18
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK KELOMPOK 12 HENY JUNITA 220110120011 SESI SEPTIANI 220110120023 HILAWATI 220110120035 DINDA PIRANTI 220110120047 AMALIA DEWI 220110120059 SUNDARI RAKHMAN 220110120071 MIRA RAHMAWATI 220110120083 RANDI FEBRIANA 220110120095 HANIFAH SHALIHAH 220110120107 SANTI MULYASARI 220110120119 RISVA ANTIKA 220110120131 HELDA FITRIA 220110120143 ANGGI WIDIASTUTI 220110120155 CITRA DWI LESTARI 220110120167

TAK Kel. 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaaaa

Citation preview

Page 1: TAK Kel. 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

KELOMPOK 12

HENY JUNITA 220110120011

SESI SEPTIANI 220110120023

HILAWATI 220110120035

DINDA PIRANTI 220110120047

AMALIA DEWI 220110120059

SUNDARI RAKHMAN 220110120071

MIRA RAHMAWATI 220110120083

RANDI FEBRIANA 220110120095

HANIFAH SHALIHAH 220110120107

SANTI MULYASARI 220110120119

RISVA ANTIKA 220110120131

HELDA FITRIA 220110120143

ANGGI WIDIASTUTI 220110120155

CITRA DWI LESTARI 220110120167

UNIVERSITAS PADJAJARANFAKULTAS KEPERAWATAN

JATINANGOR2014

Page 2: TAK Kel. 12

KONSEP HALUSINASI

A. Pengertian

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan

sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa

ada rangsangan dari luar. (Miramis, 1998)

Halusinasi merupakan suatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu

persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu (Lubis,

1993)

B. Rentang Respon Halusinasi

Gambar : Rentang Responden Neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001)

C. Jenis-Jenis Halusinasi

Menurut Stuart dan Laraia, 1998 membagi Halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu:

1. Pendengaran

Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang.

Suara terbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang

jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap

antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami Halusinasi

pikiran yang terdengar perkataan bahkan pasien disuruh untuk

melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.

Page 3: TAK Kel. 12

2. Penglihatan

Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambaran, geometris,

gambar kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan bisa

menyenangkan, menakutkan seperti monster.

3. Penghidung

Membau bau-bauan tertentu seperti bau-bauan darah, urine atau feses,

umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidung

sering mengakibatkan stroke, tumor, kejang atau demensia.

4. Pengucapan

Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.

5. Perabaan

Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan stimulus yang jelas. Rasa

tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

6. Cenesthetic

Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,

pencernaan makanan atau pembentukan urine.

7. Kinesthetic

Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

Dalam terapi aktivitas kelompok ini, kami akan mengadakan terapi

khusus bagi pasien dengan gangguan persepsi halusinasi penglihatan.

D. Fase-Fase Halusinasi

Menurut Stuart dan Laraia, membagi fase Halusinasi dalam 4 fase yaitu:

1. Fase I

Comforting (Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.

Karakteristik = Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas,

kesepian, rasa bersalah dan takut, dan mencoba untuk berfokus pada

pikiran menyenangkan untuk meredakan ansietas. Individu mengenali

bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kondisi kesadaran

jika ansietas dapat ditangani. (non psikotik)Tanda dan Gejala =

Page 4: TAK Kel. 12

Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa

suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika

sedang asyik, diam dan asyik menyendiri.

2. Fase II

Condemning (Ansietas berat) atau halusinasi menjijikkan.

Karakteristik = Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau

klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil

jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Klien mungkin

mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri

dari orang lain. (Psikotik ringan)

Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom

dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan

dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan

pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan

halusinasi dan realita.

3. Fase III

Controlling (Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa

Karakteristik = Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi

dan menyerahkan pada halusinasi tersebut. Isi halusinasi menjadi

menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sensori

halusinasi berhenti (Psikotik)

Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih

diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian

hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas

mampu mematuhi perintah.

4. Fase IV

Conquering (Panik) atau umumnya menjadi melebur dalam

halusinasinya

Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien

mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari

beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik

berat)

Page 5: TAK Kel. 12

Tanda dan Gejala = perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude

atau nomiede aktifitas perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau

katatonia, tidak mampu berespon terhadap perintah kompleks, tidak

mampu berespon lebih dari satu orang.

Page 6: TAK Kel. 12

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULASI PRESEPSI

A. Pengertian

Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi presepsi adalah terapi yang

menggunakan aktifitas mempresepsikan berbagai stimulus yang terkait

dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam

kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan presepsi atau

alternatif penyelesaian masalah.

B. Tujuan

a. Tujuan umum

Klien mempunyai kemampuan mnyelesaikan masalah yang dipaparkan

padanya dengan tepat

b. Tujuan Khusus

- Klien dapat mempresepsikan stimulasi yang dipaparkan kepadanya

dengan tepat

- Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul sesuai dengan

stimulus yang dialami

C. Kriteria Peserta TAK

a. Kriteria klien

Klien halusinasi yang sudah tenang

b. Proses seleksi

1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria yaitu klien yang

mengalami atau mempunyai riwayat dengan halusinasi

2. Menentukan klien yang masuk kriteria berdasarkan informasi dari

klien sendiri atau perawat

3. Membuat kontrak dengan kesadaran klien untuk mengikuti

kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan

waktu.

Page 7: TAK Kel. 12

D. Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur :

1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana

mestinya.

b. Evaluasi Proses

1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga

akhir.

2. Leader mampu memimpin acara.

3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan

bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.

6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c. Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari peserta TAK mampu mengidentifikasi stimulus

yang diberikan.

E. Tata Tertib selama TAK

1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

4. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan

(TAK) berlangsung.

5. Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum TAK berlangsung

Page 8: TAK Kel. 12

6. Jika peserta ada yang hendak BAB-BAK dipersilahkan untuk ke toilet

dulu

7. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat

tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh leader.

8. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

9. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

10. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum

selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk

memperpanjang waktu TAK kepada anggota.

F. Pengorganisasian

a. Pelaksanaan

1. Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2013

2. Waktu : 08.30 – 09.10 WIB

3. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (15 menit)

Terapi kelompok (20 menit)

Penutup (5 menit)

4. Tempat : Ruang Rajawali RSJ Cisarua Bandung

b. Nama peserta TAK dan susunan pelaksana

Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 6 orang,

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta klien

cadangan adalah :

- Klien peserta TAK

1. Dinda

2. Citra

3. Sesi

4. Amal

5. Sundari

Page 9: TAK Kel. 12

c. Susunan pelaksana

1. Leader : Randi Febriana

2. Co Leader : Heny Junita

3. Fasilitator 1 : Hanifah

4. Fasilitator 2 : Santi

5. Fasilitator 3 : Anggi

6. Fasilitator 4 : Hilawati

7. Fasilitator 5 : Helda

8. Observer 1 : Risva

9. Observer 2 : Mira

d. Tim Terapi

1. Leader

Uraian tugas :

- Mengkoordinasi seluruh kegiatan

- Memimpin jalannya terapi kelompok

- Memimpin diskusi

2. Co-leader

Uraian tugas :

- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

- Membantu memimpin jalannya kegiatan

- Menggantikan leader jika terhalang tugas

3. Observer

Uraian tugas :

- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan

waktu, tempat dan jalannya acara

- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota

kelompok denga evaluasi kelompok

Page 10: TAK Kel. 12

4. Fasilitator

Uraian tugas :

- Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

- Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk

melaksanakan kegiatan

- Membimbing kelompok selama permainan diskusi

e. Setting tempat

Keterangan:

= Leader

= Co-leader

= Observer

= Fasilitator

= Pasien

G. Pelaksanaan

a. Tujuan

Klien mampu mengungkapkan pendapat :

1. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat

2. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain

b. Seting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

Page 11: TAK Kel. 12

c. Alat

1. Beberapa gambar, yaitu : mobil, sepeda, telinga, mata, jeruk dan pisang

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

d. Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

e. Langkah-langkah Kegiatan

1. Persiapan

- Memilih klien sesuai indikasi yaitu pasien dengan halusinasi

- Membuat kontrak dengan klien

- Menyiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

- Salam dari terapis

- Perkenalan nama dan panggilan terapis

- Menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Evaluasi atau validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

- Menjelaskan tujuan kegiatan

- Menjelaskan aturan main, yaitu :

1) Melihat gambar yang ditetapkan selama 6 menit

2) Setiap klien mengenali gambar yang dipaparkan

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

4) Bila ingin keluar kelompok klien harus seijin pemimpin

TAK

5) Lama kegiatan 40 menit

3. Tahap Kerja

a. Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang

Page 12: TAK Kel. 12

b. Tunjukkan gambar kepada klien

c. Tanyakan pendapat seorang klien tentang gambar

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya

e. Berikan pujian atau penghargaan atas kemampuan klien memberi

pendapat

f. Ulangi c,d,e sampai semua klien mendapat kesempatan

g. Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Memeberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien

yang positif

b. Tindak lanjut

- Menganjurkan klien melatih melihat gambar (TV, koran,

majalah dan alabum) dan mendiskusikannya pada orang lain.

- Membuat jadwal melihat gambar

H. Evaluasi dan dokumentasi

No. Nama KlienMemberi Pendapat terhadap Gambar

Memberi Tanggapan terhadap Pendapat

Klien Lain

Mengikuti Kegiatan sampai

Selesai1 Dinda

2 Citra

3 Sesi

4 Amalia

5 Sundari

Page 13: TAK Kel. 12

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LP dan SP Tindakan Keperawatan. Penernit Salemba Medika. Jakarta

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Buku Pernerbit Kedokteran EGC.

Panitia Pelatihan Nasional, PPNI dan PSIK FK Universitas Brawijaya. 2003. Pedoman Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Pelatihan Nasional Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa.

_______. 2003. Pedoman Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori. Pelatihan Nasional Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa.