Upload
hanifahsa
View
6
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
aaaaa
Citation preview
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
KELOMPOK 12
HENY JUNITA 220110120011
SESI SEPTIANI 220110120023
HILAWATI 220110120035
DINDA PIRANTI 220110120047
AMALIA DEWI 220110120059
SUNDARI RAKHMAN 220110120071
MIRA RAHMAWATI 220110120083
RANDI FEBRIANA 220110120095
HANIFAH SHALIHAH 220110120107
SANTI MULYASARI 220110120119
RISVA ANTIKA 220110120131
HELDA FITRIA 220110120143
ANGGI WIDIASTUTI 220110120155
CITRA DWI LESTARI 220110120167
UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEPERAWATAN
JATINANGOR2014
KONSEP HALUSINASI
A. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa
ada rangsangan dari luar. (Miramis, 1998)
Halusinasi merupakan suatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu
persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu (Lubis,
1993)
B. Rentang Respon Halusinasi
Gambar : Rentang Responden Neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001)
C. Jenis-Jenis Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, 1998 membagi Halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu:
1. Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang.
Suara terbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang
jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap
antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami Halusinasi
pikiran yang terdengar perkataan bahkan pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2. Penglihatan
Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran, geometris,
gambar kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa
menyenangkan, menakutkan seperti monster.
3. Penghidung
Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidung
sering mengakibatkan stroke, tumor, kejang atau demensia.
4. Pengucapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
6. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7. Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Dalam terapi aktivitas kelompok ini, kami akan mengadakan terapi
khusus bagi pasien dengan gangguan persepsi halusinasi penglihatan.
D. Fase-Fase Halusinasi
Menurut Stuart dan Laraia, membagi fase Halusinasi dalam 4 fase yaitu:
1. Fase I
Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.
Karakteristik = Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,
kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk berfokus pada
pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali
bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kondisi kesadaran
jika ansietas dapat ditangani. (non psikotik)Tanda dan Gejala =
Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika
sedang asyik, diam dan asyik menyendiri.
2. Fase II
Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.
Karakteristik = Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau
klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil
jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin
mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri
dari orang lain. (Psikotik ringan)
Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom
dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan
dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan
pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
3. Fase III
Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa
Karakteristik = Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi
dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi
menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori
halusinasi berhenti (Psikotik)
Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih
diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian
hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas
mampu mematuhi perintah.
4. Fase IV
Conquering (Panik) atau umumnya menjadi melebur dalam
halusinasinya
Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien
mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari
beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik
berat)
Tanda dan Gejala = perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude
atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau
katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks, tidak
mampu berespon lebih dari satu orang.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI PRESEPSI
A. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi presepsi adalah terapi yang
menggunakan aktifitas mempresepsikan berbagai stimulus yang terkait
dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan presepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Klien mempunyai kemampuan mnyelesaikan masalah yang dipaparkan
padanya dengan tepat
b. Tujuan Khusus
- Klien dapat mempresepsikan stimulasi yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat
- Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul sesuai dengan
stimulus yang dialami
C. Kriteria Peserta TAK
a. Kriteria klien
Klien halusinasi yang sudah tenang
b. Proses seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria yaitu klien yang
mengalami atau mempunyai riwayat dengan halusinasi
2. Menentukan klien yang masuk kriteria berdasarkan informasi dari
klien sendiri atau perawat
3. Membuat kontrak dengan kesadaran klien untuk mengikuti
kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan
waktu.
D. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur :
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
2. Leader mampu memimpin acara.
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari peserta TAK mampu mengidentifikasi stimulus
yang diberikan.
E. Tata Tertib selama TAK
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
(TAK) berlangsung.
5. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum TAK berlangsung
6. Jika peserta ada yang hendak BAB-BAK dipersilahkan untuk ke toilet
dulu
7. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader.
8. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
9. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
10. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
F. Pengorganisasian
a. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2013
2. Waktu : 08.30 – 09.10 WIB
3. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (15 menit)
Terapi kelompok (20 menit)
Penutup (5 menit)
4. Tempat : Ruang Rajawali RSJ Cisarua Bandung
b. Nama peserta TAK dan susunan pelaksana
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 6 orang,
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta klien
cadangan adalah :
- Klien peserta TAK
1. Dinda
2. Citra
3. Sesi
4. Amal
5. Sundari
c. Susunan pelaksana
1. Leader : Randi Febriana
2. Co Leader : Heny Junita
3. Fasilitator 1 : Hanifah
4. Fasilitator 2 : Santi
5. Fasilitator 3 : Anggi
6. Fasilitator 4 : Hilawati
7. Fasilitator 5 : Helda
8. Observer 1 : Risva
9. Observer 2 : Mira
d. Tim Terapi
1. Leader
Uraian tugas :
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi kelompok
- Memimpin diskusi
2. Co-leader
Uraian tugas :
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Menggantikan leader jika terhalang tugas
3. Observer
Uraian tugas :
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
4. Fasilitator
Uraian tugas :
- Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
- Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e. Setting tempat
Keterangan:
= Leader
= Co-leader
= Observer
= Fasilitator
= Pasien
G. Pelaksanaan
a. Tujuan
Klien mampu mengungkapkan pendapat :
1. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat
2. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain
b. Seting
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
c. Alat
1. Beberapa gambar, yaitu : mobil, sepeda, telinga, mata, jeruk dan pisang
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
d. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
e. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
- Memilih klien sesuai indikasi yaitu pasien dengan halusinasi
- Membuat kontrak dengan klien
- Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis
- Perkenalan nama dan panggilan terapis
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi atau validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjelaskan aturan main, yaitu :
1) Melihat gambar yang ditetapkan selama 6 menit
2) Setiap klien mengenali gambar yang dipaparkan
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4) Bila ingin keluar kelompok klien harus seijin pemimpin
TAK
5) Lama kegiatan 40 menit
3. Tahap Kerja
a. Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang
b. Tunjukkan gambar kepada klien
c. Tanyakan pendapat seorang klien tentang gambar
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
e. Berikan pujian atau penghargaan atas kemampuan klien memberi
pendapat
f. Ulangi c,d,e sampai semua klien mendapat kesempatan
g. Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Memeberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif
b. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien melatih melihat gambar (TV, koran,
majalah dan alabum) dan mendiskusikannya pada orang lain.
- Membuat jadwal melihat gambar
H. Evaluasi dan dokumentasi
No. Nama KlienMemberi Pendapat terhadap Gambar
Memberi Tanggapan terhadap Pendapat
Klien Lain
Mengikuti Kegiatan sampai
Selesai1 Dinda
2 Citra
3 Sesi
4 Amalia
5 Sundari
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LP dan SP Tindakan Keperawatan. Penernit Salemba Medika. Jakarta
Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Buku Pernerbit Kedokteran EGC.
Panitia Pelatihan Nasional, PPNI dan PSIK FK Universitas Brawijaya. 2003. Pedoman Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Pelatihan Nasional Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa.
_______. 2003. Pedoman Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori. Pelatihan Nasional Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa.