84
STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA (Aglaonema Commutatum) DI DESA SIDODADI KECAMATAN PEKALONGAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR SKRIPSI Oleh: ARIF ROHMADIR 13210031 SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO LAMPUNG 2019

STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

  • Upload
    others

  • View
    41

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

1

STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA (Aglaonema

Commutatum) DI DESA SIDODADI KECAMATAN PEKALONGAN

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

SKRIPSI

Oleh:

ARIF ROHMADIR

13210031

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)

DHARMA WACANA METRO

LAMPUNG

2019

Page 2: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

2

STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA (Aglaonema

Commutatum) DI DESA SIDODADI KECAMATAN PEKALONGAN

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

S K R I P S I

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar

Sarjana Pertanian

Pada

Jurusan Agribisnis

Oleh :

ARIF ROHMADIR

NPM. 13210031

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)

DHARMA WACANA METRO

LAMPUNG

2019

Page 3: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

3

ABSTRAK

STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA (Aglaonema

Commutatum) DI DESA SIDODADI KECAMATAN PEKALONGAN

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

ARIF ROHMADIR

Tanaman hias adalah gabungan dari berbagai jenis tanaman hortikultura yang

bagian atau keseluruhannya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan,

keasrian dan kenyamanan didalam ruang tertutup atau terbuka. Aglaonema

termasuk tanaman hias daun, yaitu tanaman hias dengan daya tarik utama terletak

pada keindahan daun-daunnya. Bentuk daun Aglaonema sebetulnya sederhana,

tidak berlenggok-lenggok, atau menjari yang membuatnya tampil unik. Yang

membuatnya menarik adalah warna dan motifnya yang dekoratif (Subono dan

Andoko, 2005). Tujuan penelitian ini adalah : menganalisis strategi pemasaran

tanaman hias Aglaonema yang ada di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan.

Metode analisis yang di gunakan adalah analisi SWOT. Responden di pilih secara

sengaja (purposive) yaitu di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten

Lampung Timur dengan jumlah sampel 20 responden.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis pada

matriks SWOT rekomendasi yang harus di berikan adalah strategi “Agresif”.

Alternatif strategi yang dapat di terapkan yaitu memanfaatkan adanya asosiasi

tanaman hias di harapkan petani mendapatkan bekal ilmu yang mumpuni dalam

budidaya maupun pemasaran tanaman hias melalui penyuluhan oleh dinas

pertanian, meningkatkan kegiatan promosi sehingga dapat meningkatkan

permintaan pasar, memberikan petani pembekalan ilmu tentang hama dan

penyakit sehingga ancaman hama dan penyakit bisa tertanggulangi dan

meningkatkan teknis penanaman untuk menghadapi kemungkinan terjadinya

iklim yang tidak menentu, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan hama

dan penyakit.

Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, Tanaman Hias Aglaonema.

Page 4: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

4

Judul Proposal : STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS

AGLAONEMA (Aglaonema Commutatum) DI

DESA SIDODADI KECAMATAN

PEKALONGAN KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

Nama Mahasiswa : Arif Rohmadir

No. Pokok Mahasiawa : 13210031

Program Studi : Agribisnis

Jurusan : Agribisnis

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Supriyadi, S.E., M.T.A Zulkarnain, S.P., M.EP. NIP. 196204271992031001 NIDN. 0205058102

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si

NIP. 197504 17200501 2 001

Page 5: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

5

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Supriyadi, S.E., M.T.A. ……………………

Penguji Utama : Kusmaria, S.P., M.Si. ……………………

Anggota : Zulkarnain, S.P., M.E.P. ……………………

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Kota Metro

Ir. Rakhmiati, M.T.A.

NIP. 19630408 1989032 001

Tanggal lulus ujian skripsi : 11 Januari 2019

Page 6: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

6

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 18 Februari 1996 yang

merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan

Bapak Sutarno dan Ibu Kasmini.

Riwayat pendidikan penulis:

1. SD Negeri 4 Adiluwih tahun 2007.

2. SMP Negeri 1 Adiluwih tahun 2010.

3. SMA Negeri 1 Adiluwih tahun 2013.

4. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sarjana S1 pada tahun 2013 di

STIPER Dharma Wacana Metro.

Page 7: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan sepenuhnya kepada:

1. Bapak Sutarno dan Ibu Kasmini yang selalu mendo’akan ku dan telah

menjadi motivasi dalam keberhasilan ku.

2. Mamas Andri dan adik ku Naja tersayang yang senantiasa selalu menanti

keberhasilan ku.

3. Tanti yang memberikan bantuan, perhatian, dan semangat kepada ku untuk

menyelesaikan program studi S1 di STIPER Dharma Wacana Metro.

4. Sahabat-sahabat ku yang terus memberi semangat dalam menyelesaikan

program studi S1.

5. Almamater ku beserta teman-teman seperjuangan dan dosen-dosen yang telah

membimbing dan mendampingi hingga penulis dapat menyelesaikan program

S1 di STIPER Dharma Wacana Metro.

Page 8: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

8

MOTTO

“Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan

caranya. Namun jika tak serius, kau hanya akan menemukan alasan”

(Jim Rohn)

“Lakukanlah sekarang. Terkadang “nanti” bisa jadi “tak pernah”

(Arif Rohmadir)

Page 9: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga proposal dengan judul “Strategi Pemasaran

Tanaman Hias Aglaonema Di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan

Kabupaten Lampung Timur” dapat penulis selesaikan dengan baik.Dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A. Selaku Ketua STIPER yang telah memberikan

dukungan, fasilitas, dan kemudahan-kemudahan dalam kegiatan di STIPER

Dharma Wacana Metro.

2. Ibu Dr. Ismalia Afriani, S.P., M.Si sebagai Ketua Jurusan Program Studi

Agribisnis yang telah memberikan dukungan dan kemudahan-kemudahan

dalam kegiatan di STIPER Dharma Wacana Metro.

3. Bapak Supriyadi, S.E., M.T.A. selaku pembimbing I, atas segala bimbingan,

bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan

skripsi ini.

4. Zulkarnain, S.P., M.EP. selaku pembimbing II, atas segala bimbingan,

bantuan, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga selesainya penulisan

skripsi ini.

5. Kusmaria, S.P. M.Si. selaku penguji, atas segala saran yang sangat berarti

hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Page 10: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

10

6. Teman­teman seperjuangan STIPER Dharma Wacana khususnya jurusan

Agribisnis yang selalu memberikan semangat dan kebersamaan yang tak

terlupakan, semoga kita dapat mewujudkan mimpimimpi kita.

7. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan

proposal ini.

Karya skripsi ini bukanlah akhir dari kesempurnaan pemikiran peneliti. Peneliti

menyadari bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan, akan

tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan Ilmu

Pengetahuan khususnya di bidang Pertanian. Aamiin.

Metro, Januari 2019

Penulis

Page 11: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

11

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran ......................................................................... 10

2.2 Analisis SWOT ............................................................................. 14

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 19

2.4 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Oprasional ......................................................................... 25

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 27

3.3.1 Populasi ................................................................................ 27

3.3.2 Sampel .................................................................................. 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 28

3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 29

3.5.1 Analisis SWOT ................................................................... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskrisi Wilayah Penelitian ........................................................... 39

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ....................................... 39

4.1.2 Potensi Sumber Daya Alam ................................................. 39

4.2 Analisis SWOT ............................................................................... 40

4.2.1 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang,

dan Ancaman ........................................................................ 41

4.2.3 Analisis Strategi .................................................................... 46

4.2.4 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan

Page 12: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

12

Matriks IFE dan EFE ............................................................ 46

4.2.5 Perumusan Perioritas Strategi dengan Analisis SWOT ........ 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 59

5.2 Saran ............................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas Panen Dan Produksi Per m2 Tanaman Sri Rejeki/Aglaonema. .... 4

2. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Hias Aglaonema 2014-2016 ..... 5

3. Produksi Tanaman Hias Aglaonema Kecamatan Pekalongan .............. 7

4. Daftar Penelitian Terdahulu .................................................................. 20

5. Matriks Penilaian Bobot Faktor Internal Pemasaran

Tanaman Hias Aglaonema ................................................................... 31

6. Matriks IFE (Kekuatan) ........................................................................ 33

7. Matriks IFE (Kelemahan) ..................................................................... 33

8. Matriks EFE (Peluang) .......................................................................... 33

9. Matriks EFE (Ancaman) ...................................................................... 34

10. Matriks Internal-Eksternal (I-E) ............................................................ 35

11. Luas Wilayah Desa Sidodadi dan Jenis Penggunaan Lahan ................. 40

12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .............................................. 47

13. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) .......................................... 49

14. Matriks Strategi Kombinasi Internal dan Eksternal .............................. 54

15. Pembobotan Rating IFE dan EFE ......................................................... 54

16. Tingkat Prioritas Strategi SWOT .......................................................... 55

17. Matrik SWOT Pemasaran Tanaman Hias Aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan ...................................................................... 55

Page 14: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran .............................................................. 24

2. Matriks SWOT ...................................................................... 38

3. Grafik Pemetaan SWOT ........................................................ 51

4. Grafik Analisis SWOT Pemasaran Tanaman Hias

Aglaonema.............................................................................. 52

Page 15: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman hias adalah gabungan dari berbagai jenis tanaman hortikultura yang

bagian atau keseluruhannya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan,

keasrian dan kenyamanan didalam ruang tertutup atau terbuka.

Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang sangat cerah sebagai

komoditas unggulan ekspor maupun untuk pemasaran di dalam negeri (Agung

dkk.,2017).

Secara mikro, holtikultura mampu meningkatkan pendapatan petani holtikultura

namun juga meningkatkan pendapatan daerah, selain itu agribisnis holtikultura

dapat menyerap tenaga kerja yang dulunya pengangguran dan memunculkan

petani baru meski dalam skala kecil, sehingga holtikultura diyakini akan mampu

dijadikan sumber tanaman disektor pertanian dimasa yang akan datang dengan

semakin menyempitnya lahan (Soekartawi, 1995). Komoditas hortikultura terdiri

dari tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias serta obat-obatan.

Komoditas ini mempunyai prospek yang bagus bila dikembangkan mengingat

potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah (Hasanah,

2016).

Page 16: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

2

Pada umumnya tanaman hias dapat dibagi menjadi dua yaitu tanaman hias yang

menonjolkan bunganya dan tanaman hias yang menonjolkan daun. Tanaman hias

bunga mempunyai keunggulan dibagian bunga yang menarik demikian pula

dengan tanaman hias daun yang mempunyai keunggulan dibagian daun. Dalam

hal ini perlu diketahui daun terdiri dari tiga unsur yaitu pelepah, tangkai, dan

helaian, unsur itu yang paling menentukan adalah pelepahnya, kalau pelepahnya

menarik para penggemar tanaman hias banyak yang suka (Prihmantoro, 1997).

Perkembangan tanaman hias juga mengenal trend, di saat trend sedang

berlangsung harga tanaman hias menjadi sangat tinggi dan akan turun saat trend

yang baru atau berikutnya berlangsung.

Perkembangan budidaya tanaman hias sangat meningkat, hal ini tampak jelas dari

tahun ke tahun mengingat trend tanaman florikultura pada masyarakat perkotaan

cukup meningkat. Sama halnya dengan tanaman langka yang identik dengan

penurunan harga yang drastis namun tidak membuat tanaman tersebut dilupakan

oleh masyarakat (Agung dkk. 2017). Sementara menurut data yang ada pada

Statistika Tanaman Hias Indonesia (2017) bekerja sama dengan Direktorat Jendral

Hortikultura, Kementrian Pertanian, data hortikultura tanaman hias yang

dikumpulkan mencakup 24 (dua puluh empat) jenis tanaman hias dan salah

satunya aglaonema.

Aglaonema atau juga dikenal dengan sebutan Sri Rejeki yang merupakan tanaman

tropis, bukan lagi asing bagi masyarakat Indonesia, terutama penggemar tanaman

hias. Nama Aglaonema semakin dikenal setelah dihasilkan hibrida-hibrida baru

dari hasil penyilangan. Salah satu hibrida hasil penyilangan yang sangat terkenal

hingga saat ini bernama Pride of Sumatera (Fitdyanto, 2006).

Page 17: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

3

Saat ini tanaman hias yang menjadi trend adalah aglaonema. Tanaman hias ini

menjadi “buah bibir” dimana-mana dan setiap kali ada pameran menjadi salah

satu primadona. Aglaonema sebenarnya bukan tanaman hias baru di Indonesia

karena tanaman ini berasal dari Asia, bahkan beberapa varietasnya merupakan

tanaman asli Pulau Sumatera. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai sri rezeki,

tanaman yang dipercaya membawa rezeki karena konon jika tanaman ini tumbuh

daun baru berarti tambahan rezeki bagi pemiliknya (Subono dan Andoko, 2005).

Aglaonema termasuk tanaman hias daun, yaitu tanaman hias dengan daya tarik

utama terletak pada keindahan daun-daunnya. Bentuk daun Aglaonema

sebetulnya sederhana, tidak berlenggok-lenggok, atau menjari yang membuatnya

tampil unik. Yang membuatnya menarik adalah warna dan motifnya yang

dekoratif (Subono dan Andoko, 2005).

Page 18: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

4

Berikut data luas panen dan produksi per m2 tanaman sri rejeki/aglaonema

menurut provinsi 2016.

Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Per m2

Tanaman Sri Rejeki/Aglaonema

Menurut Provinsi Tahun 2016

Provinsi Luas Panen (m2) Produksi (pohon)

Aceh 37 37

Sumatera Utara 516 1.958

Sumatera Barat 1.674 3.291

Riau 368 1.088

Jambi - -

Sumatera Selatan 2.955 5.838

Bengkulu 271 1.217

Lampung 5.631 26.900 Kep. Bangka Belitung 12 255

Kepulauan Riau 1.651 1.895

DKI Jakarta 8.890 19.083

Jawa Barat 17.521 218.687

Jawa Tengah 36.373 150.733

DI Yogyakarta 16.340 35.889

Jawa Timur 16.866 169.530

Banten 9.815 41.079

Nusa Tenggara Barat 500 4.660

Kalimantan Timur 4.227 17.600

Sulawesi Utara 1.523 9.655

Sumber : Statistik Tanaman Hias Indonesia 2016

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi dan luas Panen tanaman hias

aglonema di Provinsi Lampung menempati urutan ke-enam dari seluruh provinsi

yang ada di Indonesia. Hal ini terlihat bahwa Lampung potensial untuk

pengembagan tanaman hias aglaonema. Data di atas menujukkan bahwa

banyaknya minat masyarakat Lampung terhadap tanaman hias Aglonema.

Menurut data Statistik Tanaman Hias Dan Biofarmaka Profinsi Lampung (2016),

wilayah Provinsi Lampung yang sebagian datarannya mempunyai kondisi

geografis yang berbukit serta udara yang sejuk, sangat menunjang untuk dijadikan

wilayah pertanian tanaman hortikultura terutama untuk tanaman obat-obatan

Page 19: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

5

(biofarmaka) dan tanaman hias. Tanaman hortikultura merupakan bagian dari

sektor pertanian. Berdasarkan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), kontribusi sektor Pertanian 2016 Provinsi Lampung adalah 31,86 persen.

Dalam rangka meningkatkan persentase nilai tanaman hias dalam perekonomian

daerah dibutuhkan perbaikan budidaya melalui penerapan teknologi inovatif,

penguatan kelembagaan, peningkatan akses permodalan dan pengembangan

kawasan sentra produksi (Agung dkk, 2017). Langkah tersebut diharapkan

mampu meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya dapat memenuhi

kebutuhan permintaan konsumen. Berikut ini adalah luas panen dan produksi

tanaman hias aglonema di kabupaten di Provinsi Lampung.

Tabel 2. Luas Panen Dan Produksi Tanaman Hias Aglaonema Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2014-2016.

No.

Kabupaten/Kota Luas Panen (m2) Produksi (pohon)

2014 2015 2016 2014 2015 2016

1. Bandar Lampung 2.346 219 1.844 4.662 1.786 18.141

2. Metro 63 454 169 684 3.676 1.838

3. Lampung Tengah - - 2.000 - - 2.521

4. Lampung Barat 130 70 110 1.190 830 610

5. Lampung Timur 119 508 615 613 1.271 2.336

Sumber : Produksi Tanaman Biofarmaka dan Hias Provinsi Lampung 2014-2016

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa produksi pada tahun 2014 sampai 2016

di Kabupaten Lampung Timur mengalami peningkatan setiap tahunnya

dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yang produksinya besar pada tahun

2016 tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan atau fluktuasi. Hal ini terlihat

bahwa Kabupaten Lampung Timur potensial untuk pengembangan tanaman hias

aglaonema. Dan untuk Luas Panen di provinsi Lampung Timur mengalamai

peningkatan di bandingkan dengan Provinsi lainnnya. Tingginya produksi dan

Page 20: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

6

luas panen tanaman hias aglaonema di Kabupaten Lampung Timur, maka

diperlukan suatu strategi yang bertujuan untuk memasarkan hasil produksinya

yang berdanpak pada keuntungan.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam kurun waktu 2014 – 2016 produksi aglaonema mengalami perkembangan

yang berfluktuasi setiap tahunnya dan cenderung meningkat. Kabupaten Lampung

Timur memiliki kawasan agrowisata di Kecamatan Pekalongan, yaitu Balai Benih

Induk Hortikultura (BBIH) yang merupakan tempat penyiapan benih unggul dan

bermutu bagi tanaman hortikultura dan dikenal sebagai daerah pusat pembibitan

dan budidaya tanaman hortikultura di Provinsi Lampung serta sudah dikenal

hingga ke luar daerah Provinsi Lampung. Selain itu, di sekitar kawasan

agrowisata Kecamatan Pekalongan juga terdapat banyak nursery yang

membudidayakan berbagai macam bibit maupun tanaman hias yang berbentuk

pohon yang sudah jadi.

Oleh karena itu, Kecamatan Pekalongan juga terkenal sebagai supplier tanaman

hias bagi pedagang eceran (Balai Benih Induk Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi Lampung, 2010). Menurut (BPP) di Kabupaten

Lampung Timur yang berpotensi akan produksi tanaman hias adalah Kecamatan

Pekalongan.

Menurut Subono dan Andoko (2005) aglaonema disebut dengan ratu tanaman

hias mungkin juga karena harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan

tanaman hias lainnya. Sebagai gambaran untuk varietas aglaonema lokal Pride Of

Sumatera terjual dengan harga Rp.75.000 dan varietas impor Suksom Jaipong

Page 21: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

7

dengan harga Rp.325.000. Berikut ini adalah luas panen dan produksi tanaman

hias aglaonema di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 3. Produksi Tanaman Hias Aglaonema di Kecamatan Pekalongan

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2017

No. Nama Desa Luas Panen

( m2)

Produksi

(pohon )

1. Adirejo 876 10.247

2. Gantimulyo 1.587 15.234

3. Adijaya 1.100 12.342

4. Wono Sari 220 1.876

5. Sidodadi 4.930 123.250

6. Gondang Rejo 342 1.710

7. Siraman 3.870 96.750

8. Tulus Rejo 2.320 30.933

9. Kali Bening 420 2.010

10. Ganti Warno 750 9.347

11. Jojog 524 5.256

12. Pekalongan 3.244 90.245

Sumber : BPP Pekalongan Lampung Timur 2017

Desa Sidodadi merupakan desa di Kecamatan Pekalongan yang sebagian

penduduknya berprofesi sebagai petani tanaman hias dengan luas lahan

pekarangan yang ditanam tanaman hias yakni sebesar 4.930 m2 (BPP Pekalongan

Lampung Timur 2017). Dengan demikian, hasil produksi tanaman hias

Aglaonema dapat menguntungkan petani apabila dapat dipasarkan dengan proses

pemasaran atau manajemen yang baik.

Pemasaran maupun manajemen yang kurang baik dalam mengelola usahatani

tanaman hias khususnya aglaonema merupakan persoalan yang sangat kompleks,

sehingga untuk melakukan realisasi diperlukan strategi pemasaran usahatani.

Kebutuhan akan keindahan untuk menghiasi rumah, perkantoran serta tanam kota

sekarang ini telah menjadi trend sehingga permintaan akan aglaonema semakin

meningkat. Tanaman hias dapat menjadi karya seni rupa yang bernilai tinggi, dan

Page 22: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

8

seni merupakan hal yang konstan yakni tak akan ditinggalkan dan dilupakan oleh

masyarakat. Nilai estetika memiliki pesona tersendiri, bisnis tanaman hias adalah

peluang yang menjanjikan untuk ditekuni.

Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa perkembangan pemasaran tanaman

hias saat ini terbilang cukup pesat. Berbagai strategi pemasaran dilakukan oleh

pengusaha tanaman hias agar usahanya dilirik oleh konsumen dan memperoleh

pelanggan, namun tidak semua pengusaha tanaman hias di Kecamatan Pekalongan

memiliki manajemen serta pemasaran yang baik dalam mengelola usahatani nya,

sehingga menyebabkan banyak usaha tanaman hias yang perputaran usahanya

sangat lambat untuk berkembang. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor

lingkungan internal dan eksternal pada setiap usahatani tanaman hias tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

adalah Bagaimana strategi pemasaran dalam usaha tani tanaman hias Aglaonema

di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemasaran tanaman hias Aglaonema

yang ada di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh:

Page 23: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

9

1. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam merumuskan

strategi pemasaran yang tepat sebagai wujud aplikasi dari ilmu yang

diperoleh.

2. Petani, sebagai cara untuk mengembangkan Aglaonema khususnya di Desa

Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.

3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam

menerapkan strategi kegiatan pemasaran di suatu kelompok tanaman hias dan

sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang

bersangkutan.

Page 24: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran

Strategi adalah metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan

yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah. Menurut

Siagian (2004) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan

tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan

oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

tersebut. Selain itu, Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,

serta pendayagunaan dan alokasi semua sumberdaya yang penting untuk

mencapai tujuan tersebut, pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan

konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang

disusun (Rangkuti, 2005).

Pemasaran pertanian merupakan jumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

memberi kepuasan dari barang dan jasa yang ditukarkan kepada konsumen baik

input maupun output pertanian (Rahim, 2007). Petani serba terbatas berada dalam

posisi lemah dalam penawaran dan persaingan terutama menyangkut penjualan

hasil dan pembelian bahan-bahan pertanian. Petani tidak menentukan harga

produk sehingga harus menerima kehendak penjual dan pembeli. Menurut Fadholi

Hernanto (1996), tengkulak memegang peranan yang besar pada aspek penjualan

Page 25: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

11

hasil usaha tani. Pemasaran harus dilakukan petani dalam usahanya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba agar

berkembang. Berhasil tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannya

di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia (Firdaus,

2008).

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar

yang di jadikan target oleh perusahaan. Definisi strategi pemasaran adalah sebagai

berikut: “strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan

(Kotler, 2001). Menurut Rahmady dan Andi (2007) dalam posisi bersaing ada

beberapa strategi yang bisa diterapkan, yaitu :

a. Strategi Pemimpin Pasar (Market Leader)

Strategi pemimpin pasar adalah perusahaan yang diakui oleh yang bersangkutan

sebagai pemimpin.Karakteristik dari pemimpin pasar adalah memiliki pangsa

pasar yang terbesar dalam pasar produk yang relevan.Keunggulannya dari

perusahaan ini adalah dalam hal pengenalan produk baru, perubahan harga,

cakupan saluran distribusi dan intensitas promosi.Pada perusahaan yang masuk

pada strategi pemimpin pasar, perusahaan selalu ingin menjadi nomer satu.Sikap

ini mendorong mengembangkan pasar secara keseluruhan, melindungi pasar, dan

memperluas pangsa pasar.

b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)

Strategi penantang pasar adalah perusahaan nomer dua yang secara konstan

mencoba untuk memperbesar pangsa pasar mereka, yang dalam usaha tersebut

Page 26: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

12

mereka berhadapan secara terbuka dan langsung dengan pemimpin pasar.

