124
STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MANAPIAH ANADIROH 11150161000035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MANAPIAH ANADIROH

11150161000035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

i

Page 3: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

ii

Page 4: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

iii

Page 5: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

iv

ABSTRAK

Manapiah Anadiroh. (NIM: 11150161000035). Studi Meta-Analisis Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Skripsi, Program Studi

Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pengaruh model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran Biologi.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil

publikasi penelitian ilmiah pada e-jurnal nasional. Pengaruh penelitian-penelitian

yang menerapkan pembelajaran PBL dianalisis dengan teknik meta-analisis.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan penelitian-

penelitian yang dilakukan berpengaruh dan efektif terhadap hasil belajar Biologi

peserta didik dengan effect size 0.316 atau dalam kategori efek besar. Model

Problem Based Learning (PBL) pun memberikan pengaruh dan efektif dilihat dari

segi wilayah, jenjang pendidikan, dan penerapan pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, metakognitif, kemampuan pemecahan

masalah, keterampilan proses sains, dan kemampuan literasi sains. Simpulan

penelitian ini adalah bahwa model Problem Based Learning (PBL) lebih efektif

meningkatkan kemampuan berpikir pada pelajaran Biologi dibandingkan dengan

model pembelajaran lain dari studi ini.

Kata kunci: problem based learning, teknik meta-analisis, effect size, hasil

belajar Biologi.

Page 6: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

v

ABSTRACT

Manapiah Anadiroh. (NIM: 11150161000035). A Meta-Analysis Study of

Problem-Based Learning (PBL), undergraduate thesis of Biology Education

Study Program, Faculty of Educational Science, Syarif Hidayatullah State Islamic

University of Jakarta. 2019.

This study aimed to analyze the effect of the Problem-Based Learning (PBL)

towards study Biology. The method that used was a descriptive of the analysis

scientific research results of publications in national e-journals. The effect of

research that apply the PBL were analyzed by using meta-analysis technique. The

research findings revealed that overall the studies conducted and effective

influence learning achievment of Biology Subject with the average value of effect

size was calculated at 0.316 or in the category of large effect. Models of Problem-

Based Learning (PBL) also influence and effective in terms of region, education

level, and the application of learning to improve critical thinking skills,

metacognitive, problem-solving, science process skills and science literacy. The

conclusions of this study was that the model of Problem Based Learning (PBL)

was more effective in improving the ability to think in biology compared to other

teaching models of this study.

Keywords: problem-based learning, the meta-analysis technique, the effect size,

the learning achievment of Biology Subject.

Page 7: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas

akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Studi Meta-Analisis Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”. Shalawat serta salam semoga

tetap tercurah dan terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

para sahabat dan pengikutnya.

Usai sudah masa yang indah ini. Penulis sangat bersyukur atas selesainya

penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini

mendapat banyak perhatian, dukungan, bantuan dan bimbingan berbagai pihak,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk itu pada kesempatan

yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus Dosen Pembimbing II dan Dosen Penasehat Akademik Kelas yang

telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan masukannya hingga

tuntas skripsi ini dan kepada Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si, selaku Sekretaris

Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Bapak Dr. Kadir, M. Pd, Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Page 8: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

vii

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah ikhlas memberikan ilmu kepada penulis, semoga ilmu yang

Bapak dan Ibu berikan bermanfaat serta menjadi amal jariah yang tak terputus.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abah Ma’mun dan Ibu

Ratnawati serta kakak dan adik semua yang tak henti-hentinya mendoakan,

melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan materil

kepada penulis. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan, memberikan

kehidupan yang penuh keberkahan dan membalas segala kebaikannya,

Aamiin.

7. Bapak Dr. Fuad Jabali selaku Dosen Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan makna hidup yang penuh akan

kesederhanaan dan intelektual serta istri beliau Ibu Muchlisah Kamal dan

keluarga yang telah memberikan naungan kepada penulis selama masa

perkuliahan baik secara materil, moril dan dukungan lainnya. Semoga Allah

selalu memberikan perlindungan dan hidup penuh keberkahan.

8. Seluruh Kader HMI Jurusan Pendidikan IPA yang selalu mengingatkan tujuan

pertama himpunan adalah sebagai insan akademis sehingga penulis

bersemangat dalam penyusunan skripsi ini, terkhusus kepada yunda Ghina

Fadhilah Karamina, kanda Rubiko Ihsan dan yunda Amalia Nasution yang

telah mengayomi kader untuk terus berproses dimanapun berada serta tak lupa

juga untuk angkatan P.IPA Gamananta, Dalaskota, Dandelion, Semesta,

Pengurus KOHATI dan HMI Komtar Ciputat Periode 2017-2018.

9. Kepada teman-teman Pengurus IKAHMBI Wilayah Kerja III Jawa 1 dan PLP

P.Bio SMK Nusantara (Nurma, Bibah, Rama) yang telah memberikan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada sahabat-sahabat CISSTORY (Nindita Ardelia, Aisyah Mutiara, Indri

Andriyatno, Nur Fairuz Fatin, Eka Juliana, Tyka Irnawati, Mutiara El-Zahra,

Aula Hani Maesaroh, Elah Nurlaelah, Firda Aulia, dan Abda Ilma Rodiana)

yang selalu mengingatkan hal-hal spiritual dan memberikan motivasi serta

semangat kepada penulis, dan Risda Putri yang telah membantu penulis dalam

pencarian referensi skripsi.

Page 9: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

viii

11. Teman-Teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan Mimosa 2015

terkhusus Kelas A yang telah mengisi hari-hari selama masa kuliah di kampus

tercinta.

12. Adik-adik tingkat di Program Studi Pendidikan Biologi terutama angkatan

2016 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proses akademik

terutama dalam penyusunan skripsi, terkhusus kepada Bani Nugroho, Ahmad

Farhan Sagara, Mohammad Taufiq Fauzi, Ummul Khaery Sabrina, Syifa

Fauziah, Muhammad Asim Abdul Majid, Agus Wandi, Laras Caesar Ayu

Lestari, Yogi, Suci dan Lina Naimah.

13. Teman-Teman Beasiswa BIDIKMISI, alumni Lombok Youth Camp For Peace

Leader 2018, dan alumni Nur El Falah yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

14. Sahabat Nurmia Noviantri, S.H dan kanda Arif Rahmat Triasa, Achmad

Taufiq Al-Bashari, S.Tr dan Iis Islahudin, S.Tr yang telah membantu penulis

dalam proses penyelesaian skripsi, serta Lalu M. Ade Ilham, S.S dan Firdaus

Habibi, S.Pd sebagai validator abstrak penelitian.

15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi para

akademisi, praktisi dan masyarakat pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2019

Penulis

Page 10: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................. Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH ...... Error! Bookmark not

defined.

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis ........................................................................................ 8

1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......................................... 8

2. Meta-Analisis ................................................................................................ 19

B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 25

C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 26

D. Kerangka Berikir ........................................................................................ 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 29

B. Metode Penelitian....................................................................................... 29

Page 11: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

x

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 29

D. Instrumen ................................................................................................... 30

E. Tahapan Penelitian ..................................................................................... 32

F. Pengumpulan Data ..................................................................................... 32

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 36

B. Pembahasan ................................................................................................ 41

C. Keterbatasan ............................................................................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 58

B. Saran ........................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60

LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

Page 12: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015 .................. 2

Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan

Don Kauchak ........................................................................................ 14

Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono ................................... 14

Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ............................ 15

Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Rusman .16

Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning menurut Amir ......... 17

Tabel 2.6 Tahapan Meta-Analisis ........................................................................ 25

Tabel 3.1 Data Artikel ........................................................................................... 33

Tabel 4.1 Effect Size Berdasarkan Kategori .......................................................... 37

Tabel 4.2 Effect Size berdasarkan Jenjang Pendidikan ......................................... 38

Tabel 4.3 Effect Size berdasarkan Wilayah Kepulauan di Indonesia .................... 39

Tabel 4.4 Effect Size berdasarkan Variabel Terikat Penelitian ............................ 40

Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data BPS .............. 46

Tabel 4.6 Relasi Sintaks Pengetahuan Metakognitif dan PBL ............................ 48

Page 13: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Arends .................... 15

Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Made Wena ..... 17

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir ............................................................. 28

Gambar 4.1 Besar Pengaruh Berdasarkan Jenjang Pendidikan ........................... 38

Gambar 4.2 Besar Pengaruh Berdasarkan Wilayah Kepulauan Indonesia .......... 39

Gambar 4.3 Pengaruh Berdasarkan Variabel Terikat Penelitian ......................... 41

Page 14: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Jurnal Artikel Penelitian dan Jurnal Publikasi ...................... 66

Lampiran 2 Daftar Penyaringan Sampel Artikel Terakreditasi Sinta 1-4 ............ 84

Lampiran 3 Coding Meta-Analisis Publikasi Penelitian ...................................... 86

Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ....................................................................... 95

Lampiran 5 Lembar Uji Plagiarisme .................................................................. 109

Page 15: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis peserta didik.1 Kurikulum

2013 pada pembelajaran sains menekankan pada pendekatan ilmiah untuk

meningkatkan pendekatan tersebut perlu diterapkan pembelajaran berbasis inkuiri

untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya dari

pemecahan masalah.2

Pembelajaran sains yang biasa disebut IPA pada hakikatnya meliputi

empat unsur utama. Menurut Depdiknas yaitu meliputi unsur sikap, proses,

produk dan aplikasi. Keempat unsur ini merupakan ciri IPA yang utuh dan tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Pada proses pembelajaran IPA keempat aspek

tersebut diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami

pembelajaran secara utuh, memahami pengetahuan melalui kegiatan ilmiah atau

metode ilmiah dalam menentukan fakta baru.3 Rustaman, mengutarakan bahwa

pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang Biologi, pelajaran tersebut

merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan

keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada peserta didik.4

Tiga kompetensi utama yang harus dicapai peserta didik di atas menjadi

kebutuhan peserta didik terutama pembelajaran IPA sehingga tujuan pembelajaran

1Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2Ibid.

3Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),

h. 46. 4Ibid.

Page 16: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

2

dapat tercapai dan tergambar pada hasil belajar peserta didik. Pencapaian hasil

belajar sains peserta didik Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara

lain. Hal ini dapat terlihat pada perolehan prestasi sains peserta didik berdasarkan

hasil survey internasional yang dilakukan oleh PISA (Programme for

International Student Assessment), rata-rata skor prestasi sains peserta didik

Indonesia pada tahun 2015 berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72

negara yang berpartisipasi dengan rata-rata sebesar 403 pada level 1a.5 Pada level

tersebut menggambarkan bahwa peserta didik mampu mengenali atau

menjelaskan fenomena ilmiah yang sederhana, mampu melakukan penyelidikan

ilmiah terstruktur tidak lebih dari dua variabel, mengidentifikasi kausal sederhana

atau hubungan korelasional dan menafsirkan data visual dan grafis pada tingkat

kognitif rendah. Berikut adalah skor dan peringkat Indonesia berdasarkan studi

PISA:

Tabel 1.1 Skor dan Peringkat Indonesia berdasarkan studi PISA 2015

Science

Mean Score in

PISA 2015

Average three-year

trend

Mean Score dif.

OECD average 493 -1

Indonesia 403 3

Brazil 401 3

Peru 397 14

Lebanon 386 m

Tunisia 386 0

FYROM 384 m

Kosovo 378 m

Algeria 376 m

Dominican Republic 332 m

Merujuk pada hasil survey PISA tersebut, dapat dikatakan bahwa

kemampuan sains peserta didik di Indonesia masih tergolong rendah jauh di

bawah rata-rata internasional 493. Aspek penilaian sains pada survey PISA

tersebut meliputi konten pengetahuan pada Fisika; Biologi; Bumi dan Ruang

angkasa. Biologi menjadi bagian yang tak lepas dari pembelajaran Sains dan

5PISA, PISA 2015 Results in Focus, (Paris: OECD Publishing, 2018), p.5.

Page 17: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

3

memiliki komposisi sebesar 36% dalam soal yang diujikan PISA mencakup

konsep materi sel, organisme, manusia, populasi, ekosistem dan biosfer.6 Oleh

sebab itu perlu adanya inovasi dalam desain pembelajaran salah satunya pada

pembelajaran IPA Biologi, agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran yang inovatif dan efektif

dalam pembelajaran IPA Biologi diperlukan agar peserta didik dapat berperan

aktif dalam pembelajaran serta guru pun harus memilih model pembelajaran yang

sesuai dengan materi karena IPA Biologi secara keseluruhan merupakan belajar

memecahkan masalah.

Salah satu model yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan

pembelajaran yang memberdayakan peserta didik dan berpusat pada keaktifan

peserta didik adalah Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan, PBL memiliki

ciri-ciri pembelajaran dimulai dari pemberian masalah, biasanya masalah

memiliki konteks dengan dunia nyata, pelajar secara berkelompok aktif

merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, dan

melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.7

Adapun langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai

berikut: orientasi peserta didik pada masalah, organisasi peserta didik untuk

belajar, membimbing pengalaman kelompok, mengembangkan dan menyajikan

hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.8

Toharudin, menyatakan bahwa Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) merupakan suatu pembelajaran atau pelatihan yang memiliki karakteristik

penggunaan masalah sebagai konteks individu atau seseorang dalam mempelajari

keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh

pengetahuan.9 Pembelajaran berbasis masalah yang berkorespondensi dengan

tujuan belajar hadir dalam dua level, yaitu: siswa harus memecahkan suatu

6PISA, PISA 2018 Assessment and Analytical Framework, (Paris: OECD Publishing,

2019), p.114. 7Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning

in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31. 8Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), h. 243. 9Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains

Peserta Didik, (Bndung: Humaniora, 2011), h. 99.

Page 18: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

4

masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dan siswa harus

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan menjadi murid mandiri.10

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diartikan

sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses

penyelesaian suatu masalah nyata. Pembelajaran berbasis masalah sangat

berkaitan dengan realitas kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik

belajar tidak hanya pada wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan

merasakan.11

Beberapa studi eksperimen terhadap pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) telah dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan

Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2018 yaitu terdiri dari

penelitian Ika Utami Dewi dan Siti Jubaidah pada tahun 2010; Ida Dahlia dan

Izkar Sobhah pada tahun 2011; Mu’alam dan Afifatuz Zahroh pada tahun 2012;

Indar Sri Wening pada tahun 2013; Endah Maulida K. A, Bayuda Luqman Al-

Farisi, Zulhanifah, Latifa Nurrachman, Muhammad Fuad Fahruddin, dan Reny

Pujiati pada tahun 2015; Achla Ilfana, Fitria Anggraeni, Erna Sofyana, Nur Aisya

Karima, Dian Rahmaharani, Melia Nopriand dan Dwi Nanda Banu Putera pada

tahun 2016. Berdasarkan banyaknya penelitian yang sejenis tersebut perlu

dilakukan pengorganisasian data, menggali informasi sebanyak mungkin dari

penelitian terdahulu yang diperoleh, dan mendekati kekomprehensifan data

dengan maksud-maksud lainnya serta belum adanya studi meta-analisis pada

beberapa studi eksperimen tersebut. Sehingga dengan adanya penelitian terdahulu

perlu adanya analisis kembali secara keseluruhan dalam sebuah penelitian untuk

melihat seberapa besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi menggunakan teknik meta-analisis.

Teknik meta-analisis merupakan metode statistik untuk menggabungkan

hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara

keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan

10

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310. 11

Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149

Page 19: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

5

untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk

mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian.12

Pada penelitian ini, peneliti

akan menggunakan beberapa sampel berupa penelitian terdahulu dengan topik

sejenis untuk memperolah informasi dan dapat dianalisis besar pengaruh pada

studi terdahulu.

Terdapat beberapa penelitian meta-analisis, seperti yang telah dilakukan

oleh Melek Damirel dan Miray Dagyar (2016) di Turki mengenai studi meta-

analisis terhadap 47 studi tentang efek pembelajaran berdasarkan masalah pada

sikap menunjukkan hasil positif dalam hal peningkatan sikap, namun besar

pengaruh yang diperoleh dalam kategori rendah dengan harga 0.44 pada ketentuan

Hedges dari jenjang Taman Kanak-Kanak sampai jenjang Perguruan Tinggi.13

Indri Anugraheni (2018) memaparkan hasil meta-analisis model pembelajaran

Problem Based Learning dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis di

Sekolah Dasar terhadap 23 artikel penelitian bahwa model tersebut mampu

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik mulai dari yang terendah 2.87%

sampai yang tertinggi 33.56% dengan rata-rata 12.73%.14

Sedangkan pada studi

lain, Kadir (2014) mengungkapkan tentang meta-analisis pada efektivitas

penerapan pendekatan problem solving dalam pembelajaran sains dan matematika

bahwa memiliki pengaruh yang besar dengan harga besar pengaruh 1.079.15

Beberapa penelitian meta-analisis yang telah dilakukan tersebut secara

keseluruhan belum fokus pada bidang kajian Biologi, belum ada penelitian meta-

analisis terbaru mengenai pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) Biologi

tingkat Sekolah Menengah di Indonesia. Maka berdasarkan permasalahan yang

telah dipaparkan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang

12

Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-

Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p.12. 13

Melek Demirel dan Miray Dagyar, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a

Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016,

pp. 2123. 14

Indri Anugraheni, Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar, A Journal of Language, Literature,

Culture, and Education POLYGLOT, Vol.14, No.1, 2018, h.15. 15

Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas

Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program

Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126.

Page 20: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

6

“Studi Meta-Analisis Model Pembelajaran Problem Based Leraning (PBL)” pada

bidang Biologi dengan sampel artikel penelitian ilmiah tingkat nasional.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Capaian prestasi sains peserta didik Indonesia tahun 2015 pada laporan studi

internasional PISA berada di peringkat sepuluh besar terbawah dari 72 negara

partisipasi.

2. Banyaknya penelitian tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

pada pembelajaran Biologi yang belum dirangkum menjadi temuan penelitian

untuk diimplementasikan di sekolah.

3. Belum ada kajian secara menyeluruh mengenai efektifitas pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi berdasarkan

jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat.

4. Belum adanya penelitian meta-analisis terkait pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas ruang lingkupnya,

maka diperlukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

meliputi pada:

1. Penelitian dilakukan pada artikel penelitian yang telah dipublikasi secara

nasional dan telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia

dan terindeks.

2. Penelitian hanya terfokus pada artikel yang telah dipublikasi 10 tahun terakhir

yaitu 2010-2019.

3. Penelitian hanya terfokus pada artikel penelitian tentang model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada konsep materi Biologi dengan jenis

metode penelitian eksperimen.

Page 21: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi secara keseluruhan?

2. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan jenjang pendidikan?

3. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan wilayah?

4. Bagaimana besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi berdasarkan variabel terikat?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di sebelumnya, tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran Biologi secara

keseluruhan serta berdasarkan jenjang pendidikan, wilayah dan variabel terikat

penelitian.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang rata-rata pengaruh model pembelajran Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran Biologi, serta dapat menginspirasi guru atau pembaca

untuk membentuk keefektifan, kreatifitas dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) pembelajaran Biologi di kelas atau lembaga pendidikan lainnya sehingga

dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hasil

penelitian meta-analisis ini dapat memberikan informasi bagi peneliti lanjut untuk

mengkaji pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap

hasil belajar peserta didik untuk rentang waktu masa yang akan datang mengenai

keefektifan model pembelajaran tersebut.

Page 22: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretis

1. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk

merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subjek

pembelajar, lingkungan belajar dan kurikulum. Model memiliki tahapan: (1)

sintaks/pentahapan merupakan penjelasan pengoperasian model; (2) sistem sosial

bagaimana penjelasan tentang peranan guru dan pembelajar; (3) prinsip-prinsip

reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknnya guru bersikap dan berespon terhadap

aktivitas siswa; dan (4) sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan

sebagai kelengkapan model di luar manusia.1

“PBL (Problem-Based Learning) can be defined as an inquiry process

that resolves questions, curiosities, doubts, and uncertainties about complex

phenomena in life. A problem is any doubt, difficulty, or uncertainty that invites or

needs some kind of resolution”. Pada kutipan tersebut dapat didefinisikan bahwa

PBL sebagai suatu proses penyelidikan untuk menjawab pertanyaan, suatu

keingintahuan, keraguan dalam benak seseorang, dan ketidakpastian mengenai

fenomena kehidupan yang kompleks. Digunakanannya masalah dalam hal ini

sangat erat kaitannya dengan beberapa keraguan, kesulitan atau ketidakpastian

atas sesuatu yang menarik ataupun masalah tersebut membutuhkan beberapa

macam penyelesaian yang sesuai.2

Pengajaran berdasarkan masalah yaitu suatu model pembelajaran yang

didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan

1Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),

h. 117. 2John Barell, Problem Based Learning Second Edition, (Callifornia: Corwin Press a Sage

Publications Company, 2007), h. 3.

