Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI PEMAHAMAN DAN GAMBARAN PENGGUNAAN RAMUAN
BUMBU RUJA SEBAGAI ANALGESIK PADA MASA NIFAS DI DESA
KAILOLO, KABUPATEN MALUKU TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Atika Suri Usemahu
NIM : 178114122
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
STUDI PEMAHAMAN DAN GAMBARAN PENGGUNAAN RAMUAN
BUMBU RUJA SEBAGAI ANALGESIK PADA MASA NIFAS DI DESA
KAILOLO, KABUPATEN MALUKU TENGAH
Skripsi yang diajukan oleh:
Atika Suri Usemahu
NIM : 178114122
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)
23 Juni 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
STUDI PEMAHAMAN DAN GAMBARAN PENGGUNAAN RAMUAN
BUMBU RUJA SEBAGAI ANALGESIK PADA MASA NIFAS DI DESA
KAILOLO, KABUPATEN MALUKU TENGAH
Oleh :
Atika Suri Usemahu
NIM : 178114122
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 23 Juli 2021
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)
Panitia Penguji : Tanda tangan
1. Dr. apt. Yustina Sri Hartini ……………..
2. apt. Putu Dyana Christasani, M.Sc ……………..
3. Dr. apt. Erna Tri Wulandari ……………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis,
(Atika Suri Usemahu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Atika Suri Usemahu
Nomor Mahasiswa : 178114122
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STUDI PEMAHAMAN DAN GAMBARAN PENGGUNAAN RAMUAN
BUMBU RUJA SEBAGAI ANALGESIK PADA MASA NIFAS DI DESA
KAILOLO, KABUPATEN MALUKU TENGAH
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 27 Juli 2021
Yang menyatakan
(Atika Suri Usemahu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Beberapa wanita mengalami nyeri kronis pasca persalinan. Salah satu cara
untuk mengurangi rasa nyeri yaitu dengan menggunakan ramuan bumbu ruja. Ramuan
tersebut digunakan oleh masyarakat Desa Kailolo pada masa nifas terdiri dari 8
tanaman obat, yaitu jahe, kunyit, daun sirih, daun salam, asam jawa, serai, lada, dan
gula merah/aren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan gambaran
penggunaan ramuan bumbu ruja pada masyarakat di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku
Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental deskriptif dengan
instrumen berupa kuesioner. Sampel sebanyak 100 orang yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu perempuan berdomisili di Desa Kailolo, berusia 20-49 tahun yang
melahirkan normal atau sesar maksimal 3 tahun terakhir, telah atau sedang dalam masa
nifas, dan pernah menggunakan ramuan bumbu ruja. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik kluster yang ditentukan dengan metode non random purposive sampling.
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan dinyatakan dalam persen.
Berdasarkan hasil penelitian, 90,3% responden paham bahwa ramuan bumbu
ruja dapat digunakan sebagai analgesik pada masa nifas. Gambaran penggunaan
ramuan bumbu ruja oleh responden pada masa nifas bertujuan untuk mengurangi rasa
sakit setelah melahirkan sebesar 48%, hasil penggunaan ramuan bumbu ruja yang
mengurangi rasa sakit sebesar 64%, sumber penggunaan ramuan bumbu ruja dari
keluarga atau teman sebesar 54%, penggunaan 8 tanaman dalam ramuan bumbu ruja
sebesar 85%, penggunaan bagian daun untuk ramuan sebesar 38%, pengolahan ramuan
bumbu ruja dengan cara direbus dan diminum sebesar 100%, dan lama penggunaan
ramuan bumbu ruja selama tujuh hari setelah melahirkan sebesar 58%.
Kata kunci: gambaran penggunaan, pemahaman, ramuan bumbu ruja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Some women experience postpartum pain. One way to reduce pain is by using
bumbu ruja potion. The potion used by the people of Kailolo Village during the
puerperium consist of 8 medicinal plants, namely ginger, turmeric, betel leaf, bay leaf,
tamarind, lemongrass, pepper, and brown sugar/palm. This study aims to determine
the understanding and description of the use of bumbu ruja potion in the community in
Kailolo Village, Central Maluku Regency. This research is a non-experimental
descriptive research with a questionnaire instrument. The samples used in this study
were women who live in Kailolo Village, aged 20-49 years who gave birth normally
or by cesarean section for the last 3 years, have or are in the postpartum period, and
have used bumbu ruja potion. Sampling was carried out using a cluster technique
determined by the non-random purposive sampling method. Data processing uses
descriptive analysis and is expressed in percent.
Based on the results of the study, 90.3% of respondents understood that the
herb ruja potion could be used as an analgesic during the puerperium. In this study, the
purpose of using bumbu ruja potion to reduce pain after birth by 48%, the results of the
use of bumbu ruja potion that reduced pain by 64%, the source of bumbu ruja potion
from families or friends by 54%, the use of 8 plants in bumbu ruja potion by 85%, the
use of the leaves for potion by 38%, processing of bumbu ruja potion is boiled and
drinking by 100%, and the duration of the using of bumbu ruja potion for seven days
after giving birth by 58%.
Keywords: description of use, understanding, bumbu ruja potion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 9
KESIMPULAN ...................................................................................................... 39
SARAN .................................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 40
LAMPIRAN ........................................................................................................... 44
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................ 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan ............................................................ 7
Tabel II. Pemahaman Responden tentang Manfaat Ramuan Bumbu Ruja Sebagai
Analgesik Pada Masa Nifas ..................................................................... 15
Tabel III. Nama tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja .................... 19
Tabel IV. Kandungan tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja ........... 23
Tabel V. Bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja ............. 24
Tabel VI. Jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja .................. 26
Tabel VII. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja....................................................... 28
Tabel VIII. Cara penggunaan ramuan bumbu ruja...................................................... 29
Tabel IX. Waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja .............................................. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Karakteristik Usia Responden ................................................................... 11
Gambar 2. Karakteristik Pekerjaan Responden .......................................................... 12
Gambar 3. Karakteristik Pendidikan Responden ........................................................ 12
Gambar 4. Karakteristik Jumlah Anak Responden ..................................................... 13
Gambar 5. Tujuan Konsumsi Ramuan Bumbu Ruja Oleh Responden ....................... 33
Gambar 6. Hasil yang Dirasakan Responden Setelah Mengkonsumsi Ramuan Bumbu
Ruja .......................................................................................................... 34
Gambar 7. Sumber Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Sebagai Analgesik Pada Masa
Nifas ......................................................................................................... 35
Gambar 8. Bagian/organ Tanaman yang Dipakai Dalam Ramuan Bumbu Ruja ........ 35
Gambar 9. Jumlah Tanaman yang Digunakan Dalam Ramuan Bumbu Ruja ............. 36
Gambar 10. Lama Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Pada Masa Nifas ................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data ..................... 44
Lampiran 2. Surat Izin dari Kesbangpol Maluku Tengah ........................................... 45
Lampiran 3. Surat Izin dari Kantor Camat Pulau Haruku ........................................... 46
Lampiran 4. Surat Izin dari Pemerintahan Desa Kailolo ............................................ 47
Lampiran 5. Surat Ethical Clearance.......................................................................... 48
Lampiran 6. Uji Validitas ............................................................................................ 49
Lampiran 7. Uji Pemahaman Bahasa .......................................................................... 52
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 54
Lampiran 9. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden ....................................... 55
Lampiran 10. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden .......................................... 57
Lampiran 11. Lembar Kuesioner Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja ........................ 58
Lampiran 12. Karakteristik Responden....................................................................... 63
Lampiran 13. Hasil Kuesioner .................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu proses ketika seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus sampai dengan pengeluaran bayi, plasenta dan
selaputnya (Kurniarum, 2016). Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat vagina
dan persalinan sesar. Hampir semua wanita mengalami dan merasakan nyeri selama
persalinan. Beberapa wanita mungkin mengalami nyeri kronis pasca persalinan. Ada
kemungkinan bahwa tingkat keparahan nyeri dan durasi nyeri selama persalinan dapat
mempengaruhi resiko perkembangan menjadi nyeri kronis pasca persalinan. Persentase
nyeri kronis pasca persalinan sesar antara 6-18% dan sebesar 4-10% pasca persalinan
lewat vagina (Munro et al., 2017). Persalinan dapat menyebabkan nyeri karena
kontraksi maupun pembedahan abdomen dan dinding uterus sehingga menimbulkan
nyeri (Juwita et al., 2019). Nyeri ini perlu di kontrol agar tidak menimbulkan efek
negatif pada morbiditas dan mortalitas ibu saat melahirkan. Menurut Munro et al
(2017) menyatakan bahwa sebanyak 43% ibu pasca melahirkan mengalami nyeri
selama 2 minggu dan nyeri tersebut dapat berubah menjadi nyeri kronis hingga 3 bulan
sebanyak 25% pasien. Sehingga perlu dilakukan penanganan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa
nifas sekitar 6-8 minggu (Sukma et al., 2017). Tentang ramuan pasca persalinan, setiap
kebudayaan memiliki kepercayaan mengenai berbagai ramuan yang dapat digunakan
pada saat nifas. Umumnya dari ramu-ramuan yang diracik terdiri dari berbagai tumbuh-
tumbuhan, seperti daun, akar atau bahan lainnya untuk mengobati berbagai penyakit.
Kemahiran meracik ramuan diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun-temurun,
dari tiap generasi hingga ke generasi sekarang.
Desa Kailolo merupakan salah satu desa adat dimana masyarakatnya masih
mempertahankan budaya nenek moyang, termasuk dalam upaya pengobatan yang
masih memanfaatkan pengobatan tradisional. Tahun 2019 jumlah penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perempuan di Desa Kailolo sebanyak 2,095 dibandingkan laki-laki sebanyak 2,045
dengan total penduduk sebanyak 4,141 orang (BPS, 2020). Menurut BPS (2020)
kemudahan masyarakat di Desa Kailolo mencapai sarana kesehatan terdekat seperti
poliklinik dan rumah sakit bersalin dikategorikan sulit. Sehingga masyarakat cukup
banyak menggunakan obat tradisional sebagai pilihan alternatif bahkan sebagai pilihan
utama dalam penyembuhan, termasuk kepada perempuan pasca persalinan (nifas).
Ramuan yang digunakan pada masa nifas secara turun-temurun dikenal
dengan istilah bumbu ruja yang terdiri dari 8 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun
sirih, daun salam, asam jawa, serai, lada dan gula merah/aren (Muti’ah, 2014). Ramuan
ini diyakini masyarakat untuk mengurangi nyeri pasca persalinan dan hampir semua
perempuan menggunakan ramuan bumbu ruja saat masa nifas. Karakteristik responden
dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikan, dan
jumlah anak untuk mengetahui secara rinci gambaran responden yang mengkonsumsi
ramuan bumbu ruja saat masa nifas. Usia mempengaruhi swamedikasi yang dilakukan
seseorang dalam pengambilan keputusan terhadap pemilihan obat. Pekerjaan
mempengaruhi pola pikir seseorang sebelum memutuskan pemilihan obat yang
digunakan untuk pengobatan. Pendidikan berpengaruh pada persepsi seseorang terkait
swamedikasi (Ani dan Kusumawati, 2018). Jumlah anak berpengaruh pada
pengalaman seseorang menggunakan ramuan tradisional untuk pengobatan saat masa
nifas (Octavia dan Saragih, 2020). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang ramuan
bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas meliputi pemahaman khasiat/manfaat
sebagai analgesik pada masa nifas, nama tanaman yang digunakan, kandungan
tanaman, bagian/organ tanaman yang dipakai, jumlah tanaman yang digunakan dalam
ramuan bumbu ruja, cara pengolahan, cara penggunaan, sumber penggunaan dan waktu
mengkonsumsi ramuan bumbu ruja pada masa nifas beserta gambaran penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental karena responden
penelitian tidak diberi perlakuan. Penelitian ini bersifat deskriptif karena bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan ramuan bumbu ruja sebagai
analgesik pada masa nifas secara objektif.
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman tentang ramuan bumbu ruja
meliputi pemahaman khasiat sebagai analgesik pada masa nifas, nama tanaman yang
digunakan, kandungan tanaman, bagian tanaman yang dipakai, jumlah tanaman,
pemahaman cara pengolahan, pemahaman cara penggunaan, sumber penggunaan dan
waktu mengkonsumsi pada masa nifas dan gambaran penggunaan ramuan bumbu ruja
pada masa nifas oleh perempuan di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah.
Responden Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik kluster
sampling. Terdapat 4 dusun/kluster dalam penelitian ini dan tiap kluster yang
ditentukan akan dipilih sebanyak 25 responden (total 100 responden) dengan metode
non random purposive sampling agar sesuai dengan pertimbangan peneliti dalam
memilih sampel yaitu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi (Sani, 2018). Kriteria
inklusi dan eksklusi untuk responden pada penelitian ini yaitu:
1. Kriteria inklusi: Perempuan berdomisili di Desa Kailolo, berusia 20-49 tahun (ibu-
ibu) yang melahirkan normal atau melahirkan sesar maksimal 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2018, telah atau sedang dalam masa nifas, pernah atau telah menggunakan
ramuan bumbu ruja dan bersedia mengisi informed consent.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Kriteria eksklusi: Perempuan yang tidak berdomisili di Desa Kailolo, tidak bisa
membaca dan menulis, tidak pernah menggunakan ramuan bumbu ruja, perempuan
usia 20 tahun namun belum melahirkan dan melahirkan lebih dari 3 tahun terakhir.
Jumlah penduduk perempuan di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah
pada tahun 2019 sebanyak 2,095 orang. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan
rumus Slovin seperti berikut (Sani, 2018):
n = N / (1+N.d2)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi (2,095)
d = Taraf kepercayaan 90%
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
n = 2,095/1+2,095 (0,12)
n = 2,095/21,95
n = 95,44 dibulatkan menjadi 96 orang
Dari perhitungan diatas didapatkan jumlah responden adalah 96 orang.
Responden yang digunakan ditetapkan sebanyak 100 orang, mengingat jumlah
populasi cukup besar dan rentang usia juga cukup panjang.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang telah dimodifikasi dari penelitian
Elfrieda Ignatine Yaninavita Mursita Putri (2009) tentang Studi Pemahaman dan
Gambaran Penggunaan Jamu Instan Kunyit Asam pada Masyarakat Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, beberapa pertanyaan dan pernyataan dimodifikasi oleh peneliti.
Bagian yang dimodifikasi pada kuesioner yaitu pada bagian 1, 2, dan 3. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan
dan peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Pujihastuti, 2010). Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian.
Bagian pertama dari kuesioner berisi pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tentang karakteristik responden meliputi karakteristik usia, pekerjaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pendidikan dan jumlah anak. Pada bagian ini responden dapat memilih jawaban yang
tersedia dan juga mengisi jawaban sendiri karena tidak disediakan pilihan jawaban.
Bagian kedua dari kuesioner terdiri dari 18 pernyataan untuk mengetahui
pemahaman responden, di mana responden diminta memilih sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) untuk setiap pernyataan. Pada
bagian ini terdapat pernyataan bersifat favorable dan unfavorable.
Bagian ketiga dari kuesioner berisi pertanyaan semi-terbuka untuk
mengetahui gambaran penggunaan ramuan bumbu ruja. Responden dapat memilih
jawaban yang tersedia, namun juga dapat memberikan jawaban lain.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah.
Penelitian ini membutuhkan rentang waktu selama 1 bulan.
Tata Cara Penelitian
1. Studi pustaka
Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, yaitu membaca literatur-literatur
yang ada mengenai obat tradisional, masa nifas, pembuatan kuesioner dan tentang
metodologi penelitian. Hal ini dilakukan agar dalam melaksanakan penelitian,
terjadinya kesalahan dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan.
2. Tahap persiapan
a. Permohonan izin Ethical Clearance. Diajukan kepada Komisi Etik
Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Penelitian ini sudah mendapatkan ijin etik dari Komisi Etik UGM dengan nomor
KE/FK/0428/EC/2021 (Lampiran 5).
b. Pembuatan surat izin penelitian. Perijinan dimulai dari Kantor Kesbangpol
di Kabupaten Maluku Tengah. Izin yang diperoleh dilanjutkan ke Kantor Camat Pulau
Haruku, selanjutnya izin ke Pemerintah Desa Kailolo yaitu kepala Desa Kailolo dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Kepala Dusun dalam lokasi penelitian. Penelitian ini sudah mendapatkan ijin dari
lokasi penelitian pada tanggal 18 Mei 2021 (Lampiran 2, 3, dan 4).
3. Tahap pembuatan kuesioner
Daftar pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan tema
penelitian. Kuesioner yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama dari
kuesioner berisi pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik
responden meliputi karakteristik usia, pekerjaan, pendidikan dan jumlah anak. Pada
bagian ini responden dapat memilih jawaban yang tersedia dan juga mengisi jawaban
sendiri karena tidak disediakan pilihan jawaban. Bagian kedua dari kuesioner terdiri
dari 18 pernyataan untuk mengetahui pemahaman responden, di mana responden
diminta memilih sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak
setuju (STS) untuk setiap pernyataan. Pada bagian ini terdapat pernyataan bersifat
favorable dan unfavorable. Bagian ketiga dari kuesioner berisi pertanyaan semi-
terbuka untuk mengetahui gambaran penggunaan ramuan bumbu ruja. Responden
dapat memilih jawaban yang tersedia, namun juga dapat memberikan jawaban lain.
4. Tahap pengujian kuesioner
a. Uji validitas. Bertujuan untuk memastikan bahwa isi kuesioner telah
mencakup ruang lingkup yang akan diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah
validitas konten secara professional judgment kepada 3 validator yaitu 1 Dosen dan 2
Apoteker. Pengolahan data uji validitas dilakukan dengan cara diskusi dan melakukan
verifikasi antara peneliti dengan validator sehingga diperoleh suatu kesepakatan atau
professional agreement terhadap butir-butir pernyataan dan pertanyaan dalam
kuesioner yang dinilai belum layak/valid (Heryanto et al., 2019).
b. Uji pemahaman bahasa. Bertujuan untuk memastikan bahwa bahasa yang
akan digunakan dapat dipahami oleh responden pada saat mengisi kuesioner. Uji
pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 5 orang
responden yang berbeda dari responden penelitian (Heryanto et al., 2019). Selama
pengujian kuesioner ditunggu oleh peneliti untuk mengetahui secara langsung
kekurangan dan bagian yang kurang jelas dari kuesioner tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
c. Uji reliabilitas. Dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana kuesioner yang
digunakan dapat dipercaya dan diandalkan sebagai instrumen untuk pengambilan data
(Sani, 2018). Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang yang berbeda dengan
responden uji. Responden diambil dari desa Hitapory yang merupakan desa terdekat
dengan lokasi penelitian dan memiliki karakteristik yang mirip dengan subjek di lokasi
penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan koefisien
Cronbach Alpha, Kriteria reliabilitas yang baik jika nilai Alpha diatas 0,60 (α > 0,60)
(Alfian dan Putra, 2017). Pemberian skor pada uji reliabilitas berdasarkan skala Likert
sesuai tabel berikut ini (Masturoh dan Anggita, 2018):
Tabel I. Skor Berdasarkan Sifat Pernyataan
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
5. Tahap penyebaran kuesioner
Kuesioner ditujukan kepada responden di lokasi penelitian yang telah
ditentukan. Kuesioner yang disebarkan adalah kuesioner yang lolos hasil uji validitas,
uji pemahaman bahasa dan uji reliabilitas. Kuesioner diisi sendiri oleh responden
dengan didampingi oleh peneliti untuk menghindari kesalahan saat pengisian,
sekaligus peneliti memeriksa kelengkapan data dan kelengkapan jawaban kuesioner.
Setelah itu disediakan waktu untuk kegiatan tanya-jawab dengan responden tentang
ramuan bumbu ruja. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk timbal-balik kepada
responden atas kesediaannya telah mengisi kuesioner.
6. Tahap pengambilan data
Pengumpulan data dimulai dengan memberikan penjelasan singkat kepada
responden tentang tujuan penelitian dan dilanjutkan dengan penandatanganan informed
consent bagi responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kemudian
dilanjutkan dengan pengisian kuesioner oleh responden melalui form kuesioner yang
telah tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif menggunakan teknik
perhitungan persentase kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram pie.
Perhitungan persentase dilakukan pada kuesioner bagian pertama, kedua dan ketiga
sesuai dengan rumus berikut:
P % = A
N × 100%
Keterangan:
P = Persentase jawaban
A = Jumlah jawaban yang sejenis
N = Jumlah responden total (Ayuningtyas et al., 2015).
Bagian pertama kuesioner dilakukan pengelompokkan karakteristik usia,
pekerjaan, pendidikan dan jumlah anak responden (dibuat diagram pie). Pada
karakteristik usia dilakukan penentuan dengan jumlah kelas dan interval kelas untuk
memudahkan pengelompokkan rentang usia responden. Jumlah kelas ditentukan
dengan rumus Sturgess: k = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
k = jumlah kelas
n = jumlah data.
Interval kelas ditentukan dengan rumus: c = R/k
Keterangan:
c = interval kelas
R = range (nilai data maksimum - nilai data minimum)
k = jumlah kelas (Wirawan, 2016).
Bagian kedua kuesioner dihitung dengan cara mengelompokkan pernyataan
yang sama parameternya (dibuat tabel) kemudian dihitung jawaban sejenis yang
diberikan oleh responden (SS+S dan TS+STS) menggunakan perhitungan persentase
sesuai rumus diatas sehingga akan didapatkan kecenderungan jawaban responden yang
diberikan oleh responden. Bagian ketiga kuesioner dihitung dengan cara membahas
setiap poin pada pertanyaan maupun jawaban lain yang diberikan oleh responden
(dibuat diagram pie) lalu dihitung menggunakan perhitungan persentase sesuai rumus
diatas kemudian mengelompokkan jawaban sejenis antar responden satu dengan
responden lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
validitas, uji pemahaman bahasa dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah validitas konten
secara professional judgment kepada 3 validator yaitu 1 Dosen dan 2 Apoteker.
Pengolahan data uji validitas dilakukan dengan cara diskusi dan melakukan verifikasi
antara peneliti dengan validator sehingga diperoleh suatu kesepakatan atau
professional agreement terhadap butir-butir pernyataan dan pertanyaan dalam
kuesioner yang dinilai belum layak/valid (Heryanto et al., 2019).
Terdapat 2 kali putaran pada uji validitas yang dilakukan dan perbaikan-
perbaikan yang mengarah pada penataan bahasa yang digunakan belum tepat. Pada
bagian pertama kuesioner penambahan data diri responden berupa nama inisial yang
disarankan dari validator, pada bagian kedua kuesioner terdapat 1 pernyataan yang
dihapus pada dimensi bagian/organ tanaman yang dipakai sehinnga jumlah pernyataan
yang awalnya 19 butir menjadi 18 butir pernyataan yang valid, dan bagian ketiga
kuesioner dilakukan perbaikkan pilihan jawaban (multiple choice) dibuat dalam jumlah
yang sama yaitu pilihan jawaban A, B, C, D dan E sehingga jumlah akhir butir
pertanyaan pada kuesioner bagian ketiga sebanyak 8 butir yang valid. Setelah
mendapatkan kesepakatan atau professional agreement pada akhirnya didapatkan item
yang layak secara konten untuk digunakan selanjutnya dalam uji pemahaman bahasa
dapat dilihat pada (Lampiran 5).
2. Uji Pemahaman Bahasa
Uji pemahaman bahasa dilakukan dalam penelitian ini dengan memberikan
kuesioner kepada 5 orang responden yang berbeda dari responden penelitian (Heryanto
et al., 2019). Selama pengujian kuesioner ditunggu oleh peneliti untuk mengetahui
secara langsung kekurangan dan bagian yang kurang jelas dari kuesioner tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Secara keseluruhan bahasa yang digunakan dalam kuesioner sudah bisa dipahami oleh
kelima responden. Pada pernyataan nomor 1 skala likert responden merevisi kata “zat
aktif” menjadi “zat yang aktif” namun setelah dijelaskan peneliti penggunaan kata yang
tidak efektif jika menggunakan kata yang disarankan maka disetujui untuk
menggunakan kata zat aktif seperti awal. Pernyataan Beberapa poin pada bagian ketiga
kuesioner pertanyaan nomor 1 poin A dan D belum dipahami oleh responden sehingga
dilakukan perbaikan dapat dilihat pada (Lampiran 6).
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 orang yang berbeda
dengan responden uji. Responden diambil dari desa Hitapory yang merupakan desa
terdekat dengan lokasi penelitian dan memiliki karakteristik yang mirip dengan subjek
di lokasi penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan
koefisien Cronbach Alpha. Kriteria reliabilitas yang baik jika nilai Alpha diatas 0,60
(α > 0,60) (Alfian dan Putra, 2017). Dari hasil perhitungan diperoleh α = 0,653
(Lampiran 7), sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner telah memenuhi kriteria
reliabilitas.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan jumlah anak.
1. Usia
Dalam penelitian ini dilakukan pengelompokkan usia responden dengan
menentukan jumlah kelas dan interval kelas. Jumlah kelas ditentukan menggunakan
rumus Sturgess: k = 1 + 3,3 log n, nilai k merupakan jumlah kelas dan nilai n
merupakan jumlah data. Interval kelas dihitung menggunakan rumus: c = R / k, nilai R
merupakan range (nilai data maksimum - nilai data minimum).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 1. Karakteristik Usia Responden
Usia mempengaruhi swamedikasi yang dilakukan seseorang dalam
pengambilan keputusan terhadap pemilihan obat (Ani dan Kusumawati, 2018). Jumlah
usia responden dalam penelitian ini paling banyak pada usia 21-28 tahun sebesar 65%.
Pada usia ini disebut masa reproduksi dimana masa ini ibu telah siap terkait hal fisik
dan mental dalam melakukan perawatan diri selama masa nifas. Hal ini sesuai dengan
penelitian Safitri et al (2016) terhadap 47 ibu menunjukkan bahwa umur sebagian
responden yang sudah siap fisik dan mental dalam melakukan perawatan diri selama
masa postpartum dengan rentang umur 20-35 tahun sebanyak 87,2%.
2. Pekerjaan
Pekerjaan responden dalam penelitian ini paling banyak yaitu ibu rumah
tangga sebesar 82%. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga membuat ibu lebih sering
mengabiskan waktu di rumah sehingga bisa fokus pada perawatan saat masa nifas dan
ibu rumah tangga memiliki banyak waktu untuk berkumpul dengan ibu rumah tangga
lainnya di lingkungan sekitar juga dapat menambah informasi tentang perawatan saat
masa nifas. Pekerjaan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang terkait banyaknya
informasi yang didapatkan dari lingkungan bekerja atau dari sesama individu yang
bekerja (Yuliasri dan Nur’aeni, 2019).
Usia 21-2865%
Usia 29-3630%
Usia 37-445%
Usia 45-490%
n = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2. Karakteristik Pekerjaan Responden
3. Pendidikan
Pendidikan responden dalam penelitian paling banyak yaitu tamat
SMA/SMK/MA sebesar 67%. Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah
seseorang untuk menerima informasi. Sebaliknya seseorang yang tingkat
pendidikannya kurang maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai baru (Yuliasri dan Nur’aeni, 2019). Sama halnya dengan pengetahuan
ibu nifas, ibu dengan pendidikan menengah diharapkan sudah memiliki pengetahuan
yang banyak tentang perawatan diri selama masa nifas karena semakin tinggi
pendidikan ibu, akan banyak informasi yang didapat maka kepeduliannya terhadap
perawatan diri semakin baik (Safitri et al, 2016).
Gambar 3. Karakteristik Pendidikan Responden
PNS5%
Wiraswasta5%
Petani1%
Ibu rumah tangga82%
Mahasiswa1%
Guru4%
Bidan2%
SD/MI4%
SMP/MTs5%
SMA/SMK/MA67%
D3 s/d D36%
S1 s/d S318%
n = 100
n = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Jumlah Anak
Jumlah anak berpengaruh pada pengalaman seseorang menggunakan ramuan
tradisional untuk pengobatan saat masa nifas. Jumlah anak responden dalam penelitian
ini paling banyak yaitu 2 anak sebesar 41%. Berdasarkan data yang didapatkan
diketahui pengalaman ibu dalam menggunakan ramuan tradisional saat masa nifas
sudah lebih dari satu kali artinya ibu sudah merasakan manfaat ramuan tradisional yang
digunakan untuk pengobatan masa nifas saat pertama kalinya. Pengalaman merupakan
sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran, apabila seseorang telah melahirkan
anak yang kedua kali dan seterusnya umumnya dapat melakukan perawatan saat masa
nifas dengan baik dikarenakan telah memperoleh pengalaman dan informasi pada
kelahiran anak sebelumnya (Octavia dan Saragih, 2020).
Gambar 4. Karakteristik Jumlah Anak Responden
Pemahaman Responden Tentang Ramuan Bumbu Ruja
Pemahaman responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi pemahaman
responden tentang khasiat/manfaat ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa
nifas, nama tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja, kandungan tanaman,
bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja, jumlah tanaman yang
digunakan dalam ramuan bumbu ruja, cara pengolahan ramuan bumbu ruja, cara
penggunaan ramuan bumbu ruja dan waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja pada
masa nifas.
1 Anak18%
2 Anak41%
3 Anak11%
4 Anak18%
5 Anak6%
6 Anak2%
7 Anak3%
8 Anak1%
n = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
1. Manfaat ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas
Pemahaman responden terhadap manfaat ramuan bumbu ruja sebagai
analgesik pada masa nifas meliputi ramuan bumbu ruja mengurangi rasa sakit pada
perut setelah melahirkan, mengurangi rasa sakit pada bekas jahitan setelah melahirkan,
dan mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah melahirkan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 82,3% responden yang paham tentang
manfaat ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas. Nilai ini diperoleh dari
rata-rata persentase responden yang paham terhadap pernyataan-pernyataan tentang
manfaat ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas. Untuk mengetahui
pemahaman responden tentang manfaat ramuan bumbu ruja digunakan tiga pernyataan
yaitu “Saya mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit pada
perut setelah melahirkan” dengan hasil 100% responden yang paham terkait pernyataan
tersebut, pernyataan “Saya mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja dapat mengurangi
rasa sakit pada bekas jahitan setelah melahirkan” dengan hasil 77% responden yang
paham terkait pernyataan tersebut, dan pernyataan “Saya tidak mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah melahirkan”
dengan hasil 70% responden yang paham terkait pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel II. Pemahaman Responden tentang Manfaat Ramuan Bumbu Ruja
Sebagai Analgesik Pada Masa Nifas
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi
rasa sakit pada perut setelah
melahirkan
100%
0%
SETUJU
2. Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi
rasa sakit pada bekas jahitan
setelah melahirkan
77%
23%
SETUJU
3. Saya tidak mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja dapat
mengurangi rasa sakit operasi
sesar setelah melahirkan
30%
70%
TIDAK
SETUJU
a. Ramuan bumbu ruja mengurangi rasa sakit pada perut setelah melahirkan
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit pada perut setelah melahirkan”. Hasil
yang diperoleh adalah 58% (58 responden) menyatakan sangat setuju, 42% (42
responden) menyatakan setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju
terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 100%. Berdasarkan hasil
penelitian masyarakat di Desa Kailolo banyak yang mengetahui bahwa ramuan bumbu
ruja dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada perut setelah melahirkan,
ramuan bumbu ruja merupakan ramuan tradisional yang secara turun-temurun
digunakan dan terasa manfaatnya oleh masyarakat setempat saat masa nifas.
Hal ini sesuai dengan penelitian Nurkila dan Rosida (2013) tentang manfaat
herbal kuah rujak yang dirasakan ibu nifas salah satunya yaitu tidak ada nyeri perut.
Pada masa nifas akan terjadi perubahan fisiologis, salah satunya uterus akan
berinvolusi sehingga, ibu nifas sering mengeluh nyeri pada perut (Laili, 2019). Jahe
dan kunyit merupakan tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja. Minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
atsiri seperti 1,8- cineol, eugenol, zingerone, gingerdiols (Bakri et al., 2017) yang
merupakan senyawa aktif dari jahe dan kurkumin dalam kunyit memiliki aktivitas
sebagai analgesik (Riantini et al., 2019).
b. Ramuan bumbu ruja mengurangi rasa sakit pada bekas jahitan setelah melahirkan
Pada kesioner tercantum penyataan “Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit pada bekas jahitan setelah
melahirkan”. Hasil yang diperoleh adalah 37% (37 responden) menyatakan sangat
setuju, 40% (40 responden) menyatakan setuju, 22% (22 responden) menyatakan tidak
setuju, dan 1% (1 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 77%. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden di Desa
Kailolo mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja dapat digunakan untuk mengurangi
rasa sakit pada bekas jahitan setelah melahirkan, masyarakat di Desa Kailolo cukup
banyak menggunakan pengobatan tradisional, salah satunya menggunakan ramuan
bumbu ruja sebagai pilihan dalam penyembuhan saat masa nifas, termasuk pada
penyembuhan luka.
Perawatan luka perineum dengan cara tradisional masih banyak dilakukan
oleh masyarakat, salah satunya menggunakan ramuan tradisional (Yuliaswati dan
Kamidah, 2018). Daun sirih merupakan salah satu tanaman dari ramuan bumbu ruja.
Beberapa kandungan daun sirih bisa dijadikan bahan untuk perawatan luka oleh ibu-
ibu setelah melahirkan seperti arekolin yang bermanfaat untuk merangsang saraf pusat
untuk meningkatkan gerakan perstaltik sehingga sirkulasi darah menjadi lancar pada
luka, oksigen jadi lebih banyak sehingga dapat mempengaruhi penyembuhan luka lebih
cepat. Selain itu daun sirih mengandung eugenol yang bersifat analgesik sehingga
dapat meredakan rasa nyeri pada luka, kavicol dan minyak atsiri yang bersifat sebagai
antijamur dan antibakteri (Damarini et al., 2013; Yuliaswati dan Kamidah, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Ramuan bumbu ruja mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah melahirkan
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Saya tidak mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah
melahirkan”. Hasil yang diperoleh adalah 4% (4 responden) menyatakan sangat
setuju, 26% (26 responden) menyatakan setuju, 52% (52 responden) menyatakan tidak
setuju, dan 18% (18 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut,
dengan persentase sebesar 70%. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden
artinya responden mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit pada operasi sesar setelah melahirkan, selain menggunakan obat-
obatan dari dokter di rumah sakit, masyarakat di Desa Kailolo yang melahirkan secara
operasi sesar juga tetap menggunakan pengobatan tradisional saat masa nifas, salah
satunya menggunakan ramuan bumbu ruja sebagai pilihan dalam penyembuhan saat
masa nifas, termasuk pada penyembuhan luka.
Penatalaksanaan penyembuhan luka seksio sesar dapat diberi terapi
komplementer atau terapi tradisional (Nuraini, 2017). Serai merupakan salah satu
tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja. Minyak atsiri yang bersifat pedas
dan hangat merupakan senyawa aktif dari serai yang memiliki aktivitas sebagai
analgesik dan melancarkan sirkulasi darah. Dari sifat pedas dan hangat sehingga
minyak atsiri dapat melancarkan aliran darah yang akan meningkatkan suplai oksigen
ke jaringan, sehingga mengurangi rasa nyeri (Oliviani dan Sari, 2020). Selain itu serai
memiliki senyawa aktif alkaloid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri yang
cukup besar, alkaloid dapat menekan pertumbuhan bakteri dan mencegah infeksi pada
luka sehingga mempercepat penyembuhan luka (Erlyn, 2016).
2. Nama tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Nama tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja di Desa Kailolo
meliputi jahe, kunyit, daun sirih, daun salam, serai, asam jawa, lada dan gula
merah/aren. Tanaman-tanaman ini merupakan bahan dapur yang mudah diperoleh,
dapat memberikan manfaat pada tubuh dan harga yang terjangkau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 93,3% responden yang paham tentang
nama tanaman-tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja. Nilai ini diperoleh
dari rata-rata persentase responden yang paham terhadap pernyataan-pernyataan
tentang nama tanaman-tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja. Untuk
mengetahui pemahaman responden tentang nama tanaman yang digunakan dalam
ramuan bumbu ruja digunakan enam pernyataan yaitu “Selama ini saya mengetahui
bahwa jahe dan kunyit digunakan dalam ramuan bumbu ruja” dengan hasil 98%
responden yang paham terkait pernyataan tersebut, pernyataan “Selama ini saya
mengetahui bahwa daun sirih dan daun salam digunakan dalam ramuan bumbu ruja”
dengan hasil 86% responden yang paham terkait pernyataan tersebut, pernyataan
“Selama ini saya mengetahui serai juga digunakan dalam ramuan bumbu ruja” dengan
hasil 94% responden yang paham terkait pernyataan tersebut, pernyataan “Selama ini
saya mengetahui asam jawa digunakan dalam ramuan bumbu ruja” dengan hasil 97%
responden yang paham terkait pernyataan tersebut, pernyataan “Selama ini saya
mengetahui lada juga digunakan dalam ramuan bumbu ruja” dengan hasil 85%
responden yang paham terkait pernyataan tersebut, dan pernyataan “Selama ini saya
mengetahui bahwa gula merah/aren juga ditambahkan dalam ramuan bumbu ruja”
dengan hasil 100% responden yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tabel III. Nama tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Selama ini saya mengetahui
bahwa jahe dan kunyit digunakan
dalam ramuan bumbu ruja
98%
2%
SETUJU
2. Selama ini saya mengetahui
bahwa daun sirih dan daun salam
digunakan dalam ramuan bumbu
ruja
86%
14%
SETUJU
3. Selama ini saya mengetahui serai
juga digunakan dalam ramuan
bumbu ruja
94%
6%
SETUJU
4. Selama ini saya mengetahui asam
jawa digunakan dalam ramuan
bumbu ruja
97%
3%
SETUJU
5. Selama ini saya mengetahui lada
juga digunakan dalam ramuan
bumbu ruja
85%
15%
SETUJU
6. Selama ini saya mengetahui
bahwa gula merah/aren juga
ditambahkan dalam ramuan
bumbu ruja
100%
0%
SETUJU
a. Jahe dan kunyit sebagai tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
jahe dan kunyit digunakan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang diperoleh
adalah 56% (56 responden) menyatakan sangat setuju, 42% (42 responden)
menyatakan setuju, 2% (2 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden
cenderung terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 98%.
Menurut Ristoja (2015) tanaman obat yang paling sering digunakan dalam
ramuan adalah kunyit (Curcuma domestica Val.) sebanyak 462 ramuan dan jahe
(Zingiber officinale Rosc.) sebanyak 242 ramuan. Tanaman dari famili Zingiberaceae
ini banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masak, bahan rempah, obat dan sebagainya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang memiliki ciri khas mengandung minyak menguap dan berbau aromatik
(Washikah, 2016). Selain itu tanaman dari famili ini banyak digunakan dalam ramuan
karena mudah didapatkan dan memiliki senyawa aktif yang berefek farmakologis
terhadap kesehatan (Putri dan Raden, 2019).
b. Daun sirih dan daun salam sebagai tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu
ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
daun sirih dan daun salam digunakan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang
diperoleh adalah 46% (46 responden) menyatakan sangat setuju, 40% (40 responden)
menyatakan setuju, 13% (13 responden) menyatakan tidak setuju, dan 1% (1
responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
86%.
Menurut Ristoja (2015) sirih (Piper betle L.) paling sering digunakan dalam
ramuan sebanyak 300 ramuan. Bagian daun dari tanaman sirih paling sering digunakan
untuk pengobatan karena mempunyai senyawa aktif yang memiliki efek farmakologi
(Silalahi, 2019). Beberapa ramuan juga ada yang menggunakan daun salam (Syzygium
polyanthum). Tanaman ini selain dikenal sebagai bumbu masakan dengan aroma khas
juga berperan dalam aktivitas farmakologi dalam mengatasi penyakit (Rizki dan
Hariandja, 2015). Flavonoid yang merupakan senyawa aktif dari daun salam berperan
sebagai analgesik yang mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim siklooksigenase
(Khotimah dan Muhtadi, 2016).
c. Serai sebagai tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
serai juga digunakan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang diperoleh adalah
42% (42 responden) menyatakan sangat setuju, 52% (52 responden) menyatakan
setuju, 5% (5 responden) menyatakan tidak setuju, dan 1% (1 responden) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju
terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 94%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tanaman serai (Cymbopogon ciatus) memiliki aroma khas yang mempunyai
manfaat yang cukup beragam sebagai obat karena serai memiliki kandungan metabolit
dan efek farmakologi (Oliviani dan Sari, 2020).
d. Asam jawa sebagai tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
asam jawa digunakan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang diperoleh adalah
54% (54 responden) menyatakan sangat setuju, 43% (43 responden) menyatakan
setuju, 3% (3 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju
terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 97%.
Secara tradisional, asam jawa (Tamarindus indica) digunakan bersama
dengan kunyit untuk menghilangkan nyeri pada wanita haid. Antosianin merupakan
kandungan aktif dari asam jawa yang berperan sebagai antiinflamasi, antipiretika, dan
penenang (Kusteja et al., 2019). Asam jawa digunakan bersama dengan kunyit untuk
menjaga stabilitas kurkumin. Stabilitas kurkumin sangat dipengaruhi oleh pH
lingkungan. Dalam lingkungan berair kurkumin mudah terdegradasi dalam kondisi
basa (Da'i et al., 2010). Selain itu rasanya yang asam juga dapat menambah rasa segar
dalam minuman.
e. Lada sebagai tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
lada juga digunakan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang diperoleh adalah 44%
(44 responden) menyatakan sangat setuju, 41% (41 responden) menyatakan setuju,
15% (15 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju
terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 85%.
Lada (Piper nigrum) merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan
sebagai obat tradisional karena memiliki senyawa aktif yang memiliki aktivitas
farmakologi (Hartati dan Pagarra, 2018). Piperin merupakan senyawa aktif dari lada
yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi dan analgesik (Zuhrotun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2018). Selain itu penambahan lada pada ramuan dapat memberikan nilai tambah pada
minuman tersebut (Nabilah et al., 2021).
f. Gula merah/aren sebagai bahan yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
gula merah/aren juga ditambahkan dalam ramuan bumbu ruja”. Hasil yang
diperoleh adalah 61% (61 responden) menyatakan sangat setuju, 39% (39 responden)
menyatakan setuju, 0% (0 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden
cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 100%.
Gula merah/aren merupakan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh,
selain itu kandungan di dalamnya membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Gula
merah/aren mengandung selenium yang cukup tinggi, sehingga dapat bermanfaat untuk
melemaskan urat saraf. Selenium pada gula merah/aren mampu membantu
menghilangkan kram dan nyeri saat menstruasi (Heryani, 2016).
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden, sebagian besar
responden mengetahui bahwa nama bahan tanaman yang digunakan dalam ramuan
bumbu ruja terdiri dari jahe, kunyit, daun sirih, daun salam, serai, asam jawa, lada, dan
gula merah/aren. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurkila dan Rosida (2013) tentang
bahan tanaman herbal kuah rujak di wilayah Kota Ternate yang terdiri dari serei, jahe,
lengkuas, kunyit, asam, gula aren, ketumbar, dan merica yang diolah menjadi herbal
dengan sebutan Kuah Rujak yang dapat digunakan pada ibu nifas. Dapat disimpulkan
bahwa ramuan bumbu ruja dan herbal kuah rujak memiliki bahan tanaman yang sama
namun penyebutan nama tanaman yang digunakan pada tiap daerah berbeda-beda.
3. Kandungan tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Tanaman memiliki beberapa bahan aktif yang dapat menghasilkan respons
sehingga dapat digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit. Dalam penelitian ini
ingin mengetahui pemahaman responden terkait adanya kandungan senyawa aktif yang
berkhasiat sebagai obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 98% responden yang paham tentang
adanya kandungan senyawa aktif dari tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu
ruja. Nilai ini diperoleh dari hasil persentase responden yang paham terhadap
pernyataan tentang adanya kandungan senyawa aktif dari tanaman yang digunakan
dalam ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui pemahaman responden tentang adanya
kandungan senyawa aktif dari tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
digunakan satu pernyataan yaitu “Saya mengetahui bahwa tanaman yang digunakan
untuk ramuan bumbu ruja mengandung zat aktif yang berkhasiat untuk pengobatan”
dengan hasil 98% responden yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel V.
Tabel IV. Kandungan tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Saya mengetahui bahwa tanaman
yang digunakan untuk ramuan
bumbu ruja mengandung zat aktif
yang berkhasiat untuk
pengobatan
98%
2%
SETUJU
a. Khasiat zat aktif tanaman dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Saya mengetahui bahwa tanaman
yang digunakan untuk ramuan bumbu ruja mengandung zat aktif yang
berkhasiat untuk pengobatan”. Hasil yang diperoleh adalah 62% (62 responden)
menyatakan sangat setuju, 36% (36 responden) menyatakan setuju, 2% (2 responden)
menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan
tersebut, dengan persentase sebesar 98%.
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja mengandung
senyawa aktif sehingga dapat menghasilkan efek analgesik. Misalnya dari tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja yaitu jahe dan serai mengandung minyak
atsiri jenis fenol seperti 1,8- cineol, eugenol, zingerone, gingerdiols, kunyit
mengandung kurkumin, daun sirih mengandung eugenol, daun salam mengandung
flavonoid, lada mengandung piperin, dan asam jawa mengandung antosianin. Zat aktif
yang terkandung dapat berperan sebagai analgesik. Tanaman obat adalah tanaman yang
berkhasiat sebagai obat, misalnya dapat menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya
tahan tubuh dan membunuh bibit penyakit (Darsini, 2013). Untuk lebih jelas terkait
kandungan zat aktif setiap tanaman obat yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
dapat dilihat pada Tabel I.
4. Bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja
Tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja menggunakan beberapa
bagian saja dari keseluruhan organ tanaman tersebut. Dalam penelitian ini ingin
mengetahui pemahaman responden terkait bagian/organ tanaman yang dipakai dalam
ramuan bumbu ruja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 85% responden yang paham
tentang bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja. Nilai ini
diperoleh dari hasil persentase responden yang paham terhadap pernyataan tentang
bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui
pemahaman responden tentang bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan
bumbu ruja digunakan satu pernyataan yaitu “Bagi saya ramuan bumbu ruja hanya
menggunakan beberapa bagian saja dari tanaman obat” dengan hasil 85% responden
yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel V. Bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Bagi saya ramuan bumbu ruja
hanya menggunakan beberapa
bagian saja dari tanaman obat
85%
15%
SETUJU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Bagi saya ramuan bumbu ruja
hanya menggunakan berberapa bagian saja dari tanaman obat”. Hasil yang
diperoleh adalah 33% (33 responden) menyatakan sangat setuju, 52% (52 responden)
menyatakan setuju, 11% (11 responden) menyatakan tidak setuju, dan 4% (4
responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar
85%. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja hanya menggunakan beberapa bagian saja dari
keseluruhan bagian tanaman obat. Misalnya dari tanaman yang digunakan dalam
ramuan bumbu ruja yaitu jahe dan kunyit menggunakan bagian rimpang, tanaman yang
menggunakan bagian daun yaitu daun sirih dan daun salam, serai menggunakan bagian
batang, lada dan asam jawa menggunakan bagian buah.
Bagian tanaman untuk pengobatan dapat menggunakan seluruh atau salah satu
bagian pada tumbuhan tersebut yang mengandung zat aktif yang dapat dimanfaatkan
sebagai penyembuh penyakit juga berkhasiat bagi kesehatan (Yassir dan Asnah, 2018).
Umumnya bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional yaitu
buah, bunga, daun, batang, akar, umbi lapis dan rimpang (Darmawati, 2017).
5. Jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja dalam penelitian
ini terdiri dari 1 tanaman obat dan terdiri dari 8 tanaman obat. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa 85% responden yang paham tentang jumlah tanaman yang digunakan
dalam ramuan bumbu ruja. Nilai ini diperoleh dari rata-rata persentase responden yang
paham terhadap pernyataan-pernyataan tentang jumlah tanaman yang digunakan dalam
ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui pemahaman responden tentang jumlah
tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja digunakan dua pernyataan yaitu
“Selama ini saya mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja hanya terdiri dari 1 tanaman
obat saja” dengan hasil 81% responden yang paham terkait pernyataan tersebut, dan
pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja terdiri dari 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tanaman obat” dengan hasil 89% responden yang paham terkait pernyataan tersebut.
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VI. Jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Selama ini saya mengetahui
bahwa ramuan bumbu ruja hanya
terdiri dari 1 tanaman obat saja
19%
81%
TIDAK
SETUJU
2. Selama ini saya mengetahui
bahwa ramuan bumbu ruja terdiri
dari 8 tanaman obat
89%
11%
SETUJU
a. Ramuan bumbu ruja terdiri dari 1 tanaman obat
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja hanya terdiri dari 1 tanaman obat saja”. Hasil yang diperoleh
adalah 7% (7 responden) menyatakan sangat setuju, 12% (12 responden) menyatakan
setuju, 61% (61 responden) menyatakan tidak setuju, dan 20% (20 responden)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden
cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 81%.
b. Ramuan bumbu ruja terdiri dari 8 tanaman obat
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja terdiri dari 8 tanaman obat”. Hasil yang diperoleh adalah 40%
(40 responden) menyatakan sangat setuju, 49% (49 responden) menyatakan setuju,
11% (11 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju
terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 89%.
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja terdiri dari 8 tanaman obat jahe, kunyit, daun
sirih, daun salam, serai, asam jawa, lada, dan gula merah/aren. Hal ini sesuai dengan
penelitian Muti’ah (2014) tentang penggunaan obat tradisional pada masa nifas di Desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kailolo Kabupaten Maluku Tengah yaitu terdapat 8 tanaman obat dalam ramuan
bumbu ruja yang dikonsumsi oleh ibu nifas. Pada umumnya dalam satu ramuan terdiri
atas beberapa tanaman obat yang saling mendukung untuk mencapai efektifitas
pengobatan (Ristoja, 2017). Ramuan tradisional dapat terdiri dari 2-5 bahan tanaman
dan lebih dari 5 jenis tumbuhan obat dalam ramuan (Ristoja, 2017).
6. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja
Terdapat beberapa cara masyarakat mengolah tanaman untuk pengobatan,
namun masyarakat lebih sering menggunakan ramuan dengan cara direbus lalu
diminum ke pasien yang sakit (Darmawati, 2017). Cara pengolahan ramuan bumbu
ruja dalam penelitian ini dengan cara merebus tanaman obat menjadi satu dan secara
terpisah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 91% responden yang paham tentang
cara pengolahan ramuan bumbu ruja. Nilai ini diperoleh dari rata-rata persentase
responden yang paham terhadap pernyataan-pernyataan tentang cara pengolahan
ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui pemahaman responden tentang cara
pengolahan ramuan bumbu ruja digunakan dua pernyataan yaitu “Selama ini saya
mengetahui bahwa ramuan bumbu ruja diolah dengan cara merebus masing-masing
bahan tanaman obat secara terpisah” dengan hasil 86% responden yang paham terkait
pernyataan tersebut, dan pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja diolah dengan cara merebus semua bahan tanaman obat menjadi satu”
dengan hasil 96% responden yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel VII. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Selama ini saya mengetahui
bahwa ramuan bumbu ruja diolah
dengan cara merebus masing-
masing bahan tanaman obat
secara terpisah
14%
86%
TIDAK
SETUJU
2. Selama ini saya mengetahui
bahwa ramuan bumbu ruja diolah
dengan cara merebus semua
bahan tanaman obat menjadi satu
96%
4%
SETUJU
a. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja dengan merebus secara terpisah
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara merebus masing-masing bahan tanaman
obat secara terpisah”. Hasil yang diperoleh adalah 1% (1 responden) menyatakan
sangat setuju, 13% (13 responden) menyatakan setuju, 63% (63 responden)
menyatakan tidak setuju, dan 23% (23 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan
tersebut, dengan persentase sebesar 86%.
b. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja dengan merebus menjadi satu
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara merebus semua bahan tanaman obat
menjadi satu”. Hasil yang diperoleh adalah 49% (49 responden) menyatakan sangat
setuju, 47% (47 responden) menyatakan setuju, 4% (4 responden) menyatakan tidak
setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan
persentase sebesar 96%.
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa cara pengolahan ramuan bumbu ruja dengan cara merebus tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
obat. Hal ini sesuai dengan penelitian Muti’ah (2014) tentang penggunaan obat
tradisional pada masa nifas di Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah yaitu ramuan
bumbu ruja diolah dengan cara merebus bahan tanaman menjadi satu dalam wadah.
Cara pengolahan herbal kuah rujak di wilayah Kota Ternate, dengan cara
mengumpulkan semua rempah herbal kemudian ditumbuk dan direbus (Nurkila dan
Rosida, 2013).
7. Cara penggunaan ramuan bumbu ruja
Penggunaan tanaman sebagai ramuan pengobatan memiliki beberapa cara
yaitu pemakaian dalam seperti diminum, dimakan dan pemakaian luar seperti
dikompreskan ditempelkan, dibasuhkan dan dibalutkan maupun kombinasi dari
keduanya (Ristoja, 2017). Cara penggunaan ramuan bumbu ruja dalam penelitian ini
dengan cara dikompres dan diminum. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 87,5%
responden yang paham tentang cara penggunaan ramuan bumbu ruja. Nilai ini
diperoleh dari rata-rata persentase responden yang paham terhadap pernyataan-
pernyataan tentang cara penggunaan ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui
pemahaman responden tentang cara penggunaan ramuan bumbu ruja digunakan dua
pernyataan yaitu “Menurut pemikiran saya ramuan bumbu ruja digunakan dengan cara
dikompreskan” dengan hasil 76% responden yang paham terkait pernyataan tersebut,
dan pernyataan “Menurut pemikiran saya ramuan bumbu ruja digunakan dengan cara
diminum” dengan hasil 99% responden yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel VIII. Cara penggunaan ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan
cara dikompreskan
24%
76%
TIDAK
SETUJU
2. Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan
cara diminum
99%
1%
SETUJU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Cara penggunaan dengan cara dikompreskan
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan cara dikompreskan”. Hasil yang diperoleh adalah
5% (5 responden) menyatakan sangat setuju, 19% (19 responden) menyatakan setuju,
56% (56 responden) menyatakan tidak setuju, dan 20% (20 responden) menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak
setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 76%.
b. Cara penggunaan dengan cara diminum
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan cara diminum”. Hasil yang diperoleh adalah 64%
(64 responden) menyatakan sangat setuju, 35% (35 responden) menyatakan setuju, 1%
(1 responden) menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap
pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 99%.
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa cara penggunaan ramuan bumbu ruja dengan cara diminum. Hal ini
sesuai dengan penelitian Muti’ah (2014) tentang penggunaan obat tradisional pada
masa nifas di Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah yaitu ramuan bumbu ruja yang
dikonsumsi dengan cara diminum oleh ibu-ibu saat masa nifas. Terkait cara
penggunaan dengan cara dikompreskan, terdapat ramuan tradisional yang digunakan
saat masa nifas oleh masyarakat di Desa Kailolo yang dikenal dengan istilah ramuan
ba’ukup. Cara penggunaan herbal kuah rujak di wilayah Kota Ternate oleh ibu nifas
dengan cara diminum (Nurkila dan Rosida, 2013).
8. Waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja pada masa nifas
Beberapa ramuan digunakan berdasarkan gejala/penyakit yang dirasakan.
Waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja dalam penelitian ini yaitu setelah
melahirkan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 100% responden yang paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tentang waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja. Nilai ini diperoleh dari hasil
persentase responden yang paham terhadap pernyataan tentang waktu mengkonsumsi
ramuan bumbu ruja. Untuk mengetahui pemahaman responden tentang waktu
mengkonsumsi ramuan bumbu ruja digunakan satu pernyataan yaitu “Bagi saya
ramuan bumbu ruja boleh dikonsumsi setelah melahirkan” dengan hasil 100%
responden yang paham terkait pernyataan tersebut. Hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel X.
Tabel IX. Waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja
No.
Pernyataan
Skor Pemahaman
Responden
Kecenderungan
Jawaban
Responden SS + S TS + STS
1. Bagi saya ramuan bumbu ruja
boleh dikonsumsi setelah
melahirkan
100%
0%
SETUJU
a. Ramuan bumbu ruja dikonsumsi setelah melahirkan
Pada kuesioner tercantum pernyataan “Bagi saya ramuan bumbu ruja boleh
dikonsumsi setelah melahirkan”. Hasil yang diperoleh adalah 66% (66 responden)
menyatakan sangat setuju, 34% (34 responden) menyatakan setuju, 0% (0 responden)
menyatakan tidak setuju, dan 0% (0 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan
tersebut, dengan persentase sebesar 100%.
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden artinya responden
mengetahui bahwa waktu mengkonsumsi ramuan bumbu ruja yaitu setelah melahirkan.
Hal ini sesuai dengan penelitian Muti’ah (2014) tentang penggunaan obat tradisional
pada masa nifas di Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah salah satu ramuan yang
digunakan saat masa nifas atau setelah melahirkan adalah ramuan bumbu ruja. Herbal
kuah rujak di wilayah Kota Ternate dikonsumsi oleh ibu nifas setelah melahirkan
(Nurkila dan Rosida, 2013). Untuk mendukung pernyataan diatas, berdasarkan data
Ristoja (2017) penggunaan ramuan pra/pasca persalinan di Maluku tergolong banyak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ramuan tersebut merupakan salah satu pendukung program prioritas Kementerian
Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Gambaran Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja
Penggunaan ramuan bumbu ruja yang diteliti meliputi tujuan mengkonsumsi
ramuan bumbu ruja, hasil setelah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja, sumber
penggunaan ramuan bumbu ruja, bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan
bumbu ruja, jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja, cara
pengolahan ramuan bumbu ruja, cara penggunaan ramuan bumbu ruja dan lama
penggunaan ramuan bumbu ruja pada masa nifas. Perhitungan persentase dilakukan
terhadap sejumlah responden yang pernah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja pada
masa nifas (100 orang).
1. Tujuan mengkonsumsi ramuan bumbu ruja
Rata-rata responden mengkonsumsi ramuan bumbu ruja bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit yang dirasakan setelah melahirkan (48%), untuk mengurangi
rasa sakit pada perut setelah melahirkan (41%), untuk mengurangi rasa sakit pada bekas
jahitan setelah melahirkan (7%), untuk mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah
melahirkan (4%). Besarnya persentase tujuan responden mengkonsumsi ramuan
bumbu ruja dapat dilihat pada gambar 6, di mana responden diperbolehkan memilih
lebih dari satu jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 5. Tujuan Konsumsi Ramuan Bumbu Ruja Oleh Responden
2. Hasil setelah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja
Responden yang pernah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja, sebagian besar
(64%) responden menyatakan bahwa rasa sakit pada perut yang dirasakan berkurang,
sebanyak (12%) responden menyatakan bahwa rasa sakit pada bekas jahitan yang
dirasakan berkurang, sebagian (6%) responden menyatakan bahwa rasa sakit operasi
sesar yang dirasakan berkurang, dan hanya sedikit (4%) responden menyatakan tidak
mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Beberapa (14%) responden yang menyebutkan
hasil yang dirasakan setelah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja seperti memperlancar
pengeluaran darah kotor, mengurangi bau darah yang keluar, mengeringkan luka-luka
dalam dan mengembalikan stamina. Besarnya persentase hasil yang dirasakan
responden setelah mengkonsumsi ramuan bumbu ruja dapat dilihat pada gambar 7, di
mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban.
48%
41%
7%
4%
Untuk mengurangi rasa sakityang dirasakan setelahmelahirkanUntuk mengurangi rasa sakitpada perut setelah melahirkan
Untuk mengurangi rasa sakitpada bekas jahitan setelahmelahirkanUntuk Mengurangi rasa sakitoperasi sesar setelahmelahirkan
jumlah jawaban responden = 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 6. Hasil yang Dirasakan Responden Setelah Mengkonsumsi Ramuan
Bumbu Ruja
3. Sumber penggunaan ramuan bumbu ruja
Sumber penggunaan ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas
dapat berasal dari pengalaman pribadi, keluarga atau teman, biang desa, dan buku obat
tradisional. Sebagian besar responden mengetahui manfaat ramuan bumbu ruja sebagai
analgesik pada masa nifas dari keluarga atau teman (54%), maupun dari biang desa
(30%), dan dari pengalaman pribadi (14%), serta dari buku obat tradisional (2%).
Sumber penggunaan yang dominan berasal dari keluarga atau teman. Karena
kebiasaan mengkonsumsi ramuan bumbu ruja oleh masyarakat di Desa Kailolo telah
diwariskan secara turun-temurun dari orang-orang terdahulu dan sudah merasakan
manfaatnya (Muti’ah, 2014). Peran keluarga dan teman sangat penting dalam
memberikan informasi tentang penggunaan ramuan bumbu ruja pada masa nifas.
Adanya interaksi sosial dengan keluarga maupun dengan teman dapat memberikan
pengaruh dalam lingkungan terhadap perilaku seseorang (Yigibalom, 2013). Besarnya
persentase sumber penggunaan ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa nifas
dapat dilihat pada gambar 8, di mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu
jawaban.
64%12%
6%
4%
14%Rasa sakit pada perut yangdirasakan berkurang
Rasa sakit pada bekas jahitanyang dirasakan berkurang
Rasa sakit operasi sesar yangdirasakan berkurang
Tidak mengurangi rasa sakityang dirasakan
Lainnya
Jumlah jawaban responden = 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 7. Sumber Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Sebagai Analgesik Pada
Masa Nifas
4. Bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja
Bagian tanaman yang dipakai misalnya bagian akar, buah, daun dan rimpang.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (38%) responden menyatakan
bagian daun, sebanyak (23%) responden menyatakan bagian akar, sebanyak (20%)
menyatakan bagian buah, dan sebanyak (19%) menyatakan bagian rimpang. Besarnya
persentase bagian/organ tanaman yang dipakai dalam ramuan bumbu ruja dapat dilihat
pada gambar 9, di mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban.
Gambar 8. Bagian/organ Tanaman yang Dipakai Dalam Ramuan Bumbu Ruja
14%
54%
30%
2% Dari pengalaman pribadi
Dari keluarga atau teman
Dari biang desa
Dari buku obat tradisional
23%
20%38%
19%Akar
Buah
Daun
Rimpang
Jumlah jawaban responden = 147
Jumlah jawaban responden = 244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
5. Jumlah tanaman yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja
Penggunaan banyaknya tanaman obat yang digunakan dalam ramuan bumbu
ruja yang diteliti sebanyak 2 tanaman obat, 5 tanaman obat, 7 tanaman obat, dan 8
tanaman obat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (85%) responden
menyatakan 8 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun salam, daun sirih, asam jawa, serai,
lada dan gula merah/aren. Hal ini sesuai dengan penelitian Muti’ah (2014) tentang
penggunaan obat tradisional pada masa nifas di Desa Kailolo Kabupaten Maluku
Tengah yaitu terdapat 8 tanaman obat dalam ramuan bumbu ruja yang dikonsumsi oleh
ibu nifas. Sebanyak (8%) menyatakan 7 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun salam,
daun sirih, asam jawa, serai dan lada, sebanyak (5%) menyatakan 2 tanaman obat yaitu
jahe dan kunyit, dan sebanyak (2%) responden menyatakan 5 tanaman obat yaitu jahe,
kunyit, daun salam, daun sirih, asam jawa, serai dan lada. Bersarnya persentase jumlah
tanaman obat yang digunakan dalam ramuan bumbu ruja dapat dilihat pada gambar 10,
di mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban.
Gambar 9. Jumlah Tanaman yang Digunakan Dalam Ramuan Bumbu Ruja
6. Cara pengolahan ramuan bumbu ruja
Seluruh responden menyatakan bahwa cara pengolahan ramuan bumbu ruja
dengan cara merebus semua bahan tanaman obat jadi satu (100%). Tidak ada (0%)
responden yang menyatakan bahwa cara pengolahan ramuan bumbu ruja dengan cara
5% 2%
8%
85%
2 tanaman obat yaitu jahe dankunyit
5 tanaman obat yaitu jahe, kunyit,daun salam, daun sirih, dan serai
7 tanaman obat yaitu jahe, kunyit,daun salam, daun sirih, asam jawa,serai dan lada
8 tanaman obat yaitu jahe, kunyit,daun salam, daun sirih, asam jawa,serai, lada dan gula merah/aren
Jumlah jawaban responden = 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merebus tanaman obat secara terpisah, merebus tanaman obat yang sudah diparut,
merebus tanaman obat yang sudah dibakar.
7. Cara penggunaan ramuan bumbu ruja
Seluruh responden menyatakan bahwa cara penggunaan ramuan bumbu ruja
dengan cara diminum (100%). Tidak ada (0%) responden yang menyatakan bahwa cara
penggunaan ramuan bumbu ruja dengan cara dimakan, dikompreskan dan dibasuhkan.
8. Lama penggunaan ramuan bumbu ruja pada masa nifas
Sebagian besar (58%) responden menggunakan ramuan bumbu ruja pada
masa nifas selama 7 hari setelah melahirkan, sebanyak (30%) menyatakan 12 hari
setelah melahirkan, sebanyak (12%) menyatakan 1 hari setelah melahirkan dan tidak
ada (0%) responden menyatakan 40 hari setelah melahirkan. Besarnya persentase lama
penggunaan ramuan bumbu ruja pada masa nifas dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 10. Lama Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Pada Masa Nifas
Hasil penelitian Nurkila dan Rosida (2013) ibu nifas memberikan jawaban
berbeda-beda mengenai kapan mengkonsumsi herbal kuah rujak pada masa nifas mulai
dari hari pertama masa nifas, 3 hari masa nifas, 5 hari masa nifas, 7 hari masa nifas
sampai pada hari ke 12 hari masa nifas. Hal ini juga sama dengan ramuan bumbu ruja
yang dikonsumsi oleh masyarakat di desa Kailolo. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti kepada biang desa Kailolo yaitu “Bumbu ruja itu minum seng lama biasa 3
12%
58%
30%
0% Satu hari setelahmelahirkan
Tujuh hari setelahmelahirkan
Dua belas hari setelahmelahirkan
Empat puluh hari setelahmelahirkan
Jumlah jawaban responden = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sampai 7 hari atau lebih juga bisa tergantung lai dari orang yang minum deng orang
yang buat, karena itu obat terakhir yang diminum sebelum-sebelumnya sudah ada
barobat lai ada ba’ukup, sehi baru bumbu ruja ini yang terakhir” (BSU, Biang Desa
Kailolo). Artinya lama penggunaan ramuan bumbu ruja tergantung dari ibu nifas yang
mengkonsumsi, bisa dikonsumsi tiga sampai tujuh hari atau lebih dan ramuan bumbu
ruja merupakan obat terakhir yang dikonsumsi pada masa nifas sebelumnya ibu nifas
menggunakan ba’ukup dan sehi untuk pengobatan. Pengobatan tradisional
menggunakan ba’ukup yaitu air yang direbus dicampur dengan minyak katu putih dan
benalu yang menjalar pada batang pohon kelapa, uap yang dihasilkan inilah yang
digunakan sebagai sumber pengobatan. Sedangkan pengobatan menggunakan sehi
yaitu racikan yang ditumbuk dari 4 jenis tanaman yaitu daun papaya, daun pacar kuku,
jahe, dan kunyit diperas lalu diminum airnya tanpa diberi air (Muti’ah, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
KESIMPULAN
1. Karakteristik responden di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah adalah ibu
rumah tangga (82%), berusia 21-28 tahun (65%) dengan pendidikan tamat
SMA/SMK/MA (67%) dan jumlah anak responden sebanyak 2 anak (41%).
2. Masyarakat di Desa Kailolo tergolong paham tentang ramuan bumbu ruja sebagai
analgesik pada masa nifas sebesar 90,3% yang dilihat dari hasil rata-rata
pemahaman responden tentang manfaat ramuan bumbu ruja sebagai analgesik
pada masa nifas (82,3%), nama tanaman yang digunakan (93,3%), kandungan
tanaman (98%), bagian/organ tanaman yang dipakai (85%), jumlah tanaman yang
digunakan (85%), cara pengolahan (91%), cara penggunaan (87,5%), dan waktu
mengkonsumsi ramuan bumbu ruja pada masa nifas (100%).
3. Gambaran penggunaan ramuan bumbu ruja bertujuan untuk mengurangi rasa sakit
setelah melahirkan (48%), hasil penggunaan ramuan bumbu ruja yang mengurangi
rasa sakit (64%), sumber penggunaan ramuan bumbu ruja dari keluarga atau teman
(54%), penggunaan 8 tanaman dalam ramuan bumbu ruja (85%), penggunaan
bagian daun untuk ramuan (38%), pengolahan ramuan bumbu ruja dengan cara
direbus dan diminum (100%), dan lama penggunaan ramuan bumbu ruja selama
tujuh hari setelah melahirkan (58%).
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik responden dengan gambaran penggunaan ramuam bumbu ruja pada
masa nifas.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis atau takaran
ramuan bumbu ruja yang dikonsumsi oleh ibu nifas.
3. Perlu adanya edukasi pada masyarakat tentang kandungan senyawa aktif yang
berkhasiat untuk pengobatan dari masing-masing tanaman yang digunakan dalam
ramuan bumbu ruja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, R., Putra, A.M.P., 2017. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Medication
Adherence Report Scale (Mars) Terhadap Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmiah
Ibnu Sina, 2(2), 176-183.
Ani, N., Kusumawati, L., 2018. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap
Pemilihan Obat Antiinflamasi Sebagai Upaya Pengobatan Sendiri di Kelurahan
Kampung Satu Tarakan Tengah. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
(MPPKI), 1(3), 125-129.
Ayuningtyas, P., Soegimin, W.W., Supardi, A.I., 2015. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Jurnal Penelitian
Pendidikan Sains, 4(2), 635-647.
Badan Pusat Statistik (BPS)., 2020. Kecamatan Pulau Haruku Dalam Angka. BPS
Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tengah.
Bahiyatun., 2009. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Bakri, T., Kristiningrum, N., Pispitasari, E., Fajrin, F.A., 2017. Penetapan Kadar Fenol
Total dan Pengujian Aktivitas Antioksidan Minyak Jahe Gajah (Zingiber officinale
var. officinale). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(3), 432-436.
Chandra, C., Tjitrosantoso, H., Lolo, W.A., 2016. Studi Penggunaan Obat Analgesik
Pada Pasien Cedera Kepala (Concussion) Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode Januari-Desember 2014. Pharmacon, 5(2), 197–204.
Da'i, M., Fajria, A., Utami, W., 2010. Sintesis Senyawa Analog Kurkumin 3,5-Bis-(4’-
Hidroksi-3’-Metoksi Benzilidin)-Piperidin 4-On (Monohidrat Hidroklorida)
Dengan Katalis HCL. Pharmacon, 11(1), 33-38.
Damarini, S., Eliana., Mariati., 2013. Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka
Perineum di Bidan Praktik Mandiri. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(1),
39-44.
Darmawati, 2017. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Masyarakat Di Desa
Kaluppini Kabupaten Enrekang. Jurnal Teknosains, 11(2), 164–172.
Darsini, N.N., 2013. Analisis Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Tradisional
Berkasiat Untuk Pengobatan Penyakit Saluran Kencing Di Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli Provinsi Bali. Jurnal Bumi Lestari, 13(1), 159–165.
Erlyn, P., 2016. Efektivitas Antibakteri Fraksi Aktif Serai (Cymbopogon citratus)
terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Syifa’Medika, 6(2), 113-125.
Harismah, K., Chusniatun., 2016. Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia polyantha)
Sebagai Obat Herbal dan Rempah Penyedap Makanan. Warta LPM, 19(2), 110-118.
Hartati, Pagarra, H., 2018. Perbedaan Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Daun Lada (Piper
nigrum L ) terhadap Aktivitas Antimikroba. Jurnal Sainsmat. 7(1), 1–7.
Heryani, H., 2016. Keutamaan Gula Aren dan Strategi Pengembangan Produk. Lambung
Mangkurat University Press, Banjarmasin.pp. 39-41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Heryanto, C.A.W., Korangbuku, C.S.F., Djeen, M.I.A., Widayati, A., 2019.
Pengembangan dan Validasi Kuesioner untuk Mengukur Penggunaan Internet dan
Media Sosial dalam Pelayanan Kefarmasian. Indonesian Journal of Clinical
Pharmacy, 8(3).
Hidayati, H., Fitriana, L.B., 2019. Skala Nyeri Ibu Berhubungan dengan Waktu Inisiasi
Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir Pasca Seksio Sesar di Alamanda 1 dan 2
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(2), 625.
Indrawati., Sabilu, Y., Zainal, P.F., 2015. Keanekaragamaan dan Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Tradisional Pada Masyarakat di Kelurahan Lipu Kecamatan
Betoambari Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara. Biowallacea, 2(1), 204-210.
Irman, V., Etriyanti., 2020. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Kunyit (Curcumin) Asam
(Tamarindus indica) Terhadap Intensitas Nyeri Haid (Disminore) Pada Siswi Kelas
X MAN 2 Padang tahun 2020. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 3(1), 1-8.
Juwita, D.R., Faradani, N., Wibowo, M.I.N.A., 2019. Studi Penggunaan Obat Analgesik
pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Sectio Caesarea di RSU Bunda
Purwokerto. Jurnal Farmasi Indonesia, 16(2), 265.
Khotimah, S.N., Muhtadi, A., 2016. Review Artikel: Beberapa Tumbuhan yang
Mengandung Senyawa Aktif Antiinflamasi. Farmaka, 14(2), 28-40.
Kurniarum, A., 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta, pp. 3.
Kusteja, N.F., Herliani, Y., Khairiyah, K., 2019. Kunyit Asam Efektif Mengurangi Nyeri
Dismenorea. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 15(1), 65–70.
Laili, A., 2019. Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Penggunaan Tapel Perut Pada
Masa Nifas Di Desa Banyumas, Stabat 2019. Excellent Midwifery Journal, 2(1),
80–84.
Marasabessy, S.F., 2012. Tradisi Manian (Studi Bentuk dan Dampak Tradisi Manian
Dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Negeri Kailolo Kabupaten
Maluku Tengah, Jurnal Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Ambon, 1–11.
Masturoh, I., Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian
Kesehatan RI.
Muhsin., Johar, R., Nurlaelah, E., 2013. Pengingkatan Kemampuan Prmahaman dan
Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan
Kotekstual. Jurnal Peluang. 2(1). 13-24.
Mulati, T.S., Susilowati, D., 2018. Pengaruh Derajat Robekan Perineum Terhadap Skala
Nyeri Perineum Pada Ibu Nifas Di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Kebidanan dan
Kesehatan Tradisional, 3(1), 51–56.
Munro, A., George, R.B., Chorney, J., Snelgrove-Clarke, E., Rosen, N.O., 2017.
Prevalence and Predictors of Chronic Pain in Pregnancy and Postpartum. Journal of
Obstetrics and Gynaecology Canada, 39(9), 734–741.
Muti’ah, K.U., 2014. Perilaku Penggunaan Obat Tradisional Pada Ibu Pasca Melahirkan
di Desa Kailolo Kabupaten Maluku Tengah. Universitas Hassanudin, Makassar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Nabilah, H.T., Wulandari, I.H., Khumaidi., Priyanti, E., 2021. Kajian Daya Terima
Minuman Rempah Dengan Penambahan Lada Hitam. Jurnal Teknologi Pertanian,
10(1), 1-8.
Notoatmodjo, S., 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta, pp. 17-18,
20-22, 107.
Nuraini, I., 2017. Pemanfaatan Herbal Dalam Penyembuhan Luka Perineum Dan Luka
Seksio Sesarea. Jurnal Keperawatan, 6(1), 70-77.
Nurkila, S., Rosida., 2013. Pengalaman Pengkonsumsian Herbal Kuah Rujak Pada Ibu
Nifas DI Wilayah Kota Ternate. Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku
Utara.
Octavia, Y.T., Saragih, F.L., 2020. Edukasi Perawatan Luka Perineum dengan
Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Hari Ke 7 Di Rsu Sari Mutiara Medan.
Jurnal Abdimas Mutiara, 1(1), 160-170.
Oliviani, Y., Sari, E.L., 2020. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Air Serai Terhadap
Penurunan Nyeri Arthritis Rheumatoid Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Sejahtera Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan, 11(1), 387-395.
Prabandari, D.A., Indriasari, I., Maskoen, T.T., 2018. Efektivitas Analgesik 24 Jam
Pascaoperasi Elektif di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2017. Jurnal
Anestesi Perioperatif, 6(2), 98–104.
Pratiwi, A.S., 2016. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Perineum di Bps
Husnul Hotimah A.Md.Keb. Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun
2016. Jurnal Akbid Dharma Praja, 3(1), 17-23.
Pujihastuti, I., 2010. Prinsip Penulisan Kuesioner Penelitian. Jurnal Agribisnis dan
Pengembangan Wilayah, 2(1), 43–56.
Putri, E.I.Y.M., 2009. Studi Pemahaman dan Gambaran Penggunaan Jamu Instan Kunyit
Asam Pada Masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Putri, K.M., Raden, B.I., 2019. Aktivitas Farmakologis Zingiber Officinale Rosc.,
Curcuma Longa L., dan Curcuma Xanthorrhiza Roxb. : Review. Farmaka, 17(2),
150-159.
Riantini, W.A., Kriswiyanti, E., Sudiartawan, P., 2019. Jenis dan Bagian Tumbuhan
Bahan Boreh Penyakit Tuju (Rematik) di Desa Taro Kecamatan Tegallalang,
Kabupaten Gianyar, Bali. Journal of Biological Scriences, 6(2), 206-216.
Rini, S., Kumala, F., 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Deepublish, Yogyakarta.
Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja)., 2015. Eksplorasi Pengetahuan Lokal
Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia. Laporan
Nasional, Kementerian Kesehatan RI.
Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja)., 2017. Eksplorasi Pengetahuan Lokal
Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia. Laporan
Nasional, Kementerian Kesehatan RI.
Rizki, M,I., Hariandja, E.M., 2015. Review: Aktivitas Farmakologis, Senyawa Aktif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dan Mekanisme Kerja Daun Salam (Syzygium polyanthum). Prosiding Seminar
Nasional & Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi & Klinik 5, 239-244.
Rosmiyati., 2017. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Nyeri Jahitan Perineum Pada
Ibu Nifas Hari Ke-1 Di Bps Desy Andriani,S.Tr.Keb Teluk Betung Bandar
Lampung Tahun 2016. Journal of Chemical Information and Modeling, 3(1), 50–
56.