Karakteristik penantang pasar adalah biasanya dilihat dari sudut volume penjualan

dan laba serta berupaya menemukan kelemahan pihak pemimpin pasar atau

perusahaan lainnya. Dan kemudian menyerangnya baik secara langsung maupun

tidak langsung. Ada dua hal pokok yang perlu direncanakan dengan cermat oleh

penantang pasar, yaitu menentukan lawan dan sasaran strategis dan memilih

strategis penyerangan.

c. Strategi Pengikut Pasar (Market Follower)

Strategi pengikut pasar adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak mengusik

pemimpin pasar dan hanya berpuas dengan cara menyesuaikan diri terhadap

kondisi-kondisi pasar. Perusahaan yang memakai strategi pengikut pasar juga

perlu merumuskan strategi untuk pertumbuhan dan berusaha agar tidak

mengundang balasan dari perusahaan lain.

d. Strategi Penggarap Relung Pasar (Market Nicher)

Strategi penggarap relung pasar adalah strategi dimana perusahaan yang

mengkhususkan diri melayani sebagian besar pasar yang diabaikan dan

menghindari bentuk penyerangan dengan perusahaan lain.

Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan

analisis terhadap pesaing.Perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan

pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi

(marketing mix) terhadap pesaing dekatnya. Menurut Radiosunu (2001) strategi

pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi berikut:

Page 27: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

13

a. Segmentasi pasar. Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang

mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda.

Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu

perusahaan harus mengkelompok-kelompokkan pasar yang bersifat heterogen ke

dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

b. Market positioning. Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar

keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola spesifik

pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada

perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain

perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan penjualan dan

laba yang paling besar.

c. Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran

penjualan.

d. Marketing mix strategi. Kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan

perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang

dapat mempengaruhi pembeli adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan

product, place, promotion dan price (4P).

e. Timing strategi. Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk

merupakan hal yang perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya

kesempatan baik, terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik produksi.

Page 28: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

14

2.2 Analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunies, Treaths)

Keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

perusahaan disebut Analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-

Opportunities-Threats) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran

internal dan eksternal (Kotler, 2009)

Adapun elemen-elemen yang membentuk adanya SWOT adalah sebagai berikut:

a. Strengths (Kekuatan)

Kekuatan yang dimiliki oleh satuan bisnis merupakan kompetensi khusus yang

terdapat dalam organisasi yang berakibat pada kepemilikan keunggulan

komparatif oleh unit usaha di pasaran. Adapun contoh bidang-bidang yang

menjadi keunggulan adalah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif,

keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna

produk dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.

b. Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis merupakan

keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber keterampilan dan kemampuan

yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang

memuaskan.Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan

tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki,

kemampuan manajerial yangrendah, produk yang tidak ataupun kurang diminati,

maupun strategi pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar.

Page 29: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

15

c. Opportunities (Peluang)

Peluang pemasaran (marketing opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat

pembeli, dimana perusahaan mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan

kebutuhan tersebut dengan menguntungkan.Terdapat sumber-sumber peluang

pasar yang utama. Sumber peluang pasar tersebut meliputi kegiatan pemasokan

sesuatu yang persediaannya sedikit, serta memasok produk atau jasa yang ada

dengan cara yang baru atau unggul.

Ada beberapa cara untuk mengungkapkan kemungkinan perbaikan produk atau

jasa: metode deteksi masalah meminta saran dari konsumen, metode ideal

membuat konsumen membayangkan versi ideal produk atau jasa, dan metode

rantai konsumsi meminta konsumen membuat diagram tentang langkah-langkah

mereka dalam memperoleh, menggunakan, dan menyingkirkan produk atau jasa

yang seluruhnya baru.

d. Threats (Ancaman)

Ancaman lingkungan merupakan tantangan yang ditempatkan oleh tren atau

perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan

atau laba akibat tidak adanya tindakan pemasaran defensif.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi petani.

1) Faktor Internal

Analisis lingkungan internal petani dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu

aspek produksi, aspek pemasaran, aspek keuangan, dan aspek sumberdaya

manusia.

Page 30: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

16

2) Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal petani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor

lingkungan mikro dan faktor lingkungan makro.

a. Lingkungan Mikro

Menurut Kotler (1993) lingkungan mikro meliputi :

1. Pemasok adalah petani bisnis dan individu-individu yang menyediakan

sumberdaya yang diperlukan oleh petani dan para pesaing untuk

memproduksi barang dan jasa.

2. Perantara adalah petani bisnis yang membantu petani menemukan

pelanggan atau mendekatkan penjualan kepada petani.

3. Pelanggan adalah suatu petani mengaitkan dirinya dengan beberapa

pemasok dan perantara sehingga dapat memasok secara efisien produk-

produk dan jasanya kepada pasar sasaran.

4. Pesaing adalah suatu petani yang menjual sendiri ke suatu pasar

pelanggan tertentu.

5. Publik atau masyarakat adalah sekelompok orang yang mempunyai

kepentingan aktual/potesial atau mempunyai dampak terhadap

kemampuan petani untuk mencapai tujuannya.

b. Lingkungan Makro

Menurut Kotler (1993) lingkungan makro memiliki enam kekuatan utama,

yaitu :

1. Lingkungan demografi yakni kondisi lingkungan yang pertama-tama

punya kepentingan terhadap pemasar yaitu populasi karena manusia

membentuk pasar. Pemasar sangat berkepentingan terhadap jumlah

Page 31: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

17

penduduk dunia. Kedua, Distribusi yakni letak geografis dan

kepadatannya, kecenderungan pergerakannya, distribusi umurnya,

tingkat kelahirannya, perkawinannya, dan kematiannya, rasialnya,

kesukuan dan struktur keagamaannya.

2. Lingkungan Ekonomi; Lingkungan ekonomi terdiri dari fakror-faktor

yang mempengaruhi daya beli konsumen dan pola pengeluarannya.

Pasar memerlukan daya beli selain jumlah orang. Daya beli total

tergantung pada pendapatan sekarang, harga-harga, tabungan dan utang.

Pemasar harus menyadari kecenderungan utama dalam pendapatan dan

pola pengeluaran konsumen yang berubah-ubah.

3. Lingkungan Alam; Kondisi lingkungan alam yang memburuk

merupakan salah satu dari masalah utama yang dihadapi bisnis dan

masyarakat di tahun 1990-an. Di banyak kota-kota dunia polusi udara

dan air telah mencapaitingkat yang membahayakan.

4. Lingkungan Teknologi; Kekuatan yang paling dramatis yang

membentuk hidup manusia adalah teknologi. Setiap teknologi baru

merupakan kekuatan untuk penghancuran yang praktis. Tingkat

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa penemuan teknologi

baru yang besar.

5. Lingkungan Politik; Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh

perkembangan dalam lingkungan politik. Lingkungan ini terdiri dari

undang-undang, lembaga pemerintah dan golongan yang berpengaruh

yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan individu

dalam masyarakat.

Page 32: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

18

6. Lingkungan Kebudayaan; Lingkungan sosial dimana orang tumbuh

menjadi dewasa membentuk kepercayaan, nilai, dan norma-norma

pokok mereka. Secara tidak sadar menyerap suatu pandangan umum

yang menentukan hubungan mereka dengan mereka sendiri, dengan

orang lain, dengan alam dan dengan seluruh dunia.

3) Matriks Pangsa Pasar

Pertumbuhan Pasar Boston Consulting Group (BCG) Matriks Pangsa-

Pertumbuhan mengasumsikan bahwa peruasahaan harus menghasilkan kas dari

bisnis dengan posisi kompetitif yang kuat di dalam pasar yang jenuh. Kemudian

bisnis itu dapat mendanai investasi dan pengeluaran dalam industri yang

menunjukkan peluang masa depan yang menarik. Pertumbuhan pasar (market

growth rate) adalah ukuran terdekat untuk kejenuhan dan daya tarik

industri.Sedangkan pangsa pasar relatif (relative market share) adalah perkiraaan

untuk kekuatan kompetitifnya di dalam industri (Boyd, 2000).Menurut Boyd

(2000) Matriks pasar-pertumbuhan dibagi menjadi empat sel, setiap sel dari

matriks pasar-pertumbuhan menunjukkan jenis bisnis yang berbeda dengan

strategi dan kebutuhan sumber daya yang berbeda. Implikasinya akan dibahas di

bawah ini:

1. Question marks artinya bisnis di dalam industri yang tinggi pertumbuhannya

dengan pangsa pasar relatif rendah. Pemasaran ini membutuhkan kas dalam

jumlah besar, tidak hanya untuk ekspansi dan bertahan di dalam pasar yang

tumbuh dengan pesat, tetapi juga untuk memasarkan kegiatan (atau

mengurangi margin) untuk membangun pangsa pasar dan menangkap

pemimpin industri.

Page 33: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

19

2. Starsadalah pemimpin pasar dalam industri yang tinggi pertumbuhannya,

petani harus terus menanamkan modal agar pertumbuhan pasar yang cepat

tetap terjaga dan untuk mendukung kegiatan-kegiatan litbang dan pemasaran

yang diperlukan untuk menahan serangan pesaing dan mempertahankan pangsa

pasar.

3. Cash cows artinya bisnis dengan pangsa relatif tinggi dari pasar yang rendah

pertumbuhannya. Bisnis ini tidak membutuhkan banyak investasi modal

tambahan. Pasarnya stabil dan posisi kepemimpinan pangsanya kuat sehingga

biasanya berarti bisnis ini menikmati skala ekonomis dan marjin laba yang

relatif tinggi.

4. Dogsartinya bisnis dengan pangsa rendah di dalam pasar yang rendah

pertumbuhannya, biasanya menghasilkan laba yang rendah atau rugi.

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak lepas dari penelitian terdahulu yang menjadi referensi dan

acuan dalam penelitian ini. Berikut adalah penelitian sebelumnya yang menjadi

referensi dan acuan bagi peneliti ini.

Page 34: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

20

Tabel 4. Daftar Penelitian Terdahulu

No. Nama/Tahun/Jurnal Judul Tujuan Metode

Analisis Kesimpulan

1. Sri Sepriani Sinaga,

Diana Chalil,

Emalisa.

Progam Study

Agribisnis Fakultas

Pertanian

Universitas

Sumatera

Analisis Strategi

Pemasaran Bunga

Potong Desa Raya

Kecamatan

Berastagi Kabupaten

Karo

1.Mengidentifikasi

faktor internal dan

faktor eksternal yang

mempengaruhi

pemasaran bunga

potong.

2.Menganalisis

strategi pemasaran

yang dapat

dilaksanakan oleh

Dinas Pertanian

dalam meningkatkan

pemasaran bunga

potong.

Analisis SWOT 1) Faktor Internal yang paling penting dan mempengaruhi pemasaran

bunga potong yaitu penetapan GAP dan SOP (kekuatan) dan

kurangnya dukungan Dinas Pertanian dalam penyediaan sarana

prasarana (kelemahan). Untuk faktor eksternal yang paling penting

dan mempengaruhi pemasaran bunga potong adalah pemodalan

pribadi dan kesesuaian jadwal tanam bunga (peluang), serta harga

yang di terima petani rendah (ancaman).

2) Strategi pemasaran berada di kuadran tiga yaitu Turn-around

dengan tiga alternatif strategi yaitu: meningkatkan pelaksanaan GAP

dan SOP dalam jadwal tanam hingga perlakuan dan pascapanen,

meningkatkan dukungan Dinas Pertanian dalam penyedian sarana

prasarana produksi usaha tani bunga potong, dan meningkatkan

promosi melalui pengefektifan penggunaan leaflet dan pameran untuk

mendorong peningkatan jumlah permintaan bunga.

2. Ananda Putra

Agung, Tetty

Wijayanti dan Nella

Naomi

Duakaju

Fakultas Pertanian

Universitas

Mulawarman 2017

Analisis Strategi

Pemasaran Usaha

Tanaman Hias

(Studi Kasus Pada

Naten Flower Shop

Kota Samarinda)

1. Faktor internal dan

eksternal usaha

pemasaran tanaman

hias pada Naten

Flower Shop Kota

Samarinda

2. Strategi pemasaran

untuk meningkatkan

omzet penjualan pada

Naten Flower Shop

Kota Samarinda.

Analisis

matriks EFE

dan IFE, matrik

IE dan matrik

SWOT

1) Faktor eksternal yang menjadi peluang utama Naten Flower Shop

adalah Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam PP No. 7/2007,

sedangkan yang menjadi ancaman utama adalah kemampuan dalam

dunia telekomunikasi dan periklanan yang masih konvensional. Faktor

internal yang menjadi kekuatan utama Naten Flower Shop adalah

memiliki SDM yang berpengalaman, sedangkan kelemahan utama

adalah tidak seragamnya penjualan tiap jenis tanaman hias.

2) Strategi yang tepat untuk digunakan berdasarkan posisi perusahaan

yang berada pada sel V (Pertahankan/Pelihara) adalah strategi intensif

serta strategi terbaikyang harus dilakukan oleh Naten Flower Shop

berdasarkan nilai TAS pada QSPM adalah menciptakan produk yang

memiliki ciri khas dan terjangkau.

Page 35: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

21

3. Andika Pratama

Elza, Syaiful, dan

Novia

Fakultas Pertanian

Universitas Riau

2016

Strategi Pemasaran

Agribisnis Tanaman

Hias Palem Weregu

(Rhapis Excelsa) Di

Kota Pekanbaru

Provinsi Riau

1. Mengetahui sistem

agribisnis tanaman

hias palem weregu di

Kota Pekanbaru

2. Merumuskan

strategi pemasaran

agribisnis tanaman

hias palem weregu di

Kota Pekanbaru.

Analisis SWOT 1) Subsistem sarana dan prasarana produksi pada tahap awal sebagian

besar dibantu oleh pemerintah Kota Pekanbaru sebagian lagi di toko

toko pertanian terdekat. Hasil rangkaian pada tahun ke-3 yang

dihasilkan untuk ekspor belum menguntungkan yang mengakibatkan

petani tanaman hias palem weregu belum mendapatkan keuntungan.

Namun pada tahun ke-4, petani menjual untuk lokal dan mendapatkan

keuntungan. Subsistem pengolahan atau perangkaian tanaman hias

palem weregu, proses perangkaian ekspor memakan waktu lama

ketimbang perangkaian lokal. Hal ini disebabkan syarat ekspor

harus benar benar berkualitas. Pada subsistem pemasaran petani

menangung biaya pengangkutan dari Kota Pekanbaru ke Pelabuhan

Tanjung Priuk, Jakarta. Lembaga- lembaga pendukung seperti

pedamping lapangan, kelompok tani maupun pemerintah kota

pekanbaru.

2) Strategi prioritas pemasaran yang cocok dalam agribisnis

tanaman hias palem weregu adalah (1). Menjalin kemitraan antara

petani dengan pengusaha toko tanaman hias (2). Mengurangi

ketergantungan ekspor palem weregu (3). Meningkatan peran

pemerintah dalam mengendalikan harga palem weregu agar petani

untung dan harga tidak dimainkan pihak eksportir (4). Meningkatan

penjualan palem weregu skala ekspor dengan pemerintah (5).

Memperluas lahan pembibitan palem weregu untuk ketersedian

anakan palem weregu bagi petani.

Page 36: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

22

2.4. Kerangka Pemikiran

Usahatani tanaman hias merupakan salah satu produksi usaha tani yang memiliki

prospek yang cerah untuk dikembangkan. Karena kebutuhan akan tanaman hias

terus meningkat yang disebabkan oleh pembangunan komplek perumahan,

perkantoran, dan taman kota membuka peluang untuk pengembangan usaha di

bidang tanaman hias. Tidak hanya itu saja, pada saat perayaan hari-hari besar

agama atau pergantian tahun, acara seremonial ataupun nonseremonial dikantor-

kantor, hotel, dan rumah serta menjadi koleksi para penggemar tanaman hias.

Aglaonema yang merupakan salah satu jenis tanaman hias daun yang juga

diperkirakan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini dapat

dilihat dari strategi pemasaranyang ada dalam usahatani tersebut.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari seluruh aktifitas bisnis

suatu perusahaan. Tujuan kegiatan pemasaran adalah agar produk dapat sampai ke

tangan konsumen dan pihak produsen maupun konsumen sama-sama memperoleh

apa yang diharapkan. Produsen ingin memperoleh kepuasan dalam harga

menguntungkan, sedangkan konsumen ingin memperoleh kepuasan dalam hal

mutu yang baik dan harga yang pas.Untuk tujuan ini diperlukan suatu

strategipemasaran sehingga tujuan tersebut dapat dicapai.

Merencanakan strategi pemasaran, perlu diketahui faktor-faktor yang

dipertimbangkan kelompok dalam menyusun strategi pemasaran. Untuk

mengetahui posisi petani sekarang dan yang akan datang perlu diketahui faktor

eksternal dan faktor internal.

Page 37: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

23

Hal ini sangat penting untuk melihat sejauh mana faktor-faktor tersebut berperan

dalam penyusunan strategi pemasaran, maka digunakan metode SWOT. Dalam

penelitian ini, masalah yang harus dipecahkan adalah strategi pemasaran tanaman

hias aglaonema dari masing-masing strategi pemasaran. Dalam strategi

pemasaran, dianalisis tindakan atau skenario paling efektif untuk dijalankan

pemasaran, sehingga pada akhirnya didapatkan suatu strategi pemasaran yang

terdiri dari kombinasi masing-masing strategi. Strategi pemasaran ini adalah

strategi yang dianggap tepat dan strategis untuk dijalankan petani dalam

menghadapi persaingan yang ketat dan juga memperluas pangsa pasarnya.

Dalam mengembangkan usahatani aglaonema biasanya terdapat beberapa

masalah-masalah yang dihadapi oleh petani. Untuk itu diperlukan adanya srategi

pengembangan guna dapat mengatasi masalah-masalah yang ada dan dapat

diketahui prospek pengembangannya. Dengan demikian prospek pengembangan

usahatani tanaman hias aglaonema dapat diketahui. Secara skematis kerangka

pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 38: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

24

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Pemasaran Tanaman Hias Aglaonema di

Desa Sidodadi, Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Tmur.

Tanaman Hias Aglaonema

Strategi Pemasaran

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan

- Adanya Asosiasi tanaman hias

- Varietasnya banyak

- Kualitas tanaman hias yang

dihasilkan

- Lokasi dagang yang strategis

- Petani mempunyai bekal ilmu

- Harganya murah Lokasi yang

strategis

Kelemahan

- Kurangnya kegiatan promosi

- Penjualan tanaman hias yang

tidak merata untuk setiap

jenisnya

- Teknologi teknis yang masih

sederhana

- Persediaan modal yang terbatas

- Waktu panen memakan waktu

lama

- Kurangn ya inovasi

Peluang

- Daya dukung dinas pertanian

- Meningkatnya agrowisata

- Banyaknya permintaan untuk

pembuatan taman

- Sumber pendapatan petani

- Sadar akan pentinya lingkungan

- Permintaan akan pasar meningkat

Ancaman

- Banyak pesaing baru

- Iklim yang tidak menentu

- Adanya hama dan penyakit

tanaman hias

- Trend tanaman hias tidak menentu

- Adanya perubahan harga produk-

produk pertanian.

- Harga tanaman bisa menurun

sewaktu-waktu

Matriks SWOT & Strategi SO, WO, ST, WT

Strategi Pemasaran Tanaman Hias Aglaonema

Rekomendasi

Page 39: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tunjukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

Aglaonema merupakan tanaman hias yang dapat di pajang di seluruh sudut

ruangan. Pesona daunnya yang bercorak atau motif dekoratif akan terlihat lebih

paripurna jika ditanam dalam pot yang serasi. Selain itu, warna-warna pada

daunnya akan menyejukan setiap mata yang memandangnya.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi petani.

Kekuatan adalah segala hal yang di butuhkan pada kondisi yang sifatnya internal

perusahaan agar supaya kegiatan-kegiatan perusahaan berjalan dengan maksimal.

Kelemahan adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal perusahaan,

akibatnya kegiatan-kegiatan perusahaan belum maksimal terlaksana.

Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, yang dapat dan mampu

mengarahkan kegiatan perusahaan kearahnya.

Page 40: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

26

Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat

pergerakan perusahaan.

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan petani dalam kaitannya dengan

tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Pangsa pasar relatif adalah perkiraan untuk kekuatan kompetitifnya di dalam

industri.

Periklanan merupakan bentuk kegiatan promosionil yang dibayar, disajikan oleh

sponsor yang dapat dikenal.

Hubungan masyarakat merupakan semua kegiatan promosionil lainnya yang

membantu petani untuk mempertahankan dan meningkatkan kesan baik terhadap

petani atau hasil produksi oleh masyarakat atau konsumen.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi yang berlokasi di Kecamatan

Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa petani di Desa Sidodadi

adalah petani yang bergerak dalam budidaya tanaman hias. Selain itu, karena

ketersediaan para Petani dari Desa Siraman untuk memberikan data-data yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian. Penelititan ini dilaksanakan pada bulan

Desember 2018.

Page 41: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

27

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek atau subjek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Apeksi diketahui bahwa seluruh

anggota Apeksi menanam tanaman hias aglaonema, dengan jumlah anggota terdiri

dari 20 orang (1 orang ketua, 2 orang sekertaris, 1 orang bendahara dan 16 orang

anggota). Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini berjumlah 20 populasi

serta untuk memperkuat dalam pengambilan data maka melibatkan para praktisi

dalam mengetahui strategi pemasaran tanaman hias aglaonema, antara lain 1

orang dinas pertanian Lampung Timur, 2 orang petani tanaman hias, dan 2 orang

pedagang eceran tanaman hias. Dalam penelitian ini total sampel yang akan

digunakan berjumlah 20 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2006) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi

yang di pergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain,

sampel merupakan bagian dari populasi. Pengambilan sebagian dari populasi itu

dimaksudkan sebagai representasi dari seluruh populasi sehingga kesimpulan juga

berlaku bagi keseluruhan populasi.

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nonprobability sampling yaitu dengan sampling jenuh (sensus) yaitu metode

penarikan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Hal ini

Page 42: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

28

sering di lakukan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang (Supriyanto

dan Machfudz, 2010). Dalam penelitian ini sampel yang akan di ambil adalah

seluruh petani tanaman hias yang berjumlah 20 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari dua, yaitu dengan

pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berikut ini penjelasan dari teknik

pengumpulan data tersebut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung

peneliti dari hasil penelitian langsung untuk menjawab masalah atau tujuan

penelitian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, diskusi dan

kuesioner. Adapun penjelasan sebagai berikut:

a. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan

usaha pemasaran tanaman hias aglaonema yang dilakukan dan hal-hal

lainnya yang mendukung penelitian.

b. Wawancara adalah melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek

penelitian.

c. Kuesioner adalah memberikan pernyataan berupa kuesioner kepada

responden terpilih. Kuesioner terdiri dari kuesioner identifikasi eksternal

dan internal, pembobotan dan peringkatan, serta kuesioner untuk

penentuan prioritas strategi.

Page 43: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

29

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dan kumpulkan dari pihak lain

(pihak eksternal). Data sekunder diperoleh dari kumpulan data yang dimiliki

pihak perusahaan, bahan pustaka, dan instansi terkait (BPS, Ditjen Hortikultura

Departemen Pertanian) dan data-data lain yang diperlukan untuk menunjang

penelitian.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis SWOT

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT, yaitu

metode untuk identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi yang diperlukan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)

(Rangkuti, 2006).

Analisis SWOT digunakan untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi

pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi. Alat yang dipakai untuk

menyusun faktor-faktor strategi adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Analisis

SWOT dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan data (input stage),

tahap pencocokan (matching stage), dan tahap pengambilan keputusan (decision

stage).

Page 44: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

30

1. Tahap Pengumpulan Data (Input Stage)

Tahap ini meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.

Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah Internal Factor Evaluation

Matrix (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation Matrix (EFE). IFE digunakan

untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam

perusahaan bisnis. Sedangkan EFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi

peluang dan ancaman dalam perusahaan. Pada analisis internal dan eksternal,

dilakukan penentuan bobot dengan mengajukan kuesioner kepada pihak

kelompoktani. IFE dan EFE dapat dikembangkan dalam lima langkah, yaitu :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

anacaman yang tertera pada kolom 1.

2. Memberi bobot masing-masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai

0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

posisi strategis usaha pemasaran tanaman hias aglaonema.

Menurut Kinnear (1991), untuk menentukan nilai bobot pada faktor-faktor

internal digunakan metode “Paired Comparison”. Penilaian bobot dilakukan

dengan cara mengajukan identifikasi faktor internal kepada responden ahli. Untuk

menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang

digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

31

Bentuk matriks penilaian bobot faktor internal dapat dilihat pada tabel 5 berikut

ini :

Tabel 5. Matriks Penilaian Bobot Faktor Internal Pemasaran Tanaman Hias

Aglaonema

Faktor

Internal A B ….. N Nilai (X)

Bobot

(Yi)

A Xa

B Xb

….. …..

N Xn

Nilai (X) Xa Xb ….. Xn 𝜮Xn

Total 1,00

Sumber: Kinnear, 1991

Rumus penentuan bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel (Kinnear, 1991) :

a

Keterangan :

ai = bobot variabel ke-i

xi = nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3, …, n

n = jumlah variabel

3. Hitung rating untuk masing-masing faktor dengan memberi skala mulai dari

1,0 (terendah) sampai dengan 4,0 (tertinggi) berdasarkan pengaruh faktor

internal dan eksternal terhadap kondisi usaha yang bergerak. Penilaian rating

untuk lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) diberikan dalam skala

dengan pembagian sebagai berikut :

1 = sangat lemah (kelemahan utama)

2 = cukup lemah (kelemahan kecil)

3 = cukup kuat (kekuatan kecil)

Page 46: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

32

4 = sangat kuat (kekuatan utama)

Penilaian rating untuk lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) diberikan

dalam skala dengan pembagian sebagai berikut :

1 = respon dibawah rata-rata

2 = respon rata-rata

3 = respon di atas rata-rata

4 = respon sangat superior

4. Kalikan bobot kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 1,0 (terendah)

sampai dengan 4,0 (tertinggi).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

pembobotan. Total nilai skor pada matriks IFE dan EFE akan berada pada

kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5.

Semakin tinggi nilai total tertimbang pada matriks IFE dan EFE

mengindikasikan usaha tani merespon kekuatan dan kelemahan (faktor

internal) atau peluang dan ancaman (faktor eksternal) dengan sangat baik,

begitu pula sebaliknya. Bentuk matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 6 dan

Tabel 7 sedangkan bentuk matrik EFE dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9

Page 47: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

33

Tabel 6. Matriks IFE (Kekuatan)

Kekuatan Bobot Rating Skor

Pembobotan

- Adanya Asosiasi tanaman hias

- Varietasnya banyak

- Kualitas tanaman hias yang

dihasilkan

- Lokasi dagang yang strategis

- Petani mempunyai bekal ilmu

- Harganya murah

Sumber : David, 2006

Tabel 7. Matriks IFE (Kelemahan)

Kelemahan Bobot Rating Skor

Pembobotan

- Kurangnya kegiatan promosi

- Penjualan tanaman hias yang tidak

merata untuk setiap jenisnya

- Teknologi teknis yang masih

sederhana

- Persediaan modal yang terbatas

- Waktu panen memakan waktu

lama

- Kurangnya inovasi

Sumber : David, 2006

Tabel 8. Matriks EFE (Peluang)

Peluang Bobot Rating Skor

Pembobotan

- Daya dukung dinas pertanian

- Meningkatnya agrowisata

- Banyaknya permintaan untuk

pembuatan taman

- Sumber pendapatan petani

- Sadar akan pentinya lingkungan

- Permintaan akan pasar meningkat

Sumber : David, 2006

Page 48: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

34

Tabel 9. Matriks EFE (Ancaman)

Ancaman Bobot Rating Skor

Pembobotan

- Banyak pesaing baru

- Iklim yang tidak menentu

- Adanya hama dan penyakit

tanaman hias

- Trend tanaman hias tidak menentu

- Adanya perubahan harga produk-

produk pertanian.

- Harga tanaman bisa menurun

sewaktu-waktu

Sumber : David, 2006

2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap ini berfokus untuk menciptakan alternatif strategi yang layak dengan

mencocokkan faktor internal dan eksternal kunci. Penggabungan matrik IFE dan

EFE akan menghasilkan matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis matrik ini didasarkan pada

asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Melalui analisis SWOT

akan diperoleh beberapa alternatif strategi.

a. Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Parameter yang digunakan dalam matriks internal-eksternal ini meliputi parameter

kekuatan internal petani tanaman hias aglaonema dan pengaruh eksternal yang

dihadapi. Matriks IE merupakan pemetaan skor total IFE dan EFE yang telah

dihasilkan pada tahap input. Sumbu vertikal pada tahap matriks IE menunjukkan

total skor IFE, sedangkan sumbu horizontal menunjukkan total skor pembobotan

EFE. Berikut ini merupakan matriks IE dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 49: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

35

Tabel 10. Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Skor Total IFE

Kuat

3.0-4.0

Rata-rata

2.0-2.99

Lemah

1.0-1.99

Total Nilai

EFE

Tinggi

3.0-4.0 I II III

Menengah

2.0-2.99 IV V VI

Rendah

1.0-1.99 VII VIII IX

Sumber : David, 2006

Sumbu vertikal pada matriks IE menunjukkan total skor IFE, sedangkan sumbu

horizontal menunjukkan total skor pembobotan EFE. Skor antara 1,00 sampai

1,99 pada sumbu horizontal menunjukkan posisi internal petani tanaman hias

aglaonema yang lemah, posisi 2,00 sampai 2,99 menunjukkan skor rata-rata san

skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan kuatnya posisi internal pada petani tanaman

hias aglaonema. Pada sumbu vertikal skor 1,00 sampai 1,99 menunjukkan respon

petani tanaman hias aglaonema masih rendah terhadap peluang dan ancaman,

posisi 2,00 sampai 2,99 menunjukkan skor rata-rata, dan skor 3,00 sampai 4,00

menunjukkan respon yang tinggi terhadap lingkungan eksternalnya.

Hasil matriks IE dapat mengidentifikasi 9 sel strategi usaha, tetapi prinsipnya

kesembilan sel tersebut bisa dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

1. Sel I, II, dan IV (Grow and Build)

Strategi yang paling cocok untuk usaha pada kelompok ini adalah strategi

intensif dan integratif.

Page 50: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

36

2. Sel III, V, dan VII (Hold and Maintain)

Strategi yang bisa diterapkan dalam kelompok ini adalah penetrasi pasar

dan pengembangan produk.

3. Sel VI, VIII, dan IX (Harvest and Divest)

Strategi usaha yang harus dilakukan dalam kelompok ini adalah dengan

melakukan penyelamatan usaha atau menutup usaha dengan menggunakan

defensive strategy (usaha patungan, penciutan biaya, penciutan usaha, dan

likuidasi).

b. Matriks SWOT

Hasil analisis SWOT disajikan dalam bentuk Matriks SWOT yang dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi peternakan CV Berkah bisa disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Matriks SWOT akan menghasilkan empat tipe kemungkinan

alternatif strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih atau

memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil maupun memperbaiki

kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-

peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats)

Page 51: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

37

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan

menggunakan kekuatan yang dimilikinya.

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal dan menghindari ancaman.

Terdapat delapan tahap dalam menyusun matriks SWOT, yaitu:

1. Menentukan peluang eksternal perusahaan.

2. Menentukan ancaman eksternal perusahaan.

3. Menentukan kekuatan internal perusahaan.

4. Menentukan kelemahan internal perusahaan.

5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang

eksternal perusahaan dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.

6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang

eksternal perusahaan dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.

7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan ancaman-ancaman

eksternal perusahaan dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.

Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dengan ancaman-ancaman

eksternal perusahaan dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.

Page 52: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

38

Gambar 2. Matriks SWOT

Analisis

Internal

Analisis Eksternal

Kekuatan (Strengths)

1……

2……

Kelemahan (Weakness)

1……

2……

Peluang (Opportunities)

1……

2……

Strategi SO:

Memanfaatkan kekuatan

untuk mencari

keuntungan dari peluang

Strategi WO:

Memperbaiki kelemahan

dengan memanfaatkan

peluang

Ancaman (Threats)

1……

2……

Strategi ST:

Memanfaatkan kekuatan

untuk menghindari

ancaman

Strategi WT:

Mengurangi kelemahan

dengan menghindari

ancaman

Sumber: David, 2006

3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)

Analisis yang telah dilakukan kemudian mendapatkan perumusan strategi dan

melakukan pengambilan keputusan.

Page 53: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Jumlah penduduk di Desa Sidodadi pada tahun 2017 sebesar 5,511 jiwa dengan

jumlah penduduk laki-laki sebesar 2,830 jiwa dan penduduk perempuan sebesar

2,681 jiwa. Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur

memiliki luas wilayah 715 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Gondangrejo

- Sebalah Barat : Berbatasan dengan Adirejo

- Sebalah Utara : Berbatasan dengan Pekalongan

- Sebalah Selatan : Berbatasan dengan Adirejo

4.1.2 Potensi Sumber Daya Alam

Area Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur seluas

715 Ha, yang secara rinci disajikan pada Tabel 9. di bawah ini :

Page 54: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

40

Tabel 11. Luas Wilayah Desa Sidodadi dan Jenis Penggunaan Lahan

No. Uraian Luas Wilayah (Ha)

1 Pertanian Sawah 260,50

2 Pertanain Nonsawah 142

3 Nonpertanain 321,42

Sumber : Kecamatan Pekalongan Dalam Angka, 2018

Berdasarkan tabel 9, menunjukan bahwa luas keseluruhan Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan adalah 715 Ha, yang di peruntukan untuk lahan pertanian

sawah 260,50 Ha, pertanian nonsawah 142 Ha, dan nonpertanian 321,42 Ha. Pada

data yang ada menunjukan bahwa wilayah di Desa Sidodadi penggunaan lahanya

terbesar untuk Nonpertanian (Kecamatan Pekalongan Dalam Angka, 2018).

4.2 Analisis SWOT

Kekuatan dan kelemahan digolongkan ke dalam faktor internal karena faktor-

faktor tersebut merupakan peubah-peubah yang dapat dikendalikan oleh petani.

Sedangkan peluang dan ancaman termasuk kedalam faktor eksternal yang terdiri

dari peubah-peubah diluar kendali petani.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan

langsung di lokasi budidaya tanaman hias Aglaonema, dapat diidentifikasikan

bahwa faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan dalam

pemasaran tanaman hias Aglaonema, serta faktor-faktor strategis eksternal yaitu

peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pemasaran tanaman hias Aglaonema.

Faktor-faktor strategis tersebut kemudian di analisis dengan matriks analisis

SWOT dan dihasilkan empat strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST,

dan strategi WT.

Page 55: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

41

4.2.1 Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Berikut ini disajikan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

dari pemasaran tanaman hias Aglaonema di wilayah kajian secara deskriptif

kualitatif, yaitu digunakan pendekatan rating (skor) dan bobot memuat matriks

Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE).