Page 23: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

9

integrasi pengetahuan baru.3 Pembelajaran berbasis masalah adalah model

pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan

keterlibatan peserta didik dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah

yang kontekstual.4

Problem Based Learning sering disebut dengan pembelajaran berbasis

masalah merupakan proses pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada

suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti, menguraikan, dan mencari

penyelesaian. Pembelajaran berbasis masalah sangat berkaitan dengan realitas

kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik belajar tidak hanya pada

wilayah pengetahuan, tetapi juga mengalami dan merasakan.5 Masalah dalam PBL

menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan

bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan

keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru.6

Dari beberapa kosep definisi tersebut model pembelajaran berbasis

masalah yaitu suatu rancangan pembelajaran dengan memfokuskan pada

penyelesaian masalah agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan berpusat

pada peserta didik (student centered) yang mengalami dan merasakan langsung

dengan kontekstual kehidupan.

b. Karakteristik Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara alamiah. Maka dari itu kita perlu mengetahui karakteristik

pembelajaran pada Problem Based Learning (PBL), di mana model pembelajaran

ini ideal dengan pembelajaran berorientasi pada peserta didik (learner oriented)

3Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif

Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, (Jakarta: Prenamedia

Group, 2014), cet.1, h. 63. 4Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2016), cet. 4, h. 147. 5Erwin Widiasworo, Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), h. 149. 6Muhammad Fathurrohman, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2015), h. 112.

Page 24: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

10

yang menjadi subjek pembelajaran. Terdapat lima strategi dalam penggunaan

model pembelajaran berbasis masalah, yaitu: sebagai kajian, sebagai penjajakan

pemahaman, sebagai contoh, tak terpisahkan dari proses dan sebagai stimulus

aktivitas autentik.7

Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga ciri utama pendekatan pembelajaran

berbasis masalah. Pertama, merupakan aktivitas pembelajaran, artinya dalam

implementasinya ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. Dalam

pembelajaran berbasis masalah tidak diharapkan siswa hanya sekadar

mendengarkan, melihat, mencatat, dan menghafal materi pelajaran, tetapi siswa

aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, dan mengolah data serta menyimpulkan.

Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Ketiga,

pemecahan masalah diakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara

ilmiah. Proses berpikir ilmiah dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis

artinya melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses

penyelesaian masalah berdasarkan pada data dan fakta yang jelas.8

Oon-Seng Tan mengemukakan karakteristik pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dimulai dari masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran;

biasanya masalah yang digunakan merupakan dunia nyata (real-world); masalah

biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective); masalah membuat

pembelajar mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru (new

areas of learning); sangat mengutamakan belajar mandiri (self-directed learning);

memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi (variety of knowledge

sources); pembelajarannya adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif;

mengembangkan kemampuan inquiri dan pemecahan masalah (inquiry and

problem-solving skills) sangat penting untuk menemukan solusi permasalahan;

penutup pada PBL mencakup proses pembelajaran berupa sintesis dan integrasi

(synthesis and integration); dan disimpulkan dengan evaluasi dan review

(evaluation and review) dari eksperimen dan proses pembelajaran pembelajar.9

7Erwin Widiasworo, op. cit., h.152.

8Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, op.cit., h.65.

9Oon-Seng Tan, Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power Learning

in the 21st Century, (Singapore: Gale Cengange Learning, 2003), p. 30-31.

Page 25: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

11

Sama halnya yang dikemukan oleh Rusman, karakteristik pembelajaran

berbasis masalah terdiri dari permasalahan menjadi starting point; permasalahan

yang diangkat adalah permasalahan di dunia nyata; permasalahan membutuhkan

perspektif ganda; permasalahan dapat menantang pengetahuan peserta didik;

belajar pengarahan diri merupakan bagian utama; pemanfaatan sumber

pengetahuan yang beragam, penggunaan dan evaluasi sumber informasi menjadi

proses yang esensial; belajar adalah kolaboratif, komunikatif dan kooperatif;

pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya

dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi; keterbukaan proses

melalui sintesis dan integrasi dari sebuah belajar; melibatkan evaluasi dan review

pengalaman siswa dan proses belajar.10

Tak berbeda jauh dengan pendapat Richard I. Arend, karakteristik

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut: masalah atau isu-

isu menarik merupakan titik awal untuk kegiatan pembelajaran PBL; autentik,

dalam artian mencari solusi realistis untuk dunia nyata dan masalah autentik;

investigasi dan pemecahan masalah merupakan peran aktif siswa dalam

pembelajaran; perspektif interdisipliner, menarik dalam penyelidikan

pembelajaran yang terlibat pada berbagai disiplin ilmu; kolaborasi kelompok kecil

seperti terdiri dari lima atau enam anggota kelompok belajar; karya, hasil,

pertunjukan, dan presentasi mampu diinterpretasikan dan disampaikan kepada

rekan, kelompok atau kelas yang lain.11

Seperti halnya karakteristik pembelajaran berbasis masalah di atas,

menurut Savoie dan Hughes yang dikutip oleh Made Wena permasalahan menjadi

titik fokus untuk mengawali pembelajaran, pembelajaran harus berdasarkan

dengan dunia nyata, mengorganisasi pembelajaran pada permasalahan bukan pada

disiplin ilmu, peserta didik bertanggung jawab secara langsung proses belajar,

10

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 232-233. 11

Richard I. Arends dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an

Accomplished Teacher, (New York: Routledge Taylor and Francis Group, 2010), p. 326.

Page 26: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

12

menggunakan kelompok kecil, serta dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang

telah dipelajari siswa dalam bentuk produk dan kinerja.12

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak

dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Proses pembelajaran

bukan model banking atau transfer of knowledge semata, melainkan merupakan

pemberian stimulan kepada peserta didik supaya mampu berpikir kritis dan

menjadi problem solver. Peserta didik adalah subyek yang memiliki kemampuan

untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan

pengetahuan.13

Maka model pembelajaran Problem Based Learning memiliki

kesesuaian dengan orientasi pusat pembelajaran adalah peserta didik.

c. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Sintak suatu pembelajaran merupakan langkah-langkah praktis yang akan

dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat banyak

teori yang mengungkapkan mengenai sintaks atau langkah-langkah pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Teori-teori tersebut dapat digunakan dalam

pembelajaran sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, baik untuk keterampilan-

keterampilan dalam pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran. Secara garis

besar tahapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu, menentukan

masalah, anlaisis masalah dan isu belajar, penemuan dan laporan, penyajian solusi

dan refleksi serta kesimpulan, integrasi dan evaluasi.14

Paul Eggen dan Don Kauchak menjelaskan pelajaran untuk pembelajaran

berbasis masalah hadir dalam dua level, yang berkorespondensi dengan tujuan

belajar saat menggunakan model ini. Pertama, siswa harus memecahkan satu

masalah spesifik dan memahami materi yang terkait dengan itu. Kedua, siswa

harus menggambarkan kemampuan pemecahan masalah dan menjadi murid

12

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,

2018), h. 91-92. 13

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, (Jakarta:

Kemendikbud). 14

Oon-Seng Tan, op. cit., p. 35.

Page 27: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

13

mandiri. Untuk membantu siswa memenuhi tujuan ini, maka pembelajaran

berbasis masalah terjadi dalam empat fase, yaitu:15

Tabel 2.1 Fase-Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Paul Eggen dan

Don Kauchak

Fase Deskripsi

Fase 1: Meriview dan

menyajikan masalah

Guru mereview pengetahuan yang dibutuhkan dan

memberi siswa masalah spesifik dan konkret untuk

dipecahkan.

Fase 2: Menyusun

strategi

Siswa menyusun strategi untuk memecahkan masalah

dan guru memberi siswa umpan balik soal strategi.

Fase 3: Menerapkan

strategi

Siswa menerapkan strategi-strategi untuk

memecahkan masalah dan guru secara cermat

memonitor upaya siswa dan memberikan umpan

balik.

Fase 4: Membahas dan

mengevaluasi hasil

Guru membimbing diskusi dan mengevaluasi hasil

yang didapat oleh siswa.

Sedangkan menurut Warsono terdapat lima langkah utama dalam PBL

pada Tabel 2.2 yaitu meliputi:16

Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran PBL menurut Warsono

Tahapan Deskripsi

Orientasi siswa kepada

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menguraikan kebutuhan logistik yang diperlukan,

memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas

pemecahan masalah.

Mendefinisikan masalah

dan mengorganisasikan

siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas siswa dalam

belajar memecahkan masalah.

Memandu investigasi

mandiri maupun

investigasi kelompok

Guru memotivasi siswa untuk membuat hipotesis,

mengumpulkan informasi, data yang relevan,

melakukan eksperimen untuk mendapatkan

informasi dan pemecahan masalah.

Mengembangkan dan

mempresentasikan karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang relevan, kemudian siswa

mempresentasikan karya sebagai bukti pemecahan

masalah.

Refleksi dan penilaian Guru memandu siswa untuk melakukan refleksi,

15

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h. 310-311. 16

Warsono dan Hariyanto, op. Cit., h. 150-151.

Page 28: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

14

menganalisis dan menilai proses-proses dan hasil

akhir dari investigasi masalah.

Sejalan dengan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh

Richard I. Arends dan Ann Kilcher, langkah-langkah pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) terdiri dari lima fase, dapat dilihat pada Gambar 2.1

berikut:17

Gambar 2.1 Fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Arends

Langkah-langkah pembelajaran dalam model Problem Based Learning

(PBL) menurut Arends dikemukakan lebih spesifik oleh Asih Widi Wisudawati

yaitu pada Tabel 2.3 berikut:18

Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1: Memberikan orientasi

suatu masalah pada peserta

didik (orient student to the

problem)

Guru membahas tujuan pembelajaran,

mendeskripsikan, dan memotivasi peserta

didik untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi

masalah.

Fase 2: Mengorganisasi

peserta didik untuk meneliti

(organize student for study)

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-

tugas belajar terkait dengan permasalahannya.

Fase 3: Mendampingi dalam

penyelidikan sendiri maupun

kelompok (assist independent

Guru mendorong peserta didik mendapatkan

informasi yang tepat, melaksanakan

eksperimen, serta mencari penjelasan dan

17

Richard I. Arends dan Ann Kilcher, op. cit., p. 333. 18

Asih Widi Wisudawati dan Eka Sulistyowati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2017), h. 91-92.

Page 29: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

15

and group investigation) solusi.

Fase 4: Mengembangkan dan

mempresentasi hasil (develop

and present article and

exhibits)

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan menyiapkan hasil-hasil

yang tepat, seperti laporan, rekaman video,

serta model-model dan membantu mereka

untuk menyampaikan kepada orang lain.

Fase 5: Analisis dan evaluasi

dari proses pemecahan

masalah (analyze and

evaluate the problem solving

process)

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi terhadap investigasinya

dan proses-proses yang mereka gunakan.

Senada dengan Rusman, langkah-langkah pembelajaran berdasarkan

masalah terdiri dari lima fase, yaitu sebagai berikut.19

Tabel 2.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Rusman

Fase Tingkah Laku Guru

Orientasi siswa pada

masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa

terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut.

Membimbing

pengalaman

individual/kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi

yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan

membantu mereka untuk berbagai tugas dengan

temannya.

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

permasalahan

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses

yang mereka gunakan.

Fogarty dalam Made Wena mengemukakan tahapan pembelajaran

Problem Based Learnig (PBL) terdapat delapan tahapan yaitu bukan hanya

pembelajaran diawali sebatas pemberian orientasi suatu masalah kepada siswa

saja, namun perlu adanya identifikasi masalah, pengumpulan fakta dan

penyusunan hipotesis, tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:20

19

Rusman, op. cit., h. 243. 20

Made Wena, op. cit., h. 93.

Page 30: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

16

Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Made Wena

Sumber lain, Taufiq Amir mengemukakan bahwa pada umumnya setiap

kelompok belajar siswa menjalankan proses yang sering dikenal dengan Proses

Tujuh langkah. Tahapan yang berbeda dengan para ahli sebelumnya terletak pada

langkah kelima dan keenam yaitu perlu adanya formulasi tujuan pembelajaran dan

mencari informasi tambahan dari sumber yang berbeda, tahapan tersebut terlihat

pada Tabel 2.5 berikut:21

Tabel 2.5 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Amir

Tahapan Indikator

Langkah 1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Langkah 2 Merumuskan masalah

Langkah 3 Menganalisis masalah

Langkah 4 Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya

dengan dalam

Langkah 5 Memformulasikan tujuan pembelajaran

Langkah 6 Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar

diskusi kelompok)

Langkah 7 Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru,

dan membuat laporan.

21

M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana

Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h.24-25.

Page 31: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

17

Ketujuh langkah ini dapat berlangsung dalam beberapa pertemuan

kelompok. Tergantung kondisi dan konteks yang ada pada setiap kelas, ada yang

menjalankan dengan tiga atau empat pertemuan.

Sintaks pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan

beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya menggunakan lima

langkah yaitu penyajian konsep beriorientasi pada masalah, mendefinisikan

masalah dan pengorganisasian, melakukan investigasi/penyelidikan permasalahan,

menyajikan hasil dan tahap terakhir yaitu refleksi dan evaluasi proses

pembelajaran dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan.

Tahapan-tahapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang

dilaksanakan secara sistematis dan terencana diharapkan mampu mengembangkan

potensi kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus

mampu menguasai konsep pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar

tertentu serta mampu menemukan solusi yang diperlukan dalam integrasi

kehidupan nyata (real world).

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

Model pembelajaran Problem Based Learning pun tak luput dari kelebihan

dan kekurangan yang dimiliki. Untuk itu secara umum dapat dikemukakan bahwa

kekuatan dalam penerapan pengajaran berbasis masalah antara lain yaitu: peserta

didik akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) yang ada dalam

kehidupan sehari-hari (real world); memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa

berdiskusi dengan teman kelompok dan kelas; semakin mengakrabkan guru

dengan siswa; dan ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan melalui

eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode

eksperimen.

Pembelajaran PBL dapat membantu siswa dalam mengembangkan

kemampuannya. Berikut merupakan kelebihan PBL, yaitu: memotivasi siswa

untuk menemukan pengetahuan baru; meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran; transfer ilmu pengetahuan dilakukan dengan mengaitkan

Page 32: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

18

permasalahan dalam kehidupan nyata; dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat pada kehidupan nyata tidak

hanya saat pembelajaran itu berakhir; dan dengan PBL siswa menjadi tertarik

untuk belajar secara terus menerus.22

Pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kecakapan

internal dan sosial peserta didik. Sebagaimna yang dituturkan oleh Amir, manfaat

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lainnya yaitu: meningkatkan

kecakapan dalam pemahaman materi ajar; meningkatkan fokus pada pengetahuan

yang relevan; mendorong untuk berpikir; membangun kerja tim, kepemimpinan,

dan keterampilan sosial; membangun kecakapan belajar (life-long learning skills);

dan memotivasi pembelajar.23

Sementara itu kelemahan dari penerapan Problem Based Learning (PBL)

antara lain: tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada

pemecahan masalah; seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang

panjang; dan aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau

guru.24

Hal senada diungkapkan oleh Uus Toharudin Problem Based Learning

(PBL) memiliki keterbatasan yaitu waktu dan biaya mahal.25

Selain itu Uus Toharudin mengatakan keterbatasan PBL dari sisi proses

pembelajaran di kelas yaitu guru yang merasa kesulitan untuk mengubah gaya

pengajaran seperti biasa yang dilakukan; sulit melakukan penilaian secara

objektif; kelompok atau individual kemungkinan akan menyelesaikan lebih dulu

atau malah berakibat terjadinya keterlambatan; pembelajaran membutuhkan

banyak material dan penelitian yang mendalam; serta penggunaan model PBL ini

bisa saja tidak berhasil dengan baik (gagal total) jika peserta didik tidak mengerti

cakupan masalah yang disajikan dengan konten sosial yang terjadi.26

22

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2016), h. 220-221. 23

M. Taufiq Amir, op. cit., h, .27-29. 24

Warsono dan Hariyanto, op. cit., h.151. 25

Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains

Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.107. 26

Ibid.

Page 33: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

19

Usman mengemukakan pula mengenai kelemahan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) bukan hanya kebutuhan waktu dalam persiapan

pembelajaran, melainkan juga pada siswa. Siswa yang tidak memiliki minat atau

tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk

dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba dan tanpa

pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang

dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.27

Kelebihan dan kelemahan model Problem Based Learning yang telah

dipaparkan di atas menunjukkan bahwa tetap perlunya pemilihan model

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di mana jenis konsep materi maupun

waktu yang diperlukan serta biaya perlu diperhatikan oleh guru, karena tidak

semua pembelajaran mampu menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Meta-Analisis

a. Pengertian Meta-Analisis

Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggambarkan

hasil dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara

kuantitatif. Saat ini meta-analisis paling banyak digunakan untuk uji klinis. Hal ini

dapat dimengerti, karena uji klinis desainnya lebih baku dan memberikan bukti

hubungan kausal yang kuat. Namun, meta-analisis juga dapat dilakukan terhadap

berbagai studi observasional untuk menghasilkan kesimpulan dari penggabungan

hasil penelitian.28

Meta-analisis mengacu pada analisis atas analisis. Meta-analisis mengacu

pada analisis statistik dari koleksi besar hasil analisis dari studi individu untuk

tujuan mengintegrasikan temuan. Ini tidak bisa menjadi alternatif yang sederhana

untuk diskusi-diskusi yang santai dan naratif dari tipikal studi-studi penelitian

untuk memahami literatur penelitian yang berkembang secara pesat, “Meta-

analysis refers to the analysis of analyses. Meta-analysis to refer to the statistical

27

Rusman, op. cit., h. 221. 28

Rievan Dana Nindrea, Pengantar Langkah-Langkah Praktis Studi Meta Analisis,

(Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2016), cet.1, h. 9.

Page 34: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

20

analysis of a large collection of analysis results from individual studies for

purpose of integrating the findings. It cannotes a rigorous alternative to the

casual, narrative discussions of research studies which typity our attempts to

make sense of the rapidly expanding research literature”.29

Meta-analisis bukanlah sebuah trend semata. Hal ini berakar pada nilai-

nilai fundamental dari interpretasi ilmiah: replikasi, kuantifikasi, analisis kasual

dan korelasional. Informasi berharga tidak perlu tersebar dalam studi individu.

Kemampuan ilmuwan sosial untuk memberikan jawaban yang dapat

digeneralisasi untuk pertanyaan mendasar tentang kebijakan merupakan masalah

yang terlalu serius untuk memungkinkan kita memperlakukan integrasi riset

dengan mudah. Sehingga manfaat potensial dari metode meta-analisis ini sangat

besar, “Meta-analysis is not a fad. It is rooted in the fundamental values of the

scientific enterprise: replicability, quantification, casual and correlational

analysis. Valuable information is needlessly scattered in individual studies. The

ability of social scientists to deliver generalizable answers to basic questions of

policy is too serious a concern to allow us to treat research integration lightly.

The potential benefits of meta-analysis method seem enormous”.30

Jesson menuturkan meta-analisis adalah teknik statistik yang telah

dikembangkan untuk menggabungkan hasil kuantitatif yang diperoleh dari studi

independen yang telah dipublikasikan, “Meta-analysis is a statistical technique

which has been developed to combine quantitative result obtained from

independent studies that have been published”.31

Meta-analisis merupakan teknik

mengumpulkan data dan meringkas report yang ada. Teknik ini digunakan untuk

mengurangi atau mengeliminasi berbagai sumber dalam artefak dan statistical

error.32

29

Glass, Primary Secondary and Meta-Analysis of Research, American Educational

Research Association, vol.5, 2012, pp. 3. 30

John E. Hunter dan Frank L. Schmidt, Methods of Meta-Analysis Correcting Error and

Bias in Research Findings, (California: Sage Publication, 2004), ed. 2, p. 32. 31

Jill K. Jesson, Lydia Matheson dan Fiona M. Lacey, Doing Your Literature Revies

Traditional and Systematic Techniques, (London: Sage Publication, 2011), p. 129. 32

Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal

Communication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum

Associates Publisher, 2012), p. 3.

Page 35: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

21

Penelitian ini juga sering disebut dengan meta research (Riset Meta),

karena analisa yang digunakan disebut dengan Meta Analysis (Analisis Meta).

Penelitian ini menggunakan pustaka, buku atau jurnal sebagai sumber datanya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil beberapa penelitian satu topik yang

telah dilakukan dan dilaporkan. Dengan melakukan hal ini, peneliti bisa

mengetahui kelebihan, kekurangan, kelemahan atau bahkan kesalahan masing-

masing penelitian tersebut.33

Meta-analisis juga disebut sintesis penelitian

kuantitatif, adalah pendekatan yang kuat untuk meringkas dan membandingkan

hasil dari literatur empiris.34

Meta-analisis adalah seperangkat metode statistik untuk menggabungkan

hasil kuantitatif dari beberapa penelitian untuk menghasilkan rangkuman secara

keseluruhan atas pengetahuan empiris pada topik tertentu. Hal ini digunakan

untuk menganalisis kecenderungan sentral dan variasi dalam hasil studi, dan untuk

mengoreksi kesalahan dan bias dalam penelitian. Hasil dari studi original biasanya

dikonversi ke satu atau bentuk metrik umum, yang disebut dengan effect size,

yang kemudian dikombinasikan. Hal ini memungkinkan kita untuk mensintesis

hasil dari studi yang menggunakan ukuran yang berbeda dari konstruk atau

laporan yang sama dengan cara yang berbeda.35

Meta-analisis dapat didefinisikan sebagai metode statistik yang sistematis

untuk menganalisis dan mensintesis hasil dari studi independen, dengan

mempertimbangkan semua informasi terkait. Melalui sintesis, meneliti, tabulasi,

dan mungkin mengintegrasikan semua studi yang relevan, meta-analisis

memungkinkan penilaian yang lebih objektif, yang dapat membantu untuk

mengatasi ketidakpastian dalam penelitian asal, ulasan klasik, dan komentar

editorial. Terdapat jenis sinonim untuk meta-analisis yang digunakan dalam

literatur: ikhtisar (overview), agregat, sintesis, integrasi, penggabungan,

33

Syamsul Hadi, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan,

(Yogyakarta: Ekonsia, 2006), cet.1, h. 24. 34

Noel A. Card, Applied Meta-Analysis for Social Science Research, (New York: Guilford

Press, 2012), p. 3. 35

Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and Meta-

Analysis, (United State of America: Oxford University Press, 2008), p. 1-2.

Page 36: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

22

penyatuan, dan menggabungkan. Kuantitatif adalah jantung dari meta-analisis dan

menggabungkan hasil adalah integrasi penting dalam meta-analisis.36

Meta-analisis merupakan analisis integratif hasil penelitian dengan fokus

atau tema yang sama. Metode meta-analisis mengubah data kualitatif ke

kuantitatif dan kemudian menggunakan analisis statistik untuk mendapatkan

esensi informasi dari sejumlah data penelitian sebelumnya.37

Secara umum, tujuan meta-analisis tidak berbeda dengan jenis penelitian

klinis lainnya, yaitu: (1) untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan

hubungan ataupun besarnya perbedaan antar variabel; (2) melakukan inferensi

dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis maupun estimasi;

(3) melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu

(confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dan hubungan atau

perbedaan.38

Dari beberapa definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa meta-analisis

merupakan metode penelitian berbasis kuantitatif dengan cara mengakumulasi

data dari penelitian terdahulu dengan kriteria tertentu atau bisa disebut dengan

analisis di atas analisis.

b. Model-Model Statistik Meta-Analisis

Pengolahan data dengan analisis statistik merupakan salah satu kunci dari

meta-analisis. Oleh karena itu, meta analisis mempunyai beberapa model-model

statistik untuk mendapatkan hasil dan interpretasi penelitiannya. Menurut Sutton

(2000), terdapat dua kategori model-model statistik dalam meta-analisis, yaitu

model statistik yang hanya mencakup studi efek dan model statistik yang

mencakup studi efek yang disertai tambahan informasi dan analisis.39

Menurut Brockwell dan Gordon (2007) model statistik yang hanya

mencakup studi efek dibedakan menjadi dua macam, yaitu fixed effects model dan

36

Mallikarjun B. Hanji, Meta-Analysis on Psychiatry Research Fundamental and

Advanced Methods, (USA: Apple Academic Press, 2007), p. 3. 37

Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical

Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim

Society, 2017, pp. 165. 38

Rievan Dana Nindrea, op. cit., h. 11-12. 39

Ibid., h. 13.

Page 37: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

23

random effect model. Fixed effects model memberikan gambaran bobot rata-rata

dari berbagai studi yang masuk ke dalam meta-analisis yang dilakukan. Secara

statistik, perhitungan fixed effects model mengasumsikan bahwa, studi atau

penelitian yang masuk dalam studi meta-analisis dilakukan pada populasi yang

sama dan menilai variabel yang sama pula.40

Pada fixed effects model terlihat

bahwa studi atau penelitian dalam skala besar, misalnya dengan jumlah sampel

yang besar cenderung memberikan bobot rata-rata hasil meta-analisis. Oleh

karena itu, jika dalam suatu meta-analisis sebagian besar studi yang masuk dalam

analisis adalah studi yang berskala besar, maka studi dengan skala kecil sangat

kecil dampaknya terhadap hasil dan interpretasi akhir dari meta analisis yang

dilakukan.41

Random effect model dilihat karena adanya keanekaragaman

(heterogenousity) pada penelitian. Random effect model menunjukkan bobot rata-

rata dari dampak studi meta-analisis yang dilakukan (effect size) pada sebuah

kelompok penelitian, tanpa melihat bobot masing-masing studi. Secara teoritis

statistik, random effect model diperoleh dari dua tahap yaitu dengan melakukan

inversi (membalikkan) dari varian bobot studi yang ada, kemudian

menghilangkan masing-masing bobot yang telah dibalikkan. Menghilangkan

bobot studi ini dilakukan dengan menggunakan nilai Random Effect Variance

Component (REVC).42

Model statistik dengan perhitungan dan informasi tambahan adalah dengan

menilai quality effect model. Quality effect model adalah perhitungan statistik

untuk melakukan penyesuaian terhadap keanekaragaman antar studi yang

dilakukan pengolahan pada meta analisis dengan pertimbangan varian dan kualitas

studi-studi tersebut. Pada perhitungannya bukti-bukti empiris atau fakta secara

metodologis dapat digunakan, bukan hanya berpatokan kepada hasil angka-angka

40

Ibid. 41

Ibid., h. 14. 42

Ibid.

Page 38: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

24

pada perhitungan statistik semata. Dalam melakukan perhitungan ini, adanya bias

varian dihitung berdasarkan kualitas data.43

c. Tahapan Meta-Analisis

Meta-analisis dapat dikatakan sebagai suatu penelitian tersendiri. Subyek

dalam meta-analisis adalah hasil penelitian yang akan disertakan dalam meta-

analisis. Proses sistematika review meliputi beberapa tahapan yang selaras dengan

penelitian primer. Terdiri dari perumusan masalah, pengumpulan data sampling,

analisis data, interpretasi, dan presentasi hasil. Berikut merupakan proses tahapan

meta-analisis:44

Tabel. 2.6 Tahapan Meta-Analisis

Tahapan Sistematika

Review

Penjelasan

Memformulasikan topik

(Topic formulation)

Pertanyaan terpusat, hipotesis, objektif

Desain studi secara

keseluruhan (Overall

study design)

Pengembangan protokol; spesifikasikan

masalah/kondisi, populasi, seting, intervensi dan

hasil yang menarik; spesifikasi studi dengan kriteria

inklusif dan ekslusif

Pengambilan sampel

(Sampling)

Mengembangkan rencana pengambilan sampel;

sampling unit penelitian; pertimbangan universal

dari semua studi yang relevan; memperoleh studi.

Pengumpulan data

(Data Collection)

Data beasal (diekstraksi) dari penelitian ke form

standarisasi

Analisis data (Data

Analysis)

Mendeskripsikan data (cek kualitas, sampel, dan

karakteristik intervensi penelitian; menghitung effect

size); menghitung effect size dan menilai

heterogenitas (meta-analisis); mengakumulasikan

meta-analisis, analiss sub grup dan moderat, analisis

sensitivitas, analisis publikasi dan bias sampel;

meta-regresi; deskripsi hasil dalam bentuk naratif,

tabel, dan grafik; interpretasi dan diskusi; implikasi

kebijakan, praktek dan penelitian lebih lanjut.

43

Ibid., h. 15. 44

Julia H. Littel, Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, op.,cit., p. 20-21.

Page 39: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

25

B. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa penelitian mengenai meta-analisis yaitu riset Melek Demirel

(2016) dengan judul “effects of problem-based learning on attitude: a meta-

analysis study”. Temuan penelitian mengenai meta-analisis pengaruh

pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap menunjukan hasil yang positif

dalam hal peningkatan sikap siswa terhadap program dibandingkan dengan

pengajaran tradisional, tetapi nilai rata-rata efect size yang dihasilkan rendah yaitu

pada angka 0.44.45

Pada penelitian Kadir (2017) dengan judul “meta-analysis of the effect of

learning intervention toward mathematical thinking on research and publication

of student”, temuan penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dari 200 sampel

tesis penelitian mahasiswa pada unit analisis memiliki rata-rata efect size dengan

hasil 0.155 intervensi pembelajaran terhadap kemampuan berpikir matematik

sesuai dengan kriteria effect size (2) bahwa efek tersebut dalam klasifikasi efek

besar.46

Penelitian lainnya mengenai studi meta-analisis yaitu dari penelitain

Diyyadin Yasar (2017) dengan judul “Brain based learning in science education

in Turkey: descriptive content and meta analysis of dissertation” dengan hasil

rata-rata efect size dalam penggunaan Brain Based Learning pada prestasi

akademik yaitu 1.382 sedangkan pada sikapnya dengan hasil 0.466 dengan level

efek tinggi pada prestasi akademik tetapi menengah pada sikap.47

Berdasarkan penelitian lain, yang dilakukan kadir (2014) mengenai studi

meta-analisis efektivitas penerapan pendekatan problem solving dalam

pembelajaran sains dan matematika melaporkan secara keseluruhan rata-rata besar

pengaruh pendekatan problem solving atau yang dapat dikaitkan dengan problem

45

Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a Meta-Analysis study,

Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology Eduation, 2016, pp. 2123. 46

Kadir, op. cit., pp. 169. 47

Diyyadin Yasar, Brain Based Learning in Science Education in Turkey: Descriptive

Content and Meta Analysis of Dissertations, Journal of Education and Pratice IISTE, vol.8, No.9,

2017, pp. 167.

Page 40: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

26

solving dengan penelitian-penelitian yang sifatnya eksperimental yang dianalisis

adalah sebesar 1.079 dengan kriteria efect size pada level tinggi.48

Studi meta-analisis selanjutnya yaitu pengaruh media pembelajaran

terhadap hasil belajar matematika siswa oleh Yenti Tumangkeng (2018).

Perhitungan effect size terhadap tiga puluh satu penelitian skripsi mahasiswa

pendidikan matematika dihasilkan rata-rata sebesar 0.95. Hal ini menunjukkan

penggunaan media pembelajaran mampu memberikan kontribusi dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa sebesar 43.82%.49

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yaitu model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) memiliki pengaruh terhadap pembelajaran Biologi pada peserta didik.

D. Kerangka Berikir

Studi meta-analisis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

yang didapat pada model Problem Based Learning (PBL) terhadap pembelajaran

Biologi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan dilakukannya

studi meta-analisis diperlukan adanya effect size yang dihasilkan untuk melihat

bagaimana hasil dari pembelajaran Problem Based Learning secara keseluruhan

dapat berdampak baik atau sebaliknya. Serta diinterpretasikan berdasarkan jenjang

pendidikan, wilayah, serta penerapan pembelajaran pada peserta didik baik untuk

meningkatkan hasil belajar, kemampuan pemecahan masalah, pengetahuan

metakognitif, kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains, dan

kemampuan literasi sains. Dengan demikian diagram kerangka berpikir dapat

dilihat pada Gambar 2.3 berikut:

48

Kadir, “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas

Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Matematika”, Program

Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, 2014, h. 126. 49

Yenti Winataria Tumangkeng, “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa”, FKIP UNTAN, 2018.

Page 41: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

27

Penelitian Pembelajaran PBL

dengan Jumlah Banyak

Belum Diketahui Efektifitas

Model PBL

STUDI

META-ANALISIS

Standardizaed

Mean Difference

Proportion of

Variance

Explained

Jenjang

Pendidikan

EFFECT SIZE

INTERPRETASI

Penerapan

Pembelajaran

Problem

Solving

Hasil

Belajar

Berpikir

Kritis

Metakognitif Kemampuan

Literasi Sains

Keterampilan

Proses Sains

Wilayah

Page 42: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

28

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir

Page 43: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamatkan di Jl. H.

Juanda No. 95, Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan,

15412 pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2019.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

analisis menyajikan hasil publikasi penelitian ilmiah pada elektronik jurnal secara

nasional berkaitan tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan konsep materi Biologi. Penelitian deskriptif merupakan

penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang

diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti

guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel

yang berkenaan ini tidak sampai mempersoalkan asosiatif dan komparatif antara

variabel-variabel penelitian yang ada.1

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi

1Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Ciputat: Referensi, 2013), Cet.

5, h. 62. 2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 117.

Page 44: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

30

yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel

biasanya disebut studi sampling.3

Populasi dalam penelitian ini adalah artikel publikasi ilmiah berupa jurnal

berskala nasional di Indonesia tentang penggunaan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) tahun 2010-2019. Sampel yang diambil adalah artikel

publikasi ilmiah tentang pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

konsep materi Biologi dengan kategori jenis penelitian sebagai berikut, yaitu: (1)

Artikel dibuat oleh peneliti umum maupun mahasiswa; (2) artikel menggunakan

metode penelitian eksperimen; (3) artikel merupakan tingkat nasional berasal dari

Jurnal yang telah terakreditasi oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan

Tinggi Republik Indonesia (RISTEKDIKTI) di Sinta Indonesia dan telah

terindeks pada http://sinta2.ristekdikti.go.id/; (4) artikel merupakan penelitian

kuantitatif dan memenuhi data statistik effcet size; (5) artikel diterbitkan 10 tahun

terakhir yaitu tahun 2010-2019; (6) artikel bertema pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada konsep materi Biologi; (7) sampel jenjang pendidikan pada

artikel merupakan pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); dan (8) cakupan wilayah penelitian

artikel dilakukan di kawasan Indonesia.

D. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pemberian

kode (coding data). Identifikasi dari proses pencarian dan pengambilan coding

sesuai kriteria yang memenuhi syarat secara eksplisit, memeriksa setiap studi pada

kriteria yang layak dan mencatat informasi pada form penyaringan (form

screening) atau database adalah catatan penting pada publikasi ilmiah dari sintesis

penelitian. Dengan informasi ini, sintesis coding dapat melaporkan tentang jumlah

studi dan alasan untuk pengkhususan. Data ini tidak hanya berfungsi sebagai audit

3Iskandar, op.cit., h.70.

Page 45: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

31

internal saja, tetapi berguna juga menjawab tentang mengapa studi tertentu tidak

termasuk dalam sintesis.4

Prosedur pemberian kode (coding) untuk meta-analisis seputar protokol

koding yang menentukan informasi akan diambil dari setiap studi yang memenuhi

syarat. Seorang coder akan membaca laporan studi dan mengisi protokol koding

dengan respon yang tepat pada studi tersebut. Coding studi untuk meta-analisis

pada dasarnya seperti penelitian survei. Ada beberapa masalah umum yang harus

diperhatikan sebelum beralih ke hal yang penting dari konten apa yang mungkin

termasuk dalam protokol coding. Pertama, harus membedakan antara dua bagian

yang sedikit berbeda dari protokol coding: yaitu bagian yang mengkodekan

informasi tentang karakteristik studi (deskriptor studi) dan bagian yang

mengkodekan informasi tentang temuan empiris dari studi (effect size). Secara

konseptual, perbedaan ini mirip dengan variabel independen dan dependen.

Temuan studi direpresentasikan dalam bentuk nilai-nilai effect size, adalah

variabel dependen dari meta-analisis merupakan “output” dari studi penelitian

empiris. Karakteristik studi yaitu seperti metode, langkah-langkah, sampel,

abstrak, perlakuan, konteks, dan lain-lain, adalah variabel independen dari meta-

analisis mewakili faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan besarnya

temuan. Di antara karakteristik studi, yaitu merepresentasikan fenomena yang

diteliti, seperti, jenis perlakuan, yang efeknya pada konstruk antara populasi

tertentu, dan orang-orang yang mewakili metode penelitian yang digunakan,

misalnya, desain khusus, ukuran, prosedur, peneliti, konteks penelitian, dll.5

Adapun variabel yang digunakan dalam koding data untuk menjaring

informasi mengenai besar pengaruh (effect size) penelitian tentang studi meta-

analisis Problem Based Learning (PBL) adalah :

1. Nama peneliti

2. Tahun penelitian

3. Subjek pendidikan

4Harris Cooper, Larry V. Hedges, dan Jeffrey C. Valentine, the Handbook of Research

Synthesis and Meta-analysis Second Edition, (New York: Russel Sage Foundation, 2009), p. 161. 5Mark W. Lipsey dan David B. Wilson, Practical meta-analysis, (California: Sage

Publication, 2001), p.73-74.

Page 46: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

32

4. Variabel independen dan dependen

5. Waktu pelaksanaan

6. Desain penelitian

7. Ukuran sampel (sample size)

E. Tahapan Penelitian

Proses tahapan penelitian untuk meta-analisis umumnya terdapat lima

proses yaitu: (1) mendefinisikan masalah; (2) mengumpulkan literatur yang

tersedia; (3) mengkonversi dan mengoreksi informasi statistik; (4) menentukan

rata-rata data yang didapat; dan (5) mempertimbangkan variasi pada efek yang

telah diamati.6

Tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini, yaitu: pertama adalah

menetapkan masalah atau topik yang hendak diteliti yaitu mengenai pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada Biologi. Kedua, mencari dan

mengumpulkan laporan penelitian berupa jurnal nasional yang berkaitan dengan

masalah atau topik yang hendak diteliti serta menentukan periode hasil temuan

penelitian yang dijadikan data sumber yaitu dipublikasikan pada 2010-2019.

Ketiga, membaca laporan penelitian untuk melihat kesesuaian isi dengan masalah

yang telah ditentukan, memfokuskan penelitian pada masalah berupa aspek

metodologi penelitian serta mengkategorikan masing-masing penelitian atau

dengan kata lain mendata informasi sebanyak-banyaknya pada laporan penelitian.

Keempat, menentukan besar efek (Effect Size) pada setiap laporan penelitian dari

masing-masing data yang didapat. Kelima, menganalisis laporan penelitian yang

telah dipublikasikan berdasarkan kajian metode dan analisis data yang digunakan,

sehingga dapat ditarik kesimpulan penelitian meta-analisis yang dilakukan.

F. Pengumpulan Data

Hasil-hasil penelitian yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan

berdasarkan data tentang penelitian tiap-tiap kelompok eksperimen dan kelompok

6Mike Allen, Rayond W. Preiss, Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel, Interpersonal

Commuication Research Advances Through Meta-Analysis, (London: Lawrence Erlbaum

Associates Publisher, 2012), p.7.

Page 47: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

33

kontrol serta mencatat data statistik yang akan dipergunakan dalam perhitungan

Effect Size yang diperoleh dari masing-masing publikasi ilmiah penelitian.

Sumber data penelitian diperoleh dua belas dari tujuh puluh artikel hasil

penelitian yang dapat dimeta-analisis bertema pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) pada materi Biologi dengan kriteria jenis penelitian kuantitatif

dan eksperimen, periode tahun 2010-2019, penelitian merupakan tingkat nasional

terindeks dan terakreditasi pada sinta RISTEKDIKTI dengan pembatasan pada

level sinta1 sampai dengan level sinta4 dalam bentuk coding.

Data yang dihasilkan dalam bentuk coding berisi informasi mengenai

identitas artikel publikasi ilmiah, tahun penerbitan artikel, jenjang pendidikan

serta variabel dependen dan independen pada penelitian studi ilmiah yang

diperoleh. Berdasarkan pengumpulan artikel hasil penelitian, berikut merupakan

Tabel 3.1 pengelompokan artikel ilmiah:

Tabel 3.1 Data Artikel

Kriteria Pengumpulan

Data

Pengelompokkan

Data

Jumlah Temuan

Artikel

Tahun Publikasi

2010 -

2011 1

2012 3

2013 4

2014 7

2015 9

2016 12

2017 17

2018 9

2019 8

Akreditasi Sinta

RISTEKDIKTI

Sinta 1 1

Sinta 2 11

Sinta 3 5

Sinta 4 15

Sinta 5 1

Tidak Terakreditasi 37

Jenjang Pendidikan

SD 1

SLTP 20

SLTA 46

Perguruan Tinggi 3

Lampiran 1 Daftar Jurnal Artikel Penelitian dan Jurnal Publikasi, h. 66.

Page 48: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

34

G. Teknik Analisis Data

Unit dasar studi meta-analisis adalah Effect Size, maka untuk menjawab

rumusan masalah penelitian digunakan perhitungan dengan teknik analisis besaran

pengaruh (effect size).

Effect size adalah nilai yang mencerminkan besarnya efek dari sebuah

perlakuan (lebih umumnya) kekuatan antara dua variabel, ini merupakan kesatuan

dalam meta-analisis. Menghitung effect size untuk setiap studi, untuk menilai

konsistensi efek pada seluruh studi dan menghitung efek ringkasannya.7

Piggot mengutarakan bahwa terdapat tiga jenis dasar Effect Size, yaitu:

standardized mean difference, correlation coeficient, dan log odd ratio.8

Standardized mean difference adalah bentuk paling umum dari effect size ketika

penelitian terfokus antara dua kelompok independen seperti kelompok perlakuan

dan kontrol.9 Correlation coeficient biasanya digunakan ketika sintesis studi

observasional, ketika question penelitian berkaitan dengan memperkirakan

kekuatan hubungan (asosiasi) antara dua ukuran.10

Log odd ratio dapat dihitung

untuk membandingkan asumsi antara dua kelompok.11

Formula Effect Size yang digunakana adalah formula eta-square (2)

berikut:

Penelitian eksperimen yang hanya melibatkan dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menggunakan analisis komparasi

dengan teknik analisis uji-t. Maka menggunakan formula effect size sebagai

berikut:12

7Michael Borenstein, Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R. Rothstein,

Introduction to Meta-analysis, (United Kingdom: John Wiley and Sons Publication, 2009), p. 3-4. 8Terri D. Piggot, Advances in Meta-Analuysis: Statistics for Social and Behavioral

Sciences, (USA: Springer, 2012), p.7. 9Ibid., p.10.

