Upload
tranmien
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINYA DENGAN
!VIOTIV ASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH
NASY' ATUL KHAffi CllVIANGGIS DEPOK
Oleh:
RUSJVIIY A TI
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH IAIN SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1421 HI 2001 M
t/83 Pf/I i
KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINYA DENGAN
MOTIVASI BELAJAR SISW A DI .MADRASAH ALIYAH
NASY' ATUL KHAIR Cll\!IANGGIS DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah untuk
Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Pembimbing I,
Gelar Sarjana Tarbiyah
Oleh
RUSJ\'IIYATI NIM: 1961112226
Di Bawah Bimbingan
Pem imb·
Drs. H. Abd.Rahman Ghazaly, l\'1.Ag. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag. NIP. 150 063 509 NIP. 150 007 315
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH IAIN "SYARIF HIDAYATULLAH"
JAKARTA 1421 HI 2000 l\'1
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang bei:iudul KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINY A
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH
NASY' ATUL KHAIR CIMANGGIS DEPOK telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29
Januari 2001, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Program Strata 1 (S 1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 29 Januari 2001
Sidang Munaqasah
Anggota
Pembantu Dekan f/ Sekretaris Merangkap Anggota
l fod:oh Sm ,;, MS; NIP.150.215.283
Penguji II
Ors. A Syafi'i NIP. 150.268.584
skripsi ini; terutama kepada Bapak Drs. H. Abd. Rahman Ghazaly, M.Ag., sebagai
Pembimbing I, dan Thu Dra.Hj. Eri Rossatria, M.Ag., sebagai Pembimbing II, yang
telah mengarahkan dan memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada penulis.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan pula
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Rifat Syauqi Nawawi MA., selaku dekan Fakultas
Tarbiyah dan Thu Dra. Hj. Fadhilah Suralaga M.Si., pembantu dekan I
Fakultas Tarbiyah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Abd.Rahman Ghazaly M.Ag., ketua iurusan Pendidikan
Agama Islam dan Bapak Drs. Ahmad Syafi'i, sekretaris jurusan.
3. Bapak Drs. E. Kusnadi selaku dosen penasehat Akademik, yang telah
memberikan bantuannya selama masa perkuliahan.
4. Para Bapak/lbu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
5. Kepala sekolah MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok, Bapak H.M Ghazali
Le., atas bantuan dan kesediaannya memberikan data dalam penelitian ini.
Para pegawai administratif dan edukatif MA N asy' atul Khair yang tel ah
bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di sekolah.
6. Pegawai perpustakaan IAIN, perpustakaan DKI Jakarta dan Iman Jama', yang
telah membantu melengkapi literatur yang diperlukan dalam penyelesaian
skripsi ini.
v
7. Ayahanda Ranim dan Ibunda Nanih, atas kesabaran dan keikhlasan memberi
do' a, biaya, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
pendidikan di IAIN Jakarta.
8. Kak Agus, Kak Iyus, Adik Heni dan Arif, atas bantuan dan dorongan yang
telah diberikan. Dan keluarga Ibu Kika atas Do' a dan bantuannya.
9. Teman-teman di kelas A jurusan Pendidikan agama Islam angkatan 1996,
terutama Ithah, Ijah, Nita, Nunna dan EQ, teman-teman seperjalanan dan
seperjuangan (Uci, Nia, Tuti, Edah, Yeyeh, Moyie dan Ana) atas motivasi
yang diberikan dan semoga persahabatan yang kita jalani akan berarti.
10. Para staf pengelola jasa rental komputer "Compstar 77" atas bantuan dan ilmu
yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini. Serta pihak lain yang telah
membantu penulis, baik langsung maupun tidak hingga terselesaikannya
skripsi ini.
Akhimya dengan segala keterbatasan penulis hanya dapat mengembalikan
segalanya kepada Allah SWT. untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini
bennanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.
Jakarta, Desember 2000
Penulis
V1
DAFTARISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ IV
DAFTARISI ..................................................................................................... Vl1
DAFT AR TABEL ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 7
C. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan .................................. 7
D. Sistematika Penulisan . . .. . . . . . .. . . . . . .. . .. . . . . . . . . . .. . . .. . ... . .. . ... .. . . . . . .. .. . . . . . . .. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepribadian Guru
1. Pengertian Kepribadian Guru . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . 10
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Guru ............ 13
3. Sikap dan Perilaku Guru yang Ideal........................................ 18
4. Upaya Meningkatkan Kepribadian Guru ................................ 21
B. Motivasi Belajar
P . M .. 1. engerttan ot1vas1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
2. Macam-macam Motivasi Belajar . . . . . . .. . . . . ... . . . . ... . . . ... . . . .. . . . . . . . . . . 25
3. Fungsi Motivasi Dalam Proses Belajar Mengajar ................... 28
4. Upaya Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar .... ....... 29
C. Hubungan Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa . . . . . . 31
D. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 32
Vll
BAB ill METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. ....... ... ... ... ... ... ...... ... ... ............ .. ... 33
B. Wak-tu dan Tempat Penelitian ....................................................... 34
C. Populasi dan Sampel .... ... ....... ... . .. ....... ... ... ... ... .. ... .. . .... ... ... ...... ..... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
E. Pengolahan dan Analisis Data ........... ... .... .. ......... ...... ... ............ ..... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok ......... 38
B. Deskripsi Data.............................................................................. 39
C. Analisis dan Interpretasi Data....................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . . . . .. . ... .. . . . . 63
B. Saran-saran................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Vlll
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sifat dan Prilaku Guru yang ideal (yang disukai) siswa ........................... 40
Tabel 2 Sifat dan Prilaku Guru yang tidak disukai siswa ..................................... 42
Tabel 3 Penampilan Guru dalam Mengajar.. ...................................................... 43
Tabel 4 Profesi sebagai Guru............................................................................ 45
Tabel 5 Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Minat Belajar Siswa ................... 46
Tabel 6 Motivasi Intrinsik pada siswa ................................................................ 47
Tabel 7 Upaya-upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar................... 49
Tabel 8 Motivasi belajar yang diberikan orang tua.............................................. 52
Tabel 9 Rekapitulasi basil angket kepribadian Guru yang ideal menurut
pandangan siswa MA Nasy'atul Khair ............................................... 54
Tabel 10 Rekapitulasi hasil angket motivasi belajar siswa lvf.A Nasy'atul
Khair ............................................................................................... 55
Tabel 11 Uji Korelasi antara Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar
Siswa di MA Nasy'atul Khair ............................................................ 58
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 pada bab II, pasal 4 dinyatakan babwa
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetabuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan" .1
Tujuan tersebut merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang hams direalisasikan
dalam kehidupan.
Setiap manusia dituntut agar mempunyai cita-cita yang tinggi sebab manusia
yang menghargai arti dan tujuan sebuab cita-cita adalab makhluk yang sedang
merencanakan dunia dan masa depan. Untuk mencapai cita-cita tentu diperlukan
tenaga pendorong yang ada dalam diri manusia agar dapat berbuat sesuatu. Daya
dorong atau keinginan yang timbul dari dalam diri manusia yang sedemikian kuat
itulab yang disebut dengan motivasi. Motivasi yang ada dalam diri manusia itu
'UU RI No. Th. 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaanny'!, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1995, Cet. ke-1, h. 4
1
2
menyebabkan ia berupaya dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai.
Selanjutnya, dalam hubungannya dengan pendidikan motivasi sangatlah
menentukan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan dan sangat berguna bagi
kelangsungan hidup manusia khususnya dalam upaya pendewasaan anak. Hal ini
seperti dikemukakan oleh Jumhur dan Muhammad Surya bahwa "Sekolah sebagai
salah satu pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting dalam upaya
mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna.
Maka untuk tujuan tersebut, sekolah menyelenggarakan kegiatannya melalui
kegiatan belajar mengajar. "2
Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi merupakan faktor yang sangat
penting, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan rninat belajar siswa.
Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai energi untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga boleh jadi siswa yang merniliki
intelegensi yang cukup tinggi menjadi gaga! karena kekurangan motivasi, sebab
basil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya bila
siswa mengalami kegagalan dalam belajar, ha! itu bukanlah semata-mata kesalahan
siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu
membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Dengan dernikian guru
2 I. ~umhur clan Moh.Surya, Bimbingan clan Penyu!uhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung : CV. Ilmu, tt.), Cet. ke-17, h. 7
3
diharapkan dapat memberikan dorongan kepada siswanya agar tumbuh motivasi
dalam diri mereka.
Faktor guru sebagai tenaga pendidik sangat dominan dalam menentukan
keberhasilan pendidikan, guru memiliki banyak fungsi di antaranya sebagai pendidik,
pengajar dan pemimpin siswa di lingkungan sekolahnya. Guru bukan berfungsi
sebagai pemegang kekuasaan, tukang perintah, melarang dan menghukum anak-anak;
sehingga dapat dipahami bahwa seorang guru harus siap sedia memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani anak dalam perkembangannya, seperti dikemukakan oleh
Muhibbin Syah bahwa "Pada asasnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses
belajar mengajar sebagai directur of learning (direktur belajar). Artinya setiap guru
diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai
keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
sasaran proses belajar mengajar" .3
Terlepas dari fungsi guru yang telah dikemukakan di atas, faktor terpenting
dari seorang guru adalah kepribadiannya. Sikap dan kepribadian seorang guru sangat
besar peranannya dan turut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar pada
umumnya dan pencapaian tujuan pengajaran pada khususnya. Sikap dan kepribadian
yang ia perlihatkan melalui tingkah lakunya sehari-hari baik di dalam kelas maupun
di Inar kelas merupakan awal perhatian anak yang meajadi sumber motivasi
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Bani>, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996), Cet ke-3, h. 251
4
belajarnya. Dari sinilah diharapkan anak mulai menunjukkan sikap terbuka atau
tertutup untuk mengikuti pelajaran.
Selanjutnya, dalam interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses
belajar mengajar dapat ditemukan perubahan sikap anak pada waktu pergantian guru
atau pada saat pergantian pelajaran.Terkadang suasana belajar dengan guru tertentu
tidak memberikan respon terhadap pelajaran yang diajarkannya dan ada pula
keadaan sebaliknya yaitu memberi respon yang positif. Sehingga dapat disimpulkan
kepribadian guru merupakan syarat utama untuk menjadi guru yang efektif dan
efisien. Mengenai hal ini, Zakiah Daradjat menegaskan bahwa "Kepribadian itulah
yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya atau akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik,
terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncanganjiwa (tingkat menengah)."4
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pada
bab VI pasal 28 ayat 2 dinyatakan bahwa "untuk dapat diangkat sebagai tenaga
pengajar tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME, berwawasan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, memiliki
kualifikasi sebagai tenaga pengajar". 5
Kaitannya dengan motivasi belajar siswa, guru dituntut untuk mampu
menampilkan sikap dan kepribadian yang baik dan menarik dihadapan anak dengan
4 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. ke-3, h. 16
5 UU Rl No. 2 Th. 1989, op. ci!, Cet. ke-1, h. 13
5
harapan dapat memotivasi belajar anak yang akhimya tercipta suasana siap belajar
mengajar. Penulis berpendapat babwa lingkungan kelas itu harus diatur sedemikian
rupa agar dapat memberi penguatan (reinforce) tingkab laku sebagai indikasi
motivasi, dalam artian seorang guru sebagai pencipta kondisi (kondisioner) emosi
bagi para siswa.
Memang jika kita kembali kepada kodrat manusia maka dalam diri seorang
guru akan terlibat aspek-aspek kemanusiaan apa yang dialami guru di luar sekolab
terkadang terbawa ke sekolab dan yang dilakukan guru di luar konteks belajar
mengajar seringkali mempengaruhi proses belajar mengajar. Oleh karena itu kodrati
kemanusiaan yang dimiliki harus bisa diseleksi dan dikaji oleh dirinya sendiri
sehingga terbentuk pribadi yang utuh.
Namun kenyataan yang ada, masih saJa senng dijumpai pada prakteknya
secara tidak disadari guru melampiaskan emosinya terhadap siswa. Misalnya di
sekolab ditemukan kediktatoran yaitu figur guru yang mempunyai sifat pemarab atau
keras yang bisa menimbulkan sifat benci pada anak dan siksaan perasaan takut
karena ha! tersebut, situasi-situasi yang memalukan yang menimpa siswa sehingga
menyakitkan hatinya. Terkadang juga ditemukan sikap guru yang hanya sekedar
memberi perintab atau memberi tugas-tugas sekolab akan tetapi tidak suka memberi
pertolongan bila siswa mengalami kesulitan, dalam berinteraksi dengan siswa sering
terjadi berat sebelab (pilih kasih). Selain sifat-sifat di atas, cara guru berpakaian,
berbicara, bergaul dan berjalan juga merupakan cerminan dari kepribadiannya yang
sangat berpengaruh terhadap anak didik dalam kegiatan belajar mengajar.
6
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dikaitkan dengan kenyataan yang
ada, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan menuliskannya dalam
bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: " KEPRIBADIAN GURU DAN
KORELASINYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH
ALIYAH NASY' A TUL KHAIR CIMANGGIS - DEPOK "·
Adapun judul seperti yang telah di tulis di atas, dipilih berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Keberadaan guru di sekolah merupakan figur sentral bagi siswa dalam proses
belajar mengajar dan di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau
tidaknya tujuan pendidikan.
2. Sikap dan kepribadian guru yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar.
3. Guru dituntut untuk dapat memahami motif-motif yang ada pada diri anak dan
mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dalam upaya menciptakan
suasana belajar yang kondusif.
4. Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok sebagai obyek dalam
penelitian ini merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam. Penulis merasa
tertarik untuk mengetahui tentang kepribadian guru yang ditampilkan dalam
proses belajar mengajar apakah berhubungan dengan upaya membangkitkan
motivasi belajar siswa.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ID1 terarah, maka masalah yang akan dibahas
dibatasi pada:
a. Kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa.
b. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nasy'atul khair Cimanggis
Depok. Subjek penelitian difokuskan kepada siswa MA Nasy'atul Khair
Cimanggis Depok pada tahun ajaran 2000-2001.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan sebagai berikut:
a. Adakah korelasi antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di
Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok?
b. Bagaimanakah kepribadian guru dalam proses belajar mengajar?
c. Bagaimanakah motivasi siswa dalarn belajar ?
C. Metode Pembahasan dan Teknik Penulisan
Metode yang digunakan dalarn penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif
analisis yaitu menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel dalarn suatu fenomena
yang diteliti dan menguraikan data-data yang ada untuk kemudian disimpulkan. Dan
metode analisis yang digunakan adalah studi korelasional yaitu dengan penelaahan
hubungan antara variabel-variabel pada satu situasi atau kelompok subjek yang
8
dilakukan untuk melihat hubungan antara fenomena atau hubungan suatu variabel
dengan variabel lain. Dalam hal ini penulis mendeskripsikan skripsi ini sehingga
dapat diketahui apakah terdapat korelasi yang positif antara kepribadian guru dengan
motivasi belajar siswa.
Adapun sifat dari penelitian ini adalah:
1. Library Research yaitu dengan cara membaca buku-buku yang ada hubungan
dengan permasalahan ini.
2. Field Research yaitu dengan cara meneliti langsung ke obyeknya.
· Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku pedoman penulisan
skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh
PT. Hikmat Syahid Jakarta tahun 1994.
D. Sistematika Penulisau
Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab dan setiap bab
dirinci ke dalam beberapa sub bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan. Uraian dalam bab ini mencakup latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalab, metode pembahasan, teknik penulisan
dan sistematika penulisan.
Bab II adalah landasan teori . Uraian dalam bab ini tentang kepribadian guru,
motivasi belajar, hubungan kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa dan
pengajuan hipotesis. Kepribadian guru mencakup pengertian kepribadian guru,
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian guru, Sikap dan prilaku guru yang
9
ideal, cara meningkatkan kepribadian guru. Sedangkan motivasi belajar mencakup
pengertian motivasi, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam proses
belajar mengajar dan upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar.
Bab Ill adalah metodologi penelitian, mencakup tujuan dan manfaat
penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, pengolahan dan analisis data.
Bab IV adalah hasil penelitian. Uraian dalam bab ini mencakup gambaran
umum Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok, Deskripsi data, analisis
data dan Interpretasi data.
Bab V adalah penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kep1ibadian Guru
1. Pengertian Kepribadian Guru.
Istilah "kepribadian" sering dijumpai dalam beberapa literatur dengan
berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang menyebutnya
dengan personality (kepribadian), character (watak atau perangai) dan type
(tipe).1Namun istilah tersebut yang dipakai adalah istilah kepribadian.
Kata kepribadian berasal dari kata "personality" (bahasa Inggris) yang
berasal dari kata "persona" (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup
muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk
menggambarkan peril;tku, watak atau pribadi seseorang. 2 Hal ini dilakukan oleh
karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleli seseorang, baik dalam
arti kepribadian yang baik atau yang buruk. Dengan demikian secara bahasa
kepribadian adalah keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat
yang merupakan watak seseorang.
1Sumadi Suzyabrata, Psikologi Keoribadian, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 1998), Cet. ke-8, h. I
2 Agus Sujanto, et al., Psilmlogi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, !997), Cet. ke-7, h. I
10
11
Sedangkan pengertian kepribadian dari sudut tenninologi dalam kamus besar
bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kepribadian adalah sifat mendasar yang
tercennin dari perilaku seseorang, yang membedakan dirinya dengan orang lain. 3
Kepribadian secara tenninologi ini memiliki banyak definisi, disebabkan oleh
beberapa faktor . Misalnya sudut pandang, dasar pemikiran, cara dan pendekatan dan
aliran yang dianut. Untuk itu penulis sengaja dalam memberikan definisi ini akan
mengutip beberapa definisi kepribadian yang dikemukakan oleh psikolog ternama,
meskipun beberapa diantaranya sederhana, namun mampu mencerminkan hakikat
kepribadian yang sesungguhnya. Adapun beberapa definisi istilah kepribadian
diantaranya:
Menurut Ahmad D. Marimba secara tenninologis, kepribadian meliputi
kualitas keseluruhan dari seseorang yang akan tampak dalam cara-caranya
mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta kepercayaannya. 4
Menurut G.W Allport yang dikutip oleh Agus Sujanto, kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri atas sistem psikopisik yang
menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.5
Selanjutnya Sigmund Freud mengemukakan sebagaimana dikutip oleh
Sumadi Suryabrata, definisi kepribadian adalah Integrasi dari Id, ego dan super ego.6
'Feter Salim dan Y enny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemoorer, (Jakarta: Modern English, 1991 ), b. 1190
4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Isli!fil, (Bandung: PT. AL-Ma'arif, 1989), Cet. ke-8, ii. 67
5 Agus Sujanto, o0. cit., ii. 11
6Sumadi Smyabrata, op. cit., b. 124
12
Meskipun ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya saling bekerja sama seperti
suatu tim, Id sebagai komponen kepribadian biologis, ego sebagai komponen
kepribadian psikologis dan super ego sebagai komponen kepribadian sosiologis.
A.E Traxler berpendapat yang dikutip oleh Abdul Mujib bahwa kepribadian
adalah:"jumlah keseluruhan tingkah laku individu dalam berbagai situasi. Pengertian
tingkah laku disini meliputi perbuatan-perbuatan yang tampak dari luar dan getaran
perasaan yang timbul di dalam diri yang dihasilkan oleh situasi, sebagaimana ha! itu
dapat diinterpretasi oleh individu melalui introspeksi". 7
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan kepribadian
mengandung prinsip-prinsip pokok yang dikemukakan oleh Abdul Mujib,
diantaranya:
a. Kepribadian selalu ditimbulkan dari struktur yang terorgarus1r. Struktur yang dimaksud berupa konstitusi fisik dan psikis atau aspek-aspek dalam kepribadian, seperti aspek biologis, psikologis, sosiologis dan sebagainya. b. Kepribadian seseorang bersifat dinamis, artinya tingkah laku itu terintegrasi, yang menggambarkan suatu interaksi antara potensi yang diperoleh dari warisan, keturunan dan pengaruh lingkungan. c. Kepribadian seseorang memiliki ciri-ciri dan kualitas khas, karena setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda dengan kepribadian individu yang lain. d. Keunikan kepribadian seseorang disebabkan oleh faktor dalam dirinya dan faktor luar dirinya. e. Kepribadian merupakan hakikat manusia sesungguhnya dan mencerminkan karakteristik dalam diri individu. 8
7 Abdul Mujib, Fittah dan Kepribadian Islam (Sebuah Peudekatau Psikologis), (Jakarta: Darul Falah, 1999, Cet. ke-1,h. 80
8Ibid., h. 82
13
Dengan demikian yang dimaksud kepribadian adalah kesatuan antara aspek
perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral
(perbuatan nyata) yang berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu,
sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.
Pengertian guru itu sendiri adalah orang yang pekerjaannya mendidik,
mengajar dan mengasuh.9 Hal senada ditegaskan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa "Tenaga pendidik (guru) adalah anggota masyarakat
yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik". 10
Berdasarkan pengertian kepribadian dan pengertian guru di atas, maka yang
dimaksud dengan kepribadian guru adalah kepribadian guru secara menyeluruh yang
dilihat dari segi sikap, perilaku, keadaan emosi serta penampilan yang diperlihatkan
selama berlangsungnya proses belajar mengajar maupun di luar proses belajar
mengaJar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian guru
Setiap orang yang akan melaksanakan tugas sebagai guru harus mempunyai
kepribadian, karena kepribadian yang dimiliki guru sangat erat hubungannya dengan
pengelolaan proses pembelajaran di kelas. Sementara kita ketahui kepribadian ini
dapat berubah, ha! ini menunjukkan bahwa kepribadian itu mudah atau dapat
dipengaruhi sesuatu. Karena itu ada usaha mendidik pribadi atau membentuk pribadi.
9Peter Salim dan Yenny Salim, op. cit., h. 494
10Undang-undang Sistem Pendidikan Nasion!!!, (Jakarta: PT. Kreasi Jaya Utama, I 989), Cet ke-2, h. 9
14
Semua orang dapat dikatakan memiliki spesifikasi sikap dan prilaku yang unik,
begitu pun guru, maka tidak jarang ditemukan adanya sikap dan perilaku guru-guru
yang berbeda.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku pada masing-
masing individu guru, di antaranya :
a. Faktor-faktor yang ada di dalam diri guru, yang mencakup keadaan dan kondisi
tubuh (fisik), keadaan psikis.
b. Faktor-faktor yang ada di luar diri guru, yang mencakup subjek didik (siswa),
pimpinan sekolah, teman sejawat, pegawai tata usaha dan orang tua siswa serta
situasi lingkungan. 11
a. Faktor-faktor yang ada di dalam diri guru
1) Keadaan dan kondisi tubuh (fisik)
Sebagai calon guru, syarat kesehatan merupakan syarat yang tidak dapat
diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan
anak-anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengajar dan
pendidik. Jika seorang guru merasakan bahwa dirinya normal, maka di mata siswa
sikap dan prilakunya akan mantap. Dengan demikian, kesehatan merupakan syarat
utama bagi guru, sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul di antara anak-
anak.
11 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), h. 254
15
2) Keadaan psikis.
Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila ia penggugup, kurang sabar, kurang
teliti, pendendam, tidak adil dan lain-lain sifut negatif, akan dapat mengganggu arus
komunikasi belajar mengajar dengan siswa Akibatnya sudah dengan mudah dapat
ditebak, kualitas pembelajaran tidak akan dapat seperti yang diharapkan. Satu faktor
psikis yang paling penting adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru.
b. Faktor-fuktor yang ada di luar diri guru
Lingkungan di luar guru cukup luas. Namun demikian dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang sekiranya memang dekat sekali dengan guru yang sangat
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru, khususnya dalam rangka menciptakan
proses belajar mengajar. Faktor-faktor tersebut, diantaranya adalah:
1) Subjek didik (siswa)
Guru adalah manusia biasa yang tidak lepas (sama sekali) dari berbagai
perasaan simpati, empati dan antipati kepada orang lain. Bagaimana seorang guru
bersikap dan berperilaku kepada siswa ditentukan oleh keadaan siswa sendiri, guru
dan interaksi antara keduanya. Keadaan subjek didik itu sendiri bergeser dari waktu
ke waktu. Siswa yang biasanya menyenangkan, mungkin saja pada suatu saat
menjengkelkan atau mungkin sebaliknya. Dengan keadaannya itulah siswa dapat
menjadi penyebab sikap dan perilaku guru di dalam maupun di luarkelas. Tentu saja
sikap dan prilaku negatif sebaliknya ditekan oleh guru sampai pada tingkat frekuensi
yang paling minim.
16
Oleh Good dan Brophy sebagaimana dikutip Suharsimi Arikunto, ia
menyatakan bahwa sikap dan perilaku guru terhadap siswa sebaiknya didasarkan atas
apa yang diistilahkan dengan "self -:fulfilling prophecy" (pancingan prilaku) yang
digarnbarkan sebagai suatu situasi-situasi harapan guru terhadap prilaku s1swa
sehingga guru berprilaku yang mengarah pada self-folfilling prophecy. 12
Dalarn ha! ini pihak gurulah yang memulai berperilaku (memberikan umpan
pancing), kemudian siswa berperilaku sebagai akibat adanya umpan. Urutan
pancingan perilaku tersebut adalah sebagai berikut:13
a) Guru mempunyai harapan siswa berperilaku tertentu
b) Guru sendiri berperilaku sebagai pancingan prilaku hara pan dari siswa
c) Siswa berprilaku sesuai prilaku guru dan sesuai dengan hara pan guru pula
Dan dalam tulisannya Tausch yang dikutip oleh Kurt Singer mengemukakan:
"Bahwa guru yang memperlihatkan sikap mengharap yang positif akan lebih cenderung untuk memantapkan kecerdasan si murid, artinya jika guru lebih mencurahkannya kepada murid serta tidak selalu mengkritik kesalahan yang dilakukan si murid, mungk:in para murid dapat turut melaksanakan optimisme guru yang membimbing mereka, kemudian rasa takut mereka pun berkurang, sehingga mereka dapat menekuni pelajaran dengan kecenderungan yang lebih ditingkatkan" .14
2) Pimpinan sekolah
Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya, secara
langsung maupun tidak merupakan "motor penggerak" bagi guru untuk bersikap dan
14Kurt Singer, Membina Hasrat Di Sekolah, (Bandung: Remaja Karya CV, 1987), h. 132
17
berprilaku. Jika pimpinan sekolah bersikap baik kepada guru, memberikan dorongan
atau motivasi untuk hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan
tugas-tugas lain di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugas
tugasnya dengan mantap. Sebaliknya jika pimpinan sekolah knrang memberikan
motivasi atau bahkan tidak menyetujui apa yang sedang dan akan dilaksanakan oleh
guru, maka pelaksanaan tugasnya tidak akan mantap, apa lagi bergairah. Telah
dijelaskan di atas kemantapan kerja guru akan berpengaruh terhadap knalitas proses
pembelajaran.
3) Teman sejawat
Teman sejawat guru merupakan lingknngan yang menyebabkan guru
merasakan hidup dalam "satu korps" yang keberadaannya akan memantapkan hal-hal
yang dilaknkannya. Kesetiakawanan antar guru, selain dapat memberikan dorongan
atau motivasi kerja, terutama dalam menyiapkan dan menciptakan proses belajar
mengajar yang diinginkan.
4) Pegawai tata usaha
Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran, guru mungkin berhubungan dengan
pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat pelajaran, bukn pegangan
atau media pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadinya mungkin guru
berhubungan dengan pegawai tata usaha, untuk mengambil gaji dan sebagainya.
Apabila tidak atau kurang keharmonisan dalam hubungannya tersebut, tidak mustahil
bahwa guru menjadi kecewa, murung atau diliputi perasaan negatif lain. Semua
18
perasaan negatif tersebut akan dapat menghasilkan dampak negatif pula, yaitu
menurunkan kualitas kerja guru.
5) Orang tua siswa
Tidak jarang terjadi, meskipun sebetulnya mesti dihindari, guru
memperlakukan siswa dengan tidak sewajarnya disebabkan hubungan guru dengan
orang tua siswa kurang serasi. Sikap dan perilaku yang kurang baik ini dapat bersifat
sementara maupun menetap, tergantung dari bagaimana hubungan antara dua pihak
yang bersangkutan.
6) Situasi lingkungan
Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis,
kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan
mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap lingkungan tersebut.
3. Sikap dan perilaku guru yang ideal
Telah dikemukakan bahwa kepribadian guru yang meliputi sikap dan perilaku
yang diperlihatkannya sehari-hari, baik kbususnya di dalam kelas maupun di
lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Hal ini
mengingat bahwa guru mempunyai multi peran di dalam proses belajar mengajar,
selain sebagai pendidik ia juga sebagai pengajar, yang diharapkan mempunyai sikap
yang baik.
Sikap guru, sesuatu yang merupakan "jiwa" dari kegiatan pendidikan, sangat
erat kaitannya dtmgan nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diakui baik dan
dianut oleh individu guru itu sendiri. Di dalam sebuah kelas mungkin siswa merasa
19
tenteram dan tenang menghadapi gurunya seperti menghadapi orang tuanya sendiri.
Apabila demikian suasananya, para siswa akan merasa betah untuk belajar.
Sebaliknya mungkin di kelas lain siswa merasakan kehidupan di kelas seperti
layaknya tempat hukuman, sehingga tidak henti-hentinya siswa mengamati jam untuk
mengetahui kapan pertemuan dengan guru akan berakhir.
Salah satu daya tarik agar siswa menyukai kehidupan di kelas adalah keunikan
atau kecakapan guru. Semua ini dapat dilihat dari penampilan guru yang
bersangkutan. Ditinjau dari pandangan kejiwaan, siswa yang sedang belajar di
sekolah selalu dalam proses identifikasi, mencari tokoh ideal yang akan dicontoh
untuk dirinya. Guru yang berkepribadian yang baik dapat dijadikan sebagai "tokoh
ideal" yang akan ditiru, dijadikan pola untuk dicontoh. Tidak mustahil bahwa di
dalam kelas, guru yang dijadikan contoh tersebut dapat memikat hati para siswa, dan
apa yang diberikan akan didengarnya baik-baik. Dengan demikian bagaimanakah
seharusnya sikap dan perilaku guru yang ideal? Good dan Brophy berpendapat
sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa sikap dan perilaku yang baik
akan terlihat pada tiga ha!, yaitu:
a. Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator: 1) Tampak menyukai dirinya (mau bersolek, tidak acuh terhadap dirinya). 2) Merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang lain. 3) Memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak ha!, misalnya: kesenian, sastra, teknik dan lain-lain. b. Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih dan menyenangi kawan sejawatnya, yang terlihat dari indikator: 1) Merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi pendidikan anakanak. 2) Menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimilki seakan-akan tidak ingin pekerjaan lain
20
3) Merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif terbaik karena sudah mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya. 4) Tidak enggan menerima saran dari teman sejawat dan bila perlu tidak enggan pula bertanya kepada temat sejawat tanpa pandang derajat, pangkat sosio ekonomi dan juga usia. c. Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator antara lain: I) Menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik sehingga perlu perhatian serta pelayanan yang khusus pula. 2) Mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri masing-masing siswa, sehingga tidak akan meremehkan siswa. 3) Bersedia mendorong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih 4) Mengenal "ada di mana" siswa berada sehingga guru dapat dengan tepat menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar. 15
Bagaimana guru memandang dan menyikapi dirinya, profesinya dan siswa,
akan sangat menentukan keberhasilannya dalam mengelola proses pembelajaran,
karena pandangan tentang apa yang dijalani akan menentukan bagaimana yang
menjalani tersebut bersikap, berperilaku dalam proses belajar mengajarnya itu.
Dengan kata lain, pandangan guru saja belum cukup menunjukkan secara langsung
keberhasilan kerjanya, tetapi sikap yang dilandasi oleh pandangan itulah yang dapat
dikaitkan dengan keberhasilan proses pembelajaran.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru, Balnadi Sufadipura
mengemukakan sebagai berikut:
1. Kooperatif, sikap demokratis 2. Ramah dan menghormati perorangan 3. Sabar 4. Perhatian yang luas 5. Penampilan yang sopan dan mengindahkan tatakrama 6. Jujur dan tidak berat sebelah 7. Memiliki sense of humor 8. Perangai dan tingkah laku yang baik
15Suharsimi Arikunto, Ibid .. h. 270-271
21
9. Menaruh perhatian terhadap persoalan anak didiknya 10. Luwes dalam tindakan 11. Mempergunakan penghargaan dan pujian 12. Menguasai keterampilan mengajar yang luar biasa mengenai suatu mata
pelajaran tertentu. 16
4. Upaya meningkatkan kepribadian guru
Kemantapan kepribadian seorang guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar akan berpengaruh terhadap situasi belajar mengaJar yang
diselenggarakannya. Mengapa demikian? Karena dengan kepribadian yang mantap
dan mempunyai integritas yang tinggi, setiap permasalahan yang dihadapi bisa
terpecahkan dan ha! ini akan berpengaruh terhadap ketenangan proses belajar
mengajar. Kemantapan dan integritas pribadi harus dimiliki oleh setiap guru demi
tercapainya tujuan pendidikan dan mutu pendidikan. Untuk itu perlu adanya upaya
agar kepribadian guru ( sikap dan perilaku) yang dimiliki sesuai harapan. Hal ini
seperti dikemukakan oleh Oemar Hamalik yang dikutip Cece Wijaya:
"Kemantapannya (guru) dalam bekerja, hendaknya merupakan karakteristik
pribadinya sehingga pola hidup seperti ini terhayati pula oleh siswa sebagai pendidik.
Kemantapan dan integritas pribadi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
tumbuh melalui suatu proses belajar yang sengaja diciptakan" .17
Upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan kepribadiaannya adalah
sebagai berikut:
16Balnadi Sufadipura, Aneka Problema Kegurnan (Bandung: Angkasa, 1983), h.123
17 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Menagajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. ke-2, h. 14
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengkaji ajaran-ajaran agama yang dianut Mengamalkan ajaran-ajaran agama yang dianut
22
Menghayati peristiwa yang mencerminkan sikap saling menghargai antar umat beragama. b. Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa pancasila - Mengkaji berbagai ciri manusia Pancasila - Mengkaji sifat-sifat kepatriotan bangsa Indonesia - Menghayati urunan para paatriot dalam merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
Membiasakan diri menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan - Mengkaji hubungan manusia dengan lingkungan alamiah dan buatan
Membiasakan diri menghargai dan memelihara mutu lingkungan hidup c. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru
Mengkaji sifat-sifat terpuji yang hams dimiliki oleh guru Membiasakan diri menerapkan sifat-sifat sabar, demokratis, menghargai
pendapat orang lain, sopan santun dan tanggap terhadap pembaharuan18
Sedangkan menurut Peter Lauster dalam bukunya yang berjudul Personality
yang dikutip oleh Agus Sujanto, beberapa aspek psikis yang dapat dipergunakan
untuk meningkatkan kepribadian adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan pada diri sendiri b. Sikap optimis c. Sikap berhati hati d. Sikap tidak tergantung kepada orang lain e. Sikap tidak mementingkan diri sendiri f. Ketahanan menghadapi cobaan g. Toleransi h. Ambisi 1. Kepekaan sosial (empati)19
"Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profosional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), Cet ke-8, h. 16
19 Agus Sujanto, op. cit, h. 159
23
B. Motivasi Belajar
1. Penge11ian motivasi belajar
Dalam psikologi istilah motivasi sering dikenal dengan istilah motif. Kata
"motif itu sendiri diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.20 Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya
Psycology Understanding of Human Behavior yang dikutip M. Ngalim Purwanto:
"motif adalah suatu pemyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang."21
Sedangkan pengertian motivasi yang tercantum dalam kamus besar bahasa
Indonesia kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang, baik secara sadar maupun tidak sadar, untuk melakukan sesuatu perbuatan
dengan tujuan tertentu.22Definisi motivasi ini banyak dikemukakan oleh beberapa
ahli, diantaranya:
Menurut W.S Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi
aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati. 23
2-0Sardiman AM, lnteraksi dan Motivasi Helajar Meogajar, (Jakarta: CV. Rajawal~ 1996), Cet. ke-6, h. 73
21Ngalim Purwanto, Psikologj Peodidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 1995), Cet ke-10, h. 60
"Peter Salim dan Y enny Salim, op. cit., h. 997
23W.S Winkel, Psikologj Peodidikan dan Evaluasi Helajar , (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), Cet ke-3,h. 27
24
Selanjutnya M Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi adalah
"pendorongan"; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu. 24
Menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
"feeling' dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.25
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam istilah motivasi memiliki tiga
unsur penting, yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan . Jadi motivasi dalam ha! ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan26
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai tujuan yang dikehendaki.
24Ngulim Purwanlo, op.oil, h. 71
25Sardiman AM, Loe.cit.,
26lbid.,h. 73-74
25
2. l\llacam-macam motivasi belajar.
Berbicara tentang macam-macam motivasi atau jenis-jenis motivasi ini dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang. Para ahli psikologi berusaha untuk
menggolongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke
dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Diantaranya
menurut Woodworth & Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto,
macam-macam motivasi yaitu motif atau kebutuhan-kebutuhan organis, motif-motif
darurat dan motif obyektif 27
Frandsen sebagaimana dikutip oleh Sardiman AM mengemukakan jenis-jenis
motivasi dilihat dari dasar pembentukannya yaitu: motifbawaan (motif physiological
drives) dan motif-motif yang dipelajari (Affiliative needs).28
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan, yaitu:
phsyiological drive dan sosial motives. Phsyiological drive adalah dorongan-
dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus dan sebagainya.
Social motives adalah dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam
masyarakat seperti dorongan ingin selalu berbuat baik. 29
Sedangkan motivasi belajar di sekolah dapat dibedakan menjadi dua bentuk
• 30 ya1tu:
27Ngalim Purwanto, op.cit., h. 64
28Sardi.man, op.cit., h. 86
2"Ngalim Purwanto, op. cit, h. 62
"'Tadjab, Ilnm Jiwa Pendi@glt!, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), Cet ke-1, h. 103
26
a. Motivasi Intrinsik.
b. Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi lntrinsik adalah ha! atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa
sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.31 Menurut W.S
Winkel motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.32 Misalnya siswa belajar karena ingin mengetahui seluk-
beluk suatu masalah dengan lengkap, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam
bidang studi tertentu dan sebagainya. Dari contoh ini dapat dipahami bahwa hal-hal
yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik ini diantaranya ialah:
I) Adanya kebutuhan .
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri.
3) Adanya cita-cita atau aspirasi.33
Adapun motivasi ekstrinsik adalah ha! atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.34 Bentuk
motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar. Misalnya siswa rajin untuk memperoleh hadiah yang telah
31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Barul. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1996), Cet. ke-3, h. 75
"w.s Winkel, o0.cit., h. 28
33 Akyas Azhari, Psikologi Pendi!!i!gm, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. ke-1, h. 75
34Mubibbin Syah, Loe. cit.,
27
dijanjikan oleh orang tuanya. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah,
suri tauladan orang tua, guru dan lain-Iain merupakan contoh konkrit dari motivasi
ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah
motivasi intrinsik, karena lebih murni dan langgeng serta tidak tergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain. Namun perlu ditegaskan bukan berarti bahwa
motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar
tetap penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah,
dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Kekurangan atau
ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dalam diri siswa akan
menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar
mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Pada siswa yang tingkat motivasinya rendah, justru motivasi ekstrinsik ini
sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat, maka secara
perlahan dapat mencangkokkan motivasi intrinsik untuk belajar, manakala yang
direkayasa dengan motivasi ekstrinsik tersebut telah menjadi kebiasaan.
Adalah suatu kenyataan, bahwa setiap siswa itu tidak sama motivasi
belajamya oleh karenanya ketidaksamaan dalam motivasi intrinsik dapat dikurangi
dengan memberikan motivasi ekstrinsik.
28
3. Fungsi motivasi daJam proses belajar mengajar.
Dalam belajar diperlukan adanya motivasi "Motivation is an essential
condition of learning". 35 Hasil belajar ban yak ditentukan oleh motivasi. Makin tepat
motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, S. Nasution mengemukakan tiga fungsi
motivasi, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai motor penggerak yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang hams dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu, atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. 36
Di samping itu, ada juga fungsi lain. "Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Banyak riset yang membuktikan bahwa
tingginya motivasi dalam belajar berhubungan erat dengan tingginya prestasi
belajar". 37 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutarna didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi
35S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), Cetke-4, h. 76
4bid., h. 76-77
37 Ali hnran, Belajar dan Pembelaj'fill!], (Jakarta: Dina Pustaka Jaya, 1996), Cet Ke-I, IL 89.
29
yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajamya.
4. Upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar.
Dalam pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa motivasi merupakan faktor
yang mempunyai arti penting bagi siswa . Apalah artinya seorang siswa yang pergi ke
sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar.
Sungguhpun demikian, seorang guru tidak menutup mata bahwa diantara
sebagian siswanya ada yang mempunyai motivasi untuk belajar, ada sebagian lain
yang belum termotivasi untuk belajar. Ketika seorang guru melihat prilaku siswa
seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah yang dapat menimbulkan motivasi
untuk belajar.
Membangkitkan motivasi belajar tidak.lah mudah, dalam ha! ini guru harus
dapat menggunakan berbagai macam cara untuk membangkitkan motivasi belajar
siswa. Diantara cara membangkitkan motivasi belajar itu adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupannya kelak
b. Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan
sekolah
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sabagai suatu tugas yang
tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar
dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik mungkin
30
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin
g. Partisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler, untuk meningkatkan hubungan antara
guru dengan siswa
h. Menggunakan bentuk-bentuk kompetisi (persaingan) antara siswa
1. Menggunakan insentif, seperti pujian, hadiah secara wajar. Demikian pula
hukuman-hukuman dan celaan patut diberikan dengan alasan yang cukup kuat. 38
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, ada beberapa bentuk motivasi yang dapat
digunakan guru untuk mempertahankan minat anak terhadap bahan pelajaran yang
• diberikan. Bentuk-bentuk motivasi tersebut, diantaranya:
a. Memberi angka b. Hadiah c. Pujian d. Gerakan tubuh e. Memberi tugas f. Memberi ulangan g. Mengetahui hasil h. Hukuman39
Demikian pembahasan mengenai upaya guru dalam membangkitkan motivasi
siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh guru agar dapat
berhasil dalam belajar mengajar. Pemilihan bentuk-bentuk motivasi tersebut harus
selektif untuk mendapat efek yang efektif dari dalam diri siswa.
38Tadjab, op. cit, h. l 09-110
39Saiful Balni Jamarab dan Aswan Zain, Strateci Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet ke-1, h. 168-177
31
C. Hubungan kepribadiau guru dengan motivasi belajar siswa
Kemampuan seorang guru memotivasi siswa dalam interaksi belajar di dalam
kelas memberikan pengaruh yang sangat besar, baik dalam proses belajar maupun
menarik minat belajar siswa. Hal ini yang pertama perlu dipahami seorang guru
dalam mengawali pembelajaran sebagai upaya mengkoordinasikan untuk tumbuhnya
minat belajar siswa.
Dalam kagiatan belajar, kemungkinan besar sekali jika dua orang guru yang
sama kecerdasannya, sama pendidikannya dan sama pula cara menyajikan mata
pelajaran, akan berbeda dalam taraf kemampuan menggalakkan motivasi belajar
stswanya. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh pengaruh yang dipancarkan oleh
kepribadian guru kepada para siswanya.
Sikap guru di dalam kelas merupakan faktor yang turut menentukan motivasi
belajar. Kesiapan dan kematangan dalam membaca karakter anak dalam belajar
adalah bagian yang sangat penting guna menarik perhatian anak terhadap pelajaran
yang guru ajarkan, karena dengan kematangan dalam persiapan yang mencakup
rancangan sikap dari kepribadian yang akan ditampilkan di hadapan kelas dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tertarik pada suatu pelajaran.
Di dalam hubungan antara guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan
menyukai mata pelajaran yang diberikannya. Hal tersebut dapat terjadi sebaliknya,
jika siswa membencinya, maka ia dengan segan mempelajari mata pelajaran tersebut,
akibatnya pelajaran tidak maju.
Pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Kurt Singer:
32
"Antara guru dan sikap belajar siswa terjadi suatu hubungan timbal balik. Setiap orang pernah menjalaninya sendiri dan kita pun dapat melihat bagaimana sikap belajar rnurid dapat berubah secara tiba-tiba pada saat terjadi pergantian guru. Perubahan perjurnpaan antara rnurid dan guru berarti terjadi perubahan kepribadian guru yang dihadapi turut rnenentukan kecenderungan rninat yang dikernbangkan rnurid. Dihubungkan dengan rnata pelajaran yang diberikannya untuk rnata pelajaran rnana saja ia bersikap terbuka dan untuk bidang pelajaran manapun ia menutup diri". 40
Dengan dernikian bahwa sikap dan kepribadian guru rnerniliki hubungan yang
erat dalarn rnernbang
kitkan rnotivasi belajar anak. Sikap dan kepribadian guru yang baik akan dapat
rnenurnbuhkan rnotivasi belajar siswa.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis rnerupakan dugaan yang sifutnya sernentara dan ditarik berdasarkan
fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sernentara
penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikernukakan di atas, rnengenai
kepribadian guru dan korelasinya dengan motivasi belajar siswa adalah sebagai
berikut:
Hipotesa Altematif(Ha) ada korelasi positif yang signifikan antara
kepribadian guru dengan upaya rnernbangkitkan
rnotivasi belajar siswa
Hipotesa Nihil (Ho) Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara
kepribadian guru dengan upaya rnernbangkitkan
rnotivasi belajar siswa
'°Kurt Singer.op. cit., h. 132
BAB ID
METODOLOGIPENELITIAN
A. Tujuau dan Manfaat Penelitian.
Untuk mendekatkan akan hasil penelitian yang optimal, maka penulis terlebih
dahulu mengemukakan tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini
adalah:
1. Mengetahui hubungan antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa di
Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok
2. Untuk mengetahui kepribadian guru dalam proses belajar mengajar.
3. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar di MA Nasy'atul Khair
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menekuni pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam
menekuni masalah-masalah penelitian lapangan secara mandiri (individual)
2. Untuk lebih memahami bagi penulis sendiri tentang kajian kepribadian guru
korelasinya dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa.
3. Memberikan informasi kepada instansi yang berwewenang dalam ha! ini MA
Nasy'atul Khair Cimanggis Depok mengenai kepribadian guru dan korelasinya
dengan motivasi belajar siswa.
33
34
B. Waktu dan Tempat Penelitian.
Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Madrasah Aliyah Nasy' atul
Khair Cimanggis - Depok yang dilaksanakan sejak bulan Oktober sampai dengan
Desember 2000.
C. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenamya dalam suatu
penelitian, artinya sampel merupakan bagian dari populasi.
Adapun populasi sasaran dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Aliyah
Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok. Populasi terjangkau adalah siswa dari kelas I, 2
dan 3 yang berjumlah 112 siswa/siswi. Sampel yang diambil dari masing-masing
kelas berjumlah 15 orang, jadi keseluruhannya berjumlah 45 orang.
Sampel ini diambil secara acak (Random Sampling) dari masing-masing kelas.
Adapun pengambilan secara acak ini dimaksudkan agar setiap kelas dapat mewakili
(berpeluang) sebagai responden dalam memberikan pandangan tentang kepribadian
guru korelasinya dengan motivasi belajar siswa yang merupakan pembahasan dalam
penelitian ini.
Setelah angket yang disebarkan kepada responden telah dikembalikan. Tahap
berikutnya ad al ah penyuntingan (editing) yaitu memeriksa angket yang tel ah
dikembalikan oleh responden dalam tahap untuk pengolahan data, temyata angket
35
yang layak diolah untuk dijadikan data hanya 34 dari jumlah responden atau 30 %
dari populasi.
D. Tehnik Pengumpulan Data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian 1m
adalah:
1. Observasi.
Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengamati langsung
terhadap objeknya. Dalam skripsi ini penulis mengadakan pengamatan langsung di
Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok. Observasi yang dilak:ukan
untuk mengetahui tentang keadaan MA Nasy'atul khair Cimanggis Depok, baik fisik
(sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, keadaan guru dan
siswa terutama yang berkaitan dengan kepribadian guru dan motivasi siswa.
2. Wawancara.
Wawancara adalah proses memperoleh data yang dilakukan dengan cara tanya
jawab antara pewawancara dengan responden. Disini penulis mengadakan tanya
jawab langsung dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Nasy' atul Khair Cimanggis
Depok, beberapa orang guru serta pihak lain yang dipandang perlu untuk diambil
informasinya. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan tentang latar
belakang, kondisi dan perkembangan sekolah itu sendiri. Kemudian wawancara
dengan beberapa orang guru untuk meminta pendapat mereka tentang kepribadian
guru yang berpengaruh terhadap motivasi siswa.
36
3. Angket.
Angket adalah teknik: pengumpulan data dengan cara menyusun item-item
pertanyaan secara terperinci dalam suatu daftar pertanyaan agar responden mengisi
pertanyaan itu dan dengan membubuhkan petunjuk-petunjuk pengisian. Penulis
membuat pemyataan-pemyataan dengan menggunakan skala likert. Dalam ha! ini
penulis memberikan angket kepada siswa yang menjadi sampel dalam penelitian,
untuk mengetahui tentang korelasi antara kepribadian guru dengan motivasi belajar
siswa di MA Nasy' atul Khair Cimanggis Depok.
E. Pengolahan dan Analisis Data.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data
kualitatif yang kemudian dirubah menjadi data kuantitatif, maka teknik: yang
digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistik:
(persentase) dengan rumus:
P=f x 100% N
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi
N = Number of cases1
1 Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendi@gm., (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995), Cet. ke-6, h. 193
37
Dalam penelitian ini juga digunakan rumus korelasi, sehubungan dengan data
ini membahas 2 variabel yang saling berhubungan, maka data tersebut diolah dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Person :
Rumus : rxy = N I;xy - (I:x)(I;y)
-Y[NI:x2 - (I;x)2] [NLy2 - (I:y)2]
Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.
N = Jumlah Responden.
I: Jumlah skor.
x = Variabel bebas .
y = Variabel terikat.
BAB IV
BASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok
MA Nasy'atul Khair adalah lembaga pendidikan Islam yang dikelola sebuah
yayasan, bernama "Yayasan Nasy' atul Khair". Lembaga pendidikan Nasy' atul Khair
berlokasi di n. Raya Bogor KM 30 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis,
Kodya Depok.
MA Nasy'atul Khair didirikan pada tahun 1988 oleh bapak Drs. H. Zahrudin
yang sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah. Pada tahun 1995 beliau meninggal
dunia, yang kemudian jabatan kepala sekolah tersebut digantikan oleh bapak H.M.
Ghazali Le. sampai sekarang. Adapunjenjang penddikan yang dikelola mulai dari TK
(Taman Kanak-kanak), MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (MadrasahTsanawiyah) dan
MA (Madrasah Aliyah).
Tenaga pengajar berjumlah 20 orang yang terdiri dari 12 orang guru pria dan
8 orang guru wanita, karyawan tata usaha hanya 1 orang dan 2 orang penjaga sekolah.
Tenaga pengajarnya sebagian besar lulusan perguruan tinggi dari IAIN, UI, IPB, IKIP
Jakarta, IKIP Muhammadiyah dan perguruan tinggi swasta lainnya, untuk mengajar
bidang studi yang mengacu pada kurikulum DEP AG tahun 1994.
Jumlah murid pada tahun ajaran 2000-2001 secara keseluruhan berjumlah 112
orang yaitu kelas I hanya satu kelas berjumlah 3 7 orang, kelas II hanya satu kelas
berjurnlah 34 orang, dan kelas III juga hanya satu kelas berjumlah 41 orang.
38
39
Fasilitas yang dimiliki MA Nasy' atul Khair berdasarkan data wawancara clan
observasi, diantaranya adalah: 3 ruang kelas, Ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang OSIS, ruang komputer, masjid clan WC.
B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bah sebelumnya, bahwa salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang pandangan s1swa tentang
kepribadian guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang
diteliti yaitu tentang pandangan siswa terhadap sifat, sikap dan prilaku guru yang
ideal serta penampilan guru sehari-hari. Dan motivasi siswa yang meliputi adanya
motivasi intrinsik pada siswa, upaya guru membangkitkan motivasi dan dorongan
orang tua terhadap belajar siswa.
Angket terdiri dari 42 pemyataan, dimana 21 pemyataan pertama mengenai
pandangan siswa tentang kepribadian guru dan 21 pemyataan berikutnya mengenai
motivasi siswa dalam belajar. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakan skala
likert dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:
Untuk pemyataan yang mendukung sikap positif, skomya yaitu sangat setuju (SS)
= 4, setuju (S) = 3, tidak setuju (TS)= 2, dan sangat tidak setuju (STS )= l
40
Untuk pernyataan yang mendukung sikap negatif, skornya yaitu nilai-nilai
sebaliknya, sangat setuju (SS) = 1, setuju (S) = 2, tidak setuju (TS) = 3, dan
sangat tidak setuju (STS) = 4.
Pembahasan mengenai basil angket dengan membuat tabulasi yang
merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi
tabel-tabel angka (persentase ), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: ·
Tabel 1.
Sifat dari Perilaku Guru yang Ideal ( disukai) Siswa
N=34
3 Sangat setuju 16 47,1 Setuju 14 41,2 Tidak setuju 4 11,8 Sangat tidak setuju
1~~¥~!18Uf~M~Ulll'i~~ ~!llll"f~ffi~~~~~'li 4 Sangat setuju 22 64, 7
Setuju 11 32,4 Tidak setuju San at tidak setu · u
6 Sangat setuju 2 5,9 Setuju 21 61,8 Tidak setuju 10 29,4 Sangat tidak setuju 1 2,9
14. Sangat setuju 22 64,7 Setuju 10 29,4 Tidak setuju 2 5,9 Sangat tidak setuju
.:·fZ~Q~~l ~l~~l\'{{~~~J'3'1!fXi~6~g\~~1r!~$~~~i1~~ 18. Sangat setuju
Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
7 24 2 1
20,6 70,6 5,9 2,9
41
Tabel 4, No. 3 di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa sangat
setuju apabila guru dapat merespon masalah yang dialami siswa baik kesulitan
belajar maupun masalah pribadi (47,1 %) dan hanya sebagian kecil saja dari siswa
tidak setuju (11, 8 %).
Selanjutnya tabel no. 4 menunjukkan sebagian besar siswa (64, 7%) sangat
setuju bahwa guru itu harus bersifat adil, demokratis, dan humoris dan sebagian siswa
(32,4 %) yang setuju. Sedikit sekali yang tidak setuju (2,9%). Dengan melihat hasil
persentase berarti menunjukkan bahwa guru memang harus memiliki sifat-sifat
tersebut.
Adapun dari tab el no. 6 dapat dilihat bahwa hampir semua siswa setuju yaitu
61,8 % guru bersedia mengorbankan waktunya untuk siswa, 29,4 % tidak setuju dan
hanya sebagian kecil siswa yang sangat tidak setuju yaitu 2,9 %.
Tabel no.14 menunjukkan hampir semua 'siswa (64,7%) sangat setuju bahwa
guru harus mempunyai sikap menghargai siswa, sebagian siswa (29,4%) setuju dan
hanya sedikit (5,9%) yang tidak setuju.
Sedangkan tabel no. 18 di atas, menunjukkan pada umumnya siswa setuju
(70,6 %) bahwa sikap guru dalam mengajar yaitu menunjukkan wajah yang ceria.
20,6 % siswa sangat setuju dan siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu
masing-masing hanya 5,9 %.
Setelah jawaban-jawaban tersebut di atas dipersentasekan, temyata sesuai
dengan pemyataan guru yang diwawancarai, bahwa guru-guru yang ideal harus
42
memiliki sifat, sikap, clan tingkah laku yang baik. Mungkin masih banyak sifat-sifat
Iain yang harus dimiliki guru yang tidak disebutkan di atas. 1
1.
2.
5.
16.
Tabel 2.
Sikap-sikap Guru yang Tidak Disukai Siswa
N=34
Sangat setuju Setuju 1 Tidak setuju 6 Sangat tidak setuju 27
Sangat setuju 6 Setuju 16 Tidak setuju 10 Sangat tidak setuju 2
Sangat setuju 2 Setuju 2 Tidak setuju 17 Sangat tidak setuju 13
Sangat setuju 1 Setuju 3 Tidak setuju 11 Sangat tidak setuju 19
2,9 17,6 79,4
17,6 47,1 29,4 5,8
5,9 5,9 50
38,2
2,9 8,8
32,4
55,9
Tabel 5 no.I di atas, menunjukkan bahwa hampir semua siswa sangat tidak
setuju (79,4 %) dengan guru yang mempunyai sikap pilih kasih. Sedangkan sebagian
siswa tidak setuju (17,6 %) clan hanya sebagian kecil siswa yang setuju (2,9 %).
' Suhanda, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MA Nasy'atul Khair, Wawancata Pribadi, (Depok: 23 November, 2000)
43
Adapun dari tabel no. 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya sebagian
siswa setuju (47,1 %) terhadap sikap guru yang menjaga jarak dalam berkomunikasi
dengan siswa, siswa yang tidak setuju (29,4 %), dan hanya sebagian kecil siswa yang
sangat tidak setuju (5.8 %).
Sedangkan tabel no. S di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
menjawab tidak setuju (SO %) dengan guru yang mempunyai sikap keras {killer)
ketika mengajar, hanya sebagian kecil siswa (5,9 %) sangat setuju dan setuju.
Selanjutnya dari tabel no. 16 di atas dapat dilihat hampir sebagian siswa
(55,9 %) sangat tidak setuju terhadap sikap guru yang membentak-bentak, mencela
atau menyindir siswa, dan sebagian siswa (8,8 %) setuju dan sedikit sekali yang
sangat setuju (2,9 %). Jawaban ini sesuai dengan pemyataan Thu Mas'idah dalam
wawancara pribadi, ia mengemukakan bahwa guru harus mempunyai sifat terpuji,
tidak bersikap kasar, tidak membentak-bentak, menyindir, menghina, memberikan
hukuman yang bersifat mendidik dan ucapan serta tingkah laku yang baik. 2
Tabel 3.
Penampilan Guru dalam !Wengajar
N=34
9. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
16
18
47,1
52,9
2 Mas'idah, Guru ruerangkap BP, Wawancara Pribadi, (Depok: 21 November 2000)
10. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
11. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
15
18
1
6
26
1
1
44,1
52,9
2,9
17,6
76,5
2,9
2,9
44
Dari tabel 6 no. 9 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya siswa sangat
setuju yaitu 52,9 % apabila dalam mengajar guru berpenampilan dengan memakai
pakaian yang tidak terlalu mewah atau sederhana dan 47,1 % siswa yang setuju. Dan
tidak ada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
guru memang harus memperhatikan diri dalam berpakaian.
Tabel no. 10 menunjukkan hampir sebagian siswa (52,9 %) setuju bahwa guru
ketika akan mengajar harus memperhatikan kerapihan dan keserasian dalam
berpenampilam dan hanya sebagian kecil dari siswa (2,9 %) tidak setuju. Sebagian
besar jawaban siswa senada dengan jawaban dari wawancara guru yang menyatakan
bahwa dalam masalah penampilan, upaya yang dilakukan oleh guru adalah
memperhatikan penggunaan pakaian yang akan dipakai, baik dari segi kerapihan
k . 3 maupun eserasian.
'Mas'idah, Ibid.,
45
Selanjutnya pada tabel no. 11 menunjukkan bahwa pada umumnya siswa
setuju (76,5 %) apabila guru memperhatikan tekanan suara dalam mengajar dan
hanya sebagian kecil saja dari siswa yang setuju dan sangat tidak setuju (2,9 %).
Tabel 4.
Profesi sebagai guru
7. Sangat setuju
Setuju
12
21
35,3
61,8
Tidak setuju
Sangat tidak setuju I 2,9
'~~~ !~~t1iita~mllli~~~r11~~~~:l~~~1 lr~liJmr~: i~Hlfrl~~r,ii~~) 8. Sangat setuju 1 2,9
Setuju 1 2,9
Tidak setuju 19 55,9
Sangat tidak setuju 13 38,2
17. Sangat setuju 24 70,5
Setuju 9 26,5
Tidak setuju I 2,9
Sangat tidak setuju
Tabel 4 no. 7 di atas menunjukkan bahwa pada umumnya siswa (61, 8 %)
setuju apabila guru mempunyai profesi Iain, dan sebagian siswa (35,3 %) sangat
setuju. Sedikit sekali (2,9 %) siswa yang sangat tidak setuju. Hal ini menandakan
bahwa guru mungkin boleh-boleh saja mempunyai profesi lain, tapi yang perlu
diingat adalah jangan sampai profesi lainnya mengganggu tugasnya sebagai guru.
Selanjutnya dari tabel no. 8 di atas, dapat dilihat bahwa pada umumnya siswa
tidak setuju (55,9 %) apabila guru sering tidak masuk karena tugas di luar dan
46
sebagian siswa sangat tidak setuju (38,2 %), hanya sebagian kecil siswa yang tidak
setuju dan sangat tidak setuju yaitu masing-masing 2,9 %.
Sementara profesi guru harus dijalankan dengan ikhlas yang tercantum pada
tabel no. 17 menunjukkan hampir sebagian besar siswa (70,5 %) sangat setuju. Dan
sebagian siswa (26,5 %) setuju. Sedikit sekali yang sangat tidak setuju (2,9 %).
19.
21.
25.
26.
Tabel 5. Pengaruh Kepribadian Guru Terhadap Minat Belajar Siswa
N=34
Sangat setuju 20 58,8
Setuju 12 35,3
Tidak setuju 2 5,9
Sangat tidak setuju
Sangat setuju 10 29,4
Setuju 18 52,9
Tidak setuju 6 17,6
Sangat tidak setuju
Sangat setuju 13 38,2
Setuju 12 35,3
Tidak setuju 9 26,5
Sangat tidak setuju
Sangat setuju I 2,9
Setuju 10 29,4
Tidak setuju 17 50
Sangat tidak setuju 6 17,6
47
Tabel no. 19 menunjuk.kan bahwa pada umumnya siswa (58,8 %) sangat
setuju dari kepribadian guru yang baik dapat menumbuhkan minat belajar siswa,
sebagian dari siswa (35,3 %) setuju dan hanya (5,9 %) dari siswa yang tidak setuju.
Sedangkan dari tabel no. 21 di atas dapat dilihat pada umumnya (52,9 %)
siswa setuju bahwa akan mendapatkan nilai yang baik dari kepribadian guru yang
baik, 29, 4 % siswa setuju dan sebagian kecil (17,6 %) siswa tidak setuju.
Adapun pada tabel no. 25 menunjukkan hampir sebagian siswa yaitu 38,2 %
' sangat setuju bahwa ada perasaan rugi jika guru yang rajin tidak hadir, sebagian siswa
yaitu 35,3 % setuju dan sedikit sekali dari siswa yang tidak setuju yaitu 26,5 %.
Selanjutnya dari tabel no.26 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa tidak
setuju (50 %) bahwa merasa rugi jika guru yang malas tidak hadir dan sebagian siswa
(29,4 %) setuju, hanya (2,9 %) siswa yang sangat setuju.
Tabel 6.
Motivasi lntrinsik pada siswa
N=34
22. Sangat setuju 26 76,5
Setuju 8 23,5
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
23 Sangat setuju 18 52,9
Setuju 15 44,1
Tidak setuju 1 2,9
Sangat tidak setuju
27. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
28. Sangat setuju
Setuju
38.
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
15
11
6
2
3
3
17
11
2
4
19
9
44,1
32,4
17,6
5,9
8,8
8,8
50
5,9
5,9
11,8
55,9
26,5
48
Tabel 6 no.22 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (76,5 %) sangat
setuju dengan adanya keinginan belajar untuk mencapai cita-cita dan sebagian siswa
(23,5 %) setuju dan tidak ada yang menyatakan tidak setuju atau sangat tidak setuju.
Adapun dari tabel no. 23 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa sangat
setuju (52,9 %) bahwa mereka mengerjakan tugas karena inisiatif sendiri dan sangat
disayangkan adanya siswa yang tidak setuju walaupun hanya 2,9 %.
Sedangkan pada tabel no. 27 di atas, menunjukkan sebagian besar siswa
sangat setuju ( 44, 1 % ) bahwa merasa menyesal jika mendapat nilai yang tidak baik,
namun ada sebagian siswa (17,6 %) yang tidak setuju dan sedikit sekali (5,9 %) siswa
sangat tidak setuju.
49
Selanjutnya pada tabel no. 28 di atas, menunjukkan sebagian besar siswa (50
%) tidak setuju bahwa siswa tidak perlu membaca buku-buku tambahan, sebagian
yang lain (5,9 %) sangat tidak setuju dan ada sebagian kecil siswa yang sangat setuju
dan setuju (8,8 %).
Dan no. 38 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar siswa yaitu 55,9 %
tidak setuju kalau belajar jika ada tugas dari bapak/ibu guru saja, dan hanya sebagian
kecil saja dari siswa yaitu 5,9 % setuju.
Tabet 7.
Upaya-upaya Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa
29. Sangat setuju Setuju Tidak setuju San at tidak setuju
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
31. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
N=34
13 38.2 20 58,8 1 2,9
17 50
14 41,2
3 8,8
18 52,9
14 41,2
2 5,9
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
33. Sangat setuju
Setuju
36.
37.
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
50
26 76,5
6 17,6
I 2,9
I 2,9
3 8,8
19 55,9
11 32,4
I 2,9
25 73,5
8 23,5
19 55,9
4 11,8
3 8,8
17 50
16 47,1
I 2,9
II 32,4
20 58,8
3 8.8
51
Tabel di atas ini tentang upaya-upaya yang dilakukan guru untuk
membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Tabel no. 29 menunjukkan bahwa
hampir semua siswa (58,8 %) setuju apabila guru memberikan hukuman namun
dengan alasan yang tepat dan hanya sebagian kecil saja (2,9 %) siswa yang tidak
setuju.
Dari tabel no. 30 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa yaitu 50 %
sangat setuju apabila guru memberikan pujian kepada siswa ketika mendapat nilai
yang baik, sebagian siswa yang lain setuju yaitu 41,2 % dan hanya sebagian kecil saja
yaitu 8, 8 % siswa tidak setuju. Hal ini merupakan insentif yang diberikan guru untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Selanjutnya guru dalam mengajar menggunakan buku-buku tambahan pada
tabel no. 31 di atas, menunjukkan bahwa pada umumnya (52,9 %) siswa sangat
setuju, sebagian siswa setuju (41,2 %) dan hanya sebagian kecil siswa (5,9 %) sangat
tidak setuju.
Sementara dari tabel no. 32 di atas, dapat dilihat sebagian besar siswa sangat
setuju (76,5 %) jika guru dalam mengajar memberikan informasi yang actual dan
sebagian siswa setuju (17,6 %). Sedikit sekali yang tidak setuju dan sangat tidak
setuju (masing-masing hanya 2,8 %) dari siswa.
Adapun tabel no. 33 di atas, dapat dilihat sebagian siswa (55,9 %) setuju
bahwa guru harus cepat memeriksa setiap pekerjaan siswa dan sebagian siswa tidak
setuju (32,4 %). Sedikit sekali dari siswa (2,9 %) yang sangat tidak setuju.
52
Tabel no. 34 menunjukkan bahwa dalam mengajar guru memberikan contoh
contoh, hampir sebagian besar siswa (73,5 %) setuju, dan sebagian siswa (26,5 %)
sangat setuju.
Selanjutnya dari tabel no. 36 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa setuju
(55 %) bahwa guru di MA Nasy'atul Khair dalam mengajar selalu membangkitkan
motivasi belajar, 23, 5 % siswa sangat setuju. Namun sangat disayangkan masih ada
sebagian kecil guru yang tidak sering membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini
terlihat ada siswa yang tidak setuju, walaupun hanya 11,8 %.
Dan tabel no. 37 menujukkan sebagian besar siswa (50 %) sangat setuju
bahwa guru sebelum mengajar menjelaskan terlebih dahulu materi yang akan
diajarkan, sebagian siswa yang lain (47, 1 %) setuju dan sedikit sekali yang tidak
setuju (2,9 %).
Sedangkan dari tabel no.39 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa (58,8%)
setuju bahwa guru ketika mengajar menggunakan metode yang bervariasi, sebagian
siswa yang lain (32,4%) sangat setuju dan sedikit sekali (8,8%) yang tidak setuju.
41.
Tabel 8.
Motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada siswa
N=34
20 58,8
1 2,9
5 14,7 17 50 12 35,3
42. Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
10
12
9
3
29,4
35,3
26,5
8,8
53
Dari tabel no. 40 di atas pada umumnya siswa sangat setuju (58,8 %) babwa
orang tua di rumab selalu mendorong siswa untuk belajar dan hanya sebagian siswa
(26,5 %) tidak setuju, yang berarti mereka tidak diberikan dorongan belajar oleh
orang tua.
Selanjutnya pada tabel no. 41 di atas menunjukkan bahwa sebagian siswa (50
%) setuju mereka belajar di ruangan khusus belajar, dan sangat disayangkan sebagian
siswa (35,3 %) sangat tidak setuju, ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki
sarana (ruangan khusus untuk belajar).
Dan dari tabel no. 42 di atas, dapat dilihat pada umumnya siswa setuju (35,5
% ) bahwa orang tua selalu memberikan pujian jika siswa mendapat hasil ujian yang
baik dan sebagian siswa (26,5 %) tidak setuju dan sedikit sekali dari siswa (8,8 %)
yang sangat tidak setuju.
C. Analisa dan Interpretasi Data.
Analisa data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi
arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Langkah awal dalam
menganalisa data adalah proses kuantifikasi data atau memberi nilai terhadap
54
jawaban angket, mengenai kepribadian guru dalam mengajar (variabel X) dan
motivasi belajar siswa (variabel Y).
Untuk mengetahui pandangan siswa tentang kepribadian (sifut, sikap clan
tingkah laku) guru yang ideal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel9.
Kepribadian Guru Menurut Pandangan Siswa
MA Nasy'atul Khair Cimanggis Depok
1. 68 2. 68 3. 67 4. 68 5. 67 6. 69 7. 69 8. 68 9. 67 10. 70 11 . 72 12. 68 13. 64 14. 63 15. 74 16. 68 17. 62 18. 63 19. 72 20. 67 21. 66 22. 68 23. 70 24. 64 25. 70 26. 73 27. 66 28. 68
55
29. 70 30. 73 31. 64 32. 70 33. 66 34. 56
Ju ml ah 2298
Untuk mengetahui nilai rata-rata kepribadian guru menurut pandangan siswa
yang akan memberikan jawaban umum dari suatu pengamatan, maka penulis
menggunakan rumus:
Mx= u N
Mx= Mean
I:x = Jumlah nilai variabel x
N = Number of cases
Mx = 2298 = 67,58 34
Nilai rata-rata kepribadian guru menurut pandangan siswa MA Nasy'atul
Khair adalah 67,58. Sedangkan nilai tertinggi adalah 74.
Tabel berikut mengenai nilai motivasi siswa dalam belajar di MA Nasy' atul
Khair Cimanggis Depok:
Tabel 10.
Motivasi Belajar Siswa MA Nasy'atul Khair Cimanggis Depok
1. 2.
3. 4. 5.
70
62
70
56 59
56
6. 66 7. 66 8. 64 9. 68 10. 71 11. 70 12. 74 13. 62 14. 76 15. 68 16. 61 17. 67 18. 60 19. 63 20. 64 21. 61 22. 68 23. 75 24. 61 25. 74 26. 71 27. 60 28. 74 29. 69 30. 72 31. 67 32. 69 33. 62 34. 64
Jumlah 2264
Data tingkat motivasi belajar siswa bila dikelompokkan dari nilai tertinggi
sampai nilai terendah rata-ratanya dapat diketahui dengan menggunakan ·rumus:
M LY y =-N
My =Mean
L:y = Jumlah nilai variabel y
N = Number of cases
My = 2264= 66,58 34
57
Nilai rata-rata motivasi dalam belajar di MA Nasy' atul Khair adalah 66,58.
Nilai modus nilai tertinggi adalah 76.
Selanjutnya untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel
dalam penelitian, maka teknik analisa menggunakan analisa kuantitatif melalui teknik
analisa product moment Karl Person, untuk mencari koefisien korelasi antara dua
variabel, yaitu :
I. Variabel independent (x) adalah kepribadian guru yang meliputi pandangan siswa
tentang sifat, sikap, dan perilaku guru yang ideal dan penampilan guru sehari-hari.
2. Variabel dependent (y) adalah motivasi belajar siswa yang meliputi adanya
kesadaran siswa untuk belajar, upaya guru dalam membangkitkan motivasi
belajar siswa dan tugas orang tua memberikan motivasi.
Adapun langkah-langkah penghitungan dapat dilihat pada rekapitulasi data
berikut:
Tabel 11. Uji Korelasi antara Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Siswa di MA Nasy'atul Kbair Cimanggis Depok
1 68 70 4624 4900 4760
2 68 62 4624 3844 4216
3 67 70 4489 4900 4690
4 68 56 4624 3136 3808
5 67 59 4489 3481 3953
6 69 66 4761 4356 4554
7 69 66 4761 4356 4554
8 68 64 4624 4096 4352
9 67 68 4489 4624 4556
10 70 71 4900 5041 4970
11 72 70 5184 4900 5040
12 68 74 4624 5476 5032
13 64 62 4096 3844 3968
14 63 76 3969 5776 4788
15 74 68 5476 4624 5032
16 68 61 4624 3721 4148
17 62 67 3844 4489 4154
18 63 60 3969 3600 3780
19 72 63 5184 3969 4536
20 67 64 4489 4096 4288
21 66 61 4356 3721 4026
22 68 68 4624 4624 4624
23 70 75 4900 5625 5250
24 64 61 4096 3721 3904
25 70 74 4900 5476 5180
26 73 71 5329 5041 5183
27 66 60 4356 3600 3960
28 68 74 4624 5476 5032
58
29 70 69 4900 4761
30 73 72 5329 5184
31 64 67 4096 4489
32 70 69 4900 4761
33 66 62 4356 3844
34 56 64 3136 4096
L 2298 2264 155746 151648
Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi :
rxy = N'ixy - (a)(L:y) <~r=[N=.z:x=2=_=(=u=)2=;=j r=[N=.L:y=2=_=(=L:y=)2=rj
= 34. 153218 - (2298) (2264)
--1(34. 155746-(2298)2] [34. 151648-(2264)2]
= 5209412- 5202672
"(5295364- 5280804) (5156032- 5125696)
= 6740
'1 (14560) (30336)
= 6740 '1441692160
6740 21016.47354
= 0,320
59
4830
5256
4288
4830
4092
3584
153218
Untuk menginterpretasi nilai koefisien korelasi, maka dapat dilihat kriteria
korelasi koefisien besar R di dalam buku Anas Sudijono, sebagai berikut:
0,00 - 0,20 Korelasi yang kecil dan bisa diabaikan/dianggap tidak ada korelasi
0,20-0,40 0,40- 0,70 0,70- 0,90 0,90- 1,00
Terdapat korelasi yang sangat kecil dan tidak erat Terdapat korelasi yang sedang Terdapat korelasi yang erat Terdapat korelasi yang sangat erat
60
Dari hasil perhitungan di atas, di dapat nilai indeks korelasi sebesar 0,32. Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas, angka r (0,32) yang berada antara 0,20 - 0,40
termasuk dalam kategori adanya korelasi yang tergolong lemah atau rendah dan tidak
bertanda negatif. Berarti terdapat hubungan positif antara kepribadian guru dengan
motivasi belajar siswa di MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok, namun korelasi
itu adalah korelasi yang lemah (hubungan diantara kedua variabel itu lemah atau
rendah).
Sedangkan untuk interpretasi terhadap angka indeks koefisien korelasi dengan
cara berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment, maka dirumuskan hipotesa
sebagai berikut:
Hipotesa Altematif (Ha) : ada korelasi positif yang signifikan antara keribadian
guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar
SISWa.
Hipotesa Nihil (Ho) Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara
kepribadian guru dengan upaya membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Untuk menguji hipotesa, maka "r" observasi yang didapat dari perhitungan
statistik dibandingkan dengan "r" dalam tabel nilai "r" product moment (r). Dengan
61
terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau degrees of freedomnya ( df). Angka
yang diperoleh adalah:
df= N-nr
= 34-2=32
ro = 0,320
rt = pada taraf signifikansi 5 % = 0.349
rt = pada taraf signifikansi 1 % =0,449
Hasil yang didapat; 0,349 > 0,320 < 0,449. Angka r hitung sebesar 0,320 jika
dibandingkan dengan r pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,349 ternyata lebih kecil
(0,320 < 0,349). Sedangkan r hitung jika dibandingkan dengan r pada taraf
signifikansi 1 % sebesa:r 0,449 ternyata lebih kecil (0,320 < 0,449). Jadi ro taraf
signifikansinya lebih kecil daripada rt baik pada taraf signifikan 5 % maupun 1 %.
Dengan demikian pada taraf signifikansi 5 % dan 1 %, Ha ditolak sedang Ho
diterima, yang berarti korelasi positif antara kepribadian guru dengan motivasi belajar
siswa di MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok (secara matematik) di sini
bukanlah merupakan korelasi positifyang meyakinkan.
Setelah uji hipotesis dilakukan, untuk mengetahui berapa besar pengaruh
variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam persen, maka digunakan
rumus koefisien penentu (determinasi) sebagai berikut:
Kp=r2x 100%
r = 0,320 dibulatkan menjadi 0,3
r2 = 0,9
Kp=0,9x 100
=9%
62
Angka koefisien penentu sebesar 9 % menunjukkan adanya pengaruh
kepribadian guru terhadap upaya membangkitkan motivasi belajar siswa sebesar 9 %.
Sisanya 91 % merupakan variabel yang tidak dimasukkan dalam penelitian,
diantaranya kernampuan guru dalam menguasai bidang studi yang dipegang,
keterampilan menggunakan metode-metode dalam mengajar, keterampilan guru
dalam menggunakan media pengajaran dan sebagainya.
BABV
PENUTUP
Berdasarkan ura1an mengenai kepribadian guru dan korelasinya dengan
motivasi belajar siswa di MA Nasy'atul Khair, yang dibabas pada bah dan sub bah
sebelumnya, maka dalam bah ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan
saran-saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Sifat, sikap dan prilaku guru yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari di
sekolab, baik di luar maupun di dalam kelas, merupakan bagian yang sangat
penting dalam menentukan bagi keberhasilan belajar mengajar, siswa dapat
menilai kepribadian guru yang mereka sukai dan tidak sukai, terbukti dengan
adanya jawaban responden yang menyatakan sangat setuju apabila guru
menunjukkan sikap adil, demokratis, humoris, menghargai siswa sebanyak
64,7 % dan mereka juga dapat menilai sikap-sikap guru yang mereka tidak
sukai, diantaranya pilih kasih, sebanyak 79,4 % siswa sangat tidak setuju.
Penampilan guru pun dalam mengajar hampir 52,9 % siswa setuju harus
diperhatikan baik dari segi kerapihan maupun keserasian.
2. Motivasi belajar siswa di MA N asy' atul Khair cukup tinggi, dapat terlihat
sebagian besar siswa mempunyai keinginan belajar yang tirnbul dari dirinya
sendiri, karena untuk mencapai cita-cita yaitu sebanyak 76,5 %. Dan upaya
65
2. Pada dasarnya anak memiliki motif untuk belajar, namun dalam ha! ini
gurulah yang pertama hendaknya dapat membangkitkan motivasi belajar
siswa. Oleh karena itu, seorang guru diharapkan dapat memahami motif-motif
yang ada pada diri siswa, sehingga guru dapat menempatkan dirinya dalam
mengawali pelajaran yang akan diberikannya, terutama dalam upaya
menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa.
3. Sikap dan kepribadian guru memiliki hubungan dengan motivasi belajar
siswa. Sikap dan kepribadian guru yang baik akan diserap oleh siswa
siswanya dan akan menumbuhkan motivasi bagi anak-anak didiknya. Karena
itu perlu kiranya guru-guru disini untuk terus mampu mengontrol dirinya dan
mampu menampilkan kepribadian yang baik terutama di muka kelas pada saat
interaksi proses belajar mengajar.
4. Kepala sekolah yang berperan sebagai supervisi pendidikan diharapkan selalu
memberikan motivasi kepada guru-guru dalam menjalankan tugasnya agar
mereka terus bersemangat. Dan hendaknya selalu mengawasi kepribadian
guru dalam mengajar, agar guru tidak menyimpang dari kode etik yang sudah
ditetapkan dan selalu berupaya untuk meningkatkan kepribadian guru-guru di
MA Nasy'atul Khair Cimanggis - Depok.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dr., Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990
Azhari, Akyas, Drs., Psikologi Pendidikan, Semarang: Dina Utama Semarang, 1996, Cet. ke-1
Bakry, Nazar, Drs., H., Tuntunan Praktis Metodologi Penelitil!!l, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995, Cet. ke-1
Daradjat, Zakiah, Prof., Dr., Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, Cet. ke-3
Djumhur dan Drs. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidence & Counseling), Bandung: CV. Ilmu, tt, Cet. ke-17
D. Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Isli!!!!, Surabaya: PT. Al-Ma'arif, 1989, Cet. ke-8
Imran. Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Dina Pustaka Jaya, 1996, Cet. ke-1
Jamarah, Saiful Bahri, Drs., dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. ke-1
Mujib, Abdul, M.Ag, Fitrah dan Kepribadian Islam (Sebuah Pendekatan Psikologis), Jakarta: Dami Falah, 1999
Nasution S., Prof., Drs., MA, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 1995, Cet. ke-4
Nazir, Moh., Ph.D., Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), Cet. ke-3
Purwanto, M., Ngalim, Drs., MP., Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Offsert, 1995, Cet. ke-1 O
Salim, Peter dan Y enny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modem English, 1991
Sardiman, A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi guru dan Calon Guru). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. ke-6
67
Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekol;ill, Bandung: Remaja Karya CV. Bandung, tt.
Sudijono, Anas, Drs., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. ke-7
Sujanto, Agus, et.al., Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997, Cet.ke-7
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, Cet. ke-8
Syah, Muhibbin, Drs.M. Ed, Psikologi Pendidikan (suatu pendekatan barn) Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1996, Cet. ke-3
Tadjab, Drs., MA., Ilmu Jiwa Pendidikan, Semarang: Dina Utama Semarang, 1996, Cet. ke-1
Undang-Undang Sistem Pendidkan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 1995, Cet. ke-1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, PT. Rineka Jaya Utama, 1989
Usman, Mohammad Uzer, Drs., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997
Wasito, Hermawan, Drs., Pengantar Metodologi Penelitian (Buku Panduan Mahasiswa), Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995, Cet. ke-3
Lampiran I
DAFTAR ANGKET PENELITIAN
DI MADRASAH ALIYAH NASY' ATUL KHAIR CIMANGGIS DEPOK
Petunjuk pengisian :
I. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang ada di bawah ini, lalu jawablah
dengan sejujur-jujurnya dengan cara melingkari pada salah satu alternatif jawaban
yang tersedia sesuai dengan perasaan anda.
2. Jawaban anda pada daftar isian ini tidak mempengaruhi nilai ujian, dan jawaban
anda akan terjamin kerahasiaannya.
3. Jawaban yang anda berikan dalam daftar isian merupakan sumbangan yang
berharga bagi penelitian kami. Oleh karena itu, atas kesediaan anda mengisi daftar
isian ini kami mengucapkan banyak terima kasih.
4. Arti dari setiap alternatif jawaban adalah :
SS = Sangat setuju. s = Setuju. TS = Tidak setuju. STS = Sangat tidak setuju.
Nama Tempat/ Tanggal lahir Jenis kelamin
Asal Sekolah :
a. Pria b. Wanita a. Madrasah Tsanawiyah Negeri b. Madrasah Tsanawiyah swasta c. SMP Negeri d. SMP Swasta
A. KUESIONER KEPRIBADIAN GURU.
No Pernvataan Keteran2an I Dalam mengajar seorang guru hanya memperhatikan SS - S - TS - STS
siswa yang pandai saja.
2 Untuk menjaga kewibawaannya, seorang guru hams SS - S - TS - STS membatasi · diri (menjaga jarak) dalam berkomunikasi
3
4
5
dengan siswa
Seorang guru yang harus mempunyai sikap responsif terhadap kelas (mau melihat, mendengar dan merespon) masalah yang dialami siswa baik yang menyangkut kesulitan belajar maupun masalah pribadi siswa
Saya sangat senang kepada guru yang memiliki sikap adil, demokratis dan mempunyai rasa humor dalam mengajar
Dalam mengajar sebaiknya seorang guru bersikap keras (killer), agar siswa selalu mengikuti pelajaran yang diberikannya
SS - S - TS - STS
SS - S - TS - STS
SS - S - TS - STS
6 Dalam mengajar seharusnya guru mau membantu siswa SS - S - TS ..::. STS walaupun risikonya hams pulang terlambat
7 Seorang guru boleh-boleh saja mempunyai profesi lain SS - S - TS - STS diluar tugasnya sebagai guru, asal tidak mengganggu tugasnya.
8 Seorang guru boleh-boleh saja sering tidak masuk kelas, SS - S - TS - STS karena banyak tugas di luar.
9 Ketika mengajar sebaiknya seorang guru berpenampilan SS - S - TS - STS sederhana (berpakaian tidak terlalu mewah)
10 Kerapihan pakaian dan penampilan guru dalam mengajar SS - S - TS - STS hams diperhatikan
11 Guru hams memperhatikan tekanan suara, ketika SS - S - TS - STS mengajar
.12 Gerakan guru dalam mengajar, baik dari cara duduk dan SS - S - TS - STS berdiri di kelas jangan sampai mengganggu konsentrasi siswa
13 Dalam kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran SS - S - TS - STS sebaiknya guru bersedia ikut serta.
14 Dalam diri guru harus adanya kemampuan untuk SS - S - TS - STS mencerminkan sikap menghargai kepada siswa, misalnya dengan memberi senyuman, komentar, anggukan kepala ketika mengajar.
15 Di dalam maupun di luar kegiatan belajar mengajar guru SS - S - TS- STS harus menunjukkan keakraban dengan siswa.
16 Ketika mengajar guru boleh membentak-bentak, mencela SS - S - TS - STS atau menyindir siswa agar siswa serius belajar.
17 Profesi guru dijalankan harus dengan ikhlas dan SS - S -TS - STS merupakan alternatif terbaik bukan sebagai sampingan.
18 Saya sangat senang dengan guru yang menunjukkan SS - S - TS - STS wajah berseri-seri.
19 Saya berminat pada bidang studi tertentu, karena guru SS - S- TS- STS yang mengaJar mempunyai sikap, tingkah laku, penampilan dan cara mengajar yang baik
20 Saya kurang berminat mengikuti pelajaran, bila saya SS - S - TS - STS melihat guru yang mengajar tidak menunjukkan kepribadian yang baik
21 Saya selalu mendapatkan nilai yang baik dari pelajaran SS - S - TS - STS yang diberikan oleh guru yang memiliki kepribadian yang baik dan menarik
B. KUESIONER MOTIV ASI BELAJAR SISWA
No 22
23
Pernvataan Saya belajar di sekolah bukan karena dipaksa oleh orang tua, tetapi karena keinginan sendiri untuk mencapai cita-cita
Alasan yang mendorong saya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru adalah karena inisiatif sendiri
Keteranean SS - S - TS - STS
SS - S - TS - STS
24 Saya mengerjakan tugas karena takut dihukum oleh SS - S - TS - STS guru
25 Saya merasa rugi jika guru yang rajin berhalangan SS - S - TS - STS hadir untuk mengajar
26 Saya merasa senang jika guru yang malas SS - S - TS - STS berhalangan hadir untuk mengajar
27 Saya akan menyesal sekali ketika mendapat basil SS - S - TS - STS ulangan yang tidak baik
28 Saya tidak perlu membaca buku-buku lain di luar SS - S - TS - STS buku wajib
29 Sewaktu-waktu guru boleh memberikan hukurnan SS - S - TS - STS kepada siswa, namun dengan a!asan yang tepat.
30 Pujian yang diberikan oleh guru ketika anda SS - S - TS - STS mendapat nilai yang baik akan dapat membangkitkan motivasi untuk belajar
31 Ketika mengajar sebaiknya guru menggunakan juga SS - S - TS - STS sumber-sumber lain di luar buku pokok, seperti buku-buku tambahan
32 Agar pelajaran lebih menarik, dalam mengajar SS - S - TS - STS sebaiknya seorang guru dapat memberikan informasi actual yang dapat menambah wawasan ~tswa
33 Dalam mengajar sebaiknya seorang guru hams cepat SS - S - TS - STS dalam memeriksa setiap pekerjaan yang diberikan kepada anak didiknya dan mengumumkan hasilnya
