Upload
jonnyoo
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
1/17
I r i g a s i 12 -
BAB II
SUSUNAN DAERAH IRIGASI
Susunan suatu daerah irigasi sangat tergantung dari tujuan, sumber air, cara pengambilan
air, cara membawa air, cara pemberian air dan cara membagi-bagikan airnya. Namunsecara umum adalah sama dan yang berbeda adalah bentuk-bentuk atau jenis bangunannya.
Secara umum susunan suatu daerah irigasi, yang sering juga disebut jaringan irigasi terdiridari dua bagian utama, yaitu ;
1. Petak irigasi.
2. Bangunan irigasi.
2.1 Petak Irigasi.
Seluruh daerah pertanian yang akan/direncanakan akan diairi disebut petak irigasi.
Selanjutnya petak ini diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, masing-masing terdiridari dua tingkatan, yaitu :
a. Jaringan Utama ( Main System ), terdiri dari : a.1 - Petak Primer.
a.2 - Petak Sekunder.
b. Jaringan Tersier ( Sub-Sysytem ), terdiri dari : b.1 - Petak Tersier.b.2 - Petak Kuarter
2.1.1 Petak Primer.
Kumpulan dari seluruh petak sekunder yang menerima air dari satu pengambilan utama
(intake) pada bangunan utama, disebut Petak Primer. dengan demikian suatu petak primerhanya dilayani oleh satu saluran, yang disebut Saluran Indukatau Salauran Primer, yang
mengambil air langsung dari sumbernya. Suatu daerah irigasi, khususnya yangmenggunakan sungai sebagai sumber air, dapat mempunyai satu atau dua petak primer
(dikiri-kanan sungai).
2.1.2 Petak Sekunder.
Petak sekunder adalah kumpulan dari beberapa petak tersier yang menerima air dari suatu
bangunan bagi disepanjang jaringan irigasi utama. Petak sekunder harus mempunyai batas-batas topografi yang jelas seperti saluran pembuang utama, jalan raya, sungai dsb. Luasnya
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
2/17
I r i g a s i 22 -
bisa berbeda-beda tergantung dari situasi daerah setempat. Trase saluran sekunder sedapatmungkin ditempatkan diatas punggung bukit, sehingga dapat mengairi daerah dikiri-
kanannya.
2.1.3 Petak Tersier dan Kuarter.
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier, yaitu pembagian
seluruh daerah irigasi menjadi satuan-satuan areal yang kecil. Petak ini menerima air irigasiyang dialirkan dan diukur melalui bangunan sadap tersier yang terletak disepanjang saluran
pembawa. Dipetak tersier ini pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaannya menjaditanggungjawab para petani pemakai air dibawah bimbingan pemerintah. Oleh karena itu
ukuran petak ini tidak boleh terlalu besar, agar pembagian airnya efisien. Biasanya untukdaerah pertanian yang ditanami padi luas petak ideal adalah antara 50 - 100 ha.
Dalam menentukan ukuran petak tersier perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas, seperti jalan, batas desa, kalidsb.
b. Setiap petak sedapat mungkin ditempatkan langsung dibelakang pintu sadap, sehingga
petak tersier langsung menerima air tanpa terjadi saluran tersier yang melewati petaklain.
c. Setiap petak tersier harus dapat menerima air hanya dari satu bangunan sadap, dan
direncanakan sedemikian, hingga mudah diairi dan mudah dibuang.
d. Apabila keadaan topografi memungkinkan, bentuk petak diusahakan mendekati bujursangkar untuk mempermudah dan memungkinkan pembagian air secara efisien. Sedapat
mungkin seluruh petak dapat terlihat bebas dan panjang saluran tersier tidak lebih dari1500 m.
e. Tanah didalam petak tersier, diusahakan merupakan milik satu atau sesedikit mungkin
desa.
Selanjutnya satu petak tersier dibagi-bagi lagi menjadi beberapa petak kwarter dengan luasantara 8 - 15 ha. Petak-petak inilah yang menerima air irigasi langsung dari saluran yang
telah dibagi melalui box-box tersier/kwarter. Saluran ini disebut Saluran Kwarter.
2.2 Bangunan Irigasi.
Sesuai dengan tujuannya, untuk mendatangkan, membawa, membagi dan membuang
kelebihan air irigasi, diperlukan prasarana dan sarana yang berbentuk bangunan-bangunanirigasi yang disebut Jaringan Irigasi. Adapun bangunan irigasi terdiri dari ;
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
3/17
I r i g a s i 32 -
Bangunan Utama.
Saluran.
Bangunan Bagi dan Sadap.
Pintu Ukur dan Pengatur.
Bangunan Pembawa. Bangunan Pelindung Saluran.
Bangunan Pelengkap
2.2.1 Bangunan Utama.
Bangunan utama adalah bangunan yang dibuat sebagai tempat mengambil/menyadap airuntuk dialirkan keseluruh jaringan irigasi. Bangunan utama dapat berbentuk ;
a. Bendung atau Bendung Gerak.
Bendung (weir) adalah bangunan yang dibuat didalam sungai dengan tujuan untuk
menaikkan muka air sungai sampai ketinggian yang diperlukan, supaya air dapat mengalirsecara gravitasi keseluruh daerah irigasi.
Gambar 2.1 - Bendung Paturaman
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
4/17
I r i g a s i 42 -
b. Bendungan atau Waduk.
Bendungan atau waduk adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan
air pada saat air berlebihan dan dikeluarkan pada saat diperlukan. Bendungan yangberukuran besar sering mempunyai banyak fungsi, seperti untuk irigasi, pembangkit tenaga
listrik, pengendali banjir, perikanan, pariwisata dsb.
Gambar 2.2 - Bendung Gerak Manganti
Gambar 2.3 - Bendungan Batu Bulan - NTB
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
5/17
I r i g a s i 52 -
c. Pengambilan Bebas.
Adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai untuk menyadap air tanpa menaikkan mukaairnya. Untuk ini diperlukan suatu tempat yang muka airnya lebih tinggi dari daerah yang
akan diari.
d. Stasiun Pompa.
Pengambilan air dengan pompa perlu dipertimbangkan apabila pengambilan secara
gravitasi tidak ekonomis atau tidak memungkinkan. Pada mulanya sistem pompa inimungkin memerlukan modal yang kecil, tapi biaya eksploitasinya besar dan terus menerus.
2.2.2 Saluran.
Sesuai dengan fungsinya, saluran yang terdapat diseluruh daerah irigasi, sebagai saranautama sistem irigasi, dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Saluran Irigasi dan Saluran
Pembuang. Saluran irigasi berfungsi sebagai pembawa air dari sumbernya keseluruhdaerah irigasi, sedangkan saluran pembuang berfungsi untuk membuang kelebihan air yang
tidak diperlukan lagi keluar daerah irigasi.
a. Saluran irigasi.
Untuk membawa air dari sumbernya ke daerah yang membutuhkan, biasanya digunakan
sistem saluran terbuka, yang dibuat dari tanah atau dengan pasangan batu. Selanjutnyauntuk memudahkan eksploitasi dan pengontrolan air, saluran irigasi tersebut dibagi menjadi
dua golongan utama. Pertama Jaringan Irigasi Utama (Main System), yang terbagi lagimenjadi Saluran Primer/Induk dan Saluran Sekunder, dan kedua Jaringan Irigasi Tersier
(Sub System)yang dibagi lagi menjadi Saluran Tersier dan Saluran Kwarter.
a.1 Saluran Primer/Induk, adalah saluran yang membawa air dari sumbernya sampai kebangunan bagi terakhir, atau sampai dengan pangkal saluran sekunder paling ujung,
lihat Gambar 2.1.
a.2 Saluran Sekunder, adalah saluran yang membawa air dari bangunan bagi pada saluran
induk, sam-pai ke bangunan sadap terakhir, atau pangkal saluran tersier paling ujung.
a.3 Saluran Tersier, adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di
jaringan utama, kedalam petak tersier sampai dengan boks kwarter terakhir.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
6/17
I r i g a s i 62 -
a.4 Saluran Kuarter, adalah saluran yang membawa air dari boks tersier atau kwarterlangsung ke petak-petak sawah dan merupakan tempat petani/sawah menyadap air
secara langsung.
Gambar 2.4 - Saluran Primer dan Sekunder.
b. Saluran Pembuang.
Seperti halnya saluran irigasi, maka saluran pembuang juga digolongkan menjadiJaringan
Pembuang TersierdanJaringan Pembuang Utama. Jaringan pembuang tersier terdiri darisaluran pembuang kwarter dan tersier, sedangkan jaringan pembuang utama terdiri dari
saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang primer.
Gambar 2.5 Saluran Induk (kiri) dan Saluran Sekunder
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
7/17
I r i g a s i 72 -
b.1 Saluran pembuang kwarter, terletak didalam suatu petak tersier, yang berfungsimenampung air langsung dari sawah, untuk dibuang ke saluran pembuang tersier.
b.2. Saluran pembuang tersier terletak diantara petak-petak tersier, yang berfungsi
menampung air dari saluran pembuang kwarter maupun dari sawah-sawah danselanjutnya dibuang ke jaringan pembuang utama.
b.3 Saluran pembuang sekunder, menampung air dari jaringan pembuang tersier dan
membuang air tersebut ke saluran pembuang primer atau langsung ke jaringanpembuang alam dan keluar daerah irigasi.
b.4 Saluran pembuang primer, menampung air dari saluran-saluran pembuang sekunder
dan membuangnya keluar daerah irigasi.
2.2.3 Bangunan Bagi dan Sadap.
Untuk membagi-bagi air dari saluran primer maupun dari saluran sekunder ke saluran yanglebih kecil atau cabang-cabangnya, air diatur melaui suatu bangunan yang disebut
Bangunan BagidanBangunan Sadap.
a. Bangunan bagi, adalah bangunan yang berfungsi membagi air dari saluran primerkesaluran sekunder atau dari saluran sekunder ke saluran sekunder lainnya pada suatu
titik pencabangan.
Gambar 2.6 Bangunan Bagi
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
8/17
I r i g a s i 82 -
b. Bangunan sadap, adalah bangunan yang berfungsi membagi air dari saluran sekunderatau primer ke saluran tersier penerima
c. Bangunan bagi dan sadap adalah gabungan dari bangunan bagi dan bangunan sadap.
d. Boks bagi adalah bangunan, yang biasanya berbentuk boks, yang terletak disaluran
tersier yang berfungsi membagi air dari saluran tersier kesaluran kwarter atau saluransub tersier.
2.2.4 Pintu Ukur dan Pengatur.
Untuk dapat mengontrol pembagian air dengan baik sesuai dengan jatah setiap salurancabang, diperlukan suatu alat pengukur debit. Biasanya alat pengukur ini terdiri dari dua
bagian yaitu pintu ukur da pintu pengatur muka air, bila diperlukan.a. Pintu Ukur.
Ada bermacam-macam bentuk maupun jenis alat ukur debit yang dapat digunakan antara
lain;
Alat ukur Ambang Lebar.
Alat ukur Parshal.
Alat ukur Romijn.
Alat ukur Cipoletti.
Alat ukur Crump-de Gruyter
Alat ukur Pipa Sederhana.
Alat ukur Tekanan Tetap ( Constant Head Orifice ). dll.
Untuk memudahkan eksploitasi dan pemeliharaan, alat-alat ukur yang dipakai di suatujaringan irigasi, sebaiknya digunakan satu atau sesedikit mungkin jenis pintu ukur.
b. Pintu Pengatur Muka Air.
Pintu ini tujuannya adalah untuk mengatur/mengontrol tinggi muka air dihulu pintu ukur,supaya tekanan aliran selalu sesuai dengan keperluan pengukuran debit. Pintu pengatur ini
terutama diperlukan, apabila tinggi muka air disaluran sering tidak tetap atau dipengaruhi, olehbangunan terjun/got miring yang sering dibuat dihilir bangunan bagi. Untuk keperluan ini
dapat digunakan pintu sorong atau skot balok.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
9/17
I r i g a s i 92 -
2.2.5 Bangunan Pembawa.
Bangunan pembawa adalah bangunan yang dibuat disepanjang saluran apabila melewatisuatu rintangan, seperti jalan raya, jalan kereta api, saluran lain, sungai, jurang, kemiringan
topografi yang curam dsb. Secara hidrolis bangunan-bangunan pembawa ini dapatdigolongkan menjadi dua kelompok. Pertama Bangunan Pembawa dengan Aliran Sub-
Kritis dan kedua Bangunan Pembawa denganAliran Super-Kritis.
a. Bangunan Sub-Kritis.