10Ibid., h.11.

11Ibid.

12Kadir, Statistik Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Liseral dalam Penelitian, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017), ed.3, h. 300.

Page 49: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

35

Untuk penelitian eksperimen melibatkan lebih dari dua kelompok,

menggunakan analisis komparasi dengan teknik analisis Anova-1 Jalan, dengan

formula sebagai berikut:

Begitu pun untuk penelitian eksperimen yang melibatkan lebih dari dua

kelompok dan interaksinya, menggunakan analisis komparasi dengan teknik

analisis Anova-2 Jalan, maka formula yang digunakan sebagai berikut:13

Penelitian eksperimen dengan asumsi kelompok heterogen dua kelompok

formula yang digunakan yaitu:14

Kriteria yang digunakan untuk membentuk interpretasi hasil effect size

menggunakan acuan dari Gravetter dan Wallnau, yaitu:15

Efek kecil : 0.01 2

≤ 0.09

Efek sedang : 0.09 2

≤ 0.25

Efek besar : 2

˃0.25

13

Kadir, Meta-Analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical

Thinking on Research and Publication of Student, Tarbiya Journal of Education in Muslim

Society, 4(2), 2017, pp. 165. 14

Glass, Meta-Analysis of Research on Class Size and Achievement, Jstore, vol.1, No.1,

2012, pp. 6. 15

Kadir, loc. cit.

Page 50: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi beberapa data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir

pada studi meta-analisis pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan

menentukan nilai Effect Size pada materi Biologi, bagaimana besar pengaruh

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sumber sampel studi

sebelumnya serta pembahasan mengenai data hasil penelitian sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan melalui coding data yang telah dibuat.

A. Hasil Penelitian

Data pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini

berjumlah total dua belas artikel publikasi ilmiah yang sesuai dengan kriteria

penelitian yang dapat dianalisis dari tujuh puluh artikel yang telah dikumpulkan.

Adapun data hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Kategori

Data besar pengaruh (effect size) artikel publikasi ilmiah pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) berdasarkan kategori terdiri dari tiga kriteria yaitu

efek kecil (0.01 2

≤ 0.09), efek sedang (0.09 2

≤ 0.25) dan efek besar (2

˃0.25) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Page 51: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

37

Tabel 4.1 Effect Size Berdasarkan Kategori

No Kode

Artikel

Jumlah Sub

Effect Size Effect Size

Rerata

Effect Size Kategori

N

Artikel

1 5A 1 0.050 0.050 Efek

Kecil 3 2 6A 1 0.050 0.050

3 11A 1 0.085 0.085

4 12A 1 0.189 0.189

Efek

Sedang 4

5 3A 4

0.086

0.191 0.093

0.228

0.358

6 10A 2 0.129

0.208 0.288

7 8A 2 0.161

0.249 0.337

8 1A 1 0.261 0.261

Efek

Besar 5

9 2A 4

0.113

0.348 0.232

0.459

0.589

10 9A 2 0.287

0.425 0.563

11 4A 1 0.750 0.750

12 7A 2 0.965

0.979 0.993

Rerata Effect

Size 0.316 (Efek Besar)

Jumlah Sub

Effect Size 22

SD 0.284

Hasil data analisis pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat tiga artikel

publikasi ilmiah dengan harga effect size kecil, empat artikel publikasi ilmiah

dengan harga effect size sedang dan lima artikel publikasi ilmiah dengan harga

effect size besar. Dari perhitungan diperoleh effect size total sebesar 0.316 dalam

kategori besar dan simpangan baku sebesar 0.284.

Lampiran 3 Coding Meta-Analisis Publikasi Penelitian, h. 86 .

Page 52: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

38

2. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan menjadi salah satu aspek yang dapat dianalisis yaitu

terdiri dari jenjang tingkat menengah atas (SLTA) dan tingkat menengah pertama

(SLTP). Data hasil effect size pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Biologi berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Effect Size Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan N Artikel Effect Size SD

1 SLTP 6 0.323 0.330

2 SLTA 6 0.308 0.261

Dari data yang terangkum pada Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penggunaan

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Biologi pada jenjang Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

sama dengan jumlah artikel sebanyak enam artikel dengan memberikan effect size

besar pada keduanya.

Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan jenjang pendidikan

disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Besar Pengaruh Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa besar pengaruh pada kedua jenjang

pendidikan tingkat menengah tersebut dalam kategori besar. Jenjang pendidikan

SLTP memiliki besar pengaruh tertinggi terhadap hasil belajar Biologi dan

temuan ini mengungkapkan bahwa jenjang tersebut paling efektif, walaupun

pengaruh tertinggi tersebut memiliki data yang sangat bervariasi.

Page 53: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

39

3. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Wilayah di Indonesia

Besar pengaruh (effect size) dapat dilihat pula berdasarkan penggunaan

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di wilayah Indonesia, sehingga

dapat dipetakan penggunaanya, Tabel 4.3 berikut merupakan effect size

berdasasarkan wilayah:

Tabel 4.3 Effect Size berdasarkan Wilayah Kepulauan di Indonesia

No Wilayah N Artikel Effect Size SD

1 Pulau Jawa 3 0.461 0.273

2 Pulau Sumatera 6 0.267 0.358

3 Pulau Kalimantan 2 0.270 0.111

4 Pulau Bali 1 0.261 -

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa penggunaan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) Biologi di Pulau Sumatera paling banyak digunakan yaitu

terdapat enam artikel, sedangkan penggunaan yang paling kecil yaitu di Pulau

Bali dengan jumlah satu artikel. Namun jika dilihat dari effect size semua

menunjukkan pada kriteria besar dengan effect size paling tinggi yaitu terjadi di

pulau Jawa.

Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan wilayah kepulauan di

Indonesia disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Besar Pengaruh Berdasarkan Wilayah Kepulauan Indonesia

Page 54: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

40

Gambar 4.2 tersebut mengungkapkan bahwa pengaruh paling tinggi terjadi

di Pulau Jawa dan dalam variasi rendah sehingga Pulau Jawa paling efektif

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dibandingkan

dengan pulau lainnya di Indonesia.

4. Data Hasil Effect Size Berdasarkan Variable Terikat Penelitian

Data hasil effcet size berdasarkan variabel terikat penelitian dalam

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Biologi dapat dilihat pada Tabel

4.4 berikut:

Tabel 4.4 Effect Size Berdasarkan Variabel Terikat Penelitian

No Variabel Terikat Penelitian N Artikel Effect Size SD

1 Hasil Belajar 6 0.336 0.241

2 Metakognitif 2 0.865 0.162

3 Berpikir Kritis 5 0.450 0.395

4 Kemampuan Pemecahan

Masalah 2 0.217 0.186

5 Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi 1 0.191 -

6 Keterampilan Proses Sains 1 0.249 -

8 Kemampuan Literasi Sains 1 0.208 -

Tabel 4.4, artikel publikasi ilmiah menampilkan penelitian tentang

variabel terikat penelitian mengenai penerapan pengajaran berupa output yang

diharapkan yaitu hasil belajar dengan jumlah terbanyak dengan enam artikel

publikasi ilmiah, dilanjut dengan berpikir kritis pada tingkat selanjutnya dengan

lima artikel publikasi ilmiah, sedangkan kemampuan pemecahan masalah dan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang identik dengan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) hanya berjumlah dua dan satu artikel penelitian.

Secara visual rata-rata besar pengaruh berdasarkan variabel terikat

penelitian disajikan pada Gambar 4.3.

Page 55: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

41

Gambar 4.3 Besar Pengaruh Berdasarkan Variabel Terikat

Gambar 4.3 tersebut menyatakan bahwa rata-rata besar pengaruh tertinggi

diperoleh bila model Problem Based Learning (PBL) digunakan pada kemampuan

metakognitif peserta didik. Sehingga model PBL tersebut sangat efektif digunakan

untuk meningkatkan kemampuan metakognitif peserta didik.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dalam pembelajaran Biologi menggunakan metode meta-

analisis. Untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dalam pembelajaran ini,

maka perlu dilakukannya perhitungan besar pengaruh (effect size) sehingga dapat

dipetakan dan dianalisis pengaruh yang terlibat dalam pembelajaran PBL.

Effect size menunjukkan besarnya pengaruh dari suatu perlakuan atau

kekuatan hubungan antara dua variabel, merupakan unit terpenting dalam meta-

analisis karena mampu menyediakan informasi dari hasil rangkuman. Dengan

menentukan effect size dari setiap penelitian, maka secara keseluruhan dapat

ditemukan dan ditentukan bagaimana besar pengaruh suatu perlakuan. Dari tujuh

puluh artikel ilmiah yang dikumpulkan dan dirangkum dalam bentuk coding,

hanya dua belas artikel publikasi ilmiah sesuai kriteria dan dapat ditentukan harga

Page 56: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

42

effect size melalui perhitungan dengan menggunakan formula yang telah

ditentukan.

Perhitungan effect size dilakukan terhadap data mentah yang terdapat pada

data statistik artikel publikasi ilmiah. Hasil perhitungan ini menjadi dasar dalam

proses meta-analisis selanjutnya. Terdapat banyak artikel publikasi ilmiah tidak

dapat dilakukan proses perhitungan effect size dikarenakan faktor

ketidaklengkapan data maupun kriteria artikel yang dibutuhkan sehingga pada

akhirnya harus dieliminasi dan tidak dilakukan meta-analisis pada artikel tersebut.

1. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Secara

Keseluruhan

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan rata-rata

besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 0.316.

Angka ini memberikan makna bahwa perlakuan model Problem Based Learning

(PBL) dalam pembelajaran Biologi mampu meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada kelompok eksperimen sebesar 0.316 kali dari besar pengaruh

kelompok kontrol. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran Biologi

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif untuk

digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan kategori harga effect

size yang tinggi, dengan demikian model PBL ini mampu memberikan pengaruh

kepada peserta didik dalam pembelajaran Biologi. Temuan ini sejalan dengan

Kadir pada penelitian Meta-analisis Intervensi Berpikir Matematika

(Mathematical Thinking) (2017) dengan harga besaran pengaruh (effect size)

0.155 dalam ketentuan Cohen pada kriteria eta-square (2) dengan diperoleh

klasifikasi efek tinggi.1 Berbeda dengan Demirel dan Dagyar (2016) dengan hasil

temuan studi meta-analisis pengaruh model Problem Based Learning (PBL) pada

1Kadir, Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward Mathematical

Thinking on Research and Publication of Students, Tarbiya: Journal of Education in Muslim

Society, 2017, pp.169-175.

Page 57: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

43

sikap dengan diperoleh rata-rata effect size yaitu 0.44 pada ketentuan Hedges yang

termasuk pada kategori efek di tingkat rendah (low-level).2

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi suatu analisis yang

menarik untuk dikaji dalam pembelajaran Biologi merupakan fakta yang

menggambarkan keadaan bahwa hasil belajar pada kelompok eksperimen

memiliki pengaruh yang besar dan lebih tinggi dari kelompok kontrol berdasarkan

harga effect size yang diperoleh. Hal tersebut menjelaskan bahwasanya perlakuan

pada kelompok eksperimen model Problem Based Learning (PBL) memberikan

pengaruh yang lebih efektif atau memberikan hasil belajar yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan adanya hasil effcet size dalam

penelitian ini mampu melihat bagaimana keefektifan pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan menggunakan keterlibatan kelompok pembanding

yaitu kelompok kontrol pada setiap sub penelitian, maka hasil belajar yang

diperoleh merupakan efek atau akibat dari perlakuan yang diberikan pada

kelompok eksperimen. Maka dari itu, model Problem Based Learning (PBL)

adalah alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran Biologi untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif digunakan dan

memiliki pengaruh besar terhadap pembelajaran Biologi karena sejalan dengan

karakter model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang telah

dikemukakan pada BAB II bahwa masalah yang digunakan merupakan dunia

nyata (real-world), masalah menuntut perspektif majemuk (multiple perspective),

masalah membuat pembelajar mendapatkan pembelajaran baru (new areas of

learning), mengutamakan belajar mandiri (self-directed learning), memanfaatkan

variasi sumber pengetahuan, pembelajaran adalah kolaboratif, komunikatif dan

kooperatif serta mampu mengembangkan kemampuan inquiri dan pemecahan

masalah sehingga keriteria tersebut secara tidak langsung mampu melatih dan

menstimulus peserta didik untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran

Biologi.

2Melek Demirel dan Miray Dagyar,Melek Demirel, Effect of Prblem-Based Learning on

Attitude: a Meta-Analysis study, Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology

Eduation, 2016, pp. 2123.

Page 58: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

44

2. Pengaruh Jenjang Pendidikan

Berdasarkan hasil data harga effect size pengaruh pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) pada Biologi dari sudut pandang jenjang pendidikan yang

diinterpretasikan pada Tabel 4.2 mampu meningkatkan perolehan hasil belajar

peserta didik pada kelompok eksperimen sebesar 0.323 untuk jenjang pendidikan

SLTP dan 0.308 untuk jenjang pendidikan SLTA. Penerapan model Problem

Based Learning (PBL) pada dua jenjang pendidikan menengah ini memberikan

besar pengaruh dalam kategori yang sama, keduanya memiliki harga effect size

dengan kriteria yang cukup besar yaitu 0.25, hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif dan layak

dipergunakan pada jenjang pendidikan Menengah Pertama dan Menengah

Atas.Walaupun harga effect size pada kedua jenjang tersebut tergolong pada

kriteria besar 0.25, namun Pada jenjang pendidikan Menengah Pertama (SLTP)

penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih besar rata-rata

besar pengarunya dibandingkan dengan penerapan pada jenjang pendidikan

Menengah Atas (SLTA). Hal ini senada dengan penelitian Kadir (2014) pada

meta-analisis efektivitas penerapan problem solving dalam pembelajaran sains dan

matematika diperoleh effect size berdasarkan jenjang pendidikan 1.130 pada

tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa dan pelatihan guru berdasarkan ketentuan

Glass mampu meningkatkan perolehan hasil belajar peserta didik pada kelompok

eksperimen dengan harga effect size 1.514 tertinggi pada jenjang mahasiswa

dengan disusul pada jenjang pelatihan guru yaitu 1.320, SMP 1.291, SMA 0.907

dan terendah pada jenjang SD yaitu 0.619.3

Tingginya rata-rata pengaruh pada kedua jenjang pendidikan ini memiliki

implikasi terhadap perkembangan kognitif anak, di mana secara psikologis peserta

didik pada jenjang SLTP dan SLTA berada pada tahap operasional formal

berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget yaitu pada usia 11 tahun sampai

3Kadir, Meta-Analisis Efektivitas Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam

Ppembelajaran Sains dan Matematika, Prosiding Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan

Implementasi Standar Penilaian dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013, 2014, h.126.

Page 59: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

45

dewasa.4 Tahap operasional formal anak mulai memikirkan pengalaman di luar

pengalaman konkret dan mampu berpikir abstrak yang independen, idealitas,

logis, lebih saintifik dalam berpikir, dan mengembangkan perhatian pada isu-isu

sosial. Kualitas abstrak dari pemikiran operasional formal terlihat dalam

pemecahan masalah, masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan

eksperimentasi sistematik. Pada tahap ini remaja mulai melakukan pemikiran

spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri

orang lain. Pemikiran idealis ini bisa menjadi fantasi atau khayalan. Penalaran

hipotets deduktif mengandung konsep bahwa remaja dapat menyususn hipotesis

tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan yang

sistematis.

Kontribusi yang diberikan pada penggunaan model Problem Based

Learning (PBL) di jenjang pendidikan SLTP yaitu rata-rata besar pengaruh (effect

size) lebih besar dengan selisih sedikit dari jenjang SLTA terhadap hasil belajar

Biologi peserta didik. Perkembangan anak dari tahap formal tidak terjadi

mendadak (secara langsung) ataupun berlangusng sempurna, namun

membutuhkan proses secara bertahap (gradual). Maka pada jenjang SLTP ini yang

biasa disebut dengan periode Remaja Awal berada pada proses dari tahap kognitif

konkret menuju tahap kognitif formal, dan bisa jadi pada tahun-tahun pertama

ketika anak berada pada periode remaja awal (tahap kognitif formal) ini

kemampun anak dalam berpikir secara abstrak masih belum berkembang

sepenuhnya, sehingga dalam berbagai hal mungkin masih memerlukan bantuan

alat peraga atau media secara nyata. Pada tahap ini juga anak sudah bisa berpikir

logis tentang berbagai hal, termasuk hal yang agak rumit, tetapi dengan syarat

bahwa hal-hal tersebut disajikan secara nyata (disajikan dalam wujud yang bisa

ditangkap oleh panca indera). Tanpa adanya benda-benda konkret, anak akan

mengalami kesulitan dalam memahami banyak hal dan dalam berpikir logis.

Walaupun demikian belum ada bukti teoretis dan empiris untuk menarik inferensi

bahwa faktor kematangan psikologi dalam perkembangan kognitif jika dikaitkan

4Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 19.

Page 60: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

46

dengan jenjang pendidikan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, dengan

begitu perlu adanya kajian lebih lanjut.

3. Pengaruh Wilayah

Temuan penelitian memberikan penjelasan bahwa penggunaan model

Problem Based Learning (PBL) dari segi wilayah pada pembelajaran Biologi

dengan rata-rata besar pengaruh (effect size) besar yaitu 0.25 pada semua

wilayah di Indonesia yaitu pulau Jawa dengan hasil 0.461, Sumatera 0.267,

Kalimantan 0.270 dan Bali 0.261. Berdasarkan Tabel 4.3 mengungkapkan

bahwasanya penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada

pembelajaran Biologi efektif digunakan dengan latar belakang letak geografis

yang berbeda.

Dari sejumlah hasil penelitian yang dikaji ternyata pulau Jawa menempati

posisi tertinggi memberikan rata-rata besar pengaruh (effect size) yaitu sebesar

0.461 kali kelompok kontrol dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hasil tersebut

menggambarkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

memberi kontribusi paling besar di pulau Jawa untuk pembelajaran Biologi.

Hal menarik yang perlu ditelaah bahwa Pulau Jawa memiliki pengaruh

pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan harga effect

size paling tinggi. Secara persebaran dan perkembangan wilayah pulau Jawa

memang memiliki kecepatan teknologi informasi dan komunikasi lebih pesat,

karena pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan dan perkembangan ekonomi

nasional terutama di wilayah-wilayah kapital, sehingga berpengaruh pada fasilitas

pendukung yang lebih baik, 59% Perguruan Tinggi berlokasi di Pulau Jawa.5

Tidak menutup kemungkinan juga bahwa daerah selain pulau Jawa pun memiliki

fasilitas dan teknologi yang mampu mendukung proses pembelajaran peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran, dapat dikreasikan dengan keadaan

lingkungan maupun keadaan lokal setempat yang disesuaikan dengan konsep

pembelajaran.

5“Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif di Bawah Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Menurut Provinsi Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”, diakses pada 04 Oktober

2019 dari https://www.bps.go.id.

Page 61: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

47

Tabel 4.5 Jumlah Persebaran Perguruan Tinggi Berdasarkan Data Badan Pusat

Statistik Indonesia

Wilayah Sumatera Jawa Kalimantan Bali Jumlah

Status Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah

Perguruan

Tinggi

24 786 48 1.488 14 165 4 57 2.586

Total 810 1.536 179 61

Demikian hal tersebut, belum ada temuan khusus untuk menarik

interpretasi bahwa faktor keadaan geografis dikaitkan dengan pendidikan di

Indonesia dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, perlu adanya penelitian lebih

lanjut mengenai pengaruh wilayah terhadap hasil belajar peserta didik, oleh

karena itu ketepatan pendidik dalam pemilihan strategi pemecahan masalah, dan

keterlibatan semua pihak pun menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran

serta manajemen kelas yang baik untuk pembelajaran Biologi akan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.

4. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan

Melibatkan Variabel Terikat

Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.4, berikut merupakan uraian

mengenai meta-analisis pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dengan melibatkan variabel terikat penelitian:

a. Pengetahuan Metakognitif

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.4 relasi pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan pengetahuan mekognitif memiliki harga effect size

0.865. Temuan meta-analisis ini mengungkapkan bahwa rata-rata besar pengaruh

(effect size) pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kategori besar.

Hal ini mengandung makna bahwa besarnya effect size yang diperoleh

menunjukkan bahwa pembelajaran PBL sangat efektif dan berpengaruh tinggi

dalam meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik.