A. Kekuatan (Strenght)

Situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau

perusahaan pada saat ini. Yang perlu dilakukan didalam analisis ini adalah setiap

perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan

dibandingkan dengan para pesaingnya. Adapun faktor kekuatan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya Asosiasi tanaman hias

Terbentuknya kelompok tani APEKSI (Asosiasi Petani Kembang Sidodadi)

di Desa Sidodadi.

2. Memiliki varietas tanaman hias yang banyak

Petani tanaman hias di Desa Sidodadi memiliki varietas tanaman hias

aglaonema yang cukup banyak.

3. Kualitas tanaman hias yang dihasilkan

Kualitas tanaman hias aglaonema yang di hasilkan relatif bagus di karenakan

petani di Desa Sidodadi sudah memiliki bekal ilmu tentang budidaya tanaman

hias, selain itu di tunjang dengan media tanam yang tepat sehingga tanaman

aglaonema yang di hasilkan siap di pasarakan.

4. Lokasi dagang yang strategis

Page 56: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

42

Lokasi budidaya pembibitan tanaman hias aglaonema yang terletak dekat

dengan jalan raya menjadikan kekuatan bagi usahatani tanaman hias

aglaonema untuk lebih cepat di kenal orang.

5. Petani mempunyai bekal ilmu tentang tanaman hias

Petani tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi memiliki pengalaman serta

di dukung oleh dinas pertanian berupa penyuluhan dalam budidaya tanaman

hias aglaonema.

6. Harganya relatif terjangkau

Harga tanaman hias aglaonema yang relatif terjangkau sehingga hal ini

menarik minat konsumen untuk datang ke Desa Sidodadi untuk membeli

tanaman hias aglaonema dengan jumlah banyak.

B. Kelemahan (Weakness)

Situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi ataupun

kelompoktani pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam

sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam

kemajuan suatu kelompoktani atau organisasi tersebut. Adapun faktor kelemahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kegiatan promosi.

Dalam proses pemasaran tanaman hias aglaonema kelompok tani di Desa

Sidodadi melakukan pemasaran tanaman hias aglaonema dengan cara

promosi hanya dari mulut ke mulut saja sehingga penjualannya masih

mencakup daerah Lampung saja.

2. Penjualan tanaman hias aglaonema yang tidak merata untuk setiap jenisnya.

Page 57: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

43

Dalam proses penjualan tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi tidak

merata di akibatkan oleh Trend.

3. Teknologi teknis yang masih sederhana

Minimnya teknologi teknis yang di miliki petani di Desa Sidodadi masih

sederhana, sehingga produksi tanaman hias aglaonema belum memenuhi

pasar dengan maksimal.

4. Persediaan modal yang terbatas

Persediaan modal yang terbatas menjadi kelemahan usahatani tanaman hias

aglaonema apabila permintaan meningkat maka petani tanaman hias belum

bisa memenuhi permintaan dengan maksimal.

5. Proses budidayanya memakan waktu lama

Untuk menghasilkan bibit tanaman hias aglaonema meliputi berbagai tahapan

seperti penyiapan lahan, persiapan media tanaman, perbanyakan tanaman dan

penanaman sehingga untuk menghasilkan bibit yang layak jual membutuhkan

waktu yang lama sekitar 3 bulan.

6. Kurangnya inovasi

Minimnya inovasi yang dimiliki petani belum bisa mengembangkan varietas

tanaman hias aglaonema yang baru.

C. Peluang (Opportunity)

Situasi ataupun kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau

kelompoktani dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa

depan. Cara ini untuk mencari peluang atau terobosan yang memungkinkan suatu

kelompoktani bisa berkembang di masa yang akan datang. Adapun faktor peluang

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 58: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

44

1. Daya dukung dinas pertanian

Petani mendapat pelatihan budidaya tanaman hias aglaonema dari penyuluhan

pertanian. Pembinaan dilakukan pendamping lapangan berakhir setelah petani

bisa melakukan budidaya hingga penjualan tanaman hias aglaonema di Desa

Sidodadi.

2. Meningkatnya agrowisata daerah

Dengan adanya pembibitan tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan dapat di jadikan salah satu Desa agrowisata sehingga

selain dapat menarik pengunjung dari dalam maupun luar kota tentunya akan

berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.

3. Permintaan untuk pembuatan taman

Mulai banyak orang yang menyadari bahaya global warming sehingga

menciptakan permintaan pembuatan taman di lingkungan tempat tinggal,

bahkan di instansi sekalipun selain itu tanaman hias aglaonema juga dapat

menambah nilai estetika di lingkungan sekitar.

4. Sumber pendapatan petani

Dengan adanya usahatani tanaman hias aglaonema maka petani di Desa

Sidodadi bersyukur dan menjadikan usahatani tersebut sebagai sumber

pendapatan petani.

5. Sadar akan penting nya lingkungan

Petani di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan sudah mulai sadar akan

pentingnya lingkungan, sehingga petani terus menambah varietas pada

tanaman hias sehingga bisa mengurangi polusi.

6. Permintaan akan pasar

Page 59: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

45

Permintaan akan tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan

Pekalongan terus meningkat hal ini seiring dengan meningkanya trend

tanaman hias aglaonema.

D. Ancaman (Threat)

Cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu

kelompoktani ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor

lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan yang menyebabkan

kemunduran. Adapun faktor ancaman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Banyak pesaing baru

Banyaknya pesaing baru di Desa Sidodadi merupakan ancaman bagi petani

tanaman hias aglaonema.

2. Iklim yang tidak menentu

Iklim yang tidak menentu sangatlah berpengaruh terhadap jumlah budidaya

maupun produksi tanaman hias aglaonema.

3. Adanya hama dan penyakit tanaman hias aglaonema

Apabila tanaman hias aglaonema terjangkit hama dan penyakit berpengaruh

pada hasil produksi tanaman hias aglaonema yang tidak maksimal.

4. Trend tanaman hias tidak menentu

Dalam Trend tanaman hias yang tidak menentu sangat berpengaruh terhadap

penjualan tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi.

5. Adanya perubahan harga produk-produk pertanian

Page 60: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

46

Adanya perubahan harga produk-produk pertanian membuat harga tanaman

hias menjadi tidak stabil di karenakan naik turunnya harga media tanam

(polybag) dan obat-obatan untuk menunjang pertumbuhan tanaman.

6. Harga tanaman hias yang fluktuatif

Harga tanaman hias yang fluktuatif di akibatkan oleh pergantiannya trend

yang sangat cepat dan jumlah varietas yang terlalu banyak.

4.2.3 Analisis Strategi

Setelah diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang terdiri dari

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pemasaran tanaman hias

Aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur,

tahap selanjutnya adalah menyusun tabel matriks Internal Factor Evaluation

(IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE). Tahap ini merupakan tahap awal

dalam merumuskan strategi pemasaran tanaman hias Aglaonema di Desa Sidodadi

Kabupaten Lampung Timur.

4.2.4 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Menggunakan Matriks IFE dan

EFE

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor IFE dan EFE diperoleh kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki petani tanaman hias Aglaonema

di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Faktor-

faktor strategi internal dan eksternal diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian

kuesioner oleh konsumen di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan. Pembobotan

dilakukan dengan menggunakan tabel perhitungan untuk mendapatkan bobot

masing­masing variabel internal dan eksternal. Bobot yang digunakan merupakan

hasil total pembobotan rata­rata dari petani. Pemberian peringkat (rating)

Page 61: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

47

diperoleh dari petani yang sama, sehingga diperoleh nilai dari faktor­faktor

strategi internal dan eksternal. Dengan memasukan identifikasi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman. Kemudian diberi bobot dan peringkat maka

diperoleh skor pembobotan. Berikut ini merupakan matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) dapat dilihat pada Tabel 12

Tabel 12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Pembobotan

Kekuatan

- Adanya Asosiasi tanaman hias 0,15 3,05 0,47

- Varietasnya banyak 0,11 2,9 0,32

- Kualitas tanaman hias yang

dihasilkan 0,06 2,7 0,15

- Lokasi dagang yang strategis 0,17 1,9 0,32

- Petani mempunyai bekal ilmu 0,14 2 0,28

- Harganya Murah 0,01 2,55 0,04

Sub Total 1,57

Kelemahan

- Kegiatan promosi 0,01 2,55 0,04

- Penjualan tanaman hias yang

tidak merata untuk setiap

jenisnya

0,06 2,3 0,13

- Teknologi teknis yang di

gunakan masih sederhana 0,11 2,9 0,32

- Persedian modal 0,04 2,35 0,1

- Proses budidayanya memakan

waktu lama 0,08 2,2 0,18

- Kurangnya inovasi 0,06 2,7 0,15

Sub Total 0,92

Total 2,49

Sumber : Data Primer (diolah), 2018

Berdasarkan hasil pengamatan matriks IFE, faktor strategi internal yang

merupakan kekuatan terbesar dan yang paling berpengaruh terhadap pemasaran

tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan adalah lokasi

dagang yang strategis yang memiliki bobot sebesar 0,17. Hal ini menunjukan

Page 62: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

48

bahwa apabila lokasi dagang yang strategis maka petani tanaman hias aglaonema

di Desa Sidodadi dapat meningkatkan penjualan terhadap tanaman hias

aglaonema.

Faktor strategi internal yang merupakan kelemahan terbesar dan paling

berpengaruh terhadap pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan adalah teknologi teknis yang di gunakan masih sederhana

dengan bobot sebesar 0,11. Hal ini menunjukan bahwa minimnya teknologi teknis

yang di miliki petani di Desa Sidodadi masih sederhana, sehingga produksi

tanaman hias aglaonema belum memenuhi pasar dengan maksimal.

Hasil analisis IFE untuk kekuatan mendapatkan skor 1,57 dan kelemahan

mendapatkan skor 0,92. Sehingga diperoleh total nilai pada posisi internal

rata­rata yang dilihat dari bobot yaitu 2,49. Hal ini bahwa skor kekuatan pada

pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan

lebih baik dari pada kelemahannya. Oleh karena itu harus memanfaatkan kekuatan

yang ada untuk mengatasi kelemahan yang ada pada pemasaran Aglaonema di

Desa Sidodadi.

Berdasarkan penilaian skor yang telah disusun, total skor pemasaran tanaman hias

aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan sebesar 2,49 termasuk dalam

kategori baik, yaitu diatas rata­rata 2 dari rating yang telah ditetapkan. Dari hasil

tersebut petani tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi harus lebih bisa

memanfaatkan kekuatan yang di miliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

yang ada. Adapun hasil perkalian antara bobot dan rating dari petani tanaman hias

Page 63: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

49

aglaonema di Desa Sidodadi di gabungkan dalam matriks Eksternal Factor

Evaluation (EFE) yang dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Faktor-faktor Strategi

Eksternal Bobot Rating

Skor

Pembobotan

Peluang

- Daya dukung dinas pertanian 0,34 1,2 0,41

- Meningkatnya agrowisata 0,03 2,35 0,08

- Permintaan untuk pembuatan

taman 0,06 2,25 0,13

- Sumber pendapatan petani 0,02 2,55 0,05

- Sadar akan penting nya

lingkungan 0,04 2,6 0,09

- Permintaan akan pasar 0,29 3,55 1,03

Sub Total 1,8

Ancaman

- Banyak pesaing baru 0,02 2,55 0,05

- Iklim yang tidak menentu 0,01 2,45 0,01

- Adanya hama dan penyakit

tanaman hias 0,09 2,8 0,25

- Trend tanaman hias tidak

menentu 0,04 2,6 0,09

- Adanya perubahan harga

produk-produk pertanian. 0,05 2,3 0,11

- Harga tanaman bisa menurun 0,02 2,55 0,05

Sub Total 0,56

Total 2,36

Sumber : Data primer (diolah), 2018

Berdasarkan tabel hasil perhitungan EFE, faktor strategi ekternal yang merupakan

peluang terbesar dan paling berpengaruh terhadap pemasaran tanaman hias

aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan yaitu daya dukung dinas

pertanian dengan nilai bobot sebesar 0,34. Hal ini menunjukan bahwa daya

dukung dinas pertanian sangat berpengaruh terhadap keahlian dalam budidaya

tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan. Sehingga

Page 64: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

50

tanaman hias yang di hasilkan akan lebih baik dan penjualannya menjadi lebih

tinggi.

Faktor strategi eksternal yang merupakan ancaman terbesar dan paling

berpengaruh terhadap pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan adalah adanya hama dan penyakit tanaman hias dengan

bobot sebesar 0,09. Hal ini menunjukan bahwa adanya hama dan penyakit

tanaman hias merupakan ancaman terbesar dalam pemasaran tanaman hias

aglaonema, di karenakan apabila tanaman hias aglaonema terkena hama dan

penyakit maka jumlah produksi yang di hasilkan akan menurun sehingga dapat

berpengaruh terhadap penjualan tanaman hias aglaonema.

Hasil analisis matriks EFE untuk peluang mendapatkan skor 1,8 dan ancaman

mendapatkan skor 0,57. Sehingga diperoleh total nilai pada posisi eksternal

rata­rata yang dilihat dari bobot yaitu 2,37. Hal ini bahwa skor peluang pada

pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan

lebih baik dari pada ancaman.

Berdasarkan penilaian skor yang telah disusun, total skor pemasaran tanaman hias

aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan sebesar 2,37 termasuk dalam

kategori sangat baik, yaitu diatas rata­rata 2 dari rating yang telah ditetapkan. Dari

hasil tersebut petani tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi harus lebih bisa

memanfaatkan peluang yang di miliki untuk mengatasi mengantisipasi segala

ancaman yang datang.

Kegunaan matriks IFE dan EFE adalah untuk mengetahui posisi pemasaran

tanaman hias di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan saat ini. Oleh sebab itu

pemetaan posisi kelompok tanaman hias di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan

Page 65: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

51

sangat penting dalam pemilihan strategi yang ditetapkan. Berdasarkan hasil

analisis yang telah dilakukan, total nilai pada metrik IFAS untuk kekuatan dan

kelemahan sebesar 2,49, yang artinya faktor internal berada di atas rata­rata.

Sedangkan total nilai pada matrik EFAS untuk peluang dan ancaman yaitu sebesar

2,37 yang artinya faktor eksternal berada di atas rata­rata.

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor untuk

merumuskan strategi. Berdasarkan data faktor-faktor internal dan eksternal

didapatkan skor pembobotan sebagai berikut: faktor kekuatan = 1,57, faktor

kelemahan = 0,92, faktor peluang = 1,8, dan faktor ancaman = 0,56.

Skor pembobotan selanjutnya diplotkan pada gambar analisis diagram SWOT

yang terdiri dari 4 kuadran yaitu:

Peluang

III I

1,8

1,57

Kelemahan Kekuatan

0,92 0,56

IV II

Ancaman

Gambar 2. Grafik Pemetaan SWOT

Page 66: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

52

Dari perpotongan keempat garis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman, maka didapatkan koordinat (0,65 ; 1,23) yaitu:

skor kekuatan – skor kelemahan ; skor peluang – skor ancaman

2 2

1,57 - 0,92 ; 1,8 – 0,57

2 2

0,32 ; 0,61

Peluang

III 0,62 I

0,32

Kelemahan Kekuatan

IV II

Ancaman

Gambar 3. Grafik Analisis SWOT Pemasaran Tanaman Hias Aglaonema

Analisis SWOT yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan sebagai dasar dalam

penentuan strategi pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan kedepan. SWOT matrik ini dibangun berdasarkan hasil

analisis faktor­faktor strategis internal maupun eksternal yang terdiri dari berbagai

faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil analisis pada matrik

SWOT diperoleh koordinat (0,32;0,61) yang mana koordinat ini masuk pada

kuadran I, yakni posisi ini menandakan sebuah usaha atau organisasi yang kuat

dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang harus diterapkan adalah “Progresif“

artinya usaha atau organisasi dalam kondisi baik sehingga sangat mungkin untuk

Page 67: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

53

terus melakukan pengembangan, memperbesar pertumbuhan dan meraih peluang

yang menguntungkan.

4.2.5 Perumusan Perioritas Strategi dengan Analisis SWOT

Perumusan perioritas dan keterkaitan antar strategi berdasarkan pembobotan

rating hasil SWOT, maka dilakukan interaksi kombinasi strategi internaleksternal,

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Interaksi kombinasi strategi SO merupakan strategi menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang, jika pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa

Sidodadi berada pada posisi ini maka mendukung pemasaran tanaman hias

aglaonema ke depannya.

2. Interaksi kombinasi strategi WO merupakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang, jika usaha pemasaran tanaman hias

aglaonema di Desa Sidodadi berada pada posisi ini maka masalah­masalah

internal strategi pemasaran tanaman hias aglaonema dapat diusahakan dengan

memanfaatkan peluang yang ada.

3. Interaksi kombinasi strategi ST merupakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman, jika usaha pemasaran tanaman hias

aglaonema berada pada posisi ini strategi yang dilakukan adalah menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh petani tanaman hias

aglaonema.

4. Interaksi kombinasi strategi WT merupakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan ancaman. Apabila usaha pemasaran tanaman

hias aglaonema sedang berada pada saat yang tidak menguntungkan. Hal ini

karena usaha pemasaran tanaman hias aglaonema menghadapi kelemahan

Page 68: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

54

internal. Berdasarkan interakasi kombinasi tersebut, kemudian di gabungkan

dalam matriks seperti Tabel 14 berikut :

Tabel 14. Matriks Strategi Kombinasi Internal dan Eksternal

EFAS

IFAS

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

PELUANG (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

ANCAMAN (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)

Hasil perhubungan dalam perhitungan pembobotan rating Internal Factor

Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE) dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15. Pembobotan Rating IFE dan EFE

O = 1,8 T = 0,56

S = 1,57

W = 0,92

SO = 3,37

WO = 2,72

ST = 2,13

WT = 1,48

Berdasarkan hasil pembobotan rating hasil kuesioner SWOT, maka dapat disusun

prioritas strategi berdasarkan kombinasi strategi yang paling tinggi sampai dengan

paling rendah, dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 69: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

55

Tabel 16. Tingkat Prioritas Strategi SWOT

Prioritas Strategi Bobot Nilai

I Strengh­Opportunity (SO) 3,37

II Strengh­Threat (ST) 2,13

III Weakness­ Opportunity (WO) 2,72

IV Weakness­ Threat (WT) 1,48

Hasil interaksi IFE dan EFE yang menghasikan alternatif strategi yang

mendapatkan bobot tertinggi adalah Strengh­Opportunity (SO) dengan skor 3,37.

Strategi untuk pemasraan tanaman hias aglaonema bobot kekuatan lebih besar dari

pada kelemahan, sedangkan bobot peluang lebih besar dari pada ancaman dalam

pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan.

Tujuan dari tahap analisis terhadap faktor­faktor strategi (matrik SWOT) adalah

untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Berdasarkan matrik SWOT

dihasilkan srategi Strengh­Opportunity (SO), Strengh­Threats (ST),

Weakness­Opportunity (WO), dan Weakness ­Threats (WT). Hasil analisis

terhadap empat strategi yang disarankan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Matrik SWOT Pemasaran Tanaman Hias Aglaonema di Desa Sidodadi

Kecamatan Pekalongan

Internal Factor

Analysis

Eksternal Factor

Analysis

Kekuatan (S)

- Adanya Asosiasi tanaman hias

- Varietasnya banyak

- Kualitas tanaman hias yang dihasilkan

- Lokasi dagang yang strategis

- Petani mempunyai bekal ilmu

- Harganya murah

Kelemahan (W)

1. Kegiatan promosi

2. Penjualan tanaman hias yang tidak

merata untuk setiap jenisnya

3. Teknologi teknis yang masih sederhana

4. Persediaan modal

5. Proses budidayanya memakan waktu

lama

6. Kurangnya inovasi

Peluang (O)

1. Daya dukung dinas

pertanian

Strategi S – O

1. Memanfaatkan adanya asosiasi tanaman

hias di harapkan petani mendapatkan

Strategi W – O

1. Meningkatkan kegiatan promosi

sehingga dapat meningkatkan

Page 70: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

56

2. Meningkatnya agrowisata

3. Permintaan untuk

pembuatan taman

4. Sumber pendapatan petani

5. Sadar akan penting nya

lingkungan

6. Permintaan akan pasar

bekal ilmu yang mumpuni dalam

budidaya maupun pemasaran tanaman

hias, melalui penyuluhan oleh dinas

pertanian. (S1, S5, O1)

2. Meningkatkan kualitas tanaman hias

dengan cara menambah varietas dalam

jumlah banyak suapaya permintaan akan

pasar terus meningkat. (S3, S2, O6)

permintaan pasar. (W1, S6)

2. Menciptakan inovasi dengan dukungan

dinas pertanian sehingga dapat

meningkatkan agrowisata. (W1, O1, O2)

Ancaman (T)

1. Banyak pesaing baru

2. Iklim yang tidak menentu

3. Adanya hama dan

penyakit tanaman hias

4. Trend tanaman hias tidak

menentu

5. Adanya perubahan harga

produk-produk pertanian.

6. Harga tanaman bisa

menurun

Strategi S – T

1. Memanfaatkan adanya asosiasi tanaman

untuk menekan adanya trend tanaman

hias yang sering berubah-ubah. (S1, T4)

2. Memberikan petani pembekalan ilmu

tentang hama dan penyakit sehingga

ancaman hama dan penyakit bisa

tertanggulangi. (S5, T3)

Strategi W – T

1. Meningkatan kegiatan promosi untuk

menciptakan trend tanaman hias

aglaonema. (W1, T4)

2. Meningkatkan teknis penanaman untuk

menghadapi kemungkinan terjadinya

iklim yang tidak menentu, sehingga

memungkinkan terjadinya pertumbuhan

hama dan penyakit. (W3, T2, T3)

Berdasarkan hasil pembobotan nilai tertinggi adalah strategi Strengh­Opportunity

(SO) terletak pada kuadran I. Pada kuadran ini merupakan situasi yang sangat

baik, karena pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa Sidodadi Kecamatan

Pekalongan memiliki kekuatan yang dimiliki pertanian untuk mengatasi ancaman.

Tingginya strategi nilai prioritas SO bukan berarti strategi lain yang memiliki nilai

lebih rendah tidak bermanfaat dan tidak perlu diterapkan. Akan tetapi, apabila

ingin mendapatkan hasil yang maksimal strategi ST, WO, dan WT harus ikut

dilaksanakan.

Berdasarkan matriks SWOT, maka dihasilkan 8 macam strategi yang

dikelompokkan kedalam 4 sel. Penjelasan terhadap strategi-strategi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

Page 71: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

57

a. Stategi S – O

Strategi ini adalah untuk memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang dapat

digunakan yaitu memanfaatkan adanya asosiasi tanaman hias di harapkan

petani mendapatkan bekal ilmu yang mumpuni dalam budidaya maupun

pemasaran tanaman hias, melalui penyuluhan oleh dinas pertanian,

Meningkatkan kualitas tanaman hias dengan cara menambah varietas

dalam jumlah banyak suapaya permintaan akan pasar terus meningkat.

b. Strategi W – O

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi yang dapat digunakan

yaitu meningkatkan kegiatan promosi sehingga dapat meningkatkan

permintaan pasar, menciptakan inovasi dengan dukungan dinas pertanian

sehingga dapat meningkatkan agrowisata.

c. Strategi S –T

Strategi ini adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki kelompok untuk

mengatasi ancaman. Strategi yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan

adanya asosiasi tanaman untuk menekan adanya trend tanaman hias yang

sering berubah-ubah, memberikan petani pembekalan ilmu tentang hama

dan penyakit sehingga ancaman hama dan penyakit bisa tertanggulangi.

d. Strategi W – T

Strategi ini didasarkan pada kegiatan kelompok yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Strategi yang dapat dilakukan yaitu meningkatan kegiatan promosi untuk

Page 72: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

58

menciptakan trend tanaman hias aglaonema, meningkatkan teknis

penanaman untuk menghadapi kemungkinan terjadinya iklim yang tidak

menentu, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan hama dan

penyakit

Page 73: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Strategi yang dapat dilakukan dalam pemasaran tanaman hias aglaonema di Desa

Sidodadi Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur sebagai beikut :

1. Berdasarkan hasil analisis pada matrik SWOT diperoleh koordinat (0,32 ; 0,61)

yang mana koordinat ini masuk pada kuadran I, yakni posisi ini menandakan

sebuah usaha atau organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi

yang harus diterapkan adalah “Progresif“ artinya usaha atau organisasi dalam

kondisi baik dan prima sehingga sangat mungkin untuk terus melakukan

pengembangan, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan yang

menguntungkan.

2. Alternatif strategi yang dapat di terapkan yaitu memanfaatkan adanya asosiasi

tanaman hias di harapkan petani mendapatkan bekal ilmu yang mumpuni

dalam budidaya maupun pemasaran tanaman hias, melalui penyuluhan oleh

dinas pertanian, meningkatkan kegiatan promosi sehingga dapat meningkatkan

permintaan pasar, memberikan petani pembekalan ilmu tentang hama dan

penyakit sehingga ancaman hama dan penyakit bisa tertanggulangi serta

Page 74: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

60

meningkatan kegiatan promosi untuk menciptakan trend tanaman hias

aglaonema.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah di lakukan serta hasil analisis yang telah diuraikan,

maka dapat di ambil beberapa hal yang dapat digunakan sebagai saran atau

masukan kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Kepada petani tanaman hias aglaonema lebih menjaga tanaman hias dari

hama dan penyakit agar produksi semakin meningkat.

2. Kepada Pemerintah di perlukan bantuan untuk petani agar petani tetap

membudidayakan tanaman hias.

Page 75: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

61

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A.P., T. Wijayanti, dan N.N. Duakaju. 2017. Analisis Strategi Pemasaran

Usaha Tanaman Hias. Jurnal Jurnal Ekonomi Pertanian & Pembangunan,

14(1), PP. 46.

Andreasen dan Kotler. 1993. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba edisi

Ketiga. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Emilia O, penerjemah ;

Hasanbasri M, editor. Terjemahan dari : Strategic Marketing for Nonprofit

Organizations Third Edition.

Boyd H , Walker O. C dan J.C. Larrenche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu

Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global edisi Kedua. Erlangga :

Jakarta.

BPP Kecamatan Pekalongan. 2017. Data Luas Panen Dan Produktivitas. BPP.

Lampung Timur

Budiana, N.S., 2006. Agar Aglaonema Tampil Memikat. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Departemen Pertanian. 2017. Analisis dan Evaluasi Pengembangan Komoditas

Hortikultura Unggulan. Jakarta.

Fitdyanto A. 2006. Budidaya Aglaonema Di Dewi Sri Flora. Tugas Akhir, PP. 1-

2. Universitas Sebelas Maret

Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : Bumi Aksara

Hasanah N. 2016. Komoditas Holtikultura. Universitas Negeri Medan. Medan

Kotler,P. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Leman, 2005. Aglaonema Tanaman Pembawa Keberuntungan. Penebar Swadaya

Jakarta.

Monografi Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan, 2015

Monografi Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan, 2016

Plantus. 2010. Cara Menanam Aglaonema.

Page 76: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

62

PPL Pekalongan Lampung Timur 2017. Data Luas Panen Dan Produktivitas. PPL.

Lampung Timur

Prihmantoro H. 1997. Tanaman Hias Daun. Penebar Swadaya. Jakarta

Produksi Tanaman Biofarmaka dan Hias Provinsi Lampung. Data Luas Lahan

Dan Produksi Menurut Seluruh Provinsi Lampung.

Purwanto, Ari .W. 2006. Aglaonema, Pesona Kecantikan Sang Ratu Daun.

Kanisius. Yogyakarta.

Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran; Suatu Pendekatan Analisis, Edisi

Kedua, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,

Rahim, 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Rahmady Radiany dan Andi Sularso. 2007. Kosentrasi Pemasaran. Surabaya:

Bahan Penerbit Mahardhika.

Rangkuti. 2005. Analisis SWOT teknik membelah kasus bisnis. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, S.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Mikrobiologi Untuk Mahasiswa

Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Statistik Tanaman Hias Indonesia. 2016. Data Luas Lahan dan Produksi Menurut Provinsi

Di Seluruh Indonesia. BPS. Jakarta.

Statistika Tanaman Hias Dan Biofarmaka Provinsi Lampung, 2016

Subono, M dan Andoko, A. 2005. Meningkatkan Kualitas Aglaonama. Cet IV.

Agromedia Pustaka. Depok.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Supardi. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Supriyanto, Achmad Sani. dan Masyhuri Machfudz. 2010. Metodelogi Riset:

Manajemen Sumberdays Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Page 77: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

63

LAMPIRAN

Page 78: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

64

KUESIONER PENELITIAN

PEMILIHAN STRATEGI PEMASARAN YANG SESUAI

UNTUK TANAMAN HIAS AGLAONEMA

Judul Penelitian

STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA (Aglaonema

Commutatum) DI DESA SIDODADI KECAMATAN PEKALONGAN

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jabatan :

Tanggal Pengisian :

Alamat :

Saya mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena

kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.

Peneliti :

ARIF ROHMADIR

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN DHARMA WACANA

METRO – LAMPUNG

TAHUN 2019

Page 79: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

65

Aspek Pengembangan Tanaman Hias Aglaonema

Faktor-Faktor Penentu

Alternatif Strategi Terpilih

1 2 3 4

Kekuatan

- Adanya Asosiasi tanaman hias

- Varietasnya banyak

- Kualitas tanaman hias yang dihasilkan

- Lokasi dagang yang strategis

- Petani mempunyai bekal ilmu

- Harganya murah

Kelemahan

7. Kegiatan promosi

8. Penjualan tanaman hias yang tidak merata

untuk setiap jenisnya

9. Teknologi teknis yang masih sederhana

10. Persediaan modal

11. Proses budidayanya memakan waktu

lama

12. Kurangnya inovasi

Peluang

7. Daya dukung dinas pertanian

8. Meningkatnya agrowisata

9. Permintaan untuk pembuatan taman

10. Sumber pendapatan petani

Page 80: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

66

11. Sadar akan penting nya lingkungan

12. Permintaan akan pasar

Ancaman

7. Banyak pesaing baru

8. Iklim yang tidak menentu

9. Adanya hama dan penyakit tanaman hias

10. Trend tanaman hias tidak menentu

11. Adanya perubahan harga produk-produk

pertanian.

12. Harga tanaman bisa menurun

Keterangan :

1 = kecil

2 = sedang

3 = besar

4 = sangat besar

Page 81: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

67

Lampiran 1. Identitas Responden

No. Nama Responden Alamat Suku Pekerjaan Utama Jenis Kelamin Jabatan

1 Sugeng Subagio Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

2 Mufazan Sidodadi Jawa Petani L Sekertaris Apeksi

3 Sudarman Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

4 Panijan Sidodadi Jawa Kepala Dusun L Ketua Apeksi

5 Yulianto H.S (Kelik) Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

6 Sutomo Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

7 Joko Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

8 Muryanto Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

9 Desianto Prabowo Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

10 Sucipto Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

11 Dasiman Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

12 Saptadi Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

13 Nasihudin Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

14 Sukarno Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

15 Kecuk Pradana Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

16 Budi Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

17 Putra Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

18 Muksin Sidodadi Jawa Petani L Anggota Apeksi

19 Agus Sarwoko Sidodadi Jawa Pamong Desa L Anggota Apeksi

20 Patiem Sidodadi Jawa Wirausaha P Anggota Apeksi

Page 82: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

68

Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Penelitian Responden Bobot Faktor Internal

Faktor-faktor

Internal

Bobot Penliaian Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Rata-rata Ket.

1 4 4 3 3 3 3 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 1 61 3.05 S

2 3 3 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 58 2.9 S

3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 3 54 2.7 S

4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 2 1 2 3 3 2 2 38 1.9 S

5 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 1 2 3 2 1 40 2 S

6 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 51 2.55 S

7 4 4 4 4 1 4 3 4 1 3 1 2 3 3 1 3 1 4 4 1 51 2.55 W

8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 1 3 3 3 46 2.3 W

9 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 2 4 58 2.9 W

10 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 3 4 1 4 4 1 3 4 2 47 2.35 W

11 2 3 1 1 3 1 2 2 3 1 2 1 3 2 3 4 3 3 3 3 44 2.2 W

12 4 4 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 1 3 2 3 54 2.7 W

Rata-rata (Benchmark) 602 2.5

Page 83: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

69

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Penelitian Responden Bobot Faktor Eksternal

Faktor-faktor

Eksternal Bobot Penilaian Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Rata-rata Ket.

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1.2 O

2 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 3 3 1 4 1 2 4 2 4 47 2.35 O

3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 1 2 1 4 3 1 2 1 45 2.25 O

4 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 2 4 2 4 4 2 2 51 2.55 O

5 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 3 52 2.6 O

6 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 71 3.55 O

7 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 4 2 3 51 2.55 T

8 2 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 3 49 2.45 T

9 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 2 1 4 2 3 56 2.8 T

10 3 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 52 2.6 T

11 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 46 2.3 T

12 1 3 2 2 4 2 2 2 4 3 2 4 3 2 4 1 2 3 2 3 51 2.55 T

Rata-rata (Benchmark) 595 2.47

Page 84: STRATEGI PEMASARAN TANAMAN HIAS AGLAONEMA …

70

Faktor Internal

No

Penyesuaian Nilai Rata-

Rata (bi) Bobot % Urgensi

Bobot

x

Rating (Nilai Rata-Rata - 2,5) (bi/Xsi)*Bs Rating

1 0,55 0,15 3,05 0,47

2 0,4 0,11 2,9 0,32

3 0,2 0,06 2,7 0,15

4 0,6 0,17 1,9 0,32

5 0,5 0,14 2 0,28

6 0,05 0,01 2,55 0,04

Total S (Xsi) = 2,3 1,57

No

Penyesuaian Nilai Rata-

rata (bi) Bobot % Urgensi

Bobot

x

Rating (Nilai Rata-Rata - 2,5) (bi/Xwi)*Bw Rating

7 0,05 0,01 2,55 0,04

8 0,2 0,06 2,3 0,13

9 0,4 0,11 2,9 0,32

10 0,15 0,04 2,35 0,1

11 0,3 0,08 2,2 0,18

12 0,2 0,06 2,7 0,15

Total W (Xwi) = 1,3 0,92

Total (Xi) = (Xsi) + (Xwi) = 3,6

Bs = (Xsi/Xi) x 100% = 63,89 Bw = (Xwi/Xi) x 100% = 36,11

Faktor Eksternal

No

Penyesuaian Nilai Rata-

Rata (be) Bobot % Urgensi Bobot x

Rating (Nilai Rata-Rata - 2,47) (be/Xoe)*Bo Rating

1 1,27 0,34 1,2 0,41

2 0,12 0,03 2,35 0,08

3 0,22 0,06 2,25 0,13

4 0,08 0,02 2,55 0,05

5 0,13 0,04 2,6 0,09

6 1,08 0,29 3,55 1,03

Total O (Xoe) = 2,9 1,8

No

Penyesuaian Nilai Rata-

Rata (be) Bobot % Urgensi Bobot x

Rating (Nilai Rata-Rata - 2,47) (be/Xte)*Bt Rating

7 0,08 0,02 2,55 0,05

8 0,02 0,01 2,45 0,01

9 0,33 0,09 2,8 0,25

10 0,13 0,04 2,6 0,09

11 0,17 0,05 2,3 0,11

12 0,08 0,02 2,55 0,05

Total T (Xte) = 0,81 0,57

Total (Xe) = (Xoe) + (Xte) = 3,71

Bo = (Xoe/Xe) x 100% = 78,17 Bt = (Xte/Xe) x 100% = 21,83