Jenis bangunan ini diperlukan apabila saluran melewati suatu rintangan, tapi muka airnya
tidak boleh diturunkan secara besar-besaran. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut ;
a.1 Gorong - Gorong.
Gorong-gorong dipakai apabila saluran melewati di bawah bangunan lain, seperti jalanraya/kereta api, saluran lain dsb, dengan beda tinggi yang cukup besar. Juga digunakan
apabila saluran pembuang melewati di bawah saluran irigasi, dengan beda tinggi yangcukup besar.
a.2 Talang.
Talang dipakai apabila saluran irigasi melewati di atas rintangan atau bangunan lain, sepertijalan raya/kereta api, sungai, jurang, saluran lain dsb, dengan beda tianggi yang cukup
besar.
a.3 Sipon.
Sipon adalah bangunan silang yang mengalirkan air dibawah bangunan lain dengan sifataliran dibawah tekanan. Sipon dibuat apabila saluran melewati bangunan lain atau
rintangan dimana selisih elevasinya kecil, atau tidak memungkinkan membuat gorong-gorong atau talang.
a.4 Talang Sipon.
Adalah gabungan dari talang dan sipon. Biasanya dibuat pada kondisi-kondisi bila saluranmelintasi jurang dan sejenisnya yang cukup dalam, sehingga bila dibuat talang terlalutinggi, dan sipon terlalu dalam.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
10/17
I r i g a s i 102 -
a. 5 Flum.
Yaitu suatu potongan saluran yang dibuat dari pasangan batu atau beton berbentuk segiempat atau bulat. Bangunan ini dibuat untuk mengatasi situasi-situasi medan tertentu,
seperti tanah dasar yang terlalu lunak/jelek, rawa dsb. dimana sukar atau tidakmemungkinkan membuat saluran tanah biasa.
a. 6 Terowongan.
Dibuat apabila suatu trase saluran melewati bukit yang cukup tinggi, sehingga apabila
dibuat saluran biasa harus dibuat galian yang terlalu tinggi. Maka saluran ditembuskandibawah bukit tersebut.
b. Bangunan Super-Kritis.
Jenis bangunan ini diperlukan pada tempat-tempat dimana kemiringan medannya jauh lebihbesar dari kemiringan dasar saluran maksimum yang diperkenankan, dan daerah irigasinya
terletak lebih rendah. Biasanya bangunan ini berbentuk bangunan terjun atau got miring.b.1 Bangunan Terjun.
Dipakai untuk menurunkan muka air secara mendadak, dan dipergunakan apabila saluran
melalui medan yang curam, tidak terlalu panjang dan tidak terlalu tinggi. Penurunan energiatau muka air dipusatkan pada satu tempat.
b.2 Got Miring.
Dipakai apabila trase saluran melewati suatu medan dengan kemiringan dan beda tinggiyang cukup besar dan panjang.
2.2.6 Bangunan Pelindung Saluran.
Bangunan lindung diperlukan untuk melindungi saluran terhadap gangguan, baik daridalam maupun dari luar, misalnya akibat limpasan buangan yang berlebihan atau karena
debit saluran yang tiba-tiba membesar akibat kesalahan eksploitasi atau masuknya air dariluar saluran. Macam-macam bangunan pelindung adalah sebagai berikut ;
a. Bangunan Silang.
Pada tempat-tempat tertentu disepanjang saluran irigasi, dibuatkan bangunan silang seperti
gorong-gorong, sipon atau talang. Bangunan ini berfungsi sebagai pelindung luar. Dibuatsupaya air buangan tidak masuk kedalam saluran.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
11/17
I r i g a s i 112 -
b. Pelimpah ( Spillway ).
Pelimpah adalah suatu bangunan yang berfungsi melindungi saluran apabila muka airdisaluran naik melebihi elevasi yang telah ditentukan. Dengan adanya pelimpah ini maka
kelebihan debit yang menyebabkan naiknya muka air di saluran akan melimpah keluar.Bisa dibuat disamping atau ditengah saluran.
c. Bangunan Penguras.
