Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 163
STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA-
SURVEI TAPAK DI DUA DAERAH INTERES UNTUK PLTN
DI PULAU BANGKA
Heni Susiati, June Mellawati, Yarianto SBS dan Fepriadi
Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN
Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan12710
Telp.: 021-5204243, Email: [email protected]
ABSTRAK STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN PADA TAHAP PRA-SURVEI TAPAK DI DUA
DAERAH INTERES UNTUK PLTN DI PULAU BANGKA. Berdasarkan hasil pra-survei tapak,
telah ditentukan dua calon tapak, yakni Teluk Mangris -Tanah Merah yang terletak di Kabupaten
Bangka Barat dan Tanjung Krasak-Tanjung Berani terletak di Kabupaten Bangka Selatan. Studi
lingkungan selama pra-survei difokuskan pada pengumpulan data sekunder untuk menyusun rona
lingkungan dan untuk mengidentifikasi parameter lingkungan yang dianggap akan berpengaruh
signifikan terhadap proses penentuan tapak PLTN, khususnya dalam skala regional. Data yang
dikumpulkan meliputi: geografi, tata guna lahan dan air, meteorologi, hidrologi, oseanografi (pasang
surut, arus), ekologi (flora dan fauna), budaya, bangunan bersejarah, demografi, akses transportasi,
jaringan listrik dll. Berdasarkan hasil studi lingkungan pra-survei, secara umum tidak ada kondisi
lingkungan yang secara spesifik akan berpengaruh signifikan terhadap kelayakan daerah interes
sebagai calon tapak PLTN. Dalam kegiatan selanjutnya akan dilakukan penelitian mendalam dengan
pengukuran dan survei lapangan untuk menyusun rona lingkungan serta identifikasi awal prakiraan
dampak penting dari pembangunan PLTN.
Kata kunci: pra-survei, lingkungan, tapak PLTN
ABSTRACT STUDY OF EXISTING ENVIRONMENTAL PROFILE AT PRE-SITE SURVEY STAGE IN
TWO INTEREST AREAS AT BANGKA ISLAND. Based on the result of site study (pre-survey),
it had been determinned two interest areas Bangka Island, namely Teluk Manggris-Tanah Merah
located in West Bangka Regency and Tanjung Krasak-Tanjung Berani located in South Bangka
Regency. Environmental studies during the pre-survey is focused on secondary data collection to
compile environmental profile and to identify of environmental parameters considered significant in
the influence of the NPP siting process, in the regional scale. The data collected include the following:
geography, land and water use, meteorology, hydrology, oceanography (tide, current), ecology (flora
and fauna), culture, historical building, demography, transportation access, electricity distribution,
etc. Based on the results of environmental studies, generally there are no significant specific
environmental conditions that would negatively affect to the continuation of pra-survey studies. In
general, there are no specific environmental conditions will significantly influence the feasibility of
interest development area as a NPP candidat site. In the next activity will be conducted in-depth
research with measurements and field survey to prepare the environmental profile and initial
identification of significant impacts forecasting due to NPP.
Keywords: pra-survey, environmental, NPP site
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 164
1. PENDAHULUAN Pulau Bangka merupakan pulau yang sangat potensial untuk tapak PLTN, mengingat
kondisi geologi yang cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi. Kendala yang ada
saat ini adalah PLTN merupakan produsen listrik dengan kapasitas yang cukup besar,
sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan listrik di Provinsi Bangka Belitung. Namun
pemikiran jangka panjang adalah Provinsi Bangka Belitung menjadi lumbung energi masa
depan terutama untuk PLTN, dan listriknya dapat dialirkan ke Sumatera dan Jawa. Rencana
pembangunan jembatan Selat Sunda diharapkan dapat mendukung hal tersebut.
Pada tahap awal dilakukan kegiatan pra survei tapak untuk mendapatkan daerah
interes di Pulau Bangka, dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan konfirmasi
lapangan. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi yang belum lama terbentuk namun
perkembangan industrinya cukup pesat. Kegiatan industri tersebut sangat membutuhkan
energi listrik. Salah satu alternatif energi tersebut adalah energi terbarukan terutama energi
nuklir.
Oleh karena itu kegiatan Pra-Survei tapak PLTN untuk mencari lokasi tapak interes
yang memenuhi syarat keamanan perlu dilaksanakan. Pusat Pengembangan Energi Nuklir -
BATAN mempunyai tugas dalam melakukan inventarisasi tapak untuk PLTN tersebut.
Kegiatan studi tapak di Provinsi Bangka Belitung saat ini pada tahap pra survei. Dari hasil
tersebut di peroleh 2 daerah interes yang akan ditindaklanjuti pada tahap survei tapak
selanjutnya. Sebelum dilaksanakan kegiatan selanjutnya, maka perlu dilakukan pemantauan
rona awal daerah interes dan sekitarnya untuk mengetahui adanya perubahan tutupan
lahan, rona lingkungan, maupun adanya aktivitas penduduk di daerah interes dan
sekitarnya[1]. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 mengenai
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, agar setiap pembangunan selalu
memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitar proyek, baik sebelum, pada saat, maupun
sesudah adanya proyek[2]. Demikian juga dengan dokumen Safety Standards Serries IAEA No.
