26
IKTERUS OBSTRUKTIF Sebelum kita berbicara mengenai Ikterus obstruktif, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu yang dimaksud dengan ikterus dan obstruktif. Ikterus (Jaundice) berasal dari Bahasa Prancis “Jaune” yang berarti “Kuning”. Dalam kamus kedokteran, Ikterus merupakan suatu keadaan dimana bagian sclera mata dan kulit terlihat kuning yang menunjukkan terjadinya peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Obstruktif berarti penyumbatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan Ikterus Obstruktif merupakan suatu keadaan dimana keadaan kuning yang terlihat pada kulit dan mata dikarenakan suatu penyumbatan yang menyebkan peningkatan kadar bilirubin Berbicara tentang kadar bilirubin yang meningkat, kita harus mengetahui tentang fisiologi dari bilirubin. Berbicara tentang fisiologi, kita harus mengerti mengenai anatomi dari sistme Hepatobilier. Anatomi Sistem Hepatobilier

Statins B Blok 17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AMSA

Citation preview

IKTERUS OBSTRUKTIFSebelum kita berbicara mengenai Ikterus obstruktif, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu yang dimaksud dengan ikterus dan obstruktif. Ikterus (Jaundice) berasal dari Bahasa Prancis Jaune yang berarti Kuning. Dalam kamus kedokteran, Ikterus merupakan suatu keadaan dimana bagian sclera mata dan kulit terlihat kuning yang menunjukkan terjadinya peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Obstruktif berarti penyumbatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan Ikterus Obstruktif merupakan suatu keadaan dimana keadaan kuning yang terlihat pada kulit dan mata dikarenakan suatu penyumbatan yang menyebkan peningkatan kadar bilirubin

Berbicara tentang kadar bilirubin yang meningkat, kita harus mengetahui tentang fisiologi dari bilirubin. Berbicara tentang fisiologi, kita harus mengerti mengenai anatomi dari sistme Hepatobilier.

Anatomi Sistem Hepatobilier

Dilihat dari gambaran di atas, Sistem Hepatobilier berada pada region kuadran kanan atas (system pembagian empat regio abdomen). Seperti namanya, system Hepatobilier terdiri dari Hepar, saluran empedu dan kandung empedu

Hepar

Secara garis besar, sirkulasi darah yang melalui hepar (bisa dilihat pada bagan di atas) Arteri Hepatica Propria (30%) yang kaya akan oksigen Vena Porta Hepatis (70%) yang kaya akan hasil metabolism pencernaan Persarafan pada hepar terdiri dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang membentuk plexus coeliacus.

Kandung Empedu

Kita akan lebih focus pada anatomi dari gall bladder, karena memang kasus scenario B memiliki focus utama pada daerah ini. Kandung empedu berbentuk pir dan terletak tepat di bawah lobus kanan hepar. Kandung empedu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Fundus, Corpus dan Collum. Peritoneum mengelilingi Fundus kandung empedu dengan sempurna, menghubungkan corpus dan collum dengan permukaan visceral hepar.

Seperti yang dilihat pada dua gamber di atas, tampak ada dua saluran empedu yang keluar dari hepar, yaiu Ductus Hepaticus Dextra dan Ductus Hepaticus Sinistra yang nantinya akan bersatu menjadi ductus hepaticus communis. Ductus Hepaticus Communis akan bergabung dengan Ductua Cysticus yang akan membenuk CBD (common bile duct)/ Choledochus. Di CBD inilah biasanya terjadi sumbatan. Duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus membentuk ampula Vateri sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampula dikelilingi oleh serabut otot sirkular yang dikenal sebagai Sfingter Oddi.Fisiologi Sistem BilierCukup dengan anatominya, sekarang kita akan berbicara mengenai fisiologi dari emepdu itu sendiri. Selama periode 24 jam, manusia dewasa normal akan memproduksi 200-1100 ml cairan empedu. Cairan empedu tersusun dari: Air (Komponen utama) Elektrolit Garam empedu yang sinonim dengan asam empedu ( mendinduksi pemasukan air dan elekrolit pada kanalikuli dengan transpor aktif dan difusi pasif) Bilirubin (dari degradasi komponen heme yang berasal dari pengrusakan sel darah merah) Fosfolipid dan kolesterol Protein yang mengatur fungsi saluran gastrointestinal Obat dan metabolit obat (termasuk bahan yang memiliki potensi toksik/beracun)