Rupilu, B., Watuguly, T., 2018. Studi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Oleh
Masyarakat Suku Oirata Pulau Kisar Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan Kabupaten
Maluku Barat Daya. Biopendix. 5(1). 53-64.
Safitri, Y., Cahyanti, R.D., 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi
Terhadap Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama Early Postpartum.
Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1937-1945.
Sani, F.K., 2018. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Ekperimental:
Dilengkapi dengan Analisis Data Program SPSS. Deepublish, Yogyakarta, hal. 49,
51, 67-74.
Sarwono, S., 2017. Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta, pp. 1-2, 58-60.
Silalahi, M., 2019. Manfaat Dan Bioaktivitas Piper Betle L. Cendekia Journal of
Pharmacy, 3(2), 137–146.
Sudaryono, 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sukma, F., Hidayati, E., Nurhasiyah Jamil, S., 2017. Buku Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas.
Wardhina, F., Fakhriyah., Rusdiana., 2019. Perilaku Penggunaan Obat Tradisional Pada
Ibu Nifas di Desa Sungai Kitano Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar.
Jurkessia. 2(9). 68-75.
Washikah., 2016. Tumbuhan Zingeberaceae Sebagai Obat-obatan. Serambi Saintia,
4(1), 35-43.
Wirawan, N., 2016. Cara Mudah Memahami Statistik Ekonomi dan Bisnis (Statistika
Deskriptif). Edisi Keempat. Keraras Emas, Denpasar, pp. 34-35.
Yassir, M., Asnah., 2018. Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Tradisional di Desa Batu
Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Biotik, 6(1), 17-34.
Yigibalom, L., 2013. Peranan Interaksi Anggota Keluarga dalam Upaya
Mempertahankan Harmonisasi Kehidupan Keluarga di Desa Kumuluk Kecamatan
Tiom Kabupaten Lanny Jaya. Journal, 2(4).
Yuliasri, T.R., Nur’aeni, S., 2019. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Luka Perineum Pada Masa Nifas. Jurnal Ilmu Kebidanan, 5(2), 182-189.
Yuliaswati, E., Kamidah., 2018. Upaya Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum
Melalui Penggunaan Air Rebusan Sirih Hijau. Indonesian Journal On Medical
Science, 5(1), 94-100.
Zuhrotun, R.K.B.A., 2018. Review Artikel : Potensi Khasiat Obat Tanaman Marga Piper
: Piper nigrum L., Piper retrofractum Vahl., Piper betle Linn., Piper cubeba L. dan
Piper crocatum Ruiz & Pav. Farmaka, 16(3), 204-212.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 2. Surat Izin dari Kesbangpol Maluku Tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 3. Surat Izin dari Kantor Camat Pulau Haruku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lampiran 4. Surat Izin dari Pemerintahan Desa Kailolo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 5. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 6. Uji Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 7. Uji Pemahaman Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Saya Atika Suri Usemahu dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, akan melakukan penelitian yang berjudul “Studi Pemahaman dan
Gambaran Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Sebagai Analgesik Pada Masa Nifas di
Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah”
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan gambaran tentang
penggunaan ramuan bumbu ruja di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah. Saya
mengajak saudari untuk ikut serta dalam penelitiaan ini. Penelitian ini membutuhkan
sekitar 100 responden penelitian, dengan jangka waktu keikutsertaan masing-masing
responden sekitar 1 minggu.
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila
Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan
diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun.
B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta
menandatangani lembar informed consent rangkap dua, satu untuk Anda simpan,
dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan: Inisial nama, alamat
tinggal, usia dan pekerjaan.
2. Responden harus masuk kedalam kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti
seperti berikut ini:
- Perempuan
- Berdomisili di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah
- Usia 20-49 tahun (ibu-ibu)
- Pernah melahirkan normal dan melahirkan sesar maksimal 3 tahun terakhir
yaitu tahun 2018
- Telah atau sedang dalam masa nifas
- Pernah menggunakan ramuan bumbu ruja pada masa nifas
3. Setelah masuk ke dalam kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti responden
diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti.
C. Kewajiban reponden penelitian
Sebagai responden penelitian, saudari berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas saudari
bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.
Lampiran 9. Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D. Risiko
Tidak adanya risiko yang serius dalam penelitian ini. Adapun kemungkinan jika
saudari merasakan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh penelitian ini saudari
dapat langsung memberitahukan kepada peneliti.
E. Manfaat
Kuntungan langsung yang anda dapatkan adalah Anda mendapat tambahan
referensi mengenai penggunaan ramuan bumbu ruja sebagai analgesik pada masa
nifas.
F. Kerahasian
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan
dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti. Kerahasian responden dijaga dengan
tidak memberitahukan kepada pihak lain.
G. Kompensasi
Saudari akan mendapatkan souvenir masker sebagai ucapan terima kasih telah
berpartisipasi dalam penelitian ini dan bersedia mengisi kuesioner.
H. Pembiayaan
Semua biaya terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti.
I. Informasi tambahan
Saudari diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini.
Saudari juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Atika Suri Usemahu
(+6282322621191 atau email: [email protected] ) dan Komisi Etik
Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
(Telp: 0274588688 atau email: [email protected] ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
“Studi Pemahaman dan Gambaran Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Sebagai
Analgesik Pada Masa Nifas di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah”
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Inisial Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Usia :
Pekerjaan :
Telah menerima penjelasan mengenai tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh :
Nama : Atika Suri Usemahu
NIM : 178114122
Saya bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi kuesioner dengan
lengkap berdasarkan keadaan yang saya alami.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran saya tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Kailolo………………………
Responden
(………………………….)
Lampiran 10. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
KUESIONER
Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja
A. Data Diri Responden
Responden diharapkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-
titik dan memberi tanda (X) pada jawaban yang sesuai:
Nama inisial : …………………………………………………….
Alamat tinggal : …………………………………………………….
Usia : …………………………………………………….
Pekerjaan : a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Wiraswasta
c. Petani
d. Ibu rumah tangga
e. Lainnya………………………………………….
Pendidikan terakhir : a. Tamat SD/MI
b. Tamat SMP/MTs
c. Tamat SMA/SMK/MA
d. D1 s/d D3
e. S1 s/d S3
f. Lainnya…………………………………………...
Jumlah anak : a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. 4 anak
e. Lainnya…………………………………………...
Apakah Anda pernah menggunakan ramuan bumbu ruja?
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 11. Lembar Kuesioner Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Pemahaman Responden
Petunjuk pengisian
Baca dan pahami setiap pernyataan di bawah ini kemudian berilah tanda (X)
pada kolom yang tersedia. Pilihan pada kolom adalah sebagai berikut:
SS bila Anda sangat setuju dengan pernyataan
S bila Anda setuju dengan pernyataan
TS bila Anda tidak setuju dengan pernyataan
STS bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan
Jawaban Anda tidak akan dinilai BENAR atau SALAH.
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya mengetahui bahwa tanaman yang
digunakan untuk ramuan bumbu ruja
mengandung zat aktif yang berkhasiat
untuk pengobatan.
SS S TS STS
2. Saya mengetahui bahwa ramuan bumbu
ruja dapat mengurangi rasa sakit pada
perut setelah melahirkan.
SS S TS STS
3. Saya mengetahui bahwa ramuan bumbu
ruja dapat mengurangi rasa sakit pada
bekas jahitan setelah melahirkan.
SS S TS STS
4. Saya tidak mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa sakit
operasi sesar setelah melahirkan.
SS S TS STS
5. Selama ini saya mengetahui bahwa jahe
dan kunyit digunakan dalam ramuan
bumbu ruja.
SS S TS STS
6. Selama ini saya mengetahui bahwa daun
sirih dan daun salam digunakan dalam
ramuan bumbu ruja.
SS S TS STS
7. Selama ini saya mengetahui bahwa serai
juga digunakan dalam ramuan bumbu
ruja.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
8. Selama ini saya mengetahui bahwa asam
jawa digunakan dalam ramuan bumbu
ruja.
SS S TS STS
9. Selama ini saya mengetahui bahwa lada
juga digunakan dalam ramuan bumbu
ruja.
SS S TS STS
10. Selama ini saya mengetahui bahwa gula
merah/aren juga ditambahkan dalam
ramuan bumbu ruja
SS S TS STS
11. Bagi saya ramuan bumbu ruja hanya
menggunakan beberapa bagian saja dari
tanaman obat.
SS S TS STS
12. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja hanya terdiri dari 1
tanaman obat saja
SS S TS STS
13. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja terdiri dari 8 tanaman
obat.
SS S TS STS
14. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara
merebus semua bahan tanaman obat
menjadi satu.
SS S TS STS
15. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara
merebus masing-masing bahan tanaman
obat secara terpisah
SS S TS STS
16. Menurut pemikiran saya ramuan bumbu
ruja digunakan dengan cara
dikompreskan
SS S TS STS
17. Menurut pemikiran saya ramuan bumbu
ruja digunakan dengan cara diminum.
SS S TS STS
18. Bagi saya ramuan bumbu ruja boleh
dikonsumsi setelah melahirkan.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. Gambaran Penggunaan
Petunjuk pengisian
Berilah tanda (X) pada jawaban yang Anda anggap sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Jawaban Anda tidak akan dinilai BENAR atau SALAH.
1. Tujuan Anda mengonsumsi ramuan bumbu ruja adalah … (jawaban boleh lebih
dari satu)
a. Untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan setelah melahirkan
b. Untuk mengurangi rasa sakit pada perut setelah melahirkan
c. Untuk mengurangi rasa sakit pada bekas jahitan setelah melahirkan
d. Untuk mengurangi rasa sakit operasi sesar setelah melahirkan
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
2. Apa yang Anda rasakan setelah mengonsumsi ramuan bumbu ruja? (jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Rasa sakit pada perut yang dirasakan berkurang
b. Rasa sakit pada bekas jahitan yang dirasakan berkurang
c. Rasa sakit operasi sesar yang dirasakan berkurang
d. Tidak mengurangi rasa sakit yang dirasakan
e. Lainnya (tuliskan) ………………….
3. Dari mana sajakah Anda mengetahui khasiat dan kegunaan ramuan bumbu
ruja? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Dari pengalaman pribadi
b. Dari keluarga atau teman
c. Dari biang desa
d. Dari buku obat tradisional
e. Lainnya (tuliskan) ………………….
4. Bagian tanaman obat apa sajakah yang Anda gunakan dalam ramuan bumbu
ruja? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Akar
b. Buah
c. Daun
d. Rimpang
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
5. Dalam ramuan bumbu ruja, berapa jumlah tanaman obat yang Anda gunakan?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. 2 tanaman obat yaitu jahe dan kunyit
b. 5 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun salam, daun sirih dan serai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. 7 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun salam, daun sirih, asam jawa, serai
dan lada
d. 8 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun salam, daun sirih, asam jawa, serai,
lada dan gula merah/aren
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
6. Bagaimana cara Anda mengolah ramuan bumbu ruja?
a. Merebus semua bahan tanaman obat jadi satu
b. Merebus tanaman obat secara terpisah
c. Merebus tanaman obat yang sudah diparut
d. Merebus tanaman obat yang sudah dibakar
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
7. Bagaimana cara Anda menggunakan ramuan bumbu ruja?
a. Dengan cara diminum
b. Dengan cara dimakan
c. Dengan cara dikompreskan
d. Dengan cara dibasuhkan
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
8. Berapa lama Anda mengkonsumsi ramuan bumbu ruja?
a. Satu hari setelah melahirkan
b. Tujuh hari setelah melahirkan
c. Dua belas hari setelah melahirkan
d. Empat puluh hari setelah melahirkan
e. Lainnya (tuliskan) ………………………..
_TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA_
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No. Alamat tinggal Usia
(Tahun)
Pekerjaan Pendidikan Jumlah
anak
1 Dusun 4 Mandilagu 28 IRT S1 1
2 Dusun 4 Mandilagu 24 PNS D3 1
3 Dusun 4 Mandilagu 36 IRT SMA 7
4 Dusun 4 Mandilagu 28 IRT S1 1
5 Dusun 4 Mandilagu 27 IRT SMA 4
6 Dusun 4 Mandilagu 27 IRT SMP 7
7 Dusun 4 Mandilagu 32 IRT SD 4
8 Dusun 4 Mandilagu 35 IRT SMP 4
9 Dusun 4 Mandilagu 33 PNS S1 4
10 Dusun 4 Mandilagu 23 IRT SMA 1
11 Dusun 4 Mandilagu 28 PNS S1 5
12 Dusun 4 Mandilagu 28 IRT SMA 6
13 Dusun 4 Mandilagu 39 IRT SMA 1
14 Dusun 4 Mandilagu 28 PNS SMA 5
15 Dusun 4 Mandilagu 29 IRT D3 5
16 Dusun 4 Mandilagu 29 IRT SMA 2
17 Dusun 4 Mandilagu 27 IRT SMA 2
18 Dusun 4 Mandilagu 25 IRT SMA 2
19 Dusun 4 Mandilagu 27 IRT SMA 1
20 Dusun 4 Mandilagu 28 IRT SMA 7
21 Dusun 4 Mandilagu 33 Guru S1 3
22 Dusun 4 Mandilagu 32 IRT SMA 2
23 Dusun 4 Mandilagu 29 PNS S1 1
Lampiran 12. Karakteristik Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
24 Dusun 4 Mandilagu 29 IRT SMP 5
25 Dusun 4 Mandilagu 25 IRT SMA 1
26 Dusun 3 Potahittu 35 IRT SMA 4
27 Dusun 3 Potahittu 35 Wiraswasta SMA 3
28 Dusun 3 Potahittu 28 IRT SMA 2
29 Dusun 3 Potahittu 28 Guru S1 1
30 Dusun 3 Potahittu 21 IRT SMA 1
31 Dusun 3 Potahittu 29 IRT SD 1
32 Dusun 3 Potahittu 34 IRT SMA 2
33 Dusun 3 Potahittu 29 IRT SMA 8
34 Dusun 3 Potahittu 28 IRT SMA 3
35 Dusun 3 Potahittu 35 IRT SMP 4
36 Dusun 3 Potahittu 38 IRT SMA 2
37 Dusun 3 Potahittu 30 IRT SMA 3
38 Dusun 3 Potahittu 36 IRT SMA 4
39 Dusun 3 Potahittu 35 IRT SD 5
40 Dusun 3 Potahittu 26 IRT SMA 2
41 Dusun 3 Potahittu 25 IRT SMA 1
42 Dusun 3 Potahittu 27 IRT SMA 3
43 Dusun 3 Potahittu 27 IRT SMA 4
44 Dusun 3 Potahittu 36 IRT SMA 4
45 Dusun 3 Potahittu 29 IRT SD 1
46 Dusun 3 Potahittu 30 IRT SMA 2
47 Dusun 3 Potahittu 26 IRT SMA 2
48 Dusun 3 Potahittu 29 IRT SMA 6
49 Dusun 3 Potahittu 28 IRT SMA 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
50 Dusun 3 Potahittu 24 IRT SMA 2
51 Dusun 2 Serambi 37 IRT SMA 4
52 Dusun 2 Serambi 21 IRT SMA 1
53 Dusun 2 Serambi 30 IRT S1 2
54 Dusun 2 Serambi 28 IRT SMA 4
55 Dusun 2 Serambi 21 IRT SMA 1
56 Dusun 2 Serambi 26 IRT SMA 4
57 Dusun 2 Serambi 27 IRT SMA 2
58 Dusun 2 Serambi 27 IRT SMA 1
59 Dusun 2 Serambi 24 IRT SMA 2
60 Dusun 2 Serambi 26 Mahasiswa D3 1
61 Dusun 2 Serambi 25 IRT S1 1
62 Dusun 2 Serambi 28 IRT SMA 1
63 Dusun 2 Serambi 28 IRT SMA 2
64 Dusun 2 Serambi 31 Wiraswasta S1 2
65 Dusun 2 Serambi 26 IRT SMA 2
66 Dusun 2 Serambi 29 IRT S1 2
67 Dusun 2 Serambi 28 IRT SMA 2
68 Dusun 2 Serambi 32 IRT SMP 4
69 Dusun 2 Serambi 27 Petani SMA 3
70 Dusun 2 Serambi 27 IRT SMA 1
71 Dusun 2 Serambi 21 IRT SMA 2
72 Dusun 2 Serambi 37 IRT SMA 1
73 Dusun 2 Serambi 31 Wiraswasta S1 1
74 Dusun 2 Serambi 23 IRT SMA 1
75 Dusun 2 Serambi 25 IRT S1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
76 Dusun 1 Tanusamahu 37 IRT SMA 5
77 Dusun 1 Tanusamahu 25 IRT SMA 2
78 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT S1 1
79 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT SMA 2
80 Dusun 1 Tanusamahu 27 IRT S1 1
81 Dusun 1 Tanusamahu 27 Wiraswasta SMA 3
82 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT SMA 2
83 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT SMA 4
84 Dusun 1 Tanusamahu 26 Bidan D3 2
85 Dusun 1 Tanusamahu 23 IRT SMA 1
86 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT S1 1
87 Dusun 1 Tanusamahu 23 IRT SMA 2
88 Dusun 1 Tanusamahu 30 IRT SMA 2
89 Dusun 1 Tanusamahu 27 IRT SMA 4
90 Dusun 1 Tanusamahu 26 IRT SMA 1
91 Dusun 1 Tanusamahu 27 IRT SMA 3
92 Dusun 1 Tanusamahu 27 IRT SMA 4
93 Dusun 1 Tanusamahu 29 Wiraswasta SMA 3
94 Dusun 1 Tanusamahu 25 IRT SMA 2
95 Dusun 1 Tanusamahu 24 IRT SMA 1
96 Dusun 1 Tanusamahu 26 IRT SMA 3
97 Dusun 1 Tanusamahu 27 Guru S1 4
98 Dusun 1 Tanusamahu 28 Guru S1 4
99 Dusun 1 Tanusamahu 26 Bidan D3 2
100 Dusun 1 Tanusamahu 28 IRT D3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
KUESIONER
Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja
A. Data Diri Responden
Responden diharapkan menjawab pertanyaan di bawah ini dengan mengisi titik-
titik dan memberi tanda (X) pada jawaban yang sesuai:
Nama inisial : …………………………………………………….
Alamat tinggal : …………………………………………………….
Usia : …………………………………………………….
Pekerjaan : a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Wiraswasta
c. Petani
d. Ibu rumah tangga
e. Lainnya………………………………………….
Pendidikan terakhir : a. Tamat SD/MI
b. Tamat SMP/MTs
c. Tamat SMA/SMK/MA
d. D1 s/d D3
e. S1 s/d S3
f. Lainnya…………………………………………...
Jumlah anak : a. 1 anak
b. 2 anak
c. 3 anak
d. 4 anak
e. Lainnya…………………………………………...
Apakah Anda pernah menggunakan ramuan bumbu ruja?
c. Ya
d. Tidak
Lampiran 13. Hasil Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Pemahaman Responden
Petunjuk pengisian
Baca dan pahami setiap pernyataan di bawah ini kemudian berilah tanda (X)
pada kolom yang tersedia. Pilihan pada kolom adalah sebagai berikut:
SS bila Anda sangat setuju dengan pernyataan
S bila Anda setuju dengan pernyataan
TS bila Anda tidak setuju dengan pernyataan
STS bila Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan
Jawaban Anda tidak akan dinilai BENAR atau SALAH.
No. Pernyataan Jawaban (%)
1. Saya mengetahui bahwa tanaman yang
digunakan untuk ramuan bumbu ruja
mengandung zat aktif yang berkhasiat
untuk pengobatan.
62 36 2 0
2. Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa
sakit pada perut setelah melahirkan.
58 42 0 0
3. Saya mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa
sakit pada bekas jahitan setelah
melahirkan.
37 40 22 1
4. Saya tidak mengetahui bahwa ramuan
bumbu ruja dapat mengurangi rasa
sakit operasi sesar setelah melahirkan.
4 26 52 18
5. Selama ini saya mengetahui bahwa
jahe dan kunyit digunakan dalam
ramuan bumbu ruja.
56 42 2 0
6. Selama ini saya mengetahui bahwa
daun sirih dan daun salam digunakan
dalam ramuan bumbu ruja.
46 40 13 1
7. Selama ini saya mengetahui bahwa
serai juga digunakan dalam ramuan
bumbu ruja.
42 52 5 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
8. Selama ini saya mengetahui bahwa
asam jawa digunakan dalam ramuan
bumbu ruja.
54 43 3 0
9. Selama ini saya mengetahui bahwa
lada juga digunakan dalam ramuan
bumbu ruja.
44 41 15 0
10. Selama ini saya mengetahui bahwa
gula merah/aren juga ditambahkan
dalam ramuan bumbu ruja
61 39 0 0
11. Bagi saya ramuan bumbu ruja hanya
menggunakan beberapa bagian saja
dari tanaman obat.
33 52 11 4
12. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja hanya terdiri dari 1
tanaman obat saja
7 12 61 20
13. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja terdiri dari 8
tanaman obat.
40 49 11 0
14. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara
merebus semua bahan tanaman obat
menjadi satu.
49 47 4 0
15. Selama ini saya mengetahui bahwa
ramuan bumbu ruja diolah dengan cara
merebus masing-masing bahan
tanaman obat secara terpisah
1 13 63 23
16. Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan cara
dikompreskan
5 19 56 20
17. Menurut pemikiran saya ramuan
bumbu ruja digunakan dengan cara
diminum.
64 35 1 0
18. Bagi saya ramuan bumbu ruja boleh
dikonsumsi setelah melahirkan. 66 34 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
C. Gambaran Penggunaan
Petunjuk pengisian
Berilah tanda (X) pada jawaban yang Anda anggap sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Jawaban Anda tidak akan dinilai BENAR atau SALAH.
1. Tujuan Anda mengonsumsi ramuan bumbu ruja adalah … (jawaban boleh lebih
dari satu)
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Untuk mengurangi rasa sakit yang
dirasakan setelah melahirkan 88 48%
b. Untuk mengurangi rasa sakit pada perut
setelah melahirkan 76 41%
c. Untuk mengurangi rasa sakit pada bekas
jahitan setelah melahirkan 12 7%
d. Untuk mengurangi rasa sakit operasi sesar
setelah melahirkan 7 4%
e. Lainnya 0 0%
Total 183 100%
2. Apa yang Anda rasakan setelah mengonsumsi ramuan bumbu ruja? (jawaban
boleh lebih dari satu)
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Rasa sakit pada perut yang dirasakan
berkurang
100 65%
b. Rasa sakit pada bekas jahitan yang
dirasakan berkurang
18 12%
c. Rasa sakit operasi sesar yang dirasakan
berkurang
9 6%
d. Tidak mengurangi rasa sakit yang
dirasakan
6 4%
e. Lainnya 22 14%
Total 155 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3. Dari mana sajakah Anda mengetahui khasiat dan kegunaan ramuan bumbu
ruja? (jawaban boleh lebih dari satu)
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Dari pengalaman pribadi 20 14%
b. Dari keluarga atau teman 80 54%
c. Dari biang desa 44 30%
d. Dari buku obat tradisional 3 2%
e. Lainnya 0 0%
Total 147 100%
4. Bagian tanaman obat apa sajakah yang Anda gunakan dalam ramuan bumbu
ruja? (jawaban boleh lebih dari satu)
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Akar 55 23%
b. Buah 50 20%
c. Daun 92 38%
d. Rimpang 47 19%
e. Lainnya 0 0%
Total 244 100%
5. Dalam ramuan bumbu ruja, berapa jumlah tanaman obat yang Anda gunakan?
(jawaban boleh lebih dari satu)
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. 2 tanaman obat yaitu jahe dan kunyit 5 5%
b. 5 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun
salam, daun sirih dan serai
2 2%
c. 7 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun
salam, daun sirih, asam jawa, serai dan lada
8 8%
d. 8 tanaman obat yaitu jahe, kunyit, daun
salam, daun sirih, asam jawa, serai, lada dan
gula merah/aren
89 86%
e. Lainnya 0 0%
Total 104 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
6. Bagaimana cara Anda mengolah ramuan bumbu ruja?
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Merebus semua bahan tanaman obat jadi satu 100 100%
b. Merebus tanaman obat secara terpisah 0 0%
c. Merebus tanaman obat yang sudah diparut 0 0%
d. Merebus tanaman obat yang sudah dibakar 0 0%
e. Lainnya 0 0%
Total 100 100%
7. Bagaimana cara Anda menggunakan ramuan bumbu ruja?
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Dengan cara diminum 100 100%
b. Dengan cara dimakan 0 0%
c. Dengan cara dikompreskan 0 0%
d. Dengan cara dibasuhkan 0 0%
e. Lainnya 0 0%
Total 100 100%
8. Berapa lama Anda mengkonsumsi ramuan bumbu ruja?
No. Jawaban Jumlah Persentase
a. Satu hari setelah melahirkan 12 12%
b. Tujuh hari setelah melahirkan 58 58%
c. Dua belas hari setelah melahirkan 30 30%
d. Empat puluh hari setelah melahirkan 0 0%
e. Lainnya 0 0%
Total 100 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Studi Pemahaman dan Gambaran
Penggunaan Ramuan Bumbu Ruja Sebagai Analgesik Pada
Masa Nifas di Desa Kailolo, Kabupaten Maluku Tengah”
memiliki nama lengkap Atika Suri Usemahu. Anak ketiga dari
empat bersaudara pasangan Idris Usemahu dan Nurbaya
Salampessy, penulis lahir di Ambon pada tanggal 9 September
1999. Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK
Kartika XVIII-1 (2004-2005), SDN 61 Ambon (2005-2011),
SMPN 2 Ambon (2011-2014), dan SMK Kesehatan Tiant
Mandiri Ambon (2014-2017). Penulis melanjutkan pendidikan
sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2017. Selama
perkuliahan penulis terlibat dalam kegiatan student club, kegiatan kepanitiaan dan
kepengurusan organisasi. Student club yang penulis ikuti yaitu HGT (Herbal Garden
Team) sebagai sekretaris pada periode 2019/2020. Kegiatan kepanitiaan yang penulis
ikuti yaitu sebagai anggota divisi konsumsi pada kegiatan Desa Mitra pada tahun 2017,
dan sebagai anggota divisi dekorasi pada kepanitiaan Sience competition (SICON)
pada tahun 2019. Kepengurusan organisasi yang penulis ikuti yaitu sebagai anggota
divisi kaderisasi FKM Budi Utama USD periode 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI