4
1. (a). PERHITUNGAN MESIN A Yea r Revenue Cost Earn Net Profit/Cash Flow Discoun t Factor (16%) Net Present Value of Cash Flow 1 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,8621 Rp 51.724.138 2 Rp 80.000.000 Rp - Rp 80.000.000 0,7432 Rp 59.453.032 3 Rp 40.000.000 Rp - Rp 40.000.000 0,6407 Rp 25.626.307 4 Rp 40.000.000 Rp - Rp 40.000.000 0,5523 Rp 22.091.644 Total Present Value of Cash Flow Rp 158.895.121 Present Value of Investment Rp 100.000.000 Rp 58.895.121 MESIN B Yea r Revenue Cost Earn Net Profit/Cash Flow Discount Factor (16%) Net Present Value of Cash Flow 1 Rp 70.000.000 Rp - Rp 70.000.000 0,8621 Rp 60.344.828 2 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,7432 Rp 44.589.774 3 Rp 50.000.000 Rp - Rp 50.000.000 0,6407 Rp 32.032.884 4 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,5523 Rp 33.137.466 Total Present Value of Cash Flow Rp 170.104.951 Present Value of Investment Rp 120.000.000 Rp 50.104.951 ANALISIS :

SOAL KASUS HALAMAN 18

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SOAL KASUS HALAMAN 18

1. (a). PERHITUNGAN

MESIN A

Year Revenue Cost Earn Net Profit/Cash Flow

Discount Factor (16%)

Net Present Value of Cash Flow

1 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,8621 Rp 51.724.138 2 Rp 80.000.000 Rp - Rp 80.000.000 0,7432 Rp 59.453.032 3 Rp 40.000.000 Rp - Rp 40.000.000 0,6407 Rp 25.626.307 4 Rp 40.000.000 Rp - Rp 40.000.000 0,5523 Rp 22.091.644

Total Present Value of Cash Flow Rp 158.895.121 Present Value of Investment Rp 100.000.000

Rp 58.895.121

MESIN B

Year Revenue Cost Earn Net Profit/Cash Flow

Discount Factor (16%)

Net Present Value of Cash Flow

1 Rp 70.000.000 Rp - Rp 70.000.000 0,8621 Rp 60.344.828 2 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,7432 Rp 44.589.774 3 Rp 50.000.000 Rp - Rp 50.000.000 0,6407 Rp 32.032.884 4 Rp 60.000.000 Rp - Rp 60.000.000 0,5523 Rp 33.137.466

Total Present Value of Cash Flow Rp 170.104.951 Present Value of Investment Rp 120.000.000

Rp 50.104.951

ANALISIS :

Salah satu metode untuk menilai investasi yang memperhatikan time value of money

adalah net present value. NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow

dengan nilai sekarang dari investasi. Untuk menghitung NPV, pertama menghitung

present value dari penerimaan atau cash flow dengan discount rate tertentu, kemudian

dibandingkan dengan present value dari investasi. Jika selisih antara PV dari cash

flow lebih besar berarti terdapat NPV positif, artinya proyek investasi adalah layak.

dan sebaliknya. Dari perhitungan mesin A dan mesin B diatas, dapat disimpulkan

bahwa keduanya mempunyai NPV yang positif, itu artinya kedua hal diatas layak

untuk dilaksanakan. Namun bila perusahaan menginginkan NPV yang lebih besar

dengan discount rate sebesar 16%, maka perusahaan harus memilih Mesin A karena

NPV mesin A lebih besar dari mesin B. Mengapa revenue pada mesin A di tahun ke-4

menjadi Rp40.000.000 dan pada mesin B di tahun ke-4 juga menjadi Rp60.000.000??

Hal ini dikarenakan adanya nilai residual di tahun ke-4 pada mesin A dan adanya

Page 2: SOAL KASUS HALAMAN 18

resale value pada mesin B di tahun ke-4 juga. Selain itu, tidak terlepas juga dari

konsep terminal cash flow yaitu aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya

umur ekonomis suatu proyek ( seperti nilai residu atau resale value) sehingga bisa

ditambahkan ke dalam revenue.

(b). Peranan dan Fungsi Manajemen dalam melakukan pilihan tersebut.

Peranan dan fungsi manajemen dalam melakukan pilihan tersebut adalah

untuk menilai dan mengawasi serta mengevaluasi investasi-investasi yang akan

dilakukan oleh perusahaan karena banyak manajer yang berlomba untuk berinvestasi

besar-besaran tanpa mempertimbangkan nilai tambah yang dihasilkan dari investasi

tersebut. Pemilik perusahaan tentunya dirugikan dengan adanya hal ini, sehingga

diperlukan suatu alat untuk mengukur investasi tersebut, salah satunya adalah NPV

(Net Present Value). Selain menggunakan NPV (Net Present Value), arus kas (cash

flow) juga umum digunakan oleh manajemen untuk mengukur nilai investasi yang

ada, karena bila ditinjau dari segi Corporate Finance, cash flow merupakan pedoman

yang lebih baik dan sangat umum digunakan dalam strategi investasi dibandingkan

dengan earnings dalam laporan laba rugi. Sepanjang manajemen berinvestasi di

project-project yang menguntungkan, semakin banyak investasi dibuat semakin besar

arus kas awal yang keluar sehingga cash flow negatif. Cash flow negatif tentu saja

tidak disenangi oleh pemilik atau investor perusahaan. Tetapi arus kas awal negatif

biasanya diikuti oleh arus kas positif pada tahun-tahun berikutnya sehingga analisa

arus kas hanya pada jangka waktu satu tahun sangat tidak valid sebagai indikator

kinerja manajemen. Maka dari itu analisa arus kas sebaiknya digunakan selama umur

sebuah project, dan tidak pada satu tahun saja karena arus kas sebuah project menjadi

signifikan pada tahun-tahun setelah project tersebut dapat dijalankan dengan baik.