Upload
n42pharm
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
1/11
Majalah Ilmi ah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Juni - Desember 2013 1
Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran
Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Sarjono *)
* )Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu
Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1. Mentul CepuE-Mail:[email protected]
AbstrakTempurung kelapa dan tongkol jagung merupakan limbah. Namun tempurung kelapa dan tongkol jagung dapat
pula menjadi salah satu sumber bahan bakar alternatif yaitu dengan cara dibuat menjadi briket. Penelitian ini dilakukan
untuk membuat briket campuran tempurung kelapa dengan tongkol jagung yang memiliki nilai kalor tertinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan campuran antara tempurung kelapa dengan
tongkol jagung yang tepat dalam pemakaian briket dan bagaimana pengaruh dan karakteristik briket campuran tempurungkelapa dengan tongkol jagung terhadap nilai kalor yang dihasilkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwapada proses pengeringan briket yang dilakukan selama 6 jam pada sinar
matahari menunjukkan bahwa kadar air tertinggi terdapat pada briket campuran tempurung kelapa 10% dan tongkol jagung90% yaitu sebesar 61,84%, sedangkan kadar air terendah terdapat pada briket campuran termpurung kelapa 100% dantongkol jagung 0% yaitu sebesar 31,11%. Hasil pembakaran yang ditunjukkan oleh tabel 2. diketahui bahwa nilai kalor
tertinggi terjadi pada komposisi briket campuran tempurung kelapa 20% dan tongkol jagung 80% yaitu nilai kalornyasebesar 560,00 kal/gram, sedangkan nilai kalor terendah terjadi pada komposisi briket campuran tempurung kelapa 70%
dan tongkol jagung 30% yang nilai kalornya 185,10 kal/gram, sedangkan kadar abu dari hasil pembakaran yangditunjukkan oleh tabel 4.briket campuran tempurung kelapa 10% dan tongkol jagung 90% yang memiliki jumlah kadar abuterberat yaitu sampai mencapai 31,38%. pada komposisi briket campuran 70% tempurung kelapa dan 30% tongkol jagungang memiliki kadar abu terendah yaitu 10,43%.
Kata kunci : Tongkol Jagung, Tempurung Kelapa, Briket Campuran, Ni lai Kalor .
1. PendahuluanPenggunaan bahan bakar fosil yang
semakin meningkat menyebabkan cadangan bahanbakar semakin lama semakin menipis, selain itujuga mengakibatkan pencemaran lingkungan.Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebutadalah dengan cara pengembangan bahan bakar
alternatif yang cenderung lebih ramah lingkungandan bersifat renewable (terbaharukan).
Berbagai pengembangan bahan bakar
alternatif telah banyak dikembangkan saat ini,salah satunya yaitu briket. Briket menjadi salahsatu cara yang paling sederhana, mudah dan murah
karena bahan material yang digunakan berasal darilimbah rumah tangga, pertanian dan perkebunan,
seperti tongkol jagung, tempurung kelapa, serabutkelapa, sekam padi, serbuk gergaji, amapas tebu,dedaunan dan kulit durian.
Tempurung kelapa dan tongkol jagung
yang dihasilkan dari proses pemipilan biji jagungmerupakan limbah. Namun tempurung kelapa dantongkol jagung dapat pula menjadi salah satu
sumber bahan bakar alternatif yaitu dengan caradibuat menjadi briket. Dari briket campurantempurung kelapa dengan tongkol jagung analisayang akan diteliti adalah bagaimana perbandingancampuran antara tempurung kelapa dengan tongkol
jagung yang paling baik dalam pemakaian
briketdan bagaimana pengaruh dan karakteristikbriket campuran tempurung kelapa dengan tongkol
jagung terhadap nilai kalor yang dihasilkan.
Agar penelitian lebih terarah dan
sitematis maka ruang lingkup permasalahan perlu
diperjelas dengan memberi batasan masalah yangmeliputi: (1) bahan baku briket yang digunakanadalah campuran antara tempurung kelapa dengantongkol jagung, (2) bahan baku yang digunakanadalah campuran tempurung kelapa dengan
tongkol jagung dengan perbandingan: 10% TJ/TK,20% TJ/TK, 30% TJ/TK, 40% TJ/TK, 50% TJ/TK,60% TJ/TK, 70% TJ/TK, 80% TJ/TK, dan 90%
TJ/TK, dimana TJ adalah TJ/TK tongkol jagungdan TK adalah tempurung kelapa.
Bahan perekat yang digunakan adalah
jenis perekat aci yang berasal dari tepung tapioka/tepung kanji yang dicampur dengan air hangat.
Banyak tepung tapioka yang digunakan sebagaiperekat yaitu 30% dari bahan baku briket yangdibuat. Proses yang digunakan yaitu proseskarbonisasi. Campuran tempurung kelapa dengan
tongkol jagung yang sudah dicampur denganperekat dicetak dan ditekan dengan tekanankonstan 5 atm. Pengujian dilakukan selama 8
menit pada setiap spesimen.
2. Tinjauan Pustaka2.1. Kajian Pustaka
Menurut Schuchart, dkk (1996),
pembuatan briket dengan penggunaan bahan
perekat akan lebih baik hasilnya jika dibandingkantanpa menggunakan bahan perekat. Di samping
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
2/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 2
meningkatkan nilai bakar dari bioarang, kekuatan
briket arang dari tekanan luar juga lebih baik (tidakmudah pecah).
Demikian halnya menurut Syachry (1982)
menyatakan bahwa yang sangat mempengaruhi
nilai kalor kayu adalah zat karbon, lignin, dan zatresin, sedangkan kandungan selulosa kayu tidak
begitu berpengaruh terhadap nilai kalor kayu
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Tanaman KelapaKlasifikasi tanaman kelapa:Kingdom :Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhanberpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan
biji)Divisi :Magnoliophyta (tumbuhan
berbunga)Kelas :Liliopsida (monokotil)Sub Kelas :ArecidaeOrdo :ArecalesFamili :Arecaceae (suku pinang-pinangan)Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L
Gambar 1. Pohon Kelapa
Tabel 1. Komposisi kimia tempurung kelapa
No. Unsur kimia Kandungan(%)
1. Sellulosa 26,60
2. Pentosan 27,00
3. Lignin 29,40
4. Kadar Abu 0,60
5. Solvent Ekstraktif 4,20
6. Uronat anhydrad 3,50
7. Nitrogen 0,11
8. Air 8,00
(Suhardiyono, 1995)
2.2.2.
Tanaman JagungMenurut Wikipedia yang terdapat pada
situs http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung,
klasifikasi ilmiah dari tanaman jagung adalah:
Kerajaan :Plantae
Divisio :AngiospermaeKelas :MonocotyledoneaeOrdo :Poales
Familia :Poacea
Genus :ZeaSpesies :Zea mays L
Gambar 2.Rajah, Morfologi pokok pada peringkatpembesaran jagung
Tabel 2. Hasil analisis Kandungan Tongkol Jagung
Kandungan Produksi Tongkol Jagung
Kadar Air
Bahan Kering
Protein Kasar
Lemak Kasar
Serat Kasar
Abu
59,21
40,79
3,25
0,33
28,89
1,49Sumber :http://kalsel.litbang.deptan.go.id/
2.2.3.
BiomassaBiomassa didefinisikan sebagai bahan
organik yang dihasilkan melalui prosesfotosintetis, baik berupa produk maupun buangan.Di Indonesia potensi akan biomassa sendiri
ternyata cukup menjanjikan mengingat Indonesiaadalah negara agraris, dimana limbah dari proksipertanian dan perkebunan seperti tempurung
kelapa dan tongkol jagung belum dimanfaatkan
secara maksimal. Tabel berikut ini menjelaskanpotensi biomassa di Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagunghttp://kalsel.litbang.deptan.go.id/http://kalsel.litbang.deptan.go.id/http://kalsel.litbang.deptan.go.id/http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
3/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 3
Tabel 3. Potensi energi biomassa di Indonesia
Sumber energi
Produksi
106ton/
tahun
Energi
109kkal/
tahun
Pang
sa (%)
Kayu
Sekam padiTongkol jagungTempurungkelapa
25,00
7,551,521,25
100,00
27,006,805,10
72,0
19,44,93,4
Potensi total 35,32 138,9 100
Sumber: The Potential of Biomass Residues asEnergy Sources in Indonesia. Kadir (1995)
2.2.4. Bahan BakarBahan bakar adalah istilah popular media
untuk menyalakan api. Menurut Adan (1998),pemakaian bahan bakar fosil sudah mendekati
masa pensiun. Kecenderungan memakai bahanbakar fosil mengakibatkatkan cadangan bahanbakar fosil semakin menipis. Selain itu,penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan polusi
berupa sulfur, CH4, dan N2O yang dapat merusaklingkungan yang dapat mengakibatkan terjadipemanasan global (Global Warming).
Untuk mengeliminasi kemungkinanterburuk dampak pemakaian bahan bakar fosilsangat tepat jika bahan bakar dari biomassa
sebagai penggantinya.
2.2.5. Proses KarbonisasiProses karbonisasi dapat merupakan
reaksi endoterm atau eksoterm tergantung padatemperatur dan proses reaksi yang sedang terjadi.
Secara umum hal ini dipengaruhi oleh hubungantemperatur karbonisasi, sifat reaksi, perubahanfisik/kimiawi yang terjadi.
Menurut Abdullah, dkk, (1991), prosespengarangan (pirolisa) adalah penguraian
biomassa (lysis) menjadi panas (piro) pada suhulebih dari 150C. Selama proses pengarangandengan alur konveksi pirolisa, perlu diperhatikanasap yang ditimbulkan selama proses tersebut : (1)
Jika asap tebal dan putih, berarti bahan sedangmengering, (2) Jika asap tebal dan kuning, berartipengkarbonan sedang berlangsung. Pada fase ini
sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agaroksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya, dan (3) Jika asap semakin tipis dan
berwarna biru berarti pengarangan hampir selesai,kemudian drum dibalik dan proses pembakaran
selesai. (Anonimous, 1989).
2.2.6.
Perpindahan Panas2.2.6.1.
Perpindahan Kalor
Kalor adalah bentuk energi yangdirasakan oleh manusia. Energi mewujudkankeadaan dimana jumlah energi yang dipindahkan
antara manusia dan persekitarnya mencapaikeseimbangan secara termal (Weller dan Youle,
1981). Bentuk kalor sendiri terbagi menjadi 2,
yaitu sebagai berikut : (1) Kalor Sensibel, adalahkalor yang dapat dirasakan oleh indera. Dengankata lain kalor sensibel ini merupakan bentuk kalor
yang bergandengan dengan perubahan suhu dari
benda yang terkait, (2) Kalor laten adalah energitermal yang terlibat didalam perubahan keadaan
sebuah benda tanpa perubahan suhu. Contoh darikalor laten ini yaitu perubahan dari zat padat ke zatcair atau sebaliknya.
2.2.6.2.
Prinsip TermodinamikaTermodinamika adalah ilmu yang
berhubungan dengan aliran kalor yangberhubungan dengan kerja mekaniknya.Banyaknya kalor yang dibutuhkan atau dilepaskan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Q = m. c. t....................................... (1)
dimana,Q = banyaknya kalor yang dilepaskan (kJ)m = massa zat (kg)c = kalor jenis zat (kJ/Kg
0C)
t = perubahan suhu (0C)
2.6.3 MekanismeMekanisme perpindahan kalor terbagi
menjadi 3 bagian, antara lain sebagai berikut : (1)
Konduksi adalah proses perpindahan panas jikapanas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah, dengan media
penghantar panas tetap. Menurut Fourier,dirumuskan :
Q/t = k. A dT/dx ...................(2)
dimana :Q : jumlah panas yang dipindahkan (BTU)A : luas penampang (m
2)
t: selang waktu yang diperlukan (jam)
k : koefisien perpidahan panas konduksi(BTU/ft .jam
0F)
dT : perbedaan suhu (0
F)dx : ketebalan (ft)
(2) Konveksi adalah perpindahan panas yang
terjadi antara permukaan padat dengan fluida yangmengalir disekitarnya, dengan menggunakanmedia penghantar berupa fluida (cairan/gas).Perpindahan kalor secara konveksi dapatdirumuskan sebagai berikut :
H : h. A.T ...................(3)
dimana,
H : jumlah panas konveksi (kg/jam)h : koefisiensi konveksiA : luas penampang (m2)
T : perbedaan temperatur (0F)
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
4/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 4
(3) Radiasi ada1ah perpindahan energi oleh
penjalaran (rambatan) foton yang terorganisir,secara serampangan di dalam arah dan waktu, danenergi netto yang dipindahkan oleh fotonfoton ini
diperhitungkan sebagai kalor. Dengan teori
relatifitas dan thermodinamika statistik maka akandiperoleh suatu rumus yang disebut Hukum
Stefan-Boltzmann dimana energi total yangdipancarkan oleh suatu benda sebanding denganpangkat empat suhu absolut:
Eb =!.A. T4...............................(4)
dimana,
!: konstanta Boltzmann(5,67 10-8
W/m2K
4)
T : temperatur (K)
Dilihat dari daya emisinya, benda terbagi
ke dalam 3 macam: (1) Benda putih sempurna(absolutely white) menyerap sinar, tanpa
mengemisikan kembali, Emisivitas (!) = 0, (2)Benda abu-abu (gray body) 0 < !< 1, (3) Bendahitam (blackbody) menyerap 100%,
mengemisikan 100%, Emisivitas (!) = 1.
2.2.7. Bahan PerekatPerekat adalah suatu zat atau bahan yang
memiliki kemampuan untuk mengikat dua bendamelalui ikatan permukaan. Beberapa istilah dari
perekat antara lain: (1) Glue merupakan perekatyang terbuat dari protein hewani, (2) Mucilageadalah perekat yang dipersiapkan dari getah dan
air yang diperuntukkan terutama untuk perekatkertas, (3) Paste merupakan perekat pati (starch)yang dibuat melalui pemanasan campuran pati dan
air dan dipertahankan berbentuk pasta, (4)Cementadalah istilah yang digunakan untuk perekat yang
bahan dasarnya karet dan mengeras melaluipelepasan pelarut (Ruhendi, dkk, 2007).
Sedangkan menurut Kurniawan danMarsono (2008), ada beberapa jenis perekat yang
digunakan untuk briket arang yaitu: (1) Perekat aciterbuat dari tepung tapioka dicampur dengan air,lalu dididihkan di atas kompor. Selama pemanasan
tepung diaduk terus menerus agar tidakmenggumpal, (2) Perekat tanah liat, perekat tanahliat bisa digunakan sebagai perekat karbon dengan
cara tanah liat diayak halus, lalu diberi air sampailengket; namun penampilan briket arangnya
menjadi kurang menarik, lama pada saatpengeringan dan agak sulit menyala ketikadibakar, (3) Perekat getah karet, daya lekat getahkaret lebih kuat dibandingkan dengan lem aci
maupun tanah liat. Namun, ongkos produksinyarelatif lebih mahal, agak sulit mendapatkannya,menghasilkan asap tebal berwarna hitam dan
beraroma kurang sedap ketika dibakar, (4) Perekatgetah pinus, Briket arang dengan menggunakanperekat getah pinus hampir mirip dengan briketarang dengan menggunakan perekat getah karet,
namun keunggulannya terletak pada daya benturan
briket yang kuat meskipun dijatuhkan dari tempatyang tinggi, briket tetap utuh, (5) Perekat pabrikadalah lem khusus yang diproduksi oleh pabrik
yang berhubungan langsung dengan industri
pengolahan kayu, seperti tripleks, multipleks, danfurnitur.
2.2.8. Nilai KalorMenurut Koesoemadinata (1980), nilai
kalor bahan bakar adalah jumlah panas yangdihasilkan atau ditimbulkan oleh suatu gram bahanbakar tersebut dengan meningkatkan temperatur 1
gr air dari 3,50 C 4,5
0C, dengan satuan kalori.
Dengan kata lain nilai kalor adalah besarnya panasyang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah
tertentu bahan bakar. Semakin tinggi berat jenisbahan bakar, maka semakin tinggi nilai kalor yang
diperolehnya. Nilai kalor dapat dicari denganrumus:
K = Qair/mbahan bakar...................................(5)
2.2.9.
Kadar AirKadar air briket adalah perbandingan
berat air yang terkandung dalam briket denganberat kering briket tersebut setelah dipanaskanditerik matahari selama 6 jam. Darmawan (2000),
mengemukakan kadar air briket sangatmempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yangdihasilkan. Tingginya kadar air akan mennyebab
kan penurunan nilai kalor. Hal ini disebabkankarena panas yang tersimpan dalam briket terlebihdahulu digunakan untuk mengeluarkan air yang
ada sebelum kemudian menghasilkan panas yangdapat dipergunakan sebagai panas pembakaran.
Kadar air dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
KA = (G0-G1)/G0x 100% ............ (6)
dimana,KA: Kadar air (%)
G0: Berat briket sebelum dikeringkan
G1: Berat briket sesudah dikeringkan
2.2.10.
Kadar AbuKandungan abu merupakan ukuran
kandungan material dan berbagai materialanorganik di dalam benda uji. Metode pengujianini meliputi penetapan abu yang dinyatakan
dengan prosentase sisa hasil oksidasi kering bendauji, setelah dilakukan pengujian kadar air.
Kadar abu dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
KA = mabu/mbb x 100%................(7)
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
5/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 5
dimana,
KA : Kadar Abu (%)mabu: Berat Abu (gram)mbb: Berat Sampel Briket (gram)
2.2.11.
TekananTekanan didefinisikan sebagai besarnya
gaya per satuan luas bidang yang ditekan secarategak lurus. Satuan tekanan adalah Pa (pascal) atauN/m2. Besarnya tekanan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F/A ......................................(8)
dimana,P : tekanan (Pa atau N/m2)
F : gaya (N)A : luas permukaan (m
2)
3. Metodologi Penelitian
3.1.