NS-R-3 tentang Site Evaluation for Nuclear Instalation disebutkan bahwa dalam evaluasi tapak
PLTN terkait keselamatan nuklir untuk perlindungan lingkungan dari konsekuensi radiasi
akibat lepasan zat radioaktif jika terjadi kecelakaan nuklir maupun pada kondisi operasi
normal perlu mendapat perhatian[3].
Inventarisasi sumber daya lingkungan khususnya data geologi, geografi, tata guna
lahan dan air, meteorologi, kualitas air, hidrologi, oseanografi, ekologi (flora dan fauna),
budaya, demografi, dan kondisi sosial ekonomi di tapak interes PLTN di Bangka Barat dan
Bangka Selatan merupakan upaya untuk menghimpun data potensi lingkungan di daerah
interes untuk meningkatkan ketersediaan data yang terbaru dan akurat berkaitan dengan
potensi sumber daya lingkungan di kabupaten Bangka Barat, untuk melengkapi dan
memutakhirkan data dan informasi yang telah ada mengingat hingga saat ini masih sangat
terbatas.
2. METODOLOGI 2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Daerah Interes-1: Tanah Merah – Teluk Mangris di Desa
Air Putih-Mentok, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat dan Daerah Interes-2 :
Tanjung Batu Berdaun–Tanjung Berani, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka
Selatan (Gambar 1).
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 165
2.2 Pengumpulan Data
Data sekunder diperoleh dari dinas dan instansi terkait dan data primer diperoleh
dari survei dan observasi secara langsung di lapangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penyiapan tapak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dimulai tahun
2010, yaitu dengan dilakukannya studi pendahuluan PLTN di Babel (Pra-Survei Tapak).
Berdasarkan hasil studi pustaka dan konfirmasi lapangan terhadap 10 (sepuluh) lokasi yang
ditinjau, telah dipilih 2 (dua) daerah interes, yaitu (Gambar 1)[1]:
- Daerah Interes-1: Tanah Merah – Teluk Mangris di Desa Air Putih-Mentok, Kecamatan
Mentok, Kabupaten Bangka Barat.
- Daerah Interes-2 : Tanjung Batu Berdaun – Tanjung Berani, Desa Sebagin, Kecamatan
Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Secara umum pulau Bangka aman dari
ancaman geologi, gunung api, gempa bumi, dan tsunami.
Gambar 1. Dua daerah interes di Pulau Bangka[1]
Daerah Interes-1 berada di wilayah Kabupaten Bangka Barat dan Daerah Interes-2
berada di wilayah Bangka Selatan, merupakan dua kabupaten pemekaran di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang disahkan dengan UU RI Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 25
Feruari 2003. Menurut Data BPS, luas wilayah daratan Kabupaten Bangka Barat adalah
2,820.61 km2 dan luas laut 1,541.29 km2 terhitung 4 mil dari batas terluar pantai. Berdasarkan
UU RI Nomor 5 Tahun 2003[4]. Batas-batas geografi/administrasi dan kondisi lingkungan di
ke dua daerah interes diuraikan sebagai berikut:
3.1 Daerah Interes-1 (Desa Tanah Merah – Teluk Mangris, Desa Air Putih, Kecamatan
Mentok, Kabupaten Bangka Barat)
Daerah Interes-1 terletak di Desa Air Putih – Desa Tanjung, Kecamatan Mentok,
Kabupaten Bangka Barat. Secara umum lokasi batas utara Daerah Interes-1 merupakan
Daerah
Interes-1
Daerah
Interes-2
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 166
daerah hutan lindung pantai yang beberapa tempat dimanfaatkan oleh penduduk sebagai
area perkebunan karet, kelapa sawit dan pertambangan timah rakyat (Gambar 2)[1].
3.1.1 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Mentok
Kecamatan Mentok merupakan bagian dari sub wilayah administrasi Kabupaten
Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kabupaten Bangka Barat mempunyai
luas wilayah sebesar 2.820,61 km2 atau 282.061 Ha yang terdiri dari lima kecamatan yang
kesemuanya memiliki desa pesisir, yaitu Kecamatan Kelapa (601,17 km2), Tempilang (398,86
km2), Mentok (469,00 km2), Simpang Teritip (626,47 km2), dan Jebus 9730,11 km2). Adapun
batasan wilayah dari Kabupaten Bangka Barat adalah:
Sebelah utara : Laut Natuna
Sebelah Timur : Teluk Kelabat, Kecamatan Bakam, Puding Besar, dan Mendo Barat
Sebelah Selatan : Selat Bangka
Sebelah Barat : Selat Bangka, Laut Natuna
Gambar 2. Daerah Interes-1, Desa Air Putih – Desa Tanjung, Kecamatan Mentok[1]
Kecamatan Muntok memiliki luas daerah sebesar 469,00 ha dengan tingkat kepadatan
penduduk sekitar 39,306 per km2. Jarak antara Daerah Interes-1 dengan Kecamatan Mentok
sebagai ibukota Kabupaten Barat kira-kira 7,8 km[4].
Kondisi topografi daerah interes pada umumnya berupa dataran bergelombang
hingga perbukitan berlereng landai (Gambar 3)[5]. Pada daerah interes juga terdapat
beberapa sungai dengan lembah yang tidak terjal dan sebagian besar daerah sempadan
sungai tertutup oleh endapan sungai (fluviatil). Pada bagian selatan daerah interes berupa
daerah dataran rendah dan di bagian pantai bagian selatan tersusun atas hutan mangroove.
Bukaan tutupan lahan yang terjadi pada daerah interes pada umumnya terjadi akibat
adanya kegiatan perkebunan oleh masyarakat dan penambangan timah rakyat. Bukaan
lahan yang dilakukan akibat perkebunan umumnya tidak mengubah bentuk topografi,
sedangkan pembukaan tutupan lahan oleh kegiatan pertambangan timah rakyat umumnya
menyebabkan bukaan yang cukup luas dan perusakan bentuk lahan.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 167
3.1.2 Keadaan Iklim
Gambaran mengenai iklim daerah interes di Kabupaten Bangka Barat berdasarkan
klasifikasi iklim Scmidth-Ferguson termasuk ke dalam iklim tropis tipe A (tropis basah).
Menurut data dari Dinas Pertanian Bangka Barat Tahun 2007 yang berasal dari tiga stasiun
di Kabupaten Bangka Barat, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar
285,17 mm dengan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan November, Desember dan
Januari yaitu 17 hari hujan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 2,5 mm
dengan hari hujan terendah juga terjadi pada bulan Agustus yaitu 1 hari hujan. Jumlah rata-
rata curah hujan dari tiga stasiun di Kabupaten Bangka Barat selama 3 tahun (2004-2006)
adalah 1,760.64 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata 116 hari/tahun[4].
Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Bangka Barat tahun 2007[5]
3.1.3 Kependudukan
Jumlah penduduk kecamatan Mentok, Bangka Barat pada tahun 2009 adalah 39.306
jiwa yang tersebar di 5 kelurahan dengan kepadatan penduduk rata-rata 84 jiwa/km2. Data
luas lahan dan jumlah penduduk di lima kelurahan 469,00 ha. Dari data tersebut terlihat
bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Mentok cukup bervariasi. Kepadatan penduduk
di Kecamatan Mentok relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya di
Kabupaten Bangka Barat. Data ini mengindikasikan bahwa selama ini, Mentok telah
berkembang menjasi pusat orientasi kegiatan penduduk baik kegiatan agraris maupun non
agraris.
Berdasarkan umur, struktur penduduk Kabupaten Bangka Barat didominasi oleh usia
produktif (15-55 tahun). Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kantor
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka Barat pada Tahun 2009 usia produktif
sebesar 67.16% dari total jumlah penduduk. Besarnya jumlah penduduk pada usia produktif
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 168
ini berimplikasi pada ketersediaan tenaga kerja, yang berarti pula berisiko munculnya
pengangguran jika tidak disertai dengan ketersediaan lapangan kerja. Berdasarkan tingkat
pendidikan, sebagian besar penduduk Kabupaten Bangka Barat mempunyai tingkat
pendidikan rendah. Dari data jumlah penduduk menurut pendidikan Tahun 2009, diketahui
bahwa tingkat pendidikan penduduk masih didominasi oleh Sekolah Dasar (lebih dari 50%).
3.1.4 Gambaran Rona Awal di Daerah Interes-1
Bagian utara Daerah Interes-1 secara geologi tersusun oleh granit dari satuan Granit
Klabat. Batuan ini tersingkap hingga ke permukaan dan membentuk perbukitan. Sebagian
batuan granit telah dimanfaatkan oleh penambang rakyat sebagai bahan quary, dan
penambangan dilakukan dengan cara tradisional[6].
Sebaran batuan granit dijumpai hingga melewati batas daerah interes bagian utara,
sedangkan pada bagian selatan penyebaran batuan granit dijumpai hingga lebih dari
separuh luasan daerah interes. Ke arah selatan penyebaran batuan berupa metabatu
lempung dan metabatu pasir yang merupakan anggota Formasi Tanjung Genting.
Pendataan rona awal dimulai dari bagian utara Daerah Interes-1 merupakan daerah
pantai yang tersusun atas pasir putih (pasir kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan
granit. Pada daerah ini banyak dilakukan penambangan timah rakyat yang bersifat
sementara/ berpindah-pindah baik menggunakan mesin pompa yang langsung melakukan
sedot pasir pantai ataupun dengan pembuatan galian di daerah dekat pinggir pantai.
Sebagian penambang rakyat membuat rumah sementara di daerah ini.
Jalan tanah yang ditemui di Daerah Interes-1 merupakan jalan akses bagi penambang
timah rakyat. Di sepanjang jalan dapat diamati bekas lubang tambang timah rakyat yang
membentuk kolong. Kegiatan penambangan timah oleh rakyat merupakan kegiatan yang
menyebabkan terjadinya bukaan lahan dan perubahan topografi secara intensif.
Tambang timah yang terdapat pada jalan akses ini cukup besar dan dikerjakan oleh
berbagai alat berat dengan membentuk kolong-kolong yang cukup besar. Berdasarkan
pengamatan awal Daerah Interes-1 Desa Air Putih – Tanjung, Kecamatan Mentok, Kab.
Bangka Barat, dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah interes tersusun oleh batuan
granit terutama di bagian Utara. Sedangkan pada daerah Selatan tersusun oleh batupasir
anggota Formasi Tanjung Genting dan pada batas Selatan daerah interes tersusun atas
endapan aluvial.
Berdasarkan kedekatan lokasi dengan permukiman penduduk, batas daerah interes
bagian Selatan berjarak 1 km dari permukiman penduduk, sedangkan batas daerah interes
bagian Utara terletak 1,5 km dari permukiman penduduk.
Berdasarkan jenis penggunaan lahan dan bentuk lahannya, maka sebagian besar
daerah interes merupakan dataran bergelombang, dengan topografi daerah Utara lebih
tinggi dibandingkan daerah Selatan. Daerah Utara lebih banyak berfungsi sebagai hutan
lindung pantai yang berupa semak belukar dan perdu, sedangkan di bagian Selatan
terdapat hutan mangrove. Dengan demikian sangat disarankan apabila dikembangkan,
maka secara teknis akan lebih mendukung daerah Utara.
Daerah Interes-1 dapat dicapai dari Pangkal Pinang melalui kota Kelapa dengan jalan
beraspal sepanjang sekitar 140 km, kemudian dilanjutkan 4 hingga 6 km melalui jalan tidak
beraspal, yaitu 3 km hanya dapat dilalui dengan mobil dan sisanya dengan motor atau
kendaraan 4 wheel-drive. Jalan tidak beraspal tersebut perlu diperbaiki sebelum aktivitas
utama dimulai[6].
Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Bangka Barat adalah Sungai
Kampak, Sungai Antan, Sungai Jering dan Sungai Kotawaringin. Sungai-sungai tersebut
belum dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan karena nelayan lebih cenderung
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 169
mencari ikan ke laut. Adapun aktifitas sehari-hari penduduk cenderung menggunakan
sarana perhubungan darat melalui jalan raya. Di Kabupaten Bangka Barat tidak terdapat
danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas hingga menjadikannya
seperti danau buatan yang disebut kolong[5].
3.2 Daerah Interes-2 ( Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka
Selatan)
Daerah Interes 2 terletak di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, Bangka
Selatan. Secara umum lokasi batas utara Daerah Interes-2 merupakan daerah pantai yang
tersusun atas pasir putih (pasir kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan granit dan
batupasir F. Tanjung Genting (Gambar 4)[1].
Gambar 4. Peta Lokasi Daerah Interes- 2, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba,
Bangka Selatan[1]
3.2.1 Letak dan Kondisi Geografis Kecamatan Simpang Rimba
Kecamatan Simpang Rimba merupakan bagian dari sub wilayah administrasi
Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bangka Selatan
mempunyai luas lebih kurang 3.607,08 km2 atau 360.708 ha. Kabupaten Bangka Selatan
terdiri atas 5 kecamatan, 3 kelurahan dan 39 desa definitif dan 6 desa persiapan serta
didukung 175 desa. Kabupaten Bangka Selatan dibatasi oleh batas-batas sebagai berikut[7] :
Utara : Kabupaten Bangka Tengah
Timur : Selat Gaspar
Selatan : Selat Bangka
Barat : Selat Bangka
Kabupaten Bangka Selatan terbagi atas 5 kecamatan yaitu Kecamatan Payung,
Kecamatan Simpang Rimba, Kecamatan Toboali, Kecamatan Air Gegas dan Kecamatan
Lepar Pongok.
3.2.2 Keadaan Iklim
Kecamatan Simpang Rimba memiliki iklim tropis tipe A yakni setiap tahunnya
mengalami bulan basah sebanyak tujuh bulan dan bulan kering selama empat bulan atau
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 170
periode bulan basahnya relatif lebih panjang dari bulan kering, dengan suhu rata-rata antara
23,7°C sampai 31,18°C dan tingkat curah hujan 107,6 hingga 343,7 mm/bulan. Secara umum
struktur topografi tanah di Kecamatan Simpang Rimba relatif datar hingga berombak dan
bergelombang dengan ketinggian tempat kurang lebih 200 m di atas permukaan laut. Jenis
tanah yang terdapat di kecamatan ini umumnya berpasir dengan pH tanah rata-rata di
bawah 5. Kondisi alam tersebut sangat mempengaruhi proses budidaya tanaman
perkebunan yang ada di daerah ini.
