103
PEMELIHARAAN KEHAMILAN Pengertian : Suatu program berkesinambungan selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan nifas yang terdiri ata s edukasi, pen api san, det eksi dini, pencegaha n, pen gob atan, rehabilitasi yang  bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan janinnya sehingga kehamilan menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan. Prinsip Dasar : Identifikasi faktor risiko Penapisan dan deteksi dini Evaluasi dan penilaian maternal dan pertumbuhan janin Evaluasi dan penilaian jalan lahir Konseling nutrisi, senam hamil, medis, genetik (bila mungkin Diagnosis : !namnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan obstetri Penunjang diagnostik " # $S% # &'% # aborato rium Manajemen : 'rimester I )emastikan kehamilan )emastikan intrauterin * hidup )emastikan kehamilan tunggal + multipel )emastikan usia kehamilan )emastikan faktor risiko Persiapan dan pemeliharaan payudara Screening thalasemia, hepatitis , -hesus (bila mungkin Pemeriksaan '-&/ (bila mungkin 'rimester II Penapisan defek b umbung saraf (0euro ' ube 1efect Penapisan defek jantung (bila mungkin Evaluasi pertumbuhan janin Evaluasi toleransi maternal Penapisan servikovaginitis Penapisan infeksi saluran kemih (ISK Penapisan diabetes melitus (1) pada 23#45 minggu 6

SPM Obgyn 112

Embed Size (px)

Citation preview

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 1/103

PEMELIHARAAN KEHAMILAN

Pengertian :

Suatu program berkesinambungan selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan nifas yang

terdiri atas edukasi, penapisan, deteksi dini, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang

 bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan janinnya sehingga

kehamilan menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan.

Prinsip Dasar :

• Identifikasi faktor risiko

• Penapisan dan deteksi dini

• Evaluasi dan penilaian maternal dan pertumbuhan janin

• Evaluasi dan penilaian jalan lahir 

• Konseling nutrisi, senam hamil, medis, genetik (bila mungkin

Diagnosis :

• !namnesis

• Pemeriksaan fisik 

• Pemeriksaan obstetri

• Penunjang diagnostik "

# $S%

# &'%

# aboratorium

Manajemen :

'rimester I

• )emastikan kehamilan

• )emastikan intrauterin * hidup

• )emastikan kehamilan tunggal + multipel

• )emastikan usia kehamilan

• )emastikan faktor risiko

• Persiapan dan pemeliharaan payudara

• Screening thalasemia, hepatitis , -hesus (bila mungkin• Pemeriksaan '-&/ (bila mungkin

'rimester II

• Penapisan defek bumbung saraf (0euro 'ube 1efect

• Penapisan defek jantung (bila mungkin

• Evaluasi pertumbuhan janin

• Evaluasi toleransi maternal

• Penapisan servikovaginitis

• Penapisan infeksi saluran kemih (ISK

• Penapisan diabetes melitus (1) pada 23#45 minggu

6

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 2/103

'rimester III

• Evaluasi pertumbuhan janin

• Evaluasi toleransi maternal

• Evaluasi jalan lahir + kelahiran

• Perencanaan tempat persalinan + pera7atan neonatal

Prognosis :

• 'ergantung faktor risiko.

2

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 3/103

PERSALINAN NORMAL

Pengertian :

Persalinan pada hamil aterm, tunggal, hidup, presentasi belakang kepala dan berakhir dengan

kelahiran bayi spontan tanpa memerlukan bantuan alat dan obat.

Prinsip Dasar :

• !suhan sayang ibu dan bayi

• Karena besarnya kesalahan menentukan fase laten maka sejak tahun 2556 tidak 

dikenal lagi fase laten.

• &iri kala I adalah pembukaan 8 3 cm, dengan his adekuat

• Presentasi belakang kepala adalah presentasi yang memberikan diameter terkecil bagi

 janin di jalan lahir.

• 9$niversal precaution: dan episiotomi bila diperlukan

Diagnosis :

• Penilaian imbang fetopelvik 

• Penggunaan partogram

Prognosis :

Sesuai hasil partogram

4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 4/103

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR 

Deinisi :

antuan resusitasi oleh tenaga atau tim yang terlatih pada sistem pernafasan dan sirkulasi

 bayi baru lahir untuk mele7ati masa transisi dari fetus menjadi neonatus dengan baik.

Prinsip Dasar :

• Proses asfiksia dapat berlangsung sebelum persalinan dan berlanjut sampai periode

neonatal dengan demikian identifikasi janin resiko tinggi penting untuk persiapan

resusitasi.

• Persiapan perlengkapan dan fasilitas resusitasi yang adekut serta personil terlatih.

• !sfiksia dan depresi neonatal dapat mengakibatkan komplikasi pada system organ

neonatal.

Diagnosis :

Identifikasi janin resiko tinggi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan obstetrik.

Manajemen :

'ahap !7al

• )anajemen suhu setelah bayi lahir diletakkan dalam lingkungan dengan lampu

 pemanas dan dikeringkan untuk mencegah kehilangan panas terutama pada bayi

 preterm dan bayi hipoksia.

• )embersihkan jalan nafas

• Stimulasi taktil

'ahap ;entilasi

o <ika bayi bernafas spontan dan denyut jantung 655 =+menit tapi masih sianotik 

diberikan oksigen mengalir bebas yang dihangatkan.

o <ika pernafasan tidak teratur diberikan segera ventilasi tekanan positif dengan oksigen

655 > dengan tekanan tahap a7al 35 cm /2 selanjutnya diturunkan menjadi 2? cm

/2. 1ilakukan pamasangan selang nasogastrik untuk dekompresi lambung.

'ahap )edikasi

• )edikasi diperlukan jika setelah ventilasi dan kompresi dada, denyut jantung masih

 bradikardi melalui vena umbilikalis, selang endotrakeal, atau di ba7ah kulit.

• Epinefrin 6"65.555 (5.6#5.4 ml+kg intravena atau melalui selang endotrakeal.

• Pemberian 0a bikarbonat sebaiknya dihindari pada fase akut resusitasi neonatal

karena dapat meningkatkan kadar &2  dengan cepat dan harus diyakini terdapatventilasi yang adekuat.

3

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 5/103

• ;olume ekspander diberikan bila setelah ventilasi dan oksigen adekuat, pengisian

kapiler masih buruk atau kemungkinan adanya syok hipovolemik. 1apat diberikan

albumim @ > 0a&l.

Prognosis :

• Sangat bervariasi tergantung derajat hipoksia dan keberhasilan resusitasi.

@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 6/103

ASUHAN PAS!A PERSALINAN

Deinisi :

Pera7atan dan penatalaksanaan setelah persalinan

Prinsip Dasar :

• Kelainan yang berhubungan dengan infeksi

• Kelainan yang berhubungan dengan perdarahan dan gangguan pembekuan darah

• Kelainan yang berhubungan dengan payudara dan menyusui

Diagnosis :

• !namnesis

• Pemeriksaan fisik 

• Pemeriksaan obstetri

Manajemen :

• Keluhan yang berhubungan dengan infeksi

o !ntibiotika

o Pera7atan luka terinfeksi

o aparotomi

o Pera7atan intensif pada keadaan lanjut (sepsis

• Kelainan yang berhubungan dengan perdarahan

o Preparat ergometrin, oksitosin dan misoprostol

o Kuretase

o aparotomi

o !ntibiotika

• Kelainan yang berhubungan dengan tromboemboli

o bat antikoagulan

o !ntibiotik 

o !mbulasi dini

A

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 7/103

PERDARAHAN PAS!A PERSALINAN

Deinisi :

• Perdarahan yang terjadi setelah persalinan

•Perdarahan pasca persalinan dini " perdarahan yang terjadi dalam 23 jam pertamasetelah persalinan.

• Perdarahan pasca persalinan lanjut" perdarahan yang terjadi setelah 23 jam persalinan.

Prinsip Dasar :

• Penyebab tersering pada perdarahan pasca persalinan dini adalah perdarahan oleh

karena atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, dan gangguan faktor 

 pembekuan darah.

• Penyebab perdarahan pasca persalinan lanjut " sub involusi, sisa plasenta.Subinvolusi

uterus dapat disebabkan oleh endometritis, sisa plasenta, kelainan pada uterus seperti

mioma.

Diagnosis :

• !namnesis

• Pemeriksaan fisik 

• Pemeriksaan obstetri

• Pemeriksaan penunjang " laboratorium, $S%

Manajemen :

• Perbaiki keadaan umum pasien, antibiotik 

• Pemberian preparat ergometrin, oksitosin dan misoprostol

• Kompresi bimanual (pada atonia uteri

• Eksplorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir 

• Kuretase

• aparatomi

Prognosis :

o 'ergantung pada jumlah perdarahan dan penyebab.

B

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 8/103

EKSTRAKSI "ORSEPS DAN #AKUM

Pengertian :

'indakan melahirkan kepala bayi per vaginam dengan menggunakan alat cunam atau vakum

atas indikasi obstetrik.

Prinsip Dasar :

• $mumnya tindakan dilakukan atas indikasi kala 2 lama + partus kasep dan atau ga7at

 janin.

• 'indakan ekstraksi bukan tanpa risiko " perdarahan intrakranial, jejas+trauma pada

kepala+muka, cephal hematoma dan kematian. )orbiditas bayi pada kedua tekhnik tak 

 berbeda.

• 'elaah perbandingan vakum vs forseps ditemukan "o ;akum lebih mudah gagal (-C6.B * menimbulkan cephal hematoma

(-C2.3 * menimbulkan perdarahan retina (-C2.5, kecemasan ini (-C2.2

 * cidera ibu lebih kecil (-C5.A * nyeri perineum kurang (-C5.@3 * 

mengurangi kecenderungan seksia (-C5.A * tidak berkaitan dengan asfiksia

(-C6.B.

o 1engan demikian dianjurkan bah7a pilihan pertama pada vakum.

• Penolong harus cermat dan hati#hati dalam menentukan indikasi, presentasi, posisi

kepala, penempatan daun forseps atau mangkok vakum, tekanan vakum dan demikian

 pula lamanya ekstraksi.

• Setelah bayi lahir, nilai kondisi kepala dan bayi, juga penilaian tindakan lanjut pada

 bayi " apakah ada cidera dan komplikasi pada ibu dan bayi.

In$i%asi :

• Preeklampsia+eklampsia

• Partus lama+kasep

• %a7at janin

• Ibu " dekompensasi kordis, gangguan fungsi paru.

S&arat :

'indakan vakum dan forseps adalah sama "

• Presentasi kepala

• Kepala telah masuk panggul (/odge III#I;

• Pembukaan lengkap

• Ketuban telah pecah

• 1enominator jelas

• ayi hidup

D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 9/103

Kontrain$i%asi :

Presentasi dahi, puncak, muka.

?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 10/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 11/103

 b. Keputusan pemberian tokolitik pada kasus#kasus tertentu (1iabetes )elitus

(1), hipertensi dalam kehamilan, insufisiensi plasenta dan dugaan adanya

Pertumbuhan <anin 'erhambat (P<' harus dilakukan penilaian kesejahteraan

 janin terlebih dahulu.

c. Pemberian tokolitik "

 0ifedipin 65 mg per oral diulang tiap 45 menit, maksimum 35 mg, kemudian

dosis pera7atan 4 = 65 mg.

A. 1ipertimbangkan pemberian 1e=amethason bila persalinan diperkirakan berlangsung

lebih dari 23 jam. 1osis suntikan 1e=amethason A mg, setiap A jam (3 = pemberian

atau 62 mg tiap 62 jam (2 = pemberian.

66

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 12/103

KEHAMILAN POSTTERM

Sinonim :

• Kehamilan post matur 

•Kehamilan serotinus

Deinisi :

Kehamilan yang berlangsung melebihi 32 minggu (2?3 hari atau melebihi dua minggu dari

 perkiraan tanggal persalinan dihitung mulai /ari Pertama /aid 'erakhir (/P/' menurut

rumus 0aegele.

Diagnosis :

6. 1iagnosis kehamilan postterm ditegakkan apabila kehamilan sudah berlangsung

melebihi 32 minggu (2?3 hari.

2. Syarat#syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menegakkan diagnosis kehamilan

 postterm antara lain "

a. /P/' jelas.

 b. 1irasakan gerakan janin pada umur kehamilan ($K 25 minggu

c. 'erdengar denyut jantung janin (normal 65#62 minggu dengan 1oppler.

d. $mur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan ultrasonografi pada umur 

kehamilan G 25 minggu.

Penata'a%sanaan :

)erencanakan pengakhiran kehamilan.

!ara Menga%(iri Ke(ami'an :

'ergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin, letak janin dan penilaian skor pelvik.

Pada letak kepala dan bila kesejahteraan janin baik ($S%+0S' baik "

a. PS F @, dilakukan drip oksitosin.

 b. PS @, dilakukan pematangan serviks dengan misoprostol @5 mcg per A jam

atau drip oksitosin selama 23 jam sampai PS F @, dilanjutkan drip oksitosin. ila

gagal dilakukan seksio sesaria.

62

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 13/103

PERTUMBUHAN )ANIN TERHAMBAT

Sinonim :

• K)K C Kecil )asa Kehamilan

•H%- C Hetal %ro7th -estriction

• I$%- C Intra $terine %ro7th -estriction

• S%! C Small Hor %estational !ge

Deinisi :

erat <anin 65 persentil usia kehamilan

Etio'ogi :

• Intrinsik "

6. )alformasi termasuk kelainan kromosom (@#65>.

2. Infeksi virus (6>

• Ekstrinsik "

6. Insufisiensi utero plasenta (mis " pre#eklampsia, hipertensi kronis

2. Penyakit jantung sianotik 

4. )alnutrisi berat

3. Kehamilan abdominal

@. Perokok, peminum alkohol, narkoba.

A. Idiopatik (45>

B. Penyakit kronis seperti " '& paru

D. /ipertiroidism

"a%tor Resi%o :• Ibu pendek, berat badan 3@ kg

• )elahirkan bayi ri7ayat kecil (P<' sebelumnya

• /amil kembar.

• Pertambahan berat badan ibu selama hamil kurang.

• Peningkatan kadar !lfa Heto Protein (!HP darah ibu

• Infeksi <anin Seperti " ;irus bakteri, Spirochaeta (@>, 'oksoplasma gondii, malaria

kongenital.

Diagnosis :

• Haktor resiko

• 'inggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan.

• $ltrasonografi ($S%

Komp'i%asi Neonata' :

• !sfiksia prenatal

• !spirasi mekonium

• /ipotermia

• /ipoglikemia

64

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 14/103

• Polisitemia

• Perdarahan paru

• )alformasi

Penata'a%sanaan :

• Penanganan pada usia kehamilan 4B minggu "

'erapi kausa mis. pre#eklampsia, hentikan rokok+alkohol, perbaiki gii ibu.

• Penanganan pada usia kehamilan F 4B minggu "

'erminasi kehamilan.

63

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 15/103

INDUKSI DAN AKSELERASI PERSALINAN

Deinisi :

• $paya untuk melakukan inisiasi persalinan sehingga timbul tanda#tanda persalinan.

• !kselerasi meningkatkan frekuensi, lama serta kekuatan /is dalam persalinan.

Prinsip Dasar :

• 'ujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin, apabila kehamilan atau

 persalinan yang berlangsung lebih lama tidak diintervensi.

• Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan serviks akan memberi angka

keberhasilan kelahiran yang lebih rendah, terutama pada skor pelvis rendah (6@>

 banding D@>. Jalaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi

 persalinan.

• Pastikan tidak ada kontraiindikasi "

a. Kelainan letak 

 b. &P1

c. Placenta Previa

d. ekas seksio, miomektomi, dll (relatif.

• !ngka keberhasilan akan meningkat bila skor pelvis (ishops Score " 8 @

• 'abel " ishops Score for status of the servi=

S%or * + , -

Pembukaan serviks 5 6#2 4#3 @L

Panjang serviks (cm 4 2 6 5

Station #4 #2 #6 L6,L2

Konsistensi Kaku Sedang unak  

Position Posterior )id !nterior  

• )onitoring yang baik pada ibu dan janin merupakan syarat utama untuk dilakukannya

induksi persalinan atau akselerasi.

In$i%asi :

• Postterm

• Ketuban Pecah 1ini

• Inersia uteri sekunder 

• Preeklampsia

• Pertumbuhan <anin 'erhambat

• 1ll

6@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 16/103

Manajemen :

• )ekanik untuk induksi persalinan (tujuan utama pematangan serviks dan

mengharapkan langsung diikuti persalinan

o aminariao  Folley catheter 

o Stripping 

o $ntuk akselerasi dapat dilakukan amniotomi pada saat timbul /is.

• )edikamentosa

o Oksitosin

1iberikan per infus larutan @55 cc 1e=trose @ > ditambahkan oksitosin @

I.$. dengan tetesan mulai D tetes+menit dinaikkan bertahap 3 tetes setiap

45 menit sampai /is adekuat, maksimal 35 tetes+menit.

ila belum tercapai /is adekuat dapat dilanjutkan dengan botol kedua.

/arus dilakukan pemantauan yang ketat karena dapat terjadi hiperstimulasi

rahim, sehingga timbul ga7at janin atau ruptura uteri.

o  PGE1 ( Misoprostol  2@ ug per A jam, kontra indikasi pada bekas S& atau parut

uterus (miomektomi.

Prognosis :

• 'ergantung skor pelvis.

6A

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 17/103

PERSALINAN PADA BEKAS SEKSIO SESAREA

Batasan : Persalinan dengan ri7ayat seksio sesarea sebelumnya.

Ha'.(a' &ang per'/ $ija0a1 :

+2 !pa indikasi SS sebelumnya M

,2 erapa kali SS sebelumnya M

-2 <enis sayatannya bagaimana M

32 !pakah ada komplikasi pada SS sebelumnya M

42 !pakah pernah melahirkan pervaginam sebelumnya M

A'/r penanganan persa'inan pa$a 1e%as se%sio sesarea :

6B

Indikasi

<umlah

<enis

Komplikasi

ekas SS

<enis sayatan

Klasik 

≥ 2 kali SS

SS'P

4D minggu

Indikasi operasi

'ak berulang

)enetap+berulang

Penyulit kehamilan (#

'unggu spontan

Kehamilan aterm in partu

 0ilai kemajuan persalinan

aik

Perva inam (bila erlu kala II di erce at

!da penyulit seperti " letsu,

KP1, plasenta previa.

Kehamilan 36 minggu

1istosia+ga7at janin

SS L Kontap

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 18/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 19/103

ila tensi turun tetapi tidak mencapai normal, kehamilan dapat

diakhiri pada umur kehamilan 8 4B minggu.

