak Minum dari Mulut Bejana
Nabi SAW melarang minum dari mulut bejana. (HR Al-Bukhari)
12. Tidak Minum Berlebihan
“…Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf:31)
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang Mukmin minum dengan satu lambung, sedangkan orang kafir minum
dengan tujuh lambung.” (HR Muslim)
13. Memuji Allah Setelah Minum
Apabila Nabi SAW makan atau minum, beliau mengucapkan:
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan, minum, dan memudahkannya
untuk dicerna serta memberikannya jalan keluar.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang makan makanan lalu memuji
Allah atasnya atau minum minuman lalu memuji Allah atasnya.”
14. Mengedarkan Gelas Kepada Orang yang Berada di Sebelah Kanan dan Seterusnya
Rasulullah SAW bersabda:
“Yang di sebelah kanan yang lebih berhak.” (HR Al-Bukhari)
15. Meminta Izin Kepada Orang yang Berada di Sebelah Kanan Apabila Ingin Memberikan
Kepada Selainnya
16. Hendaknya Pemberi Minuman Minum Paling Akhir
Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang menyodorkan minuman adalah yang terakhir minum.” (HR Ahmad)
17. Haram Minuman dengan Bejana (Gelas) yang Terbuat dari Emas atau Perak
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang minum dengan bejana dari emas atau perak, sesungguhnya dia telah
menuangkan api Jahannam ke dalam perutnya.” (HR Muslim)
18. Menjauhi Minuman yang Haram
Jauhilah minuman yang haram seperti khamer atau minuman-minuman lainnya
yang memabukkan. Sebab, minuman seperti itu buruk sehingga meminumnya termasuk
perbuatan dosa besar.
19. Do’a Sebelum Minum Susu
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seseorang minum susu, maka ucapkanlah: Allahumma baarik lanaa fiihi
wa zidnaa minhu (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan tambahkanlah untuk kami)
karena tidak ada sesuatu yang dapat mengganti (mewakili) makanan dan minuman
(sekaligus) kecuali susu).”
20. Sunnah Minum Susu Sapi
Nabi SAW bersabda:
“Minumlah susu sapi karena sapi memakan dari setiap daun pepohonan. Susu sapi
juga berfungsi sebagai obat bagi setiap penyakit.” (HR Al-Hakim)
21. Berkumur-kumur Setelah Minum Susu
Beliau SAW bersabda:
“Apabila kalian minum susu, maka berkumurlah karena sesungguhnya susu
meninggalkan rasa masam pada mulut.” (HR Ibnu Majah)
22. Disunnahkan Minum Minuman yang Manis dan Dingin
Disunnahkan minum minuman yang manis dan dingin, seperti jus atau yang
sejenisnya. Rasulullah SAW menyukai minuman yang manis dan dingin. (HR Ahmad)
23. Tidak Membuang Minuman yang Terjatuhi Lalat
Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah
lalat itu karena pada salah satunya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terkandung
obat penawar. Sesungguhnya yang dihindari adalah sayap yang terdapat padanya
penyakit, maka celupkanlah lalat itu seluruhnya lalu buanglah.” (HR Abu Dawud)
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC
FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-2.
Home,Mima M. 2001.Keseimbangan cairan,elektrolit,dan asam basa edisi 2.Jakarta: EGC
Sudoyo,Aru W.,dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V.Jakarta: Interna Publishing
Dorland,W.A.Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29.Jakarta: EGC
Nelson,Waldo E.1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1.Jakarta: EGC
Akmal M.,dkk.2010.Ensiklopedi Kesehatan.Jogjakarta: Ar-ruzz media
Davey,Patrick.2005.At Glance Medicine.Jakarta: Penerbit Erlangga
Jurnal USU
Nada, ‘Abdul’aziz bin Fathi as-Sayyid. 2007. Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al-Quran dan
As-Sun nah . Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.