Kabupaten Bangka Selatan mempunyai iklim Tropis Tipe A (tropis basah) dengan
variasi hujan antara 23,10 hingga 357,30 mm tiap tahun. Curah hujan terendah terjadi pada
bulan September. Curah hujan rata-rata tahunan sekitar 2.000 mm sampai 2.500 mm. Suhu
rata-rata daerah Kabupaten Bangka Selatan bervariasi antara 260 hingga 280, sedangkan
kelembaban udara bervariasi antara 75% sampai 88 %. Intensitas penyinaran sinar matahari
rata-rata bervariasi antara 3,5 % sampai 7,2 %, dengan tekanan udara 1008,7 hingga 1011,3
MBS.
3.2.3 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 sebesar 163.200 jiwa,
dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 45 orang per km2. Dari seluruh kecamatan,
kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Tukak Sadai yaitu 81 orang per km2, sedangkan
yang terendah terdapat di Kecamatan Toboali yaitu 38 orang per km2. Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 84.536 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 78.664 jiwa[8].
3.2.4 Gambaran Rona Awal di Daerah Interes-2
Sesuai dengan hasil verifikasi Daerah Interes-2 yang semula terletak antara Tanjung
Berdaun (Desa Radjik) hingga Tanjung Berani (Desa Sebagin), diketahui bahwa sebagian
daerah merupakan lokasi permukiman penduduk dan lokasi perkebunan baik milik
penduduk maupun ijin pengusahaan perkebunan PT. Bangka Malindo Lestari serta
sebagian merupakan hutan lindung pantai (Gambar 4)[6].
Kriteria yang dihindari dalam verifikasi ini adalah daerah permukiman (jarak dari
penduduk terluar 1,5 km), ladang/ kebun penduduk yang telah panen/ hampir panen,
serta area hutan lindung yang pada saat verifikasi berupa hutan rawa bakau. Hasil
verifikasi tersebut didapatkan bahwa daerah interes dapat bergeser di daerah Tanjung
Berani, Desa Sebagin, dengan luasan 573 ha. Pada daerah interes tersusun atas litologi
Metabatupasi yang merupakan anggota Formasi Tanjung Genting.
Air tanah di Desa Sebagin merupakan air tanah dangkal tawar dengan kualitas
sangat baik, kedalaman sumur 5 m, MAT 3 m pada musim penghujan naik hingga 2 m,
sehingga seluruh penduduk memanfaatkan sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Di
Kecamatan Simpang Rimba, mempunyai 3 wilayah desa dari 7 desa, yang berada di
wilayah pesisir, yaitu Desa Sebagin, Desa Radjik, dan Desa Permis.
Daerah Interes-2 merupakan daerah pantai yang tersusun atas pasir putih (pasir
kuarsa) yang merupakan endapan dari lapukan granit dan batupasir F. Tanjung Genting.
Pada daerah tidak terdapat penambangan timah rakyat dan hanya merupakan daerah yang
pada waktu-waktu tertentu dikunjungi oleh masyarakat yang berwisata. Sedangkan area
interes lainnya merupakan daerah ladang/perkebunan penduduk yang berupa perkebunan
kelapa sawit dan perkebunan karet.
Di Daerah Interes-2 dijumpai jalan tanah yang merupakan jalan akses bekas
penambangan pasir kuarsa yang saat ini digunakan sebagai akses perjalanan wisata. Di
sepanjang jalan menuju daerah interes ada beberapa perkebunan penduduk berupa kebun
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 171
karet. Daerah ini juga merupakan bekas kegiatan penambangan timah oleh rakyat
merupakan kegiatan yang menyebabkan terjadinya bukaan lahan dan perubahan topografi
secara intensif.
Pada daerah ini terdapat singkapan perselingan batupasir dan batulempung yang
tersingkap akibat penambangan pasir kuarsa. Penambangan tersebut merencanakan
pembuatan jetti untuk pengangkutan tambang pasir kuarsa. Akibat aktivitas pembuatan jetti
tersebut, maka dilakukan pembuatan kupasan pada bukit yang terletak di dekat pantai,
sehingga tersingkap batupasir sisipan batulempung anggota F. Tanjung Genting secara baik.
Sepanjang jalan di Daerah Interes-2 merupakan bekas tambang pasir kuarsa yang
membentuk lubang-lubang. Sebagian lubang bekas tambang tersebut dimanfaatkan sebagai
kolam ikan, sebagian besar telah di timbun dan ditanami karet dan kelapa sawit.
Di bagian timur daerah ini merupakan area perkebunan miliki PT. Bangka Malindo
Lestari dengan luasan 9.000 Ha. Sehingga daerah ini merupakan batas timur Daerah
Interes-2.
Berdasarkan pengamatan awal Daerah Interes-2 di Desa Sebagin, Kecamatan Simpang
Rimba, Kabupaten Bangka Selatan dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah interes
tersusun oleh batupasir anggota Formasi Tanjung Genting dan pada batas selatan daerah
interes tersusun atas endapan aluvial. Sedangkan berdasarkan kedekatan lokasi dengan
permukiman penduduk, batas daerah interes bagian utara terletak 1,5 km dari
permukiman penduduk sedangkan bagian selatan berbatasan dengan hutan yang belum
dijamah penduduk.
Berdasarkan jenis penggunaan lahan dan bentuk lahannya, maka sebagian besar
daerah interes merupakan dataran bergelombang, dengan topografi daerah utara dan timur
lebih tinggi dibandingkan daerah selatan. Daerah utara lebih banyak berfungsi sebagai
perkebunan penduduk, sedangkan di bagian selatan terdapat hutan mangrove[6].
Sungai-sungai di Bangka Selatan mempunyai hulu di perbukitan dan pegunungan,
yang kemudian bermuara di Selat Bangka dan Laut Jawa. Sungai yang terdapat hanya
berfungsi sebagai sistim drainage dan tidak dimanfaatkan untuk pertanian dan perikanan.
Daerah Bangka Selatan tidak terdapat danau alami, tetapi banyak dijumpai bekas
penambangan bijih timah yang luas dan menjadi lubang bekas galian menjadi danau buatan
yang disebut sebagai kolong . Daerah rawa-rawa tedapat pada bagian timur dan selatan
Kabupaten Bangka Selatan.
3.3 Kondisi Fisik Perairan (Laut) Daerah Interes
Secara umum jika dilihat dari letak Kabupaten Bangka Barat di antara pulau-pulau
sekitarnya tampak bahwa perairan laut Kabupaten Bangka Barat terdiri atas perairan yang
merupakan selat (antara Sumatera dan Pulau Bangka), perairan laut lepas yang merupakan
bagian dari laut Natuna dan perairan teluk (Teluk Kelabat). Perbedaan kondisi ini
menyebabkan perbedaan karakteristik masing-masing perairan tersebut.
Perairan selat umumnya dicirikan oleh aliran arus yang kuat dan pola arus
menyerupai perairan laut lepas. Kecepatan arusnya sangat dipengaruhi oleh bentuk bentuk
geometri selat, musim, topografi perairan dan kondisi batas lainnya. Secara umum sirkulasi
pola arus di perairan selat sebagian besar tergantung pada kondisi lokal, walaupun proses
fisika oseonografi sudah menjadi hal yang umum. Selat Bangka yang terletak di bagian
timur Sumatera merupakan perairan yang dicirikan sebagai perairan sambungan antara
estuari lokal dan laut lepas yaitu Laut Jawa.
Hal ini menjadikan bentuk geometri perairan Selat Bangka terkesan unik. Kondisi
geografis perairan dapat menyebabkan massa air Selat Bangka menjadi lebih tawar, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh adanya sejumlah besar masukan air sungai ke perairan ini.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 172
Disamping itu selat ini areanya cukup panjang dan arus pasutnya juga sangat kuat, seperti
halnya di daerah selat pada umumnya. Perairan sebelah utara dan sebagian sebelah barat
yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna merupakan perairan terbuka. Karakteristik
perairannya lebih dipengaruhi oleh perairan Laut Natuna, dimana pola arus lebih
dipengaruhi oleh faktor musim.
Suhu perairan sekitar pulau Bangka dari lapisan permukaan hingga lapisan dasar
tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Perairan Bangka yang merupakan bagian Laut
Natuna memiliki siklus suhu antara musim Barat dan musim Timur, suhu permukaan
Musim Barat (Desember – Februari) lebih kecil dan musim Timur (Juli-Agustus). Pada
permulaan musim Barat suhu berkisar 27,0oC – 28,5oC dan semakin menurun dengan
berjalannya musim Barat menjadi 28,8o – 30,0o C[9].
Di perairan Bangka, gelombang besar terjadi pada bulan September sampai Maret,
dengan ketinggian lebih dari 1 meter dengan periode sekitar 5 sampai 7 detik. Sedangkan
gelombang yang tidak terlalu besar terjadi pada bulan April sampai Agustus dengan
ketinggian antara 5 sampai 40 cm dengan periode 1-2 detik. Pada Musim Barat Laut tinggi
gelombang berkisar antara 0,5-1,5 meter, namun kadang-kadang mencapai tinggi 2 meter
terutama pada bulan Januari dan Pebruari di perairan Utara pulau Bangka. Saat musim
Tenggara tinggi gelombang berkisar antara 0,5-1,5 meter kadang-kadang mencapai tinggi 2
meter terutama pada bulan Juli – September di perairan Selatan pulau Bangka.
Salah satu kriteria umum terkait dengan ketersediaan pasokan air, maka lokasi PLTN
harus terletak di tepi badan air yang cukup besar, seperti laut dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan sebagai pasokan air pendingin. Apabila pasokan air yang diperoleh
dari laut, maka lokasi daerah interes yang dikehendaki adalah daerah yang dibatasi dari
garis pantai ke arah darat maksimum 3,0 km, dengan pertimbangan agar kebutuhan
pasokan air pendingin yang berkesinambungan sepanjang tahun dapat terpenuhi. Hasil
konfirmasi di lapangan diperoleh data bahwa baik Daerah Interes-1 dan Daerah Interes-2
memungkinkan memperoleh pasokan air sebagai pendingin dari laut yang berjarak kurang
3,0 km dari garis pantai, sehingga Daerah Interes-1 dan Daerah Interes-2 dapat
dikategorikan memenuhi sebagai daerah interes menurut aspek ini.
3.4 Ketersediaan Air
Secara umum daerah penyelidikan tidak terdapat kekurangan air untuk minum.
Penyadapan air dengan membuat sumur gali telah banyak dilakukan dengan mutu air yang
dapat diminum. Selain dari pada itu telah pula direncanakan penyadapan air dari mata air,
sehingga pemboran air tanah yang akan dilakukan hanya sebagai penambah kebutuhan air,
jika kekurangan air.
Menurut IAEA Safety Series No.50-SG-S5 tentang Nuclear Power Plant Siting
menyebutkan bahwa kebutuhan air khusnya air tawar harus cukup untuk instalasi listrik
nuklir, hal ini dimaksudkan untuk memenuhi operasional PLTN dan pekerjanya[10].
3.5 Topografi dan Geologi serta Hidrogeologi
Keadaan geologi dan hidrogeologi sangat mempunyai peranan penting dalam
terbentuknya potensi air bawah tanah. Proses geologi yang terjadi diantaranya adalah
berupa intrusi magma, gerakan tektonik, perlipatan, perlapukan, erosi dan pengendapan.
Untuk mengetahui keadaan lapisan pembawa air maka peranan geologi terdapat pada jenis
satuan batuan atau formasi geologi. Selain itu kondisi keadaan daur hidrologi perlu
dipahami dan ditinjau sehingga keterdapatan air bawah tanah dapat diketahui.
Pulau Bangka dan wilayah sekitarnya berada pada Paparan Sunda atau bagian tepi
kerak benua (craton ) Asia. Batuan penyusun daerah Pulau Bangka terdiri atas batuan malih,
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 173
batuan inti benua berupa batuan beku asam yang bersifat granitik. Atas dasar posisi dan
waktu terbentuk batuan beku granit merupakan bagian busur magmatik yang terbentuk
pada umur Trias hingga Jura (230 sampai 135 juta tahun lalu ). Batuan tertua yang
tersingkap di Kabupaten Bangka Selatan termasuk pada Kompleks Malihan Pemali yang
mempunyai umur Karbon-Perem. Kompleks Malihan Pemali terdiri atas filit, sekis dan
kuarsit. Filit berwarna abu-abu.
Desa Rajik terletak dibagian barat Pulau Bangka. Luas Desa Rajik adalah sekitar 10 ha
dengan jumlah penduduk sekitar 7.335 jiwa. Daerah ini terletak pada ketinggian sekitar 5 m
sampai 15 m diatas muka laut. Daerah sekitar 1.000 m dari garis pantai merupakan daerah
mendatar dan terdapat pemukiman penduduk. Jalan utama melalui desa Rajik dengan arah
dari Selatan ke arah timur laut. Pada daerah pantai terdapat dermaga yang dikelola oleh PT.
Timah Tbk. Dermaga tersebut terdapat 1 km dari garis pantai.
Daerah Rajik terletak pada batuan penyusun sebagai berikut[11]:
1. Endapan aluvium pantai yang terdiri atas kirikil, pasir, lempung dengan kelulusan
rendah. Endapan aluvium tersebar luas di daerah pantai sepanjang 300 m kearah
daratan. Endapan pantai terdapat sepanjang pantai di daerah sebelah barat daerah
penyelidikan.
2. Granit yang telah melapuk pada bagian dataran dan granit yang masif pada daerah
perbukitan bagian tenggara daerah penyelidikan.
Secara geologis pulau Bangka, selain banyak mengandung mineral Timah, juga
merupakan daerah yang mengandung bahan radioaktif alamiah deret Uranium (U-238),
deret Thorium (Th-232) dan Kalium (K-40). Proses penambangan Timah memberikan
dampak positif berupa peningkatan ekonomi masyarakat dan terbukanya lapangan kerja
sebagai bagian dari kesejahteraan masyarakat, juga memberikan hasil sampingan berupa
slag, monazite, ilmenite, lumpur/tailing dan air tailing yang mengandung bahan radioaktif
alamiah dengan konsentrasi yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang ada di
tanah. Produk sampingan yang mengandung bahan radioaktif tersebut berpotensi
memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan mencemari lingkungan,
terutama dari gas radioaktif Thoron (Th-220) dan Radon (Rn-222) yang terangkut bersama
dengan pasir timah, bila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik dan benar[11].
3.6 Ekologi, Sosial, Ekonomi dan Budaya
Selain faktor-faktor yang telah diuraikan di diatas, pada umumnya pemilihan tapak
untuk PLTN juga menyangkut pertimbangan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, politik dan
budaya.
Sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, rencana
pembangunan PLTN memerlukan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang
memadai. Kondisi rona awal lingkungan harus diperhatikan sebelum dilaksanakannya
konstruksi PLTN. Rona awal lingkungan tersebut meliputi rona awal radioaktivitas (di
udara, air, tanah, biota teresterial, biota perairan), kualitas fisik dan kimia udara dan air
(baik air permukaan air tanah maupun air laut), tingkat kebisingan, landsekap. Rona hayati
menyangkut keanekaragaman hayati dan kelimpahan baik teresterial dan perairan. Spesies
endemik dan yang dilindungi akan menjadi perhatian dalam proses studi tapak seawal
mungkin (tahap pra survei). Selain itu masalah lingkungan yang berkaitan dengan sosial,
ekonomi dan budaya juga perlu diperhatikan, karena pembangunan PLTN nantinya akan
berdampak pada komponen tersebut, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Kriteria awal yang ditetapkan dalam tahap pra survei ini adalah menghindari daerah
yang dijadikan penangkaran atau perlindungan spesies tertentu. Komponen lain belum
menjadi kriteria pemilihan daerah interes. Penilaian lebih lanjut mengenai kedua
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 174
karakteristik lingkungan perlu diteliti lebih lanjut menggunakan data primer selama Studi
Kelayakan. Berdasarkan kelengkapan data karakteristik lingkungan dan informasi yang
tersedia pada teknologi PLTN apa yang digunakan untuk pengembangan, Penilaian
Dampak Lingkungan dapat dilanjutkan
4. KESIMPULAN Kajian awal rona lingkungan Daerah Interes-1 di Teluk Mangris, Tanah Merah di
Kabupaten Bangka Barat, dan Daerah Interes-2 di Tanjung Berani-Tanjung Krasak di
Kabupaten Bangka Selatan memberikan hasil bahwa daerah interes tersebut sesuai untuk
pengembangan PLTN dan tidak ada komponen lingkungan yang secara signifikan akan
mempengaruhi kelayakan tapak. Secara umum, kondisi lingkungan saat ini untuk dua
daerah interes masih menunjukkan lingkungan yang baik, Namun demikian, perlu menjadi
perhatian karena beberapa daerah terdapat penambangan tanpa memperhatikan dampak
lingkungan. Dampak lingkungan dapat dilanjutkan dengan menggunakan data yang
tersedia dan data hasil survei dari dua daerah interes dan interaksinya dengan pemilihan
teknologi PLTN.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala
Distamben Provinsi Babel, Bapak Kepala Dinas ESDM, Kabupaten Bangka Barat dan
Selatan, Kepala BPS Provinsi Babel, Kepala Bappeda Kabupaten Bangka Selatan, dan
beberapa staf Distamben Provinsi yang telah membantu dalam pengumpulan data sekunder
dan konfirmasi di lapangan. Semoga amal baiknya diterima di sisi Allah SWT. Amin.
DAFTAR PUSTAKA [1] ___________. Laporan Kegiatan Pra Survei Tapak PLTN di Babel. PPEN, BATAN Jakarta.
2010.
[2] ___________, Bangka Barat Dalam Angka 2010, BPS, Bangka. 2010.
[3]. IAEA. “Site Evaluation for Nuclear Installation”. Safety Standards Series IAEA No. NS-R-3,
International Atomic Energy Agency, Wagramer Strasse 5, P.O. Box 100, A-1400 Vienna,
Austria. 2003.
[4] ___________. Undang-Undang No.32 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup , KLH, Jakarta. 2009.
[5] AMINI. Analisis Spasial Sumberdaya Pesisir Kabupaten Bangka Barat untuk
Pengembangan Budidaya Perikanan, Tesis Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah,
Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor. 2009.
[6] I GDE SUKADANA, JONI ADAM, T. SAMAWIN, dan KUSNAEDI. Pemantauan
Kondisi Awal Topografi, Tataguna Lahan dan Lingkungan Lokasi Daerah Interes Tapak
PLTN di Pulau Bangka, PPEN, BATAN, Jakarta. 2010.
[7] ___________. Bangka Selatan Dalam Angka 2010, BPS, Bangka. 2010.
[8] ___________, Kecamatan Simpang Rimba Dalam Angka 2009, BPS, Bangka Selatan.
2009.
[9] FIRMAN AGUS H., Analisis Daerah Penangkapan Ikan Potensial di Perairan Selat
Bangka dan Sekitarnya, Tesis Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Sekolah Pasca Sarjana, IPB, Bogor. 2004.
[10] IAEA. Safety Series No. 50-SG-S9, tentang IAEA Safety Guides Site Survey For Nuclear
Power Plants-A Safety Guide IAEA, Vienna.1984.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 175
[11] BAMBANG WAHYUDI. Studi Tingkat Radioaktifitas Lingkungan dan Epidemiologi
Lingkungan pada Area Pertambangan Timah Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Prosiding Seminar Aspek Keselamatan Radiasi dan Lingkungan pada Industri
Non-Nuklir, Jakarta, 18 Maret, 2003.