# Usia kehamilan " 3 mingg!

ila tensi normal, persalinan ditunggu sampai inpartu.

ila tensi tidak mencapai normal dilakukan terminasi.

# #ara persalinan

Pervaginam bila tidak ada kontra indikasi

ila perlu mempercepat kala II (Ekstraksi ;akum+Horseps

Prognosis : Pada umumnya baik.

6?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 20/103

PRE EKLAMPSIA BERAT

Batasan :

'imbulnya hipertensi F 6A5 +665 mm/g disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan

setelah 25 minggu.

5eja'a K'inis :

ila didapatkan hipertensi dalam kehamilan dengan satu atau lebih gejala di ba7ah ini "

6. 'ekanan darah sistolik F 6A5 mm/g dan tekanan darah diastolik F 665 mm/g.

'ekanan darah ini tidak menurun 7alaupun ibu hamil sudah dira7at dan menjalani

tirah baring.

2. Proteinuria 8 @ gram + 23 jam atau kualitatif ( LLLL

4. liguria, jumlah produksi urine @55 cc + 23 jam yang disertai kenaikan kadar 

kreatinin darah.

3. %angguan visus " mata berkunang#kunang@. %angguan Serebral " kepala pusing

A. 0yeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

B. Edema paru dan sianosis

D. Pertumbuhan janin terhambat (I$%-

?. !danya Sindrom /EP (/ " /emolysis, E " Elevated iver Enyme, P " o7

Platelet &ount.

Diagnosis Ban$ing :

6. /ipertensi kronik dalam kehamilan

2. Kehamilan dengan sindroma nefrotik 4. Kehamilan dengan gagal jantung

Penata'a%sanaan :

A2 Pera0atan Konser6ati 

6. ila umur kehamilan 4B minggu, tanpa adanya keluhan subyektif dengan keadaan

 janin baik.

2. Pengobatan dilakukan di Kamar ersalin + -uang Isolasi "

a. 'irah baring dengan miring ke satu sisi (kiri

 b. Infus 1ekstrose @>, 25 tetes+menit

c. Pasang kateter tetap

d. Pemberian obat anti kejang " )agnesium Sulfat ()gS3

• angsung berikan dosis pemeliharaan )gS3 2 g+jam

I;

• &aranya "

# Siapkan larutan infus 1ekstrose @> atau 0a& 5,?> @55 cc

# )asukkan )gS3 35> 45 cc ke dalam @55 cc larutan infus

# !tur tetesan 2D tetes+menit (6 kolf+ A jam

# )onitor jumlah tetesan, bersamaan dengan monitor tanda vital.

• Syarat#syarat pemberian )gS3 "

25

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 21/103

# /arus tersedia antidotum )gS3, yaitu &alcium

%lukonas 65> (6 gr dalam 65 cc diberikan I; pelan (4 menit.

# -efleks patella (L

# Hrekuensi pernafasan 8 6A =+menit

# Produksi urine 8 655 cc dalam 3 jam sebelumnya.

e. Pemberian anti hipertensi (bila tekanan darah F 6D5+665 mm/g

Injeksi &lonidin 6 ampul (5,6@ mg+cc dilarutkan+diencerkan dalam larutan

1ekstrose @> 65 cc. )ula#mula disuntikkan @ cc I; perlahan#lahan selama @

menit. Kemudian setelah @ menit tekanan darah diukur bila belum ada penurunan,

maka diberikan lagi @ cc I; perlahan#lahan selama @ menit. Injeksi &lonidin dapat

diberikan tiap 3 jam sampai tekanan darah diastolik normal.

f. Pemeriksaan aboratorium "

• /b, 'rombosit, /ematokrit, !sam $rat

• $rine lengkap dan produksi urine 23 jam

• Hungsi hati

• Hungsi ginjal

g. Konsultasi "

• S)H Penyakit 1alam

• S)H )ata

• S)H <antung, dll.

4. Pengobatan dan evaluasi selama ra7at inap di Kamar ersalin "

a. 'irah aring

 b. )edikamentosa "

•  0ifedipin 4 = 65 mg (po.

• -oboransia

c. Pemeriksaan aboratorium "

• /b, 'rombosit, /ematokrit, asam urat

• $rine lengkap dan produksi urine 23 jam

• Hungsi hati

• Hungsi %injal

d. 1iet biasa

e. 1ilakukan penilaian kesejahteraan janin (K'%+$S%

3. Pera7atan Konservatif dianggap gagal bila "

• !danya tanda#tanda 9 Impending Eklampsia 9 (keluhan subyektif

• Penilaian kesejahteraan janin jelek • Kenaikan tekanan darah progresif 

26

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 22/103

• !danya Sindroma /EP

• !danya kelainan fungsi ginjal

@. Pera7atan konservatif dianggap berhasil bila " penderita sudah mencapai perbaikan

dengan tanda#tanda pre#eklampsia ringan dan pera7atan dilanjutkan sekurang#kurangnya selama 4 hari lagi kemudian penderita boleh pulang.

A. ila pera7atan konservatif gagal dilakukan terminasi.

B2 Pera0atan A%ti 

a. Indikasi "

6. Penilaian kesejahteraan janin jelek 

2. !danya keluhan subyektif ( 9Impending Eklampsia:

4. !danya sindroma /EP

3. Kehamilan aterm

@. Pera7atan konservatif gagal

A. Pera7atan selama 23 jam, tekanan darah tetap F 6A5 + 665 mm/g

 b. Pengobatan )edikamentosa "

6. 'irah baring miring ke satu sisi (kiri

2. Infus 1ekstrose @> 25 tetes+menit

4. Pemberian )gS3

• 1osis !7al " erikan )gS3 3 g I; (bolus

&aranya "

# )asukkan )gS3 35 > 65 cc ke dalam spuit 25 cc# 'ambahkan aNuadest 65 cc

# erikan secara I; perlahan (@#65 menit

# ila tidak tersedia spuit 25 cc, dapat menggunakan spuit 65 cc "

)ula#mula masukkan )gS3  35> @ cc ke dalam spuit 65 cc lalu

tambahkan aNuadest @ cc kemudian tambahkan lagi aNuadest @ cc dan

suntikkan kembali.

• 1osis Pemeliharaan " )gS3  2 g + jam I;

# Setelah tindakan (pervaginam atau seksio sesarea pasien segera

minum 6 s+d 2 gelas.# Setelah bayi lahir, monitor " keluhan subyektif, tekanan darah dan

diuresis dalam 2 jam (655 cc+jam.

# ila tidak ada keluhan subjektif, tekanan darah sesuai kriteria

Preeklampsia ringan dan diuresis 655 cc+jam maka pemberian )gS3

dihentikan.

# ila timbul tanda#tanda intoksikasi )gS3 segera berikan &alcium

%luconas 65>, 6 gr dalam 65 cc I; pelan#pelan selama 4 menit.

# ila sebelum pengobatan )gS3 telah diberikan 1iaepam maka

dilanjutkan pengobatan dengan )gS3.

22

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 23/103

3. ila tekanan darah F 6D5+665 mm/g diberikan injeksi &lonidin 5,6@ mg I;

yang diencerkan 65 cc 1ekstrose @> diberikan sama dengan pera7atan

konservatif dilanjutkan 0ifedipin 4 = 65 mg.

c. 'erminasi Kehamilan "

• Induksi persalinan dengan drips ksitosin bila "

# Kesejahteraan janin baik  

# Skor pelvik (ishop F @

• perasi Seksio Sesarea bila "

# Kesejahteraan janin jelek  

# Skor pelvik (ishop @

 

EKLAMPSIA

Batasan :Kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau nifas ditandai kejang dan atau koma, dimana

sebelumnya sudah menunjukkan gejala#gejala pre#eklampsia (hamil 8 25 minggu, hipertensi,

 proteinuria dan atau edema.

5eja'a K'inis :

6. $mur kehamilan 8 25 minggu

2. 'anda#tanda pre#eklampsia

4. Kejang dan atau koma saat hamil, persalinan atau sampai 65 hari masa nifas.

3. Kadang#kadang disertai gangguan fungsi organ

Komp'i%asi :

Pada eklampsia dapat terjadi akibat yang lebih serius dengan terjadinya nekrosis dan

 pendarahan pada organ#organ seperti hati, ginjal, otak, paru dan jantung.

Pemeri%saan :

6. Pemeriksaan aboratorium "

/b, leukosit, trombosit, hematokrit, 7aktu perdarahan, 7aktu pembekuan, bilirubin,

S%', S%P', ureum, kreatinim, asam urat, dan urin lengkap.

2. Konsultasi dengan "• S)H 0eurologi

• S)H !nestesi

• S)H Kardiologi

• S)H )ata

• S)H !nak, dll.

Diagnosis Ban$ing :

6. Epiplepsi

2. 'etanus

4. Hebril &onvulsion3. )eningitis + Ensefalitis

24

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 24/103

Penata'a%sanaan :

Prinsip Pengobatan

6. )enghentikan kejang dan mencegah kejang ulangan

2. )encegah dan mengatasi komplikasi

4. )emperbaiki keadaan umum ibu maupun janin seoptimal mungkin3. 'erminasi kehamilan+persalinan dengan mempertimbangkan keadaan ibu

($ital score

A2 Pem1erian O1at Anti Kejang 7Magnesi/m S/'at8

• 1osis !7al " berikan )gS3 3 g I; (bolus

&aranya "

# )asukkan )gS3 35 > 65 cc ke dalam spuit 25 cc

# 'ambahkan aNuadest 65 cc

# erikan secara I; perlahan (@#65 menit

# ila tidak tersedia spuit 25 cc, dapat menggunakan spuit 65 cc ")ula#mula masukkan )gS3 35> @ cc ke dalam spuit 65 cc lalu tambahkan

aNuadest @ cc kemudian tambahkan lagi aNuadest @ cc dan suntikkan kembali.

• 1osis Pemeliharaan " )gS3  2 g + jam I;

• ila terjadi kejang ulangan setelah 6@ menit " berikan )gS3 2 g I;

a. Setelah tindakan (pervaginam atau seksio sesarea pasien segera

minum 6 s+d 2 gelas.

 b. Setelah bayi lahir monitor " keluhan subyektif, tekanan darah dan

diuresis dalam 2 jam (655 cc+jam.

c. ila tidak ada keluhan subjektif, tekanan darah sesuai kriteria pre#

eklampsia ringan dan diuresis 655 cc+jam maka pemberian )gS3 dihentikan.

d. ila timbul tanda#tanda intoksikasi )gS3 segera berikan &alcium

%luconas 65>, 6 gr dalam 65cc I; pelan#pelan selama 4 menit.

e. ila sebelum pengobatan )gS3 telah diberikan 1iaepam maka

dilanjutkan pengobatan dengan )gS3.

B2 Men9ega( Komp'i%asi

6. bat#obat anti hipertensi " bila tensi F 6D5+665 mm/g diberikan injeksi

&lonidin (lihat penatalaksanaan pre#eklampsia berat.2. !ntibiotik injeksi

4. !ntipiretika (bila febris

3. Kardiotonika " konsultasi dengan Kardiologi bila ditemukan tanda#tanda gagal

 jantung.

@. 1iuretika diberikan bila terjadi edema paru

A. Pera7atan I&$ dengan pemasangan &;P

!2 Pera0atan Pen$erita $engan Koma

6. )onitor kesadaran + koma dengan %&S (%lasgo7 * Pittsburg &oma

Scale

2. Perhatikan pemberian nutrisi (parenteral+personde dengan 0%'

23

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 25/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 26/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 27/103

 b. Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan

transfusi P-& sampai / 65#66 gr >.

c. erikan kortikosteroid untuk maturitas paru janin

(kemungkinan pera7atan konservatif gagal dengan injeksi etametason +

1eksametason 62 mg tiap 62 jam (6) bila usia kehamilan 4@ minggu atau

'< 2555 g.

d. ila perdarahan telah berhenti, penderita

dipindahkan ke ruang pera7atan dan tirah baring selama 2 hari bila tidak ada

 perdarahan dapat mobilisasi.

e. bservasi perdarahan setiap A jam, denyut jantung

 janin, tekanan darah

f. ila perdarahan berulang dilakukan penanganan

aktif g. Penderita dipulangkan bila tidak terjadi perdarahan

ulang setelah dilakukan mobilisasi dengan nasehat "

• Istirahat

• 1ilarang koitus

• Segera masuk -umah Sakit bila terjadi perdarahan lagi

• Periksa ulang 6 minggu lagi

B2 Penanganan A%ti 

Segera terminasi kehamilan. ila perdarahan aktif (perdarahan 8 @55 cc dalam 45 menit

dan diagnosis sudah ditegakkan, segera lakukan seksio sesarea dengan memperhatikan

keadaan umum ibu.

2B

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 28/103

SOLUSIO PLASENTA

Batasan :

'erlepasnya plasenta dari letaknya yang normal pada uterus, sebelum janin lahir pada umur 

kehamilan F 2D minggu.

"a%tor Pre$isposisi :

6. $sia ibu 8 4@ tahun

2. %rande multipara

4. Pre eklampsia

3. /ipertensi menahun

@. 'rauma abdomen

A. 'ali pusat pendek  

B. 1efisiensi asam folat

D. 1ekompresi uterus mendadak  

K'asii%asi :

6. Solusio plasenta ringan (plasenta lepas O bagian

2. Solusio plasenta sedang (plasenta lepas O # bagian

4. Solusio plasenta berat (plasenta lepas 8 bagian

5eja'a K'inis :

6. Perdarahan pervaginam, 7arna kehitaman.

2. 0yeri perut terus menerus (perlahan atau mendadak.

4. Perut tegang seperti papan.

3. Pemeriksaan palpasi, bagian janin sulit teraba.

@. Pemeriksaan auskultasi, janin baik+janin ga7at+janin mati.A. !nemia atau syok, tidak sesuai dengan perdarahan yang keluar pervaginam.

B. isa terjadi gangguan hemostasis.

D. ila pemeriksaan klinis ragu, dilakukan $S%.

Penata'a%sanaan :

6. Infus cairan kristaloid (-inger laktat + 0a&l 5,?>, terminasi kehamilan.

2. 'indakan a7al dilakukan amniotomi.

4. ila K<1-, dilanjutkan dengan drip oksitosin.

3. 1ilakukan seksio sesarea bila "

• <anin hidup (bila persalinan diperkirakan berlangsung 8 A jam

• %a7at janin

• Kontra indikasi pervaginam (letak lintang, &P1, dsb

• %agal pervaginam

@. 'ransfusi darah segar bila /b D g>

A. Pemeriksaan laboratorium sbb "

• 1arah lengkap

• Jaktu pendarahan (leeding time

• Jaktu pembekuan (&lotting time

• Hungsi ginjal ($reum, Kreatinin

Komp'i%asi :

6. Perdarahan ante + intra + post partum

2D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 29/103

2. Syok karena perdarahan

4. liguria + gagal ginjal akut karena syok hipovolemik 

3. Kelainan pembekuan darah (hipofibrinogenemia

@. !tonia uteri karena 9uterus couvelaire:

 

2?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 30/103

RUPTURA UTERI

Pengertian :

-obekan dinding uterus pada kehamilan atau persalinan.

Prinsip Dasar :

6. Insiden 5,B > dalam persalinan

2. Haktor risiko " ri7ayat pembedahan uterus, hiperstimulasi uterus, multiparitas, versi

internal atau ekstraksi, persalinan operatif, &P1.

4. Klasifikasi "

•  &nkomplit  " tidak termasuk perimetrium

•  'omplit " termasuk perimetrium

•  (ehisens  " terpisahnya skar pada segmen ba7ah uterus tidak mencapai

 perimetrium dan jarang menimbulkan perdarahan banyak 

Diagnosis :• Identifikasi faktor risiko, parut operasi, multiparitas, stimulasi uterus, tindakan

operatif pervaginam, &P1, ri7ayat persalinan oleh tenaga non medis.

• /ipoksia atau ga7at janin, perdarahan pervaginam, nyeri abdominal dan perubahan

kontraktilitas uterus, gangguan hemodinamik (syok.

• 'eraba bagian janin di luar uterus, bagian terendah mudah didorong ke atas.

• Eksplorasi uterus

Penata'a%sanaan :

• Infus dengan jarum besar (no. 6A• !tasi syok dengan resusitasi cairan dan darah

• /isterektomi " ila fungsi reproduksi tidak diharapkan atau kondisi buruk yang

membahayakan ibu.

• -epair uterus " ila fungsi reproduksi masih diperlukan, kondisi klinis stabil, ruptur 

yang tidak komplikasi. -ekurensi 3#65> , disarankan seksio elektif pada kehamilan

4A minggu atau bila maturitas paru janin telah terbukti.

Prognosis : ervariasi, tergantung kondisi klinis ibu dan banyaknya perdarahan.

45

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 31/103

5EMELLI

Pengertian : Kehamilan dengan 2 janin dalam satu gestasi

Prinsip Dasar :

• 'ipe "

# Identik+monovuler+monosigotik+homolog " 45>

# Hraternal+biovuler+disigotik+heterolog " B5>

• Haktor " bangsa, umur, paritas, herediter (diigotik, dari pihak ibu

• Kembar monoigotik " cenderung janin lebih kecil, kemungkinan K<1-, cacat

 ba7aan, sering timbul arterio)$eno!s sh!nt* 

• &ara membedakan "

Kem1ar Homo'og Kem1ar Hetero'ogPlasenta 6 (B5>

2 (45>

2 (655>

Khorion 6 (B5>

2 (45>

2 (655>

!mnion 6 (B5>

2 (45>

2 (655>

'ali pusat 2 2

Seks Sama isa lain

-upa Sama 'idak sama

Sidik jari Sama 'idak sama

• Komplikasi pada ibu " anemia, pre#eklampsia, persalinan prematur, inersia uteri,

atonia uteri, plasenta previa, solusio plasenta, /PP.

• Komplikasi pada anak " -, K<1-, cacat ba7aan, morbiditas+mortalitas perinatal.

Diagnosis :• Pemeriksaan eopold uterus lebih besar, teraba 4 bagian besar.

• 1ua denyut jantung janin, di tempat berbeda dengan selisih frekuensi 8 65 dpm

• $S%

Penanganan :

• Saat !0& "

# !0& seperti biasa, antisipasi kemungkinan komplikasi di atas

# ebih banyak istirahat saat kehamilan B bulan sampai aterm

• Saat persalinan "

# 1iharapkan pervaginam, kecuali anak pertama kelainan letak # Kalau perlu induksi dengan amniotomi

46

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 32/103

# Setelah anak pertama lahir, buat posisi membujur untuk anak kedua, tunggu /is

lakukan amniotomi. Persalinan bisa spontan, E; atau berbagai manuver 

 pertolongan letak sungsang bergantung posisi anak kedua. ;ersi ekstraksi hanya

dilakukan pada letak lintang anak kedua, yang gagal dibuat membujur .

