10
PREVALENSI KARIES PROKSIMAL MOLAR KEDUA RAHANG BAWAH AKIBAT IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH DI RSGMP KANDEA FKG UNHAS TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi HERLINA J 111 08 105 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Skrip Si

Embed Size (px)

Citation preview

PREVALENSI KARIES PROKSIMAL MOLAR KEDUA RAHANG BAWAH AKIBAT IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH DI RSGMP KANDEA FKG UNHAS TAHUN 2008-2010 SKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

HERLINAJ 111 08 105

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2011AbstrakTujuan: untuk mengidentifikasi prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah di RSGMP Kandea tahun 2008-2010.Bahan dan metode : Penelitian cross sectional study, hal ini dikarenakan penelitian atau observasi ini dilakukan pada satu saat tertentu.dengan sampel terdiri dari 133 kartu status (41 orang yg mengalami karies akibat impaksi molar ketiga rahang bawah dan 92 orang yang tidak mengalami karies akibat impaksi molar ketiga rahang bawah) di lihat dari kartu status pasien dan hasil Ro.foto yang mengalami karies proksimal molar kedua akibat impaksi molar ketiga rahang bawah yang didefinisikan sebagai gigi yang tidak erupsi sempurna dan terlihat radiolusen pada bagian proksimal/distal gigi molar ketiga rahang bawah. Semua gigi yang molar ketiga rahang bawah yang mengalami impaksi dan karies yang tidak mengenai gigi molar kedua rahang bawah di ekslusikan dari analisis.Hasil : berdasarkan hasil penelitian didapatkan 133 kartu status yang tercatat mengalami gigi impaksi molar ketiga rahang bawah di RSGMP Kandea pada tahun 2008-2010. Sampel terdiri dari 70 laki-laki atau sekitar 52,63% lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yaitu 63 atau sekitar 47,35% yang mengalami impaksi. Dari distribusi jenis kelamin dalam penelitian ini, pasien yang mengalami gigi impaksi posisi mesioangular baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan mendapatkan jumlah kasus yang paling banyak yaitu sebanyak 126 kasus atau sekitar 94,74% dibandingkan gigi impaksi posisi horizontal sebanyak tujuh kasus atau sekitar 5,26%. Di dapatkan 41 orang atau sekitar 30,83% yg mengalami karies akibat impaksi molar ketiga rahang bawah dan 92 orang atau sekitar 69,17% yang tidak mengalami karies akibat impaksi molar ketiga rahang bawah. Kata kunci: karies proksimal, molar kedua, impaksi molar ketiga, rahang bawah.

AbstractObjective: to identify the prevalence of proximal carious mandibular second molar due to the mandibular third molar impaction in RSGMP Kandea years 2008-2010.Materials and methods: This cross sectional study, this is because the study or observation is done at one time tertentu.dengan sample consists of 133 card status (41 people who experienced caries due to impaction of the mandibular third molar and the 92 people who had not had caries due to impaction mandibular third molar) in view of the card status and outcomes of patients who experienced Ro.foto second molar proximal caries due to the mandibular third molar impaction is defined as unerupted teeth look perfect and radiolucent in the proximal / distal mandibular third molar teeth. All the teeth are the mandibular third molar impaction and caries experience are not on the mandibular second molar teeth in ekslusikan from the analysis.

Results: based on research results obtained the status of the card 133 is recorded as having teeth impacted mandibular third molar in RSGMP Kandea in the year 2008-2010. The sample consisted of 70 men or about 52.63% more than women of 63 or approximately 47.35% who experienced impaction. From the distribution of sexes in this study, patients with impacted teeth mesioangular position in both sexes of men and women get the most number of cases as many as 126 cases, or about 94.74% compared to the horizontal position of impacted teeth as many as seven cases, or about 5.26%. In getting 41 people, or approximately 30.83% who experienced caries due to impaction of the mandibular third molar and 92 people, or approximately 69.17% who did not have caries due to impaction of mandibular third molar.Key words: proximal caries, the second molar, third molar impaction, the lower jaw.

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGGigi molar ketiga adalah gigi yang paling akhir erupsi dalam rongga mulut, yaitu pada usia 18-24 tahun. Rahang sering kali tidak cukup untuk menampung gigi-gigi, keadaan ini memungkinkan gigi molar ketiga tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau tetap berada di bawah gusi atau di dalam tulang. Keadaan inilah yang disebut impaksi. Impaksi adalah gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya ruang yang cukup pada rahang untuk tumbuhnya gigi dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut.1Menurut beberapa penelitian, frekuensi impaksi gigi molar ketiga di Indonesia lebih banyak terjadi pada gigi molar ketiga rahang bawah dari pada gigi molar ketiga rahang atas.2Salah satu dampak dari impaksi yaitu karies dimana posisi gigi molar ketiga yang terletak paling belakang dan tumbuh ke arah gigi molar kedua (dengan posisi mahkota yang miring dan bersandar pada mahkota gigi molar kedua), menyebabkan gigi sulit dibersihkan sehingga sisa makanan dan plak mudah menumpuk di tempat tersebut, maka akan memudahkan bakteri berkembang biak yang mengakibatkan gigi menjadi karies.2

2

Beberapa peneliti mengatakan bahwa impaksi gigi molar ketiga rahang bawah mudah terkena karies yang dapat mempengaruhi permukaan proksimal gigi molar kedua rahang bawah yang berada disebelahnya.2Karies merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan. Karies ditandai oleh adanya demineralisasi mineral-mineral email dan dentin, diikuti oleh kerusakan bahan-bahan organiknya. Ketika makin mendekati pulpa, karies menimbulkan perubahan-perubahan dalam bentuk dentin reaksioner dan pulpitis yang disertai rasa nyeri.3Menurut hasil penelitian yang dilaksanakan di Poliklinik Gigi Fakultas Kedokteran Gigi UGM dari 168 gigi yang mengalami impaksi tercatat 85 gigi 50,60% mengalami karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah. Sementara gigi molar kedua rahang bawah yang tidak mengalami karies sebanyak 83 gigi 49,40%. Kasus tertinggi terjadi pada posisi mesioangular sebanyak 44 gigi 26,20%, dan kasus terendah terjadi pada posisi vertikal sebanyak 37 gigi 22,03%.2Mengingat banyaknya masalah impaksi molar ketiga rahang bawah, maka dianggap perlu untuk meneliti prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah berdasarkan banyaknya pasien karies proksimal molar kedua akibat impaksi molar ketiga rahang bawah di RSGMP Kandea tahun 2008-2010.

1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang dapat dibuat rumusan masalah, yaitu berapa banyak prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah di RSGMP Kandea tahun 2008-2010.

1.3 TUJUAN PENELITIANBerdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan proposal penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah di RSGMP Kandea tahun 2008-2010.

1.4 MANFAAT PENELITIANAdapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Manfaat bagi penulis, sebagai media dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah.2. Manfaat sosial, sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat luas mengenai karies yang disebabkan oleh impaksi.3. Manfaat ilmiah, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan merupakan bahan bacaan bagi mahasiswa kedokteran gigi sertapengembanganpenelitianyangberkaitandengantemaserupa.

BAB VI PENUTUP4.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:1. Prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah sebanyak 30,83%.2. Prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah akibat impaksi molar ketiga rahang bawah lebih tinggi pada posisi mesioangular yaitu sebesar 29,33% sedangkan pd posisi horizontal 1,5%.3. Prevalensi karies proksimal molar kedua rahang bawah lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. Pada penelitian ini kasus karies pd laki-laki sebanyak 29 orang sedangkan perempuan sebanyak 12 orang.