Dari Kanalikuli biliaris (di dalam hepar) cairan empedu memasuki ductus unterlobularis ductus hepaticus 50% empedu yang disekresikan saat puasa akan disimpad dalam kandung empedu kandung empedu akan mengabsorpsi hingga 90% air konsentrasi cairan empedu meningkat (jadi pekat, karena air telah diserap oleh kandng empedu) disimpan dan akan dikeluarkan saat makan makanan berlemak.Cairan empedu dengan konsentrasi yang meningkat /pekat akan melarutkan lemak intestinal dan vitamin larut lemak.Cairan empedu yang telah dikeluarkan ke usus halus, pada bagian proksimal usus halus memungkinkan terjadinya difusi pasif terbatas dari garam empedu saat 90% garam empedu mencapai ileum terminal. Di sini terjadi absorpsi aktif garam empedu ke sirkulasi vena porta. Garam empedu kemudian kembali ke hati dan selanjutnya bersirkulasi melalui jalur sirkulasi enterohepatik sekitar 10-12 kali.

Going To Our Main ProblemDiagnosis KlinikKoledokolitiasis, Kolangitis, KolesistitisPankreatitis AkutKoledokolitiasisCa Caput Pankreas

Sklera Ikterik(+)(-)(+)(+)

Nyeri perut (+), kanan atas(+), biasa di epigastrium(+)(+) di epigastrium, jika obstruksi parsial nyeri samar di abdomen kanan atas, obstruksi total nyeri seperti ikterus obstruktif

Demam(+)(+)

Nyeri Alih(+) di bawah scapula kanan(+) di punggung kanan(+)(+) di punggung kanan

Kulit kuning(+)(-)(+)(+)

Murphys Sign(+)(-)(+)(-)

BAK teh tua(+)(-)(+)(-)

BAB dempul(+)(-)(+)(-)

Leukositosis(+)(+)(-)

LED (-)

Bilirubin Total dan direk Sedikit meningkatTotal dan direk Total dan direk

SGOT/SGPT(-)Normal

Amilase & LipaseNormalNormal

Nyeri kolik(+)(-)(+)(-)

Gatal-Gatal(+)(-)(+)

Pada scenario B yang kita bahas ini, diagnose kerja kasus ini adalah Ikterus Obstruktif et causa Choledocholithiasis disertai dengan cholangitis dan cholecystitis. Untuk melihat differential diagnosis pada kasus ini, dapat dilihat pada tabel di atas.

Etiologi CholedocholithiasisSeperti yang sudah kita bahas di atas, Choledochololithiasis merupakan kasus penyumbatan saluran empedu yang cukup sering dijumpai. Batu Empedu yang menyumbat ductus koledokus berasal dari kandung empedu yang berarti batu ini keluar dari kandung empedu saat kandung empedu berkontraksi, lalu ,menyumbat duktus koledokus. Karena jarang sekali pembentukan batu di luar kandung empedu.

Yang kita ingat berdasarkan dari uraian di atas, banyak sekali bahan bahan penyusun cairan empedu. Seperti air, elektrolit, kolesterol, bilirubin. Saat salah satu dari komponen ini mendominasi, maka akan terbentuk batu!

Kebanyakan batu empedu terbentuk dari kolesterol. Kolesterol cair biasa hadir di kandung empedu dan saluran empedu dalam kondisi normal. Namun, kolesterol cair tersebut dapat menjadi jenuh bila terlalu banyak kolesterol atau terlalu sendikit asam empedu. Hal itu memungkinkan kolesterol mengkristal dan menggumpal menjadi batu empedu.Faktor predisposisi penting yang menyebabkan terjadinya batu: Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu Kolesterol yang mendominasi akan mengendap dalam kantung empedu Stasis empedu Stasis kandung empedu akan mengakibatkan supersaturasi progresif (gangguan kontraksi, factor hormonal terutama saat kehamilan yang menyebabkan perlambatan pengosongan kanung empedu) Infeksi kandung empedu infeksi bakteri akan meningkatkan pembentukan mucus dan deskuamasi seluler meningkatkan kemungkinan terjadinya batu empedu.

Epidemiologi CholedocholithiasisIngat 4F (Forty, Female, Fatty and Fertile)Alasan: Pengaruh esterogen (kontrasepsi dan kehamilan ) meningkatkan penyerapan dan sintesis kolesterol dalam empedu sehingga meningkatkan angka terjadinya batu kandung empedu.

Faktor Resiko Choledocholithiasis1. Obesitas2. Obat-obatan Obat obat yang mengandung estrogen, Penggunaan estrogen dapat meningkatkan sekresi kolesterol di dalam empedu. Obat-obat clofibrat dan fibrat dapat meningkatkan eliminasi kolesterol melalui sekresi empedu dan tampaknya meningkatkan resiko terjadinya batu kolesterol empedu. obat-obat dari analog somatostatin dapat dapat mengurangi pengosongan kandung empedu.

3. Kehamilan 4. Kandung empedu statis5. Keturunan

Pada kasus ini kemungkinan terjadi pembentukkan batu empedu pada kandung empedu terlebih dahulu (batu sekunder) atau terjadi pembentukkan batu pada ductus intrahepatik (batu primer). Kemudian dua bulan yang lalu, batu empedu tersebut ikut mengalir bersama cairan empedu menyumbat di ductus cysticus yang akan menyebabkan cholesistitis dan kemudian berakhir dengan menyumbat saluran empedu (duktus choleodocus), disebut juga choledocolithiasis. Keadaan di atas menyebabkan munculnya rasa nyeri pada abdomen kuadran kanan atas dan semakin parah ketika memakan makanan berlemak (karena adanya sumbatan pada saluran empedu sehingga saat ada makanan berlemak dan terjadi kontraksi kantung empedu untuk mengeluarkan cairan empedu terjadilah peningkatan peristaltik saluran sebagai usaha untuk mengeluarkan sumbatan yang mengakibatkan rasa nyeri hilang timbul). Pada saat itu, kemungkinan sumbatannya masih parsial dan belum terjadi infeksi, sehingga pada saat itu belum terjadi demam, menggigil, mata dan badan kuning, perubahan pada feses dan urin. Pada saat tersebut, kemungkinan rasa sakit hanya ditimbulkan dari perangsangan peritoneum visceralis dan belum mencapai peritoneum parietalis (nyeri yang dan disertai nyeri alih). Kemudian tanpa adanya terapi, pada 1 minggu yang lalu terjadi obstruksi total (kuning pada mata dan kulit, BAB seperti dempul, gatal-gatal) dan mulai terjadi infeksi sekunder dari organisme pencernaan dan muncul reaksi peradangan, akan tetapi belum menjadi berat (demam datang hilang timbul). Selanjutnya, karena tetap tidak ada terapi, infeksi dan reaksi peradangannya menjadi lebih parah dan telah terjadi perangsangan saraf pada peritoneum parietal (nyeri perut yang hebat).