# /ati#hati kemungkinan /PP

42

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 33/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 34/103

SUN5SAN5

Pengertian : <anin letak membujur dengan presentasi bokong.

Prinsip Dasar :

• 2@> pada kehamilan 2D minggu dijumpai sungsang, namun hanya 4#@> yang tetap

sungsang hingga kehamilan aterm.

• Setiap kelainan presentasi pada trimester III, cari penyebabnya dengan melakukan

 pemeriksaan obstetri dan ultrasonografi.

K'asii%asi :

• Presentasi bokong murni

• Presentasi bokong kaki

• Presentasi kaki

Diagnosis :

• Palpasi "

# eopold I " kepala+ballottement di fundus

# eopold III#I; " bokong teraba di bagian ba7ah uterus

• $S%

Penata'a%sanaan :

• ila tidak ada kontraindikasi, dapat dilakukan versi luar pada kehamilan 4A minggu

(angka keberhasilan 35#A5>.

• ila versi luar berhasil, kontrol 6 minggu lagi dan dikelola sebagai presentasi kepala.

• Pada primigravida dipertimbangkan untuk partus pervaginam, dengan memperhatikan

Q! skor, partograf J/, kompetensi penolong.

• Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf, jika melambat+distosia sebaiknya

dilakukan seksio sesarea.

• Pada multigravida, persalinan pervaginam tergantung kompetensi penolong.

• Persalinan diakhiri dengan seksio sesarea bila "

6. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar + berbahaya (HP1 atau Skor Q! 4

S%or >a9(t/9(ni An$ros

ParameterNi'ai

* + ,

Paritas Primi )ulti #

Pernah letak sungsang 'idak 6 kali 2 kali

'< 8 4A@5 g 4A3?#46BA g 46BA g

$sia kehamilan 8 4? minggu 4D minggu 4B minggu

Station #4 #2 #6 atau 8

43

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 35/103

Pembukaan serviks 2 cm 4 cm 3 cm

2. 1ijumpai distosia dalam pemantauan jalannya persalinan

4. 'ali pusat menumbung pada primi+multigravida

3. -i7ayat persalinan terdahulu tidak baik (ri7ayat obstetrik buruk, nilai sosial bayi

yang tinggi.

@. Komplikasi kehamilan dan persalinan (/ipertensi dalam kehamilan, KP1

A. Presentasi kaki

4@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 36/103

POLIHIDRAMNION

Pengertian : Suatu kondisi kehamilan dimana volume cairan amnion 8 2555 ml

Prinsip Dasar :

• Penyebab utama adalah defek pada sirkulasi cairan amnion feto#maternal• 'erdapat defek pada plasenta, terutama bila plasenta besar dan edema

• Ketidakmampuan janin untuk menelan cairan, bila terdapat anomali gastrointestinal

dimana cairan tidak dapat masuk ke dalam traktus intestinal, atau kerusakan otak 

dimana terjadi gangguan menyerap cairan pada sistem absorpsi feto#maternal.

• 'erjadi pada anensefalus dan juga harus dicurigai pada hidrosefalus

• Haktor predisposisi " diabetes mellitus, pre#eklampsia, eritroblastosis fetalis, plasenta#

khorioadenoma, kehamilan gemeli monoigot, dll.

• Kematian perinatal cukup tinggi (@5> karena berhubungan dengan prematuritas dan

kelainan kongenital.

Diagnosis : $S%

Penata'a%sanaan :

• ila keadaan pasien sesak dapat dilakukan abdominal parasentesis, G @55 ml+hari

• Haktor predisposisi harus diterapi

• Polihidramnion yang disertai kelainan kongenital yang lethal segera diterminasi

• )encegah komplikasi yang mungkin terjadi

• ila janin normal dapat lahir spontan• !mniotomi merupakan metode efektif untuk induksi persalinan

Prognosis :

• Ibu baik

• <anin tergantung "

# kelainan kongenital

# onset hidramnion

4A

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 37/103

OLI5OHIDRAMNION

Pengertian : Suatu kondisi kehamilan dimana volume cairan amnion 6555 ml

Prinsip Dasar :

• Kejadian oligohidramnion lebih dini berakibat lebih berat terhadap janin. !dhesi

antara amnion dan janin menyebabkan pertumbuhan janin menjadi terhambat dan

terjadi abnormalitas cukup serius.

• ila diketahui pada kehamilan muda, efek terhadap janin lebih disebabkan akibat efek 

 penekanan, seperti deformitas janin dan amputasi ekstremitas ( +mniotic ,an% 

Syn%rome.

• erhubungan dengan adanya abnormalitas traktus genitourinaria, seperti agenesis

ginjal, obstruksi traktus urinarius.

• Haktor predisposisi " insufisiensi plasenta dan selaput amnion.

• 1apat menyebabkan hipoplasi pulmoner, karena kompresi akibat tidak adanya cairan,

terjadi inhalasi cairan yang menghambat pertumbuhan paru#paru dan terjadi defek 

 paru intrinsik.

• Sering ditemukan janin dengan presentasi bokong, dengan posisi fleksi ekstrim dan

rapat.

• Sering menyebabkan persalinan prematur 

Diagnosis : $S% oligohidramnion berat bila indeks cairan amnion G @ cm

Penata'a%sanaan :

• <ika tanpa kelainan kongenital mayor dapat dilakukan amnioinfusi. Pada umumnya

 persalinan tidak berbeda bila janin dalam keadaan normal.

• Seksio sesarea atas indikasi obstetrik

• -esusitasi jantung pulmoner untuk kemungkinan hipoplasi paru

• ila terdapat kelainan kongenital upayakan lahir pervaginam

Prognosis :

• Ibu baik • <anin dubia

4B

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 38/103

HIPEREMESIS 5RA#IDARUM

Pengertian :

)untah yang berlebihan dalam kehamilan (8 65 kali+hari yang menyebabkan gangguan

kesehatan penderita berupa terjadinya "

• Ketonuria

• Penurunan berat badan  8 @>

Prinsip Dasar :

• )untah dan enek adalah bagian dari adaptasi+reaksi fisiologi kehamilan akibat adanya

 pengaruh hormon kehamilan, seperti " progesteron, h&%, dll.

• /iperemesis dapat merupakan gejala penyakit#penyakit "

# )ola hidatidosa

# /ipertiroid

# 1efisiensi vitamin kompleks# Stres berat

• Setiap liter cairan lambung yang dimuntahkan mengandung 35 mEN kalium.

Diagnosis :

• !namnesis

• Pemeriksaan fisik 

• aboratorium "

# $rinalisa lengkap

# %ula darah

# Elektrolit

# Hungsi hati

# Hungsi ginjal

• $S% " menilai dan memastikan kehamilan

Manajemen :

• !tasi dehidrasi dan ketosis "

# erikan infus 1ekstrose 65> L Kompleks I;

# anjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi kalori dan elektrolit yang

memadai seperti " KaE0 )g 4, 'rifuchsin, dll.

•!tasi defisit asam amino

• !tasi defisit elektrolit

• alans cairan ketat hingga tidak dijumpai lagi ketosis dan deficit elektrolit

• erikan obat anti muntah " )etochlorpropamid, argactil anti /'4

• erikan suport psikologis

• <ika dijumpai keadaan patologis " atasi

• <ika kehamilannya patologis (misal" )ola /idatidosa, lakukan evakuasi

•  0utrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang

dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan dengan porsi

seringan mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien lebih segar + enak.

4D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 39/103

• Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering diberikan salep heparin karena

cairan infus yang diberikan relatif pekat.

• Infus dilepas bila kondisi pasien benar#benar telah segar dan dapat makan dengan

 porsi 7ajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal dan

obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infuse dilepas.

Prognosis :

$mumnya baik, namun dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis

yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.

4?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 40/103

ANEMIA DE"ISIENSI BESI DALAM KEHAMILAN

Pengertian :

!nemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar /b 66 g> pada trimester 6 dan

trimester 4, dan kadar /b 65,@ g> pada trimester 2.

Prinsip Dasar :

• Kebutuhan He selama kehamilan D55 mg, diantaranya 455 mg untuk janin dan @55 mg

untuk pertambahan eritrosit ibu.

• Ibu membutuhkan tambahan at besi sekitar 2#4 mg+hari, sehingga pemberian kalori

4555 kalori+hari dan suplemen besi sebanyak A5 mg+hari cukup untuk mencegah

anemia.

• !nemia dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.

Diagnosis :

• %ejala klinis lemah, pucat, mudah pingsan dengan tensi dalam batas normal.

• akukan pemeriksaan /b, )&; ( D5 ul dan sediaan apus darah tepi (mikrositik 

hipokrom.

Penata'a%sanaan :

• 'erapi sesuai etiologi

• Pemberian preparat besi oral A5 mg+hari meningkatkan /b 6 g> per bulan.

 0a#fero bisitrat akan memberikan efek samping pada traktus gastro intestinal yang

lebih ringan dari pada fero sulfat.

• Pada pasien dengan intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat

dan kepatuhan yang buruk dapat diberikan preparat besi parenteral, ferum dekstran

sebanyak 6555 mg (25 ml I; atau 2=65 ml I) pada gluteus . Pemberian parenteral

ini akan meningkatkan /b relatif lebih cepat yaitu 2 g>

• Program nasional menganjurkan kombinasi A5 mg besi dan @5 ug asam folat untuk 

 pencegahan anemia.

35

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 41/103

MALARIA DALAM KEHAMILAN

Pengertian :

Infeksi dalam masa kehamilan yang disebabkan oleh protooa Plasmodium, umumnya

 Plasmo%i!m falcipar!m dan Plasmo%i!m $i$a-.

Prinsip Dasar :

• Infeksi plasmodium menyebabkan morbiditas dan mortalitas bagi ibu hamil. Episode

malaria meningkat secara signifikan 4#3 kali selama kehamilan trimester 2#4 , serta 2

 bulan post partum.

• 'erjadi  sek!estrasi dan resetting   yang dapat menyebabkan gangguan pada

mikrovaskuler sehingga akan menyebabkan hipoksia jaringan. Plasenta merupakan

tempat yang disukai untuk sekuestrasi dan perkembangan parasit malaria. -uang

intervilli terisi oleh parasit dan mikrofag sehingga mengganggu transport oksigen dan

nutrisi ke janin.

• Hrekuensi dan beratnya penyakit umumnya meningkat selama kehamilan akibat

imunosupresi ringan karena peningkatan kortisol.

• Janita hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi malaria bila " primigravida,

usia remaja, imigran+pengunjung dari area dengan transmisi malaria rendah, terinfeksi

oleh /I;+!I1S.

• -isiko infeksi malaria pada kehamilan " abortus spontan, persalinan preterm, K<1-,

insufisiensi plasenta, P<', - dan ga7at janin.

• )alaria kongenital sangat jarang terjadi, dengan gejala klinis pada neonatus berupa "

demam, iritabilitas, problem minum, hepatosplenomegali, anemia, ikterik.

Pen9ega(an :

•  &nsectici%e .reate% /ets (I'0

)erupakan metode yang paling efektif karena nyamuk menggigit pada malam hari.

I'0 lebih efektif dibandingkan kelambu biasa karena " membunuh atau mengusir 

nyamuk yang menyentuh kelambu, mengurangi jumlah nyamuk di luar kelambu,membunuh serangga lain serta aman bagi 7anita hamil, anak#anak dan bayi.

•  &ntermitten Pre$enti$e .reatment  (IP'

!dalah strategi yang efektif dan dapat diterapkan untuk menurunkan risiko anemia

 berat pada primigravida yang tinggal di daerah malaria. IP' sebaiknya diberikan pada

semua 7anita hamil, baik yang memiliki gejala maupun tidak, terutama bagi 7anita

dengan kondisi sebagai berikutR hamil pertama atau kedua, /I; (L, usia antara 65#23

tahun, memiliki anemia yang tidak dapat dijelaskan, tinggal di daerah dengan

transmisi malaria rendah, pindah dari daerah dengan transmisi malaria rendah. 1osis

 pertama klorokuin diberikan 3 tablet setelah usia 6A minggu. 1osis ke dua, 3 tablet

36

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 42/103

diberikan hari kedua setelah dosis pertama. 1osis ke tiga, 2 tablet diberikan hari

ketiga setelah dosis pertama. Selanjutrnya 2 tablet tiap minggu sampai melahirkan.

Diagnosis :

6. 1iagnosis malaria dapat ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium

(mikroskopik, tes diagnostik cepat. 1iagnosis pasti malaria berdasarkan

ditemukannya parasit dalam darah.

2. %ejala dan tanda klinis

o Tan$a $an 5eja'a K'inis Ma'aria Tanpa Komp'i%asi :

• 1emam

• )enggigil, kaku

• Sakit kepala

•  0yeri otot+sendi• Kehilangan nafsu makan

• )ual dan muntah

• Kontraksi uterus

• Splenomegali

o Tan$a $an 5eja'a K'inis Ma'aria $engan Komp'i%asi :

%ejala#gejala di atas disertai

• Pusing

• Sesak+sulit bernafas

• )engantuk 

• Pucat pada konjungtiva, bibir bagian dalam, lidah dan telapak tangan

• Pernafasan yang cepat

• $rin ber7arna sangat gelap

• Kebingungan sampai koma

• Kejang, hipoglikemi

• Ikterik hebat

• %ejala dehidrasi hebat, oligouria, anuria

• Perdarahan spontan gusi, kulit, dan bekas tusukan pada vena

Penata'a%sanaan :

6. Pengobatan malaria tanpa komplikasi (lini pertama

• /ari 6. Klorokuin 3 tablet L Sulfadoksin Pirimetamin 4 tablet

• /ari 2. Klorokiun 3 tablet

• /ari 4. Klorokuin 2 tablet

2. Pada daerah yang telah diketahui terjadi resistensi klorokuin maka terapi lini pertama

adalah "

• /ari 6. 3 tablet artesunate L 3 tablet amodiakuin

32

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 43/103

• /ari 2. 3 tablet artesunate L 3 tablet amodiakuin

• /ari 4. 3 tablet artesunate L 3 tablet amodiakuin

4. ila setelah pengobatan lini pertama tidak memberikan hasil yang baik, maka berikan

 pengobatan lini kedua sebagai berikut "

• /ari 6. 'ablet kina per oral 65 mg+kg setiap D jam

• /ari 2. 'ablet kina per oral 65 mg+kg setiap D jam

• /ari 4. 'ablet kina per oral 65 mg+kg setiap D jam

• /ari 3. Sulfadoksin Pirimetamin 4 tablet

3. ila 7anita tersebut sedang hamil dalam trimester pertama, hindarkan pemberian

Sulfadoksin Pirimetamin dan lanjutkan dengan kina tablet per oral selama B hari.

34

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 44/103

IN"EKSI TORCH  DALAM KEHAMILAN

T : To%sop'asma

O : Ot(ers 7!('am&$ia= HI#= $''8

R : R/1e''a

! : !&tomega'o6ir/s

H : Herpes Simp'e?

TOKSOPLASMOSIS

Deinisi :

'oksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh protooa 'oksoplasma %ondii.

Prinsip Dasar :

• Pada dasarnya manusia resisten terhadap infeksi toksoplasma gondii kecuali dalam

kehamilan dan penurunan kekebalan (infeksi /I;, dsb.

• 'oksoplasmosis dalam kehamilan dapat menyebabkan transmisi vertikal pada janin.

• Semakin muda usia kehamilan pada saat infeksi primer semakin kecil kemungkinan

transmisi vertikal namun semakin besar defek, sebaliknya semakin tua usia kehamilan

semakin besar transmisi namun semakin kecil defek.

Diagnosis :

• )enggunakan tes serologi untuk mengetahui adanya antibodi anti toksoplasma pada

a7al kehamilan.

• Infeksi primer " terdapat serokonversi tes serologi

• Ig% antobodi biasanya timbul setelah 6#2 minggu dan mencapai puncaknya titer F

6"6555 A#D minggu, kemudian menurun perlahan selama beberapa bulan+tahun.

• Ig) antibodi timbul sebelum timbul Ig% dan tetap ada untuk jangka 7aktu yang

 pendek.

• Pemeriksaan Ig) dan Ig% antibodi merupakan standar adanya infkesi primer+akut.

• -eaktivasi " bila terdapat peningkatan Ig% dua kali lipat pada pemeriksaan serologi

dengan jarak 3 minggu.

• <anin dikatakan terinfeksi bila pemeriksaan P&-, inokulasi cairan amnion pada

mencit (dari amniosintesis pada kehamilan 6A#25 minggu menunjukan hasil (L.

Pen9ega(an :

6. 'idak makan daging mentah. )inum susu yang telah dipasteurisasi.

2. /indari menyentuh mata, mulut pada saat mengolah daging mentah. &uci tangan

setelah mengolah daging mentah.4. /indari kontak dengan kotoran kucing atau kontaminannya (misalnya saat berkebun.

33

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 45/103

3. ersihkan permukaan dapur yang kontak dengan daging mentah.

@. &uci buah dan sayur sebelum dikonsumsi.

A. /indarkan buah dan sayuran dari lalat, kecoa, dan serangga lainnya.

Manajemen :

• 1iagnosis Prenatal

1ilakukan pemeriksaan $S% setiap 2 minggu pada infeksi toksoplasma pada

umur kehamilan A minggu s+d aterm.

lood sampling janin atau amniosentesis.

• Pengobatan

bat anti parasit pada toksoplasmosis akut segera setelah dibuat diagnosis pasti

dapat menurunkan risiko toksoplasmosis kongenital. Spiramisin 3 = B@5 mg+hari selama 4 minggu, istirahat 4 minggu dan diulangi

lagi sampai persalinan.

!tau Spiramisin 4 )I$ " 4 = 6 +hari selama 4 minggu, istirahat 4 minggu dan

diulangi lagi sampai persalinan.

!itromycin 6 = @55 mg, ata/ @ hari perminggu, 3 minggu per bulan.

&lindamycin 4 = 455 mg @ hari perminggu, diteruskan hingga akhir kehamilan.

1apat pula diberikan pyrimetamine sejak amniosintesis memberi hasil positif "

o Pirimetamin (@5 mg+kg+hari L Sulfadiaine (4 g+hari L Kalsium folinat

(@5 mg+minggu.

o Pirimetamin (2 kali mg+hari L Sulfadoksin (@55 mg+minggu L Kalsium

folinat (@5 mg+minggu.

ila infeksi janin (# pengobatan dihentikan

<anin yang terinfeksi, pada masa neonatus hingga 6 tahun pertama pengobatan

diteruskan dengan Pyrimetamine.