34 Saya senang belajar bila guru memberikan contoh- SS - S - TS - STS contoh dalam mengajar
35 Saya tidak cepat merasa puas, ketika mendapat SS- S -TS - STS hasil ulangan yang baik
36 Guru-guru di sekolah 1ru selalu membangk:itkan SS - S - TS - STS motivasi belajar murid
37 Sebelum mengajar sebaiknya guru menjelaskan SS- S -TS- STS terlebih dahulu materi yang akan diajarkan
38 Saya belajar kalau ada tugas dari bapak/ibu guru SS - S -TS - STS saja
39 Metode yang digunakan guru-guru di MA 1ru bervariasi
SS - S - TS - STS
40 Di rumah, orang tua selalu mendorong saya untuk SS - S - TS - STS belajar.
41 Saya belajar di ruangan khusus untuk belajar SS - S - TS - STS
42 Orang tua saya selalu memberikan pujian atau SS - S - TS - STS hadiah, ketika saya mendapat nilai yang bagus
Skor Angket Kepribadian Guru
No. Responden No. Butir Pern •ataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 2 3 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 6 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 7 4 3 3 4 4 3 4 1 3 4 4 3 3 8 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 9 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 10 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 11 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 12 4 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 13 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 14 4 2 4 3 1 2 3 4 3 4 3 4 3 15 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 16 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 1 4 4 17 2 1 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 18 4 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 19 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 20 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 21 4 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 22 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 4 1 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 24 3 1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 25 4 4 2 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 27 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 29 4 1 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 4 30 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 31 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 32 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 33 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 34 3 2 2 4 1 1 1 3 4 4 3 2 2
14 15 16 17 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 1 4 3
18 19 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
20 21 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 2 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3 4 1 2 1 3 4 3 2 3 4 3 1 4 1 3 3 2 2 4 1 3 2 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 Jumlah
68 68 67 68 67 69 69 68 67 70 72 68 64 63 74 68 62 63 72 67 66 68 70 64 70 73 66 68 70 73 64 70 66 56 2298
~ \/\j
--r--··--·· 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 31f 39 40 41 42 1 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 3 70 2 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 62 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 70 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 56 5 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 4 3 3 4 59 6 4 3 ' 4 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 66 1 3 3 1 4 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 66 8 4 4 ;1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 64 9 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 68
10 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 71 11 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 70 12 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 74 13 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 62 14 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 76 15 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 2 4 68 16 4 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 61 17 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 1 2 1 67 18 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 60 19 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 3 2 1 63 20 4 3 ' 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 64 21 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 2 2 61 22 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 68 23 4 4 i 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 75 24 4 3 j 3 2 3 3 1 2 4 4 4 3 3 1 3 4 3 2 4 3 2 61 25 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 74 26 4 4 ! 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 71 27 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 4 3 2 60 28 4 4 ' 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 4 3 4 74 29 4 4 4 4 4 3 3 4 1 1 4 1 4 3 4 4 3 4 4 3 3 69 30 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 3 4 4 72 31 3 3 ' 2 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 67 32 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 69 33 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 62 34 4 4 1 2 4 4 1 3 1 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 64
Jumlah 2264
~
Lampiran
BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Hari/tanggal
Interviewee
Jabatan
: Kamis, 19 oktober 2000
: H.M Ghazali Le.
: Kepala sekolah
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimanakah sejarah awal didiririkannya Madrasah Aliyah Nasy' atul khair
Cimanggis Depok dan apa tujuannya?
2. Bagaimanakah Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Nasyatul Khair Cimanggis
Depok?
3. Berapakahjumlah guru, tenaga administratifdan siswa di sekolah ini?
4. Apa sajakah sarana dan prasarana yang dimilki Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair
ini?
5. Kegiatan-kegiataan apa saja yang ada di MA Nasy'atul Khair untuk siswa di luar
jam pelajaran.
6. Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam memberikan dorongan atau motivasi
kepada guru untuk menjalankan tugasnya?
7. Apakah usaha yang bapak lakukan dalam meningkatkan kerpibadian guru di MA
Nasy'atul Khair ini?
Jawaban:
1. Nasy' at1,1l Khair merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada tahun
1953, den&_<jll pendirinya adalah KH. Marzuki selaku pemilik yayasan ini. Pada
awalnya Nasy'atul Khair ini memang bukan merupakan yayasan, tetapi madrasah
diniyah. Baru pada tahun 1983 dibentuk yayasan dan dapat mendirikan Ml, Mts
dan MA Nasy'atul K4air Cimanggis Depok. MA Nasy'atul Khair didirikan pada
bu!,,_~ juli tahun 1988, dengan pendirinya adalah Drs. H. Zahrudin, ia lulusan
IAIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syari'ah, ia anak KH. Marzuki. Mulai tahun
1988-1995 ia menjabat kepala sekolah. Pada tahun 1995 ia meninggal dunia, yang
akhirnya jabatan kepala sekolah digantikan oleh Bapak HM. Ghazali sampai
sekarang. Tujuan didirikannya MA ini adalah untuk melaksanakan misi dakwah
yaitu mencetak manusia-manusia yang berkualitas baik dari segi ilmu agama
maupun ilmu umum. Dan meringankan beban masyarakat sekitar karena anak
anak mereka tidak perlu jauh-jauh untuk sekolah, serta ingin membuka lapangan
pekerjaan (sebagian guru-guru dan staf-staf yang ada berasal dari wilayah
sekitar).
2. Struktur organisasi MA Nasy' atul Khair terdiri dari kepala sekolah yang
menduduki jabatan tertinggi dan tidak ada wakil kepala sekolah yang ada adalah
empat wakil kepala bidang yaitu wakabid kurikulum Bapak Drs. M.Suhanda,
wakabid kesiswaan Bapak Drs Sutrisno, wakabid humas Bapak Drs. Kasaiy Ishak
dan wakabid Sarana dan Prasarana Ibu Hj. Zakiah BA. Selain ada BP Ibu Drs.
Masy'idah dan satu TU Ibu Sulistianingsih. Kepala sekolah berhubungan
langsung dengan guru-guru, osis dan siswa Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair
Cimanggis Depok.
3. Jumlah guru Di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok pada tahun
ajaran 2000-2001 ini ada 20 orang. Dan staf administrasi terdiri dari Tata usaha
dan bendahara. Hal ini mengingat keberadaan MA Nasy' atul Khair ini masih
dalam scope yang kecil, jadi belum memerlukan tenaga administrasi yang banyak.
Dan keadaan siswa pada tahun ajaran 2000-2001 hanya berjumlah 112 orang,
terdiri dari kelas I berjumlah 37 orang, Kelas II berjumlah 34 orang dan kelas III
berjumlah 41 orang.
4. Sarana dan prasarana yang dimiliki MA Nasy'atul Khair Cimanggis Depok ini
meliputi: 3 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, lruang tata usaha,
1 ruang osis, 1 ruang komputer, 1 ruang praktek kegiatan siswa, 1 masjid dan 1
WC.
5. Kegiatan-kegiatan ektra kurikuler yang ada di Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair,
diantaranya: pelajaran kitab kuning, pramuka, paskibra, PMR, class meeting,
kursus komputer, retorika, kaligrafi dan forum diskusi. Masing-masing kegiatan
ini memiliki guru koordinator di bawah pengawasan kepala sekolah.
6. Upaya-upaya yang saya lakukan dalam memberikan motivasi kepada guru untuk
menjalankan tugasnya adalah dengan membina hubungan antara kepala sekolah
dengan guru, menjalin keakraban, kekeluargaan walaupun dalam proses belajar
mengajar kedudukannya sebagai pimpinan dengan bawahan, akan tetapi di luar
proses belajar mengajar seperti saudara. Selain itu melibatkan guru-guru dalam
setiap kegiatan sekolah misalnya: rapat yang selalu diadakan dengan guru-guru,
dan kepala sekolah memberikan honor di luar gaji serta menyiapkan buku-buku
pegangan untuk mengajar.
7. Dalam upaya meningkatkan kepribadian guru-guru di MA Nasy'atul Khair,
terutama dalam masalah penampilan, saya menyediakan pakaian seragam untuk
guru-guru dan guru-guru pun dalam mengajar harus memakai pakaian yang
formal. Guru diperintahkan agar disiplin dan berwibawa dalam menjalankan
tugasnya. Jika ada guru yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan, kepala
sekolah akan berusaha untuk menasehati agar tetap terjalin hubungan yang baik.
Jfb~ Rusm1yati
Nama Guru Madrasah Aliyah Nasy'atul Khair Cimanggis Depok
H.M. Ghazali L.c. KSU. S.A/1986 Kepala sekolah
2 Drs. M Suhanda IKIP Jakarta 1991 Wakabid
Bahasa Indonesia Kurikulum
~ Drs. Azwan Ferry IAIN Jakarta 1987 Guru Aqidah Akhlak .)
4 Drs. Kasaiy Ishak IAIN Jakarta 1996 Wakabid Humas Sejarah/SKI
5 ir. Edi ismunandar UMH Jakarta 1987 Guru Kimia
6 Drs. Mulyadi Kimra IAIN Padang 1987 Guru Fiqih
7 Ir. Desi Susiani IPB Bogar Guru Kimia/Matematika
8 Drs. H.M. Adri IAIN Jakarta 1991 Guru Al-Qur'an Hadits
9 LutyYanti Amd. IKIP Jakarta 1991 Guru Bahasa Inggris
10 Dra. Mas'idah IKIP Bandun Guru Sosiologi
1995
11 Syadid S.Ag. STIA Pandeglan
Guru Bahasa Arab 1997
12 Drs. Usman Daud STIA Sukabumi
Guru Geografi/Tata
1996 Negara
13 Minuk Istiansih S.Pd. IKIP Jakarta 1997 Guru Bahasa Inggris
14 Dra. Horiza Faslarita IKIP Padang 1993 Guru Matematika
15 Sulistianingsih !KIP Jakarta 1995 Guru Ekonomi
16 Muchlisin SE. UIA Jakarta 1998 Guru Ekonomi/ Akuntansi
17 Nurmawati S.Ag. UIK Jakarta Guru Kesenian
18 Ir. T. Alan Sutrisno UI Jakarta 1989 Guru Fisika
19 Dra. Sri Lestari Jakarta Guru Biologi
20 Drs. Sutrisno KIP Wakabid
Bahasa Indonesia 1991 Kesiswaan
21 Toyyibah S.Ag. Uhamka
Guru PPKN 000
LJ .I...l.'-U.l."-...1. 'CJ.I'- '-'.I.'-'-J"r1l. '"111:.ILJ.C-JL~..I. l.l".1.1"""1.• l "l""1...:1 I l"Ja. .I. \...JLI ..l.'-l..Lt"1.A..I.'- '-"AlTi..r-11 -,..'-J'-J.1.0 I.1.£1.1. '-'.I"-
KEPALA SEK OLAH
HM. Ghazali LC
BP Tata Usaha ·····-·····-"· .. -· .. ··-·····-···~-· .... -...
Dra. Mas'idah Sulistianingsih
I I I I Wakabid Wakabid. Wakabid. Wakabid.
Kurikulum Kesiswaaan Humas Sarana/Prasarana Drs. M. Suhanda Drs. Sutrisno Drs. Kasaiy Ishak ZakiahBA
Guru/\Vali Kelas
OSIS
SIS WA
·~
~
Lampi ran
Hari/tanggal
Intervewee
Jabatan
BERITA WAWANCARA DENGAN GURU
: Selasa/ 21 November 2000
: Dra. Mas'idah
: Guru BP
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana pendapat Bapak I Ibu tentang profesi guru ?
2. Metode apakah yang Bapak I Ibu gunakan untuk menumbuhkan minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang Bapak I Ibu berikan?
3. Apa yang Bapak I Ibu lakukan ketika menemukan siswa yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar ?
4. Usaha apa yang Bapak I Ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian
(sikap, tingkah laku dan penampilan) guru sehari-hari ?
5. Apakah yang Bapak I Ibu lakukan untuk menciptakan komunikasi yang harmonis
dengan siswa ?
6. Menurut Bapak I Ibu bagaimanakah sifat, sikap dan tingkah laku (kepribadian)
guru yang baik maupun yang tidak baik ?
Jawaban:
I. Menurut saya guru adalah profesi yang sangat mulia. Dalam menjalankannya
tergantung kepada amalan yaitu pada keikhlasan, baik yang berhubungan dengan
siswa ( dalam proses belajar mengajar), maupun dengan teman-teman seprofesi,
staf-staf lain yang ada di sekolah, masyarakat dan sebagainya. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap proses pendidikan. Jika kita berfikir kembali bahwa tanpa
adanya guru, mungkin tidak akan tercipta generasi penerus bangsa. Dalam
memperoleh cita-cita untuk menggapai profesi-profesi selain guru, untuk bekal
masa depan, tentunya tidak akan luput dari kegiatan belajar, mencari ilmu. Salah
satu cara mendapatkannya adalah belajar, terutama di sekolah. Otomatis
er memerlukan adanya guru untuk mentransfer ilmu yang dibutuhkannya kelak.
Walaupun fenomena yang masih ada sekarang ini adalah gaji guru yang sangat
minim, tetapi tidak mematahkan untuk menjalankan profesinya. Biar
bagaimanpun guru merupakan pekerjaan yang mulia, karena bisa menyampaikan
ilmu yang diperoleh walaupun sedikit.
2. Saya dalam mengajar menggunakan berbagai metode, agar proses belajar
mengajar tidak monoton. Adapun beberapa metode yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan pre test. Pre test diberikan sebelum guru mengajar, apabila siswa
tidak bisa menjawab soal-soal yang diberikan guru, maka guru menerangkan
kembali pelajaran yang telah diberikan dan memberikan catatan-catatan.
b. Metode ceramah yaitu guru menerangkan materi yang akan diajarkan kepada
siswa dan siswa menyimak sambil mencatat hal-hal yang perlu ditulis.
c. Metode resitasi yaitu pemberian tugas, diantaranya: Guru memberikan buku
kepada salah satu siswa (sebagian siswa tidak memiliki buku) untuk
menerangkan pelajaran, kemudian di fotocopy, dan terkadang pula guru yang
merangkum serta membuat makalah kelompok.
d. Metode diskusi. Biasanya ini dilakukan setelah anak mendapatkan tugas, baik
merangkum maupun membuat makalah. Dimana guru kadang-kadang sebagai
pembimbing dan kadang-kadang sebagai peserta. Hasil diskusi biasanya
diulas kembali.
e. Metode latihan soal. Diberikan setiap selesai materi yang diajarkan.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi siswa yang tidak memiliki minat atau
motivasi untuk belajar. Hal-ha! yang dilakukan adalah:
a. Meneliti minat belajar siswa tersebut. Apakah benar/tidak siswa tersebut tidak
memiliki minat/motivasi untuk belajar. Tentunya antara kelas yang satu
dengan yang lainnya berbeda.
b. Pendekatan dengan siswa. Hal ini· untuk mengetahui alasan siswa malas
belajar, karena guru atau masalah pribadi atau sekolah. Setelah itu dicari
solusinya dengan adanya keterbukaan antara guru dan siswa.
Selain itu upaya-upaya yang dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa yaitu memberi penghargaan kepada siswa, memberi hukuman yang
tentunya hukuman yang mendidik, baik hukuman fisik seperti: membersihkan
ruangan maupun hukuman lahiriah seperti: disuruh mengaji, dan memberikan
contoh-contoh dalam mengajar serta memberikan informasi yang actual. Untuk
upaya membangkitkan motivasi ini terkadang guru mengadakan hubungan
(kerjasama) dengan wali siswa, agar mereka juga mau memberikan motivasi
siswa untuk belajar di rumah.
4. Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian guru (sikap,
tingkah laku dan penampilan) sehan-hari adalah dengan meningkatkan
komunikasi dengan siswa, guru dan staf-staf lain. Menurut saya, Pribadi guru itu
berbeda-beda, sikap dan tingkah laku guru di sekolah merupakan sebagai teladan
siswa, oleh karena itu guru harus berhati-hati dalam berkata maupun bertindak.
Tetapi memang sangat disayangkan ada sebagian kecil guru yang sikapnya
kurang berkenan/kurang disukai baik oleh guru-guru maupun oleh siswa. Apabila
konflik yang terjadi antar guru, maka sesama guru saling menasehati, dan bila
terjadi antara guru dengan siswa, maka siswa biasanya berkonsultasi dengan guru
BP, kemudian guru BP akan melaporkan kepada kepala sekolah dan solusi akhir
biasanya diadakan dialog antara guru yang bersangkutan dengan siswa. Upaya
yang dilakukan dalam masalah penampilan yaitu memperhatikan penggunaan
pakaian yang akan dipakai, baik dari segi kerapihan maupun keserasian.
5. Untuk menciptakan komunikasi yang harmonis, upaya yang saya lakukan adalah
mengadakan pendekatan dengan siswa baik di dalam maupun di luar proses
belajar mengajar dengan prinsip di dalam proses belajar mengajar sebagai
sahabat. Saya juga melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan siswa ( ekstra
kurikuler).
6. Sifat-sifat, sikap dan tingkah laku guru yang baik adalah: membimbing yaitu tidak
hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mendidik), guru hams memiliki sifat terpuji,
tidak bersikap kasar, tidak membentak-bentak anak, menyindir, menghina,
memberikan hukuman yang bersifat mendidik, ucapan serta tingkah laku yang
baik.
Interviewee
Rusmiyati
Lampi ran
Hari/tanggal
Intervewee
Jabatan
BERITA WAWANCARADENGANGURU
: Jum'at/ 24 November 2000
: Drs. Suhanda
: Wakil kepala urusan kurikulum
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Bagaimana pendapat Bapak: I Ibu tentang profesi guru ?
2. Metode apak:ah yang Bapak: I Thu gunak:an untuk menumbuhkan minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang Bapak: I Thu berikan?
3. Apa yang Bapak I Thu Iakukan ketika menemukan siswa yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar?
4. Usaha apa yang Bapak: I lbu Iakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian
(sikap, tingkah Iaku dan penampilan) guru sehari-hari ?
5. Apakah yang Bapak I Ibu lakukan untuk menciptak:an komunikasi yang
harmonis dengan siswa ?
6. Menurut Bapak: I Thu bagaimanakah sifat, sikap dan tingkah laku
(kepribadian) guru yang baik maupun yang tidak baik ?
7. Bagaimanak:ah pelaksanaan kurikulum di MA Nasy'atul Khair ini?
Jawaban:
1. Guru bukan hanya mengajar di depan kelas atau sekedar mentransfer ilmu
kepada siswa, tetapi Iebih dari pada itu ia harus membimbing, membina, dan
melatih. Jam kerjanya pun tidak hanya terbatas pada saat mengajar di kelas
atau di sekolah dan dengan kesej;lhteraan yang kalau dibandingkan dengan l '
pekerja jauh di bawah upah stand¥ rn\11imum. Namun demikian bila ~ita
betul-betul mencintai dan menyadari profesi ini dapat saya ka.tal\at\ ~gwa
profesi guru cukup memberi tantangan, tuntutan dan penuh tanggung jawab
(moral) namun unik dan menarik serta mulia lagi memberi kepuasan dan
kebahagiaan batin.
2. Berbagai metode yang ada dan bersifat variasi, disesuaikan dengan materi
atau pokok bahasan yang disampaikan, terutama metode diskusi, demonstrasi
dan simulasi, sosiodrama serta tanya jawab. Terkadang ketika mengajar
memberikan informasi yang actual, tergantung dari efektifitas dan efesiensi
serta urgensi informasi tersebut dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran
pada khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya.
3. Membaca dan memahami psikologis anak serta latar belakang sosialnya, lalu
mengingatkan dan memberikan perhatian sesuai dengan keperluan dan
kebutuhannya dalam belajar untuk menimbullkan dan membangkitkan
minatnya.
4. Selalu introspeksi diri, membaca dan belajar, serta menggali dan menumbuh
kembangkan potensi diri dalam berbagai kesempatan
5. Bersikap terbuka, memperlakukan dan menjadikannya sebagai subyek dalam
proses belajar mengajar, serta menganggap dirinya sebagai fathner guru.
6. Secara ideal tentu saja banyak sifat, sikap dan tingkah laku guru yang baik,
diantaranya: adil, jujur, ulet, rarnah, percaya diri, banyak daya tarik dan
simpatik, penuh rasa tanggung jawab, sabar, berwibawa, profesional,
kebapakan dan keibuan, peka, gemar bermusyawarah dengan kerabat kerja
(guru) maupun siswa, inovatif dan lain-lain
Paling tidak bila guru telah menunjukkan 75 % dari kepribadian di atas dapat
dikategorikan baik dan sebaliknya bila hanya 60 %-74 % cukup baik, serta
tidak baik bila kurang dari 60 %.
7. Pelaksanaan kurikulum di MA Nasy'atul Khair secara utuh melaksanakan
kurikulum 1994 sesuai dengan SK Mendikbud No. 0489/ U/1992 pasal 6 dan
SK Menteri Agama RI No. 370 tahun 1993. Di samping itu untuk
menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan serta tuntutan siswa,
orang tua dan masyarakat, khususnya dalam ciri khas Islam dan dunia kerja;
kurikulum yang disampaikan kepada siswa ditambah dengan muatan lokal
dan kegiatan ekstra kurikuler. Muatan lokal dan kegiatan ektra kurikuler
tersebut: program komputer, pengkajian kitab-kitab, muhadharah, kaligrafi,
pembahasan ayat-ayat suci Al-Qur' an, paskibra, PMR, seni bela diri dan
olahraga.
~3 $i: Rusmiyati Drs. Suhanda
Lampiran
Hari/tanggal
lntervewee
Jabatan
BERITA WA WAN CARA DENGAN GURU
: Jum'at/ 24 November 2000
: Drs. Sutrisno
: Wakil kepala urusan kesiswaan
Pertanyaan-pertanyaan:
I. Bagaimana pendapat Bapak I Ibu tentang profesi guru ?
2. Metode apakah yang Bapak I Thu gunakan untuk menumbuhkan minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran yang Bapak I Thu berikan ?
3. Apa yang Bapak I Thu lakukan ketika menemukan siswa yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar ?
4. Usaha apa yang Bapak I Ibu lakukan untuk meningkatkan kualitas kepribadian
(sikap, tingkah laku dan penampilan) guru sehari-hari ?
5. Apakah yang Bapak I Thu lakukan untuk menciptakan komunikasi yang
harmonis dengan siswa ?
6. Menurut Bapak I Thu bagaimanakah sifat, sikap dan tingkah laku
(kepribadian) guru yang baik maupun yang tidak baik ?
Jawabau: 1. Profesi guru bagi saya merupakan profesi yang terhormat, mengapa
demikian? Karena guru mengajarkan ilmu kepada orang lain secara individual
dan mencerdaskan bangsa secara nasional.
- Manusia sebagai makhluk individual dan sosial sekaligus. Sebagai
makhluk individual manusia membutuhkan material walaupun gaji guru
relatif rendah namun faktor keberkahan dari gaji tersebut terhadap
kehidupan sangat terasa manfaatnya.
- Sebagai makhluk sosial guru mendidik anak, membentuk kepribadian anak
sesuai dengan minat bakat yang mereka miliki.
2. Metode yang saya gunak:an adalah ak:umulasi dari beberapa metode contoh
praktek, ceramah, mengahapal dengan menyesuaikan sitiasi dan kondisi siswa
dan sarana dan prasarana sekolah. Disisi lain contoh-contoh kita ambilkan dari
pengalaman siswa atau permasalahan yang sedang hangat sekarang, informasi
yang ak:tual sering kita berikan pada siswa.
3. Mengatasi siswa yang tidak: memiliki motivasi belajar adalah dengan cara kita
panggil secara sendiri di ruang guru/ BP, jika sudah diketahui seandainya
masalah keuangan, keluarga, teman, bahkan pacar sekalipun kita berikan
penyelesaian secara bijak:.
4. Sikap guru terhadap siswa hams dapat menempatkan diri kapan peran guru
sebagai guru dan kapan peran guru sebagai sesama manusia. Sehingga
suasana guru sebagai orang tua kedua dapat tercipta, dalam arti mengayomi,
melindungi, mendidik, memberi kenyamanan tetap berjalan.
5. Sikap dan sifat guru yang baik. Mari kita ingat kembali pepatah guru digugu
dan ditiru. Jika guru di gugu berarti semua perkataan guru ak:an dipatuhi oleh
anak: didiknya, sehingga guru hams lebih berhati-hati dalam berbicara, jangan
membual atau mengobral jartji, namun disiplin ilmu yang kita miliki kita
padukan dengan kesesuaian zaman, kesesuaian kenyataan sehingga siswa
tidak: merasa dibohongi. Ditiru berarti semua tingak:ah lak:u guru akan
dicontoh oleh siswa, maka perilaku guru harus dapat memberikan suri
tauladan bagi hidup dan kehidupan siswa baik dirumah, dijalan, maupun di
sekolah.
, ~~e,i:;iwr ~~
Rusmiyati
~9 ~~utrisno
DEPARTEMEN AGAMA INSTJTUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS TARBIYAH
Jin. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Telepon : - ·7401925 ·•I
Nomor: PP.125.1/ VI /FT/19 Jakarta, ..... ~ . ."!\~:!-. . . . . . . . . . . . . . . T9". ~ .. Lamp. : I (satu) berkas Perihal : Bimbingan Skripsi. Kepada
Yth. I. Dra •. H> . .Ab<L •. R•b01an .. Clha1aR°.M•.Ag .. .
2. Dr~~-~·-~-~'.'~".-~".-l -~~~ ......... . Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatu!lah JAKARTA.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) * penulisan skripsi mahasiswa :
Na n1 a
Nomor Pokok
Junisan
. !l\l!ll1li;i.W ................................... · · · · · · · . · · · ·
. )961112226:· ............................................ .
.f~n<l.i<lJ.kan.AgaJna.Islam ................................ . . XEP!lillADUN GURU DAN KORELASINY A DENGA!I: MO'l!rVASI.
sts11A" !li. !(,\.' N.Asr.A'J.l'.Jl.' Jt!L\!1l..'DEPcnt· · · · · · · .. · · · · · • .. · · · · · · · · · · ·
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal: ......... .
. . . . 3 . J~. 200Gl' ... : ........... dengan out line, abstraksi dan daftar pustaka terlampir. Bimbingan skripsi ini harap diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan, yakni sampai dengan
tanggal . ;). lleseinber. 2000.' · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
Setelah judul tersebut dikonsultasikan dengan Pembimbing terjadi perubahan, harap
segera dilaporkan ke Fakultas. Laporan berikutnya dilaksanakan pada bulan ketiga dan kelima kepada Ketua Jurusan dan Pembantu Dekan I.
Demikian atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Wassalam.
TEMBUSAN : I. Dekan (Sebagai Laporan)
2. Yth. Sdr. Ketua Jurusan l'endidikan AgaJna Islam
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT A GAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS TARBIYAH
da No. 95 Ciputat 15412
lomor: PP.125.1/ VII /FT/ 2500 amp. : 1. ( satu) berkas la! : RISET/WAWANCARA
Assalamu'alaikum wr. wb.
Telepon: 7401925 Fax: 74029:
Jakarta, ... 21 . ..r ... 1;1.. -2.0.Q.Q ......... .
Kepada Yth ... Ke.pal a. Seko.lah . .M.A. .N asya.tul
. .Kb.oi-i::. D.ep~l:< ....................... .
Dengan hormat kami sampaikan bahwa: Nama : .!.t.~.~'.1:~.¥.<!-.~~ .................................... · · · · · · · · · · ·· · · · · · · · · · · · · · Alamat : . if.+. .R<i.Y# .. J.lo.g.o:r . .P.<tlsigunung. R:t .. 02/ 04 . No:.:\.~ ..... .
X..E7.~.~ .. ~.1:1.~)'.'. .. :\\1?:'?.~ .. 9J:n!~gg;\..I'? .. ~.9.9.Y~ .. J;l.~:PR!I: .. 1.E/9.5. l .. adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN SyarifHidayatullah Jakarta: No. Induk : J.9.9.1.1.:1.Z.?2!'i ................................................... . ~~:~~~er : ·~11~~~·~iiii~Y.·~.~~~?F: ........... ···················· Tahun Akademik : ::1 ~~:§Jiqc):Q." ." .": ." ." .": ." ." ." .": .".": ." ." ." ." .":: :: : .. : : : : : .":: ." .": ." .": .. :: .":: .":: .":::
Sehubungan dengan tu gas penyelesaian skripsi yang berjudul : .. ~.t';;p:i;-i D."1.d:i.an. GuJ.:U. .. dan. K.ore.la.sinya. .Deugan. Mo.ti v:asi .. :B~J.aj ar . :?.~.:'!:-!~ .. sl?: .. f'.1.A. ~?!?.Y.~."ti~;L .. Khaj..r .. J?~P.9~ ..................................... .
mahasiswa tersebut memerlukan riset/wawancara de~an : .. K.~J??::/..~ ... ~~ ~o!,~. M.A. .. N. ~~:.¥?: :J'.1:1.+ .. ~~~~!:' ...... E?J?~~ ....................... .
<li .. :0:A j~ ~~Y.~.tni:: iii~i:~: ::r?~P.~~.-: :::: :::::::: ::::::::::::: :: :::: :: : : :: : :: : :: : :: :: Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk
menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikianlah atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami
mengucapkan terima kasih.
Wassalam,
YAYASAN ISLAM NASY' ATUL KHAIK
MADRASAH ALIYAH JI. Raya Bogar Km. 30 Mekarsari Cimanggis Depok
Telepon : 8708437
SURAT KETERANGAN NO: 252/MA-NKH/XII/2000
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Nasy' atul Khair
. Depok menerangkan bahwa:
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Alamat
Nomor Induk Mahasiswa
Rusmiyati
Bogor, 16 Februari 1978
Jl. Raya Bogor Palsigunung Rt 02/Rw 04 No: 11 Ke!.
Tugu Kee. Cimanggis Depok 16951
1961112226
Adalah mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam, telah melakukan penelitian dan wawancara di Madrasah Aliyah Nasy' atul
Khair Cimanggis Depok pada bulan Oktober - Januari 2000 dengan judul:
"KEPRIBADIAN GURU DAN KORELASINY A DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI MADRASAH ALIYAH NASY' ATUL KHAIR CIMANGGIS DEPOK".
Demikianlah surat keterangan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Depok, 18 Desember 2000
Kepala Sekolah