Manifestas Klinis Cholelithiasis (Batu yang berasal dari kandung empedu)1. Kolik Bilier terjadi pada kuadran kanan atas, sering menjalar ke punggung kanan/daerah bahu kanan sesuai dengan persarafan dermatom. Nyeri timbul pada saat ada makanan berlemak yang masuk ke system pencernaan dikarenakan kontraksi dari kandung empedu yang tersumbaut oleh batu di bagian leher (column) atau bagian ductus cycticus.2. Kolesistitis akut suatu inflamasi akut pada kandung empedu. Hal ini disebabkan karena obstruksi dari duktus sistikus. Terjadi peningkatan WBC dan Murphy Sign.3. Kolesistitis kronik terjadi karena kolesistitis akut yang berulang dan mengarah pada peradangan yang bersifat kronis.4. Koledokolitiasis penyumbatan pada common bile duct (duktus koledokus) dikarenakan batu yang terbawa dari kandung empedu seiring dengan gerakan kontraksi setiap ada makanan berlemak yang masuk5. Kolangitis infeksi bakteri pada cairan empedu di dalam saluran empedu akibat obstruksi. Keluhan kolangitis digambarkan denganTriad Charcot (demam, nyeri kuadran atas kanan, Ikterik). Bisa memicu terjadinya syok septic.

Tatalaksana Non Farmakologi1. Bed rest Istirahat total2. Pemberian nutrisi parenteral (bukan melalui oral), agar tidak terjadi gerakakan peristaltik dari kandung empedu3. Nutrisi rendah lemak, cukupi kebutuhan vitamin yang larut lemak, perbanyak cairan untuk menghindari dehidrasi4. Kolesistektomi laparoskopi merupan teknik pembedahan invansif menimal didalam rongga abdomen jika tidak memadai atau tidak bisa dilakukan, lakukan kolesistektomi terbuka5. ERCP (endoscopic retrogard cholangio-pancreatography)

Farmakologi1. Antibiotik sistemik (ampisilin, sefalosporin, dan metramidazol karena biasanya kuman-kuman penyebab adalah E. coli, s. faecalis, dan klebsiella)2. Analgesik untuk mengurangi nyeri : Meperidine, Hydrocodone, Oxycodone 3. Terapi cairan dengan cairan kristaloid

Komplikasi Ganggren Perforasi Empiema kandung empedu Peritonitis Hepatorenal syndrome Pankreatitis Severe sepsis sampai septic shock Kolangitis Kegagalan hati

PrognosisQuo ad vitam bonam (mengenai hidup matinya penderita, baik) Quo ad fungsionam bonam (ditinjau dari segi aktivitas fungsional, baik)

SKDI 3AMampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).

MEKANISME GEJALANyeri Perut kanan atasBatu empedu dan kolesistitis usaha dari otot polos dinding vesica biliaris untuk mengeluarkan batu mensensitasi serabut saraf yang mempersarafi otot polos dinding vesica biliaris yaitu plexus coeliacus dan nervus splanchnicus major nyeri alih di kuadran kanan atau atau daerah epigastriumDemam dan menggigilAdanya choledokolitiasis stasis cairan empedu iritasi dan distensi saluran dan kandung empedu perkembangan bakteri terjadi pelepasan IL-1 dan TNF alfa mempengaruhi pusat pengaturan suhu dihipotalamus kompensasi tubuh untuk meningkatkan suhu tubuh sesuai dengan yang di set oleh hipotalus menggigil. demam Penjalaran nyeri dari perut kanan atas sampai bahu kanan

Nyeri hilang timbulObstruksi saluran vesica biliaris oleh batu empedu meningkatkan tekanan di kantong empedu saat lemak melewati duodenum merangsang pengeluaran empedu oleh hormone kolesitokinin proses eksresi meningkat dan karena adanya obstruksi nyeri kolik hilang timbul

Makanan berlemak masuk ke duodenum (30 menit setelah makan)Duodenum melepas CCKCCK melalui aliran darahKontraksi otot polos kandung empeduKontraksi bertambah Spasme otot polosKolik empeduRelaksasi sfingter OddiNyeri bertambah jika makan makanan berlemak

