37
STATISTIK PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA Subdit Statistik Pendidikan dan Kesos Direktorat Statistik Kesra

Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Statistik Pendidikan dan Sosial Budaya

Citation preview

Page 1: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

STATISTIK PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA

Subdit Statistik Pendidikan dan KesosDirektorat Statistik Kesra

Page 2: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

DASAR HUKUM PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

1. Amandemen UUD 19452. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional

(Sisdiknas)3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 tahun

2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

4. Millineum Development Goals (MDGs) a. Tujuan 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua b. Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan

Pemberdayaan Perempuan 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014

Page 3: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

1. Pembukaan Alinea IV:

…memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka …

2. Pasal 31: Setiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

I. Amandemen UUD 1945

Page 4: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

II. UU No. 20 Tahun 2003: Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

1. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Page 5: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

UU No. 20 Tahun 2003: SISDIKNAS (2)

2. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI)/sederajat serta Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)/sederajat.

Pendidikan menengah: Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)/sederajat

Page 6: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

UU No. 20 Tahun 2003: SISDIKNAS (3)

3. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar seperti paket A, paket B, paket C, pusat kegiatan belajar masyarakat seperti keaksaraan fungsional (KF) dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis

4. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan misal: home schooling

Page 7: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

• Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

• PAUD diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan/atau informal.

• PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.

• PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

• PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan seperti Bina Keluarga Balita (BKB)

UU No. 20 Tahun 2003: SISDIKNAS (4)

Page 8: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

1. Pasal 6 ayat (1) : Setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat).

2. Pasal 49 ayat (1):Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

UU No. 20 Tahun 2003: SISDIKNAS (5)

Page 9: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Pendidikan Diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur dan jenjang pendidikan.

Pendidikan Diniyah diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.Pendidikan diniyah formal merupakan bagian sasaran pemerintah dalam pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

III. PP No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

Page 10: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua.

Target 2A: Menjamin, sebelum akhir 2015, anak-anak, laki-laki maupun perempuan, di mana pun, dapat menyelesaikan pendidikan dasar

Indikator :2.1 Angka partisipasi murni pendidikan dasar (APM SD

95 % dan APM SMP 95 % tahun 2015)2.3 Angka melek huruf penduduk lelaki dan perempuan

berusia 15-24 tahun

IV. Millenimum Development Goals (MDGs)

Page 11: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan sebelum akhir 2005, dan di semua jenjang sebelum akhir 2015

Indikator:3.1 Rasio pr/lk APM-SD, Rasio pr/lk APM-SMP, Rasio

pr/lk APM-SM, Rasio pr/lk APM-PT3.2 Rasio pr/lk melek huruf usia 15-24 tahun

IV. Millenimum Development Goals (MDGs) (1)

Page 12: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

V. PERMEN No. 2 Tahun 2010 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014

TUJUAN STRATEGIS

T1 Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota

T2 Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota

T3 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota.

T4 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi.

T5 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

T6 Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional

Page 13: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

V. PERMEN No. 2 Tahun 2010 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 (1)

Tujuan Strategis (T1 ): Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota

Sasaran Strategis

1. APK PAUD nasional mencapai 72,9%, sekurang-kurangnya 75% provinsi mencapai APK ≥ 60%, sekurang-kurangnya 75% kota mencapai APK ≥ 75%, dan sekurang-kurangnya 75% kabupaten mencapai APK ≥ 50%.

2. Kualifikasi untuk pendidik PAUD formal (TK/TKLB) diharapkan 85% berpendidikan minimal S-1/D-4 dan 85% bersertifikat, sedangkan untuk Pendidik PAUD nonformal diharapkan telah dilatih sekurang-kurangnya 55%.

Page 14: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

V. PERMEN No. 2 Tahun 2010 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014(2)

Tujuan Strategis (T2): Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota

Sasaran Strategis

1. APM SD/MI/Paket A nasional mencapai 96%; sekurang-kurangnya 85% provinsi mencapai APM ≥ 95%; sekurang-kurangnya 90% kota mencapai APM ≥ 96%, dan sekurang-kurangnya 90% kabupaten mencapai APM ≥ 94%;

2. APS Kelompok Usia 7-12 Tahun mencapai 99,9%

3. APK SMP/MTs/Paket B nasional mencapai 110%; sekurang-kurangnya 90% provinsi mencapai APK ≥ 95%; sekurang-kurangnya 80% kota mencapai APK ≥ 115%, dan sekurang-kurangnya 85% kabupaten mencapai APK ≥ 90%;

4. APM SMP/MTS/SMPLB/Paket B/Sederajat mencapai 76,8%

5. APS Kelompok Usia 13-15 Tahun 96%

6. Seluruh Kepala Sekolah dan seluruh Pengawas SD/SDLB dan SMP/SMPLB mengikuti Pelatihan Profesional Berkelanjutan

Page 15: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

V. PERMEN No. 2 Tahun 2010 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014(3)

Tujuan Strategis (T3): Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota.

Sasaran Strategis

1. APK nasional melampaui 85%, sekurang-kurangnya 60% provinsi mencapai APK minimal 80%, sekurang-kurangnya 65% kota mencapai APK minimal 85%, dan sekurang-kurangnya 70% kabupaten mencapai APK minimal 65%;

4. Seluruh Kepala Sekolah dan seluruh Pengawas SMA/SMLB dan SMK mengikuti Pelatihan Profesional Berkelanjutan

5. Sekurang-kurangnya 60% kabupaten/kota memiliki SMA dan SMK SBI atau RSBI;

Page 16: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

V. PERMEN No. 2 Tahun 2010 Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014

Tujuan Strategis (T4): Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi

Sasaran Strategis

1. APK PT dan PTA usia 19-23 tahun mencapai 30%

Page 17: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

1. PARTISIPASI PAUD2. ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS)3. ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)4. ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)5. ANGKA BUTA HURUF (ABH)6. RATA-RATA LAMA SEKOLAH7. PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN

INDIKATOR PENDIDIKAN SUMBER SUSENAS

Page 18: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

INDIKATOR PENDIDIKAN (1) jenis dan contoh indikator

•Rujukan Indikator :

Berbagai keterangan/informasi yang merupakan keterangan dasar dan penunjang yang diperlukan dalam perencanaan program pendidikan dan ikut menentukan keberhasilan program.

• Jumlah penduduk usia: 5-6 tahun , 7-12 tahun,13-15 tahun dan 16-18 tahun, dsb

• Rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan (Rp per kapita per tahun)

• Rasio Murid-Guru SD/MI• Rasio Murid-Kelas SMP/MTs Indikator InputIndikator Input :

Page 19: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

INDIKATOR PENDIDIKAN (2) jenis dan contoh indikator

• Indikator Proses

Indikator ini menggambarkan keadaan/proses pendidikan atau bagaimana program pendidikan yang diimplementasikan terjadi di masyarakat.

•Angka Shift pelaksanaan Angka Shift pelaksanaan Proses - Belajar-Mengajar (PBM) SMProses - Belajar-Mengajar (PBM) SM APK,APM,APS (SD,SMP,SM)APK,APM,APS (SD,SMP,SM)

Indikator output/outcomeIndikator output/outcome1.1. Indikator ini menggambarkan hasil-Indikator ini menggambarkan hasil-

hasil yang dapat dicapai oleh hasil yang dapat dicapai oleh masyarakat setelah melalui proses masyarakat setelah melalui proses pendidikan.pendidikan.

2. Indikator ini menggambarkan dampak atau efek dari keberhasilan dari proses pendidikan.

•Angka Melek Huruf penduduk Angka Melek Huruf penduduk dewasadewasa•Rata-rata lama sekolah (tahun)Rata-rata lama sekolah (tahun)•Angka Putus SekolahAngka Putus Sekolah

Akses pada fasilitas pendidikan

•Rata-rata jarak (km) rumah ke SD/MI, SMP/MTs, atau SM/SMK/MA•% penduduk yang dilindungi asuransi% penduduk yang dilindungi asuransi pendidikanpendidikan

Page 20: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Rujukan Input

Jml penduduk SEKOLAH

7-12 tahun13-15 tahun

Rasio murid thd:

Guru, kelas, dan sekolah

PENGGUNAAN INDIKATOR PENDIDIKAN UNTUK MENDETEKSI PENCAPAIAN WAJAR 9

TAHUNProses

SP/Proyeksi Diknas

OutputOutcomeAngka lulusan

Angka penyerapanSDSMP

Diknas

APSAPMAPK

Angka melanjutkanDiknasSusenas

Rata-rata lama sekolahAngka putus sekolahAngka buta huruf

Page 21: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

SARANA PENDUKUNG PENDIDIKAN• Rujukan Indikator : Jumlah penduduk 5-6 tahun, 7-12 tahun,

13-15 tahun, 16-18 tahun, dsb.• Indikator Input• Indikator yang ditampilkan:

1. Jumlah penduduk menurut kelompok usia sekolah 2. Rasio murid – guru3. Rasio murid – kelas4. Rasio murid – ruang kelas5. Rasio guru (wanita-pria)6. Rasio kepala sekolah (wanita-pria)7. Persentase sekolah yang memiliki perpustakaan8. Persentase sekolah yang memiliki laboratorium9. Persentase sekolah yang memiliki koperasi10. Jarak rumah ke sekolah 11. Rata-rata biaya sekolah