<anin yang terinfeksi, pada masa bayinya di follo7 up untuk kemungkinan

retinitis, hepatitis, carditis dan hidrocephalus.

Prognosis : Sangat bervariasi

PEN!E5AHAN RUBELLA KON5ENITAL

Deinisi :

• Penyakit infeksi yang disebabkan suatu -0! virus.

• Suatu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi primer -ubella pada ibu hamil

sehingga tidak terjadi transmisi vertikal.

3@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 46/103

Prinsip Dasar :

• )anusia adalah satu satunya host untuk virus rubella.

• Sekitar 2A#B5 > 7anita usia reproduksi kemungkinan terinfeksi rubella.

• ;aksinasi masa kanak#kanak dan pada masa remaja serta pra#nikah adalah

 pencegahan yang ideal karena imunitas akibat vaksinasi dapat bertahan hingga 65

tahun.

• 'idak ada obat untuk rubella

• &acat yang ditimbulkan oleh rubella adalah definitif, maka pada infeksi primer rubella

 pada kehamilan muda harus diberikan konselling yang mendalam.

• -esiko infeksi ba7aan bervariasi antara 65#@3 >, dengan risiko cacat ba7aan mayor 

sebesar 65#25 >

Diagnosis :

• Klinis " demam, ruam dan sub#oksipital limfadenopati, dipastikan dengan serologi.

• $mumnya dilakukan test serologi yaitu pemeriksaan antibody Ig) dan Ig%.

Manajemen :

'idak ada obat untuk rubella

Prognosis :

Pada infeksi trimester 6 umumnya D@ > mengalami infeksi ba7aan fatal, trimester 2 cukup

 berat 4@ > mengalami infeksi ba7aan dan setelah 25 minggu biasanya ringan.

PEN!E5AHAN !M# KON5ENITAL

Deinisi :

• Penyakit infeksi yang disebabkan suatu 10! virus dalam kelompok virus herpes.

• Suatu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi primer &); pada ibu hamil sehingga

tidak terjadi transmisi vertikal.

Prinsip Dasar :

• )anusia adalah satu#satunya host untuk virus &);

• Hrekuensi infersi primer 6#2 >

• &); congenital dapat menimbulkan kecacatan neurologist

• &); congenital dapat terjadi melalui plasenta, penularan saat persalinan melaluikontak dengan serviks, !SI, faring, atau urine ibu.

3A

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 47/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 48/103

• ila didapatkan gejala akut pada genitalia, persalinan dilakukan seksio cesarean,

risiko infeksi bayi B>, persalinan per vaginam @5> bayi akan terinfeksi.

• ayi dapat diberikan !SI, bila ibu telah cuci tangan dan mengganti baju yang

 bersih.

Prognosis : Sangat tergantung penegakan diagnosis dini saat kehamilan.

3D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 49/103

DM 5ESTASI

Batasan :

• !danya intoleransi karbohidrat, baik ringan ('oleransi %lukosa 'erganggu C '%',

maupun berat (1iabetes )ellitus yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saatkehamilan berlangsung.

• 'idak memandang apakah pasien dikelola dengan insulin+perencanaan makan saja,

diabetes mellitus tersebut menetap setelah persalinan atau pasien yang sudah

mengidap diabetes mellitus sebelum hamil.

Penapisan :

+2 'ujuan

a. )enurunkan angka kesakitan+kematian ibu b. )enurunkan angka kesakitan+kematian perinatal

c. )enurunkan risiko menjadi 1) dikemudian hari, bagi mereka dengan 1)

gestasi sebelumnya.

,2 &ara Penapisan

a. Sasaran penapisan adalah semua ibu hamil baik yang berisiko+tidak berisiko.

 b. Haktor risiko 1)%

o -i7ayat Kebidanan "

# eberapa kali keguguran

# )elahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas# )elahirkan bayi dengan cacat ba7aan

# Preeklampsia

# Polihidramnion

o -i7ayat Ibu "

# $mur ibu hamil lebih dari 45 tahun

# -i7ayat 1) dalam keluarga

# 1)% pada kehamilan sebelumnya

# Infeksi saluran kemih berulang#ulang sebelum hamil

c. Jaktu penapisan

o $ntuk ibu hamil yang berisiko penapisan dilakukan pada umur 

kehamilan kurang dari 23 minggu (pertemuan pertama dengan ibu hamil.

o ila hasilnya negatif, pemeriksaan diulang pada umur 

kehamilan 23#2A minggu.

o $ntuk ibu hamil yang tidak berisiko penapisan dilakukan pada

umur kehamilan 23#2A minggu.

d. &ara penapisan " pemeriksaan gula darah se7aktu atau dengan tes toleransi

glukosa.

3?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 50/103

-2 Persiapan Penapisan

Pasien harus makan yang mengandung cukup karbohidrat minimal 4 hari sebelumnya

kemudian puasa D#62 jam, baru dilakukan pemeriksaan gula darah pada pagi hari,

setelah itu diberikan beban glukosa B@ gram dalam 255 ml air, dua jam kemudian

diambil contoh darah vena untuk dipastikan pemeriksaan gula darah 2 jam.

Kriteria Diagnosis Men/r/t HO

5'/%osa P'asma #ena 7mg$'8

P/asa , jam

Norma'

Dia1etes Me'it/s

T5T

655

F 635

655#64?

635

F 255

635#6??

Penata'a%sanaan :

+2 Penata'a%sanaan Me$is

a 1ilaksanakan secara terpadu oleh ab+S)H bstetri T %inekologi, ab+S)H

Penyakit 1alam, ab+S)H !nak dan Instalasi %ii.

 b 'ujuan pera7atan medis 1)% "

• )emperbaiki metabolisme K/

• )enurunkan angka kesakitan+kematian perinatal

• )enurunkan kejadian kelainan kongenital

1engan ini dapat dicapai keadaan normoglikemia yang dapat dipertahankan

selama kehamilan sampai persalinan.

c &ara pera7atan medis "

@5

anita Hami'

)akanan cukup karbohidrat ± 4 hari

Puasa D#62 jam

%ula darah puasa

%lukosa B@ gram

%lukosa * Plasma ;ena dua jam

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 51/103

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 52/103

@2

DM5

'erkendali

'est kocok (#

)akrosomia (#

P<' (#

'est kocok (L

Steroid 6 hari

'erminasi

$K 4@

minggu

)akrosomia (L

P<' (L

Pantau kesejahteraan janin ($S%+K'%

Sejak $K 43 minggu 4= seminggu (0S'

Setiap 2 minggu untuk iometri janin

-a7at+)-S

Pantau kesejahteraan janin

$S%+K'%

'ak terkendali'erkendali

$K F 4@

minggu

!mniosentesis

'est kocok 

'idak terkendali

!da komplikasi pada ibu

'unggu sampai

35 minggu

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 53/103

KEHAMILAN DEN5AN IN"EKSI HU!" #U"O$%&#C#%"C' V#RUS 7HI#8

Batasan :

• Infeksi sistemik oleh virus /I; yang menyerang sistem kekebalan tubuh, dengan

menginvasi sel limfosit ' (. helper , sehingga terjadi kerusakan sistem kekebalantubuh secara bertahap. Sekali orang terinfeksi oleh /I; maka selama hidupnya virus

tersebut akan ada di dalam tubuhnya, karena virus /I; akan bergabung dengan 10!

sel.

• rang yang terinfeksi /I; disebut dengan 1/! (rang dengan /I;+!I1S.

• Perjalanan penyakit infeksi /I; berlangsung secara kronik progresif di mana

 penyakit berkembang secara bertahap sesuai dengan kerusakan sistem kekebalan

tubuh yang berlangsung bertahap, oleh karena itu gejala penyakit ini bisa tanpa gejala

sampai menimbulkan keluhan dan tanda klinis yang berat.

5eja'a Ine%si HI# :

6. 'ahap Infeksi !kut

'idak semua infeksi /I; mengalami tanda#tanda infeksi akut, hanya sekitar 25#45>

dari infeksi /I; menimbulkan tanda dan gejala akut, yaitu sakit pada otot dan sendi,

sakit menelan, pembesaran kelenjar getah bening. %ejala ini muncul pada A minggu

 pertama setelah infeksi /I;, dan biasanya hilang sendiri.

2. 'ahap !simptomatik ('anpa %ejala

'ahap ini berlangsung tanpa gejala antara A minggu sampai A bulan setelah infeksi.

4. 'ahap Simptomatik -ingan

'ahap ini muncul beberapa tahun kemudian dengan gejala berat badan menurun, ruam

 pada kulit+mulut, infeksi jamur pada kuku, saria7an berulang, ISP! berulang.

!ktivitas masih normal, bila makin berat akan terjadi penurunan berat badan yang

makin berat, diare lebih dari 6 bulan, panas yang tidak diketahui penyebabnya, radang

 paru dan '& paru.

3. 'ahap !I1S ('ahap anjut

)ulai muncul adanya infeksi opurtunistik misalnya, pneumonia, pneumonitis cranii,

toksoplasma otak, diare, infeksi virus &);, herpes, kandidiasis, kanker kelanjar getah

 bening dan sarkoma kaposi.

Diagnosis :

@4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 54/103

• 1iagnostik infeksi /I;+!I1S ditegakkan berdasarkan adanya tanda#tanda klinis serta

 pemeriksaan laboratorium.

• 1eteksi infeksi /I; dapat dilakukan dengan pemeriksaan langsung virus /I;#nya

atau dengan pemeriksaan antibodi /I;.• &ara pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis /I; adalah sebagai berikut "

$ntuk mendeteksi seseorang terinfeksi /I;, dapat dilakukan dengan cara tidak 

langsung, yaitu dengan menemukan antibodi. ila seseorang mempunyai anti

terhadap /I; berarti terinfeksi /I;. 'est lebih murah dan mudah serta hasilnya akurat

 bila dibandingkan dengan test langsung terhadap virusnya.

Setiap test yang dilakukan hendaknya disertai dengan konseling pra dan post test.

1alam hal test konfirmasi tidak tersedia, maka dilakukan ulangan test inisial dan

alternatif.  

!ara Pen/'aran HI# :

ang potensial sebagai media penularan adalah " semen, darah, air ketuban dan cairan vagina.

/ingga saat ini cara penularan /I; yang diketahui adalah "

6. /ubungan seksual

2. 1arah

4. Perinatal

Pen/'aran HI# Pa$a I1/ Hami' :

• Seorang ibu hamil bisa tertular /I; melalui hubungan seksual dengan

 pasangan+suami yang terinfeksi /I;, dan melalui transfusi darah+pengguna obat bius

melalui suntikan (I1$ C in0ecting %r!g !sers.

@3

Ter$/ga ine%si HI#

'est inisial (EIS!

!ntibody /I; negatif !ntibody /I; positif  

'est konfirmasi

'est negatif 

(bukan /I;

'est positif 

(1= pasti /I;

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 55/103

• Ibu hamil yang terinfeksi /I; dapat menularkan /I;#nya pada bayi yang

dikandungnya. Penularan /I; terjadi melalui "

6. In utero + transplasental

2. Pada saat proses persalinan berlangsung

4. )elalui !SI

Penata'a%sanaan Ke(ami'anPersa'inan $engan HI# :

6. !ntenatal &are

!0& dilakukan sesuai standar disertai dengan konseling. Pencegahan penularan

 perinatal dilakukan dengan pemberian obat !Q' (Qidovudine dengan cara "

a. Setiap penderita yang dicurigai terinfeksi /I; harus diambil darahnya untuk 

 pemeriksaan &13 dan $iral loa% a7al

 b. Pemberian obat !Q' (Qidovudine "• 1iberikan pada umur kehamilan setelah 63 minggu, dengan dosis 2 kali

455 mg+hari, diteruskan selama hamil.

• ila ditemukan pada kehamilan lanjut, !Q' akan efektif bila diberikan

mulai umur kehamilan 43#4A minggu, selama 3 minggu dengan dosis 2

kali 455 mg+hari.

2. Persalinan

Prinsip penanganan ibu hamil dengan /I; pada saat in partu, yaitu "

a. Penanganan medis

 b. Penanganan obstetri

4. Penanganan )edis

Pemberian obat anti retrovirus sangat penting diberikan pada saat ini karena penularan

ke bayi paling banyak terjadi pada saat in partu. !Q' diberikan 455 mg per oral setiap

4 jam sampai bayi lahir.

3. Penanganan bstetri

Prosedur di kamar bersalin merupakan tindakan bedah sehingga sikap penolong dan

 petugas lainnya harus memenuhi standar ke7aspadaan universal. Prinsipnya adalah

memperlakukan setiap spesimen darah dan cairan tubuh sebagai bahan infeksius.

/arus diperhatikan kemungkinan penolong kontak dengan spesimen darah dan cairan

tubuh infeksius dari penderita.

Prose$/r Tetap Penanganan I1/ Hami' $engan HI# :

!. &ara Kerja y ang /igienis6. 1ilarang makan dan minum di kamar bersalin

@@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 56/103

2. -ambut harus diikat dan ditutup

4. Selalu memakai jubah plastik, sarung tangan dan kaca mata pelindung bila

menolong persalinan.

3. &uci tangan sebelum memakai sarung tangan dan setelah membuka sarung

tangan.@. 1ilarang bekerja bila menderita luka terbuka pada kulit

. Persiapan

6. Persiapan alat

a2 Partus set

12 !lat resusitasi bayi

92 /ecting set

$2 Sarana pencegahan infeksi (ember berisi larutan klorin 5,@>

e2 bat#obatan " !Q', oksitosin dalam semprit, anestesi lokal.

2. Persiapan penolonga2 ersikap 7ajar 

12 'idak menderita luka+lesi pada kulit

92 )emakai topi, jubah, masker, sarung tangan dan sepatu boot

4. Persiapan ibu bersalin

1ijelaskan proses pertolongan persalinan yang akan dilakukan

&. Persalinan

$ntuk mencegah penularan pada bayi dan petugas maka prosedur pertolongan

 persalinan berikut harus dilakukan.

+2 Ibu "

a2 Persa'inan Ka'a I :

• atasi pemeriksaan dalam

• 1esinfeksi vagina dengan antiseptik 

• Hase laten hanya diijinkan selama D jam. ila melebihi D jam

dilakukan S&.

• S& dipertimbangkan untuk keadaan#keadaan sebagai berikut "

# Kadar &13 kurang dari @55

# Kadar viral load kurang dari 65.555 turunan+ml

# Ibu menyusui (tidak mungkin untuk membeli P!SI

# Elektif S& dilakukan pada usia kehamilan 4D minggu

• /indari amniotomi, kecuali pembukaan lengkap dan akan dilakukan

 pimpinan persalinan.

12 Persa'inan Ka'a II :

• Sedapat mungkin episiotomi dikerjakan atas indikasi. atasi tindakan

yang traumatik untuk bayi dan ibu (mis. ekstraksi vakum dan forseps.• Setelah bayi lahir segera gunting tali pusat

@A

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 57/103

• 1arah tali pusat diambil 65 ml untuk pemeriksaan /I; bayi

92 Persa'inan Ka'a III :

• Penatalaksanaan persalinan kala III sesuai dengan penatalaksanaan

aktif kala III.• 1ilakukan pemeriksaan spesimen plasenta (Patologi !natomi

$2 Persa'inan Ka'a I# :

• Penatalaksanaan sesuai dengan prosedur standar persalinan kala

I;

• Jaspada terhadap paparan urin, tinja, darah dan cairan vagina.

,2 ayi "

a. Segera setelah bayi lahir, bayi dimandikan dengan sabun antiseptik. b. <angan diberikan !SI, berikan susu pengganti.

c. ila ibu dan bayi dalam kondisi baik, boleh ra7at gabung.

d. erikan profilaksis !Q' pada bayi dengan !Q' sirop 2 mg+kg

tiap A jam mulai umur 62 jam sampai dihentikan pada umur A minggu.

e. Sekitar ??> dari bayi yang terinfeksi /I; dapat terdeteksi pada 2

minggu pertama setelah lahir dengan teknik P&-+kultur.

-2 Post Partum "

erikan parlodel oral untuk menghentikan !SI

32 !lat ekas Pakai "

a. !lat#alat tenun bekas pakai segera direndam dengan larutan klorin

secara terpisah selama 65 menit.

 b. <arum habis pakai dan semprit dimasukkan ke dalam 7adah yang

anti tembus ke incenerator.

c. Sarung tangan, kasa, sampah medis lainnya ditampung dalam

kantong plastik khusus dan dibakar.

@B

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 58/103

IN#ERSIO UTERI

Batasan :

agian atas uterus memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke

dalam kavum uteri.

Pen&e1a1 :

6. 'indakan Perasat &rede pada korpus uteri yang tidak berkontraksi baik.

2. 'arikan pada tali pusat dengan plasenta yang belum lepas dari dinding uterus.

4. isa terjadi spontan pada kasus atonia uteri dengan kenaikkan tekanan intra

abdominal yang mendadak karena batuk atau meneran sehingga dapat menyebabkan

masuknya fundus ke dalam kavum uteri.

K'asii%asi :

)enurut perkembangannya, inversio uteri dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu "I. Hundus uteri menonjol ke dalam kavum uteri, tetapi belum keluar dari kavum uteri.

II. Korpus uteri yang terbalik sudah masuk ke dalam vagina.

III. $terus yang terbalik, sebagian besar terletak di luar vagina.

5eja'a $an Tan$a K'inis :

• -asa nyeri yang hebat

• -asa nyeri yang hebat disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta

ligamantum infundibulo pelvikum dan ligamentum rotundum kanan dan kiri ke dalam

tero7ongan inversio sehingga mengadakan tarikan yang kuat pada peritoneum

 parietal.

• isa menyebabkan syok.

• Perdarahan.

• Hundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang laim pada kala III atau setelah

 persalinan selesai.

• Pemeriksaan dalam dapat ditentukan tumor yang lunak diatas serviks uteri atau dalam

vagina.

Diagnosis :

• Hundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang laim pada kala III atau setelah

 persalinan selesai.

• Pada pemeriksa dalam ditemukan tumor yang lunak diatas serviks uteri atau dalam

vagina.

•  0yeri hebat dan bisa menyebabkan syok.

• Perdarahan pervaginam.