MualCholedocholithiasis Bilirubin tidak disekresikan ke duodenum masuk ke sistemik merangsang pusat mual muntah di hipotalamus mualDemam ringan yang hilang timbul Choledocholithiasis berulang infeksi pada empedu atau kendung empedu aktivasi sitokin (misal interleukin-1, interleukin-6, TNF dan INF) yang disebut pirogen endogen (penghasil panas) menghasilkan prostaglandin (PGE) meningkatkan set point hipothalamus menyebabkan demam.Apabila sumber pirogen dihilangkan (misal setelah sistem imun berhasil mengatasi mikroorganisme yang menginfeksi tubuh) kadarnya akan turun dan mengembalikan titik patokan suhu ke normal. Demam masih ringan karena infeksi yang terjadi masih ringan.Mata dan badan kuningObstruksi saluran bilier Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum Bilirubin Direct masuk ke pembuluh darah Biliribuin Direct menyebar secara sistemik mata dan badan kuningBAK seperti teh tuaObstruksi saluran bilier Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum Bilirubin Direct masuk ke pembuluh darah Masuk ke ginjal ketika system ekskresi bekerja Bilirubin dieksreksikan Urin mengandung bilirubin direct (larut air)BAB seperti dempulObstruksi saluran bilier Bilirubin direct tidak dapat masuk ke duodenum Bakteri usus tidak dapat membentuk urobilinogen warna kuning pada feses normal tidak terbentuk BAB berwarna pucat (seperti dempul)Gatal-gatalObstruksi saluran empedu Cairan empedu gagal asuk ke duodenum cairan empedu masuk ke sirkulasi peningkatan garam empedu dalam sirkulasi Neurogenik itch (Gatal-gatal pada kulit tanpa ada gangguan saraf dan kulit)

HUBUNGAN DAN RIWAYAT ANTAR GEJALAHubungan nyeri perut kanan atas yang hebat dengan demam dan menggigilObstruksi Jaundice pada Ny. W kemungkinan disebabkan oleh Choledocholithiasis. Choledocholithiasis ini juga yang menyebabkan nyeri perut kanan atasCholedocholithiasis dalam jangka waktu lama (nyeri perut kanan atas) Cholangitis dan/atau Cholecystitis respon tubuh mengeluarkan mediator inflamatori perubahan set point hypothalamus demam

Hubungan nyeri perut kanan atas yang hebat dengan demam dan menggigilObstruksi Jaundice pada Ny. W kemungkinan disebabkan oleh Choledocholithiasis. Choledocholithiasis ini juga yang menyebabkan nyeri perut kanan atasCholedocholithiasis dalam jangka waktu lama (nyeri perut kanan atas) Cholangitis dan/atau Cholecystitis respon tubuh mengeluarkan mediator inflamatori perubahan set point hypothalamus demam

Keterkaitan antargejalaCholelithiasis Batu terbawa ketika empedu berkontraksi Choledocholithiasis Muncul rasa nyeri pada perut kanan atas, nyeri saat makan makanan berlemak (belum ada infeksi karena belum ada demam) tidak melakukan terapi Terjadi infeksi sekunder (sudah terjadi obstruksi total). Fase belum berat karena nyeri masih hilang timbulGejala-gejala Ny. W memenuhi Triad Charcort Cholangitis: demam, nyeri perut kanan atas, dan kuning.

Riwayat perjalanan penyakit yang dialami Ny. W dari 2 bulan yang lalu sampai sekarangDiawali dari terbentuk batu empedu. Berbagai faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, faktor hereditas, obesitas, dan lainnya menjadi predisposisi pembentukan batu empedu. Kemudian, batu dapat bergerak keluar dari gallblader, misalnya saat mengkonsumsi lemak yang mengeluarkan hormon CCK agar gallbladder berkontraksi. Jika batu besar, ia dapat menyumbat saluran empedu obstruksi.Hal ini terlihat pada 2 bulan yang lalu Ny.W menderita nyeri perut kanan atas yang hilang timbul dan bertambah jika makan makanan yang berlemak. Jika batu empedu terus didorong disertai nyeri, dapat terjadi pergerakan batu ke arah distal, dan menyebabkan obstruksi pada common bile duct koledokolitiasis. Obstruksi total pada common bile duct menyebabkan mata & badan kuning, BAK seperti teh, BAB seperti dempul, dan gatal-gatal.

Kemudian, batu yang mengobstruksi tersebut mencetuskan terjadinya peradangan/inflamasi, yang terbukti dengan adanya demam ringan yang hilang timbul kolangitis dan kolisistitis.

Selanjutnya terjadi nyeri perut kanan yang hebat, demam, menggigil bisa jadi menandakan adanya kontaminasi/ infeksi bakteri, karena peningkatan suhu yang sangat tinggi, dan nyeri semakin hebat.

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaanHasilNormalInterpretasi

Keadaan umumSakit sedangTidak tampak sakitAbnormal

Kompos mentisKompos mentisNormal

TD110/70 mmHg110-120/70-80Normal

Nadi106x/menit60-100x/menitTakikardi

RR24x/menit16-24x/menitNormal

Suhu 39oC36.5oC-37.5oCDemam febris

BB dan TB (IMT)BB: 80 kgTB: 158 cm 3218.5-22.9Obesitas tingkat II

Mekanisme Abnormalitas: Keadaan umum tampak sakit sedangPenilaian keadaan umum merupakan penilaian subjektif dokter yang bisa dilihat dari sikap pasien yang mungkin menutup-nutupi rasa sakit Nadi TakikardiKompensasi terhadap demam yaitu dengan meningkatkan denyut nadi untuk mensuplai kebutuhan metabolisme Demam FebrisAdanya peradangan yang merangsang pengeluaran pirogen Perubahan set poin hipotalamus Obese tingkat IIKemungkinan besar kebiasaan pasien yang kurang menjaga makanan dan kurang teratus berolahraga

Kepala Sklera ikterik (Abnormal)Mekanisme abnormal : Karena adanya akumulasi abnormal pigmen bilirubin dalam darah, ikterus paling mudah dilihat pada sklera mata karena elastin pada sklera mengikat bilirubin. Ikterus dapat terlihat bila kadar bilirubin plasma mencapai 2,5mg% atau lebih.

AbdomenPasienNormalInterpretasi dan Mekanisme

Palpasi: LemasLemasNormal, tidak terjadi pemadatan

Nyeri tekan kanan atas (+)Tidak ada rasa nyeriAbnormal

Murphys Sign (+)(-)Abnormal

Hepar dan Lien tidak terabaTidak terabaNormal, tidak terjadi pembesaran

Kandung empedu sulit dinilaiabnormal

Shifting Dullnes (-)(-)Normal, tidak ada cairan

Mekanisme Abnormalitas: Nyeri tekan kanan atasTekanan pada dinding abdomen menekan saluran empedu terjadi pergesekan yang kuat antara batu empedu dengan dinding saluran empedu nyeri Murphys SignPasien Inspirasi diafragma turun ke bawah menekan empedu yang terkena peradangan nyeri reflex pasien menghentikan nafas (Murphys Sign positif) Kandung empedu sulit dinilai bisa dikarenakan ketika pemeriksaan tersebut pasien merasa nyeri sehingga pemeriksaan tidak dilanjutkan. Pemeriksaan murphys sign dapat jadi alternative apabila pemeriksaan empedu sulit dinilai

PEMERIKSAAN LABORATORIUMHasil Pemeriksaan LabNilai NormalInterpretasi

Hb 12,4 g/dl12-16 g/dlNormal

Ht 36 vol%,38-48 vol%Normal

Leukosit 15.400/mm34.500-11.000Leukositosis

Trombosit : 329.000/mm3150.000-350.000Normal

LED 77 mm/jamWintrobe: 0-15 mm/jamWestergen: 0-20 mm/jamMeningkat

LFT:Bil total: 20,49 mg/DlBil. Total: 0,2-1,2 mg/dLMeningkat

Bil direk: 19,94 mg/dLBil. Direk: 0-0,4 mg/dLMeningkat

Bil indirek: 0,55 mg/dLBil. Indirek: 0,2-0,8 mg/dLNormal

SGOT: 29 /LSGOT: 5-40 IU/LNormal

SGPT: 37 /LSGPT: 0-40 IU/LNormal

Fosfatase alkali: 864 /LFosfatase alkali: 30-130 IU/LMeningkat

Amylase: 40 unit/LAmilase: