22
ANALISIS JURNAL EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON VITAL SIGNS AND PERCEIVED QUALITY OF SLEEP IN THE INTERMEDIATE CARE UNIT: A PILOT STUDY Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Syarat Praktik Program Studi Profesi Ners Stase Emergency Nursing care DisusunOleh: Hanifa Nur Afifah : J 230.145.053 Pipin Oktaviani : J 230.145.056 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Sudah Revisi Jurnal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f

Citation preview

Page 1: Sudah Revisi Jurnal

ANALISIS JURNAL EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON VITAL SIGNS AND PERCEIVED QUALITY OF SLEEP IN THE

INTERMEDIATE CARE UNIT: A PILOT STUDY

Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Syarat Praktik

Program Studi Profesi Ners Stase Emergency Nursing care

DisusunOleh:

Hanifa Nur Afifah : J 230.145.053

Pipin Oktaviani : J 230.145.056

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: Sudah Revisi Jurnal

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yangditandai dengan aktivitas fisik yang

minimal,penurunan kesadaran, perubahan proses fisiologitubuh dan penurunan respon

terhadap rangsangandari luar. Tidur mempunyai manfaat besar bagi tubuh. Manfaat tidur

antara lain dapatmengembalikan kesimbangan dan aktivitas sarafpusat pada level normal.

Tidur juga bermanfaatuntuk sintesis protein yang memungkinkanterjadinya proses perbaikan.

Memperolehkualitas tidur terbaik penting untuk peningkatankesehatan dan pemulihan

individu yang sakit. Tidur merupakan gambaran secara subjektif yang menjelaskan tentang

kemampuan untuk mempertahan waktu tidur serta tidak adanya gangguan yang dialami

selama periode tidur (Cauter, 2007).

Tiduradalah fenomena alami, tidurmenjadi kebutuhan hidupmanusia. Tidur

merupakanbagian hidup manusia yangmemiliki porsi banyak, rata-ratahampir seperempat

hinggasepertiga waktu digunakanuntuk tidur. Tidur merupakanproses yang diperlukan oleh

manusia untuk pembentukansel-sel tubuh yang baru,perbaikan sel-sel tubuh yangrusak

(natural HealingMechanism), memberi waktuorgan tubuh untuk beristirahatmaupun untuk

menjagakeseimbangan metabolisme danbiokimiawi tubuh (Setiyo P,2007).Salah satu fungsi

tiduryang paling utama adalah untukmemungkinkan sistem syarafpulih setelah digunakan

selamasatu hari. Dalam The WorldBook Encyclopedia, dikatakantidur memulihkan energi

kepadatubuh, khususnya kepada otakdan sistem syaraf. Beberapapenelitian yang

menyebutkanbahwa orang Indonesia tidurrata-rata pukul 22.00 danbangun pukul 05.00

keesokanharinya. Tidur yang tidakadekuat dan kualitas tidur yangburuk dapat

mengakibatkangangguan keseimbanganfisiologis dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi

penurunanaktifitas sehari hari, rasa lelah,lemah, proses penyembuhanlambat daya tahan

tubuhmenurun dan ketidakstabilantanda tanda vital. Sedangkandampak psikologis

meliputidepresi cemas dan tidakkonsentrasi (Briones, 2006 citBukit, 2003).

Kebutuhan tidur diatur oleh suatu proses di otak yang mengatur irama sirkardian.

Irama sirkardian merupakan irama kehidupan sesuai dengan beredarnya waktu dalam sehari

yang meliputi perubahan gelap (malam) dan terang (siang). Pada otak terdapat pusat kontrol

irama sirkandian yang tepatnya di nucleus supra chiasmatic (NCS) di bagian depan

hipotalamus. Jika waktu terang maka NSC mengeluarkan hormon yang merangsang

peningkatan suhu badan sehingga orang menjadi terbangun. Jika saat gelap, NSC merangsang

Page 3: Sudah Revisi Jurnal

pengeluaran hormon melatonin yang menyebabkan orang menjadi mengantuk dan tidur.Tidur

dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu fase Rapid Eye Movement (REM = gerakan bola mata

cepat) dan fase Non Rapid Eye Movement (NREM). Fase awal tidur didahului fase NREM

kemudian diikuti fase REM. Pada tidur normal antara NREM dan REM terjadi secara

bergantian antara 4-7 siklus (Guyton, 2008) .

Menurut Perry & Potter(2005), Fisiologi tidur dimulaidari irama sirkadian

yangmerupakan irama yang dialam individu yang terjadi selama 24jam. Irama

sirkadianmempengaruhi pola fungsi mayor biologi dan fungsiperilaku. Naik

turunnyatemperatur tubuh, denyut nadi,tekanan darah, sekresi hormon,ketajaman sensori dan

suasanahati tergantung padapemeliharaan siklus sirkadian.Irama sirkadian meliputi

siklusharian bangun tidur yangdipengaruhi oleh sinar,temperatur dan faktor eksternalseperti

aktivitas sosial dan

pekerjaan rutin.

Banyak cara yang dapat digunakan untukmenanggulangi masalah tidur. Salah

satunyaadalah terapi relaksasi yang termasuk terapinonfarmakologi. Terapi relaksasi dapat

dilakukanuntuk jangka waktu yang terbatas dan biasanyatidak memiliki efek samping (Perry

& Potter, 2005). Aromaterapi merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi.Aromaterapi

merupakan proses penyembuhan yang telah ada sejak jaman dahulu yang dibuat dari ekstrak

tumbuhanaromaterapi murni yang bertujuan untukmeningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

tubuh,pikiran dan jiwa (Goel et all, 2005). Beberapa ekstrak oil yangumum digunakan dalam

aromaterapi karenasifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri,eukaliptus, geranium,

lavender, lemon, Peppermint, petigrain, rosemary dan pohon teh (National Academic Of

Science, 2009).

Berbagai penelitian sudah membuktikan manfaatganda dari minyak aroma. Penelitian

medis padatahun belakangan telah mengungkapkan kenyataan bahwa aroma yang terhirup

memiliki dampak signifikanterhadap perasaan. Aroma terapi tersebut berpengaruh

secaralangsung terhadap otak (National Academic Of Science, 2009). Penelitian

sebelumnyajuga menyatakan bahwa ada perubahan tingkatkecemasan setelah diberi

aromaterapi (Wahyuni, 2006).Menurut subandi (2003) bahwa masalah yang berhubungan

dengan stress diantaranya hipertensi, insomnia, sakit kepala, dapat dikurangi atau diobati

dengan relaksasi. Relaksasi dapat memperbaiki tekanan darah sistolik dan diatolik pada

penderita hipertensi. Didukung oleh pendapat dari jaelani (2009) bahwa metode aroma terapi

dapat menimbilkan perasaan tenang (rileks) padajasmani, rohani, menciptakan suasana

Page 4: Sudah Revisi Jurnal

damai, menjauhkan cemas, gelisah maka dapat digunakan cara relaksasi aromaterapi (NI

Made, Dian taviyanda (2013).

Menghirup lavender meningkatkan frekuensigelombang alfa dan keadaan ini

diasosiasikandengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavenderjuga berguna untuk

menenangkan rasa nyaman,keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangisakit kepala,

stres, frustasi, mengobati kepanikan,mereda histeria, serta mengobati insomnia (David,

2005). Menghirup aroma lavender yangmengandung linail asetat dan linaloo

akanmeningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah

yangmembantu kita untuk merasa rileks. Selain ituLavender dipercaya bisa

membantuterciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.Lavender juga membantu

penyembuhan depresi,gelisah, susah tidur dan sakit kepala (Wahyuni, 2006).

B. TUJUAN

1. Tujuan peneliti

Untuk mengetahui pengaruh efektivitas penggunaan aroma terapi lavender terhadap

perubahan tanda-tanda vital dan kualitas tidur di Intermediate Care Unit (HCU).

2. Tujuan analisis

Untuk memberikan informasi kepada perawat agar dapat mengimplementasikan danm

menerapkan penggunaan aroma terapi lavender untuk meningkatkan kualitas tidur dan

memperbaiki tanda-tanda vital pada pasien diHigh Care Unit (HCU) penyakit

dalamRumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

3. MANFAAT

Membantu pasien dalam meningkatkan kualitas tidur dan memperbaiki tanda-tanda

vitalnya.

4. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari 3 BAB yang sistematis disusun sesuai berikut:

1. BAB 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

sistematika penulisan.

2. BAB 2, Tinjauan Pustaka, terdiri dari analisis jurnal dan pembahasan.

3. BAB 3, Penutup, terdiri dari kekurangan dan kelebihan, implikasi dan kesimpulan

Page 5: Sudah Revisi Jurnal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANALISIS JURNAL (PICO)

Pembahasan dalam jurnal ini menggunakan Population, Intervention,

Comparation dan Outcome (PICO).

1. Population (P)

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah pasien di IMCU (InterMediate

Care Unit). Kriteria inklusi dalam peneltian ini adalah pasien yang berusia >21 tahun

dengan perawatan minimal 2 hari di IMCU. Sementara itu, kriteria ekslusi nya

adalah pasien yang tidak dapat menggunakan bahasa inggris, bingung, memiliki

masalah respirasi dan menggunakan ventilator, memakai O2 mask, memiliki alergi

terhadap aroma lavender, mendapatkan obat tidur pada malam hari. Jumlah pasien

yang diberikan intervensi adalah sebanyak 25 orang.

2. Intervention (I)

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan (terhitung pada tanggal 2 Agustus 2011

hingga 2 Desember 2011). Penelitian ini sebelumnya sudah meminta persetujuan dari

responden dan pihak rumah sakit terlebih dahulu. Responden dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang diambil secara

random (random sampling). Masing-masing kelompok terdiri dari 25 orang. Setiap

pasien pada kelompok intervensi diberikan perawatan sesuai kebutuhannya ditambah

dengan pemberian 100% pure aroma terapi lavender sebanyak 3ml di dalam sebuah

tabung kecil yang ditempatkan disebelah tempat pasien dengan jarak 1 meter mulai

jam 10.00 PM sampai jam 06.00 AM. TTV klien dicatat dengan menggunakan

elektronic record mulai jam 10.00 PM, 02.00 AM, 06.00 AM. Pada jam 06.00 AM

pasien diberikan kuosioner The Richard Campbell Sleep Questionnaire, kuosioner ini

mengkaji kedalaman tidur ,kecepatan pasien untuk mengantuk frekuensi

terbangun,kemampuan untuk kembali tidur dan kualitas pasien. Kuosioner di isi oleh

pasien dengan manandai garis sesuai kualitas tidurnya. Kemudian diukur dengan

Page 6: Sudah Revisi Jurnal

menggunakan penggaris milimeter, semakin tinggi score menandakan kualitas tidur

yang baik.

3. Comparation (C)

Pada pasien di HCU interna RSUD Dr.Moewardi Surakarta didapatkan data bahwa

sebagian besar pasien mengalami gangguan tidur dengan TTV yang stabil maupun

yang tidak stabil. Perawatan pada HCU Interna lebih menekankan pada penanganan

penyakitnya tanpa memperhatikan kualitas tidur pada pasien tersebut maka dari itu

intervensi dari penelitian ini sangat direkomendasikan pada pasien di HCU untuk

memperbaiki kualitas tidur dan memperbaiki TTV klien.

4. Outcome (O)

Hasil dari tabel diatas menunjukkan distribusi pasien yang diteliti berdasarkan

jenis kelamin, usia, diagnosis penyakit (cardio, pencernaan, metabolisme, autoimun,

infeksi, hematologi, dan perkemihan), penggunaan terapi O2, serta penanganan nyeri.

Usia paling dominan pada control groupadalah 54 tahun dan 50 tahun pada

intervention group. Jenis kelamin paling banyak adalah wanita, pada control

groupsebanyak 17 dan pada intervention groupsebanyak 16 orang. Penyakit paling

banyak pada control groupadalah gangguan pencernaan dan metabolisme dengan

jumlah masing-masing sebanyak 8 orang.

Sementara itu pada pada intervention grouppenyakit paling banyak adalah

gangguan pencernaan yaitu sebanyak 8 orang.Untuk penggunaan terapi oksigen nasal

Page 7: Sudah Revisi Jurnal

canulpada control groupsebanyak 5 orang dan padaintervention group sebanyak 7

orang. Sebagian responden dalam penelitian ini mendapatkan terapi farmakologis

analgetik, yaitu sebanyak 4 orang pada control groupdan 3 orang pada intervention

group.