Page 22: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

PARTISIPASI PENDIDIKAN• Indikator Proses

• Indikator yang ditampilkan:

1. Angka Partisipasi Kasar 2. Angka partisipasi Murni 3. Situasi belajar - mengajar4. Pelaksanaan Bimbingan5. Rata-rata kegiatan per kelompok6. Rata-rata peserta per kegiatan7. Rata-rata peserta per jenis pendidikan dinas8. Partisipasi pendidikan informal (kursus)9. Persentase pendidikan jenjang SM ke atas menurut bidang studi/jurusan

Page 23: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

KUALITAS SUMBER DAYA BIDANG PENDIDIKAN

• Indikator Output

• Indikator yang ditampilkan:

1. Jumlah lulusan pendidikan kedinasan2. Angka putus sekolah 3. Angka buta huruf 4. Tingkat pendidikan yang ditamatkan 5. Rasio murid mengulang6. Angka melanjutkan7. Kualitas lulus

Page 24: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

DAMPAK TERHADAP SOSIAL EKONOMI

• Indikator Dampak

• Indikator yang ditampilkan:

1. Tingkat pendidikan terhadap kemiskinan 2. Tingkat pendidikan terhadap ketenagakerjaan: (TPAK, TPT, upah, status, jenis pekerjaan)3. Tingkat pendidikan terhadap akses sosial (partisipasi berorganisasi, olahraga dll)4. Penambahan sarana pendidikan5. Jurusan pendidikan terhadap ketenagakerjaan

Page 25: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Catatan:kelompok usia sekolah yaitu usia 7-12 tahun; 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24 tahun

•APS menunjukkan:-Penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah - pemerataan/akses pendidikan

•Keunggulan APS: –mencerminkan partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia

sekolah–Mengukur seberapa besar penduduk yang sedang menikmati

pendidikan•Kelemahan APS: tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut bersekolah/menikmati pendidikan.

Jml pddk yg masih sekolah usia 7-12 tahunAPS 7-12 tahun = -------------------------------------------------------- x 100

Jumlah penduduk usia 7-12 tahun

ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS)

Page 26: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Catatan:- APM SD usia 7-12 tahun - APM SM usia 16-18 tahun - APM SMP usia 13-15 tahun - APM PT usia 19-24 tahun

• APM untuk melihat penduduk usia sekolah yang dapat bersekolah tepat waktu.

• Target APM SD : - Nasional : 95 % akhir tahun 2008 - MDGs : 95 % tahun 2015

• APM lebih kecil APK - menunda saat mulai bersekolah - murid tidak naik kelas - berhenti/keluar dari sekolah untuk sementara waktu - lulus lebih awal Sumber data: Diknas (Statistik persekolahan) BPS (Susenas)

Jumlah murid jenjang SD usia 7-12 tahunAPM SD= -------------------------------------------------------- x 100 Jumlah penduduk usia 7-12 tahun

ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

Page 27: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Keunggulan APM: mencerminkan partisipasi dan akses penduduk bersekolah di jenjang tertentu sesuai kelompok usia pada jenjang tersebut (bersekolah tepat waktu).

•Kelemahan APM: tidak dapat menggambarkan anak yang sekolah di luar kelompok umur di suatu jenjang seperti anak usia 5-6 tahun, dan anak usia 12 tahun ke atas yang masih bersekolah di SD/sederajat.

ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

Page 28: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Catatan:APK SD, APK SMP, APK SM dan APK PT • APK menggambarkan persentase anak yang bersekolah pada jenjang tertentu. APK lebih menyoroti

anak yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan usia

• Keunggulan APK: mencerminkan partisipasi dan akses penduduk bersekolah di jenjang tertentu tanpa memperhatikan usia

• Kelemahan APK: tidak dapat melihat di usia berapa seseorang bersekolah/menikmati pendidikan di suatu jenjang tertentu

• Contoh: Di Provinsi Jawa Barat tahun 2010 (Hasil Susenas 2010) APM SD: 95,02 % 15,29 % murid SD yang umurnya APK SD: 110,31 % 5-6 tahun dan 12 tahun ke atas

Sumber data: Diknas (Statistik persekolahan) BPS (Susenas)

Jumlah pddk yg masih sekolah SDAPK SD = ----------------------------------------------------x 100 Jumlah penduduk usia 7-12 tahun

ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

Page 29: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

CATATAN Mulai Tahun 2007, perhitungan APS, APK dan APM

mencakup pendidikan Formal dan Non Formal

Pendidikan Formal :1.SD/MI2.SMP/MTs3.SMA/SMK/MA4.PT

Pendidikan Non Formal :1.Paket A Setara SD/MI2.Paket B Setara SMP/MTs3.Paket C Setara SMA/SMK/MA