Penanganan :

@D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 59/103

• ila terjadi gejala#gejala syok maka harus diatasi lebih dahulu dengan infus cairan

elektolit ( inger lactat 2 /a#l  dan transfusi darah, segera setelah itu reposisi harus

dilakukan. )akin cepat jarak 7aktu antara terjadinya inversio uteri dan reposisinya,

makin mudah tindakan ini dapat dilakukan.• $ntuk melakukan reposisi diperlukan anestesi umum.

• 'angan seluruhnya dimasukkan ke dalam vagina sedang jari#jari tangan dimasukkan

ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin sudah mulai menutup.

• 'elapak tangan menekan korpus perlahan#lahan tetapi terus menerus kearah atas agak 

ke depan sampai korpus uteri mele7ati serviks dan inversio ditiadakan.

• Suntikkan intravena 5,2 mg ergometrin.

• ila masih perlu dilakukan tamponade uterovaginal.

• ila reposisi pervaginam gagal, sebaiknya dilakukan pembedahan menurut /aultein

yaitu dilakukan laparotomi, dinding belakang lingkaran konstriksi dibuka sehingga

memungkinkan reposisi uterus sedikit demi sedikit, kemudian luka dibelakang uterus

dijahit.

Prognosis :

• Jalaupun kadang#kadang bisa terjadi tanpa banyak gejala dengan penderita tetap

dalam keadaan baik, namun umumnya menyebabkan keadaan ga7at dengan angka

kematian 6@#B5 >.

•-eposisi secepat mungkin memberi harapan yang baik untuk keselamatan penderita.

@?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 60/103

AMENOREA

Pengertian :

• Amenorea Primer  " keadaan dimana seorang perempuan sampai umur 63 tahun

 belum mendapat menstruasi disertai belum berkembangnya tanda seks sekunder, atautelah mencapai umur 6A tahun, telah tampak pertumbuhan seks sekunder, namun

 belum mendapat haid.

• Amenorea Se%/n$er " keadaan dimana seorang 7anita dalam usia reproduksi yang

 pernah mengalami haid, namun haidnya berhenti untuk sedikitnya 4 bulan berturut#

turut.

Prinsip Dasar :

• !menorea patologik sebenarnya bukan merupakan gambaran klinis dari suatu

kumpulan penyakit, melainkan harus dilihat sebagai symptom suatu penyakit yang

harus mendapatkan perhatian serius.

• Penyebab tidak munculnya haid dapat disebabkan oleh organ yang bertanggung ja7ab

terhadap proses berlangsungnya haid, dan proses pengeluaran haid. rgan#organ

tersebut adalah " hipotalamus, hipofisis, ovarium dan uterus.

Diagnosis :

•  !namnesis " usia menars, gangguan psikis, aktvitas berlebihan, menederita penyakit

1), penyakit lever atau ri7ayat penyakit lever, ri7ayat operasi tiroid, terjadi

 penambahan atau pengurangan berat badan, sedang menggunakan atau punya ri7ayat

 penggunaan obat psikofarmaka, minum obat#obat penurunan+penambahan berat

 badan, obat#obatan tradisional, frekuensi seksual.

•  emeriksaan isi %  " erat badan, tinggi badan, pertumbuhan payudara, pertumbuhan

rambut pubis dan ketiak, perut membesar, akne, seborrhoe, pembesaran klitoris,

deformitas torak.

•  emeriksaan ginekologik   " singkirkan diagnosis kehamilan, pemeriksaan genitalia

interna+eksterna.

• U*i progesterone (U*i )

• U*i estrogen + progesetron (U*i % + )

Penata'a%sanaan Amenorea Primer :

Periksa pertumbuhan payudara, ada tidaknya uterus dan pada keadaan tidak adanya uterus

diperiksa hormon HS/, / atau testosteron, atau kariotyping. Penatalaksanaan tergantung

hasil pemeriksaan tersebut, dapat berupa pemberian /-' atau vaginoplasti.

Penata'a%sanaan Amenorea Se%/n$er :

A5

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 61/103

• U0i P positif   " berikan P dari hari ke 6A * 2@ siklus haid. Pengobatan berlangsung

selama 4 siklus berturut#turut. Setelah itu dilihat, apakah siklus haid menjadi normal

kembali, atau tidak. Kalau masih belum normal, maka pengobatan dilanjutkan lagi

sampai terjadi siklus haid yang normal lagi.• Ui E 4 P negatif   " lakukan pemeriksaan HS/, /, P- serum, dan bila hasilnya

normal maka diagnosisnya adalah normogonadotrop amenorea dengan penyebabnya

defek endometrium (aplasia uteri, sindroma !sherman, '& atau atresia genitalia

distal.

• Ui E 4 P positif   " lakukan pemeriksaan HS/, /, P- serum.

6. HS/#/ rendah+normal, P- normal " amenorea hipogonadotrop, dengan atau

tanpa tumor hipofisis. Penyebabnya adalah insufisiensi hipotalamus#hipofisis.

akukan foto sela tursika, &'#scan untuk menilai apakah kelainan ada dihipotalamus atau hipofisis. erikan estrogen#progesteron secara siklik,

meskipun cara ini tidak mengobati penyebab amenorea tersebut.

2. HS/ atau / yang tinggi, P- normal " amenorea hipergonadotrop, dengan

 penyebab amenoreanya insufisensi ovarium. Selanjutnya perlu dilakukan biopsi

ovarium per laparoskopi.

4. P- tinggi " amenorea hiperprolaktinemia, berikan bromokriptin.

A6

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 62/103

PERDARAHAN UTERUS DIS"UNSIONAL 7PUD8

Deinisi :

Perdarahan yang semata#mata disebabkan oelh gangguan fungsional poros hipotalamus,

hipofisis dan ovarium.

PUD P ADA SIKLUS ANO#ULASI

Prinsip Dasar :

o Perdarahan dengan perdarahan interval abnormal, dengan intensitas perdarahan

normal, banyak, atau sedikit. isa amenorea sampai ke polimenorea, atau

hipomenorea sampai hipermenorea.

o 'idak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum.

o Penyebab belum diketahui secara pasti. !nalisa hormonal umumnya normal. 1iduga

terjadi gangguan sentral (disregulasi, akibat gangguan psikis.

Diagnosis :

!novulasi suhu basal badan, sitologi, vagina, serum progesterone (bila mungkin

Manajemen :

o 'ujuannya adalah menghentikan perdarahan akutR dilanjutkan dengan pengaturan

siklus haid, sampai terjadi ovulasi spontan, dan sampai persyaratan untuk induksi

ovulasi tercapai.o Perdarahan akut * /b D gr >. Perbaiki keadaan umum (tranfusi darah. erikan

sediaan estrogen#progesteron kombinasi adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi,

 juga 4 hari saja.

o ila perdarahan benar disfunsional, maka perdarahan akan berhenti, atau berkurang,

dan 4#3 hari setelah penghentian pengobatan akan terjadi perdarahan lucut. Pada

7anita yang dijumpai gangguan psikis, pengobatan serupa dapat diteruskan selama 6D

hari lagi.

o !ndaikan perdarahan tidak berhasil dengan terapi di atas, kemungkinan besar 7anitatersebut memiliki kelainan organik, selanjutnya dicari faktor penyebabnya.

o Setelah perdarahan akut dapat diatasi, maka tindakan selanjutnya adalah pengaturan

siklus * cukup pemberian progesterone, 6 = 65 mg ()P!, didrogesteron, atau 6 = @

mg (norrtisteron dari hari ke 6A sampai hari ke 2@ selama 4 bulan. 1apat juga

diberikan pil kontrasepsi kombinasi.

o Selesai pengobatan 4 bulan, perlu dicari peyebab anovulasi. Selama siklus belum

 berovulasi, P$1 akan kembali lagi.

A2

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 63/103

PUD PADA SIKLUS O#ULASI

Diagnosis :

vulasi  S, sitologi vagina, analisa hormonal HS/. /, P- dan P (bila mungkin.

Manajemen :

1iberikan pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus.

PUD PADA USIA PERIMENARS

Prinsip Dasar :

o P$1 pada usia ini umumnya terjadi pada siklus anovulatorik, yaitu sebanyak ?@#

?D>.o 1iagnosis anovulasi, dan analisa hormonal tidak perlu dilakukan.

o Selama perdarahan yang terjadi tidak berbahaya atau tidak mengganggu keadaan

 pasien, maka tidak perlu dilakukan tindakan apapun.

o  0amun andaikata terpaksa dan perlu diobati, misalnya terjadi gangguan psikis,

atau perminataan pasien, maka dapat diberikan antiprostaglanin, antiinflamasi

nonsteroid, atau asam traneksamat. Pemberian E L P, kontrasepsi hormonal %n-/

analog (agnosis+antagonis hanya bila dengan obat#obatan diatas tidak memberikan

hasil.o Pada P$1 primenars, akut, maka penangannya seperti pada P$1 usia reproduksi,

dan pengaturan siklus juga seperti pada P$1 usia reproduksi.

o Selama siklus haidnya masih belum berovulasi, kemungkin terjadinya perdarahan

akut berulang tetap ada.

o 'idak di anjurkan pemberian induksi ovulasi.

o 'indakan dilatasi dan kuretase (1 T K hanya merupakan pilihan terakhir.

PUD DAN USIA PERIMENOPAUSE

Prinsip Dasar :

o Kejadian anovulasi sekitar ?@ >

o 1iagnosis ovulasi tidak perlu

o Pemeriksaan hormonal HS/, E2, P-, untuk mengetahui apakah 7anita tersebut telah

memasuki usia menopause, bila tersedia laboratorium.

o HS/ yang tinggi, berarti usia perimenopause, E2 yang tinggi, berarti terjadi penebalan

endometrium.

o $ntuk menyingkirkan keganasan, dilakukan 1 T K.

A4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 64/103

Manajemen :

o ila keadaan akut, setelah keadaan diatasi, lakukan tindakan operatif (apbila disertai

dengan kalinan organiknya.

o Pada keadaan akut yang disebabkan non organic, lakukan seperti pada P$1 usia

 perimenars. Pengaturan siklus juga seperti pada P$1 usia reproduksi. Setelah

keadaan akut dapat diatasi perlu dilakukan dilatasi kuretase (1+K pada 7anita yang

menolak dilakukan 1+K dapat dilakukan $S% endometrium dan bila ketebalan

endometrium 8 3 * A mm, menandakan adanya hiperlasia, tetap diperlukan 1+K.

o Ketebalan endometrium 6,@ cm dapat diberikan E dan P untuk pengaturan siklus

dan apabila dengan pengaturan siklus tidak juga diperoleh hasil, maka perlu tindakan

1+K.

o !pabila hasil 1+K ditemukan hyperplasia simpleks atau kelenjar adenomatosa dapat

dicoba dengan pemberian )P! 4 = 65 mg, selama 4 bulanR atau pemberian depo )P!

setiap bulan, selama A bulan berturut#turut, atau penberian %n#-/ !nalog A bulan. 4

samapi A bulan setelah pengobatan, dilakukan 1+K ulang. 1+K ulang dilakukan

setelah pasien mendapat haid normal. !pbila tidak ditemukan hiperlasia lagi. &ukup

memberikan )P! 4 = 65 mg,2=+minggu. 'idak sembuh atau muncul perdarahan lagi,

sebaiknya dianjurkan untuk histerektomi.

o /asil 1+K hiperplasi atopik, sebaiknya dihisterektomi. !pabila pasien menolak 

hosterektomi, dapat diberikan progesterone ()P!, depo )P!, atau %n#-/ analog A#

A bulan dan diperlukan observasi ketat, dan 1+K perlu diulang.

o ila hasil 1+K tidak ditemukan hyperplasia, maka dilakukan pengaturan siklus,

dengan E dan P, seperti pada P$1 usia reproduksi.

A3

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 65/103

ABORTUS

Pengertian :

!bortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode

viabilitas janin, yaitu yang berakhir sebelum berat janin @55 gram. ila berat badan tidak 

diketahui, maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 25 minggu lengkap (64? hari,

dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai.

• A1ort/s iminens Keadaan dimana perdarahan berasal dari intrauteri yang timbul

sebelum umur kehamilan lengkap 25 minggu dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa

 pengeluaran hasil konsepsi dan tanpa dilatasi serviks.

• A1ort/s insipiens * Keadaan perdarahan dari intrauteri yang terjadi dengan dilatasi

serviks kontinu dan progresif, tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur 

kehamilan lengkap 25 minggu.

• A1ort/s in%omp'et/s  * Keluarnya sebagian, tetapi tidak seluruh hasil konsepsi

sebelum umur kehamilan lengkap 25 minggu.

• A1ort/s %omp'et/s  * Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan

lengkap 25 minggu.

• A1ort/s spontan  * pengeluaran hasil konsepsi tanpa disengaja sebelum umur 

kehamilan lengkap 25 minggu.

• A1ort/s $iin$/%si * Penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum

umur kehamilan lengkap 25 minggu. 1apat bersifat terapi atau non terapi.

• A1ort/s terape/ti% * Penghentian kehamilan sebelum umur kehamilan lengkap 25

minggu karena indikasi yang diakui secara medis, dan dapat diterima secara hukum.

• A1ort/s (a1it/a'is * 'erjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut#turut.

• A1ort/s terine%si * !botus yang disertai infeksi organ genitalia.

• A1ort/s septi% * !bortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikro organisme dan

 produknya ke dalam sirkulasi sistemik ibu.

• Misse$ a1ortion  * !bortus yang embrio atau janinnya meninggal dalam uterus

sebelum umur kehamilan 25 minggu, tetapi hasil konsepsi tertahan dalam uterus

selama D minggu atau lebih.

A@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 66/103

Prinsip Dasar :

• Kira#kira 66 * 6@> dari seluruh kehamilan berakhir spontan sebelum umur 

kehamilan 25 minggu. Sehingga, tidak mungkin mengetahui pada permulaannya,

apakah abortus iminens akan berlanjut ke abortus insipiens, inkompletus atau

kompletus.

• A5> faktor penyebab adalah genetic (blighted ovum, kelainan kromosom.

• $S% dapat menentukan denyut jantung janin (8 @ mm dan membantu menentukan

kelainan organik (anensefalus, 0' 8 4 mm, dan kemungkinan nir#mudigah +

blighte% o$!m*

• Penyebab#penyebab lainnya adalah kelainan bentuk uterus (mioma uterus,

inkompetensia serviks serta penyakit#panyakit ibu, seperti hipertensi, 1), infeksi

toksoplasma atau sifilis, inkompatibilitas ! T rhesus, gangguan psikologi, trauma,

dan malnutrisi.

Diagnosis :

• !namnesis * ri7ayat haid, gejala hamil, perdarahan pervaginam, nyeri abdomen.

• Pemeriksaan fisik * umum, abdomen, periksa dalam.

• 'es tambahan * tes /&%, $S%, tes koagulasi.

Manajemen :

• Pada keadaan imminens, tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (E) kelas

I!, namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas. $payakan untuk meminimalkan

kemungkinan rangsangan prostaglandin. 'idak dianjurkan terapi dengan hormon

estrogen dan progesteron. 1apat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua

untuk pasien dengan inkompetensia seviks.

• Perdarahan subkhorionik dengan janin normal, sebagian besar akan berakhir dengan

kehamilan normal. Sebaiknya pada nir#mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan

obat misoprostol atau aspirasi.

• Pada keadaan insipiens, umumnya harus dira7at. Karena tidak ada kemungkinan

kelangsungan hidup bagi janin, maka dapat diberikan mosoprostol untuk 

mengeluarkan konsepsi, analgetik mungkin diberikan, demikian pula, setelah janin

lahir, kuretase mungkin diperlukan.

• Pada keadaan inkompletus, apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan

menjadi berlebih, maka evakuasi hasil konsepsi segera diindikasikan untuk 

meminimalkan perdarahan dan risiko infeksi pelvis. Sebaiknya evakuasi dilakukan

dengan aspirasi vakum., karena tidak diperlukan anestesi.

AA

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 67/103

•  Misse% abortion sebaiknya dira7at di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan

ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi.

Prinsip Um/m Terapi A1ort/s Septi% :

•Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik yang tepat.

• ;olume intravaskuler efektif harus dipertahankan untuk menberikan perfusi jaringan

yang adekuat.

• /asil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi, bila perlu dilakukan laparotomi

eksplorasi, sampai pengangkatan rahim.

AB

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 68/103

KEHAMILAN EKTOPIK 

Pengertian :

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi di luar kavum uteri. Kehamilan ektopik 

merupakan istilah yang lebih luas dari pada kehamilan ekstra uteri, karena istilah ini juga

mencakup kehamilan di pars interstisialis tuba, kehamilan di kornu, dan kehamilan di serviks.

Prinsip Dasar :

• Pada 7anita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang

disertai dengan nyeri perut bagian ba7ah, perlu dipikirkan kehamilan ektopik 

terganggu. %ambaran klinik kehamilan ektopik yang terganggu amat beragam. Sekitar 

65#2?> pasien yang pernah mengalami kehamilan ektopik, mempunyai kemungkinan

untuk terjadi lagi. Kira#kira sepertiga sampai separuh dari pasien dengan kehamilan

ektopik mempunyai ri7ayat infeksi pelvis sebelumnya.

• Haktor risiko "

6. %angguan transportasi hasil konsepsi (radang panggul, penyempitan lumen tuba,

 pasca bedah mikro tuba, ri7ayat abortus, !K1-.

2. Kelainan hormonal (induksi ovulasi, I;H, ovulasi terlambat, transmigrasi ovum

4. Penyebab yang masih diperdebatkan (endomtriosis, cacat ba7aan, kelainan

kromosom, kualitas sperma.

Diagnosis :

• !namnesis * terlambat haid, nyeri abdomen, perdarahan pervaginam.

• Pemeriksaan fisik * umum, abdomen, pelvis.

• Kehamilan ektopik belum terganggu dapat ditentukan dengan $S% " akan tampak 

kantong gestasi bahkan janinnya.

• 'es tambahan * tes /&%, $S%, kuldosentesis, kuretase endometrium, laparoskopi,

kolpotomi+ kolposkopi.

Manajemen :

Prinsip * prinsip umum penatalaksanaan "

• -a7at inap segera• perasi segera setelah diagnosis dibuat

• Penggantian darah sebagai indikasi untuk hipovolemik+anemia

• Pada kehamilan ektopik belum terganggu, bila kantong gentasi tak lebih dari 4 cm,

dapat dipertimbangkan terapi dengan )'U @5 mg+minggu yang dapat diulang 6

minggu kemudian bila janin masih hidup. Pasien dapat berobat jalan setelah mendapat

informasi bah7a keberhasilan terapi medikamentosa hanya D@>. ila ternyata tak 

terjadi ruptur, maka pasian dapat diminta kontrol tiap minggu untuk $S% dan

AD

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 69/103

 pemeriksaan /&%. ila terjadi tanda nyeri+abdomen akut pasien harus segera di

laparotomi.