Page 8: Sudah Revisi Jurnal

Pemberian aroma terapi lavender sebaiknya tidak diberikan pada ruangan hangat

Berdasarkan perbandingan dari 2 kelompok pada perubahan tekanan darah pada kelompok intervensi menurun sementara pada

kelompok kontrol meningkat. Pada jam 10 sampai jam 4 pada intervensi grub mengalami penurunan tekanan darah sementara kontrol grub

mengalami peningkatan tekanan darah secara signifikan (p= 0,03). Sementara untuk jam 4 sampai jam 6 pagi kedua grub mengalami penurunan

tekanan darah dan secara keseluruhan pada pasien intervensi grub mengalami penurnan tekanan darah. Namun perbedaan pada kedua grub tidak

signifikan (t = 0,12).

Page 9: Sudah Revisi Jurnal

Berdasarkan tabel rata-rata dari skor kedalaman tidur, kemampuan untuk tertidur,

kemampuan untuk kembali tidur setelah terbangun, dan kualitas tidur terbukti tinggi pada

intervension grub dibandingkan kelompok kontrol. Skor untuk frekuensi terbangun pada

kedua grub sama. Rata – rata secara keseluruhan dari skor quesioner tersebut tinggi pada grub

intervensi (48,25) dibanding dengan kontrol grub (40,10), tetapi perbedaan ini tidak

signifikan.

B. PEMBAHASAN

Tidur merupakan komponen penting dalam kesehatan dan berkaitan dengan fisik

dan psikis. Kualitas dan kuantitas tidur yang tidak adekuat pada pasien rawat inap adalah

hal yang paling sering ditemui khususnya diHCU dan ICU kemudian akan menjadi

masalah yag serius sehingga mengakibatkan penyembuhan penyakit menjadi lebih lama.

Gangguan tidur dapat menyebabkan gangguanpada kemampuan intelektual,

motivasi yangrendah, ketidakstabilan emosional, depresi bahkanresiko gangguan

penyalahgunaan zat, gangguan kardiovaskuler, meningkatkan tekanan darah dan heart

rate, meningkatkan nyeri. Sleep disorder pada pasien di HCU biasanya disebabkan oleh

medikasi,suara mesin yang berisik dan kurang nyamannya kondisi lingkungan tempat

tidur yang asing sehingga membuat pasien tidak nyaman. Pilihan untukmengatasinya

adalah dengan farmakologis dan non farmakologis. Beberapa golonganobat

yangmemiliki kemampuan untukmemodifikasiirama sirkardian meliputi kolinergik,

kortikosteroid,antidepresan, anti manik dan agen anastesi, sepertianastesi lokal dan

Page 10: Sudah Revisi Jurnal

hipnotis.Penggunaan obat-obatan tersebutmemiliki kerugian atau keterbatasan,

meliputiharga relatif mahal, efek samping dan toleransi terhadap obattidur berkembang

dengan cepat (Moeini, 2010). Trisiklikantidepresan dan benzodiazeine biasanyadiberikan

untuk mengatasi gangguan tidur, tetapimemiliki efekmenurunkan slow wavedan fase

REMpada tidur (Bourne, 2009). Penggunaan Flurazepam yangmerupakan obat golongan

hipnotik meningkatkaninsiden efek samping toksik dengan bertambahnyausia.

Obat antidepresan adalah obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan

di rumah sakit untuk mengatasi gangguan tidur dan depresi yang sebenarnya mempunyai

efek samping seperti meningkatkan denyut nadi dan tekanan darah apabila dikonsumsi

dalam jangka panjang.Sebenarnya ada banyak cara yang dapat digunakan

untukmenanggulangi masalah tidur. Metode terbaik yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas tidur pada pasien adalah non farmakologis yang hampir tidak

mempunyai efek samping yaitu dengan aromaterapi. Salah satunyaadalah terapi

relaksasi, terapi relaksasi dapat dilakukandalam waktu singkat sampai jangka panjang

dan biasanya tidak memiliki efek samping (Potter & Perry, 2005).

Aromaterapimerupakan salah satu bentuk terapi relaksasi.Aromaterapi

merupakan proses penyembuhanyang sudah ada sejak jaman dahulu, dengan

menggunakan ekstrak tumbuhanaromaterapi murni yang bertujuan untukmeningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan tubuh,pikiran dan jiwa (Goel, 2005). Beberapa ekstrak

alami yangumum digunakan dalam aromaterapi karenasifatnya yang serbaguna adalah

Langon kleri,eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint,petigrain, rosemary,

pohon teh. Berbagai penelitian sudah membuktikan banyak manfaataromaterapi tersebut.

Penelitian yang dilakukan padabeberapa tahun terakhir telahmembuktikan bahwaaroma

yang terhirupmemiliki dampak signifikanterhadap perasaan. Aromaterapi tersebut

berpengaruh secara langsung terhadap otak. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni

(2006) membuktikan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan tingkatkecemasan

pada pasien preoperasi BPH (benign prostate hyperplasia).

Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa

kandungan, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas beberapa kandungan seperti

minyak esensial (1-3%), alpha pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta myeene

(5,33%), limonene (1,06%), borneol (1,21%), genaryl acetat (2,14%), caryphyllene

(7,55%), linalyl acetat (26,32%), linalool (26,12%). Linalyl acetat dan linalool

merupakan kandungan terbesar dari bunga lavender. Kandungan utama dalam minyak

lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan otot-otot

Page 11: Sudah Revisi Jurnal

yang tegang. Ketika aroma bunga lavender dihirup , molekul-molekul minyak tersebut

akan menempel pada binding site yang terdapat pada cilia dari reseptorOlfactorius yang

akan dilsalurkan melalui impuls elektronika. Impuls yang masuk ke otak mengaktifkan

jaras ke nucleus sehingga menghasilkan serotonin. Zat neurokimia ini akan memberikan

efek euforik, relaksan, sedatif. Serotonin yang dihasilkan akan merangsang hypotalamus

anterior sebagai pusat parasimpatis. Aktivasi sistem saraf parasimpatis menimbulkan

efek inotropik dan kronotopik negatif pada jantung yang menyebabkan penurunan

kontraksi dan frekuensi denyut jantung. Perangsang area preoptik medial pada

hypotalamus juga akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah dan frekuensi

denyut jantung (Guyton, 2008). Selain itu pada reseptor Olfactoriuis, molekul-molekul

minyak lavender akan terbawa ke saluran pernapasan hingga ke alveoli di dalam paru-

paru kemudian menembus membran mukosa saluran pernapasan dn paru-paru untuk

masuk kedalam aluran darah, jika digunakan pada permukaan tubuh moleku-molekul

tersebut akan terabsorbsi melalui kulit, masuk ke sirkulasi limfatik, kemudian masuk

dalam aliran darah (Siiegentaler, 2010).

Menghirup lavender meningkatkan frekuensigelombang alfa dan keadaan ini

diasosiasikandengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavenderjuga berguna untuk

menenangkan rasa nyaman,keterbukaan, keyakinan, cinta kasih, mengurangisakit kepala,

stres, frustasi, mengobati kepanikan,mereda histeria, serta mengobati insomnia.

Penelitian yang dilakukan oleh Miguel A. Diego, Nancy Aron Jones, Tiffany Field et all

pada tahun 2005 yaitu dengan menggunakan data EEG pada saat sebelum, selama dan

setelah menggunakan aroma terapi lavenderhasilnya menunjukkan bahwa kelompok

yang mengalami peningkatan gelombang alpha pada daerah frontal secara signifikan

dengan adanya peningkatan rasa kantuk. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya

penurunan kecemasan, perbaikan mood dan meningkatkan relaksasi.Lavender juga

membantu penyembuhan depresi,gelisah, susah tidur dan sakit kepala (Wahyuni, 2006).

Menurut Widiastuti(2013) peran bagi perawatuntuk mengatasi kecemasan dan

nyeri menjadi sangat penting. Peran perawat terkait manejemen non farmakologi salah

satunya menggunakan aromatherapy yang hampir tidak memiliki efek samping.

Page 12: Sudah Revisi Jurnal

BAB III

PENUTUP

A. KEKURANGAN JURNAL

1. Dalam penelitian ini menggunakan The Richard Campbell Sleep Questionnaire

dimana kuosioner tersebut berdasarkan data dari pasien dan pengukuran masih

masih subjektif sehingga data tersebut masih bisa dimanipulasi oleh pasien sendiri.

Page 13: Sudah Revisi Jurnal

2. Dalam penelitian ini hanya diukur pada post test sedang pada pre test tidak

dilakukan, sehingga pengukuran kualitas tidur pasien sebelum dilakukan intervensi

tidak didapatkan.

3. Aroma terapi mungkin dapat menggangu pasien non responden yang memiliki alergi

terhadap aroma lavender dengan tempat tidur yang bersebelahan dengan responden.

4. Penelitian ini akan menjadi bias dikarenakan adanya pemberian pain medication

terhadap beberapa responden yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi

respon subjektif terhadap kualitas tidur.

B. KELEBIHAN JURNAL

1. Jurnal ini merupakan jurnal terbaru yang mana penelitiannya baru saja dilakukan

pada tahun 2014.

2. Mudah untuk diterapkan di RSUD Dr. Moewardi terutama pada ruang critical

illness.

3. Memungkinkan pasien untuk dilakukan pemeberian aromaterapi berkelanjutan

dirumah.

4. Dapat diterapkan pada orang dengan sleep disorder tidak hanya di rumah sakit tetapi

di rumah sehingga mengurangi penggunaan obat tidur yang mempunyai efek

samping.

C. IMPLIKASI

1. Perawat

Setelah menganalisis jurnal ini ternyata aromaterapi lavender efektif untuk

mengatasi gangguan tidur dan memperbaiki tekanan darah. Penelitian tersebut

efektif, efisien dan tidak memiliki efek samping seperti terapi farmakologi

sehingga aplikatif untuk diterapkan di bangsal HCU dan ICU RSUD Dr.

Moewardi Surakarta

2. Pasien

Pada seluruh pasien yang memiliki gangguan tidur dan ketidaknormalan tekanan

darah tentunya akan mendapatkan kenyamanan yang lebih dan dapat

meningkatkan kualitas tidur sehingga TTV pasien menjadi normal.

D. KESIMPULAN

Page 14: Sudah Revisi Jurnal

Aroma terapi lavender merupakan terapi alternatif yang berguna untuk

meningkatkan kualitas tidur yang mengalami gangguan tidur di rumah sakit dan sangat

berguna untuk diterapkan pada pasien kritis. Penelitian ini membuktikan bahwa dapat

memperbaiki tekanan darah setelah 6 jam diberikan terapi dan meningkatkan kepuasan

selama tidur. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengkaji efek samping

pemakaian aromaterapi lavender dalam jangka panjang.

Page 15: Sudah Revisi Jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Bourne RS. Sleep disruption in critically ill patients-pharmacological considerations. (2009).

Anaesthesia Journal.; 59 (4) : 374-384.

Cauter, V.E, holmback, u., Knutson, K., Leproult, R., Nedeltcheva, a., Pannain S., et al.

(2007). Impact of sleep and sleep loss on neuroendocrine and metbolic function.

hormon Research. 67 Suppl. 1) : 2-9

Goel , Namni, Kim, Hyungsoo and Lao, Raymund P. An olfactory stimulus modifies

nighttime sleep in young men and women. (2005). Chronobiology International. 22(5):

889 - 904.

Guyton, A.C dan Hall, J.E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 1. Jakarta: EGC.

Kozier , Barbara. Fundamental of nursingconcept, process, and practice 7 edition. (2004).

New Jersey : Pearson Education Inc

Mackinnon . (2004). Aromatherapy a Practical Approach. United Kingdom : Scotprint

Miguel A. Diego, Nancy Aron Jones, Tiffany Field et all. (2005). Aromateraphy Positively

Affects Mood, EEG Pattern of Alertness and Math Computations International Journal

of Neuroscience 2005: vol 96: 217-224.

Moeini et al, Effect of aromatherapy on the quality of sleep in ischemic heart disease patients

hospitalized in intensive care units of heart hospitals of the Isfahan University of

Medical Science. (2010).Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research; 234-

239.

National Academy of Sciences. Report of a study: sleeping pills, insomnia and medical

practice. (2009).Washington D.C: Institute of Medicine.

Perry dan Potter. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. (2005).

Edisi 4. Jakarta : EGC.

Siegenthaler D. (2010). Lavender Essential Oil

Information.http://www.essentialoil.co.za/essential-oils/lavender.