Page 30: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

ANGKA BUTA HURUF• Indikator evaluasi : Angka Buta Huruf (ABH)

• ABH menggambarkan prersentase penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis

Catatan:Kelompok umur = 15 tahun ke atas ; 15-24 tahun, 15-45 tahun ; 45 tahun ke atas

• ABH menurut kelompok umur diperlukan untuk prioritas program:–15 tahun ke atas seseorang seharusnya sudah menamatkan

SMP dan bisa membaca dan menulis–15-24 tahun ABH pemuda, tulang punggung dan masa depan

bangsa –15-44 tahun sasaran program keaksaraan fungsional–45 tahun ke atas pendidikan sebelum dan saat Indonesia baru

merdeka

Jml pddk umur 15 thn ke atas yg tdk bisa membaca dan menulisABH 15 thn = --------------------------------------------------------------------------- x 100 ke atas Jumlah penduduk umur 15 thn ke atas

Page 31: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Variabel Buta Aksara dalam SUSENAS

• Dapat membaca dan menulis:

[Isikan kode 1 bila ya, kode 2 bila tidak]a. Huruf latinb. Huruf Arab c. Lainnya

Konsep dan Definisi:Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam aksara tertentu

Page 32: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Variabel Buta Aksara dalam SUSENAS

Catatan:

• Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat membaca dan menulis huruf latin

• Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan menulis

• Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau sebaliknya, dianggap tidak dapat membaca dan menulis

Page 33: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

RATA-RATA LAMA :Rata-rata jumlah tahun yang dijalani untuk menempuh semua jenis pendidikan formal oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas

CARA PERHITUNGAN: Untuk mereka yang tamat SD diperhitungkan lama sekolah selama 6 tahun, tamat SMP diperhitungkan lama sekolah selama 9 tahun, tamat SM diperhitungkan lama sekolah selama 12 tahun tanpa memperhitungkan apakah pernah tinggal kelas atau tidak

RATA-RATA LAMA SEKOLAH

Digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia seperti Indeks Pembangunan Manusia

Page 34: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

Maksud indikator ini: Penduduk menurut kepemilikan Ijazah tertinggi

Digunakan untuk :1. Mengukur kualitas SDM2. Lebih banyak variabel lain seperti ketenagakerjaan

PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN

Digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia seperti Indeks Pembangunan Manusia

Page 35: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

A. PERBEDAAN APK DAN APM YANG DIHASILKAN BPS DG DIKNAS: PENYEBAB: 1. PENDEKATAN PENGUMPULAN DATA SUMBER DIKNAS PENDEKATAN INSTITUSI SUMBER BPS PENDEKATAN RUMAH TANGGA/WILAYAH 2. PEMBAGI/PENYEBUT: PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR

YANG BERBEDA SUMBER

B. DATA DARI SURVEI DISAJIKAN DALAM BENTUK RELATIF (%)

C. FLUKTUATIF DATA TINGKAT KAB/KOTA CEK DATA HASIL ENTRY UNTUK MELIHAT KEWAJARAN

KONDISI DATA

Page 36: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

INDIKATOR YANG BISA DIPEROLEH DARI MODUL SOSIAL, BUDAYA DAN PENDIDIKAN

1. Penyandang Cacat/disabilitas

2. Ketelantaran(Persentase anak terlantar dan lansia terlantar)

3. Kebersamaan Orang Tua/Wali denganAnak

4. Kursus (Persentase penduduk yang pernah mengikuti kursus, proporsi biaya kursus terhadap total pengeluaran rt)

5. Akses terhadap Media Massa (cetak dan elektronik) (Persentase penduduk yang mendengarkan siaran radio, persentase

penduduk yang menonton televisi, persentase penduduk yang membaca surat kabar/majalah)

Page 37: Statistik Pendidikan Dan Sosial Budaya 1

INDIKATOR YANG BISA DIPEROLEH DARI MODUL SOSIAL, BUDAYA DAN PENDIDIKAN

6. Akses terhadap Seni(Persentase penduduk yang menonton/melakukan kesenian)

7. Olah Raga(Persentase penduduk yang melakukan olah raga)

8. Kegiatan Organisasi Sosial/Sosial Kemasyarakatan(Persentase penduduk yang mengikuti organisasi sosial/kegiatan sosial

kemasyarakatan)

9. Jarak dan Sarana ke Sekolah

10. Beasiswa

11. Biaya Pendidikan

12. Kegiatan Belajar di Luar Jam Sekolah