A?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 70/103

MOLA HIDATIDOSA DAN PENYAKIT TRO"OBLAS 5ANAS

Pengertian :

Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.

Prinsip Dasar :Penyakit trofoblas gestasional adalah suatu proliferasi sel tropoblas yang berasal dari

kehamilan. Penyakit ini banyak diderita oleh 7anita usia reproduksi sehat, sehingga tujuan

 penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan reproduksi pasca penyakit tropoblas gestasional.

K'asii%asi :

6. Klasifikasi Klinik 

• )ola hidatidaosa

• Penyakit trofoblas ganas

2. Klasifikasi /istologik 

• )ola hidatidosa

• )ola destruent

• Koriokarsinoma

•  Placental site trophoblastic %iseases

Diagnosis :

Mo'a H i$ati$osa

o Pemeriksaan Klinik "

• 'erlambat haid disertai gejala#gejala kehamilan normal, kadang#kadang gejala

kehamilan tersebut berlebihan.

• $terus membesar, umumnya uterus nmembesar lebih besar dari usia kehamilan.

• $terus lunak, kehamilan ini tidak disertai dengan janin atau selaput janin (mola

komplit tetapi dapat juga disertai dengan adanya janin atau kantong janin (mola

hidatidosa parsial.

• 'idak dijumpai adanya gerakan dan denyut jantung janin.

• Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan kantong janin.

o Pemeriksaan 'ambahan "

• $S%, tidak dijumpai janin, terlihat gambaran khas mola

• Sering dijumpai kista lutein

• Kadar /&% yang sangat tinggi (ribuan I$+l

Pen&a%it Troo1'as 5anas

o 'rias !costasion (/ES "

6.  5istory " pasca mola, abortus, partus , hamil ektopik 2.  ,lee%ing  " perdarahan pervaginam tidak teratur 

B5

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 71/103

4.  Enlargement 6 softness " uterus yang membesar dan lunak 

o 1iagnosis Klinik (J/ "

• Kadar beta /&% yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut#turut dengan

interval 2 minggu.• Kadar beta /&% yang meningkat

• Kadar beta /&% di atas normal pada 63 minggu setelah tindakan evakuasi

• Pembesaran uterus pasca evakuasi yang disertai dengan kadar beta /&% yang

tinggi.

• Perdarahan uterus pasca evakuasi dengan kadar beta /&% di atas normal

• 'erdapat lesi metastasis (di vagina, paru, hati, otak dan lain#lain

• /istologik didapatkan mola in$asi$e atau koriokarsinoma

o

1iagnosis /istologik "1iagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya hanya dilakukan

 pada molahidatidosa, sedangkan diagnosis mola %estr!ent   atau mola in$asi$e  dan

koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsi, diagnosis umumnya karena

spesimen pembedahan histerektomi atau eksisi lesi metastasis

o Pemeriksaan Penunjang "

Hoto toraks, 1, H',-H' , $S% abdomen+pelvis, &'#scan

Penata'a%sanaan :

Mo'a H i$ati$osa

• Evakuasi, tindakan evakuasi jaringan mola harus dilakukan sampai bersih, karena

residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembang. ila tindakan kuret diyakini

tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan 6#2 minggu setelah kuret

 pertama. 'indakan evakuasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan

tumpul atau kombinasi keduanya. $ntuk mengurangi terjadinya perdarahan, pada saattindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus oksitosin, transfusi darah dilakukan

sesuai indikasi.

• Pasca tindakan evakuasi, harus dilakukan pengamatan kadar beta /&% secara

 periodik, pengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas

secara dini.

Pen&a%it Troo1'as 5anas 7PT58

Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan klasifikasi yang dianut. Klasifikasi yang mudah,

yakni klasifikasi /ammond dan klasifikasi HI% (stadium HI%.

B6

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 72/103

 lasiikasi Hammond 

6. P'% non#metastasis

2. P'% bermetastasis "

a. P'% bermetatasis risiko rendah

Interval kurang dari 3 bulan, metastasis terjadi bukan ke otak atau hati, kadar 

h&% 655.555 mI$+ml atau 35.555 I$+l serum, kehamilan sebelumnya bukan

kehamilan aterm, belum mendapat kemoterapi sebelumnya.

 b. P'% bermetastasis risiko tinggi

)etastasis otak atau hati, kriteria di luar kriteria risiko rendah.

 lasiikasi &#-O

• Stadium "

a. Penyakit terbatas pada uterus b. Penyakit menyebar di luar uterus tetapi terbatas pada organ

genitalia interna

c. Penyakit menyebar ke paru dengan+tanpa adanya penyakit pada

genitalia interna

d. Penyakit menyebar ke otak, hati, ginjal atau saluran cerna

• Sub#Stadium "

a. 'idak ada faktor risiko

 b. !da satu faktor risikoc. !da dua faktor risiko

• Haktor -isiko "

# /&% 8 655.555 I$+l

# Interval 8 A bulan

• Penatalaksanaan "

Kemoterapi

K'asii%asi Kemoterapi

T/ngga'

Kemoterapi

Kom1inasi 7, )enis8

Kemoterapi

Kom1inasi 7 - )enis8

 Hammond 

 0on metastasis )'U,;P 6A, !ct 1

)etastasis

risiko rendah

)'UL!ct 1,

)'UL;P 6A)etastasis )!&, E)!&

B2

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 73/103

risiko tinggi

&#-O

Stadium I )'U, !ct 1, ;P

6A

Stadium II )'UL!ct1,

)'UL;P 6A

Stadium III )'UL!ct1,

)'UL;P 6A

Stadium I; )!&, E)!&

o Syarat kemoterapi seperti syarat umum pemberian kemoterapi

o

1iberikan sampai beta h&% normal, dilanjutkan 6#4 seri after co!rseo Perubahan regimen apabila "

6. 'iter h&% terus meningkat atau menetap setelah pemberian 2 seri

2. 'erdapat tanda#tanda metastasis

4. -esisten apabila @ seri pemberian beta h&% mengalami penurunan tetapi

tidak mencapai normal.

o 1ikatakan remisi apabila beta h&% normal 4= berturut#turut dengan interval 2

minggu.

o 1osis "

6. )'U " 25 mg+hari atau 5,3 mg+kg I) atau 4=@ mg per oral, interval B#

65 hari.

2. !ct 1 " 5,@ mg+hari I) atau65#62 mcg+kg I; selama @ hari, interval B#

65 hari.

4. )!& " )'U 6@ mg+hari I), !ct 1 5,@ mg+hari I; dan &hlorambucil 65

mg+hari p.o selama @ hari , interval 2 minggu.

Pem1e$a(an

o Pembedahan hanya dilakukan pada kasus#kasus tertentu yang bersifat selektif 

(misal " fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi.

o Pembedahan lesi primer di uterus umumnya dilakukan histerektomi

(supravaginal bagi usia muda dan histerektomi total bagi 7anita usia tua.

o Pembedahan lain adalah melakukan eksisi tumor metastasis.

o Indikasi lainnya adalah perdarahan hebat yang bersifat darurat, tidak ada respons

 pengobatan dengan kombinasi 4 jenis obat.

• Penga7asan anjut "

o 1ilakukan anamnesis+pemeriksaan "

6. Keluhan

B4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 74/103

2. Pemeriksasan fisk umum

4. Pemeriksaaan ginekologi dan ;'

3. eta h&%

@. Pemriksaan lab+radiologik lainnya sesuai indikasi

o <ad7al penga7asan lanjut

6. 'iga bulan I " setiap 2 minggu

2. 'iga bulan II " setiap 3 minggu

4. Enam bulan III " setiap D minggu

3. Satu tahun II " setiap 4 bulan

@. Selanjutnya " setiap A bulan

o 'idak diiinkan hamil selama 2 tahun, dianjurkan kontrasepsi hormonal

kombinasi

B3

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 75/103

LEUKOREA

Pengertian :

Setiap pengeluaran cairan per vaginam lebih dari normal dan bukan darah. eukorea

 bukanlah penyakit tersendiri tapi merupakan gejala yang menunjukkan kedaan fisiologis dan

 patologis.

Prinsip Dasar :

• eukorea Hisiologis

6. ayi baru lahir 

2. Sekitar menarche

4. Keinginan seks meningkat

3. Sekitar ovulasi

@. Kehamilan

• eukorea Patologis

6. Infeksi genitalia

2. enda asing pada anak#anak 

4. Pemakaian !K1- 

3. 1egenerasi jinak 

@. 1egenarasi ganas

Penata'a%sanaan Le/%orea A%i1at Ine%si 5enita'ia :

• Trikomonas vaginalis

6. %ejala klinis berupa fluor encer sampai kental, 7arna kekuningan berbau, rasa

gatal sampai membakar, dan disuria.

2. 1iagnosis "

# %ejala klinis seperti di atas

# Pada inspekulo tampak tanda peradangan dan bintik#bintik merah pada

vagina ( fly bitten.# Preparat basah (PQ " parasit lonjong dengan flagella.

4. 'erapi "

# 1itujukan pada penderita dan pasangannya

# )etronidaol 2 = @55 mg per oral selama @ hari

• Vaginosis bacterial oleh -ardnerella vaginalis

6. %ejala klinis leukorea agak lengket dan terasa gatal, berbau amis spt ikan tuna.

2. 1iagnosis "

# Sekret vagina putih homogen dan lengket

# 'es amin positif # 1itemukan #l!e)cell  pada preparat basah

# p/ cairan vagina 8 3,@

4. 'erapi "

# 1itujukan kepada penderita dan pasangannya

# )etronidaol 2 = @55 mg peroral selama B hari

# Klindamisin 2 = 455 mg peroral selama B hari

• Candida albicans

6. %ejala klinis leukorea seperti susu basi, 7arna kehijauan, berbau dan gatal,

terasa panas dan nyeri.

2. 1iagnosis "

# Sekret vagina seperti susu basi, tanda radang, bitten appearance

B@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 76/103

# )udah berdarah

# Preparat %ram tampak hifa jamur positif 

4. 'erapi "

# Hlukonaol 6@5 mg per oral dosis tunggal

# Ketokonaol 2 = 255 mg per oral selama @ hari

•  "eisseria gonorrhoeae

6. 1iagnosis "

# Sekret vagina kuning, nyeri, panas, disuria, kadang disertai artholinitis,

servisitis akuta.

# Pada preparat %ram ditemukan diplococcus berpasangan ekstraseluler.

2. 'erapi "

# !mpisillin 6555 mg dosis tunggal, atau

# 'hiamfenikol 6555 mg dosis tunggal

• Chlamidia trachomatis6. 1iagnosis "

# Sekret vagina tidak khas, disuria, leukorea, ektopi hiperkeratik pada porsio

# Preparat kultur, pengecatan gram, dan P&-.

2. 'erapi "

# 'etrasiklin 3 = @55 mg selama B hari

# Eritromisin 3 = @55 mg selama B hari

BA

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 77/103

PENYAKIT RADAN5 PAN55UL

Pengertian :

Penyakit peradangan organ genitalia di atas orifisium uteri internum, termasuk di dalamnya

adalah endometritis, miometritis, pelvic selulitis, salpingitis, salpingo#ooforitis, dan abses

(abses tubo ovarial dan abses kavum 1ouglas.

Prinsip Dasar :

• 'erdapat gangguan barier fisiologis (mekanik, biokemik dan imunologik di vagina,

$E, kavum uteri dan lumen tuba fallopii pada keadaan abortus, perdarahan, partus,

dan instrumentasi kanalis servikalis.

• .* $aginalis  dapat merupakan vector  E* coli  menembus barier fisiologik bergerak 

sampai tuba fallopii.

• Spermatooa dapat sebagai vector kuman  /* gonorhoeae  , U* !realityc!m  dan #*

.rachomatis.

• !ktivitas seksual dan periode haid merupakan faktor risiko untuk terjadinya radang

 panggul.

• Penyulit jangka pendek+segera adalah terbentuknya abses, peritonitis, perihepatitis

dan selulitis.

• Penyulit jangka panjang adalah infeksi berulang, infertilitas, hamil ektopik dan nyeri

kronik.

5eja'a K'ini% :

•  Pemeriksaan fisik   " Suhu meningkat diserta takikardia, nyeri suprasimfisis biasanya

 bilateral, rebo!n% ten%erness, dan dapat diserai menoragia, metroragia, serta ileus

 paralitik.

•  Pemeriksaan ginekologik  " 0yeri dan pembengkakan labia sekitar kelenjar artholin,

leukorea, perdarahan oleh karena endometritis, nyeri di daerah pararectum, terdapat

massa di adneksa bila terbentuk abses, abses yang pecah memberikan gambaran khas,

yaitu nyeri mendadak pada perut bagian ba7ah.

Diagnosis :

erdasarkan kriteria &nfection (isease Society for Obstetric 6 Gynecology ($S! 6?D4 "

o  riteria a.or /

•  0yeri tekan pada abdomen dengan atau tanpa rebo!n% 

•  0yeri bila serviks uterus digerakan

•  0yeri pada adneksa

o  $isertai oleh salah satu atau lebih hal di ba0ah ini (riteria inor) /

BB

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 78/103

• )ikroorganisme patologi pada sekret endoserviks

• Suhu rektal 8 4D derajat &elcius

• ekosit 8 65.555+mm4

• Pus dalam kavum peritoneum

•!bses padat pada pemeriksaan bimanual+$S%

Diagnosis Ban$ing :

Kehamilan ektopik terganggu, abortus septik, rupture kista atau apendisitis.

K'asii%asi :

Derajat Des%ripsi

1erajat I -adang panggul tanpa penyulit, terbatas pada tuba dan

ovarium, dengan atau tanpa pelvio peritonitis.1erajat II -adang panggul dengan penyulit, didapatkan massa radang

atau abses pada kedua tuba atau ovarium.

1erajat III -adang panggul dengan penyebaran di luar organ#organ

 pelvik.

Penata'a%sanaan :

+2 PRP Derajat I = Ra0at )a'an

!nalgesik dan !ntibiotika "

# !moksisillin 4 = 6 g+hari selama 6 hari

# 'hiamfenikol 4,@ gram per oral pada hari pertama

1ilanjutkan dengan 3 = @55 mg+hari per oral selama B#65 hari

# Eritromisin 3 = @55 mg+hari per oral selama B#65 hari

,2 PRP Derajat II.III = Ra0at Inap

!nalgesik dan !ntibiotika "

a Kombinasi I

# !mpisillin 3 = 6#2 g +hari I; selam @#B hari

# %entamisin 2 = @ mg+kg+hari I)+I; selama @#B hari

# )etronidaol 2 = 6 g rectal supp selama @#B hari

 b Kombinasi II

# Sefalosforin generasi III, 2#4 = 6 g+hari selama B hari

# )etronidaol 2 = 6 g rectal supp selama @#B hari

BD

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 79/103

ABSES TUBO O#ARIAL

Pengertian :

!bses tubo ovarial adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan atau tuba fallopii

unilateral+bilateral.

Prinsip Dasar :

akteri menyebar dari vagina ke uterus, tuba fallopii (salpingitis, ovarium (ooforitis secara

tersendiri atau bersama#sama. )ekanisme pembentukan !' belum jelas, pada permulaan

 proses lumen tuba masih terbuka, eksudat menyebar dari fimbriae dan menyebabkan

 peritonitisR ovarium terkena dan mengalami peradangan di daerah tempat ovulasi. Proses ini

dapat hanya mengenai tuba dan ovariumR dapat pula mengenai organ#organ yang lain,

misalnya kandung kemih.

5eja'a K'inis :

ervariasi dari yang ringan tanpa keluhan sampai yang berat dengan keluhan febris, akut

abdomen sampai syok septik, nyeri panggul dan nyeri perut bagian ba7ah, takikardia, ileus

dan pembentukan massa.

Diagnosis :

• %ejala klinis seperti di atas

• eukositosis 8 62.555 dan peningkatan E1

• 'anda tanda ileus• )assa di adneksa

• 'erdapat pus pada pungsi kavum 1ouglas

Diagnosis Ban$ing :

6. !' utuh tanpa keluhan

• 'umor ovarium

• Kehamilan ektopik 

• !bses periapendik 

• /idrosalping

• )ioma uteri

2. !' dengan keluhan

• Perforasi appendicitis

• Perforasi divertikel

• Perforasi ulkus peptikum

• Kista ovarium terinfeksi+terpeluntir 

Komp'i%asi :

6. !' $ tuh

• Pecah sampai sepsis (jangka pendek

• Ileus, infertil, kehamilan ektopik dan nyeri (jangka panjang

2. !' P ecah

B?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 80/103

• Syok septik 

• !bses (intra abdominal, subprenikus, paru dan otak

Penata'a%sanaan :

6. !' $ tuh

• Konservatif 

• )-S kalau perlu infus

• 'irah baring semi fo7ler 

• bservasi tanda vital dan produksi urine

• !ntibiotika "

a Kombinasi I

# !mpisillin 3 = 6#2 g +hari I; selama @#B hari

# %entamisin 2 = @ mg+kg+hari I)+I; selama @#B hari

# )etronidaol 2 = 6 g rectal supp selama @#B hari

 b Kombinasi II

# Sefalosporin generasi III, 2#4 = 6 g+hari selama B hari

# )etronidaol 2 = 6 g rectal supp selama @#B hari

• aparotomi

2. !' P ecah

• aparotomi (salpingooforektomi, kultur pus, dan pasang drainase.

• !ntibiotika "# Sefalosforin generasi III, 2#4 = 6 g+hari selama B hari

# )etronidaol 2 = 6 g rectal supp selama @#B hari

D5

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 81/103

PENAN5ANAN IN"ERTILITAS

Bagan A'ir Penanganan Pas/tri $engan Inerti'itas

D6

Pasangan S/ami.Istri$engan Inerti'itas

Po'i%'ini% Inerti'itas :

Ja7ancara

Pemeriksaan Hisik $mum

Pemeriksaan %enital

Sing%ir%an :

!menore

%alaktore

Siklus /aid Spontan

'erapi sesuai temuan

Sperma !nalisa

 0ormal !bnormal

$lang S! 2#4 kali

interval 6 bulan

Post &oital 'est 'erjad7al

$sia Ibu

45 thn$mur 8 45 thn

dan atau Ka7in

8 2 thn

Induksi dgn && 4 siklus

)onitoring folikel (';S

Senggama terjad7al

'idak /amil

aparoskopi

1iagnostik 

'etap

!bnormal

$lang 6 Siklus dgn

Ethinil Estradiol

Konsultasi bagian

!ndrologi

 0ormal !bnormal

Penetrasi

Sperma (#

Kualitas lendir

serviks jelek 

aparoskopi

1iagnostik 

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 82/103

!atatan :

• P&' " Post &oital 'est

•EE " Etinyl Estradiol

• I$I " Intra $terine Insemination

• I;H " In ;itro Hertiliation

Uji M/%/s Ser6i%s $an Uji Pas9a Sanggama 7Post !oita' TestP!T8

6 'ujuan

)engevaluasi faktor serviks pada pasangan infertil dengan haid spontan, tanpa

galaktore.

2 Prosedur 

a. Pasangan diminta tidak bersanggama 4 hari

sebelum pemeriksaan.

 b. Sanggama pada hari pemeriksaan dilakukan

 pada dini hari+pagi#pagi dan pemeriksaan dilakukan 2#D jam setelah sanggama,

 pada hari UII menstruasi.

c. Istri dibaringkan pada meja ginekologi.

d. )ulut rahim ditampakkan dengan menggunakan

speculum yang kering.e. 1engan spuit tuberculin L abbocath sediaan

diambil dari forniks posterior, dan ditaruh di gelas objek, ditutup dengan gelas

 penutup (sediaan $PS I.

f. )ulut rahim dibersihkan dengan kapas kering.

g. 1engan spuit tuberculin lain lendir serviks

diambil dari kedalaman 6#2,@ cm, dilihat jumlah lendir (ml, dan ditaruh di gelas

objek kemudian ditutup dengan gelas penutup.

h. %elas penutup diangkat untuk menilai

 pembenangan (senti meter.

D2

 0ormal !bnormal 0ormal

Konservatif 

/amil (# I # "

I. $. I. A Siklus

/amil (#

aparoskopi

1iagnostik aparoskopi

1iagnostik 

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 83/103

i. Selanjutnya diperiksa di ba7ah mikroskop

dengan pembesaran 355 =.

 j. Setelah pemeriksaan $PS selesai dilanjutkan

dengan melihat apakah terdapat sel#sel radang kuman atau parasit.

k. Selanjutnya gelas objek dikeringkan perlahan#

lahan pada nyala api alcohol, dan diperiksa sekali lagi di ba7ah mikroskop, untuk 

menilai daya mendaun pakis.

4 Penilaian

a2 Uji M/%/s Ser6i%s

S%or

* + , -<umlah (ml 5 5,6 5,2   ≥ 5,4

Spinbarkeit (cm 6 6#3 @#D 8D

1aya mendaun

 pakis (fem test

'idak 

ada

entuk

tidak jelas

!da cabang

 pertama T kedua

!da cabang ketiga

dan keempat

;iskositas Sangat

kental

Kental

sedang

Kental ringan Encer  

<umlah sel radang 8 25 66#62 6#65 5

Interpretasi : S%or +4 : Optima'= S%or +*.+3 : 1ai%= S%or C +* : je'e% 

12 Uji Pas9a Sanggama 7UPSP!T8

Se$iaan)/m'a(

Sperma

Mota'itas 78

K/antitasK/a'itas

* + , -

Horniks Posterior 

Endoserviks

K/a'itas : K/antitas : + , -

5 " 'idak ergerak )emuaskan " 25 sperma

6 " ergerak ditempat " dengan skor 4

2 " ergerak lambat lurus atau tidak lurus <elek " 65 sperma

4 " ergerak maju cepat dan lurus

MIOMA UTERUS

Batasan :

)ioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal, batas

 jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel.

D4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 84/103

Lo%asi T/mor :

6. Submukus

2. Intramural

4. Subserous3. Intraligamenter  

@.  Pe%!nc!late% 

(bertangkai

A. 7on%ering (bebas

migrasi " mioma parasitik

Patoisio'ogi :

erasal dari sel totipotensial primitif atau  &mmat!re M!scle #ell /est , dalam miometrium

yang berproliferasi akibat rangsangan terus menerus oleh hormon estrogen. 'umor terdiri atas

 jaringan otot, jaringan ikat fibrous, dan banyak pembuluh darah. )ioma uteri sering

ditemukan pada masa reproduksi, jarang ditemukan sebelum menarche dan setelah

menopause. 'umor membesar oleh karena pengaruh estrogen.

5eja'a K'ini% :

6. 'anpa gejala

2. 1engan gejala

• -asa penuh dan berat pada perut bagian ba7ah dan teraba benjolan padat

kenyal

• %angguan haid " menoragia, metroragia, dan dismenorea

• !kibat penekanan " disuria, polakisuria, retensio urine, konstipasi, edema

tungkai, varises, nyeri dan rasa kemeng di daerah pelvis.

• Infertilitas dan kehamilan ektopik 

• 'anda abdomen akut

Diagnosis :

6. !namnesis

2. Palpasi abdomen terdapat massa padat, batas jelas, dan tanpa nyeri

4. Pemeriksaan dalam ditemukan tumor menyatu dengan uterus

3. $S% didapatkan gambaran khusus

@. 1ilatasi dan kuretase dengan pemeriksaan P! pada gangguan perdarahan

A. P! pasca operatif 

Diagnosis Ban$ing :

6. 'umor solid ovarium

2. !denomiosis

4. Kelainan bentuk uterus

3. 'umor solid non ginekologi

@. Kehamilan

A. )iosarkoma

Komp'i%asi :6. Perdarahan sampai dengan anemia 2. 'orsi pada mioma yang bertangkai

D3

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 85/103

4. Infeksi

3. 1egenerasi merah sampai nekrosis

@. 1egenerasi ganas miosarkoma

A. 1egenerasi hialin

B. 1egenerasi kistik 

D. Infertilitas

Penata'a%sanaan :

erdasarkan besar kecilnya tumor, ada tidaknya keluhan, umur dan paritas penderita.

!atatan :

6. Keluhan adalah gangguan haid dan atau keluhan pendesakan

2. peratif pada "

• $mur lebih dari @5 tahun dilakukan '!/#S

• )enginginkan anak " miomektomi atau hanya enukleasi mioma

4. Pada kasus dengan gangguan menstruasi, apabila umur lebih dari 35 tahun

dilakukan 1T& L P! untuk melihat kemungkinan keganasan.

D@

Mioma

esar 63 minggu esar F 63 minggu

'anpa keluhan

peratifKonservatif

1engan keluhan

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 86/103

KANKER SER#IKS

Batasan : Kanker serviks adalah penyakit keganasan yang bersal dari leher rahim

Etiopatognesis :

6. Penyakit pasti belum ada yang diketahui

2. eberapa faktor (multifaktorial yang diduga "

a. $mur (35#A5 tahun

 b. Paritas (8 3

c. Koitus usia di ba7ah 6A tahun dan berganti patner seksualR dihubungkan

dengan sifat komplemen histon sperma dan alkali semen.

d. )erokok aktif dan atau pasif 

e. !kspetor pil kontraspesi

f. Status gii, sosial ekonomi cultural

g. Status imunitas seperti penderita /I;# !I1S

h. Infeksi " )ikoplasma, Klamidia dan ;irus /erpes Simplek tipe 2.i. Panjang ;irus /uman Papilloma nkogenik terumtam tipe 6A,6D,44,4@,3@,@D.

4. Kanker serviks bera7al dari lesi prakanker yang dalam kurun 7aktu @#6@ tahun dapat

menjadi kanker serviks invasif.

Pato'ogi :

1iagnosis kanker serviks ditegakkan berdasarkan histopatologik dimana dibedakan atas "

6. 'ipe Epidermoid (D5>

2. 'ipe !deno (6@ >

4. 'ipe lain (@ >

Sta$i/m K'ini% :

Sta$i/m Des%ripsi

5 Karsinoma in situ

I Karsinoma terbatas pada serviks

  Ia 'ampak serviks tidak mencurigakan

  Ib 'ampak serviks mencurigakan

II Karsinoma menyebar ke vagina dan atau parametrium

  IIa )enyebar ke vagina 2+4 proksimal

  IIb )enyebar ke parametrium tetapi tidak sampai ke dinding pelviks

III Karsinoma menyebar ke vagina 6+4 distal, mencapai dinding pelvis,

atau terjadi gangguan fungsi ginjal tanpa penyebab yang jelas.

  IIIa Penyebaran sampai ke vagina 6+4 distal

  IIIb Sampai ke dinding pelvis atau karsinoma dengan gangguan fungsi

DA

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 87/103

ginjal tanpa penyebab yang jelas.

I; Karsinoma serviks menyebar ke organ sekitar atau jauh

  I;a Penyebaran ke organ sekitar di daerah pelviks

  I;b Penyebaran jauh

Kriteria Diagnosis :

+2 5eja'a K'inis

a. Perhatikan faktor resiko

 b. 'anpa keluhan

c. 1engan keluhan "

o Keputihan

o Perdarahan pervaginam abnormal

o Perdarahan post koitalo Perdarahan pasca menopause

o %angguan kencing dan defekasi

o  0yeri daerah pelvis, pinggang punggung dan tungkai

o Keluhan#keluhan lain sesuai dengan lokasi penyebaran penyakit

,2 Pemeri%saan "isi% Um/m

a. Pembesaran kelenjar limfe supraklavikula dan inguinal

 b. Pembesaran lever, asites dan atau lain lain sesuai dengan gangguan organ yang

terkena.

-2 Pemeri%saan 5ine%o'ogi

a* 8aginal to!cher 

o ;agina " flour, fluksus, dan tanda#tanda penyebaran+infiltasi pada vagina.

o Porsio " berdengkul, padat, rapuh, dengan ukuran bervariasi, eksofitik atau

endofitik.

o Korpus uteri " normal atau lebih besar, kelau perlu dilakukan sondase

untuk konfirmasi besar dan arah uterus dan apakah terjadi piometra dan

hematometra.

o !dneksa+parametrium " tanda#tanda penyebaran, terab kaku, padat, apakah

terdapat tumor.

b* ectal to!cher  

o )enilai penyebaran penyakit ke arah dinding pelvis, yaitu #ancer Free

Space  (&HS merupakan daerah bebas antar tepi lateral serviks dengan

dinding pelvis.o Kriteria "

DB

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 88/103

# &HS 655 > " berarti belum ada tanda#tanda penyebaran.

# &HS 2@#655> " berarti ada penyebaran tetapi belum mencapai

dinding

 pelvis.

# &HS 5 > " berarti penyebaran mencapai dinding pelvis.

c.  Pemeriksaan 8. %an .  

$ntuk menilai penyebaran ke organ sekitar kolon, rectum dan vesika urinaria.

32 Pemeri%saan Pen/njang

a. Pap Smear sebagai skrining

 b. iopsi

c. Konisasi

d. 'es fungsi ginjal, hati, dll

e. Pemeriksaan lain sesuai dengan keperluan "o Hoto toraks

o $S% ginjal+abdomen

o I;P

o &' Scan

o -ektoskopi

!atatan :

6. 'erapi radiasi dapat diberikan pada setiap stadium (dirujuk

2. Paliatif anti nyeri selain untuk pasien stadium invatif * lanjut juga dapat

diberikan pada setiap stadium sesuai dengan keluhan.4. Pada kanker serviks stadium Ib ke atas dengan kehamilan diberikan kemoterapi

neo#adjuvant setelah dilakuakn KIE kepada pasien, suami dan keluarga.

Penga0asan Lanj/tan :

6. Pemeriksaan

a. !namnesis

 b. Pemeriksaan fisik umum

c. Pemeriksaan ginekologid. Pap Smear "

o 'iga bulan I setiap bulan

o 1ua tahun II setiap 4 bulan

o Selanjutnya setiap A bulan

2. P emeriksaan Penunjang

a. aboratorium " H', -H', /b, eukosit, 'rombosit.

 b. Hoto 'oraks, I;P

DD

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 89/103

KARSINOMA ENDOMETRIUM

Batasan : Karsinoma endometrium adalah keganasan yang berasal dari endometrium

Etiopatogenesis :

• Penyebab belum diketahui pasti

• 1ikemukakan bah7a peranan estrogen sebagai karsinogenik dimana factor risiko

adalah "

6. /iperplasia glandulare

2. besitas

4. 'erapi estrogen

3. 1iabetes mellitus

@. ain#lain, seperti nulipara, late menopa!se, dan hipertensi.

Pato'ogi :

1iagnosis ditegakan berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis. <enis histopatologis "

6. !deno karsinoma (A@>

2. !denoma akantoma (6?>

4. ain#lain (6A>

Sta$i/m K'ini% :

Sta$i/m Des%ripsi

Stadium 5 Karsinoma in situStadium I

Stadium I a

Stadium I b

Karsinoma terbatas pada uterus

Ke dalam kavum uteri kurang dari D cm

Ke dalam kavum uteri lebih dari D cm

%6 C Jell differentiated !deno &a

%2 C )oderately differentiated !deno &a

%4 C $ndifferentiated !deno &a

Stadium II Karsinoma menyebar ke serviks uteri

Satdium III Karsinoma menyebar ke luar uterus tapi tidak keluar dari tr!e pel$ic

Satdium I;

Stadium I; a

Stadium I; b

Karsinoma menyebar ke luar dari tr!e pel$ic

Pada organ yang berhubungan

Penyebaran ke organ jauh

Kriteria Diagnosis :

+2 5eja'a K'inis

D?

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 90/103

a. $mur rata#rata A5 tahun

 b. Perdarahan pervaginam

c. eukorea

d. !da masa atau perasaan tidak enak pada perut bagian ba7ah

,2 Pemeri%saan Metastatis

a. Kegemukan

 b. /ipertensi

c. ila terjadi metastatis

d. !sites

e. 'anda#tanda lain sesuai dengan organ yang terkena

-2 Per$ara(an 5ine%o'ogi

a. Perdarahan pervaginam

 b. eukorea

c. Piometrad. Evaluasi besar dan morbilitas uterus, tanda#tanda penyebaran pada adneksa,

 parametrium dan kavum 1ouglasi.

32 Pemeri%saan Pen/njang

a. Kuretasi endoserviks dan endometrium

 b. Pap smear sebagai skrining

42 Pa$a a%t/ Laparatomi

a. 1ilakukan sitologi cairan+pencucian kavum peritoneum b. Setiap daerah yang mencurigakan penyebaran keganasan dilakukan biopsi

c. Setelah uterus terangkat, dibelah dan diperhatikan luas penyebaran dalamnya

 penyakit pada dinding uterus.

F2 Sitostati%a

-egimen " # &!P (&yclophoshamide L !driamicin L &is Platinum

# )alpahan L @ Hlour $rasil (@ H$

# !driamycin L &yclophosphamid

G2 Progesteron

a. )edroksi progesteron asetat+kaproat 6555 mg+minggu I)

 b. )edroksi progesteron asetat 6@5#255 mg+hari per oral

Penga0asan Lanj/tan :

6. Komponen yang dievaluasi "

a. Keluhan

 b. Keadaan fisik 

c. Pemeriksaan ginekologi bimanuald. Pemeriksaan lain bila perlu seperti Pap smear, foto toraks, &'#scan.

?5

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 91/103

2. <ad7al penga7asan lanjut "

a. Satu tahun I " setiap 6 bulan

 b. Satu tahun II " setiap 4 bulan

c. Selanjutnya " setiap A bulan

?6

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 92/103

KANKER O#ARIUM

Batasan :

• Kanker ovarium adalah keganasan pada organ ovarium baik primer maupun

sekunder.• 'umor neoplastik ovarium berasal dari "

a. &oelomic epithelium

 b. %erm cell

c. )etastic dari organ lain

Etiopatogenesis :

• Etiologi belum diketahui dengan pasti.

• 1iduga berhubungan dengan faktor "

6. /erediter 

2. ingkungan fisik dan kimia

4. vulasi3. !bnormalitas gonad

@. ;irus

Pato'ogi :

1iagnosis keganasan dan tipe histopatologis berdasarkan atas pemeriksaan histopatologi.

6. 1erajat Keganasan "

a.  ,or%erline2low potential malignancy

 b.  Malignant 

2. 'ipe /istopalologis "

a. Epithelial (?5>

 b. 0on#epithelial (65>

Kriteria Diagnosis :

+2 5eja'a K'inis

a 1icurigai kanker ovarium usia kurang dari 25 tahun atau lebih dari A5 tahun atau

menopause dengan "

• 'umor kistik atau solid

• )obile atau terfiksir 

 b Sangat dicurigai kanker ovarium "• 'umor cepat membesar, padat berdungkul, dan terfiksir.

• 1apat disertai keadaan umum yang menurun sampai cache=ia, asites, efusi

 pleura, gangguan pasase usus, pembesaran kelenjar limfe supra klavikula

dan lain#lain sesuai dengan luas penyebaran penyakit ke organ lainnya.

,2 Pemeri%saan Pen/njang

a. $S% (dikerjakan pada setiap kasus tumor ovarium

 b. 'umor marker 

c. aparoskopi

d. Sitologi cairan ascites dan pleura

?2

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 93/103

e. iopsi kelenjar limfe yang membesar 

f. Hoto toraks, rektosigmoidoskopi, &'#scan, dan arium enema.

g. Pemeriksaan lain kalau perlu

4. Sta$i/m K'inis Kan%er O6ari/m 7"I5O8

erdasarkan evaluasi klinik dan atau operatif "

Sta$i/m Des%ripsi

Sta$i/m I

Stadium Ia

Stadium Ib

Stadium Ic

T/mor t/m1/( ter1atas pa$a o6ari/m

• 'erbatas pada satu ovarium, kapsul intak, tidak ada tumor 

 pada permukaan dan sel ganas (# pada cairan ascites.

• 'erbatas pada kedua ovarium, kapsul intak, tidak ada tumor 

 pada permukaan dan sel ganas negatif pada cairan ascites atau

cucian peritoneum.

• !dalah stadium Ia dan Ib dengan tumor pada permukaan

ovarium atau rupture kapsul atau ascites dengan sel ganas (L

atau cucian peritoneum sel ganas (L.

Sta$i/m II

Stadium IIaStadium IIb

Stadium IIc

Pert/m1/(an t/mor pa$a sat/ ata/ %e$/a o6ari/m $engan

pen&e1aran pa$a pe'6is

• Penyebaran ke uterus atau tuba

• Penyebaran ke organ pelvis lainnya

• Stadium IIa+IIb dengan tumor pada permukaan ovarium

atau ruptur kapsul, atau ascites dengan sel ganas (L atau

cucian peritoneum sel ganas (L.

Sta$i/m III

Stadium IIIa

Stadium IIIb

Stadium IIIc

T/mor pa$a sat/%e$/a o6ari/m $engan imp'antasi t/mor

pa$a peritone/m $i '/ar %a6/m pe'6is $anata/ pem1esaran

%e'enjar 'ime retroperitonea'ing/ina' 782 Metastasis %e

1agian s/peri9ia' (ati ata/ t/mor ter1atas pa$a rongga pe'6is

tetapi pemeri%saan (istopato'ogi ter(a$ap per'/asan pa$a

/s/s (a'/s ata/ oment/m.

• 'umor secara makros terbatas pada tr!e pel$is dengan

 pembesaran kelenjar limfe (# tetapi secara histology ada

 perluasan pada peritoneum abdomen.

•Stadium IIIa dan perluasan tumor pada peritoneum

abdomen kurang dari 2 cm, pembesaran kelenjar limfe (#

?4

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 94/103

• Stadium IIIa (L pertumbuhan tumor pada peritoneum

abdomen 8 2 cm dan atau pembesaran ke limfe

retroperitoneal+inguinal (L.

Sta$i/m I# T/mor pa$a sat/ ata/ %e$/a o6ari/m $engan metastase ja/(

1er/pa p'e/ra' e/sion $engan sito'ogi 78 ata/ pen&e1aran

pa$a paren%im (ati2

Penata'a%sanaan :

+8 Tin$a%an Operati 7 Surgical Staging 8

6 Insisi pada garis tengah

2 Setiap cairan bebas di kavum peritoneum diambil untuk pemeriksaan sitologiterutama di kavum 1ouglasi.

4 ila cairan bebas tidak ada, dilakukan pencucian peritoneum dengan 0a&l 5,? >

@#65 cc kemudian dilakukan pemeriksaan sitologi.

3 Eksplorasi terutama kavum 1ouglasi, parakoloiliakal, dan subdiafragma.

@ Setiap daerah yang mencurigakan ganas atau perlekatan pada peritoneum

hendaknya dibiopsi.

A 1aerah retroperitoneum, yaitu daerah pelvis dan para aorta dievaluasi, bila

 pembesaran kelenjar limfe positif maka dilakukan limfadenektomi.

B Pengangkatan tumor "• 1iusahakan mengangkat tumor secara utuh.

• ila tidak bisa, dilakukan %eb!lking   yaitu dengan mengangkat tumor 

semaksimalnya.

• Perhatikan tumor secara makroskopis dengan teliti, bila ada keraguan

dilakukan Fro9en Section*

D Pengangkatan uterus dan ovarium melalui '!/#S dilakukan pada kasus#kasus

yang sudah jelas ganas atau usia di atas atau sama dengan @5 tahun.

? mentektomi, dilakukan pada kasus yang sudah jelas ganas secara

macros+micros. 1ikerjakan mulai kolon transversum.

B2 Terapi

'erapi berdasarkan stadium dan tipe histopatologik.

+8 Keganasan Bo$er'ine

a. Stadium I " Salpingoooforektomi $nilateral

 b. Stadium Ic#I; " '!/#S+1ebulking L mentektomi L

Kemo+radioterapi.

,8 Ma'ignant

?3

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 95/103

a* Epithelial 

• Stadium Ia * %I ingin anak dilakukan S unilateral dengan catatan "

# Post operasi dapat dilakukan  follow)!p  teratur secara klinis dan

t!mor marker .

# Setelah anak cukup, maka uterus dan ovarium kontralateral

diangkat.

# 'idak ada kelainan lain pada pelvis

# Kapsul utuh dan tidak ada perlekatan

# 'idak ada invasi ke kapsul, kelenjar limfe, dan omentum.

• Stadium Ib#%I, dilakukan '!/#S L mentektomi.

• Stadium Ia, %2#4#3 dilakukan '!/#S+1ebulking L Kemoterapi+

-adioterapi.

b* /onepithelial 

• Stadium Ia#%I, ingin anak dilakukan S unilateral.

• Stadium Ia, %2#4#I; dilakukan '!/#S L mentektomi L

Kemo+radioterapi.

-8 Sitostati%a Pi'i(an Utama $ an Ra$iasi

a. <enis epithelial adalah &!P (&yclophosphamide, !driamycine dan &is

Platinum.

 b. <enis non#epithelial adalah "

• P;& (&is Platinum, ;inblastin dan leomycine

• ;!& (;incristin,!ctinomycin 1 dan &yclophosphamide

c. -adiasi Eksternal "

• Pelvis " 3.555 * @.555 rad

• !bdomen+'empat lain" 2.555 * 4.555 rad

 

-8 Operasi Se9on$ Loo% 

1ilakukan dengan tujuan "

6 Konfirmasi staging, bila pada operasi sebelumnya tidak dilakukan staging secara

lengkap.

2 -eduksi massa tumor, pasca terapi sitostatika dimana telah terjadi regresi atau

 progresi tumor.

4 Evaluasi pasca terapi sitostatika, secara klinis penderita bebas dari penyakit

yang dilakukan 3#62 bulan setelah terapi sitostatika.

38 Kas/s Kan%er O6ari/m $engan Ke(ami'an

6 !djuvant kemoterapi dapat diberikan setelah kehamilan 6A minggu.

2 perasi komplit ('!/#S L mentektomi dilakukan setelah anak lahir atau

 pada 7aktu S&. 'eknik operator sama dengan eksplorasi seperti laparotomi

a7al.

?@

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 96/103

S%ema Penata'a%sanaan T/mor O6ari/m

Penga0asan Lanj/tan :

6. Pemeriksaan meliputi "

a !namnesis

 b Pemeriksaan Hisik umum

c Pemeriksaan ginekologi

d 'umor marker (kalau perlu

e Hungsi hati, ginjal dan sumsum tulang (kalau perlu

2. <ad7al "

a 'iga bulan I " setiap 2 minggu

 b Sembilan bulan II " setiap 3 minggu

c 'ahun II " setiap 4 bulan

d 'ahun#tahun berikutnya " setiap A bulan

?A

TUMOR O#ARIUM

Ti$a% !/riga 5anas

• 'umor Kistik ∅  ≤

B cm

• 'umor Kistik ∅  8

 

!/riga 5anas

'umor, mobil tidak berdungkul

Kistik ∅ 8B cm, usia 25 dan 8 A5

tahun, menopause

Sangat !/riga 5anas

Kistik ∅

≤ B cm

Kistik,

$mur 25#A5 thn.Solid Kistik   apatomi

'umor di belah

bservasi

2#4 bulan

Pil K

$sia 8 @5 thn

'!/#S

$sia @5

thn

$sia A5

thn

Keganasan

meragukan

Keganasan

meyakinkan

Usia ,*.4* ta(/n :

• Kistektomi

• oforektomi

• S $nilateral

$sia F @5 thn

menopause

$sia F A5 thn+

menopause

$sia F @5

tahun

'!/#S

1ebulking

mentektomi

$sia @5

tahun

aparotomi 'umor dibelah

&uriga %anas 'idak &uriga %anas

'!/#S L

mentektomi

'!/#S

Hroen Section + &ito Hroen Section

%anas 'idak %anas

'!/#SLmentektomi S $nilateral

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 97/103

PARTUS LAMA

Deinisi :

Proses persalinan yang berlangsung lama mulai dari tanda#tanda a7al persalinan pada kala I

dan kala II.

Patoisio'ogi :

Penyebab kemacetan proses persalinan adalah "

• Po7er V his yang lemah (inersia uteri + hipotoni dan tenaga mengejan yang lemah.

• Passage V panggul sempit, &P1, tumor jalan lahir, serviks kaku+rigid.

• Passenger V bayi besar (makrosomia, kelainan letak janin (letak lintang, letak 

sungsang, bayi kembar (gemelli, kelainan kongenital (hidrosefalus, hidrops fetalis,

anensefalus.

• Provider (penolong

Tan$a $an 5eja'a K'inis :

• Ibu kelelahan dan dehidrasi

• Perut kembung (meteorisnaus

• ;ulva edema

• 1emam (febris

• Kaput suksadenum

R/pt/r Uteri Imminens

• Ibu kesakitan pada perut bagian ba7ah

•  0adi cepat 8 655 =+menit (takikardia

• igamentum rotundum menegang

• ingkaran andl (cincin retraksi patologis

• %ross hematuria

Pa$a Ka'a I :

• Hase laten yang lama (8 D jam. Pada partograf 2 kali ;' tiap 3 jam tetap dalam

keadaan fase laten.

• Hase aktif yang lama "

o Hase aktif memanjang V kemajuan pembukaan serviks yang lambat, tidak 

sesuai dengan partograf.

o Hase aktif macet V pembukaan serviks tetap setelah 8 2 jam dilakukan ;'

ulang.

• Kemajuan pembukaan serviks yang normal pada fase aktif "

o Primigravida V 6 cm+jam

o )ultigravida V 2 cm+jam

Pa$a Ka'a II :

• Primigravida dipimpin mengejan 8 2 jam, bayi tidak lahir.

• )ultgravida dipimpin mengejan 8 6 jam, bayi tidak lahir.

Penata'a%sanaan :

6. )emperbaiki keadaan umum ibu dengan "

a. Pasang infus dan kateter urin

 b. Pemberian cairan dan elektrolitc. Infus - @55 cc, guyur 

?B

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 98/103

d. Infus 1ekstrose @> 2@5 cc, tetes cepat

2. Pemberian antibiotik spektrum luas secara parenteral, yaitu injeksi !mpicillin 6

gr+Ajam selama 6 hari, dilanjutkan dengan !moksisilin 4=@55 mg+I; selama 3 hari.

4. ila demam, berikan injeksi Uylomidon 2 cc I).

3. 'erminasi persalinan

a. Pervaginam "

• ila terjadi hipotonia+inersia uteri dilakukan amniotomi dan drip oksitosin.

• Ekstraksi vakum + forseps

• Embriotomi (perforasi kranioklasi, dekapitasi, evitermi#eksentrasi

 b. Seksio cesarian

Komp'i%asi :

• -uptur uteri

• Infeksi

• Perdarahan post partum

• %a7at janin

• Histula vesiko#vaginalis dan rekto#vaginalis

?D

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 99/103

PARTUS KASEP

Deinisi :

Suatu keadaan persalinan yang megalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga

menimbulkan komplikasi pada ibu dan atau janin.

Patoisio'ogi :

Penyebab kemacetan dapat disebabkan oleh "

• Po7er V his yang lemah atau tenaga mengejan yang salah.

• Passage V panggul sempit, &P1.

• Passenger V kelainan letak, bentuk, dan besar janin.

• Provider (penolong V pimpinan persalinan yang salah.

Partus lama apabila tidak segera diakhiri akan menimbulkan "• Kelelahan pada ibu

• 1ehidrasi dan gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

• Infeksi rahim

• Perlukaan jalan lahir 

• %a7at janin sampai kematian janin

5eja'a K'inis :

• 'anda#tanda kelelahan ibu dan dehidrasi "

o  0adi cepat dan lemah

o Perut kembung

o 1emam

o /is hilang dan lemah

• ;ulva edema

• Kaput suksadenum besar 

• 'anda infeksi intrauterin "

o !ir ketuban keruh kehijauan dan berbau, kadang bercampur mekonium

o Suhu rektal 8 4B,Ao&

• 'anda ruptur uteri "

o Perdarahan melalui $E

o /is menghilang

o agian janin mudah teraba dari luar 

o Periksa dalam V bagian terendah janin mudah didorong ke atas

o -obekan dapat meluas sampai serviks dan vagina

• 'anda ga7at janin ( fetal %istress "

o !ir ketuban bercampur mekonium

o 1enyut jantung janin takikardi+bradikardi+irregular 

Diagnosis :

6. !danya tanda dan gejala klinis partus lama "

a. Ibu kelelahan dan dehidrasi b. ;ulva edema

??

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 100/103

c. Perut kembung

d. 1emam+febris

e. Kaput suksadenum

f. -uptur uteri imminens

2. !danya komplikasi pada ibu "

a. %angguan keseimbangan asam basa dan elektrolit b. Infeksi itrauterin sampai sepsis

c. 1ehidrasi sampaai syok 

d. -obekan jalan lahir samapai robekan rahim (ruptur uteri

4. !danya komplikasi pada janin "

a. %a7at janin ( fetal %istress

 b. Kematian janin

Penta'a%sanaan :

6. )emperbaiki keadaan umum ibu dengan tujuan untuk "

a. Koreksi cairan (rehidrasi

 b. Koreksi keseimbangan asam basac. Koreksi keseimbangan elektrolit

d. Pemberian kalori

e. Pemberantasan infeksi

f. Penurunan demam

• Pasang infus dan kateter urin

• Pemberian cairan dan elektrolit "

o Infus - @55 cc, guyur 

o Infus 1ekstrose @> 2@5 cc, tetes cepat

o &airan dapat diberikan sesuai kebutuhan

• !sam basa V pengukuran &2 darah dan p/• Pemberian antibiotik spektrum luas secara parenteral "

o Injeksi !mpicillin 6 gr+A jam, Inj. %entamycin D5 mg+62 jam,

)etronidaol Suposittoria 6 gr+62 jamR selama 4 hari, dilanjutkan dengan

!moksisilin 4=@55 per hari selama 2 hari.

o Inj. Seftriakson 6 gr+hari selama 4 hari, dilanjutkan dengan !moksisilin

4=@55 per hari selama 2 hari.

• ila demam, berikan injeksi Uylomidon 2 cc I) atau kompres dingin.

2. 'erminasi persalinan

• Pervaginam " ekstraksi vakum + forseps atau embriotomi

• Seksio cesarian

Komp'i%asi :

• -uptur uteri

• Infeksi jalan lahir sampai sepsis

• Perdarahan post partum

• %a7at janin sampai kematian janin

• Histula vesiko#vaginalis dan rekto#vaginalis

655

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 101/103

KETUBAN PE!AH DINI

Deinisi :

KP1 adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum in partu atau selaput

ketuban pecah 6 jam kemudian tidak diikuti dengan tanda#tanda a7al persalinan (tanpa

melihat umur kehamilan.

Patoisio'ogi :

Haktor#faktor yang memudahkan pecahnya selaput ketuban adalah "

• Korio#amnionitis menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh

• Inkompetensi serviks V kanalis servikalis yang selalu terbuka karena kelainan serviks

uteri (faktor kongenital faktor fisiologis.

• Kelainan letak janin V tidak ada bagian terendah janin yang menutup P!P, yang

dapat mengurangi tekanan terhadap selaput bagian ba7ah.• 'rauma menyebabkan tekanan intrauterin mendadak meningkat

5eja'a K'inis $an Diagnosis

6. !namnesis "

a. Kapan keluarnya cairan

 b. Jarna

c. au

d. !dakah partikel#partikel di dalam cairan

2. Inspeksi "

Keluar cairan per vaginam

4. Inspekulo "ila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan, keluar cairan dari $E, dan

terkumpul di forniks posterior.

3. Periksa dalam "

a. !danya cairan dalam vagina

 b. Selaput ketuban tidak ada

@. Pemeriksaan laboratorium "

1engan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa (lakmus merah berubah jadi biru.

ila dengan cara di atas ternyata selaput ketuban sudah pecah, maka diambil ketentuan sbb "

• Saat selaput ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis pasti tentang kapan

 pecahnya.

• <ika anamnesis tidak pasti, maka selaput ketuban pecah saat penderita )-S.

• <ika berdasarkan anamnesis pasti bah7a selaput ketuban sudah pecah 8 62 jam, maka

setelah masuk kamar bersalin dievaluasi 2 jam. ila setelah 2 jam tidak ada tanda#

tanda in partu, dilakukan terminasi kehamilan (induksi + sectio cesarea.

Komp'i%asi :

• Infeksi itrauterine

• 'ali pusat menumbung• Kelahiran prematur 

656

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 102/103

• !mniotic band syndrome yaitu kelainan ba7aan akibat ketuban pecah sejak hamil

muda.

Penata'a%sanaan :

6 KP1 dengan kehamilan aterm

a. erikan antibiotik (Inj. !mpicillin 6 gr+A jam I;, skin test terlebih dahulu

 b. bservasi suhu rektal tiap 4 jam, bila meningkat 8 4B,Ao& segera terminasi

c. ila suhu rektal tidak meningkat ditunggu 62 jam, bila belum ada tanda#tanda

in partu dilakukan terminasi.

2 KP1 dengan kehamilan preterm

• Perkiraan berat badan janin 8 6@55 mg "

a. erikan antibiotik (Inj. !mpicillin 6 gram+A jam I; selama 2 hari, dilanjutkan

dengan !mo=ycillin 4 = @55 mg+hari selama 4 hari.

 b. erikan kortikosteroid untuk merangsang maturasi paru janin, yaitu injeksi

1eksametason 65 mg I; atau injeksi etametason 62 mg I; 2= selama 23

 jam.

c. bservasi 2= 23 jam, bila belum ada tanda#tanda in partu segera terminasi.

d. bservasi suhu rektal tiap 4 jam, bila ada kecenderungan meningkat 8 4B,Ao&

segera terminasi.

• Perkiraan berat badan janin 6@55 mg "

a. erikan antibiotik (Inj. !mpicillin 6 gram+A jam I; selama 2 hari, dilanjutkan

dengan !mo=ycillin 4 = @55 mg+hari selama 4 hari.

 b. bservasi 2= 23 jam dan suhu rektal tiap 4 jam.

c. ila suhu rektal ada kecenderungan meningkat 8 4B,Ao& segera terminasi.

d. ila dalam 2= 23 jam air ketuban tidak keluar, dilakukan $S% "

# ila jumlah air ketuban cukup, kehamilan dilanjutkan (konservatif

# ila jumlah air ketuban sedikit, segera terminasi.

e. ila dalam 2= 23 jam air ketuban tetap keluar, segera terminasi.f. ila konservatif, sebelum penderita pulang diberi nasehat "

# Segera kembali ke -S bila ada tanda#tanda demam atau keluar air 

ketuban lagi.

# 'idak boleh coitus

# 'idak boleh manipulasi vaginal

ang dimaksud dengan terminasi adalah "

• Induksi persalinan dengan ksitosin drip @ I$ dalam @55 cc, 1ekstrose @> dimulai

dengan D tetes+menit, dinaikkan 3 tetes tiap 45 menit sampai his adekuat, maksimal 35

tetes+menit.

652

8/20/2019 SPM Obgyn 112

http://slidepdf.com/reader/full/spm-obgyn-112 103/103

• Sectio cesarea bila syarat ksitosin drip belum terpenuhi atau gagal.

• Induksi persalinan dinyatakan gagal bila dengan 2 botol ksitosin drip (W @ I$ dalam

@55 cc 1ekstrose @>, belum ada tanda#tanda a7al persalinan atau bila 62 jam belum

keluar dari fase laten dengan tetesan maksimal.