Herlanti (2017) menyatakan bahwa strategi pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) merupakan model pembelajaran paling efektif untuk

Page 62: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

48

meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik disusul dengan strategi

Reciprocal Teaching dan Group Investigation. Pembelajaran berdasarkan masalah

dapat meningkatkan pengetahuan metakognitif peserta didik terjadi karena strategi

ini memiliki beberapa langkah yang berkolaborasi dengan pengetahuan

metakognitif.6 Hal ini sesuai dengan Rahayu dan Azizah (2012) yang menuturkan

bahwa terdapat tujuh sintaks pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

tiga fase tentang pengetahuan metakognitif. Berikut relasi pengetahuan

metakognitif, sintak dan fase pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada

Tabel 4.6.7

Tabel 4.6 Relasi Sintaks Pengetahuan Metakognitif dan Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL)

Fase Problem Based

Learning

Sintaks Pembelajaran

Problem Based Learning

Pengetahuan

Metakognitif

Mengorganisir

peserta didik untuk

belajar

- Menyelidiki pengetahuan yang dimiliki

peserta didik sebelumnya untuk melakukan

pemahaman diri pada penilaian soal

pertanyaan (self-understanding assessment

question).

- Meminta peserta didik untuk

mengumpulkan semua informasi terkait

rumusan masalah pada kelompok.

Pengetahuan

deklaratif

Membantu

investigasi mandiri

dan kelompok

- Membimbing peserta didik untuk

mengamati / praktek.

- Membimbing peserta didik untuk

melakukan analisis dan membuat

kesimpulan untuk menemukan penjelasan

dan solusi suatu masalah.

- Membimbing peserta didik yang telah

memperoleh pengetahuan terungkap dari

observasi dan analisis dengan meminta

peserta didik melakukan pemahaman diri

pada penilaian soal pertanyaan (self-

understanding assessment question) dan

penerapan pertanyaan yang terkandung

dalam lembar kerja (worksheet).

Pengetahuan

prosedural

6Yanti Herlanti, Discovery Learning Strategy to Increase Metacognitive Knowledge on

Biology Learning in Secondary School, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2017, pp. 184. 7Puji Rahayu dan Utiya Azizah, Students Metacognition Level Through of

Implementation of Problem Based Learning with Metacognitive Strategies at SMAN 1

Manyar,Unesa Journal of Chemical Education,Vol.1, No.1, 2012, pp. 167.

Page 63: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

49

Menganalisis dan

mengevaluasi

pembelajaran dalam

memecahkan

masalah

- Membimbing peserta didik dalam refleksi

atau mengevaluasi proses pembelajaran

yang mereka lakukan.

- Membimbing peserta didik dalam

menyimpulkan hasil belajar.

Pengetahuan

deklaratif

b. Keterampilan Berpikir Kritis

Berdasarkan hasil penelitian meta-analisis pengaruh pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis dihasilkan

besar pengaruh (effect size) 0.450 dengan kategori besar. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa PBL layak dan efektif digunakan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap keterampilan

berpikir kritis peserta didik tidak terlepas dari krtiteria model PBL itu sendiri yang

telah dikemukakan pada BAB II bahwa model PBL dapat mengembangkan

keterampilan pemecahan masalah, membantu peserta didik memperoleh

pengetahuan, dan keterampilan lainnya yang diperlukan. Sebagaimana Amir

(2009) mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dan manfaat PBL adalah

mencoba membuat proses berpikir peserta didik lebih baik. Peserta didik tidak

lagi belajar mengandalkan memori (ingatan) dan mencontoh saja (seperti, jawaban

ujian sebelumnya).8

Alasan lain disebabkan karena karakteristik sintaks pembelajaran yang

menuntut adanya saling ketergantungan tanggung jawab individu, dan komunikasi

dalam proses penyelesaian masalah. Adanya tanggung jawab individu yang

terbentuk pada diri peserta didik terjadi karena pada model PBL memiliki kriteria

yaitu mengembangkan pembelajaran self-direct (mengatur diri sendiri atau belajar

senidiri) sehingga peserta didik dapat bertanggung jawab untuk mengatur dan

mengontrol pembelajaran mandiri. Dengan demikian model pembelajaran PBL

berpeluang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik.

Dalam tahapan pembelajaran berbasis masalah diawali dengan orientasi

peserta didik pada masalah aktual, autentik dan diakhiri dengan menganalisis dan

8M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana

Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 44.

Page 64: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

50

mengevaluasi proses pemecahan masalah, peserta didik secara individual maupun

kelompok akan menganalisis masalah, mengidentifikasi permasalahan,

merumuskan hipotesis dan berkolaborasi untuk mengintegrasikan seluruh materi

untuk menghasilkan suatu simpulan dan pemecahan masalah. Berdasarkan

taksonomi bloom kegiatan tersebut akan mengarahkan peserta didik pada level

penguasaan pengetahuan ke level aplikasi, analisis sampai ke evaluasi. Kondisi

seperti ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan potensi keterampilan berpikir kritis.

Jika peserta didik memiliki cara berpikir kritis maka akan terampil dalam

memecahkan sebuah masalah sehingga dalam berpikir mampu memberikan

banyak kemungkinan dan dapat menghasilkan variasi ide yang berguna dalam

penyelesaian masalah. Sebagaimana sejalan dengan Eggen dan Kauchak (2012)

mengungkapkan bahwa semakin berkembang penuh keterampilan peserta didik,

maka semakin sering mereka belajar. Kemudian, semakin sering mereka belajar

tentang satu topik, semakin baik mereka mampu berpikir kritis tentang topik

tersebut. Tidak ada pembahasan tentang pembelajaran yang akan sempurna tanpa

memasukkan pembahasan tentang berpikir.9

Model pembelajaran yang diterapkan memberikan peluang kepada peserta

didik untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir kritis melalui

proses pemecahan masalah yang kompleks dalam diskusi kelompok, sehingga

kemampuan analisis, interpretasi, evaluasi, inferensi dan eksplanasi peserta didik

menjadi lebih baik.

c. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan bahwa harga effect size

pengaruh pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar pada tabel

4.4 yaitu 0.336 dengan kategori besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Problem

Based Learning lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

Perolehan besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

terhadap hasil belajar dengan kategori effect size besar tersebut terjadi disebabkan

9Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategidan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2012), h.110.

Page 65: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

51

karena kontribusi langkah pembelajaran PBL yang cukup mudah

diimplementasikan saat proses pembelajaran terutama pada fase ketiga yaitu

memandu investigasi mandiri maupun kelompok peserta didik aktif dalam

menemukan solusi permasalahan sehingga peserta didik cenderung lebih mudah

memahami konsep-konsep yang dipelajari karena siswa menemukan sendiri

konsep-konsep tersebut melalui pencarian solusi dalam memecahkan masalah

sehingga peserta didik lebih mudah memahami dan mengingatnya.

Penerapan langkah-langkah model PBL mendorong peserta didik untuk

aktif dalam membangun pengetahuan sendiri melalui kerja kelompok yang

dilakukan. Pada dasarnya PBL merupakan model pembelajaran yang menuntut

peserta didik berperan aktif, membuat keputusan, meneliti, dan mengumpulkan

data untuk dipresentasikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Amir mengenai

pendekatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered) yaitu

peserta didik mampu membangun pengetahuan; terlibat aktif; budaya belajar

adalah kooperatif, kolaboratif dan saling mendukung; menekankan pada

penguasaan dan penegtahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta

menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata; mengevaluasi pembelajaran

besama-sama; dan pendekatan integrasi antardisiplin.10

d. Keterampilan Proses Sains

Hasil effect size pada besar pengaruh pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terhadap Keterampilan Proses Sains peserta didik diperoleh 0.249

dengan kriteria efek besar.Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah memberikan pengaruh positif atau lebih baik dan efektif dalam

meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dibandingkan dengan

kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam

pembelajaran berbasis masalah, peserta didik diberikan kebebasan berpikir untuk

mencari solusi dari masalah yang diberikan guru. Keterampilan proses sains

dikembangkan sedemikian rupa dalam pembelajaran berbasis masalah. Peserta

didik mencari solusi dari masalah yang diberikan melalui keterampilan proses ang

10

M. Taufiq Amir, op. cit., h. 5.

Page 66: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

52

difasilitasi guru. Dengan masalah-masalah berasal dari lingkungan sekitar maupun

digali dari pengalaman peserta didik.

Model Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk

mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir, mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan proses. Keterampilan proses ini dilakukan kepada

peserta didik pada tahap menuliskan tindakan kerja yang dilakukan pada sintaks

model pembelajaran PBL. Ketika proses itu dilakukan oleh peserta didik, maka

banyak keterampilan proses sains yang dilatihkan kepada peserta didik.11

Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan yaitu manual,

intelektual dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep,

prinsip saja namun menekankan pada penemuan. Kemampuan siswa dalam

menentukan konsep perlu dibekalkan dengan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi proses (student centered).12

Keterampilan proses sains berkaitan langsung dengan sintaks Problem

Based Learning (PBL), menurut Harlen dalam Zulfiani berikut merupakan

keterampilan proses sains yang harus dimiliki peserta didik, yaitu terdiri dari

keterampilan observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, mengajukan pertanyaan,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan

konsep, berkomunikasi dan eksperimentasi.13

Seperti halnya kemampuan

komunikasi diperlukan ketika menyampaikan hasil atau mempresntasikan hasil

dari solusi yang ditemukan dalam memecahkan masalah termasuk ke dalam

bagian sintaks model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada fase

keempat yaitu mengembangkan, demonstrasi dan mempresentasikan karya atau

hasil. Jenis keterampilan proses sains lain pun menjadi bagian dari sintaks proses

pembelajaran PBL. Jenis keterampilan proses sains tersebut mampu berkolaborasi

11

Heni Risnayati dan eka cahya prima, Penerapan Model Pembelajaran Probem Based

Learning dengan Pendekatan Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep Elastisitas pada Siswa SMA,Prosiding Seminar Nasional Penelitian

Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas anaegeri Yogyakarta, 2011, h.334. 12

Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), h. 52. 13

Ibid., h. 56.

Page 67: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

53

dengan pembelajaran PBL sehingga efisien dan sesuai untuk meningkatkan

kemampuan proses peserta didik.

e. Literasi Sains Peserta Didik

Berdasarkan hasil effect size membuktikan bahwa kemampuan literasi

sains peserta didik dengan model pembelajaran Problem Based Learning efektif

dalam peningkatan kemampuan literasi sains yang tinggi dengan effect size 0.208

pada kategori sedang. Pengaruh ini terjadi karena pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) menggunakan orientasi masalah dalam kehidupan sehari-hari

(real-world) sehingga literasi sains perlu dikuasai oleh peserta didik yaitu dengan

cara memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain

yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi,

dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Toharudin mengemukakan terdapat aspek penting dalam membangun

literasi sains peserta didik yaitu aspek pemahaman terhadap istilah-istilah dalam

sains, membaca, dan mengkomunikasikan baik secara lisan maupun tulisan dalam

pembelajaran sains14

Aspek-aspek tersebut menjadi bagian dalam langkah

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) baik diawali pada orientasi masalah

sampai pada evaluasi proses pemecahan masalah.

f. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian terinterpretasi pada tabel 4.4 memberikan

kontribusi pengaruh pada pemecahan masalah yaitu tingkat sedang dengan hasil

effect size 0.217, hal ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning

(PBL) dapat meningkatkan tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik.

Pada awal pembelajaran, peserta didik diorientasikan pada masalah yaitu

terlibat dalam memunculkan dan memecahkan masalah, masalah yang diajukan

dihadapkan dengan kondisi nyata (kontekstual) atau permasalahan yang ada dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mudah melakukan penyelidikan

untuk menyelesaikan masalah. Bahwa ciri model PBL yaitu menghadapkan

peserta didik pada masalah, sehingga peserta didik akan berusaha mencari solusi

14

Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan Adrian Rustaman, Membangun Literasi Sains

Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), h.199.

Page 68: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

54

dari masalah tersebut dengan penyelidikan dan peserta didik lebih mengingat

materi yang telah disampaikan dari pada sekadar menghafalnya.

Menurut Yamin dalam Dewi (2008) Kemampuan pemecahan masalah

adalah kemampuan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk

memecahkan permasalahan melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi,

menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling

efektif.15

Taksonomi pemecahan masalah menurut Wankat dan Oreovocz

mengklasifikasi lima tingkat taksonomi pemecahan masalah yaitu terdiri dari

rutin, diagnostik, strategi, interpretasi dan generalisasi.16

Secara operasional

tahapan pemecahan masalah sistematis terdapat empat tahap berikut: memahami

masalah, membuat rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian,

dan memeriksa kembali atau mengecek hasilnya.17

Kemampuan awal peserta didik pun berpengaruh pada keberhasilan

peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Peserta didik yang memiliki

pengetahuan awal lebih baik memiliki pengetahuan prasyarat digunakan untuk

memahami masalah. Pembelajaran konstruktif yang membantu peserta didik

dalam mengonstruksi pengetahuan secara mandiri melalui pengalaman yang

diperoleh ketika berusaha memecahkan masalah. Pencapaian dalam pembelajaran

ini adalah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, sistematis dan

logis untuk menentukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data

secara empiris dalam usaha menumbuhkan sikap ilmiah.

Adapun alasan yang mendasari keunggulan pembelajaran model Problem

Based Learning (PBL) dalam pencapaian kemampuan pemecahan masalah peserta

didik dapat ditinjau dari segi sintaks PBL. Ada lima tahapan yang harus dilalui

selama menerapkan model PBL yang telah diungkapkan pada BAB II, yaitu 1)

orientasi peserta didik pada masalah yang aktual dan autentik, 2) mengorganisasi

15

P. S. U Dewi, I. W. Sadia, dan K. Suma, Pengaruh Model Problem Based Learning

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numkerik Siswa

SMP, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2014, h. 9. 16

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,

2018), h.53-53. 17

Ibid., h.60.

Page 69: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

55

peserta didik dalam belajar, 3) memberi bantuan dalam penyelidikan secara

mandiri atau bersama kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berdasarkan

tahapan-tahapan tersebut tampak jelas bahwa peserta didik berperan lebih aktif

selama proses pembelajaran berlangsung. Selama tahapan ketiga dan keempat

berlangsung, peserta didik akan mulai menggunakan kemampuan berpikirnya dan

kemampuan dalam memecahkan persoalan yang dihadapi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka jelas bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) mampu mengakomodasi kemampuan pemecahan

masalah peserta didik. Hal ini berkaitan langsung dengan teori konstruktivisme di

mana PBL dibangun berdasarkan teori-teori konstruktivisme, yang dibawa oleh

para peneliti seperti John Dewey, Lev Vygotsky, Jean Piaget, dan Jerome Bruner,

bersandar dengan keyakinan bahwa semua manusia mempunyai kemampuan

untuk membangun pengetahuan dalam pikiran mereka melalui proses penemuan

dan pemecahan masalah sehingga memiliki arti peserta didik pun dapat berpikir

untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Peserta didik

akan lebih paham karena terlibat langsung dalam membina dan mengembangkan

pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengaplikasikannya.

C. Keterbatasan

Penelitian meta-analisis ini secara keseluruhan memberikan hasil effect

size yang tergolong pada kriteria besar, namun memiliki keterbatasan selama

dilakukannya proses penelitian. Dengan demikian, berikut ini merupakan

keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh peneliti dalam melakukan meta-

analisis.

Penelitian-penelitian yang diambil untuk dianalisis sebagian besar adalah

penelitian bersifat kuasi eksperimen, di mana jenis penelitian ini tidak melibatkan

peneliti secara langsung di lapangan sehingga tidak dapat mengontrol semua

variabel asing (ekstraneous) dengan kemungkinan ikut mempengaruhi perlakuan

dalam penelitian. Oleh sebab itu, kemungkinan terkena unsur lain dari variabel

asing dapat terjadi sehingga hasil-hasil penelitian yang dilaporkan, dianalisis dan

ditafsirkan harus secara hati-hati.

Page 70: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

56

Sampel penelitian terdahulu yaitu artikel publikasi ilmiah pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Biologi memiliki keterbatasan dalam

kelengkapan data statistik seperti hasil uji hipotesis maupun metodologi seperti

desain yang digunakan, sample size, lama perlakuan, materi yang diajarkan dan

lainnya yang dibutuhkan oleh peneliti guna memudahkan dalam proses meta-

analisis, sehingga variabel yang dapat dianalisis pun menjadi terbatas dan sedikit.

Dalam penelitian ini, penelitian-penelitian (artikel ilmiah) yang dapat

dianalisis hanya beberapa saja dari sekian banyak artikel yang ditemukan.

Pengambilan sampel bersifat purposive sehingga tidak memungkinkan diadakan

generalisasi lebih luas. Jadi, jika ada generaliasi terhadap meta-analisis yang

dilakukan perlu dilakukan penuh dengan teliti, terutama pada karakteristik yang

sama pada penelitian-penelitian yang dijadikan unit analisis. Dengan adanya

kriteria khusus pada pembatasan masalah meta-analisis tidak menutup

kemungkinan jenis penelitian yang tidak tergolong pada kriteria pun mampu

menjadi unit yang memberikan informasi signifikan berdasarkan data statistik

maupun metodologi.

Sampel artikel wilayah Pulau Bali menjadi keterbatasan dalam penelitian

ini yaitu hanya satu jumlah effect size yang ditemukan berdasarkan kriteria,

sehingga diharapkan untuk peneliti selanjutnya dengan menggunakan teknik

meta-analisis diperlukan sampel variasi wilayah lebih banyak untuk mengambil

jumlah effect size lebih banyak dan jumlah banding dalam analisis lebih baik.

Walaupun penelitian meta-analisis memiliki kelemahan dan keterbatasan

sebagaimana telah diungkapkan di atas, tetapi di sisi lain hasil meta-analisis ini

telah mengungkapkan dan melaporkan dengan apa adanya, yakni bahwa

penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Biologi ternyata

dapat meningkatkan dan memberikan kontribusi hasil belajar peserta didik pada

kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Kadir (2013) menyatakan bahwa keterbatasan pada meta-analisis dapat

memberikan dampak positif lainnya yaitu mampu memperingatkan kita sebagai

peneliti agar berhati-hati dalam menginterpretasikan dan menafsirkan hasil meta-

Page 71: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

57

analisis.18

Proses penelitian, peneliti dapat belajar bahwa melalui meta-analisis

dapat menjadi bahan evaluasi ketika akan mempublikasi artikel ilmiah dalam

kelengkapan data statistik untuk lebih diperhatikan kembali dan kelengkapan

informasi mengenai sampel dan metode penelitian yang digunakan, guna

memudahkan peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan

menggunakan teknik meta-analisis.

18

Kadir, Burhanuddin dan Khairunnisa, Meta-Analisis Efektifitas Pendekatan Problem

Solving dalam Pembelajaran Sains dan Mateamtika, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2013), h. 65.

Page 72: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu

meningkatkan hasil belajar Biologi peserta didik pada kelompok eksperimen

dengan besar pengaruh (effect size) 0.316 dari kelompok kontrol. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

memberikan pengaruh yang lebih efektif dan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) layak digunakan dalam pembelajaran Biologi. Model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan alternatif

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Biologi. Selain itu,

pembelajaran model PBL mampu meningkatkan kemampuan metakognitif

peserta didik dengan hasil effect size sebesar 0.865, kemampuan berpikir kritis

0.450, hasil belajar 0.336, kemampuan pemecahan masalah (problem solving)

0.217, keterampilan proses sains 0.249, dan kemampuan literasi sains 0.208.

2. Besar pengaruh pada penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

berdasarkan jenjang pendidikan mampu meningkatkan hasil belajar peserta

didik baik tingkat SLTP maupun SLTA dengan kategori effect size besar,

masing-masing diperoleh 0.323 dan 0.308.

3. Besar pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berdasarkan

wilayah diperolah effect size 0.461 di pulau Jawa, 0.0270 Pulau Kalimantan,

0.267 Pulau Sumatera, dan 0.261 di Pulau Bali. Hal ini berarti pembelajaran

Problem Based Learning di Indonesia mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada kelompok eksperimen dengan Pulau Jawa unggul

memperoleh effect size paling tinggi.

Page 73: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

59

B. Saran

Setelah peneliti melakukan proses penelitian meta-analisis, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa yang akan datang:

1. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dalam proses pembelajaran Biologi di sekolah perlu memilah

dan menyesuaikan konsep Biologi yang dianggap sesuai dengan model

pembelajaran dan mampu mengelola kelas baik dalam mengarahkan peserta

didik maupun penyediaan fasilitas dan media pembelajaran agar tercapainya

tujuan pembelajaran.

2. Bagi peneliti, seorang peneliti agar lebih detail lagi dalam mencantumkan

kelengkapan data penelitian untuk artikel ilmiah baik metode, data sampel

maupun data hasil penelitian.

Page 74: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

60

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Mike. Rayond W. Preiss., Barbara Mae Gayle dan Nancy Burrel.

Interpersonal Communication Research Advances Through Meta-

Analysis. London: Lawrence Erlbaum Associates Publisher. 2012.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif

Progresif Kontekstual: Konsep Landasan dan Implementasinya pada

Kurikulum 2013. Jakarta: Prenamedia Group. 2014.

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan.

Jakarta: Kencana. 2016.

Anugraheni, Indri. “Meta Analaisis Model Pembelajaran Problem Based Learning

dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar”. A

Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT.

Vol.14, No.1, 2018.

Arends, Richard I. dan Ann Kilcher, Teaching for Student Learning Becoming an

Accomplished Teacher. New York: Routledge Taylor and Francis Group.

2010.

Badan Pusat Statistik. “Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswadan Tenaga Edukatif

di Bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Provinsi

Tahun Ajaran 2013/2014-2014/2015”. Diakses pada 04 Oktober 2019, dari

https://www.bps.go.id.

Barell, John. Problem Based Learning second edition. California: Corwin Press a

Sage Publications Company. 2007.

Borenstein, Michael. Larry V. Hedges, Julian P.T. Higgins dan Hannah R.

Rothstein. Introduction to Meta-analysis. United Kingdom: John Wiley

and Sons Publication. 2009.

Card, Noel A. Applied Meta-Analysis for Social Science Research. New York:

Guilford Press. 2012.

Page 75: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

61

Cooper, Harris. Larry V. Hedges, dan Jeffrey C. Valentine, the Handbook of

Research Synthesis and Meta-analysis Second Edition. New York: Russel

Sage Foundation. 2009.

Demirel, Melek. “Effect of Prblem-Based Learning on Attitude: a Meta-Analysis

study”. Eurasia Journal of Mathematics Science and Technology

Education. 2016.

Dewi, P. S. U., I. W. Sasia, dan K. Suma. “Pengaruh odel Problem Based

Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika melalui

Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP”. E-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2014.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: PT Indeks. 2012.

Fathurrohman, Muhammad. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media. 2015.

Glass. “Meta-Analysis of Research on Class Size and Achievement”. Jstore.

vol.1, No.1, 2012.

____. “Primary Secondary and Meta-Analysis of Research”. American

Educational Research Association. vol.5, 2012.

Hadi, Syamsul. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan.

Yogyakarta: Ekonsia. 2006.

Hanji, Mallikarjun B. Meta-Analysis on Psychiatry Research Fundamental and

Advanced Methods. USA: Apple Academic Press. 2007.

Herlanti, Yanti. dkk. “Discovery Learning Strategy to Increase Metacognitive

Knowledge on Biology Learning in Secondary School”. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia. 2017.

Hunter, John E. dan Frank L. Schmidt. Methods of Meta-Analysis Correcting

Error and Bias in Research Findings. California: Sage Publication. 2004.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Ciputat: Referensi. 2013.

Jesson, Jill K, Lydia Matheson dan Fiona M. Lacey. Doing Your Literature Revies

Traditional and Systematic Techniques. London: Sage Publication. 2011.

Page 76: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

62

Kadir, Burhanuddin dan Khairunnisa. Meta-Analisis Efektifitas Pendekatan

Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan Mateamtika. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2013.

Kadir. “Meta-analysis of the Effect of Learning Intervention Toward

Mathematical Thinking on Research and Publication of Students”.

Tarbiya: Journal of Education in Muslim Society. 2017.

_____. “Prosiding seminar nasional evaluasi pendidikan Meta-Analisis Efektivitas

Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Sains dan

Matematika” Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. 2014.

_____. Statistik Terapan Konsep Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Liseral dalam Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo Persada. 2017.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016

Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Littel, Julia H. Jaquwline Corcoran, dan Vijayan Pillai, Systematic Review and

Meta-Analysis. United State of America: Oxford University Press. 2008.

Lipsey, Mark W. dan David B. Wilson. Practical Meta-Analysis. California: Sage

Publication. 2001.

Nindrea, Rievan Dana. Pengantar Langkah-Langkah Praktis Studi Meta Analisis.

Yogyakarta: Gosyen Publishing. 2016.

Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Jakarta: Kemendikbud.

Piggot, Terri D. Advances in Meta-Analuysis: Statistics for Social and Behavioral

Sciences. USA: Springer. 2012.

Pisa. Pisa 2015 Results in Focus. Paris: OECD Publishing. 2018.

PISA. PISA 2018 Assessment and Analytical Framework. Paris: OECD

Publishing. 2019.

Rahayu, Puji dan Utiya Azizah. “Students Metacognition Level Through of

Implementation of Problem Based Learning with Metacognitive Strategies

at SMAN 1 Manyar”. UNESA Journal of Chemical Education. Vol.1,

No.1, 2012.

Page 77: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

63

Risnayati, Heni dan Eka Cahya Prima. “Prosiding Seminar Nasional Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Pendekatan Inkuiri

untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep

lastisitas pada Siswa SMA”. Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA

Universitas Negeri Yogyakarta. 2011.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana. 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.

Suralaga, Fadhilah dan Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Tan, Oon-Seng. Problem Based Learning Innovation Using Problem to Power

Learning in the 21st Century. Singapore: Gale Cengange Learning. 2003.

Toharudin, Uus., Sri Hendrawati dan Andrian Rustaman. Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora. 2011.

Tumangkeng, Yenti Winataria. “Meta-Analisis Pengaruh Media Pembelajaran

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, skripsi pada FKIP UNTAN,

2018.

Warsono, dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2016.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

2018.

Widiasworo, Erwin. Strategi Pembelajaran Edutainment Berbasis Karakter.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2018.

Wisudawati, Asih Widi., Eka Sulistyowati. Metodologi Pembelajaran IPA.

Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2017.

Yasar, Diyyadin. “Brain Based Learning in Science Education in Turkey:

Descriptive Content and Meta Analysis of Dissertations”. Journal of

Education and Pratice IISTE. Vol.8, No.9, 2017.

Page 78: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

64

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta: Lembaga penelitian UIN Jakarta. 2009.

Page 79: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

65

LAMPIRAN

Page 80: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

66

Lampiran 1

DAFTAR JUDUL ARTIKEL PENELITIAN DAN JURNAL PUBLIKASI

No

Kode Judul Artikel Peneliti/Institusi Nama Jurnal

Link Website dan

Akreditasi

1A

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

dan Pertanyaan

Socratik untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa

1. I Wayan

Redhana

FMIPA

Universitas

Pendidikan

Ganeshha

Cakrawala

Pendidikan,

November 2012,

No. 3

http://journal.uny.ac.

id/index.php/cp

Sinta 1

H5-Index 13

H-Index 13

2A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap

Kemampuan

Memecahkan

Masalah dan Hasil

Belajar Kognitif

Siswa Biologi SMA

1.Markus Iyus

Supiandi,

2.Hendrikus

Julung

Pendidikan

Biologi-STKIP

Persada

Khatulistiwa

Sintang,

Kalimantan Barat

Jurnal

Pendidikan

Sains, ISSN:

2338-

9117/EISSN:

2442-3904, Vol.

4 No. 2, Juni,

2016, Hal 60-64,

Diterima

05/01/2016;

disetujui

29/04/2016

http://journal.um.ac.i

d/index.php/jps/

Sinta 3

H5-Index 10

H-Index 10

3A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Berdasarkan

Masalah pada

Pembelajaran

Biologi terhadap

Hasil Belajar dan

Keterampilan

Berpikir Tingkat

Tinggi di SMA

1. Ria Mayasari

2. Rabiatul

Adawiyah

Program Studi

Pendidikan

Biologi, STKIP

PGRI

Banjarmasin

Jurnal

Pendidikan

Biologi

Indonesia, Vol.

1, No. 3, 2015,

Hal. 255-262,

ISSN 2442-3750

http://ejournal.umm.

ac.id/index.php/jpbi/

index

Sinta 2

H5-Index 10

H-Index 10

4A

Hubungan

Keterampilan

Metakognitif dan

Kemampuan

Berpikir Kritis

dengan Hasil Belajar

Biologi SMA dalam

Pembelajaran

Problem Based

1.Eva Nurul

Malahayati

2.Aloysius

Duran

Corebima

3.Siti Zubaidah

Pendidikan

Biologi Negeri

Malang

Jurnal

Pendidikan

Sains, Vol. 3,

N0. 4, Desember

2015, Hal. 178-

185,

ISSN 2338-

9117, EISSN

2442-3904,

http://journal.um.ac.i

d/index.php/jps/

Sinta 3

H5-Index 10

H-Index 10

Page 81: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

67

Learning (PBL) Diterima 18 Juni

2015, Disetujui

18 November

2015

5A

Pengaruh

Pembelajaran

Berbasis Masalah

dan Pembelajaran

Kontekstual terhadap

Berpikir Kritis Siswa

SMP

1.Erin Radien

Simbolon

2.Fransisca

Sudargo

Tapilouw

Program Studi

Pendidikan IPA,

SPs Universitas

Pendidikan

Indonesia,

Bandung

Edusains, Vol.

VII, No. 1, 2015,

Hal. 97-104,

PISSN 1979-

7281, EISSN

2443-1281

http://journal.uinjkt.

ac.id/index.php/edus

ains

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

6A

Perbedaan Hasil

Belajar Siswa

Menggunakan

Model Project Based

Learning dengan

Problem Based

Learning pada

Materi Pencemaran

dan Pelestarian

Lingkungan Hidup

1.Rizal Mukra

2.M. Yusuf

Nasution

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FMIPA,

Universitas

Negeri Medan

Jurnal Pelita

Pendidikan, Vol.

4, No. 2, Hal.

122-127, Juni

2016, ISSN

2338-3003

http://jurnal.unimed.

ac.id/index.php/pelit

a

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

7A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning dengan

Teknik Mind

Mapping terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis dan

Pengetahuan

Metakognitif Siswa

Sekolah Menengah

Pertama

1.Chintani

Sihombing

2.Deswidya

Sukrisna

Hutauruk

3.Salim Efendi

Universitas

Efarina,

Pematangsiantar,

Indonesia

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 8,

No. 1, 2018, Hal.

1-5

Diterima 26

Oktober 2018,

Direvisi 13

November 2018,

Disetujui 26

November 2018,

Dipublikasikan 3

Desember 2018,

EISSN 2502-

3810, PISSN

2086-2245

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

8A

Pengaruh Model

Pembelajaran

(Problem Based

Learning dan

Konvensional)

1. Lusndico

Saragih

Program Studi

Pendidikan

Biologi

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 6,

No. 2, April

2017

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

Page 82: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

68

terhadap

Keterampilan Proses

Sains dan Hasil

Belajar Siswa

Sekolah Menengah

Pertama

Pascasarjana ,

Universitas

Negeri Medan,

Sumatera Utara

H-Index 3

9A

Pengembangan

Karakter dan Hasil

Belajar Kognitif

Siswa dengan

Pembelajaran Think

Talk dipadu Problem

Based Learning

1. Lidya Yanuarta

2. Abdul Gofur

3. Sri Endah

Indriwati

Pendidikan

Biologi

Pascasarjana

Universitas

Negeri Malang

Jurnal

Pendidikan:

Teori, Penelitian

dan

Pengembangan;

Vol. 2, No. 2,

Februari 2017,

Hal. 192-198, e-

ISSN: 2502-

471X

http://journal.um.ac.i

d/index.php/jptpp/in

dex

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

10A

Hubungan

Keterampilan

Berpikir Kritis dan

Literasi Sains pada

Pembelajaran IPA

Terpadu dengan

Model PBM dan

STM

1.Galuh

Rahayuni

Program Studi

PGSD, FKIP,

Universitas

Nahdatul Ulama

Al-Ghazali,

Cilacap.

Jurnal Penelitian

dan

Pembelajaran

IPA (JPPI), Vol.

2, No. 2,

Desember 2016,

Hal. 131-146, e-

ISSN: 2477-

2038

http://jurnal.untirta.a

c.id/index.php/JPPI/

article/view/926

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

11A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap

Kemampuan

Memechkan

Masalah Peserta

Didik pada Mata

Pelajaran Biologi

Materi Pencemaran

Lingkungan Kelas X

MIA SMAN 6

Bandar Lampung

1.Dwijowati

Asih Saputri

2.Selfy Febriani

Pendidikan

Biologi Fakultas

Tarbiyah dan

Keguruan UIN

Raden Intan

Lampung.

Biosfer Jurnal

Tadris

Pendidikan

Biologi, Vol. 8,

No. 1, 2017,

Hal.40-52.

http://ejournal.radeni

ntan.ac.id/index.php/

biosfer/index

Sinta 3

H5-Index 3

H-Index 3

12A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap Penguasaan

Konsep IPA Materi

Pencemaran

Lingkungan

1.Lora

Purnamasari

2.Zikra

3.Fachrul Reza

Program Studi

Pendidikan

Biologi STKIP

PGRI Sumatera

Biodik, Vol. II,

No. 2, Desember

2016, Hal. 62-

66, ISSN: 2460-

2612

http://online-

journal.unja.ac.id/bi

odik

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

Page 83: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

69

Barat.

13A

Peningkatan Aspek

Sikap Literasi Sains

Siswa SMP Melalui

Model Problem

Based Learning pada

Pembelajaran IPA

Terpadu

1.Risa Hartati

Pendidikan Ilmu

Pengetahuan

Alam Sekolah

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Indonesia,

Bandung

Edusains, Vol 8,

No.1, 2016, Hal.

90-97, PISSN

1979-7281,

EISSN 2443-

1281

http://journal.uinjkt.

ac.id/index.php/edus

ains

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

14A

Pengaruh Metode

Praktikum Berbasis

PBL Terhadap

Kemampuan

Argumentasi Tertulis

Siswa pada Materi

Interaksi Makluk

Hidup dengan

Lingkungannya

1.Enda Amelia

Tarigan

2.Diana

Rochintaniawat

i

Pendidikan Ilmu

Pengetahuan

Alam Sekolah

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Indonesia,

Bandung

Edusains, Vol. 7,

No. 02, 2015,

136-142, p-ISSN

1979-7281, e-

ISSN 2443-1281

http://journal.uinjkt.

ac.id/index.php/edus

ains

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

15A

Penerapan Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

Dipadu Metode

Student Team

Achievement

Division (STAD)

untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta

Didik Kelas X IPA 4

SMA Negeri Parung

Tahun Ajaran

2014/2015 Pada

Konsep Perubahan

Lingkungan dan

Daur Ulang Limbah

1.Mutia Ulfah

2.Heryani

Fatmah

3.Yanti Herlanti

Pendidikan

Biologi, FITK

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta, SMA

Negeri 1 Parung

Edusains, Vol. 7,

No. 02, 2015,

203-208, p-ISSN

1979-7281, e-

ISSN 2443-1281

http://journal.uinjkt.

ac.id/index.php/edus

ains

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

16A

Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa

Model Pembelajaran

Problem Based

Learning dan Sains

Teknologi

1.Melia

Noprianda

2.Meiry Fadilah

Noor

3.Zulfiani

Pendidikan

Edusains, Vol. 8,

No. 02, 2016,

hal. 183-191, p-

ISSN 1979-

7281, e-ISSN

2443-1281

http://journal.uinjkt.

ac.id/index.php/edus

ains

Sinta 2

H5-Index 9

H-Index 9

Page 84: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

70

Masyarakat pada

Konsep Virus

Biologi Fakultas

Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan

UIN Jakarta

17A

Pembelajaran

Problem Based

Learning dalam

Implementasi

Kurikulum 2013 di

SMK

1. Herminarto

Sofyan

2. Kokom

Komariah

Fakultas Teknik

Universitas

Negeri

Yogyakarta

Jurnal

Pendidikan

Vokasi, Vol. 6,

No. 3, November

2016, Hal. 260-

271, p-ISSN:

2088-2866, e-

ISSN: 2476-

9401

http://journal.uny.ac.

id/index.php/jpv

Sinta 2

H5-Index 17

H-Index 18

18A

Pengaruh

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Open-Ended

terhadap

Peningkatan

Kemampuan

Pemecahan Masalah

oleh Siswa

1.Tri Suwandi

2.Neni

Hasnunidah

3.Rini Rita

T.Marpaung

FKIP Universitas

Lampung

Jurnal

Pendidikan

Progresif, Vol.

VI, No. 2,

November 2016,

Hal. 163-173

http://jurnal.fkip.unil

a.ac.id/index.php/jpp

/index

Sinta 2

H5-Index 2

H-Index 2

19A

Problem Based

Learning: Generates

Higher-Order

Thinking Skills of

Tenth Graders in

Ecosystem Concept

1.Siti Ramdiah

2.H. Abidinsyah

3.Ria Mayasari

Program Studi

Pendidikan

Biologi, STKIP

PGRI

Banjarmasin.

JPBI (Jurnal

Pendidikan

Biologi

Indonesia),

Vol.4, No.1,

2018, Hal. 29-

34, pISSN:

2442-3750,

eISSN: 2527-

6204, Diterima

05 Maret 2018,

Direvisi 24

Maret 2018,

Disetujui 27

Maret 2018

http://ejournal.umm.

ac.id/index.php/pjbi

sinta 2

H5-Index 10

H-Idex 10

20A

Pengaruh Strategi

Pembelajaran

Problem Based

Learning dan Inkuiri

Terbimbing terhadap

Keterampilan

Metakognitif,

Berpikir Kritis, dan

Hasil Belajar

1.Riski Fitriyani

2.Aloyus Duran

Corebima

3.Ibrohim

Pendidikan

Biologi,

Universitas

Negeri Malang

Jurnal

Pendidikan

Sains, Vol.3, No.

4, Desember

2015, Hal.186-

200, ISSN 2338-

9117, EISSN

2442-3904,

Diterima 18 Juni

http://journal.um.ac.i

d/index.php/jps/

Sinta 3

H5-Index 10

H-Index 10

Page 85: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

71

Kognitif Siswa SMA 2014, Disetujui

18 Januari 2015

21A

Efektivitas Model

Problem Based

Learning Berbantan

Media Audio-Visual

terhadap Motivasi

dan Hasil Belajar

Siswa pada Materi

Sistem Ekskresi

1.Ragilia

Novitasari

2.Yustinus Ulung

Anggraito

3.Sri Ngabekti

Biologi, FMIPA

Universitas

Negeri Semarang,

Indonesia

Unnes Journal of

Biology

Education, 4 (3),

2015, hal. 298-

303, ISSN 2252-

6579, Diterima

dan Disetujui

Oktober 2015,

Dipublikasikan

Desember 2015

http://journal.unnes.

ac.id/sju/index.php/u

jbe

Sinta 3

H5-Index 12

H-Index 12

22A

Pengaruh Strategi

Pembelajaran Jigsaw

dan Problem Based

Learning terhadap

Skor Keterampilan

Metakognitif Siswa

pada Mata Pelajaran

Biologi

1.Siti Aisyah

2.Syaiful Ridho

Biologi, FMIPA

Universitas

Negeri Semarang,

Indonesia

Unnes Journal of

Biology

Education, 4 (1),

2015, hal. 22-28,

Diterima

Februari 2015,

Disetujui Maret

2015,

Dipublikasi

April 2015

http://journal.unnes.

ac.id/sju/index.php/u

jbe

Sinta 3

H5-Index 12

H-Index 12

23A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning terhadap

Hasil Belajar Biologi

Siswa pada Materi

Pokok Bahasan

Virus di Kelas X

MAN Rantau Prapat

1.Desy Putriyani

Harahap

2.Martina

Restuati

3.Hardiansyah

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FMIPA,

Universitas

Negeri Medan.

Jurnal Pelita

Pendidikan

Vol.5 No.1, Hal.

47-51, pISSN:

2338-3003

eISSN: 2502-

3217, 2018.

http://jurnal.unimed.

ac.id/index.php/pelit

a

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

24A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning dengan

Metode Eksperimen

disertai Teknik

Roundhouse

Diagram dan Mind

Map terhadap Hasil

Belajar Biologi

Ditinjau dari Gaya

Belajar dan Motivasi

Belajar Siswa

1.Nur Eka

Kusuma

Hinderasti

2.Suciati

3.Baskoro Adi

Prayitno

Program Studi

Pendidikan Sains

Program

Pascasarjana

Universitas

Sebelas Maret

Surakarta

Bioedukasi, vol.

6, No.2, Hal. 10-

27, ISSN: 1693-

2654, Agustus

2013, Diterima

02 Juni,

Disetujui 21 Juli

2013

http://ojs.fkip.ummet

ro.ac.id/index.php/bi

ologi

Sinta 4

H5-Index 5

H-Index 7

Page 86: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

72

25A

Pengaruh Model

Problem Based

Learning (PBL)

Berbasis Scientific

Approach terhadap

Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas X di

SMAN 2

Banguntapan T.A.

201/2015

1.Dian Noviar

2.Dwi Reni

Hastuti

Pendidikan

Biologi UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Bioedukasi,

Vol.8, No.2,

Hal.42-47, ISSN:

1693-2654,

Agustus 2015,

Diterima, 22 Mei

2015, Disetujui

30 Juli 2015.

http://ojs.fkip.ummet

ro.ac.id/index.php/bi

ologi

Sinta 4

H5-Index 5

H-Index 7

26A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Learning Cycle dan

Problem Based

Learning terhadap

Hasil Belajar Siswa

pada Materi

Ekosistem

1. Masni

Veronika

Situmorang

SMP Swasta

Methodist

Pematangsiantar,

Sumatera Utara

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 7,

No.1, 2017, Hal.

65-71, eISSSN:

2502-3810,

pISSN: 2086-

2245

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

27A

Pembelajaran

Biologi Model

Problem Based

Learning (PBL)

disertai Dialog

Socrates (DS)

terhadap Hasil

Belajar Ditinjau dari

Kemampuan

Memecahkan

Masalah Kelas X

1. Hariatik

2. Suciati

3. Sugiyarto

Program Studi

Magister

Pendidikan Sains

Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan

Universitas

Sebelas Maret

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 8,

No. 2, Februari

2017, Hal. 45-51

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

28A

Pengaruh Strategi

Pembelajaran

Berbasis Masalah

dan Minat Belajar

terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis dan

Hasil Belajar Siswa

pada Materi Sistem

Pencernaan

Makanan Manusia di

MAS Amaliyah

Sunggal

1.Ridho Fenni

Naputri

2.Syarifuddin

3.Elly Djulia

Program Studi

Pendidikan

Biologi, Program

Pascasarjana,

Universitas

Negeri Medan

Jurnal

Pendidikan

Biologi , Vol. 5,

No.2, April 2016

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

29A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning terhadap

1.Siti Jazilatul

Fitriyyah

2.Tabitha Sri

Hartati

Bioedukasi:

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol.

http://ojs.fkip.ummet

ro.ac.id/index.php/bi

ologi

Sinta 4

Page 87: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

73

Berpikir Kritis Siswa

SMP pada

Pembelajaran

Biologi Materi

Pemanasan Global

Wulandari

Program Studi

Pendidikan

Biologi UNROW

Tuban, Jawa

Timur,

Indonnesia

12,, No. 1, Hal.

1-7, Februari

2019, pISSN

1693-265X,

eISSN 2549-

0605

H5-Index 5

H-Index 7

30A

Perbandingan Model

pembelajaran

Problem Based

Learning terhadap

Keaktifan Siswa

Kelas X SMA

1. Pranoto

2. Harlita

3. Slamet

Santosa

Pendidikan

Biologi FKIP

Universitas

Sebelas Maret

Bioedukasi, Vol.

10, No. 1,

Hal.18-22,

pISSN 1693-

265X, EISSN

2549-0605,

Februari 2017,

Diterima 06

Desember 2016,

Direvisi 17

Februari 2017

http://ojs.fkip.ummet

ro.ac.id/index.php/bi

ologi

Sinta 4

H5-Index 5

H-Index 7

31A

Penggunaan

Problem Based

Learning untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Berpikir Kreatif

dalam Pembelajaran

Biologi Peserta

Didik Kelas VII F di

Salah Satu SMP

Negeri di Surakarta

1.Wiji Sutanto

2.Marjono

3.Murni Ramli

Pendidikan

Biologi, FKIP,

Universitas

Sebelas Maret

Surakarta.

Bioedukasi:

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 11,

No. 1, Hal. 61-

65, Februari

2018, pISSN:

1693-265X,

eISSN: 2549-

0605. Diterima

20 Juli 2017,

Direvisi 17

Agustus 2017.

http://ojs.fkip.ummet

ro.ac.id/index.php/bi

ologi/index

sinta 4

H5-Index 6

H-Idex 6

32A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Learnig Cycle dan

Problem Based

Learning terhadap

Hasil Belajar Siswa

pada Materi

Ekosistem

1.Masni

Veronika

Situmorang

SMP Swasta

Methodist

Pematangsiantar,

Kotamadya

Pematangsiantar,

Sumatera Utara.

Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 7,

No. 1, 2017, Hal.

65-71, eISSN:

2502-3810,

pISSN: 2086-

2245.

http://jurnal.unimed.

ac.id/2012/index.php

/JPB

Sinta 4

H5-Index 3

H-Index 3

33A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL) dan

Cooperative Script

(CS) terhadap

1.Florentian Y.

Sepe

2.Maria Novita

Inya Buku

Program Studi

Pendidikan

Biosel: Jurnal

Biology Science

and Education,

2018, Vol. 7, No.

1, pISSN: 2252-

858X, eISSN

http://jurnal.iainamb

on.ac.id/index.php/B

S

Sinta 4

H5-Index 2

H-Index 2

Page 88: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

74

Keterampilan

Berpikir Kritis,

Motivasi dan Hasil

Belajar Mahasiswa

pada Mata Kuliah

Anatomi Fisiologi

Manusia di

Universitas Katolik

Widya Mandira

Kupang Tahun

Akademik

2016/2017

Biologi,

Universitas

Katolik Widya

Mandira Kupang.

2541-1225

34A

Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap Penguasaan

Konsep Siswa pada

Materi Sistem Saraf

1.Isti Nadiya

Program Studi

Pendidikan

Biologi, Jurusan

Pendidikan MIPA

Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan

UIN Sunan

Gunung Djati

Bandung

Jurnal

Pendidikan

Biologi, 2017

http://journal.uinsgd.

ac.id/index.php/bioe

duin

Sinta 5

H5-Index 2

H-Index 2

35A

Improving

Metacognitive Skills

Using Problem

Based Learning

(PBL) at Natural

Science of Primary

School in Deli

Serdang, Indonesia

1. Anggi Tias

Pratama

Biology

Education,

Faculty of

Teacher and

Education,

Universitas

Muslim

Nusantara

Biosfer: Jurnal

Pendidikan

Biologi, Vol. 11,

No. 2, 2018, Hal.

101-107,

Diterima 28

September 2018,

Disetujui 29

Oktober 2018

http://journal.unj.ac.id/

unj/index.php/biosfer

36A

Penerapan Model

Problem Based

Learning (PBL)

untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep

Materi

Keanekaragaman

Hayati

1.Mesak Mantek

2.Lisye Iriana

Zebua

3.Puguh Sujarta

FMIPA,

Universitas

Cenderawasih

Jurnal Education

and

Development

Insitut

Pendidikan

Tapanuli

Selatan, Vol. 7,

No. 3, Agustus

2019, pISSN:

2614-6061,

pISSN 2527-

4295.

http://journal.ipts.ac.

id/index.php/ED/arti

cle/view/915/507

37A Penerapan Model

Pembelajaran

1.Rita

Magdalena

Seminar

Nasional XIII

https://jurnal.uns.ac.i

d/prosbi/issue/view/

Page 89: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

75

Problem Based

Learning (PBL)

serta Pengaruhnya

terhadap Hasil

Belajar Biologi

SMA Negeri 5 Kelas

XI Kota Samarinda

Tahun Ajaran 2015

Master

Pendidikan dan

Ilmu Keguruan

Biologi

Universitas

Mulawarman

Pendidikan

Biologi FKIP

UNS,

Proceeding

Biology

Education

Conference,

ISSN: 2528-

5742, Vol. 13(1),

2016: 299-306

728/

38A Pembelajaran

Biologi dengan

Model PBL dengan

Metode Eksperimen

disertai Teknik “Vee

Diagram” dan

“Fishbone

Diagram” Ditinjau

dari Aktivitas dan

Kreativitas Belajar

Siswa

4.Asrorul Azizi

5.Suciati

6.Maridi

Program Studi

Pendidikan Sains

Program

Pascasarjana

Universitas

Sebelas Maret

Surakarta,

Indonesia

Jurnal Inkuiri,

ISSN: 2252-

7893, Vol. 3,

No.I, 2014 (hal

8-18)

http://jurnal.fkip.uns

.ac.id/index.php/sain

s

39A Pengaruh Penerapan

Pembelajaran

Berbasis Masalah

pada Praktikum

Fotosintesis dan

Respirasi untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Generik Sains

Mahasiswa

Pendidikan Biologi

FKIP UNSRI

1.Rahmi Susanti

Program Studi

Pendidikan

Biologi Fkip

Unsri,

Palembang

Disampaikan

pada Seminar

Kenaikan

Jabatan Lektor

ke Lektor Kepala

pada Tingkat

FKIP UNSRI

tanggal 08 Mei

2013

http://eprints.unsri.a

c.id/3247/1/Mkalah_

Seminar_Kenaikan_

Jabatan.pdf

40A Studi Komparasi

Penggunaan Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL) dan

Kooperatif Tipe

Group Investigation

(GI) terhadap Hasil

Belajar berdasarkan

Taksonomi Bloom

1.Ni L. Sudewi

2.I W Subagia

3.I N. Tika

Program Studi

Pendidikan IPA,

Program

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Ganesha,

Singaraja,

Indonesia

e-Jurnal Program

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Ganesha,

Program Stud

IPA, Vol. 4,

Tahun 2014

http://oldpasca.undik

sha.ac.id/e-journal/

41A Studi Komparasi 1. Muhamad Bio-Pedagogi, https://jurnal.uns.ac.i

Page 90: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

76

Penerapan Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning dan Inkuiri

Terbimbing terhadap

Keterampilan Proses

Sains Siswa Kelas X

SMA Negeri 3

Boyolali Tahun

Pelajaran 2013/2014

Yutam Soleh

2. Slamet Santosa

3. Meti Indrowati

Pendidikan

Biologi FKIP

UNS

Vol. 3, N0.2,

Hal. 1-11, ISSN:

2252-6897,

Oktober 2014

d/pdg

42A Peningkatan

Keterampilan

Pemecahan Masalah

dan Hasil Belajar

Melalui Penerapan

Pembelajaran

Berbasis Masalah

(PBM) dengan

Metode Eksperimen

pada Materi

Pencemaran

Lingkungan

1. Lendy Destalia

2. Suratno

3. Sulifah Aprilia

H

Pendidikan

Biologi, FKIP

Universitas

Jember

Pancaran, Vol. 3,

No. 4, Hal. 213-

224, November

2014

http://jurnal.unej.ac.i

d/index.php/pancara

na

43A Pembelajaran

Biologi Model PBL

Menggunakan

Eksperimen

Laboratorium dan

Lapangan Ditinjau

dari kemampuan

Berpikir Analisis

dan Sikap Peduli

Lingkungan

1. Median Agus

Priadi

2. Suciati

Sudarisman

3. Suparmi

Pendidikan Sains

Pascasarjana

UNS

Prosiding

Seminar Biologi,

Sains,

Lingkungan dan

Pembelajarannya

dalam Upaya

Peningkatan

Daya Saing

Bangsa, 2012,

hal. 322-328

http://jurnal.fkip.uns

.ac.id/index.php/pros

bio/article/view/109

7

44A Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap Hasil

Belajar Kognitif

Siswa Kelas XI

SMA Negeri Kota

Banjarmasin

1.Noor Fitri

2.Siti Ramdiah

Pendidikan

Biologi STKIP-

PGRI

Banjarmasin

Jurnal

Pendidikan

Hayati, Vol. 3,

No. 4, 2017, Hal.

125-135, ISSN:

2443-3608

http://ejurnal.stkipbj

m.ac.id/index.php/JP

H

45A Penerapan Model

PBL untuk

Meningkatkan

Keterampilan

Berpikir Kritis

1. Lia Apriyani

2. Ilah Nurlaelah

3. Ina Setiawati

Pendidikan

Biologi,

Quagga, Vol. 9,

No.1, Januari

2017, ISSN:

1907-3089

http://journal.uniku.a

c.id/index.php/quagg

a

Page 91: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

77

Ditinjau dari

Kemampuan

Akademik Siswa

pada Materi Biologi

Universitas

kuningan

46A Studi Komparatif

Penerapan Model

Pembelajaran

Berbasis Masalah

dan Model

pembelajaran

Kooperatif Tipe

STAD terhadap

Keterampilan

Berpikir Kritis dan

Kinerja Ilmiah

Biologi SMA

1.I K. Ardana

2.I.B.P. Arnyana

3.I.G.A.N.

Setiawan

Program Studi

Pendidikan IPA,

Program

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Ganesha

e-Journal

Program

Pascasarjana

Universitas

Pendidikan

Ganesha, Vol. 3,

2013

http://oldpasca.undik

sha.ac.id/e-journal/

-

47A Pemberdayaan

Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa

melalui

Implementasi Model

Pembelajaran Think

Talk Write dipadu

Problem Based

Learning

1.Lidya Yanuarta

2.Abdul Gofur

3.Sri Endah

Indriwati

Universitas

Negeri Malang

Proceeding

Biology

Education

Conference,

ISSN: 2528-

5742, Vol. 13,

No. 1, 2016, Hal.

268-271

http://jurnal.uns.ac.i

d/prosbi/article/view

/5716

48A Penerapan Model

Problem Based

Learning pada

Konsep Perusakan

dan Pencemaran

Lingkungan untuk

Meningkatkan Sikap

Peduli Lingkungan

Siswa Negeri 1

Sabang

1.Syarifah Husna

2.Abdullah

3.Cut Nurmaliah

SMA Negeri 1

Sabang, Prodi

Pendidikan

Biologi FKIP

Unsyiah

Jurnal Edubio

Tropika, Vol. 1,

No. 2, Desember

2013, Hal. 61-

120

http://www.jurnal.un

syiah.ac.id/JET

49A Pengaruh Penerapan

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

Melalui Pendekatan

Inkuiri Terbimbing

terhadap

Kemampuan

Berpikir kritis dan

Hasil Belajar Biologi

Siswa SMA YPPK

St. Thomas Wamena

1.Hana Parura

2.Maikel

Simbiak

Magister

Pendidikan IPA

Program

Pascasarjana

Universitas

Cenderawasih

Jurnal Ilmu

Pendidikan

Indonesia, Vol.

2, No. 1, ISSN:

2338-3402,

Februari 2014,

Hal. 28-34

https://ejournal.unce

n.ac.id

Page 92: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

78

50A Pembelajaran

Berbasis Masalah

Melalui Eksperimen

dengan

Laboratorium Riil

dan Laboratorium

Virtual Ditinjau dari

Kreativitas dan Gaya

Belajar

1.Sukardi

2.Suciati

Sudarisman

3.Widha

Sunarno

Program Studi

Pendidikan

Sains, Program

Pascasarjana

Universitas

Sebelas Maret

Surakarta

Jurnal Inkuiri,

ISSN: 2252-

7893, Vol. 1, No.

2, 2012, Hal.

170-176.

http://jurnal.fkip.uns

.ac.id/index.php/sain

s

51A Pengaruh Model

Pembelajaran

Berbasis Masalah

(Problem Based

Learning) terhadap

Pemahaman Konsep

dan Kemampuan

Berpikir Kreatif

Siswa (Siswa Kelas

VIII Semester Gasal

SMPN 1

Sumbermalang

Kabupaten

Situbondo Tahun

Ajaran 2012/2013)

1.Tomi Utomo

2.Dwi Wahyuni

3.Slamet

Hariyadi

Program Studi

Pendidikan

Biologi, Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,

Universitas

Jember.

Jurnal Edukasi

Unej, 2014, Vol.

1, No.1, Hal. 5-9

http://jurnal.unej.ac.i

d/index.php/JEUJ

52A Pengaruh Model

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap

Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa

MTs di Kecamatan

Paringin Selatan

pada Konsep

Ekosistem

1.Siti Noor Janah

2.Ria Mayasari

Pendidikan

Biologi, STKIP

PGRI

Banjarmasin

Jurnal

Pendidikan

Hayati, Vol. 5,

No.1, Hal. 16-

20, 2019, ISSN:

2443-3608.

http://ejurnal.stkipbj

m.ac.id/

53A PENGARUH Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa

Kelas VII SMP

Negeri di

Kandangan pada

1.Gina Silvia

2.Ria Mayasari

Prodi Pendidikan

Biologi STKIP

PGRI

Banjarmasin

Jurnal

Pendidikan

Hayati, Vol.3,

No. 4, 2017, Hal.

152-157,

ISSN:2443-

3608.

http://ejurnal.stkipbj

m.ac.id/

Page 93: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

79

Konsep Pencemaran

Lingkungan.

54A Pengaruh Model

Pembelajaran

Berdasarkan

Masalah (PBM)

terhadap Hasil

Belajar Kognitif

Biologi di SMP

Kecamatan

Banjarmasin Utara

1.Ria Mayasari

2.Fujianor

Maulana

Program Studi

Pendidikan

Biologi STKIP

PGRI

Banjarmasin

Jurnal Biologi

dan

Pembelajarannya

, Vol. 4, No. 2,

Oktober 2017,

Hal. 11-16,

eISSN: 2406-

8659. Diterima 4

September 2017,

Direvisi 22

September 2017,

Disetujui 15

Oktober 2017.

http://ojs.unpkediri.a

c.id/index.php/biolo

gi

55A Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap

Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa

Kelas X IPA SMA

Negeri 13

Banjarmasin

1.Dickna Aprilia

Damayanti

Saraya

2.Ria Mayasari

Program Studi

Pendidikan

Biologi STKIP

PGRI

Banjarmasin

Jurnal

Pendidikan

Hayati, Vol. 3,

No. 1, Hal 20-

25, 2017, ISSN:

2443-3608

http://ejurnal.stkipbj

m.ac.id/

56A Pembelajaran

Biologi

Menggunakan

Pendekatan

Metakognitif melalui

Model Reciprocal

Teaching dan

Problem Based

Learning Ditinjau

dari Kemandirian

Belajar dan

Kemampuan

Berpikir Kritis

Mahasiswa

1. Afandi

Pendidikan

Biologi, FKIP

Universitas

Tanjungpura

Jurnal

Pendidikan

Matematika dan

IPA, Vol. 2, No.

2, Agustus 2011,

Hal. 1-7.

http://jurnal.untan.ac

.id/index.php/PMP

57A Pembelajaran

Berbasis Masalah

Melalui Think Pair

Share terhadap Hasil

Belajar Biologi dan

Retensi Siswa

1.Eva Nurul

Malahayati

Prodi Pendidikan

Biologi, FKIP,

Universitas Islam

Balitar, Blitar.

Konstruktivisme,

Vo. 8, No. 2, Juli

2016, pISSN:

1979-9438,

eISSN: 2442-

2355, Hal. 131-

148.

http://ejournal.unisb

ablitar.ac.id/index.p

hp/konstruktivisme

Page 94: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

80

58A Pengaruh Model

Pembelajaran

Prolem Based

Learning Bermuatan

Literasi Sains

terhadap Kompetensi

Belajar Peserta

Didik pada Materi

Sistem Pencernaan

Manusia di SMPN

29 Padang

1.Yanti Srinita

Utami

2.Moralita Chatri

3.Relsas Yogica

4.Syamsurizal

Jurusan Biologi,

Universitas

Negeri Padang.

Atrium

Pendidikan

Biologi, 2019

http://ejournal.unp.a

c.id/students/index.p

hp/pbio/index

59A Hubungan Antara

Pengetahuan

Metakognitif dengan

Kemampuan

Pemecahan Masalah

Melalui Model

Problem Based

Learning (PBL)

pada Konsep

Pencemaran

Lingkungan di Kelas

X

1.Hanifah Nur

Lestari

2.Ondi Suganda

3.Rahma

Widiantie

Program Studi

Pendidikan

Biologgi, FKIP,

Universitas

Kuningan.

Quagga: Jurnal

Pendidikan dan

Biologi, Vol. 9,

No. 2, Juli 2017,

pISSN: 1907-

3089, eISSN:

2651-5869

https://journal.uniku.

ac.id/index.php/quag

ga

60A Pengaruh Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

terhadap

Kemampuan

Menganalisis dan

Keterampilan

Berargumentasi

Siswa pada Konsep

Pencemaran

Lingkungan di Kelas

X

1.Sindy Dewina

2.Ondi Suganda

3.Rahma

Widiantie

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FKIP,

Universitas

Kuningan.

Quagga: Jurnal

Pendidikan dan

Biologi, Vol. 9,

No. 2, Juli 2017,

pISSN: 1907-

3089, eISSN:

2651-5869

https://journal.uniku.

ac.id/index.php/quag

ga

61A Penerapan Model

Pembelajaran

Problem Based

Learning Dipadu

Metode Debat

terhadap

Kemampuan

Berargumentasi

1.Fadilah Siti

Firdauzi

2.Rahma

Widiantie

3.Handayani

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FKIP,

Universitas

Kuningan.

Quagga: Jurnal

Pendidikan dan

Biologi, Vol. 11,

No. 1, Januari

2019, pISSN:

1907-3089,

eISSN: 2651-

5869, Diterima

25 Januari 2019,

Disetujui 29

https://journal.uniku.

ac.id/index.php/quag

ga

Page 95: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

81

Januari 2019,

Dipublikasikan

29 Januari 2019

62A Pengaruh Model

Pembelajaran

Berbasis Masalah

terhadap

Kemampuan

Menganalisis Siswa

pada Konsep

Perubahan

Lingkungan dan

Daur Ulang Limbah

1.Riki Krismanto

2.Ondi Suganda

3.Rahma

Widiantie

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FKIP,

Universitas

Kuningan.

Quagga, Vol. 9,

No. 1, Januari

2017, ISSN:

1907-3089.

https://journal.uniku.

ac.id/index.php/quag

ga

63A Pengaruh Reciprocal

Teaching dan

Problem Based

Learning terhadap

Kemampuan

Berpikir Kritis

Peserta Didik SMA

pada Materi Sistem

Reproduksi.

1.Hani

Anggraeni

2.Sri Rahayu

3.Rusdi

4.Ilmi Zajuli

Ichsan

Program Studi

Pendidikan

Biologi, FMIPA

dan Program

Studi Biologi

Universitas

Negeri Jakarta

Biota: Biologi

dan Pendidikan

Biologi, Juni

2018, Vol. 11,

No.1, Hal. 77-

95.

http://biota.ac.id/ind

ex.php/jb

64A Model Problem

Based Learning

Berbantuan Jurnal

Belajar terhadap

Kemampuan

Metakognitif Siswa

1.Puji Lestari

2.Sri Wardani

3.Miranita

Khusniati

Jurusan IPA

Terpadu,

Fakultas

Matematika dan

Ilmu

Pengetahuan

Alam,

Universitas

Negeri

Semarang.

JIPVA (Jurnal

Pendidikan IPA

Veteran), pISSN:

2598-5876,

eISSN: 2598-

0904, Vol. 3, No.

1, 2019, Hal. 38-

51. Diterima 18

Februari 2019,

Direvisi 11 April

2019, Disetujui

18 April 2019.

http://e-

journal.ivet.ac.id/ind

ex.php/jipva

65A Pengaruh

Pembelajaran

Berasis Masalah

Menggunakan Media

Sosial E-Learning

terhadap Hasil

1.Auva Rusyda

Zakia

2.Refirman

Djamahar

3.Rusdi

Pendidikan

JPBIO (Jurnal

Pendidikan

Biologi), Vol. 4,

No. 1, Hal. 21-

28, April 2019,

eISSN: 2540-

http://jurnal.stkippen

ada.ac.id/jurnal/inde

x.php/JBIO

Page 96: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

82

Belajar Siswa

Sekolah Menengah

pada Sistem

Pencernaan

Biologi, Fakultas

MIPA,

Universitas

Negeri Jakarta.

802X.

66A Pengaruh Model

Pembelajaran

Biologi Berbasis

Masalah terhadap

Kemampuan

Berpikir Kreatif

dalam Penyusunan

Peta Konsep pada

Materi Kingdom

Plantae

1.Rahmi

Program Studi

Pendidikan

Biologi

Universitas

Almuslim,

Bireuen.

JESBIO, Vol. 3,

No. 5, November

2014, ISSN:

2302-1705, Hal.

37-41, Diterima

25 April 2014,

Disetujui 18

Oktober 2014.

http://neliti.com/id/j

ournals/jurnal-

edukasi-dan-sains-

biologi

67A Hasil Belajar Materi

Keanekaragaman

Hayati dengan

Model Problem

Based Learning dan

Gaya Kognitif Field

Independent serta

Gaya Kognitif Field

Dependent pada

Siswa Kelas X SMA

95 Jakarta

1.Andi Nur Qalbi

2.Ratna Komala

3.Rusdi

Prodi Magister

Pendidikan

Biologi,

Universitas

Negeri Jakarta.

Jurnal

Pendidikan

Profesional, Vol.

7, No. 1, April

2018.

http://www.jurnalpe

ndidikanprofesional.

com/index/JPP

68A Perbedaan

Peningkatan Hasil

Belajar Biologi

Siswa antara Model

Problem Based

Learning dengan

Model Inquiry

Learning

1.Yunita

Wardianti

2.Linna Fitriani

3.Wayan Ema

Astuti

Pendidikan

Biologi STKIP

PGRI

Lubuklinggau.

Jurnal

Pendidikan

Biologi dan

Sains

(BIOEDUSAIN

S), Vol. 2, No. 1,

Juni 2019,

eISSN: 2598-

7453, Hal. 33-

39.

http://journal.ipm2k

pe.or.id/index.php/B

IOEDUSAINS

69A Pengaruh Model

Problem Based

Learning terhadap

Keterampilan Proses

Sains Biologi

Peserta Didik di

SMA Negeri 1

Karangnunggal.

1.Vita Meylani

2.Purwati

Kuswarini

3.Nurhidayah

Pendidikan

Biologi, Fakultas

Keguruan dan

Ilmu Pendidikan,

Universitas

Siliwangi.

Eksakta: Jurnal

Penelitian dan

Pembelajaran

MIPA, Vol. 3,

No. 2, 2018,

pISSN: 2598-

2400, eISSN:

2502-101X.

http://jurnal.um-

tapsel.ac.id/index.ph

p/eksakta

70A Pengaruh Model 1. Kismiati Bioilmi, Vol. 4, http://jurnal.radenfat

Page 97: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

83

Problem Based

Learning (PBL)

Berbantu Media Alat

Peraga terhadap

Motivasi Belajar

Siswa Kelas XI IPA

pada Materi Sistem

Peredaran Darah

2. Nurlaeli

3. Anita Restu

Puji Raharjeng

Prodi Pendidikan

Biologi FITK,

Prodi PGMI

FITK, dan Prodi

Biologi FST, UIN

Raden Fatah

Palembang,

No. 1, Januari

2018, Hal. 18-21

ah.ac.id/index.php/bi

oilmi

Page 98: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

84

Lampiran 2

DAFTAR PENYARINGAN SAMPEL ARTIKEL

TERAKREDITASI SINTA 1-4

Kode

Artikel

Data Statistik Pendukung Effect Size

Keterangan Eta

Square

Ukuran

Sampel

Lebih dari Dua

Kelompok

Dua

Kelompok

(Uji-t)

2 n JK (A) JK (D) t0 db

1A - - - - - Terverifikasi

2A - - - - Terverifikasi

3A - - - - Terverifikasi

4A - - - - - Terverifikasi

5A - - - Terverifikasi

6A - - - Terverifikasi

7A - - - Terverifikasi

8A - - - Terverifikasi

9A - - - - Terverifikasi

10A - - - - Terverifikasi

11A - - - Terverifikasi

12A - - - - Terverifikasi

13A - - - - - Tidak

Terverivikasi

14A - - - - - - Tidak

Terverifikasi

15A - - - - - Tidak

Terverifikasi

16A - - - - Tidak

Terverifikasi

17A - - - - - Tidak

Terverifikasi

18A - - - - - Tidak

Terverifikasi

19A - - - - - Tidak

Terverifikasi

20A - - - - - Tidak

Terverifikasi

21A - - - - - Tidak

Terverifikasi

22A - - - - - Tidak

Terverifikasi

23A - - - - - Tidak

Terverifikasi

Page 99: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

85

24A - - - - - Tidak

Terverifikasi

25A - - - - - Tidak

Terverifikasi

26A - - - - - Tidak

terverfikasi

27A - - - - - Tidak

Terverifikasi

28A - - - - - Tidak

Terverifikasi

29A - - - - - Tidak

Terverifikasi

30A - - - - - - Tidak

Terverifikasi

31A - - - - - - Tidak

Terverifikasi

32A - - - - Tidak

Terverifikasi

Page 100: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

86

Lampiran 3

CODING META-ANALISIS PUBLIKASI PENELITIAN

NO

KODE PENELITI

KARAKTERISTI

K SAMPEL

VARIABEL,

DESAIN, DAN

INSTRUMEN

INTERVENSI PEMBELAJARAN

EFFECT SIZE

RERATA

EFFECT

SIZE

KEL.

EKSPERIMEN

(PBL)

KEL.

KONTROL

(NON-PBL)

1A Nama Peneliti:

I Wayan Redhana

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah dan

Pertanyaan Socratik

untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir

Kritis Siswa

Nama Jurnal:

Cakrawala Pendidikan

Tahun Publikasi: 2012

Tempat: SMP di

Kabupaten

Buleleng Bali.

Subjek:

Siswa SMP di

Kabupaten

Buleleng Bali

kelas VIII.

Jumlah Sampel:

273 orang siswa

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

berbasis masalah

dan pertanyaan

socratik.

Variabel Terikat:

Keterampilan

berpikir kritis siswa

Desain:

Nonequivalent

control group

design

Pengujian

Hipotesis:

Ancova

Menggunakan

model

pembelajran

berbasis

masalah dan

pertanyaan

socratik

Menggunakan

model

pembelajaran

langsung

2 =

0.261

0.261

2A Nama Peneliti:

- Markus Iyus Supiandi

- Hendrikus Julung

Tempat: SMA Panca Setya

Sintang

Variabel Bebas:

Model Problem

Based Learning

Menggunakan

model

Menggunakan

model

pembelajaran

2 (1) = 0.459

2 (2) = 0.113

2 (3) = 0.589

0.348

Page 101: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

87

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengaruh Model

Problem Based Learning

(PBL) terhadap

Kemampuan

Memecahkan Masalah

dan Hasil Belajar

Kognitif Siswa Biologi

SMA

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan Sains

Tahun Publikasi: 2016

Subjek:

Siswa SMA

Panca Setya

Sintang Kelas XI

IPA

(PBL)

Variabel Terikat:

Kemampuan

memecahkan

masalah dan hasil

belajar kognitif

siswa

Desain:

Nonequivalent

pratest-post test

control group

design

Pengujian

Hipotesis:

Uji Normalitas dan

Anakova Tunggal

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

konvensional 2 (4) = 0.232

2=

JK(D)1&2=

2384.763

JK(A)1 = 2023.737

JK(A)2 = 303.873

JK(D)3&4 =1954.00

JK(A)3 = 2804.356

JK(A)4 = 591.349

3A Nama Peneliti:

- Ria Mayasari

- Rabiatul Adawiyah

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengaruh Model

Pembelajaran

Berdasarkan Masalah

pada Pembelajaran

Biologi terhadap Hasil

Belajar dan Keterampilan

Berpikir Tingkat Tinggi

Tempat: SMA Negeri di

Kota Banjarbaru

Subjek:

Siswa kelas X

tahun pelajaran

2013/2014 di

SMA Negeri 1

Banjarbaru dan

SMA Negeri 2

Banjarbaru

Variabel Bebas:

Model

Pembelajaran

Berdasarkan

Masalah

Variabel Terikat:

Hasil Belajar Siswa

Desain:

Quasi Eksperimen

Pengujian

Hipotesis:

Anacova

Menggunakan

model

pembelajaran

Berdasarkan

Masalah

Menggunakan

model

pembelajaran

konvensional

2 (1) = 0.086

2 (2) = 0.358

2 (3) = 0.093

2 (4) = 0.228

2=

JK(D)1&2=

2517.022

JK(A)1 = 237.791

JK(A)2 = 1400.551

0.191

Page 102: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

88

di SMA

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan

Biologi Indonesia

Tahun Publikasi: 2015

JK(D)3&4

=6206.617

JK(A)3 = 639.443

JK(A)4 = 1835.842

4A Nama Peneliti:

- Eva Nurul Malahayati

- Aloysius Duran

Corebima

- Siti Zubaidah

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Hubungan Keterampilan

Metakognitif dan

Kemampuan Berpikir

Kritis Kritis dengan

Hasil Belajar Biologi

Siswa dalam

Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL)

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan Sains

Tahun Publikasi: 2015

Tempat: SMA di Kota

Malang kelas XI

Subjek:

Siswa SMA Kelas

XI di IPA-5

SMAN 5 Malang,

IPA-1 SMA

Brawijaya Smart

School

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

Variabel Terikat:

Keterampilan

Metakognitif,

kemampuan

Berpikir Kritis dan

Hasil Belajar

Desain:

Survei metode

deskriptif

korelasional

Pengujian

Hipotesis:

Anova

Menggunakan

model

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

Menggunakan

model

pembelajaran

model

pembelajaran

konvensional

2 = 0.750 0.750

5A Nama Peneliti:

- Erin Radien Simbolon

- Fransisca Sudargo

Tapilouw

Judul Penelitian Jurnal

Tempat: SMPN2

Simanindo di

Simarmata,

Kabupaten

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL) dan

Menggunakan

model

pembelajaran

Problem Based

Learning dan

Menggunkaan

pembelajaran

konvensional

2 = 0.050

2= r

2 =

0.050

Page 103: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

89

Nasional:

Pengaruh Pembelajaran

Berbasis Masalah dan

Pembelajaran

Kontekstual terhadap

Berpikir Kritis Siswa

SMP

Nama Jurnal:

Edusains

Tahun Publikasi: 2015

Samosir

Subjek:

Siswa kelas VII

SMPN2

Simanindo tahun

ajaran 2014/2015

Jumlah Sampel:

45 siswa

pembelajaran

Kontekstual

Variabel Terikat:

Berpikir Kritis

siswa

Desain:

Kuasi eksperimen

mengguankan

Matching pretest

and postest control

group design

Pengujian

Hipotesis:

Anava

pembelajaran

Kontekstual

t0 = 1.499

n1 = 20

n2 = 25

db = 43

6A Nama Peneliti:

- Rizal Mukra

- M. Yusuf Nasution

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Perbedaan Hasil Belajar

Siswa Menggunakan

Model Project Based

Learning degan Problem

Based Learning pada

Materi Pencemaran dan

Pelestarian Lingkungan

Hidup

Nama Jurnal:

Tempat: SMA Prayatna

Medan

Subjek:

Siswa kelas X

SMA Prayatna

Medan pada kelas

X 2 dan kelas X 3

Jumlah Sampel:

39+40

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

Project Based

Learning dan

pembelajaran

Problem Based

Learning Variabel

Terikat:

Hasil Belajar Siswa

Desain:

Eksperimen

Pengujian

Hipotesis:

Menggunakan

model

pembelajaran

Project Based

Learning dan

Problem Based

Learning

Menggunakan

pembelajaran

konvensional

2 = 0.050

2= r

2 =

t0 = 2.021

n1 = 39

n2 = 40

db = 77

0.050

Page 104: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

90

Jurnal Pelita Pendidikan

Tahun Publikasi: 2016

Uji t

7A Nama Peneliti:

- Chintani Sihombing

- Deswidya Sukrisna

Hutauruk

- Salim Efendi

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengaruh Model

Problem Based Learning

dengan Teknik Mind

Mapping terhadap

Kemampun Berpikir

Kritis dan Pengetahuan

Metakognitif Siswa

Sekolah Menengah

Pertama

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan

Biologi Indonesia

Tahun Publikasi: 2018

Tempat: SMP Negeri 1

Ronggur Nihuta,

Kabupaten

Samosir,

Sumatera Utara.

Subjek:

Siswa kelas IX di

SMP Negeri 1

Ronggur Nihuta,

Kabupaten

Samosir,

Sumatera Utara

Jumlah Sampel:

62 Siswa

Variabel Bebas:

Model

Pembelajaran

Berdasarkan

Masalah

Variabel Terikat:

Kemampuan

Berpikir Kritis dan

Pengetahuan

Metakognitif Siswa

Desain:

Eksperimen

Pengujian

Hipotesis:

Uji-t

Menggunakan

model

pembelajaran

Berdasarkan

Masalah

Menggunakan

model

pembelajaran

konvensional

2 (1) = 0.993

2 (2) = 0.965

2= r

2 =

n1 = 32

n2 = 30

db = 60

t0(1) = 90.66

t0(2) = 40.68

0.970

8A Nama Peneliti:

- Lusndico Saragih

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengaruh Model

Pembelajaran (Problem

Tempat: SMP Swasta

Silinda

Kabupaten

Serdang Bedagai

Subjek:

Variabel Bebas:

Pembelajaran

dengan

menggunakan

model pembelajaran

Problem Based

Menggunakan

model

pembelajaran

Problem Based

Learning

Menggunkaan

pembelajaran

konvensional

2 (1) = 0.337

2 (2) = 0.161

2= r

2 =

0.249

Page 105: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

91

Based Learning dan

konvensional) terhadap

Keterampilan Proses

Sains dan Hasil Belajar

Siswa Sekolah

Menengah Pertama

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan

Biologi

Tahun Publikasi: 2017

Siswa kelas VII

SMP Swasta

Silinda

Kabupaten

Serdang Bedagai

Jumlah Sampel:

60 siswa

Learning (PBL) dan

pembelajaran

Konvensional

Variabel Terikat:

Keterampilan

Proses dan Hasil

Belajar Kognitif

Siswa

Desain:

Kuasi eksperimen

mengguankan two

group pretest-

postest design

Pengujian

Hipotesis:

Uji-t

n1 = 30

n2 = 30

db = 58

t0(1) = 5.424

t0(2) = 3.342

9A Nama Peneliti:

- Lidya Yanuarta

- Abdul Gofur

- Sri Endah Indriwati

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengembangan Karakter

dan Hasil Belajar

Kognitif Siswa dengan

Pembelajaran Think Talk

Write Dipadu Problem

Based Learning

Tempat: SMAN 6 Malang

Subjek:

Siswa Kelas XI

MIPA di SMAN

6 Malang

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran Think

Talk Write dipadu

Problemt Based

Learning

Variabel Terikat:

Karakter dan Hasil

Belajar Kognitif

Siswa Desain:

Quasi Eksperimen

Pengujian

Menggunakan

model

pembelajaran

Think Talk

Write dipadu

Problem Based

Learning

Menggunakan

pembelajaran

konvensional

2 (1) = 0.287

2 (2) = 0.563

2=

JK(D)1= 884.914

JK(A)1 = 356.191

JK(D)2 =3220.053

JK(A)2 = 4149.406

0.425

Page 106: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

92

Nama Jurnal:

Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian dan

Pengembangan

Tahun Publikasi: 2017

Hipotesis:

Anacova

10A Nama Peneliti:

- Galuh Rahayuni

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Hubungan Keterampilan

Berpikir Kritis dan

Literasi Sains pada

Pembelajaran IPA

Terpadu dengan Model

PBM dan STM

Nama Jurnal:

Jurnal Penelitian dan

Pembelajaran IPA (JPPI)

Tahun Publikasi: 2016

Tempat: SMP Negeri 15

Yogyakarta

Subjek:

Siswa Kelas VII

SMP Negeri 15

Yogyakarta

Tahun Ajaran

2013/2014

Variabel Bebas:

Model PBM dan

STM

Variabel Terikat:

Keterampilan

Berpikir Kritis dan

Liteasi Sins

Desain:

Quasi Eksperimen

Pengujian

Hipotesis:

Uji multivariat

Manova

Menggunakan

model

pembelajaran

PBM dan STM

Menggunakan

model

konvensional

2 (1) = 0.288

2 (2) = 0.129

2=

JK(D)1= 160.500

JK(A)1 = 64.862

JK(D)2 =79.453

JK(A)2 = 11.787

0.208

11A Nama Peneliti:

- Dwijowati Asih

Saputri

- Selfy Febriani

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pengaruh Model

Problem Based Learning

(PBL) terhadap

Tempat: SMA Negeri 6

Bandar Lampung

Subjek:

Siswa SMA

Negeri 6 Bandar

Lampung kelas X

MIA.

Jumlah Sampel:

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

berbasis masalah.

Variabel Terikat:

Kemampuan

Pemecahan Masalah

Desain:

Quasi Eksperimen

Mengguanakn

model

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

Menggunakan

model

pembelajaran

Direct

Instruction (DI)

2 = 0.085

2= r

2 =

t0 = 2.4253

n1 = 33

n2 = 32

db = 63

0.085

Page 107: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

93

Kemampuan Pemecahan

Masalah Peserta Didik

pada Mata Pelajaran

Biologi Materi

Pencemaran Lingkungan

Kelas X MIA SMAN 6

Bandar Lampung

Nama Jurnal:

Biosfer: Jurnal Tadris

Pendidikan Biologi

Tahun Publikasi: 2017

129 orang siswa

Pengujian

Hipotesis:

Uji-t

12A Nama Peneliti:

- Lora Purnamasari

- Zikra

- Fachrul Reza

Judul Penelitian Jurnal

Nasional:

Pegaruh Model

Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL)

terhadap Penguasaan

Konsep IPA Materi

Pencemaran Lingkungan

Nama Jurnal:

Biodik

Tahun Publikasi: 2016

Tempat: MTs Al-

Muhajirin Bandar

Sakti Abung

Surakarta

Lampung Utara

Subjek:

Siswa MTs Al-

Muhajirin Bandar

Sakti Abung

Surakarta

Lampung Utara

kelas VII.

Variabel Bebas:

Model

pembelajaran

berbasis masalah

open-ended.

Variabel Terikat:

Kemampuan

Penguasaan Konsep

IPA

Desain:

Quasi Eksperimen

Pengujian

Hipotesis:

Uji-t

Menggunakan

model

pembelajaran

Problem Based

Learning (PBL)

Menggunakan

metode ceramah

dan diskusi

2 = 0.189

2= r

2 =

t0 = 3.745

db = 60

0.189

RERATA EFECT SIZE 0.316 (Efek Besar)

Page 108: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

94

Page 109: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

95

Page 110: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

96

Lampiran 4

Page 111: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

97

Page 112: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

98

Page 113: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

99

Page 114: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

100

Page 115: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

101

Page 116: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

102

Page 117: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

103

Page 118: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

104

Page 119: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

105

Page 120: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

106

Page 121: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

107

Page 122: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

108

Page 123: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

109

Page 124: STUDI META-ANALISIS MODEL PEMBELAJARANrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Dasar dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

110

Lampiran 5

LEMBAR UJI PLAGIARISME