skil lab mata.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

PEMERIKSAAN PENGLIHATANPEMERIKSAAN VISUS (SNELLEN) uji visus ini adalah upaya untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang dan menilainya dengan dibandingkan penglihatan normal. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhannya Kartu Snellen (optotip) digantung sejajar dengan pandangan mata pasien dengan jarak 6 meter (20 feet) dari optotip, kemudian salah satu mata ditutup dengan penutup mata atau dengan telapak tangan tanpa menekan bola mata, dan mata tidak dipejamkan Pasien diminta untuk mengamati huruf-huruf (atau angka) yang menjadi obyek tes pada optotip tersebut secara urut dari yang terbesar. Perhatikan baris huruf terkecil yang masih mampu dilihat dengan jelas, lihat kodenya. Pasien disarankan membaca huruf dari kiri ke kanan setiap baris kartu Snellen dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20). Penglihatan normal bila responden dapat membaca sampai huruf terkecil 20/20 (tulis 020/020).

3. Jika masih mampu melihat dengan jelas huruf-huruf yang berkode 6/30, dan baris huruf di bawahnya tidak mampu lagi, berarti nilai ketajaman penglihatannya adalah 6/30. Angka 6 menyatakan jarak anda dengan optotip (jarak periksa) yaitu 6 meter, sedangkan angka 30 menyatakan bahwa huruf tersebut masih bisa dilihat dengan jelas oleh penglihatan normal dari jarak 30 meter. TES BUTA WARNA Buta warna sebenarnya adalah ketidakmampuan seseorang untuk membedakan warna-warna tertentu. Orang tersebut biasanya tidak buta semua warna melainkan warna-warna tertentu saja (buta warna parsial). Meskipun demikian ada juga orang yang sama sekali tidak bisa melihat warna (buta warna total), jadi hanya tampak sebagai hitam, putih dan abu-abu saja (kasus seperti ini sangat jarang terjadi). Normalnya sel kerucut (cone) di retina mata mempunyai spektrum terhadap tiga warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru. Pada orang yang mempunyai sel-sel kerucut yang sensitif untuk tiga jenis warna ini, maka ia dikatakan normal. Pada orang tertentu, mungkin hanya ada dua atau bahkan satu atau tidak ada sel kerucut yang sensitif terhadap warna-warna tersebut. Pada kasus ini orang disebut buta warna. Jadi buta warna biasanya menyangkut warna merah, biru atau hijau. Contoh salah satu kartu Ishihara terlihat pada Gambar 2 di bawah ini. Pada buta warna total tidak dapat melihat apa-apa. Pada orang normal, untuk gambar A akan terlihat jelas dan menyebutkan angka 74, sedangkan pada penderita buta warna merah-hijau menyebutkan angka 21. Pada gambar B, orang normal akan menyebutkan angka 42, sedangkan pada penderita protanopia akan menyebutkan 2, dan pada penderita deuteranopia akan menyebutkan angka 4.

Cara Penggunaan Tes Kartu diletakkan pada jarak 75 cm dari pasien sehingga bidang kertasnya pada sudut yang tepat dengan garis penglihatan. Angka-angka yang terlihat pada kartu disebutkan, dan setiap jawaban diberikan dalam waktu tidak lebih dari 3 detik. Jawaban masing-masing kartu dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Analisis Hasil Sebagai evaluasi dari pembacaan kartu-kartu 1 s.d. 11 menunjukkan normal atau gangguan penglihatan warna. Jika 10 atau lebih kartu yang terbaca dengan normal, penglihatan warna pasien tersebut normal. Jika hanya 7 kartu atau kurang yang dibaca normal, dianggap terjadi defisiensi penglihatan warna. Namun, merujuk pada kartu no 9, hanya yang membaca angka 2 dan membacanya dengan mudah dibandingkan kartu no 8, dianggap abnormal.