Bangunan penguras dibuat pada tempat-tempat tertentu, dengan tujuan untukmengosongkan seluruh ruas saluran apabila diperlukan, misalnya untuk keperluan
perbaikan/pemeliharaan.
d. Saluran Pembuang Samping.
Dibuat paralel disebelah atas saluran irigasi, untuk menampung air hujan atau air buangan
dari bagian atas dan selanjutnya dialirkan kebangunan-bangunan silang.
2.2.7 Bangunan Pelengkap.
Bangunan pelengkap adalah bangunan-bangunan yang dibuat sebagai sarana dan prasarana
operasional, pemeliharaan, pengamanan dan eksploitasi. Yang termasuk bangunanpelengkap antara lain ;
a. Jalan inspeksi. Untuk memudahkan transportasi ke seluruh daerah irigasi.
b. Jembatan. Terdiri dari jembatan umum, jembatan inspeksi, jembatan orang/hewan,
jembatan pelayanan pintu dsb.
c. Bangunan pelayan dan pelindung, untuk memudahkan petugas pengoperasian pintu-pintu dan melindungi peralatan-peralatan pintu.
d. Rumah Jaga, dibuat didekat bangunan-bangunan yang penting, seperti di bangunan
utama, bangunan-bangunan bagi yang besar.
e. Tangga Cuci dan Tangga Hewan, terutama dibuat disekitar perkampungan penduduk,untuk mencegah rusaknya tanggul saluran akibat penggunaan air saluran oleh penduduk
stempat.
f. Patok-patok km, hm dsb. sebagai pedoman jarak.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
12/17
I r i g a s i 122 -
2.3 Standar Tata Nama.
Standar tata nama (nomenklatur) adalah cara atau ketentuan dalam memberi nama-namadari seluruh bagian jaringan irigasi, dengan tujuan untuk mempermudah pengoperasian,
eksploitasi dan pemeliharaan daerah irigasi. Nama-nama yang diberikan pada setiap bagiandari jaringan irigasi haruslah jelas dan logis, pendek dan tidak menimbulkan tapsiran ganda.
Nama-nama harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dibuat bangunan baru, tidakperlu mengubah nama-nama yang sudah ada.
2.3.1 Daerah Irigasi.
Daerah irigasi diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat, atau desa penting didaerah itu yang terletak di dekat bangunan utama. Apabila ada dua pengambilan, maka
sebaiknya daerah irigasi tersebut diberi nama sesuai dengan desa-desa terkenal di daerah
layanan setempat. Untuk bangunan utama berlaku aturan seperti untuk daerah irigasi.
Petak Primer, diberi nama sesuai dengan nama bangunan utama.
Petak sekunder diberi nama sesuai dengan nama saluran sekundernya.
Petak tersier diberi nama sesuai dengan nama saluran sekunder atau saluran induk yangdisadap oleh saluran tersiernya, dan diberi kode kanan atau kiri, serta ditulis lengkap
dengan luas dan besar debit kebutuhan airnya. Sistem tata nama petak tersier ini lebihrinci diberikan pada Bab V.
2.3.2 Jaringan Irigasi.
a. Saluran.
Saluran primer diberi nama sesuai dengan nama bangunan utama/daerah irigasinya ataunama daerah yang dilayaninya. Bila lebih dari satu ruas, diberi nomor urut 1, 2, 3, .....
dst. dimulai dari pangkal saluran.
Contoh, Saluran Induk Ciwaruga, disingkat RC1, RC2, RC3, dst.
Saluran sekunder diberi nama sesuai dengan nama desa yang terletak atau terdekatdengan petak sekunder yang dilayani. Bila lebih dari satu ruas, juga diberi nomor urut1,2,3, ......dst.
Contoh, Saluran Sekunder Sariwangi, disingkat RS1, RS2, RS3, dst.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
13/17
I r i g a s i 132 -
b. Bangunan-Bangunan.
Bangunan Utama, diberi nama sesuai dengan nama sungai yang menjadi sumber air ataunama desa dimana bangunan tersebut berada.
Bangunan bagi diberi nama sesuai dengan nama saluran primer atau sekunder dihulunya,contoh : BC1, BC2, BS1, dst. BC1 adalah bangunan bagi yang terletak diujung saluraninduk Ciwaruga ruas 1, BC2 adalah bangunan bagi yang terletak diujung saluran induk
Ciwaruga ruas 2 dst.
Bangunan-bangunan pembawa, selain dari bangunan bagi yang terdapat disepanjangsuatu ruas saluran, diberi nama sesuai dengan nama bangunan bagi diujungnya, dandiberi kode hurup kecil mulai dari pangkal ruas saluran tersebut, Contoh, BC1a, BC1b,
BS1b dst. BC1a dan BC1b adalah bangunan
embawa yang terletak di sepanjang Saluran Induk Ciwaruga ruas 1.
2.3.3 Jaringan Pembuang.
Pada umumnya pembuang primer berupa sungai-sungai alamiah, sehingga namanya sesuaidengan nama asli sungai tersebut. Apabila ada saluran pembuang primer baru yang akan
dibuat, maka saluran tersebut harus diberi nama tersendiri dan jika dibagi menjadi ruas-ruas, maka masing-masing ruas diberi nama mulai dari ujung hilir. Pembuang sekunder
pada umumnya berupa anak sungai atau sungai yang lebih kecil, yang biasanya sudahmempunyai nama yang tetap bisa dipakai seperti halnya pada saluran pembuang primer.
2.4 Skema Irigasi.
Skema Daerah Irigasi adalah gambar susunan jaringan irigasi yang dibuat secara sistematistanpa skala, sehingga dapat dengan mudah memperlihatkan susunan dan urutan seluruh
bangunan yang terdapat dalam suatu jaringan irigasi. Untuk daerah irigasi yang kecilmungkin dapat dibuatkan dalam satu skema, sedangkan untuk daerah irigasi yang besar
dapat dibuat dalam dua skema, yaitu Skema Jaringan Irigasidan Skema Bangunan Irigasiyang dibuat secara terpisah, lihat Gambar 2.2 dan 2.3.
2.5 Definisi Daerah-Daerah Irigasi.
a. Daerah studi, adalah Daerah Proyek ditambah dengan seluruh daerah aliran sungai(DAS), dan tempat-tempat pengambilan air ditambah daerah-daerah lain yang ada
hubungannya dengan studi.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
14/17
I r i g a s i 142 -
b. Daerah Proyek, adalah daerah dimana pelaksanaan pekerjaan dipertimbangkan dan/ataudiusulkan dan daerah tersebut akan mengambil manfaat langsung dari proyek tersebut.
c. Daerah Irigasi Total/Bruto, adalah daerah proyek dikurangi dengan perkampungan dan
tanah-tanah yang dipakai untuk mendirikan bangunan, daerah yang tidak diairi, jalanutama, rawa-rawa dan daerah-daerah yang tidak akan dikembangkan untuk irigasi
dibawah proyek yang bersangkutan.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
15/17
I r i g a s i 152 -
Gambar 2.2 - Skema Jaringan Irigasi.
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
16/17
I r i g a s i 162 -
Gambar 2.3 - Skema Bangunan Irigasi
7/26/2019 Susunan Daerah Irigasi
17/17
I r i g a s i 172 -
d. Daerah Irigasi Netto/Bersih, adalah tanah yang ditanami ( padi ) dan ini adalah daerahtotal yang bisa diairi dikurangi dengan saluran-saluran irigasi dan pembuang ( primer,
sekunder, tersier dan kwarter ), jalan inspeksi, jalan setapak dan tanggul sawah. Daerahini dijadikan dasar perhitungan kebutuhan air, panenan dan manfaat/ keuntungan yang
dapat diperoleh dari proyek yang bersangkutan. Sebagai angka standar, luas nettodaerah yang dapat diairi, diambil 0,9 kali luas total daerah-daerah yang dapat diairi.
e. Daerah Potensial, adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk
dikembangkan. Luas daerah ini sama dengan Daerah Irigasi Netto, tetapi biasanya belumsepenuhnya dikembangkan akibat terdapatnya hambatan-hambatan nonteknis.
f. Daerah Fungsional, adalah bagian dari Daerah Potensial yang telah memiliki jaringan
irigasi yang telah dikembangkan. Daerah fungsional luasnya sama dengan atau lebihkecil dari Daerah Potensial.
Gambar 2.4 - Definisi Daerah-Daerah Irigasi