Tempat PelaksanaanPenelitian dan analisa akan dilaksanakan
diLaboratorium teknik mesin Sekolah TinggiTeknologi Ronggolawe Cepu.
3.2. Alat dan BahanAlat penelitian terdiri atas: Satu unit
komputer, Kalkulator, Dapur pengarangan, Aludan Lumpang, Ayakan 20 mesh, Alat pencetakbriket, Neraca digital, Kompor biomassa, Tabung
Elemeyer 1000 mL, Ember, Pengaduk, Korek api,Paralon 19 mm, Martil, Cutter Knife, Kayu bakar,camera digital, Penggaris, dan Minyak tanah.
Sedangkan Bahan yang digunakan dalampenelitian ini adalah sampah dari tempurung yangdibeli dari pedagang di pasar plazza Cepu,
sedangkan untuk tongkol jagung penulis dapatkandari tempat penggilingan jagung yang berada didaerah Kedungtuban. Selain dua bahan utama
tersebut ada juga bahan lain yaitu tepung tapiokasebagai perekat dengan bantuan air hangat.
3.3.
Skema Alat Penelitian3.3.1. Spesifikasi Alat
Dalam penelitian briket campurantempurung kelapa dengan tongkol jagung denganmenggunakan metode pemasakan 300 gram air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antaralain: kompor biomassa, termometer, handphone,minyak tanah, neraca digital, tabung elemeyer dan
briket.
3.3.2.
Perancangan AlatSistem instrumen sebelum dimodifikasi
yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1.Kompor biomassa sebelum dimodifikasi
Gambar 2. Kompor biomassa setelah dimodifikasi
Kompor biomassa yang digunakan dalampenelitian ini adalah kompor hasil rancangan PT.Pura Group yang telah dimodifikasi denganmenambahkan plat sebagai wadah bahan bakardengan diameter 165 mm dengan membubuhkan
lubang sebanyak 24 buah berdiameter 2-5 mm
sebagai lubang keluarnya abubriket. Selain pelat,
juga menambahkan besi berdiameter 10 mmdengan panjang 180 mm yang berfungsi sebagaitempat dudukan tabung elemeyer.
Kompor biomassa tersebut terbuat dari
bahan pelat dengan tebal 0,7 mm untukchasingnya dan berat keseluruhan 3,5 Kg, dengankapasitas 1-1,5 Kg. Diameter kompor briket
tersebut 250 mm dan tinggi 500 mm.
3.3.3. Perencanaan Pengujian AlatPerencanaan pengujian alat instrumen
dilakukan dengan cara mencari besarnyaperubahan suhu ("T : T1-T0) selama 8 menit
dengan menggunakan termometer, dimana T0adalah suhu air sebelum dilakukan prosespembakaran (suhu awal), T1 adalah suhu setelah
bahan bakar dibakar selama 8 menit.
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
6/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 6
Dengan merancang alat dan komposisi
briket campuran tempurung kelapa dengan tongkoljagung yang ada di dalam tungku pembakaranyang telah dimodifikasi, selanjutnya alat dirangkai
sedemikian rupa sehingga seperti yang terlihat
dalam gambar 2.
3.4. Metodologi PenelitianBerikut ini akan dijelaskan metodologi
kegiatan penelitian, antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan seperti yang telahdisebutkan di atas,
2.
Bersihkan tempurung kelapa dari sisa-sisa
serabut kelapa dan sampah lain yang masihmenempel di tempurung kelapa tersebutdengan cutter,
3. Agar mempermudah dalam proses karbonisasi,tempurung kelapa diperkecil ukurannya dengan
martil dengan luasan antara 10-50 mm,sedangkan tongkol jagung kita patahkandengan tangan menjadi 2 bagian,
4.
Jemur selama 2 hari,5. Bakar tempurung kelapa dan tongkol jagung
pada dapur pengarangan selama 2 jam untuktempurung kelapa dan tongkol jagung selama 1
jam atau sampai benar-benar menjadi arang,6.
Jaga agar nyala api tetap terjaga, apabilatempurung kelapa atau tongkol jagung
membara segera aduk dengan pengaduk,kemudian tutup dengan penutup karon, hal inibertujuan agar bara dari tempurung segera
padam,7.
Hasil karbonisasi tempurung kelapa dantongkol jagung kemudian ditumbuk dengan alu
pada lumpang yang telah disediakan,8.
Ayak dengan pengayak lolos 20 mesh,9.
Lakukan penimbangan dengan neraca digital
pada masing-masing serbuk arang dengan totalberat campuran 200 gram. Komposisitempurung kelapa dinotasikan dengan simbol T
dan komposisi tongkol jagung dinotasikandengan simbol J, sedangkan komposisi antarabriket campuran tempurung kelapa dengan
tongkol jagung dinotasikan dengan simbol TJ.
Berikut ini adalah tabel perlakuan komposisibriket campuran tempurung kelapa dengan
tongkol jagung.Tabel 4. Perlakuan koposisi antara tempurung
kelapa dengan tongkol jagung
No. PerlakuanKomposisi
T (%) J (%)1. TJ1 100 0
2. TJ2 90 10
3. TJ3 80 20
4. TJ4 70 30
5. TJ5 60 40
6. TJ6 50 50
7. TJ7 40 608. TJ8 30 70
9. TJ9 20 80
10. TJ10 10 90
10.
Campur masing-masing kombinasi bahan baku
dengan tepung tapioka sebanyak 30% dan airhangat dari total berat campuran serbuk arangtempurung kelapa dengan tongkol jagung.
11.Aduk campuran bahan di atas sampai merata.
12.
Cetak briket campuran tempurung kelapadengan tongkol jagung dengan cetakan paralon
19 mm dan tekanan 5 atm.13.
Menimbang briket dalam keadaan basahkemudian dipanaskan pada terik matahari
selama 6 jam.14.
Angkat briket yang telah kering, kemudiantimbang dengan neraca digital untuk
mengetahui kadar air yang terkandung dalambriket.
15.
Siap alat untuk membakar briket, antara lain:
kompor biomassa, termometer, gelas elemeyer1000 mL, air, minyak tanah dan handphone.
16.
Timbang air sebanyak 300 gram dan massagelas elemeyer, letakkan briket pada komporbiomassa.
17.
Bakar briket dengan minyak tanah padakompor biomassa.
18.
Setelah briket membara dan api padam,letakkan gelas elemeyer yang berisi air di atas
kompor biomassa, catat suhunya sebagai suhuawal (T1) danstopwacthpada hanphone mulaidinyalakan pada waktu bersamaan.
19.Setelah 8 menit lihat kembali pada termometer,catat suhu tersebut sebagai suhu akhir, hitungnilai kadar airnya dengan rumus:KA = (G0-
G1)/G0x 100%.20.
Dengan menggunakan persamaan maka akandiketahui besarnya nilai kalor yang dibutuhkanoleh air, sehingga besarnya nilai kalor padabriket dapat diketahui dengan menggunakan
rumus: K = Qair/mbahan bakar21.
Tunggu sampai briket menjadi abu secarakeseluruhan, catat waktunya dan suhu akhir
ketika briket habis, hitung nilai kadar abudengan rumus:KA = mabu/mbb x 100%
22.
Untuk mendapatkan hasil kerja yang lebuh
presisi, maka dilakukan 3 kali perulangan padamasing komposisi camouran briket tempurung
kelapa dan tongkol jagung.23.
Dengan langkah yang sama lakukan langkahseperti di atas.
3.5. Langkah PenelitianPenelitian dilakukan dengan metode
pemanasan 300 gram air selama 8 menit.
1. Persiapan PenelitianPersiapan penelitian ini meliputi persiapanalat-alat dan bahan bakar (briket campuran
tempurung kelapa dengan tongkol jagung).Langkah selanjutnya adalah menimbangbahan bakar dan air pada neraca digital.Selanjutnya, menuangkan minyak tanah kebriket agar memudahkan penyalaan briket.
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
7/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 7
2.
Pelaksanaan Penelitian
Sulut briket yang telah disiram minyak tanahtadi dengan korek api, tunggu sampai brikettersebut membara. Setelah briket membara
taruh tabung elemeyer yang berisi air 300
gram ke kompor biomassa yang telah berisibriket yang telah membara tadi, kemudian
catat temperaturnya (T0). Tunggulah selama8 menit kemudian catat kembalitemperaturnya (T1).
Setelah mendapatkan temperatur awal dantemperatur akhir, kemudian tunggu sampai bahanbakar habis terbakar secara keseluruhan. Setelah
bahan bakar habis terbakar catatlah waktu yangdibutuhkan sampai briket campuran tempurungkelapa dan tongkoljagung habis terbakar, selain
itu catat pula temperatur akhir airnya. Selanjutnyakumpulkan abu briket tersebut dan timbang pada
neraca digital.Ulangi percobaan masing-masing 3x pada
setiap masing-masing spesimen, mulai dari TJ1sampai TJ10. Setelah didapatkan data hasilpencobaan selanjutnya adalah tahap pengolahandata dengan melakukan perhitungan. Untukmengetahui nilai kalor briket tersebut dilakukan
perhitungan kalor yang dibutuhkan untukpemanasan air selama 8 menit terlebih dahulukemudian dari hasil tersebut barulah bisa
ditentukan nilai kalornya dengan cara membagidengan massa bahan bakar kering.Hasil data daripenelitian ini akan ditampilkan pada lembar
lampiran.
4. Hasil dan PembahasanPengujian briket campuran tempurung
kelapa dengan tongkol jagung dilakukan dengancara pemanasan 300 gram air pada tabung
elemeyer dengan berat 300 gram dengan selama 8menit pada kompor biomassa pada masing-masingsample. Data hasil pengujian briket campuran
tempurung kelapa dengan tongkol jagung dapatterlihat pada tabel 5. di bawah ini.
Tabel 5. Data hasil pengujian briket campuran
tempurung kelapa dengan tongkoljagung.
No.Perlakuan
Tawal(0C)
Takhir(0C)
Perubah
an suhu(0C)
Massa bahan
bakar(gram)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TJ1
TJ2
TJ3
TJ4
TJ5
TJ6
TJ7
TJ8
TJ9
TJ10
42,00
37,00
38,33
41,33
42,67
43,67
38,33
41,00
41,33
44,00
58,50
50,67
52,83
51,00
53,50
55,67
54,33
53,33
60,00
54,67
16,50
13,67
14,50
9,67
10,83
12,00
16,00
12,33
18,67
10,67
20,67
16,67
15,67
15,67
13,00
11,50
9,67
10,00
10,00
9,67
4.1.
Perhitungan Nilai KalorSetelah dilakukan pembakaran briket
selama 8 menit terjadi kenaikkan suhu sebesar 16,50C dari pembakaran 20,67 gram briket campuran
tempurung kelapa 100% dengan tongkol jagung
0%, maka besarnya kalor yang dibutuhkan adalahQ : 300 gr x 1cal/gr 0C x 16, 50C = 4950 cal,
Sedangkan besarnya nilai kalornya adalah K :4950 cal/20,6gr = 239,52 cal#gr.
Dengan mengunakan cara yang sama,
maka hasil perhitungan nilai kalor briket campurantempurung kelapa dengan tongkol jagung secarakeseluruhan dapat dilihat pada tabel 6.berikut ini.
Tabel 6. Data hasil pengujian nilai kalor briketcampuran tempurung kelapa dengan
tongkol jagung.
No. Perlakuan
tair(0C)
mbb(gram)
Q(cal/gr) K (cal/gr)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TJ1
TJ2
TJ3
TJ4
TJ5
TJ6
TJ7
TJ8
TJ9
TJ10
16,50
13,67
14,50
9,67
10,83
12,00
16,00
12,33
18,67
10,67
20,67
16,67
15,67
15,67
13,00
11,50
9,67
10,00
10,00
9,67
4950
4100
4350
2900
3250
3600
4800
3700
5600
3200
239,52
246,00
277,66
185,11
250,00
313,04
496,55
370,00
560,00
331,03
Gambar 3. Grafik hubungan nilai kalor dengan
komposisi briket campuran tempurungkelapa tongkol jagung.
Dari gambar grafik nilai kalor di atasternyata dengan penambahan komposisi arangtongkol jagung memberi pengaruh naiknya nilai
kalor, hal ini menunjukkan bahwa nilai kalortongkol jagung lebih tinggi dibanding nilai kalordari tempurung kelapa. Pada gambar 3.
menyatakan bahwa kalor tertinggi terdapat padabriket campuran tempurung kelapa 20% dengantongkol jagung 80% (TJ9) yang nilai kalornya
mencapai 560 kal/gram, sedangkan kalor terendahditunjukkan oleh briket campuran tempurung
kelapa 70% dengan tongkol jagung 30% (TJ4)yang nilai kalornya sebesar 185,11 kal/gram.
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
8/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 8
4.2.
Perhitungan Kadar AirPerhitungan kadar air dilakukan setelah
briket campuran tempurung kelapa dengan tongkoljagung melalui proses pengeringan. Proses
pengeringan dilakukan dengan cara briket
dipanaskan pada sinarmatahari di atas seng selama6 jam. Berdasarkan data hasil pengujian briket
campuran tempurung kelapa 100% dengan tongkoljagung 0% pada tabel 5. diperoleh data: Massabriket sebelum dikeringkan (Q0) : 30 gram, Massa
briket setelah dikeringkan (Q1) : 20,67 gram.Sehingga, kadar air dari briket campurantempurung kelapa 100% dengan tongkol jagung
0% dapat dihitung dengan menggunakanpersamaan:
KA : (G0-G1)/G0x 100%: (30-26,7)/30
: 31,11%
Dengan mengunakan cara yang sama,maka hasil perhitungan kadar air briket campurantempurung kelapa dengan tongkol jagung secarakeseluruhan dapat dilihat pada tabel 7. berikut ini:
Tabel 7. Data hasil pengujian kadar air briketcampuran tempurung kelapa dengantongkol jagung
No.Perlakuan
Massa briketKA (%)
Basah (gr) Kering (gr)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TJ1
TJ2
TJ3
TJ4
TJ5
TJ6
TJ7
TJ8
TJ9
TJ10
30,00
26,00
24,67
25,67
22,33
21,33
19,00
24,67
22,33
25,33
20,67
16,67
15,67
15,67
13,00
11,50
9,67
10,00
10,00
9,67
31,11 %
35,90 %
36,49 %
38,96 %
41,79 %
46,09 %
49,13 %
59,46 %
55,22 %
61,84 %
Gambar 4. Grafik hubungan antara kadar air
dengan komposisi briket campurantempurung kelapa dengan tongkoljagung.
Dari gambar 4. menunjukkan bahwa
kadar air semakin meningkat apabila jumlah arangserbuk tongkol jagung semakin banyak. Hal inididuga karena perbedaan luas permukaan bahan
pembuat briket tersebut sehingga mempengaruhi
jumlah kadar air.Luas permukaan arang tongkol jagung
lebih luas dibandingkan dengan luas permukaanarang serbuk tempurung kelapa (Supriyono, 2003)bahwa luas permukaan bahan yang besar
memungkinkan terjadinya penguapan kadar airyang lebih cepat dibandingkan dengan jumlahbahan dengan luas permukaan yang lebih kecil.
Gambar 4. menunjukkan bahwa kadar airtertinggi ditunjukkan oleh briket campurantempurung kelapa 10% dengan tongkol jagung
90% (TJ10), sedangkan kadar air terendahditunjukkan oleh briket camuran tempurung kelapa
100% dengan tongkol jagung 0% (TJ1).
4.3. Perhitungan Kadar AbuPerhitungan kadar abu dilakukan setelah
briket campuran tempurung kelapa dan tongkoljagung melalui proses pembakaran selasaidilakukan. Proses pembakaran dilakukan dengan
cara pemanasan air dengan massa 300 gram.Berdasarkan data hasil pengujian briket campurantempurung kelapa 100% dan tongkol jagung 0%
pada tabel 3. diperoleh data: Massa briket/bahanbakar (mbb) : 30 gram, Massa abu briket/bahanbakar (mabu) : 20,67 gram. Sehingga, kadar abu
dari briket campuran tempurung kelapa 100% dantongkol jagung 0% dapat dihitung denganpersamaan:
KA : mabu/mbb x 100%: (2,27/20,67) x 100%: 10,98%
Dengan mengunakan cara yang sama,maka hasil perhitungan kadar abu briket campuran
tempurung kelapa secara keseluruhan dapat dilihatpada tabel 8. berikut ini:
Tabel 8. Data hasil pengujian kadar abu briket
campuran tempurung kelapa dengantongkol jagung
No.Perla
kuanmbb(gr) mabu(gr) KA(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TJ1
TJ2
TJ3
TJ4
TJ5
TJ6
TJ7
TJ8
TJ9
TJ10
20,67
16,67
15,67
15,67
13,00
11,50
9,67
10,00
10,00
9,67
2,27
2,03
1,93
1,63
2,77
1,57
1,83
2,53
2,77
3,03
10,98%
12,20%
12,34%
10,43%
21,28%
13,62%
18,97%
25,33%
27,67%
31,38%
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
9/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 9
Gambar 5. Grafik kadar abu pada briket
campuran tempurung kelapa dengantongkol jagung
Dari gambar 5. dapat dilihat bahwaperlakuan komposisi memberikan pengaruh
terhadap kadar abu yang dihasilkan. Kadar abusemakin besar jika jumlah arang tempurung kelapasemakin sedikit, sedangkan arang tongkol jagung
semakin banyak. Hal ini disebabkan jumlah silikatyang terkandung di dalam arang serbuk tempurungkelapa lebih kecil dibandingkan dengan arang pada
serbuk tongkol jagung.Kadar abu terbesar pada gambar di atas
ditunjukkan pada komposisi briket campuran
tempurung kelapa 0% dengan tongkol jagung100% (TJ10), sedangkan kadar abu terendahditunjukkan oleh komposisi briket campuran
tempurung kelapa 70% dengan tongkol jagung
30% (TJ).
4.4.
Analisa Suhu Air Sampai Bahan Bakar
HabisPada tabel 9. berikut ini menunjukkan
suhu air akhir dan waktu sampai briket campurantempurung kelapa dan tongkol jagung habis
terbakar.
Tabel 9. Suhu air dan waktu sampai briket
campuran tempurung kelapa dengantongkol jagung.
No.Perlaku
an T bahan bakar habis
(oC)tbahan bakar habis
(menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.10.
TJ1
TJ2
TJ3
TJ4
TJ5
TJ6
TJ7
TJ8
TJ9TJ10
64,33
53,33
57,67
61,67
60,00
56,00
58,00
54,17
58,3359,00
79,77
66,73
63,61
57,88
57,14
45,24
40,62
43,32
42,0851,31
Gambar 6. Grafik suhu air pada saat briket
campuran tempurung kelapa dengantongkol jagung habis terbakar
Pada gambar 6. merupakan suhu air akhirpada saat bahan bakar habis, dari grafik tersebutmenunjukkan bahwa dengan adanya penambahan
jumlah serbuk arang tongkol jagung memberikanpengaruh terhadap penurunan suhu air pada saatbahan bakar terbakar, hal ini menunjukkansemakin banyak jumlah serbuk arang tempurungkelapa di dalam komposisi briket campurantempurung kelapa dengan tongkol jagung akan
menyebabkan semakin tinggi suhu air pada saatbahan bakar habis terbakar.
Gambar 7. Grafik waktu sampai briket campuran
tempurung kelapa dengan tongkoljagung habis terbakar.
Gambar 7. di atas menunjukkan bahwadengan adanya penambahan jumlah serbuk arangtongkol jagung akan mempengaruh waktu yangdiperlukan bahan bakar sampai terbakar habis.
Dengan penambahan jumlah komposisi serbukarang tongkol jagung memberikan pengaruhsemakin cepat briket campuran tempurung kelapadengan tongkol jagunghabis terbakar.
5. KesimpulanBerdasarkan pada hasil penelitian
mengenai analisa briket campuran tempurungkelapa dan tongkol jagung dengan menggunakankompor briket, maka didapatkan kesimpulansebagai berikut:
1.
Pada proses pengeringan briket yangdilakukan selama 6 jam pada sinar matahari.Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa kadar air
8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
10/11
Majalah Ilm iah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 10
tertinggi terdapat pada briket campuran
tempurung kelapa 10% dan tongkol jagung90% yaitu sebesar 61,84%, sedangkan kadarair terendah terdapat pada briket campuran
termpurung kelapa 100% dan tongkol jagung
0% yaitu sebesar 31,11%2.
Dari hasil pembakaran yang ditunjukkan oleh
tabel 4.2 diketahui bahwa nilai kalor tertinggiterjadi pada komposisi briket campurantempurung kelapa 20% dan tongkol jagung
80% yaitu nilai kalornya sebesar 560,00kal/gram, sedangkan nilai kalor terendahterjadi pada komposisi briket campuran
tempurung kelapa 70% dan tongkol jagung30% yang nilai kalornya 185,10 kal/gram.
3.
Sedangkan kadar abu dari hasil pembakaran
yang ditunjukkan oleh tabel 4.4 briketcampuran tempurung kelapa 10% dan
tongkol jagung 90% yang memiliki jumlahkadar abu terberat yaitu sampai mencapai31,38%. Pada komposisi briket campuran70% tempurung kelapa dan 30% tongkoljagung ang memiliki kadar abu terendah yaitu10,43%.
6. Daftar PustakaAbdullah, 1990, Energi dan Tingkat Kemajuan
Teknologi, Penerbit: Sinar Harapan.
Abdullah, K, A. K. Irwanto, N. Siregar, E.Agustina, A. H. Tambunan, M. Yamin,dan E. Hartulistiyoso, 1991, Bogor:
Energi dan Listrik Pertanian, JICA IPB.Adan, I. U., 1998, Teknologi Tepat Guna:
Membuat Briket Bioarang, Yogyakarta:
Kanisius.Alylianawati dan Ery S., 1985,Pengaruh Berbagai
Pre Treatment pada Limbah Tongkol
Jagung dengan Bantuan Aspergillusniger. http://lppm.wima.ae.id./ailin.pdf.[16 Februari 2012].
Anonimous, 1989, Penelitian Pemanfaatan Sagusebagai Bahan Perekat, Medan: HasilPenelitian Industri DEPERWUAG.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2009, Harvested
Area, Yield Rate and Production ofMaize. BPS. Jakarta.
http://www.bps.go.id/[13 Februari 2012].Earl, D.E., 1974, A report on Corcoal, Andre
MeyerResearch Fellow. FAO.
Johannes, H., 1991, Menghemat Kayu Bakar danArang Kayu untuk Memasak di Pedesaandengan Briket Bioarang, Karya Ilmiah
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Kadir, A., 1995, Energi: Sumber Daya, Inovasi,
Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi. Cet. 1.Edisi kedua/revisi. Jakarta: Universitas
Indonesia (UIPress).Koesoemadinata, 1980, Geologi Minyak dan Gas
Bumi, ITB. Bandung.
Kurniawan dan Marsono, 2008, Superkarbon
Bahan Bakar Alternatif Pengganti MinyakTanah dan Gas, Jakarta: PenebarSwadaya.
Palungkun, R., 1999, Aneka Produk Olahan
Kelapa, Bogor: Penebar Swadaya.Pari, G., 2000, Teknologi Alternatif Pemanfaatan
Sampah Industri Pengolahan Kayu.Makalah Falsafah Sains (PPs 70 L)Program Sarjana/C,. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.Pari, G., dan Hartoyo, 1983, Beberapa Sifat Fisis
dan Kimia Briket Arang dari Limbah
Arang Aktif, Bogor: Jurnal PenelitianHasil Hutan.
Rome, Hendra dan Darmawan, 2000, Pengaruh
Bahan Baku, Jenis Perekat, dan TekananKempa Terhadap Kualitas Briket Arang,
Bogor: Pusat Penelitian PengembanganHasil Hutan.
Ruhendi, S., D.N. Koroh, F.A. Syahmani, H.Yanti, Nurhaida, S. Saad, T. Sucipta,2007, Analisis Perekatan Kayu, Bogor:Institut Pertanian Bogor.
Schuchart, F., Wulfert, K.darmoko, Darmosarkoro,
W. Sutara E, S., 1996, Pedoman TeknisPembuatan Briket Bioarang, Medan:Balai Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Departemen KehutananSumatera Utara.
Silalahi, 2000, Penelitian Pembuatan Briket Kayu
dari Serbuk Gergaji Kayu, Bogor: HasilPenelitian Industri DEPERINDAG.
Sudrajat, R. 1983, Pengaruh Bahan Baku, Jenis
Perekat dan Tekanan Kempa TerhadapKualitas Briket Arang, Laporan PenelitianHasil Hutan No. 165. Pusat Penelitian
Hasil Hutan. Bogor.Suhardiyono, L., 1995,Tanaman Kelapa:
Budidaya dan Pemanfaatannya,
Yogyakarta: Kanisius.Syachary, T.h., 1985, Beberapa Sifat Kayu dan
Limbah Pertanian Sebagai Sumber Daya
Energi, Laporan BPHH. No.161. Bogor.
Weller, J.W. dan A. Youle, 1981, Thermal EnergyConservation Building and service
Desaign. London: Applied SciencePublisher Ltd.
Widarto, L., dan Suryanto, 1995, Membuat
Bioarang dari Kotoran Lembu, TeknologiTepat Guna. Yogyakarta: Konisius.
http://lppm.wima.ae.id./ailin.pdfhttp://www.bps.go.id/http://www.bps.go.id/http://lppm.wima.ae.id./ailin.pdf8/10/2019 Studi Eksperimental Pengujian Nilai Kalor Briket Campuran Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
11/11
Majalah Ilmi ah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066
SimetriS Nomor : 17, Tahun 11, Jul i - Desember 2013 14
Gambar 3. Alat Pencetak briket dan Kompor
3.2. Prosedur PenelitianPenelitian dilakukan dengan cara
mengkombinasikan jenis bahan pembuat briket
dengan komposisi tertentu, untuk mengamatipengaruhnya terhadap nilai kalor yang dihasilkan.Perpaduan komposisi bahan briket diasumsikan
dengan komposisi yang sama yaitu 200 gramsetiap penelitian. Perekat yang digunakan adalahtepung tapioka dengan prosentase 20% setiap
penelitian.Adapun urutan prosesnya adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan bahan dan alat.2.
Tempurung kelapa dan sekam padi dibersihkandari kotoran kemudian dijemur dibawah sinar
matahari selama 1 hari.3.
Tempurung kelapa dan sekam padi dimasukkanke dalam tungku pengarangan secara terpisah
dan bertahap. Lalu bahan disulut dengan api.Sesudah bahan menjadi arang, bahandikeluarkan dari tungku.
4. Bioarang hasil pengaragan kemudian ditumbukmenggunakan lumpang menjadi tepung arang.
5.
Tepung arang kemudian di ayak dengan ayakanlolos 20 mesh untuk mendapatkan materialyang seragam.
6.
Kemudian disiapkan campuran perekat
(kanji/tapioka) sebesar 20% dari bahan bakubriket yang dicampur dengan air panas padasuhu lebih dari 70C sehingga menjadi adonan
seperti bubur.7.
Adonan tepung kanji yang telah menjadiperekat, kemudian dicampurkan dengan tepung
arang hasil pengayakan sehingga menghasilkanadonan yang lengket, kemudian adonan diadukselama 2 menit agar semua bahan tercampur
rata.8.
Adonan briket kemudian dicetak mengunakancetakan paralon berdiameter 12,7 mm dengan
tekanan 5 atm selama 1 menit.9.
Menimbang briket kemudian dikeringkandengan panas matahari selama 2 hari. Dan
setelah kering, briket ditimbang lagi untuk
mengetahui seberapa besar kandungan kadarairnya.
10.
Menimbang briket kemudian dibakar di
kompor biomassa yang diatasnya telahdiletakkan tabung elemeyer berisi air yangsudah diukur berat dan suhunya, setelah 10
menit diukur temperatur untuk mengetahui
beda suhu atau "T.11.Selanjutnya briket dibiarkan terbakar sampai
habis dan ditimbang abunya.
12.Diulang percobaan yang sama yaitu sampai 3kali tiap bahan.
3.3.
Parameter yang diujiAdapun paremeter yang diuji adalah
sebagai berikut:
3.3.1.
Nilai KalorNilai kalor merupakan ukuran panas atau
energi yang dihasilkan. Pengukuran nilai kalor inidilakukan untuk setiap perlakuan pada setiap kali
ulangan melalui media air dengan termometersebagai pengukur suhunya. Dalam penelitian ini,kalor yang diterima oleh air dapat dihitung dengan:
Q = m.C.T
dimana,Q = kalor bahan bakar (kalori)
C = kalor jenism = massa bahan bakar (kg)
T = perbedaan suhu (C)
Sedangkan untuk mencari nilai kalor itu sendiridapat dihitung dengan rumus berikut:
K= /!"
dimana,
K = Nilai kalor per gram bahan bakar.
! = Kalor yang dibutuhkan untuk menaikantemperatur selama 10 menit.
#$%= Massa Bahan Bakar.
3.3.2.
Kadar AirKadar air ini merupakan kandungan air
pada bahan bakar padat. Kadar air dapat diperoleh
dengan menggunakan persamaan :
Kadar air (%) = ( (G0 G1)/G0) x 100%
dimana,
G0= berat contoh sebelum dikeringkan (gram).G1= berat contoh setelah dikeringkan (gram).
3.3.3. Kadar AbuPenetapan kadar abu briket bioarang
dilakukan untuk mengetahui kandungan oksidalogam dalam kandungan briket bioarangtersebut.Untuk mendapatkan nilai kadar abu, maka
dapat digunakan persamaan berikut:
Kadar Abu (%) = (C/A) x 100%