Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
526
OPEN ACCES
Vol. 13 No. 2: 526-529 Oktober 2020
Peer-Reviewed
AGRIKAN
Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)
URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.526-529
Strategi Usaha Budidaya Tanaman Hias di Kecamatan Bacukiki Barat
Kota Parepare
(Business Strategy of Decorative Plants Cultivation in Sub-District of
Bacukiki Barat, Parepare)
Sitti Saleha Talib 1, Muhammad Siri Dangnga2 dan Irmayani2
1,2 Program studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Parepare, Parepare- Indonesia,
Email : [email protected]; [email protected]; [email protected] Info Artikel:
Diterima : 17 Feb. 2021
Disetujui : 26 Feb. 2021
Dipublikasi : 27 Feb. 2021
Artikel Penelitian
Keyword:
SWOT Analysis, Green House
Garden, Ornamental Plants.
Korespondensi:
Sitti Saleha Talib
Universitas Muhammadiyah
Parepare
Parepare - Indonesia
Email: [email protected].
Copyright©
Oktober 2020 AGRIKAN
Abstrak. Salah satu komoditas hasil pertanian yang cocok dikembangkan dengan sistem agribisnis yaitu
komoditi tanaman hias. Usaha ini memiliki peran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan bidang usaha
lainnya, dalam proses pemulihan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terbukti pada
saat krisis komoditi tanaman hias sebagai bagian dari sub sektor hortikultura telah berperan sebagai sumber
pendapatan dengan nilai tambah yang tinggi bagi petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi
usaha budidaya tanaman hias di Kota Parepare, menganalisis faktor eksternal dan internal. Objek penelitian
adalah Green House Garden dan Dinas Pertanian Kota Parepare. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
yaitu wawancara, kuesioner, pengamatan dan dokumentasi dengan melibatkan 20 orang sebagai responden.
Data tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Strategi usaha tanaman hias di Kota Parepare dinyatakan layak karena,
berdasarkan indikator aspek penilaian yang sudah ditentukan yaitu kemampuan pengelola Green House
Garden mencapai volume penjualan yang menguntungkan, kemampuan menghasilkan produk yang lebih baik
dibandingkan dengan pesaing, kemampuan menentukan harga yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing,
kemampuan mendistribusikan produk yang lebih baik serta kemampuan mempromosikan produk yang lebih
efektif dibandingkan pesaing maka, analisis aspek pasar dan pemasaran dinyatakan layak.
Abstract. One of the agricultural commodities that is suitable to be developed with an agribusiness system is
the commodity of decorative plants. This business plays an equally important role compared to other business
sectors in the process of restoring growth and economic development in Indonesia. This is proven during the
crisis, in which the decorative plant commodities as part of the horticulture sub-sector have played a role as a
source of income with high added value for the farmers. This study aims to analyze the business strategy of
decorative plant cultivation in the Pare-pare, to analyze external and internal factors. The research object is the
Green House Garden and the Agriculture Office of Pare-pare. The data collection techniques used were
interviews, questionnaires, observation and documentation involving 20 people as respondents. The data were
analyzed by using qualitative descriptive analysis with a SWOT analysis approach. The results showed that
the decorative plant business strategy in the Parepare was declared feasible because, based on the indicators of
assessment aspect that have been determined, namely the ability of Green House Garden managers in achieving
profitable sales volumes, the ability to produce better products compared to competitors, the ability to
determine better prices compared to competitors, the ability to distribute better products and the ability to
promote products more effectively than competitors, then the analysis of market and marketing aspects is
considered feasible.
I. PENDAHULUAN
Komoditi tanaman hias adalah salah satu
komoditas hasil pertanian yang cocok
dikembangkan di Kota Parepare dengan sistem
agribisnis, usaha ini memiliki peran yang tidak
kalah penting dibandingkan dengan bidang usaha
lainnya dalam proses pemulihan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
Peluang Pasar komoditi tanaman hias sangat
berpotensi dan sangat meningkatkan permintaan
tanaman hias baik dari dalam maupun luar
wilayah Kota Parepare dapat memperlihatkan
peningkatan permintaan yang pesat. Peluang pasar
dalam wilayah Kota Parepare maupun dari luar
Kota Parepare antara lain ditunjukan oleh
meningkatnya pendapatan. Pembangunan di
berbagai sektor yang terjadi di berbagai wilayah,
seperti pembangunan pemukiman, perkantoran,
dan real estate lainnya telah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pengaruhnya adalah
meningkatnya daya beli masyarakat, yaitu telah
terpenuhi kebutuhan primernya dan membeli
tanaman hias sebagai kebutuhan sekundernya,
untuk menghiasi dan menyemarakan serta
527
menciptakan keasrian, kenyamanan di lingkungan
rumah tinggalnya, juga sekaligus
mengembangkan hobinya.
Permintaan masyarakat terhadap tanaman
hias terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya standar dan gaya hidup. Semakin
berkembangnya tanaman hias di kalangan
masyarakat dan meningkatnya kesadaran manfaat
tanaman hias dalam kehidupan sehari-hari
terhadap kenyamanan dan keindahan lingkungan
telah memperluas daya guna dari komoditi ini.
Kebutuhan konsumsi masyarakat akan
komoditi tanaman hias yang terus meningkat
disebabkan oleh adanya segmen pasar untuk
masyarakat golongan tertentu yang mempunyai
selera eksklusif dan fanatif tarhadap jenis
tanaman hias.
Gardhen Penjualan Tanaman Hias
merupakan salah satu perusahaan yang berfokus
pada komoditi tanaman hias diantaranya
Euphorbia, Aglonema dan Addenium. Sebagai
suatu kesempatan usaha yang cukup potensial,
bisnis tanaman hias Gardhen Penjualan Tanaman
Hias ini bisa dikatakan sebagai suatu bisnis yang
dapat memberikan keuntungan yang cukup
memuaskan. Oleh karena itu pengusaha Gardhen
Penjualan Tanaman Hias ingin mengembangkan
usahanya, untuk itu perlu dilakukan suatu
peninjauan strategi usaha, apakah usaha tersebut
dapat diteruskan layak atau tidak dalam penilaian
tiga tahun ke depan.
II, METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Green House
Garden Budidaya Tanaman Hias, Kecamatan
Bacukiki Barat, Kota Parepare. Penelitian akan
dilaksanakan mulai pada bulan Juli sampai
dengan September 2019.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik :
1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
dengan responden melalui tanya jawab yang
berkaitan masalah penelitian.
2. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
3. Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan
data dimana peneliti terlibat langsung di
lapangan untuk mengamati proses kegiatan
yang berkaitan dengan tanaman hias.
4. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara mempelajari buku-buku
maupun jurnal yang berkaitan dengan topik
pembahasan.
Dalam penelitian ini dilakukan
penganalisaan data primer yang diperoleh
langsung dari objek penelitian dan data sekunder
bersumber dari dokumen pengusaha tanaman hias
yang dapat diakses melalui buku, jurnal dan
internet yang berkaitan dengan permasalahan.
III, HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Deskripsikan OBJEK PENELIAN
Objek dalam penelitian ini mencakup Garden
Budidaya Tanaman Hias dan Dinas Pertanian di
Kota Parepare. Mengingat jumlahnya yang
banyak, maka di ambillah sampel sebanyak 20
orang responden. Penelitian ini di lakukan dengan
cara membagikan kuesioner dan wawancara.
Setelah di berikan kesempatan untuk mengisi
pernyataan dengan dipandu oleh peneliti,
responden di harapkan untuk mengisi kuesioner,
kemudian mengembalikannya kepada peneliti.
3.2. Analisis SWOT
Berikut ini hasil identifikasi dari analisis
hasil observasi lapangan, wawancara dengan
petani dan lembar observasi, serta hasil
dokumentasi dari instansi pemerintah yang
terkait, dan lain-lain.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
analisis SWOT meliputi:
1. Faktor Internal ( Kekuatan / Strengths dan
Kelemahan/Weaknesses).
a).Kekuatan (Strengths). Antara lain 1.
Daerahnya yang stategis; 2. Aksesbilitas
yang baik; 3. Banyak jenis tanaman hias
yang dibudidayakan; 4. Pembayaran dengan
sistem kredit; 5. Sebagian besar petani sudah
memiliki pasar sendiri. Dan 6.
Mengoptimalkan tanaman yang sedang
laku.
b).Kelemahan (Weaknesses).antara lain 1.
Kurang inovasi dalam pemasaran;
2.potongan harga; 3. Garansi kerusakan dan
4. Persaingan harga antar petani tanaman
hias.
2. Peluang (Opportunities).
a. Masih sedikit daerah luar yang
mengembangkan tanaman hias.
Daerah luar hanya sedikit yang
membudidayakan tanaman hias sehingga
persaingan pasar pun akan lebih terbuka
karena jarang petani yang membudidayakan
tanaman hias di daerah luar.
528
b. Memanfaatkan teknologi dalam pelayanan.
Strategi ini dilakukan dengan membuka
pelayanan pemesanan tanaman hias melalui
telepon atau internet.
c. Tumbuhnya gedung-gedung baru.
Gedung-gedung baru yang didirikan ini
sekarang sebagian besar menggunakan
tanaman untuk memperindah gedung
tersebut.
d. Ancaman (Threats).
(1). Selera para kolektor tanaman hias
yang berubah.
Para kolektor menyukai jenis tanaman
hias yang unik dan sedikit dimiliki oleh
orang banyak. Dengan begitu para petani
harus pandai-pandai mencari jenis
tanaman hias yang unik dan bermacam-
macam.
(2). Harga tananaman hias terus menurun.
Harga tanaman hias mudah berubah jika
jenis tanaman hias sudah banyak
dipasaran maka tanaman hias itu dengan
sendirinya akan turun. Misalnya tanaman
hias jenis aglonema yang dulunya satu
pohon mencapai jutaan rupiah sekarng
hanya di jual puluhan ribu saja.
(3). Bibit sulit dicari.
Mencari bibit dengan kualitas unggul
bagi petani sangat sulit kalaupun ada
harganya mahal. Hal ini membuat para
petani/pengelola tanaman hias harus
bekerja semaksimal mungkin untuk
mendapatkan bibit yang unggul. Bibit
tanaman hasil eksplorasi (diutamakan
berupa biji, bibit yang lain berupa anak
tanaman, stek dan cangkok) disemaikan
dipembibitan sampai tanaman siap
dipindahkan ke lapangan. Fasilitas
pembibitan ini juga dipergunakan untuk
membibitkan bibit tanaman yang
dihasilkan oleh tanaman koleksi
manakala koleksinya sudah dewasa dan
berbuah.
Tabel 1. Matrix SWOT
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Oppourtunity (Peluang):
1. Masih sedikit daerah
luar yang mengembangkan
tanaman hias
2. Memanfaatkan tenologi dalam
pelayanan
3. Tumbuhnya gedung-gedung
baru.
Threats (Ancaman):
1. Selera para kolektor
tanaman hias.
2. Harga tanaman hias terus
menurun.
3. Bibit sulit dicari.
Strength (Kekuatan):
1. Daerahnya sudah terkenal
sebagai desa tanaman hias.
2. Aksesbilitas yang baik
3. Pembayaran dengan bon.
4. Sebagian besar petani sudah
memiliki pasar sendiri
5. Beranekaragam yang di
budidayakan.
6. Mengoptimalkan tanaman
yang laku.
Strategi SO (Strength,
Oppourtunity):
1. Memanfaatkan ketenaran
daerahnya sebagai ajang
promosi.
2. Memanfaatkan teknologi untuk
pelayanan.
3. Perluasan pangsa pasar.
Strategi ST (Strength,
Threats):
1. Meningkatkan ualitas
tanaman hias.
2. Meningkatkan kesegaran
tanaman hias.
Weaknesses (Kelemahan):
1. Kurang inovasi dalam
pemasaran.
2. Potongan harga.
3. Garansi kerusakan.
4. Persaingan harga antar petani
tanaman hias.
Strategi WO (Weaknesses,
Oppourtunity) :
1. Mengembangkan saluran
distribusi.
2. Mempertahankan Pelanggan.
3. Meningkatkan promosi
Strategi WT (Weaknesses,
Threats):
1. Kurang memperhatikan
kualitas pelayanan kepada
pelanggan.
529
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan metode analisis SWOT (Strength,
Weaknesses, Oppourtunity, Threats) dapat
disimpulkan bahwa :
1. Faktor Internal dalam strategi usaha tanaman
hias, merupakan faktor kekuatan dan faktor
kelemahan yaitu; Faktor Kekuatan, 1.
Daerahnya sudah terkenal sebagai desa
tanaman hias, 2. Aksesbilitas yang baik, 3.
Pembayaran dengan sistem kredit, 4. Sebagian
besar petani sudah memiliki pasar sendiri, 5.
Beranekaragam yang di budidayakan, dan 6.
Mengoptimalkan tanaman yang laku.
Sedangkan Faktor Kelemahan, 1. Kurang
inovasi dalam pemasaran, 2. Potongan harga, 3.
Garansi kerusakan, 4. Persaingan harga antar
petani tanaman hias.
2. Dari Analisis SWOT, strategi usaha tanaman
hias yang mendukung prospek usaha di Kota
Parepare, 1. Memanfaatkan ketenaran
daerahnya sebagai ajang promosi, 2.
Memanfaatkan teknologi untuk pelayanan, 3.
Perluasan pangsa pasar, 4. Meningkatkan
kualitas tanaman hias, 5. Meningkatkan
kesegaran tanaman hias, 6. Mengembangkan
saluran distribusi, 7. Mempertahankan
pelanggan, 8. Meningkatkan promosi, dan 9.
Kurang memperhatikan kualitas pelayanan
kepada pelanggan.
REFERENSI
Adisasmita, Rahardja. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta.
Bestari, S.A. B.M. Setiawan, dan T. Ekowati. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Bunga Krisan
di Daun Hijau Nursery Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Daniel Moehar.2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara.Jakarta.
Frisola, Emma. 2009. Analisis Usahatani Tanaman Hias Anggrek dan Anthurium. Universitas Sumatra
Utara. Medan.
Holilah, Lulu. 2005. Analisis kelayakan usaha bunga potong pada pusat promosi dan pemasaran hasil
pertanian dan hasil hutan Rawabelong. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.